PEMANFAATAN MEDIA OBJEK LANSUNG DALAM PEMBELAJARAN MELAKUKAN SESUATU BERDASARKAN PETUNJUK PEMAKAIAN YANG DIBACA SISWA KELAS IV SD 004 HARAPAN JAYA KECAMATAN BUNGURAN TENGAH KABUPATEN NATUNA MELALUI LESSON STUDY
Afrida SDN 001 Ranai, Bunguran Timur, Kabupaten Natuna Abstrak: Pemanfaatan media objek lansung diterapkan di kelas IV SDN 004 Harapan Jaya, Bunguran Tengah, kabupaten Natuna. Berdasarkan hasil refleksi, guru model merasakan manfaat dari lesson study yaitu adanya peningkatan dalam pembelajaran dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya. Selama ini guru model tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran,hanya menggunakan buku teks atau LKS. Akibatnya prestasi belajar yang dicapai siswa kurang optimal. Dengan adanya media, siswa menjadi aktif dan mudah memahami materi pembelajaran. Kata Kunci: media objek langsung, lesson study, pembelajaran melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk
Pada kegiatan pembelajaran membaca di tingkat SD, guru sering menemukan hambatan dan rintangan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran melakukan sesuatu petunjuk pada petunjuk pemakaian yang dibaca, guru model menggunakan media objek lansung. Penggunaan media objek secara lansung tersebut bertujuan agar siswa bisa dengan cepat dan mudah memahami apa yang ia pelajari. Dengan penggunaan media ini siswa dapat merespon dengan tepat materi yang disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran membaca melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca diperlukan media langsung untuk menyampaikan pesan dan informasi visual. Menurut Muslich dan Suyono (2010:39), “Pada pembelajaran membaca merupakan proses memahami merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna
yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengatahuan dasar yang di miliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta dan informasi visual. Pengetahuan dasar sebelumnya telah dimiliki pembaca merupakan informasi yang tersimpan dalam memori otak atau pikiran pembaca atau dapat disebut dengan sumber informasi non visual”. Kutipan tersebut mengaskan bahwa setiap siswa sebenarnya mempunyai pengetahuan dasar sebelum belajar. Setiap orang yang akan melakukan kegiatan membaca tentunya mempunyai maksud mengapa dia perlu membaca teks tersebut yang selanjutnya dapat mengambil manfaat setelah kegiatan membaca. Menurut Herber (dalam Muslich, 2010:47) membaca merupakan proses berpikir yang meliputi, tahap pertama memahami dan menghubungkan simbol-simbol bahasa
140
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 141
yang disebut dengan decoding, tahap kedua memaknai gabungan simbol-simbol (kata-kata yang merupakan tahap interpretation, dan tahap ketiga menerapkan ide atau pengatahuan yang di peroleh melalui bacaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tahap application. Pada tahap kedua yaitu interpretation atau interpretasi ini sangat erat hubungannya dengan Kompetensi Dasar melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca. Maksud dari interpretasi merupakan kegiatan pemahaman membaca atau informasi yang terkandung pada bacaan. Sebelum melakukan sesuatu, siswa membaca terlebih dahulu petunjuk pemakaian yang dibaca agar memahami petunjuknya dan tidak salah berbuat sesuatu hal. Membaca Bahasa Petunjuk Petunjuk pemakaian merupakan ketentuan yang memberikan arahan atau bimbingan tentang cara melakukan sesuatu. Petunjuk pemakaian yang digunakan sebagai pedoman seorang untuk memakai suatu barang. Petunjuk dapat berupa ketentuan tentang cara membuat sesuatu. Selain itu, petunjuk dapat berupa ketentuan tentang cara mengerjakan sesuatu (Lestari dan Suparyanto, 2010:28). Pada aspek membaca yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diantaranya adalah membaca Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca. Petunjuk yang dapat dibaca dapat berupa petunjuk penggunaan telepon, petunjuk penggunaan televisi, petunjuk penggunaan setrika, petunjuk penggunaan laptop petunjuk penggunaan pianika. Siswa diharapkan mampu membaca petunjuk tersebut dan mempraktikan cara penggunaannya. Adapun tujuan dari pembelajaran Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca
yaitu siswa dapat melakukan tahap awal kegiatan berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca, melakukan tahap inti kegiatan, melakukan tahap akhir kegiatan berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca (Santoso dan Suwignyo, 2012:52). Setelah siswa membaca petunjuk pada petunjuk pemakaian diharapkan dapat melakukan atau mempraktikkannya berdasarkan petunjuk yang dibaca. Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang di lakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, proses membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang di baca untuk memproleh makna (Vacca,1991:172). Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari. Dengan membaca kita dapat memperluas pengetahuan yang kita miliki. Oleh karena itu, membaca perlu di ajarkan sejak awal pembelajaran di SD. Dalam kegiatan pembelajaran membaca terdapat fakta di lapangan bahwa siswa merasa jenuh, bosan, mengalami kesulitan, dan siswa kurang memahami apa yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena selama ini guru tidak menggunakan media secara lansung pada proses pembelajaran. Berdasarkan fakta tersebut pada pembelajaran Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca, siswa diajarkan bagaimana cara membaca petunjuk. Namun dalam pembelajaran tersebut, siswa tidak mempraktikkan dengan apa yang dibacanya. Penulis menerapkan penggunaan media benda untuk merangsang siswa dalam Membaca Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi membaca Membaca Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca. Media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut berupa telpon, televisi, laptop, pianika, dan setrika. Media tersebut sebagai alat untuk memotivasi
142, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
siswa agar mereka dapat mempraktikkan dari petunjuk yang sudah dibaca pada petunjuk pemakaian benda tersebut. Implementasi Lesson Study di SD 004 Harapan Jaya Kecamatan Bunguran Tengah Kabupaten Natuna Pada kegiatan lesson study meliputi kegiatan plan, do, dan see. Ketika pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi Membaca Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca diterapkan di SD 004 Harapan Jaya Kecamatan Bunguran Tengah Kabupaten Natuna diterapkan kegiatan lesson study. Adapun kegiatan plan, do, dan see akan diuraikan sebagai berikut. Perencanaan (Plan) Setelah melalui beberapa tahap TOT sebanyak tiga kali pada program TEQIP ke III tahun 2012, penulis sebagai trainer melakukan kegiatan on going ketiga tepatnya di SD 004 Harapan Jaya Kecamatan Bunguran Tengah Kabupaten Natuna 001 melalui lesson study. Penulis sebagai guru model bersama teman sejawat melakukan plan. Melalui kegiatan plan penyusunan perangkat pembelajaran dirancang bersama teman sejawat. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan, meliputi menyiapkan media pembelajaran, lembar kegiatan siswa, dan penyusunan rencana perangkat pembelajaran (RPP). Pada penyusunan RPP dengan Kompetensi Dasar Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca, penulis dengan teman sejawat berdiskusi menentukan indikatornya. Indikator yang dirumuskan (1) menemukan pokok-pokok petunjuk pada petunjuk pemakaian dan (2) melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian. Penulis memilih pokok-pokok pada petunjuk pemakaian, karena untuk melakukan sesuatu sesuai dengan petunjuk pemakaian yang dibaca siswa harus menemukan
pokok-pokok pada petunjuk pemakaian yang dibaca terlebih dahulu, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam praktik penggunaan benda tersebut. Setelah menemukan pokok-pokok petunjuk pada petunjuk pemakaian dan dibaca sesuai dengan petunjuknya, guru meminta siswa untuk mmelakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian dengan berbagai benda yang sudah disediakan oleh guru. Adapun bahan ajar dalam Kompetensi Dasar melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca, yaitu berupa petunjuk pemakaian telepon, dan mempraktikkan penggunaan telpon, petunjuk pemakaian televisi dan mempraktikkannya, petunjuk pemakaian setrika dan mempraktikkannya, petunjuk pemakaian laptop dan mempraktikkannnya, petunjuk penggunaan pianika dan mempraktikkannya. Pada kegiatan on going melalui lesson study disepakati dengan teman sejawat yang menjadi guru model adalah penulis artikel ini dan Mansur sebagai teman sejawat menjadi observer. Selain Mansur, observer yang lain adalah teman-teman guru yang ada di daerah Bunguran Tengah. Perencanaan untuk praktik petunjuk pemakaian televisi, siswa diajak ke kantor guru untuk melihat dan menghidupkan televisi tersebut dengan membaca petunjuk pemakaiannya. Pelaksanaan Pembelajaran (Do) Dalam pembelajaran ini penulis menggunakan konsep belajar berkelompok yang dibagi menjadi lima kelompok. Kelima kelompok tersebut menggunakan media yang berbeda-beda. Kelompok pertama, membaca petunjuk pemakaian telepon, kelompok kedua membaca petunjuk pemakaian televisi, kelompok ketiga, membaca petunjuk pemakaian setrika, kelompok keempat membaca petunjuk pemakaian laptop, dan kelompok kelima membaca petunjuk pianika. Pada kegiatan
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 143
pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Setiap kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut. Kegiatan Awal (10 menit) Pada kegiatan awal guru memberi salam dan berdoa’ bersama-sama. Setelah bedoa’ guru mempresensi kehadiran siswa. Setelah itu melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu yang berjudul Kalau Kau Senang Hati Tepuk Tangan, dan bertanya jawab sebagai berikut. Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa
Guru Siswa
Guru
:vApakah anak-anak pernah melakukan sesuatu? : Pernah Bu. : Apa yang kalian lakukan? : Menggosok gigi Bu. : Bagaimana cara menggosok gigi yang benar? : Pertama ambil sikat giginya, kedua berikan odol pada sikat gigi yang dipencet dari ujung bulu sikat gigi, ketiga menggosok dengan gerakan horizontal atau maju mundur pada kedua bagian gigi atas dan bawah dengan cara dirapatkan, keempat menggosok dengan gerakan vertikal atau naik turun pada kedua bagian gigi atas dan gigi bawah dengan cara dirapatkan. : Terus apa lagi, Nak? :bLangkah yang terakhir, menggosok dengan gerakan maju mundur pada permukaan untuk setiap bagian atas maupun bawah gigi. : Mantap........semuanya anak ibu....
Seluruh siswa merasa terpacu semangatnya kerena merasa tertantang dengan berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
seorang guru model. Setelah itu guru model menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca. Kegiatan Inti (45 menit) Pada kegiatan inti pembelajaran Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pemakaian yang Dibaca dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok b. Siswa mengamati media objek langsung, setiap kelompok mendapat media yang berbeda. Setelah itu, setiap kelompok membaca petunjuknya dan mencari pokok-pokok petunjuk pada petunjuk pemakaian. Selanjutnya siswa mempraktikkan petunjuk pada petunjuk pemakaian benda tersebut. c. Setiap siswa dalam setiap kelompok membaca petunjuk yang ada pada media objek lansung tersebut. d. Setiap kelompok berdiskusi tentang bagaimana cara melakukan atau mempraktikkan berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca. Semua siswa dalam setiap kelompok tampil ke depan untuk melaporkan hasil bacaannya pada objek langsung yang sudah dilihatnya, serta mempraktikkannya. Pada langkah ini dilaksanakan kegiatan sebagai berikut. a. Salah satu siswa dari setiap kelompok bergantian melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas. b. Siswa membaca petunjuk pemakaian suatu produk yang berupa benda langsung secara berurutan di depan kelas. c. Siswa melakukan atau mempraktikkan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian atau penggunaan yang dibaca dengan baik dan benar. Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pada petunjuk pemakaian tersebut dapat dilakukan dengan objek benda
144, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
langsung, yaitu berupa petunjuk penggunaan telepon, petunjuk penggunaan obat dan obat sirup, petunjuk cara menanam bunga, petunjuk cara penggunaan stapler, petunjuk penggunaan setrika. Hal itu dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru agar dapat mempraktikkannya dengan benar. Pendampingan tersebut sangat diperlukan untuk memperbaiki kesalahan siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, jika ada kesalahan dapat langsung dibetulkan. Pada tahap pelaksanaan ini, penulis menjadi guru model dan teman sejawat menjadi observer. Observer, baik dari rekan penulis sendiri maupun guru-guru yang berasal dari SD lain. Pada saat itu,
observer sebanyak empat orang, termasuk kepala sekolah. Fokus pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar, baik interaksi antar siswa, interaksi siswa dengan guru, maupun siswa dengan media objek benda lansung. Lembar pengamatan berpedoman pada prosedur dan instrument pengamatan yang telah disepakati pada tahap plan (perencanaan). Selama kegiatan inti dilaksanakan, para observer mengamati siswa yang sedang belajar bukan guru yang sedang mengajar. Adapun hal-hal yang diperhatikan oleh observer yaitu interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, dan interaksi siswa dengan media. Berikut ini gambar kegiatan proses pembelajaran berlangsung:
Gambar 1: Siswa sedang Praktik Menggunakan Telepon
Gambar 2: Siswa Mempersentasekan Hasil Kerja Kelompoknya di Depan Kelas
Kegiatan Akhir atau Penutup (25 menit) Dalam kegiatan penutup, guru dan siswa menyimpulkan materi bersamasama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi. Adapun untuk mengukur keberhasilan proses belajar siswa dilakukan evaluasi secara tertulis tentang cara menemukan
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 145
pokok-pokok petunjuk pada petunjuk pemakaian dan melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pada petunjuk pemakaian yang dibaca. Dalam hal ini media yang digunakan adalah objek benda langsung. Selain itu, guru model memberikan semangat berupa motivasi yang harus dipacu terus. See (Refleksi) Pada tahap refleksi ini seluruh observer menyampaikan hasil pengamatannya. Kegiatan See ini dipimpin oleh moderator. Adapun moderatornya adalah Bapak Kelana yang mengawali kegiatan dengan memperkenalkan kelompok lesson study yang dilanjutkan dengan memberi ucapan surprise pada guru model. Selanjutnya moderator memberikan kesempatan kepada guru model untuk menyampaikan perasaan ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas IV dengan materi Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca. Guru model merasakan ada kemajuan dan disertai perasaan bahagia dan senang karena proses belajar mengajar yang penulis lakukan melalui lesson study dapat berjalan dengan lancar. Penulis tidak merasa grogi karena sebelum kegiatan do sudah menyiapkan perangkat pembelajaran ketika kegiatan plan. Ketika mengajar guru model semakin lebih percaya diri, karena dalam proses belajar mengajar guru model menggunakan media objek secara langsung. Penggunaan media ini dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa sehingga siswa dapat lebih berperen aktif dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Adapun kekurangan yang dirasakan oleh guru model adalah penggunaan media tidak imbang antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Selanjutnya para observer diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil pengamatannya
mengenai hal-hal yang menyangkut interaksi siswa selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung yang sudah disusun dalam kegiatan perencanaan. Dari keseluruhan komentar yang disampaikan para observer tersebut dijadikan bahan untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Semua komentar atau pendapat yang disampaikan oleh para observer akan didiskusikan dengan expert dari Universitas Negeri Malang. Kesuluruhan observer menyatakan bahwa lesson study perlu diterapkan disekolah-sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas IV SDN 004 Harapan Jaya kecamatan Bunguran Tengah kabupaten Natuna dengan materi Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca diamati oleh para observer. Setelah kegiatan selesai, maka ada kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi dari para observer ditemukan hal-hal sebagai berikut. 1. Kesiapan belajar siswa Kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran sangat siap dan siswa tampak semangat dalam mengikuti pelajaran. Meskipun kondisi siswa ramai, tetapi tetap terkoordinir. Semua siswa aktif ikut bernyanyi dan kelihatan sangat senang, karena guru memberikan apersepsi berupa nyanyian. 2. Respon siswa ketika guru menyampaikan kegiatan apersepsi Siswa sangat mersepon ketika guru menyampaikan kegiatan apersepsi. Hal ini dibuktikan ketika guru bertanya, hampir sebagian siswa bisa menjawab walaupun tidak semuanya. Walaupun jawaban yang diberikan tidak semua benar, tetapi semua pertanyaan bisa dijawab oleh siswa. 3. Interaksi antara siswa dengan siswa dalam pembelajaran
146, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
4.
5.
6.
7.
Interaksi antara siswa dengan siswa terjadi ketika media pembelajaran dibagikan, antar siswa saling ingin mencoba. Pada saat diskusi berlangsung sampai presentasi ke depan kelas. Dalam proses pembelajaran siswa dengan siswa saling bekerja sama. Interaksi antara siswa dengan Guru Interaksi antara siswa dengan guru sudah terjadi sejak guru memberi pertanyaan, hampir seluruh siswa menjawab. Interaksi tersebut berlangsung sampai dengan akhir pembelajaran. Ada 3 orang siswa bertanya, sekaligus dapat melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pada petunjuk pemakaian yang dibaca, yang lainnya memperhatikan. Siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara baik Salah satu siswa yang terdapat pada kelompok 4 tidak bisa mengikuti pembelajaran secara baik. Hal itu disebabkan siswa tersebut asyik dengan bermain alat peraga berupa telepon yang telah diberikan oleh guru. Akibatnya ketika disuruh tampil ke depan ia tidak paham. Penyebab siswa terganggu di dalam belajar Siswa tersebut merasa telepon merupakan hal baru yang jarang dijumpainya, sehingga ia asyik bermain telepon. Upaya Guru untuk mengatasi gangguan belajar dan kapan gangguan dapat diatasi Guru memberi perhatian lebih pada salah satu siswa yang terdapat pada kelompok 4, dengan membimbing dan menegur siswa itu secara baik-baik. Guru memberikan informasi mengenai petunjuk yang harus dilakukan bisa berulang-ulang sampai ia benar-benar merasa diperhatikan.
8. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang terganggu dalam belajar Guru harus selalu meninjau dan membimbing secara ekstra pada saat diskusi kelompok berlansung. Selain itu, guru harus mengenal karakter siswa tersebut. 9. Usaha Guru dalam mendorong siswa yang tidak aktif untuk belajar Guru banyak memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut mengenai materi agar anak bisa berpikir dan bertanya langsung dengan siswa yang lain. Ia bertanya mengenai pelajaran yang belum dipahami. 10. Keterlibatan siswa didalam melakukan kegiatan penutup Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Pada tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah yang bisa dijadikan bahan untuk remidial. Respon siswa ketika guru menyampaikan tindak lanjut pembelajaran hampir seluruh siswa antusias. 11. Hikmah pembelajaran Dengan menggunakan media objek secara lansung pada pembelajaran ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan dapat memudahkan siswa memahami materi yang telah dipelajari. Dengan adanya media, siswa menjadi berpikir lebih kritis dan aktif. Dengan penggunaan media, pembelajaran menjadi lebik menarik dan menanamkan pemahaman materi yang konkrit sehingga daya ingat siswa dapat bertahan lama. Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang telah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa media pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dalam menjelaskan materi. Media pembelajaran dapat membuat siswa dapat lebih aktif,
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 147
kreatif, dan belajar dengan senang. Materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru pun mudah diterima, karena mereka langsung mempraktikkannya. Adanya media pembelajaran juga dapat membuat siswa dapat berinteraksi dengan media secara langsung. Selain itu pembentukan kelompok dalam pembelajaran tersebut berdampak adanya interaksi antara siswa dengan siswa. Pembimbingan guru pada proses pembelajaran juga dapat menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa. Adanya proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa maupun guru tentunya ada persiapan yang baik, terutama perangkat pembelajaran sebelum mengajar. Hal itu dilakukan karena sesuai dengan prosedur lesson study yang meliputi tahapan plan. Tahapan plan tersebut dilakukan penyusunan perangkat pembelajran bersama dengan teman sejawat. Setelah itu, diterapkan pada kegiatan do. Pada kegiatan do tersebut, salah satu kelompok menjadi guru model dan teman sejawat yang lain menjadi observer. Pengamatan yang dilakukan oleh observer ini sangat baik, karena mereka mengamati gerak gerik siswa. Kehadiran para observer ini sangat baik karena dapat memotivasi guru untuk mengajar dengan baik dan para observer
mencatat keunggulan dan kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan sasaran siswa. Hasil dari penagamatan disampaiakan oleh observer ketika kegiatan see (refleksi). Pada kegiatan refleksi ini semua observer menyampaikan hasil pengamatannya. Saran dari observer terkait alternatif untuk mengatasi siswa yang tidak aktif seperti kutipan ini “Guru harus selalu meninjau dan membimbing secara ekstra pada saat diskusi kelompok berlansung. Selain itu, guru harus mengenal karakter siswa tersebut”. Hasil pengamatan tersebut tentunya untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, dengan adanya lesson study ini penulis dapat berdiskusi dengan teman sejawat dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas. Adanya perbaikan pada pembelajaran berikutnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian dalam Pembelajaran Kompetensi Dasar Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca Penilaian yang dilakukan oleh guru model adalah penilaian proses dan penilaian hasil. Rubrik penilaian tersebut terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1: Pengamatan Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca
Kelompok: I No 1.
Indikator Menemukan pokokpokok petunjuk pada petunjuk pemakaian
Aspek yang dinilai isi
pilihan kata
2.
Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
urutan
Diskripsi Baik Kurang baik Tidak baik
Skor 3 2 1
Tepat Tidak tepat Kurang tepat Urut Kurang Urut Tidak Urut
3 2 1 3 2 1
Nilai 3
3
3
148, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
kebenaran
Benar Kurang Benar Tidak Benar
3 2 1
2 11
SKOR
Nilai = 91,67 % Tabel 2. Pengamatan Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca
Kelompok: II No 1.
Indikator Menemukan pokokpokok petunjuk pada petunjuk pemakaian
Aspek yang dinilai isi
pilihan kata
2.
Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
urutan
kebenaran
Diskripsi Baik Kurang baik Tidak baik
Skor 3 2 1
Nilai 2
Tepat Tidak tepat Kurang tepat
3 2 1
3
Urut Kurang Urut Tidak Urut
3 2 1
3
Benar Kurang Benar Tidak Benar
3 2 1
2
10
SKOR
Nilai = 83,34 % Tabel 3. Pengamatan melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pada petunjuk pemakaian yang dibaca Kelompok: III No 1.
Indikator Menemukan pokok-pokok petunjuk pada petunjuk pemakaian
Aspek yang dinilai isi
Diskripsi Baik Kurang baik Tidak baik
Skor 3 2 1
Nilai 3
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 149
pilihan kata
2.
Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
urutan
kebenaran
Tepat Tidak tepat Kurang tepat
3 2 1
2
Urut Kurang Urut Tidak Urut
3 2 1
3
Benar Kurang Benar Tidak Benar
3 2 1
3
11
SKOR
Nilai = 91,67 %
Tabel 4. Pengamatan melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pada petunjuk pemakaian yang dibaca
Kelompok: IV No 1.
Indikator Menemukan pokokpokok petunjuk pada petunjuk pemakaian
Aspek yang dinilai isi
pilihan kata
2.
Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
urutan
kebenaran
SKOR
Nilai = 75 %
Diskripsi Baik Kurang baik Tidak baik
Skor 3 2 1
Nilai
Tepat Tidak tepat Kurang tepat
3 2 1
2
Urut Kurang Urut Tidak Urut
3 2 1
2
Benar Kurang Benar Tidak Benar
3 2 1
3
2
9
150, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
Tabel V Pengamatan melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian yang dibaca Kelompok: V No Indikator Aspek yang dinilai Diskripsi 1. Menemukan pokokisi Baik pokok petunjuk pada Kurang baik petunjuk pemakaian Tidak baik pilihan kata
2.
Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk pemakaian
urutan
kebenaran
SKOR
pada petunjuk
Skor Nilai 3 2 2 1
Tepat Tidak tepat Kurang tepat
3 2 1
2
Urut Kurang Urut Tidak Urut
3 2 1
2
Benar Kurang Benar Tidak Benar
3 2 1
2 8
Nilai = 66,67 %
PENUTUP Kesimpulan Pemanfaatan media objek langsung dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi dasar Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca pada siswa kelas IV SDN 004 Harapan Jaya dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Siswa pun termotivasi belajar dengan adanya media tersebut. Hal itu berdampak pada nilai hasil belajar siswa di atas rata-rata, sehingga menunjukkan ketuntasan belajar siswa. Pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan lesson study on going TEQIP 2012. Dalam kegiatan ini semua perangkat
pembelajaran disiapkan bersama dengan teman sejawat. Persiapan perangkat tersebut dilakukan pada kegiatan plan. Penerapan RPP danmedia langsung dilakukan ketika kegiatan do. Hasil pengamatan teman sejawat disampaikan ketika kegiatan see. Hasil diskusi pada kegiatan see akan ditindaklanjuti untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Saran 1. Bagi Guru Guru disarankan untuk menggunakan media langsung ketika mengajar materi Melakukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca.
Afrida, Pemanfaatan Media Objek Langsung , 151
2. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat lebih aktif belajar dengan adanya media pembelajaran langsung dalam belajar MelaDAFTAR RUJUKAN Lestari, H., Fitriani, dan Suparyanto, Anton. 2010. Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia Untuk SD dan MI. Klaten: PT. Intan Pariwara. Muslich, Masnur dan Suyono.2010. Aneka Model Pembelajaran Pembaca dan Menulis. Malang: A3 ( Asih Asah Asuh ). Santoso, Anang dan Suwignyo, Heri. 2012. Pendalaman Materi Bahasa
.
kukan Sesuatu Berdasarkan Petunjuk Pada Petunjuk Pemakaian yang Dibaca.
Indonesia. Malang: Kerja sama PT. Pertamina ( Persero ) dengan Universitas Negeri Malang. Vacca. 1991. Contoh Makalah di Kelas Rendah. (Online) http:// mybetutorial.blogspot. com/2012/ 11/contoh-makalah-mmp-di-kelasrendah.html. Diakses, tanggal 14 Oktober 2013