Analisis Dampak Pembangunan Permukiman Terhadap Kualitas Air Bersih Di Desa Growong Lor Hendra Tri Desanta (09130009) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dampak pembangunan permukiman terhadap kualitas air bersih di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Data penelitian ini diambil dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati mengenai kualitas air sumur warga Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Bulan Januari sampai Juni Tahun 2013. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampel 12% dari populasi 253 sumur air di Desa Growong Lor yaitu sebanyak 30 sumur air. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data menggunakan metode Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan Laboraturium. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan rumus proyeksi (geometri), yaitu :
Pn = Po (1+r)n Pn menunjukkan hasil proyeksi 12 bulan, Po menunjukkan hasil pada bulan dasar, r menunjukkan rata-rata bulan Januari sampai Mei, sedangkan n menunjukkan interval proyeksi. Selanjutnya diperoleh rata-rata (r) bulan Januari-Mei 2013, yang mencakup parameter bau yang memperoleh rata-rata 0, lalu kekeruhan 0,68, rasa 0, suhu 0,02, warna 0,112, besi 0,0225, cadmium -0,0262, khlorida 6,44, chromium heksavalen 0,00132,mangan 0,0144, nitrat 0,1956, nitrit 0,0301, pH 0,04, seng 0,351, sianida 0,00144, sulfat -0,68, timbale 0,0012, dan deterjen 0,028. Setelah diperoleh rata-rata, selanjutnya data dapat diproyeksikan. Maka hasil proyeksi untuk 12 bulan atau (r12) adalah, parameter fisika yang meliputi bau yang memperoleh hasil uji tidak bau (sangat layak), kekeruhan memperoleh hasil uji 5,05 (sangat layak), rasa memperleh hasil uji agak asin (layak), suhu memperoleh hasil uji 27,4 (layak), warna memperoleh hasil uji 21,22 (layak). Sedangkan untuk parameter kimia yang meliputi besi yang memperoleh hasil uji 0,123 (layak), cadmium memperoleh hasil uji 0,0423 (tidak layak), khlorida memperoleh hasil uji 7,53 (sangat layak), chromium heksavalen memperoleh hasil uji 0,019 (layak), mangan memperoleh hasil uji 0,272 (tidak layak), nitrit memperoleh hasil uji 2,683 (sangat layak), nitrat memperoleh hasil uji 0,262 (sangat layak), pH memperoleh hasil uji 7,1 (sangat layak), seng memperoleh hasil uji 1,25 ( sangat layak), sianida memperoleh hasil uji 0,0239 (sangat layak), sulfat memperoleh hasil uji 138,75 (sangat layak), timbale memperoleh hasil uji 0,025 (layak), dan detergen memperoleh hasil uji 0,119 (layak). Kata Kunci : Kualitas Air Bersih PENDAHULUAN Pada saat ini, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Dunia, menurut pidato Presiden dalam Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2014 dan Nota Keuangan di hadapan anggota DPR dan DPD RI pada tanggal 16 Agustus 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2009-2013 mencapai 5,9%, sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 6,4%. Hal ini membuat makin tingginya kelompok masyarakat golongan menengah di Indonesia, karena dipicu semakin tingginya tingkat pendapatan masyarakat. Selain itu, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tingkat pertumbuhan rata-rata penduduk di Indonesia periode 1990-2000 sebesar 1,49% per tahun, periode 2000-2005 sebesar 1,34% dan periode 2020-2025 turun menjadi 0,92% per tahun. Dengan pertumbuhan penduduk seperti JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
9
itu, kebutuhan masyarakat akan rumah atau permukiman sebagai kebutuhan primer tentunya akan tinggi. Perkembangan permukiman yang tinggi merupakan salah satu persoalan yang cukup krusial di hampir semua daerah, baik di kota maupun pedesaan, terutama di Pulau Jawa. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk merupakan salah satu pemicu dari tingginya pembangunan permukiman. Masalah ini juga tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Hal ini dikarenakan Desa Growong Lor yang terletak di jalur Pantura dan merupakan pusat industri logam kuningan di Kecamatan Juwana dan merupakan salah satu industri unggulan di Kabupaten Pati serta di Desa Growong Lor ini juga terdapat pasar induk terbesar di Kabupaten Pati. Karena letak yang strategis dan daya tarik yang cukup besar tersebut membuat banyak warga yang membangun permukiman di Desa ini. Lahan kosong yang dulunya banyak terdapat di Desa ini sekarang berubah menjadi rumah-rumah penduduk, bahkan lahan persawahan dan tambak juga sudah mulai beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Kebanyakan masyarakat juga tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam mendirikan rumah baru. Bahkan ada juga yanag mendirikan rumah di lahan yang bukan miliknya. Menurut Data Monografi Desa Tahun 2013, jumlah rumah di Desa Growong Lor sebanyak 2.238 rumah. Pada umumnya kondisi rumah di Desa ini cukup baik, kebanyakan dengan berdinding tembok. Letak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain juga cukup rapat terutama Desa Growong Lor bagian Selatan yang dekat dengan pasar dan industri kuningan, dengan kerapatan seperti ini, kondisi drainase di tempat tersebut bisa dibilang buruk dengan lebar got atau saluran pembuangan air hanya sekitar 20 – 30 cm dengan banyak sampah di dalamnya membuat air tidak bisa mengalir dengan baik karena wilayah ini memang dekat dengan pasar dan perilaku warga yang tidak memperdulikan kebersihan selokan. Jika musim hujan datang, tidak jarang banyak terdapat genangan air disekitar permukiman warga karena air tidak langsung mengalir ke kali yang melewati Desa Growong Lor ini. Melihat kondisi seperti ini, karena selokan yang tersumbat sampah dan juga sedimen dari tanah, maka di beberapa bagian yang dekat dengan saluran got atau selokan berbau kurang sedap dan juga terdapat banyak nyamuk. Disamping itu, cara warga dalam membangun rumah yang asal bangun dan tidak memiliki ijin juga membuat tampilan permukiman di Desa Growong Lor terlihat semrawut dan tidak rapi. Karena kondisi permukiman yang sangat padat di sekitar pasar dan industri kuningan tersebut, hampir setiap rumah tidak memiliki halaman yang luas, sehingga di tempat ini warga tidak memiliki lahan untuk menanam pohon ataupun tanaman, akibatnya karena tempat ini dekat dengan industri kuningan dan tidak terdapat pohon yang banyak serta dilalui jalan raya, maka tempat ini terasa panas dan berdebu. Beda halnya dengan kondisi permukiman di Desa Growong Lor bagian Utara yang dekat dengan persawahan, pada umumnya kondisi rumah di wilayah ini tergolong cukup bagus dan mewah. Perumahan di wilayah ini juga tergolong cukup baru karena mulai di bangun pada tahun 2005. Hal ini dikarenakan kondisi permukiman yang cukup padat di wilayah Desa Growong Lor bagian Selatan, JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
10
maka warga mulai bergeser membangun rumah di Desa bagian Utara. Sebelum tahun 2005, wilayah ini merupakan persawahan dan tambak, juga terdapat kandang ternak warga seperti kerbau, sapi, dan kambing. Karena terdesak dengan permukiman baru, maka perlahan kondisi persawahan mulai beralih fungsi menjadi permukiman warga, dan kandang ternak warga pindah di Desa sebelah yang cukup jauh dari permukiman penduduk. Tetapi, lahan persawahan atau lahan bengkok yang dimiliki desa tidak berubah dan tidak boleh digunakan untuk pembangunan permukiman. Kondisi permukiman di wilayah ini juga tidak sepadat seperti pada wilayah selatan, di wilayah ini juga terdapat banyak tanah lapang seperti lapangan sepak bola, lapangan tenis, dan lapangan voli. Selain itu setiap rumah juga memiliki cukup halaman untuk menanam pohon atau tanaman, sehingga wilayah ini cenderung asri dan jauh dari polusi karena jauh dari jalan raya dan pabrik kuningan. Sistem drainase di wilayah ini juga bisa dibilang baik, dengan banyaknya tanah yang masih lapang dan selokan yang memiliki lebar 1,5 meter, maka wilayah ini tidak pernah ada air tergenang pada musim hujan. Untuk perihal air bersih di Desa Growong Lor, warga mengandalkan air PAM dan air sumur, untuk konsumsi sehari-hari, warga mengandalkan air dari PAM, sedangkan untuk mandi dan mencuci, warga mengandalkan air dari sumur. Ada juga warga yang hanya mengandalkan air PAM untuk minum dan mandi, dan ada juga warga yang mengandalkan minum dan mencuci hanya dari air sumur. Untuk air sumur, kebanyakan berasa tawar, hanya sebagian kecil yang berasa asin terutama di wilayah Desa Growong Lor bagian utara yang memang lebih dekat dengan laut. Melihat kondisi pembangunan permukiman yang terjadi di Desa Growong Lor ini, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Dampak Pembangunan Permukiman Terhadap Kualitas Air Bersih Di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Air Bersih Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Pengertian Permukiman Permukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
11
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Diskriptif. Jenis penelitian Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena ini bisa berupa bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya (Sukmadinata). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu. Misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Growong Lor, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Desa Growong Lor memiliki 3 Rukun Warga dan 21 Rukun Tetangga. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel Penelitian Seorang peneliti tidak harus menggunakan populasi, tetapi diijinkan untuk penelitian sampel. Pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi untuk diteliti (Suharsimi Arikunto). Menurut Sutrisno Hadi, sampel adalah sekelompok individu yang jumlahnya kurang dari populasi. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi subyek penelitian, dan yang paling sedikit memiliki datu sifat yang sama. Suharsimi Arikunto berpendapat, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subyeknya besar, dapat diambil antara 5-15% atau 20-25 atau lebih. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil sampel 12% dari populasi 253 sumur air si Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, maka diperoleh sampel sebanyak 30 sumur air. 2. Teknik Sampling Pengambilan sampel agar benar-benar mencerminkan karakteristik populasi, perlu ditentukan teknik pengambilan sampel yang disebut teknik sampling (Sutrisno Hadi). Teknik pengambilan sampel agar mencerminkan sifat populasi, maka teknik yang digunakan disesuaikan dengan kondisi atau karakteristik populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang sesuai adalah proporsional sampling, random sampling, dan cluster sampling Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data di lapangan, ada beberapa metode yang bisa dipilih, diantaranya : 1. Metode Obeservasi Metode observasi adalah suatu teknik untuk memperoleh data dengan menggunakan pengamatan (gejala-gejala) yang diselidiki. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
12
Berdasarkan pendapat-pendapat dapat dikemukakan bahwa Observasi adalah merupakan teknik atau metode untuk mengadakan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap kejadian. Dengan metode ini peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, dalam hal ini yang diamati adalah lokasi atau letak penelitian. Dari sana dapat diketahui beberapa data yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini. Observasi lapangan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian, baik terhadap saluran-saluran pembuangan, kerapatan tempat tinggal, ataupun cara masyarakat dalam menyikapi tentang sanitasi. 2. Metode Interview Metode ini disebut juga dengan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan responden, baik warga ataupun pihak-pihak yang terkait. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, agenda, daftar nilai, buku, surat kabar, notulen rapat, legger, dan sebagainya (Kartini Kartono). Dokumentasi berarti suatu bukti kejadian yang telah lalu atau baru, sehingga dapat memberikan keterangan bila diperlukan. Metode dokumentasi mempunyai beberapa kelebihan, antara lain : a. Menghemat waktu karena dapat dilihat secara langsung sekaligus mencatatnya. b. Tidak perlu pengantar orang lain. c. Tidak menimbulkan kecurigaan. d. Dapat mengetahui data yang telah lalu. Kelemahan dari metode dokumentasi adalah kurang dapat dipercaya atau dipertahankan karena dokumentasi yang ada itu tergantung dari yang membuatnya. Untuk mengatasi kelemahan yang ada, peneliti harus berusaha dengan cara menanyakan hal-hal yang dianggap janggal atau meragukan kepada sumber yang dianggap mengetahui, misalnya sekretaris desa. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan karena penulis ingin mendapatkan data tentang jumlah warga setiap RW, dan data lain seperti dalam monografi Desa. 4. Metode Laboraturium Metode laboraturium adalah suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari hasil uji laboraturium. Biasanya yang di uji berupa makanan, minuman, benda padat, benda cair, ataupun zat-zat kimia. Teknik Analisis Data Setelah mengadakan serangkaian kegiatan (penelitian) dengan menggunakan beberapa metode di atas, maka data-data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan rumus proyeksi yaitu JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
13
dengan menggunakan rumus geometrik. Dengan rumus ini, maka peneliti memilih untuk memproyeksikan atau memprediksikan hasil penelitian sampai 12 bulan kedepan atau 1 tahun. Adapun rumus geometrik adalah sebagai berikut : Pn = Po (1+r)n
Keterangan :
Pn = hasil pada bulan ke-n. Po = hasil pada bulan dasar r
= rata-rata
n = jumlah interval
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mengangkat masalah dampak pembangunan permukiman terhadap kualitas air bersih di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Untuk keperluan tersebut, penelitian mencari data tentang analisa air bersih di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, maka didapat rata-rata analisa air bersih bulan Januari 2013-Juli 2013 (lampiran 3). Dari data kondisi kimia dan fisika diatas, diperoleh tabel rata-rata pertumbuhan Bulan Januari 2013-Mei 2013 sebagai berikut : Tabel 1. Rata-Rata Pertumbuhan Bulan Januari 2013-Mei 2013 NO A 1 2 3 4 5 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
PARAMETER RATA-RATA FISIKA Bau 0 Kekeruhan 0,68 Rasa 0 Suhu 0,02 Warna 0,112 KIMIA Besi 0,0225 Kadmium -0,0262 Khlorida 6,44 Chromium Heksavalen 0,00132 Mangan 0,0144 Nitrat sebagai N 0,1956 Nitrit sebagai N 0,0301 pH 0,04 Seng 0,351 Sianida 0,00144 Sulfat -0,68 Timbal 0,0012 Deterjen 0,028 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
14
Setelah diperoleh data-data diatas maka dimasukkan ke dalam rumus proyeksi (geometri) untuk memproyeksikan 12 bulan ke depan. Pn = Po (1+r)n Maka hasilnya sebagai berikut : FISIKA 1. BAU
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 4 (1+0)1 = 4/1 =4
2. KEKERUHAN
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 8,48 (1+0,68)1 = 8,48 (1,68)1 = 5,05
3. RASA
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 3 (1+0)1 = 3 (1)1 =3
4. SUHU
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 28 (1+0,02)1 = 28 (1,02) = 27,4
5. WARNA
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 23,6 (1+0,112)1 = 23,6 (1,112)1 = 21,22
KIMIA 1. BESI
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,126 (1+0,0225)1 = 0,126 (1,0225)1 = 0,123
2. KADMIUM
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,0412 (1+(-0,0262))1 = 0,0412 (0,9738) = 0,0423 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
15
3. KH
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,019 (1+0,00132)1 = 0,019 (1,00132)1 = 0,019
4. MANGAN
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,276 (1+0,0144)1 = 0,276 (1,0144)1 = 0,272
5. NITRAT
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 3,208 (1+0,956)1 = 3,208 (1,956)1 = 2,683
6. NITRIT
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,2696 (1+0,0301)1 = 0,2696 (1,0301)1 = 0,262
7. pH
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 7,4 (1+0,04)1 = 7,4 (1,04)1 = 7,1
8. SENG
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 1,69 (1+0,351)1 = 1,69 (1,351)1 = 1,25
9. SIANIDA
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,024 (1+0,00144)1 = 0,0024 (1,00144)1 = 0,0239
10. SULFAT
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 44,4 (1+(-0,68))1 = 44,4 (0,32)1 = 138,75
11. TIMBAL
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,025 (1+0,0012)1 = 0,025 (1,0012)1 = 0,025 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
16
12. DETERJEN
: P12 bulan
= Po (1+r)1 = 0,122 (1+0,028)1 = 0,122 (1,028)1 = 0,119
Maka hasil proyeksi untuk 12 bulan ke depan atau 1 tahun dapat dimasukkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Proyeksi Analisa Air Bersih Bulan Juli 2014 Desa Growong Lor No .
Parameter
A. 1
FISIKA Bau
2
Jumlah TDS
3
Kekeruhan
4
Rasa
5 6 B 1
Suhu Warna KIMIA Besi
2
Kadmium
3
Khlorida
4
Khromium Heksavalen Mangan
5 6
8
Nitrat sebagai N Nitrit sebagai N pH
9
Seng
10
Sianida
11
Sulfat
12
Timbal
13
Detergen
7
Satu an
mg/ L NTU
0
C TCU mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L
mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L mg/ L
HASIL UJI
Syarat Maksimum Air Bersih Permenkes 416/90
tidak bau (4)
tidak bau (4) 1.500
Keterangan
Sangat layak -
5,05
25
Agak asin (3) 27,4 21,22
tidak berasa (4)
Sangat layak Layak
suhu udara ± 30C 50
Layak Layak
0,123
0,3
layak
0,0423
0,005
7,53
250
0,019
0,05
Tidak layak Sangat layak Layak
0,272
0,1
2,683
10
0,262
1
7,1
6,5-8,5
1,25
5
0,0239
0,1
138,75
400
0,025
0,05
Tidak layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Sangat layak Layak
0,119
0,5
Layak
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
17
Berdasarkan proyeksi untuk 12 bulan, ada 2 komponen yang hasilnya melebihi ambang batas yaitu Kadmium sebesar 0,0423 mg/L atau 0,0373 mg/L lebih besar dari ambang batas sebesar 0,005 mg/L. Dan Mangan sebesar 0,272 mg/L atau 0,172 mg/L lebih besar dari ambang batas sebesar 0,1 mg/L. untuk kualitas air bersih, berdasarkan aspek Fisika, maka hasil penelitian diatas kualitas air bersih bisa dikatakan layak, sedangkan berdasarkan aspek Kimia, walaupun hanya ada 2 aspek yang melebihi ambang batas, hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas air bersih, jadi untuk aspek Kimia bisa dikatakan kurang layak.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati adalah 6.668 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.347 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 3.321 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak adalah usia antara 15-19 tahun yaitu 714 jiwa, dan yang paling sedikit adalah penduduk usia 0-4 tahun yaitu 351 jiwa. 2. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Growong Lor yang paling banyak adalah tamatan SMA/Sederajat, yaitu sebanyak 2.912 jiwa (43,67%), diikuti tamatan SMP/Sederatat sebanyak 1.826 jiwa (27,38%), lalu tamatan SD/Sederajat sebanyak 1.422 jiwa (21,32%), dan tamatan Perguruan Tinggi sebanyak 297 jiwa (4,45%) sedangkan persentase terkecil yaitu tidak sekolah sebesar 3,16% atau 211 jiwa. 3. Berdasarkan mata pencaharian, persentase terbesar adalah buruh/swasta sebesar 74,59%, diikuti pedagang/wirausaha sebesar 12,32%, PNS/TNI/POLRI sebesar 7,93%, pengusaha kuningan sebesar 2,87%, petani 0,94%, sopir 0,41%, perawat 0,29%, nelayan 0,23%, dokter 0,17% dan yang paling sedikit adalah bidan dan peternak , yaitu masing-masing 0,12% 4. Fasilitas dan sarana pendukung di Desa Growong Lor ini juga tergolong lengkap. Dari fasilitas pendidikan terdapat Taman Kanak-Kanak/PAUD sampai jenjang Sekolah Menengah Atas. Untuk sarana keagamaan juga terdapat Masjid, Mushola, maupun Gereja. Untuk fasilitas olahraga juga terdapat lapangan sepak bola, lapangan bola voli, lapangan pingpong, lapangan tenis, sampai tempat untuk olahraga beladiri taekwondo. 5. Berdasarkan proyeksi untuk 12 bulan, ada 2 komponen yang hasilnya melebihi ambang batas yaitu Kadmium sebesar 0,0423 mg/L atau 0,0373 mg/L lebih besar dari ambang batas sebesar 0,005 mg/L. Dan Mangan sebesar 0,272 mg/L atau 0,172 mg/L lebih besar dari ambang batas sebesar 0,1 mg/L.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
18
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Dine. 2007. 1001 Masalah Air Bersih. Bandung: Pikiran Rakyat. Anonim. 2007. 100 Juta Penduduk Indonesia Tak Memiliki Akses Fasilitas Air Bersih. www.bkkbn.go.id Emil Salim, 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Lemlit, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Esti, Haryono Sahar. 1991. Buku panduan Air dan Sanitasi. Jakarta: Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI, bekerjasama dengan Swiss Development Coopeeration. Otto Soemarwoto, 2003. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press. Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/08/130816_rapbn_2014_sby.shtml http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919 http://athaagatha.wordpress.com/2012/11/28/makalah-air-bersih/ http://arcaban.blogspot.com/2011/12/pengertian-permukiman.html http://nareragan.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
19