Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk dari pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung menjadi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, berdasarkan Undang-undang No. 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4.1
KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN
4.1.1
Letak Geografis Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak antara 0o53’ – 1o41’ Lintang Selatan dan antara 103o23 – 104o31 Bujur Timur. Kabupaten yang mempunyai Luas Wilayah 5.445,0 Km2 ini berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Laut China Selatan
Sebelah Selatan : Kabupaten Muaro Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan
Secara
Sebelah Barat
: Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi
Sebelah Timur
: Laut China Selatan
administratif,
Kabupaten
Tanjung Jabung Timur terdiri atas 11 kecamatan,81 desa, dan 6 kelurahan.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 1
Tabel 4. 1 Wilayah Administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur Banyak Desa
Banyak Kelurahan
Luas Wilayah (km2)
Muara Sabak
10
2
911,15
Nipah Panjang
Nipah Panjang
8
2
381,30
3
Mendahara
Mendahara Ilir
8
0
285,35
4
Rantau Rasau
Bandar Jaya
11
0
478,17
5
Sadu
Sungai Lokan
9
0
251,75
6
Dendang
Rantau Indah
7
0
410,28
7
Muara Sabak Barat
Nibang Putih
5
0
120,52
8
Mendahara Ulu
Simpang Kiri
6
0
356,12
9
Kuala Jambi
Kampung Laut
2
2
194,46
10
Geragai
Blok G
9
0
234,70
11
Berbak
Desa Simpang
6
0
1.821,20
81
6
5.445
No
Kecamatan
1
Muara Sabak Timur
2
Ibukota
Jumlah Sumber: Jambi Dalam Angka, BPS Provinsi Jambi 2005-2006
4.1.2
Ketinggian dan Kemiringan Lereng Perbedaan ketinggian suatu wilayah mempunyai pengaruh terhadap suhu udara dan tekanan udara. Oleh sebab itu, ketinggian merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan pola penggunaan lahan untuk suatu kegiatan diatasnya, baik pertanian maupun industri. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk kedalam klasifikasi ketinggian dataran rendah, yaitu 0-5 meter dpl dengan karakter lahan pertanian lahan basah dan lahan kering. Kemiringan
tanah/lereng
adalah
sudut
yang
dibentuk
oleh
permukaan
tanah/bumi dengan bidang horizontal yang dinyatakan dengan persen (%) atau derajat. Kemiringan tanah/lereng sangat berpengaruh terhadap tingkat erosi, drainase keadaan efektif tanah, dan tingkat perkembangan tanah dari suatu wilayah serta merupakan salah satu faktor pembatas bagi pemanfaatannya.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 2
Apabila ditinjau dari kemiringan lerengnya, maka sebagian besar Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk datar, yaitu berkisar antara 0-8 %.
Tabel 4. 2 Ketinggian Beberapa Ibukota Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur No 1
Ibukota Kecamatan Mendahara
Ketinggian (m dpl) 1
2
Mendahara Ulu
1
3
Geragai
1
4
Dendang
4
5
Muara Sabak Timur
4
6
Muara Sabak Barat
4
7
Kuala Jambi
8
Rantau Rasau
2,5 2,5
4
9
Berbak
10
Nipah Panjang
3
11
Sadu
5
Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Tahun 2006
4.1.3
Jenis Tanah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Secara fisiologis, tanah merupakan hasil bentukan dari beberapa faktor yaitu iklim, organisme bahan induk, topografi dan waktu, sedangkan potensi tanah ditentukan oleh kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi yang merupakan hasil manifestasi dari sifat-sifat yang dimilikinya. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak pada dataran rendah didominasi oleh tanah-tanah yang penuh air dan rentan terhadap banjir pasang surut serta banyaknya sungai besar dan kecil yang melewati wilayah ini. Wilayah ini didominasi jenis tanah gley humus rendah dan orgosol yang bergambut. Daya dukung lahan terhadap pengembangan wilayah sangat rendah sehingga membutuhkan input teknologi dalam pengembangannya.
4.1.4
Hidrologi Sumber-sumber air di Provinsi Jambi pada umumnya terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan berasal dari sungai-sungai dan danau-danau yang
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 3
berada dalam sistem Satuan Wilayah Sungai Batanghari, yang luasnya hampir mencakup sebagian besar Provinsi Jambi. Sementara itu DAS Batanghari dibagi menjadi beberapa Sub DAS yaitu: Sub DAS Batang Tembesi, Sub DAS Jujuhan, Sub DAS Batang Tebo, Sub DAS Batang Tabir, Sub DAS Tungkal dan Mendahara, Sub DAS Air Hitam, Sub DAS Airdikit, Sub DAS Banyulincir, dan Sub DAS Lainnya. Sub DAS di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu Sub DAS Tungkal dan Mendahara dimana dilihat dari pola aliran sungainya berbentuk radial dan debit air mencapai 247,6128 m3/detik.
4.1.5
Iklim dan Curah Hujan Secara klimatologis wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur beriklim basah dengan hujan hampir sepanjang tahun, atau kurang lebih 8–10 bulan basah dan bulan kering 2–4 bulan. Rata-rata curah hujan pada tahun 2006 yaitu 241,6 mm dan rata-rata jumlah hari hujannya sebesar 11 hari per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 25,60C – 28,30C. Pada tahun 2005 suhu udara rata-rata bulanan menunjukkan bahwa suhu tertinggi terjadi pada bulan Mei (27,30C) dan suhu terendah pada bulan Januari (26,30C) dengan kelembaban udara 78%-81% pada Desember/Januari dengan 73% pada bulan September serta kecepatan angin 6,4 m/det pada bulan Mei dan 10,3 m/dt pada bulan Januari.
4.1.6
Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri atas lahan sawah dan lahan non sawah yaitu bangunan, tegalan, padang rumput, tambak, kolam/ empang, hutan, lahan kosong (tidak diusahakan) dan penggunaan lahan lainnya. Dilihat dari tabel dan grafik diatas pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2005 sebesar 35,1% lahan yang digunakan sebagai hutan milik negara, 20,02% lahan sawah, 19,09% lahan yang tidak diusahakan (lahan kosong), bangunan (13,97%), tegalan (3,72%), padang rumput (0,27%), tambak (0,06%), empang/kolam (0,03%), dan lahan lainnya (7,6%). Penggunaan lahan sawah, bangunan, dan hutan negara dari tahun ke tahunnya semakin meningkat, artinya semakin berkembangnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan lahan semakin meningkat pula.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 4
Tabel 4. 3 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2002-2005 NO
PENGGUNAAN LAHAN
2002
2003
87.644
2004
89.122
2005
1
Lahan Sawah
92.597
109.814
2
Bangunan
15.154
49.045
67.720
76.076
3
Tegalan
29.626
63.824
48.417
20.268
4
Padang rumput
1.351
2.203
1.747
1.462
5
Tambak
317
414
419
347
6
Kolam / empang
200
144
111
142
7
Hutan negara
89.057
118.801
131.801
191.104
8
Tidak diusahakan
224.257
164.078
153.425
103.918
9
Lainnya
96.894
56.869
48.263
41.369
Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2002-2005
4 .2
KEPENDUDUKAN
4.2.1
Jumlah dan Perkembangan Jumlah
penduduk
Kabupaten
Tanjung Jabung Timur pada kurun waktu
2002-2006
215,000 210,000 205,000
menunjukkan
200,000
kecenderungan peningkatan, namun
190,000
dengan tingkat pertumbuhan rata-
195,000
185,000 180,000
rata yang kecil, yaitu 1,97 %. Tahun
2002
2003
2004
2005
2006
2002, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 191.556 jiwa. Tahun 2003, jumlah tersebut meningkat menjadi 191.844 jiwa dan tahun 2004 menjadi 205.079 jiwa. Tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Timur adalah 208.522 jiwa dan tahun 2006 meningkat menjadi 210.821 jiwa. Kecamatan Sadu tercatat sebagai kecamatan yang paling tinggi tingkat pertumbuhannya, yaitu sebesar 4,26 % per tahunnya, sedangkan Kecamatan Dendang
tercatat
sebagai
kecamatan
yang
paling
rendah
tingkat
pertumbuhannya yaitu sebesar 0,36 % per tahunnya.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 5
Tabel 4. 4
Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2004-2006
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mendahara Mendahara Ulu Geragai Dendang Muara Sabak Timur Muara Sabak Barat Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH
Tahun 2004 25.006 11.710 16.539 17.507 35.809 12.683 12.783 22.433 9.875 28.303 12.431 205.079
Tahun 2005 25.138 11.800 16.817 17.512 36.121 12.887 12.976 23.057 10.041 28.903 13.270 208.522
Tahun 2006 25.322 11.901 17.018 17.633 36.377 13.035 13.112 23.413 10.170 29.335 13.505 210.821
Rata-Rata Pertumbuhan 0,63 0,81 1,44 0,36 0,79 1,38 1,28 2,16 1,48 1,81 4,26 1,39
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2004-2006
4.2.2
Proyeksi Penduduk tahun 2020 Dengan laju pertumbuhan rata-rata penduduk tahun 2002-2006 sebesar 1,97% dan dengan asumsi tidak terdapat faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara signifikan dimasa yang akan datang, maka jumlah penduduk tahun 2020 diperkirakan mencapai 251.206 jiwa.
Tabel 4. 5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2020 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan Mendahara Mendahara Ulu Geragai Dendang Muara Sabak Timur Muara Sabak Barat Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH
Tahun 2010
Tahun 2015
Tahun 2020
25.945 12.281 17.989 17.866 37.522 13.748 13.780 25.418 10.766 31.427 15.754 222.496
26.735 12.759 19.186 18.181 38.942 14.628 14.602 27.868 11.504 34.007 18.439 236.851
27.525 13.236 20.384 18.496 40.362 15.508 15.425 30.318 12.241 36.587 21.124 251.206
Sumber : Hasil Perhitungan, tahun 2007
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 6
Berdasarkan proyeksi tersebut, penduduk yang tertinggi adalah Kecamatan Muara Sabak Timur (40.362 jiwa). Kecamatan Berbak adalah kecamatan yang jumlah penduduknya terendah diantara kecamatan-kecamatan yang lainnya yaitu (12.241 jiwa).
4.2.3
Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan dengan luas wilayah pada tahun tertentu. Kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dan terendah karena kepadatan tertinggi itu dapat memberikan berbagai dampak diantaranya banyaknya tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaku di sektor industri. Kepadatan penduduk pada tahun 2006 mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan yaitu 38,72 jiwa/km2 yang tahun sebelumnya sebesar 38,30 jiwa/km2. Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi yaitu berada di Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu sebesar 144,50 jiwa/Km2 (tahun 2006) yang memiliki kedudukan sebagai ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dan tingkat kepadatan terendah berada di Kecamatan Sadu sebesar 7,42 jiwa/Km2 (tahun 2006), kecamatan ini memiliki wilayah terluas di Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan tetapi jumlah penduduknya belum begitu padat.
Tabel 4. 6 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2005-2006 No
Kecamatan
Luas (Km2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mendahara Mendahara Ulu Geragai Dendang Muara Sabak Timur Muara Sabak Barat Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH
911,15 381,30 285,35 478,17 251,75 410,28 120,52 356,12 194,46 234,70 1.821,20 5.445,00
Tahun 2005 Pendudu Kepadatan k 25.138 27,59 11.800 30,95 16.817 58,93 17.512 36,62 36.121 143,48 12.887 31,41 12.976 107,67 23.057 64,75 10.041 51,64 28.903 123,15 13.270 7,29 38,30 208.522
Tahun 2006 Penduduk
Kepadatan
25.322 11.901 17.018 17.633 36.377 13.035 13.112 23.413 10.170 29.335 13.505 210. 821
27,79 31,21 59,64 36,88 144,50 31,77 108,80 65,74 52,30 124,99 7,42 38,72
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005-2006
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 7
4.2.4
Karakteristik Rasio Ketergantungan Jumlah penduduk menurut usia dapat digunakan untuk melihat berapa besar tingkat produktivitas penduduk, angkatan kerja atau usia produktif dan non produktif penduduk. Perbandingan antara penduduk usia non produktif (usia 0-19 tahun dan > 60 tahun) dengan penduduk usia produktif (20-59 tahun ) menunjukkan bahwa angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 82,58, yang berarti beban tanggungan tinggi. Setiap 2 orang produktif menanggung sekitar 1-2 orang non produktif.
Tabel 4. 7 Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006 Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah (Jiwa)
0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 > 75 JUMLAH
9.802 10.424 9.907 11.538 11.959 10.230 8.844 7.920 6.387 4.979 4.522 2.897 2.688 2.137 1.610 878 106.722
9.342 9.387 10.442 11.630 11.594 10.390 9.024 8.023 6.497 5.169 4.508 2.527 2.332 1.534 781 919 104.099
19.144 19.811 20.349 23.168 23.553 20.620 17.868 15.943 12.884 10.148 9.030 5.424 5.020 3.671 2.391 1.798 210.821
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006
4.2.5
Karakteristik Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan memberikan gambaran karakteristik kualitas penduduk di suatu wilayah, terutama dalam kaitannya dengan ketersediaan sumberdaya manusia dan tenaga kerja. Sekitar 36,07% penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki pendidikan SD/MI/sederajat, sementara sekitar 38,76 % tidak sekolah. Penduduk dengan pendidikan SLTP / MTs / sederajat dan pendidikan tinggi hanya sekitar 25,17%.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 8
1,35% 0,66% 6,64% 1,31% 15,21%
38,76%
36,07%
Tidak Lulus SD
SD/ MI/ Sederajat
SLTP/ MTs/ Sederajat
SMU/ MA/ Sederajat
SM Kejuruan
DI/ DII
DIII/ DIV/ SI/ S2/ S3
4.2.6
Karakteristik Penduduk Menurut Mata Pencaharian Bila dilihat dari lapangan usaha dalam bekerja, terdapat lebih dari dua pertiga penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang bekerja disektor pertanian (70,15%), selanjutnya sektor perdagangan (8,89%), sektor jasa (7,04%), dan sektor industri (3,77%).
Tabel 4. 8 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006 No
Mata Pencaharian
1
Pertanian
2
Jumlah (Jiwa)
Persentase
60.670
70,15
Pertambangan dan Penggalian
2.154
2,49
3
Industri
3.263
3,77
4
Listrik, Gas dan Air
86
0,10
5
Konstruksi
2.747
3,18
6
Perdagangan
7.688
8,89
7
Transportasi dan Komunikasi
3.135
3,62
8
Keuangan
158
0,18
9
Jasa
6.087
7,04
10
Lainnya
502
0,58
86.490
100
JUMLAH Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 9
4 .3
STRUKTUR PEREKONOMIAN
4.3.1
Pertumbuhan Perekonomian Sektor-sektor ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih didominasi oleh sektor primer yang berkarakter basis sumberdaya dan merupakan basis ekspor. Hal ini terlihat dari menonjolnya peran pertambangan dan penggalian sebesar 42,88% pada tahun 2005. Sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan memberikan kontribusi sebesar 24,63% pada tahun 2005. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memberikan kontibusi yang cukup besar yaitu 14,67% pada tahun 2004 dan 14,76% pada tahun 2005. Dengan struktur ekonomi yang didukung oleh kegiatan primer dan sekunder yang berimbang serta ditunjang kegiatan tersier yang berkembang cepat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka pertumbuhan perekonomian di kabupaten ini memiliki prospek yang lebih baik di masa datang. Basis
perekonomian
yang
semakin
kuat
akan
berpengaruh
terhadap
perkembangan kegiatan sektor transportasi dan komunikasi dalam menunjang kegiatan perekonomian.
Peran sektor ini diperkirakan akan segera meningkat
sejalan dengan akan dioperasionalkannya Pelabuhan Muara Sabak.
Tabel 4. 9 Perkembangan PDRB
Berdasarkan Harga Berlaku Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2004-2005
No
TAHUN
Lapangan Usaha 2004
2005
1
Pertanian, peternakan, Kehutanan & Perikanan
428.635
467.727
2
Pertambangan dan Penggalian
781.489
814.249
3
Industri Pengolahan
138.172
139.795
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.737
1.933
5
Bangunan
16.665
16.479
6
Perdangan, Hotel dan Restauran
263.429
280.220
7
Pengangkutan dan Komunikasi
66.825
72.606
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
25.050
27.385
9
Jasa - Jasa
73.238
78.668
1.795.240
1.899.062
781.838
812.520
1.013.402
1.086.542
Total PDRB Jumlah Migas Total PDRB Tanpa Migas Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 10
Berdasarkan RTRW Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah potensial pertanian dan industri Provinsi Jambi, yaitu pada sub sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis kegiatan persawahan/padi, sub sektor perkebunan kelapa dalam, perikanan laut dan industri baik industri besar, menengah maupun industri kecil.
4.3.2
Pertanian dan Industri Pengolahan sebagai Penopang Pengembangan Kawasan Agro-Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Pertanian Pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri atas pertanian tanaman bahan makanan, peternakan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pertanian tanaman bahan makanan wilayah ini didominasi oleh produksi padi. Lahan sawah seluas 87.644 hektar yang pengairannya bergantung pada pasang surut Sungai Batanghari terbentang di hampir semua kecamatan. Tahun 2006 luas panen 32.245 hektar dengan produksi padi 109.841 ton. Kecamatan penghasil padi terbesar adalah Muarasabak Timur, disusul Rantau Rasau, Nipah Panjang, dan Dendang. Rata-rata produksi per tahun 3,41 ton.
Tabel 4. 10 Produksi Padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2006
Kecamatan
Mendahara
Luas Panen (Ha)
Rata-Rata Produksi (Ton)
Produksi (Ton)
1.380
4.439
3,22
Mendahara Ulu
7
20
2,86
Geragai
0
0
0
Dendang
4.290
14.457
3,37
Muara Sabak Timur
9.857
41.054
4,16
Muara Sabak Barat
10
19
1,97
Kuala Jambi
50
142
2,85
7.207
22.601
3,14
0
0
0
Nipah Panjang
6.229
19.534
2,14
Sadu
3.215
7.575
2,36
32.245
109.841
3,41
Rantau Rasau Berbak
JUMLAH
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 11
Padi Tanjung Jabung Timur, selain dikonsumsi sendiri, juga dijual ke kabupaten lain di Provinsi Jambi. Bulog enggan membeli karena kandungan airnya dinilai terlalu tinggi. Kenyataannya, panen raya padi sawah pasang surut biasanya pada musim hujan. Sarana menjemur padi sangat minim, bahkan tidak tersedia sama sekali. Sementara, produksi perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur antara lain adalah kelapa, kelapa hibrida, kopi, karet, coklat, dan pinang. Kelapa merupakan hasil produksi perkebunan yang paling besar, dimana produksi pada tahun 2002 mencapai 90.023,85 ton. Akan tetapi pada tahun berikutnya mengalami penurunan dan mengalami peningkatan kembali di tahun 2005 yaitu 69.445 ton. Komoditas perkebunan lainnya yang mengalami pertumbuhan produksi cukup signifikan adalah pinang.
Tabel 4. 11 Komoditas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Tahun
Jenis Tanaman 2001 Karet
2002
2003
2004
2005
4.366,5
892,2
4.366,5
4.366,5
16.649
18.783,85
90.023,85
18.783,85
18.783,85
69.445
581
17.295,4
581
581
1.303
503,75
504,25
504,35
504,35
1.704
Coklat
3.227,5
533,8
327,5
327,5
695
Pinang
888,7
990,7
988,7
988,7
4.456
28.351,3
11.0240,2
25.551,9
25.551,9
94.252
Kelapa Kelapa hibrida Kopi
JUMLAH
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
Sub sektor pertanian lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan adalah perikanan dan peternakan. Perikanan yang dominan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah perikanan tangkap (laut). Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung, produksi perikanan laut tahun 2004 mencapai 28.842,6 ton. Banyak nelayan yang langsung menjual ikan dan udang tangkapannya ke pembeli di tengah laut. Sentra penghasil ikan berada di Kecamatan Nipah Panjang, Sadu dan Mendahara. Sementara, perikanan tambak (budidaya), masih sedikit diusahakan, antara lain di Kecamatan Mendura, Muara Sabak Barat, Kuala Jambi, Berbak, Nipah Panjang, dan Sadu.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 12
Tabel 4. 12 Produksi Perikanan Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 TAHUN
JENIS TANAMAN 2001 Perairan laut
2003
2004
2005
26.754,5
26.754
26.754
28.842,6
16.828,6
688,4
434,1
434,1
707,6
420,2
25
25,1
25,1
35,9
1.643,2
165
172,3
172,3
462,6
0
0
6,2
6,2
7,2
0
27.632,9
27.391,7
27.391,7
30.055,9
18.892
Perairan umum Kolam Tambak Kerambah JUMLAH
2002
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
Potensi dalam bidang peternakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi sapi, kerbau, kambing, ayam buras, ayam ras, dan itik. Kegiatan peternakan yang banyak dikembangkan yaitu jenis ternak ayam ras, dimana pada tahun 2005 produksi dagingnya mencapai 236.160 kg.
Kegiatan Industri Kegiatan industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berupa industri hasil pertanian/ kehutanan, industri aneka dan industri logam mesin kimia. Industri hasil pertanian merupakan sentra industri yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang diserap dan otomatis dapat menaikkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Tabel 4. 13 Banyaknya Perusahaan Dibidang Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Industri hasil pertanian Industri aneka Industri kimia dasar Jumlah
Jumlah Tenaga Kerja
189
3.404
8
16
65
237
262
3.657
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 13
Berdasarkan jenis industrinya, industri pengolahan pertanian di Kabupaten Tanjung Timur saat ini antara lain adalah minyak kelapa pabrik, cold storage, pengolahan kayu, pengeringan kopra, dll. Hal ini menunjukkan adanya peluang pengembangan kegiatan industri berbasis agro (potensi pertanian secara menyeluruh).
Tabel 4. 14 Banyaknya Perusahaan
Menurut Jenis Industri di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
I. Industri Hasil Pertanian/Kehutanan (IHPK) Besar Formal 1. Minyak kelapa pabrik
1
60
2. Cold Storage
1
15
3. Pengolahan kayu
1
2552
1. Industri es batu
4
10
2. Pengeringan ikan/udang
8
99
3. Pembuatan tahu
8
22
4. Pembuatan tempe
13
28
5. Pengeringan kopra
48
190
1
3
15
32
8. Pengolahan rotan
1
2
10. Meubel kayu
1
3
11. Kerupuk ikan
2
11
12. Penggilingan padi
1
2
1. Minyak kelapa kampung
1
60
2. Pengeringan udang
3
36
3. Pembuatan tahu
2
12
4. Pembuatan tempe
8
22
5. Pengeringan kopra
13
28
6. Kerupuk ikan udang
48
190
7. Pembuatan gula kelapa
2
4
8. Pembuatan terasi udang
1
3
9. Anyaman rotan
1
2
10. Anyaman pandan
2
12
II. Industri Hasil Pertanian Dan Kehutanan (Formal)
6. Pembuatan terasi udang 7. Pembuatan arang tempurung
III. Industri Hasil Pertanian Dan Kehutanan (Non Formal)
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 14
Jenis Industri
Jumlah Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
11. Pengolahan rotan
1
2
12. Kerajinan bambu
2
4
1. Tenun sutra
7
12
2. Sablon
1
4
12
63
2. Reparasi motor
1
5
3. Reparasi mesin/las
5
10
12
33
12
63
2. Reparasi sepeda
1
5
3. Reparasi mesin/las
5
10
12
33
5
15
IV. Industri Aneka Kecil Formal
V. Industri Logam Mesin Kimia (ILKM) Kecil Formal 1. Batu bata
4. Galangan kapal kayu VI. Industri Logam Mesin Kimia (ILKM) Non Formal 1. Batu bata
4. Galangan kapal kayu 5. Aper besi Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
4 .4
DUKUNGAN TRANSPORTASI
4.4.1
Transportasi Darat Dukungan transportasi darat didukung oleh keberadaan jaringan jalan. Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian, memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah. Panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2006 adalah 871,35 Km. Sekitar 16,4 km jalan tersebut berkelas IIIA, yang berarti jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak lebih 2,5 m, ukuran panjang tidak lebih dari 18 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton (PP NO. 43 tahun 1993 tentang Klasifikasi Jalan). Sisanya tidak memiliki kelas jalan secara terinci. Dari panjang jalan 871,35 km, sekitar 353,56 km memiliki kondisi sedang dan 147,31 km yang berkondisi baik, sisanya memiliki kondisi rusak dan rusak berat. Jalan rusak terpanjang ditemukan di Kecamatan Mendahara dan Muara Sabak Timur.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 15
Tabel 4. 15 Kondisi Jalan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Kondisi Jalan
Kecamatan Baik Mendahara
Sedang
Jumlah
Rusak
Rusak Berat
38,74
45
48,1
15
146,84
Mendahara Ulu
0
0
0
0
0
Geragai
0
12,65
0
0
12,65
Dendang
0
30,15
0
0
30,15
Muara Sabak Timur
53,1
48,81
82,33
60,3
244,54
Muara Sabak Barat
0
28,45
0
0
28,45
Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH
0
23,1
10,3
0
33,4
25,1
60,2
20
11,3
116,6
0
0
0
0
0
20,17
20,8
25
13,58
79,55
10,2
84,4
15,7
52,87
163,17
147,31
353,56
201,43
153,05
855,35
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Tanjung Jabung Timur, Th 2006
Dilihat dari jenis permukaannya lebih dari 50% panjang jalan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih berupa jalan tanah (502,66 km), sementara yang sudah beraspal hanya sekitar 144,77 km. Dimasa mendatang, guna mendukung kelancaran pergerakan barang dan penumpang, peningkatan kualitas jalan merupakan hal penting untuk diperhatikan oleh Pemerintah Daerah setempat. Tabel 4. 16 Kondisi Permukaan Jalan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Kecamatan
Jenis Permukaan Jalan Aspal
Kerikil/Koral
Jumlah
Tanah
Mendahara
0
33
113,84
146,84
Mendahara Ulu
0
0
0
0
Geragai
6
6,65
0
12,65
Dendang
0
16,4
13,75
30,15
Muara Sabak Timur
64,4
66,94
113,2
244,54
Muara Sabak Barat
8,1
14,35
6
28,45
Kuala Jambi Rantau Rasau Berbak Nipah Panjang Sadu JUMLAH
0
6,4
27
33,4
41,1
1,5
74
116,6
0
0
0
0
22,17
5,38
52
79,55
3
57,3
102,87
163,17
144,77
207,92
502,66
855,35
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Tanjung Jabung Timur, Th 2006
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 16
Transportasi Air
4.4.2
Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, transportasi air merupakan prioritas pembangunan yang diharapkan dapat mendukung perkembangan distribusi ekonomi di wilayah ini. Moda angkutan air yang mendukung sistem transportasi air ini antara lain kapal motor, speed boat, dan pompong. Pada tahun 2006, terdapat 76 kapal motor, 900 speedboat, dan 129 pompong. Di masa mendatang, Tanjung Jabung Timur direncanakan menjadi gerbang Provinsi Jambi. Semua ekspor dari berbagai wilayah akan melalui Pelabuhan Muarasabak. Rencana ini memacu pemerintah kabupaten berbenah diri. Bangunan fisik kompleks ibukota kabupaten yang baru di Desa Rano, Kecamatan Muarasabak seluas 100 hektar sudah selesai dibangun. Pelabuhan Muara Sabak telah sejak lama berperan dalam meningkatkan perekonomian wilayah. Hasil penelitian yang dilakukan beberapa lembaga a.l. Institut Teknologi Bandung, PT Deserco Development Service, dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menyebutkan Pelabuhan Muara Sabak Kabupaten Tanjung Tabung Timur merupakan satu dari tujuh pelabuhan sungai di Indonesia yang memiliki prospek sangat menguntungkan. Pada tahun 2006, jumlah kegiatan bongkar di Pelabuhan Muara Sabak mencapai 216.374,27 ton dan kegiatan muat mencapai 203.675,78 ton. Pelabuhan lainnya yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Pelabuhan Nipah Panjang. Meskipun sudah dapat melayani aktivitas bongkar muat, namun hingga saat ini masih sepi pengunjung dan masih jarang perusahaan yang memanfaatkan Pelabuhan Muara Sabak. Ini terjadi karena Pemerintah Provinsi Jambi sebagai regulator di daerah dan PT Pelindo Cabang Jambi belum secara optimal memanfaatkan pelabuhan ini.
Tabel 4. 17 Kegiatan Pelabuhan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Bulan Januari
Muat (ton) Nipah Panjang
Bongkar (ton)
Muara Sabak
Nipah Panjang
Muara Sabak
795
15.237,11
42
13.938,41
1.216
17.442,39
42
17.517,54
Maret
811
14.878,49
42
11.777,7
April
750
24.690,76
42
16.257,13
Mei
1.010
21.341
42
13.813,44
Juni
1.576,5
19.221,37
42
22.925,25
Februari
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 17
Bulan
Muat (ton) Nipah Panjang
Juli
Bongkar (ton)
Muara Sabak
Nipah Panjang
Muara Sabak
1.428
24.388,29
23
22.503,67
931
13.213,5
23
16.158,65
September
1.509
14.495,44
23
23.624,86
Oktober
1.154
21.997,55
23
15.629,71
November
1.354
13.214,37
23
14.244,96
Agustus
Desember JUMLAH
1.122
16.254
23
15.284,46
13.656,5
216.374,27
390
203.675,78
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006
4 .5
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR LAINNYA KETERSEDIAAN SARANA WILAYAH
DAN
4.5.1 Penyediaan Air Bersih Kebutuhan akan air bersih masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dipenuhi oleh sumber air yang berasal dari PDAM, sumur pompa, sumur gali dan mata air. Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur menggunakan sumber air sumur gali dan PDAM. Pada tahun 2005, jumlah produksi air minum yang disalurkan oleh PDAM mencapai 374.229 m3 dan yang terjual sekitar 206.237 m3.
4.5.2 Penyediaan Listrik Perkembangan perlistrikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meningkat sesuai dengan lajunya perkembangan pembangunan. Pada tahun 2005, jumlah daya terpasang mencapai 5.545 kWh dan daya mampu sekitar 3.851 kWh. Daya ini didukung oleh keberadaan 35 mesin diesel, yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Adapun jenis pelanggan dikelompokkan menurut lima golongan yaitu golongan rumah tangga, industri, pemerintahan, penerangan jalan dan bisnis. Pelanggan terbesar adalah rumahtangga, dan yang masih sangat minim adalah pelanggan industri.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 18
Tabel 4. 18 Produksi Listrik di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Penggunaan
Jumlah Pelanggan
Rumah Tangga
9.842
7.934.361
3.704.013.715
1
3.728
2.618.770
53
88.307
64.890.940
Sosial
108
114.273
46.152.585
Bisnis
499
642.518
368.938.355
Penerangan Jalan
7
70.004
44.477.940
Jumlah
10.510
8.853.191
4.231.092.305
Industri Perkantoran
Produksi Terjual (Kwh)
Nilai (Rp)
Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005
4.5.3 Dukungan Jaringan Drainase Sistem drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengikuti kondisi topografi dan pola jaringan jalan, baik jalan utama maupun jalan lingkungan yang ada. Arah aliran drainase sebagian besar menuju ke arah yang selanjutnya bermuara pada sungai-sungai yang berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sistem drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Saluran Pembuangan Mikro Saluran pembuangan mikro di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbagi atas saluran terbuka, saluran tertutup, dan gorong-gorong. Saluran terbuka merupakan saluran terpanjang di kabupaten ini jika dibandingkan dengan saluran lainnya yang ada, yaitu sekitar 15.400 m. Permasalahan yang ada menyangkut sistem drainase mikro yaitu terjadinya genangan, banjir, dan pendangkalan saluran. Masalah tersebut muncul karena menyempitnya
saluran
yang
ada
karena
terjadi
pengendapan,
penyumbatan pada gorong-gorong, kapasitas saluran yang tidak memadai lagi, tidak terdapatnya street inlet di beberapa saluran dan tertutupnya mabhole/ street inlet oleh sampah. 2. Saluran Pembuangan Makro Saluran pembuangan makro meliputi saluran pembuangan alami, misalnya sungai dan kali yang mengalir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sungai dan kali tersebut menjadi muara saluran drainase mikro yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 19
4.5.4 Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan air limbah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih difokuskan pada upaya penyaluran air kotor dan limbah padat domestik. Penyaluran air kotor domestik saat ini masih menggunakan sistem tercampur dengan pembuangan air hujan melalui saluran tertutup dan terbuka. Sementara, sistem pengelolaan limbah padat domestik dilakukan dengan menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation). Sebagian besar masyarakat telah menggunakan jamban pribadi berupa cubluk atau tangki septik,
namun
ada
yang
masih
menggunakan
sungai
sebagai
tempat
pembuangan limbah domestik atau limbah rumah tangga. 4.5.5 Pengelolaan Persampahan Sampah merupakan salah satu masalah yang cukup kompleks dan relatif sulit penanganannya. Beberapa kesulitan muncul karena secara kuantitas jumlahnya besar dan beragam komposisinya. Di wilayah perdesaan sampah kurang menimbulkan masalah karena ketersediaan lahan yang masih luas sehingga daya dukung lingkungan masih mencukupi untuk mengatasi sampah yang diproduksi oleh penghuninya. Sampah selalu menjadi salah satu persoalan penting di kota, kawasan industri, pemukiman, perdagangan maupun komunitas-komunitas lain. Sampah juga terkait pada beberapa persoalan lingkungan yang serius meliputi pencemaran
sumberdaya
air,
pencemaran
udara,
tempat
hidup
dan
berkembangnya berbagai agen penyebab penyakit baik bakteri maupun virus, berbau, memberi kesan kumuh dan kotor . Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya laju timbulan sampah
akibat
meningkatnya
jumlah
penduduk,
sehingga
pengelolaan
persampahan sering diprioritaskan penanganannya di daerah perkotaan. Namun demikian penanganan persampahan di daerah pedesaan bukan berarti tidak penting karena di daerah pedesaan dengan kondisi jumlah bangunan yang relatif rendah, lahan kosong cukup luas dan daya dukung alam masih tinggi pengelolaan persampahan dapat dilakukan dalam skala komunitas secara alamiah misalnya ditimbun dan dibakar.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 20
4.5.6
Ketersediaan Sarana Wilayah Ketersediaan sarana wilayah sangat penting dalam pengembangan suatu wilayah, terutama dalam upaya memberikan pelayanan yang merata dan optimal bagi masyarakatnya. Sarana wilayah yang ada di KabupatenTanjung Jabung Timur meliputi sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan, serta perdagangan dan jasa. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi TK, SD, SLTP, SLTA, dan Akademi/ Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Kecamatan yang memiliki sarana pendidikan paling lengkap dan paling banyak adalah Kecamatan Muara
Sabak
Timur
dan
Nipah Panjang
dengan
jumlah
keseluruhan 30 buah, sedangkan kecamatan yang sarana pendidikannya sedikit berada di Kecamatan Mendahara Ulu hanya 10 buah. Sarana Peribadatan Mayoritas penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur beragama Islam, sehingga sarana peribadatan pun banyak didominasi oleh mesjid dan langgar. Tahun 2006, terdapat sekitar 295 masjid, 323 langgar, dan 9 gereja. Sarana Kesehatan Penyediaan sarana kesehatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar diseluruh
kecamatan. Jenis sarana kesehatan yang tersedia meliputi
Puskesmas (inpres, non inpres, pembantu) dan Klinik KB. Pada tahun 2006 terdapat 65 puskesmas dan 40 klinik KB. Hingga saat ini belum ada rumahsakit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ketersediaan tersebut ditunjang pula oleh beberapa tenaga medis dan kesehatan lainnya. Jumlah tenaga kerja medis antara lain dokter (16 orang), bidan (65 orang) dan perawat (116 orang). Sarana Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari pasar, swalayan, kompleks pertokoan, bank, koperasi, losmen dan restoran. Pada sub sektor perdagangan, barang-barang yang diperdagangkan meliputi produksi sektor pertanian, penggalian dan sektor industri, baik yang berasal dari produksi dalam daerah, dari daerah lain, ataupun dari luar negeri/ impor. Laju pertumbuhan pada sub sektor ini sebesar 5,76 %.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 21
Jumlah hotel yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 3 buah dengan jenis non berbintang dan jumlah kamar yang tersedia 45 buah. Laju pertumbuhan sub sektor hotel sebesar 5,99 % dengan nilai tambah atas dasar harga berlaku tahun 2005 sebesar Rp. 213.580.000.
4 .6
KAWASAN JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK DI DS. KAMPUNG SINGKEP KEC. MUARA SABAK BARAT Kecamatan Muara Sabak Barat terbentuk dari pemekaran Kecamatan Muara Sabak menjadi wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat dan Kecamatan Muara Sabak Timur. Secara administratif, Kecamatan Muara Sabak Barat memiliki 7 (Tujuh) desa yaitu Desa Parit Culum I, Parit Culum II, Teluk Dawan, Talang Babat, Rano, Nibung Putih, dan Desa Kampung Singkep. Ibukota Kecamatan terletak di Desa Rano. Kecamatan Muara Sabak Barat terletak pada ketinggian 4 meter dpl. Kecamatan yang mempunyai Luas Wilayah 410,28 Km2 ini berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kecamatan Kuala Jambi
Sebelah Selatan
: Kabupaten Muara Jambi
Sebelah Barat
: Kecamatan Geragai
Sebelah Timur
: Kecamatan Muara Sabak Timur dan Kecamatan Dendang
Kawasan yang diusulkan sebagai lokasi JAIP di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak di Ds. Kampung Singkep, di bagian barat kabupaten, berdekatan dengan rencana peningkatan Pelabuhan Muara Sabak.
Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Muara Sabak Barat di dominasi oleh Hutan Negara seluas 14.390 Ha atau 35.09 % dari luas keseluruhan. Penggunaan lahan terbesar kedua di Kecamatan Muara Sabak Barat ini adalah Lahan Sawah seluas 8.268,99 Ha atau 20.16 % dari Luas keseluruhan kecamatan. Tanah yang tidak diusahakan atau tanah kosong juga cukup banyak terdapat di Kecamatan ini
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 22
yaitu seluas 7.825,03 Ha atau menempati posisi ketiga dari jumlah
penggunaan
lahan
terbesar atau sekitar 19,08 %. Selain ketiga penggunan diatas juga
terdapat
penggunaan
untuk
Bangunan,
lahan tegalan,
padang
rumput,
tambak, kolam, empang dan lain-lainnya. Keberadaan lahan kosong merupakan peluang tersendiri untuk dikembangkan lebih lanjut guna mendukung pengembangan JAIP Muara Sabak, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kesesuaian lahan.
Sumber: Visualisasi Lapangan Tahun 2007
Secara umum status lahan yang akan dijadikan sebagai Kawasan JAIP adalah milik pemerintah Provinsi Jambi, sehingga untuk pengembangannya dapat mempermudah proses pembangunan dan penggantian lahannya. Status lahan tersebut akan berpengaruh pada kemudahan pembebasan lahan, selain juga dipengaruhi oleh harga lahan. Harga / nilai lahan ini akan sangat berpengaruh pada besarnya investasi yang harus dilakukan. Jika harga lahan (nilai lahan) terlalu tinggi akan mempengaruhi apakah proyek tersebut layak atau tidak secara finansial untuk ditindak lanjuti. Nilai lahan di Kawasan JAIP berkembang secara linier mengikuti jaringan jalan . Harga lahan yang berada dekat jaringan jalan relatif lebih mahal dibandingkan dengan lahan yang jauh dari jaringan jalan. Ini diakibatkan dari perkembangan aktivitas disepanjang jalan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, disamping lahan yang berada di sepanjang jalan memiliki aksesibilitas yang lebih tinggi.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 23
Masyarakat Perkembangan jumlah penduduk Kecamatan Muara Sabak Barat pada tahun 2005 sampai tahun 2007 mengalami kenaikan dari 12.887 jiwa menjadi 13.035 jiwa, yang kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor kelahiran dan migrasi. Dilihat dari laju pertumbuhan penduduk, Kecamatan Nibung Putih merupakan kecamatan yang paling tinggi pertumbuhan penduduknya (2,35 %), sedangkan Kecamatan Parit Culum I adalah yang terendah (0,57 %). Penduduk di Ds. Kampung Singkep dimana akan dikembangkan JAIP Muara Sabak sendiri saat ini dihuni oleh sekitar 2.862 jiwa. Dalam kaitannya dengan ketersediaan tenaga kerja, struktur penduduk Di Kecamatan Muara Sabak tahun 2005 relatif baik, didukung oleh dominasi penduduk pada usia produktif. Usia sekolah (5-19 tahun), berjumlah 3.670 jiwa (27,89%). Usia produktif (20-54 tahun), berjumlah 7.031 jiwa (53,44%). Usia non produktif (0-4 dan usia > 55 tahun), berjumlah 2.454 jiwa (10,65%).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode proyeksi regresi linier, jumlah penduduk kecamatan Muara Sabak Barat pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 14.902 jiwa, dengan asumsi tidak terdapat faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara signifikan dimasa yang akan datang. Kontribusi penduduk untuk Kecamatan Muara Sabak Barat yang paling besar adalah Kecamatan Kampung Singkep sebesar 21,60% dengan jumlah 3.219 jiwa, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Parit Culum II sebesar 9,18% dengan jumlah 1.368 jiwa. Dengan
adanya
rencana
pengembangan
Kawasan
JAIP
Muara
Sabak,
diperkirakan jumlah penduduk akan lebih besar dari perhitungan tersebut, mengingat akan adanya faktor migrasi akibat kedatangan tenaga kerja dari luar Kecamatan Muara Sabak Barat. Hal ini penting untuk diidentifikasi lebih lanjut, karena akan terkait dengan upaya penyediaan sarana dan utilitas wilayah bagi masyarakat.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 24
Tabel 4. 19 Perkiraan Jumlah Penduduk Kec. Muara Sabak Barat tahun 2020 No
Tahun
Desa 2010
2015
2020
1
PARIT CULUM I
2.967
3.050
3.132
2
PARIT CULUM II
1.253
1.311
1.368
3
TELUK DAWAN
1.417
1.465
1.512
4
TALANG BABAT
1.557
1.607
1.657
5
RANO
2.295
2.470
2.645
6
NIBUNG PUTIH
1.129
1.249
1.369
7
KAMPUNG SINGKEP
2.944
3.082
3.219
13.562
14.234
14.902
JUMLAH Sumber : Hasil Perhitungan, Th 2007
Prasarana Lingkungan 1. Air
B ersih
Guna memenuhi kebutuhan air bersih Masyarakat Kecamatan Muara Sabak Barat memanfaatkan sumber air yang berasal air tanah, air hujan, mata air, situ, air sungai, dan saluran irigasi yang kualitas airnya masih tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hal ini, maka sistem penyediaan air bersih di Kecamatan Muara Sabak terdiri atas :
Sistem
Individual,
yaitu
penyediaan
air
bersih
dengan
memanfaatkan potensi sumber air yang air, berupa mata air, situ atau rawa, sungai atau saluran irigasi, sumur dangkal dan air hujan.
Sistem Komunal, yaitu penyediaan air bersih yang diupayakan oleh institusi atau kelompok masyarakat secara bersama, meski terkadang menemui kendala akibat jarak dari sumber air yang ada relatif jauh dari permukiman.
Sistem Perpipaan, yaitu penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM, sengan sumber air berupa air permukaan (sungai). Saat ini, tidak semua kecamatan sudah terlayani oleh sistem perpipaan. Dimasa mendatang, dengan adanya rencana pengembangan JAIP Muara Sabak, sistem penyediaan air bersih perlu ditingkatkan, baik melalui pencarian sumber-sumber baru, pengembangan jaringan hingga ke konsumen, peningkatan kapasitas layanan, dll.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 25
2. Air
Limbah
Di Kecamatan Muara Sabak Barat limbah domestik berasal dari penduduk yaitu dari aktivitas mandi, tempat cuci dan dapur, sedangkan limbah non domestik berasal dari kegiatan industri yang skalanya relatif kecil serta limbah dari aktivitas lain seperti pasar, pendidikan, dll. Pengelolaan air limbah domestik dilakukan secara individual pada masing– masing rumah tangga dan secara komunal memanfaatkan fasilitas umum seperti MCK, dengan sistem yang digunakan adalah “On Site Sistem” (setempat). Dengan demikian penduduk membuang air limbahnya ke tangki septic, cubluk. MCK pribadi yang dimiliki penduduk pada umumnya dilengkapi dengan tangki septik atau cubluk untuk mengelola air limbah maupun kotoran. Berdasarkan hasil observasi di ketahui bahwa di Kec. Muara Sabak Barat masih terdapat masyarakat yang melakukan pembuangan limbahnya ke dalam sungai.
Pola pengaliran air limbah di Kecamatan Muara Sabak
Barat saat ini memanfaatkan aliran Sungai Batang Hari dan Anak sungai/kali-kali kecil lainnya. Saluran air (saluran sekunder) yang ada seperti saluran drainase di pinggir jalan dan lingkungan, tidak terpola yang mengarah kesaluran primer, sehingga perlu ada penataan lebih lanjut. Dimasa mendatang, dengan adanya rencana pengembangan JAIP Muara Sabak, sistem pengelolaan limbah harus diarahkan pada pengelolaan limbah domestik dan industri. Pengelolaan limbah industri diatur sedemikian rupa agar tetap terkontrol, tidak menyebabkan pencemaran. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpadu dalam satu kawasan industri. 3. Drainase Karakteristik morfologi lahan (jenis tanah dan topografi) di Kecamatan Muara Sabak Barat mendukung dalam proses penyerapan limpasan air permukaan dan pembuatan saluran drainase yang selanjutnya dialirkan melalui badan/ saluran penerima berupa sungai-sungai di sekitar Kec. Muara Sabak Barat. Dimasa mendatang, dengan adanya rencana pengembangan JAIP Muara Sabak, sistem drainase di kawasan ini harus direncanakan dengan baik, mengingat
rencana
pengembangan
JAIP
akan
berimplikasi
pada
meningkatnya luasan kawasan terbangun, yang berarti kawasan resapan semakin minim. Lahan yang relatif datar pada lokasi JAIP juga
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 26
mengindikasikan
diperlukannya
perencanaan
sistem
drainase
yang
optimal, untuk menghindari genangan dan banjir. 4. P e rs amp ahan Sistem persampahan di Kecamatan Sabak Barat pada saat ini masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih ditimbun atau dibakar ditiap rumah tangga. Sumber sampah meliputi : rumah tangga, perkantoran, industri, sekolah, puskesmas, dan lain-lain. Dari komposisi sampah yang dihasilkan, sampah organik dan rumah tangga yang paling banyak menghasilkan produksinya. Dimasa mendatang, dengan adanya rencana pengembangan JAIP Muara Sabak, sistem pengelolaan persampahan perlu dilakukan dengan lebih terencana. Diperlukan pola penanganan sampah sedemikain rupa, yang didukung oleh alokasi tempat pengumpulan (misalnya TPS). 5. Telekomunikasi Pelayanan telekomunikasi di Kecamatan Muara Sabak saat ini sudah menjangkau sebagian besar wilayah, melalui penyediaan telepon kabel (PSTN), selular (GSM), dan satelite mobile. Dengan
adanya
rencana
pengembangan
JAIP
Muara
Sabak,
penyediaan telekomunikasi menjadi sangat penting, mengingat kebutuhan akan hal tersebut diperkirakan akan semakin meningkat, seiring meningkatnya kegiatan industri di Kawasan JAIP Muara Sabak.
6. L is t rik Layanan jaringan listrik dilakukan melalui sistem penyediaan/penambahan daya terpasang dengan penyediaan/penambahan tiang dan gardu listrik pembagi
pada
lokasi-lokasi
pengembangan
perumahan
mauun
pengembangan kegiatan lainnya, dimana pengelolaan secara teknis oleh PT. PLN Cabang Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jumlah pembangkit saat ini ada 4 unit dengan daya terpasang 510 kWh dan daya mampu 461 kWh. Peningkatan pelayanan listrik dimasa mendatang sangat diperlukan, seiring dengan meningkatnya kegiatan masyarakat sebagai implikasi pengembangan Kawasan JAIP Muara Sabak.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 27
Dukungan Jaringan Jalan dan Pelabuhan Muara Sabak JALAN. Kecamatan
Pola
jaringan jalan di
Muara
Sabak
Barat
menunjukkan kombinasi linier dan konsentris,
akibat
penggunaan lahan.
pengaruh
pola
Saat ini belum
ada pengaturan atas struktur jalan yang
ada,
sehingga
tidak
ada
pembagian atas arus regional dan arus lokal. Dimasa mendatang, meningkatnya aktivitas akibat pengembangan Kawasan JAIP Muara Sabak, memerlukan pemisahan antara pergerakan regional dan lokal, sehingga tidak mengganggu kelancaran arus barang dan penumpang. Perlu dibedakan antara pergerakan masyarakat setempat dengan pergerakan untuk kepentingan kegiatan industri di Kawasan JAIP Muara Sabak. P E L A B U H A N M U A R A S A B A K . Pengembangan Kawasan JAIP Muara Sabak didukung oleh keberadaan Pelabuhan Samudera Muara Sabak, yang berpeluang untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi pelabuhan modern. Saat ini, Pelabuhan Muara Sabak dengan luas areal sekitar 189 ha, didukung oleh kedalaman alur pelayaran sampai dengan 4,5 LWS (Lower Water Sea-di bawah permukaan laut), kedalaman kolam pelabuhan 5 LWS-7 LWS, dermaga beton ukuran 50 m x 15 m, trestel (jembatan penghubung) beton ukuran 47 m x 8 m, mooring dolphin (sarana tambat kapal) dua buah, bolder enam buah, lapangan penumpukan seluas 2.337 m2, instalasi pipa air yang siap operasi serta lampu penerangan dermaga. Dengan fasilitas tersebut, Pelabuhan Muara Sabak dapat dilalui kapal barang dengan kapasitas rata-rata 14.000 GT (gross ton-bobot mati) dengan panjang rata-rata 152 m dan muatan rata-rata 10.000 ton. Pada tahun 2006 terdapat 1.043 kunjungan kapal, dengan kegiatan yang cukup padat, yaitu 17.186 kegiatan impor, 373.969 kegiatan ekspor, 183.074 kegiatan bongar, 356.900 kegiatan muat, serta 7.440 petikemas. Untuk mendukung pengembangan Kawasan JAIP Muara Sabak, peningkatan Pelabuhan Muara Sabak mutlak perlu direncanakan. Diperlukan kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jambi dan PT. Pelindo II, karena menyangkut perhitungan nilai investasi dan mekanisme pembiayaan yang tepat. General Manager PT Pelindo II Jambi Koesbiyantoro memperkirakan sudah lebih
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 28
dari 10 investor yang ingin memanfaatkan areal pelabuhan itu guna membangun berbagai fasilitas penunjang ekspor, diantaranya PT. Biodiesel Jambi yang akan membangun pabrik dan tangki timbun CPO.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 29
4.1
KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN
1
4.2
KEPENDUDUKAN
4.3
STRUKTUR PEREKONOMIAN
10
4.4
DUKUNGAN TRANSPORTASI
15
4.5
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR LAINNYA DAN KETERSEDIAAN SARANA WILAYAH
5
18 4.6
KAWASAN JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK DI DS. KAMPUNG SINGKEP KEC.
MUARA SABAK BARAT 22
Tabel 4. 1 Wilayah Administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur
2
Tabel 4. 2 Ketinggian Beberapa Ibukota Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3 Tabel 4. 3
Perkembangan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Tahun 2002-2005
5
Tabel 4. 4
Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun
2004-2006
6
Tabel 4. 5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2020
6
Tabel 4. 6 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2005-2006
7
Tabel 4. 7 Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006
8
Tabel 4. 8 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006
9
Tabel 4. 9 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2004-2005 10 Tabel 4. 10 Produksi Padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2006
11
Tabel 4. 11 Komoditas Perkebunan Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005
12
Tabel 4. 12 Produksi Perikanan Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 13 Tabel 4. 13 Banyaknya Perusahaan Dibidang Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2005
13
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 30
Tabel 4. 14 Banyaknya Perusahaan Menurut Jenis Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2005
14
Tabel 4. 15 Kondisi Jalan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006
16
Tabel 4. 16 Kondisi Permukaan Jalan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 16 Tabel 4. 17 Kegiatan Pelabuhan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Tabel 4. 18 Produksi Listrik di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005
17
19
Tabel 4. 19 Perkiraan Jumlah Penduduk Kec. Muara Sabak Barat tahun 2020
25
Error! No table of figures entries found.
Kajian Kondisi Internal (Rona Tanjung Jabung Timur) Masterplan Jambi Agro Industrial Park
IV - 31