UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN MEDAN TIMUR
SKRIPSI
OLEH
WILLY S.J. RUMAHORBO NIM : 040523021
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................................
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
i
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................
4
1.3. Hipotesis ..................................................................................
4
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Teori Permintaan...............................................................................
6
2.3. Pergeseran Pada Kurva Permintaan........................................................................
14
2.2. Hukum Permintaan .......................................................................................................
2.4. Elastisitas Permintaan..................................................................................................
16
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ................................................
25
2.5.Titik Keseimbangan (Equilibrium) ............................................................................ 2.7. Kerangka Perfikir...........................................................................................................
BAB III
13
19 28
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
29
3.2. Populasi dan Sampel .................................................................
29
3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
30
3.4. Model Analisis …………………………….. ............................
30
3.5. Definisi Operasional…………………………….. ....................
31
3.6. Metode Analisis ……………………………. . ..........................
31
3.7. Test Goodness of Fit ……………………………. . ...................
32
3.8. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .............................................
32
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
BAB IV
DESKRIPSI DATA 4.1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi ..........................................
36
4.2. Gambaran Umum Kecamatan Medan Timur .............................
37
4.3. Jumlah Keluarga dalam Rumah Tangga ....................................
38
4.4. Tingkat Pendidikan Responden ……………………….. ...........
43
4.5. Jumlah Tanggungan Responden…………….. ........................
44
4 6. Tingkat Pendapatan Responden.................................................
45
4 7. Tingkat Harga Air .....................................................................
45
4 8. Penggunaan Air Bersih .............................................................
46
4 9. Pendapat Pelanggan Air Bersih .................................................
47
BAB V ANALISA DATA 5.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penggunaan Air Bersih .......
49
5 2. Analisis Koeffisien Determinasi ................................................
50
5 3. Uji t-Statistik ............................................................................
51
5 4. Uji F Statistik ............................................................................
51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan................................................................................
52
6.2. Saran .........................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
ABSTRAC WILLY S.J. RUMAHORBO 040523021 ANALYSIS FACTORS AFFECTING DEMAND WATER IN KECAMATAN MEDAN EAST
Demand for water is influenced by several factors, such as price, number of clean water and income. PDAM Tirtanadi must consider sources of debit of the water to keep the community can meet the demand akan water. Factors that are considered as causes of increased water demand in the Kecamatan Medan Timur must always be guarded and monitored to avoid the occurrence of water crisis in the Kecamatan Medan Timur. To find out the number of konfrehensif price, number of users, and income level affect consumer demand for clean water community. To obtain data in this essay, the author using the questionnaire instrument to obtain data. To analyze the data they use quantitative analysis using the regression formula linier berganda Results Based on the discussion of the mind that the results obtained regression equation: Y = 135.724 + 0.667 X1 - 0,549 X2 + 0.292 X3. Retrieved price that the water level of income and significant demand for clean water, which is managed by PDAM Tirtanadi, but not significant effect on water users. Based on the F test with degrees significance α = 0.05, the Ha and Ho received a rejected show the significant influence that the price of water supply, water users and the level of income together affect water demand in the Kecamatan Medan Timur. Similarly, the analysis that determinasi obtained 81.20% explained by all independent variables and equal to 18.80 per cent explained by other factors outside the model. Keywords: Price, User water, income and Water Demand
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam RPJM I Tahun 2005-2009 ditegaskan bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyara adil dan makmur yang merata material dan spiritual sebagai penjabaran dari tujuan pemerintahan negara yang tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila. Begitupun member makna bhawa pembangunan mengutamakan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat itu sendiri dapat menikmati hasil pembangunan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan pada berbagai sektor hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan (kemakmuran masyarakat secara menyeluruh) sehingga proses perobahan struktur perekonomian, perluasan kesempatan kerja dan pengurangan tingkat kemiskinan merupakan sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai. Dengan demikian
pelaksanaan pembangunan
sekaligus harus menjamin pembagian yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa keadilan, dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. Ha ini berarti pula bahwa pembangunan tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi, melainkan sekaligus mampu untuk mencegah jurang pemisah yang makin melebar antara masyarakat kaya dan yang miskin. PDAM Tirtanadi Medan dalam keberadaannya menyediakan air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak, apakah rumah tangga, perusahaan dan bahkan pemerintah. Air bersih yang ditawarkan kepada para konsumen dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti : minum, masak, mandi dan sebagainya sehingga dalam perkembangannya menunnjukkan kenaikan yang prorsional dengan kenaikan jumlah penduduk sekaligus rumah tangga. Antisipasi terhadap kebutuhan permintaan air bersih yang meningkat maka pihak PDAM Tirtanadi telah melakukan berbagai upaya sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi. Kerangka kebijakan air bersih di Indonesia mengacu pada pengembangan air bersih wilayah perkotaan dengan bertumpu kepada investasi. Pendekatan investasi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor: (a) karakteristik air baku, yang memperhatikan jenis sumber air, kuantitas dan kualitas, serta debit andalan; (b) kebijakan pemerintah, yang memfokuskan kepada penataan ruang, pertumbuhan ekonomi dan investasi, dan demografi; dan (c) teknologi produksi, yang mempertimbangkan efisiensi ekonomi, distribusi, dan cakupan pelayanan. Secara teknis dan operasional, hal tersebut
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
diimplementasikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sebagai lembaga ekonomi penyedia air bersih. Permintaan akan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum untuk wilayah Kecamatan Medan Timur semakin lama semakin meningkat sehingga perusahaan sebagai instansi penyedia air bersih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Medan Timur. Selain sektor rumah tangga, permintaan air bersih juga berasal dari sektorsektor industri dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan operasional usahanya. Pihak Tirtanadi harus mampu mengatur dan menjaga kesinambungannya sebagai penyedia air bersih dari waktu ke waktu. Ada banyak faktor yang mendorong masyarakat baik rumah tangga ataupun industri-industri atas permintaan air bersih yang harus dipantau oleh pihak Tirtanadi sebagai penyuplai air bersih. Air bersih yang disalurkan oleh PDAM Tirtanadi ke semua saluran-saluran pemakai air bersih dikontrol dengan adanya pemasangan meteran penghitung pemakaian air bersih di setiap rumah-rumah ataupun industri-industri. Jumlah pemakaian air bersih setiap waktunya akan tereatat dan akan dikenakan biaya oleh pihak PDAM Tirtanadi sebagai ganti rugi atas total pemakaian air bersih yang telah dinikmati oleh masyarakat Kecamatan Medan Timur. Kecamatan Medan Timur merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Medan dengan penduduk sebanyak 75.154 orang dengan luas 5,33 KM atau 2,01% dari luas seluruh kota Medan, dimana masyarakat yang mendapatkan pelayanan atau sebagai pelanggan air bersih tahun 2006 sebanyak 25.161 keluarga sedangkan sebagai pelanggan sebanyak 10.422 pelanggan atau sebesar 96% dari penduduk Kecamatan Medan Timur (Medan Dalam Angka 2007). PDAM Tirtanadi harus memperhatikan sumber-sumber debet air bersih yang dimiliki untuk tetap dapat memenuhi permintaan masyarakat akan air bersih. Faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab meningkatnya permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur harus senantiasa dijaga dan dipantau untuk menghindari terjadinya krisis air bersih di Kecamatan Medan Timur. Sejalan dengan keterangan di atas, maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul :“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur”. Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur? Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur?.
1.3 Hipotesa Teori empirik sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007:124) sebagai berikut : Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dewngan menggunakan data empiris dari hasil penelitian. Berdasarkan observasi/penelitian pendahuluan di lapangan, maka penulis membuat suatu hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah ada pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
2.
Apakah ada pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh harga air terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
2.
Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan air bersih di Kecamatan Medan Timur.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya terutama yang meneliti masalah permintaan Air Minum di Kecamatan Medan Timur.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi daerah Medan dalam menentukan mengetahui faktor yang mempengaruhi permintaan Air Minum di Kecamatan Medan Timur.
3.
Sebagai referensi bagi semua pihak.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Teori Permintaan Pada dasarnya permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. (Suherman Rosyidi, tahun 1995:239). Sedangkan menurut Vincent Gaspersz, permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. (Vincent Gaspersz, tahun 1996:13). Permintaan suatu barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (Vincent Gaspersz, tahun 1996:18) : Harga dari barang atau jasa itu (the price of good) Pendapatan konsumen (the consumers income) Harga diri barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods or services)
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan harga barang atau jasa, tingkat pendapatan, dan ketersediaan dari barang atau jasa itu dimasa mendatang (consumer expectations with respect to future prise levels, income levels, and product availability) Selera konsumen (the taste of consumers) Banyaknya konsumen potensial (the number of potensial consumersi) Pengeluaran iklan (advertising expenditure) Atribut atau features dari produk itu (features or atributes of product) Faktor-faktor spesifik lainnya yang berkaitan 6dengan permintaan terhadap produk (other demand related factorers specific to producti) Jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga/konsumen disebut jumlah yang diminta ((quntity demand) untuk komoditi tersebut. Konsep dasar dari fungsi permintaan untuk suatu barang atau jasa dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas yang diminta dan sekumpulan variabel sfesifik yang mempengaruhi permintaan dari barang atau jasa itu. Dalam bentuk model matematik konsep permintaan untuk suatu barang atau jasa dinotasikan sebagai berikut (Vincent Gaspersz, tahun 1995:18) : Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, A, F, O) Dimana : Qdx
= Kuantitas permintaan barang atau jasa X
f
= Notasi fungsi yang berarti dari atau tergantung pada
Px
= Harga dari barang atau jasa X
I
= Pendapatan konsumen
Pr
= Harga dari barang lain yang berkaitan
Pe
= Ekspektasi konsumen terhadap tingkat pendapatannya di masa mendatang
Ie
= Ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan barang atau jasa X di masa mendatang
Pae
= Ekspektasi konsumen terhadap harga barang atau jasa X di masa mendatang
T
= Selera konsumen
N
= Banyaknya konsumen potensial
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
A
= Pengeluaran iklan
F
= Features atau atribut dari barang atau jasa itu
O
= faktor-faktor spesifik yang berkaitan dengan permintaan terhadap barang atau jasa itu Kita tidak dapat memahami pengaruh setiap variabel di atas secara terpisah jika kita ingin
mengetahui apa yang terjadi manakala segalanya berubah pada waktu yang sesuai. Maka dari itu kita hanya mempelajari pengaruh variabel-variabel tersebut satu demi satu pada saat tertentu. Untuk maksud ini kita mempertahankan semua variabel konstan kecuali satu variabel yang kita pelajari pengaruhnya. Kemudian kita biarkan satu variabel ini berubah dan mempelajari bagaimana pengaruhnya terhadap kuantitas yang diminta. Dengan cara yang sama kita dapat mempelajari semua variabel lainnya dan dengan demikian kita dapat memahami tingkat kepentingan masing-masing variabel. Sekali pekerjaan ini dilakukan, kita dapat menyangkut kembali pengaruh variabel-variabel secara sendiri-sendiri untuk mengetahui apa yang akan terjadi jika beberapa hal berubah pada saat yang sama, seperti yang sering terjadi pada prakteknya. Mempertahankan konstan semua variabel yang ada pengaruhnya sering kali diungkapkan dengan istilah ceteris paribus. Kalau dikatakan pengaruh harga mobil terhadap jumlah mobil yang diminta ceteris paribus, ini dimaksudkan bahwa perubahan harga mobil mempengaruhi jumlah mobil yang diminta jika semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan mobil tidak berubah. Secara konseptual untuk keperluan analisis permintaan produk, biasanya variabelvariabel yang mempengaruhi permintaan suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu : 1.
Variabel harga jual dari produk itu sendiri (P)
2.
Semua variabel lain diluar variabel harga jual produk itu (I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, N, A, F, O) yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan (demand determinants). Perlu ditekankan disini bahwa setiap produk (barang atau jasa) memiliki sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan dan sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan produk itu dengan cara yang mungkin unik untuk setiap item sfesifik. Dalam ilmu ekonomi hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk dan kuantitas
permintaan produk untuk suatu periode waktu tertentu, sementara semua variabel penentu Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
permintaan terhadap produk dibuat konstan, disebut sebagai permintaan saja. Dengan demikian secara konseptual, fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel, grafik, atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan antara kuantitas permintaan produk dan harga jual dari produk itu, sementara variabel-variabel lain yang dikategorikan sebagai variabel penentu dibuat konstan (ceteris paribus). Suatu fungsi permintaan yang dipergunakan dalam analisis permintaan yang dinyatakan secara umum dalam model matematik berikut : Qdx = f (Px, I, Pr, Pe, Ie, Pae, T,N, A, F, O) = f (Px) Tanda garis ( ) dalam fungsi di atas menunjukkan bahwa semua variabel setelah garis tegak itu dibuat atau dianggap konstan (ceteris paribus). Analisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini disebut sebagai skedul permintaan (demand schedule), sedangkan apabila ditunjukkan dalam grafik, analisis ini disebut sebagai kurva permintaan (demand curve). Tabel II.1 Demand Schedule Harga
(P)
A. 5 B 4 C 3 D 4 E 1 Vincent Gaspersz, 1996:20
Jumlah yang Diminta (Q) 9 10 12 15 20
Hasil Total R=PxQ 45 40 36 30 20
Gambar II.1 Kurva Permintaan
Harga A
5
B
4
C
3 2
D E
1
Kurva permintaan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
0
9
10
12
Vincent Gaspersz, 1996, hal.20
15
20
Jumlah yang diminta
Gambar II.2
D
A
Harga
H1
B
H2
B
Dengan demikian skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel yang D dengan kuantitas menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk yang bersesuaian permintaan produk itu. Sedanhkan kurva permintaan dapat didefenisikan sebagai suatu grafik yang Q1 Q2 apabila semua variabel menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (ceteris paribusi). Menurut pendapat ahli-ahli 0 ekonomi klasik dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga penuh akan selalu tercapai. Menurut Sadono Sukirno (2002:91) menjelaskan mekanisme Jumlah Permintaan pasar : : Sadono kepada Sukirno keyakinan (2002, hal.27) PandanganSumber ini didasarkan bahwa di dalam perekonomian tidak pernah terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu wujud permintaan atas barang-barang itu. maka di dalam perekonomian pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan.
Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say (Sadono Sukirno, 2002:91), seorang ahli ekonomi klasik bangsa Perancis. Ia mengatakan : “Penawaran menciptakan sendiri permintaan atasnya” atau “Supply creates its own demand”. Menurut pendapatanya dalam setiap perekonomian jarang sekali masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi, adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik di sektor-sektor dimana permintaan ke atas produksi mereka sangat berlebihan. Berdasarkan kepada pandangan yang seperti ini ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa di dalam suatu perekonomian sering sekali wujud keadaan dimana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan tenaga penuh akan akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan atas barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besarnya. Oleh karenanya kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
2.2. Hukum Permintaan Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatan mereka, cita rasa masyarakat, dan tingkat harga. Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas sesuatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tidak mengalami perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga sesuatu barang dengan jumlah permintaan atas barang tersebut dinamakan hukum permintaan. Menurut Sadono Sukirno (2002:28) “Hukum tersebut menyatakan bahwa apabila harga sesuatu barang tinggi maka jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang tersebut rendah maka jumlah yang diminta banyak”.. Menurut Michael P. Todaro (1995:243) “Pasar produk atau pasar keluaran adalah pasar dimana barang dan jasa dipertukarkan”. Hukum permintaannya pada dasarnya menjelaskan sifat perkaitan di antara permintaan suatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan hipotesa yang menyatakan makin rendah harga suatu barang semakin banyak permintaan akan barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit atau rendah permintaan ke atas barang tersebut. Sedangkan menurut Bilas, secara sederhana menyatakan hukum permintaan sebagai berikut : “Kuantitas (jumlah) yang akan dibeli per unit (waktu) menjadi lebih besar apabila harga, ceteris paribus (keadaan lain tetap), semakin rendah “(A. Richard Bilas, tahun 1993:9). Hal ini dapat dilihat seperti gambar berikut ini : Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Gambar II.3 Kurva Permintaan R
D 0 Q/t
Menurut Ari Sudarman, prinsip dari hukum permintaan (law of demand) adalah “Jumlah barag yang diminta konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan harga, dengan anggapan penghasilan dan harga nominal barang-barang lain tetap. Sedangkan menurut Winardi, “Bilamana harga suatu benda dianaikkan maka jumlah benda itu diminta akan berkurang “(DR. Winardi, SE. Tahun 1998:196)
2.3. Pergeseran Pada Kurva Permintaan Skedul permintaan disusun dan kurva permintaan diplot dengan asumsi ceteris paribus. Tetapi apa yang akan terjadi kalau faktor lainnya berubah yang sebenarnya memang akan selalu tejadi. Misalnya, bagaimana kalau para individu/konsumen memperoleh tambahan pendapatan?. Jika mereka membelanjakan tambahan pendapatannya itu, mereka akan membeli tambahan kuantitas untuk berbagai komoditi, walaupun harga-harga komoditi itu tidak berubah. Tetapi jika para konsumen/individu itu meningkatkan pembelian mereka di satu komoditi yang mana saja dan harganya tidak berubah, pembeliannya tidak dapat dinyatakan pada kurva
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
A’
permintaan yang semula. Pembelian itu harus dinyatakan pada kurva permintaan yang baru, yang letaknya bergeser ke kanan dari kurva lama.
Gambar II.4 Pergeseran Pada Kurva Permintaan Kurva permintaan digambar dengan asumsi bahwa setiap faktor kecuali harga komoditi itu sendiri dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru. (Richard G. Lipsey, tahun 1993: 64). Setiap satu titik pada kurva permintaan merupakan suatu jumlah sfesifik yang dibeli pada suatu harga tertentu. Jadi titik itu merupakan kuantitas tertentu yang diminta. Suatu perpindahan sepanjang kurva permintaan dimaksudkan sebagai suatu perubahan dalam jumlah kuantitas yang diminta. Gerakan sepanjang kurva permintaan terjadi apabila harga barang yang diminta naik menyebabkan permintaan akan barang tersebut mengalami penurunan, sedang faktor lain yang mempengaruhi tetap seperti dalam gambar :
P
A
B
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan C Timur, 2009.
Q
Gambar II.5 Gerakan Sepanjang Kurva
2.4. Elastisitas Permintaan Salah satu karakteristik penting dari kurva permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan ini disebut elstisitas. Ada beberapa konsep elastiasitas yang berhubungan dengan permintaan (Boediono, tahun 1985:45) : 1.
Elastisitas harga, yaitu persentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh peruubahan harga barang tersebut dengan satu persen, atau secara umum : % perubahan jumlah yang diminta Eh = % perubahan harga barang tersebut Bila Eh > 1 dikatakan bahwa permintaan elastis Bila Eh < 1 dikatakan bahwa permintaan inelastis Bila Eh = 1 disebut elastisitas tunggal (unitary elasticity)
2.
Elastisitas (harga) silang, yaitu persentase perubahan jumlah yang diminta akan sesuatu barang yang akan diakibatkan oleh perusahaan, oleh perubahan harga barang lain (yang mempunyai hubungan) dengan satu persen, atau secara umum : % perubahan jumlah barang X yang diminta Es = % perubahan harga barang Y Bila hubungan anatar X dan Y adalah substitusi, biasanya Es adalah positif. Kenaikan harga
barang Y berakibat berkurangnya permintaan akan barang Y dan bertambahnya (karena proses substitusi Y dengan X) permintaan barang X. Bila hubungan antara X dengan Y adalah komplementer, biasanya Es adalah negatif.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
3.
Elastisitas Pendapatan, yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan (income) riil konsumen dengan satu persen atau : % perubahan permintaan akan barang X Ep = % perubahan pendapatan riil konsumen
Untuk barang normal Ep positif dan untuk barang inferior Ep negatif, barang-barang kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep < 1 sedangka untuk barang-barang yang tidak pokok (misalnya barang-barang mewah) Ep > 1. Secara umum hubungan antara elastisitas dengan perubahan harga dapat disarikan sebagai berikut : (Lipsey, Steiner, Purvis, Tahun 1993:69) : 1.
Jika permintaan bersifa elastis, penurunan harga meningkatkan penerimaan total dan kenaikan harga menurunkan penerimaan.
2.
Jika permintaan bersifat inelastis, penurunan harga menurunkan penerimaan total dan kenaikan harga akan meningkatkan penerimaan.
3.
Jika elastisitas permintaan adalah satu, kenaikan atau penurunan harga tidak mempengaruhi penerimaan total.
Beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan (Vinent Gaspenrsz, tahun 1996:17) : Banyaknya produk substitusi yang tersedia di pasar pada tingkat harga kompetitif, dimana semakin banyak produk substitusi yang tersedia di pasar akan menyebabkan elastisitas permintaan suatu produk tertentu semakin elastis. Dalam situasi ini apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1% pada suatu produk tertentu, kuantitas produk yang diminta akan berkurang lebih dari 1%, karena konsumen akan mengganti penggunaan produk itu dengan produk substitusi. Penyesuaian periode waktu, di mana secara umum elastisitas permintaan untuk suatu produk tertentu cenderung menjadi elastis dalam jangka penjang dibandingkan dengan dalam jangka pendek. Apabila periode waktu bertambah panjang akan memberikan kesempatan lebih besar kepada produk-produk substituasi untuk memasuki pasar dan ketertinggalan waktu dari konsumen dalam menanggapi perubahan harga produk itu. dalam siatuasi ini sering tampak bahwa dampak kenaikan harga suatu produk tertentu tidak langsung terlihat dalam jangka pendek, tetapi baru akan terlihat setelah suatu periode waktu tertentu yang lebih panjang. Katakanlah setelah enam bulan, satu tahun dan lain-lain, sementara pada saat Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
pengaruh kenaikan harga dan produk itu terlihat, setelah bermunculan produkproduk substitusi baru di pasar. Masa pakai dari produk, dimana semakin lama masa pakai suatu produk tertentu akan memberikan kemungkinan penundaan pembelian produk itu oleh konsumen untuk keperluan penggantian, hal ini menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk yang bermasa pakai lama akan semakin elastis. Derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk, di mana semakin tinggi derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap produk tertentu, elastisitas permintaan dari produk itu semakin menjadi elastis. Dalam situasi ini sering tampak bahwa elastisitas permintaan untuk produk-produk yang memenuhi kebutuhan primer (seperti : mobil, telepon gemgam, komputer dan lain-lain) yang ada pada umumnya lebih elastis. Derajat kejenuhan pasar dari produk, dimana semakin tinggi derajat kejenuhan pasar bagi suatu produk tertentu, elastisitas permintaan terhadap produk itu menjadi semakin inelastis. Dalam situasi ini, meskipun harga diturunkan, tetapi karena pasar dari produk telah jenuh, maka tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap produk itu. Range penggunaan dari produk, dimana semakin lebar atau semakin luas range penggunaan dari suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu akan menjadi semakin elastis. Penggunaan yang semakin luas dari suatu produk tertentu (seperti : kertas, plastik, aluminium, kaca dan lain-lain), akan memberikan peluang munculnya beragam produk sejenis yang dijual di pasar, sehingga kenaikan harga pada produk tertentu dapat disubstitusi oleh konsumen dengan produk-produk alternatif. Persentase anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu semakin elastis. Produkproduk yang mahal (seperti : berlian, pakaian, mahal, mobil dan lain-lain), yang pembeliannya menuntut anggaran besar dari konsumen pada umumnya memiliki elastisitas permintaan yang bersifat elastis.
2.5. Titik Keseimbangan (Equilibrium) Untuk menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar perlulah secara serentak dianalisa keadaan permintaan dan penawaran dalam pasar. Hal itu ditunjukkan dalam gambar II.6. seperti telah diterangkan sebelum ini kurva DD adalah kurva permintaan, dan kurva SS adalah kurva penawaran. Kedua-dua kurva itu berpotongan pada titik K, dan berpotongan itu berarti bahwa para penjual dan para pembeli telah mencapai persesuaian mengenai jumlah barang yang akan diperjualbelikan yaitu sebesar Q – dan harga dari setiap satuan barang tersebut yaitu sebesar H. Titik K dinamakan titik keseimbangan dan H dinamakan harga keseimbangan. Ia dinamakan demikian karena karena selama permintaan atau penawaran tidak mengalami perubahan, H merupakan harga yang stabil dan tidak mengalami perubahan.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Keadaan yang terjadi di pasar adalah sangat berbeda dengan yang baru diterangkan apabila harga lebih rendah atau lebih tinggi daripada H. pada harga yang lebih tinggi jumlah barang yang ditawarkan para pengusaha telah lebih besar daripada yang diminta para pembeli, dan kelebihan penawaran ini akan menurunkan tingkat harga. Sebaliknya, apabila harga lebih rendah daripada H, penawaran adalah lebih kecil daripada permintaan, dan kekurangan penawaran ini akan menaikkan tingkat harga. Hanya pada titik K, yaitu pada keadaan dimana penawaran sama dengan permintaan, tidak terdapat kecenderungan kenaikan atau penurunan harga. Paul A. Samuelson dan Nardhous (1997:73) amenjelaskan tentang timbulnya equilibrium sebagai berikut :
Masalah ini menimbulkan kerumitan pada istilah “keseimbangan” (equilibrium). Mungkin kita menjawab pernyataan itu sebagai berikut : Memang Anda benar bahwa jumlah yang dibeli harus sama dengan jumlah yang dijual. Namun kita mencari keseimbangan pasar, yaitu ketika penawaran dan permintaan berada dalam keadaan seimbang. Pada harga berapa, kuantitas yang ingin dibeli konsumen tepat sama dengan jumlah yang tersedia ditawarkan oleh produsen? Hanya pada harga tersebut pembeli dan pejual akan merasa puas dengan keputusan, dan hanya pada keseimbangan itulah tidak ada kecenderungan harga untuk naik dan turun.
Gambar II.6 Akibat dari Pertambahan Penawaran D
S
K
H
K1
Harga
H S
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
D
S1 O
Q
Q1
Apabila keseimbangan harga telah tercapai, tingkat harga baru hanya akan mengalami perubahan apabila permintaan dan/atau penawaran mengalami perubahan pada setiap tingkat harga. Ini berarti kurva DD dan kurva SS berpindah dari letaknya perubahan yang semula. Perubahan dalam permintaan antara lain disebabkan oleh perubahan dalam cita rasa, perubahan dalam pendapatan, dan penemuan barang-barang baru.
Gambar II.7 Akibat dari Pertambahan Permintaan
D1
S
H
K1
H
K
K1
Harga
D1
S
O
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Q1 Air Bersih Di Kecamatan Medan Q Timur, 2009.
Jumlah yang diperjual belikan Sumber : Karl E. Case dan Ray C. Fair (2002:99)
Sejauh ini kita sudah mengidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi jumlah yang diminta rumah tangga dan jumlah yang ditawarkan perusahaan dalam pasar produk (keluaran). Pembahasan telah menekankan peran harga pasar sebagai determinan atau penentu, baik atas kuantitas permintaan maupun atas kuantitas penawaran. Sekarang kita siap untuk melihat bagaimana penawaran dan permintaan di pasar berinteraksi untuk menentukan harga pasar final. Kita telah sangat cermat dalam pembahasan kita sejauh itu dengan memisahkan keputusan rumah tangga tentang berapa banyak yang harus diminta, dari keputusan perusahaan tentang berapa banyak yang harus ditawarkan. Akan tetapi, bekerjanya pasar jelas tergantung pada interaksi antara penawar dan peminta. Menurut Paul A. Samuelson dan Nardhous (1997:72) Pada saat kapan pun, salah satu dari tiga kondisi ini berlaku dalam setiap pasar : 1. 2. 3.
Kuantitas yang diminta melebihi kuantitas yang ditawarkan pada harga saat ini, situasi itu disebut kelebihan permintaan. Kuantitas yang ditawarkan melebihi kuantitas yang diminta pada harga saat ini, situasi itu disebut kelebihan penawaran. Kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuatitas yang diminta pada harga saat ini, situasi itu dsebut keseimbangan (equilibrium). Pada equilibrium tidak ada kecenderungan.
Harga kedelai per gantang
S 2,50
Titik equilibrium
1,75 Kelebihan permintaan = kekurangan barang
0
25.000
D
35.000 50.000
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Gantang kedelai
Sedangkan perubahan dalam penawaran terutama disebabkan oleh perubahan dalam biaya produksi dan kemajuan dalam teknologi. Gambar di atas ditunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh perpindahan kurva penawaran ke atas tingkat harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Pada mulanya keseimbangan dicapai pada K, dan tingkat harga adalah H dan jumlah barang yang diperjualbelikan Q. sesudah itu kurva penawaran berpindah dari SS menjadi S1S1. perubahan itu menyebabkan keseimbangan yang baru dicapai pada K1, dan berarti sekarang tingkat harga adalah H1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q1. Keadaan yang baru diterangkan ini menunjukkan bahwa apabila penawaran bertambah (kurva penawaran berpindah ke kanan) maka harga akan turun dan jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah. Sudah tentu sebaliknya pula, apabila penawaran berkurang (kurva penawaran berpindah ke kiri), maka harga akan naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang. Akibat dari pertambahan permintaan kepada tingkat harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan ditunjukkan dalam gambar II.5. titik K menunjukkan tingkat keseimbangan yang pada mulanya berlaku. Sesudah itu kurva permintaan berpindah dari DD menjadi D1D1, sehingga sekarang titik keseimbangan berpindah ke K1. ini berarti tingkat harga yang baru adalah H1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q1. jelas kelihatan bahwa apabila permintaan bertambah (kurva permintaan berpindah ke kanan), maka harga akan naik dan jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah. Atau sebaliknya, apabila permintaan berkurang (kurva permintaan berpindah ke kiri), maka harga akan turun dan jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah sedikit.
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Menurut Karl E Case dan Ray C. Fair (2002:85) dari banyak faktor yang mungkin mempengaruhi permintaan rumah tangga terhadap produk tertentu, kita hanya mempertimbangkan hanya harga produk itu sendiri. Ada faktor penentu lain, yakni pendapatan dan kekayaan rumah tangga, harga barang dan jasa lain, selera dan kesukaan, serta harapan. - Pendapatan dan Kekayanaan - Harga barang lain - Selera dan Kelebihsukaan - Harapan Penjelasan dari kutipan di atas dapat diketahui sebagai berikut : 1.
Pendapatan dan Kekayanaan Sebelum berlanjut, kita perlu mendefinisikan dua istrilah yang sering dikacaukan,
pendapatan dan kekayaan. Pendapatan rumah tangga adalah jumlah semua upah, gaji, laba, dan pembayaran bunga, sewa, serta bentuk-bentuk perolehan lain yang diterima rumah tangga dalam peirde waktu tertentu. Dengan demikian pendapatan adalah ukuran arus, kita harus menspesifikasikan periode waktunya pendapatan per bulan atau per tahun. Anda dapat menghabiskan atau mengkonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari pendapatan Anda dalam satu periode tertentu. Jika Anda mengkonsumsi lebih sedikit dari pendapatan Anda, Anda menghemat, jumlah yang Anda hemat itu menambah kekayaan Anda. Tabungan adalah arus yang mempengaruhi sediaan kekayaan. Bila Anda membelanjakan lebih dari pendapatan Anda, Anda menombok, Anda mengurangi kekayaan Anda. 2.
Harga Barang dan Jasa Lain Tidak ada konsumen yang memutuskan jumlah komoditi yang harus dibeli secara terpisah
dari keputusan lain. Sebaliknya, masing-masing keputusan merupakan bagian dari perangkat lebih besar keputusan-keputusan yang diambil secara serempak. Rumah tangga harus membagi pendapatan mereka secara adil atas banyak barang dan jasa yang berbeda. Akibatnya, harga barang apa saja dapat mempengaruhi permintaan atas barang-barang lain. 3.
Selera dan Kelebihsukaan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Pendapatan, kekayaan, dan harga barang-barang yang tersedia adalah tiga faktor yang memutuskan kombinasi barang-barang yang mampu dibeli oleh rumah tangga. Anda tahu bahwa Anda tidak mampu menyewa sebuah apartemen seharga $1.200 per bulan jika pendapatan bulanan Anda hanya $400. Namun dalam keterbatasan itu, Anda hingga batas tertentu bebas untuk memilih apa yang harus dibeli. Pilihan akhir Anda tergantung pada selera dan kesukaan individual Anda. 4.
Harapan Apa yang Anda putuskan untuk dibeli sekarang ini, tentu saja tergantung pada harga dan
pendapatan serta kekayaan Anda dewasa ini. Namun, Anda juga mempunyai harapan tentang posisi karier Anda di masa mendatang. Anda mungkin mempunyai harapan tentang perubahan di masa mendatang soal harga juga,dan hal itu mungkin mempengaruhi keputusan Anda dewasa ini. Ada banyak contoh tentang cara harapan mempengaruhi permintaan. Bila orang membeli rumah atau mobil, mereka sering harus meminjam sebagian dari harga pembelian dan membayarnya kembali selama sejumlah tahun. Dalam memutuskan jenis rumah atau mobil apa yang harus dibeli, mereka agaknya harus berpikir tentang pendapatan mereka dewasa ini, demikian pula kecenderungan pendapatan mereka di masa mendatang. Menurut Dumaury (1997:123) : keputusan rumah tangga tentang kuatitas keluaran, atau produk tertentu, yang diminta tergantung pada sejumlah faktor : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Harga produk yang dibicarakan Ketersediaan pendapatan rumah tangga Jumlah akumulasi kekayaan rumah tangga Harga produk-produk lain yang tersedia bagi rumah tangga Selera dan pilihan/kesukaan rumah tangga Harapan rumah tangga tentang pendapatan, kekayaan, dan harga dimasa mendatang.
Kuantitas yang diminta adalah jumlah atau (banyaknya unit) produk yang akan dibeli rumah tangga dalam satu periode tertentu, jika rumah tangga tersebut dapat membeli semua yang dinginkan dengan harga pasar terkini. Tentu saja, jumlah suatu produk yang akhirnya dibeli oleh rumah tangga tergantung pada jumlah produk yang sesungguhnya tersedia di pasar. Ungkapan jika rumah tangga tersebut dapat Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
membeli semua yang diinginkan adalah penting bagi defenisi tentang kuantitas yang diminta karena dimungkinkan bahwa kuantitas yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta adalah tidak sama. Perubahan harga suatu produk mempengaruhi kuantitas yang diminta per periode. Perubahanperubahan faktor lain manapun, seperti pendapatan atau kelebihsukaan (Preference), mempengaruhi permintaan. Dengan demikian, kita mengatakan bahwa kenaikan harga Coca-Cola mungkin sekali menyebabkan kemerosotan kuantitas Coca-Cola yang diminta. Akan tetapi, kita mengatakan bahwa peningkatan pendapatan mungkin saja menyebabkan peningkatan permintaan atas kebanyakan barang.
2.7. Kerangka Berpikir Menurut Sugiyono (2003:36) paradigma penelitian adalah “Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti”.
Paradigma penelitian dalam penelitian ini dapat
digambarkan pada gambar-II.2 berikut :
Harga X1
Permintaan Air Minum (Y)
Jumlah Keluarga X2
Berdasarkan gambar di atas yang menjadi paradigma penelitian ini adalah :”Harga Air Minum dan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Timur paling berpengaruh terhadap permintaan Air Minum di Kecamatan Medan Timur. BAB III Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian
: Kecamatan Medan Timur
Waktu Penelitian
: Direncanakan mulai Desember 2008 s/d selesai.
3.2. Populasi dan Sampel Sugiyono (2003:57) menyatakan bahwa populasi adalah : jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti yang mempunyai kuantitas (jumlah) dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.Populasi penelitian ini meliputi jumlah pelanggan PDAM. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Purposive Sampling dengan beberapa pertimbangan kriteria usaha kecil yang berkaitan dengan penelitian ini. Kriteria tersebut adalah : a.
Pelanggan yang minimal sudah berlangganan air selama 5 tahun
b.
Menggunakan air dari PDAM sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga
c.
Minimal pengguna air bersih per bulan 20M3
Dalam penelitian ini akan ditentukan besaran sampel (sample size) yang diperoleh dengan teknik sampling yang telah disebutkan di atas. Adapun distribusi sampel size yang ditetapkan dalam penelitian ini hanya diambil 50 responden yang mewakili rumah tangga yang ada di kecamatan Medan Timur. Dengan alasan jumlah populasi yang homogen desetiap daaerah.
3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat untuk mengumpulkan data yaitu : Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
1.
Studi dokumentasi, Data diambil dari berbagai dokumen tentang ketenaga kerjaan dan kependudukan yang ada di PDAM Tirtanadi dan BPS Kota Medan.
2.
Studi kepustakaan, Data diambil dari berbagai sumber, seperti literatur, buku-buku, bahan bacaan yang relevan dengan penelitian ini.
3.4. Model Analisis Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan Usaha Kecil di kabupaten Dairi digunakan persamaan regresi linier berganda (multiple lenear regression). Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah permintaan air bersih dan sebagai variabel bebas (independent variable) adalah harga air dan jum.lah penduduk. Untuk itu fungsi persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : AB = f { HG,JP } ....................................................................................... (3.1) Selanjutnya fungsi tersebut dispesifikasikan ke dalam model logaritma sebagai berikut :
Y =
α0+α
1 HG
+
α 2 JRT + µ
........................................... (3.2)
Dimana : PAB
= Permintaan Air Bersih
HG
= Harga
JRT
= Jumlah Rumah Tangga
µ
= Kesalahan Pengganggu
α 0, α 3.5.
1
,
α2
=
Koefisien Regresi
Definisi Operasional Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut : 1.
Harga adalah harga air bersih dalam satuan pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
2.
Jumlah rumah tangga adalah jumlah pelanggan yang ada di kecamatan Medan Timur yang memiliki keluarga.
3.
Permintaan air bersih adalah jumlah kebutuhan/pemakaian air bersih oleh masyarakt per bulan berdasarkan M3.
3.6.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat elastisitas Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Penelitian ini.
3.7.
Test Goodness of Fit Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode enter yang tersedia pada program statistik Eviews Versi 4,1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti.. Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik Uji-t (t-test) dan Uji – F (F-test). Uji – t dimaksudkan untuk mengetahui signifikasi variabel secara partial, sementara Uji – F mengetahui signifikasi statistik secara serentak, Uji R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan variabel bebas menjelaskan variabel terikat.
3.8.
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier, yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah dilakukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang terbentuk. Untuk itu maka perlu melakukan uji penyimpangan asumsi klasik, yang terdiri dari (Insukindro, 2000). a. Uji Normalitas Pengujian Normalitas Data bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya yakni melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standardeviasiyang sama dengan data yang kita pakai. Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric-test. Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal tentu saja analisisnya harus menggunakan non parametric test. Selain itu data yang mempunyai distribusi secara normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profil data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Untuk mengetahui apakah data yang kita miliki normal atau tidak, secara kasat mata kita bisa melihat histogram dari data yang dimaksud, apakah membentuk kurva normal atau tidak.Tentu saja cara ini sangat subyektif. Uji normalitas data yang digunakan di sini adalah uji Jarque Bera. Tahap uji Jarque Bera dengan menggunakan Eviews secara ringkas adalah sebagai berikut : a.
Formulasi hipotesis H0 : distribusi ut normal HA : distribusi ut tidak normal
b.
Menentukan tingkat signifikansi (a)
c.
Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak jika prob. JB £ a, H0 diterima jika prob. JB > a .
d.
Kesimpulan
b. Uji Multikolinieritas Interprestasi persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas akan menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu pendektesian multikolinieritas dengan besaran-besaran regresi yang di dapat, yakni : Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
1.
Variasi besar (dari taksiran OLS)
2.
Interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar sehingga interval kepercayaan lebar).
3.
Uji t (t-rasio) tidak signifikan, suatu variabel bebas yan signifikan baik secara substansi maupun secara statistik jika dibuat regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila standar error terlalu besar maka besar pula kemungkinan taksiran koefesien regresi (a1 – a4) tidak signifikan.
4.
R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari Uji t
5.
Terkadang nilai taksiran koefesien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga dapat menyesatkan interprestasi.
c. Uji Heterokedastisitas Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linear klasik adalah homokedastisitas atau varian yang sama. Salah satu metode yang dapat
digunakan ada tidaknya
heterokedastisitas dalam satu varian error term suatu model regresi adalah metode Park. Heterokedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan mengamati tampilan grafik (scatterplot). Tidak terdapatnya pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak terjadinya heterokedastisitas pada model regresi. Sedangkan adanya gejala heterokedastisitas ditunjukkan dengan adanya pola scatterplot yang dapat terlihat jelas. Jika model estimasi memiliki gejala heterokendastisitas maka kita dapat membuat kesimpulan yang salah dari interpretasi, karena estimasi OLS yang ada tidak lagi BLUE.
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi didirikan pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Sumatera Utara No.11 tahun1979 perusahaan ini resmi menggunakan nama yang sekarang (Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi) disingkat PDAM Tirtanadi yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1 Medan. Pada tahun 1985, Peraturan Daerah ini disempurnakan dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun 1991 Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
diadakan perubahan pertama Peraturan Daerah No.25 tahun 1985 dengan No.6 tahun 1991. Dalam Peraturan Daerah ini PDAM Tirtanadi disamping menangani Air Bersih juga ditugaskan mengelola Air limbah. Selanjutnya pada tanggal 29 April 1999, Peraturan Daerah No.6 tahun 1991 diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.3 tahun 1999. Saat ini PDAM Tirtanadi tidak hanya melayani pelanggan di Medan, tapi juga telah berupaya menjawab kebutuhan air bersih di beberapa daerah Tingkat II di Sumatera Utara antara lain Deli Serdang, Tapsel, Madina, Simalungun, Nias, dan lain-lain. Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat di berbagai Daerah Tingkat II itu merupakan realisasi dari Kerjasama Operasi (KSO) dengan PDAM Tirtanadi. PDAM Tirtanadi memiliki 10 Cabang di Kota Medan sekitarnya dan sebahagian di Dati II yang melayani lebih dari 309.000 pelanggan. Dalam kiprahnya PDAM Tirtanadi telah memperoleh berbagai penghargaan dari beberapa Instansi seperti memperoleh penghargaan Sertifikat ISO 9002 pada Tahun 2001 dan penghargaan Citra Pelayanan Prima pada Tahun 2002.
4.2. Gambaran Umum Kecamatan Medan Timur Kota Medan berada pada 3.300-3.430 Lintang Utara dan 98.350-98. 44’ Bujur Timur. Letak kota Medan dilihat dari letak stasiun pengamat yaitu di lokasi daerah Sampali Polonia Belawan Kota Medan berbatasan dengan : Sebelah Timur Kabupaten Deli Serdang.Sebelah Barat Kabupaten Deli Serdang.Sebelah Utara Kabupaten Deli Serdang. Sebelah Selatan Kabupaten Deli Serdang. Topografi kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,3-37,5 meter diatas permukaan laut. Luas kota Medan mencapai 265,10 KM2. Sebagian besar wilayah kota Medan Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura dan Sungai Deli. Secara administrasi kota Medan dibagi kedalam 21 wilayah Kecamatan dan 151 desa dengan jumlah penduduk 1.898.013 jiwa pada tahun 2007 (Tabel 4.1). Kecamatan Medan Timur merupakan salah satu kecamatan yang ada di di Kota Medan terletak antara kecamatan Bedan Belawan, Medan Kota, Medan Petisah dan Medan Perjuangan. Jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur tahun 2007 mencapai 134.976 jiwa.
Tabel 4.1. Banyaknya Penduduk Per Kecamatan Dan Kelurahan Kota Medan Tahun 2007 KELU RAHAN
JUMLAH PENDUDUK
PERSENTASE
2.068 1.281 1.458 1.119 905 799 527 552 584 901 298 1.544 1.316 682 533 766 409 2.084 3.667 2.382 2.625
9 6 7 6 12 12 6 5 6 6 6 7 6 7 11 9 7 6 5 6 6
68.890 101.889 85.043 129. 298 127. 484 115. 843 187. 002 145. 472 44. 517 41. 610 73. 961 106. 652 125. 593 63. 334 78. 087 134.976 93. 810 126. 487 93. 012 93. 849 92. 121
3,63 5,37 4,48 6,81 6,72 6,10 4,58 2,40 2,19 2,19 3,90 5,62 6,62 3,34 4,11 5,64 4,94 6,66 4,90 4,94 4,85
26.510
151
1.898.013
100,00
NO
KECAMATAN
LUAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Medan Tuntungan Medan Selayang Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Tembung Medan Kota Medan Area Medan Baru Medan Polonia Medan Maimun Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Barat Medan Petisah Medan Timur Medan Perjuangan Medan Deli Medan Labuhan Medan Mrelan Medan Belawan
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan
4.3. Jumlah Keluarga dalam Rumah Tangga Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Timur menurut angka perkiraan sementara hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2007 adalah sekitar 134.976 jiwa, yang terdiri dari 66.850 orang laki-laki dan 68.126 orang perempuan (Tabel 4.2) Sebanyak 41,51% penduduk Kecamatan Medan Timur tinggal di 3 kelurahan yang meliputi Glugur Darat I, Glugur Darat II, Brayan Bengkel, Brayan Kota. Kepadatan penduduk tiap kelurahan berariasi antara 2.758 hingga 4.082 jiwa/Km2. Sedangkan rata-rata kepadatan pendudukan Kecamatan Medan Timur adalah 3.512 jiwa/Km3. Jumlah rumah tangga di tiap kecamatan berkisar antara 7.660-11.996 rumah tangga. Penduduk usia produktif (usia 15,64 tahun) di Kecamatan Medan Timur mencapai 67,92% dari jumlah penduduk keseluruhan, sementara penduduk usia non produktif (usia 0-14 tahun dan 64 tahun ke atas) sebanyak 32,08%. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Timur merupakan warga negara Indonesia. Tidak dijumpai warga negara asing yang tinggal di Kecamatan Medan Timur pada tahun 2007.
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Timur Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4
6.839
6.294
Laki-laki Perempuan 13.133
5–9
7.127
6.400
13.527
10 – 14
5.594
6.756
12.350
15 – 19
8.707
8.719
17.426
20 – 24
6.426
6.614
13.040
25 – 29
5.871
6.267
12.136
30 – 34
5.360
5.682
11.042
35 – 39
5.136
5.272
10.408
40 – 44
4.769
4.422
9.191
45 – 49
3.509
3.245
6.754
50 – 54
2.390
2.289
4.679
55 – 59
1.850
1.864
3.714
60 – 64
1.574
1.713
3.287
65 – 69
514
1.049
1.763
70 – 74
515
786
1.301
+
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
75 + Jumlah Sumber : BPS
469
754
1.223
66.850
68.126
134.976
Luas wilayah terbesar dijumpai di Kelurahan Glugur darat II dengan luas wilayah 13.726dengan jumlah penduduk 56.031 jiwa dan kepadatan 4.082 m2. Sedangkan luas wilayah terkecil dijumpai padfa Kelurahan Glugur Darat I dengan luas wilayah 12.096 m2 dan penduduk sebanyak 44.079 jiwa (Tabel 4.3)
Tabel 4.3 Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadata Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2007 Kecamatan
Luas Wilayah
Penduduk
Kepadatan
Glugur Darat I
12.069
44.079
3.652
Glugur Darat II
13.726
56.031
4.082
Brayan Bengkel
12.643
34.866
2.758
Jumlah
38.438
134.976
3.512
Sumber : BPS
Memperhatikan Tabel 4.4 terlihat bahwa Jumlah rumah tangga di Kecamatan Medan Timur tahun 2007 mencapai 29.282 rumah tangga dengan rata-rata rumah tangga mencapai 4.610 rumah tangga. Jumlah rumah tangga terbesar dijumpai di Kelurahan Glugur Darat II sebanyak 11.996 rumah tangga; dan terkecil ditemukan di Kelurahan Barayan Bengkel berjumlah 7.660 rumah tangga.
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kelurahan Tahun 2007 Kecamatan
Penduduk
Glugur Darat I
44.079
Jumlah Tangga 9.626
Glugur Darat II
56.031
11.996
Rumah
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga 4.579 4.671
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Brayan Bengkel
34.866
7.660
4.552
Jumlah
134.976
29.282
4.610
Sumber : BPS Kota Medan
Jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin terungkap pada Tabel 4.5, bahwa penduduk di Kelurahan Glugur darat II mencapai 56.031 jiwa dengan rasio jenis kelamin 97.459. Pendudk di Kelurahan Brayan Bengkel sebanyak 34.866 jiwa (terkecil) dengan rasio jenis kelamin 100.541.
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2007 Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Glugur Darat I
21.715
22.364
44.079
Rasio Jenis Kelamin 97.098
Glugur Darat II
27.655
28.376
56.031
97.459
Brayan Bengkel
17.480
17.386
34.866
100.541
Jumlah
66.850
68.126
134.976
98.127
Sumber : BPS
Penduduk di Kecamatan Medan Timur menurut tingkat pendidikan, terungkap bahwa tingkat pendidikan SLTP dominan dibanding dengan tingkat pendidikan lainnya. Sedangkan untuk tingkat pendidikan Sarjana pada tahun 2007 mencapai 2.444 orang (Tabel 4.6)
. Tabel 4.6 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2007 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tidak Pernah Sekolah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
209
104
313
Tidak Tamat SD
1.558
676
2.234
SD
6.812
3.952
10.764
SLTP
8.373
2.444
10.817
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
SMTA
8.736
2.912
11.648
SMTA Kejuruan
5.044
1.924
6.968
Diploma I, II
259
520
779
Diploma III
625
832
1.457
Universitas
1612
832
2.444
33.228
14.196
47.424
Jumlah Sumber : BPS
4.4. Tingkat Pendidikan Responden
Pengguna air bersih PDAM Tirtanadi mencakup berbagai tingkat pendidikan dimulai dari tingkat pendidikan SD kebawah sampai kepada tingkat perguruan tinggi. Tingkat Pendidikan responden mencakup pendidikan SD kebawah sampai dengan tingkat pendidikan Sarjana (Tabel 4.7). Dominasi konsumen pengguna air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirtanadi bertumpu pada tingkat pendidkan SLTA sebanyak 20 orang atau 40 %, di ikuti tingkat pendidkan Akademi sebanyak 18 orang (36 %). Sedangkan terrendah pada tingkat SD kebawah dan tingkat pendidikan SLTP masing-masing 2 dan 3 orang responden atau 4 % dan 6 %.
Tabel 4.7 Tingkat pendidikan Responden (orang) No Tingkat Pendidikan Banyaknya
Persentase
1.
SD kebawah
2
4
2.
SLTP
3
6
3.
SMTA
20
40
4.
Akademi
18
36
5.
Sarjana Keatas
7
14
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
4.5. Jumlah Tanggungan Responden Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa jumlah tanggungan responden terbesar ditunjukkan oleh kelom[pok tanggungan 2 – 4 orang, yaitu sebanyak 30 responden atau sebesar 60 %. Untuk tingkat tanggungan 5 7 orang tiasp responden dijumpai pada 18 responden atau 36 %; dan terkecil sebesar 4 % pada kelompok tanggungan diatas 7 orang. Tabel 4.8 Jumlah Tanggungan Responden (orang) No. Kelompok Tanggungan Banyaknya
Persentase
1.
2
-
4
30
60
2.
5
-
7
18
36
3.
7 Keatas
2
4
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
4.6. Tingkat Pendapatan Responden Tingkat pendapatan responden bervariasi dari dibawah Rp 2 juta sampai dengan diatas Rp 3,5 juta perbulan sebagaimana Tabel 4.9. Dominasi tingkat pendapatan bertumpu pada kelompok tingkat pendapatan Rp 2 juta - Rp 3,5 juta, yaitu sebanyak 48 % atau 24 responden. Sedangkan yang terrendah pada kelompok tingkat pendapatan diatas Rp 3,5 juta sebanyak 8 responden atau 16 %. Tabel 4.9 Tingkat Pendapatan Responden Per-bulan No. Kelompok Pendapatan Banyaknya
Persentase
1.
Dibawah Rp 2 Juta
18
36
2.
Rp 2 juta - Rp 3,5 juta
24
48
3.
Diatas Rp 3,5 juta
8
16
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
4.7. Tingkat Harga Air Tidak ada konsumen yang memutuskan jumlah komoditi yang harus dibeli secara terpisah dari keputusan lain. Sebaliknya, masing-masing keputusan merupakan bagian dari perangkat lebih besar keputusan-keputusan yang diambil secara serempak. Rumah tangga harus membagi pendapatan mereka secara adil atas banyak barang dan jasa yang berbeda. Akibatnya, harga barang apa saja dapat mempengaruhi permintaan atas barang-barang lain. Harga adalah harga air bersih dalam satuan pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan. Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa responden yang menggunakan air bersih yang dihasilkan perusahaan dalam kelompok harga air Rp 1.650 – Rp 2 000 per- M3 adalah terbesar mencapai sebanyak 15 responden atau 30 % dan kelompok terkecil pada tingkat harga air bersih sebesar Rp 850 - 1.200 per M3 dan Rp 2.859 Keatas per M3 masing-masing sebanyak 4 orang responden atau 8 %.
Tabel 4.10 Tingkat Harga Air Per M3 (Rupiah) No. Kelompok Harga Air Banyaknya
Persentase
1.
850 - 1.200
4
8
2.
1.250 - 1.600
8
16
3.
1.650 - 2.000
15
30
4.
2.050 - 2.400
12
24
5.
2.450 - 2.800
7
14
6.
2.859 Keatas
4
8
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
4.8. Penggunaan Air Bersih
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Penggunaan air bersih oleh responden dalam perkembangannya selama waktu penelitian lebih kecil dari 200 M3 per-bulan sampai dengan terbesar 601 – 700 M3. Terungkap pada Tabel 4.11 bahwa responden yang menggunakan air bersih dalam kelompok 200 – 300 M3 mencapai 14 orang responden atau 28 %, dan terkecil pada kelompok 601 – 700 M3 sebanyak 3 orang responden (6 %) . Tabel 4.11 Tingkat Penggunaan Air Bersih Per M3 (Rupiah) No. Kelompok Pengguna Air Banyaknya Persentase 1.
Lebih Kecil 200
10
20
2.
200
- 300
14
28
3.
301
- 400
10
20
4.
401
- 500
8
16
5.
501
- 600
5
10
6.
601
- 700
3
6
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
4.9. Pendapat Pelanggan Air Bersih Pendapat pelanggan terhadap harga air bersih sebagaimana Tabel 4.12 terungkap bahwa 40 persen responden atau 20 orang menytakan bahwa aharga air sangat mahal. Kemudian diikuti oleh pernyataan responden dengan tingkat harga air bersih mahal sebanyak 18 orang atau 36 persen. Sedangkan responden yang menyatakan harga air murah hanya disampaikan oleh 2 orang pelanggan atau 4 persen.
Tabel 4.12 Pendapat Pelanggan Air Per M3 (Rupiah) No. Keterangan Banyaknya
Persentase
1.
Sangat Mahal
20
40
2.
Mahal
18
36
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
3.
Biasa
10
20
4.
Murah
2
4
50
100
Jumlah Sumber : Kuesioner
BAB V ANALISIS DATA
5.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penggunaan Air Bersih Air bersih yang digunakan oleh pelanggan konsumen air bersih digunakan untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, memasak dan lainnya. Beberapa faktor mempengaruhi permintaan terhadap air bersih (Y) yang meliputi harga air (X1), jumlah pengguna (X2) dan tingkat pendapatan konsumen (X3). Berdasarkan perhitungan model regressi berganda (multiple regression) diperoleh sebagaimana disajikan pada Tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Hasil Uji Regressi Variabel Koeffisien
t- hitung
Signifikansi
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Harga Air
0,667
6,826
0,000
Jumlah Pengguna
-0,360
-0,549
0,585
Pendapatan
0,292
3,001
0,004
t- table
1,684
F- hitung
66,403
F- table
2,840
Persamaan Regresi : Y = - 135,724 + 0,667X1 – 0,360X2 + 0,292X3 R2 = 0,812 5.1.1. Harga Air Bersih Per M3 (X1) Penggunaan air bersih oleh pelanggan berpagu tingkat harga dari yang terkecil sebesar Rp 950 Per M3 sampai dengan tertinggi sebesar Rp 3.000 Per M3, koeffisien regresi 0,667X1 bermakana bahwa setiap perobahan 1 % harga air bersih per M3 maka permintaan terhadap air bersih akan meningkat sebesar 0,667 kali (67 %).
5.1.2. Pengguna Air Bersih (X2) Setiap pelanggan sebagai pengguna air bersih dalam perkembangannya bervariasi dari pengguna 3 orang sampai dengan 7 orang setiap rumah tangga. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koeffisien regresi sebesar – 0,549 yang bermakna bahwa setiap perobahan 1 % pengguna air bersih maka permintaan air bersih akan berkurang 0,549 kali (55 %).
5.1.3. Tingkat Pendapatan (X3) Besarnya tingkat pendapatan responden pelanggan air bersih PDAM Titanadi di Kecamatan Medan Timur bervariasi dari terrendah sebesar Rp 1.700.000.- sampai dengan Rp 4.200.000.- perbulan. Koeffisien regresi sebesar 0,292 berarti bahwa setiap perobahan 1 % tingkat pendapatan maka permintaan terhadap air bersih akan meningkat sebesar 0,292 kali atau 29,20 %. Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
5.2. Analisis Koeffisien Determinasi Berdasarkan hasil uji regresi diperoleh koeffisien determinasi sebesar 0,812 yang artinya bahwa harga air bersih, penggunaan air bersih dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan di Kecamatan Medan Timur mampu menjelaskan terhadap permintaan air bersih PDAM Tirtanadi sebesar 81,20 persen dan sisanya sebesar 18,80 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam model.
5.3. Uji t- Statistik
Hasil uji t statistik terungkap bahwa harga air bersih per M3 dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan air bersih bersih adalah signifikan, tetapi non signifikan terhadap pengguna air bersih. Uji t statistik terhadap independent variable harga air bersih menghasilkan t test sebesar 6,826 > t tabel 1,684 dan demikian pula terhadap tingkat pendapatan menghasilkan t test sebesar 3,001 > t tabel 1,684. Adapun untuk
independent variabel pengguna air bersih PDAM Tirtanadi
menghasilkan t test sebesar -0,549 < t tabel 1,684.
5.4. Uji F Statistik Melalui model perhitungan regresi berganda diperoleh bahwa F test sebesar 66,403 dan lebih besar dibandingkan dengan F tabel sebesar 2,840. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama harga air bersih, pengguna dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan di Kecamatan Medan Timur berpengaruh nyata terhadap
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
permintaan air bersih yang disediakan oleh PDAM Tirtanadi pada tingkat kepercayaan 95 %.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil regresi diperoleh persamaan
: Y = - 135,724 + 0,667X1 -
0,360X2 + 0,292X3. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan harga, akan mengakibatkan perubahan terhadap jumlah pemakaian air di Kecamatan Medan Timur, dimana setiap terjadi peningkatan 1% harga air maka pemakaian air di Kecamatan Medan Timur meningkat 66,70 %. Jadi besarnya harga air bersih Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
sangat besar perubahannya terhadap jumlah pemakaian air di Kecamatan Medan Timur. 2. Perubahan jumlah keluarga seyogiayanya
akan menyebabkan terjadinya
perubahan terhadap jumlah pemakaian air, tetapi di Kecamatan Medan Timur justeru yang terjadi setiap peningkatan 1% terhadap jumlah pengguna air bersih maka permintaan terhadap air bersih ternyata menurun sebesar 36 %. 3.
Perobahan tingkat pendapatan pelanggan sebesar 1% ternyata mampu mengakibatkan peningkatn permintaan air bersih sebesar 29,20 %.
4.
Berdasarkan hasil nilai uji t statistic ternyata independent variable harag air bersih dan pandapatan pelanggan adalah signifikan terhadap permintaan air bersih, tetapi non signifikan bagi pengguna air bersih.
5.
Uji F statistik menyatakan bahwa secara bersama-sama independent variable berpengaruh terhadap dependent variable disebabkan F test sebesar 66,403 lebih besar dibandingkan dengan F tabel sebesar 2,840.
6.
Koeffisien determinasi sebesar 0,812 memberi makna bahwa harga air bersih, penggunaan air bersih dan tingkat pendapatan konsumen pelanggan di Kecamatan Medan Timur mampu menjelaskan terhadap permintaan air bersih PDAM Tirtanadi sebesar 81,20 persen dan sisanya sebesar 18,80 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam model.
B. Saran Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, penulis membuat saran-saran sebagai berikut : 1.
Pemakaian air bersih
di Kecamatan Medan Timur dalam perkembangannya
akan terus
mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk. Harga air bersih per M3 berpengaruh terhadap permintaan air bersih sehingga pihak perusahaan perlu mempertimbangkan
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
penetapan harga air agar masyarakat tertarik untuk lebih menggunakan air yang disediakan oleh PDAM Tirtanadi. 2.
Pemakaian air bersih di Kecamatan Medan Timur masih relatif kecil disebabkan oleh harga air bersih per M3 yang dinyatakan oleh masyarakat pelanggan relatif mahal dan tidak terjangkau masyarakat lainnya. Pihak PDAM Tirtanadi perlu meninjau kembali penetapan harga air disebabkan masyarakat banyak yang menyatakan sangat mahal dan mahal.
3.
Sebaiknya jumlah pemakaian air di Kecamatan Medan Timur juga didukung oleh tersedianya bahan baku air bersih disebabkan jumlah penduduk dan keluarga yang terus meningkat sehingga berpotensi menambah pelanggan di PDAM Tirtanadi.
Lampiran 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
X1 2700,00 1750,00 2250,00 1500,00 2250,00 1500,00 1750,00 2150,00 1350,00 950,00 2950,00 2000,00 1750,00 950,00 1750,00 1950,00
X2 7,00 4,00 4,00 4,00 4,00 5,00 5,00 4,00 4,00 5,00 4,00 4,00 6,00 4,00 5,00 5,00
X3 2800000,00 1900000,00 2500000,00 1900000,00 2000000,00 2000000,00 2600000,00 2450000,00 1900000,00 1900000,00 2600000,00 2700000,00 2000000,00 1700000,00 2600000,00 2600000,00
Y 520,00 187,00 360,00 190,00 415,00 187,00 215,00 420,00 189,00 186,00 615,00 315,00 215,00 189,00 220,00 420,00
KETERANGAN:
X1
= Harga Air Per M3
X2
= Jumlah Pengguna
X3
= Pendapatan Pelanggan
Y
= Permintaan Air Bersih
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1500,00 1250,00 1750,00 1550,00 2050,00 950,00 1550,00 950,00 2550,00 3000,00 1900,00 1500,00 2250,00 1750,00 2550,00 2700,00 2550,00 3000,00 2000,00 1650,00 2200,00 1950,00 2000,00 2200,00 1950,00 2200,00 2650,00 2200,00 1750,00 2200,00 2200,00 2650,00 2200,00 2950,00
6,00 4,00 5,00 4,00 4,00 3,00 6,00 4,00 4,00 4,00 4,00 6,00 6,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 4,00 4,00 4,00 5,00 4,00 7,00 5,00 8,00 7,00 8,00
2000000,00 1900000,00 2400000,00 2500000,00 2400000,00 2000000,00 2400000,00 2200000,00 2600000,00 4000000,00 2600000,00 2400000,00 2500000,00 2000000,00 3600000,00 3700000,00 3600000,00 4200000,00 1900000,00 1900000,00 2400000,00 1900000,00 2400000,00 2500000,00 2600000,00 2400000,00 4200000,00 2500000,00 2000000,00 2000000,00 2000000,00 3800000,00 2600000,00 4000000,00
187,00 190,00 415,00 225,00 420,00 187,00 215,00 189,00 420,00 650,00 310,00 215,00 415,00 230,00 415,00 515,00 420,00 650,00 215,00 220,00 315,00 220,00 215,00 320,00 220,00 325,00 521,00 350,00 220,00 325,00 310,00 515,00 320,00 515,00
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Lampiran 2 Descriptive Statistics Mean Penggunaan Air Harga Air Jumlah Pengguna Pendapatan
Std. Deviation
N
324.7400
135.09993
50
1995.0000
542.22237
50
4.7200
1.14357
50
2.5250E6
6.69154E5
50
Model Summary b
Change Statistics Model 1
R .901a
R Square .812
Adjusted R Square .800
Std. Error of the Estimate 60.39289
R Square Change .812
F Change 66.403
df1
df2
3
46
Sig. F Change .000
DurbinWatson 2.055
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Pengguna, harga Air b Dependent Variable: Penggunaan Air
ANOVA b Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
726571.772
3
242190.591
Residual
167775.848
46
3647.301
Total
894347.620
49
Sig.
66.403
.000 a
a Predictors: (Constant), Pendapatan, Jumlah Pengguna, harga Air b Dependent Variable: Penggunaan Air Coefficients a
Model 1
Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant) Harga Air jumlah Pengguna Pendapatan
-135.724
46.196
.166
.024
-4.227
7.695
Standardize d Coefficients
5.888E.000 5 a Dependent Variable: Penggunaan air
t
Sig.
Beta
95% Confidence Interval for B Lower Upper Bound Bound
Correlations Zeroorder
Partial
Part
-2.938
.005
-228.711
-42.736
.667
6.826
.000
.117
.215
.880
.709
.436
.036
-.549
.585
-19-716
11.261
.142
-.081
-.035
.292
3.001
.004
-.000
.000
.789
.405
.192
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN MEDAN TIMUR
DAFTAR PERTANYAAN
Responden yang terhormat,
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi angket ini. Saya berharap Anda menjawab dengan leluasan, sesuai dengan apa yang Anda rasakan, lakukan dan alami, bukan apa yang seharusnya/yang ideal. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebab tidak ada jawaban yang benar dan salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, Saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Anda mengisi angket ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi Saya. Akhirnya, Saya sampaikan terima kasih atas kerja samanya.
Peneliti
Willy S.J. Rumahorbo
PETUNJUK PENGISIAN 1.
Mohon terlebih dahul Anda membaca pertanyaan dengan cermat, sebelum mengisinya.
2.
Jawablah dengan sebenarnya.
3.
Kuesioner ditujukan hanya kepada keluarga yang memiliki/berlangganan air bersih di Kecataman Medan Timur.
IDENTITAS RESPONDEN No. Responden
: ………………………………………………….
Nama Responden
: ……………………………… (boleh tidak diisi)
Usia
: ……………………………………………………
Pekerjaan
: ……………………………………………………
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Pendidikan Akhir
: ……………………………………………………
1. Variabel X1 (Harga) Harga adalah harga air bersih dalam satuan pemakaian M3 yang dijual kepada pelanggan berdasarkan tingkat pemakaiannya. Rata-Rata Harga Air per meter3
2. Variabel X2 (Jumlah Keluarga) Jumlah keluarga yaitu jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah yang menjadi beban hidup kepala keluarga, yang terdiri atas suami, istri dan anak serta famili yang menumpang tinggal di rumah tersebut.
Jumlah Keluarga Per Orang Suami
3.
Istri
Anak
Famili
Jumlah
Variabel X3 (Tingkat Pendapatan) Berupa tingkat pendapatan yang diperoleh pelanggan konsumen yang menggunakan air bersih PDAM Tirtanadi.
4.
Variabel Y (Jumlah Pemakaian Air)
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.
Jumlah pemakaian air adalah rata-rata pemakaian air seluruh anggota keluarga yang mempergunakan air keseluruhan untuk kebutuhan berdasarkan rekening yang diterima setiap bulannya secara rata-rata. Pemakaian Air rata-rata Per Tahun Per M3 Keperluan Mandi Mencuci Lainnya Jumlah
5.
Pendapat konsumen terhadap harga air a. Sangat Mahal b. Mahal c. Biasa d. Murah
Willy S. J. Rumahorbo : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Bersih Di Kecamatan Medan Timur, 2009.