1 ANALISA CUACA PADA SAAT KEJADIAN ROBOHNYA JEMBATAN DI PULAU BERHALA TANGGAL 7 JULI 2016 I. INFORMASI KEJADIAN LOKASI TANGGAL DAMPAK Pulau Berhala 7 ...
ANALISA CUACA PADA SAAT KEJADIAN ROBOHNYA JEMBATAN DI PULAU BERHALA TANGGAL 7 JULI 2016
I.
INFORMASI KEJADIAN
LOKASI
Pulau Berhala
TANGGAL DAMPAK
7 Juli 2016 Jam 21.00 WIB Masyarakat (±200 orang) menghindari gelombang tinggi, bertumpuk diatas jembatan dan jembatan tidak mampu menahan beban maka terjadilah jembatan/dermaga tersebut roboh sepanjang ± 12 meter dan pengunjung yg terjatuh ±100 orang. (Sumber: BPBD Jambi)
II.
III.
DATA CURAH HUJAN Stasiun
Curah hujan terukur (mm) 7 Juli 2016
Keterangan
-
-
Tidak terdapat Pos Hujan di sekitar Pulau Berhala
ANALISIS METEOROLOGI
INDIKATOR KETERANGAN 1. Suhu Muka Laut ( Data model analisis SST tanggal 7 Juli 2016 menunjukkan bahwa suhu SST) dan Anomali muka laut di wilayah perairan Jambi hangat berkisar 29.5 – 30.5°C. Analisis anomali SST bernilai positif 0.5°C di Timur Jambi. 2. Pola Tekanan
Data analisis tekanan udara 7 Juli 2016 jam 08.00 WIB menunjukkan adanya daerah pusat tekanan rendah di Utara Filipina (Typhoon NEPARTAK 900 hPa). Semantara itu, tekanan udara di wilayah Jambi dan sekitarnya berkisar antara 1009 -1012 mb.
3. Pola Angin
Dari analisis medan angin lapisan 3000 feet terlihat adanya belokan angin (Shearline) di atas Wilayah Perairan Timur Jambi, kondisi tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar wilayah Jambi dan sekitarnya. Angin permukaan relatif tenang, data dari Stasiun Meteorologi terdekat yaitu Stasiun Meteorologi Dabo Singkep menunjukkan kecepatan angin berkisar 4 knots atau sekitar 8 km/jam.
4. Kelembaban Relatif Secara umum, kelembaban relatif di Perairan Timur Jambi pada lapisan 1
850 mb bernilai 60-80% dan pada lapisan 700 mb bernilai 30-50%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi udara cukup lembab di lapisan 850mb sedangkan di lapisan 700 mb terpantau massa udara bersifat kering. 5. Prakiraan Tinggi Gelombang Perairan Jambi
Hasil prakiraan tinggi gelombang tanggal 7 Juli 2016 ketinggian gelombang di selat Berhala berkisar antara 0.2 s/d 0.8 meter . Kondisi ini relatif aman dan kondusif untuk penyebrangan. Namun karena data arus tidak tersedia maka analisis berdasarkan tinggi dan arah arus tidak dapat dilakukan.
6. Citra Satelit Cuaca
Berdasarkan citra satelit HIMAWARI pada tanggal 7 Juli 2016 pukul 18.00 – 21.00 WIB di wilayah kejadian cuaca umumnya cerah berawan dengan jenis awan menengah dan awan tinggi.
7. Citra Radar Stasiun Berdasarkan citra radar dari Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi Meteorologi Sultan pada tanggal 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB di wilayah Thaha Jambi kejadian, keadaan cuaca cerah-berawan, tidak terdapat awan konvektif yang signifikan. IV.
KESIMPULAN
Liputan awan konvektif dari citra satelit HIMAWARI tidak nampak di wilayah kejadian pada saat kecelakaan dilaporkan terjadi. Berdasarkan citra radar Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi cuaca pada saat kejadian di wilayah perairan sekitar Pulau Berhala cerah berawan. Berdasarkan Peta Prakiraan Tinggi Gelombang BMKG, Tinggi gelombang relatif aman dengan tinggi kurang dari 2 meter. Angin permukaan pada saat kejadian umumnya relatif tenang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kecelakaan robohnya Jembatan di Pulau Berhala tidak disebabkan oleh faktor cuaca.
2
LAMPIRAN :
Lokasi Kejadian
Gbr. 1 Lokasi Kejadian (Pulau Berhala)
Gbr.2 Ketinggian Gelombang di sekitar Pulau Berhala 7 Juli 2016, Gelombang terlihat tenang
3
Gbr. 3 Suhu Muka Laut Tanggal 7 Juli 2016
Gbr. 4 Anomali Suhu Muka Laut Tanggal 7 Juli 2016
4
Gbr. 5 Analisis MSLP tanggal 7 Juli 2016 jam 07.00 WIB
Gbr. 6 Analisis streamline angin Gradien tanggal 7 Juli 2016 pukul 19.00 WIB