Nama Dayah Ashhabul Kahfi Lokasi/Alamat Desa Krueng Batu Kec. Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan No. Telp Dayah …………………… Pendiri Tgk.H.T. Armiya Ahmad Status Legalitas Dayah (Badan Hukum) Swadaya Masyarakat Pimpinan Dayah Tgk.H.T. Armiya Ahmad No. HP Pimpinan 085277438787 Jumlah Santri Meudagang Putera : 45 orang Puteri : - orang Jumlah Teungku/Guru Laki-laki : 9 orang Perempuan : 2 orang
Sejarah Pendirian Dayah Dayah Ashhabul Kahfi didirikan pada tahun 1989 M/1409 H, oleh Tgk.H.T. Armiya Ahmad berdasarkan hasil Keputusan Musyawarah dengan Pimpinan, Pemuka masyarakat dan masyarakat Desa Krueng Batu yang dilangsungkan pada tanggal 18 Mei 1989 M/12 Syawal 1409 H, bertempat di Meunasah Dusun Guha Panton Seulaseh Desa Krueng Batu Kecamatan Kluet UtaraKabupaten Aceh Selatan. Dalam musyawarah tersebut telah berhasil pula dibentuk susunan Panitia Pembangunan Dayah Periode tahun 1989 – 1994. Maka panitia pun mulai bekerja dan merumuskan program pembangunan dayah jangka lima tahun tahap pertama. Pembangunan lima tahun tahap pertama diperioritaskan pada membangun saranasarana pokok yang dibutuhkan oleh sebuah dayah sebagai sebuah Lembaga Pendidikan Islam Tradisional. Alhamdulillah dengan berkat rahmat Allah SWT, dan kerja keras panitia yang dilandasi semangat persatuan dan gotong royong dalam jangka tiga tahun dari lima tahun tahap pertama, telah berhasil dibangun 2 buah Balai Pengajian (bentuk panggung), 3 lokal belajar ukuran perlokal 7 x 7 m (semi permanent), sebuah kantor dan perpustakaan ukuran 5 x 7 m (semi permanent), 10 unit asrama santri ukuran per-unit 3,5 x 4 m (semi permanent). Bangunan-bangunan tersebut telah dapat dimanfaatkan meskipun belum siap 100%. Dana untuk bangunan-bangunan tersebut sebahagian besar berasal dari swadaya dan sumbangan para dermawan dan selain daripada itu bantuan dari Pemkab Aceh Selatan dan dari Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada waktu itu. Pada tanggal 24 Januari 1992 M/19 Rajab 1412 H bertepatan dengan Acara Peringatan Israk-Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW. Dayah ini diresmikan oleh Bupati Aceh Selatan (Alm.Drs. Sayid Mudhahar Ahmad) yang turut dihadiri MUSPIDA Aceh Selatan, Kakandepag Aceh Selatan, MUSPIKA Kluet Utara, Alm.H.M. Nasir Waly Lc (sebagai penceramah), Tokoh Ulama/Pimpinan Dayah dalam Kecamatan Kluet Utara dan Para Undangan lainnya. Untuk tahap-tahap selanjutnya dalam usaha melengkapi sarana-sarana yang masih dibutuhkan sesuai dengan dana dan kemampuan yang ada pembangunan terus dilanjutkan diantara lain berhasil dibangun 1 buah Mushalla (semi permanent), 3 unit WC, 2 buah Balai Pengajian, 10 unit Asrama Santri dua lantai (semi permanent), 6 unit Dapur Santri (semi permanent) dan satu sisi pagar dipinggir jalan desa. Selain itu 3 unit Asrama santri bantuan Pemkab Aceh Selatan dan 1 unit tempat wudhuk bantuan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebahagian bangunan tersebut sekarang dalam keadaan rusak ringan dan rusak berat. Setelah terbentuknya Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh (BPPDA) Nanggroe Aceh Darussalam, melalui badan tersebut Dayah Ashhabul Kahfi telah menerima bantuan : a. Pembangunan Asrama Persiapan bertingkat Tahun Anggaran 2008 b. Pembangunan Asrama Persiapan bertingkat Tahun Anggaran 2009 c. Pembangunan Dapur Umum & MCK Tahun Anggaran 2011. Seluruh bangunan-bangunan tersebut dibangun diatas sebidang tanah seluas + 4000 M2 yang sebahagian berasal dari milik pendiri dan sebahagian yang lain tanah waqaf atas nama H. Abdul Hadis untuk Dayah Ashhabul Kahfi dan sebahagian tanah yang dibebaskan (dibeli atas nama dayah). Dayah Ashhabul Kahfi mempunyai visi : ” Mempertahankan eksistensi Dayah Ashhabul Kahfi sebagai Dayah Salafy, beri’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah, bermazhab Syafi’iy dengan mengutamakan pemahaman ilmu-
ilmu ke Islaman, Ilmu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf dan lain-lain sebagainya.” Sedangkan Misi yang dibawa oleh : 1. Mendidik, membina, mempersiapkan anak-anak dan para remaja agar menjadi generasi muda Islam yang ber-iman, bertaqwa, beramal shalih dan berakhlaqul-karimah, menjadi manusia yang berguna untuk agama, ibu-bapanya, keluarganya dan masyarakat. 2. Membentengi dan menyadarkan mereka terhadap bahaya : aliran-aliran, pemikiranpemikiran dan adat-budaya yang datang dari luar yang bertentangan dengan syari’at Islam untuk menyelamatkan mereka dari bahaya ke-kufuran dan krisis ahklaq yang dapat menghancurkan masa depan mereka. 3. Membimbing dan mengarahkan warga masyarakat dilingkungan Dayah untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat dan terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun-damai, aman sentosa, sejahtera lahir-batin yang diridhai Allah SWT. Profil Tgk. Chiek/Pimpinan Dayah Tgk.H.T. Armiya Ahmad lahir pada tanggal 27 Desember 1943 di Desa Simpang Lhe Kuala Bak’-u, Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan, ayahandanya bernama Tgk. Ahmad Cut (Alm) dan ibundanya bernama Cut Shaliha (Almarhumah). Tgk.H.T. Armiya Ahmad adalah putera sulung dari sembilan saudara kandung, yang tiga orang diantaranya telah meninggal dunia. Pendidikan yang ditempuhnya hanya tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disamping itu ia belajar mengaji al-qur’an pada ayahandanya sendiri dan pada Alm.T. Hasan Al-Qary, setelah menamatkan al-qur’an, dia mulai belajar Ilmu Nahwu dan Sharaf juga pada alm. Ayahandanya dan ilmu-ilmu pengetahuan dasar agama Islam seperti Ilmu Tauhid, Fiqih,Akhlaq dan lain-lainnya melalui kitab-kitab berbahasa arab selama lebih kurang tiga tahun. Pada tahun 1963, ia melanjutkan pelajarannya ke Dayah Bustanul Aidarusiyah (Dayah Mesjid Tgk.Chiek di Sabang) di Lamno Jaya Aceh Barat. Pada tahun 1968, ia meminta izin kepada para gurunya, karena ayahandanya berpulang ke rahmatullah, hal ini merupakan pukulan yang paling berat baginya, sehingga cita-citanya melanjutkan pelajarannya menjadi putus, mengingat ekonomi keluarganya dalam keadaan sulit, apalagi semua adik-adiknya masih berada dibangku pelajaran menurut tingkatan masing-masing, tahun 1970 ia melangsungkan akad nikah dengan seorang gadis di Dusun Teungoh Desa Krueng Batu yang jaraknya dengan desanya sekitar 7 kilometer, selama 14 tahun berumah tangga, pada tahun 1984 isterinya meninggal dunia, dengan meninggalkan 4 orang anak putera dan putri. Setelah dua tahun menduda ia menikah pula dengan seorang gadis di Dusun Guha Panton Seulaseh dalam kawasan Desa Krueng Batu juga, yang letaknya jauh keudik, terpencil, merupakan suatu lembah yang setelah utaranya dikelilingi oleh perbukitan yang sambung-menyambung. Tiada berapa lama ia menetap ditempat isterinya yang kedua itu, ia melihat dan memperhatikan kondisi masyarkatnya sangat jauh ketinggalan dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam bidang keagamaan. Anak-anak dan remaja berkeliaran begitu saja siang malam, tidak ada pengajian al-qur’an dan kegiatan pembelajaran agama bahkan banyak diantara anak-anak dan remaja tidak belajar di lembaga pendidikan umum
seperti SD dan SMP, apalagi sekolah-sekolah tersebut lokasinya sangat berjauhan, ditambah pula hubungan tidak lancar karena jalur jalan yang masih dalam keadaan darurat dipenuhi semak ilalang dan bila musim penghujan becek dan berlumpur. Tgk.H.T. Armiya Ahmad melihat keadaan yang demikian rupa, menimbulkan rasa keperihatinan yang mendalam, lalu ia memprakarsai mendirikan sebuah Balai Pengajian AlQur’an, untuk tempat mengajar anak-anak dan remaja belajar mengaji al-Qur’an dan pokokpokok ajaran Agama Islam seperti Aqa’id 50, Rukun Islam, Rukun Iman, syarat-syarat shalat, rukun-rukun shalat, kaifiat shalat dan lain-lain sebagainya. Setelah berjalan lebih kurang 2 tahun dan sebagian besar anak-anak telah mampu membaca Al-Qur’an dan menguasai dasardasar ajaran agama Islam, untuk kelanjutan pendidikan dan pembinaan mereka, maka terasalah kebutuhan mengembangkan suatu lembaga pendidikan islam yang lebih baik dan lebih terarah. Timbullah gagasan mendirikan Dayah sebagai Lembaga Pendidikan Islam Tradisional yang telah berkembang sejak ratusan yang lalu di Aceh dan di Nusantara. Dayah yang didirikan itu dinamakan DAYAH ASHHABUL KAHFI Desa Krueng Batu Kecamatan Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan. Tgk.H.T. Armiya Ahmad selain kesibukan sehariharinya sebagai Pengajar dan Pengasuh di Dayah Ashhabul Kahfi, juga sebagai Imum chiek Mesjid Jamik Nurul Hijrah, mengisi pengajian beberapa Majelis Taklim di Desa Krueng Batu, Majelis Taklim di Mesjid Jamik Baiturrahim Kotafajar, dan sering pula diundang memberikan ceramah dalam peringatan Hari-hari Besar Islam dalam Kecamatan Kluet Utara. Terakhir ia juga sebagai Ketua Musytasyar Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Aceh Selatan dan anggota MPU Aceh Selatan. Kondisi Lingkungan Sosial Dayah Dayah Ashhabul Kahfi yang didirikan pada tahun 1989, terletak dikawasan pinggiran jalan, yaitu jalur jalan desa mulai dari Kota fajar ibukota Kecamatan Kluet Utara melintasi Desa Krueng Batu, Desa Gunong Pulo, terus ke Desa Krueng Batee tembus ke jalan Negara jurusan Medan – Tapaktuan (jalan yang menghubungkan Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara). Pada tahap awal pembangunan Dayah Ashhabul Kahfi, jalan tersebut masih jalan darurat yang sulit dilalui, dan kawasan disekitarnya merupakan lahan-lahan terbengkalai yang dipenuhi semak belukar dan rumput ilalang dan rumput-rumput liar lainnya. Setelah Dayah Ashhabul Kahfi mulai meningkat perkembangannya dan jalur jalan yang ada diperbaiki oleh Pemerintah Daerah, dengan dilakukan peng-aspalan, sehingga hubungan lalulintas menjadi lancar, terasalah bagi masyarakat, terisolirnya selama ini mulai terbuka. Pelan-pelan masyarakat membuka matanya seraya berusaha meningkatkan kegiatan sehari-hari dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup. Seiring dengan perkembangan zaman, lahan-lahan yang terlantar dulu terutama yang berada dilingkungan dayah, sekarang hampir seluruhnya telah dipenuhi dengan bangunan rumah penduduk. Dengan demikian Dayah Ashhabul Kahfi dengan sendirinya sudah merupakan suatu bagian yang ter-integrasi dengan lingkungannya. Maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan didayah sedikit banyaknya mempengaruhi lingkungan sosialnya, bahkan dalam kegiatankegiatan tertentu seperti peringatan Hari-hari Besar Islam selalu terjalin koordinasi dan kerjasama yang baik dengan lingkungan sosialnya.
Model Kepemilikan Dayah Dayah Ashhabul Kahfi yang didirikan sejak tahun 1989 yang dibawah Pimpinan Tgk.H.T. Armiya Ahmad berada dibawah naungan Panitia Pembangunan Dayah Ashhabul Kahfi, merupakan milik masyarakat yang pengelolaannya dilakukan swadaya masyarakat. Tentang kepemimpinan, ke-Panitiaan, Pengajar/Guru terbuka bagi siapa yang dipandang cakap dan mampu melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Pendidikan Yang Diselenggarakan Pendidikan Formal yang diselenggarakan terdiri dari : TPA, Tingkatan Ibtidaiyah, dan Tingkatan Tsanawiyah. 2. Pendidikan Non Formal Majelis Taklim dibimbing langsung Pimpinan Dayah/Tgk. Chiek. 1.
Santri, Badal dan Guru/Tgk Santri-santri Dayah Ashhabul Kahfi, sebagian mukim (mondok) di Dayah sesuai dengan fasilitas asrama yang tersedia dan sebagian yang lain setelah mengikuti jam pelajaran pulang kembali kerumah masing-masing. Istilah Badal belum dikenal di Dayah Ashhabul Kahfi, walaupun dalam prakteknya sewaktu-waktu mungkin bisa terjadi. Mengenai guru/teungku biasanya ditunjuk/diangkat langsung oleh Pimpinan yang dianggap mampu, yang direkrut dari santri-santri senior atau dari Alumni Dayah Ashhabul Kahfi yang bersedia bebakti di Dayah Ashhabul Kahfi. Sarana dan Prasarana Dayah Sarana dan prasarana yang dimiliki Dayah Ashhabul Kahfi guna menunjang proses belajar-mengajar masih jauh dari memadai. Sarana-sarana yang dimiliki sekarang ialah : a. 1 ruang kantor/perpustakaan b. 1 buah mushalla c. 3 ruang belajar d. 4 balai pengajian e. 25 kamar santri putera f. 3 kamar santri putri g. 6 unit dapur santri putra h. 3 unit WC untuk putera i. 1 unit tempat wudhuk j. 1 unit dapur umum dan MCK untuk santri putri.
Model Pengembangan Ekonomi Dayah Berhubung karena berbagai faktor terutama sekali karena keterbatasan dana sampai sekarang ini belum ada satupun model pengembangan ekonomi dayah yang bisa dikembangkan. Program Pengembangan Dayah Program pengembangan yang akan dilakukan meliputi bidang fisik dan non fisik. a. Fisik : pengadaan sarana-sarana yang masih dibutuhkan, renovasi fasilitas-fasilitas pengasuh dan santri, renovasi ruang kantor dan perpustakaan. b. Non Fisik : peningkatan prestasi para santri, peningkatan keterampilan ceramah, khutbah, kesenian yang bernafaskan islam dan lain-lain sebagainya. Program Unggulan Dayah Karena beberapa faktor diantara lain keterbatasan dana dan kemampuan sampai saat ini belum ada program unggulan dayah yang dapat dilaksanakan.