Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
ADOPSI SOSIAL MEDIA PADA SEKTOR EKONOMI KREATIF DI KOTA MAKASSAR Haris Maupa1, Syarifuddin Sulaiman2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin1 Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin2
[email protected] 1,
[email protected] 2
ABSTRAK
Industri ekonomi kreatif menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan inovasi jika dibandingkan dengan industri perdagangan, aneka usaha, dan pertanian. Jurnal ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kunci internal dan eksternal dalam mengadopsi sosial media, serta untuk merumuskan strategi yang tepat bagi industri sektor ekonomi kreatif untuk mengembangkan usahanya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian rancangan strategik. Lokasi atau tempat penelitian di Kota Makassar. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, analisis Internal Factors Analysis Summary dan External Factors Analysis Summary serta analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Hasil penelitian ini menekankan inovasi teknologi media sosial sebagai stategi yang efektif menunjang keberhasilan industri kreatif usaha kecil dan menengah. Diharapkan temuan dengan penelitian ini agar dinas terkait mampu memfasilitasi pengusaha kecil dan menengah dalam menerapkan strategi bisnis berbasis sosial media. Kata kunci: Sosial media, strategi, inovasi, dan ekonomi kreatif
ABSTRACT
Creative economy industry face many barriers to innovation when compared to the trade industry, various businesses, and agriculture. This journal aims to identify the key internal and external factors in adopting social media, as well as to formulate appropriate strategies for the industry of creative economic sectors to develop their business. This research is a strategic design research. The location or point of research in Makassar. Data collected included primary data and secondary data. The analysis technique used is descriptive qualitative analysis Factors Internal and External Factors Analysis Summary Analysis Summary and SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). The results of this study emphasize the technology innovation of social media as an effective strategy for the creative industries support the success of small and medium enterprises. It is hoped that the findings of this study with relevant agencies to facilitate small and medium enterprises in implementing social media strategies based business. Keywords: Social media, strategy, innovation, and creative economy PENDAHULUAN
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah lama menjadi penopang perekonomian baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. UKM berperan penting dalam memberikan sumbangsih berupa penyerapan tenaga kerja, produktivitas dan lainnya dalam rangka pertumbuhan ekonomi secara makro (Syed et al, 2012; Ilegbinosa & Jumbo, 2015; dan Taiwo et al, 2012). Meskipun UKM berperan penting, namun UKM sering menghadapi berbagai hambatan dan masalah. Temuan Gill dan Biger (2012), bahwa masalah keuangan, tantangan pasar, dan ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
120
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
regulasi menjadi hambatan UKM dalam mengembangkan usahanya. Fatoki (2014) juga mengemukakan bahwa masalah yang dihadapi UKM bersumber dari internal (tidak adanya perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan) dan eksternal (biaya distribusi yang mahal, hambatan finansial dan tingkat kriminalitas). Upaya menemukan solusi dari hambatan dan permasalahan UKM menjadi sangat penting. Porter (1991) menjelaskan penyebab utama kegagalan atau keberhasilan bisnis yaitu dengan mengembangkan inovasi dan strategi yang tepat. Temuan Pavel dan Pavel (2012), bahwa jenis UKM yang mampu berhasil dalam persaingan pasar yaitu industri ekonomi kreatif. Industri ekonomi kreatif memiliki perbedaan dengan UKM pada umumnya. Hotho & Champion (2011); dan Tien et al, (2007) menyatakan perbedaan tersebut terletak pada pengelolannya yang mengandalkan inovasi. Munculnya pelaku usaha baru di industri ini terus bertambah, namun disisi lain pengusaha yang gagal juga semakin banyak (Hotho & Champion, 2011), fenomena ini juga terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Makassar. Pertumbuhan jumlah pelaku usaha ekonomi kreatif yang semakin meningkat, meski demikian kualitas industri kreatif masih lebih rendah dibandingkan dengan industri perdagangan, aneka usaha, pertanian dan non pertanian (Heslina, 2016). Berbagai strategi konvensional yang dijalankan industri ekonomi kreatif seperti strategi diversifikasi, kepemimpinan biaya, dan strategi generik, namun belum mampu meningkatkan daya saing industri tersebut (Maupa, 2004). Temuannya penelitian Raymond dan Bergeron (2008) bahwa strategi e-business terbukti efektif bagi UKM. Strategi e-business dapat berhasil jika pelaku usaha memiliki keterampilan-keterampilan untuk menunjang adopsi internet bagi usaha mereka (Wagner, Fillis & Johansson, 2003). Strategi e-business khususnya social media menawarkan peluang usaha UKM yang menjanjikan jika diadopsi secara menyeluruh (Durkin et al, 2013; Taylor & Murphy, 2004). Keunggulan social media pada khususnya yang dikemukakan oleh beberapa peneliti sebelumnya menjadi peluang bagi industri ekonomi kreatif, meski demikian terdapat pula beberapa studi menyatakan kegagalan usaha kecil dalam menerapkan e-business, seperti studi Zaied (2005) yang menyatakan bahwa adopsi strategi e-commerce UKM sangat rendah dibandingkan dengan perusahaan besar, Shin (2006), MacGregor & Kartiwi (2010), dan Chitura et al, (2008) juga memaparkan hal serupa, sehingga Wachira (2014) menguraikan alasan dibalik kegagalan adopsi e-business yaitu pengolaan usaha yang tidak profesional, pelaku usaha kecil tidak memahami keterkaitan antara e-business dengan usahanya. Setelah menjelaskan perdebatan empiris tentang adopsi teknologi khususnya social media, maka selanjutnya diuraikan konsep industri ekonomi kreatif berdasarkan teori. UNCTAD (2005) menjelaskan bahwa industri kreatif merupakan bidang usaha yang kompleks dan heterogen dengan produk yang dihasilkan berupa karya seni pertunjukan, industri rekaman, bioskop dan media audiovisual serta multimedia termasuk seni digital. Konsep ekonomi kreatif berkaitan dengan kreativitas, inovasi, mempelajari pengetahuan baru, dan mendorong pembangunan ekonomi (Fahmi, 2014). Markusen et al, (2008) menyatakan industri kreatif bukanlah sesuatu yang baru melainkan telah ada sebelumnya. Komponen utama industri ekonomi kreatif yaitu kreativitas sebagai input dan konten atau kekayaan intelektual adalah output (Galloway & Dunlop, 2007). Dampak perkembangan teknologi secara menyeluruh dirasakan pula oleh industri kecil, memudahkan pengusaha kecil dalam mengelola pemasaran, harapan, persepsi dan perilaku pelanggan. Efektivitas media sosial bagi usaha kecil sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan mereka dalam memanfaatkan teknologi tersebut secara bijak (Kahar et al, 2012). Dengan munculnya saluran media sosial (social media) maka memudahkan pengusaha dan pelanggan untuk saling memelihara kepercayaan dan komitmen diantara mereka (Durkin et al, 2013). Hubungan pemilik usaha dengan pelanggan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi pelanggan melalui media sosial dalam batas-batas informal dalam rangka memahami pelanggan lebih baik dan lebih efektif (Shaw, 2006). Memanfaatkan jaringan pelanggan menjadi aset strategis industri kecil untuk mengembangkan pengalaman, hubungan pelanggan, dan pengalaman dengan supplier untuk ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
121
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
meningkatkan daya saing (Lindstrand et al, 2012 dan Cesaroni & Consoli, 2015). Media sosial membantu usaha kecil dalam memaksimalkan pelayanannya kepada konsumen, mengembangkan bisnis dengan alat baru, dan dengan potensi baru. Penggunaan media sosial secara sistematis dapat membantu pengusaha kecil membuat jaringan dengan bijak memilih kontak-kontak calon pelanggan potensial (Nakara et al, 2012). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor kunci internal dan eksternal industri ekonomi kreatif, serta untuk merumuskan strategi yang tepat dalam mengadopsi social media bagi industri sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar. METODE PENELITIAN
Metode Metode analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini, dengan menghimpun informasi untuk menjelaskan fenomena penerapan teknologi pada industri ekonomi kreatif secara ilmiah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksploratif dengan mengidentifikasi dan strategi adopsi media sosial (social media). Penelitian ini dirancang untuk merumuskan strategi manajerial bagi industri ekonomi kreatif yang dilandasi pada analisis dan argumentasi ilmiah. Jenis Data Data penelitian ini terdiri dari data kuantitatif (laporan tahunan dinas terkait tentang perkembangan industri ekonomi kreatif di Kota Makassar) dan data kualitatif (hasil wawancara). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan studi kepustakaan berupa merumuskan konsep dan melakukan perbandingan studi literatur (jurnal dan disertasi) yang berkaitan dengan industri ekonomi kreatif, dan wawancara pengusaha industri ekonomi kreatif untuk mendapatkan informasi tentang permasalahan penelitian, serta menelaah data-data UKM khususnya industri ekonomi kreatif yang bersumber dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar dalam rentang waktu lima tahun. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis SWOT untuk menganalisis faktor-faktor internal pengusaha industri ekonomi kreatif dan faktor-faktor eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam mengadopsi media sosial. Proses analisis data dengan cara mendeskripsikan, menggambarkan realitas dengan runtut dan faktual kemudian dikelompokkan berdasarkan lingkungan internal dan ekstrenal. Analisis ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis mengenai pendekatan adopsi social media dalam rangka meningkatkan daya saing industri ekonomi kreatif dan mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Internal: Kekuatan (Strengths) Berbasis pada kreativitas. Industri ekonomi kreatif mengandalkan inovasi dan kreativitas mulai pada proses input hingga output, skill dan talenta untuk memberdayakan daya cipta kreasi. Peranan industri kreatif sangat besar pada pertumbuhan ekonomi, sehingga banyak daerah di Indonesia pada yang berlomba-lomba untuk mengembangkan dan memajukan jenis industri ini. Sektor industri kreatif terdiri dari beberapa kateogri yaitu: (a) periklanan, (b) arsitektur, (c) pasar seni dan barang antik, (d) kerajinan, (e) desain, (f) fashion, (g) video, film, dan fotografi, (h) permainan interaktif, (i) musik, (j) seni pertunjukan, (k) penerbitan dan percetakan, (l) layanan komputer dan piranti lunak, (m) televisi dan radio, dan (n) riset dan pengembangan. Pavel dan Pavel (2012) dalam penelitiannya menegaskan bahwa pengembangan industri kreatif penting dalam suatu daerah. Industri kreatif mampu unggul dengan mengandalkan pengelolaan yang inovatif dan kreatif (Hotho dan Champion, 2011 dan Olughor, 2015). Kondisi ekonomi yang mengalami kelesuan ekonomi menjadi penyebab banyaknya kendala yang dihadapi ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
122
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
UKM, namun kondisi ini berbeda dengan industri kreatif yang dapat menjadi solusi serta menjadi trend yang mendunia. Pengusaha industri kreatif yang berhasil dalam menciptakan produk yang kreatif ditentukan oleh tingkat karakteristik wirausaha yang dimiliki (Gray, 2002). Produk (output) berkualitas tidak dapat dipisahkan dari peran dan kerja keras para pengusaha kreatif. Etos kerja yang tinggi, dan tekun dan disertai dengan kreasi produk hingga distribusi menjadi upaya strategis mencapai kesuksesan usaha. Pengelolaan industri berbasis pada kreativitas selain ditentukan oleh karakteristik wirausaha terdapat pula faktor manajemen kewirausahaan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha (Gürbüz & Aykol, 2009). Kearifan lokal. Industri kecil pada umunya cenderung menerapkan strategi konvensional untuk mengalahkan para pesaing, sehingga mereka terjebak dengan sikap meniru dan perang harga. Industri kreatif berbeda dengan indutri kecil pada umumnya karena industri kreatif mengandalkan inovasi nilai dan menjadikan budaya lokal sebagai modal penting dalam menciptakan keunikan dan keunggulan produk dibandingkan dengan produk kreatif lain. Keunggulan industri kreatif di Kota Makassar berupa keahlian untuk mengubah konten kearifan budaya lokal menjadi produk atau jasa yang memiliki preposisi nilai tinggi bagi konsumen. Kearifan lokal dapat terwujud melalui pemberdayaan dan pemanfaatan sumberdaya daerah (Romarina, 2016). Upaya untuk mengembangkan kearifan lokal dapat dilakukan melalui penyuluhan budaya kepada para pengusaha industri kreatif, sehingga mereka lebih memahami dan mengetahui budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan teknis (Ratnasari dkk, 2012). Sumber industri kreatif yang paling efektif dan efisien, serta dapat bertahan dalam jangka panjang yaitu kearifan lokal, budaya lokal memiliki karakteristik dan keunikan sehingga tidak mungkin dijiplak oleh para pesaing, hal ini juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi industri kreatif. Analisis Internal: Kelemahan (Weaknesses) Pengalaman Manajemen Rendah. Kurangnya keterampilan manajemen menjadi faktor penghambat bagi pertumbuhan usaha (Okpara & Wynn, 2007), sehingga inovasi bisnis tidak dapat tercapai (Talegeta, 2014). Bouazza et al (2015) menambahkan bahwa selain keterampilan manajemen rendah, pengusaha kecil juga kurang memiliki karakteristik wirausaha, kapabilitas manajemen, dan keahlian marketing. Pengusaha industri kreatif lebih mengandalkan pengalaman dari keluarga (secara tradisional) dalam mengelola usahanya. Pada umunya mereka memesan bahan baku hanya pada saat dibutuhkan, sehingga mereka seringkali mengalami keterlambatan produksi maupun distribusi. Rahim dan Bakar (2014) memaparkan pentingnya tingkat pengelolaan sumber daya bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis dalam jangka panjang. Program Pembinaan dari Pemerintah. Berbagai program pemberdayaan UKM dari pemerintah, namun masih bersifat normatif dan konvensional, sehingga pengembangan dari sisi teknologi informasi (social media) kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pengembangan dan pembinaan UKM menjadi kewajiban pemerintah, dalam bidang produksi dan pengolahan berupa kemampuan manajemen dan teknik produksi; kemampuan rancang bangun dan perekayasaan; serta kemampuan marketing. Pembinaan Marivate (2014) menemukan bahwa peranan pelatihan bagi pelaku UKM menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha kecil. Daya Saing Industri. Persaingan yang semakin kompetitif menjadi cambuk bagi pengusaha kecil untuk meningkatkan daya saingnya. ASEAN Economic Community (AEC) menjadikan persaingan produk-produk kreatif menjadi permasalahan bagi indutri kreatif khususnya di daerah. Meningkatkan keuntungan bisnis diperlukan pemahaman yang baik tentang jenis perusahaan dalam mengembangkan strategi, membangun daya saing, dan menetapkan kebijakan yang efektif. Memahami faktor lingkungan organisasi sangat membantu dalam membuat konsep bisnis yang memiliki daya saing. Thompson et al (2010) menjelaskan bahwa analisis yang mendalam terhadap lingkungan eksternal dan internal perusahaan adalah suatu modal awal di dalam menyusun strategi yang sangat sesuai dengan situasi industri. Kelembagaan. Kelembagaan industri kreatif belum menjadi perhatian utama pihak terkait dan para stakeholder, kelembagaan tersebut tidak hanya terbatas pada lembaganya, namun ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
123
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
berkaitan dengan etika, norma, regulasi, dan sebagainya. Kelembagaan sangat penting untuk mewujudkan iklim usaha kondusif dan ideal bagi industri kreatif. Peran kelembagaan memiliki posisi strategis karena diatur dalam UU No. 20 tentang UMKM, khususnya pasal 19 bahwa pentingnya membentuk dan mengembangkan lembaga untuk mendorong keberhasilan usaha kecil. Analisis Eksternal: Peluang (Opportunities) Populasi pengguna media sosial. Social media (media sosial) telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, jenis teknologi modern ini mampu menyajikan berbagai manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pengusaha kecil pada khususnya untuk menunjang keberhasilan usaha. Pengusaha kecil dapat mengandalkan media sosial untuk melakukan kontak dengan konsumen maupun calon konsumen, melakukan promosi, dan berbagai aktivitas lainnya. Merujuk pada data WeAreSocial mengemukakan bahwa Januari 2016 pengguna internet di Indonesia sebanyak 88,1 juta jiwa dengan rincian pengguna social media yaitu BBM 19%, Facebook 15%, Whatsapp 14%, Facebook Messenger 13%, Google+ 12%, Line 12%, Twitter 11%, Instagram 10%, Wechat 8%, dan Pinterest 7% (Noviadhista, 2016). Regulasi Pemerintah. Peluang untuk mengembangkan ekonomi kreatif sangat besar mengingat potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia. Melalui instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif menjadi peluang strategis untuk melaksanakan pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Secara umum ekonomi kreatif dapat dipahami sebagai suatu sistem kegiatan manusia yang berkaitan dengan kreasi produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, estetika, dan emosional bagi para pelanggan di pasar. Pemerintah menetapkan pengembangan ekonomi kreatif sebagai bagian dari agenda prioritas nasional, serta membentuk BKRAF untuk mengawal perkembangan ekonomi kreatif. Analisis Eksternal: Ancaman (Threats) Pembajakan. Pentingnya perlindungan hak cipta intelektual bagi pengusaha industri kreatif menjadi sangat mendesak mengingat ancaman pembajakan yang tidak bisa dibendung. Industri kreatif sebagai industri yang sarat akan ide, inovasi, dan kreasi, serta memiliki nilai tambah (value added), sehingga perlu dilindungi dan diproteksi. Studi Amoah dan Fordjour (2012) menekankan pentingnya menjaga kualitas produk UKM dan menjegahnya dari perilaku imitasi oleh para kompetitor. Berdasarkan uraian analisis internal (kekuatan dan kelemahan) dan analisis eksternal (peluang dan ancaman), maka berikut ini disajikan tabel untuk merangkum kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman industri kreatif dalam mengadopsi social media. Tabel 1. Analisis SWOT Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Berbasis pada kreativitas Pengalaman Manajemen Rendah Kearifan lokal Program Pembinaan dari Pemerintah Daya Saing Industri Kelembagaan Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) Populasi pengguna media sosial Pembajakan Regulasi Pemerintah Analisis SWOT menunjukkan terdapat lebih banyak kelemahan dibandingkan kekuatan namun analisis eksternal menunjukkan lebih banyak peluang dibandingkan ancaman. Peluang tersebut harus dimanfaatkan oleh pengusaha kecil khususnya industri kreatif, dan sekaligus meminimalkan berbagai kelemahan melalui pemanfaatan teknologi social media untuk meningkatkan penjualan mereka dengan menjangkau lebih banyak calon konsumen potensial ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
124
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
dengan mengidentifikasi kontak mereka secara teliti. Mencermati hasil analisis SWOT dan merujuk pada berbagai temuan empiris maka strategi fokus yang berorientasi pasar segmen pengguna social media dapat menjadi pilihan bagi pengusaha industri kreatif dalam mengembangkan usahanya sesuai dengan peluang dan kekuatan internal dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis. Perencanaan strategi fokus dapat memenuhi target penjualan dan pertumbuhan usaha serta menjadi modal utama untuk mencapai daya saing. Taylor & Murphy (2004) telah menjelaskan keuntungan dari social media yaitu dapat meningkatkan penjualan dan menjadi bagian dari program marketing yang efektif. Aplikasi dan fitur dari social media memiliki keunggulan dibandingkan tools e-business lainnya, sehingga McCann & Barlow (2015) menganjurkan agar menerapkan strategi fokus dalam menggunakan media sosial. Adopsi social media secara efektif mampu meningkatkan kinerja usaha sekaligus menekan biaya operasional (Ainin et al, 2015). KESIMPULAN
Hasil analisis internal menunjukkan kelemahan yang lebih banyak dimiliki industri kreatif, dibandingkan kekuatan. Analisis internal dan eksternal dari SWOT telah merumuskan strategi fokus sebagai strategi yang efektif dalam mengadopsi social media sebagai bagian penting bagi industri kreatif. Temuan ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi dinas terkait untuk mampu memberdayakan pengusaha kecil melalui serangkaian pelatihan dan pendidikan tentang pemanfaatan teknologi, sehingga pengusaha kecil dapat menerapkan strategi bisnis berbasis social media. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Ainin, S., Parveen, F. Moghavvemi, S., Jaafar, N.I., Shuib, N.L.M, 2015, Factors influencing the use of social media by SMEs and its performance outcomes, Industrial Management & Data Systems, Vol. 115, Iss 3, 570-588 Amoah, M., dan Fordjour, F, 2012, New Product Development Activities among Small and Medium-Scale Furniture Enterprises in Ghana: A Discriminant Analysis, American International Journal of Contemporary Research, Vol. 2, No. 12, 41-53
Bouazza, A.B., Ardjouman, D., dan Abada, O, 2015, Establishing the factors affecting the growth of small and medium-sized enterprises in Algeria, American International Journal of Social Science, Vol. 4, No. 2, 101-115 Cesaroni, F.M., dan Consoli, D, 2015, Are Small Business Really Able to Take Advantage of Social Media?, Electronic Journal of Knowledge Management, Vol. 13, Iss 4, 257-268 Chitura, T., Mupemhi, S., Dube, T., dan Bolongkikit, J, 2008, Barriers to Electronic Commerce Adoption in Small and Medium Enterprises: A Critical Literature Review. Journal of Internet Banking and Commerce, Vol. 13, No. 2, 1-13 Durkin, M., McGowan, P., dan McKeown, N, 2013, Exploring social media adoption in small to medium-sized enterprises in Ireland.
Fatoki, O, 2014, The Causes of the Failure of New Small and Medium Enterprises in South Africa, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol, 5, No. 20, 922-927
Galloway, S., dan Dunlop, S, 2007, A Critique of definition of the cultural and creative industries in public policy, International Journal of Cultural Policy, Vol. 13, No. 1, 17-31 Gill, A., dan Biger, N, 2012, Barriers to small business growth in Canada. Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 19, Iss 4, 656-668 Gray, C, 2002, Entrepreneurship, resistance to change and growth in small firms. Journal of small business and enterprise development, Vol. 9, Iss 1, 61-72 ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
125
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Gürbüz, G., dan Aykol, S, 2009, Entrepreneurial management, entrepreneurial orientation and Turkish small firm growth, Management Research News, Vol. 32, Iss. 4, 321-336
Hotho, S., dan Champion, K, 2011, Small business in the new creative industries: innovation as a people management challenge, Management Decision. Vol. 49, Iss. 1, 29-54
Ilegbinosa, I.A., dan Jumbo, E, 2015, Small and Medium Scale Enterprises and Economic Growth in Nigeria: 1975-2012, International Journal of Business and Management, Vol. 10, No. 3, 203-215 Kahar, R., Yamimi, F., Bunari, G., dan Habil, H, 2012, Trusting the Social Media in Small Business, Procedia-Social and Behavioral Sciences 66, 564-570 Lindstrand, A., Sharma, D.D., dan Eriksson, K, 2012, The perceived usefulness of SMEs previous customer networks in the internationalization process of firms, International Journal of Entrepreneurship and Small Business, Vol. 15, Iss 3 MacGregor, R.C., dan Kartiwi, M, 2010, Perception of Barriers to E-Commerce Adoption in SMEs in a Developed and Developing Country: A Comparison Between Australia and Indonesia. Journal of Electronic Commerce in Organizations, Vol. 8, Iss 1,
Markusen, A., Wassall, G.H., DeNatale, D., dan Cohen, R, 2008, Defining the Creative Economy: Industry and Occupational Approaches. Economic Development Quarterly, Vol. 22, No. 1, 24-45 McCann, M., dan Barlow, A, 2015, Use and measurement of social media for SMEs, Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 22, Iss 2, 273-287
Nakara, W.A., Benmoussa, FZ., dan Jaouen, A, 2012, Entrepreneurship and social media marketing: evidence from French small business, International Journal of Entrepreneurship and Small Business, Vol. 16, No. 4, 386-405 Okpara, J.O., dan Wynn, P, 2007, Determinants of small business growth constraints in a subsaharan African economy, S.A.M. Advanced Management Journal, Vol. 72, No. 2, 24-37 Olughor, R.J, 2015, Effect of innovation on the performance of SMEs organizations in Nigeria. Management, Vol. 5, No. 3, 90-95 Pavel, B., dan Pavel, G, 2012, Mapping Creative Industries in the Zlin Region, Journal of Competitiveness. Vol. 4, Iss. 1, 20-35 Porter, M.E, 1991, Towards a dynamic theory of strategy. Strategic Management Journal, Vol. 23, 95-117
Rahim, Hazrita Ab., dan Bakar, S.M. Syed Abu, 2014, The impact of financial resources management on SME performance, International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 4, No. 9, 198-200 Raymond, L., dan Bergeron, F, 2008, Enabling the business strategy of SMEs through e-business capabilities: A strategic alignment perspective, Industrial Management & Data Systems, Vol. 108, Iss 5, 577-595 Romarina, A, 2016. Economic Resilience Pada Industri Kreatif Guna Menghadapi Globalisasi Dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal Ilmu Sosial 15 (1): 35-52
Shaw, E, 2006, Small Firm Networking. An Insight into Contents and motivating factors, International Small Business Journal, Vol, 24, No. 1, 5-29 Shin, I, 2006, Adoption of enterprise application software and firm performance, Small Business Economics, Vol, 26, No. 3, 241-256 Syed, A.Ali Shah, G., Ahmadani, M.M., Shaikh, N., dan Shaikh, Faiz Muhammad, 2012, Impact Analysis of SMEs Sector in Economic Development of Pakistan: A Case of Sindh, Journal of Asian Business Strategy, Vol. 2, No. 2, 44-53 ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
126
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2016 Politeknik Negeri Banjarmasin
Taiwo A, M., Ayodeji M, A., dan Yusuf A, B, 2012, Impact of Small and Medium Enterprises on Economic Growth and Development, American Journal of Business and Management, Vol. 1, No. 1, 18-22 Talegeta, S, 2014, Innovation and Barriers to Innovation: Small and Medium Enterprises in Addis Ababa, Journal of Small Business and Entrepreneurship Development, Vol. 2, No. 1, 83106 Taylor, M., dan Murphy, A, 2004, SMEs and e-business, Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol, 11, Iss 3, 280-289 Tien, Shiaw-Wen., Chung, Yi-Chan., Tsai, Chih-Hung., Hsieh, Chia-Hsiang., dan Chen, HungHis, 2007, Research on value creativity of Taiwan’s small and medium-sized enterprises, Asian Journal on Quality. Vol. 8 Iss 1, 99-119
Wachira, K, 2014, Adoption of E-Business by Small and Medium Enterprises in Kenya: Barriers and Facilitators, International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 4, No. 11, 177-187
Wagner, B.A., Fillis, I., dan Johansson, U, 2003, E-business and e-supply strategy in small and medium sized business (SMEs), Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 8, Iss 4, 343-354 Zaied, Abdel Nasser H, 2005, Barriers to E-Commerce Adoption in Egyptian SMEs, I.J. Information Engineering and Electronic Business, Vol. 2, 9-18 Buku Teks UNCTAD, 2005, Setting the Institutional Parameters of the International Centre on Creative Industries (ICCI), Geneva, April Thompson, A.A., Stickland, A. J., dan Gamble, J, 2010, Crafting and Executing Strategy, 17th. New York: McGraw-Hill Irwin. Prosiding
Fahmi, F.Z, 2014, Creative Economy Policy in Developing Countries: The Case of Indonesia, Ersa 54th Congress, Saint Petersburg Russia.
Ratnasari, Y., Rochana, E., Hidayati, D.A., dan Gunawan, B. 2012. Penyuluhan budaya sebagai upaya pengembangan industri kreatif berbasis kearifan lokal (Studi di Kelurahan Pringsewu Selatan Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu). Seminar Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Skripsi/Tesis/Disertasi Heslina. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sektor ekonomi kreatif di Kota Makassar. Disertasi. Program Studi Ilmu Ekonomi. Universitas Hasanuddin. Makassar Maupa, Haris, 2004. Faktor-Faktor Penentu Pertumbuhan Usaha Kecil di Sulawesi Selatan. Disertasi. Program Studi Ilmu Ekonomi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Internet Noviadhista, U.K, 2016, Sudah 2016, BBM masih jadi aplikasi chatting favorit orang Indonesia. www.techno.id. Diakses tanggal 31 Oktober 2016.
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
127