ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN BERBASIS HCI (Human Computer Interaction) Angga Prasetya1, Awalludiyah Ambarwati2, Dwi Rolliawati3. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
1, 2, 3
Abstrak Jadwal pelajaran memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Jadwal mata pelajaran disebut sistematis jika jadwal tersebut terdistribusi dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat secara efisien dan tepat. Analisis dan perancangan sistem informasi bertujuan untuk memperoleh jadwal pelajaran yang sesuai dengan lokasi penelitian di SMP Negeri 26 Surabaya. Penggunaan kaidah HCI dalam menganalisis dan mendesain jadwal pelajaran diharapkan memperoleh suatu sistem informasi penjadwalan yang berorientasi pada pengguna. Penggunaan kuisioner sebagai alat pengujian tingkat usability pada desain sistem berbasis lima indikator HCI, yaitu Efficiency, Learnability, Memorability, Satisfaction, Error. Hasil pengujian kuisioner menunjukkan bahwa sistem yang dibangun memiliki nilai presentase yang sangat baik dari responden. Indikator Efficiency desain antarmuka menunjukkan angka 57% responden menyatakan konsisten. Learnability, 73% bahasa aplikasi mudah dimengerti. Memorability, 67% aplikasi mudah diingat dalam jangka panjang. Satisfaction, 27% menu dalam aplikasi sesuai kebutuhan. Error, 33% penanganan kesalahan mudah dilakukan. Indikator HCI dilakukan untuk menguji dalam pemakaian dari segi design interface, desain sistem dan keakuratan sistem informasi yang dihasilkan dari semua modul yang terdapat dalam Sistem Informasi Penjadwalan SMP Negeri 26 Surabaya. Kata kunci : Analisis Jadwal Mata Pelajaran, SMP Negeri 26 Surabaya, Berbasis Interaksi Manusia Dan Komputer.
1. Pendahuluan Jadwal pelajaran sekolah memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Jadwal mata pelajaran disebut sistematis jika jadwal tersebut terdistribusi dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat secara efisien dan tepat. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam penyusunan jadwal mata pelajaran, terutama seringnya terjadi jam mengajar yang sama dan pihak sekolah tidak bisa mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahan itulah yang dihadapi oleh SMP NEGERI 26 Surabaya. Sistem penjadwalan pada SMP NEGERI 26 Surabaya masih bersifat manual sehingga perlu dibuatkan model sistem yang terkomputerisasi melalui pendekatan analisis dan perancangan sistem informasi penjadwalan. Urgensi penelitian ini sangat diperlukan karena masih jarangnya model perancangan sistem informasi penjadwalan yang mempertimbangkan kaidah interaksi manusia dan komputer (IMK). Hal dirasa perlu karena IMK merupakan dasar dalam membangun suatus sistem. Proses analisis dan perancangam sistem informasi yang bertujuan untuk mendapatkan jadwal pelajaran sesuai dengan studi kasus di SMP NEGERI 26 Surabaya. Diharapkan dalam
menganalisis dan mendesain jadwal pelajaran ini memperoleh hasil penjadwalan sesuai prosedur yang sudah di tentukan sekolah antara kombinasi guru di tiap jadwal mata pelajaran. Penelitian Terdahulu, Khusna Maria, 2010, Analisis dan perancangan sistem informasi penjadwalan kuliah pada STIE Muhammadiyah Pekalongan. Data penjadwalan kuliah menggunakan sistem terkomputerisasi lebih baik dan efektif di bandingkan dengan sistem manual,walaupun sistem ini belum diterapkan secara nyata di STIE Muhammadiyah Pekalongan. Tetapi dapat disimpulkan bahwa hasil kinerja sistem komputerisasi ini sangat efektif. Dengan sistem yang dibuat maka proses penjadwalan kuliah dapat dilakukan secara cepat. Kurniasari, 2011, Rancang Bangun Sistem Informasi Penjadwalan Mata Pelajaran Pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus : SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo). analisis, perancangan dan pembuatan aplikasi Sistem Informasi Penjadwalan Mata Pelajaran SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo serta dilakukan evaluasi hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sistem penjadwalan ini dapat membantu mengurangi resiko hilangnya data dan mempermudah pengolahan data. Fajar kurniawan, 2011, Sistem Punyusunan Jadwal Pelajaran Berbasis Web. Seluruh fungsi yang
diperlukan berjalan dengan baik sehingga dapat disimpulkan perangkat lunak ini memenuhi standar kualitas functionality. Didukung dengan hasil kuesioner yang menyatakan bahwa kualitas faktor functionality perangkat lunak ini pada kategori sangat baik. Hajiz Setiawan, 2012, Sistem Penjadwalan mata pelajaran menggunakan metode algoritma genetika. Penjadwalan dengan metode algoritma genetika bisa memperoleh jadwal secra random tidak saling terbentur dalam jadwal jam mata pelajaran. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Model Metode HCI (Human Computer Interaction) Model pengembangan yang digunakan pada analisis dan perancangan sistem informasi penjadwalan mata pelajaran adalah model HCI (Human Computer Interaction) Third Edition menurut Alan Dix, janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Belale (2003) sesuai dengan Gambar 1. What Is Wanted
Analysis Design Implement and deploy
Prototype
Sumber: Human-Computer Interaction (3rd Edition) Gambar 1 Siklus Pengembangan Sistem Metode HCI Gambar 1 menunjukkan proses siklus pengembangan sistem metode HCI menurut Alan Dix, janet Finlay, Gregory D. Abowd, Russell Belale (2003) yang memiliki lima tahapan. 2.2 What Is Wanted Pada tahapan What is wanted yang ada pada sistem merupakan fungsi utama dalam menjadwalkan mata pelajaran dengan tujuan menganalisa siapa dan untuk siapa. 2.2.1 Identifikasi Permasalahan dan Ruang Lingkup Sistem penjadwalan mata pelajaran yang sedang berjalan di SMP NEGERI 26 Surabaya terdapat beberapa kekurangan sehingga memungkinkan terjadinya Human Error dalam pelaksanaannya seperti kesalahan Input jadwal mata pelajaran oleh pihak humas kurikulum dalam menyusun jadwal mata pelajaran. Hal ini dikarenakan proses masih bersifat manual karena masih menggunakan Microsoft Excel untuk menyusun penjadwalan. Maka dari itu SMP NEGERI 26 Surabaya memerlukan sebuah proses aplikasi penjadwalan
mata pelajaran untuk meminimalkan kekurangan maupun kejadian Human Error dan dapat mempermudah humas kurikulum dalam pembuatan jadwal mata pelajaran tanpa adanya benturan antara jam mengajar maupun kelas. Adapun masalah permasalahan yang ditemukan, sebagai berikut : a. Keterlambatan pengumpulan kesediaan mengajar menghambat proses informasi mata pelajaran yang akan diajarkan. b. Banyaknya guru yang mengajukan kesediaannya dikelas 7, 8 maupun 9 dengan pemilihan waktu mengajar yang hampir bersamaan sehingga perlu dilakukan pemeriksaan berulang kali dan memverifikasikan kesediaan mengajar. c. Adanya kendala dalam menetukan laboratorium yang akan dipakai sebagai praktikum. Karena banyaknya kelas maupun keterbatasan laboratorium yang dipakai proses belajar mengajar. d. Adanya kendala dalam mengetahui jumlah jam mengajar dipenuhi oleh guru berdasarkan status kinerja, sehingga jumlah jam mempengaruhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya. e. Adanya kendala yang dalam pembuatan jadwal mata pelajaran karena perbedaan kurikulum dimana kelas 7 menggunakan kurikulum 2013 sedangkan kelas 8 dan 9 menggunakan kurikulm KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). f. Adanya kendala dalam memproses kesediaan mengajar guru agar menghasilkan penjadwalan mata pelajaran yang terorganisir dengan baik tanpa ada bentrokan antara jam mengajar yang satu dengan jam mengajar lainnya. Hal ini yang membuat keterlambatan dalam penyusunan mata pelajaran di SMP NEGERI 26 Surabaya. g. Kurangnya efisiennya kertas yang digunakan untuk membuat form kesediaan mengajar guru dan pemberian waktu penawaran mengajar yang diberikan oleh pihak humas kurikulum. h. Kemungkinan terjadi kesalahan karena seluruh proses dalam pembuatan jadwal masih dilakukan secara manual. 2.3 Analysis 2.3.1 Analisa Sistem Berjalan Penjadwalan yang ada di SMP NEGERI 26 Surabaya dapat dikatakan baik, karena sudah terkomputerisasi. Namun masih belum sempurna juga dalam proses penjadwalan kuliah belum begitu efektif dan efisien karena setiap guru,siswa dan mata pelajaran belum mepunyai database sebagai alat penyimpanan data. Sehingga data-data guru yang mengajar masih terjadi redundancy, terkadang masih ada kesamaan guru mengajar dan waktu mata pelajaran serta tidak adanya suatu sistem yang dapat
mengorganisir kedua permasalahan tersebut dalam pembuatan penjadwalan mata pelajaran. Analisis dan pemahaman sistem yang berjalan merujuk pada manual Standart Operating Prosedure (SOP) penjadwalan mata pelajaran di SMP NEGERI 26 Surabaya.
11. Guru akan menerima form tugas tambahan yang diberikan oleh pihak kurikulum, didalam form terdapat pilihan antara menerima pemilihan tugas tambahan maupun tidak meilih tugas tambahan. 12. Jika tugas tambahan di setujui maka dokumen akan diberikan kepada pihak kurikulum bawasannya guru menerima tugas tambahan. 13. Jika guru tidak mengisi tugas tambahan, form di serahkan kepada pihak kurikulum 14. Pihak kurikulum memproses surat keputusan tentang guru tidak mengisi tugas tambahan. 15. Maka surat keputusan akan diserahkan kepada kepala sekolah, dan menandatangani surat keputusan tentang guru yang tidak melakukan tugas tambahan. 16. Konsekuensinya maka guru tidak dapat menerima dana tunjangan pendidikan. 2.3.2
Diagram Jenjang Diagram jenjang ini mengambarkan sebuah sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP NEGERI 26 Surabaya. Meliputi data login data master dan data transaksi.
Gambar 2 Flowchart Dokumen Penjadwalan Berikut ini adalah deskripsi dari Flowchart dokumen berjalan diatas ; 1. Dimulai dari pihak kurikulum memberikan form kesediaan mengajar kepada guru. 2. Guru menerima form kesediaan mengajar dan mengisikan form kesediaan mengajar . 3. Form kesediaan dari guru akan diberikan kembali kepada kurikulum, dan kurikulum menerima kesediaan mengajar yang sudah di isi oleh guru. 4. Kurikulum melakukan proses pemeriksaan tentang form kesediaan mengajar guru. 5. Kurikulum juga memerikasa kesesuaian kuota jam mengajar pada guru yang diberikan melalui form guru. 6. Jika form sesuai kuota gru maka kurikulum akan memverifikasi jam mengajar pada guru . 7. Form verifikasi jam mengajar guru telah di setujui oleh pihak kurikulum. 8. Selanjutnya form verifikasi akan di berikan kepada kepala sekolah sebagai pemegang keputusan, verifikasi jam mengajar disetujui oleh kepala sekolah. 9. Guru akan menerima form jadwal mengajar dan hasilnya diserahkan kepada pihak kurikulum. 10. Jika jam mengajar tidak sesuai kuota maka akan diberikan tugas tambahan pada guru.
Gambar 3 Diagram Jenjang 2.3.3
Flowchart Kesediaan Mengajar Pada Gambar 4, kesediaan mengajar yang akan dimasukkan oleh guru ke dalam sistem untuk mengetahui guru yang bersedia dalam mengambil mata pelajaran dan jam mengajar yang ada.
Gambar 4 Flowchart Kesediaan Mengajar 2.3.4
Flowchart Validasi Kesediaan Mengajar Pada Gambar 5 kegiatan ini merupakan bentuk sistem validasi kesediaan mengajar dalam memasukkan data mata pelajaran yang terisi di menu kesediaan mengajar mata pelajaran sesuai guru, kelas dan jam mata pelajaran.
fungsi dari isi desain dimana posisi maupun penempatan desain harus seimbang, dan sederhana.
Gambar 7 Graphic Desain Clarity iii.
Gambar 5 Flowchart Validasi Mengajar 2.4 Graphic Design Desain grafis begitu vital dalam pembuatan aplikasi berbasis website maupun website. Sebuah aplikasi desain grafis yang baik dan menarik mempunyai nilai desain yang mempunyai kesan antarmuka dalam mendesain.
Consistency Kesesuain yang diberikan pada gambar memberikan kesan penglihatan yang lembut (soft). Gambar yang diberikan pada desain aplikasi masih berhubungan dengan gambar penjadwalan pada umumnya. Icon pada desain grafis mempunyai arti penting dalam penjadwalan mata pelajaran, karena icon bisa mewakili beberapa kata-kata dalam desain grafis. Penulisan teks pada desain penjadwalan mata pelajaran dengan menggunakan teks normal yaitu Times new roman.
2.4.1 Design Philosophies Filosofi desain juga mempunyai peranan penting dalam membangun sebuah desain yang ekonomi dan membangun element visual yang terdapat dalam aplikasi. 2.4.2 Graphic Design Principles Prinsip desain grafis juga memiliki beberapa prinsip dalam membangun sebuah desain interface di antara lain, i. Metaphor Pada prinsip desain grafis Metaphor ini dimana aplikasi yang dibuat harus sesuai dengan element visual pada item lebih relevan familiar.
Gambar 8 Gambar desain Consistency iv.
Alignment Pada prinsip desain menggunakan aligment untuk pembentukan sudut- sudut yang dirancang dalam mengurai tampilan lebih mudah. Aligment juga digunakan pada
BANNER
Gambar 6 Tampilan Metaphor ii.
Clarity Pada elemen dalam antarmuka penjadwalan mata pelajaran mempunyai kriteria maupun fungsi-
Gambar 9 Desain Aligment Proximity Pada tampilan penjadwalan item proximity sangat berpengaruh terhadap tampilan desain. v.
2.4.6 Computer Methods Mendesain dengan metode computer merupakan cara mensimulasikan fungsi sistem yang lebih fokus dan perinci dalam membangun fitur yang ada pada penjadwalan mata pelajaran pengguna lebih user friendly.
Gambar 10 Desain Proximity 2.4.3 Economy of Visual Elements Meminimalkan element visual batasan pada desain penjadwalan yang nantinya bisa mengurangi kekacauan dan meminimalkan jumlah item yang tidak terkontrol. i. Coding Techniques Teknik dalam mengcoding juga perlu diperhatikan dengan coding yang user friendly bisa membuat pengguna lebih memahami fungsi dan kegunaan element aplikasi pada penjadwalan mata pelajaran. ii. Typography Riset huruf capital memperlambat pengguna dalam pembacaan cepat, maka akan dibuatkan huruf kombinasi dalam pembuatan desain aplikasi. iii. Fonts Control Pada desain penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya menggunakan huruf serif lama dalam membangun desain aplikasi sesuai dengan kaidah interaksi manusia dan computer. iv. Color Pada segi warna pada desain penjadwalan mata pelajaran akan memberikan warna yang v. Icon Design Desain grafis membutuhkan icon dalam mengartikan sebuah tulisan yang belum dipahami oleh pengguna. 2.4.4 Rapid Prototyping Rapid prototyping merupakan teknik yang terdapat pada modul interaksi komputer dan manusia digunakan membuat model skala yang perakitannya menggunakan komputer, teknik ini juga digunakan untuk mendesain sebuah sistem penjadwalan mata pelajaran di SMP NEGERI 26 Surabaya, antara lain : 2.4.5 Non-Computer Methods Mendesain dengan menggunakan metode non-computer merupakan cara cepat dan murah dalam mendesain aplikasi penjadwalan mata pelajaran. Hanya bisa mendapatkan sebuah desain yang tekstual ,kelemahan dalam mendesain noncomputer juga pekerjaan akan semakin lama dalam mendesain aplikasi penjadwalan di SMP NEGERI 26 Surabaya.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Quisioner HCI (Human Computer Interaction) Kuisioner ini merupakan keutamaan dalam pengujian desain HCI dari segi desain interface untuk mengurangi Human error dalam hal mempelajari maupun mengoperasikan Sistem Informasi penjdawalan di SMP Negeri 26 Surabaya. Untuk mengukur kuisioner dibuatkan skala penilain yang nantinya digunakan untuk mengetahui keefektifan desain, sebagai berikut : Tabel 1 Angka Penilaian
Deskripsi
Keterangan
Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5
Sangat Buruk Buruk Sedang/Cukup Baik Sangat Baik
Mengukur kuisioner dengan menggunakan usability (Efficiency, Learnability, Memorability, Satisfaction,Error). Kuisioner ini untuk menguji lebih mengutamakan keseluruhan dalam pemakaian baik itu dari segi design interface dan keakuratan informasi yang dihasilkan dari semua modul yang terdapat dalam Sistem Informasi Penjadwalan SMP Negeri 26 Surabaya. Tabel 2 kuisioner menggunakan usabilty Dimensi NO Attribute Usability Usablility hasil yang dihasilkan konsisten
1
mudah menemukan informasi yang dibutuhkan
Efficiency
kecepatan dalam mecari informasi kejelasan informasi Aplikasi mudah dipelajari 2
Learnability Bahasa diaplikasi mudah
3
Aplikasi mudah diingat dalam jangka lama, setelah
Memorability
lama tidak digunakan. Irfan Subakti, M.Sc.Eng Interaksi Manusia dan Komputer Edisi T.Informatika. Surabaya 2006
Aplikasi mempunyai nilai dalam penggunaanya 4
Aplikasi nyaman digunakan
Satisfaction
Menu dalam aplikasi sesuai keinginan 5
Penanganan kesalahan mudah diatasi
Error
4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya, sebagai berikut : 1. Hasil analisis kuisioner untuk menguji lebih mengutamakan keseluruhan dalam pemakaian dari segi design interface, desain sistem dan keakuratan sistem informasi yang dihasilkan dari semua modul yang terdapat dalam Sistem Informasi Penjadwalan SMP Negeri 26 Surabaya. 2. Sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya dengan pengembangan dapat membantu mengorganisir jadwal dalam pengecekan dan menvalidasi kesediaan daftar guru yang mengajar. 4.2 Saran Pada pengembangan Sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya ini masih terdapat kelemahan yang dapat dikembangan oleh peneliti selanjutnya, saran yang perlu dilakukan yaitu: a. Pengembangan tidak hanya pada Sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya yang dilakukan untuk menganalisis penjadwalan mata pelajaran. b. Kurangnya Pengembangan keamanan yang ada pada sistem Sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya. c. Sistem informasi penjadwalan mata pelajaran di SMP Negeri 26 Surabaya belum terintegrasi dengan sistem informasi yang lainnya. Daftar Pustaka: Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Andi Yogyakarta Ir. P. Insap Santosa, M.Sc., Interaksi Manusia dan Komputer Teori dan Praktek, 1997, Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta Kenneth. E.Kendall & Julie E.Kendall . 2002, System Analisys and Design, Fifth Edition Jilid 1, Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany, B.Sc., M.Sc Nugroho, Eko. Sistem Informasi Managemenet Konsep, Aplikasi, dan perkembangan . Yogyakarta : Andi .2008 Teguh Wahyono, 2004, Sistem Informasi : Konsep dasar ,Analisis dan Desain dan Implementasi, Graha Ilmu Yogyakarta.