ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI ANTARA PERAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGLAMPE KABUPATEN PANGKEP Usman Ali Kader adalah seseorang yang karena kecakapanya atau kemampuanya diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan pembinaan Posyandu, dan telah mendapat pelatihan tentang kesehatan dan KB. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan peran kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe. Metode penelitian Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel 60 responden diambil dengan teknik total sampling. Pengolahan data menggunakan uji statistik chisquare dengan uji alternatif Fisher’s Excat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara umur dengan peran kader Posyandu p = 0,001 < 0,005. Tidak ada hubungan antara lama menjadi kader p = 0,065 > 0,05 tidak ada hubungan antara pasilitas Posyandu p = 0,090 > 0,05 tidak ada hubungan antara pelatihan p = 0,132 > 0,05, tidak ada hubungan antara reward p = 0,065 > 0,05. Dengan peran kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe. Simpulan ada hubungan antara umur dengan peran kader Posyandu sedangkan lama menjadi kader, fasilitas, pelatihan dan reward tidak berhubungan dengan peran kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe. disaranka kepada kepala Puskesmas dan aparat Desa setempat untuk lebih meningkatkan perhatian dan memberi penghargaan, membenahi, melengkapi dan meningkatkan lagi reward untuk merangsang semangat kader agar berperan lebih baik. Keyword : Motivasi, Peran kader Posyandu Pendahuluan
Pos pelayanan terpadu atau di singkat Posyandu , merupakan lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang melalui prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat, diharapkan menjadi wadah terdepan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan social dasar masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat diantaranya adalah kader. Fungsi kader terhadap posyandu sangat besar yaitu mulai dari tahap perintisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang penyelenggaraan posyandu, sebagai
perencana pelaksana dan sebagai pembina serta sebagai penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan Posyandu di wilayahnya (Isaura, 2011). Kekurangan yang terjadi selama ini dalam upaya meningkatkan peran para kader posyandu adalah aspek pendidikan dan akselerasinya terhadap tugas mereka di masyarakat yang terasa kurang memadai dan hampir tidak diperhatikan sama sekali oleh Puskesmas induknya. Keberhasilan tugas para kader posyandu, sering didasarkan pada motivasi individual tanpa memulai sistem pendidikan yang tersistem dan berkelanjutan. Kondisi ini sangat umum
terjadi di setiap posyandu dimana puskesmas sebagai pembinaannya kurang memperhatikan aspek pendidikan kader yang berkelanjutan ini. Diperburuk lagi dengan tidak adanya evaluasi terhadap kebersihan dan ukuran-ukuran yang diterapkan terhadap tugas para kader. Bahkan dapat dikatakan, di beberapa tempat para kader dipanggil untuk bekerja secara seremonial dan sementara, sehubungan dengan kunjungan kerja pejabat daerah atau kepentingan lainnya ( Depkes RI,2000) Indonesia pada tahun 2011 memiliki 268.439 posyandu yang aktif dengan jumlah kader 131.383 orang. Sedangkan di Sulawesi Selatan sendiri mempunyai 9.151 posyandu aktif yang tersebar di 2.955 desa dengan jumlah kader yang aktif mencapai 2.520 orang (Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep jumlah posyandu sebanyak 450, dengan jumlah kader 1570 orang dari jumlah tersebut tersebar di kecamatan ma’rang 34 posyandu dengan jumlah kader 170 orang, di kecamatan padang lampe 12 posyandu dengan jumlah kader 60 orang. Dari semua kader posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas .Padang Lampe, Metode Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional , dimana survei dilakukan untuk mendapatkan data tanpa adanya perlakuan pada responden. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yang menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Pangkep Pengambilan data dilakukan pada 3 s/d 21 April 2014. Populasi penelitian ini adalah semua kader Posyandu yang mengadakan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Padanglampe dengan jumlah 60 orang.
51,7% berusia di atas 35 tahun, 48,3% di bawah 35 tahun, 91,7% pernah mengikuti pelatihan Kader, 8,3% belum pernah, 48,3% sudah menjadi Kader lebih dari 5 tahun dan 51,7% belum kurang 5 tahun , dari 12 posyandu 5 diantaranya masih numpang di kolong rumah 7 sudah mempunyai gedung permanen. Dalam memotivasi dan membantu kader posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk didalamnya memberikan pelatihan kepada kader posyandu agar kader posyandu dapat terus aktif berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu. Selain itu dengan melihat tingkat posyandu di desa-desa maka upaya petugas puskesmas dalam membimbing kader untuk memotivasi masyarakat agar memanfaatkan posyandu sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan dinilai masih perlu ditingkatkan agar cakupan program utama sebagai salah satu indikator penentu tingkat kemandirian posyandu dapat memenuhi target sehingga kegiatan posyandu akan dapat terus dipertahankan kelestariannya dan dapat ditingkatkan kualitas kader posyandu yang memiliki peran penting sebagai pelaksana kegiatan posyandu agar derajat kesehatan di masyarakat dapat meningkat. Sampel adalah kader posyandu yang ada diwilayah kerja di Puskesmas Padanglampe Pangkep. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling, yaitu dengan mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Sampel berjumlah 60 orang. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data primer diperoleh dengan menggunakan Kuesioner untuk responden pada semua variabel baik variabel bebas dan variabel terikat berupa pertanyaan tertutup dengan beberapa pilihan jawaban. Responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi pelayanan di Puskesmas Padamlampe Pangkep. Data sekunder diperoleh dari
bagian-bagian yang berhubungan dengan objek penelitian seperti struktur organisasi Hasil
kader catatan penanggung Jawab Posyandu.
kader
1. Karateristik Responden. a. Pekerjaan Dari hasil penelitian yang di lakukan maka di peroleh hasil distribusi responden menurut pekerjaan adalah sebagai berikut. Tabel 1 Distribusi Responden menurut pekerjaan Kader di wilayah Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Pekerjaan Urt Wiraswasta Honorer Jumlah Sumber : Data Primer 2014
n
%
42 7 11 60
70,0 11,7 18,3 100,0
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pekerjaan kader terbanyak yaitu Urt dengan Frekuensi 42 responden (70,0%) dan paling sedikit pada wiraswsta dengan Frekuensi 7 responden (11,7%). b. Pendidikan Terakhir Dari hasil penelitian yang di lakukan maka di peroleh hasil distribusi responden menurut pendidikan terakhir adalah sebagai berikut. Tabel 2 Distribusi responden menurut Pendidikan terakhir Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Pendidikan terakhir n % SD 30 50,0 SMP 17 28,3 SMA 12 20,0 S1 1 1,7 Jumlah 60 100,0 Sumber : Data primer 2014 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir Kader yang paling banyak adalah SD dengan Frekuensi 30 responden (50,0%) dan yang sedikit adalah S1 dengan Frekuensi 1 responden (1,7%).
2. Analisa Univariat a. Umur Tabel 3 Distribusi responden menurut Umur terhadap Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Umur
n
%
Muda
29
48,3
31 60
51,7 100,0
Tua Jumlah Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 60 responden. Kader dengan usia Muda sebanyak 29 responden (48,3%) sedang kader dengan usia Tua sebanyak 31 responden (51,7%). b. Lama Jadi Kader (Kerja) Tabel 4 Distribusi responden menurut Lama Menjadi Kader (Kerja) terhadap Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Lama kerja Baru Lama Jumlah Sumber : Data Primer 2014
n 31 29 60
% 51,7 48,3 100,0
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 60 responden . Kader Baru sebanyak 31 responden (51,7%) sedang kader Lama sebanyak 29 responden (48,3%) c. Fasilitas Tabel 5 Distribusi reponden menurut Fasilitas terhadap Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabuten Pangkep Fasilitas Tidak lengkap Lengkap Jumlah Sumber : Data Primer 2014
n 25 35 60
% 41,7 58,3 100,0
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 60 responden .Fasilitas tidak lengkap sebanyak 25 responden (41,7%) sedang Fasilitas lengkap sebanyak 35 responden (58,3%). d. Pelatihan Tabel 6 Distribusi responden menurut Pelatihan terhadap Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Pelatihan Tidak pernah Pernah Jumlah Sumber : Data Primer 2014
n 5 55 60
% 8,3 91,7 100,0
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 60 responden. Kader yang tidak pernah mengikuti Pelatihan kader sebanyak 5 responden (8,3%) sedang kader yang pernah mengikuti Pelatihan kader sebanyak 55 responden (91,7%) e. Reward/Insentif Tabel 7 Distribusi responden menurut Reward/ Insentif terhadap Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Rewod/penghargaan Tidak ada Ada Jumlah Sumber : Data Primer 2014
n 4 56 60
% 6,7 93,3 100,0
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 60 responden . kader yang tidak pernah menerima (tidak ada) Reward sebanyak 4 responen (6,7%) sedang Kader yang pernah menerima (ada) Reward sebanyak 56 responden (93,3%) f. Peran Tabel 8 Distribusi responden menurut Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Peran
n
%
Tdak berperan
17
28,3
43 60
71,3 100,0
Berperan Jumlah Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 60 responden yang tidak berperan sebanyak 17 responden (28,3%) sedang yang berperan sebanyak 43 respoden (71,3%). 3. Analisa Bivariat a. Hubungan antara Umur dengan Peran Kader Posyandu Tabel 9 Hubungan antara Umur dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe kabupaten Pangkep Peran kader posyandu Umur Mudah Tua Jumlah
Tidak berperan n % 14 48,3 3 9,7 17 28,3
Jumlah
ρ
Berperan n 15 28 43
% 51,7 90,3 71,7
n 29 31 60
% 100 100 100,0
0,001
Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 9 terdapat 29 respoden dengan kategori muda terhadap umur pada peran kader Posyandu yang tidak berperan sebanyk 14 responden (48,3%) dan yang berperan sebanyak 15 responden (51,7%) sedangkan dari 31 responden pada kategori Tua terhadap Umur pada Peran Kader Posyandu yang tidak berperan sebanyak 3 respoden (9,7%) dan 28 responden (90,3%) yang berperan. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-square di peroleh nilai p =0,001 dengan tingkat kemaknaan 0,05 Hal ini menunjukkan bahwa p < a berarti hipotesis di terima ,Ada
hubungan antara Umur dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. b. Hubungan antara Lama Menjadi Kader dengan Peran Kader Posyandu. Tabel 10 Hubungan antara Lama Menjadi Kader dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Peran kader posyandu Lama menjadi kader
ρ
Jumlah
Tidak berperan n %
Berperan n
%
n
%
Baru
12
38,7
19
61,3
31
100
Lama
5
17,2
24
82,8
29
100
Jumlah Sumber : Data Primer 2014
17
28,3
43
71,7
60
100,0
0,065
Berdasarkan Tabel 10 terdapat 31 responden dengan kategori baru terhadap lama menjadi kader pada Peran Kader Posyandu yang tidak berperan sebanyak 12 responden (38,7%) dan yang berperan sebanyak 19 responden (61,3%) sedangkan dari 29 responden dengan kategori Lama terhadap Lama Menjadi Kader pada Peran Kader Posyandu. yang tidak berperan sebanyak 5 responden (17,2%) dan 24 responden (82,8%) yang Berperan. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square di peroleh nilai ρ= 0,065 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ρ > α berarti hipotesis di tolak. Tidak ada hubungan antara Lama Menjadi Kader dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. c. Hubungan antara Fasilitas dengan Peran Kader Posyandu Tabel 11 Hubungan antara Fasilitas dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep Fasilitas Tidak lengkap Lengkap
Peran kader posyandu Tidak berperan Berperan n % N % 10 40,0 15 60,0 7 20,0 28 80,0
Jumlah 17 Sumber : Data Primer 2014
28,3
43
71,7
ρ
Jumlah n 25 35
% 100 100
60
100,0
0,090
Berdasarkan Tabel 11 terdapat 25 reponden dengan kategori Tidak Lengkap terhadap Fasilitas pada Peran Kader Posyandu. yang tidak Berperan sebanyak 10 responden (40.0%) dan yang Berperan sebanyak 15 responden (60,0%) sedangkan dari 35 responden pada kategori Lengkap terhadap Fasilitas pada Peran Kader Posyandu.yang tidak Berperan sebanyak 7 responden (20,0%) dan 28 responden (80,0%) yang Berperan. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi- Square. Di peroleh nilai ρ = 0,090 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ρ > α berarti hipotesis di Tolak. Tidak ada hubungan antara Fasilitais dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep.
d. Hubungan antara Pelatihan dengan Peran Kader Posyandu. Tabel 12 Hubungan antara Pelatihan dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Peran kader posyandu Pelatihan
ρ
Jumlah
Tidak berperan n % 3 60,0
n 2
% 40,0
n 5
% 100
14
25,5
41
74,5
55
100
Jumlah 17 Sumber : Data Primer 2014
28,3
43
71,7
60
100,0
Tidak pernah Pernah
Berperan
0,132
Berdasarkan Tabel 12 terdapat 5 responden dengan kategori tidak pernah terhadap Pelatihan pada Peran Kader Posyandu yang tidak berperan sebanyak 3 responden (60,0%) dan yang berperan sebanyak 2 responden (40,0%) sedangkan dari 55 responden dengan kategori pernah terhadap Pelatihan pada peran kader Posyandu, yang tidak berperan sebanyak 14 responden (25,5%) dan 41 responden (74,5%) yang berperan. Hasil uji statistic dengan menggunakan Fisher’s Exact Test. Di peroleh nilai ρ = 0,132 dengan kemaknaan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ρ > α berarti hipotesis di tolak . tidak ada hubungan antara Pelatihan dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. e. Hubungan antara Reward dengan Peran Kader Posyandu Tabel 13 Hubungan antara Reward dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep
Reward Tidak ada Ada
Peran kader posyandu Tidak berperan Berperan n % n % 3 75,0 1 25,0 14 25,0 42 75,0
Jumlah 17 Sumber : Data Primer 2014
28,3
43
71,1
ρ
Jumlah n 4 56
% 100 100
60
100,0
0,065
Berdasarkan Tabel 13 terdapat 4 responden dengan kategori tidak ada terhadap Reword pada peran kader Posyandu, yang tidak berperan sebanyak 3 responden (75,0%) dan yang berperan sebanyak 1 responden (25,0%) sedangkan dari 56 responden pada kategori ada terhadap Reword pada peran kader Posyandu, yang tidak berperan sebanyak 14 responden (25,0%) dan 42 responden (75,0%) yang berperan. Hasil uji statistic dengan menggunakan Fisher’s Exact Test. Di peroleh nilai ρ = 0,065 dengan kemaknaan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ρ > α berarti hipotesis di tolak. Tidak ada hubungan antara Reword dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep
Pembahasan 1. Umur Umumnya umur sangat mempengaruhi di dalam masyarakat,karena hal tersebut merupakan suatu ukuran untuk menilai tanggung jawab seseorang dalam melakukan suatu kegiatan ataupun aktifitas. Umur adalah usia ibu yang menjadi indicator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan untuk melakukan sesuatu yang mengacu pada setiap pengalamannya. Karateristik pada kader posyandu berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap keaktifan sang kader. Berdasarkan hasil uji statistic ChiSquare. di peroleh nilai ρ = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Dari analisis tersebut dapat di artikan bahwa hipotesis di terima, ada hubungan antara Umur dengan Peran Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian vinilla isaura ( 2011) tentang factor – factor yang berhubungan dengan kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Terusan Kec. Koto XI Terusan Kab. Pesisir Selatan. Yang mengatkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara umur dengan kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Terusan Kec. Koto XI Terusan Kab. Pesisir Selatan. Menurut Hurluck (1997) yang di kutip oleh Nursalam (2003) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih di percaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya. Menurut Lord (1996) bahwa semakin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang di hadapi. Harlock (1998) mengatakan bahwa pengalaman dan kematangan jiwa seseorang di sebabkan semakin cukup umur dan kedewasaan dalam berfikir dan bekerja. Umur mempunyai kaitan erat dengan tingkat kedewasaan seseorang yang berarti kedewasaan teknis yang berarti keterampilan
melaksanakan tugas maupun kedewasaan psikologis dikaitkan dengan tingkat kedewasaan teknik, anggapan yng berlaku adalah bahwa makin lama seseorang bekerja kedewasaan teknisnya pun semakin meningkat, pengalaman seseorang melaksanakan tugas tertentu terus menurus untuk waktu yang lama biasanya meningkatkan kedewasaan teknisnya (Widartuti, 2006). Dalam memanfaatkan kegiatan di posyandu dimana semakin tua umur kader posyandu maka kesiapan kader dalam memanfaatkan posyandu khususnya dalam pemanfaatan meja penyuluhan dapat berjalan dengan baik, lebih berpengalaman, karena umur seseorang sedemikian besarnya berpengaruh terhadap kinerja, karena semakin lanjut umurnya maka semakin lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berhak dari pada usia muda (Notoatmojo, 2003). Hasil penelitian di temukan bahwa dari 60 responden sebanyak 14 responden (48,3%) usia muda yang tidak berperan sedang 15 responden (51,7%) usia muda berperan, dan terdapat 3 (9,7%) responden usia tua yang yang tidak berperan, sedang 28 responden (90,3%) berperan. Hal ini menunjukkan bahwa kader posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe, kader usia tua menunjukkan peran dan fungsinya sebagai kader lebih baik dari pada kader usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa semakin dewasa umur seseorang semakin tinggi tanggung jawabnya terhadap pekerjaan yang di gelutinya, seperti kader usia tua yang ada di Puskesmas Padanglampe kabupaten Pangkep. 2. Lama Menjadi Kader Peran masa lalu cenderung di hubungkan pada hasil seseorang semakin lama ia bekerja semakin terampil dalam melaksanakan tugasnya sehingga senioritas
dalam bekrja akan lebih terfokus jika di bandingkan dengan orang yang baru bekerja. Hasil penelitian ditemukan bahwa dari 31 responden kader Baru yang tidak berperan sebanyak 12 responden (38,7%) sedang yang berperan sebanyak 19 responden (61,3%) dan dari 29 kader Lama yang tidak berperan sebanyak 5 responden (17,2%) sedang yang berperan sebanyak 24 responden (82,8%). Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square di peroleh nilai ρ = 0,065 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis di tolak, tidak ada hubungan antara lama menjadi kader dengan peran kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe kabupaten Pangkep. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Purnamawati (1993) menyatakan bahwa ada pengaruh yang jelas antara masa kerja seseorang dan perannya. Dan menurut Widiartuti (2006) yang mengutip pendapat Sondang (2004) bahwa seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki keterampilan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan keterampilan seseorang dapat terlihat dari lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader posyandu semakin lama seseorang bekerja menjadi kader posyandu maka keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Culti Sirtiani, St. Nurhayati, dan Suratman (20!3) tentang faktor yang mempengaruhi peran kader dalam penggunaan buku KIA dengan nilai ρ = 0,140 > 0,05. Walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara lama menjadi kader dengan peran kader posyandu akan tetapi secara distribusi frekuensi dari 31 responden 19 responden (61,3%) kader baru berperan, 12 responden (48,7%) yang tidak berperan, dan
dari 29 responden, 24 responden (82,8%) kader lama yang berperan, sedang 5 responden (17,2%) kader Lama yang tidak berperan. Hal ini menunjukkan bahwa kader poyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas padanglampe berperan dengan baik walaupun masih ada sebagian yang tidak berperan dengan baik hal ini di sebabkan oleh paktor lain.seperti melahirkan menikah dan bertepatan dengan saat masa waktu panen dan lain-lain. 3. Fasilitas Fasilitas posyandu yaitu segala sesuatu yang dapat menunjang penyelenggaraan kegiatan posyandu seperti tempat atau lokasi yang tetap. Gedung dan rutin untuk pemberian makanan tambahan (PMT). Alatalat yang di pelukan misalnya : daun, KMS, meja, kursi, buku register, dan lain-lain. Hasil penelitian ditemukan bahwa dari 25 responden dengan kategori Tidak Lengkap terhadap Fasilitas pada Peran kader posyandu yang tidak Berperan sebanyak 10 responden (40,0%) dan yang Berperan sebanyak 15 responden (60,0%) sedangkan dari 35 responden dengan kategori Lengkap terhadap Fasilitas pada Peran kader Posyandu yang tidak Berperan sebanyak 7 responden (20,0%) dan 28 responden (80,0%) yang Berperan. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square di peroleh nilai ρ = 0,090 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis di tolak,tidak ada Hubungan antara Fsailitas dengan Peran kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe Kabupaten Pangkep. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2012) tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di kecamatan Bukit kabupaten Bener Meriah Aceh , bahwa ada hubungan antara Fasilitas dengan kinerja kader kader posyandu di kecamatan Bukit kabupaten
Bener Meriah.dengan menggunakan teknik analisa Chi-Square, dengan nilai ρ = 0,000 (ρ < 0,05). Menurut siagian (1998) kegiatankegiatan posyandu tidak akan dapat berjalan dengan baik ,bila tidak di dukung oleh adanya fasilitas yang memadai. penyediaan fasilitas kerja adalah bahwa fasilitas kerja yang di sediakan harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan harus di laksanakan serta tersedia pada waktu dan tempat yang tepat. Keaktifan seorang kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu di pengaruhi oleh adanya sarana fasilitas posyandu yang memadai sebagai bentuk penghargaan kepada kader. Walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara Fasilitas dengan peran kader posyandu di wilayah kerjaa puskesmas padanglampe kabupaten pangkep.akan tetapi secara Distribusi frekuensi dari 60 responden sebanyak 43 reponden (71,7%) yang berperan dan sebanyak 17 responden (28,3%) yang tidak berperan.di antara kader yang tiak berperan di sebabkan oleh faktor lain seperti melahirkan,menikah,dan pada saat bertepatan dengan masa panen dan lain sebagainya. 4. Pelatihan Pelatihan adalah suatu upaya kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan,pengetahuan,keterampilan teknis dan dedikasi kader, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dan dalam melaksanakan peranya dengan penuh tanggung jawab di posyandu. Hasil penelitian di temukan bahwa dari 5 responden dengan kategori Tidak pernah terhadap pelatihan pada peran kader posyandu yang tidak Berperan sebanyak 3 responden (60,0%) dan yang berperan sebanyak 2 responden (40,0%) sedangkan dari 55 responden pada kategori pernah terhadap pelatihan pada peran kader
posyandu . yang tidak berperan sebanyak 14 responden (25,5%) dan 41 responden (74,5%) yang berperan. Hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher’s Exact test.di peroleh nilai ρ = 0,132 > 0,05.hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis di Tolak tidak ada Hubungan antara pelatihan dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padanglampe kabupaten pangkep. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih Ayu Andira (2012) Tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu di kecamatan Bonto bahari Kabupaten Bulukmba yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara Frekuensi pelatihan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu.dengan nilai ρ = 0,242 (ρ > 0,05). Materi pelatihan kader di titik beratkan pada keterampilan teknis menyusun rencana kegiatan di posyandu,cara yang benar dalam melakukan penimbangan balita , menilai pertumbuhan anak baik fisik maupun mental , cara menyiapkan kegiatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan ibu dan anak,menyiapkan beragam cara pemberian makanan tambahan (PMT) makanan pendamping ASI untuk pertumbuhanya yang tidak sesuai ,membantu pemeriksaan Ibu hamil dan menysui seta membuat laporan. Pelatihan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk melaksanakan tugas sebagai kader. Pelatihan bagi kader sangat di perlukan dari petugas kesehatan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melaksanakan tugas.dan fungsinya.pengetahuan itu bertambah berkat kemauan dokter dan staf puskesmas untuk memberikan tambahan pada waktu mereka datang melakukan supervisi. Pengetahuan dan keterampilan
juga di dapat dari teman sekerja. (junaedi,1990) Walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan antara Pelatihan dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padanglampe kabupaten pangkep.akan tetapi secara distribusi frekuensi dari 60 responden,sebanyak 43 responden (71,7%) yang berperan dan sebanyak 17 responden (28,3%) yang tidak berperan. Hal ini menunjukan bahwa kader posyandu yang ada di wilayah kerja puskesmas padanglampe berperan, terdapat 2 responden yang tidak pernah ikut pelatihan tetapi berperan hal ini disebabkan kemauan kader tersebut untuk belajar dan berperan dalam tugasnya dan motivasi petugas puskesmas setiap turun melaksanakan posyandu. Walaupun masih ada sebagian yang tidak berperan sebabkan oleh faktor lain,seperti melahirkaan, menikah, dan bertepatan saat masa panen dan lain-lain. 5. Insentif / Reward Imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota, memelihara dan mempkerjakan orang dengan berbagai sikap dan prilaku positif dan produktif bagi kepentingan organisasi misalnya pergerakan, kemampuan,pengetahuan,keterampilan dan waktu tenaga para pekerja. (siagian,2001). Hasil penelitian di temukan bahwa dari 4 responden dengan kategori tidak ada terhadap reward pada peran kader posyandu yang tidak berpetran sebanyak 3 responden (75,0%) dan yang berperan sebanyak 1 responden (25,0%) sedangkan dari 56 responden dengan kategori ada terhadap reword pada peran kader posyandu yang tidak berperan sebanyak 14 responden (25,0%) dan 42 responden (75,0%) yang berperan. Hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher’s Exact test.di peroleh nilai ρ = 0,065 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis di tolak tidak ada hubungan antara
reword dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padanglampe kabupaten pangkep. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ratih Ayu Andira (2012) tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu di kecamatan Bonto bahari kabupaten Bulukumba,yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Insntif dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu dengan nilai ρ = 151 (ρ > 0,05). Menurut Merri judd (1997), bentuk insentif yang menrut para kader membawa dampak positif bagi prestasi mereka adalah pertama seragam yang membuat mereka merasa memiliki wewenang dan pembenaran untuk berbicara serta memberikan instruksi pada penduduk untuk melakukan sesuatu tugas tertentu kedua, penggantian biaya transport, ketiga pelayanan kesehatan geratis di puskesmas keempat, lencana dan sertifikat seperti seragam lencana manambah sifat resmi pada pekerjaan mereka kelima, honorarium bagi kader yang agak kaya hanya akan di terima kalau di tawarkan keenam, patokan peralatan untuk posyandu seperti alat timbangan , meja, kursi, kertas, buku laporan, alat tulis peralatan untuk memeberikan makanan tambahan seperti sendok,mangkok piring dll. Ke tujuh supervisi teratur dari puskesmas yang dirasakn oleh kader sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan rasa percaya diri mereka dalam menjalankan tugas – tugasnya Walaupun secara statistik tidak ada hubungan antara reward dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padang lampe akan tetapi secara distribusi frekuensi dari 60 responden sebanyak 43 responden (71,70%) berperan dan sebanyak 17 responden (28,%) yang tidak berperan
Dengan demikian reward yang diberikan kepada kader tidak cukup untuk membuat kader aktif tapi dengan adanya kemauan atau keinginan untuk aktif ndalam kegiatan posyandu tentu dapat membuat berjalan dengan baik Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan motivasi dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padang lampe kabupaten pangkep yang dilakukan dari tanggal 3 april s/d 14 april 2014. 1. Di dapat hubungan dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padang lampe kabupaten pangkep . 2. Tidak di dapat adanya hubungan antara lama menjadi kader dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padang lampe kabupaten pangkep. 3. Tidak di dapat adanya hubungan antara fasilitas dengan peran kader posyandu di wilayah puskesmas pedang lampe kabupaten pangkep. 4. Tidak di dapat adanya hubungan antara pelatihan dengan kader posyandu di wilayah puskesmas padang lampe kabupaten pangkep. 5. Tidak didapat hubungan antara reward dengan peran kader posyandu di wilayah kerja puskesmas padang lampe kabupaten pangkep. Saran 1. Diharapkan kepada puskesmas dan aparat desa untuk lebih meningkatkan Daftar Pustaka Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara Departemen Kesehatan RI, 2006, Buku kader posyandu : dalam usaha perbaikan gizi, Departemen Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2006, Pedoman umum pengelolaan posyandu, Departemen Kesehatan, Jakarta. Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2011, Profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan 2010, [e-
hal ini menunjukkan bahwa kader posyandu yang ada di wilayah puskesmas padanglampe berperan dengan baik walaupun masih ada sebagian yang tidak berperan itu di sebabkan oleh faktor lain seperti melahirkan, menikah,dan bertepatan saat masa waktu panen perhatian dan memberi semangat kepada kader Posyandu terutama untuk kader yang masih berusia muda agar motivasi lebih baik lagi sehingga peran kader Posyandu di wilayah kerja puskesmas padanglampe lebih meningkat. 2. Diharapkan kepada kepala puskesmas padanglampe dan pemeritah desa untuk memberi perhatian kepada kader semisal memberi penghargaan terutama pada kader yang telah lama bekerja untuk merangsang motivasi kader baru untuk meningkatkan perannya. 3. Diharapkan kepada kepala puskesmas dan aparat desa yang ada diwilyah kerja puskesmas padanglampe membenahi dan melengkapi pasilitas Posyandu yang kuran.agar peran kader Posyadu lebih meningkat. 4. Diharpkan agar pelatihan kader lebih di perbanyak agar keterampilan dan peran kader lebih baik lagi kedepan. 5. Diharapkan agar kepala puskesmas dan aparat desa untuk lebih meningkatkan lagi reward atau penghargaan kepada kader untuk merangsang motivasi dan semangat agar perannya lebih meningkat. book], diakses pada 24 januari 2014,
Dinas Kesehatan Kab. Pangkep 2014, Profil kesehatan Kab. Pangkep 2013, Promkes Dinkes Kab. Pangkep Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Haryono, 2006, Membangun posyandu mandiri, Damandiri, diakses 10 September 2009, Moekijat. 2000. “Prinsip-Prinsip Manajemen Pemasaran”. Jakarta salemba empat. Nain, U 2008, Posyandu : upaya kesehatan berbasis masyarakat, Kareso, Yogyakarta. Notoatmodjo, S 2003, Ilmu kesehatan masyarakat : Prinsip-prinsip dasar cetakan ke dua, PT Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S 2005, Metodologi penelitian kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta Puskesmas Padanglampe 2014, Profil Puskesmas Padanglampe 2013, Promkes Puskesmas Padang lampe Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi dan Aplikasi. Edisi Kedelapan. Prehallindo. Jakarta. Sadiman Arief dkk. 2007. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Saryono, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Jakarta.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Sembiring, N, 2004, Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat, USU Digital Library, diakses 15 tanggal Januari 2014, . Siagian, Sondang P., 1989. Filsafat Administrasi. Jakarta: Haji Mas Agung. Siagian, Sondang, P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.Jakarta Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Terjemahan. Jakarta: EGC Puji E.Syatriani S.Bustan MN.Efendi S, 2014, Pedoman Penuliisan Skripsi Sugiyono, 2008, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R &D, Alfabeta, Bandung Trihono, 2005, Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma sehat, Sagung Seto, Yakarta Vinella isaura 2011, Faktor – faktor yang berhubungan dengan kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Terusan Ke. Koto XI Terusan Kab,. Pesisir Selatan, diakses 20 April 2014 Winardi, 2000, Manajer dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti. Zulkifli, 2003, Posyandu dan kader kesehatan, USU Digital Library, diakses 20 januari 2014,