Linguistik Indonesia Tahun ke-28, No. 1, Februari 2010, 1-10
Copyright 2010 by Masyarakat Linguistik Indonesia
ABREVIASI DAN AKRONIM PADA BATU NISAN MASA VOC DI BATAVIA Lilie Suratminto* Universitas Indonesia Abstract The paper discusses various abbreviations and acronyms found on headstones during the period of VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) or The Netherland’s East Indies Trading Company at the useum Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion and Onrust Island in the capital city of Jakarta. Verbal codes in form of inscription on the headstones were written during the colonial times in Indonesia, which was in the 1700s and 1800s, and the language used was Dutch. The abbreviations and acronyms have been difficult to understand to date. There are not many people who speak modern Dutch can interpret the abbreviations and acronyms, let alone understand the codes. To understand the whole content of the codes, one must understand their representations and meanings of the abbreviations and acronyms. Data from various abbreviations and acronyms found in this study were classified by their types and analyzed meticulously based Dutch morphological features. Key words: abbreviation, acronym, Dutch.
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN Hampir setiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik kita dihadapkan pada singkatansingkatan, yang terkadang membuat kita bertanya-tanya apa maksudnya. Wartawan yang menyampaikan tulisan terkadang tidak memberikan keterangan mengenai singkatan tersebut. Kita terkadang baru mengerti apabila singkatan-singkatan tersebut disajikan dalam suatu wacana, misalnya pada saat terjadi kecelakaan pesawat milik Angkatan Udara disebut istilah alutsista. Diwacanakan bahwa alutsista kita sudah ketinggalan zaman, anggaran untuk pengadaan alutsista sangat kecil, dan sebagainya. Tidak jarang pembaca menebak-nebak maksudnya; mungkin alutsista semacam senjata. Ternyata yang dimaksud adalah ’alat utama sistem persenjataan’. Kalau suatu singkatan sudah sangat sering dipergunakan dalam keseharian, orang tidak lagi mengingat atau tahu bentuk etimologisnya, misalnya kata SMS, AIDS, DNA, EMAIL, RADAR dan sebaginya. Abreviasi atau dalam bahasa Inggris abreviation adalah seluruh proses morfologis berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata, misalnya pilpres, capres, cawapre, MLI, KPU, UI dan lainlain. Termasuk abreviasi antara lain, kependekan, singkatan, pemenggalan, kontraksi, lambang huruf dan akronim. Akronim (acronimy) merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa, misalnya UNIKA, ABRI, ASEAN, dan lain-lain (Harimurti 2008:1 revisi). TEMPAT PENELITIAN DAN SUMBER DATA Tempat penelitian adalah Museum Taman Prasasti, Museum Wayang Jakarta, dan Gereja Sion. Museum Taman Prasasti terletak di Jl. Tanah Abang I dan Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara no.27, Gereja Sion di Jl. Pangeran Jayakarta. Ketiga tempat tersebut terletak di Jakarta Pusat, dan yang ke empat di Pulau Onrust, salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta. Keempat tempat tersebut masing-masing menyimpan batu-batu nisan masa VOC di Batavia pada abad 17 dan 18. Sebenarnya batu-batu nisan yang kini tersimpan di Museum Prasasti berasal dari Portugeesche Buitenkerk ‘Gereja Portugis’ sekarang bernama Gereja Sion
Lilie Suratminto
dan dari Nieuw Hollandsche Kerk ‘Gereja Belanda Baru’ yang dirobohkan dan dijual kepada perusahaan gudang Geo Wehry & Co. pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808). Sejak tahun 1975 tempat tersebut diresmikan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin sebagai Museum Wayang. Di Museum Wayang kini tersimpan 9 buah batu nisan yang dipasang pada dinding ruang tengah museum. Museum taman Prasasti sejak tahun 1795 dipergunakan sebagai pemakaman umum Belanda karena sejak tahun itu ada placaat ‘pengumuman resmi pemerintah’ bahwa orang tidak boleh lagi memakamkan orang yang meninggal di dalam gereja dan sekitarnya, karena dianggap tidak sehat, di samping pemakaman di gereja sudah sangat penuh. Batu-batu nisan pindahan dari dalam kota Batavia kini dipasang pada dinding sayap kanan, sayap kiri, dan beranda depan. Selebihnya diletakkan sesuai dengan posisi semula di halaman belakang museum, jumlahnya sekitar 70 buah. TEKS VERBAL DAN NON VERBAL PADA BATU NISAN VOC Yang dimaksud dengan teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semau jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya (Erianto 2005: 9). Batu nisan VOC dengan demikian dapat dipandang sebagai teks karena batu nisan tersebut ‘berbicara’ kepada kita melalui tampilannya. Hal ini bisa dibuktikan melalui proses analisis model Peirce (Suratminto 2008: 17-22). Batubatu nisan VOC tersebut berisi data verbal berupa inskripsi dan data nonverbal berupa simbolsimbol pada lambang heraldiknya. Untuk jelasnya lihat batu nisan Jacobus Lindius dan Cornelis Lindius pada dinding sayap kanan Museum Prasasti berikut ini: NONVERBAL
HIER ONDER LEGT BEGRAEVEN JACOBUS LINDIUS COOPMAN IN DIENST DER E.COMP. OVERLEDEN DEN 28 DECEMB:1683 OUD 31 JAEREN 7 MAENDEN 21 DAEGEN MITSGADERS D. EER W. D° CORNELIUS LINDIUS IN SIJN LEVEN 45 JAREN GETROUT LEERAAR DER GEMEYNTE GODS GEBOREN A[nn]° 1618: EN ALHIER GODSALIGLYCK IN DEN HEERE ONTSLAPEN 12 JUNY 1686 OUT 67 JAREN 8 MAANDEN EN 16 DAGEN
VERBAL
ITEM NICOLAAS PILLETIER OUDSTE SOON VAN DEN COOPMAN E.S. NICOLAAS PILLETIER SAL. OVERLEDEN 8 AUG .1687 OUD 9:IAREN 11: MAANDEN: EN 3: DAGEN. H K N ° 30
2
Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 1, Februari 2010
Makna dari teks verbal dari batu nisan ini adalah sebagai berikut: ’Di bawah ini dimakamkan Jacobus Lindius Saudagar yang berdinas pada Kompeni Yang Mulia Meninggal pada tanggal 28 Desember 1683 usia 31 tahun 7 bulan 21 hari Juga yang terhormat Cornelis Lindius semasa hidupnya 45 tahun taat sebagai guru agama dari Jemaat Gereja, lahir pada tahun 1618 dan jenazahnya dimakamkan di sini pada tanggal 12 Juni tahun 1686 dalam usia 67 tahun 8 bulan dan 16 hari Di sini juga (dimakamkan) Nicolaas Pilletier Anak laki-laki keluarga dekat dari seorang Saudagar dan Nicolaas Pilletier meninggal dengan damai pada tanggal 8 Agustus tahun 1687 dalam usia 9 tahun, 11 bulan dan 3 hari. Sewa Pemakaman No. 30’ Dari contoh salah satu batu nisan masa VOC ini kita dihadapkan pada persoalan: 1. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Belanda pada masa batu nisan tersebut dibuat, yaitu bahasa Belanda abad 17 dan 18 yang banyak berbeda dengan bahasa Belanda modern saat ini. 2. Untuk memahami isi teks, seseorang harus menguasai bahasa Belanda masa tersebut, demikian juga untuk memahami abreviasi dan akronim-akronimnya. Oleh karena itu, peneliti harus menguasai bahasa Belanda modern sebagai sarana untuk menelusuri teks-teks masa tersebut dengan alat bantu kamus Belanda abad 17. Perlu ditambahkan, makna teks nonverbal yang lebih tepat ditafsirkan dengan alat bantu semiotik tidak dibahas di sini. DATA ABREVIASI DAN AKRONIM PADA TEKS VERBAL Batu-batu nisan VOC di Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion dan Pulau Onrust yang dianggap representatif untuk penelitian ini ada 50 buah. Untuk memudahkan, batu-batu nisan tersebut diberikan nomor urut sebagaimana tercantum pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Nomor Urut Batu Nisan dan Atas Nama No. Tempat 01. TP 02. TP 03. TP 04. TP 05. TP 06. TP 07. TP 08. TP 09. TP
Atas nama Cornelius Lindius Pieter Janse van Hoorn Sara Pedel Nicolaas Muller Marcus van den Briel Rogier de Laver Gerhardus Cluysenaer Margaretha Beatrix van Upwigh Cornelis Breekpoot
der
3
No. Tempat 26. TP 27. TP 28. TP 29. TP 30. TP 31. TP 32. TP 33. TP
Atas Nama
34. TP
Adriaan Oostwalt
JVK Johannis Caaf Catharina Geldsack Willem Lordsz van de Velde Frederik Riebalt Joan Adriaan Crudop Jonathan Michielszoon Gerard van de Voorde
Lilie Suratminto
10. TP 11. TP 12. TP 13. TP 14. TP 15. TP 16. TP 17. TP
Eewout Verhagen Hans Helt Michiel Westpalm Johanna Catharina Pelgrom Henricus Vuyst Cathalyna van Bruynis Geertruyt Broeckmans Cathartina van Doorn
35. TP 36. TP 37. TP 38. TP 39. TP 40. TP 41. TP 42. MW
18. TP 19. TP 20. TP 21. TP 22. TP 23. TP 24. TP 25. TP
Alexander van’s Gravenbroeck Jacques de Bollan Jacob van Almonde Jan Harris Anthonia Cops Anna van Doornik Christoffel Moll Joan Cornelis d’Ableing
43. MW 44. MW 45. MW 46. MW 47. GS 48. GS 49. PO 50. PO
Jeremias Riemsdijk Jan Baptista de Looff Ariton Sakara Cornelia Magdalia van Loon Daniel Six Pieter Gerardus van Overstraten Adam Andries Gustaaff Willem Baron van Imhoff Elizabeth van Heiningen Abraham Patras Maria Caen Cornelis Cesaer Hendrik Zwaardecroon Ragel Titisen Maria van de Velde Cornelis Willemse Vogel
Keterangan: Pencantuman atas nama pada setiap nomor berikut ini diperlukan karena dalam satu batu nisan dapat tertera lebih dari satu orang yang dimakamkan (Suratminto 2008: 198216). TP (Taman Prasasti), MW (Museum Wayang), GS (Gereja Sion), PO (Pulau Onrust). Tabel 2. Data Berupa Abreviasi dan Akronim No. Tempat 01. TP
Atas nama Cornelius Lindius
02. TP
Pieter Janse van Hoorn
03. TP 04. TP 05. TP 06. TP
Sara Pedel Nicolaas Muller Marcus van den Briel Rogier de Laver
07. TP
Gerhardus Cluysenaer
08. TP 09. TP 10. TP 11. TP 12. TP 13. TP
Margaretha Beatrix van der Upwigh Cornelis Breekpoot Eewout Verhagen Hans Helt Michiel Westpalm Johanna Catharina Pelgrom
14. TP 15. TP
Henricus Vuyst Cathalyna van Bruynis
4
Abreviasi dan Akronim E.COMP; DECEMB.; D.EER W. CORNELIUS LINDIUS; A.1618; SAL.,AUG. D.H. PIETER JANSE, SOON VAN D.H. P. V. H. E. COMP.; DECEM.,A 1680.,NOV., D H.R P.V., D.H, OVERL., BATA. D.H. F., OVERL., WED. V.D.H., P.V.H. L.G., N=T, A.1690. L.B.A.D.H., JUFF., D.H. tidak ada data. GOUV., DIRECT., GEB., MIDDELBR ,A., GEB., A. D.2 NOVEMB.,A1703.,D. 25 DECEMB. A.1775. EXTRA ORDINAIR., A.1768 CORN. BREEKPOT. D.E. EEWOUT VERHAGEN, A.1679, WED. VAN.HANS HELT tidak ada data DEN ED. HEER ANTHONY, 48 JAREN MIN. 2 DAGEN tidak ada data D.E. WILLEM TIMMERS, G. ASSUMEERD VAN , A.1726
Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 1, Februari 2010
16. TP
Geertruyt Broeckmans
17. TP
Cathartina van Doorn
18. TP 19. TP
Alexander van’s Gravenbroeck Jacques de Bollan
20. TP 21. TP 22. TP
Jacob van Almonde Jan Harris Anthonia Cops
23. TP
Anna van Doornik
24. TP
Christoffel Moll
25. TP
Joan Cornelis d’Ableing
26. TP 27. TP 28. TP
JVK Johannis Caaf Catharina Geldsack
29. TP 30. TP 31. TP 32. TP
Willem Lordsz van de Velde Frederik Riebalt Joan Adriaan Crudop Jonathan Michielszoon
33. TP
Gerard van de Voorde
34. TP 35. TP 36. TP 37. TP 38. TP 39. TP
Adriaan Oostwalt Jeremias Riemsdijk Jan Baptista de Looff Ariton Sakara Cornelia Magdalia van Loon Daniel Six
40. TP
Pieter Gerardus van Overstraten Adam Andries
41. TP
A.1668, VOORZ. E.E, H.B. BORT,,DIRECT., A. 1684 DOUARIER.WYL.DEN WEL GESTRENGE HEER., EXTRA ORDINAIR. E. COMP.,AUG. D.E. JACQUESDE BOLLAN, ULT. FEB. 1684, BAT., MAN., CAP. JOHAN., DE MANH. JOHAN V. HAPPEL V. RAUSEN. IN ZYN LEV.CAP.MILI.OB.13 JUNY O.34 JAR., D.H. M. HENRIC DE BOLLAN VAN BAT. IN ZYN LEV.DROSST V.DE BAT.OMMEL.OB. 23 SEP. 1701 O. 45 JA.O. M. D.E.D.H. HARMAN DE WILDE, V. INDIA,OB. 14 NOV. 1707 O. 58 JA. 7 MA.20 D. HIER RUST T LYK VAN O.D.57 IAREN. DER E. COMP., OBYT ULT. OKTBR. ANNO 1685 A. 1697 OVERLEDEN 9 E NOVEMBER A. 1757 D.H. CHRISTOFFEL MOLL, T EERW. COLLEGIE VAN. WEL ED. HEER, VAN T EERW. COLLEGIE V., A. 1663 L=J, JVK., A.1762 H=E, JUFF. CATHARINA, RUSTPLAATS VAN D.H. ANDRIAAN, DOGTER VAN BOVENGE. L.B.A. tidak ada data tidak ada data DE H. JONATHAN MICHILSZ., INLANDS. BURGERY, A.1778. IN DIENSR.T DER ED. COMP. SABANDH., A.1701. tidak ada data JRS VAN RIEMSDIJK, G.G. OVER N-INDIË D.E.COMP. EQUIP., A. 1697, A 1647, A 1714 tidak ada data tidak ada data OPPERHOF. OVER DES E.COMP.,`A.1674, OPGEM.H.SIX., VAN D.H. DANIEL, AGTB.RAAD VAN JUSTITIE. M.R. PIETER GERARDUS VAN OVERSTRATEN A. 1717
5
Lilie Suratminto
42. MW 43. MW 44. MW 45. MW
Gustaaff Willem Baron van Imhoff Elizabeth van Heiningen Abraham Patras Maria Caen
46. MW 47. GS 48. GS 49. PO 50. PO
Cornelis Cesaer Hendrik Zwaardecroon Ragel Titisen Maria van de Velde Cornelis Willemse Vogel
ZYN EXCELL. DEN HOOG EDELEN HEERE GUSTAAFF NED. INDIA MEY A. 1737 A XVI C XXXXIN DEN HEER ONTSLAP., DE E. HEER ANTHONY, IUFF. SUZANNA, CAP. MAXMILIAEN. AC DE H. CORNELIS CESAER A.1728 A. 1720, AT tidak ada data tidak ada data
Keterangan: Dari 50 sampel batu nisan, ada 43 batu nisan yang memiliki data abreviasi dan akronim. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat sudah terbiasa mempergunakan abreviasi dan akronim pada batu-batu nisan mereka. BAHASAN PENELUSURAN BENTUK ETIMOLOGIS DARI KORPUS DATA Dari data tersebut dapat dikemukakan analisis sebagai berikut: Penelusuran etimologis melalui beberapa cara: a. Dengan melihat konteks gramatikalnya (artikel diiringi adjektiva dan substantiva). D.E. => De Edele ’Yang Mulia’ (10: 15; 19; 36) D.EERW.=> De Eerwaardige ’Yang Sangat Mulia’ Cornelius (1), D.H. => De Heer ‘tuan’ Pieter (2; 19; 24; 28; 32; 46 ) D.E.H => De Edele Heer ‘Tuan yang Mulia’ (45) E ==> Edele ‘Yang Mulia’ dalam Edele Comp. (1, 18, 22, 33, 36) b. Dengan melihat hubungan dengan kosakata yang mengikutinya: DECEMB => December, Okt ==> Oktober dan seterusnya (1; 2; 7). ULT Feb. ==> Ultimo Februari ‘Akhir bulan Oktober’, lawannya adalah primo ‘awal’. OB. 13 JUNY O 34 JAR ==> Obiit ‘lahir’ 13 Juni Oud ‘usia’ 34 Jaren ’34 tahun’. IN ZYN LEV.CAP. MILI. ==> In Zyn Leven Capitain Militair ‘Semasa hidupnya sebagai kapten militer. A di depan angka tahun ==> Anno bermakna tahun, (1; 2; 3; 6; 7; 8; 11; 15, 16; 23; 26; 32; 33; 36; 39; 41; 44; 45; 47; 48). MIN.2 DAGEN==> Minus 2 dagen ’Minus dua hari (usianya)’ (13). c. Menduga etimologinya dari proverbia Latin Berdasarkan sejarah, VOC menjadikan agama Kristen Protestan sebagai agama penguasa, karena penyelenggaraan kebaktian, pengangkatan dan pemberhentian pendeta serta pembangunan gereja dilakukan oleh penguasa, dalam hal ini Kompeni, yang dikepalai oleh Gubernur Jenderal. Salah satu tujuan didirikannya VOC adalah untuk memerangi Spanyol dan Portugis yang Katolik di seberang lautan. Banyak pejabat Kompeni yang secara sembunyi-sembunyi masih memegang kepercayaan mereka sebagai orang Katolik. Hal ini dapat dilihat dari abreviasi yang dipahatkan pada batu nisan mereka, misalnya: LG ==> Laudate Gloria in Excelsis Deo ‘Pujilah Tuhan Yang Maha Mulia’ (3). NT ==> Naturae Tempus abire tibi es ‘Sesuai hukum alam untuk kamu sudah saatnya pergi’ (3). LBA ==> Laudate Beata Alfa et Omega ‘Terpujilah Tuhan Yang Awal dan Yang Akhir’ (4). 6
Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 1, Februari 2010
L=J ==> Laudate Dominus Jubilate Deo Omnis Tera ‘Seluruh dunia bersukacitalah kepada Allah, puji Tuhan (26). HE ==> Haec Libertatis Ergo ‘Demikianlah demi kebebasan’(27). AC ==> Abiistis Dulces Caricae’Engkau yang tersayang dapat pegi secara tiba-tiba’ (46). d. Menduga etimologi nama tempat, misalnya GEB. MIDDELB. ’geboren Middelburg. BAT. OMMEL (19) ==> Batavia Ommelanden ’Daerah sekeliling Batavia’ JOHAN V HAPPEL V RAUSEN ’ Johan van Happel van Rausenbaum (Jerman)’ (2). MIDDELBR ==> Midedelburg (6). e. Sama sekali tidak terlacak, misalnya pemilik nisan no. 26 JVK.. Ini kemungkinan akronim dari nama orang yang dimakamkan di situ, misalnya Jan van de Kok atau Jan van de Korter. f.
Abreviasi yang lain dapat diduga dari situasi yang berhubungan dengan kematian, misalnya: OVERL. ==> Overleden ’meninggal’ (2), WED ==> weduwe ” janda’ (2). SAL ==> Saliger ‘almarhum’ (1). DOUARIER.WYL.DEN WEL GESTRENGE HEER ==> Douariere wylen den wel gestrenge heer ‘Janda almarhum yang sangat mulia’ (17).
g.
Berdasarkan jabatan: GOUV. DIRECT. Gouverneur Directeur ‘ Gubernur dan direktur’, EXTRA ORDINAIR ==> extra ordinaris Anggota Dewan Luar Biasa’ (8), MANH. CAP. MILI. ==> Manhaften Capitain Militair ‘Kapten militer yang gagah berani’ (19). SABANDH ==> sabandhar ’Syahbandar’(33). D E.COMP. EQUIP. ==> De Edele Compagnie Equipage ’Kepala bengkel peralatan Kompeni’ (36). G.G. ==> Gouverneur Generaal ’Gubernur Jenderal’ (35).
Berikut salah satu contoh dari batu nisan no.19, atas nama Jacques de Bollan yang paling banyak mempergunakan abreviasi dan akronim. Teks antara tanda kurung siku [ ] adalah bentuk etimologis abreviasi atau akronim yang terpahat pada batu nisannya. D[e].E.[dele] JAQUES DE BOLLAN VAN LUIK IN SYN LEEVEN WEESMEESTER DEESER STEEDE OBYT ULT[imo] FEBR[uari]. 1684 OUT 71 JAEREN OOK IS HIERIN BEGRAVEN HENRIETTA VAN HAPPEL VAN BAT[avia] JONGSTE DOGTERTJE VAN DEN MANH[aften] CAP[itain].JOHAN MAURITS VAN HAPPEL OBYT 30 JUNY 1689, 09.15 D[e].MANH[aften].JOHAN MAURITS V[an] HAPPEL V[an] RAUSEN B[aum] IN SYN LEV[even] CAP[itain].MILI[tair].OB [iit].13 JUNY 1690 O[ud].34 JAR[en.] D[e].H[eer].M.HENRIC DE BOLLAN VAN BAT[atavia].IN SYN LEV[en]. DROSST.V[an].DE BAT[aviasche].OMMEL[anden].OB[iit] 23 SEP[tember]1701 O[ud] 45 JA[ren].IO M[aanden]. IN TAMINATIS FULCET HONORIBUS D[e].E[e].D[ele].H[ee]R HARMAN DE WILDE UIJT DEN HAAG IN SYN LE[ven].RAAD ORDINARIS EN VELD OVER[ste] V[an].INDIA OB[iit].14 NOV[ember] 1707 O[ud].58 JA[aa]R 7 M[aanden] 26D[agen] HIC META DOLORUM
7
Lilie Suratminto
Makna inskripsi tersebut adalah sebagai berikut: Yang mulia Jaques de Bollan dari Luik semasa hidupnya sebagai Kepala Pengurus Yatim Piatu dari kota ini. Meninggal pada akhir (29) Februari tahun 1684 dalam usia 71 tahun. Di sini juga dimakamkan Henrietta van Happel dari Batavia putri bungsu dari kapten yang gagah berani Johan Maurits van Happel meninggal tanggal 30 Juni 1689, usia 9.bulan 15 hari Johan Maurits van Happel yang gagah berani dari Rausen Baum semasa hidupnya sebagai kapten militer meninggal pada tanggal 13 Juni 1690 dalam usia 34 tahun Tuan Henric de Bollan dari Bat[avia] semasa hidupnya sebagai hakim dari wilayah sekitar Batavia meninggal pada tanggal 23 September th. 1701 dalam usia 45 tahun 10 bulan TELAH TIADA YANG MULIA YANG SEMPURNA Yang mulia tuan Harman de Wilde dari Den Haag semasa hidupnya anggota Dewan Harian Pemerintah Kota dan Letnan kolonel (overste) Hindia meninggal pada tanggal 14 November 1707 dalam usia 58 tahun 7 bulan 26 hari DI SINI KITA BERDUKA SIMPULAN Dari pokok bahasan ini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan untuk mempergunakan abreviasi dan akronim sudah membudaya pada masyarakat VOC di Batavia padaa abad 17 dan 18. Hal ini dapat dipastikan bahwa pengetahuan untuk membuat abreviasi dan akronim ini sudah mengakar pada budaya orang Belanda selama berabad-abad, sejak kepada mereka diperkenalkan aksara Latin pada masa pendudukan bangsa Romawi di negeri mereka yang berlangsung lebih dari empat abad (57 SM s.d. 350 M). Budaya membuat abreviasi dan akronim dipacu oleh kebutuhan dalam membuat placaat ’pengumuman resmi dari pemerintah’ dengan media yang terbatas, misalnya pada lempengan logam, kayu atau batu seperti pada batu nisan atau prasastiprasasti pada monumen-monumen penting dalam rangka mengenang pahlawan atau pendirian sebuah bangunan (jembatan, gereja, patung-patung pahlawan, dan sebagainya). Untuk mengetahui bentuk etimologis dalam rangka memaknai sebuah inskripsi (data verbal) dari prasasti pada batu-batu nisan VOC di Batavia atau di mana saja, diperlukan penguasaan bahasa dan sejarah kehidupan sosial budaya Belanda abad 17 dan 18. Pembahasan abreviasi dan akronim pada batu-batu nisan VOC di Batavia ini hanya sebuah contoh kecil; dan pendekatan ini dapat dipergunakan untuk menelusuri bentuk-bentuk etimologis abreviasi dan akronim dari semua batu nisan sezaman, baik di Indonesia maupun di tempat-tempat di mana masih tersimpan batu-batu nisan Belanda pada abad 17 dan 18. Mudah-mudahan dengan dipahaminya bentuk etimologis dan makna yang terkandung di balik batu nisan tersebut akan bertambah khasanah budaya dan apresiasi warisan budaya kolonial yang mewarnai sejarah kehidupan sosial bangsa Indonesia di masa kini maupun di masa yang akan datang. CATATAN * Penulis berterima kasih kepada mitra bebestari yang telah memberikan saran-saran untuk perbaikan makalah.
8
Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 1, Februari 2010
DAFTAR PUSTAKA Alkemade, W.R.C. 1995. Oud Schrift 1700-1825. Den Haag: Centraal Bureau voor Genealogie. Bloys van Treslong Prins, P.C. 1934. Grafschriften van Europeanen in Nederlands-Indië. Batavia: Albrecht Batavia Weltevreden. Christomy, T. dan Untung Yuwono (eds.). 2004. Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia. Dael, P.C.J. van. 1988. "De Taal van het Grafteken", dalam J. Fortuin en Jan van Kilsdonk (eds). Afscheid nemen van onze doden; Rouwen en Rouwgebruiken in Nederland. Kampen: J.H. Kok, hal. 37-57. Danesi, Marcel and Paul Perron. 1999. Analyzing Cultures - an introduction & handbook. Bloomington-Indianapolis: Indiana University Press. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cetakan ke-4. Diessen, J.R. van. 1989. Jakarta/Batavia - Het centrum van het Nederlandse in Azië en zijn cultuurhistorische nalatenschap. De Bilt: Canteleer.
koloniale rijk
Eriyanto. 2005. Analisis Wacana- pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LkiS, cetakan ke-4. Kridalaksana, Harimurti. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Seri ILDEP no. 33. Yogyakarta: Kanisius. ____________. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. ____________ . 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cet ke-2. Hermkens, H.M.. 1973. Inleiding in het Zeventiende-eeuws. ’s Hertogenbosch: LCG Malmberg, cetakan 4. Katzmann, E.J.C.. Geschriften van Europeanen in Nederland-Indië, naar originele aanvulling van P.C. Bloys van Treslong Prins, aangevuld met gegevens uit andere bronnen. ‘s Gravenhage: Indisch Genealogische Vereniging. Kruyskamp, C. (eds.). 1961. Van Dale Groot Woordenboek der Nederlandse Taal. ‘s Gravenhage: Martinus Nijhoff, cet.8. Marwoto, B.J dan H. Witdarmono. 2004. Proverbia Latina ; Pepatah-Pepatah Bahasa Latin. Jakarta : Kompas. Pastoureau, Michel. 1997. Heraldry; its origin and meaning. Trieste: Editoriale Libraria. Peters, Marion. 2002. In steen Geschreven; Leven en sterven van VOC dienaren op de kust van Coromandel in India. Amsterdam: Bas Lubberhuizen. Sterkenburg, P.G.J. van. 1981. Een Groningen: Tjeenk Willink.
Glossarium
van
Zeventiende-eeuws
Nederlands.
Suratminto, Lilie. 2001. Makna Lambang Heraldik dan Penggunaan Bahasa pada Lima Batu makam Belanda di Museum Wayang Jakarta. Depok: FSUI Laporan Penelitian. _____________. Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia.Jakarta: Wedatama Widya Sastra. VOC –Glossarium
9
Lilie Suratminto
VOC- Glosarium. 2000. Verklaringen van termen, verzameld uit de rijks geschiedkundige publicatiën die betrekking hebben op de Verenigde Oost-Indische Compagnie. Den Haag: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis. Winkel, Dr. J. T.. 1901. Geschiedenis der Nederlandse Taal. Amsterdam: Culemborg, Blom & Olivierse. Zoest, Aart van. 1993. Semiotika. Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang akan Kita Lakukan Dengannya. Kata Pengantar: Toeti Heraty Noerhadi. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.
Lilie Suratminto
[email protected] Universitas Indonesia
10