1
Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
Abstrak— Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi, penggunaan metode bekisting sistem PERI menjadi alternatif menguntungkan dari segi biaya dan waktu. Pada bekisting sistem PERI mempunyai keunggulan dibanding kayu yang rentan terhadap cuaca sehingga pemakaiannya tidak lama. Penelitian ini adalah membandingkan penggunaan metode bekisting yang berbeda yaitu metode sistem PERI dengan metode konvensional ditinjau dari dua aspek biaya dan waktu. Untuk kedua metode tersebut dilakukan studi literatur dan pengumpulan data kemudian perhitungan pada perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.
dengan perbandingan metode konvensional pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen, Surabaya. Analisa biaya hanya pada penggunaan material dan pembeyaran upah pekerjaan bekisting, tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bekisting Sistem PERI Pengertian dari bekisting sistem PERI disini adalah bekisting kontak terdiri dari girder utama dan girder sekunder. Bekisting sistem PERI adalah bekisting yang dirancang untuk suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. . Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat disusun kembali menjadi sebuah bekisting sistem untuk obyek yang lain.
Kata Kunci— bekisting sistem, system PERI
I. PENDAHULUAN
P
EMBANGUNAN konstruksi gedung bertingkat tinggi (high rise building) akan membutuhkan material kayu dalam jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan. Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat) menjadi sistem prafabrikasi. Di Indonesia banyak beredar bekisting sistem dengan bahan material yang berbeda dan mempunyai keunggulan masing - masing seperti Paschal, KHK, MESA dan PERI. Perbandingan metode ini diterapkan pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Tower A dan Tower B Lt. 2 – Lt. 23 (masing-masing 18 lantai tipikal) yang berlokasi di kawasan elite perumahan Kertajaya Indah Regency, Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai penggunaan metode system peri dengan untuk pekerjaan bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu
Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Sistem PERI (sumber : pengamatan lapangan) B. Bekisting Konvensional Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso. Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain. Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja.
2 buku tentang konstruksi kayu, buku petunjuk rotasi pemasangan dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout, PKKI dan lain-lain.
Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Konvensional (sumber : pengamatan lapangan) C. Spesifikasi Bekisting [2] Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi utama, yaitu : 1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton 2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan 3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti : a. Kualitas Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor b. Keamanan Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat menahan beban yang bekerja Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya c. Ekonomis Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu Dapat menghemat biaya Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi sebuah objek tertentu.. III. METODE PENELITIAN Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Studi Literatur Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain
2. Pengumpulan Data Proyek Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek akhir ini, maka diperlukan data-data sekunder sebagai berikut : a. Gambar struktur gedung b. Volume pekerjaan c. Daftar harga material untuk bekisting d. Spesifikasi bekisting yang digunakan e. Metode kerja bekisting yang digunakan Tabel 1. Data Proyek Jenis Data Gambar struktur proyek Spesifikasi bekisting yang digunakan Metode kerja bekisting yang digunakan Harga material komponen bekisting Upah pekerjaan bekisting
Sumber Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Proyek Puncak Kertajaya Apartemen
3. Identifikasi Komponen Bekisting Dari data-data yang ada, dilakukan identifikasi komponen bekisting seperti komponen penguat, pengaku dan support yang kemudian digunakan sebagai acuan hitungan selanjutnya. 4. Perhitungan Perkuatan Bekisting Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan perkuatan pada masing-masing metode bekisting yaitu perhitungan perkuatan gelagar pada metode bekisting sistem PERI dan perhitungan perkuatan kayu kaso pada metode bekisting konvensional. Metode Bekisting Sistem PERI Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan bekisting sistem PERI yaitu besi plywood dan scafolding. Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan kontrol lendutan yang terjadi. Sedab\ngkan untuk balok utama dan sekunder mengikuti pengaturan jarak dan panjang yang telah diberikan oleh system PERI. Metode Bekisting Konvensional Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan bekisting konvensional yaitu kayu kaso 5/7, multiplek 15mm, balok suri 6/12 dam balok gelagar 6/12. Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan kontrol lendutan yang terjadi.
3 Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting [3] Kontrol Balok 2 Balok Balok Hitungan Tumpuan Menerus Kantilever Momen Tegangan Lentur
Lendutan
5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya. Untuk pemindahan material bekisting dilakukan dengan cara pembuatan terminal sebagai tempat meletakkan material pada lantai yang telah dicor dan akan dicor serta diangkat dengan menggunakan tower crane.
pekerjaan bekisting. Metode Bekisting Konvensional Waktu pekerjaan bekisting konvensional ditentukan berdasarkan data historis proyek mengenai produktivitas pekerjaan bekisting. 8. Analisa Biaya Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada kedua metode. Metode Bekisting Sistem PERI Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan material pekerjaan bekisting sistem PERI dan upah pelaksanaan pekerjaan bekisting sistem PERI per m2. Selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan. Metode Bekisting Konvensional Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan material pekerjaan bekisting konvensional dan upah pelaksanaan pekerjaan bekisting konvensional per m2. Selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan. IV. ANALISA PEMBAHASAN A. Analisa Perkuatan Bekisting Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Perhitungan perkuatan bekisting balok sistem PERI Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Sistem PERI Material Tegangan Lentur Lendutan Plywood 21mm OK OK
Gambar 3. Siklus Bekisting [4] (sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung, 2011) 6. Perhitungan Kebutuhan Material Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing komponen bekisting. Metode Bekisting Sistem PERI Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen bekisting sistem PERI dengan cara mencari kebutuhan material per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian dikalikan dengan jumlah lantai. Metode Bekisting Konvensional Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen bekisting konvensional dengan cara mencari kebutuhan material per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian dikalikan dengan jumlah lantai. 7. Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan wawancara serta pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada kedua metode. Metode Bekisting Sistem PERI Waktu pekerjaan bekisting sistem PERI ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan mengenai produktivitas
b. Perhitungan perkuatan bekisting balok konvensional Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Konvensional Material Tegangan Lentur Lendutan Multiplek 15mm OK OK Kaso 5/7 OK OK Balok suri 6/12 OK OK Balok gelagar 6/12 OK OK c. Perhitungan perkuatan bekisting pelat sistem PERI Tabel 5. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Sistem PERI Material Tegangan Lentur Lendutan Plywood 21mm OK OK
4 b. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat sistem PERI dan konvensional
d. Perhitungan perkuatan bekisting pelat konvensional Tabel 6. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Konvensional Material Tegangan Lentur Lendutan Multiplek 15mm OK OK Balok suri 6/12 OK OK Balok gelagar 6/12 OK OK
B. Metode Pelaksanaan Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya. C. Analisa Kebutuhan Material Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting, selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok sistem PERI dan konvensional Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Balok Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai Jenis Material Girder GT 24 (210 cm) Girder GT 24 (180 cm) Girder GT 24 (150 cm) Girder VT 24 (180 cm) Beam Bracket Mainframe Croos head Scaffolding cross brace base jack Balok 6x12 Plywood Tss Torx Screw multiplek 15mm kaso 5/7 besi siku perancah cross brace u-head base jack paku support
PERI
Jumlah Konvensional 342 1470 2088 1726 735 1106 2212 1019 2212 29 19,79 486 1487 334 19,79 1144 2508 3264 5016 5016 155,9014419 876
Tabel 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Pelat Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai Jenis Material Girder GT 24 (210 cm) Girder GT 24 (180 cm) Girder GT 24 (150 cm) Mainframe Croos head Scaffolding cross brace base jack plywood 21mm Tss Torx Screw
Jumlah 159,00 312,00 1.290,00 1.350,00 2.700,00 1.350,00 900,00 475,30 2.358,13
Satuan buah buah buah buah buah buah buah m³ buah
D. Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara serta pengamatan lapangan karena metode tersebut masih jarang digunakan di kontraktor lain. Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan wawancara dan pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan. Produktivitas pekerjaan bekisting balok dan pelat per hari adalah luas total 1 lantai dibagi dengan total hari 1 lantai. Produktivitas = luas : hari = 1770 m2 : 6 hari = 295 m2 (± 1 sektor) E. Analisa Biaya Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan mengikuti metode perhitungan kontraktor. Dalam analisa ini lebih ditekankan pada perhitungan material per unit dan upah pekerjaan secara borongan dari data proyek. Analisa biaya bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :
Satuan buah buah buah buah buah buah buah buah buah m³ lembar buah lembar m3 m4 buah buah buah buah kg buah
a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem Perhitungan kebutuhan yang ditinjau adalah meliputi material Main frame, base jack, cross head, cross brace, balok primer GT 24 , balok sekunder VT 24, Beam Bracket, Plywood, dan Tss torx screw. Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terusmenerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa pakai tertentu seperti dibawah ini. Tabel 9. Masa Pakai Material Bekisting Balok Sistem PERI Material Masa Pakai Plywood 21mm 5 kali pakai Balok GT 24 selamanya Kayu 6/12 tereduksi 7,5% tiap lantai Balok VT 24 Selamanya Tss screw 5 kali pakai Sebelum menghitung biaya, telah diketahui bahwa investasi bekisting proyek adalah 1,5 lantai yang merupakan acuan untuk pembelian dan pergantian material. Pada intinya investasi 1,5 lantai adalah untuk membuat siklus pekerjaan struktur tetap berjalan sehingga tidak terjadi posisi idle (tidak ada kegiatan) dimana untuk pekerjaan struktur di lantai berikutnya tidak harus menunggu pembongkaran bekisting yang disebabkan oleh pengaruh umur beton. Jumlah lantai Tower A dan B adalah sama yaitu terdiri dari masing-masing 18 lantai typikal, sehingga total lantai 2 tower adalah 36 lantai. Mengacu pada investasi 1,5 lantai maka 36 lantai
5 dibagi dengan 1,5 lantai yaitu 24 lantai hitungan, maka pembelian dan pergantian material menurut lantai hitungan tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh perhitungan material multiplek. Multiplek 15mm Luas multiplek (1 lembar) = 1,22m × 2,44m = 2,97 m2 Volume multiplek 1 lantai = 928,28 m2
balok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tower A
Kebutuhan material 1,5 lantai
= 311,83 lembar × 1,5 = 467,75 lembar = 468 lembar Biaya = kebutuhan material × harga material = 468 lembar × Rp. 115.000,00 = Rp. 53.820.000,00 Tabel 10. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting Balok Sistem PERI 1,5 Lantai Hitungan Jenis Material Girder GT 24 (210 cm) Girder GT 24 (180 cm) Girder GT 24 (150 cm) Girder VT 24 (180 cm) Beam Bracket Mainframe Croos head Scaffolding cross brace base jack Balok 6x12 Plywood Tss Torx Screw
Jumlah Harga 106.704.000,00 388.080.000,00 467.712.000,00 313.441.600,00 135.240.000,00 159.264.000,00 141.568.000,00 40.760.000,00 88.480.000,00 58.694.400,00 55.890.000,00 1.487.386,67
Upah Volume 1,5 lantai
= volume 1 lantai × 1,5 = 928,28 m2 × 1,5 = 1392,42 m2 Upah 1,5 lanta i = volume 1,5 lantai × upah per m2 = 1392,42 m2 × Rp. 22.266,00 = Rp. 29.240.865,00
Total biaya lantai 1 hitungan Total = biaya material + total upah = Rp. 1.957.321.386,6 + Rp. 29.240.865,00 = Rp. 1.988.326.386,66
Total biaya 24 lantai Tabel 11. Total Biaya Bekisting Balok Sistem PERI
Tower B
Total
total Rp2.862.572.038,48 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp122.239.779,36 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp122.239.779,36 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp122.239.779,36 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp122.239.779,36 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp15.063.741,90 Rp3.637.742.252,08
F. Perbandingan Metode Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan total akumulasi biaya tiap lantai dari masing masing metode sebagia berikut :
6 Tabel 13. Perbandingan Total Biaya Bekisting Balok Pelat lantai
Tower A
Tower B
Total
Sistem PERI Konvensional 1 Rp3,922,302,040.62 1,226,011,307.00 2 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 3 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 4 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 5 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 6 Rp263,411,406.51 87,570,807.00 7 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 8 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 9 Rp21,628,761.90 513,423,807.00 10 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 11 Rp263,411,406.51 87,570,807.00 12 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 13 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 14 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 15 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 16 Rp263,411,406.51 147,983,807.00 17 Rp21,628,761.90 513,423,807.00 18 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 19 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 20 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 21 Rp263,411,406.51 87,570,807.00 22 Rp21,628,761.90 147,983,807.00 23 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 24 Rp21,628,761.90 87,570,807.00 Rp5,386,894,142.80 Rp4,514,736,868.00
Gambar 4. Grafik Perbandinngan Biaya
TOWER B
TOWER A
Tabel 14. Perbandingan Waktu Keseluruhan Bekisting Balok Pelat Lantai 0 – 1,5 1,5 – 3 3 – 4,5 4,5 – 6 6 – 7,5 7,5 – 9 9 – 10,5 10,5 – 12 12 – 13,5 13,5 – 15 15 – 16,5 16,5 – 18 0 – 1,5 1,5 – 3 3 – 4,5 4,5 – 6 6 – 7,5 7,5 – 9 9 – 10,5 10,5 – 12 12 – 13,5 13,5 – 15 15 – 16,5 16,5 – 18 Total
Sistem PERI 12 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 5 hari 127 hari
Konvensional 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 10 hari 9 hari 9 hari 9 hari 223 hari
Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik seperti dibawah ini :
Gambar 5. Grafik Perbandingan Waktu
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari. V. KESIMPULAN Perbandingan antara 2 metode tersebut adalah dari segi biaya, bekisting konvensional lebih murah Rp. 641.366.252,97 (12,43%) dibandingkan dengan bekisting PERI. Sedangkan dari segi waktu pengerjaan bekisting PERI lebih cepat 96 hari. .DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1989. Tata Cara Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan Gedung. RSNI-3 03-1727-1989. [2] Clarasinta, E.. 2012. Analisa Biaya Dan Waktu Bekisting Metode Semi Sistem (Besi Hollow) Dengan Konvensional Pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember [3] PERI GmbH. 2002. Handbook PERI formwork. Berlin : PERI GmbH. [4] PERI GmbH. 2002. PERI formwork component catalogue. Berlin : PERI GmbH. [1]