ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008
TUGAS AKHIR
Oleh: NITA AFRILA IRAWATI 201 06 028
PROGAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Progam Studi Keuangan Perbankan Islam
Oleh: NITA AFRILA IRAWATI 201 06 028
PROGAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar Hal
Salatiga, 10 Agustus 2009
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudari : Nama
: Nita Afrila Irawati
NIM
: 201 06 028
Judul
: ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008
dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing
Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. NIP. 19731026 200312 1 002
iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
JUDUL TUGAS AKHIR : ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 20042008 NAMA
: NITA AFRILA IRAWATI
NIM
: 201 06 028
PROGRAM STUDI
: KEUANGAN PERBANKAN ISLAM
Telah dipertahankan di dalam sidang munaqasyah pada tanggal 20 Agustus 2009, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md). Salatiga, 20 Agustus 2009 Dewan Penguji, Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
H.Agus Waluyo, M.Ag
Faqih Nabhan, SE.MM
NIP. 19750211 200003 1 001
NIP. 19741230 2002212 1 002 Pembimbing
Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. NIP. 19731026 200312 1 002 iv
MOTTO
Ketulusan Cinta Hanya Dimiliki Oleh Seorang Ibu Keabadian Cinta Hanya Dimiliki Oleh-Nya dan Tiada yang Pantas untuk Kita Cintai Dengan Mutlak Selain Cinta Kita Kepada-Nya
v
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini kupersembahkan untuk: 1. Orang tua tercintaku, yang memberikan kasih sayang yang tiada terkira, dorongan materil, serta spiritual yang selalu tercurah dengan tulus selama hidupku. 2. Kekasihku tercinta “Warie“ yang memberi kasih sayang dorongan dan semagat yang luar biasa, serta rela berbagi waktu demi tersusunya Tugas Akhir ini. Makasih atas semua cinta yang kamu beri ya honey... 3. Adikku tersayang,“Putri Rosita Irawati“ yang selalu memberi kecerian dalam hidupku. 4. Sahabat-sahabatku, Ana Sapta Utami, Genisma Ladura, Danie Puspita Rini, Black, White, Laela, Izah, Yudhie, Lugie, Fatkhan, Mirsha Sanjaya serta teman-temanku se-DIII yang selalu memberi keceriaan dalam berbagai cerita. 5. Keluarga besar STAIN Salatiga pada umumnya, dan D-III KPI STAIN Salatiga pada khususnya. 6. Koperasi BMT Bina Usaha Bergas.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam selalu tercurah bagi junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabat beserta pengikutnya yang setia. Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008. Penulisan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program D3 pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna. Namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan tugas akhir ini dan tanpa adanya dorongan serta bantuan dari berbagai pihak maka, penulisan tugas akhir ini tidak dapat terlaksana. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada: 1. Bapak DR. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag, selaku ketua Program Studi DIII Keuangan dan Perbankan Islam. 3. Bapak Nafis Irkhami, M.Ag., M.A.selaku dosen pembimbing tugas akhir yang rela mencurahkan waktu dan perhatiaannya kepada penulis dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini.
vii
4. Ibu Siti Fatekah selaku Manajer Koperasi BMT Bina Usaha Bergas yang memberikan ijin tempat untuk magang. 5. Segenap pengelola Koperasi BMT Bina Usaha Bergas, Mas Ramadani, Mas Irsyam, Mas Turyono, Mas Puji, Mbak Hanif, dan Bapak Juwanto, yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan magang dan banyak memberikan pengetahuan serta pengarahan dalam melaksanakan magang. 6. Orang tua dan Adikku tercinta, yang selalu membantu, mendorong dan memacu semangat penulis agar segera menyelesaikan studi di STAIN Salatiga. 7. Teman-teman DIII/KPI 2006 yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung. 8. Crew dot.com (Arz) yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini dengan baik Semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Karena masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi yang memerlukannya. Amin ya rabbal alamin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga, 10 Agustus 2009 Penulis
viii
Nita Afrila Irawati
ix
ABSTRAK
Nita Afrila Irawati, NIM. 201 06 028, ANALISA MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008, 63 halaman. Program Studi Keuangan Perbankan Syariah. STAIN Salatiga Setiap badan usaha selalu membutuhkan modal kerja untuk mendanai operasionalnya sehari-hari, di mana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan kembali lagi masuk dalam waktu yang pendek melalui hasil dari kegiatan usahanya. Permasalahan yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana perputaran modal kerja dilihat dari analisis rasio aktivitas serta efisiensi penggunaan modal kerja dengan menggunakan analisis rasio likuiditas dan rentabilitas. Pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas, untuk meningkatkan efisiensi, pengelolaan modal kerja memegang peranan penting dalam menjalankan usaha untuk memperoleh keuntungan. Selama kurun waktu 2004-2008, tingkat rentabilitas mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2008, dalam hal ini berarti penggunaan modal kerja koperasi belum efisien dan kinerja manajemen kurang baik. Sumber data penelitian ini adalah semua data keuangan yang dimiliki Koperasi BMT Bina Usaha Bergas, sedangkan sampelnya adalah laporan keuangan koperasi dengan interval waktu 5 tahun dari tahun 2004-2008. Variabel yang dikaji meliputi tingkat perputaran kas modal kerja dengan rasio aktivitas dan efisiensi penggunaan modal kerja dengan menggunakan rasio likuiditas, dan rentabilitas. Hasil penelitian dan analisis data tentang penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas tahun 2004-2008 dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, perputaran modal kerja tahun 2004-2007 adalah tidak efisien karena perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran modal kerja tidak efektif. Karena masih dibawah standar normal, hal ini terjadi karena terlalu banyak uang yang menumpuk di dalam kas. Perputaran piutang juga tidak efisien, karena angka rata-rata piutang terlalu tinggi yang menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang lebih tinggi, hal ini dikarenakan jangka pembiayaan terlalu lama. Kedua: penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas ditinjau dari analisis rasio rentabilitas pada tahun 2004-2007 sudah efisien, sedangkan pada tahun 2008 tingkat rentabilitas pada koperasi ini belum efisien, karena tidak memenuhi standar normal rentabilitas, sehingga terjadi penurunan tingkat laba yang cukup signifikan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR..........................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
iv
MOTTO ....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .....................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI.............................................................................................
x
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................
6
C. Pembatasan Masalah ..................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................
7
E. Metodelogi Penulisan .................................................
8
F. Sistematika Penulisan.................................................
10
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ...........................................................
12
B. Kerangka Teoritik ......................................................
13
1. Pengertian Modal Kerja ......................................
13
2. Macam-macam Modal Kerja ...............................
15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja.
15
4. Sumber-sumber Modal Kerja...............................
17
5. Pentingnya Modal Kerja ......................................
18
xi
BAB III
C. Analisis Perputaran Modal Kerja ...............................
19
D. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ..............
21
LAPORAN OBYEK MAGANG A. Gambaran Umum .......................................................
24
1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi BMT Bina Usaha....................................................................
25
2. Struktur Organisasi ..............................................
23
3. Perangkat Organisasi Koperasi BMT Bina Usaha....................................................................
26
4. Diskripsi Pekerjaan Pengelola Koperasi BMT
BAB IV
BAB V
Bina Usaha ...........................................................
28
5. Permodalan Koperasi BMT Bina Usaha.............
33
6. Bidang Usaha .......................................................
33
7. Jenis Produk Koperasi BMT Bina Usaha ............
34
ANALISIS A. Analisa Data ...............................................................
36
B. Pembahasan Hasil Penelitian......................................
48
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................
62
B. Saran ..........................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel 1
Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008.............
Tabel 2
Aktiva Lancar dan Utang Lancar Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007 ...................................................................
Tabel 3
36
Kas dan Utang Lancar Koperasi BMT Bina Usaha 20042008........................................................................................
Tabel 4
5
37
Pembiayaan yang diberikan dan Kas Rata-rata BMT Bina Usaha 2004-2007 ...................................................................
38
Tabel 5
Kas Rata-rata BMT Bina Usaha 2004-2007 ..........................
38
Tabel 6
Pembiayaan yang diberikan dan Jumlah Piutang Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007..................................
39
Tabel 7
Piutang Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007 .....
39
Tabel 8
Pembiayaan yang diberikan dan Modal Kerja Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007..................................
Tabel 9
Modal Kerja Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 20042007........................................................................................
Tabel 10
40
41
Laba Usaha dan Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 ..............................................................................
41
Tabel 11
Perputaran Kas Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007 ........
43
Tabel 12
Perputaran Piutang Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007 ..
44
Tabel 13
Perputaran Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 20042007........................................................................................
45
Tabel 14
Current Ratio Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 ...........
46
Tabel 15
Cash Ratio Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 ...............
47
Tabel 16
Rasio Rentabilitas Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008....
48
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nita Afrila Irawati
Tempat/Tgl Lahir
: Kab. Semarang, 26 April 1988
Agama
: Islam
Alamat
: Krajan Rt.03 Rw.IV Gondoriyo Bergas Kab.Semarang
Menerangkan dengan sebenarnya PENDIDIKAN 1. SD N 02 Wringinputih Bergas
Lulus Tahun 2000
2. SLTP N 05 Ungaran
Lulus Tahun 2003
3. SMK Diponegoro Salatiga
Lulus Tahun 2006
4. DIII STAIN Salatiga
2006 sampai sekarang
Demikian keterangan daftar riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya
Salatiga 10 Agustus 2009 Penulis
Nita Afrila Irawati
xiv
xv
ABSTRAK Nita Afrila Irawati, NIM. 201 06 028, ANALISA MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008, 63 halaman. Program Studi Keuangan Perbankan Syariah. STAIN Salatiga Setiap badan usaha selalu membutuhkan modal kerja untuk mendanai operasionalnya sehari-hari, di mana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan kembali lagi masuk dalam waktu yang pendek melalui hasil dari kegiatan usahanya. Permasalahan yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana perputaran modal kerja dilihat dari analisis rasio aktivitas serta efisiensi penggunaan modal kerja dengan menggunakan analisis rasio likuiditas dan rentabilitas. Pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas, untuk meningkatkan efisiensi, pengelolaan modal kerja memegang peranan penting dalam menjalankan usaha untuk memperoleh keuntungan. Selama kurun waktu 2004-2008, tingkat rentabilitas mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2008, dalam hal ini berarti penggunaan modal kerja koperasibelum efisien dan kinerja manajemen kurang baik. Sumber data penelitian ini adalah semua data keuangan yang dimiliki Koperasi BMT Bina Usaha Bergas, sedangkan sampelnya adalah laporan keuangan koperasi dengan interval waktu 5 tahun dari tahun 2004-2008. Variabel yang dikaji meliputi tingkat perputaran kas modal kerja dengan rasio aktivitas dan efisiensi penggunaan modal kerja dengan menggunakan rasio likuiditas, dan rentabilitas. Hasil penelitian dan analisis data tentang penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas tahun 2004-2008 dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama,perputaran modal kerja tahun 2004-2007 adalah tidak efisien
karena perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran modal kerja tidak efektif. Karena masih dibawah standar normal, hal ini terjadi karena terlalu banyak uang yang menumpuk di dalam kas. Perputaran piutang juga tidak efisien, karena angka rata-rata piutang terlalu tinggi yang menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang lebih tinggi, hal ini dikarenakan jangka pembiayaan terlalu lama. Kedua:penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas ditinjau dari analisis rasio rentabilitas pada tahun 2004-2007 sudah efisien, sedangkan pada tahun 2008 tingkat rentabilitas pada koperasi ini belum efisien, karena tidak memenuhi standar normal rentabilitas, sehingga terjadi penurunan tingkat laba yang cukup signifikan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan suatu perusahaan, dapat diketahui dengan menilai kondisi perusahaan tersebut dengan cara melihat laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Melalui analisis terhadap pos-pos neraca, akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis yang telah diperoleh dipergunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Jadi laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam norma-norma pemeriksaan akuntansi mengatakan bahwa untuk memenuhi maksud eksteren maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa sehingga: 1. Memenuhi keperluan untuk: a. Memberikan
informasi
keuangan
secara
kuantitatif
mengenai
perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan.
1
2
c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menafsir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan. d. Menyajikan informasi lain tentang harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai. 2. Mencapai mutu sebagai berikut: a. Relevan. b. Jelas dan dapat dimengerti. c. Dapat diuji kebenarannya. d. Mencerminkan keadaan menurut waktunya secara tepat. e. Dapat diperbandingkan. f. Lengkap dan netral. Fokus utama pada laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan yang diukur dengan laba dan komponenkomponennya. Laba tersebut merupakan suatu pos dasar dan penting dari laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks seperti: 1. Dasar bagi perpajakan dan membagi kembali kekayaan ke kalangan pribadi. 2. Sebagai pedoman pengambilan keputusan deviden dan penahanan laba suatu perusahaan. 3. Suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan.
3
4. Suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa yang akan datang. 5. Sebagai efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatau perusahaan. Koperasi adalah suatu badan usaha, maka selain bertujuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan anggota pada khususnya, koperasi juga menjalankan prinsip-prinsip perusahaan yaitu untuk meningkatkan rentabilitas atau pendapatan hasil usaha (SHU), dalam usahanya meningkatkan pendapatan koperasi harus mengelola modal kerja dengan baik. Semakin cepat pengambilan modal kerja berarti mempertinggi tingkat putarannya sehingga memungkinkan meningkatnya pendapatan yang semakin besar. Setiap badan usaha selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjani operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, dimana uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam koperasi dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat. Setiap penciptaan aktiva, di samping berpotensi menghasilkan keuntungan juga menimbulkan resiko. Oleh karena itu modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas investasi pada
4
aktiva, terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. (Arifin, 2002: 157) Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan dalam hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan tapi disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. (Munawir, 1998: 114) BMT (Baitul Maal Wattamwil) Bina Usaha merupakan suatu bentuk koperasi yang bergerak dalam bidang jasa simpan pinjam dengan sistem Syariah. Koperasi BMT Bina Usaha ini melayani bentuk-bentuk simpanan dan pembiayaan bagi para anggota atau calon anggota, baik anggota atau calon anggota yang dilayani lebih difokuskan kepada masyarakat sekitar dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. Dalam karya tulis ini penulis mengambil jangka waktu lima tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Selama kurun waktu dari tahun 2004-2008 Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut di bawah ini:
5
Tabel 1 Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 LABA
MODAL
RE
MODAL
(Rp)
(Rp)
(Rp)
KERJA (Rp)
TAHUN
2004
120.960.315,00 416.214.603,00
29,06%
1.390.485.170,00
2005
135.065.432,59 544.033.256,59
24,83%
1.949.946.124,00
2006
171.970.735,05 673.332.144,64
25,54%
2.349.328.111,00
2007
236.168.254,01 907.223.736,97
26,03%
3.174.403.630,04
2008
102.447.480,44 956.070.344,40
10,71%
3.520.288.082,98
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004-2005 terjadi penurunan tingkat RE sebesar 4,23% yaitu pada tahun 2004 RE sebesar 29,06% turun menjadi 24,83% pada tahun 2005. Sedangkan modal justru mengalami kenaikan sebesar Rp. 48.846.608,00 yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp. 907.223.736,97 naik menjadi Rp. 956.070.344,40 pada tahun 2008. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan modal koperasi belum efisien dan kinerja manajemen kurang baik, karena secara teori semakin tinggi tingkat RE berati perubahan semakin efisien sedang pada BMT BINA USAHA terjadi penurunan RE pada tahun 2004 sebesar 29,06% sampai tahun 2008 RE turun mencapai 10,71%, masih lebih tinggi tahun 2004. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis terhadap pengunaan modal kerja koperasi dengan rasio keuangan untuk mengetahui tingkat efisiensi koperasi.
6
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat masalah ini sebagai topik dalam penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS MODAL KERJA PADA KOPERASI BMT BINA USAHA BERGAS TAHUN 2004-2008”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti sampai sejauh mana modal kerja yang digunakan oleh Koperasi BMT Bina Usaha Sehingga Koperasi tersebut dapat menjalankan usahanya dengan baik. Untuk lebih jelasnya, penulis menjabarkan pokok-pokok permasalahan yang diteliti sebagi berikut: 1. Bagaimanakah perputaran modal kerja dilihat dari kas dan piutang Koperasi BMT Bina Usaha dengan menggunakan analisis rasio aktivitas. 2. Bagaimanakah efisiensi penggunaan Modal Kerja Koperasi BMT Bina usaha jika dilihat dengan menggunakan analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas.
C. Pembatasan masalah Hal-hal yang harus dibatasi dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1. Modal kerja yang dipakai adalah modal kerja brutto yaitu keseluruhan aktiva lancar yang digunakan dalam operasional BMT, seperti: kas dan piutang.
7
2. Laporan finansial yang akan dianalisis adalah laporan laba-rugi dan neraca tahunan yaitu tahun 2004-2008. 3. Pada analisis rasio aktivitas, data tahun 2008 tidak ikut dianalisa karena saldo akhir 2008 belum diketahui, sebab masih berjalan pada tahun 2009, sehingga data 2008 pada rasio ini hanya menjadi bahan pendukung penelitian pada tahun 2004-2007.
D. Tujuan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan dan kenyataan yang terjadi, penulisan ini bertujuan untuk: a. Menganalisis perputaran modal kerja dilihat dari kas dan piutang Koperasi BMT Bina Usaha Bergas dengan analisis rasio aktivitas. b. Menganalisis efisiensi pengunaan Modal Kerja BMT Bina Usaha dengan analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas. 2. Manfaat penulisan Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah: a. Manfaat teoritis 1) Mencoba menerapkan analisis-analisis laporan keuangan yang berkaitan dengan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha. 2) Bagi penulis, penulisan ini merupakan media untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
8
3) Bagi civitas akademik, sebagai bahan kajian dalam penulisan sejenis di waktu yang akan datang. b. Manfaat praktis Melalui penelitian ini, diharapkan akan memperoleh manfaat praktis yaitu: 1) Sebagai bahan pertimbangan bagi Koperasi BMT Bina Usaha Bergas dalam menentukan kebijakan penggunaan modal kerja untuk meningkatkan efisiensi di masa yang akan datang. 2) Untuk mencari solusi bagaimana menjaga dan meningkatkan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas.
E. Metodelogi Penulisan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengunakan beberapa metode sebagai berikut: 1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu cara pengumpulan data yang mengutip sumber catatan yang sudah ada, di dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti dokumen (Arikunto, 1992:131). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan neraca dan rugi/laba pada Koperasi BMT Bina Usaha Bergas Tahun 2004-2008.
9
b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung pada informan atau autoritas (seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah). (Gorys Keraf, 1944:161) Dalam hal ini, penulis menanyakan langsung pada pihak BMT Bina Usaha yang dapat memberikan keterangan yang benar dan sesungguhnya. c. Observasi Observasi adalah pengamatan secara langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti yang dilakukan dalam waktu singkat (Gorys Keraf, 1944:162). Penulis mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi dari obyek yang berkaitan dengan penyusunan Tugas Akhir ini dan mencatat apa yang penulis amati. d. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca buku untuk memperoleh kesimpulan/pendapat para ahli dengan menempatkan kesimpulan tersebut sebagai metode tersendiri, untuk merumuskan suatu pendapat baru yang berikutnya lebih menekankan pengutipan untuk memperkuat uraian (Gorys Keraf, 1990:165). Dalam hal ini, penulis melakukan pengumpulan data dari buku-buku yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis.
10
2. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data, yakni analisis ini digunakan untuk masalah dalam penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau data yang dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori tertentu dengan menggunakan table-tabel dengan tujuan membantu memudahkan dalam menganalisisnya.
F. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori Berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik mengenai pengertian modal kerja, macam-macam modal kerja, faktor yang mempengaruhi
modal
kerja,
sumber-sumber
modal
kerja,
pentingnya modal kerja, analisis perputaran modal kerja, analisis efisiensi penggunaan modal kerja. BAB III
Laporan Obyek Penelitian Berisi tentang gambaran umum objek penulisan tugas akhir, menyangkut
sejarah
berdirinya,
dasar
pendirian,
struktur
organisasi, sistem permodalan, dan perkembangan kinerja serta yang lainnya. Di samping itu juga disajikan data-data diskriptif yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir.
11
BAB IV
Analisa Berisi tentang analisis perputaran kas yang merupakan analisis keuangan untuk mengatur likuiditas dan sekaligus mengatur profitability, analisis perputaran piutang yang merupakan tingkat perputaran piutang antara penjualan kridit dengan piutang rata-rata, analisis modal kerja, rasio likuiditas, dan rasio rentabilitas.
BAB V
Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Munawir
dalam
menyimpulkan bahwa
“Analisa
Laporan
Keuangan”
(1988),
menganalisa modal kerja dalam suatu perusahaan
sangat lah penting, karena dengan modal kerja yang cukup akan mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari dan menguntungkan perusahaan, di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu: melindungi perusahaan dari krisis modal kerja, memungkinkan untuk dapat
membayar
semua
kewajiban-kewajiban
tepat
pada
waktunya,
memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumennya, memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat yang lebih menguntungkan kepada para langganannya, serta memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan. Oleh karena itu besarnya pengeluaran modal yang akan di operasikan dalam perusahaan, harus dianalisis dengan baik. Kasmir dalam “Manajemen Perbankan” (2003), menyimpulkan bahwa untuk mengetahui baik buruknya kondisi keuangan / modal kerja yang ada pada suatu bank, maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
12
13
secara periodik. Laporan keuangan sangat berguna terutama bagi pemilik manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah bank tersebut. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mengetahui baik buruknya modal kerja yang ada, maka perlu dilakukan analisis agar keuangan yang dijalankan juga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Bank dapat menganalisis laporan keuangannya dengan menggunkan beberapa analisa rasio keuangan. Kedua buku di atas mendiskripsikan akan peran penting modal kerja dalam perusahaan, agar modal kerja yang digunakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien demi kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan usahanya, karena modal kerja pada perusahaan sangat perperan penting bagi perjalanan usaha, maka dalam menggunakan modal kerja tersebut haruslah hati-hati dan perlu dianalisis dengan baik dan benar, sehingga modal kerja dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Modal kerja dapat dianalisis menggunkan beberapa rasio keuangan yang ada.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Modal Kerja Modal kerja adalah aktiva-aktiva jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari perusahaan. Sesuai dengan pengertian aktiva jangka pendek maka modal kerja terdiri dari aktiva lancar. Aktiva lancar adalah kas, piutang dan persediaan. Sarwoko (1989: 79)
14
Secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net work), yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi nilai buku dari kewajiban (liabilities) (Arifin, 2002:157). Menurut Munawir (1998), modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki perusahaan yang menunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap semua hutangnya. Ada 3 konsep pengertian modal kerja yang umum di gunakan yaitu: a. Konsep Kuantitatif Modal kerja diartikan sebagai sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang, persekot biaya. Dana tersebut akan mengalami perputaran dalam waktu pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar (Munawir, 1998: 114) b. Konsep Kuantitatif Pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atas hutang yang harus segera dibayar dalam jangka pendek. Besarnya modal kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan dan biasanya disebut modal kerja bersih (net working capital ). (Munawir, 1998: 115)
15
c. Konsep Fungsional Menitik beratkan pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan atau laba usaha pokok perusahaan. (Munawir, 1998: 116) 2. Macam-macam Modal Kerja Modal kerja dalam suatu perusahaan, dapat dibedakan menjadi 2 komponen sebagai berikut: (Sarwoko, 1989: 81). a. Modal Kerja Permanen Adalah kebutuhan minimum sejumlah kas, piutang dan persediaan yang harus tersedia untuk menjalankan kegiatan piutang sehari-hari. b. Modal Kerja Variabel Kebutuhan modal kerja yang menunjukkan tambahan aktiva-aktiva lancar di atas kebutuhan minimum. Tambahan atas persediaan dapat terjadi dan harus dipersiapkan untuk mendukung saat-saat penjualan mencapai puncakknya. Akibat kenaikan penjualan, piutang akan naik pula dan ini harus dibelanjai atau disediakan dana untuk piutang. Akibat selanjutnya ekstra kas mungkin dibutuhkan untuk membayar kenaikan bahan habis pakai. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan modal: (Sarwoko, 1989: 83-84).
16
a. Volume penjualan Volume penjualan adalah faktor yang paling mempengaruhi besaran dan komponen modal kerja. Perusahaan harus mengelola modal kerja sedemikian rupa sehingga dapat mendukung kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan operasional tersebut antara lain adalah penjualan. Setiap saat perusahaan harus menjaga suatu tingkat modal kerja terhadap penjulan. b. Kebijakan-kebijakan perusahaan. Beberapa kebijakan perusahaan yang diambil dapat mempengaruhi tingkat modal kerja, baik permanent ataupun variabel. Jika perusahaan mengubah kebijaksanaan produksi mungkin akan mempengaruhi kebutuhan persediaan. Perubahan tingkat minimum kas mungkin akan menaikkan atau menurunkan modal kerja. c. Pengaruh musiman dan Siklis Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi. d. Kemajuan Teknologi Perkembangan teknologi terutama yang berhubungan dengan proses produksi dapat mempunyai pengaruh yang tajam pada kebutuhan modal kerja. Misalnya, jika perusahaan membeli mesin baru yang memproses bahan baku lebih cepat dari mesin yang lama, kebutuhan permanent atas persediaan mungkin akan berubah.
17
4. Sumber-sumber Modal Kerja Modal kerja yang dibutuhkan oleh bank dapat dipenuhi kedalam dua sumber, yaitu: (Arifin, 2002: 163-164) a. Modal inti (core capital) adalah modal kerja yang berasal dari para pemilik bank. Sumber modal inti terdiri dari: 1) Modal disetor. 2) Agio saham. 3) Modal sumbangan. 4) Cadangan umum. 5) Cadangan tujuan. 6) Laba ditaha. 7) Laba tahun lalu. 8) Laba tahun berjalan. b. Modal Pelengkap, terdiri dari: 1) Cadangan revaluasi aktiva tetap Merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali dari aktiva tetap yang dimiliki bank. 2) Penyisihan penghapusan aktiva produktif Merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara membebankan laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterima seluruh atau sebagian aktiva produktif.
18
3) Modal pinjaman Merupakan pinjaman yang didukung oleh warkat-warkat yang memiliki sifat seperti modal. 4) Pinjaman subordinasi Merupakan pinjaman yang telah memenuhi syarat seperti ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman, memperoleh persetuan BI dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan perjanjian lainnya. 5. Pentingnya Modal Kerja Modal kerja yang dimiliki suatu bank merupakan suatu faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank yang sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat, karena kekuatan aspek permodalan dimungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat. Menurut
Johnson
dan
Johnson
dalam
buku
Dasar-dasar
Manajemen Bank Syari’ah, modal bank mempunyai tiga fungsi yaitu: (Arifin, 2002: 158) a. Penyangga untuk penyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. b. Sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. c. Menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi
tingkat
kemampuan
menghasilkan keuntungan.
bank
secara
relatif
dalam
19
Sedangkan Brenton C. Leavitt, Staf Dewan Gubernur Federal Reserve, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Arifin, 2002: 158-159) menekankan empat fungsi utama modal bank yaitu: a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan likuidasi. b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi. c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan guna menawarkan pelayanan bank. d. Sebagai alat pelaksana peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat.
C. Analisis Perputaran Modal Kerja Suatu perusahaan dalam menganalisis perputaran modal kerja dapat menganalisis dengan menggunakan rasio aktivitas, dimana rasio aktivitas dapat menunjukan tinggi rendahnya tingkat efisiensi penggunaan modal kerjanya, semakin tinggi perputarannya berarti semakin tinggi tingkat efisiensi modal kerjanya. Perusahaan dapat mengetahui tingkat perputaran modal kerja dengan melihat jumlah keuangan dari kas dan piutang, yakni dengan menggunakan analisis aktivitas sebagai berikut: (Sarwoko, 1989: 89) 1. Tingkat perputaran kas Tingkat perputaran kas digunakan untuk mengetahui berapa kali uang kas berputar selama periode tertentu, yakni di hitung dengan rumus:
20
penjualan bersih kas rata - rata 360 hari Periode Terkaitnya kas/hari = tingkat perputaran kas Standar pembanding perputaran kas: 30 kali-45 kali ( DEPKOP dan PKM:
Tingkat Perputaran Kas
=
1993) 2. Tingkat Perputaran Piutang Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya penjualan kredit. Hal ini dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Piutang sebagai modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Perputaran piutang merupakan ratio yang berguna untuk mengetahui dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu, tingkat perputaran piutang dihitung dengan rumus: Tingkat Perputaran Piutang =
Penjualan kredit ×1 Piutang Rata - rata
Adapun periode perputaran piutang dihitung dengan rumus: Periode terkaitnya piutang/hari =
360 hari tingkat perputaran kas
Standar pembanding perputaran piutang: 3 kali-4 kali (DEPKOP dan PKM: 1993) Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin pendek periode perputaranya, berarti modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin digunakan secara efisien. Dapat pula diukur dengan cara membandingkan antara hasil perhitungan periode perputaran piutang dengan syarat kredit
21
yanng diberikan perusahaan. Apabila periode perputaran piutang lebih rendah dari jangka waktu kredit yang ditetapkan, berarti perusahaan telah menjalankan kebijaksanaan kredit yang baik, yang menunjukkan efisiensi dalam manajemen piutang. 3. Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja adalah hubungan banyaknya penjualan dalam satu periode dengan modal kerja yang ada. Semakin pendek periode perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan kelebihan modal kerja yang disebabkan oleh rendahnya perputaran masing-masing elemen perputaran modal kerja. Tingkat perputaran modal kerja dapat dihitung dengan rumus: Tingkat Perputaran Modal Kerja =
Periode terikatnya =
penjualan bersih aktiva lancar
360 hari tingkat perputaran modal kerja
Standar pembanding perputaran Modal Kerja: 2 kali-3 kali ( DEPKOP dan PKM: 1993).
D. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Analisis yang digunakan untuk mengukur efisisensi penggunaan modal kerja bank dalam penulisan ini adalah: 1. Analisa Rasio Likuiditas Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditaggih. Semakin besar rasio ini semakin likuid. (Kasmir, 2003: 268)
22
Bila likuiditas sudah berjalan secara efektif berarti permodalan kerja tersebut sudah efisien. Perusahaan dalam melakukan pengukuran rasio likuiditas, dapat menggunakan beberapa jenis rasio yang masingmasing memiliki maksud dan tujuan tersendiri, namun dalam penulisan ini untuk pengukuran rasio likuiditas, penulis hanya akan menggunakan rasio yang sekiranya diperlukan sesuai masalah yang akan dibahas, yaitu: a. Current Ratio, adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibanya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Rasio ini dihitung dengan rumus: Current ratio =
Aktiva lancar × 100% Utang lancar
Standar pembanding Current Ratio: 125%-200% (DEPKOP dan PKM: 1993) b. Cash Ratio, adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar pada pihak ke tiga. Dengan ratio ini dapat dilihat apakah bank dapat membayar kembali simpanan nasabah dalam bank. Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut: Cash ratio =
Kas × 100% Pinjaman yang harus dibayar
Standar pembanding Cash Ratio: 10 % ( DEPKOP dan PKM: 1993) 2. Analisis Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
23
dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam rasio rentabilitas terdapat
Gross Profit Margin, yakni rasio yang digunakan untuk mengetahui persentasi laba dari kegiatan usaha murni bank yang bersangkutan setelah di kurangi biaya-biaya. (Kasmir, 2003: 279) Analisis Rasio Rentabilitas dapat diukur dengan menggunakan dua jenis rumus berikut ini: a. Gross Profit Margin =
b. Rentabilitas =
Operator Income - Operating Exppence × 100% Operating Income
Laba Bersih × 100% Total Aktiva
Standar pembanding Rentabilitas: 14% ( DEPKOP dan PKM: 1993) Rasio-rasio di atas akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penulis tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Setandar yang digunakan sebagai pembanding dalam penulisan ini adalah setandar rata-rata dengan syarat untuk usaha sejenis yang diasumsikan pada unit simpan pinjam.
BAB III LAPORAN OBYEK MAGANG
A. Gambaran Umum Penulisan pada sub bab ini, penulis akan menggambarkan secara umum tentang obyek penelitian tugas akhir sebagai langkah awal untuk mendapatkan informasi mengenai Koperasi BMT Bina Usaha Bergas adalah sebagai berikut: 1) Sejarah Singkat Berdirinya dan Perkembangannya Koperasi Bina Usaha terakhir dengan nama Baitul Mal Wattamwil (BMT) Bina Usaha. Proses pendirian pra koperasi ini dilakukan melalui beberapa kali pertemuan para pendiri di lingkungan Kecamatan Bergas yang diprakasai oleh pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Kabupaten Dati II Semarang. Sosialisasi awal tentang BMT dilakukan di Masjid Al-Taqwa Tegalsari yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda di lingkungan Kecamatan Bergas dan Tim PINBUK sebagai inisiator. Secara resmi lembaga yang terlahir dari program P3T (Proyek Penanggulangan pekerja terampil) ini mulai berdiri pada tanggal 01 November 1998 di Masjid Ad-Dakwah Karangjati oleh sekitar 30 orang pendiri dan beroprasional sejak tanggal 09 November 1988. Pada awal Mula berdiri BMT Bina Usaha berlokasi di jalan PTP Ngobo No.4 Sruwi Karangjati, namun sejak Tanggal 29 Juli 2008 BMT Bina Usaha berlokasi
24
25
di Desa Ngimbun RT 03 RW 03, Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kab.Semarang, tlp (0298) 521 070. Koperasi BMT Bina Usaha dalam perjalannya di awal tahun 1999, pra koperasi ini memperoleh kepercayaan dari pemerintah melalui Departemen Koperasi untuk mengelola dana LEPMM (Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat Mandiri). Dana ini adalah merupakan dana bergulir yang harus digulirkan kepada masyarakat. Pada bulan Maret 1999, lembaga ini memperoleh Akta Pendirian Menengah Nomor 066/BH/KDK.11.1/III/1999 Tanggal 23 Maret 1999. Sehingga secara resmi Koperasi BMT Bina Usaha memiliki badan hukum koperasi. 2) Struktur Organisasi Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendukung operasional suatu perusahaan adalah dengan membentuk suatu struktur organisasi yang jelas, memiliki sumber daya manusia yang profesional yang ditempatkan tepat pada bagian yang sesuai dengan keahliaanya, serta wewenang dan tanggung jawab juga sarana dan prasarana yang mendukung. Adapun struktur organisasi Koperasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut.
26
Gambar 2.1 Bagan Srtuktur Organisasi Koperasi BMT Bina Usaha
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
BADAN PENGAWAS
PENGELOLA
UNIT SIMPAN PINJAM SYARI’AH (BMT)
MANAGER
Pembiayaan
Kabag Operasional
Penagihan
Taller
Pembukuan
3) Perangkat Organisasi Koperasi BMT Bina Usaha a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam taraf kehidupan koperasi. Rapat anggota merupakan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), menentukan kebijaksanaan umum koperasi, memilih, mengangkat dan menghentikan pengurus dan pengawas, menentukan rencana kerja, rencana anggaran belanja dan pembagian sisa hasil usaha penggabungan, peleburan, pembagian
27
dan pembubaran koperasi. Rapat anggota biasanya diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, sehingga dikenal dengan nama RAT (Rapat Anggota Tahunan) b. Pengurus Pengurus adalah Badan Usaha Eskutif (Pelaksana) yang menyelenggarakan segala urusan sehari-hari sesuai dengan garis kebijakan yang ditetapkan dalam rapat anggota. Masa jabatan pengurus biasanya diperbolehkan lebih dari 5 (Lima) tahun, tetapi yang bersangkutan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya.
Pengurus
dapat
berhenti
atas
permintaan
atau
diberhentikan oleh rapat anggota. Pengurus koperasi adalah ketua, sekretaris dan bendahara. c. Pengawas Agar setiap badan usaha berhasil dengan baik, maka langkah harus diikuti dengan kontrol, baik intern maupun ekstern. Tanpa kontrol yang baik maka pintu terbuka bagi segala macam penyelewengan, karena itu dengan kedudukan pengurus, pengawas bertanggung jawab terhadap rapat anggota dan wajib merahasiakan hasil pemeriksaan terhadap pihak luar koperasi. Jabatan sebagai anggota dirangkap dengan jabatan sebagai pengurus, masa jabatan pengawas ditentukan anggaran dasar koperasi.
28
d. Keanggotaan Berdasarkan menghimpun
dan
Undang-Undang, menyalurkan
dana
Koperasi
hanya
boleh
kepada
anggota,
untuk
mengantisipasi hal ini BMT Bina Usaha mengeluarkan produk-produk simpanan
sukarela
(SIRELA,
SISUKA,
SISUQUR),
dan
mencantumkan para penyimpan dalam posisi sebagai anggota, selama memenuhi kewajiban untuk memiliki simpanan pokok maupun simpanan wajib, dengan demikian secara legal, para calon anggota sudah berhak menyimpan dananya dan berhak pula mendapatkan fasilitas pembiayaan. Sampai akhir tahun 2008 anggota dan calon anggota Koperasi BMT Bina Usaha Mencapai 2960 orang. 4) Diskripsi Pekerjaan Pengelola Koperasi BMT Bina Usaha Usaha a. Manajer, tugas manajer terdiri dari 1. Memimpin operasional koperasi dan bertanggung jawab atas keberhasilan seluruh organisasi seluruh fungsi managemen dan pelaksana bidang manajemen (tabungan, pembiayaan, operasioanl keuangan dan SDM) 2. Mewakili koperasi pada pihak luar dalam pertemuan, negoisasi dan penanda tanganan kerjasama. 3. Menyusun rencana strategis baik internal maupun external untuk kemajuan lembaga.
29
4. Mengusulkan rencana anggaran dan rencana kerja kepada pengurus yang nantinya disahkan oleh RAT. 5. Mengadakan dan memimpin rapat koordinasi dan evaluasi mingguan maupun bulanan. 6. Membuat suatu rekomendasi pencarian dana untuk pembayaran gaji karyawan setiap bulan. 7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja tenaga lapangan. 8. Membantu tenaga lapangan dalam sosialisasi produk-produk koperasi
penarikan
tabungan
dan
npenagihan
pembiayaan
bermasalah. 9. Memimpin
komite
pembiayaan
bersama
pengurus
kabag
operasional dan bagian lapangan untuk membahas pengajuan pembiayaan. 10. Membuat laporan bulanan dan bertanggung jawab kepada pengurus. b. Kabag Operasioanal 1. Bertanggung jawab terhadap berjalannya struktur kepegawaian dan mekanismenya. 2. Mengurus dan mengawasi absensi pengelola serta membuat rekapitulasi setiap bulannya. 3. Membagikan gaji pengelola setiap bulannya berdasarkan surat rekomendasi dari manajer.
30
4. Memberikan penjelasan dan informasi kepada anggota dan calon anggota tentang syarat dan prosedur tabungan maupun pinjaman. 5. Mengatministrasi serta bertanggung jawab seluruh surat yang masuk dan keluar. 6. Pengadministrasian dan merealisasikan pembiayaan yang sudah diputuskan komite. 7. Menyusun laporan pembiayaan. 8. Bersama pengurus, manajer dan bagian lapangan memutuskan pengajuan pembiayaan. 9. Mengumpulkan laporan-laporan bulanan dari bagian pembukuan taller, kasir, penagihan, pembiayaan, dan pemasaran. 10. Membuat laporan kepada manajer. c. Pembukuan 1. Memeriksa kelengkapan bukti transaksi dan ketetapan perhitungan atas laporan dari bagian taller dan kasir. 2. Melakukan pembukuan pada akhir tutup buku serta menyusun buku besar, laporan rugi laba dan neraca setiap harinya. 3. Bertanggung jawab terhadap segala kekeliruan selisih maupun ketidak akuratan data. 4. Menyusun daftar aktiva tetap dan aktiva lain-lain secara berkala dan menyeluruh. 5. Menyusun daftar aktiva tetap dan aktiva lain-lain secara berkala dan menyeluruh.
31
6. Menyusun daftar RAB dan evaluasinya sekali dalam setahun. 7. Membuat neraca tahunan untuk laporan pajak. 8. Membuat kelancaran tugas kasir/taller. 9. Setiap bulannya membuat laporan keuangan. d. Taller 1. Memberi bukti setoran pada tabungan dan angsuran serta melakukan penngetikan. 2. Melakukan back-up komputerisasi terhadap angsuran tabungan dan pengambilan melalui saldo harian anggota. 3. Mencocokkan uang dengan slip serta bertanggung jawab atas keselisihan dan jumlah nominalnya. 4. Menyusun harian kas dan register secara benar setiap harinya. 5. Menyusun rekapitulasi arus kas setiap akhir bulan. 6. Menyusun dua puluh daftar anggota penabung setiap akhir bulan. 7. Membuat bagi hasil anggota setiap bulannya. e. Pembiayaan 1. Menyusun
rancangan
langkah-langkah
sosialisasi
dan
implementasinya. 2. Aktif melakukan sosialisasi produk-produk BMT (tabungan dan pinjaman). 3. Melakukan survai dan analisa kelayakan usaha calon pengguna pembiayaan.
32
4. Membuat keputusan realisasi pembiayaan berdasarkan penilian bersama dengan komite pembiayaan. 5. Bertanggung jawab atas anggota yang menjadi PL pembiayaan f. Penagihan 1. Membuat rencana jadwal penagihan. 2. Memastikan tidak ada selisih antara dana yang ditarik dengan dana yang disetorkan. 3. Memberi laporan kepada bagian pembiayaan atau Manajer terhadap pinjaman bermasalah untuk memberi solusi. 4. Membantu memberikan jalan keluar dan solusi bagi pinjama yang bermasalah. 5. Membuat usaha lain untuk penagihan baik yang sifatnya kekeluargaan maupun sesuai dengan hukum yang berlaku. 6. Membuat laporan bulanan atas hasil penagihan. 7. Membantu mengambil tabungan di pasar. g. Pemasaran 1. Menyusun langkah-langkah sosialisasi dan implementasi tabungan pada kususnya serta produk-produk koperasi BMT Bina Usaha yang lain. 2. Aktif melakukan pengambilan maupun mengantar tabungan. 3. Mengambil atau mengantar tabungan yang sudah menjadi mitra koperasi BMT Bina Usaha.
33
4. Membuat laporan bulanan dari PL tabungan yang masuk maupun keluar. 5. Membantu administrasi kepada bagian operasioanal. h. Penjaga 1. Mulai kerja saat jam kantor tutup. 2. Hari libur nasional masuk dianggap lembur kecuali hari minggu. 3. Hari libur biasa masuk dianggap kerja harian. 4. Apabila dibutuhkan masuk kerja dianggap kerja harian. 5. Bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan disekitar kantor. 5) Permodalan Koperasi BMT Bina Usaha Sebagai lembaga yang berbadan hukum koperasi, modal dihimpun dari anggota yang meliputi simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan pokok khusus. Sebesar simpanan anggota sebagai mana telah disepakati dalam rapat anggota pendiri adalah: Rp.100.000,- namun pada tanggal 13 April 2009 simpanan pokok berubah menjadi sebesar Rp.10.000,6) Bidang Usaha Koperasi Bina Usaha merupakan koperasi yang beroperasi sebagai unit simpan pinjam syari’ah, yaitu Baitul Maal Wattamwil (BMT) Bina Usaha.
34
7) Jenis Produk Koperasi BMT Bina Usaha a. Produk simpanan 1. Sirela adalah bentuk simpanan dari anggota dimana penyimpan dapat menitipkan dan mengambil simpanannya sewaktu-waktu sesuai ketentuan. Sebagai balas jasa pihak BMT akan memberikan bagi hasil setiap bulannya kepada penyimpan sesuai dengan jumlah saldo yang dimiliki oeleh penyimpan. 2. Sisuka adalah bentuk simpanan berjangka (semacam deposito) dimana penyimpan menitipkan uangnya dan hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo. 3. Sisuqur adalah bentuk simpanan untuk persiapan qurban dan hanya bisa diambil menjelang hari raya Idul Adha. 4. Siaman adalah bentuk simpanan untuk dana-dana sosial (zakat, infaq, shadaqah dll). BMT akan menyalurkan dana tersebut kepada phak-pihak yang berhak menerima seperti sumbangan, hibah, beasiswa, pembiayaan Qordhul Hasan. b. Pembiayaan 1. Mudharabah adalah pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya, di mana pengelola usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota sebagai nasabah debitur. Hasil keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan. 2. Musyarakah adalah pembiayaan yang berupa sebagai modal yang diberikan kepada anggota dari modal usaha secara keseluruhan.
35
Pembagian keuntungan yang proposional dilakukan sesuai dengan perjanjian kedua belah piihak. 3. Ba’i Baitman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota untuk pembelian barang. Keuntungan diperoleh dari harga barang ditambah jumlah kelebihan harga barang sesuai dengan kesepakatan, antara koperasi dan lembaga. 4. Murabahah
adalah
pembiayaan
kepada
peminjam
yang
pembayarannya dilakukan sekaligus pada waktu jatuh tempo yang telah ditetapkan, nasabah membayar harga jual barang yang telah disepakati tersebut kepada BMT. 5. Qordhul Hasan adalah merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota yang memenuhi persyaratan. Anggota cukup mengembalikan pinjamannya tanpa imbalan jasa.
BAB IV ANALISA
A. Analisa Data Dari laporan keuangan akhir tahun dan buku-buku administarasi keungan Koperasi BMT Bina Usaha tahun 2004-2008 dapat diketahui data keuangan yang diperlukan untuk menghitung, rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas sebagai dasar untuk menentukan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja. 1. Aktiva lancar dan utang jangka pendek Komponen aktiva lancar dan utang jangka pendek digunakan untuk menghitung Current Ratio, yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keamanan peminjam jangka pendek Tabel 2 Aktiva Lancar dan Utang Lancar Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 Tahun
Aktiva Lancar (Rp)
Utang Lancar (Rp)
2004
1.390.485.170,00
991.794.184,20
2005
1.949.946.124,00
1.430.572.935,41
2006
2.349.328.111,00
1.705.256.884,41
2007
3.174.403.630,04
2.287.092.261,07
2008
3.520.288.082,98
2.822.536.706,58
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha
36
37
2. Kas dan utang lancar Komponen kas dan utang lancar digunakan untuk menghitung cash ratio yaitu kemampuan koperasi membayar utang jangka penndek dengan uang tunai jika sewaktu-waktu ditarik. Tabel 3 Kas dan Utang Lancar Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 Tahun
Kas (Rp)
Utang Lancar (Rp)
2004
416.172.420,20
991.794.184,20
2005
490.884.024,00
1.430.572.935,41
2006
685.208.411,05
1.705.256.884,41
2007
1.397.871.980,04
2.287.092.261,07
2008
2.699.340.613,02
2.822.536.706,58
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha 3. Pembiayaan yang diberikan dan kas rata-rata Rasio perputaran kas dihitung dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata. BMT Bina Usaha merupakan koperasi Unit Simpan Pinjam, sehingga rasio perputaran kas dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan kas rata-rata.
38
Tabel 4 Pembiayaan Yang Diberikan dan Kas Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2007 Tahun
Pembiayaan yang
Kas Rata-rata (Rp)
Diberikan (Rp) 2004
1.557.750.000,00
661.614.432,20
2005
1.765.784.000,00
833.497.244,53
2006
2.298.737.200,00
1.384.162.431,07
2007
2.784.191.700,00
2.048.606.296,53
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha Sedangkan kas rata-rata dihitung dengan cara, yaitu saldo kas awal tahun ditambah kas akhir tahun dibagi dua seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 5 Kas Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004 - 2007 Tahun
Kas Awal Tahun
Kas Akhir Tahun
Kas Rata-rata
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2004
416.172.420,20
490.884.024,00
661.614.432,20
2005
490.884.024,00
685.226.441,05
833.497.244,53
2006
685.226.441,05
1.397.871.980,04
1.384.162.431,07
2007
1.397.871.980,04
1.301.468.632,98
2.048.606.296,53
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha 4. Pembiayaan yang diberikan dan jumlah piutang Untuk menghitung rasio perputaran piutang dilakukan dengan cara membandingkan antara pembiayaan dengan total piutang. Karena penelitian ini pada unit pinjam maka perputaran piutang dihitung dengan
39
cara membandingkan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dalam satu tahun dengan piutang rata-rata. Tabel 6 Pembiayaan yang Diberikan dan Jumlah Piutang Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Pembiayaan yang
Piutang Rata-rata
diberikan (Rp)
(Rp)
2004
1.557.750.000,00
1.699.546.600,00
2005
1.765.784.000,00
2.293.343.425,00
2006
2.298.737.200,00
2.564.783.125,00
2007
2.784.191.700,00
2.897.487.975,00
Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha Sedangkan cara menghitung piutang rata-rata yaitu dengan cara menjumlahkan piutang awal tahun dengan piutang akhir tahun dibagi dua, seperti tabel di bawah ini: Tabel 7 Piutang Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Piutang Awal
Piutang Akhir
Piutang
Tahun (Rp)
Tahun (Rp)
Rata-rata
2004
970.944.000,00
1.457.205.200,00
1.699.546.600,00
2005
1.457.205.200,00
1.672.276.450,00
2.293.343.425,00
2006
1.672.276.450,00
1.785.013.350,00
2.564.783.125,00
2007
1.785.013.350,00
2.897.487.975,00
2.897.487.975,00
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha
40
5. Pembiayaan yang diberikan dan modal kerja rata-rata Menghitung
rasio
perputaran
modal
kerja
dilakukan
dengan
membandingkan antara penjualan dalam satu tahun dengan jumlah modal kerja yang ada. BMT Bina Usaha merupakan unit Koperasi Simpan Pinjam maka perputaran modal kerjanya dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dalam satu tahun dengan modal kerja. Modal kerja yang digunakan adalah modal kerja rata-rata, yaitu modal kerja awal tahun ditambah modal kerja akhir tahun dibagi dua, yaitu seperti di bawah ini: Tabel 8 Pembiayaan yang diberikan dan Modal Kerja Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Pembiayaan yang diberikan
Modal Kerja Rata-rata
2004
1.557.750.000,00
2.365.458.232,00
2005
1.765.784.000,00
3.124.610.179,50
2006
2.298.737.200,00
3.936.529.926,02
2007
2.784.191.700,00
4.934.547.671,53
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha 6. Laba Usaha (SHU) dan Modal Kerja Besarnya
rentabilitas
modal
kerja
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara laba usaha dengan modal kerja, dalam hal ini digunakan modal kerja rata-rata, yaitu modal kerja awal periode ditambah modal kerja akhir periode dibagi dua.
41
Tabel 9 Modal Kerja Rata-rata Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
MK Awal Tahun
MK akhir tahun
Mk rata-rata
2004
1.390.485.170,00
1.949.946.124,00
2.365.458.232,00
2005
1.949.946.124,00
2.349.328.111,00
3.124.610.179,50
2006
2.349.328.111,00
3.174.403.630,04
3.936.529.926,02
2007
3.174.403.630,04
3.520.288.082,98
4.934.547.671,53
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha Tabel 10 Laba Usaha dan Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2008 Tahun
Laba Usaha (Rp)
Modal Kerja (Rp)
2004
120.960.315,00
1.390.485.170,00
2005
135.065.432,59
1.949.946.124,00
2006
171.970.735,05
2.349.328.111,00
2007
236.168.254,01
3.174.403.630,04
2008
120.447.480,44
3.520.288.082,98
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha Efisiensi penggunaan modal kerja koperasi diukur dengan rasio-rasio yang meliputi rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio rentabilitas. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan standar rata-rata dengan syarat untuk usaha sejenis, dalam hal ini diasumsikan pada unit simpan pinjam. Adapun langkah-langkah dalam analisis data tersebut adalah:
42
a. Analisis Perputaran Modal Kerja BMT Bina Usaha dengan menggunakan Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja dan elemen-elemennya. Semakin tinggi perputarannya berarti semakin tinggi tingkat efisisiensi penggunaan modal kerjanya. Alat ukur yang digunakan adalah: 1) Tingkat Perputaran Kas Dengan menggunakan perputaran kas, dapat diketahui berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu (1 tahun) Tingkat perputaran kas dihitung dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata. Bagi koperasi, pada unit simpan pinjam syari’ah yang tidak melakukan penjualan barang maka perputaran kas dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah pemberian pembiayaan satu tahun dengan saldo kas ratarata. Berdasarkan
perhitungan
terlampir
diketahui
bahwa
perputaran kas Koperasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
43
Tabel 11 Perputaran Kas Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Pembiayaan
Kas
Perputaran
Standar
Periode
yang diberikan
Rata-rata
Kas
Pengukuran
Perputaran
Kriteria
Kas 2004
1.557.750.000,00
661.614.432,20
2.35 X
30-45 X
152,90 hari
Tidak efektif
2005
1.765.784.000,00
833.497.244,53
2.12 X
30-45 X
169,93 hari
Tidak efektif
2006
2.298.737.200,00
1.384.162.431,07
1.66 X
30-45 X
216,77 hari
Tidak efektif
2007
2.784.191.700,00
2.048.606.296,53
1.36 X
30-45 X
264,89 hari
Tidak efektif
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha 2) Perputaran Piutang Perputan piutang merupakan rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan dana yang tertanam dalam piutang selama 1 periode (1 tahun). Secara umum tingkat perputaran piutang dihitung dengan cara membandingkan antara penjualan kredit bersih dengan piutang rata-rata Gitosudarmo (1980), karena penulisan ini pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Bina Usaha, maka perputaran piutang ini dihitung dengan cara membandingkan antara total pembiayaan yang diberikan selama satu periode (1 tahun) dengan piutang rata-rata. Dari perhitungan terlampir dapat diketahui bahwa tingkat perputaran piutang Koperasi BMT Bina Usaha sebagai berikut:
44
Tabel 12 Perputaran Piutang Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Pembiayaan
Piutang
Perputaran
Standar
Periode
yang diberikan
Rata-rata
Piutang
Pengukuran
perputaran
kriteria
Piutang 2004
1.557.750.000,00
1.699.546.600,00
0.92 X
3-4 X
392 hari
Tidak efektif
2005
1.765.784.000,00
2.293.343.425,00
0.77 X
3-4 X
467 hari
Tidak efektif
2006
2.298.737.200,00
2.564.783.125,00
0.90 X
3-4 X
401 hari
Tidak efektif
2007
2.784.191.700,00
2.897.487.975,00
0.96 X
3-4 X
374 hari
Tidak efektif
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha 3) Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara banyaknya penjulan dalam satu periode dengan modal kerja yang ada. Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat modal kerja berputar. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan kelebihan modal kerja. Perputaran modal kerja dihitung dengan membendingkan antara penjualan bersih dengan modal kerja rata-rata. Pada koperasi BMT Bina Usaha perputaran modal kerja dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah pembiayaan dalam satu tahun dengan modal kerja rata-rata. Dari perhitungan terlampir diketahui perputaran modal kerja BMT Bina Usaha adalah seperi tabel berikut ini:
45
Tabel 13 Perputaran Modal Kerja Koperasi BMT Bina Usaha 2004 – 2007 Tahun
Pembiayaan
Modal kerja
Perputaran
Standar
Periode
yang diberikan
Rata-rata
MK
Pengukuran
perputaran
kriteria
MK 2004
1.557.750.000,00
2.365.458.232,00
0.67 X
2-3 X
546 hari
Tidak efektif
2005
1.765.784.000,00
3.124.610.179,50
0.56 X
2-3 X
637 hari
Tidak efektif
2006
2.298.737.200,00
3.936.529.926,02
0.58 X
2-3 X
616 hari
Tidak efektif
2007
2.784.191.700,00
4.934.547.671,53
0.56 X
2-3 X
638 hari
Tidak efektif
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha b. Analisis efisiensi penggunaan modal kerja BMT Bina Usaha dengan menggunakan analisis rasio likuiditas dan rasio rentabilitas 1) Analisis Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Alat ukur yang biasa digunakan adalah Current Ratio dan Cash Ratio a) Current Ratio Current ratio menggambarkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek. Kemampuan koperasi membayar utang jangka pendek tersebut diukur dengan membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Apabila rasio yang diperoleh rendah akan mengindikasi adanya risiko likuiditas
46
yang
tinggi,
sedangkan
apabila
rasio
tinggi
akan
mengindikasikan adanya kelebihan aktiva lancar, sehingga akan berpengaruh tidak baik bagi profitabilitas koperasi. Berdasarkan
perhitungan
terlampir
diketahui
bahwa
current ratio koperasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut: Tabel 14 Current Ratio Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 Tahun
Aktiva lancar
Utang Lancar
Current Ratio
(Rp)
(Rp)
(%)
Standar
Kriteria
2004
1.390.485.170,00
991.794.184,20
140.20 %
125-200 %
Efektif
2005
1.949.946.124,00
1.430.572.935,41
136.30 %
125-200 %
Efektif
2006
2.349.328.111,00
1.705.256.884,41
137.77%
125-200 %
Efektif
2007
3.174.403.630,04
2.287.092.261,07
138.80%
125-200 %
Efektif
2008
3.520.288.082,98
2.822.536.706,58
124.72%
125-200 %
Tidak Efektif
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha b) Cash Ratio Cash
Ratio
menggambarkan
kemampuan
koperasi
membayar hutang jangka pendek dengan uang kas atau secara tunai apabila sewaktu-waktu ditarik. Kemampuan tersebut diukur dengan membandingkan antara kas dengan hutang jangka lancar. Rasio ini dapat mengindikasikan adanya bagian hutang akan dijamin oleh dana koperasi yang paling likuid. Untuk itu
47
apabila rasio yang diperoleh rendah akan mengindikasikan adanya resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan apabila rasio tinggi akan mengindikasikan adanya kelebihan uang tunai, sehingga akan berpengaruh tidak baik bagi profitabilitas koperasi. Berdasarkan perhitungan terlampir diketahui bahwa cash ratio untuk Koperasi BMT Bina Usaha sebagai berikut: Tabel 15 Cash Ratio Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 Tahun
Kas
Utang Lancar
(Rp)
(Rp)
Cash Ratio (%)
Standar
Kriteria
2004
416.172.420,20
991.794.184,20
41.96 %
10 %
Efektif
2005
490.884.024,00
1.430.572.935,41
34.31 %
10 %
Efektif
2006
685.208.411,05
1.705.256.884,41
40.18%
10 %
Efektif
2007
1.397.871.980,04
2.287.092.261,07
61.12%
10 %
Efektif
2008
2.699.340.613,02
2.822.536.706,58
95.63%
10 %
Efektif
Sumber: Laporan Keuangan BMT Bina Usaha 2) Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan suatu badan usaha untuk menghasilkan laba. Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi dan evektivitas penggunaan modal kerja. Rasio rentabilitas ekonomi di hitung dengan cara membandingkan antara laba usaha atau dalam koperasi disebut SHU sebelum pajak dengan modal usaha.
48
Perhitungan rentabilitas terlampir, dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat rentabilitas Koperasi BMT Bina Usaha adalah seperti tabel di bawah ini: Tabel 16 Rasio Rentabilitas Koperasi BMT Bina Usaha 2004-2008 Tahun
Laba Usaha
Modal
Rentabilitas
Standar
Kriteria
(Rp)
(Rp)
(%)
2004
120.960.315,00
416.214.603,00
29.06 %
14 %
Efisien
2005
135.065.432,59
544.033.256,59
24.83%
14 %
Efisien
2006
171.970.735,05
673.332.144,64
25.54%
14 %
Efisien
2007
236.168.254,01
907.223.736,97
26.03%
14 %
Efisien
2008
102.447.480,44
956.070.344,40
10.71%
14 %
Tidak efisien
Sumber: Laporan Keuagan BMT Bina Usaha B. Pembahasan Hasil Penelitian Dalam penelitian adalah membahas perputaran modal kerja dan penggunaan modal kerja pada koperasi BMT Bina Usaha selama 2004 sampai dengan tahun 2008. sebagai pengukuran tingkat efisiensi menggunakan elemen-elemen modal kerja dalam aktivitas meliputi tingkat perputaran kas dan piutang, disamping itu juga menggunakan tingkat pengukuran likuiditas dan
rentabilitas
dengan
diperbandingkan
juga
perbandingan kriteria pengukuran DEPKOP dan PKM.
dengan
mengunakan
49
a. Analisa Perputaran Modal Kerja BMT Bina Usaha dengan mengunakan Rasio Aktivitas. Analisis rasio aktivitas merupakan analisis untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal kerja dalam elemen-elemennya. Semakin tinggi perputarannya semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan modal kerja. 1) Perputaran Kas Dari hasil penelitian perputaran kas dapat diketahui yaitu: Tahun 2004 Tahun 2004 perputaran kas sebesar 2.35 kali sedangkan standar perputarannya adalah 30-45 kali maka perputaran kas tahun 2004 dinyatakan tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kas dalam koperasi banyak yang tersimpan di kas bank sehingga dana tersebut tidak dapat diputar. Tahun 2005 Tahun 2005 perputaran kas mengalami penurunan yakni sebesar 2.12 kali sedangkan standar perputarannya adalah 30-45 kali maka perputaran kas tahun 2004 dinyatakan tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kas dalam koperasi banyak yang tersimpan di kas bank dan adanya jangka waktu pengembalian pinjamman yang terlalu panjang padahal banyak pinjaman tidak lancar sehingga dana tersebut tidak dapat diputar.
50
Tahun 2006 Tahun 2006 perputaran kas sebesar 1.66 kali sedangkan standar perputarannya adalah 30-45 kali maka perputaran kas tahun 2006 dinyatakan tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kas dalam koperasi banyak yang tersimpan di kas bank sehingga dana tersebut tidak dapat diputar. Tahun 2007 Tahun 2007 perputaran kas sebesar 1.36 kali sedangkan standar perputarannya adalah 30-45 kali maka perputaran kas tahun 2007 dinyatakan tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kas dalam koperasi banyak yang tersimpan di kas bank sehingga dana tersebut tidak dapat diputar. Dengan demikian penggunaan uang kas pada tahun 2004 sampai dengan 2007 belum efektif bila dibandingkan standar normal yaitu antara 30-45 kali,bahkan setiap tahunnya mengalami penurunan tingkat perputaran kas. Hal ini disebabkan adanya jumlah kas yang terlalu besar dalam kas bank dan terjadinya pengembalian piutang yang terlalu lama. 2) Perputaran Piutang Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa perputaran piutang Koperasi BMT Bina Usaha adalah sebagai berikut:
51
Tahun 2004 Perputaran piutang tahun 2004 terjadi perputaran piutang sebanyak 0.92 kali dengan periode terikatnya piutang selama 392 hari. Artinya bahwa selama 392 hari baru terjadi 1 kali perputaran piutang. Hal ini di kategorikan tidak efektif karena standar perputaran piutang adalah 3-4 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan karena tingkat pengembalian yang lama. Tahun 2005 Dari perhitungan di atas perputaran piutang dalam satu tahun terjadi perputaran piutang sebanyak 0.77 kali dengan periode terikatnya piutang selama 467 hari. Artinya bahwa selama 467 hari baru terjadi 1 kali perputaran piutang, jadi pada tahun 2005 terjadi penurunan perputaran piutang Hal ini di kategorikan tidak efektif karena standar perputaran piutang adalah 3-4 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan karena tingkat pengembalian yang lama. Tahun 2006 Tahun 2006 terjadi kenaikan perputaran piutang sebanyak 0.90 kali dengan periode terikatnya piutang selama 401 hari. Artinya bahwa selama 401 hari baru terjadi 1 kali perputaran piutang, jadi pada tahun 2006 terjadi kenaikan perputaran piutang namun hal ini masih dikategorikan tidak efektif karena standar perputaran piutang adalah 3-4 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan karena adanya
52
kenaikan pembiayaan padahal tingkat pengembalian masih terhitung lama. Tahun 2007 Tahun 2007 terjadi kenaikan perputaran piutang sebesar 0.96 kali lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya dengan periode terikatnya piutang selama 376 hari. Artinya bahwa selama 376 hari baru terjadi 1 kali perputaran piutang. Namun hal ini masih dikategorikan tidak efektif karena standar perputaran piutang adalah 3-4 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan karena banyaknya kredit yang macet. Hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa, tingkat perputaran piutang pada Koperasi BMT Bina Usaha tahun 2004-2007 masih tidak efektif (di bawah standar 3-4 kali ) dalam setahun. Selain itu ketidak efektifan perputaran piutang disebabkan adanya penunggakan kredit. Hal ini dapat dilihat dari periode pengembalian kredit anggota atau calon anggota yang lebih lama dari waktu yang ditentukan koperasi. Sehinggga hal ini merugikan nasabah baru karena tidak semua anggota atau calon anggota dapat dilayani permohonan pembiayaannya.
53
3) Periode Perputaran Modal Kerja Perputaran
modal
kerja
menunjukkan
hubungan
antara
banyaknya jumlah kredit yang diberikan dalam satu periode dengan jumlah modal kerja yang ada, dari hasil penelitian diketahui: Tahun 2004 Perputaran modal kerja tahun 2004 sebesar 0.67 kali dengan periode perputarannya 546 hari. Artinya bahwa setiap 546 hari baru terjadi 1 kali perputaran modal kerja. Sedangkan standarnya adalah 2-3 kali putaran dalam satu tahun, maka tahun 2004 perputaran modal kerjanya tidak efektif. Hal ini dikarenakan perputaran kas dan piutang tidak efektif atau terlalu banyak dana yang mengendap di bank. Tahun 2005 Perputaran modal kerja tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0.56 kali dengan periode perputarannya 637 hari. Artinya bahwa setiap 637 hari baru terjadi 1 kali perputaran modal kerja. Sedangkan standarnya adalah 2-3 kali putaran dalam satu tahun, maka tahun 2005 perputaran modal kerjanya tidak efektif. Hal ini dikarenakan jangka pengembalian piutang terlalu lama. Tahun 2006 Perputaran modal kerja tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 0.58 kali dengan periode perputarannya 616 hari. Namun masih di kategorikan tidak efektif karena standarnya adalah 2-3 kali
54
putaran dalam satu tahun. Tetapi pada tahun 2006 setiap 616 hari baru terjadi 1 kali perputaran modal kerja. Hal ini dikarenakan jangka waktu pengembalian terlampau lama, sedang perputaran kas dan piutang tidak efektif atau terlalu banyak dana yang mengendap di bank. Tahun 2007 Perputaran modal kerja tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 0.56 kali dengan periode perputarannya 638 hari. Hal ini dikategorikan tidak efektif karena standar perputarannya adalah 2-3 kali putaran dalam satu tahun. Tetapi pada tahun 2007 setiap 638 hari baru terjadi 1 kali perputaran modal kerja. Hal ini dikarenakan jangka waktu pengembalian terlampau lama, terjadi kenaikan modal kerja yang lumayan besar tetapi pembiayaannya masih standar dengan tahun-tahun berikutnya, sehingga perputaran kas dan piutang tidak efektif atau terlalu banyak dana yang mengendap di bank. Hal ini berarti penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha tahun 2004-2007 tidak efektif karena adanya kelebihan hutang jangka pendek. Selain itu ketidak efektifan perputaran modal kerja ini disebabkan adanya penunggakan pembiayaan sehingga piutang yang seharusnya kembali tidak dapat diputar menjadi modal kerja. Adanya modal kerja yang banyak mengendap dan tidak diputar, hal ini menunjukkan bahwa manajemen koperasi kurang baik.
55
b. Analisa Efisiensi Penggunaan Modal Kerja BMT Bina Usaha Dengan Menggunakan Analisa Rasio Likuiditas dan Rasio Rentabilitas 1) Analisa Rasio Likuiditas a. Current Ratio Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Current Ratio Koperasi BMT Bina Usaha yaitu: Tahun 2004 Current Ratio tahun 2004 adalah 140.20% adalah efektif karena berada di atas standar normal yakni 125%-200%. Hal ini berarti setiap Rp.1,- hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1.4020,- aktiva lancar. Tahun 2005 Tahun 2004 mengalami tingkat penurunan Current Ratio yakni 136.30% namun tetap dikatakan efektif karena masih berada di atas standar normal yaitu 125%-200%. Hal ini berarti setiap Rp.1,- hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1.3630,- aktiva lancar. Tahun 2006 Current Ratio tahun 2006 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu 137.77% jadi dikatakan efektif karena berada di atas standar normal yakni 125%-200%. Hal ini berarti setiap Rp.1,hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1.3777,- aktiva lancar.
56
Tahun 2007 Current Ratio tahun 2007 adalah 138.80% adalah efektif karena berada di atas standar normal yakni 125%-200% dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti setiap Rp.1,- hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1.3880,- aktiva lancar. Tahun 2008 Tahun 2008 Current Ratio mengalami tingkat penurunan dari tahun sebelumnya yakni 124.72% sehingga kriterian tahun 2004 adalah tidak efektif karena berada di bawah standar normal. Hal ini berarti setiap Rp.1,- hutang lancar hanya dijamin dengan Rp. 1.2472,- aktiva lancar, sehingga dibawah standar yakni 125%200% Dengan demikian current ratio pada koperasi BMT Bina Usaha dari tahun 2004-2008 dapat di kategorikan efektif, karena sudah sesuai dengan standar antara 125%-200%. Meskipun pada tahun 2008 mengalami tingkat penurunan, akan tetapi penurunan yang terjadi tidak terlalu banyak, sehingga masih bisa diperbaiki. Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa kemampuan koperasi dalam membayar utang jangka pendek dengan aktiva lancar dapat terpenuhi dengan baik.
57
b. Cash Ratio Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Cash Ratio Koperasi BMT Bina Usaha yaitu: Tahun 2004 Cash Ratio tahun 2004 sebesar 41.08% sedangkan standarnya adalah 10%, maka kriteria tahun 2004 adalah efektif karena diatas standar yang menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelebihan uang tunai, maka utang jangka pendek bila sewaktuwaktu ditarik dapat terpenuhi. Tahun 2005 Cash Ratio tahun 2005 mengalami penurunan yakni sebesar 34.31% karena adanya kenaikan utang lancar tetapi masih dikategorikan efektif sebab masih di atas standarnya yakni 10%, maka menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelebihan uang tunai, sehingga utang jangka pendek bila sewaktu-waktu ditarik dapat terpenuhi. Tahun 2006 Cash Ratio tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 40.18% sedangkan standarnya adalah 10%, maka kriteria tahun 2006 adalah efektif akarena di atas standar yang menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelebihan uang tunai, maka utang jangka pendek bila sewaktu-waktu ditarik dapat terpenuhi.
58
Tahun 2007 Cash Ratio tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 61.12% sedangkan standarnya adalah 10%, maka kriteria tahun 2004 adalah efektif akarena diatas standar yang menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelebihan uang tunai, maka utang jangka pendek bila sewaktu-waktu ditarik dapat terpenuhi. Tahun 2008 Cash ratio yang terjadi dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 pada koperasi BMT Bina Usaha mengalami kenaikan dan sudah efektif, karena berada diatas standar rata-rata. Dari rincian-rincian di atas dapat diketahui bahwa kemampuan koperasi membayar hutang jangka pendek dengan uang kas atau secara tunai bila sewaktu-waktu ditarik adalah melebihi standar normal yaitu 10%. Pada tahun 2008 Cash Ratio mengalami kenaikan yang sangat tinggi dar tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 95.63% sedangkan standarnya adalah 10%, maka kriteria tahun 2008 adalah efektif karena di atas standar yang menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelebihan uang tunai, maka utang jangka pendek bila sewaktu-waktu ditarik dapat terpenuhi, hal ini disebabkan karena kas semakin naik dan utang lancar juga semakin bertambah besar.
59
Dengan demikian koperasi mempunyai kelebihan uang tunai, akan tetapi meskipun kemampuan membayar utang jangka pendek dengan uang kas bila sewaktu-waktu
ditarik dapat
terpenuhi, namun rasio yang melebihi standar atau terlalu tinggi akan berpengaruh tidak baik bagi profitabilitas koperasi. 2) Analisa Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas sering disebut dengan profitabilitas atau return of working capital. Dan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ratio rentabilitas Koperasi BMT Bina Usaha yaitu:
Tahun 2004 Tahun 2004 rentabilitas modal kerja Koperasi Bmt Bina Usaha sebesar 29.06%. Berarti pada tahun ini setiap Rp. 100,- modal usaha yang digunakan dapat menghasilkan laba Rp. 0.2906,-. Pada tahun ini modal usaha sebesar Rp. 416.214.603,-dan memperoleh laba sebesar Rp. 120.960.315,- dengan demikian menunjukkan modal kerja dengan kriteria efisien karena melebihi standar normal 14%. Tahun 2005 Pada tahun 2005 modal usaha BMT Bina Usaha mengalami kenaikan yakni menjadi Rp. 544.033.256,59,- sedangkan laba juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 135.065.432,59,- namun meski demikian rentabilitas modal kerja Koperasi BMT Bina Usaha mengalami penurunan, yakni sebesar 24.83%, Berarti pada tahun ini setiap Rp. 100,- modal usaha yang digunakan dapat menghasilkan laba
60
Rp. 0.2483,- namun masih dikategorikan efisien karena masih di atas standar
normal
(14%).
Penurunan
diakibatkan
adanya
biaya
operasional yang bertambah besar dari tahun sebelumnya. Tahun 2006 Tahun 2006 rentabilitas modal kerja Koperasi BMT Bina Usaha juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 25.54% berarti pada tahun ini setiap Rp. 100,- modal usaha yang digunakan dapat menghasilkan laba Rp. 0.2554,-. Pada tahun ini modal usaha naik sebesar Rp. 673.332.144,69 dan memperoleh laba sebesar Rp. 171.970.735,05 dengan demikian menunjukkan modal kerja dengan kriteria efisien karena melebihi standar normal (14%). Hal ini disebabkan adanya pertambahan modal yang disebabkan oleh bertambahnya anggota koperasi. Tahun 2007 Tahun 2004 rentabilitas modal kerja Koperasi BMT Bina Usaha mengalami kenaikan rentabilitas sebesar 26.03% berarti pada tahun ini setiap Rp. 100,- modal usaha yang digunakan dapat menghasilkan laba Rp. 0.2603,-. Pada tahun ini modal usaha sebesar Rp. 907.223.736,-dan memperoleh laba sebesar Rp23.6168.254,01 dengan demikian menunjukkan modal kerja dengan kriteria efisien yakni di atas standar normal 14 %. Namun jika melihat modal yang bertambah begitu besar dari tahun sebelumnya, seharusnya koperasi dapat memperoleh laba yang
61
jauh lebih besar pula, karena modal kerja pada tahun ini terlalu banyak yang mengendap di bank maka perputarannya pun sangat terbatas dan tidak bisa mencapai laba yang optimal. Tahun 2008 Tahun 2008 rentabilitas modal kerja Koperasi BMT Bina Usaha mengalami penurunan tingkat rentabilitas yang cukup tajam yakni sebesar 10.71 %, berarti pada tahun ini setiap Rp. 100,- modal usaha yang digunakan hanya menghasilkan laba Rp. 0.1071 sehingga pada tahun ini BMT Bina Usaha kategori rentabilitasnya tidak efisien. Padahal pada tahun ini modal usaha mengalami kenaikan sebesar Rp. 956.070.344,40 akan tetapi hanya memperoleh laba sebesar Rp. 102.447.480,- dengan demikian menunjukkan modal kerja dengan kriteria tidak efisien yakni di bawah standar normal 14 %. Jika melihat modal yang bertambah begitu besar dari tahun sebelumnya, seharusnya koperasi dapat memperoleh laba yang jauh lebih besar pula, namun pada tahun ini koperasi BMT Bina Usaha malah mengalami penurunan laba dan tingkat rentabilitas yang rendah. Setelah di teliti lebih seksama hal ini disebabkan adanya modal kerja yang terlalu banyak mengendap di bank, sehingga perputarannya pun sangat terbatas dan tidak bisa mencapai laba yang optimal. Dengan demikian rentabilitas modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha dari tahun 2004-2008 dikatakan efisien, kecuali pada tahun 2008 karena tingkat rentabilitasnya mengalami penurunan dan di bawah standar normal (14 %)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian dan analisis data tentang penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha tahun 2004-208 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perputaran modal kerja tahun 2004-2007 adalah : a) Perputaran kas pada Koperasi BMT Bina Usaha selama tahun 20042007 adalah tidak efisien karena di bawah standar normal, hal ini terjadi karena terlalu banyak uang yang menumpuk di dalam kas. b) Perputaran piutang juga tidak efisien, karena angka rata-rata piutang terlalu tinggi yang menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang lebih tinggi, hal ini dikarenakan jangka pembiayaan terlalu lama. c) Penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha dari tahun 2004-2007 dengan menggunakan rasio likuiditas adalah efisien. Hal ini berarti kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek sudah terpenuhi dengan baik. 2. Penggunaan modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha ditinjau dari analisis
rasio
rentabilitas
yaitu
pada
tahun
2004-2007
tingkat
rentabilitasnya sudah efisien karena kemampuan koperasi dalam mengelola modal untuk menghasilkan SHU sudah cukup baik, sedangkan
62
63
pada tahun 2008 tingkat rentabilitas pada koperasi ini tidak efisien, karena tiadak memenuhi standar normal rentabilitas, sehingga terjadi penurunan tingkat laba yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan karena modal yang ditimbun dalam bank pada tahun ini terlalu banyak, sehingga tiadak dapat diputar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan menggambarkan perputaran modal kerja pada Koperasi BMT Bina Usaha dari tahun 2004-2008 dengan menggunakan rasio aktivitas adalah tidak efisien,
sedangkan
efisiensi
penggunaan
modal
kerja
dengan
menggunakan rasio likuiditas dan rentabilitas menunjukkan bahwa sudah efisien.
B. Saran Dari simpulan di atas saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Koperasi harus lebih memperhatikan kebijakan pengumpulan pembiayaan. 2. Koperasi perlu meningkatkan pembiayaan bersih dan mengurangi tingkat piutang terutama pada para nasabah yang mengalami kridit macet. 3. Koperasi perlu mempertimbangkan banyaknya modal yang mengendap di bank, sehingga dana tersebut dapat digunakan secara efektif dan efisien guna kemajuan koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Manajeman Bank Syariah, Alfabet, Jakarta, 2002. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2001. Departemen Koperasi dan PKM, Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, Aneka Ilmu, Semarang, 2007. Keraf, Gorys, Komposisi. Ende Flores, Nusa Indah, 1997. Kasmir, Manajeman Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 1998. Sarwoko dan Abdul Hakim, Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan) Buku 1 : Manajemen dan Analisis Aktiva, BPFE, Yogyakarta, 1989.