MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
ANALISA AKUNTANSI PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP BAGI HASIL DAN JUAL BELI DI PERBANKAN SYARIAH
Indria Widyastuti Program Studi Komputerisasi Akuntansi AMIK BSI Jakarta
[email protected]
ABSTRACT Banking functions are as mediation institutions in finance or liaison between the parties that the excess funds (surplus funds) with those who loss of funds(deficit fund) because bank collects funds fromthe public (finance) and provide funding (financial) to those in need. Islamic banks collected funds distributed based onthe patterns of distribution of funds is justified in Islamic principles. Financing based on Sharia Principles is to provide cash to who loss of funds and must to return the money after a certain period of time in exchange or for the results. Financing on business activities or other activities stated in accordance with Sharia financing among other things based on the principle of profit sharing, which profit sharing principle is accompanied by equity, the principle of sale and purchase and capital goods financing with the principle of the lease without selection or by selection of the transfer of ownership of goods hired. Islamic banksfund distributioncan be done throughthe followingthreepatterns: the principle ofsale and purchase financingwhich includesfinancing with principles Murabaha, Salam, IstishnaandIjarah. The next principle is lossingprofitsharefinancingprinciplescoveringof Mudaraba financingandMusharaka financing. The otherfinancingprinciplescoveringHawalah, RahnandQardh. In this study analyzed the principle used in financing by Islamic. Transaction financing in the form of profit sharing are Mudaraba and Musharaka. Transaction financing in the form of sale & purchase are Murabaha, Salam and Istishna. Financing in the form of leasing is Ijarah Keywords : financing, profit sharing, Islamic banks. I.
PENDAHULUAN
Fungsi perbankan adalah sebagai lembaga mediasi bidang keuangan atau penghubung pihak yang kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit fund) karena secara umum bank menghimpun dana dari masyarakat (keuangan) dan menyalurkan dana (keuangan) kepada pihak yang membutuhkan. Dana bank syariah yang dihimpun disalurkan dengan polapola penyaluran dana yang dibenarkan dalam prinsip syariah. Secara garis besar penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan tiga pola sebagai berikut : prinsip pembiayaan jual beli yang meliputi murabahah, salam, istishna dan ijarah, prinsip pembiayaan bagi hasil yang meliputi pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, prinsip pembiayaan lain yang meliputi hawalah, rahn dan qardh II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Bank Syariah Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 mendefinisikan pengertian Bank Umum yaitubank yang melaksanakan kegiatan usaha
34
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip usaha syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah menurut Undang-Undang nomor 10 pasal 1 butir 13 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1 menyatakan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah atau biasa disebut Islamic Banking berbeda dengan bank konvensional. Menurut Rivai (2007:3) Perbedaan utamanya terletak pada landasan operasi yang digunakan.Bank konvensional beroperasi berlandaskan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa bunga mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam. Sedangkan tujuan didirikannya Islamic Banking menurut Rivai
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
(2008:113) adalah untuk mengupayakan instrumen-instrumen yang sesuai dengan ketentuan dan norma syariah. Perangkat tersebut bertujuan untuk memberikan keuntungan sosio ekonomis bagi nasabahnya, bukan semata-mata untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh, sebagaimana yang menjadi tujuan perbankan konvensional. 2.2. Landasan Hukum Perbankan Syariah Wiroso (2009:10) mengatakan bahwa untuk membahas landasan hukum perbankan syariah tidak lepas dari sejarah perkembangan perbankan syariah di Indonesia, yaitu : 1. Periode 1998 sampai 2008 : Undang-Undang No.10 tahun 1998, pasal 1 menjelaskan mengenai prinsip syariah dan pasal 6 menjelaskan mengenai kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah, pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah dan persyaratan bagi pembukaan kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 2. Periode setelah 2008 : Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 2.3. Produk Penyaluran Dana Bank Syariah Rivai (2008:18) menyatakan bahwa dalam bank syariah penyaluran dana ke masyarakat / pembiayaan dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli dan sistem pembiayaan lain. Apapun nama produknya yang harus diperhatikan adalah prinsip yang dipergunakan atas produk tersebut, hal ini sangat terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara bank syariah sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan masyarakat sebagai mudharib (pengelola dana). 2.4. Prinsip Pembiayaan Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing A. Pengertian Bagi Hasil Pengertian Bagi Hasil menurut Rivai (2008:43) dapat diartikan sebagai konsep pembiayaan dimana hasil yang diperoleh dibagi berdasarkan perbandingan (nisbah) yang disepakati dan bukan sebagaimana penerapan bunga pada bank konvensional. Mekanisme bagi
hasil di perbankan syariah dijalankan berdasarkan prinsip : mudharabah dan/atau musyarakah. B. Pengertian Mudharabah Pengertian Mudharabah menurut Wiroso (2009:423) adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak pertama (shahib al’mal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati bersama secara awal, maka kalau rugi shahib al’mal akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan managerial skill selama proyek berlangsung. C.
Rukun Mudharabah Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip Mudharabah menurut Wiroso (2009:424) adalah : 1. Shahibul Maal (pemilik dana / nasabah) 2. Mudharib (pengelola dana / pengusaha / bank) 3. Amal (usaha / pekerjaan) 4. Ijab Qabul D.
Jenis Mudharabah Mudharabah dibedakan dalam tiga jenis, menurut Wiroso (2009:429) yaitu : 1. Mudharabah Muthlaqah Pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan / gangguan apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan dan pelanggan. Mudharabah Mutlaqah ini pada usaha perbankan syariah diaplikasikan pada tabungan dan deposito. Mudharabah Mutlaqah dalam PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah diterjemahkan menjadi Investasi Tidak Terikat dan dalam PSAK syariah yang baru disempurnakan menjadi Dana Syirkah Temporer. 2. Mudharabah Muqaidah / Muqayyah (Investasi Terikat) Pemilik dana (shohibul maal) membatasi / memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana seperti misalnya hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu dan tempat yang tertentu saja E.
Pengertian Musyarakah Pengertian Musyarakah menurut Wiroso (2009:475) adalah berdasarkan PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah dapat disimpulkan bahwa musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
35
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakanatan sedangkan resiko berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas, asset setara kas atau asset nonkas yang diperkenankan oleh syariah. F.
Rukun Musyarakah Rukun Musyarakahmenurut (2009:476) adalah : 1. Pihak yang berakad 2. Obyek akad / proyek atau usaha 3. Shighat / Ijab Qabul
Wiroso
2.4. Prinsip Pembiayaan Jual Beli (Sale and Purchase)
E.
Pengertian Salam Wiroso (2009:243) mendefinisikan pengertian Salam,yaitu akad jual beli dengan penangguhan pengiriman oleh penjual karena barang yang diperjualbelikan belum ada pada saat akad dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli setelah barang ada dan sebelum barang pesanan tersebut diterima pembeli sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Bank syariah dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam transaksi salam. Jika bank syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara Salam maka hal ini disebut Salam Paralel. F.
A.
Pengertian Jual Beli Pengertian Jual Beli menurut Rivai (2008:163) dapat diartikan sebagai konsep pembiayaan yang dijalankan berdasarkan konsep dasar teori pertukaran, dimana teori pertukaran adalah kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran baik dari segi jumlah maupun waktu. Mekanisme jual beli di perbankan syariah dijalankan berdasarkan prinsip : Murabahah, Bai’u Salam, Bai’u Istishna dan Ijarah.
Pengertian Istishna Wiroso (2009:287) mendefinisikan Istishna,yaitu akad jual beli antar pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. G.
B.
Pengertian Murabahah Wiroso (2009:163) mengatakan bahwa pengertian Bai’ul Murabahah adalah konsep pembiayaan yang dijalankan dengan cara jual beli pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Bai’ul Murabahah penjual harus memberitahu harga pokok produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Transaksi Murabahah banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari karena barang yang diperjualbelikan harus ada pada saat akad seperti yang dilakukan pedagang warung, toko, supermarket dan sebagainya. Pembayaran bisa dilakukan dengan tunai atau tangguh (cicilan). C.
Rukun Murabahah Wiroso (2009:164) mengatakan bahwa rukun Murabahahadalah sebagai berikut : 1. Ba’i : penjual 2. Musytari : pembeli 3. Mabi’ : barang yang akan diperjualbelikan 4. Tsaman : harga 5. Ijab Qabul : pernyataan timbang terima D.
Jenis Murabahah Wiroso (2009:173) mengatakan bahwa jenis Murabahahadalah sebagai berikut : 1. Murabahah tanpa Pesanan 2. Murabahah berdasarkan Pesanan
36
Pengertian Ijarah Wiroso (2009:375) mendefinisikan Ijarah yaitu akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Jika akad disertai dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa disebut dengan IjarahMuntahiya Bittamlik (IMBT). Kedudukan bank syariah dalam transaksi Ijarah adalah Bank Syariah sebagai Pemilik Obyek Sewa (Lessor) atau Bank Syariah sebagai Penyewa. III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam pemaparan secara kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai acuan / pedoman agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Literatur yang digunakan merujuk kepada kerangka teori dan tujuan akuntansi syariah, akuntansi perbankan syariah dan produk perbankan syariah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Aplikasi Pembiayaan Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Aplikasi prinsip pembiayaan bagi hasil dalam perbankan syariah dapat berupa pembiayaan dengan akad Mudharabah dan Musyarakah. A.
Pembiayaan dengan Akad Mudharabah. Akuntansi Mudharabah yang meliputi akuntansi pemilik dana dan akuntansi pengelola dana. Jika kedudukan bank syariah sebagai pemilik dana maka diaplikasikan dalam produk pembiayaan mudharabah, oleh karenanya bank syariah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharabah pada akuntansi pemilik dana. Perlakuan akuntansi dan contoh kasus untuk Pembiayaan Mudharabahadalah sebagai berikut : 1. Pengakuan Pembiayaan Mudharabah Contoh Kasus : Pada tanggal 01 Desember 2015 Bank Syariah setuju untuk memberikan modal
Tgl
pembiayaan Mudharabah kepada Tn. Anindityo sebesar Rp. 100.000.000 dengan nisbah yang disepakati 60% untuk bank dan 40% untuk mudharib (pengelola dana/nasabah). Pada tanggal 10 Desember 2015 dilakukan pembayaran modal Mudharabah oleh Bank Syariah tahap pertama sebesar Rp. 70.000.000 dan pada tanggal 15Desember 2015 dilakukan pembayaran tahap kedua sebesar Rp. 30.000.000. Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal, Buku Besar dan Neraca sebagai berikut: Jurnal 01 Desember 2015 : Debet : Kontra Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 100.000.000 Kredit : Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 100.000.000
Buku Besar : Komitmen Investasi Mudharabah Keterangan Jmlh Tgl Keterangan 01/12 Tn. Aninditya
Jmlh 100.000.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Jurnal 10 Desember 2015 Debet:Investasi Mudharabah Rp. 70.000.000 Kredit : Rekening Mudharib (Tn.Aninditya) Rp. 70.000.000
Debet : Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 70.000.000 Kredit : Kontra Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 70.000.000
Buku BesarKomitmen Investasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/12 Penyerahan 70.000.000 01/12 Tn. Aninditya Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku BesarInvestasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/12 Tn. Anindityo 70.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) NeracaPer 10 Desember 2015 Uraian Jumlah Uraian Aktiva : Kewajiban : Investasi Mudharabah 70.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Jurnal 15 Desember 2015 Debet : Investasi Mudharabah Rp. 30.000.000 Kredit : Rekening Mudharib (Tn. Aninditya) Rp. 30.000.000
Jumlah 100.000.000
Jumlah
Jumlah
Debet : Kewajiban Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 30.000.000 Kredit : Kontra Komitmen Investasi Mudharabah Rp. 30.000.000
37
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Buku Besar : Komitmen Investasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/12 Penyerahan Modal 70.000.000 01/12 Tn. Aninditya 15/12 Penyerahan Modal 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku Besar Investasi Mudharabah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/12 Tn. Anindityo 70.000.000 15/12 Tn. Anindityo 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Neraca Per 15 Desember 2015 Uraian Jumlah Uraian Aktiva : Kewajiban Investasi Mudharabah 100.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) 2.
Pengakuan Laba/Rugi Mudharabah Contoh Kasus Pengakuan Laba : Berdasarkan laporan dari Tn.Anindityo atas pengelolaan dana mudharabah diperoleh hasil bersih pengelolaan dana sebesar Rp. 1.000.000 dan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal. Hasil untuk bank telah dibayar sebelum tutup buku bank dilakukan. Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal sebagai berikut: Perhitungan bagi hasil : Bank Syariah : 60/100 x Rp.1.000.000 = Rp. 600.000 Mudharib : 30/100 x Rp.1.000.000 = Rp. 300.000 Jurnal yang dicatat Bank Syariah : Debet : Kas / Rekening Mudharib Rp. 600.000 Kredit : Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Rp. 600.000 Contoh Kasus Pengakuan Rugi : Berdasarkan laporan yang diterima dari Tn.Anindityo, hasil pengelolaan dana tersebut mengalami kerugian sebesar Rp.400.000 dan setelah diteliti kerugian terjadi akibat huruhara sehingga bukan merupakan kelalaian mudharib. Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal sebagai berikut: Jurnal pada saat Bank Syariah membentuk cadangan kerugian: Debet : Biaya Penyisihan Kerugian Investasi Mudharib Rp. 400.000 Kredit : Penyisihan Kerugian Investasi Mudharib Rp.400.000
B.
38
Pembiayaan dengan Akad Musyarakah.
Jumlah 100.000.000
Jumlah
Jumlah
Akuntansi Musyarakah meliputi akuntansi pengelola dana oleh Bank Syariah. Aplikasi dalam produk pembiayaan Musyarakah oleh Bank Syariah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah pada akuntansi pemilik dana. Perlakuan akuntansi dan contoh kasus untuk pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut : 1. Pengakuan Pembiayaan Musyarakah Contoh Kasus : Pada tanggal 01 Januari 2016 Bank Syariah setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan Musyarakah kepada Tn. Baharudin dalam usaha garmen dan telah disepakati data-data sebagai berikut : modal syirkah keseluruhan Rp. 200.000.000, dimana Bank Syariah mendapat porsi modal Rp. 80.000.000 dan porsi modal Tn. Baharudin Rp. 120.000.000 dengan nisbah keuntungan untuk Bank Syariah sebesar 40% dan Tn.Baharudin sebesar 60%. Pada tanggal 10 Januari 2016 Bank Syariah membayar modal syirkah dalam bentuk kas sebesar Rp. 20.000.000. Tanggal 15 Januari 2016 diserahkan mesin pabrik yang telah dimiliki Bank Syariah sebesar Rp. 30.000.000 yang dibeli dengan harga 35.000.000. Tanggal 20 Januari diserahkan mesin kedua senilai Rp. 30.000.000 yang dibeli dengan harga Rp. 22.500.000. Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal, Buku Besar dan Neraca sebagai berikut: Jurnal 01 Januari 2016 (jurnal komitmen / rekening administratif) : Debet : Kontra Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 80.000.000 Kredit : Kewajiban Komitmen Investasi MusyarakahRp. 80.000.000
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Buku BesarKomitmen Investasi Musyarakah Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 01/01 Tn. Baharudin Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Tgl
Jurnal 10 Januari 2016 : Debet:Investasi Musyarakah Rp. 20.000.000 Kredit : Kas / rekening Syirkah / Kliring Rp. 20.000.000
Jumlah 80.000.000
Debet : Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 20.000.000 Kredit : Kontra Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 20.000.000
Buku BesarKomitmen Investasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/01 Penyerahan Modal 20.000.000 01/01 Tn. Baharudin Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku BesarInvestasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl 10/01 Tn. Baharudin 20.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Keterangan
NeracaPer 10 Januari 2016 Jumlah Uraian Aktiva : Kewajiban : Investasi Mudharabah 20.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Uraian
Jurnal 15 Januari 2016 Debet:Investasi Musyarakah Rp. 30.000.000 Debet : Kerugian Penyerahan Aktiva Rp.5.000.000 Kredit : Aktiva Non Kas Rp. 35.000.000
Jumlah 80.000.000
Jumlah
Jumlah
Debet : Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 30.000.000 Kredit : Kontra Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 30.000.000
Buku BesarKomitmen Investasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/01 Penyerahan Modal 20.000.000 01/01 Tn. Baharudin 15/01 Penyerahan Modal 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku BesarInvestasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/01 Tn. Baharudin 20.000.000 15/01 Tn. Baharudin 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku BesarKerugian Penyerahan Aset Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 15/01 Penyerahan Mesin 5.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) NeracaPer 15 Januari 2016 Uraian Jumlah Uraian Aktiva : Kewajiban : Investasi Mudharabah 50.000.000
Jumlah 80.000.000
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
39
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Jurnal 20 Januari 2016 Debet:Investasi Musyarakah Rp. 30.000.000 Kredit : Aktiva Non Kas Rp. 22.500.000 Kredit : Keuntungan Tangguhan Aset Musyarakah Rp. 7.500.000
Debet : Komitmen Investasi Musyarakah Rp. 30.000.000 Kredit : Kontra Komitmen Investasi Musyarakah Rp.30.000.000
Buku BesarKomitmen Investasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 10/01 Penyerahan Modal 20.000.000 01/01 Tn. Baharudin 15/01 Penyerahan Modal 30.000.000 20/01 Penyerahan Modal 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Buku BesarInvestasi Musyarakah Tgl Keterangan Jumlah Tgl 10/01 Tn. Baharudin 20.000.000 15/01 Tn. Baharudin 30.000.000 20/01 Tn. Baharudin 30.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Keterangan
Buku Besar Keuntungan Tangguhan Aset Musyarakah Keterangan Jumlah Tgl Keterangan 20/01 Penyerahan Mesin Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Tgl
Uraian
NeracaPer 20 Januari 2016 Jumlah
Aktiva : Investasi Mudharabah 80.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) 4.2. Aplikasi Pembiayaan Jual Beli dalam Perbankan Syariah Aplikasi prinsip pembiayaan jual beli dalam perbankan syariah dapat berupa pembiayaan dengan akad Murabahah, Bai’u Salam, Bai’u Istishna dan Ijarah. A.
Pembiayaan dengan Akad Murabahah. Akuntansi Murabahah meliputi akuntansi pengelola dana oleh Bank Syariah. Aplikasi dalam produk pembiayaan Murabahah oleh Bank Syariah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah. Perlakuan akuntansi dan contoh kasus untuk pembiayaan Murabahah adalah sebagai berikut : 1. Pembelian oleh Bank Syariah dan Penerimaan Uang Muka dari Pembeli / Nasabah
Jumlah
Jmlh 7.500.000
Uraian Kewajiban :
Jumlah
Contoh Kasus : Tanggal 01 Februari 2016 Bank Syariah melakukan pemesanan mobil ke dealer mobil “Mobilindo” dikarenakan Tn.Candra memesan mobil tersebut ke Bank Syariah. Harga beli mobil dari dealer sebesar Rp.220.000.000. Sebagai tanda keseriusan pemesanan pada tanggal 05 Februari 2016 Tn.Candra menyerahkan uang muka sebesar Rp.20.000.000 ke Bank Syariah sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal, Buku Besar dan Neraca sebagai berikut: Jurnal 01 Februari 2016 : Debet : Asset / Persediaan Murabahah Rp. 220.000.000 Kredit : Kas / Rekening Mobilindo Rp. 220.000.000
Buku BesarAset / Persediaan Murabahah Tgl Keterangan Jmlh Tgl Keterangan 01/02 Pembelian 220.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
40
Jumlah 80.000.000
Jmlh
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Uraian
Neraca Per 01 Februari 2016 Jmlh
Aktiva : Aset / Persediaan Murabahah
Uraian Kewajiban :
Jmlh
220.000.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) Jurnal 05 Februari 2016 : Debet : Kas / Rekening Pembeli Rp. 20.000.000
Kredit : Hutang Uang Muka Rp. 20.000.000
Buku BesarHutang Uang Muka (Titipan Uang Muka Pembeli) Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah 01/01 Tn. Candra 20.000.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) NeracaPer 05 Februari 2016 Jumlah Uraian Aktiva : Kewajiban : Aset/Persediaan Murabahah 220.000.000 Hutang Uang Muka Uraian
Jumlah 20.000.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015) 2.
Pengakuan Harga Jual dan Keuntungan Murabahah Contoh Kasus : Pada tanggal 20 Februari 2016 disepakati transaksi jual beli antara Bank Syariah dan Tn. Candra dengan harga jual mobil Rp. 250.000.000, dimana keuntungan yang disepakati Rp. 30.000.000. Harga perolehan mobil Rp. 220.000.000. Pembayaran jual beli dilakukan selama 10 bulan dan dilakukan setiap tanggal 20 sebesar Rp. 23.000.000 (angsuran pokok Rp. 20.000.000 dan untuk pembayaran margin Rp. 3.000.000) Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal sebagai berikut: Jurnal 20 Februari 2016 : Debet : Piutang Murabahah Rp. 250.000.000 Kredit : Persediaan/Aset Murabahah Rp. 220.000.000 Kredit : Margin Murabahah Tangguhan Rp. 30.000.000 Pada saat jatuh tempo pembayaran angsuran dibuat jurnal sebagai berikut : Debet : Kas/Rekening Tn.Candra Rp. 23.000.000 Debet : Margin Murabahah Tangguhan Rp. 3.000.000 Kredit : Pendapatan Margin Murabahah Rp. 3.000.000 Kredit : Piutang Murabahah Rp. 23.000.000
Pembiayaan dengan Akad Bai’u Salam. Akuntansi Salam meliputi akuntansi pengelola dana oleh Bank Syariah. Aplikasi dalam produk pembiayaan salam oleh Bank Syariah B.
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam PSAK 103 tentang Akuntansi Salam. Bank dapat bertindak sebagai pembeli dan penjual dalam satu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara Salam maka disebut dengan Salam Paralel. Perlakuan akuntansi dan contoh kasus untuk pembiayaan Akad Bai’u Salam adalah sebagai berikut :Tanggal 01 Maret 2016 Bank Syariah memperoleh pesanan dari pabrik roti untuk melakukan pembelian tepung terigu sejumlah 200 ton dengan harga Rp.100.000.000 (Rp.500.000 per ton). Jangka waktu penyerahan 3 bulan. Selanjutnya Bank Syariah melakukan pemesanan tepung terigu tersebut ke kelompok usaha mikro kecil (UMK). Penyerahan modal Salam dari Bank Syariah kepada kelompok UMK sebesar Rp. 60.000.000 yang terdiri dari alat pertanian dengan harga wajar Rp. 20.000.000 (harga perolehan 17.500.000) dan uang tunai Rp.40.000.000. Penyerahan dari kelompok UMK ke Bank Syariah dilakukan dalam 3 tahap : 1. Tahap 1: diserahkan 100 ton tepung terigu dengan harga pasar Rp.350.000 per ton (kualitas tepung sesuai kontrak) 2. Tahap 2: diserahkan 50 ton dengan harga pasar Rp.400.000 per ton (kualitas tepung diatas kontrak) 3. Tahap 3: diserahkan 50 ton dengan harga pasar Rp.320.000 per ton (kualitas tepung dibawah kontrak)
41
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal sebagai berikut: Jurnal 01 Maret 2016 (penerimaan dana dari perusahaan roti) : Debet : Kas Rp. 100.000.000 Kredit : Hutang Salam Rp. 100.000.000 Jurnal Penyerahan Modal Salam dari Bank Syariah ke kelompok UMK : Debet : Piutang Salam Rp. 60.000.000 Kredit : Kas Rp. 40.000.000 Kredit : Aset Salam Rp. 17.500.000 Kredit : Pendapatan Penyerahan Aktiva Rp. 2.500.000 Jurnal Penyerahan Pesanan dari kelompok UMK ke Bank Syariah : Tahap 1: Debet : Persediaan Salam Rp. 35.000.000 Kredit : Piutang Salam Rp.35.000.000 Tahap 2: Debet : Persediaan Salam Rp. 17.500.000 Kredit : Piutang Salam Rp.17.500.000 (50 ton @ Rp.350.000) Tahap 3: Debet : Persediaan Salam Rp. 16.000.000 Debet : Kerugian Salam Rp.1.500.000 Kredit : Piutang Salam Rp. 17.500.000 Jurnal Penyerahan Barang Pesanan dari Bank Syariah kepada Perusahaan Roti : Debet : Hutang Salam Rp. 100.000.000 Kredit : Persediaan Salam Rp. 68.500.000 Kredit : Keuntungan Salam Rp. 31.500.000 Pembiayaan dengan Akad Bai’u Istishna. Istishna adalah akad jual beli dimana spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan pihak bank syariah selaku produsen / penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah / cacat maka produsen atau penjual harus bertanggungjawab atas kelalaiannya. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari produsen/penjual ke pembeli dilakukan pada saat penyerahan sebesar jumlah yang disepakati. C.
D. Pembiayaan dengan Akad Ijarah. Akuntansi Ijarah diatur dalam PSAK 107 tentan Akuntansi Ijarah. Pada umumnya transaksi Ijarah yang dilakukan oleh Bank Syariah adalah bank syariah sebagai pemilik obyek Ijarah baik yang dilakukan dengan akad Ijarah maupun
42
dengan Akad Ijarah yaitu Ijarah dengan opsi perpindahan hak milik. Perlakuan akuntansi dan contoh kasus untuk pembiayaan Akad Ijarah adalah sebagai berikut : Pada tanggal 14 Februari 2016 Bank Syariah melakukan transaksi Ijarah dengan data-data sebagai berikut : Jenis barang yg disewa : Kendaran Harga Perolehan : Rp.120.000.000 Uang Muka Sewa : Rp.12.000.000 Total Pembayaran Sewa : Rp.157.981.360 Nilai Sisa Kendaraan : Rp.12.000.000 Harga Sewa per bulan : Rp.4.170.896 Jangka Waktu Sewa : 36 bulan Waktu pembelian brg : bulan ke 36 Biaya Administrasi : Rp.300.000 Pengikatan : Notariil Atas transaksi tersebut Bank Syariah mencatat kedalam Jurnal sebagai berikut: Jurnal 14 Februari 2016 : Debet : Aktiva untuk Ijarah Rp. 120.000.000 Kredit : Persediaan Ijarah Rp. 120.000.000 Jurnal Penerimaan Uang Muka : Debet : Kas Rp. 12.000.000 Kredit : Titipan Uang Muka Sewa Ijarah Rp.12.000.000 Jurnal Penerimaan By Administrasi : Debet : Kas Rp. 300.000 Kredit : Pendapatan Fee Ijarah Rp. 300.000 Jurnal Penerimaan Pendapatan Sewa Debet : Kas Rp. 4.170.896 Kredit : Pendapatan Sewa Rp. 4.170.896 V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1.
2.
3.
Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil Pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, prinsip bagi hasil yang disertai dengan penyertaan modal, prinsip jual beli barang dan pembiayaan barang modal dengan prinsip sewa tanpa pilihan ataupun dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa. Transaksi pembiayaan bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarakah.
MONETER, VOL. III NO. 1APRIL 2016
4.
Transaksi pembiayaan jual beli dalam bentuk Murabahah, Salam dan Istishna 5. Pembiayaan sewa dalam bentuk Ijarah 5.2. Saran Ketentuan syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bank Indonesia tentang perbankan syariah, menimbulkan keraguan dalam pelaksanaannya, ketentuan mana yang seharusnya diikuti. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya sangat diperlukan kelapangan hati dan pemikiran yang luas dari semua pihak terutama dalam pelaksanaan prinsip pembiayaan. Oleh karena itu pelaksanaan perbankan syariah sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu regulasi, paradigm pelaksana bank syariah serta paradigm dan kondisi masyarakat saat ini. DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan S. 2008, Kerangka Teori & Tujuan Akuntansi Syariah, Edisi 1, Jakarta, Pustaka Quantum Rivai, Veithzal. 2007, Bank and Financial Institution Management, Edisi 1, Cetakan 1, Jakarta, PT Grafindo Persada Rivai,
Veithzal. 2008, Islamic Financial Management, Edisi 1, Cetakan 1, Jakarta, PT Grafindo Persada
Undang-Undang Perbankan, UU no.10 / 1998 tentang perubahan Undang-Undang nomor 7 / 1992 tentang perbankan, Sinar Grafika Undang-Undang Perbankan, UU no.21 / 2008 tentang Undang-Undang Perbankan Syariah Wiroso, 2009, Produk Perbankan Syariah, Edisi 1, Cetakan Pertama, Jakarta, LPFE Universitas Trisakti
43