Akademi Kebidanan Uniska Kendal 2007 ABSTRAK. Hj.Masruroh, S.Si.T. M.Kes Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bidan Untuk Mendidik Sadari Wanita Usia Subur Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker Payudara di Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Kanker payudara merupakan tumor ganas kedua yang paling banyak menyerang wanita di Indonesia. Pada tahun 2005 di RSU dr. H. Soewondo, tercatat penderita Ca mamae 21 orang penderita (4,56%) yang meninggal 3 orang (9,37%). Apabila semua bidan melaksanakan praktik mendidik sadari dan WUS melaksanakan sadari dengan kontinyu maka kelainan akan cepat terdeteksi dan tidak terjadi keterlambatan serta dapat menurunkan angka kematian karena kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktik bidan untuk mendidik sadari kepada WUS.Jenis penelitian explanatory reseach dengan menggunakan pendekatan cross sectional , gabungan antara kuantitaif dan kualitatif. Populasi penelitian adalah bidan yang mempunyai ijin Bidan Praktik Swasta ( BPS ) di wilayah Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal sebanyak 40 responden. Sampel penelitian menggunakan total sampel. Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terhadap 40 responden. Sedangkan data kualitatif dikumpulkan dengan wawancara mendalam dengan 5 responden. Untuk crosscheck dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 5 orang klien yang pernah mendapatkan pelayanan responden. Data yang meliputi univariat dianalisis dengan diskritif, bivariat dengan menggunakan Chi Square sedangkan multivariat dengan regresi logistik, dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden mayoritas berusia dewasa ( 70%), dengan pendidikan D.I dan D.III sama banyaknya ( 50% ) , dan yang D.IV tidak ada. Sebagian besar sudah lama ( > 10 tahun ) dalam melaksanakan praktik BPS ( 72,5 % ). Pengetahuannya paling banyak adalah cukup ( 45 %) , mempunyai sikap baik atau mendukung ( 35%), sedangkan praktiknya mayoritas kurang ( 40% ). Dalam analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, lama menjalankan praktik BPS, dan pengetahuan responden tidak mempengaruhi praktik dengan masing masing mendapatkan nilai p > 0,05. Sedangkan sikap responden mempunyai pengaruh terhadap praktik mendidik sadari kepada WUS dengan nilai p 0,048 ( p < 0,05 ). Sikap yang mendukung merupakan pengaruh paling dominan terhadap praktik responden dalam mendidik sadari. Dari penelitian ini maka disarankan kepada pengurus IBI , Puskesmas dan Dinkeskab agar secara rutin mengadakan pembinaan, motivasi kepada bidan diwilayahnya untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta melakukan praktik mendidk sadari kepada WUS dalam rangka deteksi dini kanker payudara. Kata kunci ; Perilaku bidan, Sadari, Deteksi Dini, Kanker
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 1
ABSTRACT Hj.Masruroh, S.Si.T. M.Kes
Factors which influence the midwife behavior to make fertile women self breast examination of an early cancer detection in Ex Kawedanan Kaliwungu Kendal Regency Breast cancer is a second wild cancer which gets in the most of women in Indonesia. In 2005 at dr. Suwondo hospital recorded, there are 21 Ca Mamae patients (4,56%), 3 of them are died (9,37%). If all midwives do practise self breast examination of the early cancer detection for the fertile women and WUS also does it continuously, so the difference can be detected as soon as possible and it will not be late, it can also decrease the death rate because of a breast cancer. The research is meant to know the factors which influence midwife practice to make self breast examination of WUS. The research design is explanatory research which uses cross sectional method, combining between qualitative and quantitative. The research population are 40 midwives which have a licence from the private practice midwife (BPS) in Ex Kawedanan Kaliwungu Kendal Regency. The research sample is total sample. The data collection uses questionaire for 40 respondens, and use 5 respondens for a deep interview. For crosscheck, the researcher did the deep interview for 5 cliens who have ever got responden service. The research data was analysed included univariat with discretive, bivariat with Chi Square, wherease multivariat with regresy logistic, by using computer program. The result of the research shows that the majority characteristic of adult responden (70%), with education background is D.I and D.III (50%), and there is no D.IV . Most of them are experienced midwives, they have been midwives for about more than 10 years, they have practiced BPS (72,5%). Their knowledge is enough (45%), they have good attitude or supporting (35%). In analysing regresy logistic multivariat shows the charracteristic which includes age, education level, lenght of practising BPS, and responden knowledge did not influence their practice with score p > 0,05 each. Wherease the responden attitude influenced to make WUS self breast examination with score p 0,048 ( p< 0,05 ). Good attitude or supporting and less supporting attitude is the most dominat influence. From this research, the researcher sugests to IBI Organization, Health Centre and Official Health Regency to give advice and giudence continuously, to motivate the midwives in their area to increase the knowledge, skills and to make WUS Self breast examination in the early detection of breast cancer. Key words ; Midwife behavior, Self breast examination, Early detection, Cancer
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 2
LATAR BELAKANG Penyakit-penyakit payudara yang biasa diderita wanita khususnya masa reproduksi yaitu antara lain : (1) penyakit bawaan, (2) penyakit peradangan, (3) penumbuhan (tumor) jinak, (4) penumbuhan (tumor) ganas. (1)
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Bila fibroadenoma berkembang dan tumbuh meliputi seluruh mamae disebut Kistasarkoma Fillodes. (1) Keganasan tumor payudara (kanker payudara) merupakan tumor ganas kedua yang paling banyak menyerang wanita, setelah kanker leher rahim. Kan-ker ini biasanya menyerang wanita muda / dewasa. Penderita termuda dilapor-kan berusia 20-29 tahun, penderita terbanyak berusia 40-49 tahun dan yang tertua berumur 80-89 tahun. Penyebabnya belum diketahui, tetapi salah satunya diduga berhubungan dengan faktor genetik/turunan.(2) Tetapi ada pula yang menjelaskan bahwa sifat kanker payudara sangat unik, bisa terjadi pada wanita siapa saja, diusia berapapun.(3) Sampai saat ini pengobatan maksimal lebih mudah dilakukan jika diagnosa kanker diketahui sedini mungkin. Pengobatan kanker masa kini lebih disesuaikan dengan kondisi orang yang bersangkutan. Jika stadiumnya diketahui masih dini, tingkat keganasannya juga rendah, Mastektomi (membabat habis payudara) masih bisa dihindari (4) Berdasarkan data yang ada di R. Flamboyan, Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Soewondo, Kendal tahun 2005 yang dirawat tercatat 461 penderita dengan penderita Ca mamae 21 orang penderita (4,56%) yang meninggal 3 (9,37%), satu diantaranya yang meninggal adalah penduduk desa Kutoharjo Kaliwungu Kendal. Mayoritas datang ke Rumah Sakit terlambat dan dalam kondisi lanjut. Keberadaan Bidan di masyarakat khususnya diwilayah Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal yang melakukan praktek mandiri di Bidan Praktek Swasta ( BPS ) berperan sebagai pendidik untuk memotivasi kliennya / WUS agar melaksanakan sadari secara kontinu dalam rangka deteksi dini adanya ke-lainan pada
payudaranya . Bila ada kelainan akan cepat terdeteksi dan tidak akan terjadi keterlambatan dalam minta pertolongan ke petugas kesehatan, de-ngan tujuannya dapat menurunkan angka kematian bagi wanita karena kanker payudara. Melihat fenomena dan pernyataan ( problem statement ) di atas, maka dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian ( ressearch question ) sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku Bidan untuk mendidik Sadari kepada wanita usia subur dalam rangka deteksi dini kanker payudara di Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal?. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dirancang dengan desain penelitian dengan menggunakan studi potong lintang (Cross Sectional Study) Dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada beberapa faktor yang dianggap penting. Penelitian ini menggunakan metode explanatori atau confirmasi research (penelitian penjelasan). Populasi dalam penelitian ini adalah bidan yang melakukan praktik dan mempunyai Surat Ijin Praktik ( SIP) Bidan Praktik Swasta (BPS) di Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal yang berjumlah 40 orang. Sampel untuk data kuantitatif dalam penelitian ini tidak menggunakan rumus tetapi menggunakan total sampel, yaitu seluruh bidan yang mempunyai SIP BPS berjumlah 40 orang. Sedang-kan untuk data kualitatif sampel diambil 5 orang Bidan yaitu 4 Bidan dari desa yang diambil se-cara acak dan 1 Bidan dengan kriteria desa yang pernah ada kematian yang disebabkan karena kanker payudara. Sebagai crosscheck terhadap apa yang telah dilakukan oleh responden dalam mendidik sadari dilakukan juga wawancara dengan 5 wanita usia subur ( WUS ) yang pernah diberikan pelayanan kesehatan oleh responden. Alat pengumpul data (alat ukur penelitian) yang digunakan dalam penelitian ini adalah ; Data kuantitatif ; dengan menggunakan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan pertanyaan tertutup yang dibuat sendiri oleh peneliti dan belum pernah diuji cobakan sebelumnya, terdiri dari empat jenis / bagian yaitu;
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 3
1. Bagian I , dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik responden. 2. Bagian II , dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan responden yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang berisi tentang pengertian kanker payudara , deteksi dini, sadari, peran fungsi dan kompetensi bidan, serta peran Bidan dalan mendidik sadari kepada WUS. 3. Bagian III, dimaksud untuk mengetahui sikap responden yang berisi petanyaanpertanyaan tentang sikap untuk sadari , dan mendidik sadari kepada WUS. 4. Bagian IV, dimaksud untuk mengetahui praktik atau tindakan bidan tentang sadari dan peran bidan untuk mendidik sadari kepada WUS. Sedangkan untuk pertanyaan kualitatif dibuat pedoman wawancara, berupa daftar pertanyaan terbuka untuk menggali pendapat responden yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan praktik responden dalam mendidik sadar kepada WUS. Untuk crosscheck dengan WUS dibuat pedoman wawancara, berupa daftar pertanyaan terbuka untuk menggali tentang praktik responden dalam mendidik sadari WUS .
HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden . Karakteristik responden dari hasil analisa univariat meliputi umur, pendidikan terakhir dan lama menjalankan praktik Bidan Praktik Swasta (BPS) adalah 2. sebagai berikut;. 1.1.
Umur Responden.
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden menurut umur, No 1. 2. 3.
Umur Muda ( 20 – 30 tahun ) Dewasa ( 31 – 40 tahun ) Tua ( > 40 tahun ) Jumlah
Frekuensi 7 28 5
40
karakteristik
Persentase 17,5 70,0 12,5
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa umur responden sebagian besar adalah usia dewasa ( 31 – 40 th ) 70 % , kemudian usia muda ( 20 – 30 th ) 17,5 % dan sebagian lainnya berusia tua ( > 40 th ) 12,5 %. 1.2.
Pendidikan responden.
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut pendidikan . No 1. 2. 3.
Pendidikan terakhir D.I D.III D.IV Jumlah
Frekuensi 20 20 0 40
Persentase 50,0 50,0 0,0 100,0
Distribusi responden berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa pendidikan responden D.I dan D.III sama banyaknya yaitu masing masing 50%, sementara yang D.IV tidak ada. 1.3.
Lamanya responden melaksanakan praktik BPS Tabel 4.5. Distribusi frekuensi karakteristik responden menurut lamanya melaksanakan praktik BPS. No 1. 2. 3.
Lama praktik BPS Baru ( 0 – 5 tahun ) Cukup ( 5 – 10 tahun ) Lama ( > 10 tahun ) Jumlah
Frekuensi
Persentase
6 5 29
15,0 12,5 72,5
40
100
Selanjutnya distribusi lamanya responden melaksanakan praktik BPS berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden sebagian besar adalah sudah lama ( > 10 th) dalam melaksanakan praktik BPS 72,5 %, kemudian baru ( 0 – 5 th ) 15 % dan sebagian kecil cukup ( 5 – 10 th) 12,5 %.
Pengetahuan Responden mengenai praktik mendidik sadari. Pengetahuan responden adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan peran mendidik sadari yang diukur melalui pertanyaan pada kuesioner yang meliputi pengertian kanker payudara, cara deteksi dini , sadari , peran fungsi dan kompetensi bidan , cara mendidik, serta sasaran yang perlu mendapatkan pendidikan sadari, termasuk rujukannya . Tabel 4.6. Distribusi frekuensi pengetahuan responden. No Pengetahuan Frekuensi Persentase responden 1 Kurang ( skor 10 25,0 < 25 ) 2 Cukup ( skor 18 45,0 25 – 27 ) 3 Baik ( skor > 12 30,0 27 ) Total 40 100,0
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 4
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa pengetahuan responden paling banyak adalah mempunyai tingkat pengetahuan cukup 45 %, kemudian yang berpengetahuan baik 30 % dan selanjutnya berpengetahuan kurang sejumlah 25 %. pengertian responden yang kurang mengenai praktik mendidik sadari adalah meliputi ; mayoritas ( 60% ) responden kurang mengetahui tentang yang harus dianjurkan kepada WUS bila manemukan tanda-tanda kelainan pada payudara, pengetahuan tentang hal-hal yang perlu diwaspadai tentang kesimetrisan payudara 55,0%. Cara-cara pelaksanaan sadari dengan pijatan puting susu 47,5%. Pengertian kanker payudara 45%, dan yang pling sedikit adalah kurangnya pengetahuan tentang Peran fungsi dan kompetensi bidan sebagai peneliti.32,5%. Kajian lebih lanjut mengenai pengetahuan responden yang kurang , yang didapat melalui wawancara mendalam terhadap lima responden adalah meliputi ;
jawaban responden pada wawancara mendalam tentang cara sadari tidak melakukan pijatan puting susu sebagai berikut; Kotak .3.
Pemeriksaan pada payudara sendiri.Caranya dengan mengangkat satu tangan, tangan lain meraba dari ketiak kemudian melingkar pada payudaranya sendiri ada benjolan atau retraksi pada payudaranya , begitu juga dengan yang lain secara bergantian ( Resp.3 )
Demikian juga kurangnya pengetahuan tentang pengertian kanker payudara, sesuai dengan yang diungkapkan responden melalui jawaban wawancara mendalam sebagai berikut; Kotak 4.
Adanya suatu masa atau benjolan pada payudara ( Resp.4 ) Adanya benjolan pada payudara ( Resp.5 )
Selanjutnya tentang peran fungsi dan kompetensi bidan sebagai peneliti yang kurang mengetahui 32,5 %. Hal ini sesuai dengan ilustrasi jawaban wawancara mendalam oleh responden ; Kotak.5.
Kurangnya pengetahuan tentang Perannya menurunkan AKI & AKB , yang mana di Indonesia masih cukup tinggi dibanding dengan negara Asean yang lain., yang harus dianjurkan kepada WUS bila dengan memberikan pelayanan kebidanan kepada kliennya dari manemukan tanda-tanda kelainan pada pranikah, masa hamil , melahirkan dan masa nifas ( Resp.2 ). payudara, responden mayoritas memberikan anjuran untuk periksa hanya ke bidan , sesuai dengan ilustrasi jawaban 3. Sikap responden terhadap praktik mendidik sadari. responden sebagai berikut.. Sikap responden terhadap praktik Kotak 1. mendidik sadari yaitu tanggapan responden terhadap perannya sebagai Perlu periksa ke bidan saja ( Resp.4 ) seorang pendidik yang harus memberikan penyuluhan, informasi dan konseling Sedangkan kurangnya pengetahuan sadari kepada kliennya termasuk WUS tentang hal-hal yang perlu diwaspadai yang meliputi kanker payudara, deteksi pada waktu melaksanakan sadari dini , sadari , cara sadari serta metode mayoritas hanya memperhatikan adanya mendidik sadari kepada WUS dalam benjolan pada payudara, sedangkan rangka deteksi dini kanker payudara. kesimetrisan, perubahan bentuk dan warna kulit , serta pengeluaran cairan pada puting susu kurang diketahui , seperti jawaban wawancara mendalam dari responden Kotak 2.
Sadari dengan meraba payudara untuk mengetahui adanya benjolan ( resp.1)
Kemudian kurangnya pengetahuan tentang cara-cara pelaksanaan sadari dengan pijatan puting susu, sesuai dengan
Sebagian besar bersikap baik / mendukung yaitu sebanyak 35 % , sedangkan yang mempunyai sikap cukup mendukung dan kurang mendukung sama yaitu masing - masing 32,5 % hasil tanggapan masing masing item pertanyaan sikap responden terhadap peran mendidik sadari , kemudian dianalisa oleh peneliti dengan kriteria pada pertanyaanan favorabel dengan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 5
jawaban sangat setuju (SS) dan setuju (S) adalah merupakan tanggapan mendukung. Sedangkan jawaban tidak berpendapat atau ragu-ragu (T/R) , tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) adalah merupakan pernyatatan tidak mendukung. Demikian sebaliknya pada pertanyaan un favorabel dengan tanggapan responden sangat setuju (SS), setuju (S) dan tidak berpendapat atau ragu (T/R) dikelompokkan tanggapan tidak mendukung dan pernyataan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) merupakan kelompok tanggapan mendukung.
Kotak. 8
Bidan akan melakukan pendidikan sadari kepada klien yang menemukan masalah terhadap payudaranya. Karena dengan melakukan sadari para ibu akan dapat menemukan kelainan pada payudaranya, sehingga dapat meningkatkan kesehatan WUS ( Resp.1 ) Perlu. dan penting mendidik sadari kepada WUS, karena WUS bisa terserang kanker payudara maka WUS diharapkan akan melakukan sadari untuk memeriksa dirinya sendiri ( Resp.5 )
Demikian juga ada 92,5% mendukung perlunya menjelaskan sadari dengan melihat didepan cermin, meraba payudara dan melakukan pijatan puting susu , sperti iliustrasi jawaban wawancara mendalam responden . Kotak 9.
Setelah dianalisa oleh peneliti berdasarkan tanggapan mendukung dan tidak mendukung adalah sebagai berikut ; responden yang mempunyai sikap mendukung dan sikap tidak mendukung dalam memberikan tanggapan tentang praktik bidan untuk mendidik sadari kepada WUS. Adapun sikap yang mendukung diantaranya adalah semua responden memberikan tanggapan mendukung tentang pengertian sadari , seperti ilustrasi jawanban wawancara mendalam ; Kotak. 6.
Sadari adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri untuk mengetahui adanya kanker payudara.( resp.5 )
Mayoritas 97,5% mendukung perlunya menjelaskan tanda kelainan payudara dan tindak lanjutnya , sesuai ilustrasi jawaban wawancara mendalam. Kotak 7.
Sangat perlu memberikan pendidikan sadari karena bidan berhubungan dengan klien wanita, para remaja yang punya keluhan pada payudaranya, sehingga mereka bisa mengetahui bila ada kelainan dan periksa lebih lanjut. ( Resp.2 )
Mayoritas 95% responden mendukung bidan perlu mendidik dan memotivasi sadari, seperti yang diungkapkan responden pada wawancara mendalam ;
Caranya adalah melihat di cermin payudaranya sama atau tidak, meraba pada payudaranya apakah ada benjolan atau tidak, bila ada itu merupakan kelainan, dan juga melakukan pijatan pada puting susu apakah keluar cairan atau tidak , bila keluar perlu diwaspadai (Resp.3)
Selanjutnya 80 % responden yang mendukung perlunya sadari . sesuai dengan jawaban wawancara dengan responden. Kotak.10.
Semua WUS .Sangat perlu sekali diberikan karena dengan sadari WUS bisa mengetahui sedini mungkin adanya kanker payudara dan memeriksakan scara lanjut ke tenaga kesehatan Semua WUS yang mengalami keluhan tentang payudara diwaktu periksa ( resp.4 )
Berdasarkan tabel 4.11 juga menunjukkan ada responden yang mempunyai sikap tidak mendukung dalam memberikan tanggapan tentang praktik bidan untuk mendidik sadari kepada WUS. mayoritas 72,5% tidak mendukung terhadap sikap yang perlu mendapatkan pendidikan sadari adalah semua WUS, responden hanya menjelaskan pada klien yang mempunyai masalah saja. Sedangkan 65% mempunyai sikap tidak mendukung terhadap pengertian kanker payudara. Selanjutnya ada 52,5% tidak mendukung untuk menjelaskan waktu yang paling baik untuk melaksanakan sadari. Adapun responden yang hanya menjelaskan kepada klien yang mempunyai masalah saja 72,5%, seperti ilustrasi jawaban wawancara mendalam responden sebagai berikut Kotak 11 ;
Setiap pasien yang punya masalah / mengeluh pada payudaranya ( Resp.1 )
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 6
Sedangkan sikap yang tidak mendukung terhadap pengertian kanker payudara 65%, sesuai ilustrasi jawaban / tanggapan wawancara mendalam dari responden;
Kotak.14.
Memberikan pemeriksaan dan penyuluhan kepada klien. Contohnya ibu hamil , melatih sadari dan mamberikan contoh sadari ( Resp.3 ) Melakukan pemeriksaan dan penyuluhan Misalnya periksa hamil, KB , keputihan , immunisasi dan payudara sakit (Resp.5)
Kotak. 12.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan Klien ibu hamil dan KB sebagai responden chrosscheck.
Adanya suatu masa atau benjolan pada payudara (Resp.4).
Demikian juga masih ada 52,5 % yang kurang mengetahui tentang waktu yang paling baik dalam melaksanakan sadari, seperti ilustrasi jawaban responden sebagai berikut
Kotak.15
Kotak 13 ;
Deteksi dini kanker payudara adalah kegiatan yang dilakukan melalui sadari pada waktu mandi (Resp.2)
4. Praktik Responden dalam mendidik sadari Praktik responden adalah tindakan yang dilakukan dalam mendidik sadari yang meliputi peran fungsi dan kompetensi bidan, materi dalam mendidik sadari, metode, cara mengajarkan sadari , dan sasaran yang diberi penyuluhan, informasi ataupun konseling.
4.1.2. Dalam malakukan peran mendidik, responden menyatakan telah melaksanakan mendidik sadari kepada WUS dengan memberikan materi kesehatan reproduksi 70 %, sadari sebanyak 60 %, perawatan hamil 52,5 % dan sesuai dengan kajian jawaban wawancara mendalam
Tabel. 4.13. Distribusi frekuensi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. No 1 2 3
Praktik Responden Kurang ( skor < 11 ) Cukup (skor 11 – 14 ) Baik ( skor > 14 ) Total
Frekuensi 16 13 11 40
Prosentasi 40,0 32,5 27,5 100,0
Praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS, dalam rangka deteksi dini kanker payudara berdasarkan tabel. 4.13, didapatkan hasil bahwa sebagian besar mempunyai praktik kurang 40%, selanjutnya praktik cukup 32,5 % dan paling sedikit praktiknya baik 27,5% . 4.1.1. Peran fungsi dan kompetensi bidan semuanya mengatakan sebagai pelaksana, 95 % sebagai pendidik, seperti ilustrasi jawaban wawancara mendalam sebagai berikut ;
Kulo prikso hamil dateng bu bidan Isnu, dipun prikso madaran ,sesepan kulo ugi di criyosi yen nedo mboten pareng kecut kecut , mangke saget mencret, yen esuk sae mlampah mlampah (Klien.1 ) Saya priksa ke bu bidan di puskesmas untuk ikut KB suntik (Klien.2 )
Kotak .16.
Diantaranya materi tentang kanker payudara, deteksi dini dengan sadari, dan praktek / cara sadari.Materi Sadari saya pilih karena diwilayah saya masih ada ibu ibu yang menderita kanker payudara dan pada tahun ini ada juga yang meninggal karena kanker payudara ( resp.4 ) Perawatan hamil, KB, dan sadari, Agar ibu hamil dapat menjaga kesehatannya , dan WUS dapat mendetekasi dini kanker payudara(resp.5 )
Hal ini terbukti dengan ilustrasi jawaban klien, bahwa mereka mengetahui sadari dari bidan yang memberikan pelayanan. Kotak.17.
Kulo ngertos sadari saking bu bidan ( klien.1 ). Petugas kesehatan dan bu bidan ( klien.3 )
4.1.3. Selanjutnya diketahui bahwa bidan mendidik sadari, dengan metode ceramah dan Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 7
konseling , seperti ilustrasi wawancara mendalam
Dari wawancara mendalam dengan klien sebagai crosscheck juga membuktikan bahwa klien sudah pernah diberi pendidikan dari responden, seperti ilustrasi sebagai berikut .
Kotak .18.
Penyuluhan dan demonstrasi lewat kelompok PKK dan posyandu , karena banyak WUS yang berkumpul , dengan satu kali memberikan penyuluhan dan praktek banyak yang mengetahuinya (Resp.4) Dengan membimbing praktek langsung sadari supaya WUS jelas dan dapat mempraktekkan sendiri dirumah ( Resp.5 )
.4.1,4. Materi yang mayoritas diberikan pada waktu mendidik sadari adalah cara sadari 80%. 4.1.5.
Cara sadari yang sudah diajarkan dengan meraba kedua payudara 77,5%, sesuai dengan ilustrasi jawaban wawancara mendalam.dari responden sebagai berikut .
Kotak.22.
Dulu waktu saya hamil pernah diberitahu oleh bubidan untuk meraba pyudara .( Klien.4)
4.2 Adapun yang masih kurang dilakukan oleh responden dalam praktik mendidik sadari meliputi beberapa item kegiatan seperti pada tabel 4.11. adalah sebagai berikut ; Tabel.4.15. Praktik responden yang kurang dalam mendidik sadari kepada WUS. Pertanyaan N o
Kotak 19
Caranya berdiri didepan cermin kedua tangan dinaikkan keatas dilihat simetris atau tidak ,tangan kanan keatas , tangan kiri meraba payudara kanan dengan gerakan melingkar , meraba adakah benjolan , kemudian sebaliknya dengan tangan yang lain pada payudara yang satunya dengan cara yang sama, kemudian puting susu dipencet unutk mengetahui apakah ada pengeluaran cairan atau tidak ( resp.5 )
1
2
3
Hal ini sesuai dengan penjelasan klien sebagai crosscheck .
4
Kotak 20.
Bu bidan maringi contoh, kulo didawuhi saben enjang , tangi tilem meraba sesepan kulo tengan lan kiwo gantosan ( klien 1 ) Bu bidan memberitahu caranya dan membimbing saya melaksanakan perabaan pada payudara ( klien 5 )
4.1.6. Mayoritas responden mendidik sadari kepada klien hamil 52,5%, WUS bukan klien KB atau hamil 52,5% dan Kelompok wanita 72,5 % , sesuai dengan hasil wawancara mendalam dengan responden Kotak 21.
Setiap WUS yang datang untuk KB , dan ibu hamil yang periksa, baik di posyandu dan di BPS , termasuk juga menopause ( resp.1 ) Pasien yang datang untuk KB, dan mempunyai keluhan ada payudaranya, serta pada kelompok PKK ( resp.2 )
5
Melaksanakan peran, fungsi dan kompetensi sebagai a. Pengelola . b. Peneliti. Metode dalam mendidik sadari kepada WUS., dengan; a. Konseling. b. Diskusi & evaluasi Materi yang informasikan tentang sadari kepada WUS a. Pengertian sadari. b. Waktu sadari. Cara sadari yang diajarkan kepada WUS. a. Melihat kesimetrisan payudara didepan cermin. b. Melihat adanya perubahan kulit payudara. c. Melakukan pijatan puting susu. Yang diberi pendidikan sadari ; Klien KB.
Jumlah yang tidak melakukan N % 23 36
57,0 90,0
21 32
52,5 80,0
30 28
75,0 70,0
21 34 31
52,5 85,0 77,5
34
85,0
Berdasarkan tabel.4.15 yang kurang dilakukan oleh responden dalam praktik mendidik sadari adalah meliputi ; 4.2.1 Responden tidak selalu melakukan peran fungsi dan kompetensi bidan sebagai pengelola 57,0% dan tidak selalu melakukan praktik sebagai peneliti 90% . seperti ilustrasi jawaban wawancara mendalam dari responden ; Kotak.23.
Memberikan pemeriksaan dan penyuluhan kepada klien. Contohnya ibu hamil , melatih sadari dan mamberikan contoh sadari ( Resp.3 )
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 8
4.2.2 Metode yang digunakan dalam mendidik sadari kepada WUS tidak selalu dengan konseling 52 ,5% dan tidak selalu dengan diskusi dan evaluasi 80% . 4.2.3 Materi yang kurang diinformasikan kepada WUS meliputi pengerrtian sadari 75% dan waktu pelaksanaan sadari 70%. 4.2.4 Cara sadari yang kurang diajarkan kepada WUS meliputi tidak melihat kesimetrisan 52,5%, tidak melihat perubahan warna kulit 85% dan tidak melakukan pijatan puting susu 77% 4.2.5 Klien KB yang tidak diberi pendidikan sadari sebanyak 85%. Ada juga responden yang tidak rutin memberikan pendidikan sadari kepada Kliennya maupun WUS , dengan alasan sebagai berikut;
Kotak .24.
Kalau setiap pasien saya harus mendidik sadari maka saya akan tergesa untuk meriksa pasien yang lain, jadi hanya ibu hamil yang pertama saja dan yang mempunyai masalah payudara ( resp.1 )
Dari jawaban tersebut pada kotak .24. menggambarkan bahwa sebetulnya bidan mengetahui perlunya mendidik kepada klien atau WUS khususnya untuk sadari, tetapi karena waktu dan banyaknya pasien yang dilayani pada waktu bersamaan , maka responden mayoritas mendidik pada klien yang punya masalah. 5. Hubungan antara umur dengan praktik respnden. Hubungan antara umur dengan praktik responden dalam mendididk sadari kepada WUS adalah sebagai berikut.
Tabel.4.16. Hubungan antara umur dengan praktik mendidik sadari. Umur
Kategori praktik Total Kurang Cukup Baik N % N % N % N % Muda ( 20 – 30 th ) 3 42,86 2 28,57 2 28,57 7 100,0 Dewasa ( 31 – 40 th ) 11 39,28 8 28,57 9 32,15 28 100,0 Tua ( > 40 th ) 2 40,0 3 60,0 0 0,0 5 100,0 X 2 = 2,945 df = 4 p = 0,567 Ho ; diterima / tidak ada hubungan Berdasarkan tabel 4.16. dapat menunjukkan bahwa sebagian besar responden dewasa 28 orang, dengan proporsi tertinggi ada pada praktik kurang 39,28 %, selanjutnya kelompok muda sebanyak 7 orang dengan proporsi tertinggi pada praktik kurang 42,86 % , kemudian yang lain umur tua 5 orang dengan proporsi tertinggi pada praktik cukup 60,0% , Hasil uji analisis Chi Square diperoleh hasil p = 0,567 yang berarti p > 0,05, menunnjukan Pendidi kan D.I. D.III D.IV X 2 = 1,783
tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan praktik responden dalam mendidik sadari bagi WUS. 6. Hubungan antara pendidikan dengan praktik. Hubungan antara pendidikan dengan praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS sebagai berikut;
Kategori praktik Total Kurang Cukup Baik N % N % N % N % 6 30,0 8 40,0 6 30,0 20 100,0 10 50,0 5 25,0 5 25,0 20 100,0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0,0 df = 2 p = 0,410 Ho; diterima / tidak ada hubungan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 9
Tabel.4.17. Hubungan antara pendidikan dengan praktik mendidik sadari.
Berdasarkan tabel .4.17 diketahui bahwa responden dengan pendidikan D.I dan D.III sama jumlahnya yaitu masing masing 20 orang sementara yang mempunyai pendidikan D.IV tidak ada. Pendidikan D.I sebagian besar menunjukkan praktik cukup 40 % , sedangkan yang D.III mayoritas praktiknya kurang 50 %. Hasil uji analisis Chi Square diperoleh hasil p = 0,410 yang berarti p > 0,05,
menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan praktik responden dalam mendidik sadari bagi WUS. 7. Hubungan antara lama praktik BPS dengan praktik mendidik . Hubungan antara lama praktik BPS dengan praktik mendidik adalah hubungan antara lamanya menjalankan BPS dengan praktik responden dalam mendididk sadari kepada WUS.
Tabel.4.18. Hubungan antara lama menjalankan praktik BPS dengan praktik mendidik sadari. Lama praktik
Kategori praktik Kurang Cukup Baik N % N % N % 3 50,00 3 50,00 0 0,00 2 40,00 1 20,00 2 40,00
Baru ( < 5 th) Cukup ( 5 – 10 th) Lama ( > 10 th ) 11 2 X = 3,072 df = 4
Total N 6 5
% 100,0 100,0
37,94 9 31,03 9 31,03 29 100,0 p = 0,546 Ho ; Diterima / tidak ada hubungan
Berdasarkan tabel. 4.18 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam melaksanakan praktik BPS sudah lama ( >10 tahun) 29 orang dengan mayoritas mempunyai praktik kurang 37,94 % , kemudian kelompok baru (< 5 tahun) 6 orang dengan menunjukkan praktik kurang dan cukup sama banyaknya yaitu masing masing 50 % .Selanjutnya cukup lama ( 5 - 10 tahun) dalam praktik BPS sejumlah 5 orang mempunyai praktik kurang
dan baik sama banyaknya masing masing 40 % . Hasil uji analisis Chi Square diperoleh hasil p = 0,546 yang berarti p > 0,05, menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan praktik responden dalam mendidik sadari bagi WUS. 8. Hubungan pengetahuan dengan praktik Hubungan pengetahuan dengan praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS sebagai berikut .
Tabel.4.19. Hubungan antara pengetahuan dengan praktik mendidik sadari. Pengeta huan Kurang Cukup Baik X 2 = 3,513
Kategori praktik Total Kurang Cukup Baik N % N % N % N % 6 60,0 2 20,0 2 20,0 10 100,0 5 27,78 8 44,44 5 27,78 18 100,0 5 41,67 3 25,0 4 33,33 12 100,0 df = 4 p = 0,476 Ho; Diterima / tidak ada hubungan
Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup 18 orang dengan proporsi tertinggi ada pada kelompok pengetahuan cukup 44,44 % , selanjutnya pengetahuan baik 12
orang dengan sebagian besar praktik kurang 41,67 % Yang lainnya kelompok pengetahuan kurang 10 orang, dengan mayoritas mempunyai praktik kurang 60 %. Hasil uji analisis Chi Square diperoleh hasil p = 0,476 ( p > 0,05 ), menunjukan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 10
tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan praktik responden dalam mendidik sadari bagi WUS.
9. Hubungan antara sikap dengan praktik Hubungan antara sikap dengan praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS.
Tabel.4.20. Hubungan antara sikap dengan praktik mendidik sadari. Sikap
Kurang mendukung Cukup mendukung Baik / mendukung X 2 = 6,698 df = 4
Kategori praktik Total Kurang Cukup Baik N % N % N % N % 7 53,85 5 38,46 1 7,69 13 100,0 6 46,15 4 30,77 3 23,08 13 100,0 3 21,43 4 28,57 7 50,0 14 100,0 p = 0,018 r = 0,208 Ho; Ditolak /ada hubungan
Selanjutnya seperti pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap baik atau mendukung 14 orang , dengan proporsi tertinggi pada praktik baik 50,0 % , kemudian sikap cukup mendukung dan kurang mendukung sama banyaknya masing masing 13 orang , dengan proporsi tertinggi sikap cukup mendukung pada kelompok praktiknya kurang 46,15 %, sedangkan proporsi tertinggi pada sikap kurang mendukung ada pada praktik kurang 53,85 %. Hasil uji analisis Chi Square diperoleh hasil X 2 = 6,698 df = 4 dengan p = 0,018 yang berarti p < 0,05, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktik responden dalam mendidik sadari bagi WUS. Nilai kofisien korelasinya adalah r = 0,208, yang menunjukkan keeratan hubungannya lemah ( antara 0,20 – 0,399 ).
Tabel 4.21 Rekapitulasi analisis bivariat antara variabel bebas dengan variabel terikat No
Variabel Bebas
Sig. Variabel terikat ( praktik ) 0,567
1
Umur
2
Pendidikan
0,410
3
0,546
4
Lama praktik BPS Pengetahuan
5
Sikap.
0,478 0,018 *
Keterangan
Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan Ada hubungan
10. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas yang meliputi karakteristik, pengetahuan dan sikap responden terhadap variabel terikat dalam hal ini praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS , maka dilakukan analisis multivariat regresi logistik dengan hasil sebagai berikut ; Tabel 4.22. Pengaruh variabel bebas ( umur, pendidikan, lama praktik, dan sikap ) terhadap variabel terikat ( praktik mendidik sadari ) No 1 2 3 4 5
Variabel bebas Umur Pendidikan Lama praktik Pengetahuan Sikap
Var.terikat Praktik Praktik Praktik Praktik Praktik
X2 6,272 2,074 7,326 4,810 9,585
df 4 2 4 4 4
Sig 0,180 0,354 0,120 0,307 0,048 *
Keterangan Tak ada pengaruh Tak ada pengaruh Tak ada pengaruh Tak ada pengaruh Ada pengaruh
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 11
Berdasarkan tabel 4.22, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam uji analisis multivariat regresi logistik adalah sebagai berikut ; 10.1 Umur responden mempunyai nilai signifikan p = 0,180 ( p > 0,05 ) , yang berati umur tidak mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. 10.2 .Pendidikan responden mempunyai nilai signifikan p = 0,354 ( p > 0,05 ) , mempunyai arti bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. 10.3 Lama responden dalam melaksanakan praktik BPS mendapatkan nilai signifikan p = 0,120 ( p > 0,05 ) , yang berati bahwa lamanya responden dalam melaksanakan praktik BPS tidak mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. 10.4 Pengetahuan responden mempunyai nilai signifikan p = 0,307 ( p > 0,05 ) , mempunyai arti bahwa tingkat pengetahuan responden dalam melaksanakan praktik BPS tidak mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. 10.5 Sikap mempunyai nilai signifikan p 0,048 ( < 0,05 ) berarti sikap mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. Tabel.4.23. Pengaruh kategori sikap terhadap kategori praktik. Kategori sikap
Kategori praktik
B
Kurang mendukung
Kurang Cukup baik
2,793 1,540 - 0,847
Cukup mendukung
Kurang Cukup
2,169 0,847
Sig
0,028 ) 0,119 0,220 0,086 0,391
Baik ( mendukung )
baik Kurang cukup Baik
- 0,560 2,793 1,540 0,847
0,372 0,220 0,119 0,028 )
Berdasar tabel 4.23, dapat diketahui bahwa yang mempunyai pengaruh terhadap kategori praktik adalah sikap kurang mendukung mempengaruhi praktik kurang mempunyai nilai signifikan p 0,028 ( < 0,05 ) dan sikap baik ( mendukung ) mempengaruhi praktik baik mempunyai nilai signifikan p 0,028 (< 0,05 ), sedangkan yang lain tidak mempengaruhi karena mempunyai nilai masing masing adalah signifikan p > 0,05., sehingga sikap yang baik ( mendukung ) dan sikap kurang mendukung mempunyai pengaruh yang dominan terhadap praktiknya. Selanjutnya dari analisis koefisien determinasi ( R-Square ) sikap menurut Nagelkerke 2 menunjukkan nilai r 0,521 maka bervariasinya praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS dalam rangka deteksi dini adalah 52,1 % dipengaruhi oleh sikap dan 47,9 % dipengaruhi oleh faktor lain. PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden. 1. Umur responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden terbanyak pada golongan usia dewasa ( 31 – 40 tahun ) yaitu 70 %. Menurut Green. (2000) umur merupakan salah faktor predisposisi terjadinya perubahan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Budioro. ( 1998 ) umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik fisik. psikis dan social , termasuk juga kematangan berpikir untuk mengambil suatu keputusan . Disamping itu perubahan perilaku juga disebabkan karena proses pendewasaan. Melalui perjalanan umurnya semakin dewasa individu yang bersangkutan akan melakukan adaptasi perilaku terhadap lingkungannya. .
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 12
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden yang berperilaku praktik baik minoritas, tetapi yang mempunyai praktik baik mayoritas dari kelompok usia dewasa, sedangkan kelompok usia tua tidak ada yang mempunyai praktik mendidik sadari dengan baik. 2. Pendidikan responden. Pendidikan responden antara D.I dan D.III sama banyaknya masing masing 50 %, sementara yang berpendidikan D.IV tidak ada. Pendidikan bidan di Indonesia mulai tahun 1998 adalah Akademi Kebidanan ( D.III ) yang sebelumnya adalah Program Pendidikan Bidan dengan kelulusannya diakui D.I . Menurut Mustika ( 2003 ) , sebagai visi pandidikan bidan berkelanjutan yaitu pada tahun 2010 dasar pendidikan bidan minimal adalah D.III. Ini berarti sampai dengan tahun 2007 ini masih banyak bidan yang belum mempunyai ijazah pendidikan D.III Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Ex Kawedanan Kaliwungu , bahwa pendidikan D.I dan D. III. sama banyaknya , sementara yang pendidikan D.IV mungkin tidak melaksanakan praktik BPS. 3. Lama praktik BPS. Sedangkan lama responden dalam menjalankan praktik BPS mayoritas praktiknya lebih dari 10 tahun ( lama ) yaitu 72,5 %. Suyudi. ( 2002) mengatakan bahwa , semakin lama masa kerja seseorang semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Keadaan ini akan memberikan rasa percaya diri seseorang dalam menghadapi suatu pekerjaan atau masalah dalam pekerjaan. Sehingga kualitas kerja responden dan kinerjanya semakin lama akan semakin baik dalam melakukan praktik mendidik sadari kepada WUS . Disamping itu menurut Suyudi. ( 2002 ) bahwa Ijin praktik BPS berlaku untuk lima tahun dan diperpanjang bila bidan tersebut masih akan melakukan praktik bidan swasta. Lama praktik lebih dari 10 tahun berarti sudah minimal tiga kali dalam
mengajukan ijin praktik BPS yang tentunya banyak pengalaman serta lebih menghayati dalam melakukan peran fungsi dan kompetensi bidan , khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak sesuai kewenangannya. B. Pengetahuan responden mengenai praktik mendidik sadari. Pengetahuan responden tentang peran fungsi dan kompetensi khususnya mendidik sadari pada WUS berdasarkan analisis univariat bahwa dari 40 responden diketahui paling banyak adalah pengetahuan cukup 45 %, Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik tentang peran mendidik sadari kepada WUS diperlukan adanya informasi yang terus menerus dan berkesinambungan . Pengetahuan responden mengenai peran fungsi dan kompetensi maupun deteksi dini kanker payudara dengan sadari didapatkan umumnya pada waktu kuliah , baik kuliah D.I maupun D.III, sehingga pengetahuan mayoritas cukup kemungkinan disebabkan pada waktu menjawab kuesioner maupun pada waktu wawancara mendalam ada yang sebagian dilupakan. Sementara pelatihan tentang deteksi dini kanker payudara dan sadari belum pernah diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten maupun oleh organisasi IBI Kendal Pengetahuan yang cukup apalagi yang kurang dalam penelitian ini cenderung disebabkan oleh karena sudah lama mendapatkan informasi serta kurang rutinnya melakukan kegiatan tersebut sehingga ada yang dilupakan. Hal ini sesuai dengan jawaban wawancara mendalam dengan beberapa responden , diantaranya diperoleh hasil bahwa dari kelima responden wawancara mendalam tentang pengetahuan peran fungsi dan kompetensinya yang meliputi peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti , para responden mayoritas hanya mengetahui tentang peran sebagai pelaksana dan pendidik . Demikian juga cara sadari yang diketahui mayoritas melaksanakan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 13
dengan perabaan, sementara melihat dan melakukan pijatan puting susu kurang diketahui. Sebagian besar responden kurang mengetahui bahwa kegiatan mendidik sadari diberikan kepada semua WUS baik sebagai klien maupun WUS yang berada di masyarakat atau kelompok wanita , sebagian hanya kepada kliennya yang punya masalah tentang payudara .Ada pula yang mengetahui perlunya mendidik sadari yang dilakukan pada waktu memeriksa ibu hamil yang pertama kali, sementara tidak semua kliennya diberikan informasi termasuk Klien KB. C. Sikap Responden terhadap mendidik sadari kepada WUS. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden mayoritas mempunyai sikap baik atau mendukung 35 %, Menurut Azwar ( 2000 ) ,sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan suatu respon terhadap suatu obyek atau sekumpulan obyek dalam bentuk perasaan memihak ( favorable ) maupun tidak memihak (unfavorable ) melalui suatu proses interaksi komponen komponen sikap, yaitu cognitif ( pengertahuan ), afektif (perasaan) dan psikomotor (kecenderungan bertindak). Sedangkan Notoatmodjo ( 1997) menyatakan bahwa sikap terhadap obyek merupakan perasaan mendukung ataupun tidak mendukung terhadap obyek tersebut. Dengan demikian sikap responden yang baik merupakan perasaan yang memihak terhadap mendidik sadari, demikian juga sikap baik akan mendukung praktik bidan sebagai pendidik untuk mendidik sadari bagi WUS. Sebaliknya sikap yang cukup merupakan perasaan yang cukup atau cukup mendukung terhadap praktik mendidik sadari. Demikian pula sikap yang kurang merupakan perasaan yang kurang memihak ataupun kurang mendukung terhadap praktik bidan untuk mendidik sadari . Sikap yang baik tentang mendidik sadari sesuai dengan hasil jawaban wawancara mendalam dari
lima responden , mereka mayoritas memberikan tanggapan bahwa mendidik sadari penting diberikan kepada WUS. Alasan yang dikemukanan adalah bila bidan ini memberikan informasi atau mendidik sadari pada semua WUS termasuk kliennya, maka WUS akan dapat mengetahui cara sadari , dapat melakukan sendiri sehingga secara dini mengetahui adanya kelainan pada payudaranya, serta secepatnya memeriksakan ke petugas kesehatan dalam rangka memelihara kesehatannya. Sebagian mempunyai sikap cukup mendukung dan kurang mendukung. Hal ini mungkin karena diawali dari pengetahuan yang cukup ataupun kurang sehingga kurang mengetahui secara maksimal tentang sadari maupun peran mendidik sadari kepada WUS sehingga ada responden yang mempunyai tanggapan bahwa mendidik sadari hanya diberikan pada klien yang punya masalah payudara saja, sementara yang tidak ada masalah kurang mendapatkan perhatian. D. Praktik Responden dalam mendidik sadari kepada WUS. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dalam melakukan praktik mendidik sadari adalah kurang ( 40 % ) Responden yang mempunyai praktik baik dalam mendidik sadari, biasanya mempunyai pengetahuan yang baik dan sikap yang baik pula,baik pengetahuan peran fungsi dan kompetensi bidan maupun pelaksanaan sadari sebagai salah satu cara yang paling mudah dilakukan oleh setiap WUS dalam rangka deteksi dini kelainan payudara. Hal ini bisa ketahui dari jawaban wawancara mendalam salah satu responden yang mengetahui tentang peran fungsi dan kompetensinya juga melaksanakan mendidik sadari, termasuk cara sadarinya yang meliputi melihat didepan cermin, perabaan pada kedua payudara dilanjutkan pijatan puting susu untuk mengetahui adanya kelainan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 14
Demikian juga dengan praktik cukup baik maupun kurang diawali dari pengetahuan yang cukup maupun kurang. Hal ini sesuai dengan jawaban wawancara mendalam dari responden yang mempunyai pengetahuan cukup maupun kurang , sehingga tidak semua responden melakukan mendidik sadari kepada semua WUS baik sebagai klien hamil atau KB , tetapi hanya kepada ibu hamil yang pertama kali datang dan sebagian kepada klien yang punya masalah pada payudaranya. Hal ini juga sesuai dengan hasil jawaban dari wawancara mendalam dengan klien sebagai crosscheck bahwa klien hamil mengatakan pernah diperiksa payudaranya dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sendiri dengan diberi contoh, tetapi klien KB tidak diberikan informasi tentang sadari. Hasil tersebut diatas sesuai dengan pernyataan klien pada wawancara mendalam bahwa bidan dalam mendidik sadari mayoritas hanya mengajarkan untuk melakukan perabaan pada payudaranya. Jarang yang menganjurkan untuk melihat didepan cermin dan melakukan pijatan puting susu . Demikian juga tak ada yang menganjurkan memperhatikan warna dan perubahan kulit payudara Sehingga dengan kurang lengkapnya pemberian informasi cara sadari , maka WUS inipun akan kurang jeli dalam mengidentifikasi ataupun pelaksanaan deteksi dini adanya kanker payudara dengan sadari, karena mereka mayoritas hanya akan memperhatikan adanya benjolan pada payudaranya. Sehingga dampaknya masih ada kasus keterlambatan dalam minta pertolongan dan penanganan kanker payudara serta masih tingginya angka kematian karena kanker payudara. Hal tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muzaidi ( 2003 ) , bahwa bidan dalam memberikan informasi kepada klien hamil mayoritas hanya menjawab dari keluhan yang disampaikan oleh ibu hamil tersebut waktu periksa. E. Hubungan antara umur responden dengan praktik mendidik sadari.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan praktik responden dalam mendidik sadari .Hal ini tidak sesuai dengan teori Green. (2000), yang mengatakan bahwa karakteristik termasuk umur merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku seseorang. Tidak adanya hubungan antara umur dengan praktik responden dalam mendidik sadari , ini mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan bidan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak, sementara mungkin mayoritas bidan menganggap kegiatan mendidik sadari bukan merupakan kegiatan fokus yang harus dilaksanakan, sedangkan kegiatan utamanya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil , persalinan, nifas , KB serta bayi dan balita. Disamping itu juga kurangnya dukungan dari organisasi IBI sendiri dalam pembinaan tentang peran mendidik sadari . sehingga responden kurang melaksanakan mendidik sadari kepada WUS. F. Hubungan antara pendidikan responden dengan praktik mendidik sadari. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan praktik responden dalam mendidik sadari. .Artinya responden yang mempunyai dasar pendidikan D.I maupun D.III tidak ada perbedaan yang berarti dalam praktik mendidik sadari kepada WUS. Hal ini tidak sesuai dengan teori Green. (2000) yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan salah faktor predisposisi terjadinya perubahan perilaku seseorang. Kondisi tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh materi yang diterima selama kuliah baik dari D.I maupun D.III tentang peran mendidik maupun materi sadari sama sehingga mempunyai ketrampilan yang sama. Sedangkan praktiknya mayoritas kurang ada pada responden dengan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 15
pendidikan D.III. Mungkin ini disebabkan dari responden yang alumni D.III jalur umum yang masih usia muda sehingga belum menyadari betul tentang peran fungsi dan kompetensinya dalam mendidik sadari atau kemungkinan disebabkan sudah lamanya selesai dalam menyelesaikan pendidikan serta informasi yang didapat sudah ada yang lupa karena tidak selalu digunakan ataupun kurangnya mengikuti perkembangan ilmu kesehatan. G. Hubungan antara lamanya responden melaksanakan praktik BPS dengan praktik mendidik sadari. Dalam uji chi square diperoleh p = 0,546 ( > 0,05 ) , yang berarti hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya menjalankan praktik BPS dengan praktik responden dalam mendidik sadari Lamanya responden dalam melaksanakan praktik BPS belum tentu lebih menghayati dan melaksanakan peran fungsi dan kompetensinya secara maksimal. Mayoritas bidan dalam melaksanakan praktik BPS khususnya pelayanan kesehatan kepada ibu hamil , persalinan, nifas , KB serta balita, sesuai dengan tujuan penempatan bidan dikomunitas atau desa sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ). Sehingga kesehatan reproduksi khususnya kanker payudara kurang mendapat perhatian sebagai dampaknya para responden kurang dalam melaksanakan peran mendidik sadari kepada WUS dalam rangka deteksi dini kelainan payudara. H. Hubungan antara pengetahuan responden dengan praktik mendidik sadari. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan praktik responden dalam mendidik sadari. Hal ini tidak sesuai dengan teori Green. (2000) bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku seseorang.
Anggapan lain juga mungkin dikarenakan responden menganggap bahwa kanker khususnya kanker payudara bukan merupakan proritas pelayanan kesehatan reproduksi di Indonesia. Suyudi ( 2003) mengatakan bahwa program proritas pelayanan kesehatan reproduksi antara lain keluarag berencana ( KB ) , kesehatan ibu dan anak ( KIA ), infeksi saluran reproduksi / penyakit menular seksual ( ISR / PMS ) dan HIV / AIDS, kesehatan reproduksi remaja dan usia lanjut. Sehingga sebagian besar responden sebagai bidan yang melakukan praktik BPS kurang melakukan praktik mendidik sadari kepada WUS walaupun pengetahuannya cukup. I. Hubungan antara sikap responden dengan praktik mendidik sadari. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan praktik responden dalam mendidik sadari. Nilai r menunjukan angka positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik sikapnya, maka akan semakin baik pula praktiknya dalam mendidik sadari bagi WUS., meskipun dinyatakan keeratan hubungannya lemah ( r = 0,208 ) Sikap yang baik tentang mendidik sadari sesuai dengan hasil jawaban wawancara mendalam dari lima responden, mereka mayoritas memberikan tanggapan bahwa mendidik sadari penting diberikan kepada WUS, dengan alasan bila bidan ini memberikan informasi atau mendidik sadari pada semua WUS termasuk kliennya, maka WUS akan dapat mengetahui cara sadari, dapat melakukan sendiri dan dapat secara dini mengetahui adanya kelainan pada payudaranya, serta akan dapat meningkatkan kesehatan WUS. Sikap seorang bidan dalam mendidik sadari kepada WUS dipengaruhi oleh pengalamannya dalam menjalankan praktik BPS. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden dalam wawancara mendalam yang mengatakan bahwa yang bersangkutan mendidik sadari kepada semua WUS
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 16
dikarenakan pada tahun lalu pada daerah atau desa binaannya ada kasus kematian karena kanker payudara yang terlambat terdeteksi , klien datang periksa sudah stadium lanjut Sebagian mempunyai sikap cukup dan kurang mungkin karena diawali dari pengetahuan yang cukup ataupun kurang sehingga kurang mengetahui secara maksimal tentang sadari maupun peran mendidik sadari kepada WUS sehingga ada responden yang mempunyai tanggapan bahwa mendidik sadari hanya diberikan pada klien yang punya masalah payudara saja. J. Pengaruh karakteristik, pengetahuan dan sikap terhadap praktik mendidik sadari. Setelah dilakukan uji multivariat regresi logistik dari variabel bebas yaitu karakteristik , pengetahuan, dan sikap terhadap variabel terikat dalam hal ini praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS, didapat hasil yang mempunyai nilai p < 0,05 hanya sikap ( p 0,048 ), berarti sikap responden yang mempunyai pengaruh terhadap praktik mendidik sadari kepada WUS. Selanjutnya kategori sikap yang mempunyai nilai p < 0,05 yaitu sikap baik ( mendukung ) dan sikap kurang mendukung mmempunyai nilai sama p = 0,028 , berarti bahwa sikap baik ( mendukung) dan sikap kurang mendukung mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap praktik mendidik sadari kepada WUS. Hal ini dapat dilihat yang mempunyai pengaruh adalah sikap baik atau mendukung mempengaruhi praktik baik dan sikap kurang mendukung mempengaruhi praktik kurang dalam mendidik sadari kepada WUS dengan masing masing mempunyai nilai p 0,028 (< 0,05 ). Hasil ini sesuai dengan teori Green. (2000) bahwa sikap merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku seseorang. Azwar (2000) juga mengatakan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk
memberikan suatu respon terhadap suatu obyek dalam bentuk perasan memihak maupun tidak memihak. Responden yang mempunyai sikap baik atau mendukung akan melakukan praktik mendidik sadari dengan baik, demikian juga yang mempunyai sikap kurang mendukung akan melakukan praktik mendidik sadari kepada WUS kurang baik pula. Sedangkan sikap cukup mendukung tidak mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari mungkin disebabkan karena mudah dipengaruhi faktor faktor lain , hal ini sesuai dengan hasil uji dari Nagelkerke yang menunjukkan nilai r2 0,521 yang berarti praktik responden hanya 52,1% yang dipengaruhi oleh sikapnya. K. Keterbatasan Penelitian . Keterbatasan penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bidan untuk mendidik sadari wanita usia subur dalam rangka deteksi dini kanker payudara di ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal, meliputi ; 1. Penelitian terbatas pada lingkup faktor karakteristik , pengetahuan dan sikap yang mempengaruhi praktiknya saja , belum bisa menjawab lebih dalam dari faktor yang mendukung kenapa responden melakukan atau faktor yang menghambat sehingga tidak melakukan praktik mendidik sadari. 2. Penelitian hanya dilakukan dengan sekali pengamatam, tanpa menelusur kebelakang ( retrospektive ) dan mengikuti kedepan ( prospektifve) sesuai dengan rancangan studi potong lintang ( cross sectinal study ). 3. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner , hanya sebagian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam , walaupun sudah melakukan crosscheck, sehingga kemungkinan terjadi bias informasi . Untuk mengurangi bias informasi telah dilakukn uji coba intsrumen ( validitas dan reliabilitas ) .
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 17
A. Kesimpulan . Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah Ex Kawedanan Kaliwungu Kabupaten Kendal dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ; 1. Pengetahuan responden tentang praktik bidan dalam mendidik sadari kepada WUS paling banyak berpengetahuan cukup yaitu 45 % dan yang paling sedikit adalah pengetahuan kurang 25 %. 2. Sikap responden terhadap praktik bidan sebagi pendidik untuk mendidik sadari kepada WUS paling banyak mempunyai sikap baik atau mendukung 35%, sedangkan yang mempunyai sikap cukup mendukung dan kurang mendukung mempunyai hasil yang sama banyaknya yaitu masing masing 32,5 %. 3. Praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS paling banyak mempunyai praktik kurang yaitu sebanyak 40 %, sedangkan yang paling sedikit adalah praktiknya baik 27,5 % 4. Tidak ada pengaruh yang bermakna antara. 5. Ada pengaruh yang bermakna antara sikap terhadap praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS dalam rangka deteksi dini Ca Mamae, dengan keeratan hubungannya lemah. 6. Sikap baik atau mendukung dan sikap kurang mendukung merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS. B. Saran - saran. 1. Bagi organisasi IBI. a. Dengan masih kurangnya praktik responden dalam mendidik sadari kepada WUS yang dipengaruhi oleh sikapnya dalam item pengertian kanker payudara, waktu mendidik sadari dan
cara menjelaskan waktu yang baik untuk melaksanakan sadari , maka perlu kiranya organisasi IBI menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan kepada segenap anggotanya agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan akhirnya dapat meningkatkan praktik bidan dalam mendidik sadari khususnya dalam hal pelaksanaan peran sebagai pengelola dan peneliti, menggunakan metode konseling,diskusi dan evaluasi dalam mendidik sadari , serta menjelaskan cara dan waktu yang paling baik untuk sadari kepada WUS b. Pengurus IBI perlu menginformasikan kembali tentang cara cara sadari lewat pertemuan rutin agar para anggotanya mengerti cara sadari yang betul. c. Untuk meningkatkan praktik bidan yang masih kurang khususnya dalam medidik sadari perlu dibentuk tim monitoring di organisasi IBI dalam rangka mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam praktik BPS. 2. Bagi Puskesmas. a. Sehubungan masih kurangnya pengetahuan, sikap dan praktik bidan dalam mendidik sadari maka diharapkan masingmasing Kepala Puskesmas selalu memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta lebih memacu kegiatan bidan untuk melakukan ceramah kepada kelompok wanita serta komunikasi informasi dan edukasi ( KIE ) kepada klien yang datang di Puskesmas tentang sadari dalam rangka deteksi dini kelainan payudara.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 18
b. Pada momentum tertentu atau pada mini lokakarya agar dibahas tentang strategi untuk meningkatkan kegiatan bidan dalam mendidik kesehatan dimasyarakat khususnya mendidik sadari kepada WUS . 3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten a. Penanggung jawab program KIA secara kontinyu melaksanakan pembahasan , pembinaan dan motivasi kepada segenap bidan diwilayahnya agar dapat meningkatkan pengetahuan , ketrampilan serta peran fungsi dan kompetensinya secara maksimal khususnya peran untuk mendidik sadari kepada WUS. b. Kerja sama dengan organisasi IBI untuk menyelenggarakan seminar , atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dan ketrampilan bidan diwilayahnya, khususnya deteksi dini kanker payudara dan sadari. DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono. P , Ilmu Kandungan, YPB-SP, Jakarta, 2002. 2. Www. Copyrigh Aku Percaya Com , Forum Diskusi Kristen Internasional Htm., 2006. 3. Www. Umi Group Cm J. Animora , Progeria Dan Kanker Payudara, 2005 4. Haryono, S , Harapan Baru Penderita Kanker Payudara Bacaan Pasangan Muda, Ayah Bunda, Jakarta , 2005. 5. Peraboi , Protokol Pelaksanaan Kanker Payudara, Undip, Semarang, 2003. 6. Kusuma.W, Onkologi , Bina Rupa Aksara , Jakarta , 1999. 7. Suyudi.A, Surveilan Penyakit Tidak Menular , DepKes , Jakarta, 2002. 8. Pitra @ Monday, Kanker Payudara Membawa Korban , 2006.
9. Ramli.M , Mendeteksi Dini Kanker, FKUI, Jakarta , 2005. 10. Manuaba.S , Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencan Untuk Pendidikan Bidan, ECG, Jakarta , 1998. 11. Mustika,dkk,50 Tahun IBI Menyongsong Masa Depan, PP IBI, Jakarta , 2004. 12. Handayani, S , Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal WUS Terhadap Pengetahuan Tentang Sadari Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara, Gama, Yogyakarta , 2001. 13. Muzaidi, Proses Komunikasi dan Informasi Bidan Desa pada Kunjungan Bumil , Undip, Semarang , 2003. 14. Suyudi. A , KepMenKes RI No 900 /MenKes/SK/VII/02 Tentang Registrasi Dan Praktek Bidan, MenKes, Jakarta , 2002. 15. Yasin. S , Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amanah, Surabaya , 1997. 16. Machfuedz,I , Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan, Tramaya, Yogyakarta , 2006. 17. Leuwia, MS , Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker, UNS, Surakarta ,. 1998 18. Manuaba, S ,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, ECG, Jakarta, 2002. 19. Friedman dkk , Seri Skema Diagnosis Dan Penatalaksanaan Ginekologi, Binarupa Aksa, Jakarta, 1988. 20. Long, BC , Pasien Dengan Masalah Payudara, UNS, Surakarta, 1999. 21. Rothenborg , Petunjuk Lengkap Memelihara Payudara, UP, Kresno, Jakarta , 1999. 22. Unpad , Obstetrifisiologi. Elemen, Bandung , 1998. 23. Notoatmodjo, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta , 2003. 24. Notoatmodjo , Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta , 1997. 25. Budioro, B , Pengantar Pendidikan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, FKM Undip, Semarang ,1998 . 26. Rahmat, J , Psikologi Komunikasi, Remaja Kosda Karya, Bandung , 2001. 27. Widayatun. W , Ilmu Perilaku Jiwa, Agung Ceto, Jakarta , 1999.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 19
28. Azwar , Sikap Manusia Teori Dan Masyarakat, DepKes RI, Jakarta, Pengukurannya, Pustaka Belajar, 1995. Jakarta , 2000. 46. Makmuri.M , Perilaku organisasi , UGM , 29. Kartono, K , Psikologi Umum, Mandar Yogyakarta , 1999. Maju, Bandung , 1999. 47. Saifudin.A , Buku Acuan Nasional 30. Green, L.W , Health Promotion Planing Pelayanan Kesehatan Maternal dan An Educational And Enviromental Neonatal , YBP – SP , Jakarta , 2000. Approah, Mayfield Publishing Suyudi.A, Gerakan partisipatif Company, London , 2000. Penyelamatam Ibu Hamil, Menyusui 31. Nursalam , Konsep Dan Penerapan dan Bayi, API, Jakarta, 2003. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medik, Jakarta , 2003. 32. Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung., 2006. 33. Notoatmodjo , Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta , 2002. 34. Kartono.K , Psikologi Wanita , Mengenal Sebagai Ibu dan Nenek, Mandar Maju, Bandung , 2001. 35. Bennet. F.J , Diagnosis Komonitas dan Program Kesehatan, Medika, Jakarta 1997. 36. Zaenul,A , Penilaian hasil Belajar , Diknas , Jakarta , 2001. 37. Sukardi , Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta , 2003. 38. Arikunto , Prosedur Penelitian – Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. 39. Murti.B , Prinsip Dan Metode Riset Epidemologi, GAMA Uni-Press, Yogyakarta ,1997. 40. Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Undip, Semarang , 2001. 41. Azwar. A , Program Kesehatan Produksi Dan Pelayanan Integratif Di Tinggkat Puskesmas, Depkes RI, Jakarta , 2001. 42. Santoso.S , SPSS for Window Release 10,0. .PT Elekmedia K Gramedia, Jakarta 2002. 43. Santoso.S , Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, PT Elekmedia K Gramedia, Jakarta 2001. 44. Untari.A , Metode Penelitian Kualitatif, Magister Promosi Kesehatan Program Studi IKM, UGM, Yogyakarta. 2004. 45. Mantra.I.B , Dasar Dasar Komunikasi , Pusat Penyuluhan Kesehatan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 20
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2010 21