ISSN : 2477 – 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 | 72-84
HUBUNGAN WAKTU PENGENALAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN ANAK BALITA USIA 7-24 BULAN DI KELURAHAN MENALA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT 1
Dian sukma astuti, 1Cristin Murti, 1Endy bebasari 1 Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRACT
Waktu pengenalan Mp-Asi yang baik dapat menunjang pertumbuhan balita. Pertumbuhan pada anak balita seharusnya mencapai angka kumulatif sebesar 60% dari pencapaian target 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu pengenalan Mp-Asi dengan pertumbuhan anak balita usia 7-24 bulan di kelurahan Menala Wilayah kerja Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional menggunakan instrument kuesioner badan alat timbang badan. Populasi sebanyak 169 anak balita dan sampel sebanyak 44 anak balita di Kelurahan Menala wilayah kerja Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Uji Chi-Square dengan Alternative fisher’s exact. Dari hasil penelitian menunjukkan Waktu Pengenalan Mp-Asi tidak ada hubungan dengan pertumbuhan anak balita usia 7-24 bulan di Kelurahan Menala Wilayah Kerja Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, di buktikan dengan hasil uji Fisher’s exact didapatkan nilai p=0,589 > α=0,05. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bila waktu pengenalan Mp-Asi tepat, maka belum tentu anak balita pertumbuhannya baik. Karena pertumbuhan anak balita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu pengenalan Mp-Asi, namun bisa disebabkan oleh faktor lain yaitu genetik, emosi, hormon ataupun lingkungan. Kata Kunci: Anak balita, waktu pengenalan Mp-Asi, pertumbuhan merekomendasikan empat hal penting yang
PENDAHULUAN Makanan berperan penting terhadap tumbuh kembang, kesehatan, dan daya tahan tubuh anak, khususnya sebagai materi yang mengandung
zat-zat
khusus
untuk
melindungi anak dari berbagai jenis jenis penyakit (Krisnatuti, 2008). Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, Global strategy for infant and young child feeding dari WHO/UNICEF
harus dilakukan, yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit bayi setelah lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian asi eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai
24
bulan,
dan
meneruskan
pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Peranan MPASI sama
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
73
sekali bukan untuk menggantikan ASI,
mempunyai waktu untuk anaknya, dan juga
melainkan hanya untuk melengkapi ASI.
status
(Krisnatuti dan Yenrina, 2008).
mempengaruhi ibu memberikan makanan
social
ekonomi
keluarga
Menurut (Maria dan Dina,2001), MP-
pendamping ASI terlalu dini dilihat dari
ASI adalah makanan yang diberikan pada
daya beli terhadap makanan pendamping
bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih
ASI yaitu jika semakin baik perekonomian
karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan
keluarga maka daya beli akan makanan
zat
makanan
tambahan juga mudah, sebaliknya semakin
pendamping ASI kepada bayi harus melalui
buruk perekonomian keluarga, maka daya
beberapa tahapan, dimulai dari 6 bulan
beli akan makanan tambahan lebih sulit
setelah pemberian ASI eksklusif, bayi sudah
(Soraya, 2005).
gizi
bayi.
Pengenalan
bisa menerima makanan bukan cair, karena gigi telah menolak
tumbuh dan lidah tidak lagi makanan
setengah
padat.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak mengalami gizi kurang di seluruh dunia.
Pemberian MPASI hendaknya tuntas sampai
Sebanyak
3
juta
bayi barusia 12 bulan, karena bayi telah siap
meninggal tiap tahun akibat kurang gizi dan
menerima makanan padat pada umumnya
berdasarkan
seperti nasi (Sediaoetama, 2006).
dilakukan di salah satu Negara maju yaitu
studi
anak
di
antaranya
kedokteran
yang
Pada tahun 2001 WHO merevisi
Eropa menunjukkan angka kesakitan dan
rekomendasi global mengenai pemberian
kematian bayi yang diberikan ASI lebih
ASI yang harus dilakukan segera mungkin,
rendah dari pada yang diberi susuformula,
yaitu dalam waktu satu jam setelah bayi
dengan angka kematian mencapai 5 per
lahir dan dianjurkan memberikan ASI
1.000 kelahiran hidup, (Yuniardono, 2007).
Eksklusif selama 6 bulan (Umniyati dalam Merdekawati, 2005). Dalam hal ini, prilaku ibu yang
Dilihat dari data ASEAN Statistik di Negara Asia bagian Timur dan Tengah, AKB
di
Vietnam, dan
Thailand,
Singapura
Filipina,
memiliki bayi memegang peranan penting
Malaysia,
dalam pemberian ASI dan MP-ASI yang
adalah 18; 17; 26; 5,6; dan per 1000
tepat. Disamping itu status pekerjaan ibu
kelahiran
menjadi alasan ibu memberikan makanan
dibandingkan, maka AKB di lima Negara
pendamping ASI terlalu dini karena kurang
tersebut. Berdasarkan hasil survei demografi
hidup
berturut-turut
(KH).
Apabila
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
74
dan kesehatan Indonesia (SDKI 2007)
2008, cakupan pemberian ASI Eksklusif 6
menunjukkan bahwa secara nasional, AKB
bulan meningkat dari 58,9% menjadi 62,2%
di Indonesia adalah 34 per 1.000 KH. Jika
namun setelah itu grafik tidak mengalami
dibandingkan dengan AKB tahun 2003
peningkatan, bahkan cenderung menurun
sebesar 35 per 1000 KH. AKB tersebut
(Mediakom, kemenkes RI, Agustus 2010).
sudah menurun namun masih jauh dari target
Millenium
Development
Goals
Pemberian ASI pada bayi dibawah usia
dua
bulan
berdasarkan
Survey
(MDGs) 2015 yaitu 23 per 1000 KH hingga
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
memerlukan
semua
tahun 2006-2007 hanya mencakup 67% dari
komponen untuk mencapai target tersebut
total bayi yang ada. Persentase tersebut
(DEPKES RI,2009).
menurun seiring dengan bertambahnya usia
upaya
keras
dari
Sebagian besar bayi di Indonesia
bayi, yakni 54% pada bayi usia 2-3 bulan
(81,02%) disusui sampai 6 bulan atau lebih.
dari 19% pada bayi usia 7-9 bulan. Lebih
Probabilitas kumulatif ketahanan hidup bayi
memprihatinkan, 13% bayi dibawah dua
menurut durasi pemberian ASI adalah
bulan telah diberi susu formula dan satu dari
sebagai berikut : pemberian ASI 0 bulan
tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi
ketahanan hidupnya adalah 71%, pemberian
makanan tambahan (Setiawirawan, 2009).
ASI 1-2 bulan ketahanan hidupnya adalah
Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
91%, 3 bulan adalah 94%, 4 bulan adalah
(RISKESDAS, 2013) tentang persentase
95%, dan 6 bulan atau lebih adalah 99%.
pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir
Hal ini berarti jika bayi yang lahir kemudian
dan tanpa riwayat
diberi ASI minimal sampai 6 bulan maka
prelakteal pada umur 6 bulan sebesar 30,2%.
bayi tersebut akan memiliki kesempatan
Inisiasi menyusui dini kurang dari satu jam
99%
setelah bayi lahir adalah 34,5%, tertinggi di
untuk
merayakan
ulang
tahun
pertamanya (Besral, 2008).
diberikan makanan
Nusa Tenggara barat, yaitu sebesar 52,9%
Pada puncak peringatan pekan ASI
dan terndah di Papua Barat 921,7%).
sedunia, di Jakarta 9 Agustus 2010, ibu
Cakupan bayi baru lahir umur 0-6 bulan di
Negara menyebutkan laporan dari Menkes,
Propinsi nusa Tenggara Barat tahun 2013
bahwa kesadaran masayrakat memberikan
sebanyak
ASI kepada bayinya menunjukkan grafik
mendapatkan
yang meningkat. Sepanjang tahun 2004-
19.038 bayi, sedangkan yang mendapatkan
93,782 ASI
bayi,
yang
Eksklusif
tidak
sebanyak
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
75
ASI Eksklusif sebanyak 74,744 bayi, (Dinas
Kerja Puskesmas Taliwang Kabupaten
Kesehatan NTB, 2013).
Sumbawa Barat.
Sementara
itu,
menurut
Laporan
2.
Mengidentifikasi waktu pengenalan
Pendataan Buku Penimbangan Bayi Balita
mp-asi pada anak balita usia 7-24
Tahun 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas
bulan di Kelurahan Menala wilayah
Taliwang
kerja Puskesmas Taliwang kabupaten
sebanyak
773
Balita,
yang
mencakup dari 7 Posyandu balita, yaitu Posyandu
SBH
sebanyak
127
Balita,
Sumbawa Barat. 3.
Mengidentifikasi pertumbuhan pada
Posyandu Batu Beleq sebanyak 77 Balita,
anak
Posyandu Bosok B sebanyak 90 Balita,
Kelurahan
Posyandu Menala A sebanyak 163 Balita,
Puskesmas
Posyandu Bosok A sebanyak 93 Balita,
Sumbawa Barat.
Posyandu Tanakakan sebanyak 162 Balita
usia
7-24
Menala
bulan di
wilayah
Taliwang
kerja
kabupaten
Menganalisis
hubungan
dan khususnya di Posyandu Menala B
pengenalan
mp-asi
sebanyak 169 Balita (Puskesmas Taliwang,
pertumbuhan pada anak balita usia 7-
2015). Pencapaian ASI Eksklusif di wilayah
24 bulan di Kelurahan Menala wilayah
kerja
kerja Puskesmas Taliwang kabupaten
Puskesmas
Taliwang
Kabupaten
Sumbawa Barat dari bulan Januari sampai
4.
balita
waktu dengan
Sumbawa Barat.
dengan Desember 2015 mencapai angka kumulatif sebesar 60% dari pencapaian
METODE PENELITIAN
target 80%. Berdasarkan uraian latar belakang, maka hal ini menarik perhatian peneliti untuk
mengetahui
Populasi adalah keseluruhan objek
waktu
penelitian atau yang diteliti (Notoadmodjo,
pengenalan MP-ASI dengan pertumbuhan
2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
anak balita usia 7-24 bulan di Desa Menala
ibu yang mempunyai anak balita usia 7-24
wilayah
bulan di desa
kerja
hubungan
Populasi dan Sampel penelitian
Puskesmas
Taliwang
Menala
wilayah kerja
kabupaten Sumbawa Barat.
puskesmas Taliwang yaitu 169 anak (Profil
TUJUAN KHUSUS
Puskesmas Taliwang, 2015).
1.
Mengidentifikasi karakteristik anak
Sampel adalah untuk menentukan jumlah
balita di kelurahan Menala Wilayah
sampel pada penelitian ini menggunakan
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
76
perhitungan sebagai berikut dengan tingkat
karakteristik subyek yang diperlukan dalam
signifikan 1% (Nursalam, 2011). Sampel
suatu penelitian (Nursalam, 2013).
dari
Instrumen
penelitian
ini
adalah
ibu
yang
mempunyai anak balita 7-24 bulan di desa Menala
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengambilan
Taliwang.
data (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian
Tehnik sampling
ini
Teknik sampling merupakan tehnik
instrument
penelitian
ini
yang
digunakan
dalam
adalah
kuesioner
untuk
pengambilan sampel. Untuk menentukan
mengetahui waktu pengenalan makanan
sampel yang digunakan dalam penelitian
pendamping ASI. kuesioner adalah sejumlah
(Sugiono, 2014). Dalam penelitian ini
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
pemilihan
memperoleh
sampel
probability
dengan
sampling
jenis
cara
non
purposive
informasi
dari
responden,
dalam arti laporan tentang pribadinya atau
sampling.
hal-hal yang ia lakukan (Arikunto, 2010)
Rancangan Penelitian
sedangkan instrumen untuk pertumbuhan
Desain
penelitian
adalah
suatu
rancangan yang bisa dipergunakan oleh peneliti
sebagai
petunjuk
anak balita dengan observasi menggunakan alat timbangan BB/U (WHO-NCHS).
dalam
Observasi adalah cara pengumpulan
merencanakan melaksanakan peneliti untuk
data
mencapai suatu tujuan atau menjawab
langsung kepada responden untuk mencari
pertanyaan
2009).
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
Peneliti ini menggunakan survey analitik
(Alimul, 2008). Tehnik pengumpulan data
dengan pendekatan Cross Sectional yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
merupakan penelitian untuk mempelajari
pedoman wawancara dan dokumentasi yaitu
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
mengumpulkan data secara formal kepada
dengan efek, dengan cara pendekatan,
subyek untuk menjawab pertanyaan secara
observasi atau pengumpulan data sekaligus
tertulis (Nursalam, 2013).
pada suatu saat.
Analisa Data
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Analisa data yang digunakan adalah uji chi-
Pengumpulan data adalah proses pendekatan
square dengan rumus :
kepada subyek dan proses pengumpulan
X=∑( − ℎ) ℎKet : X 2 = Nilai
peneliti
(Nursalam,
dengan
melakukan
pengamatan
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
fO
=
77
Frekwensi
yang
didapat
berdasarkan data
Sumber: Data primer hasil penelitian 2016 Data
fh = Frekwensi yang diharapkan
tabel
4.2
menunjukkan
bahwa
pendidikan responden yang tertinggi adalah
HASIL PENELITIAN
SMA berjumlah 22 responden (50%),
Data Umum
Perguruan Tinggi berjumlah 13 responden
Karakteristik
responden
berdasarkan
(30%), SD berjumlah 5 responden (11%),
umur ibu memperoleh hasil:
dan SMP berjumlah 4 responden (9%).
Tabel 4.1:Distribusi Responden Berdasarkan
Karakteristik
Umur
pekerjaan mendapatkan hasil:
No
umur
jumlah
Persentase
Responden
(n)
(%)
(tahun)
responden
berdasarkan
Tabel 4.3:Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No
umur balita
jumlah
Persentase
(n)
(%)
1
20-35 tahun
32
73
2
36-46 tahun
12
27
1
7-12 bulan
16
36
Total
44
100
2
>12-24 bulan
18
64
44
100
Sumber: Data Primer hasil penelitian 2016
Total
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi
Sumber: Data primer hasil penelitian 2016
umur dewasa awal 20-35 tahun sebanyak 32
Dari tabel 4.4 di dapatkan bahwa dari 44
(73%) dsn distribusi dewasa akhir 36-46
anak balita, anak balita yang berumur 7-12
tahun sebanyak 12 (27 %).
bulan terdapat 16 (36 %) dan anak balita
Karakteristik
responden
berdasarkan
pendidikan mendapatkan hasil:
(64%).
Tabel 4.2:Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan. N
Pendidikan
jumlah
Persentase
o
Responden
(n)
(%)
1
SD
5
11
2
SMP
4
9
3
SMA
22
50
4
PERGURUAN
13
30
44
100
TINGGI Total
yang berumur 12-24 bulan terdapat 28
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
Karakteristik
78
responden
berdasarkan
Asi tepat 20 responden (45,5%) dan tidak
jenis kelamin mendapatkan hasil: Tabel
4.5:Distribusi
Kelamin
Balita
di
Wilayah
Kerja
berdasarkan Kelurahan
Puskesmas
Jenis Menala
Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat. No
Jenis Kelamin
pemberian kuesioner waktu pengenalan Mptepat ada 24 responden (54,5%). Karakteristik
responden
berdasarkan
pertumbuhan anak balita mendapatkan hasil: Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan
jumlah
Persentase
(n)
(%)
Pertumbuhan/BB
balita
di
Kelurahan
1
Laki-laki
24
54,5
Menala Wilayah Kerja Puskesmas Taliwang
2
Perempuan
20
45,5
Kabupaten Sumbawa Barat.
Total
44
100
No
kategori BB
jumlah
Persentase
(n)
(%)
Sumber: Data primer hasil penelitian 2016 Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa jenis
1
Baik
39
88,6
kelamin balita laki-laki 24 anak (54,5%) dan
2
kurang
5
11,4
44
100
balita perempuan 20 anak (45,4%).
Total
Sumber: Data primer hasil penelitian 2016
Data Khusus berdasarkan
Berdasrkan tabel 4.7 didapatkan bahwa dari
waktu pengenalan Mp-Asi mendapatkan
44 anak balita yang pertumbuhan/BB baik
hasil:
39 (88,6%) anak balita dan pertumbuhan
Tabel 4.6:Distribusi Responden Berdasarkan
kurang 5 (11,4%).
Waktu Pengenalan Mp-Asi di Kelurahan
Analisa Hubungan Waktu Pengenalan
Menala Wilayah Kerja Puskesmas Taliwang
Mp-Asi
Kabupaten Sumbawa Barat.
Balita Usia 7-24 Bulan di Kelurahan
Karakteristik
No
responden
Waktu
jumlah
Persentase
Pengenalan
(n)
(%)
MP-ASI
Menala
dengan
Pertumbuhan
wilayah
Kerja
Anak
Puskesmas
taliwang. Tabel 4.8 Tabulasi silang Analisa Hubungan
1
Tepat
20
45,5
Waktu
2
Tidak tepat
24
54,5
Pertumbuhan Anak Balita Usia 7-24 Bulan
Total
44
100
Sumber: data primer hasil penelitian 2016 Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan bahwa dari 44 responden data yang didapat melalui
di
Pengenalan
kelurahan
Menala
Puskesmas Taliwang.
Mp-Asi Wilayah
dengan Kerja
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
N Waktu o Penge nalan
79
Pertumbuhan Baik n
Total
Kurang %
n
PEMBAHASAN Usia
%
n
%
Mp-
1.
Pengetahuan Waktu
Asi
pengenalan
Mp-Asi
1 Tepat
18
41
2
4
20
45
banyak yang tidak tepat (54,5%) hal
2 Tidak
21
48
3
7
24
55
ini dapat dijumpai pada ibu yang
tepat Total
berusia 20-35 tahun (83%) hal ini 39
89
5
11
44
100
menunjukkan
Sumber: data primer hasil penelitian 2016
usia dewasa awal ini pada umumnya
2 (4%) yang pertumbuhannya kurang dalam
ibu
kategori waktu pengenalan Mp-Asi yangDa
2012) pengetahuan atau kongnitif
dengan
merupakan
menggunakan UJi Chi-Square didapatkan
makanan tambahan pada bayi karena
peneliti
dengan pengetahuan yang baik, ibu
menggunakan alternatif Fisher’s Exact Test
tahu kapan waktu pemberian makanan
dan didapatkan p value= 0,589 dimana pα=
yang
0,05 yang artinya h0 diterima dan Ha ditolak
dari
Pengetahuan
dapat
informasi
yang
disampaikan orang lain, media cetak,
signifikan antara waktu pengenalan Mp-Asi
Barat.
tepat.
diperoleh
yang berarti tidak ada hubungan yang
Puskesmas Taliwang Kabupaten Sumbawa
sangat
faktor yang penting dalam pemberian
tidak memenuhi syarat untuk dilakukan Uji
bulan di kelurahan Menala Wilayah Kerja
yang
seseorang. Pengetahuan ibu adalah
excpected Count kurang dari 5 sehingga
dengan pertumbuhan anak balita usia 7-24
domain
penting untuk terbentuknya tindakan
bahwa ada dua cell yang < 20% atau
itu
baru
Hal ini didukung oleh (Shandra,
waktu pengenalan MP ASI yang tidak tepat.
karena
yang
belum baik.
pertumbuhannya kurang baik dalam kategori
Oleh
usia
tentang Waktu pengenalan Mp-Asi
pertumbuhannya baik dan 3 anak (7%) yang
ChiSquare.
merupakan
memiliki anak sehingga pengetahuan
tepat dan terdapat 21 anak (48%) yang
analisa
dapat
memberikan Mp-Asi pada kategori
(41%) anak yang pertumbuhannya baik dan
hasil
usia
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
Dari 44 anak balita yang diteliti terdapat 18
Dari
bahwa
media elektronik atau penyuluhan. 2.
Pendidikan Sejumlah 87,5% ibu yang waktu pengenalan
Mp-Asi
tidak
tepat
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
80
memiliki pendidikan yang baik, hal ini
pembangunan kesehatan, sebaliknya
memungkinkan
faktor
pendidikan
faktor
menghambat
ketidaktahuan
karena atau
karena
yang
kurang
akan
perkembangan
sikap
keluarga yang mempengaruhi Mp-Asi
seseorang terhadap nilai-nilai yang
diberikan tidak sesuai jadwal misalnya
baru diperkenalkan (DEPDIKNAS,
neneknya atau yang mengasuh.
2005).
Pendidikan ibu rata-rata tamatan
3.
Pekerjaan
SMA jadi semakin tinggi tingkat
Pekerjaan
(71%)
hal
ini
pendidikan ibu maka semakin baik
disebabkan pada ibu bekerja anaknya
tingkat
dalam
diasuh oleh orang lain (nenek atau
pada
pengasunya) hal ini menyebabkan Mp-
pengetahuan
memberikan anaknya.
asupan
ibu gizi
Menurut
penelitian
Asi
diberikan
tidak
tepat
(Zulhaeri, 2014) menyebutkan bahwa
waktunya.Teori ini didukung oleh
pendidikan
(Novaria, 2000) Pekerjaan ibu dapat
merupakan
memindahkan
ilmu
usaha
pengetahuan
menunjang
kehidupan
dalam
kepada orang lain, seseorang yang
memberikan makanan yang bergizi
menerima pendidikan yang lebih baik
untuk
atau tinggi biasanya akan lebih mampu
membantu perekonomian kelauarga.
berfikir secara obyektif dan rasional.
Pekerjaan orang tua yang teratur dan
Makin
pendidikan,
terjadwal dapat membuat waktu luang
makin mudah seseorang menerima
bersama keluarga lebih banyak dan
informasi sehingga makin banyak pula
makanan yang diberikan kepada anak
pengetahuan
yang
dimiliki.
balita lebih baik dan bergizi. Seorang
Pendidikan
diperlukan
untuk
ibu yang bekerja akan mempunyai
mendapatkan informasi misalnya hal-
tambahan pendapatan sehingga dapat
hal
memenuhi
tinggi
yang
tingkat
menunjang
kesehatan,
keluarganya
kebutuhan
dan
dapat
keluarganya.
sehingga dapat meningkatkan kualitas
Apabila ibu tidak bekerja maka tidak
hidup. Dapat mempengaruhi seseorang
dapat memenuhi kebutuhan pokok
termaksuk juga perilaku sesorang akan
keluarganya, bekerja untuk perempuan
pola hidup terutama dalam memotivasi
sering kali bukan pilihan tetapi karena
untuk siap berperan serta dalam
pendapatan suami tidak cukup untuk
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
memenuhi
81
kebutuhan
rumah
tangganya.
orang tuanya makanan yang bergizi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
Keadaan budaya yang dimaksud
balita, anak balita ada yang sakit tetapi sakit
adalah mengenai makanan yang boleh
yang tidak terlalu berat seperti batuk, pilek,
dimakan oleh anak maupun yang tidak
dan demam.Beberapa diantaranya ada yang
boleh dimakan oleh anak. Dismping
anak pertama, kedua, dan ketiga dimana ibu
itu ada juga budaya yang sudah turun
sudah
temurun berlaku dimasayrakat, yaitu
memberikan makanan yang baik dan bergizi
budaya untuk memberikan makanan
untuk anakanya.
lebih
berpengalaman
dalam
pendamping ASI dini kepada anak,
Analisa Hubungan Waktu Pengenalan
yaitu mulai usia 3 bulan anak sudah
Mp-ASi dengan Pertumbuhan Anak Balita
diberikan makanan berupa pisang
Usia 7-24 Bulan di Kelurahan Menala
lumat kepada bayinya. Perilaku seperti
Wilayah
ini merupakan perilaku turun-temurun
Kabupaten Sumbawa Barat.
Kerja
Puskesmas
Taliwang
yang dilihat ibu balita dari ibunya.
Dari hasil penelitian ini didapatkan
Budaya seperti ini merupakan unsur
hasil sebagian besar waktu pengenalan Mp-
budaya yang salah karena pemberian
Asi yang tepat yaitu 20 orang 45,5% dan
MP-ASI terlalu dini kepada bayi dapat
yang tidak tepat yaitu 24 orang 54,5%. Hal
mempengaruhi pencernaan bayi.
ini membuktikan bahwa semakin tepat
Pertumbuhan
waktu pengenalan Mp-Asi akan semakin
Pertumbuhan pada anak balita 88,64%
baik pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan
memiliki pertumbuhan yang baik karena
anak balita usia 7-24 bulan merupakan tahap
anak jarang sakit, dan rutin dibawa ke
dimana seorang anak mulai dikenalkan
Posyandu dan dapat dilihat dari buku KMS
makanan pendamping mulai dari bentuk
dan pemantauan yang rutin. Anak balita di
encer ke bentuk padat.
Kelurahan Menala sering mengalami sakit
Hasil Penelitian ini menunjukkan tidak
batuk, pilek dan demam dan jarang sekali
ada hubungan yang signifikan antara waktu
terkena penyakit yang parah.
pengenalan Mp-Asi dengan pertumbuhan
Hal ini didukung oleh (Adriani dan
anak balita. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
Wirjatmadi, 2012) Pertumbuhan yang baik
beberapa faktor lainnya diantaranya faktor
dikarenakan makanan yang diberikan oleh
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
82
herediter, faktor lingkungan (lingkungan
Gonadotropin. Terciptanya hubungan yang
Internal dan Lingkungan Eksternal).
hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu,
Faktor herediter merupakan faktor
saudara akan berpengaruh besar terhadap
yang tidak dapat untuk dirubah ataupun
perkembangan emosi, social dan intelektual
dimodifikasi, ini merupakan modal dasar
anak.
untuk mendapatkan hasil akhir dari proses
banyak sekali yang mempengaruhuinya,
tumbuh kembang anak. Melalui intruksi
diantaranya adalah kebudayaan, kebudayaan
genetik yang terkandung di dalam sel telur
suatu
yang telah dibuahi dapatlah ditentukan
kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah
kualitas
laku dalam bagaimana orang tua mendidik
dan
kuantitas
pertumbuhan
Sedangkan
daerah
lingkungan
akan
Eksternal
mempengaruhi
termaksud dalam faktor genetik ini adalah
anaknya (Nabil, 2014).
jenis kelamin dan suku bangsa/ras. Misalnya
KESIMPULAN
anak keturunan bangsa Eropa akan lebih
Dari hasil penelitian yang dilakukan di
tinggi dan lebih besar jika dibandingkan
kelurahan Menala Wilayah Kerja Puskesmas
dengan
Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dapat
keturunan
Asia
termaksud
Indonesia, pertumbuhan postur tubuh wanita
disimpulkan sebagai berikut:
akan berbeda dengan laki-laki( Nabiel, 2014
1.
Sebagian besar Waktu pengenalan
).
Mp-Asi pada anak balita di Kelurahan
Faktor lingkungan, ada lingkungan Internal
Menala Wilayah Kerja Puskesmas
dan Eksternal dimana lingkungan Internal
Taliwang Kabupaten Sumbawa barat
hal yang berpengaruh diantaranya adalah
yang tidak tepat(54,5%).
hormon dan emosi ada tiga hormon yang
2.
Sebagian
besar
pertumbuhan
di
mempengaruhi pertumbuhan anak balita
Kelurahan Menala Wilayah Kerja
yaitu hormone somatotropin merupakan
Puskesmas
hormone yang mempengaruhi jumlah sel
Sumbawa barat yang baik (88,6%).
tulang, merangsang sel otak pada masa
3.
Taliwang
Kabupaten
Dari hasil analisa Hubungan waktu
pertumbuhan, berkurangnya hormon ini
pengenalan
dapat menyebabkan Gigantisme. Hormon
pertumbuhan anak balita usia 7-24
tiroid akan mempengaruhi pertumbuhan
bulan di kelurahan Menala Wilayah
tulang,
akan
Kerja Puskesmas Taliwang Kabupaten
hormon
Sumbawa Baratdengan menggunakan
kekurangan
menyebabkan
hormone
Kretinisme
dan
ini
Mp-Asi
dengan
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
Fisher’s
83
Exact
test
tidak
ada
Fikawati Sandra, Syafia Ahmad, Kasima
Hubungan yang signifikan(p=0,589).
Khaula. 2015. Gizi Ibu Dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers. Hayati Aslis. 2009. Buku Saku Gizi Bayi.
DAFTAR PUSTAKA Adriani Merriyana, Wirjatmadi Bambang. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus
Jakarta : EGC. Hendyca, PDS, et al. 2014. Keperawatan
Kehidupan. Jakarta: KENCANA
AnakDan
Arini. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui.
Jakarta:
Istiany Ari, Dkk. 2014. Gizi Terapan. Bandung: ROSDA
Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian. Edisi Jakarta:
Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tinggi Ilmu Kesehatan
Notoadmodjo. 2012. Metodelogi Penelitian
Stikes Mataram .
Kesehatan. Jakarta:Rieneka Cipta.
Departemen Kesehatan R.I. 2009. Tabel Standar Antropometri. .
2007.
Kita
SuarakanmMDGs Pencapaianya
Demi di
Indonesia.
Indonesia: BPS Asi Eksklusif. DKK.
Puskesmas Taliwang. 2015. Data Posyandu Penimbangan Bayi Balita. Taliwang. Posyandu Menala. 2015. Buku Penimbangan Bayi Balita. Taliwang. Reskisdes. 2013. Presentase Pemberian Asi Eksklusif.
Dikes NTB. 2013. Profil Jumlah Tentang 2012.
Salmah
Sjaarifah.
Pengantar
Ilmu
2013.
Konsep
&
Kesehatan Masayrakat.
Manajemen
Jakarta: TIM.
Pendamping
Suastika Made. 2014. Hubungan Kebiasaan
Air Susu Ibu. Jakarta:
Pemberian Makanan Pendamping
PERINASIA
Asi Dengan Status Gizi Anak Usia
Makanan
Fauji Asmul. 2015. Gambaran Pengetahuan Ibu
Grafik Asi Eksklusif. Nabil Ridha. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Buku Panduan Skripsi. 2015/2016. Sekolah
Ayu,
Mediakom Kemenkes RI. 2010. Profil
Pt
Rineka Cipta
Dyah
Kembang.
Yogyakarta: Nuha Medika .
Flashbooks . Revisi.
Tumbuh
Menyusui
Tentang
Asi
Eksklusif. Stikes Mataram: NTB
6-24 Bulan. Stikes Mataram: NTB
DIAN SUKMA ASTUTI CRISTIN MURTI ENDY BEBASARI
Sugiyono.
2010.
84
Metode
Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Jakarta. Sulistijani. A.D. 2001. Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta : Puspa Swara. Supariasa. 2005. Penilaian Status Gizi: EGC. . 2012. Penelitian Status Gizi. Jakarta : EGC. Syafiq Ahmad. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Pers. Tim Skripsi. 2015. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram. Yusuf
Fitriani. Kelengkapan
2014.
Pemberian
Makanan
Dan
Pertumbuhan Anak Balita Usia 1-3 Tahun. Stikes