ABREVIASI DAN AKRONIMI PADA BATU NISAN MASA VOC DI BATAVIA Oleh Lilie Suratminto Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
ABSTRAK Abreviasi atau dalam bahasa Inggris abreviation adalah seluruh proses morfologis berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata, misalnya pilpres, capres, cawapres dan lain-lain. Akronimi (acronimy) merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa, misalnya MLI (em-el-i), KPU (ka-pe-u), UNM (u-en-em Universitas Negeri Malang ), dan lain-lain (Harimurti 2008:3). Makalah ini membahas tentang abreviasi-abreviasi dan akronim-akronim yang ditemukan pada batu-batu nisan masa VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Serikat Badan Usaha Dagang Belanda di Asia di Museum Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion dan Pulau Onrust salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Seribu di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pesan verbal berupa inskripsi pada batubatu nisan tersebut ditulis pada masa Kompeni sudah barang tentu bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Belanda masa itu yaitu masa abad ke-17 dan ke-18. Abreviasi dan akronim tersebut sampai saat ini masih sulit dipahami oleh kita.Tidak semua orang yang menguasai bahasa Belanda modern dapat menerjemahkan pesan-pesan dalam bahasa tersebut, apalagi memahami abreviasi dan akronimnya, misalnya dalam batu nisan Jacobus Lindius yang adalah seorang saudagar Kompeni tertulis IN DIENST DER E (maksudnya Edele) . COMP (maksudnay Compagnie). . . MITSGADERS D.EERWDHR (De Eerwaardige Heer Tuan Yang Mulia ). Pada batu nisan lain tertera LG (el-ge Laudate Groria in Exelcis Deo Terpujilah Tuhan Yang Maha Mulia ), dan lain-lain. Untuk mengetahui isi keseluruhan dari pesan nonverbal tersebut seseorang harus pula mengetahui kepanjangan serta makna abreviasi dan akronim tersebut. Data abreviasi-abreviasi serta akronim-akronim yang ditemukan di kedua tempat tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan jenisnya kemudian dianalisis satu persatu berdasarkan kaidahkaidah morfologis bahasa Belanda. Abreviasi atau dalam bahasa Inggris abreviation adalah seluruh proses morfologis berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata, misalnya pilpres, capres, cawapres dan lain-lain. Akronimi (acronimy) merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa, misalnya MLI (em-el-i), KPU (ka-pe-u), UNM (u-en-em Universitas Negeri Malang ), dan lain-lain (Harimurti 2008:3). Makalah ini membahas tentang abreviasi-abreviasi dan akronim-akronim yang ditemukan pada batu-batu nisan masa VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Serikat Badan Usaha Dagang Belanda di Asia di Museum Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion dan Pulau Onrust di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pesan verbal berupa inskripsi pada batu-batu nisan tersebut ditulis pada masa Kompeni sudah barang tentu bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Belanda masa itu yaitu masa abad ke-17 dan ke-18. Abreviasi dan akronim tersebut sampai saat ini masih sulit dipahami oleh kita.Tidak semua orang yang menguasai bahasa Belanda modern dapat menerjemahkan pesan-pesan dalam bahasa tersebut, apalagi memahami abreviasi dan akronimnya.
Latar Belakang Pemikiran
Hampir setiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik kita dihadapkan pada singkatansingkatan yang kadang membuat kita bertanya-tanya apa maksudnya. Wartawan yang menyampaikan tulisan kadang tidak memberikan keterangan mengenai singkatan tersebut. Kita kadang baru mengerti apabila singkatan-singkatan tersebut disajikan dalam suatu wacana, misalnya pada saat terjadi kecelakaan pesawat milik Angkatan Udara disebut istilah alutsista. Diwacanakan bahwa alutsista kita sudah ketinggalan zaman, anggaran untuk pengadaan alutsista sangat kecil dan sebagainya. Tidak jarang pembaca menebak-nebak maksudnya mungkin alutsista semacam senjata, ternyata yang dimaksud adalah alat utama sistem persenjataan . Kalau suatu singkatan sudah sangat sering dipergunakan dalam keseharian, orang tidak lagi mengingat atau tahu bentuk etimologisnya, misalnya kata SMS, AIDS, DNA, EMAIL, RADAR dan sebaginya. Abreviasi atau dalam bahasa Inggris abreviation adalah seluruh proses morfologis berupa pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata, misalnya pilpres, capres, cawapres dan lain-lain. Akronimi (acronimy) merupakan proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik suatu bahasa, misalnya MLI (em-el-i), KPU (ka-pe-u), UNM (u-en-em Universitas Negeri Malang ), dan lain-lain (Harimurti 2008:3).
Tempat penelitian dan sumber data
Sudah disebutkan di atas bahwa tempat penelitian adalah Museum Taman Prasasti dan Museum Wayang Jakarta. Museum Taman Prasasti terletak di Jl. Tanah Abang I dan Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara no.27, Gereja Sion di Jl. Pangeran Jayakarta. Ketiga tempat tersebut terletak di Jakarta Pusat, dan yang ke empat di Pulau Onrust salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta. Pada keempat tempat tersebut masing-masing menyimpan batu-batu nisan masa VOC di Batavia pada abad 17 dan 18. Sebenarnya batu-batu nisan yang kini tersimpan di Museum Prasasti berasal dari Portugeesche Buitenkerk Gereja Portugis sekarang bernama Gereja Sion dan dari Nieuw Hollandsche Kerk Gereja Belanda Baru yang dirobohkan dan dijual kepada perusahaan gudang Geo Wehry & Co. pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels (1808). Di tempat tersebut sejak tahun 1975 diresmikan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin sebagai Museum Wayang.
Di Museum Wayang kini tersimpan 9 buah batu nisan yang dipasang pada dinding ruang tengah museum. Museum taman Prasasti sejak tahun 1795 dipergunakan sebagai pemakaman umum Belanda karena sejak tahun itu ada placaat pengumuman resmi pemerintah bahwa orang tidak boleh lagi memakamkan orang yang meninggal di dalam gereja dan sekitarnya, karena dianggap tidak sehat, di samping pemakaman di gereja sudah sangat penuh. Batu-batu nisan pindahan dari dalam kota Batavia kini dipasang pada dinding sayap kanan, sayap kiri, beranda depan. Selebihnya diletakkan sesuai dengan posisi semula di halaman belakang museum jumlahnya sekitar 70 buah.
Teks Verbal dan Nonverbal pada Batu Nisan VOC
Yang dimaksud dengan teks adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semau jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya (Erianto 2005: 9). Batu nisan VOC dengan demikian dapat dipandang sebagai teks karena batu nisan tersebut berbicara kepada kita melalui tampilannya. Hal ini bisa dibuktikan melalui proses analisis model Peirce (Suratminto 2008: 17-22). Batu-batu nisan VOC tersebut berisi data verbal berupa inskripsi dan data nonverbal berupa simbol-simbol pada lambang heraldiknya. Untuk jelasnya lihat batu nisan Jacobus Lindius dan Cornelis Lindius pada dinding sayap kanan Museum Prasasti berikut ini:
NONVERBAL
VERBAL
HIER ONDER LEGT BEGRAEVEN JACOBUS LINDIUS COOPMAN IN DIENST DER E.-COMP. OVERLEDEN DEN 28 DECEMB:1683 OUD 31 JAEREN 7 MAENDEN 21 DAEGEN MITSGADERS D. EER W. D° CORNELIUS LINDIUS IN SIJN LEVEN 45 JAREN GETROUT LEERAAR DER GEMEYNTE GODS GEBOREN A[nn]° 1618: EN ALHIER GODSALIGLYCK IN DEN HEERE ONTSLAPEN 12 JUNY 1686 OUT 67 JAREN 8 MAANDEN EN 16 DAGEN ITEM NICOLAAS PILLETIER OUDSTE SOON VAN DEN COOPMAN E.S. NICOLAAS PILLETIER SAL. OVERLEDEN 8 AUG .1687 OUD 9:IAREN 11: MAANDEN: EN 3: DAGEN. H K N ° 30
Makna dari teks verbal dari batu nisan ini adalah sebagai berikut:
Di bawah ini dimakamkan Jacobus Lindius Saudagar yang berdinas pada Kompeni Yang Mulia Meninggal pada tanggal 28 Desember 1683 usia 31 tahun 7 bulan 21 hari Juga yang terhormat Cornelis Lindius semasa hidupnya 45 tahun taat sebagai guru agama dari Jemaat Gereja, lahir pada tahun 1618 dan jenazahnya dimakamkan di sini pada tanggal 12 Juni tahun 1686 dalam usia 67 tahun 8 bulan dan 16 hari Di sini juga (dimakamkan) Nicolaas Pilletier Anak laki-laki keluarga dekat dari seorang Saudagar dan Nicolaas Pilletier meninggal dengan damai pada tanggal 8 Agustus tahun 1687 dalam usia 9 tahun, 11 bulan dan 3 hari. Sewa Pemakaman No. 30 Dari contoh salah satu batu nisan masa VOC ini kita dihadapkan pada persoalan:
1. Bahasa yang dipergunakan adalah bahasa Belanda pada masa batu nisan tersebut di buat yaitu bahasa Belanda abad 17 dan 18 yang banyak berbeda dengan bahasa Belanda modern saat ini. 2. Untuk memahami isi teks seseorang harus menguasai bahasa Belanda masa tersebut demikian juga untuk memahami abreviasi dan akronim-akronimnya. Oleh karena itu peneliti harus menguasai bahasa Belanda modern sebagai sarana untuk menelusuri teks-teks masa tersebut dengan alat bantu kamus Belanda abad 17. Mengenai makna teks nonverbal yang lebih tepat dengan alat bantu semiotik tidak dibahas di sini.
Data Abreviasi dan Akronimi pada Teks Verbal
Batu-batu nisan VOC di Taman Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion dan Pulau Onrust yang dianggap representatif untuk penelitian ini ada 50 buah. Untuk memudahkan batu-batu nisan tersebut diberikan nomor urut sebagai berikut: Keterangan: Pencantuman atas nama pada setiap nomor berikut ini dimaksudkan karena dalam satu batu nisan dapat tertera lebih dari satu orang yang dimakamkan (Suratminto 2008: 198-216). TP (Taman Prasasti), MW (Museum Wayang), GS (Gereja Sion), PO (Pulau Onrust).
No.
Atas nama
Tempat
No.
Atas Nama
Tempat
01. TP
Cornelius Lindius
26. TP
JVK
02. TP
Pieter Janse van Hoorn
27. TP
Johannis Caaf
03. TP
Sara Pedel
28. TP
Catharina Geldsack
04. TP
Nicolaas Muller
29. TP
Willem Lordsz van de Velde
05. TP
Marcus van den Briel
30. TP
Frederik Riebalt
06. TP
Rogier de Laver
31. TP
Joan Adriaan Crudop
07. TP
Gerhardus Cluysenaer
32. TP
Jonathan Michielszoon
08. TP
Margaretha Beatrix van der Upwigh
33. TP
Gerard van de Voorde
09. TP
Cornelis Breekpoot
34. TP
Adriaan Oostwalt
10. TP
Eewout Verhagen
35. TP
Jeremias Riemsdijk
11. TP
Hans Helt
36. TP
Jan Baptista de Looff
12. TP
Michiel Westpalm
37. TP
Ariton Sakara
13. TP
Johanna Catharina Pelgrom
38. TP
Cornelia Magdalia van Loon
14. TP
Henricus Vuyst
39. TP
Daniel Six
15. TP
Cathalyna van Bruynis
40. TP
Pieter Gerardus van Overstraten
16. TP
Geertruyt Broeckmans
41. TP
Adam Andries
17. TP
Cathartina van Doorn
42. MW
Gustaaff Willem Baron van Imhoff
18. TP
Alexander van s Gravenbroeck
43. MW
Elizabeth van Heiningen
19. TP
Jacques de Bollan
44. MW
Abraham Patras
20. TP
Jacob van Almonde
45. MW
Maria Caen
21. TP
Jan Harris
46. MW
Cornelis Cesaer
22. TP
Anthonia Cops
47. GS
Hendrik Zwaardecroon
23. TP
Anna van Doornik
48. GS
Ragel Titisen
24. TP
Christoffel Moll
49. PO
Maria van de Velde
25. TP
Joan Cornelis d Ableing
50. PO
Cornelis Willemse Vogel
Data Abreviasi dan Akronimi No.
Atas nama
Abreviasi dan Akronimi
Cornelius Lindius
E.COMP; DECEMB.; D.EER W. CORNELIUS
Tempat 01. TP
LINDIUS; A.1618; SAL.,AUG. 02. TP
Pieter Janse van Hoorn
03. TP
Sara Pedel
D.H. PIETER JANSE, SOON VAN D.H. P. V. H. E. COMP.; DECEM.,A 1680.,NOV., D H.R P.V., D.H, OVERL., BATA. D.H. F., OVERL., WED. V.D.H., P.V.H. L.G., N=T, A.1690.
04. TP
Nicolaas Muller
L.B.A.D.H., JUFF., D.H.
05. TP
Marcus van den Briel
tidak ada data.
06. TP
Rogier de Laver
GOUV., DIRECT., GEB., MIDDELBR ,A., GEB., A.
07. TP
Gerhardus Cluysenaer
D.2 NOVEMB.,A1703.,D. 25 DECEMB. A.1775.
08. TP
Margaretha Beatrix van der Upwigh
EXTRA ORDINAIR., A.1768
09. TP
Cornelis Breekpoot
CORN. BREEKPOT.
10. TP
Eewout Verhagen
D.E. EEWOUT VERHAGEN,
11. TP
Hans Helt
A.1679, WED. VAN.HANS HELT
12. TP
Michiel Westpalm
tidak ada data
13. TP
Johanna Catharina Pelgrom
DEN ED. HEER ANTHONY, 48 JAREN MIN. 2 DAGEN
14. TP
Henricus Vuyst
tidak ada data
15. TP
Cathalyna van Bruynis
D.E. WILLEM TIMMERS, G. ASSUMEERD VAN , A.1726
16. TP
Geertruyt Broeckmans
A.1668, VOORZ. E.E, H.B. BORT,,DIRECT., A. 1684
17. TP
Cathartina van Doorn
DOUARIER.WYL.DEN WEL GESTRENGE HEER., EXTRA ORDINAIR.
18. TP
Alexander van s Gravenbroeck
E. COMP.,AUG.
19. TP
Jacques de Bollan
20. TP
Jacob van Almonde
D.E. JACQUESDE BOLLAN, ULT. FEB. 1684, BAT., MAN., CAP. JOHAN., DE MANH. JOHAN V. HAPPEL V. RAUSEN. IN ZYN LEV.CAP.MILI.OB.13 JUNY O.34 JAR., D.H. M. HENRIC DE BOLLAN VAN BAT. IN ZYN LEV.DROSST V.DE BAT.OMMEL.OB. 23 SEP. 1701 O. 45 JA.O. M. D.E.D.H. HARMAN DE WILDE, V. INDIA,OB. 14 NOV. 1707 O. 58 JA. 7 MA.20 D. HIER RUST T LYK VAN
21. TP
Jan Harris
O.D.57 IAREN.
22. TP
Anthonia Cops
DER E. COMP., OBYT ULT. OKTBR. ANNO 1685
23. TP
Anna van Doornik
A. 1697 OVERLEDEN 9 E NOVEMBER A. 1757
24. TP
Christoffel Moll
D.H. CHRISTOFFEL MOLL, T EERW. COLLEGIE VAN.
25. TP
Joan Cornelis d Ableing
WEL ED. HEER, VAN T EERW. COLLEGIE V., A. 1663
26. TP
JVK
L=J, JVK., A.1762
27. TP
Johannis Caaf
H=E,
28. TP
Catharina Geldsack
JUFF. CATHARINA, RUSTPLAATS VAN D.H. ANDRIAAN, DOGTER VAN BOVENGE.
29. TP
Willem Lordsz van de Velde
L.B.A.
30. TP
Frederik Riebalt
tidak ada data
31. TP
Joan Adriaan Crudop
tidak ada data
32. TP
Jonathan Michielszoon
DE H. JONATHAN MICHILSZ., INLANDS. BURGERY, A.1778.
33. TP
Gerard van de Voorde
IN DIENSR.T DER ED. COMP. SABANDH., A.1701.
34. TP
Adriaan Oostwalt
tidak ada data
35. TP
Jeremias Riemsdijk
JRS VAN RIEMSDIJK, G.G. OVER N-INDIË
36. TP
Jan Baptista de Looff
D.E.COMP. EQUIP., A. 1697, A 1647, A 1714
37. TP
Ariton Sakara
tidak ada data
38. TP
Cornelia Magdalia van Loon
tidak ada data
39. TP
Daniel Six
OPPERHOF. OVER DES E.COMP.,`A.1674, OPGEM.H.SIX., VAN D.H. DANIEL, AGTB.RAAD VAN JUSTITIE.
40. TP
Pieter Gerardus van Overstraten
M.R. PIETER GERARDUS VAN OVERSTRATEN
41. TP
Adam Andries
A. 1717
42. MW
Gustaaff Willem Baron van Imhoff
ZYN EXCELL. DEN HOOG EDELEN HEERE GUSTAAFF
43. MW
Elizabeth van Heiningen
NED. INDIA
44. MW
Abraham Patras
MEY A. 1737
45. MW
Maria Caen
A XVI C XXXXIN DEN HEER ONTSLAP., DE E. HEER ANTHONY, IUFF. SUZANNA, CAP. MAXMILIAEN. AC
46. MW
Cornelis Cesaer
DE H. CORNELIS CESAER
47. GS
Hendrik Zwaardecroon
A.1728
48. GS
Ragel Titisen
A. 1720, AT
49. PO
Maria van de Velde
tidak ada data
50. PO
Cornelis Willemse Vogel
tidak ada data
Keterangan: Dari 50 sampel batu nisan ada 43 batu nisan yang memiliki data abreviasi dan akronimi. hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat sudah terbiasa mempergunakan abreviasi dan akronimi pada batu-batu nisan mereka.
Bahasan Penelusuran Bentuk Etimologis dari Korpus Data
Dari data tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut: Penelusuran etimologis melalui beberapa cara: a. Dengan melihat konteks gramatikalnya (artikel diiringi adjektiva dan substantiva). D.E. => De Edele Yang Mulia (10: 15; 19; 36) D.EERW.=> De Eerwaardige Yang Sangat Mulia Cornelius (1), D.H. => De Heer tuan Pieter (2; 19; 24; 28; 32; 46 ) D.E.H => De Edele Heer Tuan yang Mulia (45) E ==> Edele Yang Mulia dalam Edele Comp. (1, 18, 22, 33, 36) b. Dengan melihat hubungan dengan kosakata yang mengikutinya: DECEMB => December, Okt ==> Oktober dan seterusnya (1; 2; 7). ULT Feb. ==> Ultimo Februari Akhir bulan Oktober , lawannya adalah primo awal . OB. 13 JUNY O 34 JAR ==> Obiit lahir 13 Juni Oud usia 34 Jaren 34 tahun . IN ZYN LEV.CAP. MILI. ==> In Zyn Leven Capitain Militair Semasa hidupnya sebagai kapten militer. A di depan angka tahun ==> Anno bermakna tahun, (1; 2; 3; 6; 7; 8; 11; 15, 16; 23; 26; 32; 33; 36; 39; 41; 44; 45; 47; 48). MIN.2 DAGEN==> Minus 2 dagen Minus dua hari (usianya) (13). c. Menduga etimologisnya dari proverbia Latin Berdasarkan historis VOC menjadikan agama Kristen Protestan sebagai agama penguasa, karena penyelenggaraan kebaktian, pengangkatan dan pemberhentian pendeta serta pembangunan gereja dilakukan oleh penguasa dalam hal ini Kompeni, yang dikepalai oleh Gubernur Jenderal. Salah satu tujuan didirikannya VOC adalah untuk memerangi Spanyol dan Portugis yang Katolik di seberang lautan. Banyak pejabat Kompeni yang secara sembunyi-sembunyi masih memegang kepercayaan mereka sebagai orang Katolik. Hal ini dapat dilihat dari akronimi-akronimi yang dipahatkan pada batu nisan mereka, misalnya: LG ==> Laudate Gloria in Excelsis Deo Pujilah Tuhan Yang Maha Mulia (3). NT ==> Naturae Tempus abire tibi es Sesuai hukum alam untuk kamu sudah saatnya pergi (3).
LBA ==> Laudate Beata Alfa et Omega Terpujilah Tuhan Yang Awal dan Yang Akhir (4). L=J ==> Laudate Dominus Jubilate Deo Omnis Tera Seluruh dunia bersukacitalah kepada Allah, puji Tuhan (26). HE ==> Haec Libertatis Ergo Demiukianlah demi kebebasan (27). AC ==> Abiistis Dulces Caricae Engkau yang tersayang dapat pegi secara tiba-tiba (46).
d. Menduga etimologisnya nama tempat, misalnya GEB. MIDDELB. geboren Middelburg. BAT. OMMEL (19) ==> Batavia Ommelanden Daerah sekeliling Batavia JOHAN V HAPPEL V RAUSEN Johan van happel van Rausenbaum (Jerman) (2). MIDDELBR ==> Midedelburg (6). e. Sama sekali tidak terlacak misalnya pemilik nisan no. 26 JVK.. Ini kemungkinan akronim dari nama orang yang dimakamkan di situ, misalnya Jan van de Kok atau Jan van de Korter. f.
Abreviasi yang lain dapat diduga dari situasi yang berhubungan dengan kematian, misalnya: OVERL. ==> Overleden meninggal (2), WED ==> weduwe
janda (2). SAL ==> Saliger
almarhum (1). DOUARIER.WYL.DEN WEL GESTRENGE HEER ==> Douariere wylen den wel gestrenge heer Janda almarhum yang sangat mulia (17). g.
Berdasarkan jabatan: GOUV. DIRECT. Gouverneur Directeur Gubernur dan direktur , EXTRA ORDINAIR ==> extra ordinaris Anggota Dewan Luar Biasa (8), MANH. CAP. MILI. ==> Manhaften Capitain Militair Kapten militer yang gagah berani (19). SABANDH ==> sabandhar Syahbandar (33). D E.COMP. EQUIP. ==> De Edele Compagnie Equipage Kepala bengkel petralatan Kompeni (36). G.G. ==> Gouverneur Generaal Gubernur Jenderal (35).
Berikut salah satu contoh dari batu nisan no.19 atas nama Jacques de Bollan yang paling banyak mempergunakan abreviasi dan akronimi. Teks antara tanda kurung siku [ ] adalah bentuk etimologis abreviasi atau akronimi yang terpahat pada batu nisannya.
D[e].E.[dele] JAQUES DE BOLLAN VAN LUIK IN SYN LEEVEN WEESMEESTER DEESER STEEDE OBYT ULT[imo] FEBR[uari]. 1684 OUT 71 JAEREN OOK IS HIERIN BEGRAVEN HENRIETTA VAN HAPPEL VAN BAT[avia] JONGSTE DOGTERTJE VAN DEN MANH[aften] CAP[itain].JOHAN MAURITS VAN HAPPEL OBYT 30 JUNY 1689, 09.15 D[e].MANH[aften].JOHAN MAURITS V[an] HAPPEL V[an] RAUSEN B[aum] IN SYN LEV[even] CAP[itain].MILI[tair].OB [iit].13 JUNY 1690 O[ud].34 JAR[en.] D[e].H[eer].M.HENRIC DE BOLLAN VAN BAT[atavia].IN SYN LEV[en]. DROSST.V[an].DE BAT[aviasche].OMMEL[anden].OB[iit] 23 SEP[tember]1701 O[ud] 45 JA[ren].IO M[aanden]. IN TAMINATIS FULCET HONORIBUS D[e].E[e].D[ele].H[ee]R HARMAN DE WILDE UIJT DEN HAAG IN SYN LE[ven].RAAD ORDINARIS EN VELD OVER[ste] V[an].INDIA OB[iit].14 NOV[ember] 1707 O[ud].58 JA[aa]R 7 M[aanden] 26D[agen] HIC META DOLORUM
Makna inskripsi tersebut adalah sebagai berikut: Yang mulia Jaques de Bollan dari Luik semasa hidupnya sebagai Kepala Pengurus Yatim Piatu dari kota ini. Meninggal pada akhir (29) Februari tahun 1684 dalam usia 71 tahun. Di sini juga dimakamkan Henrietta van Happel dari Bat[avia] putri bungsu dari kapten yang gagah berani Johan Maurits van Happel meninggal tanggal 30 Juni 1689, usia 9.bulan 15 hari Johan Maurits van Happel yang gagah berani dari Rausen B[aum] semasa hidupnya sebagai kapten militer meninggal pada tanggal 13 Juni 1690 dalam usia 34 tahun Tuan Henric de Bollan dari Bat[avia] semasa hidupnya sebagai hakim dari wilayah sekitar Batavia meninggal pada tanggal 23 September th. 1701 dalam usia 45 tahun 10 bulan TELAH TIADA YANG MULIA YANG SEMPURNA
Yang mulia tuan Harman de Wilde dari Den Haag semasa hidupnya anggota Dewan Harian Pemerintah Kota dan Letnan kolonel (overste) Hindia meninggal pada tanggal 14 November 1707 dalam usia 58 tahun 7 bulan 26 hari DI SINI KITA BERDUKA Simpulan Dari pokok bahasan ini dapat disimpulkan bahwa kebiasaan untuk mempergunakan abreviasi dan akronimi sudah membudaya pada masyarakat VOC di Batavia padaa abad 17 dan 18. Hal ini dapat dipastikan bahwa pengetahuan untuk membuat abreviasi dan akronim ini sudah mengakar pada budaya orang Belanda selama berabad-abad sejak kepada mereka diperkenalkan aksara Latin pada masa pendudukan bangsa Romawi di negeri mereka yang berlangsung lebih dari empat abad (57 SM s.d. 350 M). Budaya membuat abreviasi dan akronim dipacu oleh kebutuhan dalam membuat placaat pengumuman resmi dari pemerintah dengan median yang terbatas, misalnya pada lempengan logam, kayu atau batu seperti pada batu nisan atau prasasti-prasasti pada monumen-monumen penting dalam rangka mengenang pahlawan atau pendirian sebuah bangunan (jembatan, gereja, patung-patung pahlawan dan sebagainya). Untuk mengetahui bentuk etimologis dalam rangka memaknai sebuah inskripsi (data verbal) dari prasasti pada batu-batu nisan VOC di Batavia atau di mana saja, diperlukan penguasaan bahasa dan sejarah kehidupan sosial budaya Belanda abad 17 dan 18. Pembahasan abreviasi dan akronimi batu-batu nisan VOC di Batavia ini hanya sebuah contoh kecil dan pendekatan ini dapat dipergunakan untuk menelusuri bentuk-bentuk etimologis abreviasi dan akronimi-akronimi dari semua batu nisan sezaman baik di Indonesia maupun di tempat-tempat di mana masih tersimpan batu-batu nisan Belanda pada abad 17 dan 18. Mudah-mudahan dengan dipahaminya bentuk etimologis dan makna yang terkandung di balik batu nisan tersebut akan menambah khasanah budaya dan apresiasi warisan budaya kolonial yang mewarnai sejarah kehidupan sosial bangsa Indonesia di masa kini maupun di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA Alkemade, W.R.C. 1995 Oud Schrift 1700-1825. Den Haag: Centraal Bureau voor Genealogie. Bloys van Treslong Prins, P.C. 1934 Grafschriften van Europeanen in Nederlands-Indië. Batavia: Albrecht Batavia Weltevreden. Christomy, T. dan Untung Yuwono (eds.) 2004 Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia.
Dael, P.C.J. van 1988 "De Taal van het Grafteken", dalam J. Fortuin en Jan van Kilsdonk (eds). Afscheid nemen van onze doden; Rouwen en Rouwgebruiken in Nederland. Kampen: J.H. Kok, hal. 37-57. Danesi, Marcel and Paul Perron 1999 Analyzing Cultures - an introduction & handbook. BloomingtonIndianapolis: Indiana University Press. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cetakan ke-4. Diessen, J.R. van 1989 Jakarta/Batavia - Het centrum van het Nederlandse koloniale rijk in Azië en zijn cultuurhistorische nalatenschap. De Bilt: Canteleer. Eriyanto 2005 Analisis Wacana- pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LkiS, cetakan ke-4. Harimurti Kridalaksana 1988 Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Seri ILDEP no. 33. Yogyakarta: Kanisius. ____________ 2008 Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cet ke-2. Hermkens, H.M. 1973 Inleiding in het Zeventiende-eeuws. s Hertogenbosch: LCG Malmberg, cetakan 4. Katzmann, E.J.C. 1993 Geschriften van Europeanen in Nederland-Indië, naar originele aanvulling van P.C. Bloys van Treslong Prins, aangevuld met gegevens uit andere bronnen. s Gravenhage: Indisch Genealogische Vereniging. Kruyskamp, C. (eds.) 1961 Van Dale Groot Woordenboek der Nederlandse Taal. s Gravenhage: Martinus Nijhoff, cet.8. Marwoto, B.J dan H. Witdarmono 2004 Proverbia Latina ; Pepatah-Pepatah Bahasa Latin. Jakarta : Kompas. Pastoureau, Michel 1997 Heraldry; its origin and meaning. Trieste: Editoriale Libraria. Peters, Marion 2002 In steen Geschreven; Leven en sterven van VOC dienaren op de kust van Coromandel in India. Amsterdam: Bas Lubberhuizen. Sterkenburg, P.G.J. van 1981 Een Glossarium van Zeventiende-eeuws Nederlands. Groningen: Tjeenk Willink. Suratminto, Lilie 2001 Makna Lambang Heraldik dan Penggunaan Bahasa pada Lima Batu makam Belanda di Museum Wayang Jakarta. Depok: FSUI Laporan Penelitian.
2008
Makna Sosi-Historis Batu Nisan VOC di Batavia.Jakarta: Wedatama Widya Sastra. VOC Glossarium 2000 Verklaringen van termen, verzameld uit de rijks geschiedkundige publicatiën die betrekking hebben op de Verenigde Oost-Indische Compagnie. Den Haag: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis. Winkel, Dr. J. T. 1901 Geschiedenis der Nederlandse Taal. Amsterdam: Culemborg, Blom & Olivierse. Zoest, Aart van 1993 Semiotika. Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang akan Kita Lakukan Dengannya. Kata Pengantar: Toeti Heraty Noerhadi. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.