e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN BULELENG 1
[1]
Ni Made Yadnyawati AP Gede Adi Yuniarta, [2] Made Pradana Adi Putra Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Modal kerja merupakan suatu analisis untuk mengetahui sebab – sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. Modal yang efisien dan efektiv sangat penting untuk menghindari masalah likuiditas, pemanfaatan sumber dana yang tepat dan mengetahui keberhasilan perusahaan mendapatkan laba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas terhadap perputaran modal kerja. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koperasi serba Usaha di Kecamatan Buleleng. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 11 Koperasi serba Usaha. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dengan teknik analisis data regresi linear berganda berbantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal, rasio rentabilitas secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal dan rasio Aktivitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal. Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas, dan Perputaran Modal. Abstract Working capital is an analysis to find out the causes of the working capital shift during a certain period of time. An efficient and effective working capital is relatively very important to avoid liquidity problems, the utilization of the appropriate funding resources and also find out the profit earned by the company. The study aimed at finding out the contribution of liquidity ratio, rentability ratio, and activitity ratio on the working capital turnover. There were 11 business cooperatives offices involved as the samples selected from the populations of all business cooperatives in Buleleng. It is a quantitative study utilizing data obtained from secondary sources by using documentation method. The data then analyzed by using multiple linear regression supported by SPSS program. The results of the study indicated that there was a positive and significant effect of liquidity ration partially on the capital turnover; rentability ratio could have a positive and significant effect partially on the capital turnover; and activity ratio had partially positive and significant effect on the capital turnover. Key words: liquidity ration, rentability ration, activity ratio, and capital turnover
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) PENDAHULUAN Kegiatan perekonomian pemerintah pada dasarnya selalu bertujuan untuk kemakmuran rakyatnya. Tiga jenis badan usaha yang dikembangkan oleh pemerintah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Koperasi (Muliana, 2013). Koperasi merupakan salah satu gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah perekonomian rakyat. Kebijakan pemerintah ini sesuai dengan Undang – undang dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM per 30 Juni 2014 jumlah Koperasi di Indonesia tercatat sebanyak 206.288 unit. Data Dinas Koperasi dan UKM provinsi Bali menyatakan jumlah koperasi di bali per Desember tahun 2014 sebanyak 4.675 unit. Setiap tahunnya di Kabupaten Buleleng jumlah Koperasi meningkat sebesar 10%. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Perdaganagn dan Penindustrian Kabupaten Buleleng menyatakan bahwa jumlah koperasi di Kecamatan Buleleng sebanyak 197 Unit koperasi yang terdiri dari berbagai jenis koperasi. Jenis Koperasi yang terbanyak di Kecamatan Buleleng adalah jenis Koperasi Serba Usaha (KSU) yang berjumlah 80 unit. Munawir (2002) menyatakan bahwa adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya – bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Menurut Mardiasmo (2001), Efektivitas adalah kontribusi output terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Pada dasarnya setiap koperasi yang menjalankan usahanya sehari – hari selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja yang ada diharapkan mencakupi target atau standar yang telah direncanakan, sehingga modal kerja yang ada dipergunakan seefisien mungkin sehingga koperasi tidak mengalami kerugian. Manajemen modal yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Koperasi yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tidak dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya sehingga akan menghadapi masalah likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan suatu badan usaha untuk memenuhi seluruh kewajiban financial yang segera harus dipenuhi (Bambang Riyanto, 1997). Apabila pemenuhan kebutuhan modal kerja melebihi yang diperlukan , maka akan mengakibatkan kerugian bagi koperasi yang dianggap sebagai pemborosan pemakaian modal kerja, apa lagi modal kerja tersebut berasal dari pinjaman, sehingga dibutuhkan pengaturan perputaran modal kerja untuk mencapai kesimbangan anatar modal kerja yang dibutuhkan dengan modal kerja yang tersedia. Koperasi di Kabupaten Buleleng selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun tidak diikuti dengan peningkatan pada keuangan koperasi. Bagi Koperasi masalah rentabilitas merupakan masalah penting dalam menentukan keuntungan, karena laba yang besar belum tentu menunjukkan bahwa koperasi tersebut bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal kerja yang menghasilkan laba tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : (1) Apakah Rasio Likuiditas Berpengaruh Terhadap Modal pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Buleleng?, (2) Apakah Rasio Aktivitas Berpengaruh Terhadap Modal pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Buleleng?, dan (3)Apakah Rasio Rentabilitas Berpengaruh Terhadap Modal
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015)
pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Buleleng? Kusuma (2005) menyatakan analisis rasio likuiditas merupakan analisis untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutanghutang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Untuk dapat memenuhi kewajiban sewaktu-waktu maka koperasi harus menyediakan alat bayar yang jumlahnya lebih besar dari pada kewajiban yang harus segera dibayarkan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama dapat dirumuskan : H1 : Rasio Likuiditas Berpengaruh Positif Terhadap Perputaran Modal Ulin Ni’mah (2011) menyatakan bahwa Rasio Rentabilitas atau bisa disebut juga dengan rasio Profitabilitas ini digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada. Analisis rasio rentabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua dapat dirumuskan : H2 : Rasio Rentabilitas Berpengaruh Positif Terhadap Perputaran Modal Jovita (2011) menyatakan bahwa Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya. Rasio aktiviyas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva sebagai penggunan dana seharusnya bias dikendalikan agar bias dimanfaatkan secara optimal. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan (koperasi) sangat berhubungan erat dengan volume penjualan kredit. Makin tinggi atau cepat tingkat perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah atau lambat. Sebaliknya apabila perputaran piutang semakin rendah berarti ada investasi yang berlebihan dalam piutang sehingga resiko kemungkinan tak tertaginya piutang akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis ketiga dapat dirumuskan : H3 : Rasio Aktivitas berpengaruh Positif Terhadap Perputaran Modal
METODE Penelitian ini dilakukan pada Koperasi di Kabupaten Buleleng. Rancangan Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yang didukung dengan data – data yang diperoleh melali survey langsung. Rancangan penelitian ini digunakan untuk menganalisis efisiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Buleleng. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Buleleng yang berjumlah 11 Koperasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Porvosive Sampling. Porvosive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:218). Adapun pertimbangan tersebut adalah (1) Sampel yang dipilih adalah Koperasi Serba Usaha yang terdapat pada Kecamatan Buleleng dan terdaftar pada Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Buleleng, (2) Sampel yang dipilih adalah seluruh Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Buleleng yang sudah menyetorkan Laporan Keuangan ke Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Buleleng periode 2012 – 2014, (3) Sampel yang dipilih adalah Koperasi Serba Usaha yang telah melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan) dari periode 2012 sampai 2014, dan (4)Peneliti dapat menemukan laporan keuangan dan data lainnya yang lengkap yang diperlukan dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Untuk metode pengumpulan data dalam penelitian ini mengguanakan metode dokumentasi. Dimana Menurut Sugiyono (2010:240) Metode Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mencari data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang akan diteliti pada catatan-catatan atau dokumen yang
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015)
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan bantuan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Koperasi Serba Usaha di Kecamatan Buleleng yang berjumlah 11 Koperasi. Penelitian ini menggunakan tiga tahun pengamatan dari tahun 2012-2014, maka dari itu seharusnya jumlah pengamatan dalam penelitian ini adalah sejumlah 33 data pengamatan. Statistik deskripsi adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata, estándar deviasi, maksimum dan mínimum. Deskripsi umum hasil penelitian yang dipaparkan pada bagian ini adalah deskripsi skor rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas, dan perputaran modal. Rasio likuiditas (X1) memiliki nilai minimum sebesar 93,98 dan nilai maksimum sebesar 755,10. Nilai rata-rata rasio likuiditas sebesar 184,96 dengan deviasi standar sebesar 126,91 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa
rasio likuiditas sebaran nilainya semakin dekat dari nilai rata-ratanya, yang mengindikasikan data rasio likuiditas tidak bervariasi. Rasio rentabilitas (X2) memiliki nilai minimum sebesar 0,60 dan nilai maksimum sebesar 14,02. Nilai rata-rata sebesar 5,16 dengan deviasi standar sebesar 3,62 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa rasio rentabilitas sebaran nilainya semakin dekat dari nilai rata-ratanya, yang mengindikasikan data rasio rentabilitas tidak bervariasi. Rasio aktivitas (X3) memiliki nilai minimum sebesar 285,06 dan nilai maksimum sebesar 431,49. Nilai rata-rata sebesar 341,25 dengan deviasi standar sebesar 28,48 lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa rasio aktivitas sebaran nilainya semakin dekat dari nilai rataratanya, yang mengindikasikan data rasio aktivitas tidak bervariasi. Perputaran modal (Y) memiliki nilai minimum sebesar 107,77 dan nilai maksimum sebesar 3794,42. Nilai rata-rata sebesar 676,13 dengan deviasi standar sebesar 835,74 lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa perputaran modal sebaran nilainya semakin jauh dari nilai rata-ratanya, yang mengindikasikan data perputaran modal bervariasi. Analisis statistik deskriptif tersaji dalam table 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Skor Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas, dan Perputaran Modal Statistik
X1 X2 X3 Y Mean 184,96 5,16 341,25 676,13 Deviasi Standar 126,91 3,62 28,48 835,74 Minimum 93,98 0,60 285,06 107,77 Maksimum 755,10 14,02 431,49 3794,42 (Sumber: data diolah 2015) Keterangan: X1 adalah rasio likuiditas, X2 adalah rasio rentabilitas, X3 adalah rasio aktivitas, dan Y adalah perputaran modal. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dipenuhi uji prasyarat. Uji prasyarat meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak
(Ghozali, 2002 : 74). Uji normalitas dilakukan pada data rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas, dan perputaran modal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-sample kolgomorov smirnov test. Rekapitulasi hasil uji normalitas one-sample kolgomorov smirnov test tersaji pada tabel 4.3 sebagai berikut:
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b
33 0,000 394,078 0,159 0,142 -0,159 0,916 0,371
Mean Std, Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) (Sumber: data diolah 2015) Berdasarkan Tabel 4.3, ditunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,371. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) tersebut lebih besar dari 0,05 untuk statistik OneSample Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan kriteria dari uji normalitas, data terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data tersebut berdistribusi secara normal.
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas. Ringkasan hasil uji multikolinieritas disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas Model (Constant) Rasio likuiditas Rasio rentabilitas Rasio aktivitas Sumber: data diolah 2015
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,519 0,445 0,627
Berdasarkan Tabel 4.4, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut. (1) Nilai VIF untuk variabel rasio likuiditas sebesar 1,927 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,519 > 0,10 sehingga variabel rasio likuiditas dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas. (2) Nilai VIF untuk variabel rasio rentabilitas sebesar 2,249 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,445 > 0,10 sehingga variabel rasio rentabilitas dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas. (3) Nilai VIF untuk variabel rasio aktivitas sebesar 1,596 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,627 > 0,10sehingga variabel rasio aktivitas
1,927 2,249 1,596
Keterangan Non Multikoliniearitas Non Multikoliniearitas Non Multikoliniearitas
dinyatakan tidak terjadi gejala multikoliniearitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji hiteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat digunakan uji Glejser. Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -653,268 530,095 -1,232 0,228 X1 0,481 0,412 0,216 1,168 0,252 X2 30,057 15,591 0,385 1,928 0,064 X3 1,992 1,670 0,201 1,193 0,243 (Sumber: data diolah 2015) Keterangan: X1 adalah rasio likuiditas, X2 adalah rasio rentabilitas, X3 adalah rasio aktivitas. Model
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier
terdapat atau memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode yang ada dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk menguji autokorelasi tersebut dapat digunakan Durbin Waston (DW). Ringkasan hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi Model
R
R Square
1 0,882 0,778 Sumber: data diolah 2015
Adjusted R Square 0,755
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,130. Nilai tabel Durbin Watson pada α = 5%, n = 33, k = 3 adalah dL = 1,055 dan dU = 1,432. Nilai Durbin Watson berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1,432 < 2,130 < 2,568. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak terdapat autokorelasi atau tidak terjadi korelasi di antara kesalahan pengganggu. Uji hipotesis secara parsial (uji t) digunakan untuk menentukkan analisis pengaruh rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas terhadap perputaran modal secara parsial, di mana dapat dilihat dari besarnya nilai probabilitas pada uji t. Hasil uji t dari variabel rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas secara parsial disajikan pada Tabel 4.7. Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada Tabel 4.7, maka didapat hasil persamaan regresi berikut ini :
Std, Error of the Estimate 413,96022
Durbin Watson 2,130
ˆ -2596,15 3,304 X 65,750 X 6,805 X . Y 1 2 3 Berdasarkan model regresi yang terbentuk diatas, dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut. Konstanta sebesar 2596,151 menunjukan jika variabel rasio likuiditas (X1), rasio rentabilitas (X2), rasio aktivitas (X3) bernilai konstan, maka variabel perputaran modal (Y) memiliki nilai negatif sebesar 2596,151 satuan. Variabel rasio likuiditas (X1) memiliki koefisien positif sebesar 3,304 dan nilai signifikan 0,000. Nilai probabilitas signifikan untuk rasio likuiditas (X1) adalah 0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa rasio likuiditas (X1) berpengaruh terhadap perputaran modal (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang ada adalah positif menunjukkan bahwa rasio likuiditas (X1) terhadap perputaran modal (Y) berpengaruh positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan pada rasio likuiditas (X1)
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) sebesar 1 satuan, maka perputaran modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 3,304 satuan dengan asumsi variabel
independen yang lain, yaitu rasio rentabilitas (X2) dan rasio aktivitas (X3) dianggap konstan.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Ganda Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2596,151 1030,372 -2,520 0,018 X1 3,304 0,800 0,502 4,127 0,000 X2 65,750 30,304 0,285 2,170 0,038 X3 6,805 3,246 0,232 2,096 0,045 Sumber: data diolah 2015 Keterangan: X1 adalah rasio likuiditas, X2 adalah rasio rentabilitas, X3 adalah rasio aktivitas. Model
Variabel rasio rentabilitas (X2) memiliki koefisien positif sebesar 65,750 dan nilai signifikan 0,038. Nilai probabilitas signifikan untuk rasio rentabilitas (X2) adalah 0,038. Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa rasio rentabilitas (X2) berpengaruh terhadap perputaran modal (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa rasio rentabilitas (X2) terhadap perputaran modal (Y) berpengaruh positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan rasio rentabilitas (X2) sebesar 1 satuan, maka perputaran modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 65,750 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain rasio likuiditas (X1) dan rasio aktivitas (X3) dianggap konstan. Variabel rasio aktivitas (X3) memiliki koefisien positif sebesar 6,805 dan nilai signifikan 0,045. Nilai probabilitas signifikan
untuk rasio aktivitas (X3) adalah 0,045. Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa rasio aktivitas (X3) berpengaruh terhadap perputaran modal (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa rasio aktivitas (X3) terhadap perputaran modal (Y) berpengaruh positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan rasio aktivitas (X3) sebesar 1 satuan, maka perputaran modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 6,805 satuan dengan asumsi variabel independen yang lain rasio likuiditas (X1) dan rasio rentabilitas (X2) dianggap konstan. Analisis korelasi (R) digunakan untuk mengetahui apakah diantara 2 variabel terdapat hubungan dan jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut (Santoso,2002:149-152).
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model
R
1 0,882 (Sumber: data diolah 2015)
R Square 0,778
Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Perputaran Modal Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal
Adjusted R Square 0,755
Std. Error of the Estimate 413,960
diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengaruh positif dan siginifikan antara rasio likuiditas dengan perputaran modal. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan rasio
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) likuiditas dan perputaran modal adalah berbanding terbalik. Jika rasio likuiditas semakin tinggi, maka perputaran modal semakin rendah. Terdapat pengaruh yang signifikan rasio likuiditas terhadap perputaran modal, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikan untuk rasio likuiditas adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap perputaran modal. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Berdasarkan teori, likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2002). Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang akan segera harus dipenuhi (Riyanto, 2001). Rasio likuiditas berguna untuk mengukur tingkat likuiditas suatu koperasi tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan koperasi. Dalam mengukur atau menentukan tingkat likuiditas, suatu koperasi perlu mempertimbangkan pengukuran yang mapan terhadap modal kerja, karena akibat kesalahan dalam penetapan, koperasi akan dihadapkan pada hambatan dalam menyelenggarakan aktivitas koperasi. Oleh karena itu, koperasi harus menjaga agar jumlah modal kerjanya dapat mencukupi kegiatan usahanya. Apabila tingkat likuiditasnya tinggi, maka semakin rendah efisiensi kinerja koperasi karena aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar yang menganggur, dan menuntut para manajer untuk mengambil tindakan dalam mengalokasikan aktiva lancar yang menganggur, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap perputaran modal kerja. Agar modal kerja dapat terus berputar sejalan dengan aktivitas operasi perusahaan, maka perusahaan perlu adanya suatu pengendalian terhadap
sumber dan penggunaan modal kerja, yang dibuat dalam bentuk suatu laporan perubahan modal kerja. Laporan mengenai pengendalian sumber modal kerja sangat berguna bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif, serta dapat dijadikan dasar pengolahan atau perencanaan modal kerja dimasa datang (Munawir, 2002). Pengawasan terhadap sumber dan pengunaan modal kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat likuditasnya, hal ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif dan efisien. Pimpinan koperasi akan bergantung pada laporan hasil dari bagian keuangan terhadap tingkat likuiditas koperasi agar dapat melihat seberapa besar kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, sehingga dapat diketahui seberapa besar modal kerja untuk mengalokasikan dana yang tersedia. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jovita (2011), yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio likuiditas yang dihitung dengan rasio lancar maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya. Pengaruh Rasio Rentabilitas terhadap Perputaran Modal Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa rasio rentabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara rasio rentabilitas terhadap perputaran modal. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan rasio rentabilitas dan perputaran modal adalah searah. Jika rasio rentabilitas semakin tinggi, maka perputaran modal juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan rasio rentabilitas terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) dengan nilai probabilitas signifikan untuk rasio rentabilitas adalah 0,038 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan rasio rentabilitas terhadap perputaran modal. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teori, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012, tentang perkoperasian secara jelas disebutkan bahwa koperasi merupakan badan usaha. Sebagai badan usaha, koperasi dalam menjalankan usahanya tidak dapat meninggalkan sifat dan syarat ekonominya untuk mencapai efisiensi, karena koperasi berada dalam suatu lingkungan dunia usaha yang di dalamnya terdapat badan usaha lain, yang sama-sama berusaha menggali potensi sumber daya yang ada (Leunupun, 2003). Rasio rentabilitas merupakan selisih hasil usaha (SHU) koperasi yang diperoleh tidak terlepas dari upaya efisiensi dalam koperasi itu, karena semakin tinggi tingkat efisiensi akan membawa koperasi pada pencapaian rentabilitas usaha yang tinggi (Widyasmoro, 2012). Rentabilitas usaha yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi dapat mempercepat tingkat perputaran modal kerja. Modal kerja digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang (Sutrisno, 2000). Perputaram modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas (Riyanto, 1999). Semakin tinggi tingkat efisiensi, maka semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja. Jadi, rasionalnya adalah semakin tinggi sisa hasil usaha (SHU) suatu koperasi, maka menunjukkan tingkat efisiensi koperasi yang tinggi. Tingkat efisiensi koperasi yang tinggi dapat mempercepat perputaran modal koperasi.
Dengan demikian, rasio rentabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat perputaran modal, semakin tinggi rasio rentabilitas, maka semakin tinggi juga tingkat perputaran modal suatu koperasi. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni’mah (2011), yang menunjukkan tingkat retrun of investement cukup baik karena rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau sisa hasil usaha dengan modal atau dana keselruhan yang dgunakan koperasi. Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Perputaran Modal Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dan signifikan antara rasio aktivitas terhadap perputaran modal. Persamaan regresi punya arah koefisien positif. Pengaruh positif menunjukkan bahwa hubungan rasio aktivitas dan perputaran modal adalah searah. Jika rasio aktivitas semakin tinggi, maka perputaran modal juga semakin tinggi. Terdapat pengaruh yang signifikan rasio aktivitas terhadap perputaran modal, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikan untuk rasio aktivitas adalah 0,045 lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan rasio aktivitas terhadap perputaran modal. Justifikasi diambil dengan mempertimbangkan kajian teori dan emperis. Secara teoretis, rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa aset (Halim, 2007). Rasio aktivitas ini melibatkan peibandingan antara tingkat penjualan investasi pada berbagai jenis aktiva. Secara umum aktivitas perusahaan meliputi aktivitas produksi, distribusi dan aktivitas penjualan. Rasio aktivitas
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasiikan penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aset perusahaan (Sawir, 2005). Jika perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual. Manajemen yang efektif adalah manajemen yang dapat mengelola perusahaan dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Efektifnya manajemen dalam mengelola aktivitas perusahaan akan berakibat pada tingginya laba yang dihasilkan perusahaan, yang juga mengakibatkan tingginya nilai atau keuntungan yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Semakin efektif manajemen dalam mengelola aktivitas perusahaan, maka semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jovita (2011), yang menyatakan tingkat perputaran piutang PT Indofood mengalami peningkatan setiap tahunya dibandingkan PT Mayora yang berarti PT Indofood lebih efektif dalam mengelola Perputaran piutangnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hipotesis terhadap pengaruh rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas terhadap perputaran modal pada Koperasi Serba Usaha yang terdapat pada Kecamatan Buleleng dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Variabel rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 3,304 dan nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. 2. Variabel rasio rentabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 65,750 dan nilai probabilitas
0,038 lebih kecil dari nilai α = 0,05. 3. Variabel rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perputaran modal, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 6,805 dan nilai probabilitas 0,045 lebih kecil dari nilai α = 0,05. 4. Bagi manajemen koperasi, sebaiknya lebih memperhatikan aspek rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas untuk mencapai efektivitas perputaran modal dengan baik. 5. Keterbatasan penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya tiga variabel, yaitu rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas sehingga bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi perputaran modal namun tidak masuk dalam model yang diuji dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program SPSS. Semarang: Badan Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2001. Pengawasan, Pengendalian, Dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. No. 3 Volume 2, 441-456. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Ni’mah, Ulin. 2011. Analisis Kinerja Keuanganpada Koperasi Bmt Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tugas Akhir, Diploma III, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.
e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume x, No. x Tahun 2015) Riyanto, Bambang. 1999. Dasar – Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi lima. Yogyakarta: BPFE. Rumui, Devina Jovita. 2011. Peran Kredit Dari Koperasi SerbaUsaha (Ksu) Artha Sukses Terhadap Perkembangan Usaha MikroYang Menjadi Anggotanya Di Kota Semarang. Skripsi jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar. Samsul, Kusuma wardhani. 2005. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada Kpri Kantor Departemen Agama Kabupaten Kudus. Tugas Akhir diploma III, jurusan ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Sawir.
Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Edisi kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama.
Sutrisno. 2000. Manajemen Yogyakarta: Ekonosia.
Keuangan.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Widyasmoro, Hendry Dwi. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas KUD Sedyo Tomo Klirong Kebumen. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.