Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian. Semoga shalawat serta salam dan keselamatan selalu tercurah kan kepada Nabi dan Rasul termulia Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Buku dengan judul “Menemukan Kado Terindah dengan Istikharah” ini membahas tentang shalat istikharah yang di anjurkan di dalam agama Islam. Tetapi, tidak semuanya membahas atau hanya berfokus pada permasalahan ibadah shalat istikharahnya saja. Di dalam buku ini juga membahas tentang hal-hal yang terkait dengan sebab mengapa harus beristikharah. Dalam buku ini, Penulis membahas secara luas tentang ; sebab mengapa harus beristikharah dalam setiap permasalahan yang ada di kehidupan kita sehingga membuat kita harus selalu memilih satu di antara beberapa pilihan, sebab
3
timbulnya masalah tersebut, sampai mencari jalan keluar terbaiknya dengan memantapkan hati kita yaitu dengan beristikharah, dan juga Penulis membahas apa saja yang harus di lakukan setelah beristikharah. Dalam beberapa pembahasan di buku ini, Penulis juga mengutip kata-kata dari beberapa Ulama yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang di bahas pada beberapa pembahasan. Dalam Buku ini, Penulis mencoba menerangkan beberapa kesalahan yang tersebar di masyarakat terkait hal jawaban dari do’a istikharah serta maksud dari kata-kata “Akan di permudahnya urusan kita jika itu yang terbaik” jika sudah beristikharah, karena Penulis merasa mungkin masih ada yang belum memahami hal tersebut. Untuk mempermudah memahami tujuan dari ibadah istikharah itu sendiri dan membuat hati menjadi yakin, maka Penulis mengangkat beberapa kisah dari kejadian nyata yang terkait keajaiban dari shalat istikharah. Kisah tersebut juga di lengkapi dengan perincian hikmah yang dapat di ambil dari setiap kisah di dalam naskah ini. Kisah yang di angkat kembali ini tidak ada yang terkait dengan pemilihan pasangan (hal pernikahan) karena selama ini yang beredar di masyarakat bahwa shalat istikharah hanya di lakukan dalam hal pernikahan 4
saja. Oleh karena itu, Penulis mengangkat kisah yang tidak ada kaitannya dalam hal pernikahan dengan tujuan agar kita mengetahui bahwa sebenarnya ibadah istikharah ini di aplikasikan untuk semua urusan di kehidupan kita. Tujuan dari Penulis membahas tentang fadhilah dari shalat istikharah ini adalah untuk menggalakkan kembali sunnah yang sangat luar biasa ini. Karena kita sadari bahwa dalam kehidupan kita ini semua adalah pilihan, maka jika setiap pilihan yang kita pilih selalu di bimbing oleh Allah Ta’ala dapat kita bayangkan bagaimana bahagianya hidup kita. Kita tidak akan takut dalam membuat keputusan ketika menghadapi suatu pilihan karena yakin dengan beristikharah seandainya pilihan itu pilihan yang buruk menurut pandangan Allah maka Allah Ta’ala akan memalingkannya dan melapangkan hati kita menerimanya begitu pun sebaliknya. Terlebih yang sangat luar biasanya Allah Subhana Wa Ta’ala insyaAllah akan membuat kita memahami hikmah dari setiap pilihan yang kita pilih tersebut, baik itu Allah yang permudah atau pun yang Allah palingkan dari kita, hikmah itu lah yang sangat mahal nilainya.
5
Judul
Halaman
Permasalahan Adalah Pilihan............................. 9 Penyebab Timbul Permasalahan......................... 25 Takdir.................................................................. 34 Jalan Keluar yang di Ridhoi Allah Ta’ala adalah Jalan Keluar Terbaik.................... 49 Istikharah............................................................ 59 a. Niat Istikharah............................................ 64 b. Tata Cara Shalat Istikharah........................ 68 c. Yakin.......................................................... 74 d. Ikhtiar......................................................... 82 e. Tanda-Tanda Allah Subhana Wa Ta’ala...... 89 f. Sabar dan Tawakal...................................... 97 g. Meningkatkan Takwa................................. 103 Kesimpulan......................................................... 112
6
Kisah-Kisah Pengalaman Keajaiban Shalat Istikharah................................................. 114 Kisa Pertama....................................................... 116 Kisah Ke Dua..................................................... 134 Kisah Ke Tiga..................................................... 141 Kisah Ke Empat.................................................. 147 Kisah Ke Lima.................................................... 154 Kisah Ke Enam................................................... 159 Kisah Ke Tujuh................................................... 165
7
Renungkanlah ! Sahabatku.. Renungkanlah.. Lihatlah untaian benang.. Yang merajut.. Bergerak mengikuti arah penuntunnya.. Saling memegang erat.. Sahabatku.. Renungkanlah.. Jika kau hamparkan hidupmu.. Hanya pada Allah.. Pasti Allah aturkan hidupmu.. Dengan sebaik-baik scenario yang indah..
8
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Subhana Wa Ta’ala yang Allah ciptakan dengan kesempurnaan Nya berbeda dengan makhluk lainnya. Bahkan Allah memilih dan mempercayakan kepada manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah Subhana Wa Ta’ala menciptakan manusia lengkap dengan akal dan nafsu, yang berfungsi untuk menuntun umat manusia dalam menjalani hidupnya. Jika manusia mampu menggunakan anugerah Allah tersebut sesuai pada tempatnya maka akan tercipta kehidupan yang harmonis. Tujuan Allah Subhana Wa Ta’ala menciptakan manusia adalah hanya untuk beribadah kepada-Nya. Jadi, semua aspek kehidupan atau semua kegiatan manusia pada hakikatnya harusnya bernilai ibadah. Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar
9
mereka memberi makan kepada-Ku.” (Q.S AzZariyat : 56-57) Ibnu Qoyyim rahimahullah menjelaskan tentang firman Allah Subhana Wa Ta’ala di atas, beliau mengatakan : “Dalam ayat tersebut Allah Subhana Wa Ta’ala mengabarkan bahwa Allah Subhana Wa Ta’ala tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapat keuntungan makhluk-Nya. Akan tetapi, Allah Subhana Wa Ta’ala menciptakan mereka justru dalam rangka menderma dan berbaik kepada mereka, yaitu agar mereka beribadah kepada Allah, lalu mereka nantinya akan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut. Semua keuntungan tersebut nantinya akan kembali kepada mereka juga. Hal ini sama hal nya seperti perkataan seseorang. “Jika engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu.” Jadi, siapa saja yang melakukan amal shaleh maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri.” Dalam redaksi lain, Ibnu Qoyyim Al Jauziah rahimahullah mengatakan : “Apakah kalian di ciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada 10
Allah Subhana Wa Ta’ala, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?” Setiap manusia Allah ciptakan dengan memiliki karakter, bentuk fisik, perilaku, kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda untuk masingmasingnya. Semua keberagaman itu Allah Ta’ala ciptakan dan hadirkan dengan tujuan agar manusia dapat hidup saling menghormati, menghargai, tolongmenolong dan saling menguatkan dalam aspek habluminannas. Karena Allah Subhana Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk tidak hanya menjaga hubungan habluminallah saja tetapi juga menjaga hubungan habluminannas kita. Salah satu hal yang dapat membuat kedua hal tersebut dapat menjadi terjaga dan kuat pada diri seseorang adalah dengan kita harus mengetahui terlebih dahulu apa tujuan kita hidup di dunia ini. Karena jika terjadi masalah pada salah satu hubungan tersebut maka akan berpengaruh pada hubungan yang lain. Salah satu penyebab timbul nya masalah pada kedua hubungan tersebut adalah karena adanya permasalahan demi permasalahan dalam kehidupan yang menerpa diri seseorang. Kita di ciptakan oleh Allah Azza Wa Jalla hanya untuk beribadah kepada-Nya. Apakah makna ibadah sesungguhnya? Karena mungkin yang kita ketahui selama ini ibadah itu adalah melakukan 11
segala hal yang di contohkan dan di tuntun oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam baik yang wajib mau pun yang sunnah. Tetapi pertanyaannya sudahkah kita mengetahui makna ibadah itu sesungguhnya, karena jika kita tidak mengetahui apa sesungguhnya makna dari ibadah yang kita lakukan tersebut, maka bagaimana kita bisa menjalankannya atau bisa jadi kita menjalankanya namun karena tidak mengetahui maknanya itu sendiri sehingga tidak membawa dampak pada diri kita dalam menjalankannya. Seperti seseorang yang mampu mengendarai kendaraan, tahu bagaimana cara mengendarainya dengan kemampuan dan skill di milikinya dalam berkendara tetapi tidak akan ada artinya jika ia tidak memiliki tujuan kemana dia akan berkendara. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan mengenai makna ibadah,
rahimahullah
“Bahwa dalam ibadah itu terkandung mengenal, mencintai, dan tunduk kepada Allah Subhana Wa Ta’ala. Bahkan dalam ibadah segala hal yang Allah Subhana Wa Ta’ala cintai dan ridhoi. Titik sentral dan yang paling penting (di jaga) dalam segala yang ada adalah hati yaitu berupa keimanan, mengenal dan mencintai Allah Subhana Wa Ta’ala, takut dan 12