ISSN 2406-7601
Jurnal
AGAMA BUDDHA DAN
ILMU PENGETAHUAN Hesti Sadtyad Sujiono
Pengembangan Instrumen Motivasional, Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pendidikan Agama Buddha. Penerapan Metode SQ3R Pada Pembelajaran Komptensi Membaca Kritis
Suhartoyo, dkk
Korelasi Antara Upacara Pelimpahan Jasa (Pattidana) dengan Bhakti Anak Kepada Leluhur Di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah
Mujiyanto, dkk
Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Buddha Tersertifikasi Terhadap Pembinaan Umat Di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung
Mujiyanto
Pengaruh Disiplin Belajar Dan Keaktifan Kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Kitab Suci (PKS) Agama Buddha Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012
Hariyanto
Pengaruh Media Gambar dan Lagu Buddhis Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha
Sukodoyo
Motivasi Bekerja di Vihâra Pada Wanita Dewasa Awal (Studi Kasus Di Vihâra Tanah Putih Semarang)
Tri Yatno, dkk Untung Suhardi
Volume 1
Pengembangan Model Asesmen Otentik Pada Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru Eksistensi Perempuan Hindu Kajian Nilai Pendidikan Etika Hindu Tentang Kedudukan Perempuan dalam Kitab Sarasamuccaya
Nomor 1
September 2014
73
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN LAGU BUDDHIS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Hariyanto
[email protected] Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran melalui presentasi materi oleh guru dengan menggunakan buku paket, Penelitian ini menggunakan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar yang beragama Buddha di Kabupaten Wonogiri. Uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan uji homogenitas menggunakan Levence Test pada SPSS. Sedangkan untuk menguji hipotesis menggunakan Independent Sample T Test dan Paired Sample T Test pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Rata-rata peningkatan hasil belajar kelompok kontrol 5,1250 kelompok eksperimen 16,5000. Hasil uji independent sample t test SPSS diketahui Sig. (2-tailed) atau p 0.000. Sedangkan α 0.05 jadi p < α berarti Ho ditolak. Hasil uji paired sample t test SPSS diketahui sig. (2tailed) atau p 0.000. Sedangkan α 0.05 jadi p < α berarti Ho ditolak. Kata Kunci: media gambar dan lagu Buddhis, hasil belajar.
Abstract This study aims to investigate the difference in the learning outcomes of Buddhism education in elementary schools in Wonogiri Regency between the learning that uses the media of Buddhist pictures and songs and the learning through the teacher’s material presentation that uses a course book. It employed a non-equivalent control group design. The research subjects were Year III elementary school students whose religion is Buddhism in Wonogiri Regency. The normality was tested using the One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test and the homogeneity was tested using the Levene Test with SPSS. The hypothesis was tested using the Independent Sample T-Test and Paired Sample T-Test with SPSS. The results of the study show that the learning outcome scores in the experimental and control groups are normally distributed and homogeneous. The average learning outcome improvement in the control group is 5.250 and that in the experimental group is 16.5000. The results of the IndependentSample T-Test with SPSS show Sig. (2-tailed) or p 0.000. Meanwhile, α is 0.05 and p < α, showing that Ho is rejected. The results of the Paired-Sample T-Test with SPSS show Sig. (2-tailed) or p 0.000. Meanwhile, α is 0.05 and p < α, showing that Ho is rejected. Keywords: media of Buddhist pictures and songs, learning outcomes PENDAHULUAN Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan untuk melestarikan aspek-aspek sikap dan nilai keagamaan yang dioperasionalkan secara konstruktif dalam masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Pendidikan agama berpengaruh dalam membentuk moral dan kepribadian serta berperan dalam membimbing perilaku seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan
agama juga membentuk karakter kemoralan dan kesusilaan bagi seseorang sehingga mampu membedakan antara perilaku yang baik dengan perilaku yang tidak baik. Selain di tempat ibadah, siswa dapat memperoleh pendidikan agama di keluarga maupun di sekolah. “Pendidikan agama Buddha adalah usaha yang dilakukan secara sadar, terprogram serta berkelanjutan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa untuk memperkuat keyakinan dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki moral yang baik, serta
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
74
meningkatkan kompotensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Buddha” (Permendiknas No.22 Tahun 2006). Berdasarkan tujuan pendidikan agama Buddha yang diberikan di Sekolah Dasar, maka tujuan Pendidikan agama Buddha tidak cukup berhenti pada tataran kognitif (pengetahuan), tetapi juga afektif (sikap dan nilai) dan psikomotor (perbuatan). Penguasaan pengetahuan tentang agama Buddha menjadi penting karena siswa dapat bertindak baik apabila pengetahuan tentang agama Buddha yang dimiliki juga baik. Tetapi yang terpenting adalah siswa dapat mempraktikkan pengetahuan tentang agama Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 materi yang disampaikan meliputi beberapa aspek sebagai berikut: 1. Sejarah, 2. Keyakinan (Saddha), 3. Perilaku/moral (Sila), 4. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka), 5. Meditasi (Samadhi), dan 6. Kebijaksanaan (Panna). Salah satu media yang dapat mengkonkretkan materi yang bersifat abstrak dan menarik perhatian siswa dalam pelajaran pendidikan agama Buddha adalah media gambar. Media gambar dapat diperoleh melalui internet, website lembaga keagamaan Buddha, buku-buku keagamaan Buddha, dan gambar yang sengaja dicetak. Selain mudah didapat media gambar juga tidak mahal sehingga harganya terjangkau. Media gambar mengkonkretkan materi yang bersifat abstrak. “Semakin konkret materi yang dipelajari siswa, maka semakin mudah siswa belajar. Sebaliknya, semakin abstrak materi yang dipelajari siswa, maka semakin sulit siswa belajar” (Wina Sanjaya, 2008: p. 165). Hasil belajar siswa diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkrit) berdasarkan kenyataan yang ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan, dan selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Pada saat kondisi seperti ini kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat. Media dalam posisinya yang sedemikian rupa akan dapat merangsang keterlibatan beberapa alat indera. Di samping itu, memberikan solusi untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan pengalaman yang dihadapi siswa. Kenyataan ini didukung oleh teori penggunaan media yang dikemukakan oleh Edgar Dale dalam Zainuddin Arif (1994: p. 79), yaitu teori
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone of Experience) seperti Gambar 1 berikut. Teori ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner.
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale Hasil belajar siswa diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkrit) berdasarkan kenyataan yang ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan, dan selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Pada saat kondisi seperti ini kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat. Media dalam posisinya yang sedemikian rupa akan dapat merangsang keterlibatan beberapa alat indera. Di samping itu, memberikan solusi untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan pengalaman yang dihadapi siswa. Media gambar dapat menarik perhatian siswa. Menurut Hoy (2007: p. 251) “In sensory memory, control processes of perception; attention and recognition determine what will be transferred to working memory and held briefly for further use”. Perhatian merupakan langkah pertama dalam proses pembelajaran. Selain itu, perhatian berperan penting terhadap stimulus dalam hal ini materi ajar yang diterima sensor memory. Materi yang disampaikan guru pendidikan agama Buddha dapat diterima apabila perhatian siswa terfokus. Lagu yang diperdengarkan kepada siswa pada waktu proses pembelajaran agama Buddha adalah lagu buddhis yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Shinta Rahmawati (2001: p. 86-89), mengutip pernyataan Gardiner, berpendapat bahwa “musik dapat membantu seseorang memfokuskan diri pada hal yang dipelajari, meningkatkan prestasi belajar membaca dan
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
75
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
matematika anak usia enam dan tujuh tahun”. Lagu buddhis yang dinyanyikan dapat menimbulkan rasa senang. Dengan timbulnya perasaan senang siswa lebih bersemangat untuk mengikuti proses belajar mengajar sehingga materi pendidikan agama Buddha yang telah diterima tidak mudah dilupakan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Buddha, khususnya di Kabupaten Wonogiri ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dengan presentasi materi oleh guru dengan menggunakan buku paket. Guru hanya menggunakan bahasa verbal dalam menyampaikan materi pendidikan agama Buddha sehingga materi pendidikan agama Buddha yang bersifat abstrak tidak dapat dipahami siswa karena tidak konkrit, Kegagalan menafsirkan materi ataupun siswa yang mudah lupa terhadap materi pendidikan agama Buddha menjadi salah satu sebab hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar kelas III tidak optimal, terbukti dengan skor hasil belajar pendidikan agama Buddha masih rendah yaitu 6,5 (Sumber: Daftar Nilai Pendidikan Agama Buddha siswa SD Negeri I Karang tahun ajaran 2009-2010). Selain itu, beberapa alasan guru pendidikan agama Buddha belum menggunakan media gambar dan lagu Buddhis secara optimal adalah: 1. mengajar menggunakan buku paket sudah merupakan kebiasaan guru pendidikan agama Buddha, 2. pembelajaran menggunakan media gambar dan lagu Buddhis membuat repot, dan 3. belum ada penelitian yang menunjukkan manfaat media gambar dan lagu buddhis terhadap hasil belajar pendidikan agama Buddha hasil wawancara 13 Agustus 2010. Rumusan masalah berdasarkan uraian di atas adalah: 1. Adakah perbedaan signifikan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen? 2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha? Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, dan 2) mengetahui besarnya pengaruh media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha Tingkat Sekolah Dasar.
Hasil belajar disebut juga dengan prestasi akademik (academic achievement). Pengertian prestasi belajar dari Good (1945: p. 27) adalah: "knowledge attained or skills developed in the school subjects usually designated by tes score or by marks assigned by teachers, or by both. The achievement of pupils in the so called "academic" subjects, such as reading arithmatic, and history, as contrasted with skills developed in such areas as industrial art and physical education". Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: p. 250) “hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran”. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Oemar Hamalik (1995: p. 48) hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Nana Sudjana (2005: 3) “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Gambar termasuk jenis media grafis. Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan melalui saluran penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain menyalurkan pesan pembelajaran, media grafis juga berfungsi menarik perhatian siswa, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan oleh siswa. Menurut Sadiman (2009: 29) “media gambar memiliki kelebihan, beberapa kelebihan media gambar: a. sifatnya konkrit, gambar lebih
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
76
realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, b. gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anakanak dapat dibawa ke objek/peristiwa tersebut, c. media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan anak didik. d. gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman, e. gambar harganya murah dan gampang didapat serta digunakan tanpa peralatan khusus”. Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat, media gambar dapat mengganti kata-kata verbal. Mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. “Gambar membuat siswa dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari yang diungkapkan melalui kata-kata” (Yudhi Munadi, 2008: p. 89). Salah satu yang termasuk media audio adalah lagu. Lagu atau nyanyian adalah sebuah alunan nada dan bunyi yang dapat didengarkan oleh manusia di manapun berada. Menurut situs http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu dijelaskan bahwa “lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama)”. Sedangkan dalam situs http://de.wikipedia.org/wiki/Lied juga dikatakan bahwa: “Der Begriff Lied (v. althochdt.: liod Gesungenes) bezeichnet ein gesungenes Musikstück, das aus mehreren gleich gebauten gereimten Strophen oder einer auskomponierten variierenden Melodie für jede Strophe besteht. Das Lied stellt die ursprünglichste und schlichteste Form der Lyrik dar. Im Lied findet das menschliche Gefühl in seinen Stimmungen und Beziehungen eine reine und intensive Ausdrucksmöglichkeit”. Atan Hamju (1980: p. 26) menyatakan bahwa “lagu adalah ratusan ekspresi dasar dari hati manusia yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bahasa bunyi”. Lagu terbentuk dari gabungan dari unsur-unsur irama, melodi,
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi sebagai kesatuan. Lagu yang diciptakan oleh manusia dan didengarkan oleh manusia memiliki berbagai pesan atau informasi. Banyak yang dapat diambil dari lagu atau nyanyian yang diciptakan oleh manusia. Selain informasi yang didapat, dalam lagu juga terdapat perasaan sang pencipta lagu tersebut. Melalui lagu perhatian siswa dapat terfokus pada materi belajar. Seperti pendapat Daveson & Edwards (1998) “their summary showed that there is some evidence of benefit to students with severe intellectual disabilities through the use of music in an art primary school setting. Improvements in on-task behaviour, development of auditory skills, and attention to task were noted”. Selain itu, musik dapat mempengaruhi sikap siswa dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Buddha. Belajar dengan cara mendengarkan musik akan menyenangkan siswa dan siswa tidak akan merasa bosan dalam mempalajarinya. Seperti dijelaskan Lazanov dalam Porter dan Hernacki (2003: p. 72) yang mengemukakan bahwa, “musik yang harmonis merupakan rangsangan terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu akan merangsang otak kiri dan melodinya akan merangsang otak kanan”. Penggunaan lagu dalam pembelajaran pada umumnya dapat memberikan gambaran kepada siswa mengenai ungkapan sebuah lagu karena siswa tidak hanya mendengarkan saja melainkan siswa ikut menyanyikan lagu tersebut. Jamalus (1988: p. 2) mengemukakan pendapat yang sama bahwa “penghayatan suatu lagu melalui kegiatan mendengarkan bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik, sehingga mendapat gambaran yang menyeluruh tentang ungkapan lagu tersebut”. Menurut Schewe, (6 November 2009) bahwa “Shahin said that when a person listens to sounds over and over, especially for something as harmonic or meaningful as music and speech, the appropriate neurons get reinforced in responding preferentially to those sounds compared to other sounds”. Lagu juga berfungsi untuk mengulang-ulang materi belajar, ketika siswa mendengarkan suara yang diulang-ulang, terutama suara yang harmonik atau bermakna seperti musik dan ceramah, neuron siswa lebih cepat, lebih tepat dan lebih kuat merespon dengan mendengarkan musik dibandingkan menggunakan suara lainnya.
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
77
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Informasi yang dipersepsi siswa akan mendapat perhatian, kemudian ditransfer ke memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Memori jangka pendek atau sering disebut working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan berbagai informasi, informasi tersebut hanya akan bertahan dalam jangka waktu tertentu. Proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak memerlukan waktu yang lama, Memori jangka panjang adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Proses encoding pada memori jangka panjang dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi itu bagi siswa, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen. Kapasitas memori jangka panjang sangat besar, sehingga memungkinkan untuk menyimpan informasi yang banyak selama hidup organisme (siswa). (Santrock, 1995: p. 18). Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode panjang. Paivio (Salmiyati, 2007: p. 21) mengembangkan dual coding theory (teori pengkodean ganda), yang mengemukakan bahwa siswa memiliki sistem pengolahan informasi visual dan pengolah informasi verbal. Narasi dalam bentuk audio masuk ke dalam sistem verbal, sedangkan gambar masuk ke dalam sistem visual. Menurut teori tersebut, terdapat aktivitas dalam mengolah informasi dalam bentuk teks dan gambar (visual). Berikut tahapan-tahapan aktivitas tersebut, yaitu: 1. Siswa memilih informasi yang relevan dengan teks, selanjutnya membentuk representasi proposisi berdasarkan teks dan mengorganisasikan informasi verbal yang dipilih ke dalam mental model verbal. 2. Siswa juga memilih informasi yang relevan dari gambar, selanjutnya membentu “image” dan mengorganisasikan kedua informasi visual tersebut ke dalam mental model visual.
3. Menghubungkan kedua mental model terbentuk dari teks dan model yang terbentuk dari gambar. Pada situasi tertentu para siswa akan membentuk mental connection antara teks dengan gambar akan menunjang memori dan pemahaman siswa apabila keduanya diletakkan saling berdekatan.
Gambar 2 Model umum Teori Dual Coding Peneleitian Yos Sudarman berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbantuan Media Terhadap Hasil Belajar Musik: Studi Eksperimen Pada SD di Kota Padang”. Diterbitkan oleh jurnal bahasa dan seni Vol 7 No 2 September 2006 hal 76 – 135. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok siswa di kelas eksperimen dan kontrol yang pada awalnya mempunyai pengetahuan musik dan keterampilan membaca notasi relatif sama. Setelah diberikan perlakuan belajar musik dengan strategi pembelajaran berbantuan media dan konvensional menunjukkan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar musik bagi siswa yang diberikan perlakuan dengan strategi pembelajaran berbantuan media ternyata lebih tinggi daripada yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang ditunjukkan dengan data statistic t hitung = 2,91 lebih besar t tabel pada α= 95% = 1 - ∞ pada derajat kebebasan (df) = n – 1 adalah 1, 69. Penelitian Rini Prisma Gusti (2005) yang berjudul upaya peningkatan pemahaman konsep biologi melalui pendekatan kontektual dengan model pembelajaran berbasis gambar (picture and picture) pada siswa kelas XI IPA SMA Muhamadiyah Padang Panjang dihasilkan beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Penggunaan model pembelajaran berbasis gambar dapat dijadikan alternatif pilihan dalam pembelajaran biologi, namun sebaiknya diselingi dengan model pembelajaran lain yang bervariasi karena tidak ada satupun model pembelajaran yang efektif untuk semua materi
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
78
dan segala kondisi. 2. Untuk menggunakan model pembelajaran picture and picture ini guru perlu teliti memilih topik serta gambar yang sesuai sehingga gambar tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa. 3. Bagi siswa yang memiliki kemampuan dasar kognitif rendah penggunaan model pembelajaran picture and picture sebaiknya dilatih berulang-ulang yakni perlu beberapa siklus sehingga hasilnya lebih efektif. 4. Penggunaan pendekatan kontektual dengan model gambar ini dianjurkan dan efektif untuk sekolah swasta yang jumlah jam biologinya sedikit namun memiliki input siswa yang cukup banyak. METODE PENELITIAN Berisi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, target/sasaran, subjek penelitian, prosedur, instrumen dan teknik analisis data serta hal-hal lain yang berkait dengan cara penelitiannya. target/sasaran, subjek penelitian, prosedur, data dan instrumen, dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data serta hal-hal lain yang berkait dengan cara penelitiannya dapat ditulis dalam sub-subbab, dengan sub-subheading. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pemilihan metode eksperimen ini karena peneliti merancang pembelajaran yang belum diketahui keefektifan media gambar, dan lagu buddhis dibandingkan dengan pembelajaran Agama Buddha secara konvensional. Peneliti mendesain pembelajaran agama Buddha kelas III semester genap dengan menggunakan media gambar dan lagu Buddhis kemudian melakukan percobaan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Metode eksperimen dapat menunjukkan lebih tajam suatu hubungan sebab akibat, apakah penggunaan media gambar dan lagu Buddhis yang telah dipilih peneliti berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Subjek Penelitian tidak ditentukan secara acak sehingga metode eksperimen yang digunakan merupakan eksperimen semu atau quasi experimental desain (Ibnu Hadjar, 1996: p. 334). Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design (Ibnu Hadjar, 1996: 334). Rancangan penelitian ini disajikan pada
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Tabel 1 berikut: Tabel 1. Desain penelitian
Kelompok Eksperimen
01
X2
O2
Kelompok Kontrol
02
X0
O2
Keterangan Tabel 1: O1 : pretest kelompok eksperimen O2 : posttest kelompok eksperimen O3 : pretest kelompok kontrol O4 : posttest kelompok kontrol X1: pembelajaran menggunakan media gambar dan lagu buddhis X2 : pembelajaran tanpa menggunakan media gambar dan lagu buddhis Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tingkat Sekolah Dasar yang terdapat siswa yang beragama Buddha di Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan April 2011. Treatment atau pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan guru yang sudah direkrut dengan mengikuti jadwal pelajaran di kelas yang bersangkutan. Setiap pelaksanaan treatment peneliti selalu hadir di kelas untuk memastikan bahwa program dijalankan guru. Treatment berupa media gambar dan lagu Buddhis yang dipakai guru dalam pembelajaran menyesuaikan dengan silabus, RPP yang telah peneliti buat. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III yang beragama Buddha di Kabupaten Wonogiri yang berjumlah 49 siswa tersebar di beberapa sekolah. SD Negeri 1 Karang 16 siswa, SD Negeri 1 Randusari 16 siswa, SD Negeri 1 Bubakan 10, SD Negeri 2 Giriwoyo 5, dan SD 1 Wonogiri 2 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan teknik acak secara individu karena pembandingnya berupa sekolah. Menurut Driscoll dalam Anglin (1995: p. 323), “it is not always possible or desirable in instructional research to randomly assign individual students to treatment conditions or to assign some students to receive a particular treatment which others will not get.” Sampel dalam penelitian ini berupa kelompok, karena
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
79
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
tidak memungkinkan membuat kelompok dengan pemilihan sampel secara individu acak, maka sampel kelompok diwakili oleh sekolah. Pemilihan sampel untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara mengundi sekolah sehingga diperoleh 2 sekolah yaitu Sekolah Dasar Negeri 1 Karang dan Sekolah Dasar Negeri 1 Randusari sebagai sampel, kemudian 2 sekolah tersebut diundi lagi untuk menentukan sekolah yang menjadi kelompok kontrol dan sekolah yang menjadi kelompok eksperimen. SD Negeri 1 Karang sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 1 Randusari sebagai kelompok kontrol. Prosedur Persiapan dengan melakukan kegiatan prasurvai untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran Agama Buddha tingkat sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri. Kemudian menyiapkan materi kelas III semester II untuk 4 kali pertemuan, yaitu standar kompetensi “Memahami hari raya agama Buddha”. Kompetensi dasar: a. menjelaskan latar belakang hari raya agama Buddha, b. mendeskripsikan makna hari raya agama Buddha. Materi yang telah disiapkan kemudian dituangkan dalam dua skenario pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan lagu buddhis serta pembelajaran melalui presentasi materi oleh guru dengan menggunakan buku paket. Menyusun dan membuat kisi-kisi tes pretest dan postest, pretest dan postest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bahan instrumen pretest dan postest disesuaikan dengan materi yang telah ditentukan. Memvalidasi instrumen tes dengan cara mengujicobakan instrumen tes kepada kelas yang bukan merupakan kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil uji coba dianalisis menggunakan software Iteman versi 3 untuk mendapatkan instrumen tes tertulis yang valid dan reliabel. Validitas media dan validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui proses penilaian ahli (expert judgement). Setelah menentukan gambar dan lagu Buddhis yang akan digunakan sebagai media, serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah selesai disusun, peneliti kemudian menyiapkan lembar validasi yang digunakan untuk memvalidasi media dan RPP yang telah disiapkan. Ahli yang dilibatkan
untuk memvalidasi media adalah ahli media pendidikan agama Buddha, sedangkan untuk RPP adalah guru pendidikan agama Buddha yang tidak mengajar pendidikan Agama Buddha di sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Melakukan koordinasi dengan guru pendidikan agama Buddha. Peneliti menghubungi guru pendidikan agama Buddha sebanyak 3 orang sesuai dengan banyaknya kelompok penelitian yaitu guru pendidikan agama Buddha SD N Karang I, SD N Karang II, dan SD Negeri Randusari I. Peneliti melatih guru-guru yang telah direkrut selama 2 hari untuk menjelaskan tentang prosedur dan tugas yang dilakukan, yaitu mengajar pendidikan agama Buddha dengan menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dan serta mengambil data penelitian. Pelaksanaan pretest, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes tertulis yang sama kemudian nilainya diambil sebagai data hasil pembelajaran awal. Proses pembelajaran, kedua kelompok diberi pembelajaran dengan materi yang sama tetapi menggunakan media berbeda, kelompok eksperimen melakukan pembelajaran memanfaatkan media gambar dan lagu Buddhis dan kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru dengan menggunakan buku paket. Proses pembelajaran ini berlangsung selama 4 kali pertemuan dengan materi menjelaskan hari raya Agama Budddha. Guru melakukan pembelajaran di kelas pada masing-masing kelompok menyampaikan rancangan materi pembelajaran latar belakang hari raya agama Buddha dan mendeskripsikan makna hari raya agama Buddha. Materi tersebut ditentukan berdasarkan standar isi, kompetensi dasar dan sesuai materi dalam proses pembelajaran pada waktu penelitian dilakukan. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bagi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dirancang oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada guru Pendidikan agama Buddha SD Negeri Karang I dan SD Negeri Randusari I. RPP untuk kelas kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket sedangkan kelas eksperimen RPP dirancang menggunakan media gambar dan lagu buddhis. Pelaksanaan posttest, setelah proses pembelajaran selesai, kedua kelompok diberi posttest yang sama berupa tes tertulis kemudian
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
80
diambil nilainya sebagai data hasil pembelajaran akhir. Analisis data dan interprestasi hasil, datadata yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 16 untuk menguji hipotesis. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar pendidikan agama Buddha siswa. Berdasarkan data yang dikumpulkan maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik test, pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, memberikan treatmen pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dalam pembelajaran agama Buddha dan yang terakhir posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Guna mengungkap hasil belajar agama Buddha siswa, instrumen yang digunakan adalah tes. Tes dilakukan untuk mengungkap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Bentuk tes berupa tes objektif dengan 4 (empat) pilihan jawaban. Penyusunan tes ini mengacu pada teknik penyusunan tes objektif pilihan ganda. Penyusunan tes objektif pilihan ganda mencakup a. Penyusunan spesifikasi tes dan menulis soal tes Penyusunan spesifikasi tes dan soal tes sesuai dengan proses pembelajaran di sekolah. Tes disusun berdasar kompetensi dasar yang tercermin dalam kelompok bahasan, berdasar tabel spesifikasi tes disusun 30 butir soal. Materi tes berdasarkan standar isi pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu materi latar belakang hari raya agama Buddha dan mendeskripsikan makna hari raya agama Buddha b. Melakukan uji coba tes dan menganalisis butir soal Syarat validitas dan reliabilitas suatu tes maka perlu dilakukan uji instrumen. Uji instrumen dilakukan dengan 2 langkah yaitu mengujicobakan instrumen dan analisa instrumen. Uji coba dilakukan di SD yang tidak menjadi subjek penelitian dan SD yang setara. Uji coba tes dilakukan di SD Negeri I Bubakan.
c. Merakit tes Berdasarkan hasil uji coba dan analisis tersebut di atas, maka butir soal yang telah terbukti valid dipilih 15 butir soal dan digunakan sebagai instrumen penelitian. Pemilihan didasarkan sebaran indikator dari kisi-kisi yang telah dibuat. Tabel 2 Kisi-kisi Tes Tertulis Standar Kompetensi Memahami Hari Raya Agama Buddha Kelas/Semester III/Genap No 1
Kompetensi Dasar Menjelaskan agama
hari-hari
Buddha
dan
belakangnya
Indikator raya macam-macam
Butir hari 1,2,4,6,7,9,10,12,1
latar raya agama Buddha, Magha Puja, Waisak,
3,16,17,21,23,25, 27
Asadha. Kathina.
Teknik Analisis Data 1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilaksanakan sebelum pengujian hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan one-sample KolmogorovSmirnov test pada SPSS. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan sebelum pengujian hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui variansi kedua kelompok sama atau tidak, apabila variansi sama berarti data homogen. Uji homogenitas data menggunakan Levence Test pada SPSS. 2. Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1: Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Ha: Ada perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
81
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah gain skor kelompok eksperimen dan gain skor kelompok kontrol. Gain skor kelompok eksperimen diperoleh dari skor postest dikurangi skor pretest. Sedangkan gain skor kelompok kontrol diperoleh dari skor postest dikurangi skor pretest. Data yang digunakan terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan analisis menggunakan independent sample t test pada SPSS. Hasil analisis kemudian diuji signifikansinya pada taraf signifikansi 5% atau 0,05. b. Hipoteisi 2: Ho: Tidak lebih berpengaruh positif pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Ha: Lebih berpengaruh positif pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah skor pretest kelompok eksperimen dan skor postest kelompok eksperimen. Data yang digunakan terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan analisis menggunakan paired sample t test pada SPSS. Hasil analisis kemudian diuji signifikansinya pada taraf signifikansi 5%. Kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak, diperoleh dengan cara membanding nilai sig dari hasil melalui SPSS dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai sig, < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Begitu juga sebaliknya, jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Instrumen tes digunakan untuk mengetahui data sebelum dan sesudah perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan lagu buddhis dalam pembelajaran Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan postest merupakan data mentah yang perlu diolah dan dianalisis. Adapun data telah terkumpul dan akan dianalisis disajikan sebagai berikut: Data yang diperoleh dari dari kelompok eksperimen berupa data: a. Data skor pretest diperoleh dari pemberian tes tertulis sebelum pembelajaran Agama Buddha dengan menggunakan media gambar dan lagu Buddhis. Sebaran skor hasil pelaksanaan pretest disajikan dalam diagram batang berikut ini:
Gambar 3 Sebaran Skor pretest kelompok eksperimen Skor hasil pelaksanaan pretest pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebanyak 6 anak belum mencapai KKM 73 dan sebanyak 10 anak telah mencapai KKM 73. b. Data skor postest diperoleh dari pemberian tes tertulis sesudah pembelajaran Agama Buddha dengan menggunakan media gambar dan lagu Buddhis. Sebaran skor hasil pelaksanaan postest disajikan dalam diagram batang berikut ini:
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
82
belum mencapai KKM 73 dan sebanyak 4 anak telah mencapai KKM 73. b. Data skor postest diperoleh dari pemberian tes tertulis sesudah pembelajaran Agama Buddha melalui presentasi materi guru dengan menggunakan buku paket. Sebaran skor hasil pelaksanaan postest disajikan dalam diagram batang berikut ini:
Gambar 4. Sebaran skor postest kelompok eksperimen Skor hasil pelaksanaan postest pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebanyak 16 anak telah mencapai KKM 73. Deskripsi data penelitian pada kelompok eksperimen secara keseluruhan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2 Deskripsi Data Penelitian Kelompok Eksperimen N
Min
Max
Mean
Std.
Varians
Deviasi Pretest
16
53.00
87.00
67.1250 9.98582
99.717
Postets
16
73.00
100.00 83.6250 8.79299
77.317
Valid N 16
Data yang diperoleh dari dari kelompok eksperimen berupa data: a. Data skor pretest diperoleh dari pemberian tes tertulis sebelum pembelajaran Agama Buddha melalui presentasi materi guru dengan menggunakan buku paket. Sebaran skor hasil pelaksanaan pretest disajikan dalam diagram batang berikut ini:
Gambar 6. Sebaran skor postest kelompok kontrol Skor hasil pelaksanaan postest pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa sebanyak 11 anak belum mencapai KKM 73 dan sebanyak 5 anak telah mencapai KKM 73. Deskripsi data penelitian pada kelompok eksperimen secara keseluruhan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3. Deskripsi Data Penelitian Kelompok kontrol Data Skor
P
Α
Hasil Distribusi data
Pretest
0,574 0,05 p > α Normal
Postets
0,100 0,05 p > α Normal
A. Analisis Data 1. Uji Normalitas Data a. Data Kelompok Eksperimen Hasil uji normalitas data dengan menggunakan one-sample KolmogorovSmirnov Test pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Output one-sample KolmogorovSmirnov Test untuk menguji normalitas data kelompok eksperimen Gambar 5. Sebaran skor pretest kelompok kontrol Skor hasil pelaksanaan pretest pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa sebanyak 12 anak Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
83
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Uji normalitas data pada kelompok eksperimen untuk menguji hipotesis: Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Normalitas terpenuhi apabila Asymp. Sig. (2-tailed) atau p output dari one-sample Kolmogorov-Smirnov Test lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan, atau dengan kata lain apabila P > α maka Ho diterima dan apabila p < α maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil uji data kelompok eksperimen di atas dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa semua data kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena p semua hasil uji data menunjukan lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen disederhanakan seperti tabel berikut:
Tabel 5. Hasil uji normalitas data pada kelompok eksperimen Data Skor
P
Α
Hasil
apabila p < α maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil uji data kelompok kontrol di atas dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa semua data kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal karena p semua hasil uji data menunjukan lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas data kelompok kontrol disederhanakan seperti tabel berikut: Tabel 7. Hasil uji normalitas data pada kelompok kontrol N
Min
Max
Mean
Std. Deviasi
Varians
Pretest
16
53.00 80.00
64.1250 8.46857
71.717
Postets
16
60.00 93.00
69.2500 7.46994
55.800
Valid N
16
2. Uji Homogenitas Data a. Data Kelompok Eksperimen Hasil uji data menggunakan Levene Test SPSS pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: Tabel 8. Output Levene Test untuk menguji homogenitas data Kelompok eksperimen
Distribusi data
Pretest
0,594 0,05 p > α
Normal
Postets
0,407 0,05 p > α
Normal
b. Data Kelompok Kontrol Hasil uji normalitas data dengan menggunakan one-sample KolmogorovSmirnov Test pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 6. Output one-sample KolmogorovSmirnov Test untuk menguji normalitas data kelompok kontrol
Uji normalitas data pada kelompok kontrol untuk menguji hipotesis: Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Normalitas terpenuhi apabila Asymp. Sig. (2tailed) atau p output dari one-sample Kolmogorov-Smirnov Test lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan, atau dengan kata lain apabila P > α maka Ho diterima dan
Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yang didasarkan pada rata-rata (based on mean). Hipotesis yang diuji adalah: Ho : varians tiap kelompok sama (homogen) Ha : varians tiap kelompok tidak sama (tidak homogen) Homogenitas varians terpenuhi apabila Based on Mean Sig. Atau p output dari Levene Test lebih besar dari signifikansi (α) yang ditetapkan atau dengan kata lain bila p > α maka Ho diterima dan apabila p < α maka Ho ditolak. Berdasarkan uji data pada kelompok eksperimen di atas dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa data skor pretest dan data skor postest pada kelompok eksperimen memiliki varians yang sama atau homogen karena nilai p > 0,05. Hasil uji homogenitas data menggunakan Levene Test pada kelompok eksperimen disederhanakan dengan tabel berikut:
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
84
Tabel 9. Hasil uji homogenitas data kelompok eksperimen
Data skor Tes tertulis
P Α Hasil Varians Kelompok 0,836 0,05 P > α Homogen
b. Data Kelompok Kontrol Hasil uji data menggunakan Levene Test SPSS pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 10. Output Levene Test untuk menguji homogenitas data kelompok kontrol
Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yang didasarkan pada rata-rata (based on mean). Hipotesis yang diuji adalah: Ho : varians tiap kelompok sama (homogen) Ha : varians tiap kelompok tidak sama (tidak homogen) Homogenitas varians terpenuhi apabila Based on Mean Sig. Atau p output dari Levene Test lebih besar dari signifikansi (α) yang ditetapkan atau dengan kata lain bila p > α maka Ho diterima dan apabila p < α maka Ho ditolak. Berdasarkan uji data pada kelompok kontrol di atas dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa data skor pretest dan data skor postest pada kelompok kontrol memiliki varians yang sama atau homogen karena nilai p > 0,05. Hasil uji homogenitas data menggunakan Levene Test pada kelompok kontrol disederhanakan dengan tabel berikut: Tabel 1. Hasil uji homogenitas data kelompok kontrol
Data skor
P
Tes tertulis 0,203
Α
Hasil Varians Kelompok
0,05 P > α Homogen
3. Uji Hipotesis a. Hipotesis 1 Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang
menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Ha: Ada perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah gain skor hasil tes pada kelompok eksperimen dan gain skor hasil tes pada kelompok kontrol. Gain skor kelompok eksperimen diperoleh dari skor postest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen. Sedangkan Gain skor kelompok kontrol didapat dari skor postest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol. Data semua kelompok sudah diuji normalitas dan homogenitasnya dan hasil ujinya diketahui bahwa data berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Kemudian gain skor diuji menggunakan Independent Sample T Tets pada SPSS dan hasilnya diketahui sebagai berikut: Tabel 12. Output independent sample t test untuk menguji hipotesis 1
Ho diterima jika besarnya Sig. (2-tailed) atau p lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan atau p > α. Sedangkan Ho ditolak jika besarnya Sig. (2-tailed) atau p lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan atau p < α. Berdasarkan output uji menggunakan Independent Sample T Test di atas dan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan Ho ditolak sebab nilai p sebesar 0,000 atau p < α. b. Hipotesis 2 Ho: Tidak lebih berpengaruh positif pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
85
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Wonogiri dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Ha: Lebih berpengaruh positif pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah skor pretest dan skor postest pada kelompok eksperimen yang sudah diketahui berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji data menggunakan paired sample t test SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 13. Output Paired Sample T Test untuk menguji hipotesis 2
Ho diterima bila besarnya Sig. (2-tailed) atau p lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan atau p > α. Sedangkan Ho ditolak apabila besarnya Sig. (2-tailed) atau p lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditetapkan atau p < α. Berdasarkan hasil uji data pretest dan postets pada kelompok eksperimen dengan menggunakan Paired Sample T Test SPSS dan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sebab diperoleh p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α, atau p < α. Artinya pada taraf signifikansi 0,05 media gambar dan lagu Buddhis lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri. B. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) perbedaan hasil belajar hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. 2) yang lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah
Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian dengan menggunakan program SPSS diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket. Data yang mendukung fakta ini adalah pada kelompok eksperimen rata-rata skor pretest sebelum menggunakan media gambar dan lagu Buddhis sebesar 67.1250 setelah penggunaan media gambar dan lagu Buddhis sebanyak empat kali pertemuan kemudian rata-rata skor postest 83.6250. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata skor pretest sebesar 64.1250 setelah pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan kemudian diketahui rata-rata skor postest 69.2500. Rata-rata gain skor pada kelompok eksperimen adalah sebesar 16.5000 sedangkan rata-rata gain skor pada kelompok kontrol adalah sebesar 5.1250, sedangkan perbedaan rata-rata gain skor kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 11.3750. Gambaran perbedaan rata-rata hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis (kelompok eksperimen) dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket (kelompok kontrol) disajikan dalam diagram batang berikut:
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
86
Gambar 7. Perbedaan rata-rata skor hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol 2. Pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri. Data yang mendukung fakta ini adalah rata-rata pretes sebesar 67.1250 setelah penggunaan media gambar dan lagu Buddhis sebanyak empat kali pertemuan kemudian rata-rata skor postest 83.6250. peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 16.5000. Gambaran rata-rata hasil belajar pendidikan Agama Buddha Tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri sebelum dan sesudah menggunakan media gambar dan lagu Buddhis disajikan dalam diagram batang berikut:
Gambar 8. Rata-rata skor hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan media gambar dan lagu Buddhis
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri antara pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Buddhis dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket dibuktikan hasil uji Independent sample t test diperoleh Sig. (2-tailed) atau p sebesar 0,000. Taraf signifikansi 0,05 berarti p lebih kecil dari α, atau p < α yang artinya ada perbedaan hasil belajar. 2. Pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan media gambar dan lagu Buddhis lebih berpengaruh positif terhadap hasil belajar pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Wonogiri dibandingkan pembelajaran pada kelompok kontrol melalui presentasi materi oleh guru menggunakan buku paket dibuktikan hasil uji paired sample t test SPSS diperoleh Sig. (2-tailed) atau p sebesar 0,000. Taraf signifikansi 0,05 berarti p lebih kecil dari α, atau p < α yang artinya lebih berpengaruh positif. Saran 1. Berdasarkan simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka disarankan: 2. Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang hari raya Agama Buddha sebaiknya guru dalam proses pembelajaran menggunakan media gambar dan lagu Buddhis. 3. Sekolah untuk dapat berperan aktif memotivasi para pendidik di dalam mengembangkan keterampilan dan daya kreatifitasnya untuk menyusun pembelajaran dengan menggunakan media sebagai alat dan fasilitas pembelajaran. 4. Pemahaman siswa yang baik terhadap suatu materi pelajaran perlu ditingkatkan, oleh karena itu diperlukan dukungan dari pihak sekolah dan komite sekolah dalam upaya pengadaan media pembelajaran. 5. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan media pembelajaran yang mencakup materi lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA Anglin, G.J. (1995). Instructional technology, past, present and future. Colorado: Libraries Unlimited Inc.
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
87
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Atan Hamju. (1980). Pengetahuan seni musik. Jilid ketiga. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Aunurrahman. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azhar Arsyad. (2007). Media pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bimo Walgito. (1994). Pengantar psikologi umum (Cet I, Ed.II). Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Benton, D. (1999). Applied human relationship an organizational approach. London: Publisher. BNSP. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Burhan. (2004, 9 Juli). Belajar bahasa inggris dengan lagu populer. Tersedia : http://www.republika.co.id. (20 Februari 2011). Danuser, et al .(2004). Musikalische lyrik. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/Lied. (5 Februari 2011). Depdiknas. (2003). Undang-Undang Nomor 23 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Membangun Ingatan Super. (Terjemahan Esti A. Budihabasari dan Lala Herawat Dharma). Bandung: Kaifa. Erman Suherman. (2003). Evaluasi pendidikan matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Good, C.V. (1945). Dictionary of education. New York: McGraw-Hill Book Company. Hammond, L.D. (2006). Powerful teacher education. Francisco: Jossey-Bass Publisher. Hasan Alwi. (2002). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Heinich, R. et al. (1996). Instructional media and the new technologies of instruction. New York: John Wiley & Sons. Hoy, A.W. (2007). Educational psychology (10th ed). New York: Pearson. Ibnu Hadjar. (1996). Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitaif dalam pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Jamalus. (1988). Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta: Depdikbud. Kosadi Hidayat & Iim Rahmina,. (1995). Perencanaan pengajaran. Bandung: Binacipta.
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Miller, P.H. (1993). Theories of developmental psychology (3rd Ed). New York: W.H. Freeman & Co.
Djamarah, S.B, & Aswan Zain. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mohammad Surya. (2004). Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Muijs, D & Reynolds, D. (2008). Effektive teaching evidence and practice. London: SAGE Publications Ltd.
Eric Jensen & Karen Markowitz. (2002). Otak Sejuta Gigabyte Buku Pintar Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
88
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
Nana Sudjana. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
____________. (2005). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Salmiyati.
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2009). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
(2007). Implementasi teknologi multimedia interaktif dalam pembelejaran konsep sistem saraf untuk meningkatkan pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Nuyten, Ronald. (1994). Pengaruh teknik pengajaran dan kepekaan terhadap musik pada hasil belajar struktur Bahasa Jerman mahasiswa strata satu program studi bahasa Jerman FPBS IKIP Jakarta, Tesis: Program Pasca sarjana IKIP Jakarta.
Santrock, J.W. (1995). Perkembangan masa hidup. Jilid I. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Oemar
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik. (1995). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. _____________. (2006). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi aksara. Ortiz, J.M. (2002). Menumbuhkan anak-anak yang bahagia, cerdas, dan percaya diri dengan musik (Terjemahan Juni Prakoso). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Paul Suparno. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Pusatka Filsafat. Porter, D.B. & Hernacki, M. (2003). Quantum learning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. (Terjemahan Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa. Rini Prisma Gusti. (2005). Upaya peningkatan pemahaman konsep biologi melalui pendekatan kontektual dengan model pembelajaran berbasis gambar. Ujung Pandang. Sadiman, A.S, dkk. (2009). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shinta Rahmawati. (Ed). (2001). Mencetak anak cerdas dan kreatif. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Slavin, R.E. (2000). Educational psychology: Theory and practice (6th ed). Needham Heights, MA: Allyn and Bacon. Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Surakhmad Winarno. (1989). interaksi belajar Bandung: Tarsito.
Pengantar mengajar.
Syaiful Sagala. (2006). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Tina Afiatin. (2001). Belajar pengalaman untuk meningkatkan memori. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 17. No. 1. 26-35. Wagner, D. & Zeigler, P. (1982). Mit liedern lernen. München: Verlag Für Deutsch. Wasty Soemanto. (1984). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Waugh, R.F. & Riddoch, J.V. (2007). The effect of classical music on painting
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
89
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan
quality and classroom behaviour for students with severe intellectual disabilities in special schools. International Journal of Special Education, 3, 2. Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana. Winkel, W.S. (1989). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia. Yos Sudarman. (2006). Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar musik. Jurnal Bahasa dan Seni.
Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai benih teknologi pembelajaran. Jakarta: Prenada Jakarta. Yudhi Munadi. (2008). Media pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Pers. Zainuddin Arif. (1994). Andragogi. Bandung: Angkasa. Ditulis di belakang SIMPULAN DAN SARAN, dengan mengikuti gaya selingkung E-Journal, seperti tercantum dalam Guideline jurnal ini (yang meratifikasi APA Edisi IV).
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol I No. 1 September 2014
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN
1. Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan memuat hasil hasil penelitian, maupun
kajian yang terkait dengan hasil penelitian pengembangan, maupun penelitian penerapan dalam bidang Agama Buddha maupun Ilmu Pengetahuan. Artikel yang dikirim ke redaksi belum pernah dipublikasikan dan dikemas kembali sesuai dengan format artikel jurnal. 2. Panjang naskah + 20 halaman A4, satu setengah spasi, Times New Roman, font 11, dan ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Artikel ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: a. Judul maksimal 15 kata, dengan font 14. Peringkat judul disusun sebagai berikut: PERINGKAT SATU (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, font 14, di tengah-tengah halaman) PERINGKAT DUA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) PERINGKAT TIGA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) b. Nama penulis tanpa gelar ditulis di bawah judul: untuk Tim semua nama penulis dicantumkan c. Nama instansi ditulis di bawah nama: email ditulis di bawah nama instansi d. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, satu spasi, 100-200 kata, satu paragraf dan font 11. e. Kata kunci merupakan inti permasalahan, bisa satu kata atau lebih, ditulis miring di bawah abstrak dengan jarak satu spasi. f.
Batang tubuh artikel: artikel kajian terdiri dari Pendahuluan (permasalahan, kerangka pikir, dan atau kerangka analisis), sub-sub judul pembahasan, dan kesimpulan; sedangkan artikel hasil penelitian terdiri dari pendahuluan ( latar belakang permasalahan, dan landasan teori), metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, dan saran.
4. Kutipan harus disebutkan nama pengarang, tahun ,dan p. nomor halaman. Contoh: (Triyatno, 2014, p.89). kutipan langsung (persis aslinya) lebih dari tiga baris ditulis satu spasi, rata kiri dan menjorok ke kanan 7 ketukan. 5. Artikel rangkap dua disertai soft copynya dikirim ke sekretariat redaksi Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan, penulis dari lar kota bisa mengirimkan artikel secara elektronik melalui email:
[email protected] 6. Daftar pustaka disusun dengan tata cara s merujuk pada APA style dan diurutkan secara alfabetis nama pengarang.
Penerbit Yayasan Cipta Sarana Budhi Bekerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah