ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR INDUK BETINA IKAN CUPANG (Betta splendens) TERHADAP TINGKAT FEKUNDITAS DAN PRODUKSI LARVA
PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh : GIOVANNI ALIF DYER WAHJUDY SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a : Giovanni Alif Dyer Wahjudy N I M : 140911124 Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 27 April 1992 Alamat : Graha Sunan Ampel Blok A 44 Wiyung Surabaya Telp./HP : 081231208899 Judul Skripsi : PENGARUH PERBEDAAN UMUR INDUK BETINA IKAN CUPANG (Betta splendens) TERHADAP TINGKAT FEKUNDITAS DAN PRODUKSI LARVA Pembimbing : 1. Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP 2. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si.,Ph.D
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian : Pribadi. Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta saya bersedia : 1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga; 2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi; 3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolaholah hasil pemikiran saya sendiri Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 20 Juni 2016 Yang membuat pernyataan,
Giovanni Alif D.W NIM. 140911124
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENGARUH PERBEDAAN UMUR INDUK BETINA IKAN CUPANG (Betta splendens) TERHADAP TINGKAT FEKUNDITAS DAN PRODUKSI LARVA
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh : GIOVANNI ALIF DYER WAHJUDY NIM. 140911124
Menyetujui, Komisi Pembimbing Pembimbing Pertama,
Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP NIP. 19690912 199702 2 001
SKRIPSI
Pembimbing Kedua,
HIDAYATUL UDCHIYAH
Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si.,Ph.D
NIP. 19700116.199503.1.002.
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PERBEDAAN UMUR INDUK BETINA IKAN CUPANG (Betta splendens) TERHADAP TINGKAT FEKUNDITAS DAN PRODUKSI LARVA
Oleh : GIOVANNI ALIF DYER WAHJUDY NIM : 140911124
Telah diujikan pada Tanggal : 13 Juni 2016 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Agustono, Ir., M.Kes Anggota : Ir. Boedi Setya Rahardja, M.P. Prayogo, S.Pi., MP Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si.,Ph.D
Surabaya, 18 Juli 2016 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Dekan,
Dr. Mirni Lamid, M. P, drh. NIP. 19620116 199203 2 001
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN GIOVANNI ALIF D.W. Pengaruh Perbedaan Umur Induk Ikan Cupang (Betta splendens) Terhadap Tingkat Fekunditas Dan Produksi Larva. Dosen Pembimbing Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP dan Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., PhD Berdasarkan data Lalu Lintas Ikan Ekspor di Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Sultan Thaha Provinsi Jambi pada tahun 2010 dapat dilihat bahwa ikan hias Cupang menempati urutan kedua setelah ikan hias biota sebanyak 22.650 ekor dengan frekuensi sebanyak 30 kali (KKP, 2011). Dari segi ekonomi banyak para penggemar ikan air tawar yang menjadikan hobinya sebagai bisnis (Daniel dan Pandu, 2014). Menurut Weningsari (2013) ikan Cupang berjenis kelamin jantan mempunyai harga lebih mahal dianding betina. Hal ini dikarenakan Cupang jantan memiliki keindahan pada warna badan dan sirip serta tingkah lakunya yang agresif. Hasil penelitian Dewantoro (2001) mengatakan bahwa pemberian pakan menggunakan Daphnia sp. dan penggunaan induk Cupang dengan umur yang paling tua (4bulan) menghasilkan fekunditas tertinggi. Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan fekunditas dan produksi larva ikan Cupang dengan perbedaan umur induk Cupang untuk mendapatkan hasil fekunditas terbanyak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dan rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Aacak Lengkap (RAL) dengan enam kali ulangan serta tiga perlakuan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwaterdapat perbedaan fekunditas dan daya tetas ikan Cupang pada umur induk Cupang yang berbeda dan umur induk ikan Cupang yang menghasilkan fekunditas dan daya tetas paling tinggi adalah umur 6 bulan.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SUMMARY GIOVANNI ALIF DW Effect of Age Differences in Parent Betta fish (Betta splendens) On The Level fecundity and Production larvae. Lecturer Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP and Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Sc., Ph.D. Based on data from the Traffic Fish Export Fish Quarantine Station Class 1 Sultan Taha Jambi province in 2010 can be seen that the ornamental fish Betta ranks second after the ornamental fish biota as many as 22,650 tails with a frequency of 30 times CTF (2011). From an economic point of many fans of freshwater fish that make the hobby as a business (Daniel and Pandu, 2014). According Weningsari (2013) sex male Betta fish have higher prices dianding females. This is because the male Betta has a beauty on the color of the body and fins as well as aggressive behavior. Devantoro (2001) says that some farmers betta fish 3-3.5 months old with an average length of 4 cm, with the number of eggs ranges from 700 rounds. Dewantoro research results (2001) says that feeding using Daphnia sp. and the use of stem Hickey with the age of the oldest (4month) produce the highest fecundity. This is supported also by Carlender 1969 in 1975 Effendi also said bahhwa in Kediri city betta fish is one of superior products that continue to be maintained and enhanced. Hickey has provided many real contribution to improving the welfare and incomes Kediri in general. Based on the formula above problems, this study aimed to determine differences in fecundity and larval fish pdoruksi dengna Hickey Hickey age differences stem remedy to get the highest fecundity. The method used in this study is an experimental method and design of the study is Acak Complete Design (RAL) with six replications and three treatments.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga Skripsi tentang Kandungan kolesterol pada kerang darah (Anadara granosa) dari hasil tangkap di kenjeran Surabaya, Sedati Sidoarjo dan Bancaran Bangkalan ini dapat terselesaikan. Laporan skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi kepada semua pihak, khusus bagi Mahasiswa Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perikanan.
Surabaya, 28 Juni 2016
Penulis
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi tentang Pengaruh Perbedaan Umur Induk Betina Ikan Cupang (Betta splendens) terhadap Tingkat Fekunditas dan Produksi Larva dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Februari sampai 6 Maret 2016, di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Pada kesempatan ini, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D selaku Pembimbing II atas bimbingan sejak penyusunan proposal hingga terselesaikannya laporan Skripsi ini. 2. Bapak Agustono, Ir., M.Kes, Bapak Prayogo, S.Pi., M.Si dan Bapak Boedi Setya Rahardja, Ir., MP selaku Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji serta memberikan kritik dan sarannya. 3. Kedua orang tua (Heny Wahjudy dan Erlina) atas doa dan motivasinya yang tiada henti untuk segera menyelesaikan kuliah. 4. Sahabat-sahabatku Doni, Silvi, Mira, Iponk, Hendra, Ijal, Icang yang selalu memberi semangat dan membantu penulis dalam pelaksanaan maupun penyelesaian skripsi ini. Surabaya, April 2016
Penulis
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR …………………………………….. ……………... vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….xii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii I PENDAHULUAN ……………………………………….. ………………1 1.1 Latar Belakang …………………………………....................1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………... 3 Tujuan …………………………………………...........................3 Manfaat …………………………………………………………3 II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….4 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang .........................................4 2.1.1 Habitat ……………………………….............................5 2.1.2 Pakan ………………………………………………….6 2.2i Induk Ikan Cupang …………………………….………………..7 2.2.1 Seleksi Induk Ikan Cupang ………….. ………………..7 2.2.2 Pemijahan …………………………… ……………….7 2.3 Tingkat Kematangan Gonad ………………….. ……………….8 2.4 Indeks Kematangan Gonad ……………………. ……………….11 2.5 Fekunditas dan Daya Tetas ……………………………………..12
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
III KERANGKA KONSEP ………………………………………………...16 IV METODOLOGI ………………………………………………………... 19 4.1 Waktu dan Tempat ………………………….................................19 4.2 Materi Penelitian ………………………………………………...19 4.3 Metode Penelitian ………………………………………………..19 4.3.1 Rancangan Penelitian ……………….. ………………...19 4.3.2 Prosedur Kerja ………………………………………….20 4.3.3 Parameter Pengamatan ………………………………….22 4.3.4 Analisis Data…………………………………………….22 V HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………….24 5.1 Hasil ………………………………………………………………24 5.1.1 Fekunditas dan Daya Tetas …………………………….24 5.2 Pembahasan ………………………………………………………25 5.2.1 Faktor Fekunditas ……………………………………….26 5.2.2 Kualitas Air ……………………………………………..26 5.2.3 Produksi Larva ………………………………………….28 VI SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………30 6.1 Simpulan …………………………………………………………..
30
6.2 Saran ………………………………………………………………30 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………31 LAMPIRAN ……………………………………………………………………35
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Rata-rata total kolesterol kerang darah ………………………………
19
2. Ambang Batas kolesterol menurut NCEP….…………………………
23
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerang Darah .........................................................................................
4
2. Morfologi Kerang Darah ........................................................................
6
3. Struktur kimia kolesterol ........................................................................
7
4. Pembentukan plak pada saluaran darah ………………………………..
8
5. Kerangka Konseptual .............................................................................
14
6. Diagram alir penelitian ...........................................................................
18
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Tabel Hasil Analisis kolesterol ............................................................
29
2. Gambar Proses pembedahan kerang darah ..........................................
30
3. Laporan analisis ...................................................................................
31
4. Analisis Statistik SPSS kolesterol .........................................................
32
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi
dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri (DKP, 2009). Subsektor perikanan di Indonesia mencapai kurang lebih 2 juta ton per tahun sebagian besar 74% berasal dari laut dan sisanya 26% dari air tawar (Mariyono dan Sundana, 2002). Ikan hias merupakan salah satu komoditas yang diminati oleh berbagai kalangan, usaha non migas hal ini dibuktikan oleh Bachtiar (2004) bahwa ikan hias air tawar memasuki pasar ekspor yang mengalami peningkatan. Direkrorat Jendral Perikanan Budidaya (2011) mengatakan bahwa Indonesia telah dikenal sebagai Negara yang memiliki banyak spesies. Dari spesies genus ikan hias air tawar yang ada di dunia, yang memiliki tingkat popularitas tertinggi adalah jenis ikan tarung Betta splendens atau lebih dengan nama ikan Cupang. Banyak ragam warna yang ditemui seperti warna merah, biru, dan albino (Burkhart et al., 2002). Indonesia sangat mendukung perkembangan budidaya ikan karena faktor klimatologi yang menguntungkan yang memiliki keunggulan kompetitif untuk menggerakan perekonomian sebagai pendapatan masyarakat dan penghasilan devisa Negara (Weningsari, 2013). Berdasarkan data Lalu Lintas Ikan Ekspor di Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Sultan Thaha Provinsi Jambi pada tahun 2010
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dapat dilihat bahwa ikan hias Cupang menempati urutan kedua setelah ikan hias botia sebanyak 22.650 ekor dengan frekuensi sebanyak 30 kali KKP (2011). Di Jawa Barat, negara tujuan ekspor ikan hias antara lain Jepang, Prancis, Jerman, Denmark, Afrika, Belanda, Saudi Arabia, Singapura, Belgia, Korea, dan Filipina. Total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2006 adalah sebesar US$ 58.318,65. Sedangkan total nilai ekspor ikan hias air tawar Jawa Barat pada tahun 2007 mengalami peningkatan yaitu mencapai nilai US$ 319.506,58. Ekspor produk perikanan non konsumsi Jawa Timur saat ini mengalami perkembangan cukup pesat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Disperindag Prov Jawa Timur mulai Januari-Februari (2014), ekspor non migas industri ikan dan udang Jawa Timur mencapai 146,498 juta dollar AS atau 45,22 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2013. Dari segi ekonomi banyak masyarakat penggemar ikan air tawar yang menjadikan hobinya sebagai bisnis. Bisnis ikan hias air tawar yang diperjual belikan di Surabaya ini tergolong masih sedikit. Ikan hias air tawar yang populer diperjual belikan di Surabaya antara lain adalah ikan Cupang. Dari segi ekonomi banyak para penggemar ikan air tawar yang menjadikan hobinya sebagai bisnis (Daniel dan Pandu, 2014). Dewantoro (2001) mengatakan bahwa beberapa petani ikan Cupang di Jakarta memulai pembuahan pada saat ikan Cupang berumur 3-3,5 bulan dengan ukuran panjang rata-rata 4 cm, dengan jumlah telur bekisar 700 butir.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hasil penelitian Dewantoro (2001) mengatakan bahwa pemberian pakan mengunakan Daphnia sp. dan penggunaan induk Cupang dengan umur yang paling tua pada penelitiannya (4 bulan) menghasilkan fekunditas tertinggi. Hal ini ditunjang juga oleh pernyataan Carlender (1969) dalam Effendie (1975) bahwa peningkatan umur ikan menentukan tingkat produksi larva. Berdasarkan hal ini, perlu dilakukan penelitian tentang penelitian umur induk ikan cupang (dengan umur lebih dari 4 bulan) untuk mengetahui lebih lanjut umur induk ikan cupang yang dapat mengkaji fekunditas ikan lebih optimal. 1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah terdapat perbedaan fekunditas dan daya tetas ikan Cupang pada umur induk Cupang yang berbeda?
2.
Berapa umur induk ikan Cupang yang menghasilkan fekunditas dan daya tetas paling tinggi?
1.3
Tujuan Penelitan
1.
Mengetahui pengaruh perbedaa umur induk ikan cupang terhadap fekunditas dan daya tetas telurnya.
2.
Mengetahui umur induk ikan cupang yang dapat menghasilkan fekunditas dan daya tetas telur paling optimal.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini memiliki manfaat untuk memberikan informasi
umur induk ikan Cupang yang terbaik untuk memberikan hasil fekunditas dan dya tetas telur optimal.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang (Betta splendens) Klasifikasi Ikan Cupang menurut Regan (1910) di klasifikasikan sebagai
berikut: Kingdom Phylum Class Order Family Genus Spesies
: Animalia : Chordata : Actinoptergii : Perciformes : Osphronemidae : Betta : Betta splendens (Regan ,1910).
Ikan Cupang memiliki sirip dorsal terletak lebih ke belakang, memiliki jari-jari keras dan delapan sampai sembilan jari-jari lunak. Sirip anal panjang dan lebar, dimulai dari belakang anus dan berakhir di belakang dekat pangkal sirip kaudal, memiliki satu sampai empat jari-jari keras dan 21-24 jari-jari lunak. Ujung sirip anal berbentuk lancip. Sirip perut berukuran kecil, terletak di bawah sirip dada, memiliki 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Satu dari jari-jari lunak berukuran lebih panjang dari yang lainnya. Sirip dada bentuknya membulat, memiliki 12-13 jari-jari lunak. B.splendens memiliki karakteristik respons agresif. Ikan Cupang dapat beradaptasi pada suhu 24-29oC yang merupakan suhu optimal bagi pemeliharaan ikan Cupang (Djuhanda, 1981). Gambar ikan Cupang dapat dilihat pada Gambar 1.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.1. Ikan Cupang jantan (Curtis and MacLean, 2012). 2.1.1
Habitat Ikan Cupang hidup di perairan tawar dan payau. Hidup pada aliran air
yang tergenang seperti rawa dan sungai. Griffin (1990) mengatakan bahwa ikan Cupang membutuhkan tempat persembunyian pada habitatnya, hal ini ditujukan agar ikan Cupang merasa aman. Gambar habitat ikan Cupang dapat dilihat pada Gambar 2. Cupang menyukai tempat yang terdapat jentik nyamuk. Jentik nyamuk ini merupakan sumber makanan untuk Cupang. Cupang bersifat soliter setelah tumbuh dewasa. Cupang jantan akan mencari wilayah dan akan menyerang Cupang lain bila memasuki wilayahnya. Penyerangan ini di tandai dengan adanya gelembung udara (Suswanto, 2010). Ikan Cupang memiliki sifat bubblenester yaitu membuat sarang busa sebelum berpijah dan telur telur dimasukkan ke dalamnya (Linke 1994 ; Sanford, 1995).
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.2. Habitat ikan Cupang (Regan, 1910). 2.1.2
Pakan Cupang memerlukan cukup gizi untuk mendapatkan pertumbuhan secara
optimal. Fase Telur hingga larva memakan Artemia dan Daphnia sp. selama satu bulan. Ikan dewasa memakan jentik nyamuk, kutu air (Daphnia sp.) dan Tubifex sp. dengan pemberian sehari dua kali. Calon indukan di tambahkan lebih banyak pakan yang tersedia untuk perkembangan pematangan gonad (Suswanto, 2010). Kuantitas pakan meupakan faktor yang penting pada tahan reporduksi pada ikan, ikan Cupang betina memerlukan tambahan protein, lemak, vitamin, mineral, untuk menambah jumlah telur pada saat pemijahan. Kuning telur terdiri dari protein, mineral, lemak. Protein tersebut juga terdapat pada embrio. Kekurangan salah satu nutrien di atas daspat mempengaruhi tingkat pertahanan dari larva telur tersebut (James and Sampath, 2002). 2.1.3
Reproduksi Kualitas air memiliki peranan penting bagi ikan, karena air adalah media
tempat ikan hidup dan berkembang biak (Lesmana, 2001). Ikan Cupang dapat
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bereproduksi pada suhu 28OC, pH 7,8 kadar amonia maksimal 1, dan DO 4 PPM sedangkan telur ikan cupang akan menetas pada suhu 25-27oC (James and Sampath 2004). Cupang jantan akan membuat substrat yaitu berupa gelembunggelembung sebagai tempat telur agar tidak tenggelam ke dasar perairan, biasanya gelembung tersebut diletakkan pada tanaman aquatik. Setelah proses pembuatan substart, Cupang jantan melakukan pemijahan tepat di bawah sarang yang telah diberi substrat. Cupang jantan akan memijah dengan cara melilit tubuh Cupang betina hingga telur keluar semua. Cupang jantan akan menjaga telur hingga telur menetas. Cupang betina akan di usir oleh ikan Cupang jantan untuk keluar dari substratnya. Telur akan di jaga ikan Cupang jantan hingga menetas menjadi burayak. Setelah burayak berusia 3 hari, burayak akan menyebar keluar dari substratnya (Atmajaja,2008). 2.2
Induk Ikan Cupang
2.2.1
Seleksi Induk Ikan Cupang Seleksi induk untuk pemijahan akan menentukan hasil panen. Seleksi
induk dapat di lakukan dengan cara memilih calon induk yang berkualitas, yaitu ikan yang memiliki ketahanan fisik dan mental yang baik, Pangkal ekor tebal dan lebar, sehat, gerakan lincah dan tidak cacat. Respon musuh, respon terhadap pakan, matang, dan umur diatas tujuh bulan (George,2009). 2.2.2
Pemijahan Cupang akan mulai memijah setelah matang gonad pada usia tujuh sampai
delapan bulan (Atmajaja, 2008). Pemijahan akan terjadi dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1:1. Pemijahan akan berlangsung selama dua sampai tiga
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
hari, setelah itu telur di letakkan di substrat oleh indukan. Setelah 24 jam telur akan menetas dan menjadi larva. Larva mulai diberi makan setelah tiga hari dari penetasan karena kuning telur sudah mulai habis dan membutuhkan makan untuk tumbuh. Setelah umur tujuh bulan, Cupang akan matang gonad dan dapat melakukan Monalisa (2008). 2.3 Tingkat Kematangan Gonad Pengamatan kematangan gonad dapat dilakukan dengan berbagai cara,antara lain dengan membuat irisan gonad dan diamati struktur histologisnya, melihat morfologi gonad secara visual. Pengamatan morfologi gonad pada ikan betina berupa : bentuk ovarium, besar-kecilnya ovarium, pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna ovarium, halus-tidaknya ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium, kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagian-bagiannya, ukuran (garis tengah) telur, dan warna telur. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati berupa : bentuk testis, besar-kecilnya testis, pengisian testis dalam rongga tubuh, warna testis, keluar-tidaknya cairan dari testis (dalam keadaan segar) (Effendie, 1979). Menurut Holden dan Rait (1974) dalam Suwarso dan Sadhotomo (1995) tingkat kematangan gonad (TKG) secara umum adalah sebagai berikut: TKG I (immature), TKG II (maturing), TKG III (maturing ripe), TKG IV (ripe), dan TKG V (spent) dengan deskripsi dalam Tabel 1.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 1.Tingkat Kematangan Gonad secara umum (Holden dan Rait, 1974) dalam Suwarso dan Sadhotomo, (1995). TKG I
Tahapan immature
Visual Ovari kecil dan testis 1/3 dari rongga badan, bentuk telur oval. Warna ovari merah muda, transparan, testiskeputihan maturing Ovari kecil dan testis 1/2 dari rongga badan, memanjang. Warna ovari merah muda, transparan, testis keputihan agak simetris Maturing ripe Ovari kecil dan testis 1/22/3 dari rongga badan, kanan dan kiri gonad tidak simetris. Warna ovari kuning,tampak granula dan pembuluh darah di permukaan,testis warna keputihan Ripe Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam rongga badan, warna orangemerah muda, pembuluh darah di permukaan, testis abu-abu dan lembut Spent Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam rongga badan, warna orangemerah muda, pembuluh darah di permukaan, testis abu-abu dan lembut.
II
III
IV
V
Miskroskopis Telur kecil, tidak nampak oleh mata telanjang, diameter 1-16 cm, transparan. Telur tidak tampak oleh mata telanjang, telur jernih, ukuran diameter10-21
m
Telur tampak buram tidak transparan, ukuran diameternya 29-52
m
Telur masak semi transparan, ukuran diameternya 45-70
m.
Telur masak semi transparan, ukuran diameternya 51-93
m.
Sedangkan tingkat kematangan gonad menurut Cassie (Effendie dan Subardja, 1977) dalam Effendie (2002) pada ikan belanak (Mugil dussumieri) yaitu pada Tabel 2.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 2. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Belanak (Mugil dussumieri) menurut Cassie (Effendie dan Subardja, 1977) dalam Effendie (2002). Tingkat Kematangan I
II
III
IV
V
Betina Ovari seperti benang, panjang, sampai kedepan rongga tubuh. Warna jernih.Permukaan licin Ukuran ovari lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuning-kuningan. Telur belum terlihat jelas dengan mata Ovari berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan dengan mata Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi ½2/3 rongga perut, usus terdesak. Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II
Jantan Testis seperti benang, lebih pendek (terbatas) dan terlihat ujungnya di rongga tubuh. Warna jernih Ukuran testis lebih besar. Pewarnaan putih seperti susu. Bentuk lebih jelas daripada tingkat I Permukaan testis tampak bergerigi. Warna makin putih, testis makin besar. Dalam keadaan diawetkan mudah putus Seperti pada tingkat III tampak lebih jelas. Testis semakin pejal.
Testis bagian belakang kempis dan di bagian dekat pelepasan masih berisi.
Pada saat perkembangan kematangan gonad semua proses metabolisme dalam tubuh ikan terkonsentrasi pada perkembangan gonad. Menurut Biswas (1993) perubahan struktur gonad dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad. Gonad yang berkembang secara visual mudah diamati karena gonad akan berkorelasi dengan perkembangan telur dan sperma. Pada ikan betina gonad dapat bertambah berat 10% sampai dengan 25%, sedangkan pada ikan jantan bertambah 5% sampai dengan 15% (Effendie, 2002).
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.4 Indeks Kematangan Gonad (IKG) Tingkat kematangan gonad dapat diketahui dengan cara mengukur berat gonad atau berat tubuh ikan secara keseluruhan. Kematangan gonad secara umum dapat diketahui dari perbandingan relatif antara berat gonad dengan berat tubuh ikan keseluruhan. Indeks pengukuran ini sering disebut sebagai Indeks Kematangan Gonad (IKG). Indeks kematangan gonad merupakan suatu metode kuantitatif untuk mengetahui tingkat kematangan yang terjadi pada gonad. Indeks ini dinamakan juga maturity atau Gonado Somatic Index yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100%. Tingkat kematangan gonad ini akan semakin bertambah besar persentasenya dan akan mencapai besar maksimum pada saat menjelang pemijahan dan setelahnya akan turun kembali (Effendie, 1979). c. Indeks Gonad (IG) Perkembangan gonad semakin matang maka telur di dalamnya juga semakin besar ukurannya karena ada pengendapan kuning telur, hidrasi, dan terbentuknya butiran lemak. Di samping itu dapat digunakan perbandingan dengan menggunakan panjang tubuh sabagai indikatornya. Indikator kematangan gonad ini diperoleh dari perbandingan antara berat segar gonad dan panjang ikan atau sering disebut sebagai Indeks gonad (Gonado Index) (Effendie, 1979). Menurut Batts (1973) dalam Effendie (1979) selain indek kematangan gonad seperti dijelaskan di atas masih ada gonado index yaitu perbandingan antara berat gonad dengan panjang ikan.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.5
Fekunditas dan Daya Tetas Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan (Heriyanto, 2011). Banyaknya telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah atau biasa disebut dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan spesies. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang tingkat kelangsungan hidupnya di alam sampai menetas dan ukuran dewasa sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat diketahui dengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Telur yang dihasilkan memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran telur dapat dilihat dengan menghitung diameter telur. Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan mikrometer yang berskala yang sudah ditera. Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat kematangan gonad garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar pula (Arief, 2009).
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Menurut Nikolsky (1967) jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah (Wahyuningsih dan Barus, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yang berhubungan dengan hal itu, Nikolsky ( 1969 ) :
a. Sampai umur tertentu fekunditas itu akan bertambah kemudian menurun, fekunditas relatifnya menurun sebelum terjadi penurunan fekunditas mutlaknya. Fekunditas relative maksimum terjadi pada golongan ikan yang muda. Sedangkankan ikan yang sudah tua kadang tidak memijah setiap tahun b. Fekunditas mutlak atau relative sering menjadi kecil pada ikan-ikan atau kelas umur yang jumlahnya banyak. c. Kenaikan fekunditas populasi dapat disebabkan oleh kematangan gonad yang lebih awal dari individu yang tumbuh lebih cepat. d. Ikan yang bentuknya kecil dengan kematangan gonad yang lebih awal serta fekunditasnya tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan predator dalam jumlah besar. e. Perbedaan fekunditas diantaranya populasi spesies yang hidup dalam kondisi lingkungna yang berbeda-beda, bentuk migrant fekunditasnya lebih besar.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
f. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalui metabolism yang mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan menghsilkan perubahan dalam pertumbuhan, seperti ukuran pada umur tertentu demikian juga ukuran danjumlah telur atau jumlah siklus pemijahan dalam satu tahun . g. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan makanan melalui kematangn gonad yang lebih awal, menambah kemantangan individu pada individu yang lebih gemuk dan mengurangi antara siklus pemijahan. h.
Kualitas telur terutama isi kuning telur bergantung pada umur dan persediaan makanan dan dapat berbeda dari satu populasi ke populasi yang lain (Effendie,1997). Fekunditas ikan cupang, dapat ditentukan berdasrkan pengaruh umur, dan pakan yang
diberikan. Jumlah telur semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Umur ikan menentukan tingkat kematangan gonad dan jumlah telurnya. Keberadaan pigmen diduga juga mempengaruhi fekunditas. Karoten berfungsi penting dalam fisiologis, yaitu dalam sistem endokrin seperti perkembangan dan pematangan gonad. Daphnia dan Tubfex mengandung karoten yang mengakibatkan warna merah pada tubuhnya. Fekunditas dapat menunjukkan kemampuan induk untuk menghasilkan anak ikan di dalam suatu pemijahan.Peningkatan umur ikan ternyata menentukan pula tingkat produksi larvanya.Fekunditas ikan cupang biasanya berkisar 700 butir dengan ukuran induk 3-3.5bulan (Alumnus Fakultas Biologi 2001). Fertilisasi dan daya tetas ikan
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
cupang dapat ditentukan oleh kualitas air media pemijahan seperti temperatur, pH, dan
oksigen
terlarut.
Temperatur
optimal
untuk
pemijahan
ikan
hias Betta splendens berkisar antara 26C sampai 29C. Peningkatan suhu dan tekanan oksigen dapat mempengaruhi daya tetas, sedang suhu air dapat mempengaruhi efisiensi perubahan kuning telur menjadi bobot badan embrio ikan pada proses perkembangan. Telur ikan cupang tergolong berukuran sedang, suhu optimal untuk penetasan berkisar antara 26 Csampai 28 C, dengan waktu penetasan sekitar 3 sampai 4 hari. pH yang optimal untuk penetasan ikan hias Bettas plendens berkisar antara 6,2 – 7,8 dan kandungan oksigen terlarut berkisar antara 6,0 – 7,2 ppm (Yustina 2003).
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kebutuhan ikan hias sangat diminati pada pasar internasional dengan ditandai adanya peningkatan terhadap angka ekspor (Bachtiar, 2004). Dengan demikian perlu melakukan pengembangan pada sektor agribisnis dalam pembangunan perekonomian yang akan menjadi alasan perlunya penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis ikan Cupang ini (Weningsari, 2013). Dewantoro (2001) telah melakukan penelitian pada induk ikan Cupang dengan umur 3, 3,5 dan 4 bulan, ikan yang menghasilkan fekunditas terbanyak adalah induk ikan berumur 4 bulan dengan pemberian pakan Daphnia sp. Carlender (1969) dalam Effendi (1975) mengatakan bahwa kemampuan induk untuk menghasilkan anak dalam satu kali pemijahan berbanding lurus dengan peningkatan umur ikan. Permintaan pasar internasional tinggi sedangkan ketersediaan biota kurang memadai, sehingga diperlukan budidaya ikan Cupang dan pengupayaan teknik budidaya ikan Cupang.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.2 Hipotesis H0
: Tidak terdapat umur induk ikan cupang (Betta splendens) betina yang dapat menghasilkan fekunditas dan daya tetas optimal.
H1
: Terdapat umur induk ikan cupang (Betta splendens) betina yang dapat menghasilkan fekunditas dan daya tetas optimal.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Eksport
Budidaya
Ikan hias
Ikan konsumsi
Ikan cupang
Produksi Larva
Seleksi induk
Pemijahan
Pakan
fekunditas
Genetik
Kombinasi pemijahan ikan cupang dengan umur induk yang berbeda
P1
P2
P3
P4
P5
P6
Jumlah Larva
Keterangan: P: perlakuan yang akan digunakan
Gambar : Kerangka konsep
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016 di Laboratorium
Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
4.2
Materi Penelitian Materi penelitian yang digunakan terdiri atas bahan dan alat penelitian.
Bahan penelitian yang digunakan adalah induk ikan Cupang, Daphnia sp. , air tawar, ammonia test kit, DO test kit. Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium dengan volume air 2 liter, aerator, wadah plastik dengan volume 10 liter, gunting, dan termometer.
4.3
Metode Penelitian
4.3.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Metode
eksperimen bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara membandingkan suatu kelompok atau kesatuan eksperimen dengan kelompok atau kesatuan kontrol. Metode ini juga digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan dan melakukan
perbaikan
kualitas.
Eksperimen
berperan
penting
dalam
mengembangkan proses dan dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses agar kinerja proses meningkat (Irawan dan Astuti, 2006).
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan : Umur Indukan Betina ikan cupang (bulan)
Umur Indukan Jantan ikan cupang (bulan)
4 4 5 6 Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan dan enam kali ulangan.
4.3.2
Prosedur Kerja
A.
Persiapan Penelitian Persiapan penelitian adalah dengan melakukan seleksi ikan dengan usia
empat, lima, dan enam bulan. Setelah dilakukan seleksi ikan berdasarkan usia ikan, kemudian dilakukan aklimatisasi pada ikan di akuarium. Setelah diaklimatisasi, ikan kemudian dipuasakan selama sehari sebelum pemijahan dan dilakukan pengukuran panjang dan berat pada tubuh ikan. Akuarium yang telah dicuci bersih, diisi dengan air tawar sebanyak 10 liter, kemudian diberi pakan Daphnia sp. sebanyak 3-5% dari bobot perhari. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore (Wahyuningsing 2009). Kepadatan ikan tiap akuarium sebesar 3 ekor/liter.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
a. Pengukuran Kualitas Air Pengukuran kualitas air terdiri dari suhu, pH, DO, dan amoniak. Pengukuran kualitas air ddilakukan terhadap suhu dan pH air. Suhu diukur menggunakan thermometer, sedangkan pH diukur menggunakan kerts lakmus. F.
Perhitungan Fekunditas Fekunditas dihitung secara manual karena jumlah telyr relative sedikit
sehingga memungkinkan dilakukan secara manual. 4.3.3
Parameter Pengamatan Parameter yang diukur dalam penelitian terdiri dari parameter utama dan
pendukung. A.
Parameter Utama Parameter utama dalam penelitian adalah fekunditas dan daya tetas telur
ikan cupang. B.
Parameter Pendukung Parameter pendukung dalam penelitian adalah suhu dan pH air.
Pengukuran suhu menggunakan termometer dan pengukuran pH menggunakan kertas lakmus. 4.3.4
Analisis Data analisis data diamati dengan menggunakan Anova
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Persiapan bahan pakan
Persiapan pemijahan
P1 Ulangan 6 kali
P2 Ulangan 6 kali
P3 ulangan 6 kali
Pemijahan
Penghitungan telur Pemeliharaan sampai telur menetas
Analisa data Gambar 5. Bagan Alur Penelitian
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil 5.1.1 Fekunditas dan Daya Tetas Data hasil penelitian meliputi berat induk jantan dan betina, fekunditas, dan daya tetas disajikan pada tabel 1. berikut ini. Tabel1. Data berat induk, fekunditas, dan daya tetas telur selama penelitian Perlakuan Berat betina Berat jantan Fekunditas Telur Daya ulangan (gram) (gram) (butir) yang tetas menetas (%) (butir) A 1 1,65 1,32 762 690 90,55 2 1,72 1,58 779 725 93,06 3 1,72 1,35 781 733 93,85 4 1,40 1.18 638 591 94,10 5 1,46 1,28 735 689 93,74 6 1,58 1,30 897 625 89,67 Hasil ± 1,58 ±0,8472a 1,335 ±0,132 71,014 1,8997 SD B 1 1,78 1,50 789 745 94,42 2 1,48 1,28 791 772 97,59 3 1,48 1,28 779 741 95,12 4 1,62 1,26 768 742 96,61 5 1,66 1,50 788 733 93,02 6 1,68 1,28 743 701 94,34 a ± 1,61 ± 0,118 1,35 ±0,107 18,435 1,5900 C 1 1,76 1,50 815 781 95,828 2 1,42 1,22 787 752 95,55 3 1,72 1,26 821 807 98,29 4 1,60 1,40 795 763 95,97 5 1,58 1,34 784 734 93,62 6 1,56 1,18 774 714 92,24 a ± 1,60 ±0,1217 1,31 ±0,1219 0,5306 2,0928
Dari 18 pasang induk yang diamati, terdapat sebanyak 591 butir sampai 897 butir telur yang dikeluarkan.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.1.2 Data Kualitas Air Data kualitas air selama penelitian adalah sebagai berikut Perlakuan Kuaitas air hari ke 1 2 3 4 5 pH oc pH oc pH oc pH oc pH oc A1 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 A2 7,1 27 7 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 A3 7,1 27 7 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 A4 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 A5 7,1 27 7,1 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 A6 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 B1 7 27 7,1 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 B2 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 B3 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 B4 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 B5 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 B6 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 C1 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 C2 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 C3 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28 C4 7,1 27 7,1 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 C5 7,2 27 7,1 28 7,1 28 7,1 27 7,1 28 C6 7 27 7 28 7 28 7 27 7 28
5.2 Pembahasan 5.2.1 Faktor Fekunditas Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat, karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali tidak seperti berat yang dapat berkurang dengan mudah. Fekunditas adalah jumlah telur ikan dihasilkan selama hidupnya. Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati kondisi ikan itu dari pada panjang. Fekunditas dengan berat adalah memiliki hubungan linier yaitu E = a + b W. Hubungan fekunditas dengan berat memiliki kesulitan. Karena berat mudah berubah pada waktu pemijahan. Jika fekunditas secara matematis dikorelasikan dengan berat total termasuk berat
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
gonad akan menimbulkan kesukaran atau kesulitan dalam statistik. Sebab telur akan masuk dalam jumlah besar dan ikan yang sebenamya berfekunditas kecil. Juga akan kesulitan akan sama apabila fekunditas dihubungkaan dengan faktor kondisi. Tingginya persentase fertilitas menunjukkan bahwa sperma jantan memiliki kemampuan untuk membuahi telur. Keberhasilan pembuahan sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas sperma. Diduga telur yang dikeluarkan oleh betina akibat adanya rangsangan ikan jantan sehingga setiap telur yang keluar langsung dapat dibuahi. Selain itu didukung pula oleh kuantitas dan kualitas sperma yang tinggi serta tidak terdapatnya faktor penghalang dilingkungan seperti arus dan turbiditas air. Keberhasilan fertilitas tergantung pada periode ejakulasi sperma (mijah) dan kemampuan sperma bersaing untuk membuahi telur dan peluang fertilitas dipengaruhi oleh perilaku jantan, anantomi dan fisiologi (Berhead & Muller dalam Hosken 1998). Tingginya daya tetas, diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh tidak adanya goncangan air sewaktu perhitungan fertilitas. Apabila terdapat goncangan air, dapat menyebabkan telur jatuh dari sarangnya. Goncangan air dapat menurunkan keberhasilan fertilitas dan daya tetas telur (Affandi & Tang 2000). Selain itu kurangnya kelihaian induk jantan dalam memungut telur-telur yang jatuh ke dasar akuarium, menyebabkan sel-sel telur rusak. Menurut Sugandy (2002), bahwa induk yang sudah berpengalaman akan lebih lihai dalam memelihara telur sehingga daya tetas lebih tinggi.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.2.2 Kualitas Air Kualitas air media pemijahan seperti temperatur, pH, dan oksigen terlarut berada pada kondisi optimal. Hasil pengukuran temperatur air dalam akuarium pemijahan berkisar antara 270C sampai 280C. Kisaran temperatur ini secara umum memenuhi syarat untuk temperatur air pada wadah pemijahan. Hal yang sama dikemukakan oleh Perkasa (2001), bahwa temperatur optimal untuk pemijahan ikan hias Betta splendens berkisar antara 260C sampai 290C. Peningkatan suhu dan tekanan oksigen dapat mempengaruhi daya tetas,sedang suhu air dapat mempengaruhi efisiensi perubahan kuning telur menjadi bobot badan embrio ikan pada proses perkembangan (Effendi 1997). Telur ikan Betta splendens tergolong berukuran sedang, suhu optimal untuk penetasan berkisar antara 26 0C sampai 280C, dengan waktu penetasan sekitar 3 sampai 4 hari. Pada wadah pemijahan pH air berkisar antara 6,3 sampai 6,8. Kondisi ini termasuk kedalam rentang kisaran pH air pemijahan ikan Betta splendens, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Perkasa (2001) bahwa pH yang optimal untuk penetasan ikan hias Betta splendens berkisar antara 6,2–7,8. Selanjutnya bila air pada pH 1-4 atau 11-14 maka ikan tidak dapat hidup di dalamnya. Kandungan oksigen terlarut berkisar antara 6,0–7,2 ppm. Daya tetas dan laju pertumbuhan larva Betta splendens makanan tersebut belum mencukupi untuk proses pertumbuhan larva. Menurut Kanazawa dalam Syandri (1996) bahwa salah satu komponen penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva harus tersedia fosfolipid yang diperlukan untuk
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pertumbuhan sel antara lain membran sel. Secara biosintesis fosfolipid tidak dapat dipenuhi secara cepat. Oleh karena itu harus dipasok melalui makanan alami. Rataan mortalitas larva ikan Betta splendens selama pemeliharaan 21 hari bervariasi dari hari ke 7 sampai dengan hari ke 21. Mortalitas larva yang tertinggi antara lain disebabkan larva sudah kehabisan cadangan makanan berupa kuning telur, sedangkan makanan alami yang terdapat di dalam media hidupnya tidak sesuai dengan kebutuhannya. Tingginya mortalitas larva diduga disebabkan oleh makanan yang tidak sesuai dengan jenis, ukuran dan jumlahnya. Nagi et al, (1981) menyatakan bahwa umur berhubungan erat dengan masa kritis yaitu masa penentuan jenis kelamin pada proses perkembangan gonad dan fase paling kritis dalam daur larva adalah periode sampai mencapai umur 15 hari (Syandri 1996). Faktor penyebabnya adalah kurangnya makanan yang tersedia dan lingkungan yang tidak sesuai. Pada penelitian ini faktor lingkungan yaitu kualitas air yang penting sebagai berikut temperatur air 270C-280C, ph 6,3–6,8 dan kandungan oksigen terlarut 6,0-7,2 ppm. Berarti mortalitas larva yang tinggi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya makanan yang tersedia baik dalam jenis, jumlah maupun ukuran. Menurut Laskar dalam Syandri (1996) bahwa 50 persen larva ikan air tawar dapat memangsa dengan perbandingan bukaan mulut dan mangsa adalah 0,76 mm. Selanjutnya dinyatakan bahwa ukuran bukaan mulut dan kemampuan membuka akan menentukan ukuran makanan yang dapat dimakan, yang pada setiap spesies larva berbeda. Bukaan mulut larva ikan Betta splendens pada saat memangsa makanan dari luar belum dapat diketahui, tetapi untuk mengantisipasi ukuran
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
makanan pada penelitian ini, maka dilakukan penyaringan makanan dengan menggunakan saringan kain siphon. Semakin bertambah umur larva, maka mortalitas semakin kecil, terbukti pada hari 21 mortalitas hanya sebesar 0,80%, antara lain disebabkan larva sudah mampu mengkonsumsi artemia yang diberikan dengan baik. 5.2.3 Produksi Larva Induk umur 6 bulan memiliki produksi larva lebih tinggi, hal ini dikarenakan kemampuan produksi larva didukung kuantitas dan kualitas dari telurnya, bila telur yang dihasilkan sedikit dan mernpunyai kualitas kurang baik maka produksi larvanya juga rendah. Menurut Sumandinata (1981), fekunditas dapat menunjukkan kemampuan induk untuk menghasilkan anak ikan di dalam suatu pemijahan. Peningkatan umur ikan ternyata menentukan pula tingkat produksi larvanya (Carlender, 1969 dalam Effendie, 1975). Berdasarkan pemberian pakan, Daphnia mernpunyai produksi larva lebih baik. Latscha (1990) berpendapat bahwa karoten juga berfungsi dalam sistem endokrin seperti daya tetas yang berhubungan dengan produksi larva.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Terdapat perbedaan fekunditas dan daya tetas ikan Cupang pada umur induk Cupang yang berbeda. 2. Umur induk ikan Cupang yang menghasilkan fekunditas dan daya tetas paling tinggi adalah umur 6 bulan. 6.2 Saran Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan umur induk cupang yang lebih tua dengan pakan Daphnia dan pakan alami lain atau pakan buatan sehingga diharapkan dapat memberikan fekunditas dan produksi larva yang lebih baik.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Atmajaja. J. 2008. Panduan Lengkap Memelihara Cupang Hias dan Cupang Adu. Penebar Swadaya. Jakarta. Agus. M, Yusufi, dan B. Nafi. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami Daphnia sp. Jentik Nyamuk dan Cacing Sutera terhadap Pertumbuhan Ikan Cupang Hias (Betta spendens). Pena Akuatika Volume 2 No 1. Hal 1-5. Amri. 2004. Budidaya Udang Windu Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Tangerang. Arman. 2001. Mempersiapkan Cupang Hias untuk Kontes. Agro Media Pustaka. Jakarta Asih, W. S. 2013. Identifikasi Ektoparasit pada Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan Desa Pesanggrahan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Undergraduate Thesis/2013-01-07 09:44:19. Purwokerto Bachtiar, Y. 2004. Budidaya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Agromedia Pustaka, Depok Bleeker. 1850. Finnage Variations Bettas Today Come in a Wide Variety of Forms, and New Ones Are Being Created All The Time. http://bettysplendens.com/articles/home.imp diakses pada 13 Desember 2011. Boyd, CE. 1990. Water Quality in Pond for Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University, Alabama. 477 pp. Clare,
J. 2002. Daphnia sp. an Aquarist’s Guide. Dikutip http//www.caudata.org /Daphnia. diakses pada 19 Agustus 2013.
dari
Daniel, K. dan Andereas Pandu Setiawan. 2014. Perancangan Interior Pusat Informasi Ikan hias Air Tawar di Surabaya. Jurnal Intra Vol 2, No. 1. 1-5. Surabaya. Dewantoro, G. 2001. Fekunditas dan Produksi Larva Pada Ikan Cupang (Betta Spendens Regan) yang Berbeda Umur dan Pakan Alalminya. Jurnal Iktiologi Indonesia. Vol 1. No2. Th 2001 : 49-52. ISSN 1693. 0229. Fakultas Biologi. Universitas Nasional Jakarta.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2011. Kekuatan Budidaya Ikan Hias Indonesia. Departemen Perikanan dan Kelautan. Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung. Ebert, D. 2005. Ecology, Epidemiology and Evolution of Parasitism in Daphnia sp. University of Basel. Switzerland Effendi, I. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Effendie, M. 1975. Metode Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Insitut Pertanian Bogor. Hal 92. Effendi. 1979 Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan pertama. Rineka Putra. Jakarta. Handayani, H dan Hastuti S.D. 2002. Budidaya Perairan. Bayu Media. Malang. 199 hal. Herper,b. and Y Prugnin. 1984. Commercial Fish Farming, With The Special Reference To Fish Culture in Israel. Jhon Wiley and sons. New York. Irawan, N. Dan S. P Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Andi Offset. Yogyakarta. Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. James R., Muthukrishnan J. and K. Sampath, 1993. Effect of Food Quality on Temporal and Energetics Cost of Feeding in Cyprinus carpio (Cyprinidae) J. Aqua. Trop.,8:47-53. James R, and K Sampath. 2004. Effect of Feeding Frequency on Growth and Fecundity in an Ornamental Fish, Betta Splendes (Regan). The Israeli Journal of Aquaculture. Bamidgeh 56*2), 2004, 136-135. Departement of zoology. V.o. Chidambaram College. Tuticorin 628 008, Tamil Nadu, india. KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Stasiun Karantina Ikan Kelas I Sultan Thaha Jambi. 2011. Laporan Penyampaian Data Lalu Lintas Tahun 2010 Stasiun Karantina Ikan Kelas I Sultan Thaha Jambi. Jambi: 6 hlm. Lesmana, S. D. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Linke H. 1994. Eksplorasi Ikan Cupang di Kalimantan. Trubus. No.297. Hal 8689. Lavens. P and Sorgeloos. P. 1996. Manual on the Production and Use of Live Food for Aquaculture. Laboratory of Aquaculture and Artemia Reference Center. University of Ghent, Ghent. Belgium Mantra, I.B. 2001. Langkah-langkah Penelitian Survei Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. Yogyakarta. Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) – Universitas Gajah Mada. Mariyono dan A. Sundana. 2002. Teknik Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Bercak Merah pada Ikan Air Tawar yang Disebabkan Oleh Bakteri Aeromonas Hydrophila. Buletin Teknik Pertanian. Vol 7.no.1. Monalisa. S. 2008. Pengaruh Pemberian Jenis Makanan yang Berbeda Terhadap Tingkat Surival Rate Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Dipelihara Dalam Baskom Plastik. Journal of Tropical fisheries. Hal 8. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa: M.Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo. Gramedia, Jakarta. Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Ostrow, Me. 1994.Eksplorasi Cupang di Kalimantan. Trubus. No.297. Agustus. Hal 163. Pangkey, H. 2009. Daphnia sp. dan Penggunaanya. Jurnal Perikanan dan Kelautan. V (3): 33-36 Pennak, R. W. 1989. Coelenterata. Fresh-Water Invertebrates of the United States. Protozoa to Mollusca, 3rdedition. John Wiley and Sons, Inc., New York. Regan, C. T. 1910. Species Maintenance Program. Clearinghouse and Resource Center for all Species Betta. Smp.ibcbetas.org/speciesspendles.html. diakses pada 1 september 2014. Siregar, A.D. 1996. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta Sanford,G. 1995. An. Illustrated Encylopeia of Aquarium Fish. Apple Press. London Page 68. Sunari. 2008. Budidaya Cupang Hias. Jakarta. Agro Media Pustaka. Hal 9. Suswanto. 2010.Kami berada di kota Medan,fighter adalah anakan dari indukan terseleksi. http://Cupangadumedan.weebly.com/index.html. diakses 11 desember 2011.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tomascik, T., A. J. M, A. Nontji, and M. K. Moosa. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas, Part One and Two. Singapore. Periplus Editions HK Ltd. Waterman. 1960. Unfying Concepts from Methyl Farnesoate for Invertebrate Reproduction and Post–Embryonic Development. Departement of Molecular and Cell Biology. University of Connecticut. Massachussetts. Wahyningsih. 2009. Pengaruh Komposisi Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Nila. IKIP PGRI Semarang Fakultas Penididkan Matematika dan ilmi Pengetahuan Alama Jurusan Pendidikan Biologi. Semarang. Weningsari, E. 2013. Pengembangan Agribisnis Ikan Cupang di Kelurahan Ketami Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2013. Kediri. Wibisono, Haris. 2004. Pengaruh Earning Manajemen terhadap Kinerja di Seputar SEO. Tesis S2. Magister Sains Akuntansi UNDIP.
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Data Berat Induk dan Jumlah Telur Selama Penelitian Tabel1. (10 Februari 2016)
A A B B C
Berat betina (gr) 1,62 1,72 1,78 1,48 1,76
Berat jantan (gr) 1,32 1,58 1,50 1,28 1,50
Telur (butir) 762 779 789 791 815
Netas
Berat jantan (gr) 1,32 1,28 1,22 1,26 1,40
Telur (butir) 781 779 787 821 795
Netas
Berat jantan (gr) 1,18 1,28 1,26 1,50 1,34
Telur (butir) 628 735 768 788 784
Netas
Berat jantan (gr) 120 128 118
Telur (butir) 697 743 774
Netas
690 725 745 772 781
Tabel2. (16 Februari 2016)
A B C C C
Berat betina (gr) 1,72 1,48 1,42 1,72 1,60
733 741 752 807 763
Tabel3. (22 Februari 2016)
A A B B C
Berat betina (gr) 1,40 1,46 1,62 1,66 1,58
591 689 742 733 734
Tabel4. (29 Februari 2016)
A B C Keterangan:
Berat betina (gr) 1,58 1,68 1,56
625 701 714
A= umur indukan cupang 4 bulan B= umur indukan cupang 5 bulan C= umur indukan cupang 6 bulan
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ulangan 1 2 3 4 5 6 Total
Perlakuan A 90,55 93,06 93,85 94,10 93,74 89,67 554,97
Total B 94,42 97,59 95,12 96,61 93,02 94,34 571,1
C 95,82 95,55 98,29 95,97 93,62 92,24 571,49
280,79 286,2 287,26 286,68 280,38 276,25 1691,56
JKT = 90,552 + …. + 92,242 – 1697,562 3x6 = 83,3665 JKP = 554,972 + 571,12 + 571,492 – 1697,562 6 18 = 29,6244 JKG = JKT-JKP = 83,3665 – 29,6244 = 53,7421 KTP= JKP t-1 = 14,8122 KTG = JKT – JKP t (n – 1) = 3,5828 Fhitung = KTP KTG = 4,1342
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel sidik ragam SK Perlakuan Galat Percobaan Total
Ulangan 1 2 3 4 5 6 Total
db JK
KT
2 29,6244 15 53,7421
14,8122 3,5828
Fhit 4,1342**
Ftabel 0,05
0,01
3,68
6,36
17 83,3665
Perlakuan A 762 779 781 628 735 697 4382
JKT = 7622 + …. + 7742 –
Total B 789 791 779 768 788 743 4658
C 815 787 821 795 784 774 4776
2366 2357 2381 2191 2307 2214 13816
138162 3x6
= 34568,45 JKP = 43822 + 46582 + 47762 6 = 13629,7833 JKG = JKT-JKP = 20938,6667 KTP= JKP t-1 = 6814,891
– 138162 18
KTG = JKT – JKP t (n – 1) = 1395,917 Fhitung = KTP KTG = 4,882
SKRIPSI
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel sidik ragam SK
db JK
KT
Perlakuan
2
13629,7833
6814,891
Galat Percobaan Total
15 20938,6667
1395,917
SKRIPSI
Fhit 4,882**
Ftabel 0,05
0,01
3,68
6,36
17 34568,45
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Ikan jantan menjaga telur di substrat
Pemijahan
penimbangan induk
Lokasi penelitian
SKRIPSI
pemijahan
penimbangan induk
PENGARUH PERBEDAAN UMUR…..
GIOVANI ALIF