JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL TAPE DI KABUPATEN BONDOWOSO Mashuda1,Sjamsul Arief2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK This study aimed to analyze and examine the influence of the amount of production and the number of business units on employment in small industries in the District Bondowoso good tape together - together or partially. Types and sources of data using a quantitative approach with secondary data from relevant agencies such as the Central Bureau of Statistics East Java Province and the Central Bureau of Statistics regency. The research variables consisted of a dependent variable absorption of labor (Y). Independent variables are the amount of production (X1), and a number of business units (X2). Data analysis tools using multiple linear regression method, t-test, f and the coefficient of determination. Based on the results of multiple linear regression analysis obtained the following results: Y = 44.495 + 4,895E - 7X1 + 2,478X2 + e. Retrieved also tcount total production amounted to 3.629 and the number of business units amounted t 5,416 with ttabel 2.3646. While simultaneously testing the obtained value of Fcount 69.609 > 4.74. Thus H0 is rejected and Ha accepted. The results showed that both independent variables can contribute to employment in District Bondowoso so the government should pay more attention to the sustainability of small industrial tape in the regency. Keywords: Absorption of Labor, Total Production, Total Business Unit. antara lapangan pekerjaan yang ditawarkan
Pendahuluan Pertumbuhan
penduduk
di
suatu
dengan jumlah penduduk yang terus meningkat.
negara yang terus meningkat dan kemudian
Pada sisi lain masalah tenaga kerja
diiringi dengan bertambahnya angkatan kerja
menyangkut
menimbulkan permasalahan tersendiri. Hal ini
menyeluruh, yang merupakan masalah yang di
dapat dilihat dari belum berfungsinya semua
alami oleh suatu wilayah di negara tertentu dan
sektor
belum
mempunyai implikasi atas kebijakan yang
meratanya pembangunan di segala bidang.
akan di ambil. Salah satunya adalah jumlah
sehingga
penduduk di Kabupaten Bondowoso, jumlah
kehidupan
hal
ini
masyarakat
juga
dan
memicu
semakin
banyak
aspek
dan
sifatnya
sempitnya lapangan pekerjaan, dan hal ini
penduduk di Kabupaten Bondowoso
membawa dampak pada sebuah ketimpangan
besar sedangkan relatif 209
rendah,
cukup
tingkat hidupnya masih di
pihak
lain
kekayaan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 sumberdaya
yang
Bondowoso
dimiliki
menunjukkan
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kabupaten
potensi
ekonomi disuatu wilayah tertentu khususnya
yang
Kabupaten Bondowoso itu sendiri, dimana pada
menjanjikan untuk meningkatkan taraf hidup
usia
ini
tenaga
kerja
akan
mampu
masyarakat yang ada di daerah tersebut.
memaksimalkan potensinya sehingga angka produktivitas tenaga kerja juga akan meningkat yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah
Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bondowoso (tahun 1990 – 2000) dan (tahun 2000 – 2010)
nilai produksi. Selain data jumlah penduduk serta data
Laju Pertumbuhan Penduduk tahun Tahun
1990
2000
2010
jumlah
657.353
688.651
736.772
Sumber: Badan Bondowoso, 2014
pusat
jumlah penduduk menurut kelompok
umur
1990-
2000-
2000
2010
yang perlu di perhatikan juga data tenaga
0,48
0,68
kerja menurut pedidikan di mana hal ini juga
statistik
Kab.
sangat penting dalam meninjau keadaan tenaga kerja.
Dari data di atas jumlah penduduk
Seperti yang kita tahu bahwa bekerja di
Kabupaten Bondowoso juga terus mengalami
sektor
peningkatan hal ini juga menunjukkan bahwa
masyarakat yang membutuhkan jangka waktu
potensi Kabupaten Bondowoso atas sumber
yang cukup lama apa lagi sebagaian besar
daya manusia sangat besar serta mengingat
masyarakat Kabupaten Bondowoso bekerja
bahwa Kabupaten Bondowoso juga banyak
sebagai buruh tani bukan petani, kemudian
pula
dua
pada sektor ini dapat dikatan sektor yang tidak
kekuatan
menjanjikan karena selama dua musim yang
dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten
terdapat di Kabupaten Bondowoso sendiri
Bondowoso itu sendiri. Yang perlu diperhatikan
tidak menutup kemungkinan ada beberapa
lagi bahwa jumlah penduduk yang sudah masuk
faktor
pada usia kerja dimana menurut beberapa para
produksi, misalnya faktor cuaca yang tidak
ahli
dan
baik, sehingga akan membuat para pekerja
Soeparmoko (2002:144) penduduk pada usia
beralih untuk menjadi transmigran, hal ini
kerja yaitu penduduk yang mencapai usia antara
menjadi koreksi bagi Kabupaten Bondowoso
15 tahun sampai 64 tahun.
bagaimana
potensi
komponen
salah
sumber
ini
daya
menjadi
satunya
alamnya
suatu
adalah
Irawan
Penduduk pada batas usia tersebut
pertanian
yang
merupakan
pendapatan
dapat mempengaruhi proses
dapat
memaksimalkan
tenaga
kerja yang ada agar dapat menunjang per-
sangat berperan penting dalam pembangunan 210
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 tumbuhan
ekonomi
daerah
Volume 1, Nomor 2, September 2016
khususnya
penduduk yang relatif tinggi, adanya struktur
Kabupaten Bondowoso sendiri. Industri
pengolahan
umur terdapat
pendapatan
pada
tenaga
kerja
setelah
tidak
seimbang,
distribusi
yang tidak merata dan kualitas
tenaga kerja yang rendah.
urutan kedua dalam kontribusinya terhadap penyerapan
yang
Tingginya
sektor
jumlah
penduduk
dan
pertanian hal ini menunjukan bahwa industri
angakatan
kerja
akan
menghambat
pengolahan juga sangat berperan penting dalam
bangunan
jika
tidak
diimbangi
mengurangi angka penganguran di Kabupaten
lapangan kerja, karena seperti yang kita tahu
Bondowoso. Berbagai macam perusahaan besar
bahwa pemerintah dan swasta belum mampu
di
dan mempunyai keterbatasan dalam mem-
Kabupaten
Bondowoso
yang
mampu
pemdengan
berikan perluasan dalam lapangan kerja.
menyerap tenaga kerja dengan jumlah tertentu, namun jika kita lihat secara detail tidak sedikit industri kecil juga mampu menyerap tenaga
Tujuan Penelitian
kerja dengan jumlah yang tidak sedikit.
Dari rumusan masalah di atas dapat ditulis
Industri kecil juga berperan penting
tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk
dalam penyerapan tenaga kerja, salah satunya
menganilisis dan menguji pengaruh faktor
adalah industri kecil tape
jumlah produksi dan faktor jumlah unit usaha
yang ada di
Kabupaten Bondowoso, industri kecil
tape
secara simultan terhadap penyerapan tenaga
tidak hanya ada di Kabupaten Bondowoso
kerja pada industri kecil tape di Kabupaten
tetapi
sekitar Bondowoso juga
Bondowoso; 2. Untuk
tape,
Jember,
menguji pengaruh faktor jumlah produksi
Situbondo, Probolinggo dan lain sebagainya.
dan faktor jumlah unit usaha secara parsial
Namun Kabupaten Bondowoso menjadi sentra
terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
industri tape yang paling digemari oleh para
kecil tape di Kabupaten Bondowoso; 3. Untuk
konsumen karena dengan kualitas yang lebih
menganalisis
unggul dan harga yang terjangkau sehingga
produksi berpengaruh secara dominan terhadap
konsumen lebih percaya terhadap tape yang ada
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil
di kabupaten Bondowoso.
tape di Kabupaten Bondowoso.
di
terdapat
daerah industri
Menurut
Irawan
seperti
dan
Suparmoko,
1992:45) masalah pokok dalam bidang kependudukan di indonesia adalah perkembangan 211
dan
menganalisis
menguji
factor
dan
jumlah
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Tinjauan pustaka
terhadaap penyeraapan tenaga kerja. Serta hasil
Hasil Penelitian Terdahulu
dari korelasi di nyatakan bahwa ada hubungan
Penelitian tentang analisis faktor–faktor yang
serempak
mempengaruhi terhadap penyerapan tenaga
variabel terikat.
kerja pada industri kecil tape di Kabupaten
antara
variabel
bebas
terhadap
penelitian terdahulu yang kedua dari
Bondowoso ini dilakukan dengan mengambil
Rizki
beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi
berjudul: peranan sektor industri terhadap
dan bahan acuan yang akan saya teliti saat ini.
penyerapan tenaga kerja di Kota Surabaya
Maka dari itu dengan adanya penelitian
(Herdian Zendra, Universitas 17 Agustus 1945
terdahulu
Surabaya 2015).
akan
sangat
membantu
proses
penelitian selanjutnya yang pertama penelitian
Herdian
Dari
dari Setyo Muryani tahun 2002 dengan judul:
Zendra tahun 2015
penelitian
tersebut
yang
dapat
disimpulkan tujan penelitian ini adalah untuk
Analisis faktor–faktor yang mempe-
mengetahui berapa besar pertumbuhan industri
ngaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri
dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
pengolahan kayu di Propinsi Daerah tingkat I
di kota surabaya. Dari hasi perhitungan SPSS
Jawa Timur (Setyo Muryani, Universitas 17
16 dapat di ketahui hasil dari penelitian bahwa
Agustus 1945 Surabaya 2002).
jumlah industri berpegaruh secara signifikan terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap.
Setyo Muryani mengambil hipotesa bahwa adakah pengaruh variabel jumlah unit
Pengertian industri
usaha, tingkat upah dan jumlah nilai produksi terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri
Industri sendiri dapat diartikan sebagai
pengolahan kayu di Jawa Timur. Kemudian
bagian dari kerangka pembangunan dalam
hipotesa kedua
variabel–variabel
kegiatan ekonomi, yang membutuhkan pen-
yang paling berpengaruh tehadap
ciptaan unit produksi yang dinamis dan maju
penyerapan tenaga kerja pada industri pengolah
serta kaitannya dalam penyerapan tenaga
kayu di Jawa Timur.
kerja dan pertumbuhan ekonomi lainnya, selain
tersebut
manakah
Variabel unit usaha, tingkat upah dan
itu industri juga dapat dikatakan sebagai
jumlah nilai produksi secara bersama–sama
wahana penciptaan produksi lapangan usaha
mempunyai pengaruh terhadap penyerapan
dana lapangan kerja baru. Ada beberapa pengertian industri yang
tenaga keja atau setidaknya salah satu variabel tersebut
mampu
memberikan
di ambil dari berbagai sumber dan teori–teori
sumbangan 212
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
terdahulu yang masih di pakai saat ini yang
yang bersedia dan sanggup, dan golongan ini
telah menjadi kesepakatan umum untuk di-
meliputi mereka yang bekerja untuk diri
jadikan sebagai acuan pengambilan kesimpulan
sendiri, anggota keluarga yang tidak menerima
tentang pengertian industri.
bayaran serta mereka yang bekerja untuk
Selanjutnya
menurut
menerima bayaran/upah/gaji.
(Winardi,
1991:257) industri adalah usaha produktif
Menurut Irawan dan M. Soeparmoko,
terutama dalam bidang industri atau perusahaan
(2002:144) tenaga kerja adalah penduduk pada
tertentu
jasa–jasa
usia kerja antara 15-64 tahun yang digolongkan
peralatan–
menjadi dua usia kerja adalah angkatan kerja
yang
misalnya
menyelenggarakan
transportasi
peralatan yang
dan
(labour force) dan bukan angkatan kerja.
berhubungan dengan peng-
Menurut Yudo Swasono & Endang
gunaan tenaga–tenaga kerja dalam jumlah yang
Sulistyaningsih (1987) tenaga kerja (man
relatif besar. Menurut Arsyad, pengertian industri
power) adalah daya manusia untuk melakukan
adalah suatu unit produksi yang terletak pada
pekerjaan. Pengertian umum tersebut sesuai
suatu
melakukan
dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat
barang–barang
dalam UU Pokok ketenagakerjaan No. 14 th
tempat
kegiatan
untuk
tertentu,
yang
mengubah
yaitu
“setiap
secara mekanis atau kimia menjadi barang
1969
orang
yang mampu
produk yang baru dan memiliki sifat lebih
melakukan melakukan pekerjaan baik didalam
dekat kepada konsumen akhir.
maupun diluar hubungan kerja guna mengkesimpulan
hasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
bahwa pengertian industri adalah kumpulan
kebutuhan masyarakat”. Dalam hubungan ini
dari berbagai aktivitas yang sejenis dan
pembinaan
memproduksi barang atau jasa dengan meng-
ningkatan kemampuan efektifitas tenaga kerja
gunakan tenaga kerja serta peralatan lainnya
untuk melakukan pekerjaan.
Sehingga
dapat
ditarik
Menurut
untuk merubah barang agar dapat mempunyai nilai ekonomi
lebih tinggi
tenaga
kerja
Payaman
merupakan
J.
pe-
Simanjuntak
(1993:2) Yang dimaksud dengan tenaga kerja
dalam peng-
adalah mencangkup penduduk yang sudah
gunaannya.
dan sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan yang lain seperti bersekolah dan
Pengertian Tenaga Kerja Menurut
Sumitro
mengurusi rumah tangga.
Djojohadiksumo
(1985:70) tenaga kerja adalah semua orang 213
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Setiap orang yang mampu melakukan
arti adanya kesempatan) timbul kemudian
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa
kebutuhan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
kerja yang kemudian secara riil diperlukan oleh
maupun untuk masyarakat. Dan penduduk yang
perusahaan/lembaga
berumur 15 tahun lebih yang sudah atau sedang
pertensi, dan lain-lain, kemudian dinamakan
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan
lowongan (vacancy). Yudo Swasono & Endang
melakukan kegiatan.
Sulistyaningsih, 1987:20).
Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja
Kesempatan
tertentu,
kerja
melalui
menurut
ad-
ilmu
dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
ekonomi adalah peluang atau keadaan yang
terdiri dari golongan yang bekerja, golongan
menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan
yang menganggur dan mencaari pekerjaan.
sehingga semua orang yang bersedia dan
Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari
sanggup bekerja dalam proses produksi dapat
golongan–golongan yang bersekolah, golongan
memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian.
yang mengurus rumah tangga dan golongan
Keterampilan dan bakatnya masing-masing.
lainnya. Angkatan kerja sewaktu–waktu dapat
Kebijaksanaan negara dalam kesempatan kerja
menwarkan jasanya untuk bekerja dinamakan
meliputi
tenaga kerja potensial. Dalam sensus penduduk
pertumbuhan dan perluasan lapangan kerja
tahun 1971, orang yang bekerja dengan maksud
serta perkembangan dan kualitas angkatan kerja
memperoleh pengasilan paling sedikit dua hari
agar dapat memanfaatkan potensi pada daerah
dalam seminggu sebelum hari pencacahan
masing-masing.
dinyatakan sebgai bekerja.
upaya-upaya
untuk
mendorong
Menurut Suroto (1992) menyatakan bahwa pengertian kesempatan kerja mempunyai
Pengertian Kesempatan kerja
dua unsur, yaitu lapangan atau kesempatan
Kesempatan kerja (Employment) dan
kerja, dan orang yang dipekerjakan atau yang
Lowongan (Vacancy) istilah ini mengandung
melakukan pekerjaan tersebut.
pengertian lapangan pekerjaan dan kesempatan
“Kesempatan Kerja adalah proporsi
untuk bekerja, yang ada dari suatu kegiatan
antara mereka yang bekerja dibandingkan
ekonomi (produksi). Dengan demikian kesem-
dengan jumlah total angkatan kerja” Dari
patan kerja adalah termasuk lapangan pekerjaan
pendapat beberapa ahli tentang kesempatan
yang sudah diduduki dan masih lowong. Dari
kerja tersebut dapat di simpulkan bahwa:
yang masih lowong tersebut (yang mengandung 214
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kesempatan kerja adalah merupakan
Jumlah produksi
jumlah orang menunjukkan beberpa orang yang
Jumlah
Produksi
adalah
berkaitan
telah atau dapat tertampung dalam perusahaan
dengan cara bagaimana sumber daya (masukan)
atau suatu instansi. Perluasan akan kesempatan
dipergunakan untuk menghasilkan produk-
kerja:
produk perusahaan (keluaran). Sebagai mana penulis telah kemukakan
yang
mana
perluasan
kerja
industri, baik itu industri kecil menengah
merupakan salah satu kegiatan dari pemba-
maupun besar, aktivitas penjualan sangat
ngunan
langsung
berperan penting terutama dalam meningkatkan
menanggulangi masalah pengangguran dan
keuntungan atau laba dari pengusaha ter-
setengah menganggur. Oleh sebab itu di adakan
sebut. Penjualan adalah ilmu dan seni mem-
perluasan kesempatan kerja atau langan kerja
pengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual
baru di daerah pedesaan.
untuk mengajak orang lain agar bersedia
pemerintah
kesempatan
Menurut Swasta (1995) dalam suatu
untuk
turut
membeli barang atau jasa yang ditawarkannya. Menurut
Pengertian penyerapan tenaga kerja pada
(1988:35)
Perubahan yang memepngaruhi permintaan
industri
hasil produksi, antara lain: naik terunnya
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah
Sudarsono
tertentu
dari
tenaga
kerja
permintaan pasar akan hasil produksi dari
yang
digunakan dalam suatu unit usaha tertentu
perusahaan
atau dengan kata lain penyerapan tenaga
melalui besarnya volume produksi, dan harga
kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja
barang–barang modal yaitu nilai mesin atau
dalam suatu unit usaha. Penyerapan tenaga
alat yang digunakan dalam proses produksi.
kerja pada dasarnya tergantung dari besar
Perubahan
kecilnya permintaan tenaga
Besar
pengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain
kecilnya elastisitas permintaan tenaga kerja
naik turunnya permintaan pasar akan hasil
dipengaruhi
yang
produksi dari perusahaan yang bersangkutan,
memungkinkan substitusi tenaga kerja dengan
tercermin melalui besarnya volume produksi,
faktor produksi lainnya.
dan harga barang–barang modal yaitu nilai
oleh
kerja.
faktor–faktor
yang
bersangkutan,
faktor–faktor
lain
tercermin
yang
mem-
mesin atau alat yang digunakan dalam psoses produksi. 215
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 Menurut
Sumarsono,
Volume 1, Nomor 2, September 2016
(2003:69-70)
ada.
Hal
ini
berarti
bahwa
semakin
Permintaan akan tenaga kerja itu bersifat
bertambahnya suatu industri atau semakin besar
derived demant yang berarti bahwa permintaan
perkembangan suatu industri maka semakin
tenaga kerja oleh pengusaha sangat tergantung
besar pula kesempatan kerja yang ada.
permintaan masyarakat terhadap hasil produksinya. Salah
satu
faktor
yang
Jumlah unit usaha berkaitan erat dengan
mem-
penyerapan tenaga kerja pada sektor industri.
pengaruhi permintaan tenaga kerja adalah naik
Semakin banyak jumlah unit usaha, maka
turunya permintaan pasar akan hasil produksi
semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang
dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila
diperlukan dalam suatu industri.
permintaan hasil produksi perusahaan me-
Menurut
Badan
Pusat
Statistik
ningkat, maka produsen cenderung untuk
mengidentifikasikan unit usaha adalah unit
menambah
Untuk
yang melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
maksud tersebut, produsen akan menambah
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu
penggunaan tenaga kerjanya.
badan dan mempunyai kewenangan yang
kapasitas
Berdasarkan
produksinya.
teori–teori
ditentukan
sebelumnya
berdasarkan
kebenaran
lokasi
bahwa
bangunan fisik, dan wilayah operasinya. Secara
penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh
umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor
jumlah produksi sedangkan jumlah produksi di
dalam hal ini industri kecil pada suatu daerah
pengaruhi oleh permintaan pasar akan hasil
akan menambah jumlah lapangan pekerjaan.
produksi.
Hal ini berarti permintaan tenaga kerja juga
maka
dapat
ditarik
kesimpulan
bertambah. Jumlah unit usaha mempunyai pengaruh
Konsep Unit Usaha Menurut
menyatakan
yang positif terhadap permintaan tenaga kerja,
bahwa penyerapan tenaga kerja dipengaruhi
artinya jika unit usaha suatu industri ditamabah
oleh jumlah unit usaha dan nilai produksi
maka permintaan tenaga kerja juga bertambah.
yang dihasilkan oleh industri tersebut.
Semakin banyak jumlah perusahaan atau unit
Tujuan
Lyn
atau
Squire,
sasaran
usaha yang berdiri maka akan semakin banyak
kebijaksanaan
untuk terjadi penambahan tenaga kerja.
pemerintah adalah bahwa kegiatan industri yang ada haruslah mampu untuk menyaring tenaga kerja sebanyak mungkin, dengan tujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran yang 216
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Metode penelitian
Definisi Variabel dan Definisi Operasional
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Menurut
Nasir
(1999),
menyatakan
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,
bahwa definisi operasional merupakan definisi
karena data akan diambil dalam bentuk angka
yang diberikan kepada variabel dengan cara
dan
memberikan
diproses dalam bentuk statistik. Data ini
arti
atau
menspesifikasikan
dideskripsikan secara deduksi yang diambil dari
kegiatan atau memberikan operasional yang
teori-teori umum, kemudian menguji validitas
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
keberlakuan teori tersebut, kemudian akan
Variabel Dependen
ditarik kesimpulan. Setelah itu dijabarkan secara
deskriptif,
karena
hasilnya
Penyerapan tenaga kerja (Y) adalah
akan
banyaknya satuan tenaga kerja (Orang) yang
diarahkan untuk mendeskripsikan data yang
dibutuhkan oleh perusahaan atau industri kecil
diperoleh dan untuk menjawab rumusan.
dalam memenuhi kebutuhan produksi pada perusahaan atau industri kecil.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
Variabel Independen
rings tahun 2004 sampai tahun 2013 dan
a.
populasi dalam penelitian ini adalah 10 tahun.
Jumlah produksi (X1) adalah sejumlah barang yang dihasilkan oleh perusahaan setelah mengeluarkan beberapa input.
Teknik Sampling dan Besarnya sampel
b. Jumlah unit usaha (X2) adalah semua
Dalam teknik sampling untuk mencari
jumlah tempat atau lokasi yang digunakan
data peneliti memakai teknik time series,
dalam kegiatan proses produksi.
adapun data yang di ambil adalah data selama sepuluh tahun berturut-turut mulai dari tahun
Jenis Data Skunder
2004 sampai dengan tahun 2013 sehingga
Jenis data
laporan data yang digunakan merupakan data
yang digunakan
adalah
kuantitatif yaitu penyajian data dalam bentuk
yang terbaru dari perkembangan sektor industri
jumlah, dan dituangkan untuk menerangkan
selama sepuluh tahun berturut-turut juga data
suatu
tentang jumlah tenaga kerja yang telah bekerja
kejelasan
dari
angka-angka
yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-
tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.
faktor industry terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bondowoso. 217
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Sumber Data
Permintaan Hasil Produksi
Sumber data yang digunakan adalah
Jumlah Produksi (X1)
Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
data sekunder yaitu diperoleh dari instansi yang ada hubungannya dengan penelitian ini, atau Jumlah Unit Usaha (X2)
data yang sudah terlampir dan bisa di ambil dari instansi, Seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bondowoso
dan
Badan Pusat
Gambar Model kerangka konsep
Statistik Provinsi Jawa Timur.
Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor jumlah produksi (X1), dan faktor
Teknik Pengumpulan Data Observasi dan
jumlah unit usaha (X2). Faktor jumlah produksi
Dokumentasi
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja
Teknik
pengumpulan
data
dalam
karena jumlah permintaan konsumen terhadap
penelitian ini adalah studi pustaka yaitu,
barang hasil produksi. Apabila permintaan
dilakukan dengan cara mencari atau me-
konsumen
manfaatkan sarana perpustakaan untuk mem-
meningkat maka produsen akan menambah
baca dan mempelajari data guna memperoleh
produksinya dengan demikian jika produsen
landasan teori dengan maksud digunakan dalam
tidak mampu memenuhi permintaan pasar maka
analisa data, dan dasar teori diperoleh dari
produsen
akan menambah jumlah tenaga
literatur, buku, dan majalah, yang ada hubu-
kerjanya.
Jumlah
ngannya dengan masalah yang diteliti.
beberapa tempat atau lokasi yang digunakan
tehadap
barang hasil
unit
usaha
produksi
merupakan
dalam proses produksi, yang tentunya dengan Kerangka Konseptual atau Model Analisis
jumlah tertentu akan membutuhkan sejumlah
Berdasarkan asumsi bahwa beberapa
tenaga kerja dalam proses produksi tersebut.
faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga
Model analisis yang digunakan dalam
kerja pada industri kecil tape di Kabupaten
penelitian ini adalah regresi linier berganda.
Bondowoso, adalah jumlah
Analisis regresi linier ini kita gunakan untuk
jumlah unit
usaha.
produksi
dan
Maka dapat disusun
menguji
kerangka pemikiran seperti gambar berikut:
model
penyerapan
tenaga
kerja.
Bermula dan spesifikasi yang dibentuk berdasar teori yang ada di atas sebagai permasalahan sebagaimana dalam landasan teori, berupa 218
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
penjabaran model. Berdasarkan penelitian maka
terikat. Koefisien determinasi ( R2) merupakan
perumusan model fungsi penyerapan tenaga
ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau
kerja yang digunakan dalam penelitian ini
ketepetan hubungan antara variabel independen
adalah:
dengan
Y= β0. β1x1.β2x2.eε
persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien
Dimana:
determinasi menunjukkan kemampuan variabel
Y = Jumlah tenaga kerja yang terserap
X (X1,X2...Xk) yang merupakan variabel bebas
X1 = Jumlah produksi
menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang
X2 = Jumlah unit usaha
merupakan variabel tidak bebas. Semakin besar
β0 = Intersep, yaitu titik potong antara garis
nilai
regresi dengan sumbu tegak Y (J. Supranto
kemampuan variabel X menerangkan atau
1995 : 190)
menjelaskan variabel Y.
β1, β2 = Koefisien regresi parsial
variabel
koefisien
Koefisien
ε = Faktor pengganggu (error)
suatu
proporsi
dependen
determinasi
dalam
semakin
suatu
baik
determinasi
menunjukkan
dari
yang
varian
dapat
diterangkan oleh persamaan regresi (Regression Analisis Regresi Linier Berganda
of sum squer, RSS) (Ŷ-Ῡ)2 terhadap varian total
Y= a + b1x1 + b2x2 + e
(total sum of square, TSS) (Ŷ-Ῡ)2 .
Dimana:
Nilai R2
akan berkisar 0 sampai 1.
Y
=
Penyerapan tenaga kerja
a
=
bilangan konstanta
Apabila nilai R2= 1 menunjukkan bahwa
koefisien regresi masing–masing
100% total variasi diterangkan oleh varian
b1, b2 =
persamaan regresi, atau variabel bebas baik X1
variabel X1
=
Jumlah produksi
maupun X2 mampu menerangkan variabel Y
X2
=
Jumlah unit usaha
sebesar 100%. Sebaliknya apabila nilai R2= 0
e
=
Error
menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh varian bebas dari
Koefisien Determinasi (R2)
persamaan regresi baik X1 maupun X2.
Koefisien determinasi berganda adalah
Menurut Lind (2002) nilai koefisien
analisis yang digunakan untuk mengetahui
determinasi lebih besar dari 0,5 menujukkan
hubungan variabel bebas terhadap variabel
variabel bebas dapat menjelaskan variabel 219
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
tidaka bebas dengan baik atau kuat, sama
113”48’10” sampai 113”48’26” Bujur Timur.
denga 0,5 dikatakan sedang dan kurang dari
Kabupaten Bondowoso
0,5 relatif kurang baik.
batas wilayah dengan Kabupaten sekitarnya
mempunyai
batas–
sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Uji F (Uji Simultan)
Situbondo;
Uji F digunakan untuk mengetahui
2.
Sebelah
timur
berbatasan
apakah ada pengaruh signifikan antara variabel
dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten
bebas
Dalam
Banyuwangi; 3. Sebelah selatan berbatasan
penelitian ini uji F digunakan untuk me-
dengan Kabupaten Jember; 4. Sebelah barat
ngetahui hubungan antara jumlah produksi,
berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan
jumlah unit usaha terhadap penyerapan tenaga
Kabupaten Probolinggo.
terhadap
variabel
terikat.
kerja pada industri kecil tape di Kabupaten
Wilayah Kabupaten Bondowoso tidak
Bondowoso.
di
lalui
jalur
menghubungkan Uji T (Uji Parsial)
utama
pantura
yang
Banyuwangi–Situbondo–
Probolinggo–Pasuruan–Surabaya, juga tidak di
Uji T merupakan metode pengujian
lalui
jalur
selatan
yang
menghubungkan
dalam statistik yang digunakan untuk menguji
Banyuwangi–Jember–Lumajang–Probolinggo–
besarnya pengaruh semua variabel bebas secara
Pasuruan–Surabaya.
parsial terhadap variabel terikat. Uji T dalam
hanya di lalui jalur Kabupaten yaitu Situbondo
penelitian ini berguna untuk menguji apakah
– Bondowoso–Jember, begitu juga sebaliknya.
variabel jumlah produksi, jumlah unit usaha
Demikian juga Kabupaten Bondowoso tidak
secara parsial berpengaruh terhadap penyerapan
memiliki laut. Luas wilayah keseluruhan ±
tenaga kerja di Kabupaten Bondowoso.
1.560,10 Km2 atau sekitar 3,26 persen dari
Kabupaten
Bondowoso
total luas provinsi Jawa Timur. Yang terbagi Kondisisi Letak Geografis dan Luas Wilayah
menjadi 23 Kecamatan, 209 desa, 10 kelurahan.
Kabupaten Bondowoso secara geografis
Kabupaten Bondowoso mempunyai ketinggian
berada di wilayah bagian Timur Propinsi Jawa
dari permukaan laut rata-rata mencapai ± 253
Timur dengan jarak sekitar 200 Km dari ibu
meter diatas permukaan laut. Wilayah tertiggi ±
kota
3.287 meter dan terendah ± 73 meter.
Propinsi
Jawa
Timur
(Surabaya).
Koordinat Wilayah terletak antara 7”50’10” sampai
7”56’41”
Lintang
Selatan
dan 220
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 Kondisi
dataran
di
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kabupaten
Kepadatan penduduk
di
Kabupaten
dan
Bondowoso tahun 2013 sebesar 483 jiwa/Km2
perbukitan seluas 44,4 %, dataran tinggi 24,9 %
tidak mengalami kenaikan bila dibanding
dan dataran rendah 30,7 % dari luas wilayah
dengan kepadatan penduduk tahun 2012 yaitu
secara keseluruhan. Pegunungan yang ada di
sebesar 478 jiwa/Km2. Di antara 23 Kecamatan
Bondowoso
terdiri
dari
pegunungan
Kabupaten Bondowoso adalah pegunungan Ijen
yang ada di Kabupaten Bondowoso, Kecamtan
yang terletak di bagian timur dan pegunungan
Bondowoso
Argopuro di sebelah barat. Sementara itu ada
mempunyai
jumlah
paling banyak yaitu sebesar 71.937 jiwa dengan
beberapa sungai atau sekitar 35 sungai yang kepadatan
mengaliri Kabupaten Bondowoso antara lain
3.358
jiwa/Km2.
paling sedikit adalah Kecamatan
Mrawan, sungai Wonoboyo, dan lain-lain.
terletak di
penduduk
Sementara itu Kecamatan yang penduduknya
yaitu, sungai Deluang, sungai Tlaga, sungai
Lokasi Kabupaten Bondowoso
penduduk
Sempol
dengan jumlah penduduk sebesar 11.645 jiwa,
yang
dengan kepadatan penduduk 54 jiwa/Km2.
wilayah timur propinsi Jawa
Data keluarga atau penduduk yang
Timur berada di sekitar garis Khatulistiwa perubahan
melakukan transmigrasi tahun 2013 mengalami
ini
juga
penurunan sebesar 90 persen yaitu dari 10
mempunyai perubahan musim sebanyak 2 iklim
keluarga pada tahun 2012 menjadi 1 keluarga di
setiap tahunnya yaitu musim kemarau dan
tahun
musim penghujan.
tranmigrasi di Kabupaten Bondowoso, jenis
secara
langsung
iklimnya,
mempengaruhi
sehingga
wilayah
Jika
dilihat
menurut
jenis
transmigrasi umum paling banyak diminati.
Musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai dengan
2013.
Di
Oktober dan musim
tinjau
dari
segi
keagamaan,
penghujan terjadi pada bulan November sampai
Kabupaten Bondowoso sebagian besar pen-
dengan mei. Akan tetapi bulan Juni, Agustus,
duduknya memeluk
dan September merupakan bulan peralihan
sebesar 756.667 orang, selanjutnya diikuti
musim jadi walaupun
oleh protestan sebanyak 4.556 orang, katholik
terjadi
curah
hujan
agama Islam
yaitu
masih relatif kecil. Kabupaten Bondowoso
sebanyak 2.321 orang, hindu sebanyak
merupakan salah satu Kabupaten di Wilayah
orang dan budha sebanyak sebanyak 117
Propinsi Jawa Timur yang mempunyai sistem
orang.
pemerintahan yang sama dengan kabupaten
mengalami kenaikan adalah masjid, langgar,
lain di Jawa Timur.
pura, dan vihara tidak mengalami perubahan. 221
Untuk
jumlah peribadatan
210
yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016 adalah sebagai berikut: Industri besar dan
Perekonomian Daerah Kondisis
perekonomian
Kabupaten
sedang di Kabupaten Bondowoso tahun 2013
Bondowoso tergambar pada kondisi struktur
sebanyak 20 perusahaan dengan rincian industri
perekonomian yang meliputi tiga unsur yaitu:
makanan
Primer (agriculture), sekuder (manufacture),
perusahaan, industri kimia dan bahan bangunan
dan tersier (service). Struktur perekonomian
sebanyak 4 perusahaan, industri kerajinan
Kabupaten Bondowoso masih sangat ber-
umum sebanyak 3 perusahaan.
gantung pada sektor pertanian karena sektor
dan
minuman
sebanyak
13
Untuk industri makanan dan minuman
ini masih menyumbang paling besar terhadap
terdiri
total PDRB yaitu sebesar 42,01 persen, diikuti
industri penggilingan katul dan indutri rokok
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
dengan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
menyumbang sebesar 27,50 persen dan sektor
2.113 orang. Dari jumlah tersebut 60,91 persen
industri pengolahan menyumbang sebesar 16,22
terserap sebagai tenaga kerja sebagai tenaga
persen.
kerja di industri pengeringan daun tembakau. Sumbangan
terkecil
adalah
dari
pengeringan
daun
tembakau,
sektor
Sementara itu pada jenis industri kimia dan
pertambangan dan penggalian yaitu sebesar
bahan bangunan penyerapan tenaga kerja
0,70 persen. Indeks perkembangan PDRB atas
terbanyak di industri kertas budaya yaitu
dasar harga berlaku tahun 2013
sebesar
1.051 orang, pada industri kerajinan umum
503,29 dan indeks perkembangan atas dasar
tenaga kerja banyak terserap di industri
harga konstan 2000 sebesar 190,45.
pengolahan kayu/mebel yaitu sebanyak 47 orang.
Sektor Industri pengolahan merupakan merupakan sektor penyumbang terbesar urutan ke
tiga
terhadap
PDRB
Hasil penelitian dan pembahasan
Kabupaten
Bondowoso setelah sektor perdagangan, hotel
a. Jumlah produksi (X1) adalah sejumlah
dan restoran, dan itu artinya sektor industri
barang yang dihasilkan oleh perusahaan
pengolahan mampu memberikan kontribusi
setelah mengeluarkan beberapa input.
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
b. Jumlah unit usaha (X2) adalah semua jumlah tempat atau lokasi yang digunakan
Potensi Perindustrian Kabupaten
Bondowoso
dalam kegiatan proses produksi. mempunyai
beberapa potensi perindustrian di antaranya 222
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kabupaten Bondowoso sendiri mem-
Analisis Model
punyai jumlah penduduk yang cukup banyak
Pengolahan data dalam proses penelitian
sehingga jumlah angkatan kerja juga banyak,
ini
sedangkan penduduk pada usia kerja dilihat
berganda,
dari pendidikan mereka banyak yang me-
menggunakan perhitungan program SPSS 16.0,
nempati posisi baru lulus Sekolah Dasar,
hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel
Belum tamat Sekolah Dasar, dan Tidak/Belum
berikut ini.
pernah sekolah.
menggunakan
analisis
berdasarkan
regresi
data
dan
linier dengan
Berikut uraian data variabel jumlah
Jumlah unit usaha tepe di Kabupaten
produksi dan variabel jumlah unit usaha
Bondowoso pada tahun 2013 mencapai 506 unit
terhadap variabel penyerapan tenaga kerja dan
usaha hal ini menunjukkan bahwa tidak sedikit
data hasil perhitungan yang dianalisa terhadap
pula jumlah tenaga kerja yang terserap di
variabel yang di uji selama sepuluh tahun yaitu
dalamnya sehingga jumlah unit usaha tape juga
dari tahun 2004 hingga tahun 2013.
di jadikan obyek penelitian sebagai variabel X2.
Dari persamaan regresi linier berganda
Yang kedua bekerja di industri kecil
diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel
tape merupakan pekerjaan yang mudah dan
bebas yaitu jumlah Produksi (X1), Jumlah unit
cukup bermodalkan tenaga, sehingga mereka
usaha (X2) mempunyai pengaruh yang positif
yang belum/tidak pernah sekolah akan senang
terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
bekerja pada industri kecil tape tersebut.
Bondowoso.
Beberapa hal itulah yang menjadikan masyarakat
produksi
(X1)
mempunyai
Kabupaten Bondowoso
penyerapan
tenaga
lebih memilih bekerja di Bidang industri kecil
Bondowoso
sebesar
tape di bandingkan bidang lain. Yang menjadi
menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel
pertanyaan adalah apakah banyaknya jumlah
jumlah produksi satu-satuan akan mengakibat-
tenaga kerja di pengaruhi oleh produktivitas
kan perubahan variabel penyerapan tenaga
tenaga kerja dan jumlah unit usaha tape di
kerja sebesar 4,895E-7 dengan arah yang sama
Kabupaten
atau searah bila variabel bebas lainnya konstan.
sekitar
Bondowoso
Bondowoso
jumlah
dan
masyarakat
Kabupaten
Variabel
ini.
Maka
dalam
penelitian ini jumlah pekerja pada industri kecil tape
di
Kabupaten
Bondowoso
pengaruh
positif
kerja
di
4,895E-7.
terhadap Kabupaten Hal
ini
Untuk variabel Jumlah unit usaha (X2)
dijadikan
mempunyai pengaruh yang positif terhadap
variabel Y. 223
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 penyerapan
tenaga
kerja
di
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kabupaten
Dari tabel diatas, dapat dapat digunakan
Bondowoso yaitu sebesar 2,478. Hal ini
untuk pengujian hipotesis dengan langkah–
menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel
langkah sebagai berikut :
jumlah unit usaha satu-satuan
4. Kurva daerah penerimaan atau penolakan H0
akan me-
ngakibatkan perubahan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 2,478 dengan arah yang sama atau searah bila variabel bebas lainnya
Gambar Kurva Uji F Pembuktian Hipotesis
konstan.
Dari pengujian diatas maka diketahui bahwa hipotesis pertama yang telah diajukan
Analisis R Square
peneliti
Dari tabel 5.2 di atas dapat di jelaskan bahwa
koefisien
determinasi
berganda
terbukti
kebenarannya.
Sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah
R
produksi (X1), jumlah unit usaha (X2) secara
Square sebesar 0,952. Hal ini berarti bahwa
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
besarnya pengaruh variabel bebas jumlah
terikat penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
produksi (X1), Jumlah unit usaha (X2) secara
Bondowoso,
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
kebenarannya.
didukung
atau
terbukti
penyerapan tenaga kerja (Y) sebesar 0,952 atau 95,2%. Sedangkan sisanya sebesar 4,8%
Pembahasan Hasil Penelitian
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model
Berdasarkan hasil uji F diketahui nilai
penelitian ini.
F hitung (69,609) > F tabel (4,74) dengan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000
Pengujian Hipotesis Uji F (Uji secara Simultan) Tabel Hasil Uji F
lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka dengan
Keterangan
Nilai
Sig.
memprediksikan Penyerapan tenaga kerja di
F hitung
69,609
0,000
Kabupaten Bondowoso. Atau dengan kata lain
demikian model regresi dapat dipakai untuk
dapat dikatakan bahwa jumlah produksi (X1) dan jumlah unit usaha (X2) secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap peDaerah Penolakan
Daerah Penerimaan H0
nyerapan
tenaga
Bondowoso (Y). 224
4,74
69,609
kerja
di
Kabupaten
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228 Sedangkan
melalui
uji
“t”
Volume 1, Nomor 2, September 2016 dapat
penyerapan
diketahui variabel independen mana saja yang
tenaga
kerja
di
kerja
di
Kabupaten
Bondowoso (Y).
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap penyerapan
tenaga
Dari hasil penelitian dapat diketahui
Kabupaten
bahwa variabel
jumlah produksi maupun
Bondowoso untuk variabel jumlah produksi
jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yang
(X1), t hitung (3,629) > t tabel (2,3646) dengan
signifikan secara parsial terhadap penyerapan
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
tenaga kerja di Kabupaten Bondowoso.
sebesar 0,008 < 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat
Simpulan
dikatakan bahwa variabel jumlah produksi (X1)
1.Dari hasil uji F diketahui bahwa hipotesis
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
yang diajukan oleh peneliti didukung atau
penyerapan
terbukti kebenarannya, maka dapat dikatakan
tenaga
kerja
di
Kabupaten
bahwa jumlah produksi (X1) dan jumlah unit
Bondowoso. Untuk variabel jumlah unit usaha (X2)
usaha (X2) secara bersama–sama berpengaruh
t hitung (5,416) > t tabel (2,3646) dengan
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
Kabupaten Bondowoso.
sebesar 0,001 < 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat
Hal ini terbukti dengan nilai F hitung (69,609)
dikatakan bahwa variabel jumlah unit usaha
> F tabel (4,74) dengan memiliki tingkat
(X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
atau 5 %.
Bondowoso.
2. Dari
uji
independen
Dari perhitungan diatas dapat diketahui
“t” mana
dapat saja
diketahui
variabel
yang berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap variabel
bahwa nilai koefisien determinasi parsial (r2)
terikat
variabel jumlah unit usaha (X2) sebesar 0,8082
yaitu penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Bondowoso, untuk variabel jumlah
lebih besar dari nilai koefisien determinasi
produksi, t hitung (3,629) > t tabel (2,3646)
parsial (r2) variabel produksi (X1) yaitu sebesar
dengan memiliki tingkat kesalahan meramal
0,6528. Dengan demikian dapat dikatakan
(sign) sebesar 0,008 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
bahwa variabel
dapat
jumlah unit
usaha (X2)
merupakan variabel yang mempunyai pe-
dikatakan
bahwa
variabel
jumlah
produksi (X1) mempunyai pengaruh yang
ngaruh paling besar atau dominan terhadap 225
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
signifikan secara parsial terhadap penyerapan
sehingga dapat di tulis beberapa saran beriku
tenaga kerja di Kabupaten Bondowoso (Y)
ini:
Untuk variabel jumlah unit usaha (X2) t hitung
1.
(5,416) > t tabel (2,3646) dengan memiliki
keberlangsungan
tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar 0,001
artinya
< 0,005 atau 5 persen. Jadi dapat di katakan
memeberikan perluasan pasar bagi para pelaku
bahwa
usaha.
variabel
jumlah
unit
usaha (X2)
Pemerintah harus lebih memperhatikan
bahwa
usaha
industri kecil tape,
pemerintah
harus
mampu
memepunyai pengaruh yang signifikan secara
2. pemerintah diharapakan mampu memberikan
parsial terhadap penyerapan tenaga kerja di
kemudahan
Variabel
jumlah
merupakan pengaruh
variabel besar
penyerapan
tenaga
Bondowoso
(Y).
unit
usaha
yang
atau
untuk
mendirikan
industri baru, karena dengan bertambahnya
Kabupaten Bondowoso (Y). 3.
perijinan
di
Karena
kesempatan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
mempunyai
dominan
kerja
jumlah unit usaha tape akan mampu membuka
(X2)
3.
terhadap
kebijakan–kebijakan yang mendukung terhadap
Kabupaten
nilai
Pemerintah harus mampu memberikan
berkembangnya industri kecil tape.
koefisien
determinasi parsial (r2) variabel jumlah unit Daftar Pustaka
usaha sebesar 0,8082 lebih besar dari nilai koefisien determinasi parsial (r2) variabel
Ananta, Aris, 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi,Lembaga Demografi FE UI. Jakarta.
jumlah produksi (X1) yaitu sebesar 0,6528. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel jumlah unit usaha (X2) merupakan
tenaga kerja di Kabupaten Bondowoso (Y).
Anoraga, P dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Lincolin, 1997. Ekonomi Pemebngunan. Yogyakarta : UGM
Saran
Basu, Swastha. 1995. Pengantar Bisnis Modern. Jakarta: Liberty
variabel yang mempunyai
pengaruh
besar atau dominan terhadap
Dari
hasil
pengujian
paling
penyerapan
yang
telah
Djojohadikusumo, Sumitro. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: PT. Pembangunan.
dilakukan diketahui secara bersama – sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat
yaitu
penyerapan
Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.
tenaga kerja, 226
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 209 - 228
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Hadah, Nawawi. 2001, Metodologi Bidang Sosial, UGM Yogyakarta. Muryani, Setyo, 2002, Analisis faktor–faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan kayu di Propinsi Daerah tingkat I Jawa Timur (Setyo Muryani, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2002, Surabaya, Skrispsi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenaga kerjaan. Jogyakarta : Graha Ilmu. Swasono, Yudo dan Endang Sulistyaningsih. 1987. Metode Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: BPFE. Wignjosoebroto, Sritomo,1993. Pengantar Teknik Industri. Jakarta: PT. Guna Widya. Zendra, Rizki Herdian, 2015, Peranan Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Surabaya, Surabaya, Skripsi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
227