AINUN RISKA FATMASARI 10703043
EFEK IMUNOSTIMULASI EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA URB) DAN DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA LESS) PADA MENCIT SWISS WEBSTER BETINA
PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
Pada kutipan atau saduran skripsi ini harus tercantum nama penulis dan lembaganya yaitu Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
EFEK IMUNOSTIMULASI EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA URB) DAN DAUN BELUNTAS (PLUCHEA INDICA LESS) PADA MENCIT SWISS WEBSTER BETINA
SKRIPSI Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dan Teknologi Farmasi dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
Juli 2007
Ainun Riska Fatmasari 10703043
Dr. Maria Immaculata Iwo, M.Si Pembimbing Utama
ABSTRAK
Telah diuji efek ekstrak air herba pegagan (Centella asiatica Urb) dan daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap respon imun spesifik dan non spesifik mencit betina galur Swiss Webster. Pada uji terhadap respon imun non spesifik dengan uji bersihan karbon, ekstrak air pegagan dosis 150 mg/kg bb menunjukkan efek imunostimulasi paling kuat dengan indeks fagositik 1,78 sedangkan ekstrak air pegagan dosis 37,5 dan 75 mg/ kg bb dan ekstrak air beluntas dosis 150 mg/kg bb menunjukkan efek imunostimulasi sedang dengan indeks fagositik berturut-turut 1,35, 1,26, dan 1,28. Pada uji terhadap respon imun spesifik mencit, ketiga dosis ekstrak air pegagan dan beluntas dapat menstimulasi respon imun humoral yang terlihat dari peningkatan titer antibodi primer dan hanya dosis terendah (37,5 mg/kg bb) dari kedua ekstrak yang menstimulasi respon imun selular yang terlihat dari meningkatnya tebal kaki mencit pada uji reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
ABSTRACT
The effect aqueous extracts of pegagan (Centella asiatica Urb) herb and beluntas (Pluchea indica Less) leaf on non-specific and specific immune response had been studied in Swiss
Webster mice. On the test against non-specific immune response using clearence carbon method, the pegagan aqueous extract at a dose of 150 mg/kg of body weight showed the strongest immunostimulation effect with a phagocytic index of 1.78, while pegagan aqueous extract at doses of 37.5, and 75 mg/kg of body weight and beluntas aqueous extract at a dose of 150 mg/kg of body weight showed a medium immunostimulation effect with phagocytic indexes of 1.35, 1.26, and 1.28 respectively. The three doses of pegagan and beluntas aqueous extracts could stimulate humoral immune response showed by its primary antibody titer, and only the lowest dose which was 37.5 mg/kg of body weight stimulated cellular mediated immune response indicated by the increase of mice footpad thickness on delayed type hypersensitivity reaction test.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya disampaikan kepada Dr. Maria Immaculata Iwo, M.Si selaku pembimbing atas segala bimbingan dan saran dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh staf pengajar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung yang telah membekali pengetahuan dan para karyawan yang telah membantu kelancaran dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada orang tua, saudara, sahabat dan rekan-rekan serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moral, materi, dan do’a selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga buku ini dapat berguna bagi ilmu pengetahuan.
ii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK...........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR TABEL...............................................................................................
iv
PENDAHULUAN...............................................................................................
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
3
1.1
Sistem Imun..................................................................................
3
1.2
Imunostimulan..............................................................................
5
1.3
Tuberkulosis.................................................................................
5
1.4
Tumbuhan Uji..............................................................................
6
2
METODE PENELITIAN......................................................................
9
3
PERCOBAAN.......................................................................................
10
3.1 Alat...............................................................................................
10
3.2 Bahan............................................................................................
10
3.3 Hewan Uji....................................................................................
10
3.4 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak.............................................
10
3.5 Pembuatan Larutan yang Digunakan dalam Uji Respon Imun....
13
3.6 Uji Efek Imunostimulasi..............................................................
13
4
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN....................................
18
5
KESIMPULAN.....................................................................................
26
6
RINGKASAN PENELITIAN...............................................................
27
PUSTAKA...........................................................................................................
28
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Karakteristik Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Uji................................
19
4.2
Kadar Karbon dalam Darah Mencit pada Uji Bersihan Karbon............
19
4.3
Indeks Fagositik pada Uji Bersihan Karbon..........................................
20
4.4
Indeks Organ Setelah Pemberian Ekstrak Uji.......................................
21
4.5
Nilai Absorbansi Sel Ragi pada Uji Aktivitas Fagositik PBMC terhadap Sel Ragi...................................................................................
22
4.6
Nilai Absorbansi Nitrit Oksida pada Isolat Makrofag Peritoneal..........
23
4.7
Titer Antibodi Total Mencit pada Uji Efek Ekstrak terhadap Respon Imun Spesifik.........................................................................................
24
Perubahan Tebal Kaki Mencit pada Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat...................................................................................................
25
4.8
iv
PENDAHULUAN
Saat ini, imunomodulator menjadi sangat populer karena orang mulai menyadari pentingnya sistem imun yang sehat untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit, dan menyembuhkan berbagai penyakit. Imunomodulator adalah senyawa yang dapat mempengaruhi respon imun. Imunomodulator bekerja secara tidak spesifik jika dibandingkan dengan imunisasi. Imunomodulator dapat mempengaruhi berbagai mekanisme efektor sistem imun, dan dapat diperoleh dari tanaman, hewan, mikroba, atau secara sintetik, dan senyawa yang berkhasiat imunomodulator dapat berupa senyawa berbobot molekul rendah atau tinggi (Wagner and Jurcic, 1992). Pegagan dan beluntas merupakan tanaman yang secara tradisional banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, diantaranya untuk mengobati penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang sampai saat ini masih sulit diatasi karena berkembangnya resistensi Mycobacterium tuberculosis,
terhadap banyak antituberkulosis. Secara imunologikal,
pertahanan pertama terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis diperantarai oleh respon imun non spesifik dengan makrofag adalah sel fagositik utama yang berperan dalam eliminasi Mycobacterium tuberculosis tersebut. Oleh karena makrofag merupakan sel utama tempat hidup Mycobacterium tuberculosis dan sudah terbukti ada banyak senyawa yang tergolong bersifat imunostimulasi yang dapat meningkatkan aktivitas makrofag dan sel-sel sistem imun lainnya dapat diperoleh dari tumbuhan, maka penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh ekstrak dua tumbuhan yaitu pegagan dan beluntas terhadap respon imun mencit Swiss Webster yang hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran pengaruh ekstrak terhadap mekanisme eliminasi Mycobacterium tuberculosis secara imunologi. Efek imunostimulasi yang diteliti dalam penelitian ini meliputi efek terhadap respon imun non spesifik dan spesifik. Efek terhadap respon imun non spesifik ditentukan melalui uji bersihan karbon, uji aktivitas fagositik PBMC (Peripheral Blood Monocyte Cell) terhadap sel ragi, pengukuran kadar nitrit oksida hasil produksi makrofag peritoneal dan penetapan indeks organ. Efek terhadap respon imun spesifik ditentukan melalui penentuan titer antibodi total untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap respon imun humoral dan reaksi
1
2 hipersensitivitas tipe lambat untuk melihat pengaruh ekstrak terhadap respon imun selular yang juga berperan penting dalam mengeliminasi mikroorganisme intraselular seperti halnya Mycobacterium tuberculosis.