“Perancangan Model Pengelolaan Pendapatan Pada Dua Penerbangan Paralel Dengan Mempertimbangkan Perpindahan Penumpang Menggunakan Metode Simulasi Diskrit” Khoirun Nisa, Ahmad Rusdiansyah, Naning Aranti Wessiani
Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email:
[email protected] ;
[email protected] ;
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini membahas masalah Airline Revenue Management (ARM) untuk penerbangan paralel dengan menggabungkan strategi seat capacity control dan dynamic pricing. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan menggabungkan konsep seat capacity control dan dynamic pricing. Model dikembangkan dengan menggunakan simulasi diskrit untuk mengetahui pengaruh jumlah calon penumpang pada periode keputusan, proporsi penumpang fleksibel, komposisi kursi affordable class, dan probabilitas terjadinya perpindahan penumpang terhadap total pendapatan yang diperoleh maskapai pada saat keberangkatan. Adanya kelas yang affordable (fixed price) dan kelas yang flexible (flexible price) memungkinkan untuk transfer penumpang antar kelas penerbangan. Pendapatan maskapai selain diperoleh dari tambahan biaya yang dibayarkan penumpang ketika melakukan transfer, juga dipengaruhi oleh jumlah calon penumpang yang melakukan pemesanan atau pembatalan saat horizon pemesanan. Jumlah calon penumpang, proporsi penumpang yang fleksibel, komposisi kursi affordable class, dan proporsi transfer (cancel to re-book) berpengaruh terhadap pendapatan maskapai. Kata Kunci : Simulasi Diskrit, Penerbangan Paralel, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable Class, Flexible Class, Cancel To Re-book ABSTRACT This research talks about Airline Revenue Management (ARM) for parallel fligth by combining the seat capacity control strategy and the dynamic pricing one. This research is the continuation of the previous researches that used the combination of those two strategies. The model is improved by using discrete simulation for knowing the effect of the number of the applicant passengers on the decision period, the flexible passenger proportion, the composition of the affordable class chairs, and the probability of the event of the passenger movement meets the sum of income received by the company on departure. The existance of the affordable class (fixed price) and the flexible one (flexible price) make it possible to transfer passenger among the flight class. Besides the income received from addition fee as the passenger using the transfering, it’s also affected by the number of passengers that book or cancel on the horizon booking. The number of the applicant passengers, the propotion of the flexible passengers, the composition of the affordable class chairs, and the proportion of the transfering (cancel to re-book) affect the company income. Key words : Discrete Simulation, Parallel Flights, Seat Capacity Control, Dynamic Pricing, Affordable Class, Flexible Class, Cancel To Re-book
1.Pendahuluan Revenue management menjadi problem yang penting bagi dunia maskapai penerbangan karena penerapanya bisa digunakan untuk mengantisipasi masalah ketidakpastian pemesanan yang datang dari penumpang. Penerapan Revenue management pada dunia penerbangan disebut dengan Airline Revenue Management (ARM). Penerapan ARM salah satunya digunakan untuk mengelola ketersediaan kursi pada penerbangan paralel. Penerbangan paralel merupakan dua penerbangan yang berasal dari maskapai yang sama dengan jadwal keberangkatan berbeda tetapi selisih waktunya berdekatan. Adanya kelas-kelas penerbangan juga berpengaruh terhadap pendapatan dan ketersediaan kursi penerbangan. Penumpang dari flexible class bisa berpindah ke kelas lain yang lebih murah dengan tidak membayar tambahan biaya namun juga tidak memperoleh pengembalian (refund). Sedangkan penumpang dari affordable class bisa berpindah ke kelas lain yang lebih tinggi dengan diharuskan membayar tambahan biaya sebesar selisih antara harga di kelas lama dengan harga di kelas yang akan dituju. Selain itu juga diharuskan membayar biaya administrasi untuk biaya transfer. Perpindahan penumpang dengan transfer dikenal dengan istilah cancel to re-book. Masalah transfer penumpang juga berpengaruh terhadap ketersediaan kursi di masing-masing kelas penerbangan. Oleh karena itu maskapai harus bisa mengelolanya supaya tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan penumpang di masing-masing kelas. Penumpang melakukan pemesanan ketika horizon pemesanan masih dibuka. Adanya dua macam kelas, flexible class dan affordable class, memberikan kebebasan kepada calon penumpang untuk memilih kursi penerbangan. Pada dasarnya maskapai ingin mendapatkan calon penumpang sebanyakbanyaknya dari flexible class karena harga tiket lebih mahal. Namun proporsi flexible class harus diperhitungkan supaya kursi penerbangan pada affordable class tidak kosong. Penelitian tentang ARM diantaranya dilakukan oleh Subramanian, dkk (1999) yang membahas overbooking dengan jumlah pendapatan sepanjang periode pemesanan, Suzuki, dkk (2006) yang membahas
overbooking dan pengaruhnya terhadap keuntungan bersih pada waktu keberangkatan penerbangan. Subramanian, dkk (1999) menetapkan alokasi untuk overbooking, sedangkan Suzuki, dkk (2006) melakukan pendekatan jumlah penumpang overbooking berdasarkan tipe konsumenya. Penelitian yang memperhatikan kondisi penerbangan paralel telah dilakukan oleh, antara lain Xiao, dkk (2008) membahas tentang pengembangan model untuk penerbangan paralel dalam area dynamic pricing, Zhang dan Cooper (2005) membahas permasalahan tentang dynamic seat allocation pada penerbangan paralel pada satu maskapai penerbangan, dan Chen, dkk (2010) mengembangkan model untuk mengoptimalkan alokasi kursi pada dua penerbangan paralel. Penelitian dilanjutkan oleh Mariana (2010) yang mengembangkan model dinamis pada dua penerbangan paralel dengan mempertimbangkan faktor cancellation dan no-shows dari masingmasing tipe penumpangnya. Penerbangan paralel adalah dua penerbangan yang berasal dari satu maskapai dengan jadwal keberangkatan berbeda namun selisih waktunya berdekatan. Waktu berdekatan disini berarti waktu yang masih memungkinkan seorang penumpang ditransfer ke penerbangan berikutnya. Antara penerbangan yang satu dengan berikutnya tidak memungkinkan seorang penumpang untuk berpindah ke penerbangan dari maskapai lain. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan menggabungkan strategi dynamic pricing dan seat capacity control. Pendekatan dynamic pricing dilakukan dengan menggunakan membagi kelas berdasarkan harga. Pendekatan seat capacity control dilakukan dengan memberikan proporsi kursi yang berbeda antara kelas harga yang satu dengan lainya. Variabel yang akan diubah-ubah untuk sensitivity analysis adalah jumlah entity (calon penumpang), proporsi penumpang yang fleksibel, komposisi kursi pada affordable class, dan probabilitas terjadinya perpindahan (cancel to re-book). 2.Metodologi Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan langkah-langkah sistematis untuk melakukan penelitian yang menguraikan kerangka berpikir, formulasi dan
pengembangan model, hingga menghasilkan pembahasan untuk mendapatkan kesimpulan penelitian. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian digambarkan dalam Gambar 2.1 dan 2.2 berikut:
Berikut adalah penjelasan untuk flowchart di atas: Pengembangan model konseptual Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dimana sistem dimulai ketika calon penumpang melakukan request tiket sesuai dengan tipe penumpang tersebut. Penentuan tipe penumpang mengikuti tipe penumpang yang telah ditentukan oleh Chen, dkk (2010). Pada tahap ini juga dikumpulkan data-data yang digunakan untuk membangun model diantaranya diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan Mariana (2010), Subramanian, dkk (1999), dan Xiao, dkk (2008). Kemudian sejumlah aspek lain seperti sistem pengembalian (refund), dan flight switching yang terjadi dalam periode pemesanan ikut dimodelkan agar model sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya. Sistem refund mengikuti aturan dari Garuda Airline. Untuk model perpindahan penumpang mengikuti aturan yang biasa terjadi dalam penerbangan.
M ULAI
R u n M o d e l A re n a P e rio d e K e p u tu s a n
P e n g e m b a n g a n m o d e l k o n s e p tu a l
P e n e n tu a n p a ra m e te r p e m o d e la n
O u tp u t H a s il R u n P e rio d e K e p u tu s a n
P e m b u a ta n m o d e l d e n g a n S o ftw a r e A re n a
P e rh itu n g a n T E R
Gambar 2.1 Metodologi Penelitian (1)
U b a h K o m p o s is i A ffo r d a b le C la s s
U b a h J u m la h C a lo n P e n u m p a n g H itu n g T E R b a r u ( T E R ’ )
T ID A K
H itu n g T E R b a r u ( T E R ’ ) T ID A K
T E R ’> T E R
YA
T E R ’> T E R
A n a lis a P e n g a r u h P a r a m e te r T e rh a d a p T E R
YA
U b a h P r o b a b ilita s C a n c e l T o R e book
A n a lis a P e n g a r u h P a r a m e te r T e rh a d a p T E R
H itu n g T E R b a r u ( T E R ’ )
U b a h P r o p o r s i P e n u m p a n g F le k s ib e l
T ID A K
T E R ’> T E R
H itu n g T E R b a r u ( T E R ’ )
YA
T ID A K
A n a lis a P e n g a r u h P a r a m e te r T e rh a d a p T E R
T E R ’> T E R P e n a r ik a n k e s im p u la n d a n s a r a n YA
A n a lis a P e n g a r u h P a r a m e te r T e rh a d a p T E R
SELESAI
Gambar 2.2 Metodologi Penelitian (2)
Pembuatan model dengan software Arena Model yang telah dikembangkan akan diterjemahkan ke dalam sebuah bahasa simulasi menggunakan software Arena. Pembuatan model simulasi diskrit dengan software Arena ini mencoba memasukkan seluruh aspek yang berkaitan dengan sistem pemesanan dan pembatalan dari penumpang. Langkah awal pembuatan software adalah menentukan semua data yang dibutuhkan untuk pembuatan model Arena. Data diambil dari beberapa sumber, diantaranya adalah Mariana (2010), Suzuki (2006), dan dari Subramanian, dkk (1999). Langkah kedua adalah membuat model berjalan sesuai dengan logika, misalnya pembatalan hanya terjadi untuk tiket yang sudah di-request. Langkah ketiga sebagai langkah terakhir yaitu mengumpulkan semua output hasil Arena berupa jumlah pemesanan dan pembatalan di masing-masing kelasnya pada masing-masing penerbangan. Perhitungan Total Expected Revenue (TER) yang dihasilkan tiap stage-nya Setiap entity yang masuk dalam model Arena mempengaruhi pendapatan yang diperoleh
maskapai. Jika entity itu melakukan pemesanan maka pendapatan maskapai bertambah sebesar harga tiket yang harus dibayarkan. Jika ternyata entity tersebut melakukan pembatalan dengan refund, maka pendapatan maskapai berkurang sebesar refund yang harus dibayarkan. Jika entity melakukan perpindahan kelas, pendapatan maskapai akan bertambah sebesar biaya administrasi yang dibayar oleh entity, ditambah dengan biaya upgrade kelas jika penumpang tersebut pindah ke kelas yang lebih tinggi. Jika dinyatakan dalam bentuk rumus menjadi Rumus 2.1 berikut: TER = (jumlah pemesanan x harga tiket yang harus dibayarkan penumpang) – (jumlah pembatalan x refund yang harus dibayarkan maskapai) + (jumlah perpindahan x (biaya administrasi + upgrade kelas yang harus dibayarkan)), dimana jika kelas yang dituju lebih rendah maka biaya upgrade kelas = 0, jika lebih tinggi maka biaya upgrade kelas = (selisih harga kelas baru – harga kelas lama) (2.1) Perubahan variabel dan Perhitungan Total Expected Revenue dengan variabel Baru (TER’) Variabel seperti jumlah calon penumpang (entity), proporsi penumpang yang fleksibel (penumpang tipe III), komposisi kursi pada affordable class, dan probabilitas terjadinya transfer (cancel to re-book) akan diubah secara bergantian. Tujuanya untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap total expected Revenue (TER) yang diperoleh perusahaan sehingga bisa diketahui berapa parameter yang tepat supaya pendapatan maskapai bisa maksimal. Hasil perhitungan TER dengan perubahan variabel dibandingkan dengan TER awal sehingga diketahui pengaruh variabel tersebut dengan TER yang diperoleh perusahaan. Analisa dan interpretasi hasil pengujian Dari hasil output Arena dan perhitungan dilakukan analisa dan interpretasi untuk dibandingkan antara kondisi awal sebelum
variabel diubah dan setelah diubah. Setelah analisa perbandingan diperoleh maka dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan dengan variabel yang seperti apa pendapatan maskapai bisa maksimal. Penarikan kesimpulan dan saran Penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab perumusan masalah dan sebagai rangkuman hasl penelitian yang telah dilakukan. 3. Pengembangan Model Tahap pengembangan model terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengembangan model konseptual, penentuan parameter pemodelan, dan pembuatan model dengan menggunakan software Arena. 3.1 Pengembangan Model Konseptual Dalam kegiatan penerbangan semua kejadian yang muncul baik pemesanan, pembatalan, maupun tidak ada kejadian (null event) akan merubah pendapatan. Kejadian yang muncul disebabkan oleh calon penumpang. Calon penumpang datang ke dalam sistem dengan mengikuti distribusi tertentu. Calon penumpang dalam periode keputusan bisa melakukan kegiatan pemesanan atau pembatalan atau tidak melakukan aktivitas pemesanan atau pembatalan (null event). Jika kejadian yang muncul adalah pemesanan maka dilihat dahulu tipe penumpangnya. Penumpang tipe I hanya mau terbang pada penerbangan 1, penumpang tipe II hanya mau terbang pada penerbangan 2, sedang penumpang III fleksibel. Untuk penumpang tipe I dan II bisa memilih antara flexible class dan affordable class. Flexible class hanya terdiri dari 1 kelas, yaitu kelas Y, sedangkan affordable class terdiri dari 4 kelas, mulai dari harga paling rendah yaitu kelas H, V, B, dan Q. Probabilitas penumpang tipe I dan II untuk memilih flexible class dan affordable class ditentukan oleh penulis. Jika penumpang tersebut memilih flexible class, tidak ada batasan kapasitas kursi untuk kelas ini. Jika memilih affordable class, ada batasan kapasitas di masing-masing kelasnya. Selain itu penumpang yang memilih affordable class akan terkena harga sebesar harga kelas yang baru dibuka. Untuk penumpang tipe III pasti akan memilih affordable clas dengan harga
kelas paling murah saat itu. Aktivitas pemesanan ini menyebabkan pendapatan maskapai bertambah sebesar harga tiket yang dibayarkan oleh penumpang. Pembatalan dibagi menjadi dua, yaitu pembatalan dengan refund dan pembatalan dengan re-book. Pembatalan dengan refund artinya penumpang mengembalikan tiket yang telah dipesan. Maskapai harus membayar sejumlah refund yang besarnya 25% dari total harga tiket pada kelas tersebut. Ketika terjadi pembatalan dengan refund, maka pendapatan maskapai akan berkurang sebesar refund tersebut. Penerbangan dengan re-book artinya penumpang membatalkan penerbangan pada kelas yang sudah dipilihnya untuk berpindah ke kelas lain. Ada dua macam pembatalan dengan re-book, yaitu penumpang pindah ke kelas yang lebih tinggi atau ke kelas yang lebih rendah. Jika penumpang tersebut berpindah ke kelas yang lebih tinggi maka akan dikenai biaya upgrade yang besarnya selisih antara kelas yang akan dituju dengan kelas lama ditambah dengan biaya administrasi. Sedang untuk penumpang yang pindah ke kelas yang lebih rendah tidak dikenai biaya tambahan, tetapi terkena biaya administrasi. Besarnya biaya administrasi sama untuk semua kelas penerbangan. Jumlah probabilitas antara pemesanan, pembatalan, dan null event adalah satu (Subrmanian, dkk, 1999). Masing-masing kursi yang terpesan oleh masing tipe penumpang diberikan notasi yang berbeda untuk membedakan hasil running. Notasi-notasi yang digunakan dalam pemodelan Arena bisa dilihat pada lampiran A. 3.2 Penentuan Parameter Pemodelan Parameter yang diperlukan dalam pembuata model Arena diantaranya adalah probabilitas masing-masing penumpang, probabilitas pembatalan, dan kapasitas kursi masing-masing penerbangan. Parameter diperoleh dari hasil penelitian Mariana (2010) dan asumsi peneliti. Tabel 3.1 Probabilitas Pemesanan Masingmasing Tipe Penumpang Tipe Penumpang Total Probabilitas I 0.3150 II 0.3150 III 0.2025 Pembatalan 0.1000 Null Event 0.0675
Kelas penerbangan dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu flexible class dan affordable class. Flexible class hanya terdiri dari 1 kelas yaitu kelas Y dengan kapasitas tidak terbatas. Affordable class terbagi menjadi 4 kelas penerbangan yaitu kelas H, kelas V, kelas B, dan kelas Q, dengan harga paling rendah adalah kelas H dan terus meningkat sampai kelas Q. Proporsi untuk masing-masing kelas adalah 30% untuk flexible class, dan 70% untuk affordable class. Penumpang tipe I dan II bisa memilih flexible class maupun affordable class, sedangkan penumpang tipe III hanya memilih affordable class. Kapasitas masing-masing kelas pada affordable class dibatasi maksimal 10 kursi. Parameter jumlah kursi untuk kedua penerbangan secara lengkapa ditampilkan pada Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Kapasitas Kursi
Kelas Flexible (Y) Affordable: H V B Q
Kapasitas Keterangan Tidak Terbatas Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan 10 Sama untuk kedua penerbangan
Parameter lain untuk harga tiket dan besarnya pengembalian (refund) untuk pembatalan dan no-shows adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Parameter Harga Tiket dan Refund Parameter
1
Penerbangan
2
keterangan
Kapasitas kursi ***
50
Probabilitas No-shows ** Probabilitas show-up
0.1
0.1
0.9 5
0.9 5
1,078,500
1,078,500
Jumlah kelas penerbangan **** Harga Tiket *: Flexible class Affordable Class H V B Q Biaya administrasi pindah kelas*** Refund pembatalan ***
405,000 450,000 596,000 687,000 50,000 25%
50
405,000 450,000 596,000 687,000 50,000 sama untuk semua kelas harga 25% dari harga kelas
3.3 Pembuatan Model Dengan Software Arena Langkah berikutnya adalah pembuatan model Arena dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: Calon penumpang datang sebagai entity yang datang secara random setiap detik
Entity yang datang akan melakukan pemesanan (request) atau pembatalan (cancellation) Jika kejadian yang terjadi adalah pemesanan maka akan entity dibedakan berdasarkan tipe penumpang dengan probabilitas yang telah ditentukan pada parameter Jika entity tersebut adalah tipe penumpang I maka akan langsung memilih kelas penerbangan 1 antara flexible class dengan affordable class dengan probabilitas masing 30% dan 70%. Untuk masuk ke flexible class tidak ada batasan kapasitas, sedangkan untuk affordable class terdapat batasan kapasitas di masing-masingt kelasnya Jika entity tersebut adalah tipe penumpang II maka akan langsung memilih kelas penerbangan 2 antara flexible class dengan affordable class dengan probabilitas masing 30% dan 70%. Untuk masuk ke flexible class tidak ada batasan kapasitas, sedangkan untuk affordable class terdapat batasan kapasitas di masing-masingt kelasnya Jika entity tersebut adalah tipe penumpang III sudah pasti akan memilih affordable class dengan memilih kelas yang paling murah saat itu. Semua entity yang sudah masuk dalam pemesanan akan di-hold di masing-masing kelas penerbangan. Entity yang masuk akan terkena harga sebesar harga kelas penerbangan yang dibuka saat itu. Misalnya, kelas yang dibuka pada saat itu adalah kelas V, sedanga di kelas H ada kursi kosong karena ada penumpang yang melakukan pembatalan. Maka entity tersebut diletakkan pada kelas H dengan terkena harga tiket kelas V. Proses terjadinya harga dinamis tersebut dijelaskan dalam Gambar 3.1 berikut:
E n tity
H < k a p a s ita s
YA
Q>0
YA
M a s u k k e la s H dengan h a rg a Q
YA
M a s u k k e la s H dengan h a rg a B
YA
M a s u k k e la s H dengan h a rg a V
T ID A K T ID A K
B>0 L a n ju t k e K e la s B e rik u tn y a
T ID A K V>0
T ID A K
M a s u k k e la s H dengan h a rg a H
Gambar 3.1 Proses Terjadinya Harga Dinamis Entity hanya bisa masuk ke dalam hold jika yang di-hold (jumlah kursi terpesan) kurang dari kapasitas yang dimiliki pesawat di masing-masing kelasnya kecuali untuk flexible class tidak ada batasan kursi selama kapasitas kursi pesawat masih tersedia. Pembatalan dilakukan secara random, dari semua kelas penerbangan yang ada. Maka dalam Arena randomisasi tersebut dinyatakan dengan memberikan probabilitas sinyal pembatalan yang sama untuk semua kelas penerbangan yang ada. Ada dua tipe pembatalan, yaitu pembatalan dengan refund dan pembatalan dengan re-book. Pembatalan dengan rebook hanya bisa dilakukan oleh penumpang tipe III. Pembatalan dengan re-book berarti penumpang tipe III tersebut membatalkan penerbangan di kelas penerbangan awal pemesanan untuk berpindah ke penerbangan berikutnya. Gambar 3.2 dan 3.3 di bawah menggambarkan rules perpindahan kursi dari penerbangan 1 ke penerbangan 2 atau sebaliknya.
H 13
R e -b o o k a ta u re fu n d
R e -b o o k
Q 2 < k a p a s ita s
H 23
T ID A K R e fu n d
B 2 < k a p a s ita s
V23
V13 D IS P O S E
YA T ID A K
YA
YA YA V 2 < k a p a s ita s B23
B13
T ID A K
H 2 < k a p a s ita s Q 23
Q 13 T ID A K
D IS P O S E
Gambar 3.2 Alur Perpindahan Penumpang dari Pesawat 1 ke Pesawat 2
H 13
Q 1 < k a p a s ita s
R e -b o o k
R e -b o o k a ta u re fu n d
baru dibuka. Misalnya kelas yang baru dibuka adalah kelas V, kemudian ada penumpang ada penumpang yang melakukan pembatalan pada kelas H. Berikutnya ada entity yang masuk ke dalam kelas affordable, entity tersebut akan diletakkan pada kelas H namun harus membayar seharga tiket pada kelas V. Untuk kejadian null event, entity yang masuk langsung di-dispose-kan. Berikut adalah tahap pembuatan model Arena sesuai dengan flowchart di atas: Calon penumpang datang sebagai entity dengan kedatangan random setiap detik. Kedatangan entity dibatasi sebanyak 1.100 entity.
H 23
T ID A K R e fu n d B 1 < k a p a s ita s V13
V23
YA YA D IS P O S E T ID A K
YA YA
V 1 < k a p a s ita s
B23
B13 T ID A K
H 1 < k a p a s ita s Q 23
Q 13 T ID A K
D IS P O S E
Gambar 3.4 Create Entity Entity yang datang bisa melakukan pemesanan, pembatalan, atau null event. Pemesanan langsung dibedakan berdasarkan tipe penumpang sepeti yang telah ditentukan pada parameter.
Gambar 3.3 Alur Perpindahan Penumpang dari Pesawat 2 ke Pesawat 1 Kelas tujuan perpindahan dimulai dari kelas paling bawah yang kosong namun harga tiket yang harus dibayarkan adalah harga kelas yang berlaku saat itu. Jika pembatalan terjadi dan ada kursi terpesan pada kelas tersebut, maka akan dikirim sinyal ke entitas yang sudah dihold untuk dibedakan antara pembatalan dengan refund atau pembatalan dengan rebook. Entity yang melakukan pemesanan dikenakan harga sebesar kelas harga yang
Gambar 3.5 Probabilitas Pemesanan Masingmasing Penumpang dan Pembatalan, dan Null Event Penumpang tipe I melakukan pemesanan pada penerbangan 1, penumpang tipe II