AKAR KONFLIK PALESTINA – ISRAEL Dalam Tinjauan Sejarah Kenabian*) Umar Anggara Jenie Yerusalem pada Jaman Purba Ekskavasi arkeologis di Semenanjung Arabia, serta konklusi ilmiah dari hasil penggalian tersebut, menunjukkan bahwa di Semenanjung itu telah berkembang beberapa kebudayaan/peradaban kuno (Sousse, 1977: McEvedy, 1983). Suatu cabang dari ras bangsa Semit yaitu bangsa Kanaan, merupakan suku-suku pertama yang bermigrasi dari Semenanjung Arabia menuju Palestina sekitar 3000 tahun Sebelum Masehi (SM). Buktibukti arkeologis bahkan menyatakan bahwa migrasi mereka terjadi pada masa yang lebih awal dari 3000 SM. Sebagai contoh dapatlah disebutkan beberapa kota kuno di Palestina dengan nama-nama khas Kanaan, yaitu Jericho, Beit-Syam, Mejeddo dan Juzer. Di Jericho dan Majeddo terdapat peninggalan paling tua dari bangsa Kanaan berupa kuilkuil kuno berumur sekitar 3000 SM. Sedang penggalian yang lainnya memperlihatkan kota-kota kuno Kanaan yang lebih tua dari Jericho dan Juzer, yaitu berumur antara 50003000 SM. Kota Yerusalem sendiri merupakan bukti yang paling baik dari kekunoan pemukim-pemukim bangsa Arab-semistik purba di Palestina, dan mereka telah berada di sana jauh sebelum bangsa-bangsa yang lainnya menyusul. Kota itu didirikan oleh sukusuku Jebus, yaitu cabang dari bangsa Kanaan, sekitar 5000 tahun yang lalu (l.k. 3000 SM) (Sousse, 1977). Inskripsi Ugaritik di Tell el Amarna yang berumur 1400 SM, menyebut kota itu dengan nama Urusalim (UJE, 1948) Sedangkan Nabi Ibrahim as., selama kunjungannya di Palestina menyebut kota itu dengan nama Uru Salem (MacLeish, 1966). Dalam beberapa inskripsi Kanaan, kota itu disebut dengan nama-nama yang berbeda: Orossalem, Rosyalm, Syalem atau Syalum (Sousse, 1977). Baru pada masa yang kemudian, orang Ibrani menamakan kota itu dengan Yerusyalayim (UJE, 1948). Jadi jelaslah bahwa kota tersebut telah ada jauh sebelum bangsa Israel memasuki Palestina. Yang pertama merencanakan dan mendirikan Yerusalem adalah seorang raja bangsa Jebus-Kanaan: Melchisedec, yang percaya akan ke-Esaan Tuhan; walaupun rakyatnya kebanyakan musyrik (Sousse, 1977). Tradisi Islami mendukung penemuan-penemuan arkeologis maupun historis di atas. Ibn al-Firkah dalam bukunya Baith Alnufus ila’Ziyarat Al-Quds Al Mahrus mengutip bahwa Sam bin Nuh sangat mungkin merupakan pendiri dari Kuil Yerusalem (YOS, 1976). Lebih dari itu, Ibn al-Fikar menyinggung pula catatan Al-Khattabi dalam bukunya: al-I’lam, bahwa beberapa Nabi Allah telah membuat Kuil Yerusalem (Baitul Maqdis) jauh sebelum masa Nabi Daud as. dan Nabi Sulaiman as.. Baru kemudiannya Nabi Daud dan Sulaiman membangunnya kembali, memperlebar serta memperluasnya;
1
karena itulah maka Bangunan Suci itu kemudian diattributkan kepada Nabi Allah itu, khususnya kepada Nabi Sulaiman as. Yerusalem pada jaman Nabi Daud dan Sulaiman Sekitar 2000 tahun sebelum didirikannya, maka Yerusalem diambil alih dari bangsa Jebus, oleh Nabi Daud as, dan ditetapkan sebagai ibukota kerajaan baru yang didirikannya: Kerajaan Israel Raya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pada harihari akhirnya, bangsa Jebus diperintahkan oleh raja-raja yang zalim lagi musyrik, serta selalu memusuhi Nabi Daud dan ummatnya. Ke dua belas suku-suku Israel disatukan di bawah pemerintahan Nabi Daud, menjadi suatu bangsa yang kuat. Allah swt. meridhoi Nabi Daud karena keimanannya, sebagaimana tersebut dalam Al Qu’an:
.....# Èd,ptø:$$Î/ Ĩ$¨9$# t÷t/ äl÷n$$sù ÇÚö‘F{$# ’Îû Zx"‹Î=yz y7où=yèy_ $!Î) ß!…ã#y‰tƒ ‘O Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil,…. (Al Qur’an, 38:26). Kerajaan Israel Raya mencapai Jaman Keemasannya di bawah kepemimpinan putranya, Nabi Sulaiman as., yang memerintah sekitar 970-930 SM. Nabi Sulaiman inilah yang membangun kanisah yang terkenal dengan sebutan Haykal i Sulaiman (atau Solomon Temple, Kuil Sulaiman). Kanisah inilah yang kemudian dikenal sebagai Haykal Sulaiman I.
Gambar:
Haykal Sulaiman-I, dibangun oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, sekitar 970-930 SM . Dihancurkan oleh Nebukhadnezzar tahun 586 SM (National Geographic, December 2008)
Namun demikian, segera setelah Nabi Sulaiman wafat, Kerajaan Israel Raya terpecah menjadi dua bagian; yaitu Kerajaan Israel di Utara dengan ibukota Samaria, dan Kerajaan Yudah di Selatan dengan ibukotanya Yerusalem. Hampir semua raja-raja yang memerintah ke dua Kerajaan tersebut merupakan raja-raja yang zalim, dan selalu menentang kehendak Ilahi. Pada masa ke dua Kerajaan Yahudi inilah, turunnya beberapa Nabi Allah untuk memberikan peringatan, seperti Nabi Ilyas as. dan Nabi Ilyasa as. di Utara, dan Nabi Irmia as. di Selatan. Kedua Kerajaan Israelis itu tidak mampu 2
memenuhi standard loyalitas/ketaatan kepada Allah, serta tidak mampu pula memberikan keadilan kepada rakyatnya; oleh karena itulah pada akhirnya mereka dapat dikalahkan/ditaklukkan oleh musuh-musuhnya, sebagai azab dari Allah swt. Kerajaan Israel di Utara dihancur-leburkan oleh Kekaisaran Assyría di bawah Kaisar Sargon II sekitar 722 SM; sedangkan Kerajaan Yudah di Selatan diporakporandakan oleh Kekaisaran Khaldea (Babilonia II) di bawah Nebukhadnezzar pada tahun 586 SM. Dalam serbuan Nebukhadnezzar ini, Yerusalem berikut Haykal Sulaiman ikut dihancurleburkan. Kehancuran pada ke dua Kerajaan Israelis sebagai hukuman dariAllah swt., secara implisit disinggung dalam Al Qur’an (17:4-5):
#Z#Î6Ÿ2 #vè=ãæ £è=÷ètGs9u È÷s?§%t ÇÚö‘F{$# ’Îû ¨ß‰Å¡ø"çGs9 É=tGÅ3ø9$# ’Îû ŸƒÏu#ó$Î) ûÍ_t/ 4’n<Î) !$oø‹ŸÒs%u 4 Í‘$tƒÏe$!$# Ÿn=Åz (#ß™$ysù 7‰ƒÏ‰x© <¨ù't/ ’Í<'é& !$u©9 #Y!$t6Ïã öà6ø‹n=tæ $o÷Wyèt/ $yß8s9é& ߉ôãu u!%y` #sŒÎ*sù Zãèø"¨ #Y‰ôãu !%x.u ‘Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana’. Inilah yang disebut dengan Hukuman Pertama. Nasib ummat Israel di Utara setelah kehancuran kerajaannya oleh Sargon II sampai sekarang tidak diketahui; sedangkan kehancuran Kerajaan Yudah di Selatan, mengawali apa yang dikenal sebagai Diaspora (penyebaran) Yahudi atau perhambaan di Babilonia.
Gambar: Serangan Kerajaan Assyria ke Kerajaan Israel dan Kerajaan Khaldea(Babilonia) ke Kerajaan Yudea (diambil dari Atlas Sejarah Para Nabi & Rasul, 2008).
3
Pada tahun 538 SM, Persia menaklukkan Khaldea, dan Kaisar Cyrus Agung dari Persia mengijinkan orang-orang Yahudi kembali Palestina. Di bawah kepemimpinan beberapa Nabi Allah yang datang kemudian, di antaranya hádala Nabi Uzair as., bangsa Israel kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Haykal Sulaiman yang telah hancur luluh; bangunan suci ini kemudian dikenal sebagai Haykal Sulaiman II. Tetapi lagi-lagi, Kerajaan Yudah post-captivity ini hampir selalu dipimpin oleh raja-raja yang suka menentang peringatan Allah lewat para Rasul-Nya. Pada tahun 63 SM, Kerajaan Romawi menaklukkan Kerajaan Yudah, mengambil alih Yerusalem serta mengontrol seluruh Palestina. Raja Herodes yang berada dibawah pengaruh Romawi, memperluas dan memperindah Haykal Sulaiman-II.
Gambar:
Haykal Sulaiman-II, dibangun tahun 538 SM, diperluas dan diperindah oleh Herodes tahun 37SM-4M, dihancurkan oleh Romawi tahun 70M (Gambar diambil dari National Geographic, December 2008)
Namun beberapa Dewa Romawi ikut dimasukkan di pelataran Haykal SulaimanII itu. Pada waktu itulah Allah swt. mengutus RasulNya, Yahya dan Iesa as. kepada ummat Israel. Tetapi demikian raja, para pendeta serta hampir semua ummat Isreel melawan dan menolak pesan-pesan dari kedua Nabi Allah itu. Tidak hanya terbatas sampai disitu, bahkan orang-orang Israel berniat untuk membunuh kedua Nabi tersebut; dan akhirnya mereka berhasil memenggal kepala Nabi Yahya as. Karena perbuatan ini, Nabi Iesa as. mengutuk orang-orang Yahudi sebagaimana tertulis di dalam Gospel (Al Injil); ‘O Yerusalem Yerusalem!, kamu, -yang membunuh para Nabi, serta merajam mereka yang diutus kepadamu; bagaimana saya selalu berusaha keras untuk mengumpulkan anak-anakmu semua, -sebagaimana seekor ayam melindungi anak-anaknya di bawah sayapnya-; tetapi kamu tidak menginginkan itu. Lihatlah! rumahmu akan kamu tinggalkan dalam keadaan hancur-lebur…’(Matt., 23:37).
4
Ramalan Nabi Iesa as. bahwa Yerusalem akan mengalami kembali kehancurannya, terwujud ketika Kaisar Titus dari Romawi memimpin penghancuran Yerusalem beserta Haykal Sulaiman II, pada tahun 70 M; serta mengusir semua bangsa Yahudi ke luar Palestina, menyebar ke Eropa. Diaspora yang kedua ini berlangsung hampir selama 2000 tahun! (dari tahun 70 M sampai dengan saat mereka kembali ke Palestina tahun 1948 M). Inilah Hukuman II dari Allah bagi Bani Israil, sebagaimana disinggung di dalam Al -Quran (17:7):
(#äÿ"¡uÏ9 Ít%ÅzF$# ߉ôãu u!%y` #sŒÎ*sù 4 $yn=sù öè?ù'y™r& ÷Î)u ( ö/ä3Å¡à"L{ óçF|¡ômr& óçF|¡ômr& ÷Î) #)#Î6÷Ks? (#ön=tã $t (#ç#Éi9tFãÏ9u ;§%t t¨r& çè=yzy! $yŸ2 y‰Éfó¡yø9$# (#è=äzô‰u‹Ï9u öà6yã_ã ‘... dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang- orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis -habisnya apa saja yang mereka kuasai’. Sebelum kutukan Nabi Iesa as. terhadap Bani Israel tersebut, bangsa itu telah pula menerima kutukan dari Nabi Daud as. Karena ketidaktaatan mereka kepada Allah swt., sebagaimana dapat kita baca dari Mazmur (Az Zabur) 78:21-22: ‘Oleh karena itu Tuhan mendengar dan murkalah: maka api dinyalakanlah terhadap Yakob, dan kemurkaan juga datang kepada Israel, karena mereka tidak beriman kepada Allah dan tidak mempercayai penyelamatan-Nya’. Al Qur’an juga menyinggung kutukan terhadap bani Israel dari kedua Nabinya ini (Daud as. dan Iesa as.), sebagaimana dapat kita baca pada Surat 5:78-79, :
$yÎ/ y7Ï9sŒ 4 ztƒö%t Çö/$# |¤Ïãu y!…ã#y! È$|¡Ï9 4’n?tã ŸƒÏu#ó$Î) û_Í_t/ .Ï (#ã%x"Ÿ2 tÏ%©!$# !Ïèä9 $t ![ø⁄Î6s9 4 çè=yèsù 9%x6• tã !öy$uoKtƒ Ÿ (#ç$Ÿ2 !߉tF÷ètƒ (#ç%Ÿ2¨ (#|Átã !è=yèø"tƒ (#ç$Ÿ2 ‘Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Iesa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu’. Tidaklah tepat apabila kita menyebut Ummat semacam itu sebagai Ummat Terkutuk? Tepatkah mereka disebut sebagai Ummat Pilihan Tuhan, sebagaimana mereka selalu ingin disebutnya? 5
Nasib dari Kerajaan Yudah post-captivity ini akhirnya sama dengan nasib Kerajaan Jebus. Apabila pada masa itu Yerusalem diambil alih dari Bangsa Jebus ke Bangsa Israel dibawah pimpinan Nabi Daud as., demikian pula kemudiannya Yerusalem diambil alih dari bangsa Israel, dan diberikan kepada Bangsa lain yang beriman. Siapakah Bangsa lain yang beriman itu? Tentu bukanlah Bangsa Romawi, sebab mereka adalah bangsa penganut politeisme; mereka hanya dapat dianggap sebagai agent untuk melaksanakan hukuman kepada Bani Israel. Bahkan 300 tahun kemudian, setelah Bangsa Romawi secara resmi memeluk Agama Kristen, mereka sulit untuk dapat disebut sebagai pewaris Yerusalem, sebab mereka bukanlah penganut Tauhid yang murni sebagaimana Ummat Yahudi; dan kenyataannya mereka (Ummat Kristen Roma) tidak membangun kembali Haykal Sulaiman yang telah hancur lebur itu. Pewaris yang sah dari Yerusalem tidak lain adalah Ummat Islam dibawah kepemimpinan Rasulullah saw., sebagaimana terbukti dalam sejarah. Yerusalem dalam Masa Sejarah Awal Islam Selama misi kenabian Rasulullah Muhammad saw. yaitu sekitar tahun 610-632 M, Yerusalem masih berada dibawah kontrol Kerajaan Byzantium Kristen. Haykal Sulaiman tidak/belum dibangun kembali, dan memang kenyataannya Ummat Kristen tidak pernah membangunnya kembali. Mereka membangun Bangunan Suci lain di Yerusalem, yaitu Gereja Kebangkitan (Kiamat), di tempat yang dipercaya sebagai tempat penyaliban Kristus. Dengan demikian selama 500 tahun sejak Haykal Sulaiman dihancurkan oleh Titus, bangunan itu tetap dalam bentuk puing-puing kehancuran, diabaikan oleh masyarakat setempat, terutama masyarakat Kristen, yang pada waktu itu mengontrol Yerusalem. Adalah Allah swt. sendiri, Yang memperingatkan hamba-Nya Muhammad saw., akan bangunan suci Sulaiman itu. Allah swt. Menamakan bangunan suci itu dengan Al Masjidil Aqsha, yang berarti Masjid yang Jauh; dan menghendaki hamba-Nya Muhammad saw. mengujungi masjid itu, dalam suatu peristiwa yang kita kenal dengan Al Isra’ wal Mi’raj, sebagaimana dapat kita baca pada Al Qur’an (17:1):
“Ï%©!$# $|Áø%F{$# ωÉfó¡yø9$# ’n<Î) Ï#t%ysø9$# ωÉfó¡yø9$# !Ïi Wø‹s9 Íωö7yèÎ/ 3“u#ó$r& ü“Ï%©!$# zysö6ß™ ç#ÅÁt7ø9$# ßìÏ¡¡9$# uè …çµ!Î) 4 !$oÏGtƒ#u ôÏ …çµtƒÎ#ãÏ9 …çµs9öym $oø.t%t/ ‘Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’.. Sejak saat itulah Ummat Islam menyebut Bangunan Suci Yerusalem itu Al Masjidil Aqsha; dan kota Yerusalem disebut Baitul Maqdis, atau Baitul Muqqadas atau Al Quds, yang berarti Tempat Suci.
6
Gambar:
Kompleks al-Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), Mulai dibangun oleh Khalifah Umar ibn alKhatab pada tahun 636M, diteruskan dan diselesaikan oleh Khalifah Abdul Malik ibn Marwan dan Khalifah Walid ibn Abdul Malik pada tahun 685-691M(Gambar diambil dari National Geographic, December 2008)
Gambar: Bagian dalam Kubah Batu Sakhra (Dome of the Rock). Nampak Batu Karang tempat RasululLah Muhammad Saw. Memulai Mi’raj (diambil dari Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, 2008).
Pada peristiwa Al Mi’raj yang terkenal itu, Masjid Aqsha merupakan titikterminal dimana Rasulullah Muhammad saw. berhenti sejenak setelah selesai Isra’ dari
7
Masjid Makkah. Di Masjid Aqsha inilah Rasulullah melakukan sholat jamaah dengan para Nabi-Nabi sebelumnya, dengan beliau sendiri bertindak sebagai imam. Setelah itu Rasulullah melakukan perjalanan Mi’raj. Baitul Maqdis merupakan Qiblat Pertama bagi Ummat Islam. Tetapi pada sekitar tahun 623 M, dalam bulan Sya’ban, turunlah wahyu yang sangat penting berkenaan dengan arah Qiblat (Lings, 1986). Wahyu tersebut tertuang dalam Al Qur’an (2:144), :
ωÉfó¡yø9$# t%ôÜx© y7yô_u Éeusù 4 $y9|Êö%s? \'s#ö7Ï% y7¨uÏj9uãn=sù ( Ï!$y¡¡9$# ’Îû y7Îô_u |=$=s)s? 3“t%t ô‰s% çµ!r& tßn=÷èu‹s9 |=tGÅ3ø9$# (#è?é& tÏ%©!$# ¨Î)u 3 …çt%ôÜx© öä3yã_ã (#—9usù óçFä. $t ß]øymu 4 Ï#t%ysø9$# tè=y÷ètƒ $£tã @Ï"tóÎ/ ª!$# $tu 3 öÎÎn/§‘ Ï ‘,ysø9$# “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke qiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu kearah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya….’. Dengan kejadian ini, tidak berarti bahwa Allah swt. atau Nabi Muhammad saw. telah menganggap tidak suci lagi terhadap Baitul Maqdis; karena dalam beberapa peristiwa Rasulullah masih mengatakan tentang pentingnya Baitul Maqdis, dari sudut pandang keagamaan. Sebagaimana tertulis dalam Hadis riwayat Ibn ‘Abbas, diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: Sholat di Masjidil Haram mempunyai nilai 100.000 sholat (di tempat biasa): dan sholat di Masjidku mempunyai nilai 50.000 sholat; sedang sholat di Masjid Aqsha mempunyai nilai 25.000 sholat’ (al-Firkah, YOS, 1949). Berdasarkan atas Hadis inilah, Ummat Islam mengakui Baitul Maqdis sebagai tempat suci ketiga setelah Makkah dan Madinah. Lebih dari itu, secara tidak langsung Rasulullah mendorong ummatnya untuk melakukan ziarah ke Baitul Maqdis. Suatu Hadis yang diriwayatkan oleh Zul Asab, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah: ‘ O Rasulullah, apabila kami harus mendapatkan ujian, setelah kami ditinggalkan, setelah kepergianmu; kemanakah kamu memerintahkan kami pergi? Rasulullah menjawab: ‘Yang wajib bagi kamu adalah Yerusalem: semoga Allah memberikan makanan bagi mereka yang akan berziarah ke sana dan kembali’ (Al-Firkah, YOS, 1949). Beberapa sahabat menginterpretasikan sabda Rasulullah ini sebagai isyarat untuk menaklukkan Baitul Maqdis. Pengalihan Yerusalem (Baitul Maqdis) ke Ummat Islam adalah suatu keharusan dan sangat alamiah, terutama dalam titik pandang Tauhid. Oleh karena sejak awalnya Baitul Maqdis beserta tempat sucinya, selalu dikuasai dan dikontrol oleh hamba-hamba Allah yang sholeh penganut monoteistik yang sebenarnya. Seperti telah dijelaskan di atas, pada awalnya adalah Sam bin Nuh, kemudian berturut-turut Melchisedec, Daud, Sulaiman, para Nabi-nabi Israil, dan akhirnya kepada Ummat Islam, sebagaimana terbukti dalam sejarah. Jelaslah bahwa ummat yang merupakan pewaris yang hak atas Baitul Maqdis dan Bangunan Sucinya adalah tidak lain dari Ummat Islam.
8
Penemuan dan Pembangunan Kembali Mesjid Al Aqsha Realisasi pengalihan Yerusalem berikut Bangunan Sucinya kepada Ummat Islam terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar Ibn Khattab ra. Muir (1968) memberikan rincian historiknya tentang pengalihan Yerusalem kepada Khalifah Umar, dan ringkasannya akan kita berikan di sini. Pada sekitar tahun 636 M atau 15 H, Kota Suci Yerusalem dikepung oleh tentara muslim dibawah pimpinan Jenderal Amr’ bin Ash. Patriarkh Yerusalem: Sophronius menghendaki perdamaian, tetapi dengan kondisi yang ia buat sendiri yaitu bahwa Khalifah Umar secara pribadi harus datang sendiri ke Yerusalem untuk menerima Kota Suci itu dari Patriarkh Sophronius. Setelah tiba di Yerusalem, Khalifah Umar diterima oleh Patriarkh itu beserta masyarakatnya dengan ramah dan damai. Khalifah Umar menerima penyerahan Yerusalem dan menjamin hak-hak suci dari agama Kristen. Adalah menarik untuk dicatat, bahwa kejadian tersebut di atas telah diramalkan di dalam kitab-kitab kuno Yahudi, yaitu bahwa Yerusalem pada akhirnya akan ditaklukkan oleh seorang raja yang namanya terdiri dari tiga huruf (sebagaimana kata Umar; ), dan yang diskripsi lainnya sesuai dengan sifat-sifat Khalifah itu, sehingga tidak ada keraguan lagi bahwa Beliaulah yang dimaksudkan dalam ramalan itu. Menurut Theophanus, Khalifah Umar meminta Sophronius untuk menunjukkan tempat reruntuhan Haykal Sulaiman, dimana Batu Suci (Sakhra) berada di dalamnya. Pada Batu Suci inilah Nabi Muhammad memulai Mi’rajnya. Sophronicus memperlihatkan pada Khalifah Batu Suci itu, yang masih tertutup dengan debu-debu tanah dan Khalifah mengusapnya sendiri untuk membersihkan Batu Suci itu yang telah lama diabaikan selama kurang lebih 500 tahun, yaitu sejak dihancurkannya Yerusalem oleh tentara Romawi. Di sinilah dibuat kembali pondasi untuk Masjid Al Aqsha. Akan tetapi barulah sekitar pertengahan abad ke VII M, Khalifah Marwan ibn al-Hakam membangun Kubah Batu Suci (Kubah al Sakhra) yang merupakan bagian paling suci dari keseluruhan Masjid Al Aqsha, dan disempurnakan oleh Khalifah Walid ibn Abdl Malik. Sejak itulah Masjid Al Aqsha (Haykal Sulaiman) menjadi milik Ummat Muhammad saw., dan tidak pernah berpindah ke tangan ummat lainnya kecuali untuk periode singkat (sekitar 80 tahun), yaitu ketika Palestina dikuasai oleh tentara Salib yang Pertama, tetapi kemudian dibebaskan kembali oleh Sultan Salahuddin al Ayyubi pada tahun 1122 M (Newby, 1983). Palestina & Israel di Era Modern Kaum Yahudi telah tersingkir dari peta dunia selama hampir 2000 tahun, yaitu sejak pengusiran oleh Romawi pada tahun 70M sampai dengan kembalinya mereka ke tanah Palestina (Kanaan) sekitar tahun 1948. Kaum Yahudi yang mengalami penyebaran (diaspora) di Eropa maupun Afrika Utara, dan juga di Semenanjung Arabia, selalu saja mengalami perlakuan sebagai klas nomor dua atau bahkan lebih rendah dari itu. Ketika kaum Bani Israil mengalami perhambaan di Mesir dibawah tekanan Fir’aun (sekitar 1400-1500SM), dia diselamatkan oleh Allah Swt melalui pengutusan Nabi Musa as dan Nabi Harun as. Kemudian ketika Bani Israil mengalami penghancuran oleh Nebukhadnezzar, kemudian menjalani perhambaan di tanah Babilonia (586-538SM), kembali ummat Israil ini diselamatkan oleh Allah Swt melalui para nabi-nabi Israil, antara lain nabi Uzair as. Kenyataan sejarah ini membuat orang-orang Israil yang tersebar di Eropa berharap akan datang Nabi terakhir (Mesiah) yang akan membebaskan Bani
9
Israil dari pembuangan di Eropa. Tetapi sampai hampir 2000 tahun, Nabi yang ditunggu itu tidak kunjung datang. Timbulah di Eropa suatu gerakan yang kemudian dikenal sebagai Gerakan Zionisme, yang bertujuan untuk kembali ke tanah leluhur mereka di Palestina dan mendirikan negara Yahudi di sana. Pendiri gerakan nini adalah Theodore Herzl, yang kemudian terpilih sebagai Ketua Gerakan Zionis pada Kongres Zionis pertama di Basel Swiss pada tahun 1897. Tujuan utama Gerakan Zionis adalah: The creation and support of a Jewish national state in Palestine, an ancient homeland of Jews. Gerakan ini terus berkembang ke seluruh Eropa bahkan juga ke Amerika Serikat. Pada waktu lahirnya Gerakan Zionisme ini, tanah Palestina beserta Yerusalem dan alMasjidil Aqsha-nya berada di wilayah Kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman Empire), yang telah berusia 600 tahun itu. Pada perang Dunia Pertama (PD-I, 1914-1918), Turki memihak Jerman melawan Sekutu, a.l. Amerika Serikat, Inggris, Perancis. Turki mengalami kekalahan, dan wilayah Kekhalifahan terakhir ummat Islam ini, dibagi-bagi menjadi milik Inggris dan Perancis. Pada waktu sedang berkecamuknya PD-I, dan telah ada tanda-tanda kekalahan pihak Jerma-Turki, kaum Zionis di bawah Chaim Weizmann dan Nahum Sakolo berhasil membujuk Menteri Luar Negeri Inggris, James Arthur Balfour, untuk mengeluarkan Deklarasi yang mendukung berdirinya negara Yahudi di Palestina. Keluarlah deklarasi, yang kemudian dikenal sebagai Balfour Declaration pada tanggal 02 November 1917 yang intinya “to support the establishment in Palestine of a national home for Jewish people”. Dengan kekalahan Turki dan jatuhnya wilayah Palestina ke Inggris, maka Deklarasi Balfour segera diimplementasikan.
Dengan kekalahan Turki pada PD-1 1918, wilayah Timur Tengah dibagi-bagi oleh Inggris dan Perancis
Wilayah palestina dibagi dua. Sebela barat sungai Yordan untuk ‘bakal’ Israel dan wilayah untuk Yordania
[Semua Peta diambil dari Gilbert, Martin, ATLAS OF THE ARAB-ISRAELI CONFLICT, Macmillan Publ. Co. Inc, 1974.]
10
Ketika Israel diproklamasikan, wilayahnya meliputi daerah yang berwarna hitam itu.
Pada Mei 1948, Republik Israel diproklamasikan, dan terpilih sebagai PM pertama David ben Gurion. Segera terjadi perang antara Israel melawan negara-negara Arab tetangganya, a.l. Mesir, Siria, Lebanon, Yordania, dan dibantu pula oleh Saudi Arabia dan Iraq. Perang yang hampir berlangsung satu tahun ini, yaitu Mei 1948-Jenuari 1949, Israel tidak berhasil merebut Yerusalem. Namun wilayah negaranya menjadi lebih luas, (lihat gambar diatas, meliputi bagian yang berwarna abau-abu). Dengan berdirinya negara Israel ini, - yang sudah hampir 2000 tahun hilang di peta sejarah, maka terjadilah emigrasi besar-besaran kaum Yahudi dari Eropa dan Afrika Utara ke Israel.
11
Dua gambar diatas, menunjukkan terjadinya emigrasi besar-besaran kaum Yahudi dari negara-negara Eropa maupun negara negara Arab di Afrika Utara.
Gambar di sebelah kiri menunjukkan batas-batas wilayah Israel sejak dari berdirinya 1948, sampai setelah selesai Perang Arab-Israel 1948-1949. Sedang peta disebelah kanan, adalah peta setelah negara-negara Arab : Mesir, Syria dan Yordania, mengalami kekalahan telak dan memalukan pada Perang Enam Hari (the Six Day War) 6 Juni
12
1967. Seluruh wilayah Gurun Sinai Mesir termasuk Gaza jatuh ke tangan Isreal. Seluruh wilayah Tepi Barat (yang sebelumnya milik Yordania), termasuk Yerusalem, jatuh ke tangan Israel, begitupula Dataran Tinggi Golan Syria jatuh ke tangan Israel, juga. Jatuhnya Yerusalem ke tangan Israel, sungguh merupakan peristiwa yang sangat menyakitkan dunia Islam.
Pada tanggal 6 Oktober 1973, Mesir dan Syria kembali melancarkan serangn ke Israel untuk merebut wilayah-wilayah yang diduduki Israel pada Perang Enam Hari. Perang ini dikenal sebagai October War atau Perang Ramadhan (karena terjadi pada tanggal 10 Ramadhan), oleh Isreal dikenal sebagai Perang Yom Kippur (karena terjadi pada Hari Pengampunan: Yom Kippur). Pada perang ini, Mesir berhasil menghacurkan Benteng Barlev, dan masuk jauh ke dalam Gurun Simai. Setelah selesainya perang, Presiden Mesir Anwar Sadat melakukan pendekatan diplomatik; dan akhirnya dengan bantuan Presiden AS Jimmy Carter, berhasil dicapai kesepatan Camp David dengan PM Menachem Begin. Pada tahun 1982, Mesir mendapatkan kembali seluruh wilayah Sinai (lihat Gambar/Peta sebelah kiri). Namun masalah palestina masih saja belum terselesaqikan. Gambar sebelah kanan menunjukkan wilayah Israel, serta wilayah Otoritas Palestina (Gambar yang diarsir), menurut Kesepatan Oslo II. Wilayah Otoritas Palestina meliputi wilayah Tepi Barat (sungai Yordan, West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip). Dalam Perjanjian Oslo, yang diinisiasi oleh alm Presiden Yasser Arafat dan mendiang PM Yistzhak Rabin, disepakati bahwa Otoritas Palestina akan segera menjadi Negara (Republik) Palestina merdeka, jika dua masalah krusial telah disepakati. Kedua masalah itu: (1) Kembalinya orang-orang Palestina yang terusir sewaktu berdirinya Israel, dan (20 Status akhir Yerusalem. Sampai saat ini kedua masalah tersebut belum dapat diselesaikan. Anehnya, ketika masalah krusial ini belum dapat diselesaikan Israel terus sajua membangun pemukiman-pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat maupun Gaza. Ketidak tegasan Otoritas palestina dibawah Presiden Mahmud Abbas (dari fraksi Fatah), 13
telah menyebabkan kekalahannya dalam Pemilu Legislatif Palestina 2006 yang lalu. Partai Hamas, yang umumnya berada di Jalur Gaza memenangkan Pemilu Legislatif, sedangkan Mahmud Abbas memenangkan pemilu Presiden. Konflik kepemimpinan inilah, yang menyebabkan kelemahan di kalangan bangsa Palestina, dan sangat menguntungkan Israel. Penutup Palestina menginginkan suatu negara Palestina yang berdaulat, dimana Yerusalem merupakan ibukotanya, serta al-Masjidil Aqsha tetap sebagai tempat suci ummat Islam. Israel demikian pula, menginginkan berdirinya suatu negara Israel, dengan ibukota Yerusalem (yang tidak terbagi), dan berkeinginan membangun kembali haykal SulaimanIII. Bagaiman ini dapat ditemukan? Walaupun sekarang Masjid Al Aqsha masih berada di tangan Ummat Islam, tetapi Kota Suci Yerusalem sejak tahun 1967 telah dikuasai oleh Zionist. Dengan demikian kekhawatiran Ummat Islam akan keselamatan Masjid Aqsha cukup beralasan karena Zionist menginginkan dibangunnya kembali Haykal Sulaiman yang ke III di tempat dimana Masjid Aqsha berdiri. Kita memohon pada Allah swt. akan petunjuk-Nya, semoga suatu hari nanti Ummat Islam dapat merebut kembali Yerusalem dari tangan Zionist Israel. Amien. Bahan Bacaan: 1. ---------------------------------, Al Qur’an Dan Terjemahannya, 1974, Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Pentafsiran Al Qur’an, PT Intermasa. 2. ---------------------------------, Holy Bible (Old and New Testaments), 1980, The Gideon International, Nat. Publ. Company, USA. 3. Al-Firkah, Ibn., Baith Al-nufus ila’Ziyarat Al Quds Al Mahrus, (English Translation) by C.D. Matthews dalam the Yale Oriental Series, Researchers, 1949, 24, Yale University Press, New Haven, USA, 1-10. 4. Al-Maghluts, Sami bin Abdullah, Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, Napak Tilas Jejak Perjuangan dan Dakwah RasululLah (Terjemahan), 2008, Penerbit Almahira, Jakarta, 133. 5. Al-Maghluts, Sami bin Abdullah, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah (Terjemahan), 2008, Penerbit Almahira, Jakarta, 161. 6. Gilbert, Martin, Atlas of the Arab-Israeli Conflict, 1974, Macmillan Publ. Co Inc. 7. Lings., M., Muhammad, his life based on the earliest sources, 1986, Unwin Paperbacks, London, UK, 137. 8. MacLesih, Abraham the Friends of God, dalam National Geography, 1966, 130 (6), 739-789. 9. McAvedy, C., The Penguin Atlas of Ancients History, 1983, Penguin Books Ltd., Middlesex, UK, 16-30. 10. Muir, W., (Ed), Annals of the Early Caliphate, AD 632-680, 1968, Amsterdam Oriental Press, The Netherland, 207-210.
14
11. Newby, P.H., Saladin In his Time, 1983, Faber & Faber Limited, London, UK, 115 - 136. 12. Sousse, A., The Arabs and Jews in History, 1977, E’ Rachid, Bahgdad, 20- 24. 13. ---------------, Jerusalem’s Holy Ground, National Geographic, December 2008 (Supplement). 14. ----------------, Jerusalem, Temple of, The New Encyclopaedia Britannica, Volume 6 Micropaedia, 2005, Encyclopaedia Britannica, Inc., Chicago-Tokyo, 539. 15. ----------------------, The Universal Jewish Encyclopedia, 1948, UJE Co. Inc., USA, 70. *)
Disampaikan pada Seminar Yahudi dalam al-Qur’an dan Realitas`Sejarah, Pusat Studi alQur’an (PSQ), Jakarta, 08 Shofar 1430H/04 Februari 2009M; dan pada Pengajian Islam Universitas Gadjah Mada (UGM), Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta, 12 Shofar 1430H/08 Februri 209M.
15