Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Analisa Pembangunan Industri Cutted Material Order Untuk Menunjang Pembangunan Kapal Tugboat Di Kalimantan Timur Suardi1,Taufik Hidayat2, Mohammad Muntaha3 , Satria Jaya Negara4 1. Program Studi Teknik Perkapalan ITK 2. Program Studi Teknik Perkapalan ITK 3. Program Studi Teknik Sipil ITK 4. Program Studi Teknik Perkapalan ITK Email:
[email protected]
ABSTRAK Berbagai Kalimantan timur merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam. Peran Kapal tunda (tugboat) sangat penting sebagai service di pelabuhan dan juga sebagai pengangkut hasil sumberdaya alam oleh industri di Kalimantan timur. Tingginya permintaan akan kapal tugboat memberikan peluang yang sangat besar untuk memproduksi kapal tersebut. Adanya Industri fabrikasi Cutted material order dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas galangan untuk memproduksi kapal tugboat di Kalimantan timur. Metode yang digunakan untuk menilai kelayakan pembangunan industri fabrikasi Cutted material order di Kalimantan Timur adalah analisa teknis meliputi penentuan lokasi, proses produksi, hingga layout industri dengan luas 10.500 m2 yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin, Kariangau, Balikpapan. Serta analisis ekonomis meliputi penentuan biaya investasi, biaya operasional serta perhitungan pendapatan untuk menganalisis aliran kas sehingga dapat dilakukan analisa kelayakan investasi dengan menggunakan metode Break Even Point, Net Present Value dan Internal Rate of Return. Berdasarkan analisa perhitungan yang dilakukan maka Break Even Point terjadi pada tahun keenam dengan nilai sebesar Rp 62,839,424,486. Nilai Net Present Value pada tahun kesepuluh sebesar Rp43.168.763.259 dan Nilai Internal rate of Return sebesar 15.34% dimana nilai tersebut lebih tinggi daripada bunga bank yang telah ditetapkan. Industri fabrikasi Cutted Material Order ini merupakan yang pertama di Kalimantan Timur bahkan di Indonesia maka tidak adanya kompetitor pada industri fabrikasi Cutted Material Order . Kata kunci: Tugboat, industri fabrikasi, Cutted material order, analisis teknis, analisis ekonomis
A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan dimana 2/3 luas wilayahnya adalah perairan, sehingga kebutuhan armada transportasi laut sangat tinggi. Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2005 tentang tentang pemberdayaan industri pelayaran nasional dan menerapkan asas cabotage dimana semua kapal yang berada di perairan Indonesia haruslah berbendera Indonesia. Sehingga, industri Perkapalan di Indonesia berkembang pesat. Hal ini akan memberikan peluang yang sangat besar bagi pelaku Industri bidang perkapalan dalam memproduksi kapal-kapal berbendera Indonesia. Kalimantan timur merupakan provinsi yang memiliki kekayaan alam berlimpah khususnya batubara dan kelapa sawit, dimana untuk mengangkut hasil alam tersebut, kapal tongkang dan kapal tunda sangat penting untuk melancarkan operasional distribusi batubara dan kelapa sawit. Kalimantan timur berada pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional dan berada pada kawasan pusat ekonomi dunia masa depan. Pelabuhan-pelabuhan yang ada di Kalimantan timur terus berkembang dan kesibukannya terus meningkat dengan banyaknya kapal-kapal yang beroperasi di pelabuhan. Sehingga kebutuhan akan kapal tunda sebagai pemandu kapal yang akan bersandar di pelabuhan terus meningkat. Tingginya permintaan kapal tunda (tugboat) di Indonesia khususnya di daerah Kalimantan timur, memberikan potensi yang sangat besar bagi galangan kapal di Kalimantan timur untuk memproduksi kapal tunda (tugboat). Berdasarkan data statistik Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tahun 2012 terdapat 250 perusahaan galangan kapal dengan izin usaha di daerah dan industri penunjangnya. Keseluruhan galangan di Indonesia, hanya 25% galangan yang berada di kawasan Kalimantan. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan kapasitas produksi untuk pembangunan kapal baru tercatat sebanyak 900.000 dead weight tonnage (DWT) per tahun dengan 61
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
tingkat utilisasi sebesar 60%. Namun, beberapa galangan kapal di Indonesia sering terhambat untuk memproduksi kapal baru, karena peralatan yang kurang canggih, sumberdaya manusia yang kurang handal, ataupun keterbatasan modal untuk investasi material dan peralatan yang lebih modern. Akibatnya, galangan kecil yang berada di Kalimantan timur sulit untuk dapat bersaing dengan galangan kapal berkapasitas besar. Ketersediaan material merupakan faktor penghambat industri perkapalan di Kalimantan timur. Sejauh ini, Kalimantan timur belum memiliki Industri Baja yang produknya dapat digunakan sebagai material pembuatan kapal. Sehingga, material utama seperti baja umumnya didatangkan dari pulau Jawa. Bahan material tersebut juga masih merupakan barang import. Hal tersebut berdampak pada biaya operasional untuk pengiriman material ke galangan di Kalimantan timur meningkat. Sehingga menyebabkan harga jual kapal tunda (tugboat) lebih tinggi. Ketersediaan material juga akan mempengaruhi terhadap efisiensi produksi kapal. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi kapal pun menjadi lebih lama karena harus menunggu pengiriman material dari pulau Jawa dan diperlukan juga untuk proses fabrikasi material seperti nesting dan pemotongan pelat. Kapal tunda (tugboat) dan Landing Craft Tank (LCT) merupakan kapal yang paling banyak di Produksi oleh galangan di Kalimantan timur. Maka dari itu produksi kapal tersebut harus lebih produktif. Selama ini metode pembangunan kapal dengan peralatan konvensional, dengan memanfaatkan tenaga manusia dan peralatan yang belum modern, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi kapal kurang cepat. Faktor-faktor penghambat industri perkapalan di Kalimantan Timur untuk memproduksi kapal tugboat, dapat disolusikan dengan sebuah metode pengadaan material untuk pembangunan kapal tugboat di Kalimantan Timur yaitu dengan metode cutted material order. Diperlukan suatu Industri baja sebagai penunjang proses pembuatan kapal untuk mempermudah produksi, meningkatkan kualitas/ mutu kapal serta mempercepat proses perakitan (assembly) kapal tugboat. Adanya Industri fabrikasi di Kalimantan timur dapat mengurangi biaya produksi kapal tugboat secara keseluruhan. Metode Cutted Material Order dapat memproduksi kapal tunda (Tugboat) secara masal. Approval design juga dapat diefektifkan karena tipe kapal yang sejenis sehingga surveyor telah memahami jenis kapal yang akan diproduksi. Oleh karena itu, topik yang diambil berupa pembangunan suatu industri fabrikasi kapal tugboat dengan metode cutted material order, dilihat dari aspek teknis berupa penentuan lokasi industri, proses produksi kapal tugboat dengan metode cutted material order, perencanaan layout, perencanaan struktur organisasi dan perencanaan pembangunan industri. Selain itu juga ditinjau dari aspek ekonomis berupa penentuan biaya pengembangan industri, biaya operasional, penentuan harga pokok produksi kapal tugboat, serta penentuan penjualan kapal tugboat, dan perhitungan pendapatan. Kelayakan pembangunan industri dapat dinilai dari investasi yang dilakukan. Industri fabrikasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan effisiensi dan produktivitas dalam memproduksi kapal tugboat di Kalimantan Timur. B. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan akan kapal tugboat untuk daerah Kalimantan timur sangat tinggi mengingat peran industri pertambangan batubara yang yang ada dikawasan ini sangat tinggi. Kapal kapal tugboat digunakan untuk menarik kapal tongkan yang bermuatan batubara yang kemudian akan dikirim kepada konsumen baik didalam negeri maupun diekspor ke luar negeri, hal ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri untuk pengusaha galangan kapal khususnya daerah Kalimantan timur dalam memenuhi kebutuhan akan kapal tugboat tersebut. 2.1 Cutted material order Proses pemotongan pelat pada metode cutted material order menggunakan mesin potong plasma CNC. Dengan menggunakan mesin potong plasma CNC proses penandaan pada pelat tidak perlu dilakukan. Sebagai ganti dari proses penandaan dibuat gambar nesting. Gambar nesting dibuat dengan mengkonversi gambar rencana potongan. Gambar nesting adalah gambar yang dapat dibaca oleh perangkat lunak pada mesin potong. Alur produksi pada metode cutted material order dimulai dari persiapan kemudian prefabrikasi, fabrikasi,assembly, hingga ereksi. Hal yang membedakan metode cutted material order dengan metode yang saat ini adalah adanya pre fabrikasi di antara persiapan dan fabrikasi. (Prambada, 2014)
62
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Potongan komponen penyusun gading yang terbuat dari pelat disusun dalam gambar rencana potongan. Gambar rencana potongan adalah gambar yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk memotong lembaran pelat. Dalam gambar tersebut akan terpetakan lembaran pelat baja dengan komponen gading didalamnya. Penyusunan komponen gading dalam lembaran pelat tidak boleh saling tumpang tindih satu dengan yang lain. Perlu diperhatikan juga peralatan potong yang nantinya akan digunakan untuk menentukan margin dari komponen yang disusun bersinggungan. Penyusunan komponenen harus dilakukan dengan teliti dan penuh perhitungan untuk mendapatkan pengguanaan maksimal dari lembaran pelat yang akan dipotong. Gambar rencana potongan ini yang kemudian akan di konversi menjadi gambar nesting sebagai input pada mesin potong plasma CNC. Beberapa pertimbangan untuk menerapkan metode cutted material order adalah: 1. Pengadaan material pelat menggunakan metode cutted material order membutuhkan persiapan yang lebih panjang. Pada metode cutted material order terdapat satu tahapan proses produksi yang disebut pre fabrikasi. Prefabrikasi dilakukan setelah tahap persiapan, sebelum fabrikasi. 2. Metode cutted material order menghasilkan kualitas potongan yang lebih baik. Permukaan potongan pelat yang dipotong pada metode cutted material order lebih halus (tidak bergelombang) dan tebal material yang terkikis akibat proses pemotongan konstan pada angka 0.5 mm. 3. Biaya material dan biaya pengiriman pada metode cutted material order lebih kecil sedangkan biaya pemotongan lebih besar. Secara keseluruhan metode cutted material order lebih ekonomis dibandingkan metode yang dilakukan saat ini. Biaya pengadaan dan pemotongan material pada metode yang dilakukan saat ini sebesar Rp. 1.352.407.600 sedangkan biaya pengadaan menggunakan metode cutted material order sebesar Rp. 1.312.400.600. Keuntungan ekonomis yang dihasilkan jika menerapkan metode cutted material order pada proses pengadaan pelat sebesar Rp. 40.007.000. Penerapan metode cutted material order dapat dilakukan mulai dari tahap persiapan yang merupakan tahapan awal pada rangkaian proses produksi kapal. Tujuan dari tahap ini untuk merencanakan proses produksi sehingga pada waktu yang ditentukan pekerjaan pembangunan kapal dilaksanakan. Ruang lingkup persiapan produksi meliputi: 1. Dokumen produksi yang meliputi gambar dan daftar material, perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan perkiraan kebutuhan material. 2. Tenaga kerja yang terlibat dalam kaitannya dengan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja dan pekerjaan lain. 3. Material yang dipersiapkan dengan mempertimbangkan keadaan atau stok gudang pemakaian material untuk pekerjaan sekarang, pemesanan/pembelian material dari luar. 4. Fasilitas dan sarana produksi yang meliputi kemampuan bengkel produksi, kapasitas mesinmesin, alat-alat angkat yang tersedia, keadaan building berth/floating dock. Persiapan pembangunan kapal dimulai dengan proses desain Gambar approval. Dalam kasus ini, approval didapatkan dari survei lapangan di galangan pembangun kapal. Approval drawing yang sudah disetujui oleh klasifikasi kemudian didetilkan menjadi gambar produksi. Sehingga gambar produksi tersebut digunakan sebagai pedoman pekerja dilapangan dalam membangun kapal. Adapun yang termasuk dalam Gambar Approval antara lain gambar konstruksi gading, gambar profil konstruksi, gambar sekat konstruksi kamar mesin dan lain-lain. 2.2. Proses Investasi Payback period (Periode pengembalian) adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Dengan demikian, PP ini mengukur rapidity kembalinya dana investasi bukan mengukur profitability. Perhitungan 1 Payback Period Payback period = ………. (1) Keterangan: n = tahun terakhir dimana jumlah cashflow masih belum bias menutupi original investment a = jumlah original investment 63
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1 Perhitungan 2 payback period jika cashflow per tahun jumlahnya sama Payback period = ………(2) Suatu usulan proyek investasi akan diterima jika payback period yang dihasilkan lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika payback periodlebih besar dari yang disyaratkan, maka usulan proyek investasi tersebut ditolak. Jika usulan proyek investasi tersebut lebih dari satu, maka yang dipilih adalah usulan proyek investasi yang menghasilkan payback period paling kecil. 2.3 Metode net present value (npv) Metode ini menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang akan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai uang pada waktu yang akan datang. Hal itu disebabkan karena adanya faktor bunga. Metode ini digunakan untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Sehingga cash flow yang akan dipakai adalah cash flow yang telah diskontokan atas dasar cost of capital perusahaan/ interest rate/ required rate of return yang diinginkan. Rumusnya adalah sebagai berikut: Perhitungan 3 Net Present Value ………(3) Jika perhitungan NPV tersebut menggunakan table bunga dan cash flow setiap tahun jumlahnya sama, digunakan rumus sebagai berikut: Perhitungan 4 Perhitungan NPV Menggunakan tabel bunga dan cash flow tahun sama NPV= (cash flow x Discount Factor) - Original investment ………(4) 2.4 Metode internal rate of return (irr) Internal rate of return adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena present value dari cash flow pada tingkat bunga tersebut sama dengan internal investasinya. Perhitungan 5 persamaan IRR, NPV dan OI IRR= 0 = NPV-Original Investment ………..(5) Langkah perhitungan IRR: Menghitung present value atau cashflow dalam usulan proyek investasi dengan menggunakan interest rate yang dipilih secara acak. Kemudian membandingkan hasil perhitungan point 1 dengan original investment jika hasilnya negative, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan interest rate yang lebih kecil. Jika hasilnya positif, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan interest rate yang lebih besar. Lanjutkan dengan langkah kedua hingga present value mendekati nilai original investment atau selisih present value dengan original investment adalah -1 dan +1. Menghitung tingkat diskonto dari usulan proyek investasi tersebut dengan teknik interpolasi. IRR yang lebih besar dari cost of capital/ interest/ required rate of return artinya dana yang diinvestasikan dalam proyek investasi tersebut dapat menghasilkan present value cash in flow lebih besar dari cost of capital/ interest rate/ required rate of return. Suatu usulan investasi diterima apabila IRR-nya lebih besar atau sama dengan cost of capital/ interest rate/ required rate of return. Sebaliknya, ditolak jika IRR-nya lebih kecil. Jika usulan proyek investasi itu lebih dari satu dan bersifat mutually exclusive, maka yang diterima adalah yang menghasilkan IRR yang paling besar C. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis teknis dan ekonomis pembangunan sebuah Industri fabrikasi pemotongan pelat untuk memproduksi kapal tugboat dengan metode cutted material order, guna menunjang produktivitas galangan di Kalimantan Timur. Selanjutnya diidentifikasi permasalahan kemudian dirancang sebuah industri sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Pengerjaan penelitian ini, dilakukan mulai dari studi literatur, pengumpulan data, survey di lapangan dan wawancara kepada beberapa narasumber sebagai pelaku di Industri Perkapalan. Beberapa data yang sulit didapatkan, Seperti data produksi kapal tugboat maka dilakukan peramalan dengan perhitungan nilai Mean Square Error (MSE) Kapal yang menggunakan metode moving average dan exponential smoothing, untuk tiap jenis kapal tugboat mulai tahun 2016-2019. Estimasi produksi kapal digunakan untuk menentukan pendapatan perusahaan. Data mengenai investasi bangunan, peralatan dan biaya operasional jika sulit didapatkan maka dapat diasumsikan. Penentuan lokasi sudah dipersiapkan sebelumnya di kawasan Balikpapan yang merupakan lokasi tersedia dan memiliki berbagai keunggulan. Perencanaan Layout Industri Fabrikasi
64
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
disesuaikan dengan kondisi lokasi, proses alur material dan proses produksi. Rancangan metode yang dirumuskan dianalisa kelayakannya. Hasil analisa kemudian digunakan sebagai bahan pembentuk kesimpulan. Pengeluaran industri berupa biaya produksi dan operasional diakumulasikan dengan investasi beserta pendapatan sehingga dapat dinilai kelayakan investasi industri fabrikasi Cutted Material order. Kelayakan Investasi Industri dapat menggunakan metode perhitungan PP (Payback Period), NPV (Net Present Value), dan IRR (Internal Rate of Return). Data untuk Investasi diperoleh dari data peralatan galangan di PT. Meranti Nusa Bahari. D. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pembangunan Industri Fabrikasi Kapal Tugboat di Kalimantan Timur perlu dilakukan analisa, mulai dari analisa pasar, teknis hingga ekonomis. Berikut analisa pembangunan industry Fabrikasi Kapal Tugboat di Kalimantan Timur 4.1 Analisa pasar Pengumpulan data diperoleh dari berbagai instansi ataupun perusahaan terkait penelitian. Data berupa produksi kapal tugboat di Kalimantan Timur didapatkan dari PT. Biro Klasifikasi Indonesia cabang Samarinda serta Kesyahbandaran dan Ototritas Pelabuhan (KSOP) Balikpapan. Berdasarkan data produksi kapal tugboat klasifikasi yang diperoleh dari BKI cabang Samarinda maka perlu dilakukan estimasi untuk memperkirakan produksi kapal tugboat di tahun-tahun mendatang.
Exponential Smoothing
Moving Average
Tabel 1a Produksi Kapal Tugboat periode 2014-2016 di Kalimantan Timur dan Tabel 1b. Rekapitulasi nilai MSE dengan 2 metode Tabel 1a Tabel 1b TAHUN NO BULAN 2014 2015 2016 Metode Nilai MSE 1 Januari 23 5 2 Februari 16 4 468.33 1 3 Maret 21 4 208.88 2 4 April 7 3 103.81 5 Mei 5 336.67 0.1 6 Juni 8 0.2 356.86 7 Juli 2 8 Agustus 7 0.3 373.52 9 September 5 0.4 389.52 10 Oktober 11 8 0.5 339.29 11 November 5 8 0.6 428.04 12 Desember 11 4 0.7 453.21 JUMLAH 27 114 13 0.8 483.42 TOTAL 154 0.9 519.39 103.81 Minimum = Peramalan dilakukan dengan menghitung nilai MSE kapal dengan menggunakan metode moving average dan exponential smoothing untuk jenis kapal tunda (Tugboat) mulai periode I hingga Periode VI. Dari kedua metode tersebut kemudian dicari nilai Mean Square Error (MSE) dari perhitungan tersebut. Dan yang akan digunakan sebagai hasil perhitungan peramalan untuk tahuntahun berikutnya adalah yang mempunyai nilai MSE terkecil. Berikut hasil dari perhitungan MSE. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode Moving Average dan exponential smoothing didapatkan nilai MSE produksi kapal tunda. Kemudian ditentukan nilai MSE terkecil terdapat pada perhitungan dengan metode moving average atau exponential smoothing. Nilai MSE terkecil untuk kapal tunda adalah metode moving average periode tiga dengan nilai 103.81. Sehingga hasil peramalan untuk tahun 2016 hingga 2019 didapatkan nilai secara konstan. Berdasarkan Estimasi tersebut didapatkan proyeksi permintaan produksi kapal tunda per periode adalah sebanyak 18 unit hingga periode XXI bulan Oktober, November, Desember tahun 2019.
65
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Galangan kapal di Kalimantan timur berjumlah 71 industri yang dapat memproduksi maupun melakukan reparasi kapal baja. Galangan kapal tersebut tersebar di berbagai Kota dan Kabupaten di Kalimantan timur. Terbanyak berada di Kota Balikpapan dengan jumlah 43, kemudian Kota Samarinda dengan jumlah 23 serta 5 industri galangan kapal yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Sisanya belum ada industry yang terdaftar oleh Dinas Perindustrian Kalimantan timur. Berikut adalah data mengenai Jumlah galangan di Kalimantan timur berdasarkan data direktori galangan kapal di kaltim tahun 2015. Tabel 2 Jumlah Galangan Kapal di Kaltim berdasarkan Kota/ Kabupaten No Kabupaten/ kota Jumlah Galangan di Kaltim 1 Samarinda 23 2 Balikpapan 43 3 Kutai Kartanegara 5 4 Kutai Barat 5 PPU, Berau, Paser TOTAL 71 4.2 Analisa Teknis Perencanaan Industri memerlukan analisis teknis untuk mempertimbangkan beberapa hal terkait teknis pembangunan industry Fabrikasi Cutted Material Order. Analisis teknis berupa pertimbangan pemilihan lokasi, proses produksi, peralatan dan mesin yang dibutuhkan, dan hingga layout pabrik. Lokasi berada di Jalan Hasanuddin, Kariangau Balikpapan yang dekat dengan beberapa industri galangan kapal. Berdasarkan data industry galangan kapal di Kalimantan timur, jumlah industri galangan kapal di kota Balikpapan lebih banyak dibandingkan kota lain. Selain dekat dengan beberapa industri galangan kapal, Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Balikpapan No 12 Tahun 2012 tentang Rencana Wilayah Tata Ruang Kota Balikpapan Tahun 2012 – 2032 lokasi yang direncanakan untuk pembangunan industry Cutted Material Order ini termasuk daerah pengembangan industri Pemerintah Kota Balikpapan. Dari beberapa pertimbangan tersebut maka Lokasi pembangunan Industri di rencanakan di Kota Balikpapan tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin, Kariangau, Balikpapan.
Gambar 1. Lokasi rencana pembangunan industri Kapal yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapal tugboat dengan mesin 2x1100 BHP. Kapal dengan spesifikasi tersebut dipilih karena jumlahnya yang banyak di wilayah Kalimantan dan jumlah permintaannya yang tinggi. Kapal tugboat di Kalimantan sebagian besar dioperasikan untuk menarik kapal tongkang bermuatan. Kapal ini mampu untuk menarik kapal tongkang ukuran 270–300 feet. Pada Industri fabrikasi cutted material order, pemotongan pelat siap rangkai kapal tunda (tugboat), dibutuhkan beberapa proses. Dimulai dari kontrak, desain, produksi, pengemasan (packaging), hingga pengiriman (delivery). Berikut ini proses produksi kapal tugboat dengan menggunakan metode Cutted Material Order di Industri Fabrikasi.
66
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Gambar 2. Proses produksi kapal tunda metode Cutted material order Penataan layout industri Fabrikasi Cutted material order tidak serumit layout Galangan kapal. Karena pada industri fabrikasi hanya mengerjakan proses fabrikasi yaitu hanya pemotongan pelat. Sehingga tidak diperlukan area untuk launching kapal, docking ataupun building berth. Departemen yang dibutuhkan juga tidak begitu banyak dan tidak begitu kompleks. Lahan yang tersedia berukuran 300 m x 199 m tidak sepenuhnya digunakan untuk pembangunan industri, Lahan yang digunakan seluas 10.500 m2 atau tepatnya 150m x70m. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir nilai investasi. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kantin Medical center Kantor Masjid Area produksi gudang Area Bongkar Muat Parkiran A Parkiran B Pos Jaga A Taman Pos Jaga B
Gambar 3. Layout Indutri Fabrikasi Cutted material order kapal tugboat Kalimantan Timur 4.3 Analisa Ekonomis Analisis ekonomis dilakukan perhitungan mengenai penentuan penentuan harga pokok produksi, harga penjualan, biaya pengembangan industri fabrikasi cutted material order, biaya operasional pengembangan industri fabrikasi cutted material order, pendapatan, serta perhitungan kelayakan investasi industri fabrikasi. Penentuan pengembangan biaya industri dimulai dari pembelian lahan. Pembelian lahan dihitung berdasarkan harga per m2. Selain itu ada biaya pengerjaan lahan, biaya perizinan, biaya pembangunan kantor dan gudang, pengadaan peralatan, mesin dan transportasi hingga penunjang lainnya seperti sistem cctv, lisensi software, sistem keselamatan, dll. Biaya pembangunan bangunan didapatkan dari harga satuan bangunan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Balikpapan Nomor 188.45-427/2015 tentang harga satuan pembangunan gedung negara, rumah negara dan pagar. Dimana harga satuan gedung kantor ditetapkan sebesar Rp5.610.000 per m2. Sehingga dari harga tersebut digunakan untuk rencana pembangunan kantor, pos jaga, kantin dan medical centre. Selebihnya harga bangunan merupakan asumsi. Harga pengaspalan diperoleh dari Harga Satuan Pokok Kerja dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan timur untuk sektor Balikpapan. Harga peralatan didapatkan dari penawaran harga yang diberikan untuk PT. Meranti Nusa Bahari oleh supplier. Biaya pengembangan industri yang dimaksud adalah biaya pengembangan awal investasi hingga produksi pertama. Sedangkan pada tahap selanjutnya yaitu biaya pengembangan industri tidak dibahas.
67
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Table 5 Rekapitulasi investasi industri
Gaji minimum karyawan di Provinsi Kalimantan Timur adalahRp2.026.000 (Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2015). Pekerja diberi upah berdasarkan beban kerja, resiko dan jam orang. Beberapa pekerja fitter skill dimana memiliki keahlian khusus diberi upah setidaknya Rp 4.000.000. Upah juga dapat dihitung berdasarkan Jam Orang/ jam kerja dan tergantung jenis pekerjaan dan beban yang diberikan. Pekerja juga dapat melalui Sub kontraktor (Outsource) sehingga biaya operasional untuk gaji karyawan dapat diminimalisir. Tabel 6 Rekapitulasi tagihan perbulan No Uraian Jumlah 1 Tagihan Rp 19,410,000 2 Gaji karyawan Rp 335,200,000 Total Biaya operasional perbulan Rp 354,610,000 Total estimasi biaya untuk memproduksi satu kapal tunda dalam hal ini adalah TB. Patria 4 yaitu sebesar Rp.1.147.092.400 termasuk seluruh biaya pengadaan material berupa pelat dan profil baja, pemotongan menggunakan brander dan CNC Plasma serta pengemasan menggunakan peti kayu dan pengiriman hingga ke lokasi Kabupaten atau kota Kalimantan timur. Table 2 Rekapitulasi biaya produksi satu unit kapal tunda NO URAIAN BIAYA 1 Biaya pengadaan material Rp 976,638,400 2 Biaya pemotongan Rp 165,554,000 3 Biaya pengemasan dan pengiriman Rp 4,900,000 Total biaya Produksi 1 kapal Tugboat metode CMO Rp 1,147,092,400 Karena biaya produksi terdapat banyak faktor biaya lain seperti biaya operasional, biaya alat seperti: amplas, bending, pressing, welding, painting, cleaning atau adanya defect. Maka estimasi HPP ditambah 20% sebagai overhead costdari total estimasi biaya. Jadi total keseluruhan Harga pokok produksi satu unit kapal tunda (tugboat) dengan menggunakan metode Cutted material order adalah sebesar Rp.1.376.510.880. 4.4 Analisa Kelayakan Investasi Perhitungan kelayakan investasi dilakukan berdasarkan pendapatan, biaya investasi, biaya produksi, biaya operasional, pengeluaran lain, pajak dan suku bunga. Biaya Investasi awal adalah sebesar Rp 58,113,283,174 yang dibebankan sebesar 40% dari modal pribadi sebesar Rp 23,245,313,269.55 dan 60% merupakan pinjaman dari bank sebesar Rp 34,867,969,904.33 dengan
68
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
bunga sebesar 10.5%. Kemudian dapat dihitung Payback Periode, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Pay back Period Berdasarkan perhitungan pendapatan dan kumulasi dengan pengeluaran didapatkan bahwa Pay Back Periode untuk pengembangan industri fabrikasi cutted material order yaitu ditahun kelima bulan keenam setelah industri memproduksi kapal dengan keuntungan sebesar Rp 7.077.475.650. Karena produksi dilakukan pada tahun ketiga sehingga pendapatan mulai didapatkan di tahun ketiga. Pay back Period dapat dipercepat apabila ada kebijakan dari pemerintah terkait pengadaan kapal tugboat di Kalimantan timur sehingga dapat meningkatkan kebutuhan akan produksi kapal khususnya dengan menggunakan jasa pemotongan pelat di industri Cutted material order. Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. . Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Nilai proceed merupakan Net cash flow yaitu selisih aliran kas keluar netto yang diperlukan untuk investasi baru dan aliran kas masuk netto sebagai hasil dari investasi baru.
Gambar 4 Break Event Point Industri Fabrikasi CMO Kapal tugboat Net Present Value Nilai investasi sebesar Rp 58,113,283,174. Kemudian nilai investasi tersebut dikumulasikan dengan pendapatan mulai awal produksi hingga tahun 2025 untuk mengetahui nilai masa depan industry. Yaitu sebesar Rp 113,457,663,237.00 diakumulasikan dengan pinjaman bank 60% dari total investasi yaitu sebesar Rp 34,867,969,904 sehingga nilai WACC (Weighted Average Cost of Capital) adalah 8.20%. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa nilai Net Present Value untuk pengembangan industri fabrikasi cutted material order hingga sepuluh tahun produksi sebesar Rp 50,000,964,725.66 Kemudian dilakukan pembulatan ke atas, sehingga didapatkan nilai Net Present Value kira-kira sebesar Rp 50.000.965.000 Internal Rate of Return Perhitungan Internal Rate of Return didapatkan berdasarkan nilai WACC pada investasi (cost of capital) yang di kumulatifkan dengan NPV 1 dan selisih antara NPV1 dan NPV2 yang dikalikan dengan persentasi selisih WACC1 dan WACC2 sehingga perhitungan menjadi IRR = WACC1 % + IRR =
7.20% +
IRR = 7.20% + IRR = 17.16%
NPV 1 X NPV2
50.000.964.725,66 14.056.032.220,03 1.718680283
(WACC1-WACC2) % X
2.80%
X
2.80%
69
Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017
E-ISSN: 2549-1601
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa persentase dari Internal Rate of Return adalah 17.16%. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan suku Bunga bank yang nilainya sebesar 12%. Artinya Industri layak untuk dikembangkan. E. KESIMPULAN Provinsi Kalimantan timur memiliki potensi untuk pembangunan industri fabrikasi cutted material order yang berfokus pada produksi kapal tunda (Tugboat). Hasil estimasi peramalan yang dilakukan untuk tahun 2016 bulan April hingga tahun 2019 didapatkan target produksi kapal sebanyak 6 unit kapal tunda per bulan dengan 71 industri galangan kapal yang tersedia yang merupakan segmen pasar. Lokasi yang tersedia di Jalan Sultan Hasanuddin, Kariangau, Balikpapan dipilih karena memiliki berbagai keunggulan seperti sehingga dapat memaksimalkan target pasar dari beberapa galangan kapal disekitar lokasi. Luas lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan industri yaitu 10.500 m2. Kapasitas dan fasilitas dari galangan reparasi direncanakan dapat mengerjakan 6 unit kapal tunda perbulan. Satu unit kapal dapat diproduksi selama 12 hari. Total perkiraan investasi pembangunan galangan kapal adalah sebesar Rp 58.113.283.174 dan biaya operasional perbulan sebesar Rp 354,610,000. Total perkiraan pendapatan bersih pertahun penjualan kapal tunda dengan metode Cutted Material Order adalah Rp 22.100.054.632. Berdasarkan hasil analisis, investasi akan kembali pada tahun ke-5 bulan Oktober dengan akumulasi pendapatan pada saat Break Even Point adalah sebesar Rp 41.497.075.831. Dari perhitungan analisis mendirikan Industri fabrikasi Cutted Material Order kapal tunda di Kalimantan tmur dinyatakan layak untuk dilaksanakan F. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]
[6] [7] [8] [9] [10]
[11] [12] [13] [14] [15]
70
Aji, A. B., 2010. Analisa Kebutuhan Industri Komponen Kelistrikan Kapal Secara Nasional, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, 2010. Kajian Dan Pemetaan Sektor Unggulan Dan Industri Pengembangannya, Jakarta: BKPM. Baroto, 2002. Dasar-Dasar Peramalan. Jakarta: Gramedia. Buffin, D. S. &. R. L., 1997. Tracking Signal Forecasting. Tracking Signal, Pp. 15-20. Dinas Perindustrian Direktori Galangan Kapal Kaltim, 2015. Galangan Kapal Di Kalimantan Timur, Samarinda: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UMKM Kalimantan Timur. Halim, A., 2005. Analisis Investasi. 2 Ed. Jakarta: Salemba Empat. ISSC, 2009. Materials And Fabrication Technology. Seoul, Commite ISSC. Maranata, N., 2005. Analisa Kekuatan Konstruksi Kapal Tugboat ARI 400 HP Dengan Metode Elemen Hingga. Jurnal Teknik Perkapalan, Vol.3(1), Pp. 118-126. Meta Magfirul Djadir, 2015. Studi Perencanaan Galangan Kapal Di Kabupaten Majene Sulawesi Barat, Surabaya: ITS. Prambada, W., 2014. Analisis Teknis Dan Ekonomis Penerapan Cutted Material Order Untuk Pembangunan Kapal Tug Boat Di Kalimantan Timur Sebagai Model Pembangunan Masal, Surabaya: ITS. PT. BKI SAMARINDA, 2016. Data Produksi Kapal Tugboat Klassifikasi BKI, Samarinda: BKI. Richard Lee Storch, C. P. H. H. M. B. &. R. C. M., 1995. Ship Production. Centreville, Maryland: Cornell Maritime Press. Santoso, E. B., 2012. Diktat Analisis Lokasi Dan Keruangan (RP09-1209). Surabaya: Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sugiarto, Y., 2012. Dasar Proses Pemotongan Logam, Malang: Universitas Brawijaya (UB). Sumayang, 2003. Forecasting. Jakarta: Gramedia