ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk TAHUN 2004, 2005 DAN 2006
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama : ALI FAJAR N I M : 0320311-140
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk TAHUN 2004, 2005 DAN 2006
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama : ALI FAJAR N I M : 0320311-140
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPISI
Nama
: Ali Fajar
Nim
: 0320311-140
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUNGAN PADA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk TAHUN 2004, 2005 DAN 2006
Tanggal Ujian Skripsi : 05 Juli 2008 Disahkan Oleh : Pembimbing
(Dra. Nurlis, Ak, M.Si) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Akuntansi
(Drs. Hadri Mulya,SE, M.Si) Tanggal :
(H.Sabarudin Muslim,SE. M.Si) Tanggal :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat dalam mecapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas MERCU BUANA Jakarta. Skripsi ini di buat oleh penyusun mulai Maret 2007 sampai April 2008 dengan judul Analisa Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk Tahun 2004, 2005 dan 2006. Dan tak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terma kasih yang sebesar-besarnya kepada : -
Kedua Orang Tuaku yang mana didalam pembuatan skripsi ini selalu memberikan dorongan baik materiil maupun moril.
-
Serta seluruh keluargaku kakak, dan keponakan-keponakanku yang membantu didalam pembuatan skripsi ini.
-
Dekan Fakultas Ekonomi, Bapak Drs. Hadri Mulya,SE, M.Si
-
Pimpinan dan Kajur Akuntansi, Bapak H.Sabarudin Muslim,SE.M.Si
-
Ibu Dra. Nurlis, Ak, M.Si selaku dosen pembimbing materi yang telah memberikan waktu dan saran serta bimbingannya kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
-
Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana yang telah memberikan pendidikan dalam perkuliahan.
iii
-
Teman-temanku yang selalu memberi motivasi dan masukan, Destantan, Sepuh, Ronald, Ghofir, Gunawan, Ari Mariadi, Koco, Ira, Irma, Ika Maria, Nicky dan Santi.
-
Keluarga Bpk Budi dan Ibu Mujiati beserta kedua anak kembarnya Rahel Abikesha dan Karel Abikesha
-
Retta yang telah banyak memberikan masukan sehingga skripsi dapat diselesaikan.
-
Situs www.aqua.com dan www.idx.co.id yang telah menyediakan informasi-informasi yang mudah diakses. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut diatas mendapatkan berkah dan
rahmat dari ALLAH SWT. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna dan banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan waktu, tetapi penyusun berharap semoga laporan tugas akhir / skripsi ini dapat bermanfaat dimasa akan datang, Amin
Jakarta,
April 2008
Penyusun
ALI FAJAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................................
i
Lembar Pengesahan ..............................................................................................
ii
Kata Pengantar ......................................................................................................
iii
Daftar Isi ...............................................................................................................
v
Daftar Tabel ..........................................................................................................
viii
Daftar Lampiran ....................................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Penelitian ................................................................
1
B.
Perumusan Masalah ........................................................................
2
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................
3
BAB II A.
B.
LANDASAN TEORI Laporan Keuangan ..........................................................................
4
1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan ………………….
5
2. Komponen Laporan Keuangan ……………………………...
7
3. Keterbatasan Laporan Keuangan ……………………………
17
Analisa Laporan Keuangan ..............................................................
18
1. Arti Dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan ..........................
18
v
C.
D.
BAB III A.
2. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan ....................
22
3. Prosedur Analisa Laporan Keuangan ......................................
24
Analisa Rasio ……………………………………………………...
26
1. Pengertian Analisa Rasio Keuangan .......................................
26
2. Jenis-jenis Analisa Rasio Keuangan .......................................
28
Analisa Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan ….
36
METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan ..........................................................
38
1. Sejarah Singkat Perusahaan .........................................................
38
2. Struktur Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Sekertaris Perusahaan ..................................................................................
42
3. Laporan Keuangan Perusahaan ....................................................
42
B.
Metode Penelitian .............................................................................
42
C.
Definisi Operasional Variabel...........................................................
42
D.
Metode Pengumpulan Data ..............................................................
44
1. Penelitian Pustaka ……………………………………………..
44
2. Penelitian Lapangan …………………………………………..
44
Metode Analisa Data.........................................................................
45
E. BAB IV A.
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Likuiditas periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk …………………………………
46
1. Current Ratio ……………………………………………….
46
vi
2. Quick Ratio …………………………………………………..
B.
C.
D.
BAB V
48
Analisis Rasio Solvabilitas periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk ..........................................................
50
1. Debt to Equity Ratio …………………………………………..
51
2. Debt to Asset Ratio …………………………………………….
52
Analisis Rasio Aktifitas periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk …… ..........................................................
54
1. Rasio Perputaran Persediaan …………………………….........
54
2. Perputaran Modal Kerja ………………………………………
56
Analisis Rasio Profitabilitas periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk ……………………………………
58
1. Gross Margin Ratio …………………………………………….
58
2. Net Margin Ratio ……………………………………………..
60
3. Return on Asset ………………………………………………
61
4. Return on Equity …………………………………………….. .
63
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ......................................................................................
65
B.
Saran..................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................
xi
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 4.1
Rasio Likuditas ...............................................................................
50
Tabel 4.2
Rasio Solvabilitas ............................................................................
53
Tabel 4.3
Rasio Aktivitas .................................................................................
57
Tabel 4.4
Rasio Profitabilitas ..........................................................................
64
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman Lampiran I
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Sekertaris PT Aqua Golden Mississippi Tbk ................................................................
Lampiran II
xii
Neraca Konsolidasian PT Aqua Golden Mississippi Tbk untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 ... ... xiii
Lampiran III Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT Aqua Golden Mississippi Tbk untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 ...............................................................................................
ix
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi, pemberlakuan pasar bebas, munculnya Negara China
sebagai salah satu kekuatan baru yang siap menguasai ekonomi dunia dengan produkproduknya yang sangat murah, serta perkembangan Teknologi Informasi saat ini telah memicu persaingan ekonomi secara global. Di Indonesia telah banyak perusahaan yang telah menghentikan kegiatan usahanya disebabkan banyak dari perusahaanperusahaan tersebut dan pemerintah sebagai regulator yang tidak siap menghadapi perubahan ekonomi secara global. Selain tidak siapnya dalam menghadapi perubahan banyak pula perusahaan yang harus menghentikan kegiatan usahanya yang disebabkan hengkangnya para pemodal besar atau investor yang memindahkan modalnya keluar dari Indonesia. Hal-hal tersebut diatas sangat mempengaruhi prilaku bisnis di berbagai perusahaan agar dapat bersaing secara global. Dewasa ini prilaku bisnis (perusahaan) berlomba-lomba mendapatkan informasi sebagai dasar sebagai pengambilan keputusan salah satunya adalah Informasi Laporan Keuangan. Laporan Keuangan berfungsi untuk memberikan informasi atau gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan. Hal ini dapat terlihat dengan jelas seluruh kegiatan-kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam laporan keuangannya melalui akun-akunnya dalam satu periode atau satu tahun. Selain berfungsi memberikan informasi, laporan keuangan juga dapat berfungsi untuk
1
2
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, oleh karena itu Laporan Keuangan sangat berguna bagi perusahaan, investor, kreditor maupun pemerintah. Laporan Keuangan harus dapat memberikan informasi yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan hal tersebut dapat dicapai dengan cara melakukan analisa terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sehingga diharapkan dapat diperoleh gambaran informasi mengenai perkembangan atau kemunduran suatu perusahaan yang diperlukan bagi investor maupun kreditor dalam mengambil keputusan untuk meneruskan atau memberhentikan pemberian modal kerja terhadap perusahaan. Mengacu dengan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan memilih judul: “ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk TAHUN 2004, 2005 DAN 2006”.
B. Perumusasn Masalah Berdasarakan latar belakang yang telah dikemukakan dihalaman sebelumya, maka adapun masalah yang hendak dibahas dalam skripsi ini dapat dirumusakan yaitu: Bagaimana perkembangan kinerja keuangan dengan menggunakan analisa rasio keuangan yaitu Liquiditas, Solvabilitas, Aktifitas dan Rentabilitas pada tahun 2004, 2005 dan 2006 ?
3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : Menganalisis perkembangan kinerja keuangan dengan menggunakan Analisa Rasio Keuangan yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas. Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan kegunaan bagi pihak-pihak tertentu seperti : 1. Penulis Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dan juga menerapkan teori yang telah didapat dalam mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. 2. Perusahaan yang diteliti (PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk) Dapat dijadikan bahan masukan mengenai keadaan posisi keuangan perusahaan dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pimpinan PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan . 3. Pihak-pihak lain Hasil penelitian yang diadakan diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak lain untuk menambah wawasan sebagai dasar acuan bagi penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan dan kemajuan perusahaan secara periodik serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan, bersama analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Sebagai salah satu sumber informasi yang dipergunakan untuk melakukan analisis dari keputusan keuangan, manajemen perlu memahami kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum mengambil keputusan-keputusan penting yang akan berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan, harus didasari dengan pengetahuan yang memadai mengenai laporan keuangan dan teknik-teknik analisa laporan keuangan dan kaitannya terhadap keputusan yang akan diambil.
4
5
1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Umumnya laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan pertanggung jawaban keuangan dari pimpinan perusahaan. Proses akuntansi tersebut meliputi : pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran atas trnsaksi-transaksi yang bersifat keuangan dalam suatu periode. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Beberapa ahli ekonomi mengemukakan pengertian laporan keuangan dengan pendapat yang berbeda-beda tapi pada dasarnya mempunyai arti yang sama. Pengetian laporan keuangan menurut Mamdun dan Abdul (2000:63) yaitu : Laporan keuangan diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti informasi industri,kondisi ekonomi, guna bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan. Sedangkan Laporan Keuangan menurut Myer yang dikutip oleh Munawir (2004:5) Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini telah
6
menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Adapun menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 2) adalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi-laba, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Dari pengertian laporan keuangan diatas bahwa pada dasarnya laporan keuangan mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a.
Merupakan pertanggungjawaban keuangan dari pimpinan perusahaan yang harus disusun menurut Standar Akuntansi keuangan dan dihasilkan dari proses akuntansi.
b.
Laporan keuangan disusun pada akhir periode untuk suatu perusahaan dan disajikan bagi pihak yang berkepentingan baik intern maupun ekstern.
Laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan sifatnya hanya memberikan informasi secara kuantitatif, oleh karena itu belum dapat digunakan secara langsung sebagai dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Informasi ini masih terbatas sehingga perlu dilakukan penafsiran dari data-data keuangan yang disajikan. Penafsiran ini dilakukan dengan jalan mengadakan analisa terhadap laporan
7
keuangan terlebih dahulu agar dapat diperoleh gambaran sebelum mengambil keputusan. 2. Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK NO. 1, laporan keuangan terdiri dari : a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) c. Laporan Arus Kas (Cash Flow) d. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change of Equity) e. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement) Komponen laporan keuangan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Neraca (balance Sheet) Pengertian neraca secara umum adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Artinya saldo pada tanggal tertentu, biasanya Neraca dibuat per 31 Desember, atau pada tiap akhir bulan. “ Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu ” Munawir (2002: 13). Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatau perusahaan pada suatu tanggal tertentu, baisanya pada waktu tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun kalender.
8
Komponen Neraca terdiri dari : 1). Aktiva (Asset) Aktiva menurut SAK 2002 adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan di harapkan akan diperoleh perusahaan. Menurut Munawir (2004:14), Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama yaitu : a.
Aktiva Lancar (Current Asset) adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (Paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Penyajian pos-pos aktiva lancar didalam neraca didasarkan
pada
urutan
likuiditasnya,
sehingga
penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid. Menurut Munawir (2004:14) yang termasuk kelompok aktiva lancar (likuid ) adalah : - Kas (cash) - Investasi jangka pendek atau surat-surat berharga (Marketable Securities)
9
- Piutang Wessel (Notes Receivable) - Piutang dagang (Account Receivable) - Persediaan (Inventory) - Piutang penghasilan atau penghasilan yang harus diterima - Persekot atau biaya yang dibayar dimuka b. Aktiva Tidak Lancar (Fixed Assets), Pengertian Aktiva Tidak Lancar menurut Munawir (2004:16) Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang ( mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputarn operasi perusahaan)yang termasuk aktiva lancar adalah : -
Ivestasi Jangka Panjang
-
Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap meliputi ; 1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi. 2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik. 3. Mesin
10
4. Inventaris 5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainya
c.
-
Aktiva Tidak Berwujud (Ingtagible Assets)
-
Beban yang di tangguhkan (Deffered Charges)
Aktiva Lain-lain. Menunjukan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan sebagainya.
2). Kewajiban (liability) Kewajiban menurut SAK 2002 merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban atau hutang adalah semua kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi yang merupakan hak dari pemberi hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. pos-pos dalam sisi ini dikelompokan sesuai dengan besar kecilnya kemungkinan hak akan dibayarkan. Hutang atau Kewajiban dapat dibedakan:
11
a). Hutang Lancar atau hutang jangka pendek (Current Liabilities) Hutang Lancar menurut Munawir (2004:18) adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Hutang lancar meliputi : -
Hutang dagang (Account Payable)
-
Hutang Gaji
-
Hutang Wesel (Notes Payable)
-
Hutang Pajak
-
Biaya yang harus dibayar
-
Hutang jangka panjang yng segera jatuh tempo
-
Penghasilan yang Diterima Di Muka (Deffered Revenue)
b). Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang atau lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca, hutang lancar meliputi : -
Hutang Obligasi
-
Hutang Bank
12
-
Hutang Hipotik
-
Pinjaman jangka panjang yang lain
3). Ekuitas (Equity) atau Modal (Capital) Ekuitas adalah hak residual atau bagian yang dimilki oleh pemilik atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Komponen ekuitas pemilik ini meliputi modal saham biasa maupun preferen,cadangan laba ditahan dan laba tahun berjalan. b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan Laba Rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba dan rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu, Komponen laporan laba rugi menurut Darsono dan Ashari (2005;21) meliputi: 1) Pedapatan atau Penjualan (Revenue or Sales) dari usaha atau bisnis utama. Pendapatan atau penjualan adalah hasil penjualan produk atau jasa utama yang yang dihasilkan perusahaan kepada pelanggan.
13
2) Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) Harga pokok penjualan merupakan biaya produksi sesungguhnya dari produk atau jasa yang dijual pada periode tersebut. 3) Biaya Pemasaran Biaya
pemasaran
adalah
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan pada periode tersebut, misalnya biaya iklan, biaya gaji salesman dan biaya promosi. 4) Biaya Administrasi dan Umum Biaya Administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi dan umum perusahaan , contohnya adalah biaya gaji Direksi, biaya penyusutan, biaya perlengkapan kantor dan biaya telepon. 5) Pendapatan Luar Usaha (Non Operasional) Pendapatan Luar Usaha adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari bisnis utama perusahaan, misalnya keuntungan penjualan aktiva tetap, bunga Bank bagi perusahaan non Bank dan lain-lain 6) Biaya Luar Usaha (Non Operasional) Biaya Luar Usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang buakan dari bisnis utama contohnya biaya bunga Bank dan biaya sumbangan.
14
c. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dan Bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Menurut Darsono dan Ashari (2005:22) laporan arus kas terdiri dari : 1) Kas dari atau untuk Kegiatan Operasional Kas dari atau untuk kegitan operasional adalah kas yang diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang dan biaya lainnya. Aktivitas operasi adalah aktivitas pendapatan utama perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa menggandalkan pada sumber pendanaan dari pihak luar. 2) Kas Dari atau Untuk Kegiatan Investasi. Kas Dari atau Untuk Kegiatan Investasi adalah kas dari penjualan aktiva tetap dan untuk pembelian aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak
15
termasuk setara dengan kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus kas masa depan. 3) Kas Dari atau Untuk Kegiatan Pendanaan Kas Dari atau Untuk pendanaan adalah kas dari setoran modal, hutang jangka panjang atau hutang Bank, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan pengembalian modal, membayar deviden, membayar pokok hutang Bank. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. d. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change of Equity) PSAK NO.1 menyebutkan bahwa perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan: 1) Laba atau Rugi bersih periode bersangkutan 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan pada PSAK yang terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. 3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
16
4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. 5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya. 6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio saham dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan e. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statement). Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut dan penjelasan tiap-tiap akun neracadan laba rugi PSAK NO. 1 menyebutkan bahwa catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting 2) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
17
3. Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004:9) laporan keuangan itu memiliki beberapa keterbatasan antara lain : 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. 2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah’ 3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. 4. Laporan Keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keungan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan.
18
B. Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil dari aktifitas yang bersifat teknis berdasarkan pada metode dan prosedur yang memerlukan penjelasan agar tujuan dan maksud untuk menyediakan informasi yang bermanfaat itu dapat dicapai. Untuk melakukan analisa laporan keuangan diperlukan perhitungan ratio-ratio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Ratio-ratio keuangan dihitung berdasarkan atas angka yang ada didalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja atau memakai neraca dan laporan rugi laba. 1. Arti Dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses evaluasi dan interpretasi yang sistematis atas kinerja masa lalu, kondisi sekarang dan ekspektasi pencapaian hasil pada waktu yang akan datang. Analisa ditujukan untuk menghasilkan informasi yang mungkin dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan ekonomi yang berkaitan dengan perusahaan. Walaupun demikian, analisa laporan keuangan tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya alat yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengambil keputusan ekonomi karena analisa keuangan mencakup faktor pertimbangan subyektif dari para analis. Meskipun tujuan dari analisa keuangan itu berbeda-beda terutama dilihat dari masing-masing pihak yang berkepentingan dengan eksistensi suatu
19
perusahaan, namun secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari analisa laporan keuangan tidak lain adalah untuk menilai performance perusahaan. Sofyan (2002 : 195) dalam bukunya memberikan uraian mengenai tujuan dari analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1)
Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2)
Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
3)
Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4)
Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitakan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5)
Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan sepeti untuk prediksi dan peningkatan (rating).
6)
Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
20
7)
Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8)
Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9)
Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10)
Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.
Sofyan (2002 :190) memberikan pengertian Analisa Laporan Keuangan yaitu: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Dari pengertian diatas, dapat diartikan bahwa untuk dapat menentukan posisi keuangan dan hasil usaha serta perkembangan perusahaan memuaskan atau tidak adalah dengan cara menganalisa laporan keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan antara trend dari pos-pos laporan keuangan tersebut.
21
Laporan keuangan dapat dianalisa antara tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Pada umumnya untuk tujuan analisa lebih banyak digunakan neraca dan perhitungan laba rugi sedangkan laporan perubahan posisi keungan jarang digunakan. a. Neraca Pengertian Neraca dari Munawir (2004 : 13) adalah : Neraca adalah laporan yang sitematis tentang aktiva, hutang assets, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan Neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet. Neraca melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal perusahaan pada waktu tertentu. Jumlah kekayaan disajikan pada sisi aktiva. Sedangkan jumlah kewajiban dan modal disajikan pada sisi pasiva. b. Laporan Rugi Laba Pengertian rugi laba menurut Munawir (2004 : 26) merupakan “ suatu laporan yang sistematis tentang pendapatan dari penjualan, bebagai biaya, rugi laba diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.” Meskipun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba disetiap perusahaan, namun prinsip-prinsip atau tahapan yang digunakan sebagai berikut :
22
1) Menunjukan pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2) Menunjukan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi. 3) Menunjukan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokokperusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan. 4) Menunjukan laba atau rugi yang insidental (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak.
Baik Neraca maupun Laporan Rugi Laba pada umumnya disajikan setahun sekali yaitu pada akhir tahun kalender pada bulan Desember. 2. Metode dan Teknik Analisa Laporan keuangan. Untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan digunakan Metode dan Teknik yang merupakan alat-alat untuk menganalisa laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan lainnya. Metode dan teknik mempunyai tujuan untuk menyerdehanakan data sehingga dapat lebih mudah dimengerti. Hal penting yang harus penganalisa
23
lakukan adalah mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur kemudian menganalisa dan menginterprestasikan sehingga data ini menjadi lebih bermanfaat. Menurut Munawir (2004 : 36) ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu : a. Analisa Horizontal Analisa Horizontal adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga diketahui perkembangannya. Metode Horizontal ini disebut juga Metode Analisa Dinamis. b. Analisa Vertikal Analisa Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan suatu operasi saat itu juga. Sebagai hasil yang akan diketahui hanya keadaaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa Vertikal ini disebut juga dengan analisa statis dikarenakan kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Sedangkan teknik yang digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut Munawir (2004 : 36) adalah sebagai berikut : a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan.
24
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan (Trend Percentage Analysis). c. Laporan dengan Persentase Komponen (Common Size Statement). d. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja. e. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis). f. Analisa Ratio. g. Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis). h. Analisa Break Even. Dari berbagai teknik analisa diatas, penulis hanya menggunakan teknik Analisa Ratio dalam menguraikan analisa laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang akan dibahas dalam skripsi ini. 3. Prosedur Analisa Laporan Keuangan Penganalisa harus dapat memahami laporan keuangan yang akan dianalisa hal ini akan sangat membantu dalam penganalisaan. Penganalisa harus dapat menjelaskan laporan keuangan yang menggambarkan semua aktivitas-aktivitas perusahaan. Menurut Sofyan (2002 : 209), teknik laporan keuangan komprehensif (terintergrasi) adalah sebagai berikut : 1. Menilai “Realibility Laporan “ dan periode laporannya. Sejauh mana laporan keuangan yang akan dianalisa dapat dipercaya, kita bisa melihat dari segi apakah laporan itu sudah melalui proses audit.
25
Apakah laporannya tahun ini (up to date) atau periodenya sudah lama (out of date)’ 2. Lakukan analisa perubahan modal kerja atau arus kas. Analisa laporan keuangan perubahan modal kerja atau arus kas ini sebagian dilakukan dengan melalui penelusuran kembali transaksi perusahaan, dengan demikian menyusun laporan perusahaan modal kerja sekaligus kita melakukan analisa laporan keuangan dua periode. 3. Membuat laporan konsolidasi Laporan konsolidasi hanya bisa disusun dengan melakukan dua atau lebih laporan tentang perusahaan anak. 4. Mereview interrelated account Interrelated account maksudnya adalah perkiraan yang saling berkaitan antara pos yang satu dengan pos lainnya. 5. Penggunaan segmen bisnis perusahaan yang dianalisa. Untuk mengetahui kondisi ekonomi perusahaan kita bisa melepaskan diri dengan
situasi
ekonomi,
atau
segmen
bisnis
perusahaan
yang
bersangkutan. 6. Meneliti lebih dalam beberapa transaksi yang bersifat Related Parties Transaction Transaksi ini adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan atau individu seafiliasi.
26
C. Analisa Rasio 1. Pengertian Analisa Keuangan Untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan, diperlukan analisis laporan keuangan perusahaan. Analisa rasio keuangan merupakan salah satu bentuk teknik dari analisa laporan keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan. Hasil analisa rasio keuangan dapat memberikan informasi mengenai posisi dan kondisi keuangan perusahaan dan dapat membantu
proses
pengambilan
keputusan
bagi
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Kondisi financial perusahaan dari hasil analisa rasio keuangan berupa sebuah kesimpulan bahwa perusahaan dalam keadaan baik atau menuju penurunan dan bahkan mengalami kesulitan keuangan. Begitu besarnya peranan dan kegunaan dari analisa rasio keuangan terhadap gambaran kondisi keuangan perusahaan sehingga menuntut ketepatan dan kecermatan dalam menganalisa laporan keuangan. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, Djarwanto dalam bukunya Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan (1999:123) memberikan pengertian tentang Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah “Suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya”. James O. Gill dan Moira E. Chatton (2008 : 28) berpendapat mengenai analisa laporan keuangan “merupakan alat yang penting untuk mengukur perkembangan suatu usaha dan untuk membandingkan suatu usaha dengan para pesaingnya”
27
Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk menentukan tingkat likuiditas, aktivitas dan rentabilitas serta informasi-informasi lain yang diperlukan. Pada dasarnya macam angka-angka rasio itu banyak sekali menurut kebutuhan penganalisa, namun demikian angka rasio itu digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Rasio atas sumber data 1) Rasio-rasio Neraca (Balanced Sheet Ratio), adalah rasio yang semua datanya bersumber pada neraca, misalnya Current Ratio dan Acid Test Ratio 2) Rasio-rasio laporan laba rugi (Income Statement) adalh semua angka yang datanya diambil dari laporan rugi laba, misalnya Gross Profit Margin dan Operating Ratio 3) Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratio) adalah semua angka rasio yang datanya berasal dari neraca dan data lainnya antara lain data dari laporan laba rugi contohnya Iventory Turnovery dan Account Receivable Turnover Angka rasio yang didasarkan pada sumber data ini kurang begitu dimanfaatkan oleh penganalisa, mengingat tujuan dari analisa tersebut bukan dari mana data tersebut diperoleh, tetapi apa arti atau gunanya dari data angka rasio tersebut atau kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari rasio-rasio tersebut.
28
b. Rasio atas dasar analisa Tujuan dari tipe penganalisa pada umumnya untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini digolongkan menjadi : 1) Profitabilitas Rasio 2) Likuditas Rasio (Short-term Solvency Ratio) 3) Long-term Solvency Ratio 4) Efficiency (Turn Over) Ratio 2. Jenis-jenis Analisa Rasio Keuangan Berdasarkan teknik analisa rasio keuangan, Bambang (2001 : 330-331) mengklasifikasikan jenis-jenis rasio keuangan ada 4 yaitu : a. Rasio Pengukur Likuiditas Yaitu analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. b. Rasio Pengukur Solvabilitas (Leverage) Yaitu analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang), apabila perusahaan dibubarkan. c. Rasio Pengukur Rentabilitas (Profitabilitas) Yaitu analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
29
d. Rasio Pengukur Aktivitas Yaitu analisa rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemakaian aktiva yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan. Dari teknik-teknik tersebut ada beberapa cara yang digunakan dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, dalam hal ini penulis hanya menggunakan rasio yang hasilnya akan memberikan pengukuran relative dari operasi perusahaan antara lain : a. Rasio Likuiditas Sofyan (2002 : 301), memberikan definisi sebagai berikut : “Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pospos aktiva lancar dan hutang lancar” Dari definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah pokok dalam likuiditas adalah terletak pada kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalamkeadaan “likuid”. Berikut ini indicator yang dapat digunakan untuk mengukur hal tersebut, antara lain : Menurut Munawir (2004 : 31) Rasio Likuiditas adalah :
30
“Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuamgam pada saat ditagih” Rasio Likuiditas mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo. Rasio untuk mengukur likuiditas antara lain :
1) Current Ratio ( Rasio Lancar) Aktiva Lancar = ---------------------- X 100% Hutang Lancar Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan mengkonversi aktiva menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Rasio yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar hutang dan meraih keuntungan sedangakan rasio yang tinggi tidak selalu berarti bahwa perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin. Selain itu, juga tidak menunujukkan bentuk dari penerimaan atau sediaan yang mungkin menyebabkan terjadinya rasio yang tinggi tersebut. Adapun standar umum yang digunakan dalam melakukan analisa ini adalah 200%.
31
2) Acid Test Ratio (Quick Ratio) Kas + Piutang = -------------------- X 100% Hutang Lancar
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatip lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang lebih dapat cepat direalisir menjadi uang kas. Rasio ini lebih tajam daripada Current Ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) dengan hutang lancar. Jika Current Ratio tinggi tapi Quick Ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar pada persediaan. Pada umumnya Acid Test Ratio suatu perusahaan dianggap cukup memuaskan apabila mempunyai ratio lebih dari 150%
b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage Solvabilitas pada suatu perusahaan menunjukan kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan atau dibubarkan. Suatu perusahaan dapat dikatakan Solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup membayar hutang-
32
hutangnya, sebaliknya apabila jumlah akitva tidak cukup atau lebih kecil daripada hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan Insolvable.
Solvabilitas menurut Munawir (2004 : 32) adalah : “Menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuanganya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.” 1) Rasio antara Total Hutang dengan Modal Sendiri ( Debt to Equity Ratio) Total Hutang = ---------------- X 100% Modal Sendiri
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan modal sendiri. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rule of the Thumb rasio ini adalah maksimal 100%, yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam dan bukan dari hutang.
2) Rasio antara Total Kewajiban dengan Total Aktiva ( Debt to Asset Ratio) Total Kewajiban = -------------------- X 100% Total Aktiva
33
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Standar umum rasio ini adalah maksimal 50%. c. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya ekonomis yang dimilikinya. Menurut Munawir (2004 : 240) Rasio Aktivitas adalah : “Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-sehari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan pihutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimilki” Rasio Aktivitas ini antara lain : 1) Perputaran Persediaan (Iventory Turn Over) Haraga Pokok Penjualan = ---------------------------Rata-rata Persediaan Yaitu rasio antara Harga Pokok Penjualan denagan rata-rata persedian. Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun. Semakin besar nilai dari rasio ini berarti semakin baik, sedangkan standar umum rasio ini adalah 9 Kali. Untuk mencari nilai dari rata-rata persediaan dihitung dengan cara :
34
Persediaan awal + Persediaan akhir 2 2) Perputaran Modal Kerja ( Working Capital Turn Over) Penjualan Bersih = --------------------Modal Kerja Rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalm modal kerja berputar dalam satu periode atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal kerja. Rasio ini membagi antara nilai Penjualan Netto dengan Modal Kerja. Adapun standar umu yang sering dipakai adalah 5 sampai 6 Kali. d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas Menurut Munawir (2004 : 33) “Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian Rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.”
Analisa Rentabilitas ini merupakan criteria penilaian yang paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur mengenai hasil pelaksanaan perusahaan. Beberapa jenis Rentabilitas antara lain : 1) Gross Margin Ratio Laba Kotor = ----------------- X 100% Penjualan
35
Gross Margin Ratio merupakan suatu perbandingan yang menunjukan hubungan antara Laba Kotor terhadap Penjualan. Gross Margin Ratio yang semakin tinggi akan semakin baik untuk perusahaan. Standar umum adalah 25% 2) Net Profit Margin Ratio Laba Bersih Sesudah Pajak = ------------------------------------ X100% Penjualan Bersih Rasio ini mengukur kemampuan dari setiap Rupiah penjualan dalam menghasilkan laba bersih, semakin besar prosentase dari rasio ini semakin baik. Adapum standar umum yang dipakai adalah 5%. 3) Return on Asset Laba Bersih Sesudah Pajak = ----------------------------------- X 100% Total Aktiva Return on Asset (ROA) adalah Rasio yang digunkan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari penggunaan Aktiva perusahaan. Rasio ini membandingkan Net Income dengan Total Asset. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin baik produktifitas Asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Standar umum yang dipakai adalah 9%. 4) Return on Equity Laba Bersih Sesudah Pajak = ----------------------------------- X 100% Total Modal
36
Return on Equity (ROE) yaitu Rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari pengelolaan Modal yang di investasikan oleh pemilik perusahaan. Angka rasio ROE yang tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi semakin baik/cepat. Adapun standar umum yang dipakai 15%. C. Analisa Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen perusahaan. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu dilibatkan analisis efek keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan-keputusan itu dan penilaian hasil melalui penggunaan ukuran komparatif. Penilaian kinerja perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan berkaitan
dengan
data
dan
kondisi
masa
lalu
mungkin
sulit
untuk
memperhitungkan harapan masa depan, tetapi perlu diingat bahwa hanya masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil sebagai hasil dari suatu analisa keuangan. Tidak ada upaya untuk menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban yang mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif karena kondisi dan operasi perusahaan sanagt bervariasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya . Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penilaian itu sendiri. Pengukuran kinerja bagi manajemen dapat diartikan sebagai
37
pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian bagi pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pengukuran kinerja bagi pihak diluar manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas suatu prestasi yang dicapai oleh satuan oraganisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatan. Analisa laporan keuangan sebagai alat ukur kinerja manajemen yang akan dibahas dalam skripsi ini berkaitan dengan masalah pengukuran kinerja perusahaan dengan memakai analisa rasio. Analisa rasio merupakan metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca aatau rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT Golden Mississippi pada tanggal 23 Pebruari 1973. Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih rendahnya tingkat permintaan masyarakat terhadap produk AQUA. Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat, sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang. Semula produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran. Namun, saat berbagai jenis kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga terjangkau.
38
39
Pada tahun 1994 dan 1995, AQUA adalah AMDK pertama yang berhasil memperoleh Sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi, Citeureup dan Mekarsari. Menyusul kemudian pabrik Pandaan, pabrik Mambal, pabrik Subang, dan pabrik Berastagi. Semua pabrik AQUA sedang di proses untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002. Sertifikasi lain ayng telah diperoleh yaitu untuk Good Manufacturing Pratices atau Cara Produksi yang baik dari NSF (National Sanitation Foundation). Pabrik yang telah memperoleh sertifikasi ini adalah pabrik Bekasi, Citeureup, Mekarsari dan Pandaan. Kedua setifikasi ini diberikan kepada perusahaan AMDK di Indonesia. Pada awal 1999, AQUA berhasil memperoleh sertifikat SMK3 (Sertifikat Mutu Kesehatan dan keselamatan kerja) dan pada bulan Oktober 19999, 5 pabrik AQUA di Bekasi, Bogor, Sukabumi, Pandaan dan Bali memperoleh sertifikat HACPP (Hazard Abalysis Critical Control Point) dari SGS, Holland. HACCP adalah suatu metoda untuk mengontrol proses produksi yang bisa mengakibatkan menurunnya kualitas produksi. Pada tahun 1986, AQUA meraih Asia Star Award dari Tokyo, jepang. Dan pada thaun 1991 berhasil meraih Management Award 1991 kategori manajemen umum dalam program yang diselenggarakan oleh World Executives Digest bersama Asian Institute of Management dan Japan Airlines.
40
Penghargaan lain yang diterima berupa Piala Nusa Adi Kualita untuk kualitas manajemen perusahaan terbaik dari Kadin Jaya, dan penghargaan sebagai Peserta Terbaik pada Penilaian Penerapan Cara Produksi yang Baik, untuk kelompok industri air minum dalam kemasan, dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia pada tahun 1997. Pada kwartal akhir tahun 1999, hasil survey independen dari majalah Readers Digest di Singapura menempatkan produk AQUA sebagai Superbrand 1999 yang paling dikenal dan dipercaya mutunya. Komitmen dan keterlibatan almarhum Tirto Utomo dalam industri AMDK yang dirintisnya menjadi sorotan dunia dan pada bulan Oktober 1992, di Cincinnati, USA, almarhum Tirto Utomo dinobatkan sebagai tokoh pencetus dan penggerak industri AMDK dikawasan Asia dan Timur Tengah dan masuk dalam Hall of Fame industri bottled Water. Beliau adalah orang Asia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut, dan dipilih dari nominasi yang berasal dari Asia, Amerika, Australia, Canada, Eropa, Amerika Serikat dan Latin Amerika. Pendapatan dan keuntungan meningkat sebanding dengan peningkatan penjualan per unit AQUA . Di tahun 1990 PT. AQUA Golden Mississippi telah membuat Initial Public Offering IPO sebanyak satu juta lembar saham, senilai sekitar 17% total saham. Dengan nilai par 1000 rupiah per saham telah ditawarkan pada harga awal Rp. 7.500,- per saham. Tirto menahan
41
kepemilikan sekitar 42% saham sedang PT. Wirabuana Intrent, distributor tunggal AQUA di Indonesia, memegang sisa 42%. Ada kegiatan spekulasi yang meningkat dalam pasar saham AQUA selama enam bulan yang pertama semenjak ditawarkan , mencapai ketinggian Rp. 15.000,- pada bulan July 1990. Pada paruh 1992, saham AQUA mapan di Rp. 8.300,- dan sangat jarang diperdagangkan, membuat AQUA digunjingkan sebagai saham yang paling tidak aktif di Bursa Efek Jakarta. Setahun kemudian saham-saham AQUA telah jatuh menjadi Rp. 4.500,-. Walaupun harga-harga saham tidak liquid seperti AQUA hanya sedikit, penurunan harga saham mungkin mencerminkan ketidakpuasan investor dengan kenaikan yang relatif kecil dalam keuntungan yang dilaporkan pada tahun 1992. Mengandung laporan rugi/laba dan neraca. Laporan keuangan yang terlihat disini tercakup hanya asset dan pendapatan dilaporkan oleh kantor pusat perusahaan dan Instalasi di Bekasi dan Citeureup. Asset, pendapatan dan laba dari sisa Kelompok AQUA tidak dimasukkan. Tidak pernah jadi yang terkecil, kesehatan keuangan AQUA adalah memuaskan. Dengan bunga deposito Bank di Indonesia sekitar 16% dan 18% , AQUA harus menjaga return on equitynya disekitar 20%. Hal ini telah dilakukan. Pengeluaran untuk operasi atau perluasan tidak nampak sebagai masalah.
42
2. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Sekertaris Perusahaan (Board of Commissioners, Board of Directors, Audit Committee and Corporate Secretary) (Terdapat pada lampiran) 3. Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi Konsolidasi) PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan anak perusahaan untuk periode berakhir pada 2004, 2005 dan 2006. Laporan Keuangan tersebut telah diaudit dan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian oleh Auditor Independen . (Terdapat pada lampiran) B. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Deskriptif, dimana penulis berupaya untuk mejelaskan perkembangan kinerja keuangan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk pada tahun 2004, 2005 dan 2006 dengan menggunakan rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Rentabilitas. C. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah kinerja keuangan. Adapun kinerja keuangan tersebut diukur berdasarkan rasio keuangan yang meliputi :
43
1.
Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam kewajiban jangka pendek. Rasio Likuditas meliputi : a. Rasio Lancar (Current Ratio) b. Rasio cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio) c. Rasio kas (Cash Ratio) 2.
Rasio Solvabilitas atau Daya Ungkit (leverage) Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio Solvabilitas meliputi : a. Debt to Equity Ratio (DER) b. Debt to Asset Ratio (DAR) 3.
Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio Aktivitas meliputi : a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) b. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
44
4. Analisa Rasio Rentabilitas/Profitabilitas Definisi dari Analisa Rasio Rentabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari usahanya atau margin laba yang dapat diperoleh perusahaan dari kegiatan operasi perusahaan. Rasio Rentabilitas meliputi : a. Operating Ratio b. Net Margin Ratio c. Return on Asset (ROA) d. Return on Equity (ROE) D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis memakai dua metode yaitu : 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Penelitian melalui pencarian sumber literatur buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Dengan penelitian pustaka ini penulis mendapatkan teori-teori dan rumus-rumus yang berkaitan dengan analisa rasio keuangan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini penulis melakukan kunjungan langsung ke situs perusahaan yaitu www.aqua.com dan www.idx.com. Penulis memperoleh data sekunder. Data Sekunder yang diperoleh di situs perusahaan
tempat
penulis
melakukan
penelitian
yaitu
Sejarah
45
Perusahaan, Struktur Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Sekertaris Perusahaan dan Laporan Keuangan Perusahaan 2004, 2005 dan 2006. E. Metode Analisis Data Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, metode ini dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perkembangan kinerja keuangan pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk pada periode tahun 2004, 2005 dan 2006. Sedangkan metode deskriptif kuantitatif digunakan rasio-rasio dalam perhitungan analisa rasio laporan keuangan pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk yang digunakan untuk menilai perkembangan perusahaan tersebut.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Likuiditas Periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk Rasio ini menggambarkan hubungan kas perusahaan dan aktiva lancer terhadap kewajiban lancar atau hutang lancar. Analisa ini bertujuan mengukur kemampuan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban lancarnya baik menyangkut kemampuan pemenuhan kebutuhan dalam kegiatan operasional perusahaan maupun kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban kepada pihak lain pada saat tanggal jatuh tempo. Rasio likuiditas yang dipakai oleh penulis antara lain : 1. Current Ratio Rasio ini digunakan untuk menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Diawah ini penulis menyajikan perhitungan Current Ratio pada Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 Aktiva Lancar Current Ratio = --------------------- X 100 % Hutang Lancar
46
47
380,570,881,927 Tahun 2004 = ---------------------- X 100% = 443% 85,921,134,506 442,483,516,160 Tahun 2005 = ---------------------- X 100% = 758% 48,404,380,323 527,137,203,089 Tahun 2006 = ----------------------- X 100% = 718% 73,395,122,613 Current Ratio perusahaan ini berada pada posisi diatas standar perusahaan yaitu diatas 200%. Pada tahun 2004 yaitu 443% nilai ini memiliki arti bahwa setiap Kewajiban Lancar senilai Rp100,- maka akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp443,Pada tahun 2005 posisi Current Ratio berada pada posisi 758% yang berarti setiap kewajiban lancar senilai Rp100,- akan dijamin Rp758,- oleh aktiva lancar. Ditahun 2005 ada kenaikan Current Ratio sebesar 315% dari nilai Current Ratio tahun 2004, kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan Aktiva lancar sebesar 16.3% dan adanya penurunan Hutang Lancar sebesar 32% bila dibandingkan tahun 2004 dan posisi ini jauh diatas standar perusahaan yaitu diatas 200%. Pada tahun 2006 posisi Current Ratio berada pada posisi 718% yang berarti bila ada setiap Kewajiban Lancar sebesar Rp100,- maka akan dijamin sebesar Rp718,-. Bila dibandingkan tahun 2005, ditahun 2006 terjadi penurunan sebesar -39% hal ini disebabkan tingginya kenaikan Hutang Lancar sebesar 25.7% bila dibandingkan kenaikan Aktiva Lancar yang hanya sebesar
48
19.1%. Ditahun 2006 ini juga posisi Current Ratio berada diatas standar umum yaitu 200%. Dari hasil analisa yang dilakukan yang dimulai dari tahun 2004 sampai tahun 2006, adanya perkembangan yang baik meskipun pada tahun 2006 terjadi penurunan namun secara keselurahan tetap masih berada diatas standar umum. 2. Quick Ratio (Acid Test) Rasio ini membandingkan aktiva lancar yang likuid (mudah dikonversi menjadi kas) dengan hutang lancar. Dalam perhitungan Quick ratio unsur persediaan ditiadakan, karena persediaan memerlukan jangka waktu yang cukup lama untuk dikonversi menjadi kas. Suatu perusahaan dengan Current Ratio yang tinggi belum tentu akan menjamin dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Jika Current Ratio tinggi tetapi quick ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang cukup besar dalam persediaan. Dibawah ini penulis menyajikan perhitungan Quick Ratio pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 sebagai berikut: Kas + Piutang Quick Ratio = --------------------- X 100% Hutang Lancar 340,512,769,875 Tahun 2004 = ---------------------- X 100% = 396% 85,921,134,506
49
398,813,806,280 Tahun 2005 = ---------------------- X 100% = 683% 58,404,380,323 467,326,196,434 Tahun 2006 = ---------------------- X 100% = 637% 73,395,122,613 Dari hasil perhitungan Quick Ratio pada tahun 2004, 2005 dan 2006 menunjukan nilai diatas standar umum yaitu 150% dimana pada tahun 2004 Quick Ratio pada posisi 396% , berdasarkan dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa setiap Rp100,- Hutang Lancar dijamin akitva lancar senilai Rp396,-. Pada tahun 2005 Quick Ratio perusahaan pada posisi 683% adanya kenaikan yang cukup besar ditahun 2005 sebesar 287% disebabkan oleh kenaikan Kas dan Piutang sebesar 17.1% sedangkan Hutang Lancar turun sebesar 32%. Dari hasil perhitungan tersebut juga dapat diartikan bahwa pada tahun 2005 setiap Rp100 Hutang Lancar dijamin Rp683,- Aktiva Lancar. Sedangkan pada tahun 2006 Quick Ratio perusahaan berada pada posisi 637% jika dibandingkan pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 46%, hal ini disebabkan tingginya kenaikan Hutang Lancar sebesar 25.7% sedangkan Aktiva Lancar mengalami kenaikan sebesar 17.2%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa setiap Rp100,- Hutang Lancar dapat dijamin dengan Aktiva Lancar (Kas + Piutang) sebesar Rp637,-.
50
Secara keseluruhan perkembangan Quick Ratio yang perhitungannya dimulai dari tahun 2004 sampai 2006 baik walaupun terjadi penurunan pada tahun 2006,namun tetap berada diatas standar umum. Tabel 4.1 Rasio Likuiditas Keterangan
2004
2005
2006
Rata-Rata 3
Standar
Terakhir
Umum
Current Ratio
443%
758%
718%
639.6%
> 200%
Quick Ratio
396%
683%
637%
572%
> 150%
Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississippi Tbk (data diolah tahun 2007 sampai dengan 2008).
B. Analisis Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio Periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Beberapa indkator yang digunakan penulis untuk menilai Solvabiltas perusahaan antara lain Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio, indikator-indikator ini akan dibahas sebagai berikut :
51
1. Debt to Equity Ratio/ D E R (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) Ratio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Semakin besar rasio ini berarti semakin rendah pendanaan oleh pihak pemegang saham dengan kata lain perusahaan lebih banyak mengandalkan hutang dalam menjalankan kegiatan operasinya. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Debt to Equity Ratio pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 : Total Kewajiban Debt to Equity Ratio = --------------------- X 100% Modal Sendiri 309,460,684,216 Tahun 2004 = ---------------------- X 100% = 87.3% 354,497,289,075 316,359,313,909 Tahun 2005 = ---------------------- X 100% = 78.1% 405,323,830,253 342,896,583,937 Tahun 2006 = ----------------------- X 100% = 76.7% 447,225,527,038 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 nilai Debt to Equity Ratio pada posisi 87.2%, pada tahun 2005 berada pada nilai 78.1% dan pada tahun 2006 berada pada nilai 76.6%, nilai-nilai tersebut sangat baik karena tidak sampai melebihi 100% yang merupakan standar umum perusahaan. Dari hasil perhitungan diatas juga dapat diketahui bahwa pada tahun 2004, 2005 dan 2006 perusahaan masih dapat mengandalkan modalnya sendiri dalam menjalankan kegiatan operasinya.
52
Terjadinya penurunan dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar 9.2% disebabkan oleh tingginya kenaikan Modal Sendiri atau adanya penambahan modal sebesar 14.3% bila dibandingkan kenaikan Total Kewajiban yang hanya sebesar 2.2%. Dan pada tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi penurunan sebesar 1.4% hal ini disebabkan oleh penambahan atau kenaikan Modal Sendiri yang lebih tinggi sebesar 10.3% bila dibandingkan kenaikan Total Kewajiban sebesar 8.4%. 2. Debt to Asset Ratio/ D A R (Ratio Hutang tehadap Aktiva) Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan dari hutang dengan cara menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Debt to Asset Ratio pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 : Total Kewajiban Debt to Asset Ratio = ------------------------ X 100% Total Aktiva 309,460,684,216 Tahun 2004 = --------------------- X 100% = 46.1% 671,108,819,905 316,359,313,909 Tahun 2005 =--------------------- X 100% = 43.3% 730,586,083,574 342,896,583,937 Tahun 2006 =---------------------- X 100% = 43.1% 795,244,017,131
53
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 posisi nilai Debt to Asset Ratio yaitu 46.1%, pada tahun 2005 berada pada posisi 43.3% nilai ini turun sebesar 2.8% bila dibandingkan tahun 2004, penurunan ini disebabkan adanya kenaikan Total Aktiva yang lebih besar yaitu 8.9% bila dibandingkan kenaikan Total Kewajiban sebesar 2.2%. Dan pada tahun 2006 berada pada posisi 43.1% ada penurunan yang sangat kecil sebesar 0.2% penurunan ini disebabkan oleh adanya kenaikan Total Aktiva yang relatif hampir sama yaitu 8.9% dan diikuti kenaikan Total Kewajiban sebesar 8.4%. Dari hasil perhitungan dimulai tahun 2004 sampai 2006 tidak melampaui standar umum sebeasar 50% dan Aktiva masih dapat menutupi hutang perusahaan. Tabel 4.2 Rasio Solvabilitas
Keterangan
2004
2005
2006
Rata-Rata 3
Standar
Tahun Terakhir
Umum
DER
87.3%
78.1%
76.7%
80.7%
< 100%
DAR
46.1%
43.3%
43.1%
44.2%
< 50%
Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississippi Tbk (data diolah tahun 2007 sampai dengan 2008).
54
C. Analisis Rasio Aktivitas Periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari
atau
kemampuan
perusahaan
dalam
penjualan
maupun
pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Adapun yang digunakan penulis dalam menganalisa Rasio Aktivitas ini antara lain : 1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)/ I T R Rasio ini digunakan dalam menganalisa berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode/tahun semakin besar nilai perputarannya semakin baik. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Inventory Turn Over pada PT. Aqua Golden Mississipi Tbk pada tahun 2004, 2005 dan 2006 : Haraga Pokok Penjualan Inventory Turnover = ------------------------------Rata-rata Persediaan Untuk mencari berapa lama barang berada digudang atau terjual setelah selesai diproduksi : Hari dalam setahun (360 hari) ------------------------------------------------------------ = Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan) 1,191,197,107,266 Tahun 2004 = ------------------------ = 51 Kali 23,452,622,756 360 Hari / 51 Kali = 7.1 Hari
55
1,459,062,114,947 Tahun 2005 = ------------------------ = 61 Kali 23,897,381,837 360 Hari / 61 Kali = 5.9 hari 1,567,476,726,426 Tahun 2006 = ------------------------ = 65 Kali 24,037,262,931 360 Hari / 65 Kali = 5.5 Hari Dari hasil perhitungan dapat telihat bahwa pada tahun 2004 nilai Inventory Turnover yaitu 51 Kali dan lama produk jadi berada digudang atau dapat dijual 7.1 Hari. Pada tahun 2004 nilai Perputaran Persediaan berada pada posisi diatas standar umum yaitu 9 Kali. Pada tahun 2005 nilai Inventory Turnover yaitu 61 Kali dan lama produk jadi berada di gudang selama 5.9 hari, adanya kenaikan sebesar 10 Kali disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan Harga Pokok Penjualan yaitu 22.5% bila dibandingkan kenaikan Rata-rata Persediaan yaitu sebesar 1.9%. Dan pada tahun 2006 nilai Inventory Turnover berada pada 65 Kali dan lama produk jadi berada digudang selama 5.5 Hari, terjadi kenaikan sebesar 4 Kali yang disebabkan adanya kenaikan dari Harga Pokok Penjualan sebesar 7.4% sedangkan kenaikan Rata-rata Persediaan sebesar 0.6% . Pada tahun 2005 dan 2006 nilai dari Perputaran Persediaan berada diatas standar umum yaitu 9 Kali.
56
2. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)/ W C T Rasio ini menunjukkan hubungan antara Modal Kerja dengan Penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Perputaran Modal Kerja pada PT. Aqua Golden Mississppi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 : Penjualan Bersih Working Capital Turnover = ------------------------- = Modal Kerja
Untuk mencari Modal kerja = Aktiva lancar – Hutang Lancar Working Capital Turnover : 1,333,147,424,622 Tahun 2004 = ------------------------ = 4.5 Kali 294,649,747,421 1,563,156,070,561 Tahun 2005 = ------------------------ = 4.1 Kali 384,079,135,837 1,665,614,794,189 Tahun 2006 = ------------------------ = 3.7 Kali 453,742,080,476 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2004 Perputaran Modal kerja berada pada nilai 4.5 Kali yang berarti setiap Rp 1,Modal Kerja dapat menghasilkan Rp 4.5,- Penjualan Netto. Nilai ini dibawah nilai standar umum yaitu 5 sampai 6 Kali.
57
Pada tahun 2005 Perputaran Modal kerja berada pada nilai 4.1 Kali, pada tahun 2005 setiap Rp 1,- Modal Kerja yang dikeluarkan dapat menghasilkan Rp 4.1 Penjualan Netto. Bila dibandingkan tahun 2004, pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 0.4% yang disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan Modal Kerja sebesar 30.4% bila dibandingkan kenaikan penjualan bersih yang hanya 17.3%. Sedangkan pada tahun 2006 posisi Perputaran Modal Kerja berada pada nilai 3.7 Kali, setiap Rp 1,- Modal Kerja yang dikeluarkan mampu menghasilkan Rp 3.7 Penjualan Netto. Pada tahun 2006 ini juga terjadi penurunan sebesar 0.4% dibandingkan tahun 2005. Penurunan ini disebabkan adanya kenaikan yang lebih tinggi dari Modal Kerja yaitu sebesar 18.1% bila dibandingkan kenaikan Penjualan Bersih yaitu sebesar 6.6%. Dari tahun 2004 sampai tahun 2006 nilai Working Capital Turnover berada dibawah standar umum yaitu sebesar 5 sampai 6 Kali.
Tabel 4.3 Rasio Aktivitas Keterangan
ITR
2004
51 Kali
2005
61 Kali
2006
65 Kali
Rata-Rata 3
Standar
Tahun Terakhir
Umum
59 Kali
> 9 Kali
58
WCT
4.5 Kali
4.1 Kali
3.7 Kali
4.1 Kali
> 5 - 6 Kali
Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississippi Tbk (data diolah tahun 2007 sampai dengan 2008).
D. Analisis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Periode 2004, 2005 dan 2006 pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk Rasio ini mengukur hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan dan juga dapat diketahui jumlah relatif laba atas modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Penulis memakai beberapa Analisa Rasio profitabilitas untuk mengukur tingkat Profitabilitas yaitu : 1. Gross Margin Ratio Rasio ini Menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Nilai rasio yang tinggi sangat baik untuk perusahaan. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Gross Margin Ratio pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk pada tahun 2004, 2005 dan 2006. Laba Kotor Gross Margin Ratio = ----------------- X 100% Penjualan 141,950,317,356 Tahun 2004 = ----------------------- X 100% = 10.6% 1,333,147,424,622 104,093,955,614 Tahun 2005 = ------------------------ X100% = 6.7% 1,563,156,070,561
59
98,138,067,763 Tahun 2006 = ----------------------- X100% = 5.9% 1,665,614,794,189 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui pada tahun 2004 nilai Gross Margin Ratio yaitu 10.6% nilai ini masih dibawah standar umum yaitu 25%. Pada tahun 2004 ini setiap Rp100; dari penjualan dapat menghasilkan Laba Kotor sebesar Rp10.6;. Pada tahun 2005 nilai Gross Margin Ratio sebesar 6.7% sama dengan tahun 2004 nilai ini berada dibawah standar umum. Pada tahun 2005 setiap Rp100; dari penjualan dapat menghasilkan Laba Kotor sebesar Rp6.7; terjadi penurunan bila dibandingkan tahun 2004 sebesar 3.9% yang disebabkan oleh adanya penurunan Laba Kotor yang signifikan sebesar -26.7% dan kenaikan Penjualan sebesar 17.3%. Dan pada tahun 2006 nilai Gross Margin Ratio berada pada 5.9% sama dengan dua tahun sebelumnya nilai pada tahun 2006 juga berada dibawah standar umum. Pada tahun 2006 setiap Rp100; dari penjualan dapat menghasilkan Laba Kotor sebesar Rp5.9; terjadi penurunan bila dibandingkan tahun 2005 sebesar 0.8% yang disebabkan oleh adanya penurunan Laba Kotor sebesar -57% dan kenaikan penjualan 6.6%. Dari hasil analisa yang dimulai dari tahun 2004 sampai 2006 dapat dilihat terjadi penurunan trend meskipun penjualan terus meningkat namun laba kotor yang dihasilkan sangat kecil.
60
2. Net Margin Ratio Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang dapat diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan nilai rasio yang tinggi merupakan satu hal yang baik untuk perusahaan. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Net Margin Ratio pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 sebagai berikut : Laba Bersih Sesudah Pajak Net Margin Ratio = ----------------------------------- X100% Penjualan Bersih 91,639,950,311 Tahun 2004 = ---------------------- X 100% = 6,8% 1,333,147,424,622 64,349,873,753 Tahun 2005 = ---------------------- X 100% = 4,1% 1,563,156,070,561 48,853,686,588 Tahun 2006 = ----------------------- X 100% = 2,9% 1,665,614,794,189 Dari hasil perhitungan diatas dapat diartikan bahwa pada tahun 2004 posisi nilai Net Margin Ratio 6.8% yang memiliki arti bahwa setiap Rp100; penjualan yang dilakukan perusahaan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp6.8;. Nilai pada tahun ini berada diatas standar umum yaitu 5%. Pada tahun 2005 nilai Net Margin Ratio berada pada posisi 4.1% setiap Rp100; penjualan yang dilakukan perusahaan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp4.1; nilai mengalami penurunan bila dibandingkan pada tahun 2004 sebesar -2.7% hal ini disebabkan oleh adanya penurunan
61
Laba Bersih Setelah Pajak sebesar -29.8% dan kenaikan Penjualan Bersih sebesar 17.3%. Pada tahun 2005 nilai Net Margin Ratio berada dibawah standar umum yaitu 5%. Pada tahun 2006 nilai dari Net Margin Ratio yaitu 2.9% setiap Rp100 penjualan yang dilakukan perusahaan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp2.9; nilai mengalami penurunan sebesar 1.2% yang disebabkan oleh adanya penurunan dari -24.1% dan kenaikan Penjualan Bersih sebesar 6.6%. Pada tahun 2006 nilai Net Margin Ratio berada dibawah standar umum yaitu 5%. Trend Net Margin Ratio atau perkembangan yang menurun dari mulai tahun 2004, 2005 dan 2006 menandakan hal yang kurang baik bagi perusahaan. 3. Return on Asset (ROA) Rasio
ini
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap Satu Rupiah Asset/Akitva yang digunakan. Untuk memperjelas, berikut ini menyajikan perhitungan Return on Asset pada PT. Aqua Golden Mississppi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 sebagai berikut : Laba Bersih Sesudah Pajak Return on Asset = --------------------------------- X 100% Total Aktiva 91,639,950,311 Tahun 2004 = ---------------------- X 100% = 13,6% 671,108,819,905 64,349,873,753 Tahun 2005 = --------------------- X 100% = 8,8% 730,586,083,574
62
48,853,686,588 Tahun 2006 = -------------------- X 100% = 6,1% 795,244,017,131 Dari hasil perhitungan diatas dapat diartikan bahwa pada tahun 2004 nilai ROA berada pada posisi 13.6% yang berarti setiap Rp100; Aktiva yang dimiliki perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp13.6;. Nilai ROA pada tahun 2004 ini sudah berada diatas standar umum yaitu 9% . pada tahun 2005 nilai ROA berada pada 8.8%, setiap Rp100; Aktiva yang dimilki perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp8.8; terjadi penurunan 4.9%, hal ini disebabkan adanya penurunan Laba Bersih Sesudah Pajak sebesar 29.8% dan adanya kenaikan Total Aktiva sebesar 8.9% bila dibandingkan tahun 2004. Nilai ROA pada tahun 2005 berada dibawah standar umum yaitu 9%. Pada tahun 2006 posisi ROA perusahaan berada pada posisi terendah dan berada dibawah standar umum yaitu 6.1% yang berarti setiap Rp100; Aktiva yang dimilki perusahaan memperoleh keuntungan sebesar Rp6.1; adanya penurunan ROA pada tahun 2006 bila dibandingkan tahun 2005 sebesar 2.7% disebabkan oleh adanya penurunan Laba Bersih Sesudah Pajak sebesar24.1% dan kenaikan Total Aktiva sebesar 8.9% bila dibandingkan Laba Bersih Sesudah Pajak dan Total Aktiva pada tahun 2005. Dari hasil perhitungan selama tiga tahun diatas trend ROA cenderung menurun yang menggambarkan kinerja kurang baik untuk perusahaan.
63
4. Return on Equity (ROE) Rasio
ini
mengukur
tingkat
kemampuan
perusahaan
dalam
pengembalian setiap Rupiah Modal Pemegang Saham yang digunakan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan semakin tinggi nilai rasio ini semakin baik. Berikut ini penulis menyajikan perhitungan Return on Equity pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2004, 2005 dan 2006 sebagai berikut : Laba Bersih Sesudah Pajak Return on Equity = -------------------------------- X100% Total Modal 91,639,950,311 Tahun 2004 = --------------------- X 100% = 25,8% 354,497,289,075 64,349,873,753 Tahun 2005 = --------------------- X 100% = 15,8% 405,323,830,253 48,853,686,588 Tahun 2006 = --------------------- X 100% = 10,9% 447,225,527,038 Dari hasil perhitungan rasio ROE diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2004 nilai ROE berada pada posisi 25.8% yang berarti setiap Rp100; investasi yang ditanamkan perusahaan memberikan pengembalian sebesar Rp25.8; nilai ini berada diatas standar umum yaitu sebesar 15%. Pada tahun 2005 nilai ROE berada pada 15.8% setiap Rp100; investasi yang ditanamkan para pemegang saham akan menerima pengembalian dari perusahaan sebesar Rp15.8; bila dibandingkan tahun 2004 terjadi penurunan
64
nilai ROE sebesar 10% yang disebabkan oleh turunnya Laba Bersih Sesudah Pajak sebesar 29.8% dan adanya kenaikan atau penambahan Modal sebesar 14.3%. Pada tahun 2005 nilai ROE berada sedikit diatas standar umum 15%. Dan pada tahun 2006 yang merupakan trend terendah yaitu 10.9%, ditahun 2006 setiap Rp100; investasi yang ditanamkan akan menerima pengembalian sebesar Rp10.9; dari perusahaan. Adanya penurunan sebesar 4.9% disebabkan oleh adanya penurunan Laba Bersih Sesudah Pajak sebesar 24.1% dan adanya penambahan Modal sebesar 10.3% bila dibandingkan tahun 2005. Dari hasil perhitungan selama tiga tahun diatas dapat dilihat adanya penurunan trend ROE, hal ini merupakan hal yang kurang baik bagi perusahaan dan para pemegang saham. Tabel 4.4 Rasio Profitabilitas Keterangan
2004
2005
2006
Rata-Rata 3
Standar
Tahun Terakhir
Umum
GMR
10.6%
6.7%
5.9%
7.7%
> 25%
NMR
6.8%
4.1%
2.9%
4.6%
> 5%
ROA
13.6%
8.8%
6.1%
9.5%
> 9%
ROE
25.8%
15.8%
10.9%
17.5%
> 15%
Sumber : Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississippi Tbk (data diolah tahun 2007 sampai dengan 2008).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Dari hasil Analisis Rasio Likuiditas baik Current Ratio maupun Quick Ratio pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk periode 2004, 2005 dan 2006 menunjukan perkembangan yang cukup baik (berada diatas standar umum), terutama pada tahun 2005 dan sedikit menurun pada tahun 2006 namun secara keseluruhan perusahan dapat dinyatakan Liquid. 2. Pada Analisis Rasio Solvabilitas penulis menggunakan indikator Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk periode 2004, 2005 dan 2006 menunjukan perkembangan yang cukup baik dari tahun 2004 sampai tahun 2006 dan perusahaan dinyatakan Solvable pada tahun 2004 sampai 2006 karena berada diats standar umum. 3. Pada Analisis Rasio Aktivitas penulis menggunakan indikator Iventory TurnoverRatio dan
Working Capital Turnover Ratio pada PT Aqua
Golden Mississippi Tbk periode 2004, 2005 dan 2006 menunjukan perkembangan yang cukup baik untuk Iventory Turnover karena berada diatas standar umum karena produk yang dihasilkan perusahaan sangat laku di pasar dan dapat mendorong likuiditas perusahaan, sedangkan Working Capital Turnover berada sedikit standar umum selam tiga tahun berturut-turut, namun secara keseluruhan perusahaan dapat dikatakan efektif.
65
66
4. Pada Analisis Rasio Profitabilitas penulis menggunakan indikator Gross Margin Ratio, Net Margin Ratio, Return on Asset dan Return on Equity pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk periode 2004, 2005 dan 2006, pada Gross Margin dan Net Margin Ratio nilainya berada dibawah standar umum dan cenderung menurun hal ini disebabkan oleh tingginya nilai HPP meskipun dari tahun 2004 sampai 2006 penjualan terus meningkat. Sedangkan pada ROA dan ROE hasilnya berada sedikit diatas standar umum. Namun secara keseluruhan perusahaan produktif mencetak laba pada tahun 2004, 2005 dan 2006. B. Saran 1. Perusahaan sebaiknya lebih banyak memanfaatkan Aktiva Lancarnya untuk meningkatkan produksi dari hasil analisa dapat terlihat likuiditas perusahaan jauh diatas standar umum hal ini menandakan adanya sejumlah modal yang menggangur. Mempertahankan agar perusahaan terus Solvable 2. Dalam pencapaian produktifitas pencapaian laba maksimal perusahaan harus mengefisiensi biaya-biaya yang dapat membuat tinggi biaya produksi dan mewaspadai kenaikan minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk pengemasan atau botol air mineral.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes , Sawir, (2001), Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta Bambang Riyanto, (2001), Dasar-Dasar Pembelajaan Perusahaan, Edisi ke-4, Penerbit BPFE, Yogyakarta Budi Raharjo, (2001), Akuntansi Keuangan Untuk Manajemen Non Keuangan, Edisi Ke-1, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta Chairul Maorom, (2001), Pedoman Penyajian Keuangan, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta Djarwanto, (1999), Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Penerbit BPFE, Yogyakarta Gill, James O, (2006), Dasar-dasar Analisis Keuangan, Penerbit PPM Jakarta Gill, James O dan Moira Chatton (2008), Memahami Laporan Keaungan, Penerbit PPM Jakarta Harahap, Sofyan Syafri, (2002), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, (2004), Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta S, Munawir, (2004), Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta Zaki Baridwan, (2000), Intermediate Accounting, Penerbit BPFE, Yogyakarta
x
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NAMA
: ALI FAJAR
TEMPAT/LAHIR
: JAKARTA, 14 SEPTEMBER 1978
ALAMAT
: PERUMAHAN BENUA INDAH BLOK E6 NO17 TANGERANG
TELEPON
: 08159147008
PENDIDIKAN
:
1. SD NEGERI KEBON KELAPA 01 JAKARTA PUSAT TAHUN 1985-1989 SD NEGERI PASAR BARU V TANGERANG TAHUN 1990-1991 2. SMP PERINTIS I TANGERANG TAHUN 1991-1994 3. SMU NEGERI 7 TANGERANG TAHUN 1994-1997 4. UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TAHUN 2003-SEKARANG
xi
Lampiran1
Dewan Komisaris (Board of Commissioners) PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 1. Lisa Tirto Utomo 2. Janto Utomo 3. R. Soekardi *) *) Independent Commissioners Dewan Direksi (Board of Directors) PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 1. Willy Sidharta 2. John Abdi 3. Parmaningsih Komite Audit (Audit Committee) 1. R. Soekardi 2. Purnama Sidhi 3. Raymond Sekertaris Perusahaan (Corporate Secretary) Yanie Setionegoro
Sumber : www.idx.co.id
xii
Lampiran II
PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN /AND SUBSIDIARY Lampiran -1/1- Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004,2005 DAN 2006
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2004,2005 AND 2006
(Dalam Rupiah)
(Expressed in rupiah)
Catatan/ Notes
2004
2005
2006
AKTIVA
ASSETS
AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Uang muka Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
47,206,474,280 291,222,140,059 2,084,155,536 23,452,622,756 3,568,054,781 13,037,434,515
58,891,777,650 339,091,944,294 830,084,336 24,342,140,918 14,220,438,301
36,576,849,174 429,728,704,832 1,020,642,428 23,732,384,943 30,971,491,051
5,107,130,661
5,107,130,661
Jumlah aktiva lancar
380,570,881,927
442,483,516,160
527,137,203,089
AKTIVA TIDAK LANCAR Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaanya Uang muka pembelian aktiva tetap
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade receivables Other receivables Iventories Advances Prepaid expense Prepaid taxes Total current assets NON-CURRENT ASSETS Restricted cash and equivalent Advanced for purchases of Fixed assets
-
219,724,404
218,688,756
-
-
6,197,319,568
Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap Goodwill
290,365,370,478 172,567,500
287,734,928,010 147,915,000
1,957,117,398 259,610,425,820 123,262,500
Deferred tax assets Fixed assets Goodwill,net
Jumlah aktiva tidak lancar
290,537,937,978
288,102,567,414
268,106,814,042
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
671,108,819,905
730,586,083,574
795,244,017,131
TOTAL ASSETS
Sumber : www.idx.co.id
xiii
Lampiran II
PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN /AND SUBSIDIAR Lampiran -1/1- Schedule NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004,2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah) Catatan/ Notes
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2004,2005 AND 2006 (Expressed in rupiah)
2004
2005
2006
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Hutang dividen Penyisihan imbalan kerja Jumlah kewajiban lancar
LIABILITIES AND EQUITY
32,966,290,149
38,236,579,343
36,816,562,351
CURRENT LIABILITIES Trade payables Third parties -
14,454,753,495 1,085,138,732 29,279,220,231
4,601,563,376 30,255,561 6,377,709,286
11,646,141,756 30,496,593 11,930,484,540
Related parties Other Payables Taxes payable
7,310,059,879 825,672,020 85,921,134,506
8,261,705,366 896,567,391
7,791,430,982 349,744,391 4,830,262,000 73,395,122,613
Accrued expenses Dividend payables Total current liabilties
190,671,681,152
226,058,928,169 244,669,577,195
NON-CURRENT LIABILITIES Deposites on returnable bottles and shells
20,236,610,558 12,631,258,000
16,060,351,417 15,835,654,000
11,033,233,129 13,798,651,000
Deffered tax liabilities -net Provision for employee benefits
Jumlah kewajiban tidak lancar
223,539,549,710
257,954,933,586 269,501,461,324
Total non current liabilities
Jumlah kewajiban
309,460,684,216
316,359,313,909 342,896,583,937
Total liabilities
58,404,380,323
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Uang jaminan botol dan krat Kewajiban pajak tangguhan bersih Penyisihan imbalan kerja
HAK MINORITAS
7,150,845,614
8,902,939,412
Sumber : www.idx.co.id
xiv
5,121,906,156
MINORITY INTEREST
Lampiran II
PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN /AND SUBSIDIARY Lampiran -1/1- Schedule CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2004,2005 AND2006 (Expressed in rupiah)
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2004,2005 DAN 2006 (Dalam Rupiah) Catatan/ Notes
2004
2005
2006
EKUITAS Modal saham-modal dasar 45.000.000 lembar saham,
EQUITY
13,162,472,000
13,162,473,000
13,162,473,000
8,624,230,550
8,624,230,550
8,624,230,550
9,964,182,585
11,132,197,550
15,105,060,337
105,739,163 322,640,664,777
105,739,163 372,299,189,990
105,739,163 410,228,023,988
Share capital - authorised capital 45.000.000 shares issued and fully paid 13.162.473 ordinary shares with par value Rp 1000 per share Share capital in excess of par value Difference in foreign currency translation of financial statements Fixed assets revalution reserves Retained earnings
Jumlah ekuitas
354,497,289,075
405,323,830,253
447,225,527,038
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
671,108,819,905
732,354,162,144
795,244,017,131
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
ditempatkan dan disetor penuh 13.162.473 lembar saham biasa, dengan nilai nominal Rp 1000 per saham Tambahan modal disetor agio saham Selisih kurs karena karena penjabaran laporan keuangan Selisih penilaian kembali aktiva tetap Saldo laba
Sumber : www.idx.co.id
xv