ANALISA FASILITAS TERAPI PASCA STROKE SEBAGAI PEDOMAN PENGEMBANGAN DESAIN INTERIOR
EMIRAHITA PRAHASTUTI | 17302005 PRESENTASI SIDANG UNTUK GELAR SARJANA DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB I PENDAHULUAN • • • • •
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metode Penelitian
• 1.6 Sistematika Pembahasan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB II TINJAUAN TEORITIS • 2.1 STROKE • 2.2 PENGOBATAN & REHABILITASI PASIEN PASCA STROKE • 2.3 FASILITAS TERAPI PASIEN PASCA STROKE • 2.4 TINJAUAN DESAIN INTERIOR FASILITAS TERAPI
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.1
STROKE JENIS STROKE
STROKE
GEJALA STROKE
AKIBAT STROKE
PENYEBAB STROKE
PENGOBATAN STROKE
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.2
PENGOBATAN & REHABILITASI PENDERITA STROKE ( TERSERANG STROKE)
PENANGANAN MEDIS
PENGOBATAN
OPERASI
PASCA STROKE
TERAPI FISIK
TERAPI PSIKIS
TERAPI WICARA
OKUPASITERAPI
Cubicles Area
Individual Therapy
Audiometric Testing
Activity Daily Living
Open Space Area
Group Therapy
Control & Test Room
Underwater Exercise Area Tujuan terapi pasien pasca stroke : pasien bisa mandiri dan kembali beraktifitas dengan semaksimal mungkin, mendekati atau seperti sebelum terserang stroke(pulih total)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.3
FASILITAS TERAPI PASIEN PASCA STROKE § Rumah Sakit § Klinik Khusus
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2.4
TINJAUAN SEGI DESAIN KEBUTUHAN RUANG TERAPI
DESAIN
KESESUAIAN RUANG
JENIS MATERIAL
WARNA
KESESUAIAN FURNITURE
PENCAHAYAAN
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB III
ANALISIS MASALAH DESAIN INTERIOR PADA SEBUAH FASILITAS TERAPI PASCA STROKE DI JAKARTA
• 3.1 Rehabilitasi Medis RSUP Fatmawati, Jakarta • 3.2 Klinik Wijaya • 3.3 Nusantara Stroke & Medical Center
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3.1 Rehabilitasi Medis RSUP Fatmawati, Jakarta
POLIKLINIK REHABILITASI MEDIS RSUP FATMAWATI . Sumber:dokumentasi Sendiri
Sirkulasi Ruang | Organisasi Ruang | Kesesuaian Fasilitas & Furniture | Warna | Material | Pencahayaan| Penghawaan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3.2 KLINIK WIJAYA, JAKARTA
KLINIK WIJAYA. Sumber:dokumentasi Sendiri
Sirkulasi Ruang | Organisasi Ruang | Kesesuaian Fasilitas & Furniture | Warna | Material | Pencahayaan| Penghawaan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3.3 NUSANTARA STROKE & MEDICAL CENTER Ruang Tunggu Pasien
Salah satu proses fisioterapi
Sumber: Klinik Spesialis Terpilih
Sumber: Klinik Spesialis Terpilih
Sirkulasi Ruang | Organisasi Ruang | Kesesuaian Fasilitas & Furniture | Warna | Material | Pencahayaan| Penghawaan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB IV KESIMPULAN Pertimbangan dalam sebuah fasilitas terapi bagi pasien pasca stroke antara lain: Lokasi. Ada baiknya bangunan tersebut terletak ditengah kota, sehingga mudah diakses dan tidak memerlukan pasien untuk menempuh jarak jauh untuk mencapainya(bagi pasien dari dalam kota). Namun, daerah tengah kota umumnya memiliki kepadatan penduduk maupun lalu lintas yang cukup tinggi sehingga ada baiknya bangunan tersebut tidak terletak langsung didaerah ramai atau dirancang sedemikian rupa sehingga selama berada dalam bangunan tidak merasa terganggu dengan aktifitas diluar bangunan. Orientasi. Bentuk bangunan lebih baik berbentuk U ataupun L. Hal ini dimaksudkan supaya setiap area yang digunakan dalam pelaksanaan tiap terapi berpusat/ berorientasi kebagian tengah bangunan yang lebih baik berupa taman. Jenis Bangunan. Sebaiknya bagi sebuah fasilitas terapi pasca stroke memang tidak menggunakan jenis bangunan bertingkat, namun apabila disediakan fasilitas yang bisa mempermudah dan tidak membatasi sirkulasi dari pasien maka tidak ada permasalahan dalam kenyamanan bersirkulasi pasien tersebut. 199199-214 PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
ORGANISASI RUANG FISIOTERAPI-UNDERWATER EXERCISE THERAPY
FISIOTERAPI-CUBICLES THERAPY
RUANG RAWAT INAP
TOILET
PSIKOTERAPI
TOILET MULTIFUNCTION ROOM
HALAMAN
FISIOTERAPIOPEN SPACE EXERCISE THERAPY
TERAPI WICARA
WAITING ROOM
RUANG PERIKSA DOKTER
JAUH
SEDANG
OKUPASITERAPI
DEKAT
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
U
SIRKULASI RUANG •Jarak bersih @ pintu minimal sekitar 1.21 m. Jenis pintu yang digunakan pada area entrance adalah double doors, swing doors. •Lebar
bersih
kursi
roda-dengan
pendamping 0.8m •Lebar bersih kursi roda-manual 0.9m •Lebar lintasan searah minimal 1.2m •Lebar lintasan 2 kursi roda dengan pendamping 1.7m •Lebar lintasan 2 kursi roda manual 1.8m •Minimum ruang kursi roda standar berputar 90º 1.4x1.4m •Untuk
kursi
roda
besar,
membutuhkan luas ruang sirkulasi minimum 1.6 x 1.6 m •Minimum kursi roda standar berputar 180º 1.8 x 1.4 m. SUMBER: Chiara, Joseph De, Callender, John Hancock, Time-Saver Standards for Building Types , McGraw-Hill Book Co., USA, 1973 Panero, Julius, Zelnik, Martin, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Whitney Library of Design, United States of America, 1979. ▪
▪
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
•Lebar minimum untuk lintasan 2 tempat tidur pasien 2.25m SUMBER: Chiara, Joseph De, Callender, John Hancock, Time-Saver Standards for Building Types , McGraw-Hill Book Co., USA, 1973 Panero, Julius, Zelnik, Martin, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Whitney Library of Design, United States of America, 1979. ▪
▪
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
KESESUAIAN FASILITAS Untuk kebanyakan ruang terapi sebaiknya menggunakan kaca wall to wall, fungsinya supaya pasien bisa melihat saat ia menjalankan terapi/melatih gerakan tertentu(merangsang memori dan syaraf pasien yang mungkin mengalami gangguan), memberikan efek luas pada ruang
Untuk area/ ruang yang lebar/ luas, pada kedua sisi dinding sebaiknya menggunakan grab bars. Jarak antara grab bars dengan dinding sebaiknya sekitar 10-15cm. Material yang digunakan bisa dari kayu/plastik karena tidak terlalu licin bila digunakan pasien.
Furniture disesuaikan ketinggiannya sehingga mudah djangkau pasien tanpa bantuan orang lain. Ketinggian furniture/storage menjadi sekitar 65-85 cm berdasarkan pertimbangan adanya pasien pengguna kursi roda dan keterbatasan pergerakan tangan. Furniture/storage yang digunakan dalam area rawat inap/ terapi cubicles sebaiknya removable/ on wheels. Hal ini supaya mudah digeser pasien saat bersirkulasi ataupun mengambil barang keperluan. SUMBER: Dokumentasi Pribad - Klinik Wijaya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
WASTAFEL HANDRAILS
COMMODE CHAIRS
HANDHELD SHOWERS
WATER CONTROL KNOB
TRANSFER TUB BENCH ROLL IN WASTAFEL ROLL IN SHOWERS TOILET SEAT RISERS
SQUEEZE BOTTLE
BATH MAT WASTAFEL HANDRAILS
2 FOLDOUT BATH BENCH
3 1
HANDLE KESESUAIAN KURSI
FAUCETS GRAB BARS
4 FOLDING DOORS
BLUE PADS
5
SUMBER: www.nlm.nih.gov/medlineplus/stroke.html | www.strokecenter.org/pat/ot.html | Dokumentasi sendiri- Klinik Wijaya ▪
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
6
WARNA DETAILS, Details Hospital Volume 13, A&C Publishing, 2005 ▪
RUMAH, seri Rumah Sehat Spesial, Kombinasi Warna, PT. Prima Infosarana Media, Jakarta, Desember 2005
Pada dasarnya, semakin terang ataupun hangat sifat sebuah warna, maka tingkat intensitas warna dan efeknya terhadap psikis semakin tinggi. Tentunya dengan ketentuan adanya beberapa warna yang bersifat menetralkan baik dalam bentuk lebih terang atau lebih gelap. Klotsche, Charles, Color Medicine,The Secrets of Color/Vibrational Healing, Light Technology Publishing, Arizona, United States, 1934
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
MATERIAL 3 2
KARPET. Bisa diterapkan sebagai material lantai ruang terapi wicara, psikoterapi, okupasiterapi. Hal ini karena ruang tersebut membutuhkan ruang dengan sistem kedap suara yang baik, dan karpet bisa mendukung hal tersebut.
PARQUET. Cocok diterapkan pada lantai ruang rawat inap, area fisioterapi-cubicles area, okupasiterapi, terapi wicara, psikoterapi. Hal ini karena tekstur parquet cukup aman difasilitas ini namun lebih baik digunakan pada ruang yang berukuran tidak terlalu besar karena parquet bisa membuat ruang berkesan berat, kecil.
1
5
4
MARMER. Lebih cocok sebagai material lantai,pada area tunggu, publik, area sirkulasi. Hal ini karena marmer memiliki daya tahan yang lebih baik dari material lain dalam menahan beban barang.
TERAZZO. Diterapkan sebagai material lantai area service dan area yang cenderung basah dan mudah terkena air. Misal: toilet, fisioterapi underwater exercise therapy. Hal ini karena material tersebut tidak menjadi licin saat terkena air
Gambar disamping adalah material lantai yang dipergunakan pada fasilitas terapi pasca stroke, selain material lantai tersebut, terdapat juga jenis material lainnya, seperti: Vynil Wallcovering. Digunakan pada area dinding, dengan pertimbangan bahwa material ini mudah dalam perawatannya dan aman dalam penggunaan. Accoustical Gypsum Board. Material ini dipilih untuk mendukung kebutuhan ruang terapi yang baik sistem pantulan suaranya seperti ruang terapi wicara dan psikoterapi.
KERAMIK. Bisa diterapkan pada material lantai area fisioterapi open space area, cubicles area, psikoterapi, okupasiterapi, terapi wicara, multifunction room. Material ini cocok digunakan karena cukup aman, sesuai dengan iklim tropis Indonesia, bisa menahan beban cukup baik, memiliki keragaman tekstur dan warna.
SUMBER: Saptorini, Endang, Klinik Spesialis Terpilih, PT Gramedia Pustaka Utama, 2004 | DETAILS, Details Hospital Volume 13, A&C Publishing, 2005 | Dokumentasi Sendiri- Klinik Wijaya & RSUP Fatmawati ▪
▪
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
PENCAHAYAAN AREA PUBLIK – GENERAL LIGHTING RUANG RAWAT - DOWNLIGHT
TOILET – GENERAL LIGHTING
FISIOTERAPI- OPEN SPACE & UNDERWATER THERAPY AREA – GENERAL LIGHTING
DOWNLIGHT- INDIRECT LIGHTINGSPOTLIGHT: FISIOTERAPI – CUBICLES AREA PSIKOTERAPI TERAPI WICARA OKUPASITERAPI SUMBER: Saptorini, Endang, Klinik Spesialis Terpilih, PT Gramedia Pustaka Utama, 2004 | DETAILS, Details Hospital Volume 13, A&C Publishing, 2005 | Dokumentasi Sendiri- Klinik Wijaya ▪
▪
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
END
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Strategi Pengembangan Desain Kursi Rotan Cirebon Bagi Pasar Ekspor Eropa Studi Kasus : Industri Mebel Rotan Tegalwangi, Cirebon
Emirahita 27108005
PRESENTASI SIDANG UNTUK GELAR MAGISTER DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Why
Pendekatan Blue Ocean Strategy Dalam Pengembangan Desain Kursi Rotan Cirebon Bagi Pasar Ekspor Eropa
UMUM
Globalisasi
Rotan
Lebih mudah terjadinya pertukaran informasi dan barang antar wilayah maupun negara
Mass Production
Global Market
Global Design
Persaingan produk - kompetitor
Industri mebel rotan di Cirebon
Diolah menjadi produk setengah jadi/jadi 1. Indonesia penghasil 80% kebutuhan dunia 2. Ketersediaan rotan semakin menurun karena eksploitasi bahan baku rotan untuk ekspor 3. Tidak seimbang antara penggunaan dengan pelestarian bahan baku rotan
Free Trade (ekspor-impor)
Kursi Rotan
Ekspor
Eropa
1. 80-95% produk yang dihasilkan industri mebel rotan di Cirebon adalah untuk pasar ekspor
1. 75% tujuan ekspor Indonesia adalah Eropa 2. Trader terbesar banyak terdapat di Eropa 3. Eropa selain menghasilkan juga membutuhkan banyak produk industri 4. Adanya Uni eropa memudahkan pemasaran sebuah produk antar negara UE
Salah satu produk hasil industri
1. Wilayah industri rotan terbesar di Indonesia 2. Potensi pengrajin/craftmanship yang sudah turun temurun 3. Dari sekitar 426 perusahaan, 144 diantaranya sudah bangkrut dan hanya kurang dari 30 yang bisa mengekspor lebih dari 8 kontainer
1. Ada beragam jenis desain kursi 2. Kemudahan untuk penyimpanan dan pengiriman 3. Biaya pengiriman lebih sedikit 4. Produk yang paling diminati dalam ekspor kursi rotan
Sumber Data:CFM, Januminro. Rotan Indonesia; Rattan icon. Edisi oktober 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
How -
KERANGKA BERPIKIR Identifikasi Masalah
Eropa sebagai tujuan ekspor 1.
Gaya hidup
2.
Karakteristik memilih kursi rotan
3.
Trader Eropa
Produk indonesia kurang bersaing dengan negara lainnya untuk produk ekspor ke Eropa Metode Pendekatan Pasar & karakteristik produk Teori Manajemen Desain/blue ocean theory Marketing mix
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kajian Teoritis Perkembangan desain mebel di Indonesia Material rotan Kegiatan ekspor Mebel rotan ekspor Pendekatan Pasar ekspor Desain mebel rotan dari negara pesaing Teori strategi desain
Pengumpulan data kuantitatif SURVEY & OBSERVASI Pada 4 industri kursi rotan di Cirebon
Industri Mebel Rotan Cirebon 1.Desain 2.Produksi 3.Produk 4.Harga 5.Material alternatif
Analisis 1. Produk/komoditi ekspor industri
Potensi dan Kendala
2. Data ekspor nasional & Cirebon
Faktor Internal & faktor Eksternal yang mempengaruhi ekspor mebel rotan CIrebon
3. Value produk 4. Promotion 5. Distribution 6. Compete market & create market
Strategi desain berdasar potensi yang terdapat di Cirebon untuk pengembangan desain kursi rotan bagi pasar ekspor Eropa PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
KAJIAN PUSTAKA - potensi bahan baku rotan di Indonesia
Daerah Penghasil rotan di Indonesia (sensus pertanian 2003)
•Dari total > 300 spesies rotan yang terdapat di Indonesia, hanya sekitar 28 yang dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan dan mebel •Manfaat rotan : makanan, obat, kerajinan, mebel , komoditas ekspor(sejak tahun 2005-Permendag 12/2005) Ibu tangkai bunga jantan
Hasil olahan rotan yang digunakan dalam pembuatan kursi rotan : a. Rotan tulang / rotan batang b. Rotan jari: - Rotan jari jenis sega, sukamara, umulu (8-16mm) disisik, diasapi dan dijemur, - Rotan pitriet, balok ati yang sudah diproses berpenampang bulat (612mm) c. Rotan silet:
Ibu tangkai daun
Bunga jantan
Batang dengan pelepah
Sumber : CFM, januminro. 2005. Rotan Indonesia. Kanisius. Yogyakartá; Willy, Denny. 2005. Diktat furniture tradisional. ITB
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Proses Produksi bagi produk ekspor Factoring International Mechanism
Industri barang jadi/seten gah jadi
Pedagang besar
Desain
Pedagang kecil
Delivery goods/service
Exporter Industri pengawet rotan Local factor Pedagang pengump ul I & II Overseas factor
Overseas Customer
Kapasitas Produksi
Produk Pedagang antar pulau Tata niaga rotan
Kualitas
•Warna, bentuk, pola, material, finishing •Budaya lokal, pasar tujuan ekspor, tren, craftmanship
Petani pemungut
Sumber bahan baku (rotan)
Produk dan faktor yang mempengaruhinya
Konsumsi dalam negeri
Sumber : MS,.Amir. 2003. Strategi memasuki pasar ekspor. Penerbit PPM. Jakarta
Rattan raw material
Factory
Trade/ collector
agent
Retailler
Consumer
PRICE MOVEMENT Rotan mentah – industri lokal produk rotan: 4x harga awal
Rattan raw material
Cooperative
Wholesaler
Retailler
Bahan baku rotan industri produk – wholesale buyer(ekspor) : 5-7x harga bahan baku Harga wholesale buyer (produsen) – retail konsumen(ekspor) : 5-7x harga whole sale
Member
Saluran Distribusi Pada Industri Besar Sumber : Badan Pengembangan Ekspor Nasional 2000
Sumber : Materi kuliah manajemen produk. Price movement for import/ekspor ; CFM, januminro. 2005. Rotan Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. H55
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Consumer
Blue Ocean Strategy Across alternative industries
Reduce
E
Across time / trends
New value curve
Eliminate
Across functional/emotional appears
R
C
Across strategic group
Increase
I
Across chain of buyers
Create
Across complementary product & service offering Six path framework Sumber : Hardi Purba, Humiras. 2009. Inovasi nilai pelanggan dalam perencanaan & pengembangan produk. Graha Ilmu. Yogyakarta p 153
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Awal 1990
Awal 1980
Faktor desain mulai dikembangkan sebagai faktor penting dalam produk rotan
Produk mebel rotan Indonesia mulai diminati pasar internasional
Awal 2000
Produk mebel rotan Indonesia berkembang pesat, nilai jual meningkat, buyer berdatangan, faktor inovasi desain kurang diperhatikan
2005-.. Industri produk rotan terpuruk karena akses bahan baku sudah tidak dibatasi untuk di ekspor. Produk kurang bersaing dari segi harga, kualitas dan desain
Desain
Kondisi perkembangannya
Mebel rotan sebagai komoditi ekspor
(karya Prof. Imam Buchori) Mebel rotan kijang outdoor untuk di teras rumah Populer pada 1970
Mebel rotan model gentong
Mebel rotan model papasan
Kursi lounge 1s
Gabungan dari beberapa narasumber dalam wawancara mengenai desain mebel rotan. ; data perusahaan CV. Khalim, CV. Mutiara rotan; Willy, Denny. 2004. Materi kuliah desain mebel. Bandung
Banana peel
Water hycint
Seagrass
Paper loom
Sintetik
Sumber : www.rattanland.com; wawancara dan survey di industri rotan – cv. Khalim ; www.yamakawa-rattan.com; www.sourcing-hospitality.com; www.shackletown.com
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Eropa sebagai pasar tujuan ekspor mebel rotan 14% 3%
4%
8% 10%
15%
9%
9% 7%
21%
Yunani Spanyol Italia Belgia Jerman Perancis Belanda UK Polandia Lainnya
12%
3% 7% 9%
3% 13%
9%
11% 7%
26%
Yunani Spanyol Italia Belgia Jerman Perancis Belanda UK Polandia Lainnya
2009 2008 •Pada tahun 2008(januari - juli), sekitar 58% tujuan ekspor mebel rotan nasional ditujukan ke negara eropa •Pada tahun 2009(januari - juli), sekitar 57% tujuan ekspor mebel rotan nasional ditujukan ke negara eropa •Permintaan pasar Eropa meningkat seiring musim semi dan panas (Januari-juni). Sedangkan pada musim gugur dan musim dingin (Juli-Desember) permintaan ekspor berada dalam titik terendah terutama untuk negara eropa di wilayah barat. Sumber data : Buletin statistik perdagangan luar negeri ekspor Juli 2009 (BPS); ekspor news 2008-Nafed
Karakteristik desain pasar eropa FUNGSI
BRAND Merk terkenal = jaminan akan mutu produk maupun kepercayaan terhadap merk tertentu
Mebel yang berfungsi ganda lebih diminati – faktor keterbatasan ruang bagi mereka yang tinggal di apartemen/flat Mebel yang lebih mudah dipindah, dibersihkan, dirapihkan
DESAIN Desain yang memiliki keterikatan emosional, bentuk,warna yang menarik, desain yang mengikuti tren atau desain terbaru/menciptakan tren
HARGA Faktor harga bagi konsumen tidak terlalu masalah. Biaya yang bisa dihabiskan untuk sebuah kursi bisa hingga 100-500 euro Untuk mebel, biaya yang dihabiskan cukup besarselain karena pertumbuhan industri pariwisata yang meningkat, juga karena mebel merupakan barang yang lebih persona
Sumber : Rattan icon. Edisi Oktober 2008; Roadmap furniture. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2009; Market Survey Rattan 2009
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Data ekspor mebel Cirebon 2000-2009 20,000 15,000
13,234 10,908
10,000
11,217
14,222
14,611
14,308
13,384
13,175
11,488
11,820
By container
Peak time
5,000 0 2000
2001
2002
2003
2004
140,000,000
2005
122,090,575
120,000,000 101,671,854
101,671,854
84,515,549
20,000,000
2008
2009
121,668,797 115,196,746 128,793,734
49,614,791
43,796,074 32,871,168
51,544,103
47,771,119 48,048,703
42,690,975 46,444,266
37,556,737
33,269,843
Peak time
0 2000
2001
2002
Value(US$)
Peak time
84,515,549
60,000,000 40,000,000
2007
123,542,327
116,572,739
100,000,000 80,000,000
2006
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Sumber data : data tabulasi BPS terhadap ekspor mebel rotan Cirebon, Asmindo Komda Cirebon, AMKRI
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2009
Volume(Kgs)
Ekspor /bulan
Jenis Produk
Tujuan Ekspor
Objek observasi & survey industri mebel rotan di Cirebon CV. Khalim (Cangkring,Tegal wangi) 1980an
CV. Mekar Sari (Cangkring,Tegalw angi) 1982
(Jerman, Inggris, Belanda) Med. level
(Jerman, Inggris, Perancis) Med level
Living room set, dining room set
Living room set, dining room set
10-12 kontainer/bulan
7-8 kontainer/bulan
CV. Dimo Putera Sejahtera (Cangkring,Tegalwangi) 1986
CV.Mutiara Rotan (Plered) 2003
(Spanyol,Amerika, Afsel) Med level
(Italia) Low-med level
Living room set, dining room set, kerajinan rotan
Outdoor furniture set
10-12 kontainer/bulan
8-10 kontainer/bulan
•Data 2008, AMKRI : 144 perusahaan bangkrut, 127 perusahaan hanya ekspor 1 kontainer, 113 perusahaan ekspor maks 8 kontainer, 20 perusahaan ekspor 8-15 kontainer, 11 perusahaan ekspor 15-25 kontainer, 11 perusahaan lebih dari 25 kontainer. •Dari total tersebut, 87.92% industri di Cirebon merupakan industri kecil[1]
Sumber data : Data survey & observasi industri mebel rotan di Cirebon, 4 dari 20 perusahaan yang masih bisa mempertahankan produksi per bulan antara 8-15 kontainer [1]
Strategi pengembangan kawasan. Dinas Perindustrian dan perdagangan. 2006. h 7
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Faktor yang mempengaruhi nilai pokok produk
CV. Khalim
Bahan baku Tujuan ekspor : Jerman, Belanda
Tenaga kerja
Bahan pembantu
Buyer custom design US$ 25-26
US$23-24
US$ 25
US$ 25
promosi ORDER APPROVE
BUYER
FACTORY
MASS PROD. SAMPLE
Bentuk
Warna
FInishing
Pajak
R&D Pola
Gloss, pengecatan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Material rotan
Factory overhead
Faktor yang mempengaruhi nilai produk
CV. Dimo Putera Sejahtera
Bahan baku
Tujuan ekspor : Spanyol, Norwegia
Tenaga kerja
Custom design by buyer
Bahan pembantu
Produk baru 10-30 set @year **US$ 27
US$ 25
promosi Bentuk
Warna
FInishing
Pola
Gloss, pengecatan, cushion
Material Rotan, banana
Pajak
R&D
QUOTATION PRODUCT/COMPANY PROFILE (1) ORDER (1) Sample (revisi)(3) APPROVE(3)
BUYER FACTORY
FEEDBACK – SPESIFIKASI (2)
MASS PROD.(4)
Mass prod.(5) SAMPLE(2) Approval(4) INTERNET PROMOTION/COMPANY WEBSITE/PAMERAN (1)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
FACTORY BUYER
Factory overhead
CV. Mekarsari •Tujuan ekspor : Denmark, FInlandia, Jerman •Buyer custom design •1-2 new design @year Bentuk
Faktor yang mempengaruhi nilai produk (pengembangan desain)
Bahan baku
Tenaga kerja US$24
Warna
**US$28
US$ 24
US$ 25
US$24
Bahan pembantu
FInishing
Pola
Gloss, pengecatan, cushion
Material promosi
Rotan
Pajak
R&D
QUOTATION PRODUCT/COMPANY PROFILE (1) Sample (revisi)(3) FEEDBACK – SPESIFIKASI (2)
FACTORY
Mass prod.(5) Approval(4) INTERNET PROMOTION/COMPANY WEBSITE/PAMERAN (1)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BUYER
Factory overhead
CV. Mutiara Rotan
Faktor yang mempengaruhi nilai produk
Bahan baku
Tenaga kerja US$ 20
Bentuk
US$ 27
Warna
US$ 24
US$ 27
FInishing
US$ 24
Pola
Gloss, pengecatan, cushion
US$ 23
Material
Bahan pembantu
Rotan
promosi
Pajak
R&D ORDER (1)
APPROVE(3)
BUYER
MASS PROD.(4)
SAMPLE(2)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
FACTORY
Factory overhead
Analisis Data Produk industri mebel rotan Cirebon 2005-2009 CV. Khalim
MATERIAL
•Perusahaan ini bertahan karena memiliki buyer dengan jangkauan pasar luar di Eropa & mempertahankan kepercayaan buyer dengan kualitas produk stabil •Tidak memfokuskan pada sistem R&D produk baru, namun menjaga relasi usaha dan mengikuti permintaan buyer •Pasar tujuan ekspor tidak berkembang (fokus pada Jerman dan Belanda)
BENTUK
•Produksi lebih difokuskan pada kursi makan
CV. Mekarsari •Tidak banyak melakukan proses R&D produk baru – keterbatasan biaya & sulit mendapatkan buyer yang tertarik •Produksi difokuskan pada dining set-living room set furn
CV. Dimo Putera Sejahtera
WARNA Warna alami; coklat, abu-abu
•Perusahaan ini bertahan karena memiliki beberapa buyer tetap •Mempertahankan kepercayaan buyer dengan memberikan kualitas produk yang stabil •Melakukan proses R&D produk baru dan custom desain(by buyer)
FINISHING
•Menghasilkan segala jenis produk olahan rotan Pengecatan, glossy
CV. Mutiara Rotan •Memiliki buyer tetap
POLA
•Fokus hanya pada outdoor furniture •Fokus hanya pada pasar ekspor Italia
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Analisis faktor yang mempengaruhi value & cost produk Inovasi nilai produk mebel rotan indonesia cenderung tidak berubah, perubahan hanya pada faktor biaya sehingga hanya akan memperkecil kemungkinan pengembangan industri Sample
Faktor yang mempengaruhi nilai produk
Bahan baku Price movement
Tenaga kerja
Harga bahan baku : •60-90% saat mencapai industri pengolahan produk rotan •210-400% dari harga awal pada saat produk jadi
Bahan pembantu
promosi
Harga produk : 25 $ (harga beli buyer)FOB Nilai bahan baku* : 3$(harga bahan baku) => $25 =>100-300 euro
Dari ke 4 industri, bahan baku adalah faktor yang paling mempengaruhi nilai produk. Sedangkan R&D, promosi adalah pertimbangan berikut yang mempengaruhi sebagian besar industri yang dikaji
•Saat FOB hingga diterima konsumen bisa hingga 512% dari harga beli buyer
Pajak
R&D
Factory overhead
Materi kuliah manajemen produk. Price movement for import/ekspor ; CFM, januminro. 2005. Rotan Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. H55; MS, Amir. 2003. Strategi memasuki pasar ekspor. Penerbit PPM. Jakarta; data tabulasi BPS- Cirebon dalam angka 2009 terhadap ekspor mebel rotan Cirebon; Asmindo Komda Cirebon; AMKRI
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Produk pesaing mebel rotan Cirebon Negara Cina
Taiwan
Vietnam
Malaysia
Spesifikasi ▪Low cost production ▪Low price furniture ▪Substitution furniture(sintetik, leather) ▪Desain minimalis, kontemporer
Sampel Gambar
artificial Sumber : www.made-in-china.com
▪Berkonsentrasi dengan perubahan bahan baku untuk mengatasi perubahan harga produksi ▪Durability tinggi ▪Subtitution furniture(steel furnture) ▪Made to order, desain minimalis
Sumber : www.alibaba.com
▪Promosi perdagangan via vietnamtrade center ▪Harga jual lebih tinggi dari Indonesia ▪Desain mirip dengan Indonesia ▪Desain modern, kontemporer ▪Alternatif furniture
sumber : www.alibaba.com; www.wickervietnam.com
▪Subtitution furniture (rubber wood) ▪Daya tahan tinggi ▪Low tax ▪Desain kontemporer, modern sumber : www.alibaba.com;
Thailand
▪Kualitas produk tinggi ▪Harga menengah ▪Ketepatan waktu produksi, pengiriman ▪Desain mirip produksi Indonesia sumber : www.alibaba.com
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
SWOT Opportunity
Strength 1. 2. 3.
1.
Jumlah tenaga kerja Craftmanship tinggi Bahan baku rotan maupun alternatifnya dihasilkan di Indonesia
2.
Weakness 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16.
Kurang bisa “membaca” desain untuk tempat tujuan ekspor Kurang menerapkan system R&D secara merata – tidak banyak menghasilkan desain baru tiap tahunnya Lemahnya kemampuan desain dan finishing produk Kurang menerapkan system manajemen dalam produksi, marketing, etc Masih adanya kesenjangan dalam penyerapan bahan baku(sebelum 2005) dan kelangkaan bahan baku (setelah 2005) Masih rendahnya tingkat efisiensi dan produktivitas industri Belum adanya Standar Pengerjaan Produk Furniture secara Nasional yang menunjang konsistensi produk dan jaminan produk Terbatasnya Market Intelligent dan Promosi Tidak memiliki sumber bahan baku sendiri di wilayahnya berada Kurang tersedianya data-base, informasi potensi dan penyebaran bahan baku. Institusi pendukung seperti diklat, disain, lembaga sertifikasi, pasar belum berkembang. Brand Image dan disain Nasional belum begitu dikenal oleh konsumen luar negeri. Ketergantungan yang sangat besar terhadap broker/perantara dari luar negeri untuk memasuki pasaran ekspor Penerapan teknologi untuk kecepatan produksi dan kualitas Pemasaran produk Indonesia hanya mempergunakan jaringan (networking) pemasaran dunia yang sudah ada seperti: IKEA, Hallmark dll Adakalanya terdapat kesenjangan dalam hubungan kerja antara industri dengan sub kontraktor
3. 4.
5.
Masih cukup banyak adanya konsumen/buyer yang lebih mempercayai Indonesia dalam menghasilkan produk mebel berkualitas Dalam kendala kesulitan bahan baku, masih terdapat alternatif material alam/sintetis yang dihasilkan lokal Adanya peluang pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun di dunia Internasional Adanya potensi bahan baku kayu dan non-kayu (alternatif) yang belum termanfaatkan secara optimal; Masih tingginya apresiasi pasar terhadap produk Indonesia terutama untuk kelas medium dan high
Threat 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Banyaknya bahan baku rotan yang diekspor melalui perdagangan ilegal oleh sindikat pedagang rotan dunia, telah meningkatkan posisi strategis dan kemampuan negara pesaing di luar negeri. Hal ini juga mengakibatkan rusaknya kelestarian pengadaan bahan baku rotan di dalam negeri karena di eksploitasi untuk tujuan jangka pendek. Negara pesaing yang menawarkan harga lebih murah Harga bahan baku semakin tinggi, namun harga produk cenderung tetap Munculnya pesaing baru yang potensial, seperti : China, Malaysia, Vietnam, dlsb Kurang tersedianya skema kredit bagi industri mebel Masih adanya regulasi yang kontra produktif terhadap pengembangan Industri mebel
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Strategi desain - Proses pengembangan produk dan nilai berdasar blue ocean strategy Observasi dan analisa terhadap produk industri mebel rotan di Cirebon
1. Pendekatan strategis terhadap mebel rotan dengan industri mebel alternatif Dari segi bahan baku Harga bahan baku
Proses produksi
Waktu produksi
Rotan
(4) Lowest
(4) Longest
Sintetik
(1) Highest
(1) Shortest
(1) Fastest
Beragam pilihan warna, bentuk, ukuran mebel
Banana
(3)
(2)
(3)
Hanya ada 2 jenis warna, bentuk dan ukuran mebel terbatas, kurang detail
Loom kertas
(2)
(3)
(4) Slowest
Beragam pilihan warna, bentuk, ukuran mebel
(2)
Keragaman Beragam pilihan warna, bentuk, ukuran mebel
Mempercepat proses produksi, pengendalian kualitas produk, proses pengawetan rotan supaya lebih tahan lama
2. Pendekatan terhadap kelompok strategis konsumen mebel rotan Compete market : •Jerman, Belanda, Inggris, Perancis (desain berdasar fungsi) – lebih bersaing dengan harga dan kualitas •Indoor furniture •Private area furn, public – cafe/restaurant Potential market : •wilayah eropa selatan, wilayah eropa timur (desain berdasar tampilan visual) – belum banyak persaingan market •Outdoor furniture •Public area – resort, hotel, office, school, etc PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Proses pengembangan produk dan nilai Observasi dan analisa terhadap produk industri mebel rotan di Cirebon
3. Pendekatan terhadap proses rantai ekspor mebel rotan Saat ini :
Konsumen
retail
Tujuan :
wholesale
Konsumen
Trader
retail
Buyer
Factory / Cirebon
Factory / Cirebon
Misalkan : Terdapat tempat representatif untuk produk mebel rotan Cirebon di wilayah ataupun negara tujuan pemasaran produk
4. Pendekatan melalui perkembangan desain seiring perubahan trend dan waktu
?
Mebel di Eropa biasa berganti sekitar 3 – 5 tahun sekali* Penelitian mebel rotan 2009 terhadap konsumen di Jerman
Desain selama 10-30 tahun terakhir
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Mebel minimalis ?
Proses pengembangan produk dan nilai Observasi dan analisa terhadap produk industri mebel rotan di Cirebon 5. Pendekatan daya tarik fungsional dan emosional produk mebel rotan
Emosional
Kursi yang sering digunakan, untuk bersantai/bekerja Public facility = resort/office/school
?
example
Fungsional Dining – living room furniture-garden = public facility (café/restaurant)
MEMANFAATKAN SALAH SATU UNSUR DESAIN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK :
Warna
Bentuk
•Memanfaatkan warnawarna yang sedang tren
•Bentuk yang lebih mengikuti postur tubuh pengguna
•Memanfaatkan warna dari segi psikologis warnanya
•Bentuk yang lebih efisien, simpel, memiliki nilai estetik
Finishing
Material
Pengendalian kualitas dan mutu produk
Pengembangan dalam menghasilkan bahan baku rotan berkualitas dan ramah lingkungan
penggunaan metode baru supaya lebih efisien dan berkualitas
Pola
Sumber : katalog IKEA 2010; Bamboo, rattan & Fibres; S.chair by Cappelini; Seaside style. Taschen ; www.boxfurniture.net
•Memanfaatkan sifat fisik rotan, bentuk anyaman yang sudah ada, membuat bentuk anyaman baru berdasarkan pengembangan bentuk ornamen hias; misalkan dari pola batik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Analisa terhadap strategi pengembangan desain mebel rotan di Cirebon
Ya
Harga bahan baku lebih murah
Nilai lebih tinggi
Biaya tenaga kerja lebih murah (via sub)
Keuntungan lebih besar
Material rotan? Material substitusi Hambatan bahan baku/sumber daya
Nilai lebih tinggi
Harga bahan baku lebih tinggi
Tidak
Keuntungan hampir sama
Biaya tenaga kerja lebih besar
Nilai produk stabil Tidak langsung
PENGEMBANGAN PRODUK MEBEL ROTAN DI CIREBON
Via agen/buyer/trader
Biaya lebih besar
KONSUMEN EROPA
Cara promosi?
Langsung Melalui teori B.O.S
Via representatif yang berada di wilayah/negara atau internet online shopping
Hambatan politik & kognitif
Nilai produk lebih dinamis Biaya bisa sama/lebih besar
Nilai produk cenderung konstan a QC selam s prose an pengem b a g g gan hin i s k produ
Ya
Bersaing dalam harga antar kompetitor Sangat tergantung buyer
Desain referensi buyer sebelumnya Tidak Hambatan motivasi, kognitif& sumberdaya
Melalui analisa terhadap perkembangan tren Pendekatan pada konsumen ataupun trader/buyer
B.O.S : Blue Ocean Strategy
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Nilai produk lebih beragam Persaingan dalam fungsi, desain, harga atau bahkan minim persaingan
E. R. I. C – blue ocean strategy Berdasarkan metodologi pendekatan dalam teori tersebut, maka dihasilkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dirubah dalam sistem di industri berdasarkan pendekatan teori blue ocean- E.R.I.C, yaitu :
ELIMINATE Faktor dimana industri sudah lama bersaing dan bisa dihilangkan
Pengembangan desain mebel rotan berdasarkan custom desain buyer ▪
Karena : •Tidak ada perlindungan terhadap produk •Perkembangan desain berjalan lambat •Kreasi lebih pada jenis material •Persaingan lebih pada harga terendah
Sample : produk dari 4 perusahaan yang diproduksi di banyak industri lainnya di Cirebon Kendala : hambatan kognitif, industri sudah terbiasa dengan sistem pengembangan desain seperti ini, hambatan sumber daya ; hambatan motivasi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
E. R. I. C – blue ocean strategy Berdasarkan metodologi pendekatan dalam teori tersebut, maka dihasilkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dirubah dalam sistem di industri berdasarkan pendekatan teori blue ocean- E.R.I.C, yaitu :
REDUCE Faktor yang harus dikurangi dibawah standar industri:
•Penggunaan bahan baku dan bahan pembantu secara efisien •Bereksperimen dengan beragam material
Karena : •Kurangnya pengendalian kualitas produk oleh industri •Pengembangan desain kurang terarah •Biaya tenaga kerja lebih besar dengan menggunakan material lain
Kendala : hambatan kognitif, industri sudah terbiasa dengan sistem pengembangan desain seperti ini, hambatan sumber daya ; hambatan motivasi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
E. R. I. C – blue ocean strategy Berdasarkan metodologi pendekatan dalam teori tersebut, maka dihasilkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dirubah dalam sistem di industri berdasarkan pendekatan teori blue ocean- E.R.I.C, yaitu :
INCREASE Faktor yang harus ditingkatkan di atas standar industri :
•Quality control produk oleh industri •Proses R&D produk baru berdasarkan analisa tren, pendekatan pada pasar tujuan ekspor •Keragaman jenis produk (lounge chair, bench, etc) •Pengembangan desain dari analisa terhadap tren •Kecepatan produksi •Media promosi industri ekspor mebel rotan Karena : •Lemahnya kreatifitas menghasilkan produk baru •Kurangnya sumber daya ahli dalam industri •Kurangnya kontrol industri terhadap proses produksi sehingga kualitas produk kurang merata •Kurangnya media promosi bagi industri sehingga sasaran industri kurang tercapai
Kendala : hambatan kognitif, industri sudah terbiasa dengan sistem pengembangan desain seperti ini, hambatan sumber daya ; hambatan motivasi, hambatan politik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
E. R. I. C – blue ocean strategy Berdasarkan metodologi pendekatan dalam teori tersebut, maka dihasilkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu dirubah dalam sistem di industri berdasarkan pendekatan teori blue ocean- E.R.I.C, yaitu :
CREATE Faktor yang diciptakan karena belum pernah diberikan oleh industri :
•Tempat representatif untuk memperkenalkan produk mebel rotan Cirebon di wilayah Indonesia maupun negara yang strategis •Standarisasi produk (ukuran produk, kualitas bahan yang digunakan, cara kemasan, etc)
Karena : •Membantu mendorong perkembangan industri mebel rotan •Karena bisa sebagai media promosi baik untuk lokal maupun luar negeri •Mempermudah menganalisa keinginan konsumen, terutama yang berada jauh dari lokasi industri
Kendala : hambatan kognitif, industri sudah terbiasa dengan sistem pengembangan desain seperti ini, hambatan sumber daya ; hambatan motivasi, hambatan politik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Kesimpulan umum Company
Customer
Competitor
1. Spesifikasi tempat tujuan ekspor(eropa barat/selatan/timur/amerika,etc) 2. Spesifikasi jenis konsumen (low/med/high) 3. Spesifikasi jenis produk (chair/dining furn/living room furn/garden furn/etc) 4. Pengendalian mutu produk 5. Spesifikasi Pemasaran 6. Spesifikasi services
Indoor furniture lebih banyak digunakan untuk wilayah eropa dengan iklim 4 musim, sedangkan sebaliknya untuk wilayah negara eropa dengan iklim mediterania(wil eropa selatan) banyak digunakan jenis outdoor furniture
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Kesimpulan khusus Penerapan Blue Ocean Strategy pada industri mebel rotan di Cirebon : Produk baru Faktor internal yang mempengaruhi Industri
Pengembangan produk
Produk lama STRATEGI DESAIN Berdasar teori blue ocean strategy
Proses Desain- R&D Trial & error Pasar tujuan ekspor baru
Faktor eksternal yang mempengaruhi Industri
Analisa pasar tujuan ekspor
Pasar tujuan ekspor lama
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Kesimpulan khusus Penerapan Blue Ocean Strategy pada industri mebel rotan di Cirebon : RESIKO Produk baru
•Biaya R&D, produksi dan pemasaran besar STRATEGI A
•Bisa mengalami kerugian apabila konsumen tidak merespon •Tidak mendapat kepercayaan investor,buyer/trader
KEUNTUNGAN Mendominasi pasar baru/keuntungan lebih besar Strategi tersebut bisa fleksibel dikembangkan pada produk dan pasar baru lainnya
Produk lama •Biaya pemasaran besar STRATEGI B
•50% kemungkinan berhasil/tidak •Persaingan bisa kembali pada HARGA bila kompetitor mengetahui potensi yang sama
Pasar tujuan ekspor baru
STRATEGI C
•Biaya R&D, produksi dan pemasaran cukup besar namun tidak sebesar Strategi A karena pasar tujuan ekspor tidak berubah •50% kemungkinan berhasil atau tidak
Pasar tujuan ekspor lama
•Persaingan bisa kembali pada faktor HARGA/PRICE MOVEMENT produsen/industri stabil
Resiko lebih kecil Bisa melebarkan usaha pada pasar tujuan ekspor baru
Resiko lebih kecil Bisa menguasai dan menganalisa lebih mendalam tentang keinginan konsumen yang berada dalam wilayah tersebut untuk digunakan dalam proses R&D produk baru
MENGURANGI RESIKO
Pengrajin/industri Pengrajin/industri
STRATEGI STRATEGI A/B/C A/B/C
Produk baru/produkProduk lama baru/produk lama Pasar baru/pasar lama Pasar baru/pasar lama
= Bantuan dari departemen terkait, universitas/bantuan bid.keahlian, konsultan/swasta,dll
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Saran & Kendala •Kemauan untuk mengubah pola berfikir/bertindak oleh industri & pengrajin •Antara industri dan pengarajin bisa menjalin komunikasi dan kerjasama yang menguntungkan
Industri & Pihak yang terkait dalam pengembangan industri
1.
Perlu terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik antara pengrajin/industri kecil, industri besar, pemerintah setempat, pemerintah pusat
•Dukungan untuk pelatihan dan pendidikan bagi pengrajin/penghasil produk
2.
Perlu adanya penghubung yang bisa mengerti tiap bagian tersebut
•Kemudahan untuk bantuan kredit usaha dalam membangun industri baru bagi pengusaha kecil
3.
Perlu adanya bantuan untuk mengatasi kendala pendidikan, R&D dan proses produksi(bisa konsultan, edukasi oleh ahli bidang tersebut, dll)
•Menerapkan standarisasi tertentu untuk kursi rotan hasil produksinya
•Mengembangkan kawasan khusus pengembangan bahan baku rotan di wilayah Cirebon ataupun daerah sekitarnya
Peluang pengembangan melalui penelitian lainnya
• • • • • • •
Uji coba terhadap industri Strategi desain : trend, pendekatan pada konsumen, studi kompetitor Pengembangan material baru substitusi setingkat rotan Cara peningkatan kualitas dan daya tahan rotan selama penyimpanan Pengembangan teknologi tepat guna pembuatan rotan Pengembangan dengan jenis rotan selain yang sudah umum digunakan Penelitian melalui pendekatan bidang ilmu lain (marketing, manajemen, lingkungan, etc)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1.
Perlu dilakukan pendalaman materi tentang tren, analisa perbedaan budaya dan pola pikir, decoding produk terhadap kursi rotan
2.
Kemudahan dalam proses mendapatkan referensi data yang berhubungan dengan penelitian tentang rotan