ANALISIS DINAMIK DARI MODEL MATEMATIKA PADA PENJERNIHAN AIR YANG TERKONTAMINASI LOGAM BERAT DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI BACILLUS SUBTILIS Jurnal Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Oleh Riris Eka Lestari NIM 12305141031
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
PERSETUJUAN
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari) 1
ANALISIS DINAMIK DARI MODEL MATEMATIKA PADA PENJERNIHAN AIR YANG TERKONTAMINASI LOGAM BERAT DENGAN MENGGUNAKAN BAKTERI BACILLUS SUBTILIS DYNAMIC ANALYSIS OF MATHEMATICAL MODELS ON THE PURIFICATION OF WATER CONTAMINATED WITH HEAVY METALS USING BACTERIA BACILLUS SUBTILIS Oleh: Riris Eka Lestari1, Hartono2, Kus Prihantoso Krisnawan3 Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo 1 Yogyakarta 55281 Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model matematika dari penjernihan air yang terkontaminasi logam berat dan menganalisa kestabilan titik ekuilibrium dari sistem tersebut. Penjernihan air dilakukan dengan menggunakan bakteri B.subtilis. Tahapan dalam penelitian ini yaitu membentuk model predator-prey dengan fungsi repon tak monoton, mencari titik ekuilibrium, menentukan nilai π (tingkat kematian bakteri) dan π (tingkat pertambahan logam) dan menganalisis kestabilan di sekitar titik ekuilibrium. Diperoleh dua model matematika yaitu model pipa tertutup dan model pipa terbuka yang merupakan pengembangan dari model predator-prey dengan fungsi respon tak monoton. Hasil analisis menunjukkan bahwa model pipa tertutup dengan nilai π = 9, memiliki tiga titik ekuilibrium dengan semua titik ekuilibrium bernilai tidak stabil untuk semua nilai π . Model pipa terbuka memiliki jumlah titik ekuilibrium yang berbeda-beda tergantung pada nilai π dan π . Pada model pipa terbuka titik π1 = (0,0)π stabil saat nilai π < 0 dan π > 0, π2 stabil saat nilai π < 0 dan 0 < π < 0.202034 dan π3 stabil saat nilai π < 0 dan β0.202034 β€ π < 0. Dengan menggunakan kriteria Dulac, diketahui bahwa sistem tidak memiliki periodik orbit. Kata kunci: Model predator-prey, fungsi respon tak monoton, model pipa tertutup, model pipa terbuka, analisis kestabilan. Abstract This research aims to establish mathematical models on purification of water that contaminated by heavy metals and analyze the stability of equilibrium point of the system. Water purification is done by using bacteria B.subtilis. The steps in this research are establish predator-prey model with non-monotonic functional response, determining equilibrium point, deciding the value of π (the death rate of bacteria) and π (the increase rate of heavy metals) and analyzing the stability around equilibrium point. Acquired two models namely the closed pipe models and open pipe models. The result of the analysis shows that closed pipe model with π = 9 has three equilibrium point and none of them are stable for each value of s. The open pipe model have different number of equilibrium point depend on the value of r and s. On open pipe model, π1 = (0,0)π is stable when the value of π < 0 and π > 0, π2 is stable when the value of π < 0 and 0 < π < 0.202034 and π3 is stable when the value of π < 0 and β0.202034 β€ π < 0. By using Dulacβs criterion, it is known that the system does not have a periodic orbit. Keywords: Predator prey models, non-monotonic functional response, closed pipe model, open pipe model, analysis of stability.
dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas pada bulan
PENDAHULUAN merupakan
Mei 2006. Hingga sekarang lumpur tersebut telah
lumpur yang terus menerus keluar dari lubang
merendam pemukiman warga, sawah, bangunan
hasil
dan jalan, sehingga mengakibatkan kerugian
Lumpur
panas
pengeboran
Sidoarjo
permukaan
tanah
yang
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari)
2
mencapai ratusan miliar rupiah. Hal yang telah
Penjernihan air dengan bakteri Bacillus
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
subtilis
masalah adalah dengan mengalirkan lumpur
Bioakumulasi merupakan proses dimana logam
tersebut ke Sungai Porong (Gita Angraeni,
berat diikat pada dinding sel B.subtilis dan
Suntoyo dan Muhammad Zikra, 2014).
digunakan
untuk
pengikatan
logam
berat
akan
warga di sekitar pembuangan lumpur Lapindo,
gumpalan
partikel
yang
ukurannya
gangguan kesehatan tersebut seperti mudah lelah,
memungkinkan
mual, nyeri pada perut, dan diare (Tika Arifani
sedimentasi atau filtrasi yang biasa disebut
Putri dan Ririh Yudhastuti, 2013). Diduga kuat
sebagai flok sehingga akan terpisah antara air,
ada korelasi erat antara memburuknya kualitas
bakteri dan logam berat. Berikut ilustrasi proses
lingkungan
penjernihan air (Faisal Aziz P dkk, 2013:8):
Gangguan kesehatan mulai dirasakan oleh
dengan
menurunnya
kualitas
menggunakan
sistem
bioakumulasi.
pertumbuhannya.
untuk
Hasil
membentuk
dipisahkan
dapat dengan
kesehatan warga. Peningkatan jumlah penderita ISPA di Puskesmas Porong tercatat sejumlah 24.719 (pada 2005) menjadi 52.543 (2009).
Penambahan Bacillus subtilis
Pengendapan Flok
Pembentukan flok
Kenaikan lebih dari dua kali lipat juga terjadi pada penyakit Gastrytis yang berjumlah 22.189 (tahun 2009) dari jumlah semula 7.416 warga (tahun 2005). Riset yang telah dilakukan oleh Walhi dengan memeriksa kandungan logam berat
Logam berat
dalam air dan lumpur Lapindo di puluhan titik
Gambar 1. Ilustrasi Penjernihan Air
area semburan lumpur Lapindo dan sungai Porong pada 2008 menemukan jumlah Cd dan Pb ribuan kali
di
atas
ambang baku
(Catur
Nusantara, 2015). Untuk menangani kondisi air di sungai Porong tersebut, diperlukan teknologi penjernih air sehingga air dapat digunakan kembali oleh warga. Penelitian mengenai desain penjernih air telah dilakukan oleh Faisal Aziz P. dkk (2013). Pada penelitian tersebut sampel air yang diambil dari Sungai Porong diberi bakteri Bacillus subtilis dan dilihat pengaruhnya terhadap lumpur yang ada di dalam air. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa bakteri Bacillus subtilis dapat mengurangi logam berat pada air sampel.
Flok
Logam berat yang terkandung dalam air yang diteliti yaitu Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu).
Bacillus subtilis resisten
terhadap logam Cu dan Pb dikarenakan logam tersebut merupakan logam yang esensial bagi bakteri
sedangkan
tingkat
toleransi
bakteri
terhadap logam Cd akan semakin menurun saat konsentrasi logam Cd tersebut meningkat (Tutut Arinda, Maya Shovitri, Enny Zulaika, 2012). Bakteri Bacillus subtilis yang dimasukan ke dalam air yang mengandung logam berat akan menyerap logam tersebut, namun daya predasi bakteri terhadap logam berat semakin berkurang saat logam berat pada jumlah tertentu. Sehingga penjernihan air yang terkontaminasi logam berat
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari) 3
dapat dipandang sebagai kasus predator-prey dengan fungsi respon tak monoton. Bakteri
2. Persediaan makanan B.subtilis tergantung pada populasi logam berat.
Bacillus subtilis pada model ini berperan sebagai
3. Populasi logam berat di air akan menurun
predator dan logam pencemar sebagai prey. Pada
dan populasi B.subtilis akan meningkat pada
penelitian ini akan dibentuk model matematika
saat terjadinya interaksi antara logam dengan
dari penjernihan air yang terkontaminasi logam
B.subtilis karena logam berat akan diserap
berat
oleh
dengan
menggunakan
B.Subtilis
dan
menganalisis kestabilan model matematika yang telah dibentuk.
B.subtilis
untuk
kebutuhan
pertumbuhannya dan kemudian diendapkan. 4. Laju pertumbuhan B.subtilis adalah 1.15 kali/jam.
FORMULASI MODEL penjernihan air yang
5. Gerakan dan kontak B.subtilis dan logam
terkontaminasi logam berat dengan menggunakan
berat berlangsung secara acak sehingga
bakteri Bacillus subtilis
setiap logam berat memiliki peluang yang
Model matematika
memiliki 2 kelas
populasi, yaitu logam berat sebagai mangsa (prey) dan bakteri Bacillus subtilis sebagai
sama untuk dimangsa. 6. Besar peningkatan populasi B.subtilis dengan
pemangsa (predator). Akan dibentuk dua buah
adanya
model matematika. Model pertama digunakan
berbanding lurus dengan tingkat penurunan
pada sistem penjernihan air dengan keadaan air
populasi logam berat akibat interaksi dengan
tidak mengalir dan pemberian bakteri hanya
B.subtilis
dilakukan sekali namun ada pencemar logam
interaksi
menurunkan
selanjutnya
terhadap
disebut
sebagai
model
matematika penjernihan air pipa tertutup. Model
logam
berat
7. Pada konsentrasi tertentu logam berat dapat
yang terus menerus ditambahkan. Model ini yang akan
dengan
tingkat logam
toleransi
B.subtilis
berat
sehingga
mengakibatkan kematian bakteri.
kedua digunakan pada sistem penjernihan air
Berdasarkan asumsi di atas, untuk kasus
dengan keadaan air mengalir (sungai) dan
pipa tertutup dengan fungsi respon tak monoton
penambahan bakteri dapat dilakukan sesuai
didapatkan model sebagai berikut (Ruan,S dan
kebutuhan yang dapat disebut sebagai model
Xiao,D, 2001):
matematika penjernihan air pipa terbuka.
ππ ππ‘
Model Pipa Tertutup Asumsi-asumsi yang digunakan pada model pipa tertutup adalah sebagai berikut: 1. Laju populasi logam berat dengan tidak adanya B.subtilis akan terus bertambah mendekati eksponensial dan tak terbatas dengan angka pertambahan intrinsik dari logam berat 9 juta L/jam.
ππ ππ‘
ππ 8.1 + π 2 1.15 ππ = βπ π + 8.1 + π 2 = 9π β
(1)
Model Pipa Terbuka Untuk mengkonstruksi model predatorprey penjernihan air pipa terbuka, diperlukan tujuh asumsi yang sama dengan model sebelumnya namun dengan angka pertambahan intrinsik dari logam berat yaitu r dan tambahan 2 asumsi lain yaitu : (8) Adanya pengurangan
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari)
4
jumlah logam berat dan bakteri karena terbawa arus sungai. (9) Penambahan jumlah bakteri dapat dilakukan berkali-kali. Berdasarkan asumsiasumsi tersebut, bentuk model pada kasus pipa tebuka dengan fungsi respon tak monoton adalah sebagai berikut (Ruan,S dan Xiao,D, 2001): ππ ππ = ππ β ππ‘ 8.1 + π 2 (2) 1.15 ππ ππ = βπ π + ππ‘ 8.1 + π 2 dengan berat
ππ ππ‘
Dari persamaan (5) diperoleh 1.15+β(1.15)2 β32.4π 2
π1 = π2 =
(6a)
2π 1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 2π
.
(6b)
Selanjutnya substitusi persamaan (6a) dan (6b) ke persamaan (3a) sehingga di dapatkan 2 titik ekuilibrium, yaitu π2 = (
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 2π
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2
, 9 (8.1 + (
2π
π
2
) ))
merupakan laju pertumbuhan logam
pada
waktu
π‘,
ππ ππ‘
merupakan
laju
pertumbuhan bakteri pada waktu π‘, π(π‘) menyatakan populasi B.subtilis pada waktu π‘ (mg/L), π(π‘) menyatakan populasi logam berat pada waktu π‘ (mg/L), π menyatakan angka pertumbuhan alami dari logam berat (juta L/jam) dan π menyatakan angka kematian bakteri (juta L/jam).
π3 = (
1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 2π
1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2
, 9 (8.1 + (
(1.15)2
dengan 0 β€ π β€ β
32.4
Berdasarkan model yang telah didapatkan,
= 0.202034.
Model Pipa Terbuka Untuk model pipa terbuka, pencarian titik ekuilibrium akan berdasarkan nilai π dan π .
Sistem (2) berubah menjadi
selanjutnya akan dicari titik ekuilibrium dari
ππ 8.1 + π 2
sistem (1) dan (2).
0 =β
Model Pipa Tertutup
0 = βπ π + 8.1+π2
jika ππ‘ = 0 dan
ππ‘
= 0. Sehingga sistem (1) dapat
π 0 = π (9 β ) 8.1 + π 2 1.15 π 0 = π (βπ + ) 8.1 + π 2
βπ + (3a) (3b)
(8a)
1.15 π = 0. 8.1 + π 2
(8b)
hingga didapatkan π(0) = 0. Akibatnya diperoleh π
titik ekuilibrium π1 = (π, 0) dengan π β β & π β₯ 0. (4)
1.15 π = 0. 8.1 + π 2
π=0
Substitusi persamaan (8a) ke persamaan (7a)
Berdasarkan Persamaan (3b), diperoleh π=0
Selanjutnya substitusi persamaan (8b) ke persamaan
(7a)
(5)
hingga
π3 = (
(3a), diperoleh 9π = 0.
didapatkan
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2
ekuilibrium π2 = (
Jika persamaan (4) disubstitusi ke Persamaan
Akibatnya diperoleh titik ekuilibrium π1 =
(7b)
Dari persamaan (7b) didapatkan
ditulis
βπ +
(7a)
1.15 ππ
Titik (π, π) akan menjadi titik ekuilibrium ππ
) ))
1. Saat π = 0 dan π β 0
TITIK EKUILIBRIUM
ππ
2π
π
2
1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 2π
2π
titik
, 0) ^π dan
π
, 0) .
Karena
π2 ,
π3 termasuk kedalam π1 maka untuk sistem (2) (0,0)π
.
dengan nilai π = 0 dan π β 0 didapatkan satu
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari) 5
titik ekuilibrium yaitu π1 = (π, 0)
π
dengan
πβ
0=
1.15 π(0) , 8.1 + π 2
β & π β₯ 0. nilai π yang memenuhi adalah π β β dan π β₯ 0 sehingga didapatkan titik ekuilibrium π2 =
2. Saat π β 0 dan π = 0
π
Sistem (2) berubah menjadi 0 = ππ β 0 =
ππ 8.1 + π 2
1.15 ππ 8.1+π2
(π, 0) dengan π β β πππ π β₯ 0. 4. Saat π β 0 dan π β 0 (9a) (9b)
yaitu
π=0
(10a)
π = 0.
(10b)
(11)
Substitusi persamaan (10a) ke persamaan (11), hingga diperoleh titik ekuilibrium π1 = (0, π8.1)π . Selanjutnya substistusi persamaan (10b) ke persamaan (9a) dan didapatkan ππ = 0. Karena π β 0 maka nilai π = 0. Sehingga didapatkan titik ekuilibrium π2 = (0,0)π . 3. Saat π = 0 dan π = 0
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 , π (8.1 + 2π
π 2 1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 ( ) )) 2π 1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 , π (8.1 + 2π
c) π3 = (
π 2 1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 ( ) )) 2π
dengan β0.202034 β€ π < 0 atau 0 < π β€ 0.202034. ANALISIS KESTABILAN
Sistem (2) berubah menjadi (12a) (12b)
π=0
(13a)
π = 0.
(13b)
Substitusi persamaan (13a) ke persamaan (12b), diperoleh 1.15 (0)π . 8.1 + 02 Sehingga nilai π yang memenuhi adalah π β β πππ π β₯ 0 maka didapatkan titik ekuilibrium 0=
π
a) π1 = (0,0)π b) π2 = (
Gunakan persamaan (9a) dan didapatkan
ππ 0 =β 8.1 + π 2 1.15 ππ 0 = . 8.1 + π 2 Dari persamaan (12a) didapatkan
telah dicari pada model sebelumnya (model pipa tertutup) dan didapatkan tiga titik ekuilibrium,
Dari persamaan (9b) diperoleh
π8.1 + ππ 2 = π.
Untuk titik ekuilibrium saat π β 0 dan π β 0
π1 = (0, π) dengan π β β πππ π β₯ 0. Selanjutnya substitusi persamaan (13b) ke persamaan (12b) dan diperoleh
Didefinisikan fungsi untuk model pipa tertutup sebagai berikut: ππ π1 (π, π) = 9π β 8.1 + π 2 (14) 1.15 ππ π1 (π, π) = βπ π + 8.1 + π 2 Matriks Jacobian dari sistem (14) adalah π(8.1 β π 2 ) π 9β β (8.1 + π 2 )2 8.1 + π 2 π½= 2) 1.15π(8.1 β π 1.15π βπ + [ (8.1 + π 2 )2 8.1 + π 2 ] Selanjutnya didefinisikan fungsi-sungsi pada model pipa terbuka sebagai berikut: ππ π1 (π, π) = ππ β 8.1 + π 2 (15) 1.15 ππ π1 (π, π) = βπ π + 8.1 + π 2 Matriks Jacobian dari Sistem (15) adalah
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari)
6 2)
π(8.1 β π (8.1 + π 2 )2 π½= 1.15π(8.1 β π 2 ) [ (8.1 + π 2 )2 πβ
nilai π untuk titik ekuilibrium π2 dapat dilihat pada Tabel 1 dengan nilai π 1 = 0.202034. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa π2 selalu bersifat tidak
π 8.1 + π 2 1.15π βπ + 8.1 + π 2 ] β
stabil.
Kestabilan di Titik Ekuilibrium Model Pipa Tertutup Pada model pipa tertutup terdapat tiga titik ekuilibrium. Berikut kestabilan pada masingmasing titik ekuilibrium: 1. Pada π1 = (0,0)π Matriks Jacobian di titik ekuilibrium π1 yaitu 0(8.1 β (0)2 ) 0 9β β 2 2 (8.1 + (0) ) 8.1 + (0)2 π½(π1 ) = . 1.15(0)(8.1 β (0)2 ) 1.15(0) βπ + [ (8.1 + (0)2 )2 8.1 + (0)2 ] Nilai eigen dari matriks π½(π1 ) dapat dicari dengan menentukan πππ‘(π½(π1 ) β ππΌ) = 0 dimana π adalah nilai eigen dan πΌ adalah matriks identitas. Didapatkan
3. Pada
π 2 1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 ( ) )) 2π
Untuk mempermudah perhitungan misal 1.15 β β(1.15)2 β 4π 2 π = π,
Sehingga nilai π yang didapatkan yaitu π = 9 atau π = βπ . Karena terdapat nilai π positif maka sistem pada titik ekuilibrium π1 = (0,0)π tidak stabil.
(
2π
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 2π
π
ekulibrium menjadi π3 = (2π , 9 (8.1 + 4π 2 )) . Dan
nilai
eigen π1,2 =
yang
didapatkan
adalah
βπ1 Β± βπ12 β 4π2 2(32.4π 2 + π 2 )
dengan π1 = (π β 18)π 2 β 2.3ππ + 32.4π 3 π2 = β18π 4 π + 20.7π 3 π β 583.2π 2 π 3 + 670.68ππ 3
Untuk memastikan perubahan tanda ππ (positif atau negatif) seiring dengan perubahan nilai π untuk titik ekuilibrium π3 dapat dilihat pada Tabel 1 dengan nilai π 1 = 0.202034. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa π3 selalu bersifat tidak stabil.
, π (8.1 +
) ))
Tabel 1. Nilai Eigen pada π2 dan π3 No. TE
Untuk memudahkan perhitungan, dimisalkan π = 1.15 + β1.3225 β 32.4π 2 sehingga π π2 (2π , 9 (8.1 + 4π 2 ))
π
.
Dengan menggunakan analogi seperti yang dlakukan pada π1 , didapatkan nilai eigen π1,2 =
π2
π
2
titik ekulibrium menjadi π2 =
titik
π = 1.15 β β1.3225 β 32.4π 2 .
β π2 + π(β9 + π ) β 9π = 0.
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2
sehingga
π
(9 β π)(βπ β π) β 0 = 0
2. Pada π2 = (
1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 , π (8.1 + 2π
π2 = (
βπ1 Β± βπ12 β 4π2 2(32.4π 2 + π 2 )
1 2
π2 π3
π < π 1 π1 π2 + + +
π = π 1 π1 π2 +
-
π > π 1 π1 π2 Tidak Ada
Kestabilan di Titik Ekuilibrium Model Pipa Terbuka Pada model pipa terbuka, banyaknya titik ekuilibrium bergantung pada nilai π dan π . berikut kestabilan pada setiap nilai π dan π : 1. Saat π = 0 dan π β 0
Titik ekuilibrium dari sistem (2) dengan dengan π 0 dan π β 0 adalah π1 = (π, 0) dengan π1 = (π β 18)π 2 β 2.3ππ + 32.4π 3 π2 = β18π 4 π + 20.7π 3 π β 583.2π 2 π 3 + 670.68ππ 3 β dan π β₯ 0 serta didapatkan nilai eigen π 1.15(π) π = 1.15 + β1.3225 β 32.4π 2 . dan π = βπ + . Karena terdapat nilai 8.1+(π)
Untuk memastikan perubahan tanda ππ (positif atau negatif) seiring dengan perubahan
2
π= πβ =0 π=
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari) 7
0 maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai kestabilan sistem (2) pada nilai π = 0 dan π β 0. 2. Saat π β 0 dan π = 0 Titik ekuilibrium dari sistem (2) dengan π β 0 dan π = 0 adalah π1 = (0,8.1π)π dan π2 = (0,0)π . Pada π1 = (0,8.1π)π didapatkan nilai eigen π = 0. Sedangkan pada π2 = (0,0)π didapatkan nilai eigen π = 0 dan π = π. Karena terdapat nilai π = 0 maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai kestabilan sistem (2) pada nilai π β 0 dan π = 0. 3. Saat π = 0 dan π = 0 Titik ekuilibrium yang didapat dari sistem (3.22) dengan π = 0 dan π = 0 Adalah π1 = (0, π) (π, 0)
π
π
dengan π β β πππ π β₯ 0 dan π2 = π β β πππ π β₯ 0.
dengan
ekuilibrium π1 = (0, π) π=0
dan
π
π
π = 8.1.
π = 0 dan π =
1.15(π) 8.1+(π)
2
π
titik
pada
. Karena terdapat nilai π =
0 maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai kestabilan sistem (2) pada nilai π = 0 dan π = 0. 4. Saat π β 0 dan π β 0 Titik ekuilibrium dari sistem (2) dengan π β 0 dan π β 0 adalah π1 = (0,0)π , π2 = (
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 2π
, π (8.1 + (
1.15+β(1.15)2 β32.4π 2 2π
2
) ))
π
1.15ββ(1.15)2β32.4π 2 , π (8.1 + 2π
Pada
dengan π1 = (π β 2π)π 2 β 2.3ππ + 32.4π 3 π2 = β2ππ π 4 + 2.3ππ π 3 β 64.8ππ 3 π 2 + 74.52ππ 3 π π = 1.15 + β1.3225 β 32.4π 2 . Untuk mempermudah analisis, pada Gambar 2 diperlihatkan grafik nilai eigen untuk π2 berdasarkan nilai π dan π yang selanjutnya akan diambil beberapa titik berdasarkan pembagian wilayah yang didapatkan dari Gambar 2. Kestabilan untuk setiap wilayah pada π2 dapat dilihat pada Tabel 3. Pada π3 didapatklan nilai eigen
π2 = βπ π <0 π >0
π1,2 =
βπ1 Β± βπ12 β 4π2 2(32.4π 2 + π 2 )
dengan π1 = (π β 2π)π 2 β 2.3ππ + 32.4π 3 π2 = β2ππ π 4 + 2.3ππ π 3 β 64.8ππ 3 π 2 + 74.52ππ 3 π π = 1.15 β β1.3225 β 32.4π 2 . Grafik nilai eigen untuk π3 berdasarkan nilai π dan π dapat dilihat pada Gambar 3, yang selanjutnya akan diambil beberapa titik berdasarkan pembagian wilayah yang didapatkan dari Gambar 3. Kestabilan untuk setiap wilayah pada π3 dapat dilihat pada Tabel 4.
i
π1 = (0,0)π
Tabel 2. Kestabilan pada π1 π1 = π π<0 π<0
βπ1 Β± βπ12 β 4π2 2(32.4π 2 + π 2 )
ii
didapatkan nilai eigen π = π dan π = βπ . Kestabilan pada π1 berdasarkan nilai r dan s dapat dilihat pada Tabel 2.
No 1 2
Tidak stabil Tidak stabil
,
π3 = (
π 2 1.15ββ(1.15)2 β32.4π 2 ( ) )) . 2π
π1,2 =
titik
didapatkan nilai eigen
π <0 π >0
Pada π2 didapatkan nilai eigen
didapatkan nilai eigen
Sedangkan
ekuilibrium π2 = (π, 0)
Pada
π>0 π>0
3 4
Kestabilan Tidak stabil Stabil
iii
iv
Gambar 2. Grafik Nilai Eigen untuk π2
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari)
8
ii
i
iii
iv
Gambar 3. Grafik Nilai Eigen untuk π3 Tabel 3. Kestabilan pada π2 No 1 2
Wilayah i ii
π1 + -
π2 -
3
iii
+
-
Kestabilan Tidak Stabil Stabil Tidak Stabil
4
iv
+
+
Tidak Stabil
Tabel 4. Kestabilan pada π3 No 1 2 3 4
Wilayah i ii iii iv
π1 + +
π2 + + -
Kestabilan Tidak Stabil Tidak Stabil Stabil Tidak Stabil
INTERPRETASI MODEL Pada model pipa tertutup didapatkan bahwa sistem tidak pernah stabil pada setiap titik ekuilibrium dengan nilai π = 9 dan 0 < π β€ 0.202034 artinya saat banyak logam yang ditambahkan pada daerah observasi (Sungai Porong) sebanyak 9 juta L/jam dan kematian bakteri kurang dari 0.202034 juta L/jam dengan asumsi tidak ada bakteri dan logam berat yang terbawa arus sungai maka tidak dapat dipastikan jumlah akhir dari banyaknya logam dan bakteri pada waktu tertentu sehingga air sungai tidak layak untuk dikonsumsi warga sekitar. Pada model pipa terbuka, terdapat tiga titik ekuilibrium yang bernilai stabil dengan nilai π dan π tertentu. Pertama adalah π1 = (0,0)π dengan nilai π < 0 dan π > 0, kedua adalah π3 dengan nilai π < 0 dan β0.202034 β€ π < 0 dan ketiga π2 dengan nilai π < 0 dan 0 < π < 0.202034. 1. Interpretasi pada π1
Telah diketahui bahwa sistem akan stabil saat nilai π < 0 dan π > 0 sehingga saat pertambahan logam berat lebih kecil dari banyaknya logam berat yang terbawa arus sungai dan banyaknya bakteri yang ditambahkan lebih sedikit dari banyak bakteri yang mati ditambah banyak bakteri yang terbawa arus. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tertentu, kandungan logam berat dan bakteri pada air sungai akan semakin berkurang atau bahkan menghilang sehingga air akan layak untuk dikonsumsi warga. 2. Interpretasi pada π2 Titik ekuilibrium π2 akan bernilai stabil saat nilai π < 0 dan 0 < π < 0.202034. misalkan diambil nilai π = β2 dan π = 0.15 sehingga didapatkan titik ekuilibrium T π2 (6.4013, β98.153) . Pada kenyataannya kandungan logam dan bakteri tidak mungkin bernilai negatif, sehingga kasus ini tidak mungkin terjadi pada kehidupan nyata. 3. Interpretasi pada π3 Titik ekuilibrium π3 akan bernilai stabil saat nilai π < 0 dan β0.202034 β€ π < 0. Misal diambil nilai π = β2 dan π = β0.15 sehingga didapatkan titik ekuilibrium π3 (β1.265, β19.402). Ini berarti bahwa saat pertambahan logam berat lebih kecil 2 Juta L/jam dari banyaknya logam berat yang terbawa arus sungai dan banyaknya bakteri yang ditambahkan lebih banyak 0.15 juta L/jam dari banyak bakteri yang mati ditambah banyak bakteri yang terbawa arus maka pada rentan waktu tertentu banyaknya kandungan bakteri dalam air sungai akan menuju β19.4023 mg/L dan banyaknya kandungan logam akan menuju β1.265 mg/L. Pada kenyataannya kandungan logam dan bakteri tidak mungkin bernilai negatif, sehingga kasus ini tidak mungkin terjadi pada kehidupan nyata. ORBIT PERIODIK Pada model matematika predator-prey, untuk mengetahui apakah mangsa dan pemangsa akan selalu ada dalam sistem maka digunakan orbit periodik. Jika sistem memiliki orbit periodik maka mangsa dan pemangsa akan selalu ada secara bersama-sama. Untuk analisis ada tidakya orbit periodik pada sistem (1) dan sistem (2),
Analisis Dinamik dari .... (Riris Eka Lestari) 9
dilakukan dengan menggunakan kriteria Dulac. Diberikan suatu fungsi Dulac π΅ yang berada pada π
2 yaitu 1 π΅(π, π) = . ππ Sehingga, jika ππ π1 = ππ β 8.1 + π 2 1.15ππ π2 = βπ π + 8.1 + π 2
Saran
maka
Catur Nusantara. 2015. Lumpur Lapindo, Setelah 9 Tahun. Diakses dari http://korbanlumpur.info/2015/05/lumpurlapindo-setelah-9-tahun/, pada tanggal 1 Maret 2016.
ππ 1 π 1 π΅π1 = (ππ β )( ) = β 2 8.1 + π ππ π 8.1 + π 2 1.15ππ 1 π 1 π΅π2 = (βπ π + ) ( ) = β + 8.1 + π 2 ππ π 8.1 + π 2 dan diperoleh π(π΅π1 ) π(π΅π2 ) 2π + = . (8.1 + π 2 )2 ππ ππ Karena π > 0, nilai
π(π΅π1 ) ππ
+
π(π΅π2 ) ππ
selalu positif
maka sistem (1) dan sistem (2) tidak memiliki orbit periodik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dinamik dari model matematika pada penjernihan air yang terkontaminasi logam berat dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terbentuk dua buah model matematika yaitu model matematika pipa tertutup dan model matematika pipa terbuka. 2. Analisis kestabilan dari model matematika pada penjernihan air yang terkontaminasi logam berat dengan menggunakan bakteri Bacillus subtilis telah dilakukan pada kedua model dan didapatkan hasil bahwa pada model pipa tertutup, semua titik ekuilibrium bernilai tidak stabil sedangkan pada model pipa terbuka terdapat tiga titik ekuilibrium yang bernilai stabil, yaitu π1 saat nilai π < 0 dan π > 0, π2 saat nilai π < 0 dan 0 < π < 0.202034 dan π3 saat nilai π < 0 dan β0.202034 β€ π < 0.
Pada penelitian ini, model pipa tertutup mengambil nilai pertambahan intrinsik logam berat sebesar 9 Juta L/jam. Penulisan selanjutnya dapat dikembangkan dengan analisis bifurkasi, serta penggunaan nilai pertambahan intrinsic yang berbeda pada model pipa tertutup atau dapat dikembangkan dengan memeperbanyak data dari kasus sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA
Faisal Aziz P, Bintang Wahyu, Boing Indrazwari, Andika Rendi S. dan Happy I. Masita. 2013. βDesign of Purification Waterβ : Pemanfaatan Bakteri Bacillus subtilis Sebagai Upaya Pengganti Tawas pada Proses Penjernihan Air Bersih di Pemukiman Sungai Porong, Sidoarjo. Laporan Penelitian. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November. Gita Angraeni, Suntoyo dan Muhammad Zikra. 2014. Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo pada Muara Kali Porong. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2, No. 1, ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print). Ruan, Shigui & Xiao,Dongmei. 2001. Global Analysis in a Predator Prey Sistem with Nonmototonic Functional Response. Society for Industrial and Applied Mathematics (Vol. 61 No. 4). Hlm. 1445β1472. Tika Arifani Putri dan Ririh Yudhastuti. 2013. Kandungan Besi (Fe) pada Air Sumur dan Gangguan Kesehatan Masyarakat di Sepanjang Sungai Porong Desa Tambak Kalisogo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Jurnal Kesling. Vol. 7, No. 1, Juli. Tutut Arianda, Maya Shovitri & Enny Zulaika. 2012. Resistensi Bakteri Bacillus Subtilis Terhadap Logam Berat. Scientific conference of environmental technology IX-2012. Makalah. Surabaya: ITS ECO CAMPUS.