M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN DESTINASI WISATA BAGI WISATAWAN DOMESTIK NUSANTARA 1
M. Ariza Eka Yusendra Magister Manajemen, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya 1
[email protected] ABTRACT
The underlying factors that influence tourist's decision to determine tourism destinations are essential for every related stakeholder, in their efforts to crafting tourism marketing strategies. If the tourism stakeholders were able to identify these factors, it’s easier to focus according to the needs of the consumers. The purposes of this research are to determine the factors that influence domestic tourist in Indonesia when they must choose a tourism destination and to identify the most important or dominant factors from those. The benefits of this research are to provide a marketing strategy basis for tourism stakeholders based on the most important and dominant factors that fits the needs of domestic tourist perception. This research began with a list of 24 factors that frequently to consider by domestic tourists when selecting a tourism destination. By using Cochran Q Test method, we obtained 15 most important factor with Personal Motivation Factor positioned as Rank 1 most important factor and should be considered when determining a tourist destination. Keywords: Cochran Q Test, Tourism Factors, Domestic Tourist ABSTRAK Faktor yang mendukung keputusan wisatawan untuk menentukan destinasi wisata merupakan hal yang penting bagi stakeholder pariwisata dalam rangka penyusunan strategi pemasaran kepariwisataan. Apabila stakeholder pariwisata mampu mengidentifikasi faktorfaktor ini, maka lebih mudah untuk menfokuskan perencanan strategi pemasaran sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga destinasi wisatanya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk dipilih oleh wisatawan domestik. Penelitian ini bertujuan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan destinasi wisata bagi wisatawan domestik nusantara di Indonesia dan mengetahui faktor-faktor yang paling penting atau dominan mempengaruhi keputusan pemilihan destinasi wisata bagi wisatawan domestik nusantara di Indonesia. Keutamaan penelitian ini adalah memberikan dasar bagi stakeholder dalam penyusunan strategi pemasaran pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan paling penting dari wisatawan domestik nusantara di Indonesia. Penelitian ini dimulai dengan me-list 24 faktor yang paling sering dipertimbangkan oleh wisatawan domestik nusantara pada saat menentukan pemilihan destinasi wisata. Kemudian metode iterasi Cochran Q Test didapatkan 15 faktor yang paling penting dengan faktor Motivasi Personal menduduki peringkat nomor 1 faktor yang paling penting dan perlu dipertimbangkan saat menentukan destinasi wisata. Kata Kunci: Cochran Q Test, Faktor Pertimbangan Wisata
Informatics and Business Institute Darmajaya
46
M. Ariza Eka Yusendra
I.
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
sekitar dua kali dari total penerimaan
PENDAHULUAN
devisa dari wisatawan mancanegara. Indonesia memiliki potensi yang besar di industri kepariwisataan. Menurut data dari kemenparekraf tahun 2013 pariwisata Indonesia telah dikunjungi sekitar 8,6 juta wisatawan asing (Wisman). Angka ini tumbuh 7,37% dibandingkan tahun 2012. Terlebih
lagi
melakukan
pada
saat
kunjungan,
Wisman
pasitnya
ada
pengeluaran yang mereka lakukan mulai dari akomodasi, makanan dan minuman, cenderamata, belanja transportasi dan lain sebagainya. Wisatawan Mancanegara ratafata
menghabiskan
US$1.142,24
per
uang
orang
sekitar
atau
setara
Rp.13,7 juta jika menggunakan nilai tukar Rp.12.000. Apabila jumlah kunjungan wisatawan asing sebanyak 8,6 juta jiwa maka
pengeluaran
yang
dikeluarkan
adalah setara Rp.117.88 triliun. Tidak kalah dengan Wisatawan Mancanegara, potensi
dari
besar.Pada
wisatawan
juga
sangat
tahun 2013 saja, jumlah
wisatawan domestik nusantara yang lalu lalang antara satu pulau ke pulau yang lainnya, atau dari satu kota- ke kota lainnya mencapai 248 juta jiwa. Memang pengeluaran yang mereka habiskan tidak sedahsyat wisatawan asing. Namun secara volume,
jumlah
wisatawan
nusantara
sangatlah besar karena mencapai 30 kalinya. Total belanja wisatawan domestik nusantara mencapai Rp.176,32 trilun atau Informatics and Business Institute Darmajaya
Jadi,
apabila
kita
gabungkan,
total
pengeluaran wisatawan mancanegara dan domestik nusatara adalah sebesar Rp. 294 triliun lebih, yang merupakan jumlah yang fantastis, dimana masih sangat mungkin industri kepariwisataan di Indonesia masih untuk berkembang lebih besar. Dari Insight diatas kita dapat melihat bahwa wisatawan domestik nusantara merupakan segmen pasar
dan pemberi sumbangan
devisa pariwisata yang terbesar. Tidak salah
lagi
segmen
pasar
wisatawan
domestik nusantara memainkan peranan yang penting selain membantu devisa negara melalui belanja wisata mereka, mereka juga dapat menyebarkan (words of mouth)
tentang
keistimewaan
keunggulan
obyek-obyek
dan
wisata
di
Indonesia. Proses words of mouth tersebut tidak hanya berlangsung di dalam negeri saja,
akan
tetapi
bisa
jadi
mereka
menyebarkan ke luar negeri, karena mereka mungkin memiliki kolega dari luar
negeri
juga.
dimungkinkan,
Hal
karena
ini
sangat
perkembangan
teknologi internet dewasa ini di Indonesia berkembang sangat pesat. Para wisatawan domestik nusantara dapat saja menulis pengalaman wisata mereka apabila merasa excited (sangat puas) ke media sosial (facebook,
twitter,
instagram),
blog
pribadi dan chatting di forum yang dapat 47
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
dilihat oleh kolega-koleganya yang tentu
domestik nusantara untuk memilih suatu
tidak terbatas ruang dan waktu – kolega
destinasi pariwisata. Menurut Horner dan
dari luar negeri.
Swarbrooke (2007), ada dua faktor utama
Potensi segmen pasar wisatawan domestik
yang menjadi pertimbangan konsumen
nusantara ini semakin diperbesar oleh
pariwisata dalam menentukan destinasi
kenaikan
pariwisata
jumlah
menengah.
tahun
kelas
yaitu
faktor-faktor
yang
2013-2014,
menentukan apakah konsumen akan bisa
konsumen kelas menengah dengan daya
mengambil liburan atau tidak dan faktor-
belanja Rp. 3 juta sd 7 juta mencapai 98
faktor
juta konsumen atau 44 juta konsumen
perjalanan
pasangan suami istri dengan jumlah
liburan wisata diambil oleh mereka.
penduduk
memiliki
Secara lebih detil lagi mereka merinci
persentase 88% dan penduduk miskin
faktor- faktor tersebut seperti: motivasi
12%. Potensi kelas menengah inilah yang
personal, ketersediaan obyek-obyek dan
menjadi pintu gerbang untuk memajukan
produk wisata yang menarik, nasehat-
industry pariwisata di Indonesia, selain
nasehat dan rekomendasi dari travel agent,
bertumbu pada wiasatawan mancanegara.
informasi-informasi
Hal ini dikarenakan semakin tinggi tahap
tentang tujuan wisata dari organisasi
hidup seorang manusia, kebutuhan untuk
turisme dan travel agent, rekomendasi dari
leasure dan bersantai mereka juga akan
teman, sahabat ataupun kerabat (words of
meningkat. Mereka membutuhkan sarana
mouth), kondisi politik, keamanan dan
untuk melepaskan kepenatan dan stress
teknologi
setelah lelah bekerja, dan salah satu cara
kondisi
untuk melepaskan ketegangan tersebut
wisata, promosi special dari organisasi
adalah dengan melakukan
liburan atau
pariwisata, iklim dan cuaca dari destinasi
tersebut
wisata, sikap, opini dan persepsi terhadap
wisata
Pada
konsumen
tidak
karena
sebenarnya
miskin
kegiatan
merupakan
salah
satu
kebutuhan sosial setiap manusia. Tentu
saja
seperti
layaknya
yang
menentukan
dan
dari
jenis
pengalaman
yang
destinasi
higeanitas
tipe
apabila
diperoleh
pariwisata,
lingkungan
tujuan
tujuan wisata, gaya hidup konsumen wisata tersebut, pengetahuan saat ini
sebuah
tentang
destinasi
wisata,
hobi
dan
segmen pasar, kita sebagai stakeholder
ketertarikan serta pengalaman masa lalu
penyelenggara
konsumen
kepariwisataan
perlu
pariwisata
yang
telah
memahami proses pengambilan keputusan
berkunjung ke suatu destinasi wisata
konsumen pariwisata domestik dan faktor-
tertentu. Senada dengan Horner dan
faktor yang menentukan para wisatawan
Swarbrooke, Goeldner & Ritchie (2012)
Informatics and Business Institute Darmajaya
48
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
juga menambahkan beberapa faktor yang
jadi
mempengaruhi
penentuan
mempromosikan faktor yang mungkin
komitmen
tidak terlalu dianggap penting (atau malah
terhadap keluarga, tingkat pendapatan,
tidak penting sama sekali), sehingga alih-
kepribadian konsumen, transportasi dan
alih
akses
memperhatikan dan datang ke destinasi
destinasi
keputusan
wisata,
seperti:
jalan, serta infrastruktur fasilitas
pendukung
akomodasi,
makanan
dan
kita
meningkatkan
wisatawan
domestik
dan
nusantara
wisata kita, malah mereka akan pergi ke
minuman hotel dan lain lain.
destinasi nusantara yang lain atau bahkan
Demikian
banyak faktor-faktor yang
pergi ke destinasi wisata mancanegara
harus dipertimbangkan oleh wisatawan
yang lainnya, seperti Malaysia, Thailand
domestik
dan
nusantara
dalam
rangka
singapura
yang
agresif
merencanakan liburan dan wisatanya,
menggarap
membuat tantangan tersendiri bagi para
sesuai dengan preferensi para konsumen
penyelenggara/stakeholder penyelenggara
wisatanya.
kepariwisataan. Yang perlu diperhatikan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
adalah
perlu dilakukan penelitian “ANALISIS
tingkat
kepentingan
terhadap
dunia
juga
pariwisatanya
agar
semua faktor-faktor tersebut diatas adalah
FAKTOR-FAKTOR
YANG
berbeda untuk setiap konsumen wisatawan
MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN
domestik
PEMILIHAN DESTINASI WISATA
nusantara
baik
apabila
dipandang dari segi demografis, geografis
BAGI
maupun psikografis. Menemukan dan
NUSANTARA”
menentukan
mendukung
insight apa saja sebenarnya faktor-faktor
keputusan dalam menentukan destinasi
yang dianggap paling penting bagi para
wisata merupakan hal yang penting bagi
wisatawan domestik nusantara dalam
stakeholder dalam rangka penyusunan
memilih
strategi pemasaran kepariwisataannya –
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan produk, harga, distribusi dan
sebagai berikut:
cara promosi destinasi wisata, supaya
1. Menentukan
faktor
yang
WISATAWAN
suatu
DOMESTIK
untuk
memperoleh
destinasi
pariwisata.
faktor-faktor
lebih menarik dan membujuk wisatawan
yang
domestik nusantara untuk datang ke suatu
pemilihan
destinasi
wisata
destinasi
wisatawan
domestik
nusantara
stakeholder
wisata.
Ketidak
menentukan
mampuan
faktor
yang
paling penting, bisa jadi mengarah pada kesalahan strategi pemasaran wisata. Bisa Informatics and Business Institute Darmajaya
mempengaruhi
apakah keputusan bagi di
Indonesia 2. Mengetahui faktor-faktor yang paling penting
atau
dominan
yang 49
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
mempengaruhi keputusan pemilihan
mereka terlibat dalam berbagai olahraga,
destinasi
berjemur,
wisata
bagi
wisatawan
domestic nusantara di Indonesia
silaturahmi,
bernyanyi,
mengambil perjalanan, tur, membaca, atau hanya menikmati lingkungan. Goeldner &
II.
Ritchie
LANDASAN TEORI
(2012)
juga
memasukkan
beberapa kegiatan-kegiatan lainnya seperti 2.1 Definisi Pariwisata Pariwisata
acara konvensi, konferensi bisnis, atau
memiliki
definisi
yang
bermacam-macam, misalnya Middleton, Fyall & Morgan (2009) mendefinisikan pariwisata sebagai “semua kegiatan yang berkaitan dengan perjalanan dalam jangka waktu pendek menuju ke destinasi/lokasi diluar area tempat mereka tinggal, hidup, bekerja dan menjalani aktivitas seharihari”.
Senada dengan Middleton &
Clarke,
Hunziker
&
Krapf
dalam
Nirwanda, Sapta (2014), mendefinisikan Kepariwisataan adalah keseluruhan gejala (fenomena) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan
oleh
perjalanan
dan
persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk tinggal menetap di tempat yang disinggahi dan tidak
berkaitan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang menghasilkan upah”.
oleh Goeldner & Ritchie (2012) dimana pariwisata merupakan kegiatan dari orangorang yang mengunjungi tempat tertentu untuk jalan-jalan, mengunjungi teman dan mengambil
liburan,
dan
bersenang-senang. Orang-orang tersebut mungkin
menghabiskan
waktu
kegiatan
dari
usaha
atau
kegiatan profesional, serta orang-orang yang mengambil study tour dan penelitian ilmiah
(MICE=Meeting,
Incentives,
Conference, and Event). Setiap usaha untuk
mendefinisikan
pariwisata
dan
untuk menggambarkan ruang lingkup sepenuhnya
harus
mempertimbangkan
berbagai kelompok yang berpartisipasi dalam dan dipengaruhi oleh industri ini. Perspektif mereka sangat penting untuk pengembangan
definisi
yang
komprehensif. Empat perspektif yang berbeda
dari
pariwisata
dapat
diidentifikasi sebagai berikut: 1. Wisatawan: para wisatawan biasanya mencari berbagai pengalaman psikis dan fisik serta kepuasan. Sifat ini akan sangat menentukan tujuan yang dipilih
Penjelasan yang lebih lengkap diberikan
kerabat,
beberapa
luang
Informatics and Business Institute Darmajaya
dan
kegiatan
menikmati
destinasi
wisata. 2. Bisnis yang menyediakan produk dan jasa pariwisata: Para pebisnis melihat pariwisata sebagai kesempatan untuk membuat
keuntungan
dengan
menyediakan barang dan jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar wisata. 50
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
3. Pemerintahan yang menyelenggarakan
sekitarnya yang terlibat dalam menarik
area pariwisata: Pemerintah setempat
dan hosting pengunjung (Goeldner &
melihat pariwisata sebagai faktor akan
Ritchie, 2012).
meningkatkan perekonomian di daerah
mengacu pada UU No.10 tahun 2009
yurisdiksi
tentang
mereka.
Perspektif
Sedangkan
kepariwisataan
ada
jika kita
beberapa
pemerintah terkait dengan peningkatan
definisi yang dibuat untuk memperjelas
pendapatan warganya dari bisnsi yang
cakupan dalam dunia kepariwisataan.
tercipta dari dunia kepariwisataan.
Pertama
Pemerintah juga mempertimbangkan
macam kegiatan wisata dan didukung
penerimaan devisa dari pariwisata,
berbagai fasilitas serta layanan yang
serta
yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pengeluaran
pemerintah dan pemerintah daerah. Lalu,
penerimaan
dikumpulkan wisatawan,
pajak
dari baik
secara
langsung
Pariwisata
adalah
berbagai
kepariwisataan adalah seluruh kegiatan
maupun tidak langsung. Pemerintah
yang
setempat juga dapat memainkan peran
bersifat
penting dalam kebijakan pariwisata,
disiplin yang muncul sebagai wujud
pengembangan,
kebutuhan setiap orang dan negara serta
promosi,
dan
implementasi 4. Masyarakat
terkait
dengan
pariwisata
multidimensional
serta
dan multi
interaksi antar wisatwan dan masyarakat Setempat:
Masyarakat
setempat, sesame wisatawan, pemerintah,
setempat biasanya melihat pariwisata
pemerintah
sebagai faktor budaya dan pekerjaan.
Sedangkan industri pariwisata adalah
Yang
masyarakat
kumpulan usaha pariwisata yang saling
setempat, adalah efek dari interaksi
terkait dalam rangka menghasilkan barang
antara sejumlah besar pengunjung
dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
internasional dan penduduk. Efek ini
wisatawan
mungkin bermanfaat atau berbahaya,
pariwisata (Nirwandar, Sapta, 2014).
penting
bagi
daerah
dalam
dan
pengusaha.
penyelenggaraan
atau keduanya. Dengan
demikian,
pariwisata
dapat
2.2 Perkembangan Indonesia
Pariwisata
didefinisikan sebagai proses, kegiatan, dan
Menurut
hasil yang timbul dari hubungan dan
Kepariwisataan
interaksi di kalangan wisatawan, pemasok
menjadi primadona setelah tahun 1983.
pariwisata,
Pemerintah
pemerintah
tuan
rumah,
masyarakat tuan rumah, dan lingkungan Informatics and Business Institute Darmajaya
kebijakan
Nirwandar
di
di
Indonesia
mengeluarkan yang
(2014),
secara
mulai
beragam langsung 51
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
berdampak positif pada dunia pariwisata
wisatawan menjadi 638.885 terus naik
di Indonesia. Salah satu kebijakan yang
hingga tahun 1987 menembus angka 1
sangat penting adalah mengenai bebas
juta turis, tepatnya mencapai 1.060.347
visa bagi wisatawan asing. Keppres No.
wisatawan
15
pembebasan
pemerintah juga semakin tampak lebih
wisatawan asing yang berkunjung ke
serius dalam menggarap kepariwisataan
Indonesia, dimana ada sekitar 26 negara
dengan
sahabat yang warganya dibebaskan bila
Perhubungan yang awalnya menaungi
berkunjung ke Indonesia. Jumlah itu
pariwisata menjadi dua departemen, yaitu,
ditambah lagi sehingga mencakup seluruh
Departemen
Negara Eropa, Amerika, Asia, Australia
Departemen
dan
Telekomunikasi.
mengatur
Selandia
mengenai
Baru.
Tidak
hanya
asing.
Lebih
dipecahnya
jauh
lagi
Departemen
Perhubungan Pariwisata,
dan
Pos
dan
membebaskan visa, Kepress No.15 tahun
Pada era reformasi sejak dikeluarkannya
1983 itu juga memuat ketetapan lain yang
UU No.32 tahun 2004 tentang otonomi
jugapenting bagi kepariwisataan. Yaitu,
daerah,
memuat tentang penetapan pelabuhan-
memiliki kewenangan yang lebih luas.
pelabuhan yang bisa digunakan sebagai
Undang-Undang
pintu masuk kapal-kapal pesiar dari luar
kementrian tidak lagi memiliki kantor
negeri dan penetapan bandar-bandar udara
wilayah
di Indonesia timur sebagai pintu masuk
termasuk kementrian yang menangani
wisatawan.
pariwisata.
Namun, yang tidak kalah penting adalah
kewenangan dalam mengatur pariwisata.
kebijakan yang menyangkut mengenai
Hanya saja, tidak semua pemerintah
pelaku usaha secara langsung. Dalam
daerah
Keppres tersebut menetapkan juga bahwa
mengembangkan pariwisata didaerahnya,
para pelaku-pelaku usaha di bidang
terutama, di daerah-daerah pemekaran.
kepariwisataan
Ditambah
dapat
diberikan
membuat
didaerah
pemerintah
No.32
ini
tingkat
Pemerintah
membuat
I dan
daerah
memiliki
lagi,
daerah
masih
II,
diberi
kemampuan
minimnya
keringanan yang menyangkut perkreditan,
aksesibilitas ke daerah-daerah tersebut
perpajakan, bea masuk dan perizinan yang
yang sulit dijangkau oleh wisatawan
dikeluarkan pemerintah daerah dan pusat.
mancanegara dan wisatawan domestik.
Sejak ada Keppres ini, jumlah wisatawan
Hal
yang datang melonjak signifikan. Bila
anggaran pendapatan dan belanja daerah
pada tahun 1982 berjumlah 592.046 orang,
(APBD)
sedangkan
dialokasikan ke daerah-daerah pada sektor
pada
tahun 1983 jumlah
Informatics and Business Institute Darmajaya
lain
lagi
yang
adalah
tidak
permasalahan
besar
yang
52
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
pariwisata. Hal ini mengakibatkan sektor
Menurut Schiffman & Kanuk (2008) suatu
pariwisata sempat terpuruk di masa
organisasi ataupun perusahaan akan lebih
transisi politik di Indonesia. Ditingkat
mudah
pusat pun, terjadi pergantian nama untuk
pemasaran dan promosi apabila mereka
departemen yang menangani pariwisata.
mampu memahami dan menyediakan apa
Mulai Menparsenibud, menjadi Menteri
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
Negara Pariwisata dan Kesenian, berubah
konsumen.
lagi menjadi Menteri Negara Kebudayaan
penting untuk dapat memahami kebutuhan
dan Pariwisata, hingga pada pemerintahan
dan keinginan serta hal-hal yang dirasakan
Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
penting oleh konsumen dimana dapat
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
mengarahkan perilaku mereka. Konsep
Ketika pada zaman pemerintahan periode
tersebut menghantarkan kita kepada studi
kedua
perilaku
Susilo
kementrian
ini
berubah
Karenanya
program
akan
konsumen
sangat
untuk
belajar
memahami konsumen dan membentuk
Ekonomi
strategi pemasaran berdasarkan perilaku
(Kemenparekraf). Salah satu
konsumen yang telah dikumpulkan dan
Pariwisata
pertimbangan kreatif
Yudhoyono,
membuat
menjadi
Kementrian Kreatif
Bambang
untuk
dan
memasukkan
dalam
ekonomi
kementrian
adalah
disarikan. Secara garis besar perilaku konsumen
menurut Kotler & Keller
perkembangan kreatifitas dan inovasi di
(2009) dapat didefinisikan sebagai studi
kalangan anak muda di Indonesia yang
bagaimana
semakin pesat. Bahkan dunia kreatif ini
organisasi
mampu memberikan kontribusi dalam
menggunakan dan bagaimana barang, jasa,
penyediaan
ide atau pengalaman untuk memuaskan
lapangan
pekerjaan
yang
individu,
kelompok
memilih,
dan
membeli,
sangat besar. Mulai dari dunia musik,
kebutuhan dan keinginan mereka.
clothing and factoryoutlet, perfilman,
Didalam perilaku konsumen kita juga
aplikasi online dan lainnya telah menjadi
harus memahami proses pengambilan
penggerak perekonomian di beberapa kota.
keputusan konsumen, yang merupakan
Bahkan ekonomi kreatif juga mampu
salah satu ruang lingkup studi perilaku
mendatangkan
konsumen. Middleton, Fyall & Morgan
wisatawan
asing
dan
domestik nusantara.
(2009) memberikan suatu model proses pengambilan
2.3 Perilaku & Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pariwisata
keputusan
konsumen
pariwisata - model 3 proses Stimuli dan Respon untuk memudahkan pelaku bsinis pariwisata menyusun strategi pemasaran
Informatics and Business Institute Darmajaya
53
M. Ariza Eka Yusendra
agar
fit
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
dengan
kebutuhan
dan
terlihat pada Gambar 1.
kepentingan konsumen wisata, seperti STIMULI
PROCESSING
Komunikasi Pemasaran
Karakteristik Wisatawan Budaya Sosial Personal Psikologis
Sumber Informasi Lainnya
RESPON Perilaku Wisatawan Apa? Dimana? Berapa banyak dan Sering?
Proses Pembuatan Keputusan Wisatawan
Gambar 1. Model 3 Proses Stimuli respon Model pada Gambar 1. memiliki 3
tentang infrastruktur yang ada di destinasi
komponen utama yaitu stimulus, proses
wisata. Informasi-informasi ini diproses
dan
oleh
respon.
Pada
bagian
wisatawan
menerima
lingkungan
luar.
tengah,
stimuli
Mereka
dari
menyerap
informasi, pengaruh, pertimbangan
para
wisatawan
secara
sosial,
personal dan psikologis dan sebagai hasilnya
akan
terbentuk
keputusan
dan
pemilihan destinasi wisata. Pada bagian
dan gambaran produk (dalam hal ini
paling kanan merupakan respon dari
destinasi pariwisata) dari berbagai sumber.
beberapa set pilihan tertentu, termasuk
Beberapa
adalah
didalamnya tipe produk (destinasi wisata),
program-program komunikasi pemasaran
harga paket wisata, waktu yang ditentukan
dari organisasi-organisasi wisata akan
dan
tetapi proses tersebut juga bisa dibentuk
wiastawan
sepanjang waktu dari percakapan dengan
pembeliannya
teman,
orang-orang
Morgan , 2009). Sedangkan untuk proses
terdekatnya, pengetahuan yang mereka
pembuatan keputusan wisatawan dalam
miliki tentang destinasi wisata ataupun
menentukan destinasi wisatanya, secara
dari berbagai media seperti berita, ulasan
umum, Schiffman &
tentang
memberikan model yang lebih detil
stimuli
kerabat
diantaranya
ataupun
destinasi
dokumenter
tentang
wisata, destinasi
film-film wisata
melalui
chanel akan
distribusi
apa
melaksanakan
(Middleton, Fyall &
Kanuk (2009)
seperti terlihat pada Gambar 2.
termasuk di dalamnya kabar dan berita
Informatics and Business Institute Darmajaya
54
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Gambar 2. Model Proses Pengambilan Keputusan versi Schiffman & Kanuk Apabila kita mampu mengidentifikasi
pengambilan keputusan destinasi wisata
faktor-faktor yang dianggap penting oleh
dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor-
konsumen
dalam
faktor
destinasi
wisata,
proses
penentuan
otomatis
akan
yang
menentukan
apakah
konsumen akan bisa mengambil liburan
memudahkan kita dalam menfokuskan
atau
tidak
dan
faktor-faktor
usaha pemasaran wisata dan menghindari
menentukan jenis tipe perjalanan dan
kesalahan penawaran nilai dan manfaat
pengalaman
kepada konsumen – jangan samapi kita
diambil oleh mereka. Kemudian dari dua
menawarkan atribut dan faktor yang tidak
jenis faktor tersebut mereka membagi lagi
dianggap penting oleh konsumen.
menjadi
apabila
liburan
yang
wisata
faktor-faktor yang bersifat
personal bagi seorang wisatawan dan 2.4 Faktor-faktor Yang Menentukan Pengambilan Keputusan
faktor-faktor yang bersifat eksternal bagi wisatawan seperti yang terlihat pada
Menurut Honner & Swarbrooke (2007) faktor-faktor
yang
Gambar 3.
menentukan
Informatics and Business Institute Darmajaya
55
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Gambar 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisata (Honner& Swarbrooke) Goeldner
&
Ritchie
menambahkan
(2012)
faktor-faktor
mempengaruhi
keputusan
destinasi wisata elemen-elemen
juga
faktor-faktor yang mempengaruhi seorang
yang
wisatawan dalam pemilihan destinasi
pemilihan
wisata.
dengan memasukkan fasilitas
utama
dan
pendukung pariwisata, seperti akomodasi, makanan dan minuman, hotel dll-nya. Mereka
juga
transportasi
menambahkan
serta
akses
bahwa
jalan
juga
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemilihan destinasi wisata, karena beberapa segmen ada yang tidak menyukai tempat-tempat yang sukar untuk ditempuh, walaupun beberapa dari mereka juga ada yang menyukai tantangan. Selain faktor-faktor diatas harga paket wisata dan event-event/hiburan-hiburan berbasis
pariwisata
dan
Gambar 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisata (Goeldner &Ritchie) III.
METODE PENELITIAN
teknologi
pendukung semisal internet dan teknologi informasi juga mendapat perhatian dari wisatawan dalam penentuan destinasi wisata. Gambar 4. akan terlihat detil
3.1 Populasi dan Penentuan Jumlah Sampel Populasi dalam
penelitian ini adalah
wisatawan domestik nusantara yang sering melakukan perjalanan di obyek-obyek
Informatics and Business Institute Darmajaya
56
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
wisata di dalam negeri. Jumlah populasi
N
= Jumlah Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini
e
= batas toleransi kesalahan (error
adalah sebanyak 55,7 juta wisatawan
tolerance)
domestik nusantara bersumber dari data
Batas toleransi kesalahan yang digunakan
BPS 2013.Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebesar 0.05
daam penelitian ini adalah Snowball
(5%), sehingga didapat jumlah sampel
Sampling
adalah:
secara
menempatkan social
media
metode
untuk
online
kuisioner
dengan
pada
pariwisata.
groups
Sedangkan
menentukan
jumlah
Dibulatkan menjadi 400 responden sampel
sampling adalah dengan menggunakan rumus slovin dengan rumus sebagai
3.2 Definisi Operasional
berikut:
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan pemilihan destinasi wisata bagi wisatawan domestik nusantara, seperti
Dimana: n
terlihat pada Tabel 1.
= Jumlah sampel Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian
Var X1 X2 X3 X4
Faktor Motivasi Personal Ketersediaan obyek dan produk wisata rekomendasi dari Travel Agent Informasi destinasi wisata dari organisasi pariwisata dan travel agent
Var X13 X14 X15 X16
Faktor Hobi dan ketertarikan Pengalaman masa lalu Komitmen terhadap kerja Komitmen terhadap keluarga
X5 X6 X7 X8
Words of mouth Kondisi politik dan keamanan Kondisi higeanitas lingkungan Special promo dari organisasi pariwisata atau travel agent
X17 X18 X19 X20
Kesehatan personal Tingkat pendapatan Kepribadian Transportasi & akses jalan
X9 X10 X11 X12
Cuaca dan iklim Sikap,opini & persepsi Gaya hidup Pengetahuan saat ini tentang destinasi wisata
X21 X22 X23 X24
Fasilitas utama dan pendukung Harga paket wisata Event-Event dan hiburan Teknologi pendukung (internet dan teknologi informasi)
Informatics and Business Institute Darmajaya
57
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
3.3 Metode Cochran Q Test Untuk Menentukan Faktor Dominan Menurut Simamora (2004), Cochran Qtest
digunakan
tingkat
untuk
menganalisis
keberhasilan/kesuksesan
data
secara statistik, menguji hipotesa pada beberapa variable yang berhubungan secara dikotomi yang memiliki nilai mean yang sama. Cochran Q-test ini digunakan
jika
datanya
berbentuk
Dimana: k
= Jumlah variabel
n
= Jumlah responden
(pengamatan) Cj
= Total respon pada j variable
(kolom) Ri
= total respon pada i pengamatan
nominal, lebih dari dua sampel, datanya tidak bebas dan memiliki respon biner seperti sukses (1) versus gagal (0) atau ya (1)
versus
tidak
(0).
Dengan
Hipotesis yang dibangun pada penelitian ini adalah: Ho
: Semua faktor yang mempengaruhi keputusan
menggunakan rumus Cochran Q test, kita dapat
melakukan
pengujian
wisatawan domestic nusantara
tingkat
memiliki proporsi jawab YA
kepentingan setiap faktor yang valid dan menghilangkan terhadap
unsur
suatu
menggunakan
faktor.
uji
ini
yang sama
subyektifitas Dengan kita
Ha
: Semua faktor yang mempengaruhi keputusan
akan
wisatawan domestic nusantara
mengetahui keberadaan hubungan antara
memiliki proporsi jawab YA
beberapa faktor, dimana dari sekian faktor
yang
dianggap
penting
yang berbeda
oleh
konsumen akan dibuang faktor yang
Keputusan inferensi adalah tolak Ho dan
banyak mendapatkan jawaban “Tidak”
terima Ha, jika Q hit > Q Tab, dan terima
secara iterasi statistic, sampai akhirnya
Ho dan tolak Ha, jika Q hit < Q tab.
diperoleh
Dimana:
faktor
yang
betul-betul
menggambarkan tingkat yang paling dipertimbangkan
(tingkat
kepentingan
Jika tolak Ho berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada
tertinggi) dalam menentukan keputusan
semua faktor yang berpengaruh.
pemilihan destinasi wisata. Rumus yang
Artinya belum ada kesepakatan
digunakan untuk Cochran Q Test adalah
diantara para responden tentang
sebagai berikut:
faktor yang dianalisis
Informatics and Business Institute Darmajaya
58
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Jika terima Ho berarti proporsi YA
Rekomendasi dari Travel Agent (X3),
pada semua faktor dianggap sama.
Informasi dari destinasi wisata dari
Dengan demikian, semua responden
organisasi pariwisata dan travel agent
dianggap sepakat mengenai semua
(X4), Words of Mouth atau rekomendasi
atribut sebagai faktor yang
dari teman, kerabat dan kolega (X5),
dipertimbangkan
Kondisi
Politik
destinasi IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dan
wisata
Keamanan (X6),
di
Kondisi
higienitas/kebersihan dan lingkungan di destinasi wisata (X7), Special Promo dari
4.1
Pembahasan
Organisasi pariwisata atau travel agent
Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang
(X8), Cuaca dan Iklim (X9), Sikap, opini
Mempengaruhi
Pemilihan
dan persepsi terhadap destinasi wisata
Wisatawan
(X10), Gaya Hidup (X11), Pengetahuan
Domestik Nusantara” bertujuan untuk
saat ini tentang Destinasi Wisata (X12,
menemukan faktor-faktor yang dianggap
Hobi
paling penting atau dominan oleh para
Pengalaman masa lalu (X14), Komitmen
wisatawan domestik nusantara pada saat
terhadap kerja (X15), Komitmen terhadap
menentukan
keluarga
Destinasi
Keputusan
Wisata
suatu
Bagi
destinasi
wisata.
dan
Ketertarikan
(X16),
(X13),
Kesehatan
personal
Apabila kita dapat menentukan faktor-
(X17),
faktor yang dominan dalam penentuan
Kepribadian (X19), Transportasi & Akses
destinasi wisata, tentu saja akan mampu
Jalan
memberikan insight bagi stakeholder
pendukung (X21), Harga paket wisata
dalam penyusunan strategi pemasaran
(X22), Event dan hiburan di destinasi
dan promosi pariwisata yang sesuai
wisata
dengan
keinginan
seperti Internet dan teknologi informasi
konsumennya – wisatawan domestik
lainnya (X24). Ke- 24 faktor tersebut
nusantara.
kemudian dilakuan pengujian Cochran Q
kebutuhan
Penelitian
Fasilitas
(X18),
utama
dan
(X23), Teknologi Pendukung
Test secara iteratif untuk mendapatkan
berbagai sumber dan memasukkan 24
faktor yang dianggap paling dominan dan
faktor yang biasanya dipertimbangkan
penting
oleh para wisatawan dalam menentukan
nusantara.
destinasi wisata, yaitu sebagai berikut:
Cochran Q Test dapat dilihat pada Tabel
Motivasi Personal (X1), Ketersediaan
2.
&
Produk
kajian
(X20),
Pendapatan
dari
Obyek
melakukan
dan
Tingkat
Wisata
oleh
wisatawan
Secara
ringkas
domestik hasil
uji
(X2),
Informatics and Business Institute Darmajaya
59
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Tabel 2. Rekap Tahap Uji Cochran terhadap Faktor Yang Yang mempengaruhi Penentuan Destinasi Wisata Thp
Cochran's
X2 Tabel (df)
UJI
KET
Q Test 1
818.929
44.181 (23)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X3 (Rekomendasi dari Travel Agent)
2
519.664
42.796 (22)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X15 (Komitment terhadap kerja)
3
370.659
41.401 (21)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X24 (Teknologi Pendukung: Internet & TI)
4
305.031
39.997 (20)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X8 (Special Promo)
5
237.178
38.582 (19)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X4 (Informasi Organisasi Wisata )
6
162.787
37.156 (18)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X14 (Pengalaman Masa Lalu )
7
93.695
35.718 (17)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X16 (Komitmen Terhadap Keluarga )
8
64.273
34.267 (16)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X11 (Gaya Hidup )
9
37.15
32.801 (15)
Ho Ditolak
Mengeluarkan X22 (Harga Paket Wisata)
10
12.876
31.319 (14)
Ho
Semua jawaban memiliki jawaban Ya yang sama
Diterima
Sumber: Data diolah, Februari 2015
Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa uji
nusantara dalam memilih suatu destinasi
Cochran
wisata, kita dapat membuat ranking
diadakan
adalah
sebanyak
sepuluh tahap untuk mencari faktor mana
peringkat
yang
dalam
tersebut berdasarkan jawaban “YA” dan
keputusan
destinasi
“Tidak “ yang diberikan oleh responden
wisatawan
domestik
wisatawan domestik Nusantara. Hasil
nusantara. Dari 24 Faktor akhirnya
perankingan faktor-faktor penting yang
didapatkan
paling
mempengaruhi wisata
dominan
dari
15 dan
dominan
kepentingan
faktor-faktor
faktor
yang
paling
dipertimbangkan oleh para wisatawan
penting
pada
waktu
domestic nusantara dapat di lihat pada
wisatawan domestik Nusantara hendak
tabel 3.
menentukan Destinasi Wisatanya. Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang terpenting
bagi
wisatawan
domestik
Informatics and Business Institute Darmajaya
60
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Tabel 3. Daftar Ranking Faktor-Faktor Pertimbangan Destinasi Wisata Faktor
Tidak
Ya
Ranking
Motivasi Personal
83
317
1
Sikap, Opini & Persepsi
86
314
2
Ketersediaan Obyek & Produk Wisata
87
313
3
Kepribadian
87
313
3
Transportasi & Akses Jalan
91
309
5
Kondisi Kebersihan & Lingkungan
93
307
6
Words of Mouth
94
306
7
Pengetahuan ttg Destinasi Wisata
96
304
8
Fasilitas Utama & Pendukung
98
302
9
Tingkat Pendapatan
99
301
10
Kesehatan Personal
100
300
11
Event & Hiburan
101
299
12
Cuaca & Iklim
103
297
13
Hobi & Ketertarikan
103
297
13
Kondisi Politik & Keamanan
112
288
15
Sumber: Data diolah, Februari 2015
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa faktor
terdiri sebagai berikut: motivasi yang
yang memiliki peringkat tertinggi adalah
bersifat
Motivasi personal berdasarkan proporsi
kenyamanan dsb), Sosial (Mengunjungi
jawaban
ini
teman dan keluarga, menemui mitra kerja,
merupakan hal yang wajar karena ,
melakuan hal-hal yang mendatangkan
karena motivasi merupakan “trigger” dari
prestise
proses perjalanan wisata. Kenapa bisa
mengetahui budaya, adat, tradisi dan
dikatakan
setiap
kesenian daerah lain, Aktualisasi diri, dan
wisatawan memiliki alasan tersendiri
keamanan. Dengan berdasarkan pada
yang dipengaruhi oleh kuatnya faktor-
motivasi-motivasi
faktor pendorong (push factor) dan
mengakibatkan
faktor-faktor penarik (pull factor) yang
melakukan perjalanan wisata.Sedangkan
bersifat sosial-psikologis. Dengan adanya
peringkat
faktor
Ya
dan
Tidak.
trigger,
pendorong
Hal
karena
fisik
(relaksasi,
dsb),
paling
kesehatan,
Keinginan
untuk
tersebut, seseorang
rendah
ingin
tingkat
ini,
maka
kepentingannya adalah kondisi politik
seseorang
ingin
dan keamanan.Jadi kondisi politik dan
yang
keamanan merupakan faktor yang tidak
menurut Swarbrooke & Horner (2007)
terlalu dipermasalahkan oleh wisatawan
mengakibatkan melakukan
perjalanan
wisata,
Informatics and Business Institute Darmajaya
61
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
domestik nusantara apabila dibandingkan
wisata tertentu bisa mempertimbangkan
dengan ke empat belas faktor yang
materi-materi yang berkaitan dengan
lainnya.Untuk peringkat ketiga pada tabel
motivasi personal, pembentukan sikap,
3 dapat dilihat, diduduki oleh faktor
opini
ketersediaan obyek dan produk wisata
mengedepankan keunikan obyek wisata
dan
dikarenakan
dan produk wisata yang khas, dan
memiliki proporsi jawaban Ya dan Tidak
kesesuaian antara destinasi wisata dengan
yang sama. Hal ini juga terjadi pada
kepribadian
peringkat 13 dan dimana diduduki oleh
wisatwan tertentu – tentunya dengan
faktor cuaca & iklim, dan faktor hobi dan
memperhatikan pula perilaku konsumen
ketertarikan.
dan segmentasi. Promosi pemasaran juga
faktor
kepribadian,
Hasil perhitungan dan analisis yang
bisa
dan
persepsi
yang
kelompok
mempertimbangkan
konsumen
penggunaan
telah dilakukan diatas, selanjutnya dapat
internet
digunakan untuk dijadikan dasar dalam
campaign menggunakanwords of mouth
mebuat program pemasaran yang relevan
dengan membentuk komunitas-komunitas
untuk
yang concern
menarik
wisatawan
domestik
dan
positif,
mengedepankan
heavy
dengan destinasi wisata
nusantara, sesuai dengan situasi dan
tertentu untuk menyebarkan pengetahuan
kondisi karakteristik konsumen wisata
tentang
tertentu. Stakeholder pariwisata dapat
mempromosikan kelengkapan fasilitas
merancang
mix
dan ketersediaan moda transportasi yang
kepariwisataannya yang berupa Product
lengkap dan akses jalan yang nyaman.
(aspek
Kesemua
marketing
tangible,
branding),
elemen
Price
jasa,
(Potongan
dan harga,
destinasi
program
wisata
tersebut,
pemasaran
dan
promosi berdasarkan kepada faktor-faktor
Keterjangkauan biaya), Place (penentuan
yang
peran intermediari, penjualan langsung
diharapkan akan memberikan kesempatan
dan
Promotion
yang lebih besar untuk dipilih oleh
(Periklanan, Brosur, Promosi Penjualan)
wisatawan domestik nusantara untuk
dengan
datang berkunjung.
yang
lainnya),
dan
memperhatikan
faktor-faktor
penting
tersebut
tentunya
yang dianggap penting oleh wisatawan domestik nusantara dalam menentukan destinasi pariwisata. Misalnya, pada saat stakeholder program
pariwisata promosi
untuk
membuat mengajak
wisatwan untuk berkunjung ke destinasi Informatics and Business Institute Darmajaya
62
M. Ariza Eka Yusendra
V.
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
Motivasi Personal merupakan faktor
SIMPULAN DAN SARAN
dengan ranking kepentingan yang 5.1 SIMPULAN
pertama,
1. Pengujian Cochran Q Test yang dilakukan
terhadap 24 faktor yang
dimana
dianggap
lebih
penting apabila dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.
mempengaruhi wisatawan domestik nusantara
dalam
menentukan
destinasi wisata, menghasilkan 15 faktor
yang
penting/dominan
paling
dianggap
oleh
wisatawan
5.2 SARAN 1. Pihak stakeholder pariwisata dapat membuat program pemasaran dan promosi
destinasi
wisatanya
domestik nunsatara yaitu Motivasi
berdasarkan atas faktor-faktor yang
Personal (X1), Ketersediaan Obyek &
dianggap penting oleh wisatawan
Produk Wisata (X2), Words of Mouth
domestik nusantara pada saat akan
atau rekomendasi dari teman, kerabat
menentukan destinasi wisata yang
dan kolega (X5), Kondisi Politik dan
akan dipilihnya.
Keamanan di destinasi wisata (X6), Kondisi
higienitas/kebersihan
dan
2. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor-faktor
lingkungan di destinasi wisata (X7),
yang
Cuaca dan Iklim (X9), Sikap, opini
wisatawan domestik nusantara dalam
dan persepsi terhadap destinasi wisata
menentukan destinasi wisata, karena
(X10, Pengetahuan saat ini tentang
penelitian ini secara sederhana hanya
Destinasi Wisata (X12), Hobi dan
ingin mengetahui apa saja faktor yang
Ketertarikan
paling penting dan bukan penjabaran
(X13),
Kesehatan
dianggap
penting
oleh
personal (X17), Tingkat Pendapatan
lebih
(X18),
bersangkutan, seperti misalnya perlu
Kepribadian
(X19),
detil
dari
faktor
yang
Transportasi & Akses Jalan (X20),
dilakukan
Fasilitas utama dan pendukung (X21),
tentang
Event dan hiburan di destinasi wisata
mengetahui faktor-faktor pendorong
(X23).
bagi wisatawan untuk berlibur atau
kajian motivasi
dan
penelitian
personal
untuk
2. Berdasarkan proporsi jawaban Ya dan
penelitian tentang pembentukan sikap,
Tidak setiap faktor, dapat ditentukan
opini dan persepsi suatu destinasi
ranking tingkat kepentingan setiap
yang lebih detil dan rinci lagi.
faktor-faktor penting, dimana dari hasil dan pembahasan didapatkan Informatics and Business Institute Darmajaya
63
M. Ariza Eka Yusendra
Jurnal Magister Manajemen, Vol.01, No.1, Januari 2015
[8]
DAFTAR PUSTAKA
Simamora, Panduan
[1]
Goeldner, Charles & Ritchie, J.R.
Philosopies.
12
New Jersey. USA
(2009). The Business of Tourism 8
edition.
Pearson
Edition
Limited. USA [3]
Penerbit
PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta [9]
Swarbrooke, John & Horner, Susan.(2007).
Consumer
Behavious in Tourism 2th Edition.
Holloway,J. Christopher et.all . th
Perilaku
th
Edition. John Wiley & Sons,Inc.
[2]
Riset
Konsumen.
Brent. (2012). Tourism Principles, Practices,
Bilson.(2002).
Elsevier Ltd. United Kingdom [10] Umar,
Husein.
(2005).
Riset
Pemasaran & Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Kotler, Phillip & Keller, Kevin L.
Utama. Jakarta
(2009). Manajemen Pemasaran Edisi
Ketiga
Belas.
Penerbit
Erlangga. Jakarta [4]
Middleton,T.C.V, Fyall, Alan & Morgan,
Micheal
.(2009).
Marketing ini Travel dan Tourism 4th Edition. Elsevier Ltf. United Kingdom [5]
Nirwandar, Building
Sapta. WOW
(2014). Indonesia
Tourism & Creative Industry. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta [6]
Nirwandar,Sapta&
Kartajaya,
Hermawan. (2013). Tourism 3.0: Turning Tourist to Advocate. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta [7]
Schiffman, Leon & Kanuk, L, Leslie.
(2008).
Perilaku
th
Konsumen 7 Edition. PT. Indeks. Jakarta Informatics and Business Institute Darmajaya
64