3 BAB III TINJAUAN PENGOLAHAN AKUSTIKA dan PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN
3.1 Akustika Akustika Aku Ak ustika merupakan ilmu tentang buny bunyi nyii23. Dalam akustika ada 2 yang ruangan hal ya ang diperhatikan, yyaitu aitu akustika dalam ruanga an dan akustika luar ba angunan (ko kont ntro roll kebisi sing ngan an).. Kedua K du Ke duaa hal hal ini ini sangat berpe pengaruh dalam bangunan (kontrol kebisingan). berpengaruh pengolah ahan aku kust stik ka pada suatu bangunan. Ke Kedu d a ha hal ini jugaa yyang ang akan pengolahan akustika Kedua me ene nent ntuk ukan terci cipt ptanya kualitas akustika yan angg baik. menentukan terciptanya yang Dalam pertunjukan musik, penonton n yangg da data t ng uuntuk ntuk datang me m nikm kmati musik yang dilantunkan para musisi, te ent n u me meng nginginkkan menikmati tentu menginginkan suas asana yang nyaman, baik segi pandang maupun segi pendengaran. pen ndeng ngaaran an. Oleh h suasana se sebab itu, untuk mendapatkan audiovisual yang baik, pe erl r u di dila laku kukan perlu dilakukan kajian dan analisis yang matang. Dari segi visual, penonton seyogyanya dapat men nonton ppara araa menonton musisi dengan baik, walaupun berada dibarisan belakang. Da an da ari seg gi Dan dari segi akustika jug ga, ppenonton enon en onto tonn dapat menden enga garr bu buny nyii ya yyang ng dilantu unk nkan mus sis isii juga, mendengar bunyi dilantunkan musisi dengan baik pula. Oleh h ssebab ebab eb b iitu, tu, perlu ada tata susunan kursi da tu dann tentunya pengolahan desain Ak kustika agar penonton yang duduk ddii ba bagi giaa n Akustika bagian be bela laka kang ng pun pun masih masi ma sih h dapat dapa da ap t mendengarkan an suara sua uara ra da dann me meno nont ntoon pa para ra m usisi belakang menonton musisi yang m elantu l tunk nkan an suara m usik us ik m erek er eka. melantunkan musik mereka. Dallam penyusunan Da penyyus u unan konsep kon onsep peranc ncan a ga gann ak akus usti tikk gedung Dalam perancangan akustik pertunjukan terdapat berbagai berbaagai faktor or yang diperlukan antara lain 24: ung 1. Fungsi utama gedu gedung daan pemain 2. Posisi penonton dan ontruksi, bahan dan sebagainya. 3. Kondisi gedung darii segi kkontruksi, 4. Pelengkap gedung (Mechanical (Me Mech chanical dan Electrical) 23
Satwiko, Prasasto. Fisika bangunan. 2009. Yogyakarta: ANDI. Hal. 264
24
Suptandar, J Pamudji. Faktor akustik dalam perancangan desain interior. Jakarta: Djambatan,
2004. Hal.31
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
55
Dalam perancangan akustik pada ruang pertunjukan sebaiknya memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut25. 1. Kebutuhan luas lantai 1,1 sampai dengan 1,4 m² untuk setiap pemusik. mus usis isii dengan penonton pen e onton diatur agar pandangan 2. Hubungan musisi horizont ntal al dan bisa dicapai. horizontal Ked edalaman panggung pangg ggung sebaiknya tidak terlaluu be bbesar sar dan lebar. 3. Kedalaman 4. Ketinggian panggung pangg g un u g sebaiknya seba se baik i ny nyaa dinaikkan cu uku k p tinggi dan 4. cukup dileng gka kap pi dengan ruangan reso sona nans nsii uuntuk ntuk menjag ga kejernihan dilengkapi resonansi menjaga su suara. Peneempatan alat utama harus bisa terpusat at ssupaya upay ya lebih lebi le bih berperan. berper eran. 5. Penempatan Arah lalu lintas dalam gedung dijaga agar bisaa menja jami minn kkejelasan ejelaasa s n 6. Arah menjamin bunyi instrumen. ditujuka kann pa ppada daa 7. Persayaratan bangunan mekanis dan listrik di ditujukan persyaratan akustik Ada banyak teori yang sering digunakan dalam analisi is tata sua araa analisis suara pada gedung pertunjukan musik. Penulis mendapatkan dat ta darii Thee data Contruction Specifier oleh David McCandless, mengatakan ad adaa dua ha hall yang ter erpe pent ntin ing g da dala lam m de desa sain tataa su uar araa pa pada da Concert Conc Co ncer ertt Halll ialah aku ust stik ik terpenting dalam desain suara akustik ruang dan kontrol kebisingan2266.
Gambar 3.1 Illustrasi dua hal ha al penting pent nting antara noise dan ruang akustik Contrucctio on Specifier, April 1990 Sumber: Contruction
25
Suptandar, J Pamudji. Faktor akustik dalam perancangan desain interior. Jakarta: Djambatan,
2004 Hal. 33 26
McCandless,David. The Contruction Speciefer. April.1990. hal 2.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
56
Pada intinya, David mengatakan dalam desain akustika suatu ruangan, desain interior terkait dinding dalam ruang tidaklah cukup untuk mengatasi atau menciptakan suatu ruang akustik yang baik. Perlu ada penyelesaian untuk mengatasi kebisingan yang datang dari luar ruangan.
Gambar 3.2 Tipikal detil pada dua elemen penting desain ak aakustik usti tikk Sumber: Contruction Specifier, April 1990
Kemudian dari sumber lain buku Akustika Bangunan Bangun nan karya karrya y E. Mediastika, Ph.D, yang bahkan menjelaskan dengan send sendiri diri dan bbab ab unan n. terpisah antara akustik luar bangunan dan akustik dalam bangun bangunan. ngata tasi noi ois Dimana akustik luar bangunan adalah pengolahan dalam men mengatasi nois bisi sing ngan dari luar ar.. Kemudi dian akustik ddalam alam al am bangunan adal alah ah dan kebi kebisingan luar. Kemudian adalah tkaan kkualitas ualitas ruang akustik yang baik 27. pengolahan untuk mendapatk mendapatkan Dari beberap beberapa pa sumber di atas, dapat dapa p t diketahui bahwa bahw hwaa P Pengolahan eng ngol olah ahan akustika ruang dalam akus ak usti tika ka itu itu terdiri ter erdi diri ri dari darii 2 bagian bagi ba gian an besar bes esar ar yaitu yai aitu tu Pengolahan Pen engo gola laha hann ru ruan ang da dala lam m dan pengolahan ruang peng pe ngol olah ahaan rua uan ng luar. 3.1.1 Pengolahan Akustika Ru uang Dala am Gedung Pertunjukan Seni Musik Ruang Dalam 3.1.1.1 Kriteria Bunyi yang yan a g dikehendaki dikeheendaki Dalam desain akustika, aku kustika, hhal al pertama yang dilakukan adalah penncap paian yang dikehendaki dan yang akan menetukan tujuan atau pencapaian ka ruang, ada 3 macam kriteria ruangan yang dicapai. Dalam desain akustika ingin dicapai. Pertama adalah kriteria desain untuk ruang yang mengarah 27
E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 92.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
57
atau mengutamakan Speech/berbicara. Kedua adalah kriteria desain untuk ruang yang mengutamakan Music/Musik. Dan ketiga adalah kriteria ruangan yang sama-sama mengutamakan keduanya, namun cenderung lebih banyak mengedepankan salah satu sisi, walau sisi lainya tetap diutamakan. Dari dipilih Dar ri ketiga ketiga kriteria tersebut, tipe yang di dipi p lih adalah tipe musik. Kejelasan konsentrasi ini mempengaruhi Kejela asan tentang konsen entrassi in ni akan m empengaruhhi da ddalam lam menentukan (Reverberation Time). musik RT (Reverber erattio ion n Time e). RT uuntuk ntuk nt uk rruang uang ua ng m usik us ik berkisar 1, 1,00 s - 2,0 s. 3.1.1. 1.2 2 B Be ntuk Rua uang ng Pertunjukan Seni Sen enii Musik 3.1.1.2 Bentuk Ruang Bentuk uk ruang merupakan salah ssatu atu fakt at ktor or faktor
yang sangat
me mem mpen ngaruhi perhitungan akustika. Bentuk ruang ruan ang ada ada ya yang n ddapat a at ap mempengaruhi memp mpermudah danada juga yang mempersulit per rhi h tung ngan an analisi sis mempermudah perhitungan analisis ak kustik. Dalam beberapa sumber memberikan kesimpula lan ya ang sama.. akustik. kesimpulan yang P ada buku Auditorium Acoustics and Architectural Design oleh oleh M ichael ic Pada Michael Barron memberikan 4 contoh bentuk ruang penonton dan pangg ggungnya 28. panggungnya
Gambar 3.3 Contoh 4 bentuk uk ruang penonton penonton dan panggung untuk Concert Hall Sumber: Auditorium A Acoustics cous ustics and Architectural Design, 2010
Barron, Michael. Auditorium Acoustics and Achitectural Design / Michael barron – 2nd Ed. Spon Press. London dan Neywork. 2010. Hal 51.
28
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
58
Pada keempat bentuk di atas, Barron mengatakan tipe d dan b merupakan bentuk yang relevan untuk konser musik. Sedangkan, bentuk c sangat popular untuk fungsi gedung teater, dan tipe b untuk ruang pertemuan, seminar, dll. Namun dalam proses pro roses dan kenyataannya, keny nyat ataannya, bentuk ruang dapat dipilih sesuai dengann keinginan ke klien atau pemilik ik pproyek. royek. Hanya saja, yang menjadi dampaknya dampaknya ialah iala lah tingkat kesulitan dan harga harg ha rga yang tinggi pada peng ngolahan akustiknya. pengolahan Dasar Material pelingkup 3.1.1.3 3 Dasa ar Ma M terial pada pad adaa Elemen Elem El e en pelingk gkup u dalam mendesain Pada proses Pa pro ose sess ini, merupakan prosess aw aawal al dal alam am m endesain in ruang akustik. Setalah ruang pertunjukan, akus ak usti tik. S etalah mengetahui bentuk dasar ddari et ari ru ar uan angg pe pertunju jukan, selanjutkan bidang pelingkup ruang selanjjut se utkan adalah penetatapan awal material pada bida dang n pel elin ingk gkup rua ang akustik. awal elemen aku ustik. Namun, sebelum menetapkan jenis material aw wal ppada adaa el ad lem e en n pelingkup, terlebih dahulu mengetahui jenis material yang pe yan ng ada ada da dalam m sistem tata suara. Berikut adalah jenis-jenis material tersebut.
Refleksi (memantul) yang sifatnya Refleksi atau memantul adalah material yan ng si ifa fatnya ya memantulkan Material akan mema mant ntul ulka kan bunyi yang datang dat atan angg kepadanya. kepa ke p danya. Mater eria iall ini ak kan ddigunakan igunakan
pada pada
sisi-sisi sis isii-si sisii
dimana
suara
yang
aakan kann ka
pada batas dipantulkannya kepada kep pad a a pendengar/penonton masih pad da ba bata as standar RT. Berikut gambar yang yangg didapat didapa p t dari sumber sum umbe ber 29.
G b 3.4 Gambar 3 4 Pola P l pantulan l pada d material i l refleksi fl k i Sumber: Master Handbook of Acoustics, 2009 29
Everest, F. Alton; Pohlmann, Ken. C. Master Handbook of Acoustics - 5th Edition. Mc Graw Hill. New York. 2009. Hal. 96.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
59
Absorbsi (menyerap) Absorbsi merupakan kebalikan dari material reflelksi. Absorbsi merupakan material yang mempunyai sifat menyerap bunyi. Material ini ni ak kan diguna naka k an pada saat bunyi yang akan akan digunakaan dipantulkan dipa pant ntulkan ke pendengar/penonton pendengar/penonto tonn sudah melewati standar agar dengung. RT, atau aga ar tidak tercipta suara dengung ng.
(menyebar) Difusi (meny yebaar)) Lain refleksi memiliki La ain hal a dengan reflek ksi ddan an aaborbsi, borb bo rbsi, difusi m e iliki sifat em menyebarkan menyeb bar arka kan bunyi. Suara ra yang yang datang dataang kepadanya kepadan nya y akan memantul, menyebar. m emantul, namun dengan sifat menye eba bar.
Setelah Setelah mengetahui jenis-jenis material dan ffungsi-fungsinya ungsi--fu un fung ngsi sinya pa pada elemen awal elem men pelingkup, maka selanjutnya adalah tindakan awa al yang ng ddilakukan ilakukan an un ntuk menetapkan material pada elemen pelingkup. Tinda daka kann inii untuk Tindakan merupakan seiring dengan merupakan tahap awal yang nantinya akan dapat berubah se eiringg de deng n an n pencapaian RT dan Clarity yang baik. 3.1.1.4 Pemodelan Ruang Akustik dengan simulasi Ecotect enge en geta t hui dan memu utu tusk skan an bentuk ruang ya yan ng dipil lih ih,, Setelah m mengetahui memutuskan yang dipilih, an fungsii set etia iapp ma m teeri rial al, mak ka selanjutnya adalah melaku uka kann dan jenis ddan setiap material, maka melakukan meng ggu g nakan pendekatan studi simulasi Ec Eco otec ect. pemodelan ruang akustik menggunakan Ecotect. pakan salah satu pr pprogram og gram comp put utio ionnal bu buil ildi ding Ecotect merup merupakan computional building perf pe rfor orma manc ncee si simu mullation i n yang yang m enyyedi en diak akan an ffasilitas asil as ilit itas as untuk untukk pendekatan pen ende dekkatan performance simulation menyediakan desa de sain in aakustik kustik ku ik suatu rua ang n an yang ju juga sampi ping ng jug ugaa un untu tukk me meng nganalisa desain ruangan samping juga untuk menganalisa cahaya, termal, dan biaya300. Pemodelan akan dilakukan dan digambar sesuai dengan bentuk ruang akustik yang telah ddipilih. Kemudian ipilih. Ke emudian akan dilakukan kalkulasi guna menuhi kebutuhan ruang pertunjukan seni mendapatkan nilai RT yangg meme memenuhi pro ose s s penetapan material akan terus dilakukan musik ini. Kalkulasi dan proses
30
Ario Bharata, Binar Listyana. Jurnal Arsitektur. Redesain ruang sidang jurusan teknik fisika Universitas Gadjah Mada dengan studi simulasi Ecotect. Prodi Teknik, Universitas Gadjah Mada. Hal. 1.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
60
sampai nilai RT memenuhi kebutuhan. Berikut adalah contoh pemodelan dengan menggunakan software Ecotect.
Gambar G ambar 3.5 Contoh Pemodelan dengan m menggunakan enggunak en akan a E Ecotect cotect Sumber: Dokumen Pribadi
3.1.1.5 3.1. .1.5 Reverberation Time (Waktu Dengung) Setelah melakukan pemodelan dan menentukan m aterria ial,l, makaa material, sselanjutnya elanjutnya adalah kalkulasi. Dari hasil kalkulasi ter ersebu but akan tersebut menganalisis Reverberation Time (waktu dengung) yang tterjadi erjadi pad adaa pada ruang pertunjukan seni musik ini. Sesuai dengan kebutuhan RT T yang ttelah elahh diketahui, maka perombakan material dan kalkulasi akan teru us ddilakukan ilakukkan il terus sampaii mendapatkan men enda dapa patk tkan an nnilai ilai ai yang yang dibu butuhkkan an. dibutuhkan.
Gambar G b 3.6 3 6 Gambaran G b dari d i RT60 Sumber: Auditorium Acoustics and Architectural Design, 2010
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
61
Reverberation Time sendiri (RT) merupakan salah satu patokan yang cukup menentukan kualitas akustika ruangan. Reverberation Time merupakan satuan waktu detik yang dibutuhkan untuk bunyi melemah atau turun sebanyak 60dB. Seperti terlihat pada gambar 3.6. Oleh sebab itu, RT dengan RT60. RT memiliki nilai yang berbeda-beda ini juga sering disebutt de ngsii ruangan tersebut. Pada pem mba b hasan kriteria bunyi telah tergantung fun fungsi pembahasan dibahas kr ini. kriteria yang di ddipilih pilih pada perencanaan ini ni.. Maka RT-nya juga telaah ditentukan. Deng ngan n bberbagai erba er baga gai pe pertimbangan, maka ma telah Dengan RT untuk perencanaan ruang musik s-2.0 perencanaan ru ruan ang g pertunjukan senii mus usik ik iini ni ssebesar e esar 1.4 s-2 eb 2.0 s dan lebih mend ndek ekat at ke 1.4 s. mendekat Selain mempengaruhi sekaligus partner Selaain RT, ada hal lain yang mempengar aruh u i se eka kali ligu gus partne ner RT ya jug uga menjadi salah satu patokan para perencanaa an desa sain in aakustik kustik k iini. ni. yang juga perencanaan desain lain itu adalah Frekuensi. Tidak akan semua freku uensi di diup upayakan an Hal lain frekuensi diupayakan mendapatkan RT yang baik. Fokus frekuensi ini sesuai den engann pe pedo domann mendapatkan dengan pedoman awal bahwa gedung pertunjukan seni musik, yaitu fokus pa ada ffrekuensi reku re kuensi s awal pada uku Master Masster bunyi musik. Sumber yang didapatkan pada sumber bu buku mann n Handbook Of Acoustics Karya F. Alton Everest dan Ken C. Pohlm Pohlmann 8500 00H Hz ddan an mengatakan frekuensi musik itu berada pada kisaran 50-8 50-8500Hz n bbesar esar es ar ddesibel esib es ibel el 330-100dB 0-1000d 00 B31. Berikut Beri riku kutt data data yang yan angg didapatkan. dida di d patkan. dengan
Gambar 3.7 Besar Frekuensi dan desibel pada bunyi musik Sumber: Master Handbook of Acoustics, 2009 31
Everest, F. Alton; Pohlmann, Ken. C. Master Handbook of Acoustics - 5th Edition. Mc Graw Hill. New York. 2009. Hal. 82.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
62
Range frekuensi di atas juga masih terlalu luar dan besar. Akan sangat sulit mencapai RT yang baik dengan jarak frekuensi yang sangat luas tersebut. Penulis akan berkonsentrasi pada ranger frekuensi antara 250-3000Hz. Nilai ini akan menjadi menjjadi salah ah ssatu a u patokan dalam perencanaan ini. at dari ri berbagai sumber termaksuk uk bbuku uku Master Handbook of Berdasarkan da Acousticcs ddan an Akustikaa Bangunan, rumus manual untuk unt ntuk mendapatkan RT Acoustics adal alah ah32 adalah
dimana, dima man na, RT60 = reverberation time, sec V= volume of room, m3 A= total absorbtion of room, metric sabin Namun, sekarang dengan kemajuan jaman da dan te tekn knol o ogi, teknologi, penghitungan RT dapat dilakukan dengan komputerisasi, yyakni aknii de den ngan an penghitungan dengan kan deng gann menggunakan software Ecotect yang tentunya dilakuk dilakukan dengan ang terl rlebih h melakukan pemodelan dan menatapkan material pelingkup rua ruang terlebih dahulu. Rumu Ru muss ma manu nual al ttersebut e se er sebut di dike kena nall de deng ngan an R T sa sabi b ne. Ada bebera rapa pa Rumus manual dikenal dengan RT sabine. beberapa seperti Erlying, Millington, T15, T3 30, ddll. ll. cara untuk menghitung RT, se T30, alam am kkalkulasi alku al kula lasi Namun dengan Sabine, Erlying, dan Millington telah ada dal dalam meng me nggu guna naka kan n Ecotect. Ecot otec ectt. menggunakan Sete Se tellah hm engettah ahui bbesar esaar rua es ang m elal lalui u stu tudi di vvolume olum ol umee rruang, uan ang, dan Setelah mengetahui ruang melalui studi mate ma teri riall absorbsi. Maka, akan ddapat apat diketahui besarr RT pada ruang material Haasil yang didapatkan diddapatkan itu nantinya diharapkan akan pertunjukan musik ini. Hasil T dengann mengupayakan penganalisisan pada sesuai dengan standar R RT epat. penggunaan material yang ttepat.
32
Everest, F. Alton; Pohlmann, Ken. C. Master Handbook of Acoustics - 5th Edition. Mc Graw Hill. New York. 2009. Hal. 156.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
63
3.1.2 Pengolahan Akustika Ruang Luar Gedung Pertunjukan Seni Musik 3.1.2.1 Nois dan kebisingan di Lingkungan Tapak Keadaan lingkungan sangat menentukkan dalam mengatasi nois dan kebisingan. Pengenalan akan kondisi dan keadaan lingkungan am memahamii ke kead a aan lingkungan. Mengacu pada merupakan awal dalam keadaan beberapa sumbe sumber Contruction ber seperti dari buku The Cont tru ruction Specifier oleh David McCandless, terpenting McCanddle less, mengatakan mengatak kan a ada dua hal yang terpenti ting n dalam desain tata suar araa pada Concert Ha all l ia iala lahh ak akus ustiik ru ruang dan kont ntro r l kebisingan33. suara Hall ialah akustik kontrol D an tidak hanya hany ha nyaa itu itu bahkan sumber yyang angg di an dida d pat dari buk uku Akustika Dan didapat buku Bang ngun unan an Karya C hris hr isti tina Mediastik ka, m e nbahasny em nyaa dalam be ent n uk bab Bangunan Christina Mediastika, memnbahasnya bentuk kh khus usus us. Beliau Beli liaau mengatakan bahwa pada pengola laha h n ak kus u ti tika ka tidak hhanya anya khusus. pengolahan akustika m emper erd dulikan faktor internal ruangan saja, melain nka k n fa fakt ktor or ekster rnal memperdulikan melainkan faktor eksternal jju gaa merupakan hal yang penting. juga Banyak kemungkinan sumber nois yang dapat mengg ganguu aakustika kust ku s ikaa menggangu ddalam alam bangunan. Seperti lalulintas kendaraan bermotor. H al iini nii aakan kann Hal sangat menggangu terutama bila posisi ruang akustik berada di idekat jalan an. didekat jalan. Kemudian, bangunan-bangunan yang memiliki kebisingan cukup cuukup bbesar, esarr, seperti bengkel, ppabrik, abrik, dll. Sama halny ya dengan jalan, bilaa bbangunanangunaanhalnya bangun nan yyang ang an g me memi mili liki k kebisingan kebisinga gann yang yang cukup cuk ukup up besar bes esar ini berada de deka katt bangunan memiliki dekat dengan ruang akustik, maka aakan kann sangat menggangu. ka Tujuan mengenali dan memamahami lingkungan sekitar sekiita tarr ta apa pakk iini ni tapak ia iala lah h ag agar ar nnois oiss ya oi yang ng aada da ddisekitar isek is ekitar ar ttapak apak ap ak ttidak idak id ak m engg en ggan angu gu hhasil asil as il ppengolahan en ngo gola lahan ialah menggangu ru ruan ang g ak akus usti tika ka dan dan dapat dap pat diatasi. diata tasi si. Untu uk mengetahui meng nget etah hui apa apa nnoise oise oi se ppada adaa sekitar ad ruang akustika Untuk ta tapa pak k menggangu sistem m noise, noisee, seperti dalam bu buku kuny nya Christina tapak bukunya Mediastika ialah dengann pengukur uran tingkat kebisingan. Pengukuran pengukuran tersebut dapat dilakukan ddengan engan men nggunakan SLM (Sound Level Meter). menggunakan Setelah mendapatkan perh hit itungann lapangan, maka akan diketahui apakah perhitungan melewati standar NC(Noise C riteeria) seperti pada tabel di bawah ini. Criteria)
33
McCandless,David. The Contruction Speciefer. April.1990. hal 2.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
64
Tabel 3.1 Rekomendasi nilai Noise Criteria (NC) untuk fungsi tentu
Fungsi bangunan
Nilai NC yang disarankan
Identik dengan tingkat kebisingan (dBA)
Ruang konser, NC 15 – NC 25 s.d. 30 2 opera,studio rekam rek kam da dann 20 ruang lain n de dengan tingkat akusti tik k yang sangat detil akustik
Sumber Sumb Su mber er : Akustika Aku kust stik ikaa Ba Bangunan, 20 2005 005 0 2 IId entiifikasi u ntuk nt uk Mengatasi Mengaata tasi si Nois Nois Li ingkung ngan an 3.1.2.2 Identifikasi untuk Lingkungan No merupakan mer erupakan bunyi yang tidak di dike k henddak akii untuk di didengar Nois dikehendaki pada rua ang tertentu. Bahkan dalam buku Akust stik i a Ba B ngun ng unan a kkarya a ya ar pada ruang Akustika Bangunan C rist Ch stiina E. Mediastika, Ph.D, mengatakan nois selainn dapa at me meng n gang ngu Christina dapat menggangu ken nyamanan pendengaran, nois juga dapat menggangu ke ese s ha hattann 34. Oleh h kenyamanan kesehatan sebab itu, nois merupakan hal yang penting untuk diatasi. Nois is bbersifat ersifat sebab ntukk orangg subjektif. Ketika bunyi yang terjadi bahkan sekala rendah uuntuk a,t , entu tid idak k orang yang sedang melakukan kegiatan seperti berolahraga berolahraga,tentu tidak rapa patt, atau u terganggu. Namun, untuk orang-orang yang sedang melakukann rapat, sedan ng melakukan mellak me kuk kann pekerjaan pe de eti till ttentu entu ak akan an tterganggu erganggu ddengan engan bu uny nyii juga sedang detil bunyi kec ecil il saj ajaa dapat menggangu orang yang sangat san anga gat tersebut. Bahkan bunyi kecil saja erga gant ntun ung butuh ketenangan. Oleh sebab itu nois sangatlah subketif dan ter tergantung p da m pa asin as ing g masing masi ma sing ng orang ora rang ng dan keadaan keadaaan oorang rang ra ng ttersebut. erse er sebu butt. pada masing Da Dala lam no noi is ada da 3 hal yyaitu aittu ba ai ack ckground nd noi oise se (nois (no nois is latar lat atar ar bbelakang), elaakang), el Dalam nois background noise no ois isee (nois), (nois), dan ambientt noise (nois ambien)355. Nois Nois latar latar belakang noise adir tetap ddan an konstan dan tidak lebih dari 40 dB. merupakan bunyi yang ha hadir Nois sendiri adalah bunyi tidak bunyyi yang tid dak tetap, dapat timbul tiba-tiba dan bihi nois is latar belakang yaitu lebih dari 40 dB. bunyi tersebut dapat meleb melebihi
34
E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 31. 35 E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 32.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
65
Sedangkan ambien nois adalah nois gabungan dari nois latar belakang dan nois. Dalam nois ada istilah Noise Criteria (NC). Nois criteria merupakan sebuah pengukura rann yang ya mempertimbangkan dua faktor yaitu pengukuran tingkat kebisingan n ((dB) dB) dan tingkat gang gua u n nois latar belakang. Setiap ganguan ruang memp mpunyai standar NC yang berbeda-be beda. Seperti yang telah mempunyai berbeda-beda. dibaha as pada sub bab ssebelumnya, ebelum mny nya, dim man a a ruang pertunjukan pert rtun u jukan seni musik dibahas dimana me stand n ar ssebesar e esarr 300 dB. eb dB. Maka, Maka Ma ka,, ji jika ka ppengukuran engu en g kuran lapa ang n an melebihi memiliki standar lapangan standarr terseb but perlu adaa ppenangan enan en anga g n khusus us untukk mempero olah angka tersebut memperolah stan anda darr te tersebut ut. standar tersebut. S elain tabel tersebut juga terdapat kurva NC yan ng me menunjuk ukan Selain yang menunjukan sema makin rendah frekuensi, maka semakin nyaman untu tuk di dide deng n ar dan an semakin untuk didengar se emakin tinggi frekuensi maka semakin tidak nyaman untukk diden enga gar oleh h semakin didengar ttelinga elinga manusia.
Gambar 3.8 Kurva noise criteria NC Sumber : Akustika Bangunan, 2005
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
66
Dalam mengatasi nilai nois yang melebihi standar NC, maka ada 3 hal yang biasa dilakukan pada kasus-kasus seperti ini. Berikut teori yang diperolah dari buku Akustika Bangunan.
posisi Menempatkan po posi sisi si ruang akustik sejauh mungkin dari sumberr kkebisingan. ebisingan. seperti tteori eori pada buku akustika yang eo me mengatakan berrge getar dan tak ada yang ketika bunyi yang bergetar menghalangin inya, ge gelo l mbangg bunyi akan m erambat kesegala menghalanginya, gelombang merambat ar rah ah,, da dan akan nm engg en ggan angu gu rruang uang ua ng aakustik kustik36. ku arah, menggangu
Kem mudian Kemudian
jjika ikaa
de deng ngan dengan
menja auh u kan menjauhkan
tidak
jug juga
dapat
mengurangi dikaitkan meng ngu urangi kebisingan, atau ji jika ka dikai aitk tkan an dengan desain dengan pertimbangan tertentu hal itu ttidak idak ddapat id ap pat dilakuk ukan, dilakukan, maka penggangulangan lainnya ialah den nga g n me m nggu ng g naka kan dengan menggunakan barier/penghalang.
Barier
pada
hal
ini aadalah dala lahh
be k bentuk
penghalang berupa tembok dinding yang mem milikii m aterial at memiliki material yang dapat mereduksi nois yang mengarah ke ddalam alam m lingkungan tapak. Berikut gambar penjelasan dibaw wah ini. dibawah
Gambar 3.9 Perambatan Perrambatan gelombang gelo ombang bunyi yang mengenai objek akan pemantul u an, penyer rapan, dan penerusan bunyi tergantung pada mengalami pemantulan, penyerapan, kara akteristik barrier ini karakteristik Sumber er: Akustika Bangunan, 2005 Sumber:
36
E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 47.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
67
Yang ketiga merupakan penggunaan material yang dapat mereduksi atau menyerap nois pada dinding terluar bangunan.
Setelah mengatasi nois diluar bangunan, maka berikut adalah mengatasi nois yang be bera rasal dalam ba bang ngunan, namun tetap berada diluar berasal bangunan, ruang akustik. S umber-sumber kebisingan bi bias asan a ya dari selasar (hentakan Sumber-sumber biasanya suara pada dan suar ra manusia yang ng berada dan berjalan pad da selasar). Kemudian, ruang-ruang menimbulkan ruan ng-ruang yangg dapat m enim en imbu bulk lkan an kkebisingan ebis eb i ingan sepertii re restauran, dll. Cara mengatasinya jauh dengan C ara me m ngatasinya y ttidak idak id ak bberbeda erbeda jau uh deng gan cara ke ketiga pada penjelasan sebelum berhubungan penj njel elas asan a seb bel elu um ini. Dan pengatasian inii ju juga aakan kann be berhubunga gan erat dengan sangat de deng ngan ppenentual enentual material dinding dalam. Karenaa dalam m ha hall ini, san angat terkait penjelas pada terkai it dengan elemen pelingkup ruang akustik. Pada pe penjel las tteori e ri pad eo ada buku merambat buk ku Akustika Bangunan dalam mengatasi kebisingan ya yyang ngg m eram er a baat material ssecara ecara Structureborne dapat diatasi dengan menggunakan ma m teeri rial al yang dikenal tebal, berat, dan rigid namun elastis. Material tersebut dik ken e al ddengan engaa n softboardd37. Kemudian cara lainnya ialah dengan membuat ro rongga ongga ud udara daraa pada dinding, yang nantinya akan menciptakan resonansi. 3.1.2.3 3 Meng Me ngat atas asii No Nois is ddan a kebis an isin inga gan n de deng ngan an m edot ed o e Pengukuran n Mengatasi kebisingan dengan medote Tingkat Kebisingan n Untuk mengukur tingkat tingka k t kebisingan, dapat menggunakan menggunaka kann al alat Soun So und d Level Leve Le vell Meter Mete Me terr (SLM). (SLM (S LM). Penguku ura rann se seba baiikny nyaa di dila laku kuka kan da dala lam m ja jamSound Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam jam penting g pada pada aktifitas ppenting enti en ting ng pada pada area llokasi. okas ok asi. i. SLM yang baik adalah SLM angka SL adalah S LM yang memiliki memil ilik ikii an angk gka petunjuk. Dengan adanya angka ppenunnjuk, enunnjuk, maka saat melakukan pengunkuran ada buku Akustika Bangunan karya dapat dilakukan dengan mudah. P Pada apat dila akukan dengan metode angkat petunjuk Mediastika, pengukuran dap dapat dilakukan ukuraan dapat dimasukkan kedalam diagram yang nantinya hasil penguk pengukuran
37
E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 49.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
68
Histogram38. Kemudian setelah itu dapat dapat dilakukan diagram potong untuk L90, L50 dan L10.
Gambar 3.10 Contoh diagram Histogram Sumber : Akustika Bangunan, 2005
Untuk menghitung L 90 dapat digunakan de dengan eng n an n m membuat embuat em at persaman menghitung persaman luas area 10%. Kemudian L50 dengan menghitu tung lluas uass area ua 50% dan L10 dengan menghitung luas area 90%. Setelah didapatkan h did dap apatkaan ketiganya, maka kemudian akan mecari angka petunjuk equival equivalen len yaituu Leq= L50 + 0,43 (L1-L50) tingkat kebisingan equivalen Leq = ti Leq ting ngka katt ke kebi bisi singan equ quiival alen en L50 = angka petunjuk kkebisingan ebisingan 50% kebisingan L1 = aangka ngka ng ka ppetunjuk etun et unju jukk kebisi sing ngan an 1 % Dengan penanggulangan kebisingan Denga gan n menerapkan menerapk pkan metodee penanggula lang ngan n nnois oiss da oi dann ke keb bisingan di atas, diharapkan dapat m mengatasi engatasii nois dan kebisingan.
3.2 Arsitektur Modern Arsitektur modern n merupa merupakan akan arsitektur yang lahir dengan ciri khas kesederhanaannya. Walau Wal a au ssederhana ederhana tau simplealiran arsitektur ini mew wah. Modern Architectur merupakan aliran justru tampil elegan dan mewah. bentuk hasil perubahan yang kontras terhadapa aliran arsitektur pada 38
E. Mediastika, Ph.D, Christina. Akustika Bangunan : Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia. Erlangga. Jakarta. 2005. Hal. 39
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
69
jaman sebelumnya. Aliran ini merupakan aliran yang khas mengunakan metal, beton yang diperkuat dengan metal bar, bangunan modern dapat menyamai kualitas bangunan gothic tanpa membahayakan soliditas struktur bangunan39. Di dalam aliran arsitektur modern, terdapat beberapa aliran lagi, diantaranya ya aada da International Internatio iona nal Style.
3.2.1 Prinsip International In nte ternational Style P ada buku International Interna national S tyle karya kar a ya Henry –Ph hil ilip menyatakan ada Pada Style –Philip 3 prinsip prinsip desain desa sain n uutama tama ddan ta an 1 bbonus o us m on inii pr in prin i si sip. p Keempatt ppoin oin in bahkan mini prinsip. masing g-m -masing g dibahas d ba di b has per p r bab. Tig pe ga prinsip p ut uutama amaa itu adalah h Arsitektur masing-masing Tiga seba baga gaii Vo V lume me, kemudian Arsitekur seb bag agai a Ket eter erat atur uran dan pprinsip rinsip sebagai Volume, sebagai Keteraturan keti ke tig ga ada dala lah menghindari dekorasi terapan. Kemu udi d an m inii pr prinsip ya yyang ng ketiga adalah Kemudian mini dimaks di ksud adalah Surfacing g material. dimaksud
33.2.1.1 .2.1.1
Arsitektur sebagai Volume Prinsip pertama adalah Arsitektur sebagai volume. Ba angun nan n yyang angg Bangunan
membuat kesan transparan dan berbentuk kotak dengan berbagai pola, mem mbuat kes san modern. volume sangat terasa pada bangunan-bangunan arsitektur mode ern. Berawal menata bangunan untuk Berawa wall dari dari kkonsentrasi o sentrasi dalam on am m enat en ata kolom bang gun unan unt ntuk uk lebih biasanya bangunan. mendapatkan ruang lebi bihh da dari r bia asa sannya pada interior dan fasade bangu una nann. lebih Banyaknya arsitek yang leb bih i mengutamakan asimetri untukk tujuan tu uju juaan dekorasi, Hitchcock melakukannya, mutlak de deko kora rasi s , Hitc tchc hcoc ock k da ddan n Johnson juga mel elak akuk ukan annyya,, nnamun amun am un ttidak idak id ak m utllak ut seperti umumnya. Hitchock memperhatikan sepe rti ti para aarsitek rsit rs itek ek pada um umum umny nya. a. H itch hocck da dann JJohnson ohhnson memp per erha hatt ikan Kemudian analisis juga dari juga dar arii segi gi ffungsi. ungsi. Kem mudian darii segi analis i is site, s te, yang si yang ddiakui iaku ia kuii menjadi International Style masalah utama Internatio ional Styl yle terutama dalam penataan volume bangunan di atas site, ddalam alam kaitannya kaitaannya pada lingkungan site. Hal ini karena kebanyakan dari ba bangunan angunan in ini merupakan bangunan yang memiliki bentuk bangunan atau mas massa bangunan ssa s ban ngunan yang memiliki sudut 90 derajat, sedikit terlihat kaku, dan terkesan terk kes esaan memaksa, tanpa ada analsis tapak yang dil k k dilakukan. Russel Hitchcock, Henry – Johnson, Philip.The International Style. W.W Norton Company. Newyork and London 1995. Hal. 33
39
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
70
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa prinsip ini tentang volume bangunan ialah bangunan yang terlihat hanya permukaan yang membungkus volume, lebih berkesan ringan, dan lebih menginginkan ruang yang lebih pada interior dan fasad.
Gambar 3.11 Salah satu contoh bangunan International al Style Style, e, Ba Bauh Bauhaus uhaus Scho School hool Sumber : International Style, 2000
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa jelas ar arsitektur rsi s tekt ktur ur m modern o ernn od gaya g aya internasional berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan men nda dapa patkan ruang lebih, baik pada interior maupun pada fasad bangunan. 3.2.1.2 Arsitektur sebagai Keteraturan Prinsip Prinsip kedua adalah Arsitektur sebagai Keteraturan. Pr rin insip in inii mengutamakan mengolah bangunan teratur. mengut tam amak akan an ddalam alam al am m engolahh kkomposisi en omp mpos osis isii ba bang ngun unan a dengan tera atu turr. Mengutaman konsistensi dalam dal alam am desain. Misalnya, jarak dan iirama, rama ra ma, terhadap pola penataan juga dalam menggunakan bahan material al Pada prinsip pengolahan bidang seperti P ada da pr prin insi sip ini pe peng ngol olah ahan an tterutama erutam ma bi bida dang bbukaan ukaan k sepe pert rtii ppintu, intu, jendela dilakukan berulang jend je ndel elaa ddan an n ventilasi ke kerap dilaku kukkan berula lang ng ddengan enga en gann ssebuh ebu buhh irama, sama. Prinsip metode penataan yang sam ama. Prins sip ini lebih terlihat sederhana, namun cukup menarik. Berikut di di bawah merupakan merupakan salah satu contoh bangunan Walter Gropius. internation style karya Wa alter Gropi pius.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
71
Gambar G Ga mbarr 3.12 3.12 Salah satu contoh bangunan International al style, Ci City ty E Employment mploymen mp nt Sumber : International Style, 2000
Pada gambar di atas, dapat dilihat dengan jelas ppola ola pe peng pengulangan ngulangaan ya ang sering diterapkan secara teratur dan berpola pa pada bbangunan angunann an yang IIntertional ntertional Style. Pengulangan bukaan baik secara horizo ontal m a pun au horizontal maupun secara vertikal. 3.2.1.3 Menghindari dekorasi terapan Prinsip ketiga ini adalah menghindari dekorasi terap pan n. Prinsi sipp terapan. Prinsip menekankan untuk tidak menggunakan sedikitpun, ketiga iini ni m enek en ekan anka kann un ntu t k tida dakk me meng nggu guna naka kann or ornament sedikitpu pun, n simple/ bersih. kemudian jendela yang simp mple le// sederhana dan parapets yang be bers rsih ih. Prinsip ini menyatakan bahwa bangunan sendiri itu adalah h oornament. rn nam amen ent. Kemudian mengutamakan Kemu Ke mudi dian an pprinsip rins ri nsip ip ini ini jjustru ustr us truu meng ngut utam amak akan ppemilihan emil em ilih ihan an warna war arna na yyang an ng te tepat dan ba teknis Dalam da baik ik ssecara ecaraa te ec tek knis is dan ppsikologis. sikkologi si giss. D alam al am pprinsip rins ri nsip ip ini jjuga ugaa me ug menekan tida ti dak k ad ada hiasan yang lebihh baik uuntuk ntuk daripada perabo bott ru ruan ang itu sendiri, tidak perabot ruang tidak seperti rak, kursi, meja, ti idak lebih. ketiga Pada prinsip ketig ga inilah yyang ang sangat menjadi pembeda dengan terutama aliran arsitektur lain, teruta ama ssebelum ebelum arsitektur modern. Bila melihat volume bangunan olahan tentang volu lum me massa bangunan dan pola pengulangan pada fasad bangunan masih bisa kita lihat pada aliran sebelum arsitektur modern. Namun, untuk prinsip ketiga ini, tentu sangat menjadi ciri khas pada arsitektur modern gaya intersional. Menghindari dekorasi, ukiran, Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
72
motif dan segala bentuk hal yang berkaitan penambahan profil merupakan ciri khas yang kuat arsitektur modern.
Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta
73