4.7.2.
Salinan tambahan aerodrome manual tersedia sehingga staf bandar udara dan organisasi lain di bandar udara dapat memiliki akses ke salinan aerodrome manual tersebut.
4.7.3.
Apabila penambahan salinan atau bagian dari manual diperlukan, petugas pengontrol aerodrome manual bertanggungjawab untuk memperbaharui dan mendistribusikan kepada orang tersebut.
4.8. Penerbitan NOTAM untuk Mengumumkan secara resmi Register Bandar Udara dan Register Bandar Udara yang melayani angkutan Udara Bukan Niaga Ditjen Hubud akan mempersiapkan dan meneruskan ke kantor NOTAM,sebuah NOTAM permanen yang menjelaskan semua informasi bandar udara yang akan dimasukkan ke AIP. 4.9. Pembuatan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Safety Plan) 4.9.1.
Ketika menilai aspek teknis dan operasional seperti yang dipaparkan dalam 4.5.3 dan diidentifikasi bahwa permohonan tidak sesuai dengan standar Karakteristik Fisik yang ditetapkan dalam MOS ini maka pemohon harus menyerahkan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara ke Ditjen Hubud.
4.9.2.
Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara seperti yang dipaparkan dalam 4.9.1 harus diserahkan oleh pemohon ke Ditjen Hubud tidak lebih dari tiga bulan sejak pemberitahuan dikeluarkan oleh Ditjen Hubud.
4.9.3.
Pemohon yang tidak dapat menyerahkan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara seperti yang dipaparkan dalam 3.9.2 maka permohonan register bandar udara akan didiskualifikasi.
4.10. Pengecualian 4.10.1. Ditjen Hubud dapat menerbitkan register bandar udara dengan pengecualian dari kewajiban, apabila penyelenggara bandar udara tidak dapat mematuhi standar-standar karakteristik fisik yang ditetapkan dalam MOS ini. 4.10.2. Penyelenggara bandar udara harus menyerahkan permohonan pengecualian kepada Ditjen Hubud dan melampirkan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara seperti yang dipaparkan dalam 4.9.1 4.10.3. Ditjen Hubud akan mengeluarkan register bandara udara secara tertulis dengan pengecualian setelah melaksanakan penilaian risiko terhadap Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara yang diserahkan.
4-3
5.
INFORMASI BANDAR UDARA UNTUK AIP
5.1. Umum 5.1.1. Pendahuluan
5.1.2.
5.1.1.1.
Informasi bandar udara diterbitkan dalam Aeronautical Information Publication (AIP – Indonesia). PKPS Bagian 139 mensyaratkan pemohon sertifikat bandar udara untuk menyediakan informasi berkaitan dengan Bandar Udara untuk tujuan publikasi di AIP. Informasi ini harus dimasukkan dalam aerodrome manual pemohon.
5.1.1.2.
Bab ini menjabarkan informasi bandar udara yang perlu disediakan dan standar yang harus dicapai pada saat mengumpulkan informasi dan menyajikannya.
5.1.1.3.
Standar pada bab ini berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian informasi Bandar Udara juga dapat diterapkan pada informasi Bandar Udara yang akan diberikan ke Ditjen Hubud untuk proses registrasi bandar udara.
5.1.1.4.
Pentingnya ketersediaan informasi bandar udara yang akurat untuk keselamatan operasi pesawat udara bukan berarti harus dilebih-lebihkan. Tetapi, perhatian dan ketelitian diperlukan untuk memperoleh informasi bandar udara yang akan dipublikasikan. Untuk itu, hanya petugas dengan kualifikasi yang mempunyai pengetahuan untuk mengukur, menentukan, atau menghitung data informasi operasional bandar udara untuk pesawat udara, yang ditunjuk dan bertanggung jawab terhadap publikasi informasi bandar udara.
5.1.1.5.
Setelah informasi diterbitkan, mempertahankan keakuratannya juga merupakan hal yang penting secara fundamental. Standar pemeliharaan keakuratan informasi bandar udara yang dipublikasikan dalam AIP, termasuk NOTAM, ditetapkan di bab 10.
Informasi bandar udara yang harus tersedia untuk bandar udara bersertifikat. 5.1.2.1.
Diagram Bandar Udara. Diagram bandar udara harus disediakan untuk menggambarkan, sesuai dengan yang diperlukan: a. Tata letak runway, taxiway dan apron; b. Sifat dari permukaan runway; c. Nomor dan panjang runway; d. Nomor taxiway, jika ada;
5-1
e. Lokasi dari indikator arah angin yang diberi penerangan atau tidak diberi penerangan; f. Lokasi titik referensi aerodrome; g. Arah dan jarak kota terdekat; h. Lokasi bangunan terminal; dan i. Lokasi helipad. 5.1.2.2.
Operasi Bandar Udara. Termasuk di dalamnya: a. Nama, alamat, nomor telepon dan faksimili operator bandar udara; termasuk bagaimana cara menghubungi pada saat di luar jam kerja; b. Penggunaan bandar udara, publik atau pribadi; c. Biaya penggunaan bandar udara, dimana dibutuhkan pemberitahuan terlebih dulu.
5.1.2.3.
Lokasi Bandar Udara. Informasi yang termasuk di dalamnya; a. Nama Bandar Udara; b. Nomor World Aeronautical Chart, jika diketahui; c. Latitude dan longitude, didasarkan pada titik referensi Bandar Udara; (koordinat geografis dalam derajat, menit, dan detik) dan lokasinya; d. Elevasi Bandar Udara; hingga ke kaki terdekat, dan suhu referensi (tertinggi); e. Variasi magnetik hingga derajat terdekat, tanggal informasi dan perubahan tahunan; f. Konversi waktu - Universal Time Coordinated (UTC) di samping perbedaan waktu setempat; g. Indikator kode diketahui;
lokasi
bandar
udara,
jika
h. Kekinian diagram Type A, jika disediakan. 5.1.2.4.
Daerah pergerakan. Untuk setiap nomor runway harus memasukkan; a. Nomor kode referensi bandar udara; b. Bearing derajat;
sesungguhnya
hingga
seperseratus
c. Panjang dan jenis permukaan runway; d. Tingkat kekuatan perkerasan runway; e. Lebar runway dan runway strip; f. Kemiringan runway dan stopway terkait; g. Runway declared distances; h. Elevasi: -
Threshold non-precision approach runway hingga ke meter atau kaki terdekat; dan 5-2
-
5.1.2.5.
Threshold dan elevasi tertinggi zona touchdown precision approach runway hingga ke setengah meter atau kaki terdekat.
Sistem penerangan. memasukkan;
Informasi
ini
harus
a. Sistem penerangan untuk runway; b. Tipe, panjang, dan intensitas dari sistem penerangan pada approach; c. Sistem visual approach slope indicator; d. Aerodrome beacon; e. Sistem penerangan untuk taxiways; f. Lokasi dan pencahayaan (jika ada) anometer/indikator arah angin; g. Catu daya sekunder termasuk switch-over time; dan h. Informasi sistem penerangan lainnya.
5.1.3.
5.1.2.6.
Alat bantu navigasi. Rincian alat bantu navigasi yang disediakan oleh operator bandar udara.
5.1.2.7.
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK). Kategori PKP-PK yang berada di bandar udara disediakan oleh operator bandar udara dan kemampuan untuk memindahkan pesawat udara yang rusak berserta kontak personel dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
5.1.2.8.
Pelayanan darat. Termasuk dalam Informasi ini adalah: 5.1.2.8.1.
Pemasok bahan bakar dan bagaimana cara menghubungi mereka secara terinci, termasuk setelah jam kerja;
5.1.2.8.2.
Layanan operator bandar udara yang tersedia bagi penerbangan.
5.1.2.8.3.
Pemancar informasi cuaca otomatis jika disediakan oleh operator bandar udara; dan
5.1.2.9.
Prosedur khusus. Termasuk prosedur khusus yang khas bagi suatu bandar udara, yang harus diberitahukan kepada penerbang.
5.1.2.10.
Pemberitahuan. Termasuk catatan penting atau informasi administratif berkaitan dengan penggunaan bandar udara.
Data Aeronautika 5.1.3.1.
Penentuan dan pelaporan data aeronautika terkait Bandar Udara harus sesuai persyaratan keakuratan dan integritas yang dipaparkan di Tabel 5.1-1 sampai 5.1-5 dengan memperhitungkan prosedur sistem kualitas yang 5-3
telah ditetapkan. Persyaratan keakuratan untuk data aeronautika didasarkan pada tingkat keyakinan 95 persen dan, dalam hal itu, tiga jenis data posisi akan diidentifikasi: titik yang disurvei (misalnya threshhold runway), titik yang dihitung (kalkulasi matematika dari titik yang telah disurvei dan telah diketahui dalam ruang, tetap), dan titik yang dideklarasikan (misalnya titik perbatasan Flight Information Region). Latitude and longitude Aerodrome reference point (Titik referensi Bandar Udara) Alat bantu Navigasi (Navaids) yang terletak di Bandar Udara Obstacle di Area 3 Obstacle di Area 2 (bagian di dalam batas-batas Bandar Udara) Runway thresholds Ujung Runway (titik kesejajaran alur penerbangan) Titik-titik garis tengah runway Posisi runway-holding Titik-titik garis tengah taxiway/garis pemandu parker Garis marka perpotongan taxiway Garis pemandu keluar Batas-batas apron (poligon) De-icing/anti-icing facility (polygon) Aircraft stand points/INS checkpoints Stand point pesawat/checkpoint INS
Accuracy Data type 30 m Disurvei/dihi tung 3m Disurvei 0,5 m Disurvei 5m Disurvei 1m Disurvei 1m Disurvei 1m Disurvei 0,5 m Disurvei 0,5 m Disurvei 0,5 m Disurvei 0,5 m Disurvei 1m Disurvei 1m Disurvei 0.5 m Disurvei
Integrity Classification Rutin Esensial Esensial Esensial Kritis Kritis Kritis Kritis Esensial Esensial Esensial Rutin Rutin Rutin
Table 5.1-1: Latitude and longitude
Elevation/altitude/height
AccuracyData type 0,5 m Disurvei 0,5 m Disurvei
Elevasi Bandar Udara WGS-84 geoid undulation pada posisi elevasi Bandar Udara
5-4
Integrity Classification Esensial Esensial
Elevation/altitude/height
AccuracyData type
Threshold runway, non-precision approach WGS-84 geoid undulation at runway threshold, non-precision approach Runway threshold, precision approaches WGS-84 geoid undulation at runway threshold, precision approaches
0,5 m Disurvei
Titik-titik garis tengah taxiway/garis pemandu parker Obstacle di Area 2 (bagian di dalam batas-batas aerodrome) Obstacles di Area 3
Esensial
0,25 m Disurvei
Kritis
0,25 m Disurvei
Kritis Kritis Esensial Esensial
0,5 m Disurvei 3m Disurvei
Esensial Esensial
Elevation/altitude/height
Declination and magnetic variation Aerodrome magnetic variation
Accuracy Data type 1 derajat Disurvei 1 derajat Disurvei 1 derajat Disurvei
ILS localizer antenna magnetic variation MLS azimuth antenna magnetic variation Table 5.1-3:
0,5 m Disurvei
3m Disurvei
Peralatan pengukur jarak/presisi (DME/P) Table 5.1-2:
Esensial
0,25 m Disurvei 1m Disurvei
Titik-titik garis tengah runway
Integrity Classification
Integrity Classification Esensial Esensial Esensial
Declination and magnetic variation Accuracy Data type 1/100 derajat Disurvei 1/100 derajat Disurvei 1/100 derajat Disurvei
Bearing Kesejajaran ILS localizer Kesejajaran MLS zero azimuth Runway bearing (True) Table 5.1-4:
Panjang runway
5-5
Esensial Kritis
Bearing
Accuracy Data type 1m disurvei
Panjang/jarak/dimensi
Integrity Classification Esensial
Integrity Classification Kritis
Panjang/jarak/dimensi Lebar runway Jarak displaced threshold Panjang dan lebar stopway Panjang dan lebar clearway Landing distance available Take-off run available Take-off distance available Accelerate-stop distance available Lebar bahu runway Lebar taxiway Lebar taxiway shoulder Antena ILS localizer-ujung runway, jarak Antena kemiringan ILS glide, jarak di sepanjang garis tengah Jarak marka ILS – threshold Antena DME ILS-ambang batas, jarak di sepanjang garis tengah Antena MLS azimuth-ujung runway, jarak Antena elevasi MLS-threshold, jarak di sepanjang garis tengah Antena DME/P MLS- threshold, jarak di sepanjang garis tengah Table 5.1-5 5.1.3.2.
Accuracy Data type 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 1m disurvei 3m dihitung 3m dihitung 3m dihitung 3m dihitung 3m dihitung 3m dihitung 3m dihitung
Integrity Classification Esensial Rutin Kritis Esensial Kritis Kritis Kritis Kritis Esensial Esensial Esensial Rutin Rutin Esensial Esensial Rutin Rutin Esensial
Panjang/jarak/dimensi
Aerodrome Mapping Data dibuat untuk aeronautical information services mengacu pada CASR Part 175 (Annex 15, Chapter 11) yang pemilihan aerodrome mapping data features yang dikumpulkan harus dibuat dengan mempertimbangkan tujuannya. Selain itu aerodrome mapping data harus memenuhi persyaratan keakuratan dan integrity Tabel 5.1-1 sampai dengan 5.1-5. Catatan : Aerodrome Mapping Database dapat disediakan pada satu atau dua kualitas (fine atau medium). Tingkatan dan kesesuaian persyaratan numerikal
5-6
tersebut terdapat pada RTCA Document DO-272B and European Organization for Civil Aviation Equipment (EUROCAE) Doc ED-99C-User Requirements for Aerodrome Mapping Infromation. 5.1.3.3.
Persyaratan integritas data aeronautika harus didasarkan pada potensi risiko yang disebabkan oleh kerusakan data dan penggunaannya ketika digunakan. Dengan demikian, klasifikasi dan tingkat integritas data berikut ini harus diterapkan: a. Data kritis : kesalahan dipastikan tidak terjadi pada setiap tahapan dalam keseluruhan proses dan termasuk prosedur tambahan untuk menjamin integritas sebagai mitigasi secara penuh efek kesalahan potensi resiko integritas data yang teridentifikasi melalui analisis pada arsitektur sistem keseluruhan; b. Data esensial : kesalahan dipastikan tidak terjadi pada setiap tahapan dalam keseluruhan proses termasuk proses tambahan yang diperlukan jika ada potensi resiko dalam arsitektur sistem keseluruhan untuk memastikan lebih lanjut integritas data pada level ini; c. Data rutin : kesalahan harus dihindari pada saat pemrosesan data. Catatan : Petunjuk terkait pemrosesan data dan informasi aeronautika terdapat pada RTCA Document DO200A and European Organization for Civil Aviation Equipment (EUROCAE) Doc ED-76A-Standard for Processing Aeronautical Data.
5.1.3.4.
Perlindungan data elektronik aeronautika saat disimpan atau transit harus benar-benar diawasi oleh Cyclic Redundancy Check (CRC). Untuk mencapai perlindungan data dengan tingkat integriti data aeronautika terkritis dan terpercaya sebagaimana yang diklasifikasikan dalam 5.1.3.3, algoritma CRC 32 atau 24-bit harus diaplikasikan. Algoritma 16-bit CRC juga dapat diaplikasikan. Catatan: Petunjuk terkait persyaratan kualitas data aeronautika (akurasi, resolusi, integritas, perlindungan dan traceability) yang terdapat dalam World Geodetic System - 1984 (WGS-84) Manual (Doc 9674). Petunjuk tambahan tentang ketentuan Tabel 5.1-1 sampai dengan Tabel 5.1-5 terkait dengan akurasi dan integritas data aeronautika yang terdapat dalam RTCA Document DO-201A dan European Organization for Civil Aviation Equipment (EUROCAE) Doc ED-77, Industry Requirements for Aeronautical Information. 5-7
5.1.3.5.
Koordinat geografis yang menunjukkan garis lintang dan bujur ditentukan dan dilaporkan kepada AIS sesuai dengan World Geodetic System 1984 (WGS-84) geodetic reference datum, untuk mengidentifikasi koordinat geografis yang telah berubah menjadi koordinat WGS-84 dengan perhitungan matematis dan dimana akurasi data di lapangan tidak memenuhi persyaratan dalam Tabel 5.1-1.
5.1.3.6.
Urutan keakuratan data hasil lapangan harus sedemikian rupa sehingga data navigasi yang dihasilkan operasional fase penerbangan akan berada dalam deviasi maksimum, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.1-1 sampai dengan 5.1-5.
5.1.3.7.
Terkait dengan ketinggian (mean sea level) posisi tanah di aerodrome, geoid undulation (referensi ke WGS-84 ellipsoid) untuk posisi tersebut seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 5.1-1 sampai dengan 5.1-5 ditetapkan dan dilaporkan kepada AIS. Catatan : Kerangka acuan yang tepat adalah yang memungkinkan WGS-84 direalisasikan pada suatu bandar udara dan terhadap semua koordinat data yang terkait. Spesifikasi yang mengatur publikasi koordinat WGS-84 terdapat dalam Annex 4, Chapter 2 dan Annex 15, Chapter 1.
5.1.3.8.
Sistem kualitas harus sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) 9000 series tentang standar jaminan kualitas dan tersertifikasi oleh organisasi yang sudah diakui. Dalam konteks sistem kualitas, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk setiap fungsi harus diidentifikasi dan personel yang ditunjuk untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut telah dilatih dengan baik. Personel yang memiliki keterampilan dan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan fungsi yang ditugaskan secara spesifik, dan catatan yang sesuai harus dipelihara sehingga kualifikasi personel dapat dikonfirmasi. Penilaian awal dan periodik akan ditetapkan sehingga mengharuskan personel untuk memperlihatkan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan. Penilaian periodik terhadap personel harus digunakan sebagai alat untuk mendeteksi dan mengoreksi kekurangan
5.1.3.9.
Elevasi (merujuk pada rata-rata di atas permukaan laut) posisi spesifik di darat yang disurvei di suatu bandar udara, yang harus ditentukan dan dilaporkan.
5-8
a. Titik referensi reference point);
Bandar
Udara
(Aerodrome
b. Alat bantu navigasi yang terletak di Bandar Udara; c. Threshold Runway; d. Ujung runway penerbangan). 5.1.3.10.
(titik
kesejajaran
jalur
Kriteria yang digunakan untuk perkerasan oleh pesawat udara dengan ACN lebih tinggi dari PCN yang dilaporkan untuk perkerasan tersebut. Kriterianya adalah seperti tercantum berikut ini: a. Untuk perkerasan fleksibel, pergerakan sesekali pesawat udara dengan ACN yang tidak melebihi 10 persen di atas PCN yang dilaporkan tidak akan memberikan pengaruh buruk pada perkerasan; b. Untuk perkerasan kaku (rigid) atau komposit dimana lapisan perkerasan kaku (rigid) merupakan unsur utama struktur, pergerakan sesekali pesawat udara dengan ACN tidak lebih dari 5 persen di atas PCN yang dilaporkan tidak akan memberikan pengaruh buruk terhadap perkerasan. c. Jika struktur perkerasan tidak diketahui, batas 5 persen harus diberlakukan; dan d. Jumlah pergerakan dengan beban berlebih tahunan agar tidak melebihi sekitar 5 persen total pergerakan pesawat udara tahunan. Pergerakan dengan beban berlebih semacam itu tidak seharusnya diijinkan secara rutin dalam kondisi normal pada perkerasan yang memperlihatkan tanda-tanda keparahan atau kerusakan. Ketika operasional dengan beban berlebihan dilakukan, pihak berwenang yang sesuai harus mengkaji kondisi perkerasan tersebut secara teratur dan juga harus mengkaji ulang kriteria untuk operasional dengan beban berlebih secara periodik karena kelebihan beban dapat mempersingkat masa pakai perkerasan dalam jumlah besar atau munculnya kebutuhan rehabilitasi perkerasan besar-besaran.
5.1.4.
Standar untuk Menentukan Informasi Bandar Udara 5.1.4.1.
Sifat permukaan runway. Tipe permukaan runway harus diberitahukan baik dalam bentuk: a. Beton (concrete); b. Aspal; c. Bitumen seal; d. Batu kerikil;
5-9
e. Rumput; atau f.
Permukaan alami.
5.1.4.2.
Runway bearing and designation. Runway Bearing harus ditentukan dalam bentuk true bearing.
5.1.4.3.
Panjang Runway. Operator bandar udara harus menyediakan informasi panjang fisik runway dalam satuan meter.
5.1.4.4.
Taxiway designation. Suatu huruf tunggal harus digunakan tanpa tambahan angka untuk menentukan setiap taxiway utama. Alfa numerik dapat digunakan untuk short feeder taxiway. Lihat juga Bab 8.
5.1.4.5.
Titik referensi bandar udara [Aerodrome reference point (ARP)]. Koordinat geografis titik referensi bandar udara harus dituliskan dalam derajat, menit dan detik beserta lokasinya; didasarkan pada World Geodetic System - 1984 (WGS-84). ARP harus ditempatkan di atau dekat dengan pusat dari bandar udara.
5.1.4.6.
Elevasi bandar udara. Harus berada di titik tertinggi daerah pendaratan, di atas rata-rata permukaan air laut/geoid undulation. Elevasi bandar udara harus dilaporkan dalam satuan feet, didasarkan pada Indonesian Orthometric system hingga ke tingkat akurasi satu kaki (foot).
5.1.4.7.
Nomor kode referensi runway.Untuk setiap runway disediakan nomor kode referensi seperti yang dijelaskan di Bab 2.
5.1.4.8.
Kekuatan perkerasan Pesawat udara kurang dari 5,700 kg berat take-off maksimum. Kekuatan daya dukung perkerasan untuk pesawat udara dengan berat 5700 kg atau kurang, harus selalu tersedia dengan cara melaporkan informasi berikut: a. Berat maksimum diperbolehkan; dan
pesawat
udara
yang
b. Tekanan ban maksimum yang diperbolehkan. Pesawat udara lebih besar dari 5,700 kg berat take-off maksimum. Laporkan kekuatan daya dukung landasan yang ditujukan untuk pesawat udara dengan berat lebih dari 5,700 kg, sesuai dengan Aircraft Classification Number/Pavement Classification Number (ACN/PCN) system; terkait semua informasi sebagai berikut: a. Nomor klasifikasi perkerasan [pavement classification number (PCN)]; pavement type for ACN-PCN determination; b. Jenis perkerasan untuk penentuan ACN-PCN; c. Kategori kekuatan subgradasi;
5-10
d. Kategori tekanan diperbolehkan; dan
ban
maksimum
yang
e. Metoda evaluasi. Catatan: PCN yang dilaporkan akan mengindikasikan bahwa suatu pesawat udara dengan nomor klasifikasi pesawat udara [aircraft classification number (ACN)] sama dengan atau kurang dari PCN yang dilaporkan dapat beroperasi di suatu landasan namun dengan batasan pada tekanan ban, atau berat keseluruhan pesawat udara (all-up weight) untuk jenis pesawat udara tertentu. Informasi tentang jenis perkerasan untuk penentuan ACN-PCN, kategori kekuatan subgradasi, kategori tekanan ban maksimum dan metode evaluasi harus dilaporkan menggunakan kode berikut: a. Jenis perkerasan untuk penentuan ACN Jenis perkerasan untuk penentuan ACNKode PCN Perkerasan kaku (Rigid) R Perkerasan fleksibel F b. Kategori kekuatan sub-grade Kategori kekuatan sub-grade Kekuatan tinggi: Dicirikan oleh nilai K sebesar 150 MN/m3 dan mewakili semua nilai K di atas 120 MN/m3 untuk perkerasan kaku (Rigid), atau dicirikan oleh CBR 15 dan mewakili semua nilai CBR di atas 13 untuk perkerasan fleksibel. Kekuatan medium: Dicirikan oleh nilai K sebesar 80 MN/m3 dan mewakili rentang nilai K sebesar 60 hingga 120 MN/m3 untuk perkerasan kaku (Rigid), atau dicirikan oleh CBR 10 dan mewakili suatu rentang CBR sebesar 8 hingga 13 untuk perkerasan fleksibel. Kekuatan rendah: Dicirikan oleh nilai K sebesar 40 MN/m3 dan mewakili rentang nilai K sebesar 25 hingga 60 MN/m3 untuk perkerasan kaku, atau dicirikan oleh CBR 6 dan mewakili rentang CBR sebesar 4 hingga 8 untuk perkerasan fleksibel. Kekuatan sangat rendah: Dicirikan oleh nilai K sebesar 20 MN/m3 dan mewakili semua nilai K di bawah 25 MN/m3 untuk perkerasan kaku (Rigid), dan dicirikan oleh CBR 3
5-11
Kode
A
B
C
D