1|Page
2|Page
PENGANTAR Bupati Kabupaten Mukomuko Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) merupakan organisasi independen berorientasi pada kegiatan sosial di sektor pertanian yang berbudayakan agribisnis, berbasis di perdesaan dan wawasan lingkungan. Organisasi profesi petani ini telah lama berdiri dan menjadi mitra kerja dari Pemerintah dalam menentukan kebijakan pembangunan pertanian. Dalam meningkatkan konsolidasi dan koordinasi seluruh anggota KTNA, digelarlah Pekan Daerah (PEDA). PEDA KTNA ke XIV tahun 2013 Provinsi Bengkulu dipusatkan di Kabupaten Mukomuko. PEDA KTNA ke XIV diharapkan membawa warna baru, dimana event ini tidak tersentral pada satu titik kegiatan, tetapi terpecah pada 6 bidang kegiatan yang memiliki spesifikasi beragam. Sebagai Tuan Rumah PEDA KTNA ke XIV, Pemerintah Kabupaten Mukomuko berupaya memberikan buah tangan yang bermanfaat bagi seluruh peserta, khususnya petani nelayan, dengan menyusun buku ini. Mukomuko, Juni 2013 Bupati,
Drs. H. Ichwan Yunus, CPA, MM
3|Page
PENGANTAR Kepala BPTP Bengkulu Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke XIV Tahun 2013 Tingkat Provinsi Bengkulu merupakan wahana bagi para petani – nelayan untuk melaksanakan konsolidasi, pengembangan diri, tukar-menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil pertanian dan perikanan yang diselenggarakan secara teratur dan berkelanjutan. Melalui PEDA KTNA ke XIV Tahun 2013, petani – nelayan berkesempatan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam upaya memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani – nelayan. Mendukung pelaksanaan PEDA KTNA ke XIV Tahun 2013 Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko, Badan Litbang Pertanian (BPTP Bengkulu), bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Mukomuko, menyusun Buku Inovasi Teknologi Pertanian sebagai media informasi dan pembelajaran bagi petani – nelayan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengguna. Bengkulu,
Juni 2013
Kepala,
Dr. Dedi Sugandi, MP
4|Page
PENGANTAR Kepala BP2KP Kabupaten Mukomuko Pekan Daerah Kontak Tani Andalan (PEDA KTNA) merupakan sarana strategis bagi petani dan nelayan. Berbagai event termasuk Gelar Inovasi Teknologi dilakukan dalam rangka pengembangan diri, promosi dan kemitraan bagi petani dengan stakeholders dan swasta. Dalam mendukung suksesnya pelaksanaan dan sebagai upaya untuk meningkatkan dampak dari pelaksanaan PEDA KTNA, Pemerintah Kabupaten Mukomuko bekerjasama dengan Badan Litbang Pertanian (BPTP Bengkulu) menerbitkan Buku Inovasi Mendukung Gelar Teknologi Pertanian yang memuat teknologi budidaya dan pengolahan hasil pertanian. Semua inovasi diimplementasikan dan digelar secara nyata pada lahan seluas 2,2 ha yang berlokasi di BP2KP Kabupaten Mukomuko. Hal ini dilakukan agar inovasi teknologi lebih mudah dipahami, diadopsi dan dikembangkan secara luas oleh petani dan nelayan. Besar harapan kami agar inovasi teknologi yang digelar dan dimuat dalam buku ini dapat menjadi inspirasi selanjutnya diadopsi dan didifusikan secara masif oleh petani dan nelayan di Provinsi Bengkulu. Bengkulu,
Juni 2013
Kepala,
Junaidi, SP
5|Page
DAFTAR ISI Halaman
PENGANTAR Bupati Kabupaten Mukomuko... PENGANTAR Kepala BPTP Bengkulu............. PENGANTAR Kepala BP2KP Kabupaten Mukomuko.......................................................... DAFTAR ISI.......................................................
iii iv
TANAMAN PANGAN.......................................
1
1. 2. 3. 4. 5.
Shorgum............................................................... Ubi Kayu.............................................................. Ganyong............................................................... Jagung.................................................................. Padi Sawah...........................................................
2 4 6 8 11
HORTIKULTURA..............................................
13
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bayam.................................................................. Kangkung............................................................. Kacang Panjang................................................... Kol Bunga............................................................ Kubis.................................................................... Paria..................................................................... Sawi..................................................................... Terung.................................................................. Timun................................................................... Bawang Daun....................................................... Cabai.................................................................... Tomat...................................................................
14 17 19 23 26 29 32 35 38 41 44 46
BIOFARMAKA..................................................
50
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
51 52 53 55 56 58 59 61 62 63
Kumis Kucing...................................................... Kunyit Putih......................................................... Kencur.................................................................. Temu Ireng........................................................... Temu Kunci......................................................... Rosella.................................................................. Jahe...................................................................... Lidah Buaya......................................................... Kapulaga.............................................................. Sambiloto.............................................................
v vi
6|Page
11. Binahong.............................................................. 12. Keji Beling........................................................... 13. Adas.....................................................................
65 66 67
HIJAUAN MAKANAN TERNAK.....................
69
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Inovasi Rumput Gajah......................................... Inovasi Rumput Benggala.................................... Inovasi Rumput Brachiaria.................................. Inovasi Rumput Setaria........................................ Inovasi Rumput Raja............................................ Rumput Australia.................................................
70 71 72 73 74 75
TERNAK..................................................................... 1. Jerami Padi Difermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi...................................................................... 2. Amoniasi Jerami Padi.......................................... 3. Membuat Kompos Limbah Kulit Kakao dan Kotoran Sapi........................................................ 4. Solid (Limbah CPO) Untuk Pakan Ternak.......... 5. Teknologi Penggemukan Sapi Bali...................... 6. Teknologi Ternak Ayam Kampung..................... 7. Teknologi Ternak Itik..........................................
77
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN.............
91
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
92 93 94 95 96 97 98 100 101 102 103 105 106 107 108
Sari Buah Tomat.................................................. Manisan Kering Tomat........................................ Saus Tomat........................................................... Manisan Terung................................................... Selai Terung......................................................... Keripik Mangga Bengkulu................................... Keripik Pisang Jantan.......................................... Es Krim Ubi Jalar................................................. Nuget Ayam Ubi Jalar......................................... Tortila Chips........................................................ Tortila Burger....................................................... Ulir-ulir Ketan Ubi Jalar...................................... Keripik Wortel..................................................... Keripik Kentang Merah....................................... Selai Jeruk Gerga Lebong....................................
78 79 81 83 84 86 87
7|Page
TANAMAN PANGAN
8|Page
1. Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah. Dilihat dari kandungan kimianya, biji sorgum (utuh) mengandung 9,01 % protein; 3,6 % lemak; 1,49 % abu; dan 2,5 % serat. Sorgum biasanya ditanam melalui biji. Akan tetapi juga dapat diperbanyak dengan stek batang, jika mau harus dengan memunculkan premordia akar pada buku. Syarat Tumbuh: 1. Suhu optimum 23-30 0C dengan kelembaban relatif 20-40% dan curah hujan 375-425 mm. 2. Dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah dan pH 5,0-5,5. Teknologi Budidaya Pengolahan Tanah Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.
9|Page
Penanaman Bila ditanam secara monokultur, populasi tanaman per/hektar sekitar 100.000 - 150.000 tanaman dengan jarak tanam 75 X 25 cm atau 75 X 20 cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Pemeliharaan 1. Pemupukan Pupuk yang utama diperlukan tanaman sorgum adalah 200 kg/ha urea, 100 kg/ha TSP, dan 50 kg/ha KCl. Pupuk urea diberikan dua kali yaitu 1/3 bagian pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk (TSP dan KCl) serta 2/3 bagian sisanya diberikan pada umur 1 bulan setelah tanam. Seluruh Pupuk diberikan dengan cara menyebarnya dalam larikan sedalam ± 1 cm. Untuk pemupukan pertama jaraknya 7 cm di kiri kanan barisan tanaman, sedangkan pemupukan kedua jaraknya ± 15 cm. 2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan pertama dapat dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 10 - 15 hari setelah tanam. Penyiangan kedua dilakukan bersamasama pembumbunan setelah pemupukan kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh batang. 3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Berdasarkan prinsip Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Terpadu (PHPT). Panen Panen dilakukan apabila biji dianggap telah masak optimal, biasanya ± 45 hari setelah bakal biji terbentuk dengan cara memangkas tangkai mulai 7,5 - 15 cm di bawah bagian biji dengan menggunakan sabit.
10 | P a g e
2. Ubi Kayu
Ubi kayu (Manihot Utillisima) dapat ditanam secara tunggal (monokultur). Secara tumpang sari atau tumpang sisip dengan tanaman kacang-kacangan, padi gogo dan jagung. Teknik penanamannya dengan cara baris ganda (double row). Dengan teknik baris ganda dapat dilakukan 2 kali penanam kacang-kacangan tanpa menurangi hasil panen ubi. Ubi kayu memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia, diantaranya sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Varietas unggul yang direkomendasikan antara lain Adira-1, Adira-2, Adira4, UJ-3, UJ-5, Malang-4, dan Malang-6. Syarat Tumbuh Dapat tumbuh pada ketinggian 1500 m dpl dengan suhu rata-rata antara 25-27oC dan curah hujan optimum berkisar antara 760 - 1015 mm per tahun. Dapat ditanam pada jenis tanah alluvial, latosol, dan podsolik dengan pH minimum 5. Persiapan Bibit 1. Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik, maka stek harus dipilih dari tanaman yang sehat, diameter stek antara 2-3 cm dan umurnya
11 | P a g e
seragam. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang berumur 7-12 bulan. 2. Batang untuk stek disimpan selama 15 hari setelah panen,atau penyimpanannya kurang adari 30 hari. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang tegak, disimpan di bawah naungan. 3. Panjang stek optimum adalah 20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata. Pada saat memotong stek, diusahakan kulit batang tidak terkelupas supaya mudah kering dan daya tumbuhnya baik. Budidaya Tanah dicangkul sedalam ± 25 cm. Stek ditanam dengan cara menancapkan di tanah dengan posisi tegak sedalam 3-5 cm dan posisi stek jangan terbalik. Pada awal pertumbuhan tanaman ubi kayu memerlukan banyak air, oleh karena itu penanam dianjurkan awal musim hujan. Jarak tanam 1 x 0,5 m (untuk tanah subur) atau 0,8 x 0,7 m (untuk tanah miskin unsur hara). Pupuk diberikan secara tunggal sekitar 15 cm dari batang tanaman, dengan dosis 200 kg/ha urea, 100 kg/ha SP-36, dan 100 kg/ha KCl. Pupuk urea diberikan sebanyak dua kali, maisng-masing 100 kg/ha pada umur 7 – 10 HST dan 60 – 90 HST. Pupuk SP-36 diberikan semuanya pada umur 7 – 10 HST, serta pupuk KCl diberikan dua kali pada umur 7 – 10 HST dan 60 – 90 HST, masing-masing sebanyak 50 kg/ha. Pewiwilan dilakukan pada umur 1 bulan. Tunas yang berlebihan dikurangi dan sisakan 2 tunas sehat. Penyiangan dilakukan 1 – 2 kali atau hingga
12 | P a g e
umur 3 bulan, umur 2 – bulan dilakukan pembumbunan. Umur panen tergantung varietas. Varietas unggul umumnya dipanen umur 8 – 11 bulan. 3. Ganyong
Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah anaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat, maka sudah sepatutnya dikembangkan. Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herbal untuk menyembuhkan panas dalam dan radang saluran kencing. Disamping itu, ubi ganyong dapat dibuat tepung dan agar-agar yang bergizi tinggi. Ganyong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-250 meter dpl, daerah beriklim tropis, serta tanah lempung berpasir yang kaya humus. Budidaya Tanaman Pengolahan Tanah 1) Pada musim kemarau tanah sebaiknya diganco dulu. Setelah hujan tiba, tanah segera dicangkul dan diratakan. Pada tanah liat berat sebaiknya dibuat guludan agar drainasenya bisa sempurna.
13 | P a g e
Sedang pada jenis tanah yang lain, tanah cukup dibuat bedengan-bedengan. 2) Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang tidak dibatasi. Tinggi bedengan 25-30 cm dan jarak antar bedengan 30-50 cm. Diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 25 sampai 30 ton tiap hektar. Penanaman Buat lubang tanam dengan kedalaman 12,5-15 cm dibuat secara lajur atau berbaris. Pada tanah liat dianjurkan menggunakan jarak tanam 90 x 90 cm, dengan jarak barisan 90 cm begitu juga jarak antara barisannya. Jika yang tersedia adalah lahan yang masih banyak ditumbuhi oleh rerumputan atau alang alang, maka sebaiknya digunakan jarak tanam yang lebih lebar lagi yaitu 135 cm x 180 cm, sedang untuk tanah liat berat di gunakan jarak tanam 120 cm x 120 cm. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman ganyong yang sangat penting adalah penyiangan, pembumbunan dan pemupukan. Pembumbunan dapat dimulai pada saat ganyong berumur 2 2,5 bulan. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan pada prinsip Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Terpadu (PHPT). Panen Sebagai patokan yang pasti, umbi dianggap dewasa apabila telah ditandai dengan mengeringnya batang dan daun daun tanaman. Pemanenan bisa dilakukan dengan cara pencabutan apabila batang tanaman ganyong belum rapuh, bila telah rapuh dapat dengan cara mencongkelnya dengan garpu, linggis atau sejenisnya.
14 | P a g e
4. Jagung Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Varietas unggul baru jagung terdiri dari varietas unggul baru hibrida seperti Bima-7, Bima9, Bima-10, dan Bima-11 dan komposit meliputi Sukmaraga, Lamuru, Srikandi Kuning 1, Srikandi Putih 1, dan Anoman-1.
Syarat Tumbuh Suhu optimum berkisar antara 23-27o C. Pada saat perkecambahan, benih jagung memerlukan suhu sekitar 30o C. Jenis tanah yang dapat ditanami antara lain andosol, latosol, grumosol, dan tanah berpasir dengan pH tanah antara 5,6-7,5. Membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Pengolahan Tanah Tanpa olah tanah (TOT) dilakukan pada lahan sawah setelah bercocok tanam padi. Olah tanah sempurna dilakukan pada lahan kering. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara membalik
15 | P a g e
tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Anjuran dosis rata-rata pada pemupukan dasar adalah 100 kg/ha Urea, dan 100 kg/ha TSP. Pupuk diberikan pada saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah. Penanaman Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung yang dianjurkan adalah 70-75 cm x 20 cm (1 biji per lubang) atau 70-75 cm x 40 cm (2 biji per lubang). Pemeliharaan Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran dan bersamaan dengan penyiangan kedua. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri baris tanaman dikeruk dengan cangkul kemudian ditimbun di barisan tanaman dan terbentuk guludan yang memanjang. Dosis pemupukan untuk tanaman jagung setiap hektarnya adalah pupuk Urea 200-300 kg, TSP/SP36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I), diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Tahap ketiga
16 | P a g e
(pupuk susulan II), diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar. Pengairan diberikan secukupnya dengan tujuan agar tanaman tidak layu. Pada saat menjelang berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu diairkan pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung. Pengendalian HPT dengan prinsip teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu (PHPT). Panen Umur panen berkisar antara 86-96 hari setelah tanam. Kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. Biji kering, keras, dan mengkilat, serta apabila ditekan tidak membekas. Pasca Panen Jagung dikupas pada saat menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air menjadi 9-11%. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Setelah dijemur sampai kering, jagung dipipil. Setelah jagung dipipil, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan atau dibuang, antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpulan.
17 | P a g e
5. Padi Sawah Budidaya padi sawah melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), yaitu sistem pengelolaan yang menggabungkan berbagai sub sistem pengelolaan, seperti sub sistem pengelolaan hara tanaman, konservasi tanah dan air, bahan organik dan organisme tanah, tanaman (benih, varietas, bibit, populasi tanaman dan jarak tanam), pengendalian hama dan penyakit/ organisme pengganggu tanaman, dan sumberdaya manusia. Komponen teknologi PTT padi sawah terdiri dari komponen teknologi dasar dan pilihan. Komponen Teknologi Dasar 1) Varietas Unggul Baru (VUB). VUB adalah varietas yang mempunyai hasil tinggi, ketahanan terhadap biotik dan abiotik, atau sifat khusus tertentu. VUB padi sawah diantaranya adalah Inpari 1 - Inpari 20. 2) Benih Bermutu dan Berlabel. Benih bermutu adalah benih berlabel dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi. Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak sehingga pertumbuhannya akan lebih cepat dan merata serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 3) Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Tanaman dan Status Hara tanah. Pemberian pupuk bervariasi
18 | P a g e
antar lokasi, musim tanam, dan jenis padi yang digunakan. Pengaruh spesifik lokasi pemupukan memberikan peluang untuk meningkatkan hasil per unit pemberian pupuk, mengurangi kehilangan pupuk, dan meningkatkan efisiensi agronomi dari pupuk. 4) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Berdasarkan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Taktik dan teknik pengendalian diantaranya mengusahakan tanaman sehat, pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan, mekanik, fisik, senyawa semi kimia (hormon), dan pestisida. 5) Pengaturan Populasi Tanaman dengan Sistem Tanam Jajar Legowo, yaitu legowo 2:1 dan 4:1. 6) Penambahan Bahan Organik. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan (pupuk kandang), pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat atau cair yang telah mengalami dekomposisi. Komponen Teknologi Pilihan 1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam. 2) Penanaman bibit muda, umur < 21 hari. 3) Tanam 1-3 batang per rumpun. 4) Pengairan secara efektif dan efisien (pengairan berselang). 5) Penyiangan. 6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.
19 | P a g e
HORTIKULTURA
20 | P a g e
1. Bayam
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral, dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. dengan pengairan secukupnya. Terdapat 3 jenis sayuran bayam, yaitu: 1) Bayam cabut, batangnya berwarna merah dan juga ada berwarna hijau keputih-putihan, 2) Bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak serta berdaun lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna kemerahmerahan, 3) Bayam yang biasa dicabut dan juga dapat dipetik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan. Benih Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (± 3 bulan). Benih yang muda, daya simpannya tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau 0,5-1 g/m2.
21 | P a g e
Persiapan Lahan Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Pemupukan Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar kotoran ayam yang telah difermentasi dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih. Penanaman/Penaburan Benih Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pasir/pupuk organik yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan. Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah. Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik. Pemeliharaan Bayam cabut adalah jenis bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah). Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya
22 | P a g e
dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kirakira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Tempatkan bayam yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar ke dalam air dan pengiriman produk ketempat tujuan secepatnya.
23 | P a g e
2. Kangkung Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputihputihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah. Benih Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang mempunyai daya adaptasi lebih baik dibanding varietas lain. Persiapan Lahan Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan, untuk mempermudah pemeliharaan sebaiknya panjang bedengan tidak lebih 15 m. Jarak antar bedengan ± 30 cm. Lahan yang asam (pHrendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit untuk menaikkan derajat keasaman tanah dosis 1,5 t/ha, pengapuran
24 | P a g e
dilakukan sebelum penanaman, yaitu 2-4 minggu sebelum tanam. Pemupukan Pupuk organik (sebaiknya kotoran ayam yang telah difermentasi) diberikan tiga hari sebelum tanam dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik berupa Urea 15 gr/m2 pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam. Penanaman Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris). Pemeliharaan Pemeliharaan yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi,
25 | P a g e
pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen Panen dilakukan setelah berumur + 25 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk ketempat tujuan secepatnya. 3. Kacang Panjang
Kacang panjang (Vigna sinensis) termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada
26 | P a g e
dasarnya kacang panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang paling cocok adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur berkisar 18-32o C, kemasaman tanah (pH) 5,5-6,5. Benih Ada beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2 (lokal Bogor) yang toleran terhadap hama pengerek polong (Maruca testulasis) dan penyakit busuk polong (Colletotrichum lindemuthianum). Kebutuhan benih kacang panjang per hektar sekitar 20 kg. Persiapan Lahan Bersihkan lahan dan dibajak/cangkul hingga tanah menjadi gembur. Buat bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 50 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm. Lakukan pengapuran 3-4 minggu sebelum tanam jika pH tanah kurang dari 5,5 dengan dolomit/kalsit sebanyak 1-2 ton/ha dicampurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. Jika menggunakan MPHP dapat dipasang satu minggu sebelum tanam atau setelah pembuatan bedengan. Penanaman Jarak tanam untuk tipe merambat 20x50 cm, 40x60 cm, 30x40 cm, untuk tipe tegak 20x40 cm, 30x60 cm. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim asal air tanahnya memadai. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis atau dengan abu dapur.
27 | P a g e
Pemeliharaan Tanaman Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored atau cangkul. Pemasangan ajir/turus dari kayu/bambu yang tingginya 2 m untuk menjaga agar tanaman tidak roboh. Tiap empat buah turus ujungnya diikat menjadi satu. Bila tanaman terlalu subur dapat dilakukan pemangkasan daun, perlu dilakukan penyiraman dan pembuatan parit untuk membuang air yang berlebih. Pemupukan Pupuk dasar berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha diberikan 3 minggu sebelum tanam dengan jalan diaduk secara merata dengan tanah lapisan atas atau langsung pada lobang tanam. Pupuk TSP 75-100 kg, KCl 75-100 kg dan Urea 2530 kg/ha diberikan pada lubang tanam 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan Urea 25-30 kg/ha diberikan 3 minggu setelah tanam secara tugal 10 cm dari batang tanaman. Pengendalian (OPT)
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan
Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacangkacangan. Kutu daun (Aphis cracivora Koch) Gejala: pertumbuhan
28 | P a g e
terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacangkacangan. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L) Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji. Ulat bunga (Maruca testualis) Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum) Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keeping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman. Penyakit mozaik (virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Penyakit sapu (virus Cowpea Witches-broom Virus Cowpea Stunt Virus.) Gejala: pertumbuhan
29 | P a g e
tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyebabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan pemusnahan. Panen dan Pasca Panen Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi. Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan. 4. Kol Bunga Kol (Brassica oleracea L) merupakan tanaman semusim ataulebih yang berbentuk perdu. Saat ini jenis yang banyakdikembangkan adalah kol krop dan kol bunga. Kol berdaun hijaubanyak mengandung vitamin C, sementara kol putih merupakansumber vitamin A dan kol bunga sumber vitamin B. Kol hanya baik jika ditanam di dataran tinggi, dengan ketinggian antara 1000-3000 mdpl (dari permukaan laut). Namum ada varietas untuk dataran rendah. Syarat yang penting untuk dipenuhi yaitu,tanahnya gembur, bersarang,
30 | P a g e
mengandung bahan organik, sertasuhu udara rendah dan lembab. pH tanah antara 6-7.
Persemaian/Pembibitan Siapkan tempat persemaian, berupa bedengan dengan media semai setebal ± 7 cm, dibuat dari pupuk organik dan tanah halus dengan perbandingan 1:1 serta diberi naungan. Benih direndam dalam larutan Frevikur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata di atas bedengan persemaian yang telah disiram dahulu, lalu ditutup dengan media semai, sebaiknya diberi naungan/atap screen. Setelah bibit tumbuh dapat juga dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun pisang/pot plastik dengan media yang sama. Persiapan Lahan Lakukan pengolahan tanah dengan cangkul sedalam 20-30 cm. Buat bedengan membujur dari Barat ke Timur dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan sebaiknya tidak lebih 15 m. Jarak antara bedengan 40 cm. Lakukan pengapuran (kapur kalsit/dolomite) 2-4 minggu sebelum tanam dengan takaran 1-2 ton/ha jika pH tanah kurang dari 5,5.
31 | P a g e
Penanaman Jarak tanam 50x50 cm untuk jenis bertajuk lebar dan 45x65 cm untuk jenis bertajuk tegak. Penanaman bibit yang telah memiliki 3-5 helai daun atau berumur satu bulan dilakukan pada waktu pagi atau sore hari, satu lubang tanam diisi satu bibit. Pemupukan Tiga hari sebelum tanam diberikan pupuk organik (kotoran ternak yang telah difermentasi) dengan takaran 4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam berikan pupuk susulan Urea 4 gram + ZA 9 gram, SP-36 9 gram dan KCl 7 gram per tanaman. Empat minggu setelah tanam berikan pupuk susulan Urea 2 gram + ZA 4,5 gram per tanaman. Dapat ditambahkan pupuk cair 5 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam. Pemeliharaan Penyulaman dilakukan pada tanaman rusak (tidak sehat) atau yang mati, sampai tanaman berumur 10 hari. Penyiangan pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam disesuaikan dengan keadaan gulma. Perempelan seawal mungkin agar ukuran dan kualitas bunga terbentuk optimal. Setelah terbentuk massa bunga, daun tua diikat agar massa bunga ternaungi dari cahaya matahari untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Pengairan dan Penyiraman diberikan pada pagi atau sore hari. Pada musim kemarau penyiraman 1-2 kali sehari terutama saat fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman:
32 | P a g e
dengan cara terpadu: pergiliran tanaman dengan tanaman selain family Cruciferae, menyebarkan mikroba musuh alami. Pengendalian penyakit dilakukan dengan memilih bibit bebas penyakit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menghindari tanaman dari kerusakan mekanis/gigitan serangga, melakukan sterilisasi media semai/lahan kebun, pengapuran pada tanah masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit. Kalau terpaksa menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca panen Tanaman dipanen apabila bunga sudah padat dan kompak. dilakukan dengan memotong bagian pangkal batang dan sisakan 6-7 helai daun untuk pembungkus bunga. Tanaman yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat layu. Lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman tua, busuk atau sakit. Penyimpanan menggunakan wadah keranjang bambu, wadah plastik atau karton yang berlubang-lubang untuk menjaga sirkulasi udara. 5. Kubis Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman semusim atau dua musim. Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak dangkal, akar tunggangnya
33 | P a g e
segera bercabang dan memiliki banyak akar serabut.Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B1,Vitamin B2 dan Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah dibandingkan kubis bunga, namun kandungan Vitamin A-nya lebih tinggi.
Kubis dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Pada dataran rendah kubis merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan, karena peluang pasar yang terbuka lebar. Pertumbuhan optimum didapatkan pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, pH tanah antara 6-7. Kubis dapat ditanam sepanjang tahun dengan pemeliharaan lebih intensif. Persemaian Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam larutan Frevikur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan/tempat penyemaian dengan media tanah dan pupuk organik 1: 1, lalu ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kassa plastik transparan. Kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari OPT.
34 | P a g e
Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam bumbunan daun pisang/pot plastic dengan media yang sama (tanah dan pupuk organik stereil). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam dilapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun. Pengolahan lahan Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman kubiskubisan. Sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur, kemudian tanah dicangkul sampai gembur. Dibuat lubang tanam dengan jarak 70 cm (antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) atau 60 x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5 lakukan pengapuran menggunakan kalsit atau dolomit, dengan dosis 1,5 t/ha dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan tanah kedua. Pemupukan Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan pupuk buatan, sedangkan pupuk buatan berupa Urea 100 kg, ZA 250 kg, SP-36 250 kg dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 gr, ZA 9 gr, SP-36 9 gr dan KCl 7 gr. Pupuk organik 1 kg, setengah dosis pupuk N (Urea 2 gr, ZA 4,5 gr), pupuk SP-36 9 gr dan KCl 7 g) diberikan sebelum tanam pada setiap ubang tanam sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk N (Urea 2 gr dan ZA 4,5 gr/tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu. Pemeliharaan tanaman Penyiraman dilakukan tiap hari sampai kubis tumbuh normal,kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati,segera disulam, dan penyulaman dihentikan setelah tanamanberumur 10-15 hari setelah tanam.
35 | P a g e
Penyiangan dan pendangirandilakukan bersamaan dengan pemupukan pertama dan ke dua. Pengendaian Organisme Pengangu Tumbuhan (OPT) OPT penting yang menyerang tanaman kubis antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun dan penyakit embun tepung. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah : bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Kalau terpaksa menggunakan pestisida, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan pascapanen Kubis dapat dipanen setelah kropnya besar, penuh dan padat. Bila pemungutan terlambat krop akan pecah dan kadang-kadang busuk. Pemungutan dilakukan dengan memotong krop berikut sebagian batang dengan disertakan 4-5 lembar daun luar, agar krop tidak mudah rusak. Produksi kubis dapat mencapai 15-40 t/ha. 6. Paria Paria atau pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman sayuran setahun atau tahunan, termasuk dalam family Cucurbitaceae. Ada 2 tipe kultivar yang menghasilkan buah meruncing pada ujungnya, dan kultivar yang menghasilkan buah yang tidak meruncing. Buah paria merupakan sumber
36 | P a g e
vitamin C, vitamin A, fosfor dan besi. Ujung batang paria merupakan pro-vit A, protein, tiamin dan vitamin C. Paria cocok dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian 0-1000 m dpl dengan pH 5-6. Tanaman ini beradaptasi dengan baik pada tanah lempung berpasir dengan draenase baik dan kaya bahan organik. Suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 24-27oC.
Persiapan Lahan Paria biasanya ditanam di atas bedengan, dengan ukuran lebar 1,5-2,5 m, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, tinggi bedengan 20 cm pada musim kemarau dan 30 cm pada musim hujan. Jarak tanam 100 x 100 cm, 75 x 75 cm, atau 45 x 60 cm dalam barisan dan 120 x150 cm antar baris. Dalam satu bedengan terdapat dua barisan. Pupuk Dasar Pupuk kandang digunakan bersamaan dengan pengolahan lahan sebanyak 10-15 ton/ha dengan cara ditabur secara merata, atau ditempatkan pada lubang tanam 3 minggu sebelum tanam. Penanaman Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan ditanam langsung dan dengan semai terlebih dahulu. Tanaman yang mati atau tidak tumbuh harus segera disulam.
37 | P a g e
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman yang umum dilakukan berupa pemberian para-para, penyiangan, pengairan, pemupukan, pruning (pemangkasan) dan pengendalian hama penyakit. Paria memerlukan penopang, atau rambatan untuk meningkatkan produksi buah, memudahkan pengendalian OPT dan pemanenan. Rambatan diberikan saat tanaman berumur 3 minggu. Rambatan dapat berupa ajir, teralis, dan tunnel setinggi 1,5-2 m. Penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma bersamaan dengan pembubunan. Untuk mengendalikan gulma dapat juga digunakan mulsa alang-alang atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Pemasangan MPHP dilakukan setelah pengolahan tanah kedua atau setelah pembuatan bedengan. Tanaman paria tidak tahan kekeringan, perlu penyiraman disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pembuatan parit disekeliling guludan sangat diperlukan untuk mengurangi genangan air, hal ini dilakukan pada musim penghujan. Pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu. Sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai tanaman berumur 4 bulan. Pupuk susulannya berupa NPK (15:15:15) 5-10 gr/tanaman diberikan dengan cara larikan atau ditugal 10 cm dari tanaman, pada musim kemarau dianjurkan dengan cara dikocor. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hama yang sering ditemukan adalah lalat buah, Epilachna sp,. Kutu daun, trips, tungau dan siput dapat dikendalikan dengan pestisida yang selektif.
38 | P a g e
Penyakit yang umum ditemukan adalah berupa embun tepung, layu bakteri, layu fusarium, serkospora dan virus (CMV). Pengendalian dilakukan dengan sanitasi dan menggunakan fungisida. Panen dan Pasca Panen Panen buah konsumsi dilakukan saat buah masih belum terlalu tua. Panen sebaiknya menggunakan pisau yang tajam. Produksi buah dapat mencapai 10-12 buah per batang atau 10-15 ton/ha. Sortasi untuk memisahklan buah yang rusak dan penyakit sangat diperlukan untuk menjaga kualitas panenan. Buah paria tidak tahan lama sehingga sebaiknya segera dipasarkan setelah panen. Penyimpanan pada suhu 12-130C dan kelembaban 85-90% dapat menjaga kualitas buah sampai 2-3 minggu. 7. Sawi
Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk family Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi sawi yang ditanam lebih baik di dataran tinggi. Biasanya
39 | P a g e
dibudidayakan di daerah ketinggian 100 - 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau. Benih Kebutuhan benih 650 gr/ha, bila benih hasil pananaman sendiri maka tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur di atas 70 hari dan penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun. Persemaian/Pembibitan Media semai dibuat dari pupuk organic dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Benih yang telah disebar ditutup dengan media semai, selanjutnya ditutup dengan alang-alang atau jerami kering selama 2-3 hari. Bedengan persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan. Persiapan Lahan Lahan terlebih dahulu diolah dengan cangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan ± 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomite 2-4 minggu sebelum tanam dengan dosis 1,5 t/ha. Pemupukan Tiga hari sebelum tanam berikan pupuk organik (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 2-4 kg/m2. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemupukan susulan Urea 150 kg/ha (15 gr/m2). Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian
40 | P a g e
diberikan secara larikan di samping barisan tanaman. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam. Penanaman Bibit umur 2-3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3-4 helai, dipindahkan pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20x20 cm atau sistem baris dengan jarak 15x10-15 cm. Jika ada yang tidak tumbuh lakukan penyulaman, yaitu tindakan penggantian tanaman dengan tanaman baru. Pemeliharaan Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma, bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) secara terpadu dengan sanitasi lingkungan Panen dan pasca panen Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1) mencabut seluruh tanaman beserta akarnya, 2) memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Umur panen sawi ± 40 hari setelah tanam, sebaiknya terlebih dahulu dilihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Tanaman yang baru dipanen, ditempatkan di tempat yang teduh agar tidak cepat layu dengan cara diperciki air. Selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua, busuk atau sakit. Penyimpanan bisa menggunakan wadah
41 | P a g e
berupa keranjang bambu,plastik atau karton yang berlubang-lubang 8. Terung
Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman semusim sampai setahun atau tahunan, termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman terung berbentuk semak atau perdu, dengan tunas yang tumbuh terus di ketiak daun sehingga tanaman terlihat tegak menyebar merunduk. Pada dasarnya terung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanah yang cocok untuk tanaman terong adalah tanah yang subur, tidak tergenang air, dengan pH 5-6, dan drainase baik. Tanah lempung dan berpasir sangat baik untuk tanaman terung. Benih Kebutuhan benih untuk satu hektar 150-500 gr biji dengan daya tumbuh 75%. Biji tumbuh kurang lebih 10 hari setelah disemai. Buah yang baik diperoleh dari buah yang warna kulit buahnya sudah menguning minimum 75% terutama pada jenis terung besar dan dipanen dengan memotong tangkai buahnya.
42 | P a g e
Persemaian Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan Previkur N (0,1%) selama ± 2 jam, kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan dengan media berupa campuran tanah dan pupuk organik (1:1) tutup dengan tanah tipis, kemudian ditutup dengan alang-alang atau daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan dan ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama. Lakukan penyiraman sesuai dengan keadaan tanaman. Bibit siap dipindahkan ke lapangan setelah mempunyai 4-5 helai daun. Pengolahan Tanah Tanah yang akan ditanami dicangkul 2-3 kali dengan kedalaman 20-30 cm. Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, jarak antara bedengan 50 cm. Pada tanah dengan pH <5 lakukan pengapuran dengan dolomit/kalsit 1-2 t/ha 3 minggu sebelum tanam. Diantara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 30 cm. Apabila menggunakan mulsa plastik, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pupuk organik atau kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang tanam, 1 minggu sebelum tanam. Penanaman Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak tanam dalam barisan 50-70 cm (tergantung varietas) dan jarak antar barisan 80-90 cm, pada tiap bedengan terdapat dua baris tanaman. Lakukan
43 | P a g e
penyiraman secukupnya, karena tanaman tidak tahan terhadap kekeringan dan kelebihan air. Pemupukan Pupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 12 minggu setelah tanam berupa ZA dan ZK dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 gr/tanaman disekeliling tanaman dengan jarak ± 5 cm dari pangkal batang. Pemupukan berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan, berupa ZA 150 kg dan ZK 150 kg/ha. Pada musim kemarau pemupukan dianjurkan secara kocor. Pemeliharaan Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, pada musim hujan drainase perlu diperdalam. Pertumbuhan tanaman yang terlalu subur perlu dilakukan perompesan yaitu pengurangan daun. Pada tanaman yang relatif lebih tinggi perlu pemasangan ajir. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hama utama yang menyerang tanaman terung antara lain kutu daun (Myzus persicae), kutu kebul (Bermisida tabaci), pengorok daun (Lirimyza sp.), dan oteng-oteng (Epilachna sp.) Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha. Penyakit utama yang menyerang tanaman layu bakteri, busuk buah bercak daun antraknose busuk leher akar dan rebah semai. Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur
44 | P a g e
kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit. Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik. Panen dan Pasca Panen Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas. Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda. Waktu yang paling tepat untuk panen pagi atau sore hari. Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam. Pemetikan buah berikutnya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik. Buah terung tidak dapat disimpan lama sehingga harus dipasarkan segera setelah tanam. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan warna. 9. Timun Mentimun (Cucumis sativus L.) termasuk dalam family Cucurbitaceae. Kegunaan mentimun antara lain untuk makanan segar, jus/ minuman dan sebagai bahan dasar acar. Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup baik, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering dengan ketinggian 400 m dpl. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur 21,1 - 26,7°C dan tidak banyak hujan. Tekstur tanah berkadar liat rendah dengan Ph 6-7.
45 | P a g e
Perkecambahan Benih Perkecambahan dilakukan di bak berukuran 10 x 50 cm atau tergantung kebutuhan. Bak diisi pasir (yang telah diayak) setinggi 7-8 cm, dan diatas pasir tersebut dibuat alur tanam berkedalaman 1 cm dan jarak antara alur 5 cm, panjang alur 4 cm sesuai dengan panjang bak. Benih mentimun disebar dalam alur tanam secara rapat dan merata kemudian ditutup dengan pasir dan disiram air hingga lembab. Persemaian Benih yang berkecambah dipindahkan kepolibag semai dan letakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari, hujan dan juga OPT. Setelah berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai bibit dapat dipindahkan kelapangan. Persiapan Lahan Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan. Berikan kapur kalsit/dolomit pada pH tanah < 6, sebanyak 1-2 ton/ha, 3-4 minggu sebelum tanam. Tanah dibajak/dicangkul sedalam 30-35 cm sambil membalikkan tanah dan biarkan 2 minggu. Olah tanah kembali sambil membuat bedengan lebar 100 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Tambahkan pupuk kandang 20-30 ton/ha atau 0,5 kg ke setiap lubang tanam 2 minggu sebelum tanam.
46 | P a g e
Penanaman Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati siap ditanam. Ada beberapa cara tanam yang dapat digunakan: Cara tanam baris dengan jarak tanam 30 x 40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda), lubang tanam berupa alur. Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 90 x 60 cm (menggunakan sistem rambatan piramida). Cara tanam persegi panjang dengan jarak tanam 80 x 50 cm (menggunakan sistem rambatan para-para). Pemeliharaan Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik. Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan). Pasang ajir pada 5 hari setelah tanam untuk merambatkan tanaman. Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari. Pengairan dan penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan. Budidaya mentimun dapat juga dilakukan dengan menggunakan MPHP, pemasangan dilakukan setelah pembuatan bedengan. Pemupukan Pupuk yang digunakan Urea 225, ZA 150 KCl 525 kg/ha. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu setengah dosis satu minggu sebelum tanam dan setengan dosis sisanya pada saat tanaman berumur 30 hst.
47 | P a g e
Pemupukan dilakukan secara tugal 10-15 cm dari batang tanaman atau dapat juga dilakukan secara kocor terutama untuk pupuk susulan. Pengendalian (OPT)
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan
Beberapa OPT penting pada mentimun antara lain: Kumbang mentimun (Aulacophora sp.) menyebabkan daun berlubang tak beraturan. Kumbang totol hitam (Henosepilachna Sp.) menyebabkan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini hampir sama dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh kumbang mentimun. Pengendalian secara fisik (mengambil dan memusnahkan telur, larva, imago menjadi sumber inokulum penyakit). Pengendalian kimiawi secara selektif mengunakan pestisida yang tepat. Panen dan Pasca Panen Panen pertama mentimun dapat dilakukan setelah tanaman berumur 75-85 hari. Masa panen dapat berlangsung 1-1,5 bulan. Panen dilakukan setiap hari, umumnya diperoleh 1-2 buah/tanaman setiap kali petik. Produksi buah mentimun mencapai 12-30 ton/ha. Pasca panen, mentimun mudah mengalami kehilangan kandungan air setelah panen sehingga buah menjadi keriput dan tidak tahan lama. Oleh sebab itu setelah panen mentimun disimpan ditempat sejuk. Sebaiknya disimpan pada wadah yang berlobang agar sirkulasi udara lancar.
48 | P a g e
10. Bawang Daun Bawang daun yang banyak dibudidayakan di Indonesia ada tiga macam, yaitu: 1) bawang prei (Allium porumL.) tidak berumbi dan berdaun lebih lebar dibandingkan dengan bawang merah dan bawang putih, pelepahnya panjang dan liat serta bagian dalam daun berbentuk pipih, 2) kucai (Allium schoercoprasum) daun kecil, panjang, rongga dalam daun, berwarna hijau serta berumbi kecil, 3) Bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum) daun bulat panjang dengan rongga dalam daun seperti pipa, kadang-kadang berumbi.
Bawang daun cocok tumbuh di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, di dataran rendah anakan bawang daun tidak terlalu banyak. Daerah dengan curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25 oC dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk pertumbuhan bawang daun. Benih Benih berasal dari biji atau dari tunas anakan (stek tunas). Persiapan Lahan Lahan dicangkul sedalam 30-40 cm kemudian ditambahkan pupuk kandang supaya gembur.
49 | P a g e
Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100-120 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak parit antar bedengan dengan lebar dan ketinggian 30 cm. Penanaman/Penaburan Benih Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang kecil, tunas anakan bibit ditanam dengan posisi tegak lurus. Jarak tanam yang digunakan 20x25cm, 25x25cm atau 20x30cm. Pemupukan Pupuk kandang diberikan saat pengolahan tanah dengan dosis 10-15 ton/ha. Pupuk urea diberikan 2x pada saat tanaman berumur 21 dan 42 hari dengan dosis 200 kg/ha. Pupuk SP36 dan KCL juga diberikan 2x dengan dosis pemupukan pertama SP36 50kg dan KCl 50kg, pemupukan ke 2 SP36 50kg dan KCl 25kg. Pemupukan dilakukan dengan membuat larikan 5cm dikiri dan kanan batang, pupuk ditaburkan pada larikan tersebut dan menimbunya kembali dengan tanah. Pemeliharaan Penyiangan terhadap gulma dilakukan dengan pendangiran, penimbunan pada pangkal batang juga perlu dilakukan untuk menghindari pembusukan batang bdan daun terutama saat tanaman masih mudah. Penyiraman dilakukan bila tanaman ditanam pada musim kemarau.
50 | P a g e
Pengendalian (OPT)
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya Agrotis, sp (menyebabkan batang terpotong dan terputus sehingga tanaman mati), spodoptera exigua (ulat daun) dan thrips tabaci (menhisap cairan daun) pengendalian ulat bawang dilakukan secara mekanis.pengendalian dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun aplikasinya. Penyakit yang menyerang adalah Erwinia carotovora dengan gejala busuk lunak, basah, dan mengeluarkan bau yang tidak enak dan Alternia porri (bercak ungu) yang menyerang daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman untuk memutuskan siklus hidup penyakit dan sannitasi kebun. Panen dan Pasca Panen Tanaman Bawang daun mulai dapat dipanen pada umur 2 bulan setelah tanam, potensii hasilnya berkisar antara 7-15 ton/ha. Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman termasuk akar, buang akar dan daun yang busuk dan layu. Sortasi sederhana dilakukan dengan menggabungkan rumpun yang berdaun besar dan berdaun kecil. 11. Cabai Cabe merah cocok dibudidayakan di dataran rendah dan maupun di dataran tinggi 0-1000m dpl, pada lahan tegalan maupun sawah. pH yang cocok untuk tanaman cabe adalah 6-7.tanaman cabai yang
51 | P a g e
dibudidayakan di sawah sebaiknya ditanam pada musim hujan. Benih Varietas yang dapat digunakan adalah Lembang-I, Tanjung-2,Hot chili, Hot beauty. Kebutuhan benih sebesar 250-350 g/ha. Sebelum disemai benih direndam dalam air hangat (500C) atau larutan Previcur N (1cc/l). Benih disebar rata pada bedengan persemaian dengan media tanah dan pupuk kandang(1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan diberi naungan. Setelah 7-8 hari bibit dipindahkan ke dalam bumbunan dun pisang /polibeg dengan media yang sama. Bibit siap ditanam setelah umur 4-5 minggu. Persiapan Lahan Lahan kering: lahan dicangkul sedalam 30-40 cm sampai gembur dengan lebar bedengan 11,2 m, tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam (50-60 cm) x (4050 cm) atau 50 x 70 cm, dalam tiap bedengan terdapat 2 barisan tanaman
.
52 | P a g e
Lahan sawah: tanah dicangkul sampai gembur kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m, di antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50 cm, lubang tanam dibuat dengan jarak 50x40 cm. Bila pH tanah di bawah 5,5 dilakukan pengapuran dengan dosis1,5 ton/ha pada 3-4 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan lahan. Pemupukan Untuk penanaman monokultur: pupuk dasar/pupuk kandang sebanyak 20-40 ton/ha dan TSP 200-225 kg, diberikan sebelum tanam. Pupuk susulan: Urea 100-150 kh/ha, ZA 300-400kg/ha dan KCL 150-200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam. Pemeliharaan Penyulaman dilakukan paling lambat 1-2 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Penggemburan dilakukan bersamaan dengan pemupukkan ke 2 atau pemupukkan susulan. Pemberian ajir dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh dibawah cabang utama sebaiknya dipangkas. OPT yang biasa menyerang tanaman cabai antara lain: kutu kebul, antraknose, thrips, ulat grayak, ulat buah, lalat buah, penyakit layu, virus kuning dsb. Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain: penggunaan border 4-6 baris jagung, penggunaan musuh alami, penggunaan perangkap, penggunaan pestisida nabati dan pestisida kimia sesuai kebutuhan tanaman. Panen dan Pasca Panen
53 | P a g e
Cabai dapat dipanen pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam di dataran rendah dan pada umur 4-5 bulan di dataran tinggi dengan interval 3-7 hari. Buah yang rusak sebaiknya langsung dibuang, buah yang akan dijual jarak jauh dipanen matang hijau. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, pengemasan cabai untuk jarak jauh sebaiknya menggunakan kemasan yang diberi lubang angin. 12. Tomat Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum L.) termasuk famili solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas didataran rendah dan tinggi, pada lahan sawah ataupun lahan kering. Benih Varietas yang dianjurkan adalah Opal, Mirah, Jamrud, Permata, Martha dan Idola. Kebutuhan benih adalah 100-150 gr/ha.
54 | P a g e
Persiapan Lahan Lahan diersihkan, jika pH tanah kurang dari 5,5 diberikan dolomit sebanyak 1,5 ton/ha diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam. Kapur disebar rata, lalu dicangkul dan diaduk merata. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 60 atau 120-160 cm, panjang sesuai kondisi lahan tinggi guludan 40-50 cm pada musim penghujan dan 0-20 pada musim kemarau. Lubang tanam dibuat dengan jarak antar barisan 6080 dan jarak dalam barisan 40-50 cm atau 80x40 cm, sehingga diperoleh jarak anatar barisan 60x50 cm atau 80x40 cm. Populasi tanaman perhektar adalah 25.000-40.000 tanaman. Pemupukan Pupuk kandang di gunakan sebanyak 30 ton/haatau kira-kira 1 kg/lubang tanam, sedangkan pupuk majemuk 15-15-15 dengan dosis 1000-1200 kg/ha atau pupuk urea 125 kg/ha, ZA 300 kg/ha, TSP 250 kg/ha dan KCl 200kg/ha. Pupuk kandang, ½ dosis urea dan ZA, TSP dan KCl diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum tanam. Sisa pupuk diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal di kiri dan kanan tanaman tomat. Penanaman Penanaman bibit tomat dilakukan 3-4 minggu setelah dilakukan pengapuran, bibit tomat berumur 3-4 minggu dari persemaian. Pemeliharaan Tanaman tomat memerlukan pemeliharaan khusus, pemeliharaan yang dilakukan diantaranya: penyiraman, penyulaman, pengendalian gulma,
55 | P a g e
perompesan tunas liar dan pemberian ajir. Pengendalian gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan pemberian pupuk susulan. Perompesan dilakukan pada tunas-tunas air, dalam satu pohon hanya ditinggalkan 1-3 cabang utama. Tanaman perlu diberi ajir yang dibuat dari bambu dengan panjang 1-1,5 m. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) OPT pada tanaman tomat adalah: kutu kebul, penggorok daun, ulat grayak, ulat buah tomat,penyakit busuk daun, penyakit layu, virus kuning dll. Pengendalian OPT dpat dilakukan: ditanam 2 baris tanaman tagetes atau jagung penggunaan border 4-6 baris jagung dan penggunaan musuh alami, penggunaaan perangkap. Panen dan Pasca Panen Panen pertama dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam, panen dapat dilakukan sesuai dengan interval 10- 15 kali panen.
56 | P a g e
BIOFARMAKA
57 | P a g e
1. Kumis Kucing Kumis Kucing merupakan tanaman herba tumbuh tegak, batang berbentuk segi empat agak beralur, daun berbentuk bulat telur, lonjong, lanset, agak belah ketupat, ujung runcing, bunga majemuk, tandan terletak diujung cabang. Daun Kumis kucing mengandung glikosida orthosiphonin yang bermanfaat untuk melarutkan asam urat, fosfat dan oksalat dari tubuh, terutama kandung dari kemih, empedu dan ginjal. Terdapat 3 varietas kumis kucing yaitu bunga biru, bunga putih dengan batang, tulang dan tangkai bunga cokelat kemerahan serta bunga putih.
Tanaman kumis kucing dapat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian sedang. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan menggunakan turus batang dengan panjang 15-20 cm diambil dari tanaman tidak terlalu muda. Turus terdiri dari beberapa ruas yang dapat mengeluarkan tunas baru. Penanaman dapat langsung ditanam atau disemai terlebih dahulu. Jarak tanam untuk penanaman 40 x 40 cm. Pemeliharaan tanaman kumis kucing terdiri dari penyulaman, pengendalian gulma penyiraman, dan pemupukan. Penyulaman dilakukan 1-15 hari setelah tanam. Pengendalian gulma dilakukan sesuai dengan
58 | P a g e
pertumbuhan gulma. Penyiraman terutama pada awal pertumbuhan 1-2 kali/hari. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik maupun pupuk kimia. Dosis pupuk organik diberikan 1 bulan sekali dengan dosis 1-2 kg/tanaman. Pemupukan tanaman dewasa 2-3 minggu sekali sebanyak 1,5-3 kg/tanaman. Pupuk kimia yang digunakan adalah Urea dengan dosis 75 kg/ha yang diberikan setiap 3 kali panen atau 6-9 minggu sekali. Pemupukan disebar di dalam larikan dangkal antara barisan tanaman dan larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemetikan pertama daun kumis kucing dilakukan setelah tanaman mengeluarkan kuncup bunga, atau telah berumur 4-6 minggu setelah tanam. Pemetikan dilakukan sebanyak 2-3 pasang daun dan dilakukan dengan frekuensi 2-3 minggu sekali. 2. Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) Kunyit putih bermanfaat untuk penyembuhan dan pencegahan kanker, sakit gigi, pencernaan dan masuk angin serta mengatasi permasalahan wanita seperti keputihan dan nyeri haid. Masyarakat Jawa memanfaatkan kunyit putih untuk penurun demam dan peluruh keringat, di Dayak untuk mengobati batuk darah dan keracunan makanan.
59 | P a g e
Tanaman ini dapat tumbuh baik pada dataran rendah hingga ketinggian 750 m dpl, dengan curah hujan 150-4.000 mm/tahun. Suhu ideal bagi tanaman ini 190-350C dengan jenis tanah ringan agak berpasir maupun tanah bertekstur liat. Bibit yang ideal berasal dari rimpang yang berumur 9 bulan. Penanaman dilakukan dengan tunas yang terdiri dari 2-3 mata tunas dengan pertumbuhannya seragam. Lahan digarpu 1-2 kali sebalum penanaman atau dicangkul dengan kedalaman 25-30 cm. Pupuk dasar berupa pupuk kandang diberikan 1 bulan sebelum tanam sebanyak 0,5-1 kg/lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan 60 x 60 cm. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pemupukan menggunakan Urea 130 kg/ha, SP-36 140 kg/ha dan KCl 140 kg/ha. Pupuk SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam, sedangkan Urea dan KCl diberikan setelah tanaman berumur 2 bulan. Setelah tanaman berumur 9-12 bulan berarti telah siap dipanen. Ciri-ciri tanaman yang sudah dapat dipanen antara lain seluruh daunnya kering dan luruh ke tanah. 3. Kencur (Kaempferia galanga, Linn.) Kencur mempunyai manfaat untuk Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan darah kotor; Diare, memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, dan lelah.
60 | P a g e
Nama lain kencur Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh); Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon), Cekir (Sumba);
Tanaman kencur dapat tumbuh mulai dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat tumbuh optimal pada ketinggian 100-500 m dpl dengan curah hujan 1.000-3.500 mm/tahun. Jenis tanah yang sesuai untuk penanaman adalah lempung berpasir yang subur dan gembur, dengan jenis tanah mediteran cokelat dan grumusol. Tanaman ini lebih tanah sengatan matahari jika dibandingkan dengan jenis Zingiberaceae lainnya pada awal pertumbuhan membutuhkan sinar matahari yang cukup. Perbanyakan dilakukan dengan rimpang yang berasal dari tanaman sehat dan dipanen pada umur 8-12 bulan. Rimpang bibit yang baik berdaging alot, mengkilap kecoklatan, tidak lecet, tidak ada gejala busuk atau berjamur. Penanaman dilakukan pada bedengan selebar 1-1,5 m dengan tinggi 15-20 cm, diantara bedengan dibuat parit sedalam 30 cm panjang bedengan disesuaikan. Pupuk kandang atau kompos diberikan sebanyak 15 ton/ha sebagai pupuk dasar. Penanaman dilakukan di awal musim hujan, dengan jarak tanam 15 x 15 cm atau 20 x 20 cm.
61 | P a g e
Pemeliharaan tanaman terdiri dari pengendalian gulma, pembumbunan dan pemupukan. pengendalian gulma dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 bulan, selanjutnya dilihat kondisi gulma. Pembumbunan dilakukan 3-4 kali atau sesuai dengan kondisi tanah. Pemupukan dilakukan setelah tanaman tumbuh sempurna menggunakan Urea 150 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Panen kencur untuk konsumsi pada 6-10 bulan, sedangkan rimpang untuk bibit 10-12 bulan. Kencur dapat menghasilkan 12-16 ton/ha rimpang segar apabila budidaya dilakukan dengan baik. 4. Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) Manfaat temu ireng adalah: menyuburkan kandungan, cacingan, ambeien, nyeri haid, peranakan turun, membersihkan darah setelah melahirkan, batuk, meningkatkan stamina, menambah nafsu makan, air kemih mengandung darah, menetralkan racun dalam tubuh, penyakit kulit misalnya koreng, kudis, borok, asma dan sariawan.
62 | P a g e
Temu ireng dapat tumbuh pada 400-1.750 meter dpl dengan curah hujan 900-1.250 mm/tahun dan menyukai tanah subur. Daun tanaman berbentuk lanset lebar dengan helaian daun yang tipis, warna daun hijau sampai coklat keunguan agak gelap. Bunga keluar dari ketiak daun atau samping batang. Bunga tertutup oleh 2-3 pelepah, panjang batang bunga 20-50 cm dan mahkota bunga berwarna krem sampai merah jambu. Tumbuhan ini menghasilkan rimpang berukuran besar, bercabang merata dan merupakan umbi batang. Perbanyakan dapat dilakukan dengan rimpang maupun anakan. Jarak tanam yang digunakan 25 x 45 cm. Sebelum penanaman ditaburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis 15-20 ton/ha. Pemeliharaan terdiri dari penyulaman, pembumbunan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Panen dilakukan setelah tanaman di atas permukaan tanah tampak mengering atau telah berumur 10 bulan apabila bibit berasal dari rimpang atau 2 tahun bibit dari anakan. 5. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter.) Rimpang bermanfaat: sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, pemacu keluarnya air susu ibu (ASI). Tanaman tropis dataran rendah, Tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat busuk. Ciri tanaman: herba rendah, merayap di dalam tanah. Batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-
63 | P a g e
2 cm, batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun.
Perbanyakan dapat dilakukan dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian, tiap bagian paling sedikit 2 mata tunas. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 x 30 cm. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiangan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma, begitu juga pengendalian hama penyakit dilihat berdasarkan serangan hama penyakit. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Urea 150 kg/ha, SP-36 260 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Pemupukan dilakukan pada saat tanam masing-masing ½ dosis Urea, seluruh dosis SP-36 dan ½ Kcl, sisa Urea dan KCl diberikan pada 30-45 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Rimpang biasanya disortir dan dicuci setelah panen. Untuk penyimpanan jangka panjang rimpang diiris tipis untuk kemudian dikeringkan.
64 | P a g e
6. Rosella (Hisbiscus sabdariffa L.) Manfaat tanaman rosella adalah menetralkan racun, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol dalam darah, menurunkan kadar gula dalam darah, melindungi dari infeksi Menghambat tumbuhnya kanker, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, memperbaiki metabolisme tubuh, menyeimbangkan berat badan, menormalkan kadar asam urat dalam darah, mampu menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, mehaluskan kulit dan mencegah keriput, mengurangi panas dalam (sariawan), melancarkan buang air besar (BAB), menurunkan tingkat penggumpalan lemak di hati, mengurangi pusing (migrane), mengatasi batuk dan sakit tenggorokan, mencegah penyakit jantung dan stroke, melangsingkan tubuh dan lain-lain.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan biji atau batang. Tahapan penanaman adalah membersihkan tanah areal pertanaman, pengemburan dan dibiarkan beberapa hari. Kemudian diberikan kompos dengan dosis 200-400 gram/lubang tanam. Penanaman 1 bibit/lubang tanam, dengan jarak tanam 60 cm antar barisan. Pemupukan dilakukan pada
65 | P a g e
35-40 hari setelah tanam dengan menggunakan NPK 30 gram/tanaman dengan cara dicor. Tanaman rosella yang mendapatkan sinar matahari penuh, hasilnya lebih tinggi, menunjukkan bahwa tanaman ini sangat peka terhadap naungan. Produksi tanaman rosella rata-rata sebanyak 156-182 kuncup bunga/pohon. 7. Jahe (Zingiber officinale) Manfaat jahe sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan, industri obat, minyak wangi, jamu tradisional, asinan jahe, acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Minyak atsiri dan koresin dimanfaatkan pada bahan campuran alkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Pada pharmakologis bermanfaat sebagai pelurut kentut (karminatif), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsanga pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Di dalam dunia pertanian jahe telah dimanfaatkan sebagai pestisida.
66 | P a g e
Jenis jahe ada 3 yaitu jahe putih/kuning besar atau jahe gajah, jahe putih/kuning atau jahe sunti atau jahe emprit dan jahe merah. Jahe gajah ukuran rimpangnya besar dan gemuk, jahe emprit ruasnya agak kecil, agak rata sampa agak sedikit menggembung, sedangkan jahe merah lebih kecil dari jahe emprit biasanya dipanen tua. Jahe dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-2.000 m dpl, biasa diusahakan pada ketinggian 200-600 mdpl. Membutuhkan curah hujan 2.500-4.000 mm/tahun, serta suhu optimum 20-350C. Tanah yang diinginkan subur, gembur dan banyak mengandung humus dengan pH 6,8-7,0. Perbanyakan jahe dengan rimpang yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet, serta berumur tua (9-10 bulan). Bibit dikecambahkan di dalam peti maupun di bedengan. Pengolahan lahan diawali dengan pembajakan, kemudian tanah dibiarkan 2-4, kemudian 2-3 minggu sebelum tanam diberi pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/ha. Penanaman dilakukan pada lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, penyiangan gulma, pembumbunan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pemupukan menggunakan Nitrogen 100-120 kg/ha, Posfor 75-80 kg/ha dan Kalium 100-120 kg/ha. ½ dosis Nitrogen, ½ dosis Posfor dan ½ dosis Kalium diberikan saat tanam, ¼ dosis Nitrogen, ½ dosis fospor dan ½ dosis kalium diberikan pada 45 hari setalah tanam dan sisa Nitrogen pada 90 hari setelah tanam. Jahe umumnya dipanen pada umur 10-12 bulan, yang ditandai dengan warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan semua batang mengering. Produksi rimpang segar untuk jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/ha, sedangkan untuk jahe emprit berkisar antara 1015 ton/ha.
67 | P a g e
8. Lidah Buaya (Aloe vera) Lidah buaya bermanfaat sebagai memperlambat kerja virus HIV, antioksidan, penyembuh luka, memperbaiki sistem pencernaan, sebagai antiseptik dan antibodi, melindungi kulit dari dehidrasi, kosmetik dan lain-lain. Dewasa ini lidah buaya juga dimanfaatkan sebagai makanan.
Lidah buaya diperbanyak melalui anakan, yang dibibitkan terlebih dahulu 3-5 bulan. Penanaman dilakukan pada bedengan berukuran 1 x 2 m dengan ketinggian 30-40 cm dan panjang dimenyesuaikan kondisi lahan. Pada 1-2 minggu sebelum tanam diberikan pupuk kandang sebanyak 2-5 kg/lubang tanam. Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit pada lubang tanam sedalam 10 cm. Setelah tanam, diberi pupuk Urea dan Furadan. Pemupukan berdasarkan pengalaman petani abu 1,5-2 kg/tanaman, hancuran kepala udang 25-30 gram/tanaman dan Urea 5-10 gram/tanaman. Lidah buaya dapat dipanen setelah berumur 8-12 bulan setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan dengan frekuensi sebulan sekali.
68 | P a g e
9. Kapulaga (Amomum cardamomum) Biji kapulaga terkenal sebagai Semen cardomomi. Semen cardomomi digunakan sebagai karminatif, aromatikum, dan bumbu dalam berbagai masakan. Biji kapulaga memiliki efek melancarkan dahak (ekspektoran), mengatasi tenggorokan gatal-gatal, influenza, mengatasi radang amandel serta radang lambung,memperlancar pengeluaran gas dari perut (karminatif), mencegah masuk angin, penambah aroma, menyembuhkan encok, mencegah mual dan mengurangi demam, lelah serta kejang otot .
Lokasi penanaman di bawah tegakan hutan atau tempat terbuka, dapat dibudidayakan pada ketinggian 50-1.000 mdpl. Curah hujan yang dikehendaki 2.0004.000 mm/tahun dengan suhu 20-300C. Jenis tanah yang cocok adalah latosol, andosol dan aluvial dengan pH 5-6,8. Perbanyakan dapat dilakukan anakan atau rimpang, anakan yang dipilih telah mempunyai 4 daun atau rimpang yang sudah dewasa. Penanaman sebaiknya pada awal musim hujan dengan jarak tanam 1,5 x 2 m. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, pengendalian gulma 2-3 bulan sekali atau sesuai dengan kondisi gulma, pada musim kemarau dilakukan
69 | P a g e
penyiraman. Pemupukan menggunakan pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan lahan 1,5-2 kg/tanam, pemberian pupuk kandang berikutnya setiap 3 bulan sekali untuk TBM, sedangkan untuk TM 10-15 kg/rumpun. Pupuk kimia yang digunakan adalah Urea diberikan 1 bulan setelah tanam sebanyak 1 sendok/tanaman. Setelah TM, diberi Urea dan SP-36 masing-masing sebanyak 10-12,5 gram/rumpun. Kapulaga dapat dipanen setelah tanaman berumur 2-3 tahun. Kapulaga berbuah sepanjang tahun, sehingga panen tidak menentu. Tanaman dapat terus berproduksi 10-15 tahun.
10. Sambiloto (Andrographis paniculata) Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang bermanfaat untuk menyembuhkan rematik, sebagai suplemen hati (liver), pencegah kanker, dan pencegah sakit maag. Selain itu, Sambiloto juga telah dimanfaatkan untuk mengobati pilek, flu, infeksi pernapasan, penyakit menular, asam urat, disentri, kolera, pneumonia, pembengkakan kelenjar getah
70 | P a g e
bening, kusta, bronchitis, sakit tenggorokan, TBC, cacar air, dan lain-lain.
Lokasi dengan curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun dengan ketinggian tempat daerah pantai sampai ketinggian 600 mdpl merupakan lokai yang cocok untuk penanaman sambiloto. Selama pertumbuhan sambiloto menghendaki banyak sinar matahari, akan tetapi masih dapat berproduksi baik pada kondisi ternaungi 30%, penanaman pada kondisi ternaungi >30% produksinya cenderung menurun. Sambiloto dapat tumbuh pada semua jenis tanah, dengan kondisi tanah subur. Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji ataupun setek batang. Penanaman dengan biji terlebih dahulu disemai pada media pembibitan, bibit siap ditanam umur 21 hari setelah semai. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 40 x 50 cm atau 30 x 40 cm. Pemeliharaan tanaman dilakukan meliputi penyiangan, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan Urea 100-200 kg/ha, Sp-36 150 kg/ha dan KCl 100-200 kg/ha. Pemupukan diberikan seluruhnya pada saat tanam untuk SP-36 dan KCl sedangkan Urea diberikan dua kali yakni pada 1 dan 2 bulan setelah tanam.
71 | P a g e
Panen dilakukan sebelum tanaman berbunga atau berumur 2-3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memangkas batang utama sekitar 10 cm di atas permukaan tanah. Panen berikutnya dilakukan 2 bulan setelah panen pertama. Produksi biomasa segar sambiloto mencapai 35 ton/ha. 11. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Daun Binahong bermanfaat untuk mengobati berbagai jenis penyakit yaitu batuk/muntah darah, paru-paru, sesak nafas, kencing manis, borok akut, patah tulang, radang ginjal, darah rendah, gegar otak ringan, gatal, disentri, ambien, hidung mimisan, luka bakar, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, lemah syahwat, kelancaran haid serta menjaga stamina tubuh. Selain itu, Binahong juga telah dimanfaatkan untuk bahan kosmetik maupun teh.
Binahong dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan secara vegetatif (rimpang). Rimpang terlebih dahulu disemai dengan media tanah dan pupuk kandang (1:1), begitu juga dengan biji disemaikan terlebih dahulu. Penanaman dapat dilakukan pada pot maupun pada lapangan.
72 | P a g e
Tanaman binahong tidak membutuhkan perawatan yang intensif, pada kondisi agak lembab dan sedikit terkena matahari binahong dapat tumbuh dengan subur. Pemeliharaan yang harus diperhatikan adalah penyiraman setiap hari. Agar tanaman tumbuh subur perlu dilakukan pemupukan, terutaman unsur nitrogen. Panen binahong adaloah sekitar berumur 3 bulan. Daunnya yang tua dan lebar itulah yang bagus untuk di panen. 12. Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis, Vahl.) Daun keji beling mempunyai berbagai macam kegunaan terutama untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Beberapa jenis penyakit yang dapat diobati oleh keji beling adalah kencing batu, kencing kurang lancar, batu kandung kencing, batu kantung empedu, kencing manis, batu ginjal, sembelit, wasir, tumor, diabetes mellitus, liver, maag, kena bisa ulat dan semut hitam, obat disentri dan diare serta untuk mengatasi gatal.
Dapat tumbuh pada ketinggian 1-1.000 m dpl, dengan curah hujan 2.500-4.000 mm/tahun20o C – 25o C. Perbanyakan tanaman keji beling dilakukan secara vegetatif.
73 | P a g e
Penanaman keji beling dilakukan pada bedengan dengan lebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dengan bedengan, juga dapat ditanam pada lahan tanpa bedengan. Pupuk kandang diberikan 1-2kg/tanaman sebelum tanam. Penanaman biasanya dilakukan pada awal musim hujan (Agustus-September) atau akhir musim hujan (Maret-April). Penanaman stek ditanam secara tegak lurus dengan kedalaman 5 cm dengan jarak tanam 30 x 30 cm atau 60 x 60 cm, setelah penanaman dilakukan pemupukan dasar dengan menggunakan SP-36 sebanyak 100 kg/ha. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, pemupukan susulan, penyiraman, penyiangan, pembumbunan, dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan susulan dilakukan pada umur 1 bulan dengan pupuk kandang 10-12,5 ton/ha, Urea 95 kg/ha dan KCl 85 kg/ha. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada umur 4 bulan menggunakan Urea dan KCl masing-masing 40 kg/ha. Daun keji beling dapat dipanen setelah berumur 1 tahun dengan tinggi tanaman telah mencapai 50 cm. Panen dilakukan dengan cara memetik daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Frekuensi panen dilakukan setiap 3 bulan sekali. 13. Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Tanaman adas bermanfaat untuk menghangatkan badan, menghilangkan nyeri sendi, menurunkan kadar asam urat yang tinggi, menahan rasa mulas, melegakan perut, sebagai penambah rasa alami, mengatasi batuk dan sariawan mulut.
74 | P a g e
Adas dapat tumbuh pada ketinggian 10-1.800 mdpl, di Jawa adas banyak tumbuh pada ketinggian 1.600-2.400 m dpl. Tanaman adas membutuhkan cuaca sejuk dan cerah 15-200C dengan curah hujan 2.500 mm/tahun. Adas akan tumbuh dengan baik apabila ditanam pada tanah berlempung, subur dan berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5-8,0. Tanaman adas diperbanyak melalui benih dengan kebutuhan 0,5-1 kg/ha. Pengolahan lahan dimulai dari pembersihan gulma, pencangkulan dan penggarpuan kemudian dilanjutkan pembuangan sisa-sisa akar tanaman lain. lubang tanam yang telah siap tanam diberi pupuk kandang 100 gram/lubang. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 x 60 cm dengan populasi 400 rumpun/ha. Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyulaman, penyiangan, penyiraman, pengendalian hama penyakit dan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan nitrogen 56,68 kg/ha, Fospor 11,73 kg/ha dan Kalium 30 kg/ha. Panen adas dapat dilakukan pada umur 8 bulan setelah tanam yang ditandai dengan warna dan buah hijau keabu-abuan sampai kehitaman dan cukup keras apabila dipijit. Proses matang buah adas tidak serempak sehingga waktu panen mencapai 4 bulan sebanyak 14 kali panen dengan interval 1-2 minggu sekali.
75 | P a g e
HIJAUAN MAKANAN TERNAK
76 | P a g e
1. Inovasi Rumput Gajah (pennisetum purpureum) Rumput gajah berasal dari Nigeria, dapat tumbuh baik di dataran rendah/tinggi dengan curah hujan diatas 1.000 mm/tahun. serta tahan terhadap naungan. Ciri-ciri rumput gajah: bentuk rumpun; batangnya tegak, berbuku (keras bila sudah tua), tingginya 1,8 4,5 m; daunnya keras berbulu dan bunganya bentuk tandan (seperti es lilin). Kandungan nutrisi rumput gajah: protein kasar (13,5%), lemak (3,5%), NDF (59,0%), abu (18,6%), Ca (0,37%), P (3,5%). Rumput gajah bisa dibudidayakan dengan menggunakan stek, panjang stek 20-30 cm (minimal mengandung 2 buah buku). Jarak tanam 1 m x 1 m, dapat disesuaikan dengan tanah. Pada saat penanaman kedudukan stek bisa tegak, miring ataupun berbaring akan tetapi pada umumnya berdiri. Pada setiap tempat penanaman bisa ditanam dua atau tiga stek. Dalam 1 ha bibit yang digunakan sekitar 20.000 stek. Pemanenan pertama umur 60 - 80 hari setelah tanam. Pada musim hujan interval panen 30-40 hari dan musim kemarau 50 - 60 hari dan tinggi pemotongan 15 - 20 cm dari permukaan tanah. Produksi segar 350 sampai 500 ton/ha/th (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 45 hari berkisar 8 - 12 ton bobot segar) yang berarti dapat mencukupi kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih 32 - 46 ekor pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB.
77 | P a g e
2. Inovasi Rumput Benggala (panicum maximum) Rumput benggala merupakan rumput yang berasal dari Afrika tropika dan sub tropika. Masuk ke Indonesia tahun 1865 dan dibudidayakan karena nilai gizi yang tinggi sebagai makanan ternak. Ciri-ciri rumput benggala: bentuk rumpun dan tingginya bisa mencapai 1,25 m, tergantung varietasnya. Batang tegak, sedikit berbulu, daun lebar, bunga membentuk mayang berbiji sehingga mudah rontok, agak tahan pada kondisi tanah kering dan naungan tetapi tidak tahan genangan air. Rumput benggala mengandung protein kasar 5,5% - 7,5% tergantung varietas. Rumput benggala bisa dibudidayakan dengan biji dan pols, bisa juga dengan stek batang. Jarak tanam 60 x 660 cm atau disesuaikan dengan kondisi tanah. Umur pemanenan 90 hari setelah tanam dengan interval pemotongan pada musim hujan (30 - 40 hari) dan musim kemarau (50 – 60 hari), tinggi pemotongan sebaiknya 5 - 10 cm dari permukaan tanah. Produksi berat segar 100 sampai 150 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 45 hari berkisar 8 - 12 ton bobot segar), yang berarti dapat mencukupi kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih 10 - 13 ekor pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB.
78 | P a g e
3. Inovasi Rumput Brachiaria atau Dede (brachiaria decumbens) Brachiaria decumbens merupakan rumput yang berasal dari Afrika, peternak mengenalnya dengan nama rumput bede atau rumput signal (Indonesia). Ciri-ciri rumput brachiaria: mempunyai sifat perennial (bisa hidup dalam beberapa tahun), daun agak lebar, warna hijau gelap dan berbulu halus, batang kecil agak kasar, beruas pendekpendek dan rebah membentuk hamparan, tinggi mencapai 0,8 - 1,2 m dengan bunga berbentuk mayang berbendera. Rumput brachiaria cukup toleran terhadap musim kering tahan terhadap injakan dan rengutan sehingga cocok untuk padang penggembalaan, tahan terhadap kekeringan selama 6 bulan dan tahan terhadap cuaca dingin. Kandungan nutrisi rumput brachiaria: kandungan protein kasar (11,42%), serat kasar (27%), bahan kering (16,98%), lemak (2,14%). Rumput brachiaria dapat dikembangbiakkan dengan cara sobekan/pols dan biji, bila ditanam dengan cara pols menggunakan jarak tanam 30 x 30 cm dengan dan pemanenan pertama kali pada umur 60 hari setelah tanam. Pada musim hujan interval pemotongan panen 40 hari dan musim kemarau 50-60 hari. Tinggi pemotongan 5 – 10 cm dari tahah. Produksi berat segar 80 - 150 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 45 hari berkisar 12 - 18 ton bobot segar) yang berarti dapat mencukupi kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih kurang lebih 8 - 12 ekor
79 | P a g e
pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB. 4. Inovasi Rumput Setaria atau Lampung (setaria spacelata) Rumput setaria merupakan rumput yang berasal dari Afrika tropika dan sub tropika, peternak mengenalnya dengan nama rumput lampung (Indonesia). Ciri-ciri rumput setaria (lampung): berbentuk rhizome pendek serta stolon dengan buku-buku yang rapat, pangkal batang biasanya berwarna kemerahan, banyak menghasilkan anakan, daun lebar agak berbulu pada permukaan atas, tekstur daun halus dan sangat lunak dengan bunga berbentuk tandan berwarna coklat keemasan. Rumput rumput setaria (lampung) agak tahan terhadap genangan air dan toleran terhadap jenis tanah dari berpasir sampai liat pada kisaran yang cukup luas. Kandungan nutrisi rumput setaria yaitu protein kasar 8,3 %, serat kasar 32,5 %, bahan ekstrak tanpa nitrogen 44,8 % dan abu 11,52% tergantung jenisnya. Rumput setaria mengandung asam oksalat sehingga menyebabkan kematian pada ternak.
80 | P a g e
Rumput setaria dibudidayakan dengan cara pols atau biji, apabila ditanam dengan menggunakan biji dibutuhkan benih lebih kurang 2 - 5 kg/ha. Penanaman menggunakan cara pols menggunkan jarak tanam 40 x 40 cm atau disesuaikan dengan tanah. Umur pemanenan pertama 45-60 hari setelah tanam (musim hujan) dan 50-60 hari (pada musim kemarau) dengan tinggi pemotongan antara 5 - 10 cm dari permukaan tanah. Produksi berat segar 100 - 110 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 45 hari berkisar 12 - 14 ton bobot segar) yang berarti dapat mencukupi kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih kurang lebih 9 - 11 ekor pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB. 5. Inovasi Rumput Raja (king grass) Rumput raja adalah jenis rumput unggu; yang sudah banyak dikenal masyarakat dan sudah biasa diberikan pada ternak sapi. Rumput raja merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpereum) dengan pennisetum tydoides. Rumput raja mudah ditanam dan dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kondisi tanah subur dan curah hujan merata sepanjang tahun. Penanaman rumput raja dapat dilakukan dengan cara stek maupun sobekan rumpun (pols). Penanaman menggunakan stek, batang dipotongpotong sepanjang 25 - 30 cm atau paling sedikit terdiri dari dua mata tunas, pada waktu menanam posisi stek
81 | P a g e
dapat langsung ditancapkan setengahnya ke dalam tanah dengan tegak lurus atau miring serta jarak tanam 1 x 1 m dan yang perlu menjadi perhatian agar mata tunas jangan sampai terbalik karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sedangkan bila menggunakan sobekan rumpun, dipilih rumpun anak dari rumpun muda yang tingginya 20 - 25 cm dengan kebutuhan bibit per hektar alah sebanyak 10.000 stekan. Waktu tanam yang baik adalah pada awal sampai pertengahan musim hujan, sehingga pada musim kemarau nanti akar tanaman sudah dalam dan cukup kuat. Untuk penanaman dengan sobekan rumpun, terlebih dahulu dibuat lobang sedalam 20 cm. Pada tanah miring tanah tidak perlu diolah, cukup dibuat lubang-lubang menurut kontur tanahnya sedemikian rupa sehingga sekaligus dapat berfungsi ganda sebagai penahan erosi. Jarak tanam dalam baris untuk tanah miring dianjurkan 50 cm dan jarak antar baris adalah 1 meter. Produksi rumput Raja bisa mencapai 100 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 42 hari berkisar 11 - 12 ton bobot segar) yang berarti dapat mencukupi kebutuhan ternak sapi kurang lebih 9 ekor pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB. 6. Rumput Australia (Paspalum dilatatum) Rumput Australia (Paspalum dilatatum) berasal dari Argentina (Amerika Selatan), masuk ke benua Australia pada tahun 1870 dan akhirnya meluas dikenal jadi
82 | P a g e
rumput australia. Rumput australia merupakan rumput gembala yang baik, selain tahan terhadap injak dan rengutan juga merupakan rumput yang palatable (enak) dan tinggi nilai gizinya. Ciri-ciri rumput australia: bentuk rumpun, toleran terhadap kekeringan dan dalam serta tahan pada genangan air, termasuk rumput umur panjang, tumbuh tegak bisa mencapai tinggi 60-150 cm, berdaun rimbun berwarna hijau tua. Rumput australia dikembangkan menggunakan pols atau sobekan rumpun dengan jarak tanam 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm dan bisa ditanam bersamaan dengan leguminosa. Pemotongan dapat dilakukan setelah berumur 2 bulan setelah tanam, selanjutnya bisa dipotong pada musim hujan setiap 40 hari dan setiap 60 hari pada musim kemarau. Pemotongan dapat dilakukan dengan meninggalkan batang 5-8 cm dari permukaan tanah.
Produksi rumput Australia bisa mencapai 50 - 70 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan setiap 45 hari berkisar 11 ton bobot segar) yang berarti dapat mencukupi kebutuhan ternak sapi kurang lebih 5 - 6 ekor pada kondisi berat badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB.
83 | P a g e
TERNAK
84 | P a g e
1. Jerami Padi Difermentasi Untuk Pakan Ternak Sapi
Jerami padi dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi berkualitas, melalui pengolahan (fermentasi) untuk meningkatan nilai nutrisinya yang dapat menyamai kualitas hijauan, disukai ternak sapi dan dapat disimpan dalam waktu lama (3-4 bulan) persiapan pakan pada musim kemarau atau kesulitan mendapatkan hijauan. diantaranya dengan menggunakan aplikasi mikrobia sebagai aktifatornya (misalnya mengunakan Starbio) dapat meningkatkan kandungan protein menjadi 6,5% dari awalnya 3,9% . Cara membuat jerami fermentasi: Bahan: Jerami 100 kg; Aktifator (starbio) 0,5 kg; Urea 0,5 kg; air bersih 40 liter dan karung plastik isi 100 kg Proses fermentasi: 1) Tumpuk jerami setebal 25 cm; 2) Aduk urea denga air; 3) Siramkan pada lapisan jerami; 4) Taburkan starbio secara rata; 5) Lapis lagi jerami setebal 25 cm; 6) Padatkan, basahkan lagi dengan air campuran urea dan taburi starbio; 7) Demikian diulangi sampai selesai; 8) Tutup dengan plastik atau daun kering bila dibawah naungan; 9) Biarkan sampai 3 sampai 4 mg,
85 | P a g e
setelah itu dingin-anginkan dan dapat disimpan 4 sampai 6 bulan pada tempat terlindung dan kering untuk pakan ternak sapi. Jerami fermentasi yang baik memiliki ciri-ciri: Warna kuning agak kecoklatan; Teksturnya lemas dan tidak kaku atau relatif lebih mudah putus; Baunya agak harum dan tidak busuk; Selama penyimpanan tidak berjamur. Jerami padi fermentasi dapat diberikan kepada ternak sapi sebagai pakan pengganti rumput segar, pemanfaatan jerami akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga peternak. Pemberian jerami fermentasi sebanyak 7,5 kg + rumput 10 kg pada ternak sapi dapat meningkatkan PBBH sebesar 0,64 kg/ekor/hr. 2. Amoniasi Jerami Padi
Selain difermentasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi jerami padi dapat juga dilakukan dengan proses amoniasi menggunakan urea sebagai pemacu proses
86 | P a g e
degradasi komponen serat jerami padi menjadi lebih mudah untuk dicerna ternak sapi (ruminansia). Proses amonisi bila sempurna ditandai dengan tekstur jerami menjadi lebih mudah putus, warna kuning tua atau coklat dan bau amonia. Sebelum diberikan pada sapi untuk mengurangi bau amonia, jerami harus dianginkan selama 1-2 jam. Cara amoniasi jerami padi: Bahan: Jerami segar 100 kg; Urea 6 kg; air bersih 100 liter; karung plastik isi 100 kg. Proses Amoniasi: 1) Jerami padi ditimbang sesuai dengan jumlah yang diperlukan (100 kg), dipotong-potong 5 – 10 cm; 2) Larutkan 6 kg urea (10% berat jerami) dalam 100 liter air; 3) Siapkan kantong atau dapat dibuat lubang di tanah atau drum yang disesuaikan dengan jumlah jerami padi yang diolah; 4) Selanjutnya jerami padi yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam kantong plasti sampai membentuk lapisan setebal 1020 cm; 5) Kemudian lapisan disemprot dengan larutan urea secara merata dan ulangi setiap lapis jerami; 6) Setelah kantong penuh lalu disemprot dengan air bersih, kemudian kantong diikat rapat dan disimpan; 7) Setelah 3 – 4 minggu (21 hari) kantong dibuka dan jerami hasil amoniasi diangin-anginkan 1 – 2 jam sebelum diberikan pada sapi dan dapat disimpan sampai 4 bulan pada tempat terlindung dan kering sebagai hijauan pakan ternak sapi (ruminansia). Pemberian jerami amoniasi sebanyak kg + konsentrat 5 kg pada ternak sapi, dapat meningkatkan PBBH sebesar 0,8 kg/ekor/hr.
87 | P a g e
3. Membuat Kompos Limbah Kulit Kakao dan Kotoran Sapi Bagi petani kakao, limbah kulit buah kako dapat dimanfaatkan dan diolah untuk bahan utama pupuk organik dikomposkan bersama limbah kotoran ternak sapi. Sehingga pengunaan kulit kakao ini akan memberi manfaat pada petani kakao dalam upaya pengendalian hama/penyakit dan kebersihan kebun, tersedianya sumber kompos yang lebih bermutu untuk pupuk organik serta terbukanya lapangan kerja baru. Kulit kakao terlebih dahulu dicacah kecil-kecil, untuk mempermudah pembusukan dan penghancuran, serta memberikan rongga udara yang lebih banyak untuk kebutuhan hidup mikro-organisme saat proses pembuatan kompos. Cara pembuatan kompos Bahan: Kotoran sapi 400 kg; kulit kakao dicacah 400 kg; sekam atau sisa pembakaran sekam 200kg (sebagai sumber Ca); aktivator (stardec) 3 kg; urea 3 kg (diperlukan bagi bakteri penghancur untuk bertumbuh); terpal kedap air untuk penutup.
88 | P a g e
Proses Pengomposan: untuk pembuatan 1 ton kompos tumpuk semua bahan baku beerupa kotoran sapi, kulit kakao sudah dicacah, sampah daun dan sekam atau abu sekam menjadi satu dan diaduk rata campuran 3 kg aktivator (stardec) dan 3 kg urea diaduk sampai rata tumpukan bahan baku kompos setebal 30 cm, kemudian taburkan campuran starter dan urea secukupnya lalu percikan air. Selanjutnya tumpukan lagi bahan baku setinggi 30 cm dan taburkan campuran starter kembali serta percikan air. Lakukan hal tersebut sampai lapisan mencapai tinggi 1 – 1,5 m atau sesuai dengan bahan baku yang ada kemudian ditutup dengan plastik atau terpal untuk menjaga kelembaban lakukan pembalikan tumpukan bahan kompos tersebut setiap minggu, agar lapisan campuran tersebut berpindah. Bila kelembaban berkurang tambahkan air selama proses pengomposan suhu akan mencapai 60°C dan akan menurun bila proses pembusukan/pelapukan sempurna proses pengomposan dikatakan sempurna apabila; 1) warna kompos menjadi coklat kehitaman, 2) kompos tidak berbau menyengat, dan 3) kompos remah seperti tanah. Penggunaan kompos Tanaman dibawah 5 tahun diberi 5 kg/btg/th Tanaman diatas 5 tahun diberi 14 – 20 kg/btg/th Pemberian kompos dilakukan tidak sekaligus (3 - 4 tahap)
89 | P a g e
4. Solid (Limbah CPO) Untuk Pakan Ternak
Melalui inovasi teknologi yang sudah dikajiterapkan dalam SL-SISKA, pemanfaatan limbah industri sawit berupa solid (hasil samping pengolahan CPO) sebagai pakan ternak sapi memberikan hasil positif bagi kecukupan dan kebutuhan pakan ternak sapinya. Bentuk dan konsistensi solid seperti ampas tahu, namun berwarna coklat gelap dan berbau asam-asam manis dengan kandungan nutrisi berdasarkan analisis proksimat laboratorium nutrisi ternak UNIB berupa; Bahan kering (BK) 49,57 ; Protein kasar (PK) 10,16% ; Lemak kasar (LK) 12,90% ; Serat kasar (SK) dan Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) sebesar 23,17%. Cara pemberian solid pada ternak sapi dalam bentuk segar, masih berbau harum dan diberikan 2 kali (½ bagian pagi dan ½ bagian sore hari) secara tunggal sebelum diberi hijauan dan tambahkan sedikit garam untuk meningkatkan nafsu makan terhadap solid . Hasil pengujian pada sapi PO jantan penggemukan selama 3 bulan, diberi solid sebanyak 5 kg/ekor/hari + hijauan 15 kg memperlihatkan PBBH cukup signifikan mencapai 0,378 kg/ekor/hari.
90 | P a g e
Pemberian solid bagi ternak sapi dapat disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, seperti penggemukan dan priode-priode kritis (Flushing; yaitu saat 2 bulan sebelum melahirkan sapi memerlukan kandungan nutrisi yang cukup) bertujuan untuk mmempersiapkan kondisi induk saat melahirkan dan kesiapan untuk membantu kecukupan air susu induk hingga anak-anak yang dilahirkannya dapat bertumbuh dengan baik. Melatih ternak sapi terbiasa makan solid , yaitu tanpa diberi makan apapun selama 4-5 hari selain solid yang tersedia terus dekat sapi. Dampak pemberian solid sebagai pakan sapi adalah kebutuhan air minumnya menjadi lebih banyak, maka untuk itu air minum harus tersedia dalam jumlah cukup bagi ternak sapi. 5. Teknologi Penggemukan Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi lokal Indonesia yang banyak dipelihara oleh peternak di Bengkulu, karena memiliki daya adaptasi atau toleran yang baik terhadap lingkungan baru dan jenis pakan dengan tingkat fertilitas 83% dan persentase karkas cukup tinggi (56%) dari berat hidup. Perkandangan. Luas kandang 1,15 x 2 m per ekor
91 | P a g e
Lantai kandang miring Harus ada tempat pakan dan minum Harus selalu bersih dan tidak lembab Ventilasi cukup untuk pencahayaan yang baik.
Pemeliharaan dan Pemberian Pakan (Nutrisi) Pakan Hijauan (rumput-rumputan dan Leguminosa) 10- 15% dari Berat Badan (BB). Pakan Tambahan (konsentrat) 1 – 2% dari Berat Badan. Pakan Tambahan terdiri dari dedak padi 1 kg, kulit kopi fermentasi 0,9 kg, kapur pertanian 0,02 kg, ultra mineral 0,01 kg, garam dapur 0,04 kg dan gula merah 0,03 kg. Pemberian obat cacing secara teratur (4 bulan sekali) terutama pada pergantian musim. Air Minum harus tersedia terus menerus. Produktivitas dengan pemberian hijauan 10 – 15% dari BB dan pakan tambahan 1 – 2% dari BB memanfaatakan bahan pakan utama kulit kopi fermentasi, dapat menghasilkan berat badan rata-rata 0,62 kg/ekor/hari. Cara Fermentasi Kulit Kopi Bahan: Kulit kopi 100 kg, starbio 600 gram, urea 600 gram, tetes/gula merah 1-2 kg dan air secukupnya. Campur kulit kopi dengan larutan biodecomposer (starbio) dan urea. Tambahkan air dan tetes tebu ke dalam campuran tersebut sehingga kelembabannya diperkirakan mencapai 60%. Memasukkan kulit kopi yang sudah diberi biodecomposer (starbio) dan urea dan tetes serta air kedalam kotak dan di atasnya ditutup terpal atau letakkan diatas lantai yang bersih dan ditutupi dengan terpal. Amati perubahan suhu kulit kopi selama pemeraman Apabila kering, ditambah air dan diaduk lagi serta dilanjutkan pemeraman. Setelah dua minggu kulit kopi fermentasi dikeluarkan dan dikering-anginkan sehingga proses dekomposisi berhenti.
92 | P a g e
6. Teknologi Ternak Ayam Kampung
Sebelum mulai betrnak ayam kampung sebaiknya diketahui terlebih dahulu tujuan beternak ayam petelur atau pedaging dan dasar-dasar ilmu ternak ayam scara garis besar, resiko kegagalan (yang paling berat resiko kematian). Kandang ternak ayam sebaiknya jauh dari rumah (populasi besar), bila kandang dibangun dekat dengan pemukiman maka kondisinya harus bersih dan kandang harus di sterilisasi secara rutin dengan disinfektan. Kandang ternak ayam kampung dibuat sesuai kapasitas pemeliharaan (1 m2 untuk 6 - 8 ekor), bentuknya bisa kandang Postal dan di umbar atau kandang batteray (untuk; petelur atau pembibit mengunakan mesin tetas) agar mudah dalam pengumpulan telur. Untuk ayam petelur bibit kandang dilengkapi dengan tempat pengeraman telur, dapat berupa kotak atau anyaman bambu yang harus diberi alas agar induk ayam nyaman mengeram dan telur tidak mudah pecah. Pemberian pakan ayam kampung bisa menggunakan pakan jadi, namun biasanya untuk menghemat biaya diberi pakan menggunakan bahan
93 | P a g e
lokal (pakan alternatif) seperti dedak, jagung, bungkil, tepung tulang dan lumpur sawit fermentasi (ferlawit). Kebutuhan pakan ayam mempunyai kandungan zat nutrisi yang berbeda, terutama kandungan proteinnya. Dimana kandungan protein ransum: anak ayam umur 0-4 mg (19-21%); ayam dara (18-19%) dan induk ayam induk/dewasa (16-17%). Pemberian pakan untuk setiap ekor ayam kampung sampai umur 1 mg (7 grm/ekor/hr); sampai umur 2 mg (19 grm/ekor/hr); sampai umur 3 mg (34 grm/ekor/hr); sampai umur 4 mg (47 grm/ekor/hr); sampai umur 5 mg (58 grm/ ekor/hr); sampai umur 6 mg (66 grm/ekor/hr); sampai umur 7 mg (72 grm/ekor/hr) sampai umur 8 mg (74 grm/ekor/hr); ayam dara (86 grm/ ekor/hr) dan induk/dewasa (100 grm/ekor/hr). Pemberian air minum diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin + antibiotika, sedangkan ayam sedang produksi diberi egg stimulan. untuk 7. Teknologi Ternak Itik Ternak itik paket teknologi pemeliharaan secara intensif dikenal pula dengan nama “inovasti eknologi pemeliharaan itik lahan kering” yang meliputi komponen teknologi; Bibit anak itik: dipilih pusar dan dubur bersih dan kering; bulu halus, rapi dan tidak basah; paruh, mata dan kaki tidak cacat; penampilan sehat lincah.
94 | P a g e
Bibit itik dara: bobot badan seragam sesuai umur; paruh, mata dan kaki tidak cacat; mata bening bercahaya; bulu rapi dan mengkilat; penampilan sehat, tegap, gesit dan lincah. Bahan pakan ternak itik: yang umum dikelompokan menurut manfaatnya seperti; jagung, dedak padi, onggok, ubi kayu, sagu (sumber enersi); tepung ikan, tepung daging, bekicot, keong mas (sumber protein hewani); bungkil kelapa, bungkil kedele (sumber protein nabati); hijauan dan vitamin buatan (sumber vitamin); kulit kerang, batu kapur, mineral buatan (sumber mineral). Kebutuhan nutrisi dalam pakan itik petelur: umur 0 - 8 mg Energi (2.900 kkal/kg), Protein (1820%), Ca (0,9%), P (0,4%); umur 8 - 20 mg Energi (2.800 kkal/kg), Protein (16-18%), Ca (0,8%), P (0,4%); dan umur > 20 mg Energi (2.700 kkal/kg), Protein (15-17%), Ca (2,75%), P (0,75%). Kemampuan itik mengkonsumsi pakan dapat menjadi patokan jumlah pakan yang harus disediakan peternak untuk pemeliharaan 100 ekor, al: Anak itik (0 – 8 minggu): Mg ke 1 dan 2 (6 kg/hari); Mg ke 3 dan 4 (4, 8 kg/hari); Mg ke 5 dan 6 (10 kg/hari); Mg ke 7 dan 8 (12 kg/hari). Itik dara (8 – 20 minggu): Mg ke 8 – 20 (15 kg/hari) dan Itik dewasa (> 20 minggu): > Minggu ke 20 (15 kg/hari).
95 | P a g e
Kandang: Lokasi tidak terlalu dekat dengan rumah, bersih dan kering, terlindung dari angin langsung dan cukup mendapat sinar matahari, tanah padat dan berpasir serta lebih tinggi dari sekitarnya, terbuat dari bahan yang murah dan terdapat di sekitar lokasi, kandang 2 m x 3 m dengan umbaran 3 m x 3 m (untuk 30 - 35 ekor itik petelur/dewasa), alas kandang diberi sekam padi atau jerami setebal 5 cm dan tempat makan dan minum diletakkan di pekarangan. Pemeliharaan anak itik 1 – 8 sampai 8 mg dapat dilakukan dengan induk ayam atau entog yang mengerami telur tetas (sistem ini jumlah anak itik dipelihara terbatas), bisa juga menggunakan kotak indukan yang diberi lampu pemanas (anak itik yang dipelihara lebih banyak) dengan ukuran 1m x 1m (kapasitas 100 ekor) atau dengan membatas ruang kandang (sesuai dengan jumlah itik yang dipelihara) dan diperluas sesuai pertumbuhan ternak. Pemeliharaan itik umur > 8 minggu anak itik di pindahkan ke kandang dewasa sampai dara dan siang hari dapat dilepas di umbaran.
96 | P a g e
Pemeliharaan umur > 20 minggu, setiap hari Jam 7.00 – umbaran disapu, tempat makan dan minum dibersihkan dan diisi ransum ½ bagian dari jatah sehari; Jam 8.00 - iitik dilepas di umbaran, kemudian kumpulkan telur itik; Jam 13.00 – itik diberi hijauan yang telah dicincang (bayam, kangkung atau mikania mikranta); Jam 14.00 – membersihkan tempat makan dan minum dibersihkan, kemudian diberi ransum baru ½ bagian jatah disisakan dan ganti air minum baru; Jam 17.00 – Itik dimasukkan dalam kandang.
97 | P a g e
PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
98 | P a g e
1. Sari Buah Tomat Sari buah tomat merupakan minuman fungsional yang baik bagi kesehatan. Konsumsi rutin sari buah tomat dapat mengobati gangguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi liver dan mencegah gangguan fungsi empedu. Gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah (penyebab stroke dan penyakit jantung). Kandungan likopen pada tomat mampu memperbaiki dan mempertahankan jaringan kolagen kulit. Bahan:
Alat:
1 kg buah tomat segar 4 ltr air masak ½ kg gula pasir Bahan tambahan (penstabil) Pengatur keasamam
Panci besar Blender Pisau Saringan Pengaduk Kompor
Cara membuat: 1. Cuci bersih buah tomat, belah dan pisahkan dari bijinya 2. Blancing daging buah tomat 3. Hancurkan daging buah tomat beserta bijinya hingga berbentuk bubur buah 4. Saring bubur buah hingga diperoleh sari buah 5. Lakukan pengenceran 6. Lakukan pasteurisasi sari buah 7. Dinginkan 8. Kemas dalam cup Sari buah tomat mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak, vitamin A, C serta mineral.
99 | P a g e
2. Manisan Kering Tomat Manisan buah adalah buah yang diawetkan dengan gula. Buah tomat mempunyai potensi yang baik untuk diolah dan dalam bentuk manisan kering sebagai makanan kudapan. Produk ini mempunyai beberapa keuntungan diantaranya lebih awet, volume serta bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengepakan dan pengangkutan. Bahan:
Alat:
1 kg buah tomat segar 300 g gula 2 ltr larutan kapur sirih
Panci besar Pengaduk Pisau Baskom Kompor Para-para
Cara membuat: 1. Cuci buah tomat segar, potong-potong 2. Rendam daging buah tomat dalam larutan kapur sirih 3. Cuci bersih daging buah tomat lalu tiriskan 4. Masak daging buah tomat bersama gula 5. Tiriskan daging buah tomat 6. Susun di atas para para lalu jemur di bawah sinar matahari 7. Kemas manisan kering tomat dalam kemasan plastik
100 | P a g e
3. Saus Tomat Saus tomat pada makanan berfungsi untuk menambah rasa dan kelezatan suatu masakan dan disajikan sebagai pelengkap bersama dengan ikan goreng, ayam goreng, daging maupun kue-kue dengan maksud untuk mempertinggi cita rasa dari bahan makanan yang disajikan. Bahan:
Alat:
1 kg buah tomat segar Garam Gula pasir Bubuk pala Bubuk kayu manis Cengkeh Bahan tambahan
Panci besar Wajan Kompor Pisau Baskom Blender Pengaduk
Cara membuat: 1. Cuci bersih buah tomat 2. Blancing buah tomat 3. Kupas kulit buah tomat dan buang bijinya 4. Hancurkan daging buah tomat hingga berbentuk bubur 5. Campurkan dengan bahan-bahan lainnya 6. Masak bubur buah hingga mengental 7. Dinginkan saus tomat 8. Kemas saus tomat dalam kemasan botol Saus tomat mengandung karbohidrat,protein dan lemak serta mineral.
101 | P a g e
4. Manisan Terung Manisan terung ungu merupakan kudapan yang mengandung antosianin berfungsi sebagai substansi antikanker pada tubuh manusia. Bahan:
Alat:
1 kg terung ungu segar 400 g gula pasir 1 sdt vanili Garam Kapur sirih
Kompor Pisau Panci besar Baskom Garpu Pengaduk Para-para
Cara membuat: 1. Cuci bersih terung ungu segar dan potong-potong sesuai selera 2. Tusuk-tusuk daging buah terung dengan garpu 3. Rendam daging buah terung dalam larutan kapur 4. Cuci bersih daging buah terung lalu tiriskan 5. Masak daging buah terung dengan gula 6. Tiriskan daging buah terung 7. Susun daging buah terung di atas para para lalu jemur di bawah sinar matahari 8. Kemas manisan terung dalam kemasan plastic Manisan terung mengandung karbohidrat, lemak dan tinggi serat serta mengandung beberapa mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi.
102 | P a g e
5.Selai Terung Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah yang berfungsi sebagai pelengkap untuk dikonsumsi bersama roti dan sebagai bahan isian kue kering. Bahan:
Alat:
1 kg terung ungu segar 500 g gula pasir Vanili Garam Pengatur keasaman
Kukusan Pisau Blender Pengaduk Wajan Kompor
Cara membuat: 1. Cuci bersih terung ungu segar 2. Kukus terung hingga matang 3. Blender terung hingga berbentuk bubur 4. Campur bahan-bahan dan masak hingga matang 5. Dinginkan 6. Kemas selai terong dalam botol kemas Selai terong mengandung serat, karbohidrat dan sedikit protein dan lemak serta mengandung beberapa mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi.
103 | P a g e
6. Keripik Mangga Bengkulu Mangga Bengkulu memiliki ukuran buah yang besar (0.62.4 kg) dengan daging yang tebal, memiliki tekstur daging buah yang lunak, berserat halus dan rasa daging buah manis sedikit asam serta beraroma sedang. Mangga Bengkulu dapat diolah menjadi keripik dengan menggunakan alat vacuum frying. Bahan:
Alat:
Buah mangga Minyak goreng
Pisau Baskom Vacuum fryer Spinner Mesin pengiris Freezer
Proses Pembuatan Keripik Mangga Bengkulu: 1. Buah mangga dicuci, dikupas, kemudian diiris dengan ketebalan ± 5 mm. 2. Potongan buah tersebut lalu dimasukkan ke dalam freezer untuk dibekukan. 3. Potongan buah mangga beku lalu digoreng menggunakan vacuum frying dengan suhu penggorengan 80-85 oC pada tekanan -70 cm/Hg, selama 2 jam. 4. Angkat keripik mangga dari tabung penggorengan kemudian masukkan ke dalam spinner untuk ditiriskan minyaknya sampai kering. 5. Keripik mangga kemudian dikemas menggunakan kemasan alufo.
104 | P a g e
Kandungan nutrisi keripik mangga terdiri atas 0.81% lemak dan 3000mg/g vitamin C. 7. Keripik Pisang Jantan Pisang jantan temasuk pisang plantain yang dapat diolah menjadi keripik. Keripik pisang dapat digoreng dengan cara manual dan cara penggorengan vakum. Keripik pisang jantan yang diolah dengan penggorengan vakum mempunyai kelebihan dibandingkan penggorengan manual, yakni kandungan mutu produk tidak banyak berubah, hampir sama seperti pisang jantan segar. Kandungan nutrisi keripik pisang jantan terdiri atas 3,21 % lemak dan 7.00 (% Brix) gula. Bahan:
Alat:
Pisang jantan Minyak goreng
Pisau Baskom Vacuum fryer Spinner Mesin pengiris Freezer
Proses Pembuatan Keripik Pisang Jantan: 1. Buah pisang yang telah matang dikupas, kemudian diiris dengan ketebalan ± 2 mm. 2. Potongan buah pisang digoreng menggunakan vacuum frying dengan suhu penggorengan 80-85 oC pada tekanan -70 cm/Hg, selama 2 jam 3. Angkat keripik pisang dari tabung penggorengan kemudian masukkan ke dalam spinner untuk ditiriskan minyaknya sampai kering
105 | P a g e
4. Keripik pisang kemudian dikemas menggunakan kemasan alufo.
Analisis Ekonomi Usaha Keripik Pisang Jantan Uraian
Air dan Listrik
Volume/ Harga Satuan 8 tandan @25.000 4 liter @13.000 2 orang @20.000 20.000
Gas
20.000
Penyusutan
1.200/hari
1.200
Kemasan
100 lembar @600
6.000
Pisang Jantan Minyak (asumsi saat menggoreng) Tenaga Kerja
Total Biaya
52.000 40.000 20.000 20.000
393.000
Hasil
10 kg
Harga
100 bks @ 8.000 800.000-393.000
Keuntungan
Jumlah (Rp) 200.000
800.000 407.000
106 | P a g e
8. Es Krim Ubi Jalar Es krim adalah produk makanan beku yang dibuat dari produk dairy seperti krim (atau sejenis nya), penambahan ubi jalar ke dalam es krim adalah untuk meningkatkan nilai gizi dan fungsional pangan. Ubi jalar kaya akan betakaroten, vitamin A, C, dan mineral. Setiap 100 gram ubi jalar putih, kuning, dan merah jingga terkandung betakaroten masing-masing sebesar 260 mg, 2.900 mg, dan 9.900 mg. Betakaroten merupakan bahan pembentuk vitamin A di dalam tubuh. Warna jingga pada ubi jalar juga kaya akan senyawa lutein dan zeaxanthin, pasangan antioksidan karotenoid yang merupakan senyawa aktif yang berperan penting menghalangi perusakan sel sehingga bermanfaat bagi kesehatan. Bahan:
Alat:
ubi jalar ungu tepung pembuat krim susu kental manis air es Kemasan cup
Mixer Blender Pisau Baskom
Cara membuat : 1. Kupas ubi kemudian cuci hingga bersih. 2. Kukus ubi jalar, lalu haluskan dengan blender hingga berbentuk pasta dengan menggunakan air. 3. Campurkan air dingin dengan susu kental manis, kocok dengan kecepatan rendah. 4. Tambahkan tepung pembuat krim, kocok dengan kecepatan tinggi sampai adonan mengembang. 5. Masukkan pasta ubi jalar, aduk sampai tercampur rata.
107 | P a g e
6. Tuang ke dalam wadah/cup es krim. 7. Masukkan dalam freezer hingga membeku selama 4 jam. Komposisi kimia es krim ubi jalar : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, serat kasar. 9. Nuget Ayam Ubi Jalar Nugget ayam ubi jalar adalah produk olahan yang dibuat dari campuran daging giling dan penambahan bahan ubi jalar yang di cetak dan dibekukan. Nugget ubi jalar mengandung karbohidrat komplek, vitamin, mineral, dan kandungan serat tinggi sehingga sangat baik untuk pencernaan. Bahan:
Alat:
Daging ayam Ubi jalar kukus Tepung tapioka Bahan pengenyal dan pengembang Telur Air es Bumbu-bumbu (bawang, garam, merica,dll) Plastik untuk kemasan Tepung terigu, tepung tapioka, tepung roti (bahan pelapis)
Blender Pisau Baskom kompor Panci pengukus Talenan
108 | P a g e
Cara membuat : 1. Haluskan daging ayam dengan menggunakan blender. 2. Parut ubi jalar kukus dengan parutan keju. 3. Campurkan semua bahan (kecuali bahan pelapis) dan aduk sampai rata. 4. Masukkan adonan ke dalam plastik dan ratakan hingga ketebalan ± 0,5 cm, kemudian kukus. 5. Keluarkan dari kukusan dan biarkan hingga dingin, kemudian keluarkan dari plastik dan potong-potong sesuai selera. 6. Lapisi nugget dengan bahan pelapis. 7. Kemas dalam plastik dan masukkan dalam freezer. 8. Goreng nugget dalam minyak panas, angkat dan tiriskan. 10.Tortila Chips Tortilla Chips/keripik jagung terbuat dari biji jagung yang telah dikeringkan (jagung pipil). Biji jagung mengandung 80% karbohidrat dari seluruh bahan kering biji, protein, lemak, Ca, Mg, P, Fe, Vitamin A, B1, dan C. Rasa dari tortilla chips dapat di aneka rasa dengan menambahkan bumbu-bumbu tabur sepeti keju, balado, Barbeque.
109 | P a g e
Bahan:
Alat:
500 gram Jagung pipil 2% Kapur sirih 5 Liter Air 2% Bahan pengembang Bumbu-bumbu (garam, bawang putih)
Blender/penggiling daging Panci Baskom Pisau Ampia
Cara membuat: 1. Rebus jagung pipil dengan kapur sirih, kemudian rendam. 2. Cuci bersih jagung yang telah di rendam, lalu giling hingga halus bersama bumbu-bumbu dan soda kue. 3. Cetak adonan menjadi lembaran tipis kemudian potong-potong. 4. Jemur tortilla hingga kering. 5. Goreng dan kemas. Komposisi kimia tortila chips: air, protein, lemak. 11. Tortilla Burger Tortilla burger merupakan salah satu bentuk olahan lain dari jagung. Biji jagung mengandung pati 54,171,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,612,0%. Karbohidrat pada jagung sebagian besar merupakan komponen
110 | P a g e
pati, sedangkan komponen lainnya adalah pentosan, serat kasar, dekstrin, sukrosa, dan gula pereduksi. Tortilla burger berbentuk seperti kebab dengan kulit luar terbuat dari jagung, bagian dalamnya berisi nugget, sayur-sayuran (selada, tomat, timun), dan saus sambal. Bahan:
Alat:
100 gram Jagung segar 1 butir Telur 100 gram Tepung terigu Margarin Bumbu-bumbu (garam, bawang, penyedap) Air Nugget Saos sambal Sayur-sayuran (selada, tomat, timun)
Teflon Baskom Blender Kompor
Cara membuat: 1. Blender jagung hingga halus dengan menggunakan air. 2. Campurkan jagung yang telah halus dengan tepung terigu, telur, bumbu-bumbu, dan air hingga tercampur rata. 3. Dadar adonan menggunakan teflon. 4. Isi tortilla dengan nugget ubi jalar, selada, irisan tomat, irisan timun, dan saos sambal/tomat. 5. Gulung tortilla dan sajikan.
111 | P a g e
12. Ulir-ulir Ketan Ubi Jalar Ulir-ulir ketan ubi jalar merupakan snack yang terbuat dari ubi jalar, tepung ketan, tepung terigu, telur, mentega, dan bahanbahan lainnya. Teksturnya renyah dan rasanya gurih manis. Bahan:
Alat:
300 gram ubi jalar kukus 200 gram tepung ketan 100 gram tepung terigu 2 butir telur margarin gula halus garam halus minyak goreng
Alat pencetak Bender Bskom Pisau Wajan Kompor
Cara membuat: a. Blender ubi jalar kukus hingga berbentuk past.a b. Campurkan semua bahan menjadi satu, adon sampai kalis. c. Cetak adonan menggunakan cetakan berbentuk ulirulir. d. Goreng hingga matang menggunakan api kecil, angkat dan tiriskan. e. Setelah dingin kemas dalam plastik. Komposisi kimia ulir-ulir kabohidrat, air, protein, lemak
ketan
ubi
jalar:
112 | P a g e
13.Keripik Wortel Wortel adalah salah satu bahan pangan yang kaya akan vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata. Salah satu cara mengolah wortel tanpa menhilangkan kadar vitaminnya adalah dengan teknologi penggorengan vakum. Teknologi penggorengan vakum menggunakan seperangkat alat penggoreng vakum (vacuum fryer), dengan alat ini dapat dihasilkan produk keripik wortel yang renyah. Bahan:
Alat:
Wortel Minyak goreng Kemasan alufo
Vacumm frying Spinner Baskom Pisau Feezer Telenan
Cara membuat: 1. Wortel dikupas dan dicuci kemudian diiris dengan ketebalan ± 5 mm 2. Potongan wortel lalu dimasukkan ke dalam freezer untuk dibekukan 3. Setelah beku, masukkan potongan wortel ke dalam tabung penggoreng 4. Goreng wortel selama 2 jam pada suhu 82oC 5. Keripik wortel lalu ditiriskan menggunakan spinner sampai kering. 6. Kemas keripik wortel menggunakan kemasan alufo Keripik wortel yang dihasilkan dari proses penggorengan vakum mengandung 2000 mg vitamin A.
113 | P a g e
14. Keripik Kentang Merah Kentang merah dapat diolah menjadi aneka produk olahan, salah satunya keripik. Kelebihan penggorengan dengan metode vakum (vacuum frying) adalah nutrisi produk terutama vitamin dapat terjaga karena penggorengan dilakukan pada suhu rendah dan tekanan vakum sehingga menghambat kerusakan vitamin dan flavor. Bahan:
Alat:
Kentang merah Minyak goring Kemasan aluminium foil Freezer
Vacuum frying Spinner Pisau Baskom Telenan
Cara membuat: 1. Kentang merah dikupas, diiris dengan ketabalan ±5 mm kemudian diblansir. 2. Potongan kentang merah lalu dimasukkan ke freezer dan dibekukan. 3. Setelah beku, kentang merah dimasukkan ke dalam tabung penggoreng vakum dan digoreng selama 2 jam pada suhu 82oC. 4. Keripik kentang merah kemudian ditiriskan menggunakan spinner (peniris minyak) sampai kering dan siap dikemas menggunakan kemasan alufo.
114 | P a g e
Komposisi nutrisi pada keripik kentang merah terdiri atas 5.53% air dan 2.74% lemak. Rendahnya kadar air keripik kentang merah. 15.Selai Jeruk Gerga Lebong Jeruk Gerga Lebong dapat diolah menjadi selai (jam). Selai jeruk Gerga Lebong dibuat dengan tambahan potongan kulit buah yang berfungsi sebagai pengental. Pengolahan jeruk Gerga menjadi selai dapat meningkatkan daya simpannya. Selai jeruk Gerga dapat digunakan sebagai pelengkap makan roti tawar (olesan), pengisi pada kue kering dan kue tart. Bahan:
Buah jeruk Gerga Lebong Potongan kulit buah jeruk Gerga Lebong Gula pasir Asam sitrat
Alat:
Wajan Blender Pisau Talenan Timbangan Sendok Pengaduk
Proses pembuatan selai jeruk Gerga Lebong meliputi: 1. Pemilihan buah jeruk, dipilih buah jeruk yang sudah masak. 2. Pencucian buah jeruk. 3. Pemotongan buah dan pemisahan buah dengan biji. 4. Pemasakan dan pencampuran dengan gula pasir campuran dimasak sampai mengental dan bisa dioles. 5. Pengemasan selai.
115 | P a g e