PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh : Margarita Ika Noviantari NIM : 121414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh : Margarita Ika Noviantari NIM : 121414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” ~ Filipi 4 : 13 “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia memelihara kamu.” ~ 1 Petrus 5 : 7
Puji syukur kepada Tuhan... Skripsi ini saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa selalu menyertai dan selalu memberi penguatan kepadaku..
Bapak, Ibuk, Linda, Simbah serta seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku dalam bentuk apapun dan selalu memotivasi untuk terus berjuang..
Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan meluangkan waktu suka duka bersama.. teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah samasama berjuang.. dan kampus tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Oktober 2016
Margarita Ika Noviantari
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Margarita Ika Noviantari NIM
: 121414078
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin diri saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 19 Oktober 2016
Yang menyatakan
Margarita Ika Noviantari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Margarita Ika Noviantari, 2016. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok Materi Kubus dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada pokok materi kubus dan balok, (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok, (3) mengetahui bagaimana kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan pengajaran remedial pada pokok materi kubus dan balok di kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Sleman dengan subjek penelitian adalah tiga orang siswa kelas VIII A yang mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan balok. Data penelitian dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, tes akhir, dan dengan teknik wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) kesulitan yang dialami oleh siswa pada penyelesaian soal kubus dan balok meliputi kesulitan untuk menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok (diagonal ruang dan bidang diagonal), kesulitan dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan luas permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kubus dan balok (menentukan bentuk dari bidang diagonal, menentukan panjang diagonal ruang, dan menentukan titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok), (2) faktor-faktor penyebab kesulitan siswa antara lain faktor internal yaitu kurangnya persiapan belajar, kurangnya motivasi belajar, kurang dikuasainya materi prasyarat seperti luas persegi, luas persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta kurang terampilnya mengoperasikan perkalian bilangan bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan. Faktor eksternal dari luar subjek antara lain suasana belajar di sekolah dan di rumah yang kurang mendukung, (3) pengajaran remedial dengan metode tanya jawab dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, ditandai dengan meningkatnya keberhasilan siswa pada penyelesaian soal tes akhir. Peningkatan subjek A yaitu 50%, subjek B 45 %, dan subjek C 50%. Kata Kunci : diagnosis kesulitan belajar, kesulitan belajar, materi kubus dan balok, remediasi vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Margarita Ika Noviantari, 2016. The Diagnosis and Remediation of the Difficulties Experienced by the Students of Grade VIII A SMP Kanisius Sleman in the Academic Year 2015/2016 in the Topic of Cubes and Cuboids. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research was aimed to (1) identify the difficulties in the learning process which was experienced by students in the topic of cubes and cuboids, (2) identify the factors that cause of the difficulties of the students in doing the test with the topic of cubes and cuboids, (3) identify how the difficulties in the learning process could be overcome with a remediation on the topic cubes and cuboids for class VIII A SMP Kanisius Sleman in the academic year 2015/2016. The type of this research was exploratory research with qualitative and quantitative approaches. The research was conducted at SMP Kanisius Sleman, with the research subjects were three students of class VIII A who had difficulties in learning mathematics on the topic of cubes and cuboids. The data were collected using pre-test instruments, diagnostic tests, final test and interview techniques. Based on the results of this research, the researcher concluded that (1) the difficulties which were experienced by the subjects in solving the problems about cubes and cuboids were naming and defining some elements of cubes and cuboids (particularly plane diagonal and space diagonal), calculating the volume and surface area of cubes and cuboids, and analyzing the elements of cubes and cuboids (determining the length of the space diagonal, and determining the vertices of cuboids), (2) the factors which caused the difficulties which were experienced by the students were internal factors which were the lack of preparation of the students to learn, the lack of motivation to learn, the lack of the prerequisites materials such as square, rectangle, the formula of Pythagoras and also the lack of skills experienced by the students in operating multiplication of integers, division, and multiplication of fractions. External factors were the learning environment at school and at home which did not support the learning process, (3) the remediation with interview methods helped to overcome the difficulties of the students, that were indicated by the increase of the scores of the students on the final test or remedial test. The amount of the increase for subject A was 50%, for subject B 45%, and for subject C 50%. Keywords : diagnosis of learning difficulties, learning difficulties, the topics of cubes and cuboids, remediation
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok Materi Kubus dan Balok.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4.
Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing, memberikan saran dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc. dan Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6.
Kepala Sekolah Ibu Nur Sukapti, S.Pd dan Guru Mata Pelajaran Matematika Bapak Tatak Handaya, S.Pd serta murid-murid kelas VIII SMP Kanisius ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sleman yang telah memberikan tempat dan waktu untuk pengambilan data penelitian. 7.
Bapak, Ibu, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8.
Sahabat-sahabatku, teman-teman Pendidikan Matematika Kelas B dan seluruh teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah berjuang bersama selama ini.
9.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena berbagai macam keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 25 November 2016
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT.......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
6
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
7
F. Penjelasan Istilah ...........................................................................
8
G. Manfaat Penelitian .........................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10 A. Belajar ............................................................................................ 10 B. Belajar Tuntas ................................................................................ 11 C. Kesulitan Belajar............................................................................ 13 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Diagnosis Kesulitan Belajar........................................................... 19 E. Remediasi....................................................................................... 31 F. Kubus dan Balok ............................................................................ 39 G. Kerangka Berpikir.......................................................................... 45 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 47 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 47 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 48 C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................ 48 D. Variabel Penelitian ......................................................................... 49 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50 F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 53 G. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 56 H. Metode/Teknik Analisis Data ........................................................ 57 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 58 A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 58 B. Hasil Penelitian .............................................................................. 59 C. Pembahasan ................................................................................... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96 A. Kesimpulan .................................................................................... 96 B. Saran .............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99 LAMPIRAN ...................................................................................................... 101
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal ............................................................... 55 Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian .................................................... 58 Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal ................................................................ 61 Tabel 4.3 Hasil Tes Awal .............................................................................. 62 Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal) .................................... 63 Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Tes Awal) ............................................ 64 Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik ..................................................................... 67 Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek .............................................................. 70 Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ............................... 73 Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A ............................................................ 78 Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B ........................................................... 84 Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C ........................................................... 89 Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek................................................... 94
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH .................................................................... 39 Gambar 2 Unsur-unsur Kubus ABCD.EFGH ............................................... 40 Gambar 3 Luas Permukaan kubus ................................................................. 41 Gambar 4 Volume kubus .............................................................................. 41 Gambar 5 Balok ABCD.EFGH ..................................................................... 42 Gambar 6 Luas Permukaan Balok ................................................................. 43 Gambar 7 Volume Balok .............................................................................. 44
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Tes Ujicoba ......................................................................... 102 Lampiran 2 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Ujicoba ........... 105 Lampiran 3 Soal Tes Awal & Tes Akhir ....................................................... 122 Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Tes Awal .................................................. 125 Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik ..................................................... 126 Lampiran 6 Soal Tes Diagnostik .................................................................... 128 Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik .......................................... 133 Lampiran 8 Pedoman Wawancara ................................................................ 138 Lampiran 9 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 139 Lampiran 10 Transkrip Wawancara Subjek A ............................................... 140 Lampiran 11 Transkrip Wawancara Subjek B ............................................... 142 Lampiran 12 Transkrip Wawancara Subjek C ............................................... 144 Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pengajaran Remedial............................. 146 Lampiran 14 Pekerjaan Tes Awal Subjek (A, B, C) ...................................... 147 Lampiran 15 Analisis Tes Diagnostik ............................................................ 156 Lampiran 16 Pekerjaan Tes Akhir Subjek (A, B, C) .................................... 171 Lampiran 17 Lembar Validasi Instrumen Tes .............................................. 180 Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 182 Lampiran 19 Foto-Foto .................................................................................. 183 Lampiran 20 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 187
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Crow & Crow (1958) yang dikutip oleh Rohmah Noer (2012), menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Kebiasaan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh merupakan hasil dari belajar dan sifatnya relatif menetap dalam diri individu yang belajar. Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Syah Muhibbin (2008), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi, belajar merupakan suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan pengalaman untuk memperoleh pengetahuan yang baru berdasarkan pengalaman, pengalaman manusia berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya. Belajar menjadi landasan pokok dalam setiap usaha pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar mendapatkan tempat dan perhatian yang besar dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana manusia dalam belajar dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lembaga sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar antara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran yang terjadi adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik yang memiliki peranan penting untuk mencapai keberhasilan belajar yang optimal bagi peserta didik. Proses belajar mengajar di sekolah mengarah pada tujuan-tujuan pembelajaran tertentu sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan. Hasil dari belajar dapat dilihat dari keberhasilan belajar, berkembangnya pengetahuan dan perubahan sikap peserta didik menuju ke arah yang lebih baik. Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai dengan kriteria, salah satunya yaitu belajar tuntas. Berdasarkan pernyataan Suwarto (2013), belajar tuntas merupakan suatu sistem belajar yang mengharapkan peserta didik mencapai kompetensi atau sasaran yang sudah ditetapkan untuk dicapai peserta didik dalam waktu dan materi tertentu. Dalam hal ini, peserta didik yang dikatakan lambat belajar atau pencapaiannya jauh dibawah kriteria belajar tuntas perlu mendapatkan perhatian, bimbingan, dan kesempatan untuk dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya sehingga dapat menguasai materi dengan baik. Beberapa sekolah menerapkan kriteria ketuntasan belajar antara 70%-80% dari kompetensi dasar yang ditetapkan. Biasanya di sekolah-sekolah menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran. Salah satunya SMP Kanisisus Sleman yang menetapkan nilai KKM yaitu 65 khusus untuk mata pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mengandung banyak konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
deduktif dalam mempelajarinya sehingga matematika dinilai sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari oleh peserta didik di sekolah. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang pokok dan wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi karena ilmu dasar matematika penting digunakan di dalam semua aspek
kehidupan.
Materi
matematika
yang
dipelajari
sifatnya
berkesinambungan, dalam artian materi-materi dasar yang sudah dipelajari di sekolah dasar akan digunakan di jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas. Unsur matematika yang abstrak dan membutuhkan pengetahuan matematis yang kuat mengharuskan siswa untuk dapat menguasai setiap pokok materi pembelajaran matematika dengan baik, supaya di jenjang-jenjang selanjutnya siswa tidak mengalami kesulitan. Hasil observasi di SMP Kanisius Sleman pada bulan Mei 2016, menunjukan bahwa pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Kanisius Sleman berlangsung dengan baik. Pembelajaran matematika diampu oleh seorang guru matematika yang ramah dengan siswa dan selalu mengajarkan budaya disiplin kepada siswa. Berdasarkan wawancara dengan beliau, siswa SMP Kanisius Sleman heterogen dari segi kemampuan, keterampilan, dan tingkat kognitifnya. Pembelajaran tidak hanya meningkatkan pengetahuan, namun juga pembentukan pribadi yang baik. Metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika yaitu dengan latihan soal dan tanya jawab. Metode ini sedikit mengarah pada metode problem solving, dimana siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diminta untuk belajar berdasarkan masalah atau soal yang diberikan oleh guru. Meskipun kegiatan pembelajaran terlihat baik dan lancar, pada saat mempelajari materi pokok bangun ruang beberapa siswa menyatakan kesulitan dan banyak siswa yang hanya mengandalkan dengan menghafalkan rumus untuk menyelesaikan soal tentang bangun ruang, misalnya rumus volume, luas permukaan, dan sebagainya. Hal ini membuat siswa menjadi kebingungan ketika mendapatkan soal yang menuntut pemahaman siswa tentang bangun ruang atau soal aplikasi tentang bangun ruang sedangkan siswa hanya menghafalkan rumusnya saja sehingga menyebabkan nilai siswa tidak sesuai harapan. Pada akhirnya tidak sedikit siswa yang mengeluh sulit, terlihat tidak minat mengerjakan soal, dan ada yang hanya menunggu jawaban dari teman ketika diberikan soal. Namun, ada juga beberapa siswa yang bersemangat dalam pembelajaran, terlihat aktif menjawab pertanyaan guru dan mau mengerjakan soal, tetapi nilai tesnya dibawah KKM. Dalam pembelajaran matematika sebagian besar siswa mendapatkan nilai dibawah KKM di setiap tes evaluasi pembelajaran, namun juga ada beberapa siswa yang nilainya jauh diatas KKM. Hal ini ditunjukkan dari hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang menunjukkan bahwa siswa yang tuntas hanya 15% - 25% atau 3 – 5 orang saja di setiap kelasnya, dan sebagian besar siswa terdaftar mengikuti remidi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bagi siswa yang nilainya belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM upaya yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan remidi. Kegiatan remidi biasa dilakukan untuk memperbaiki nilai tes atau memperbaiki nilai rapot, sehingga remidi ini diadakan setelah tes akhir semester. Remidi yang dilakukan adalah dengan meminta siswa mengerjakan kembali soal tes tersebut sehingga siswa diharapkan mendapatkan nilai yang lebih baik atau mencapai KKM. Kegiatan remidi bertujuan untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar atau mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, kegiatan remidi baiknya dilakukan oleh guru saat setelah diketahui beberapa siswa tidak tuntas atau sebagian besar gagal dalam mempelajari suatu materi. Hal ini dilakukan melalui sebuah pembelajaran remedial atau bimbingan individual dengan metode yang sesuai bagi siswa. Banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mempelajari materi matematika bisa menjadi indikasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok Materi Kubus dan Balok.” untuk mengetahui berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi kubus dan balok, mengetahui sebab-sebab siswa mengalami kesulitan tersebut, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu: 1. Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM di setiap tes evaluasi mata pelajaran matematika. 2. Sebagian siswa mengaku mengalami kesulitan dalam mempelajari materi bangun ruang terutama kubus dan balok. 3. Banyak siswa hanya mengandalkan hafalan dalam mempelajari materi kubus dan balok. 4. Kegiatan remediasi dilakukan setelah tes akhir semester.
C. Pembatasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya menemukan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal tentang kubus dan balok, menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa pada pokok materi kubus dan balok, dan upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan melaksanakan pengajaran remedial.
D. Rumusan Masalah Beberapa rumusan permasalahan berdasarkan latar belakang dan masalah yang teridentifikasi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan balok? b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok? c. Bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengatasi kesulitan pada pokok materi kubus dan balok?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan balok. b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok. c. Mengetahui bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengatasi kesulitan pada pokok materi kubus dan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Penjelasan Istilah Beberapa istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut agar penelitian ini mempunyai makna yang tidak kabur. 1. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari tujuh puluh lima). Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes. 2. Diagnosis kesulitan belajar Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menemukan letak kesulitan dan jenis kesulitan yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif. 3. Remediasi Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan. Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang berhasil. 4. Kubus dan Balok a.
Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah daerah persegi yang kongruen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b.
Balok merupakan merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang daerah persegi panjang, yang masing-masing pasang kongruen dan letaknya saling berhadapan. Berdasarkan istilah-istilah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan
maksud dari judul penelitian ini adalah mendiagnosis siswa untuk menentukan kesulitan belajar matematika, mencari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut, serta meremediasi kesulitan belajar matematika siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan balok.
G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar matematika khususnya pada materi kubus dan balok. 2. Bagi Guru Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan memberikan gambaran dalam mengadakan diagnosis dan remediasi belajar untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi peneliti untuk mengadakan diagnosis dan remediasi bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika ketika sudah memasuki dunia kerja sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar Belajar adalah suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki individu untuk memperoleh suatu pengetahuan baru yang berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. Hasil dari proses belajar ditandai dengan perubahan sikap dan berkembangnya pengetahuan yang dimiliki individu yang belajar. Rohmah Noer (2012) menyatakan bahwa belajar adalah key term, ‘istilah kunci’ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Syah Muhibbin (2008) belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik di sekolah, di lingkungan rumah, atau di dalam keluarga. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli seperti dikutip dalam Buku Psikologi Pendidikan yang ditulis oleh Syah Muhibbin (2008), antara lain: 1.
Menurut Chaplin, belajar dikemukakan dalam dua rumusan. Rumusan pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua, belajar
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. 2.
Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
3.
Menurut Reber, belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
4.
Menurut Biggs, belajar didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya, belajar sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari, dan belajar sebagai proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai suatu proses memperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
B. Belajar Tuntas Belajar tuntas adalah sebuah filsafat tentang kegiatan belajar siswa dan seperangkat teknik implementasi pembelajaran (Burns, 1987). Belajar tuntas memandang masing-masing siswa sebagai individu yang unik, yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
antara satu dengan yang lainnya, yang mempunyai hak yang sama untuk mencapai keberhasilan belajar optimal. (“Belajar Tuntas”, Jurnal Pendidikan Luar Biasa, diakses pada 5 Desember 2016) Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas dengan memberikan kualitas pembelajaran yang sesuai dan memberi perhatian khusus bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar. (“Mastery Learning: Teori dan Praktis”, 2013) Suwarto (2013) dalam bukunya Pengembangan Tes Diagnostik juga mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan belajar tuntas, antara lain: 1.
Ischak & Warji menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan instruksional umum dari suatu unit pembelajaran. Tujuan umum dilaksanakannya prinsip belajar tuntas adalah agar tujuan intruksional dapat dicapai secara optimal sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.
2.
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ada empat prinsip yang utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu: (1) kompetensi yang harus dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis; (2) evaluasi yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap komponen harus diberikan feedback; (3) pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan dimana diperlukan; (4) pemberian program pengayaan bagi siswa yang mencapai ketuntasan belajar lebih awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
C. Kesulitan Belajar 1.
Pengertian kesulitan belajar The Board of the Association for Children and Adulth with Learning Disabilities (ACALD) seperti yang dikutip oleh Abdurrahman (2009) mengemukakan definisi sebagai berikut: a.
Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber
neurologis
yang
secara
selektif
mengganggu
perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau nonverbal. b.
Kesulitan
belajar
khusus
tampil
sebagai
suatu
kondisi
ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki intelegensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensori yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya. c.
Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan, pekerjaan, sosialisasi, dan/atau aktivitas kehidupan sehari-hari sepanjang kehidupan. Menurut Mulyadi (2010), pada umumnya “kesulitan” merupakan
suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari tujuh puluh lima), yang terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes. Suwarto (2013) mengemukakan pendapat bahwa kesulitan karena mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan untuk memahami konsep yang berikutnya. Dalam buku Pengembangan Tes Diagnostik karangan Suwarto (2013), Djamarah mengemukakan bahwa adanya kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari gejala sebagai berikut: (1) menunjukkan prestasi belajar rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di kelas); (2) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas; (4) sikap yang menunjukkan kurang wajar; (5) menunjukkan tingkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.
Komponen utama kesulitan belajar Lovit (1989) seperti yang dikutip oleh Runtukahu & Selpius Kandou (2014) mengemukakan beberapa komponen kesulitan belajar yang utama adalah sebagai berikut: a.
Perhatian Perhatian adalah kemampuan untuk memilih stimulus (rangsangan) dari sekian banyak stimulus ia dapat belajar. Kesulitan belajar terkait respons pada stimuli apa saja yang dihadapinya. Jika siswa tidak mampu memilih stimulus yang menunjang belajar, ia tidak tahan belajar dan tidak dapat memusatkan perhatian pada belajar
b.
Mengingat (memory) Mengingat adalah kemampuan untuk meningkatkan apa yang telah didengar, dilihat, dan dialami waktu belajar. Kesulitan belajar biasanya kurang atau tidak mampu dalam mengingat kembali apa yang telah dipelajari.
c.
Persepsi Ketidakmampuan untuk mengerti melalui terjemahan simbol menyebabkan gangguan orientasi kiri-kanan, orientasi spasial, dan belajar motorik serta melihat satu objek secara menyeluruh walaupun yang disajikan adalah bagiannya.
d.
Berpikir Kesulitan utama dalam operasi kognitif ialah adanya kelainan dalam berpikir, seperti pemecahan masalah, pembentukan konsep, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
asosiasi. Pemecahan masalah matematika membutuhkan kemampuan membuat analisis dan sintesis, yaitu perilaku yang dapat membantu anak mengadakan respons atau beradaptasi dengan situasi baru. Pembentukan suatu konsep sangat tergantung pada kemampuan mengklasifikasi objek dan peristiwa. e.
Bahasa Kelainan jenis ini banyak ditemukan pada anak berkesulitan belajar yang tidak dapat berbicara dan tidak dapat mengadakan respons terhadap suatu perintah atau pernyataan verbal seperti yang dilakukan anak-anak normal.
3.
Klasifikasi Kesulitan Belajar Abdurrahman (2009) mengemukakan bahwa secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu: a.
Kesulitan
belajar
yang
berhubungan
dengan
perkembangan
(developmental learning disabilities) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan umumnya sukar diketahui baik oleh orang tua maupun oleh guru karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang akademik. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk keterampilan berikutnya. b.
Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalankegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan.
Kegagalan-kegagalan
tersebut
mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan/atau matematika. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. 4.
Jenis dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bervariasi tingkat dan jenisnya. Entang (1984) menjelaskan jenis dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain: a.
Ada sejumlah siswa yang belum dapat mencapai tingkat ketuntasan tertentu akan tetapi hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian yang sukar dari seluruh bahan yang harus dipelajarinya.
b.
Sekelompok atau beberapa siswa belum dapat mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum dikuasainya atau mungkin juga karena proses belajar yang ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karakteristik siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut mendapat kesulitan
dalam
menempuh
proses
belajar
yang
harus
dilaksanakannya. c.
Secara konseptual siswa yang bersangkutan tidak menguasai bahan yang dipelajari secara keseluruhan. Tingkat penguasaan bahan (ketuntasannya)
sangat
rendah.
Konsep-konsep
dasar
tidak
dikuasainya, bahkan tidak hanya bagian yang sukar tidak difahaminya mungkin bagian-bagian yang sedang dan mudah tidak dapat dikuasainya dengan baik. Terhadap jenis tingkat kesulitan yang dihadapi siswa semacam ini perlu bantuan dan penanganan khusus dan individual. 5.
Kesulitan belajar matematika Jamaris Martini (2014) mengemukakan bahwa kesulitan yang dialami oleh anak yang berkesulitan matematika adalah sebagai berikut: a.
Kelemahan dalam menghitung. Siswa tersebut melakukan kesalahan karena mereka salah membaca simbol-simbol matematika dan mengoperasikan angka secara tidak benar.
b.
Kesulitan dalam mentransfer pengetahuan. Siswa tidak mampu menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kenyataan yang ada.
c.
Pemahaman bahasa matematika yang kurang. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan yang bermakna matematika seperti yang terjadi dalam memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
masalah hitungan soal yang disajikan dalam bentuk cerita. Pemahaman tentang cerita perlu diterjemahkan ke dalam operasi matematika yang bermakna. d.
Kesulitan dalam persepsi visual. Siswa mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang membutuhkan kemampuan dalam menggabungkan kemampuan berpikir abstrak dengan kemampuan persepsi visual, misalnya dalam menentukan bentuk yang akan terjadi apabila tiga gambar W W W dirotasi.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien. (Abdurrahman, 2009) 1.
Prinsip diagnosis Ada beberapa prinsip diagnosis yang perlu diperhatikan oleh guru bagi anak berkesulitan belajar. Menurut Abdurrahman (2009) prinsip-prinsip tersebut adalah : a.
Terarah pada perumusan metode perbaikan. Diagnosis hendaknya mengumpulkan berbagai informasi yang bermanfaat untuk menyusun suatu program perbaikan atau program pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b.
Efisien Diagnosis kesulitan belajar sering berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal semacam ini dapat menjemukan, sehingga dapat berpengaruh buruk terhadap motivasi belajar anak. Diagnosis hendaknya berlangsung sesuai dengan derajat kesulitan anak.
c.
Menggunakan catatan kumulatif dan memperhatikan berbagai informasi yang terkait. Catatan kumulatif dibuat sepanjang tahun kehidupan anak di sekolah. Catatan semacam itu dapat memberikan informasi yang sangat berharga dalam pengajaran remedial. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan pengelompokan yang sesuai dengan tingkat kesulitan belajar anak.
d.
Valid dan reliabel Dalam melakukan diagnosis hendaknya digunakan instrumen yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (valid) dan instrumen tersebut hendaknya juga yang dapat diandalkan (reliable). Informasi yang dikumpulkan hendaknya hanya yang tepat, yang dapat dijadikan landasan dalam menentukan program pengajaran remedial.
e.
Penggunaan tes baku (kalau mungkin) Tes baku adalah tes yang telah dikalibrasi, yaitu tes yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Berbagai tes psikologis terutama tes inteligensi umumnya merupakan tes baku yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tetapi tidak demikian halnya dengan tes prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
belajar yang umunya dibuat guru. Di Indonesia tes prestasi belajar yang baku masih merupakan barang langka, lebih-lebih yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena menyusun tes baku lebih sulit dan memerlukan biaya tinggi dibandingkan dengan tes hasil belajar biasa. f.
Penggunaan prosedur informal Guru hendaknya memiliki perasaan bebas untuk melakukan evaluasi dan tidak terlalu terikat secara kaku oleh tes baku. Di negara yang masih belum banyak dikembangkan tes baku, hasil observasi guru memegang peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis kesulitan belajar anak. Dari observasi informal sering dapat diperoleh informasi yang bermanfaat bagi penyusunan program pengajaran remedial.
g.
Kuantitatif Keputusan-keputusan dalam diagnosis kesulitan belajar hendaknya didasarkan pada pola-pola sekor atau dalam bentuk angka. Bila informasi tentang kesulitan belajar telah dikumpulkan, maka informasi tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga sekorsekor dapat dibandingkan. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui kesenjangan antara potensi dengan prestasi belajar anak saat pengajaran remedial akan dimulai. Informasi yang kuantitatif juga memungkinkan bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pengajaran remedial yang diberikan kepada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
h.
Berkesinambungan Kadang-kadang anak gagal mencapai tujuan pengajaran remedial yang telah dikembangkan berdasarkan hasil diagnosis. Dalam keadaan semacam ini perlu dilakukan diagnosis ulang untuk landasan penyusunan program pengajaran remedial yang lebih efektif dan efisien.
Dengan
demikian,
diagnosis
dilakukan
secara
berkesinambungan untuk memperbaiki atau meningkatkan efektivitas dan efisiensi program pengajaran remedial. 2.
Prosedur dan teknik diagnosis Langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar menurut Entang (1984) antara lain sebagai berikut: a.
Langkah 1: Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu: menandai siswa dalam satu kelas atau satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya lebih khusus dalam mata pelajaran tertentu; atau dengan teknik-teknik meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik, menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya, observasi pada saat pembelajaran, memeriksa buku catatan pribadi, dan melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Langkah 2: Melokalisasikan letaknya kesulitan (permasalahan). Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka selanjutnya yang perlu ditelaah adalah: 1) Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu, sehingga menjawab persoalan apakah kesulitan itu terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang studi tertentu saja. 2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah kesulitan itu terjadi. Burton mengatakan bahwa pada langkah ini pendekatan
yang
paling
tepat
(kalau
ada)
seyogyanya
menggunakan tes diagnostik. Test diagnostik itu pada hakekatnya adalah tes prestasi belajar (TPB atau THB). Dengan demikian dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang khusus dipersiapkan untuk keperluan ini, maka analisa masih tetap dapat dilakukan dengan menggunakan naskah jawaban ujian tengah semester atau akhir semester. 3) Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi. 4) Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa strategi pendekatan, yaitu dengan
pelaksanaan
pengumpulan
informasi
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengidentifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan cara evaluasi reflektif, formatif, dan sumatif, atau dengan desain prepost-test dan bisa dilakukan dengan tes diagnostik. c.
Langkah 3: Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan. Secara garis besar penyebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yang berasal dari dalam diri dan luar diri individu, yaitu: 1) Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri murid itu sendiri. Hal ini antara lain mungkin disebabkan oleh : a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui test tertentu. b) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena sakit dan sebagainya. c) Gangguan yang bersifat emosional. d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran-pelajaran tertentu. e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang murid untuk aktif antisifatif (kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif “student active learning”). b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel. c) Ketidakseragaman pola dan standard administrasi. d) Beban studi yang terlampau berat. e) Metoda mengajar yang kurang memadai. f)
Sering pindah sekolah.
g) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar. h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan aktivitas belajar. Untuk mengenal faktor di atas dapat dipergunakan berbagai cara dan alat, antara lain: tes kecerdasan, tes bakat khusus, skala sikap baik yang sudah standard maupun yang secara sederhana bisa dibuat oleh guru, inventory, wawancara dengan murid yang bersangkutan, mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun di luar kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-temannya bila dipandang perlu. d. Langkah 4: Perkiraan kemungkinan bantuan. Setelah mengetahui letak kesulitan siswa, jenis dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka dapat diperkirakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a.
Siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.
b.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu.
c.
Waktu dan tempat pertolongan itu dapat diberikan.
d.
Orang yang dapat memberikan pertolongan.
e.
Cara untuk menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara efektif.
f.
Siapa saja yang harus dilihat sertakan dalam menolong mahasiswa tersebut.
e.
Langkah 5: Penetapan kemungkinan cara mengatasinya. Langkah yang kelima ini adalah langkah menyusun satu rencana atau beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu. Rencana ini hendaknya berisi: 1) Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut. 2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang. Ada
baiknya
dikomunikasikan
rencana
dengan
ini
dapat
pihak-pihak
didiskusikan yang
dan
dipandang
berkepentingan yang kelak diperkirakan akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti penasehat akademis, guru, orangtua, pembimbing penyuluh dan ahli lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
f.
Langkah 6: Tindak lanjut (Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Bantuan). Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat berupa: 1) Melaksanakan
bantuan
berupa
melaksanakan
pengajaran
remedial untuk mata pelajaran tertentu. 2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu (guru/dosen) dalam memberikan bantuan kepada siswa dan kepada dosen yang sedang melaksanakan kegiatan pengajaran remedial. 3) Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mencek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi. 4) Mentransfer atau mengirim (referal case) siswa yang menurut perkiraan kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru maupun guru pembimbing atau penyuluh atau guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah. Transfer bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain (psikolog, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat membantu siswa yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.
Tes diagnostik Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes diagnostik dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Dengan demikian tes diagnostik sangat penting dalam rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera apabila guru atau pembimbing peka terhadap siswa tersebut. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. (Suwarto, 2013) a.
Penaksiran Diagnostik Menurut Nitko & Brookhart seperti yang dikutip oleh Suwarto (2013) ada enam pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah pembelajaran, antara lain: 1) Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada suatu bidang. Pendekatan ini digunakan untuk melaporkan profil kekuatan dan kelemahan siswa dalam mata pelajaran di sekolah. Suatu mata pelajaran sekolah dibagi ke dalam bagian-bagian, dimana masing-masing bagian dianggap sebagai ciri atau kemampuan yang terpisah. Penaksiran diagnostik ini sangat bermanfaat untuk membentuk kelompok-kelompok di kelas, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
terdiri dari kelompok siswa-siswa kuat dan siswa-siswa yang lemah. 2) Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat. Pendekatan
ini
mengeksplorasi
apakah
siswa-siswi
tertinggal dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan atau keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran yang akan datang. Caranya adalah dengan membuat suatu hierarki dari suatu target pembelajaran kemudian melakukan analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat yang harus dipahami oleh siswa. 3) Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak dikuasai. Pendekatan ini memusatkan penaksiran pada target-target yang penting dan spesifik dari tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk mengukur keberhasilan dari masing-masing target pembelajaran. Informasi-informasi diagnostik yang ingin diperoleh dari pendekatan ini adalah suatu daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak dikuasai. 4) Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru mengidentifikasi dan mengklasifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memberi pelajaran remidi. Mewawancarai siswa adalah cara terbaik untuk menemukan banyak kekeliruan pada siswa dengan meminta siswa menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan sebuah soal, menjelaskan mengapa menjawab seperti itu dan memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal. 5) Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa. Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep adalah cara grafis untuk merepresentasikan bagaimana seorang siswa memahami hubungan konsep-konsep yang utama dalam materi pelajaran. 6) Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan soal cerita. Pendekatan ini berpusat pada pendiagnosisan apakah siswa memahami komponen-komponen soal cerita. Diagnosis di dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan mereka terletak pada pengetahuan linguistik dan faktual, pengetahuan skematis, pengetahuan strategis, atau pengetahuan algoritmis. b. Macam-macam Tes Diagnostik Beberapa macam tes diagnostik yang pernah digunakan menurut Suwarto (2013) antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda. 2) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai alasan. 3) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai pilihan alasan. 4) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda dan uraian. 5) Tes diagnostik dengan instrumen uraian.
E. Remediasi 1.
Pengertian remediasi Remediasi dapat
diartikan sebagai tindakan atau proses
penyembuhan. Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan. Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan sebagai
suatu
kegiatan
yang
dilaksanakan
untuk
memperbaiki
pembelajaran yang kurang berhasil, kegiatan remediasi dilakukan dalam bentuk pengajaran remedial atau bimbingan individual. Pengajaran remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan setelah adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. (Abdurrahman, 2009) 2.
Prinsip pengajaran remedial Berbagai prinsip pengajaran remedial matematika menurut Abdurrahman (2009) antara lain: a.
Menyiapkan anak untuk belajar matematika. Banyak anak berkesulitan belajar matematika yang penyebabnya adalah kurangnya kesiapan anak untuk mempelajari bidang studi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan waktu dan tenaga untuk membangun kesiapan belajar agar anak tidak mengalami banyak masalah dalam bidang studi matematika.
b.
Maju dari konkret ke abstrak. Siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan baik jika pengajaran mulai dari yang konkret ke abstrak. Pada tahapan konkret, siswa memanipulasi berbagai objek nyata dalam belajar keterampilan. Pada tahap abstrak, siswa dapat menggantikan gambar atau simbol grafis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c.
Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang. Jika siswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai konsep secara hampir otomatis, maka mereka memerlukan banyak latihan dan ulangan.
d.
Generalisasi ke situasi baru. Siswa
memperoleh
kesempatan
yang
cukup
untuk
menggeneralisasikan keterampilan mereka ke dalam banyak situasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh keterampilan dalam mengenal dan mengaplikasikan operasi-operasi komputasional terhadap situasi baru yang berbeda-beda. e.
Menyadari kekuatan dan kelemahan siswa. Sebelum membuat keputusan tentang teknik yang akan digunakan untuk mengajar siswa, guru harus memahami kemampuan dan ketidakmampuan siswa, termasuk penguasaan matematika dan operasi-operasi yang dapat dilakukan oleh siswa.
f.
Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan matematika.
g.
Menyajikan program matematika yang seimbang. Program matematika yang seimbang mencakup kombinasi antara tiga elemen, yaitu: konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.
h.
Penggunaan kalkulator. Kalkulator dapat digunakan setelah siswa memiliki keterampilan kalkulasi, dengan tujuan untuk menanamkan penalaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.
Langkah-langkah pengajaran remedial Menurut Entang (1984), pengajaran remedial merupakan langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini harus dilandasi kegiatan diagnosis. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan pengajaran remedial menurut Entang (1984), antara lain: a.
Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih definitif tentang seorang siswa dengan
permasalahan
yang
dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya. b.
Melakukan alternatif tindakan. Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bantuan. Merencanakan kegiatan alternatif tindakan ini dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa: 1) Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberi petunjuk antara lain: a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat dalam bahan bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan. c) Membuat
pertanyaan-pertanyaan
yang
bermaksud
mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut. d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar. e) Menyediakan
bahan
lain
yang
bisa
dibaca
agar
mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari. f)
Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring. 3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan sematamata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Jika masalah ini sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remidial seperti pada butir a dan b. c.
Evaluasi pengajaran remidial. Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran remidial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan misalnya 75% taraf penguasaan (level of mastery). Bila ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali diagnosis (re-diagnosis), prognosis, dan pengajaran remidial berikutnya. Dan demikian daur/siklus ini akan berulang terus.
4.
Metode pengajaran remedial Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak selanjutnya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengajaran remedial seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010) yaitu: a.
Pemberian Tugas Metode pemberian tugas ialah suatu metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian mereka diminta pertanggungjawaban atas tugas-tugas tersebut. Metode pemberian tugas dapat juga digunakan dalam langkah mengenal kasus murid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang mengalami kesulitan belajar disamping juga untuk mengenal jenis dan sifat kesulitan belajar. b.
Diskusi Metode diskusi adalah sebagai suatu proses pendekatan dari murid dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah menemukan pemecahan masalah, suatu pertemuan pendapat yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial metode diskusi digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dan kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan cara sekelompok murid yang menghadapi kesulitan sama secara bersama-sama mendiskusikan cara-cara pembuatan tugas. Dengan demikian murid dapat saling membantu memperbaiki kegiatan belajarnya. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.
c.
Tanya Jawab Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan belajar. Metode tanya jawab selain sebagai bentuk bantuan, juga dapat digunakan sebagai langkah pengenalan kasus dan langkah diagnosis dalam keseluruhan proses pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
d.
Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antara anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada murid yang mengalami kesulitan belajar.
e.
Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan metode tutor sebaya, ternyata tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok dan dalam hal tertentu tutor dapat berperan sebagai pengganti guru.
f.
Pengajaran Individual Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid belajar lebih giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitankesulitannya.
F. Kubus dan Balok c.
Kubus Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah daerah persegi yang bentuk dan ukurannya sama (kongruen).
Gambar 1. Kubus ABCD.EFGH a.
Bagian-bagian kubus Kubus terdiri dari beberapa bagian yang membentuk kubus, antara lain: 1) Sisi kubus Sisi kubus adalah suatu daerah persegi (permukaan kubus) yang membatasi bangun ruang kubus. Kubus terdiri dari enam sisi yang bentuk dan ukurannya sama. 2) Rusuk kubus Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada sebuah kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Titik sudut Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus. 4) Diagonal sisi atau diagonal bidang Diagonal sisi kubus adalah ruas garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi. 5) Diagonal ruang Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi yang sama. 6) Bidang diagonal Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama dan dua diagonal sisi yang sejajar.
diagonal sisi
diagonal ruang
bidang diagonal
Gambar 2. Unsur-unsur kubus ABCD.EFGH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b.
Luas permukaan dan volume kubus Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh bidang (permukaan) kubus atau luas jaring-jaring kubus.
Gambar 3. Luas permukaan kubus Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka: Luas permukaan kubus = 6 x sisi kubus = 6 x (s x s) = 6s2 Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu kubus. s
s s
Gambar 4. Volume kubus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka: Volume kubus
=sxsxs = s3
d. Balok Balok merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang daerah persegi panjang, yang masing-masing pasang sama bentuk dan ukurannya, dan letaknya saling berhadapan.
Gambar 5. Balok ABCD.EFGH a.
Bagian-bagian balok Seperti halnya dalam kubus, balok juga mempunyai bagian-bagian balok yaitu: 1) Sisi balok Sisi balok adalah suatu daerah persegi panjang (permukaan balok) yang membatasi bangun ruang balok. 2) Rusuk balok Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua bidang sisi pada sebuah balok. 3) Titik Sudut Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4) Diagonal sisi Diagonal sisi balok adalah ruas garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi balok. 5) Diagonal ruang Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi yang sama. 6) Bidang diagonal Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama dan dua diagonal sisi yang sejajar. b.
Luas permukaan dan volume balok Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh bidang (permukaan) balok atau luas jaring-jaring balok.
t 2
l p 1
3 4
Gambar 6. Luas permukaan balok
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Jika panjang balok p, lebar balok l, dan tinggi balok t, maka: Luas permukaan balok = Jumlah luas sisi balok = Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 +Luas 4 + Luas 5 + Luas 6 = (l x t) + (p x t) + (p x l) + (p x t) + (l x t) + (p x l) = 2(p x l) + 2(p x t) + 2(l x t) = 2 (pl + pt + lt) Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume balok adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu balok.
t
l p
Gambar 7. Volume balok Volume balok = Luas alas x tinggi = (p x l) x t =pxlxt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Kerangka Berpikir Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit untuk dipelajari oleh para siswa. Dalam kenyataan di kelas, terdapat siswa yang mampu belajar matematika dengan baik, adapula yang dikatakan gagal dalam mempelajari suatu materi matematika yang ditunjukkan dengan rendahnya perolehan nilai akademiknya. Bagi siswa yang dikatakan kurang mampu atau gagal dalam menyelesaikan tes tersebut diindikasikan siswa tersebut memiliki kesulitan belajar matematika. Ciri-ciri siswa yang memiliki kesulitan belajar dapat dilihat dari perolehan nilai yang jauh dibawah nilai standar, serta sulitnya siswa menguasai suatu materi pembelajaran, sehingga perlu diberikan remediasi. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu untuk mengetahui kesulitan siswa dan berupaya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa supaya tidak ada siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar atau tertinggal dalam menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami kesulitan belajar guru perlu melakukan kegiatan diagnosis, yaitu menemukan letak dan penyebab kesulitan belajar kemudian merancang dan menentukan langkah kegiatan remediasi yang sesuai yaitu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. Dengan demikian kesulitan belajar yang dialami siswa dapat teratasi dengan baik melalui bantuan kegiatan remediasi. Oleh karena itu, penelitian ini mengarah pada kegiatan diagnosis dan remediasi untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
matematika. Penelitian ini memberikan gambaran langkah-langkah kegiatan diagnosis dan kegiatan remediasi serta mendeskripsikan kesulitan belajar yang dialami siswa yang ditinjau dari penyelesaian soal matematika pada materi kubus dan balok. Alur dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tes Awal
Identifikasi Subjek Tes Diagnostik
Diagnosis
Wawancara Remediasi
Tes Akhir
Pada akhirnya nanti, hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah kegiatan diagnosis dan remediasi yang dilakukan peneliti ini dapat membantu subjek siswa mengatasi kesulitan belajar matematika pada materi kubus dan balok melalui proses pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjajagi sesuatu apabila pengetahuan peneliti terhadap objek tersebut masih sangat sedikit atau terbatas, atau dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan dilakukannya suatu penelitian lanjutan yang lebih lengkap. Termasuk dalam jenis penelitian adalah kegiatan pengembangan atau penentuan suatu peralatan atau prosedur. Sifat penelitian ini masih terbuka dan mencari-cari (Kartiko Widi, 2010). Dalam hal ini peneliti memusatkan perhatian pada masalah kesulitan siswa dalam belajar dan menyelesaikan soal matematika pada materi kubus dan balok dan upaya mengatasi kesulitan tersebut. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan dalam proses analisis data hasil belajar siswa dan dampak dari pembelajaran remedial sebagai upaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan dalam proses diagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa dan mendeskripsikan data.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2015/2016 pada bulan Juni. Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Sleman yang terletak di Jalan Bhayangkara 17 Triharjo Sleman Yogyakarta.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah tiga orang siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman yang mengalami kesulitan belajar matematika pada materi kubus dan balok. Untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut digunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Mulyadi, 2010) yaitu dengan PAP (Penilaian Acuan Patokan) dengan langkah sebagai berikut: a.
Peneliti menetapkan angka kualifikasi minimal yang digunakan sebagai batas lulus.
b.
Peneliti membandingkan angka nilai hasil tes awal siswa dengan nilai batas lulus dan mencatat murid yang posisi angka nilai atau prestasinya berada di bawah nilai batas lulus tersebut.
c.
Peneliti menghimpun semua siswa yang mempunyai angka nilai atau prestasi di bawah angka nilai atau prestasi di bawah angka minimal nilai batas lulus tersebut.
d.
Peneliti memberikan prioritas layanan kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan paling berat atau yang paling banyak membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kesalahan, dalam penelitian ini yaitu siswa-siswa yang mendapatkan skor terendah pada hasil tes awal. Selain itu, penentuan subjek siswa yang mengalami kesulitan belajar juga mempertimbangkan pendapat dan kesan dari guru matematika yang setiap hari berinteraksi dengan siswa dan memahami karakteristik siswa, sehingga subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah siswa yang benar-benar menjadi prioritas untuk diberikan bantuan. 2.
Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada materi kubus dan balok.
D. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini, antara lain: 1.
Kesulitan-kesulitan subjek dalam menyelesaikan soal-soal dengan materi kubus dan balok.
2.
Faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan pada materi kubus dan balok.
3.
Pengajaran remedial yang digunakan untuk membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
E. Metode Pengumpulan Data 1.
Tes Awal Tes awal merupakan soal tes uji coba yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian direvisi dan divalidasi oleh pakar/ahli. Tes awal ini bertujuan untuk menentukan subjek siswa yang mengalami kesulitan pada materi kubus dan balok dan untuk menemukan kesulitan pada materi kubus dan balok berdasarkan letak kesalahan siswa. Tes awal ini disusun berdasarkan tujuan tes tersebut dan cakupan materi kubus dan balok. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut kemudian disusun soal tes awal berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal yang mencakup seluruh materi kubus dan balok sejumlah 20 butir soal meliputi materi unsur-unsur kubus dan balok, volume dan luas permukaan kubus dan balok, serta hubungan keruangan antara kubus dan balok. Penyusunan tes awal ini melalui beberapa tahap, yaitu: a. Tahap uji coba soal (Tes Uji Coba) Tes uji coba adalah tes yang dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas soal yang akan diberikan kepada subjek sebagai tes awal. Tes uji coba ini digunakan untuk menguji kelayakan soal yang akan digunakan untuk tes awal. b. Uji validitas dan reliabilitas Soal yang sudah diujicobakan kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan SPSS 17 supaya soal yang digunakan layak sebagai soal tes awal. Berdasarkan hasil uji menggunakan SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
17, soal-soal yang diketahui tidak valid kemudian direvisi dan ditelaah oleh pakar. c. Tahap revisi dan telaah pakar Soal-soal yang tidak valid kemudian diperbaiki dengan meneliti kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek kejelasan soal, tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus, ketepatan soal (memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan kesesuaian jumlah soal dengan waktu. Kegiatan revisi juga mempertimbangkan hasil telaah dari pakar/ahli yaitu dosen pendidikan matematika dan guru matematika berkaitan dengan isi dan kualitas soal. d. Tahap validasi Setelah tahap revisi atau perbaikan soal kemudian soal divalidasi oleh pakar/ahli sehingga soal yang digunakan dianggap layak dan sesuai untuk digunakan sebagai tes awal dengan tujuan untuk menentukan subjek penelitian dan proses diagnosis. 2.
Tes Diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang dilakukan untuk menemukan kesulitankesulitan yang dialami subjek dan untuk menentukan penyebab dari kesulitan-kesulitan tersebut. Setelah menemukan subjek dan menganalisis hasil tes awal subjek kemudian disusun tes diagnostik berbentuk soal uraian untuk mendalami kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.
Wawancara Wawancara adalah kegiatan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan narasumber atau informan untuk memperoleh keterangan yang digunakan dalam penelitian. Ada 2 macam wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a.
Wawancara Diagnostik Wawancara diagnostik adalah wawancara yang dilakukan untuk menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan faktor-faktor penyebabnya, yaitu faktor penyebab kesulitan belajar pada materi kubus dan balok. Wawancara ini dilakukan setelah subjek mengerjakan soal tes diagnostik yaitu dengan menanyakan langkahlangkah dalam mengerjakan soal-soal tes diagnostik dan disertai alasannya.
b.
Wawancara dengan pihak yang terkait Wawancara dengan pihak yang terkait dilakukan untuk menambah keterangan mengenai penyebab kesulitan belajar yang dialami subjek yang dimungkinkan berasal dari luar materi pembelajaran.
4. Tes Akhir Tes akhir merupakan tes evaluasi yang dilakukan setelah pengajaran remedial selesai dilakukan. Tes akhir ini digunakan untuk mendapatkan data hasil kemajuan subjek setelah dilakukannya proses pengajaran remedial. Peneliti dapat menemukan kesulitan-kesulitan siswa yang dapat diatasi berdasarkan hasil tes akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
F. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa: 1.
Soal tes awal Soal tes awal merupakan soal tes berbentuk pilihan ganda berjumlah 20 butir soal yang mencakup seluruh materi tentang kubus dan balok. Soal tes ini sudah diujicobakan untuk memastikan validitas dan reliabilitas soal tes ini. Validitas menunjukkan kemampuan alat ukur/instumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen ini. Adapun perhitungan validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson, yaitu sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √(𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 )
𝑋 = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item 𝑌 = 𝑠kor total yang diperoleh dari seluruh item 𝑁 = banyaknya butir soal 𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan 𝑌 Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jika 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦 maka soal tersebut dinyatakan valid dan akan digunakan untuk tes awal. Uji validitas soal juga melalui tahap telaah dan revisi butir pertanyaan oleh pendapat para ahli matematika, yaitu validasi oleh dosen bidang studi pendidikan matematika dan guru matematika. (lembar validasi ahli dapat dilihat pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Reliabilitas instrumen menunjukkan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach, yaitu sebagai berikut: ∑ 𝜎2 𝑘 𝑟𝑎̈ = [ ] [1 − 2 ] 𝑘−1 𝜎1
dimana rumus 𝜎 2 =
(∑ 𝑥)2 𝑁 𝑁
∑ 𝑥2 −
𝑟𝑎̈
= Reliabilitas instrumen
𝑘
= Banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎 2 = Jumlah butir pertanyaan 𝜎12
= Varians total
Interpretasi nilai 𝑟𝑎̈ mengacu pada pendapat Guilford (Haris dan Jihad, 2013): 𝑟𝑎̈ ≤ 0,20
reliabilitas : sangat rendah
0,20 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,40
reliabilitas : rendah
0,40 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,70
reliabilitas : sedang
0,70 < 𝑟𝑎̈ ≤ 0,90
reliabilitas : tinggi
0,90 < 𝑟𝑎̈ ≤ 1,00
reliabilitas : sangat tinggi
Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukkan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya (reliabel). Semakin reliabel suatu instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama, bila digunakan beberapa kali mengukur pada obyek yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Adapun kisi-kisi soal tes awal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal
MATERI Kubus
Balok
Hubungan keruangan
POKOK SOAL Bagian-bagian kubus, unsur-unsur kubus, dan jaringjaring kubus Volume dan luas permukaan kubus Bagian-bagian balok, unsur-unsur balok, dan jaringjaring balok. Volume dan luas permukaan balok Hubungan balok, kubus dan prisma.
JUMLAH BUTIR SOAL
NOMOR SOAL
4
1, 2, 3, 4
6
5, 6, 7, 8, 9, 10
3
11, 12, 13
5
14, 15, 16, 17, 18
2
19, 20
(Instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 hal.122) 2. Soal Tes Diagnostik Soal tes diagnostik berisi soal-soal dengan bentuk essai untuk mengidentifikasi letak kesulitan dan menemukan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh subjek dengan cara mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan materi kubus dan balok (kisi-kisi soal tes diagnostik uraian dapat dilihat pada lampiran). Dalam penelitian ini tes awal dapat juga digunakan sebagai soal tes diagnostik dengan bentuk pilihan ganda. 3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan-pertanyaaan yang akan diajukan kepada narasumber atau orang yang akan diwawancarai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dalam penelitian ini yaitu kepada subjek siswa dan guru matematika. (pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 hal.138) 4. Soal tes remedial/tes akhir Soal tes remedial dalam penelitian ini berisi soal-soal tes yang sama dengan soal tes awal. Soal ini digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa sesudah pembelajaran remedial dilakukan.
G. Prosedur Pengumpulan Data 1.
Tahap Persiapan a.
Peneliti mendatangi sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SMP Kanisius Sleman dan bertemu dengan kepala sekolah serta guru mata pelajaran matematika.
b.
Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika untuk melakukan penelitian.
c.
Peneliti melakukan observasi di kelas VIII A dan VIII B SMP Kanisius Sleman yang akan digunakan sebagai kelas uji coba dan kelas penelitian.
2.
Tahap Uji Coba Soal a.
Peneliti melakukan uji coba soal tes awal untuk menguji validitas dan reliabilitas soal. Uji coba soal dilakukan di kelas VIII B SMP Kanisius Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa.
b.
Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas soal dengan menggunakan SPSS 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c.
Peneliti melakukan revisi soal uji coba dengan memperbaiki soal-soal yang tidak valid kemudian melakukan validasi pakar yaitu validasi soal yang sudah diperbaiki kepada guru dan dosen sebelum digunakan untuk tes awal.
3.
Tahap Pengambilan Data a.
Peneliti melakukan tes awal kepada seluruh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman dengan jumlah murid 21 siswa untuk menentukan subjek.
b.
Peneliti melakukan tes diagnostik kepada subjek.
c.
Peneliti melakukan wawancara dan pengajaran individual kepada subjek.
d.
Peneliti melakukan pengajaran remedial dan tes akhir kepada subjek.
H. Metode/Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilah jawaban tes diagnostik subjek dan hasil wawancara mendalam terhadap subjek untuk memfokuskan pada kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Penyajian data yaitu penyajian hasil tes subjek sebelum dan sesudah pembelajaran remidial dilakukan. Kesimpulan didasarkan pada analisis lembar jawaban subjek dan hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
H. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan secara terjadwal sebagai berikut: Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian KEGIATAN Observasi kelas VIII A
WAKTU Selasa, 17 Mei 2016
Observasi kelas VIII B
Rabu, 18 Mei 2016
Tes Uji Coba Soal
Kamis, 09 Juni 2016
Tes Awal
Selasa, 14 Juni 2016
Wawancara guru
Selasa, 14 Juni 2016 Rabu, 15 Juni 2016
Tes Diagnostik
Wawancara subjek
Rabu, 15 Juni 2016
Pengajaran remidial
Kamis, 16 Juni 2016 Kamis, 16 Juni 2016
Tes Akhir
58
KETERANGAN - bertujuan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik siswa kelas VIII A sebagai kelas penelitian. - observasi dilakukan selama 2 jam pelajaran. - untuk mengetahui kondisi dan kerakteristik siswa kelas VIII B sebagai kelas uji coba. - observasi dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. - dilaksanakan di kelas VIII B - waktu pengerjaan 100 menit. - diikuti oleh 21 siswa. - dilaksanakan di kelas VIII A - waktu pengerjaan 100 menit. - diikuti oleh 21 siswa. - wawancara dengan guru matematika yaitu Bapak Tatak Handaya, S.Pd. - dilaksanakan di ruang kelas IX untuk subjek siswa A, B, C. - waktu pengerjaan tes maksimal 100 menit. - dilaksanakan secara bergantian untuk subjek A, B, C. - di ruang kelas IX - dilaksanakan di ruang kelas IX - diikuti oleh subjek A, B, C. - dilaksanakan di ruang kelas IX - diikuti oleh subjek A, B, C setelah selesai pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
I.
HASIL PENELITIAN 1.
Hasil observasi Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2016 dan Rabu, 18 Mei 2016 pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas VIII A dan VIII B, menunjukkan bahwa karakteristik siswa-siswa kelas VIII A dan kelas VIII B tidak berbeda jauh dari segi kemampuan kognitifnya, dilihat dari perolehan nilai ketika mengerjakan latihan soal dan dari perolehan nilai tengah semester. Nilai rata-rata kelas VIII A 70,0 dan nilai rata-rata kelas VIII B 70,43. Guru mengajar dengan meminta siswa membaca buku LKS sebagai panduan belajar dan siswa diminta memahami isinya, kemudian siswa diberi latihan soal sesuai dengan materi yang dipelajari. Setelah siswa mengerjakan latihan soal, guru menjelaskan materi dengan cara tanya jawab. Pada saat observasi, peneliti melihat siswa-siswa kelas VIII A cenderung aktif didalam pembelajaran dilihat dari beberapa siswa mau bertanya setelah guru menerangkan materi, misalnya “kenapa kok gitu pak?”. Beberapa siswa juga langsung menanggapi dan menjawab pertanyaan guru pada saat guru menanyakan suatu pertanyaan kepada siswa. Namun pada saat tertentu keadaan kelas gaduh ketika guru sedang tidak berada di kelas. Lain halnya dengan kelas VIII B, dalam pembelajaran matematika kelas VIII B cenderung tenang, namun lebih pasif daripada kelas VIII A. Dengan jumlah murid yang sama yaitu 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
siswa, kelas VIII B lebih tenang dan kondusif. Pada saat observasi dilakukan baik kelas VIII A dan kelas VIII B sedang mempelajari materi bangun ruang dengan metode mengajar yang sama dilakukan oleh guru. 2.
Hasil pelaksanaan tes ujicoba soal Berdasarkan pengamatan dan pertimbangan guru matematika, peneliti melaksanakan tes uji coba soal di kelas VIII B pada hari Kamis, 9 Juni 2016. Tes uji coba soal ini bertujuan untuk menguji soal agar soal layak digunakan sebagai soal tes awal. Soal uji coba ini berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda. Soal ini diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII B yang berjumlah 21 siswa dengan waktu pengerjaan 100 menit. Namun dalam pelaksanaannya, kurang dari 100 menit siswa sudah banyak yang selesai mengerjakan. Pelaksanaan tes uji coba soal ini secara langsung diawasi oleh peneliti dan sesekali diamati oleh guru matematika sehingga meminimalisir kemungkinan siswa untuk mencontek pekerjaan siswa yang lain. Data hasil uji coba instrumen dianalisis dan diuji menggunakan SPSS. (hasil analisis data menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada lampiran 2). Soal dikatakan valid bila memenuhi kriteria 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦 , dimana 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,433 pada taraf signifikansi 5% untuk N = 21. Berikut disajikan hasil ujicoba soal tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal SOAL SOAL 1 SOAL 2 SOAL 3 SOAL 4 SOAL 5 SOAL 6 SOAL 7 SOAL 8 SOAL 9 SOAL 10 SOAL 11 SOAL 12 SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 SOAL 16 SOAL 17 SOAL 18 SOAL 19 SOAL 20
𝒓𝒙𝒚 0,099 0,312 0,432 0,042 0,443 0,501 0,503 0,409 0,669 0,631 0,183 0,023 0,099 0,543 0,348 0,315 0,699 0,672 0,094
𝒓 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
0,433
KETERANGAN TIDAK VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK VALID TIDAK VALID
Berdasarkan hasil uji coba soal tersebut, soal nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 14, 17, 18 dinyatakan valid dan soal nomor 1, 2, 4, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20 dinyatakan tidak valid dan harus diperbaiki. Perbaikan soal dilakukan dengan meneliti kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek kejelasan soal, tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus, ketepatan soal (memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan kesesuaian jumlah soal dengan waktu. Setelah diperbaiki kemudian soal kembali divalidasi oleh pakar/ahli matematika dan setelah dinyatakan layak kemudian soal digunakan sebagai tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sedangkan uji reliabilitas instrumen tes ini menghasilkan nilai reliabilitas 0,647 sehingga dapat dikategorikan reliabilitasnya sedang, berdasarkan interpretasi nilai reliabilitas yang dijelaskan pada bab sebelumnya. 3.
Hasil pelaksanaan tes awal Hasil tes awal oleh siswa kelas VIII A disajikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Tes Awal SISWA
JUMLAH KESALAHAN
SKOR
SISWA 1 SISWA 2 SISWA 3 SISWA 4 SISWA 5 SISWA 6 SISWA 7 SISWA 8 SISWA 9 SISWA 10 SISWA 11 SISWA 12 SISWA 13 SISWA 14 SISWA 15 SISWA 16 SISWA 17 SISWA 18 SISWA 19 SISWA 20 SISWA 21
7 12 15 8 15 14 8 14 10 9 15 13 11 9 18 11 9 13 16 12 10
13 8 5 12 5 6 12 6 10 11 5 7 9 11 2 9 11 7 4 8 10
Tes awal ini digunakan untuk menentukan subjek siswa yang akan diberikannya layanan bantuan dengan melihat banyaknya kesalahan siswa. Berdasarkan banyaknya jumlah kesalahan pada penyelesaian soal tes pilihan ganda tersebut, siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mendapatkan nilai urutan tiga terendah pada tes ini, yaitu siswa 3, siswa 15, dan siswa 19. Siswa 3 sebagai subjek A, siswa 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebagai subjek B, dan siswa 19 sebagai subjek C. Penentuan ketiga subjek siswa
ini
selain
mempertimbangkan
dari
hasil
tes,
juga
mempertimbangkan pendapat dari guru matematika yang setiap hari berinteraksi dengan subjek siswa ini sehingga diperoleh siswa yang menjadi prioritas untuk diberikan bantuan. Tes awal ini juga bisa digunakan sebagai tes diagnostik. Tes ini dapat dikategorikan sebagai tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda. Tes ini dapat digunakan sebagai alat penentu letak kesulitan siswa. Analisis letak kesulitan siswa berdasarkan letak kesalahan pada pokok materi soal tes disajikan sebagai berikut: Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal) NO SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
POKOK MATERI Bagian-bagian kubus, unsur-unsur kubus, dan jaring-jaring kubus
LETAK KESALAHAN SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C √ √ √ √ √ √
Volume dan luas permukaan kubus
Bagian-bagian balok, unsur-unsur balok, dan jaring-jaring balok. Volume dan luas permukaan balok
Hubungan balok, kubus dan prisma. SKOR Keterangan : √ = jawaban salah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil analisis letak kesalahan subjek siswa dari tabel diatas, menunjukkan bahwa subjek A, subjek B, dan subjek C memiliki kesulitan yang hampir sama di setiap pokok materi kubus dan balok. Tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan soal materi kubus dan balok ini sama-sama rendah. Dari 20 soal yang diberikan, subjek A berhasil menyelesaikan soal dengan benar 25%, subjek B 10% , dan subjek C 20%. Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Soal Tes Awal) NO SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KEBERHASILAN SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
POKOK MATERI Bagian-bagian kubus, unsur-unsur kubus, dan jaring-jaring kubus
Volume dan luas permukaan kubus
Bagian-bagian balok, unsur-unsur balok, dan jaring-jaring balok. Volume dan luas permukaan balok Hubungan balok, kubus dan prisma. SKOR
Penentuan
pencapaian
hasil
1/4
1/4
¼
2/6
1/6
1/6
0
0
1/3
1/5
0
0
1/2
0
½
5
2
4
penyelesaian
soal
tersebut
menggunakan penaksiran diagnostik dengan pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak dikuasai, sehingga diperoleh informasi-informasi diagnostik yaitu daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak dikuasai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari pencapaian tersebut tampak bahwa ketiga subjek tersebut benar mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan balok. Dapat dilihat bahwa ketiga siswa mengalami kesulitan dalam pokok materi kubus dan balok, yaitu pada pokok materi bagian-bagian kubus dan balok, volume dan luas permukaan kubus dan balok, serta hubungan antara kubus, balok, dan prisma. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kesulitan subjek dan penyebab-penyebab kesulitan subjek lebih lanjut digunakan tes diagnostik dengan instrumen bentuk uraian serta wawancara. 4.
Hasil wawancara dengan guru Hasil wawancara dengan guru turut menentukan upaya remediasi untuk mengatasi kesulitan belajar subjek. Guru yang diwawancarai adalah Bapak Tatak Handaya S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa subjek A merupakan murid yang digolongkan sedang dibandingkan dengan siswa dalam satu kelasnya. Subjek A adalah siswa yang pendiam, sehingga tidak tampak bermasalah ketika di sekolah. Sedangkan Subjek B menjadi siswa yang dikategorikan rawan, rawan dalam artian ada kecenderungan untuk menjadi siswa yang bermasalah di sekolah sejak kelas VII. Namun sejauh ini subjek B masih bisa dikendalikan oleh guru, tidak bermasalah di sekolah dan masih mempunyai rasa takut. Lain halnya dengan subjek C, subjek C dikenal sebagai anak yang terlalu aktif di kelas sehingga kadangkadang sikapnya sulit dikontrol ketika di kelas dan harus dikendalikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Subjek C ini diam ketika bertemu dengan guru matematika, yaitu Bapak Tatak. Menurut beliau, sejauh ini sikap ketiga subjek saat pembelajaran matematika berlangsung baik-baik saja, bila diminta belajar mereka juga belajar. Namun tidak tahu mereka memahami materi pembelajaran atau tidak. Subjek A dan subjek B selalu remidi setiap kali tes, sedangkan subjek C tidak selalu remidi. Beliau mengatakan bahwa mereka memang butuh perhatian khusus untuk melihat sisi lain yang terbaikan dalam artian mengalami kesulitan/hambatan dalam belajar. Sejauh ini beliau hanya melihat dari hasil tes yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Yang menarik adalah mereka bertiga dengan beliau bersikap tegang, didalam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran jikalau bertemu dengan beliau, terutama subjek C ini. Namun sejauh ini mereka bertiga tidak pernah bermasalah di sekolah. Menurut pendapat beliau, yang menjadi penyebab kesulitan belajar matematika adalah dasar pengetahuan yang tidak kuat, sikap-sikap anak usia SMP yang masih mencari jati diri, sering mengutamakan kesenangan sehingga nilai pelajarannya turun, dan pengaruh bimbingan orang tua di rumah. Kebiasaan di waktu SD dengan belajar didampingi orang tua kini di SMP harus belajar mandiri, orang tua kebanyakan sudah tidak mengajari mereka belajar di rumah. (transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5.
Hasil tes diagnostik Tes diagnostik sebagai kelanjutan dari tes awal ini digunakan untuk mendalami kesulitan siswa dan mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok ini. Hasil tes diagnostik disajikan sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik
Subjek A
Subjek B
- Subjek memahami titik sudut kubus. - Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan benar, namun salah dalam penulisan. (A1) - Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus. (A2) - Subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan bantuan media yang berbentuk menyerupai kubus. - Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah dalam penulisan namanya. (A3) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (A4) - Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal, dan mengaku lupa. (A5) - Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus, dan dapat menentukan mana yang tutupnya jika sisi alasnya diketahui. - Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan mengaku lupa rumusnya. (A6) - Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan kubus. (A7, A8) - Luas permukaan dapat diketahui dengan bantuan alat peraga yang menyerupai kubus. - Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok. - Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang diagonal. (A9) - Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok karena lupa rumusnya. (A12) - Subjek kesulitan dalam menghitung bilangan berbentuk pecahan. (A13) - Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok. - Subjek lupa rumus luas persegi panjang dan persegi. (A8, A11) - Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok karena tidak memahami penggunaan rumus Pythagoras. (A14) - Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam kubus.
Soal 1
Soal 2
Soal 3 Soal 4
Soal 5
Soal 6 Soal 7 Soal 8
Soal 10
Soal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Subjek C
- Subjek tidak dapat menunjukkan sisi, namun setelah mengetahui, subjek dapat langsung menyebutkan semuanya. (B1) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, namun setelah ditunjukkan subjek langsung mengetahui jumlahnya. (B2) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (B3) - Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal, (mengaku pernah belajar, namun lupa). (B4) - Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan karena lupa rumusnya. (B5) - Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang berbentuk persegi, karena lupa rumus luas persegi. (B6) - Subjek tidak mengetahui bahwa tinggi kubus sama dengan rusuk kubus. (B7) - Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan unsurunsur balok namun dapat menunjukkan dalam gambar. (B8) - Subjek dapat menghitung volume dan luas permukaan balok setelah memahami volume dan luas permukaan kubus. (B10) - Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42, 8x6 = 46). (B9) - Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang, karena lupa penggunaan rumus Pythagoras. (B10) - Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak dapat menyebutkan semuanya. - Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai (misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC). (C1) - Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi namun, tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan diagonal sisi pada kubus. - Subjek tidak mengetahui diagonal ruang (kemungkinan subjek lupa) sehingga cukup lama dalam mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus. (C2) - Siswa terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar, ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara tes ini dan ingin segera menyelesaikan. - Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal, subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal adalah bidang. (C3) - Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan benar, namun ketika diminta mencari tutup kubus dengan diketahui alasnya subjek kebingungan. - Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus dengan bantuan media menyerupai kubus.
Soal 3 Soal 4
Soal 5
Soal 7 Soal 8
Soal 10 Soal 1
Soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
- Siswa tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring kubus lain. Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika diminta mencari bentuk lain. (C4) - Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar, namun salah dalam menuliskan satuan volume. - Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus. (C5) - Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan kubus dengan diketahui rusuk salah satu sisinya. (C6) - Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas sisi kubus (subjek lupa rumus luas persegi). (C7) - Subjek bingung dalam menghitung volume kubus dengan diketahui luas sisi alasnya. (C8) - Subjek lupa ketika menyebutkan sisi dari sebuah balok. (C9) - Subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang. (C10) - Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15. (C11) - Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang suatu balok. (C12) - Subjek lupa tentang rumus Pythagoras.
Soal 3 Soal 4
Soal 5 Soal 7 Soal 8 Soal 10
(Kisi-kisi tes diagnostik, serta hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5 hal. 126 dan lampiran 15 hal. 156 - 170) Ketiga subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal kubus dan balok hampir di semua pokok materi kubus dan balok, sehingga materi pada soal tes diagnostik ini dibuat sama untuk ketiga subjek dan materinya mencakup soal-soal yang hampir sama dengan tes awal namun berbentuk uraian. Ketiga subjek mengerjakan soal tes diagnostik ini secara pribadi. Subjek yang sudah selesai dalam menyelesaikan soal diagnostik kemudian langsung diwawancarai tentang proses penyelesaian soal-soal tersebut dan kesulitan yang dialami. Wawancara dilakukan dengan pedoman soal diagnostik yang telah dikerjakan oleh subjek kemudian dibahas satu per satu. Proses wawancara ini dapat dikategorikan sebagai wawancara diagnostik untuk mencari kesulitan-kesulitan siswa secara mendalam dan faktor penyebabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kesulitan-kesulitan yang ditemukan segera diatasi supaya siswa segera menyadari kesalahan dalam penyelesaian soal maupun kesalahan dalam belajarnya. Oleh karena itu, dari wawancara diagnostik ini peneliti langsung memberikan penanganan langsung dengan menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek pada masing-masing soal serta memberi bimbingan secara individual. 6.
Hasil wawancara dengan subjek Hasil wawancara dengan subjek digunakan untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar subjek. Poin-poin pertanyaan dari wawancara ini mengarah untuk mengungkapkan faktor-faktor di luar materi yang mungkin menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar dan tidak diketahui langsung oleh peneliti. Hasil wawancara ini menjadi salah satu pertimbangan pemberian pengajaran remidial yang dilakukan secara individual maupun tanya jawab. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek SUBJEK A Subjek A belajar jika ada PR dan jika akan ulangan saja. Waktu belajar dirumah biasanya 2 jam. Hambatan belajar dirumah adalah televisi. Hambatan belajar di sekolah adalah suasana kelas yang kadangkadang tidak kondusif dan kadang-kadang subjek terpengaruh obrolan temannya.
SUBJEK B Subjek B jarang belajar di rumah, belajar jika akan ulangan saja. Waktu belajar dirumah biasanya 1 jam. Hambatan belajar dirumah adalah ketika menjumpai kesulitan menyelesaikan soal. Hambatan belajar di sekolah adalah suasana kelas yang kadang ramai, tidak kondusif.
SUBJEK C Subjek C belajar jika pekerjaan rumah sudah selesai. Waktu belajar dirumah adalah 3 jam. Subjek belajar jika ada pelajaran matematika. Hambatan belajar dirumah adalah adiknya yang masih kecil dan sering mengganggu. Hambatan belajar di sekolah adalah temannya yang sering ramai di kelas.
(transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 10 - 12 hal. 140 - 145 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7.
Metode pengajaran remedial Peneliti menyusun program remediasi dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan. Peneliti mempertimbangkan hasil diagnosis yang dilakukan terhadap masing-masing subjek, yaitu mempertimbangkan hasil tes awal, hasil tes diagnostik, dan hasil wawancara. Peneliti menganalisis kesulitan subjek serta faktor penyebab kesulitan yang ditemukan selama proses diagnostik.
b.
Melakukan alternatif tindakan. Berdasarkan hasil tes awal subjek dan hasil pekerjaan tes diagnostik subjek, peneliti melakukan berbagai alternatif tindakan antara lain: 1) Mengulangi bahan yang telah diberikan yaitu mengulangi materi kubus dan balok dengan memberi petunjuk tentang berbagai istilah yang harus dipahami seperti istilah permukaan, sisi, diagonal, bidang diagonal, volume, luas permukaan, peneliti menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan seperti memahami konsep volume dan luas permukaan, dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa. 2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya, yaitu pengajaran remedial dengan metode tanya jawab dengan subjek. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan siswa serta membahas soal-soal tes diagnostik. Metode ini dianggap sebagai metode yang paling efisien dari segi waktu sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami subjek. Metode tanya jawab dilakukan secara aktif dengan memberikan kesempatan siswa untuk menjawab soal-soal diagnostik baik secara lisan maupun tertulis di papan tulis. Pengajaran remidial dilaksanakan dengan menekankan materi yang belum dikuasai oleh ketiga siswa. Pengajaran remedial dilakukan dengan membahas kembali soal dan jawaban soal tes diagnostik serta membahas pokok-pokok materi yang menjadi kesulitan subjek, antara lain materi unsurunsur kubus dan balok serta ciri-cirinya, materi tentang luas permukaan dan volume (rancangan pengajaran remedial dapat dilihat pada lampiran). c.
Evaluasi pengajaran remedial. evaluasi pengajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes akhir setelah pengajaran remedial dilakukan. Tes ini digunakan untuk melihat hasil dari pengajaran remedial yang sudah dilakukan dengan membandingkan hasil tes awal dan tes akhir/tes evaluasi ini, sehingga didapat data keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan dilihat dari data kesulitan yang dapat diatasi dan tidak dapat diatasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
8.
Hasil pengajaran remedial Setelah siswa mengikuti pengajaran remedial siswa diberikan tes akhir untuk melihat hasil dari kegiatan remediasi. Tes ini juga merupakan tes evaluasi remedial. Hasil tes akhir dan perbandingannya dengan tes awal disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
NO SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor
LETAK KESALAHAN (TES AWAL) SUBJEK SUBJEK SUBJEK A B C √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4
LETAK KESALAHAN (TES AKHIR) SUBJEK SUBJEK SUBJEK A B C √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √ √ √ 15
11
14
Berdasarkan hasil tes akhir tersebut, terlihat kesalahan yang dilakukan oleh masing-masing subjek menurun dan hasil tes subjek meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa pengajaran remedial yang dilakukan terhadap subjek cukup membantu mengatasi kesulitan subjek dalam menyelesaikan soal-soal tentang kubus dan balok. Beberapa poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kesulitan subjek yang dapat diatasi dan yang belum dapat diatasi dengan pengajaran remedial ini lebih lanjut akan disajikan dan dibahas secara detail di sub bab berikutnya.
J.
PEMBAHASAN 1.
Hasil Proses Diagnosis dan Remediasi Dari hasil tes awal dan berdasarkan pertimbangan pendapat guru, diperolehlah subjek A, B, dan C yang diduga mengalami kesulitan belajar pada pokok materi kubus dan balok dan perlu mendapatkan bantuan belajar khusus. Ketiga subjek ini adalah siswa yang mendapatkan nilai terbawah dari hasil tes awal. Sebagai gambaran, subjek A memiliki karakter pendiam di kelas, subjek B merupakan siswa yang dinilai rawan dalam artian rawan “bermasalah” di sekolah, dan subjek C merupakan salah satu siswa yang aktif di kelas. Ketiga subjek ini memiliki kekhasan sendiri menurut penilaian guru matematika. a.
Hasil diagnosis dan remediasi subjek A Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek A mengalami kesalahan sebanyak 15 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami kesulitan antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4) 4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 8) 6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 8) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11) 9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal nomor 12) 10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13) 11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 14) 12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 13) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
14) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18) 15) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa kesulitan yang dialami subjek A antara lain: 1) Tidak dapat menuliskan semua rusuk-rusuk kubus dengan benar. (A1) 2) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (A2) 3) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (A3) 4) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (A4) 5) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (A5) 6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus dan mengaku lupa rumusnya. (A6, A7) 7) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok. (A8) 8) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok dan mengaku lupa rumusnya. (A11) 9) Tidak dapat menghitung perkalian bilangan bentuk pecahan. (A12) 10) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang karena lupa rumusnya. (A10) 11) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa penggunaan rumus Pythagoras. (A13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dari hasil tes awal dan tes diagnostik tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab kesulitan subjek A dalam menyelesaikan soal kubus dan balok antara lain sebagai berikut: 1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat menyebutkan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut. 2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena subjek tidak belajar sebelumnya dan konsep tentang luas permukaan dan volume kurang dipahami subjek ketika mempelajarinya di kelas. 3) Lemahnya pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi dan persegi panjang, perkalian bilangan bentuk pecahan, dan rumus Pythagoras. Pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut kurang dikuasai oleh siswa sehingga menyebabkan kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok. 4) Subjek memiliki kecenderungan diam ketika di kelas dan pasif seperti halnya dikatakan oleh guru subjek dan pengamatan peneliti selama wawancara, ketika dirumah suka menonton televisi yang menjadi hambatan belajar, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek kurang. Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek, dilihat dari letak kesalahan tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A NO SOAL
POKOK MATERI
1 2 3
Bagian-bagian kubus, unsurunsur kubus, dan jaringjaring kubus
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
HASIL TES AWAL √
Volume dan luas permukaan kubus Bagian-bagian balok, unsurunsur balok, dan jaringjaring balok. Volume dan luas permukaan balok Hubungan balok, kubus dan prisma.
HASIL TES AKHIR √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
HASIL
Keterangan: √ = jawaban salah.
√ √ √
KETERANGAN Belum dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi 11 soal dapat diatasi, 4 soal belum dapat diatasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari hasil tes akhir tersebut, beberapa soal tes awal yang dikerjakan subjek dengan salah kini dapat dikerjakan oleh subjek dengan benar, dan menjadi kesulitan subjek A yang dapat diatasi melalui pengajaran remedial ini yaitu: 1) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 2) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4) 3) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 8) 5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13) 7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya.(soal nomor 14) 8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 9) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17) 10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) Dari hasil tes akhir ini, ada 4 soal yang masih dikerjakan dengan salah oleh subjek dan menjadi kesulitan subjek A yang belum dapat diatasi, antara lain: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1) 2) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 3) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11) 4) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal nomor 12) b. Hasil diagnosis dan remediasi subjek B Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek B mengalami kesalahan sebanyak 18 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami kesulitan antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1) 2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4) Menentukan volume kubus dengan diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 5) 5) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 6) Menentukan volume kubus dengan diketahui luas permukaannya. (soal nomor 7) 7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 9) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11) 10) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal nomor 12) 11) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13) 12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya.(soal nomor 14) 13) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 14) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya, panjang dan lebarnya. (soal nomor 16) 15) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
16) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18) 17) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) 18) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal nomor 20) Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa kesulitan yang dialami subjek B antara lain: 1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (B1) 2) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (B2) 3) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (B3) 4) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (B4) 5) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus. (B5, B6, B7) 6) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok. 7) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok karena lupa rumusnya. (B10) 8) Tidak dapat menghitung luas persegi karena lupa rumusnya. (B6) 9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa penggunaan rumus Pythagoras. (B11) 10) Tidak terampil dalam hitungan perkalian, contohnya 7 x 7 = 42, 8 x 6 = 46. (B9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut: 1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut. 2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep luas permukaan dan volume ketika mempelajarinya di kelas. 3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi dan persegi panjang, perkalian bilangan bulat dan rumus Pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok. 4) Subjek memiliki kecenderungan malas untuk belajar, sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek kurang. Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek dilihat dari letak kesalahan tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B NO SOAL
POKOK MATERI
1 2 3
Bagian-bagian kubus, unsurunsur kubus, dan jaringjaring kubus
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
HASIL TES AWAL √
Volume dan luas permukaan kubus Bagian-bagian balok, unsurunsur balok, dan jaringjaring balok. Volume dan luas permukaan balok Hubungan balok, kubus dan prisma.
HASIL TES AKHIR
Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KETERANGAN
√ √ √ √ √
√ √ √ √
HASIL
Dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi 9 soal dapat diatasi, 9 soal belum dapat diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah. Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek B yang dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1) 2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4) Menentukan volume kubus yang diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 5) 5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13) 7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya.(soal nomor 14) 8) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya, panjang dan lebarnya. (soal nomor 16) 9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal nomor 20) Ada 9 nomor soal yang masih dikerjakan dengan salah oleh subjek B dan menjadi kesulitan yang belum dapat diatasi melalui pengajaran remedial, antara lain: 1) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 2) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya. (soal nomor 7) 3) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 4) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11) 5) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal nomor 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 7) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17) 8) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18) 9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) c.
Hasil diagnosis dan remediasi subjek C Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek C mengalami kesalahan sebanyak 16 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami kesulitan antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1) 2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4) 4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 5) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya. (soal nomor 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 8) 7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal nomor 12) 10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13) 11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 14) 12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 13) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya, panjang dan lebarnya. (soal nomor 16) 14) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17) 15) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18) 16) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa kesulitan yang dialami subjek C antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (C1) 2) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (C2) 3) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (C3) 4) Tidak dapat menghitung luas permukaan kubus karena tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus. (C5) 5) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok. 6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok karena lupa rumusnya. (C6, C8) 7) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang karena lupa rumusnya. (C8, C10) 8) Tidak tepat dalam menghitung pembagian (contohnya 315 : 5 = 15.) (C11) 9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa penggunaan rumus Pythagoras. (C12) Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut: 1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut. 2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep luas permukaan dan volume ketika mempelajari di kelas. Subjek juga tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus. 3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi dan persegi panjang, pembagian bilangan bulat, dan rumus pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok. 4) Subjek memiliki kecenderungan banyak mengeluh ketika mengerjakan soal, sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek kurang. Setelah dilakukannya tes diagnostik dan pengajaran remedial sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek antara lain sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C NO SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
POKOK MATERI Bagian-bagian kubus, unsur-unsur kubus, dan jaring-jaring kubus
Volume dan luas permukaan kubus
Bagian-bagian balok, unsur-unsur balok,
HASIL TES AWAL √ √ √
HASIL TES AKHIR √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
KETERANGAN Belum dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
13 14 15 16 17 18 19 20
dan balok.
jaring-jaring
Volume dan luas permukaan balok Hubungan balok, kubus dan prisma.
√ √ √ √ √ √ √
Dapat diatasi √ √
HASIL
Belum dapat diatasi Dapat diatasi Belum dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi Dapat diatasi 11 soal dapat diatasi, 5 soal belum dapat diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah.
Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek C yang dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu: 1) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal kubus. (soal nomor 4) 2) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 6) 3) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya. (soal nomor 7) 4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang rusuknya. (soal nomor 8) 5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling alasnya. (soal nomor 9) 6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya. (soal nomor 10) 7) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas bidang sisinya. (soal nomor 15) 9) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya. (soal nomor 17) 10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas, panjang, dan tingginya. (soal nomor 18) 11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal nomor 19) Terdapat 5 soal yang masih dikerjakan subjek dengan salah sehingga menjadi kesulitan subjek C yang belum dapat diatasi antara lain: 1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1) 2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaringjaring kubus. (soal nomor 3) 3) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal nomor 12) 4) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan tingginya.(soal nomor 14) 5) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya, panjang dan lebarnya. (soal nomor 16) Demikian telah dibahas beberapa kesulitan, faktor penyebab, dan hasil dari proses remediasi terhadap subjek A, subjek B, dan subjek C. Proses remediasi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
subjek memberi hasil beberapa soal dapat diatasi dan belum dapat diatasi oleh masing-masing subjek. Faktor penyebab yang paling tampak mempengaruhi kesulitan belajar ketiga subjek berdasarkan hasil wawancara diagnostik adalah minimnya atau lemahnya pengetahuan dasar subjek tentang konsepkonsep dasar matematika yang menjadi syarat untuk dapat menyelesaikan soal kubus dan balok (contohnya luas persegi, luas persegi panjang, rumus Pythagoras, konsep pecahan, perkalian, dan pembagian). Hal-hal ini diperkuat dengan pernyataan-pernyataan subjek pada tes diagnostik yaitu (A8), (A10), (A11), (A13), (A14), (B6), (B9), (B10), (B11), (C8), (C10), (C11), (C12). Kesulitankesulitan ini terjadi juga diduga karena subjek tidak belajar mengenai materi kubus dan balok sebelumnya. Memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar juga dilakukan dengan wawancara terhadap subjek dan guru matematika subjek. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan sebab-sebab kesulitan subjek dari luar pengamatan langsung oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, dan dari hasil wawancara dengan subjek sendiri, kemungkinan sebabsebab kesulitan belajar antara lain: 1) Faktor intelegensi, ditunjukkan dengan pernyataan guru matematika yang mengatakan bahwa subjek selalu remidi dalam setiap tes matematika. Namun penyebab ini tidak dapat dipastikan melalui penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2) Sikap dan kebiasaan belajar subjek yang tidak tepat. Ditunjukkan dari pernyataan subjek yang mengaku jarang belajar (belajar pada saat akan ulangan saja). 3) Kemampuan dasar yang tidak kuat, berdasarkan pernyataan dari guru matematika dan hasil wawancara diagnostik. 4) Situasi belajar di sekolah dan di rumah yang tidak mendukung. (orang tua yang tidak mendukung, lingkungan belajar di sekolah yang tidak kondusif) 5) Motivasi belajar yang kurang. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan diagnosis dan remediasi yang sudah dilakukan terhadap ketiga subjek, dapat dilihat bahwa keberhasilan subjek dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok meningkat dari hasil tes awal sebelum dilakukan kegiatan remediasi. Rendahnya hasil nilai tes awal yang diperoleh ketiga subjek diindikasikan subjek mengalami kesulitan di bagian-bagian materi tentang kubus dan balok yang mencakup hampir di seluruh pokok materi kubus dan balok. Kesulitan-kesulitan yang dialami subjek telah dijabarkan diatas yang diuraikan berdasarkan pokok materi yang telah dipelajari dan letak kesalahan pada tes awal. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dapat diketahui melalui wawancara diagnostik dengan hasil yang sudah dijabarkan diatas. Proses remediasi yang dilakukan terbukti dapat membantu mengatasi kesulitan belajar subjek di beberapa bagian materi tentang kubus dan balok dilihat dari hasil perolehan tes akhir. Keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
subjek pada tes awal dan tes akhir setelah proses remediasi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek SUBJEK A B C
Keberhasilan =
KEBERHASILAN TES AWAL 25 % 10 % 20 %
jumlah jawaban benar jumlah soal seluruhnya
KEBERHASILAN TES AKHIR 75 % 55 % 70 %
× 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan subjek A meningkat sebesar 50%, subjek B meningkat sebesar 45%, dan subjek C meningkat sebesar 50%. Peningkatan keberhasilan ini dapat diamati secara detail dari tabel perbandingan letak kesalahan di soal tes awal dan tes akhir, letak kesalahan ketiga subjek menurun pada tes akhir sesudah dilakukannya proses remediasi. Kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dengan pengajaran remedial untuk masing-masing subjek telah diuraikan di subbab sebelumnya. 2.
Keterbatasan Penelitian a.
Peneliti merasa masih kurang detail dalam menganalisis data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dan kurang detail dalam menggali kesulitan-kesulitan serta faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa pada materi kubus dan balok.
b.
Peneliti mendapatkan jadwal penelitian bersamaan dengan kegiatan classmeeting siswa sehingga peneliti merasa waktu yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
untuk proses remediasi terlalu singkat. Peneliti berencana melakukan pengajaran remedial sebanyak dua kali dengan dua tes remedial, namun karena bersamaan dengan kegiatan classmeeting dan subjek terlibat didalamnya maka kegiatan pengajaran remedial hanya dilakukan satu kali dengan satu tes remedial. c.
Peneliti merasa subjek masih mengalami kesulitan-kesulitan di beberapa bagian materi kubus dan balok dilihat dari hasil penyelesaian tes akhir, namun peneliti tidak menindaklanjuti untuk mendiagnosis dan mengatasi
kesulitan tersebut
karena
waktu
yang tidak
memungkinkan dilakukannya diagnosis dan remediasi ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang didapat dari penelitian ini antara lain: 1.
Kesulitan yang dialami oleh ketiga subjek pada penyelesaian soal tentang kubus dan balok meliputi kesulitan untuk menyebutkan unsur-unsur balok dan kubus khususnya diagonal ruang dan bidang diagonal, kesulitan untuk mengitung volume dan luas permukaan kubus dan balok terutama dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan rumus luas permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kedua bangun ruang tersebut contohnya ketika subjek diminta menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus, menentukan panjang diagonal ruang dan menentukan titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok.
2.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan-kesulitan yang dialami subjek antara lain (1) faktor internal yaitu karena persiapan subjek yang kurang untuk belajar atau subjek tidak belajar materi ini sebelumnya, meskipun pernah dipelajari di kelas subjek mengaku lupa dan tampak kurang bersemangat. Hal ini juga menunjukkan kurangnya minat dan motivasi subjek untuk belajar sehingga keinginan untuk mengerjakan latihan soal tidak begitu tampak. Faktor internal lain juga karena
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
lemahnya pengetahuan dasar atau kurang dikuasainya materi prasyarat seperti luas persegi, luas persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta kurang terampilnya subjek dalam mengoperasikan perkalian bilangan bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan; (2) faktor eksternal yang berasal dari luar subjek yang kemungkinan menyebabkan kesulitan belajar antara lain suasana belajar di rumah dan di sekolah yang kurang mendukung. 3.
Pengajaran remedial yang dilakukan terhadap ketiga subjek siswa dengan menggunakan metode tanya jawab dapat mengatasi kesulitankesulitan yang dialami subjek. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keberhasilan subjek pada penyelesaian soal tes akhir, dengan hasil peningkatan subjek A sebesar 50%, subjek B sebesar 45%, dan subjek C sebesar 50% dari hasil nilai tes awal ketiga subjek.
B.
SARAN 1. Bagi Guru a. Hendaknya guru menekankan pengajaran dengan menggunakan alat peraga untuk menyampaikan materi yang berhubungan dengan bangun ruang supaya siswa dapat memahami konsep-konsep bangun ruang seperti sisi, luas, volume, dan sebagainya dengan baik atau dengan menggunakan benda yang nyata untuk memvariasi metode pengajaran yang biasa diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Hendaknya guru melakukan kegiatan diagnosis dan remediasi pada akhir materi yang dirasa cukup sulit bagi siswa, tidak hanya setelah ujian kenaikan kelas supaya kesulitan-kesulitan siswa dapat segera teratasi untuk melanjutkan ke materi berikutnya dengan baik. 2. Bagi Siswa a. Hendaknya siswa harus meningkatkan semangat belajar dan harus aktif, jika takut untuk bertanya dengan guru setidaknya bertanya kepada orang yang bisa mengatasi kesulitannya ketika belajar. b. Siswa juga harus sering berusaha melatih kemampuannya dengan menggunakan latihan-latihan soal supaya keterampilan dasar seperti perkalian dan pembagian semakin terasah. 3. Bagi Peneliti Pendidikan Matematika a. Peneliti pendidikan matematika yang akan menggunakan penelitian ini atau penelitian yang serupa hendaknya dapat memaparkan lebih detail lagi dalam mendiagnosis untuk menemukan kesulitan siswa dan menggunakan upaya remediasi dengan metode yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara. Budhi, Wono Setya. 2008. Matematika Jilid 2B untuk SMP Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Erlangga. Daud, Ridwan M.”Mastery Learning: Teori dan Praktis”. Islamic Studies Journal Vol.1 No.2 Tahun 2013. Diakses pada 5 Desember 2016. Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta: Dekdikbud. Jamaris,
Martini.
2014.
Kesulitan
Belajar:
Perspektif,
Asesmen
dan
Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kartiko Widi, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyadi, H. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy.. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta Media Creative. Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Sukino, dan Simangunsong Wilson. 2004. Matematika SMP Jilid 1 untuk kelas VII Semester 1 & 2. Jakarta: Erlangga. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik & Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Tarsidi, Didi. “Belajar Tuntas (Mastery Learning)”.Jurnal Pendidikan Luar Biasa. Diakses pada 5 Desember 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1 SOAL TES UJICOBA Nama No.absen
: _______________________ : _______________________
Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar ! 1. Bidang diagonal kubus berbentuk …. a. persegi b. persegi panjang
c. trapesium d. belah ketupat
2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini. (i)
(iii)
(ii)
(iv)
Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ... a. (i), (ii) dan (iii) c. (i), (iii) dan (iv) b. (i), (ii) dan (iv) d. (ii), (iii) dan (iv) 3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai sisi atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor …. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dalam kubus adalah ... a. 8, 12, 4 c. 12, 4, 6 b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8 5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ... a. 4s2 c. s³ 2 b. 6s d. 2s³ 6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah …. a. 18 cm³ c. 216 cm³ b. 27 cm³ d. 729 cm³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah …. a. 972 cm³ c. 324 cm³ b. 512 cm³ d. 81 cm³ 8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan kubus tersebut adalah ... a. s³ c. 4s2 b. 2s³ d. 6s2 9. Luas seluruh permukaan sebuah kubus yang keliling sisi alasnya 20 cm adalah …. a. 150 cm² c. 250 cm² b. 200 cm² d. 300 cm² 10. Luas permukaan kubus yang volumenya 343 cm³ adalah …. a. 64 cm² c. 128 cm² b. 96 cm² d. 294 cm² 11. Perhatikan pernyataan berikut ini: (i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang. (ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang, (iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang kongruen. (iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah. Pernyataan yang benar adalah .... a. (i) dan (iv) b. (i) dan (iii)
c. (ii) dan (iv) d. (ii) dan (iii)
12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok ABCD.EFGH. Letak titik E ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang diagonal ruang balok tersebut adalah …. 22 cm a. c. 174 cm b.
44 cm
d.
350 cm
14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok tersebut adalah .... a. 2x + y + z c. xyz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
b. 2x + 2y + 2z
d. 2xyz
15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36 cm² dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah …. a. 216 cm³ c. 486 cm³ b. 324 cm³ d. 1.994 cm³
16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya = 8 cm. Volume balok adalah …. a. 240 cm³ c. 752 cm³ b. 480 cm³ d. 960 cm³ 17. Sebuah balok berukuran panjang = p cm, lebar = l cm, tinggi = t cm. Luas sisi balok tersebut adalah ... a. P + l + t c. 2p + 2l + 2t b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt 18. Luas alas sebuah balok 112 cm², panjang balok = 14 cm, tingginya = 5 cm. Luas permukaan balok adalah …. a. 182cm² c. 444 cm² b. 222 cm² d. 560 cm² 19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?
1
2
a. 2 b. 1 dan 2
3
4
c. 1, 2, dan 4 d. 1
20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?
1 a. 1,2,3,4 b. 1,2,4
2
3 c. 3,4 d. 3
~Selamat mengerjakan~
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2 PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL TES UJICOBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 3 SOAL TES AWAL Nama No.absen
: _______________________ : _______________________
Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar ! 1. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH berbentuk ….
a. persegi b. persegi panjang (yang bukan persegi)
c. trapesium d. belah ketupat (yang bukan persegi panjang)
2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini. (i)
(iii)
(ii)
(iv)
Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ... a. (i) dan (ii) c. (ii) dan (iv) b. (i) dan (iv) d. (iii) dan (iv) 3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai sisi atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor …. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dalam kubus adalah ... a. 8, 12, 6 c. 12, 4, 6 b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8 5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ... a. 4s2 c. s³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
b. 6s2
d. 2s³
6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah …. a. 18 cm³ c. 216 cm³ b. 27 cm³ d. 729 cm³ 7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah …. a. 972 cm³ c. 324 cm³ b. 512 cm³ d. 81 cm³ 8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan kubus tersebut adalah ... a. s³ c. 4s2 b. 2s³ d. 6s2 9. Keliling sisi alas sebuah kubus adalah 20 cm. Luas seluruh permukaan kubus tersebut adalah …. a. 150 cm² c. 250 cm² b. 200 cm² d. 300 cm² 10. Volume sebuah kubus adalah 64 cm³. Luas permukaan kubus tersebut adalah …. a. 64 cm² c. 128 cm² b. 96 cm² d. 384 cm² 11. Perhatikan pernyataan berikut ini: (i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang. (ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang, (iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang sama ukurannya. (iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah. Pernyataan yang benar adalah .... a. (i) dan (iv) b. (i) dan (iii)
c. (ii) dan (iv) d. (ii) dan (iii)
12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok PQRS.TUVW. Letak titik U ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang diagonal ruang balok tersebut adalah …. a. 22 cm c. 174 cm b.
44 cm
d.
350 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok tersebut adalah .... a. 2x + y + z c. xyz b. 2x + 2y + 2z d. 2xyz 15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36 cm² dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah …. a. 216 cm³ c. 486 cm³ b. 324 cm³ d. 1.994 cm³
16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya = 8 cm. Volume balok adalah …. a. 240 cm³ c. 752 cm³ b. 480 cm³ d. 960 cm³ 17. Sebuah balok berukuran panjang p cm, lebar l cm, tinggi t cm. Luas permukaan balok tersebut adalah ... a. p + l + t c. 2p + 2l + 2t b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt 18. Luas alas sebuah balok 21 cm², panjang balok = 7 cm, tingginya = 4 cm. Luas permukaan balok adalah …. a. 49 cm² c. 231 cm² 4 cm b. 122 cm² d. 588 cm² 7 cm
19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?
1 a. 1 b. 2
2
3 c. 1, 2 d. 1, 2, 3
20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?
1 a. 1 b. 2
2
3 c. 1, 2 d. 1, 2, 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL
1
B
11
A
2
C
12
A
3
C
13
C
4
C
14
C
5
C
15
A
6
D
16
B
7
B
17
D
8
D
18
B
9
A
19
C
10
B
20
D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 5 KISI-KISI SOAL TES DIAGNOSTIK MATERI
INDIKATOR Menyebutkan unsur-unsur kubus
Menggambar jaring-jaring kubus
NOMOR SOAL BUTIR Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH 1 dalam kolom-kolom berikut ini!
1
Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!
KUBUS
Menghitung luas permukaan dan volume kubus
2
Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah: a. Volume kubus b. Luas permukaan kubus
Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah: a. Luas permukaan kubus b. Volume kubus Menyebutkan unsur-unsur balok
1
Menghitung luas permukaan dan volume balok
3
Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW dalam kolom-kolom berikut ini !
BALOK Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir adalah 42 cm². Hitunglah:
7 cm 8 cm
a. Volume balok b. Luas permukaan balok
Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang 90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi 2/3 bagian bak milik Rio ? HUBUNGAN KUBUS & BALOK
Menyatakan hubungan antara kubus dan balok
RUMUS Menganalisis PYTHAGORAS salah satu unsur balok, yaitu diagonal balok dengan menerapkan rumus Pythagoras.
1
Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?
1
3 cm 2 cm 5 cm Berapa panjang diagonal ruang tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 6 SOAL TES DIAGNOSTIK
Nama No.absen
: _______________________ : _______________________
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini. Mulailah dari soal yang menurut kalian mudah. 1.
Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No.
Unsur kubus
1
Titik sudut
2
Rusuk
3
Sisi
4
Diagonal sisi
5
Diagonal ruang
6
Bidang diagonal
Unsur yang dimaksud
A, B, C, D, E, F, G, H
jumlah
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
2.
Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus! Jawab:
3.
Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah: c. Volume kubus d. Luas permukaan kubus Jawab :
4.
Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah: c. Luas permukaan kubus d. Volume kubus Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
5.
Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW dalam kolom-kolom berikut ini!
No.
6.
Unsur balok
1
Titik sudut
2
Rusuk
3
Sisi
4
Diagonal sisi
5
Diagonal ruang
6
Bidang diagonal
Unsur yang dimaksud
P, Q, R, S, T, U, V, W
jumlah
8
Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm ! Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
7.
Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir adalah 42 cm². Hitunglah:
7 cm 8 cm
c. Volume balok d. Luas permukaan balok Jawab:
8.
Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang 90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi 2/3 bagian bak milik Rio ? Jawab:
9.
Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
10.
Berapa panjang diagonal ruang tersebut?
3 cm 2 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN SOAL TES DIAGNOSTIK 1.
Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No.
2.
Unsur kubus
Unsur yang dimaksud
jumlah
1
Titik sudut
A, B, C, D, E, F, G, H
8
2
Rusuk
AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, DH
12
3
Sisi
ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE
6
4
Diagonal sisi
AC, BD, EG, FH, AF, BE, CF, BG, CH, DG, DE, AH
12
5
Diagonal ruang
AG, BH, CE, DF
4
6
Bidang diagonal
ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, ACGE, BDHF
6
Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus! Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
3.
Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah: e. Volume kubus f. Luas permukaan kubus Jawab : a.
Volume
=sxsxs =5x5x5 = 125 cm3
b.
Luas permukaan
= 6s2 = 6 x 25 = 150 cm2
4.
Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah: e. Luas permukaan kubus f. Volume kubus Jawab: Luas alas kubus = 25 cm² Luas alas kubus berbentuk persegi sehingga panjang sisi alas (rusuk) = 5 cm a.
Luas permukaan
= 6s2 = 6 x 25 = 150 cm2
b.
Volume
=sxsxs =5x5x5 = 125 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
5.
Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No.
6.
Unsur balok
Unsur yang dimaksud
jumlah
1
Titik sudut
P, Q, R, S, T, U, V, W
8
2
Rusuk
PQ, QR, RS, PS, TU, UV, VW, TW, PT, QU, RV, SW
12
3
Sisi
PQRS, TUVW, PQUT, QRVU, RSWV, PSWT
6
4
Diagonal sisi
PU, QT, RW, SV, RU, QV, ST, PW, PR, QS, TV, UW
12
5
Diagonal ruang
RT, PV, QW, SU
4
6
Bidang diagonal
PQVW, RSTU, QRWT, PSVU, QSWU, PRVT
6
Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm ! Jawab: Volume = p x l x t = 10 x 8 x 5 = 400 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
7.
Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir adalah 42 cm². Hitunglah:
7 cm 8 cm
e. Volume balok f. Luas permukaan balok Jawab: a. Volume
=pxlxt =8x7x6 = 336 cm3
b. Luas permukaan
= 2pl + 2pt + 2lt = (2.8.7) + (2.8.6) + (2.7.6) = 116 + 96 + 84 = 296 cm2
8.
Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang 90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi 2/3 bagian bak milik Rio ? Jawab: Volume bak
=pxlxt = 50 x 70 x 90 = 315.000 cm3
Volume air
9.
2
= × 315.000 cm3 = 210.000 cm3 3
Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok? Ya, karena balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang daerah persegi panjang yang masing-masing pasangnya kongruen, dalam hal ini kubus dibatasi oleh tiga pasang daerah persegi yang kongruen, dimana persegi merupakan persegi panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
10.
Berapa panjang diagonal ruang tersebut?
3 cm 2 cm 5 cm Jawab:
Diagonal sisi alas
Dengan rumus pythagoras : Diagonal sisi alas
= √25 + 4 = √29
Diagonal ruang balok = √29 + 9 = √38 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 8 PEDOMAN WAWANCARA
SISWA 1. Bagaimana cara belajarmu di rumah? 2. Berapa waktu belajarmu dirumah? 3. Apa kesulitan atau hambatanmu belajar ketika di rumah? 4. Apakah sering mengerjakan PR dirumah? 5. Bagaimana cara mengajar gurumu di sekolah? 6. Apakah kamu menyukai cara atau metode belajar yang dilakukan guru? 7. Bagaimana suasana kelas ketika belajar? 8. Bagaimana sikapmu ketika belajar di kelas? 9. Bagaimana sikap teman-temanmu ketika belajar di kelas? 10. Apakah kamu sering mencatat materi pelajaran? 11. Apa kesulitanmu atau hambatanmu ketika belajar di kelas? 12. Bagaimana kamu mengatasi kesulitanmu itu? 13. Bagaimana jika kamu mendapatkan nilai ulangan yang jelek? 14. Apakah kamu mengikuti ekstrakulikuler atau kegiatan organisasi di rumah? GURU MATEMATIKA 1. Bagaimana kesan bapak terhadap subjek? 2. Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah? 3. Apakah subjek sering bermasalah di sekolah? 4. Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi matematikanya rendah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 9 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU Keterangan: P: Peneliti J: Jawaban Narasumber 1. P: “Selamat siang Pak Tatak, saya ingin mewawancarai bapak, bagaimana kesan bapak terhadap subjek ?” J: “Kesan secara umum, Subjek B awalnya dulu adalah anak yang susah dipegang, sekarangpun masih menjadi target siswa yang was-was, ndrawasi/rawan, namun sejauh ini masih bisa dihandel, artinya tidak begitu sulit, masih punya rasa takut, tapi masih jadi target, tapi lolos kelas 8 ini masih tidak masalah. Subjek C dari awal anaknya aktif, terlalu aktif, jadi ada batasan-batasan yang harus di rem, tapi dengan saya dia diam. Tapi gapapa, tapi kalo Subjek A memang anaknya pendiem, ada tingkat kesulitan sendiri, cemerlang juga tidak, ya standar mereka semua.” 2. P: “Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah?” J: “Kalo belajar, sejauh ini dengan saya kalau disuruh belajar ya blajar, Cuma kedalamannya dia paham atau tidak paham itu nomor sekian, hasilnya memang selama ini kurang memuaskan, selalu remidi, tapi kalau Subjek C tidak selalu, tapi Subjek A dan Subjek B paling rendah di kelas tidak, tapi memang butuh perhatian khusus. Sedangkan anak disini kan terlalu kompleks, kemampuannya tidak sama, kadang-kadang ada sisi yang terabaikan, terlewatkan begitu saja, biasanya kalo dilihat dari hasil, hasil itu kan tidak sesuai dengan kenyataan. Terlebih secara pribadi dengan saya mereka tegang, tidak hanya di kelas, ketika saya lewat juga. Nggatau anak kesannya kalau dengan saya kok seperti itu, lebih gugup, Si Subjek C itu kalau dengan saya gugup, kalau Subjek A ya kaya gitu diem, kalau Subjek B ya takutnya ada.” 3. P: “Apakah subjek sering bermasalah di sekolah?” J: “Tidak bermasalah.” 4. P: “Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi matematikanya rendah?” J: “Satu, dasarnya gak kuat, kemudian SMP kelas 8 lebih susah dikendali, pikirannya itu dimana-mana, kelas 8 tipenya kaya gitu, fokusnya kurang, paling kecil nggak paling gede juga nggak, jadi mereka lebih mencari jati diri, jadinya pelajarannya agak turun, ya karena masalah seperti itu, kadang kalau dirumah, misal di SD pinter gitu ya, karena orangtuanya tambah-tambahan perkalian pembagian mungkin bisa tlaten ngajari, pas SMP aljabar itu apa, bagaimana.. ya orangtua lepas, udah ngga ngerti apa-apa, bingung, beratnya gitu, waktu SD anak masih diloloh orangtua, pas SMP orangtua lepas, full di sekolah, pasrah sekolah, padahal di sekolah cuma beberapa menit matematikanya, waktu dirumah kalau anak mengerjakan PR ya orangtua taunya belajar, nggak tau tapi belajar apa, tapi kalau kelas 9 sudah sadar ya enak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140 Lampiran 10 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK A Keterangan: P: Peneliti S: Subjek P: “Kalau dirumah, bagaimana kamu cara belajarnya?”
S: “Lumayan.”
S: “Ditunggu kakak.”
S: “Kadang iya, kadang susah nangkep.”
P: “Caranya bagaimana? misal baca buku apa latihan soal?”
P: “Kalau susah nangkep diem?”
S: “Kadang baca.”
P: “Biasanya duduk dimana?”
P: “Tiap hari belajar?”
S: “Depan.”
S: “Nggak, kalau ada PR sama ulangan aja.”
P: “Suasana kelas bagaimana?”
P: “Biasanya waktu belajarmu berapa jam?”
S: “Sering gojek, rame, kalo yang dibelakang. Kalo pas gurunya galak yaudah pada diem.”
S: “2 jam atau 2 jam lebih. jam 7 biasanya.” P: “Hambatanmu belajar dirumah apa?” S: “Nyetel tv.” P: “Selain itu?” S: “Udah.”
P: “Gampang nangkapnya nggak?”
S: “Ya nggak, tanya temennya.”
P: “Terus kamu waktu belajar di sekolah bagaimana?” S: “Kadang terganggu, terus kadang ikut temennya ngobrol.”
P: “Kamu sering mengerjakan PR?”
P: “Misal ada yang menjelaskan, mendengarkan tidak?”
S: “Kadang.”
S: “Kadang iya, kadang nggak.”
P: “Cara mengajar guru di sekolah bagaimana dalam pelajaran matematika?”
P: “Sikap temanmu bagaimana?”
S: “Kadang pake alat peraga, kadang suruh buat apa gitu dari kertas-kertas, tapi cuma kadang-kadang.”
S: “Kadang ada yang nakal, pas pelajaran rame, ngobrol sendiri.” P: “Waktu pelajaran kamu sering mencatat?”
P: “Seringnya bagaimana cara mengajarnya?”
S: “Pas kalo ada yang ditulis di papan tulis ya dicatat.”
S: “Biasanya cuma dari papan tulis.”
P: “Hambatanmu belajar di kelas apa?”
P: “Pakai latihan soal nggak?”
S: “Kadang ada yang ngomong sendiri, terus terpengaruh pembicaraannya.”
S: “Pakai juga.” P: “Seringnya jelasin?”
P: “Kalau kamu mendapat nilai ulangan jelek kamu bagaimana?”
S: “Ya”.
S: “Minta les.”
P: “Kamu suka dengan cara mengajarnya seperti itu nggak?”
P: “Les dimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141 S: “Di Pandowoharjo.”
S: “Jumat.”
P: “Kamu ikut ektrakulikuler nggak to? kamu ikut ekstra apa?”
P: “Kamu nggak kecapean?”
S: “Karate.” P: “Mengganggu belajarmu nggak?” S: “Nggak juga.” P: “Kamu karate sampai sore nggak?” S: “Nggak.” P: “Waktunya kapan?”
S: “Ya capek.” P: “Paginya bikin malas sekolah nggak?” S: “Yo nggak.” P: “Kamu di rumah ikut acara organisasi?” S: “Nggak.” P: “Mungkin cukup, itu aja makasih yaaa.."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142 Lampiran 11 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK B Keterangan P: Peneliti S: Subjek P: “Cara belajarmu dirumah bagaimana?” S: “Kadang-kadang belajar dan ya.. jarang belajar sih, biasanya pas mau ulangan aja.” P: “Kalo paginya ada matematika?” S: “Ya, nggak belajar, hehehe..” P: “Kalo belajar, berapa waktunya?” S: “1 jam.” P: “Jam berapa?” S: “Jam7-8.” P: “Kalau belajar dirumah biasanya hambatannya apa?” S: “Kalau ada yg susah terus bingung ngerjainnya.” P: “Lalu?” S: “Biasanya cari diiternet, kalo nggak bisa dilompati, kadang tanya sama kakak, kakak sepupu.” P: “Dirumah sering mengerjakan PR?” S: “Iya kalau ada PR tak kerjain.” P: “Kalau PR ada yang susah bagaimana?” S: “Suruh bantuin kakak.” P: “Kalau di sekolah gimana cara mengajar guru?” S: “Kadang asik kadang nggak, kadang pelajarannya gampang masuk dipikiran, kadang-kadang susah gitu.”
S: “Kadang suruh ngerjain soal kalo Pak Tatak, ditinggal gitu kadang-kadang, kalo ada tugas dari dinas.” P: “Kamu senang tidak sama cara mengajar guru?” S: “Seneng, gampang gitu dipelajarinya, mudah diterima.” P: “Kalau suasana kelas ketika belajar bagaimana?” S: “Kalo pas ditinggal Pak Tatak ya pada rame, pas ada Pak Tatak pada ngerjain gitu, ramenya gojek gitu.” P: “Sikap belajar kamu di kelas bagaimana pas pelajaran matematika?” S: “Kadang-kadang anteng, kadang bicara sendiri sama temen.” P: “Sikap teman-temanmu bagaimana?” S: “Kalo temen-temen banyak yang bicara sendiri, kadang nggak ndengerin penjelasan guru gitu.” P: “Terus waktu pelajaran sering mencatat tidak?” S: “Ya nyatet, yang penting-penting gitu.” P: “Hambatan ketika belajar di kelas apa?” S: “Kalo temen-temen pada rame gitu susah.” P: “Kamu kalau duduk dimana?” S: “Ditengah.”
P: “Caranya mengajarnya bagaimana?”
P: “Oya, kalo kamu dapat nilai ulangan jelek bagaimana?”
S: “Enak kok, caranya pelan tapi semua murid bisa tahu caranya, diterangin sampai muridnya tahu.”
S: “Minta remidi, kalo semua jelek kadang terus disuruh remidi.”
P: “Nggak pakai soal po?”
P: “Terus usahanya apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 S: “Ya lebih giat belajar aja biar bisa ngerjain soal-soalnya itu.” P: “Kamu ikut ekstrakulikuler tidak?” S: “Ya, ikut keterampilan.” P: “Itu mengganggu tidak?” S: “Nggak.” P: “Kalau di rumah ikut organisasi tidak?” S: “Ya cuma pemuda, ngumpul-ngumpul pemuda.”
P: “Kegiatannya banyak tidak?” S: “Kalo sore voli, kalo ada rapat ikut.” P: “Mengganggu belajarmu tidak?” S: “Nggak.” P: “Nggak kecapean gitu?” S: “Nggak.” P: “Mungkin cukup sekian, terimakasih ya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144 Lampiran 12 TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK C Keterangan: P: Peneliti S: Subjek P: “Kalau dirumah cara belajarmu bagaimana?”
P: “Kamu senang tidak dengan cara mengajar sepeti itu?”
S: “Kalau pekerjaan rumah udah selesai.”
S: “Senang.”
P: “Belajar matematikanya bagaimana?”
P: “Mengapa?”
S: “Yaitu.. buka buku tapi nggak satu buku.”
S: “Kalau ditunggu gurunya takut, kalau ditinggal kan bisa tanya temennya.”
P: “Biasa belajar setiap hari?” S: “Nggak juga, kalo ada pelajaran matematika aja.” P: “Waktu belajar dirumah berapa jam?” S: “Dari jam enam sampai jam sembilan.” P: “Kalau balajar dirumah hambatannya apa?” S: “Adik.” P: “Adiknya kenapa? Mengganggu?” S: “Iya, adeknya masih kecil.” P: “Kalau ada kesulitan-kesulitan bagaimana?” S: “Kalau berangkat sekolah paginya tanya temen.” P: “Sering mengerjakan PR tidak?” S: “Iya, kalo yang ngga bisa dilewati.”
P: “Kalau waktu pelajaran matematika bagaimana?“ S: “Rame, kalo ada gurunya ngga rame.” P: “Kalo waktu belajar sikapmu bagaimana?” S: “Kalau gurunya jelasin ya ndengerin, suruh ngerjain ya ngerjain.” P: “Sering ngobrol?” S: “Nggak, samping kiri kanan cowok.” P: “Duduknya dimana?” S: “Belakang, urut absen.” P: “Sikap teman waktu pelajaran bagaimana?” S: “Kalau dikasih tahu nggak mau ndengerin, rame.” P: “Kamu dikelas sering mencatat?”
P: “Yang dilewati itu terus bagaimana?”
S: “Nggak. Eh kadang-kadang sih kalau gurunya suruh nyatet ya nyatet.”
S: “Tanya temen paginya.”
P: “Dikelas hambatanmu apa?”
P: “Bagaimana gurumu mengajar disekolah?”
S: “Temen-temennya rame.”
S: “Mengajarnya itu ngasih soal, ditinggal terus dikumpul.” P: “Biasanya tiap hari begitu?” S: “Nggak juga sih, kalau ngasih soal.” P: “Tiap pertemuan apa kadang-kadang?” S: “Tiap petertemuan.”
P: “Kalau mendapat nilai ulangan jelek bagaimana?” S: “Takut mbak.” P: “Mengapa?” S: “Nanti itu kan untuk rapot, takutnya ada nilai merah.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145 P: “Lalu usahamu bagaimana?” S: “Belajar.” P: “Kamu ikut ekstrakulikuler?” S: “Ikut, Bahasa Inggris.” P: “Dirumah ikut organisasi?” S: “Pemuda.” P: “Kegiatannya banyak tidak?” S: “Nggak.” P: “Mengganggu belajarmu tidak?” S: “Nggak.” P: “Oh ya, mungkin gitu dulu, terimakasih ya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL
Satuan Pendidikan
: SMP Kanisius Sleman
Kelas/Semester
: VIII A/Genap
Mata Pelajaran
: Matematika
No. 1.
Langkah-langkah Kegiatan Awal
Keterangan 10 menit
- Peneliti memberi salam kepada peserta didik. - Peneliti mengingatkan kembali tentang materi tes kubus dan balok yang pernah diberikan. 2.
Kegiatan Inti
40 menit
- Peneliti menerangkan kubus dan balok serta unsur-unsurnya. - Peneliti menerangkan konsep luas permukaan dan volume kubus dan balok. - Peneliti membahas kembali soal tes diagnostik dan melakukan tanya jawab dengan peserta didik. 3.
Kegiatan Akhir - Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta didik.
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147 Lampiran 14 PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150 PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153 PEKERJAAN TES AWAL (SUBJEK C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156 Lampiran 15
ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK A)
SOAL 1 - Subjek dapat menunjukan titik sudut kubus. - Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan benar, namun salah dalam penulisan. (A1) - Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus dan salah menuliskan nama sisi. (A2) (Peneliti menunjukkan benda menyerupai kubus kemudian subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan bantuan media tersebut) - Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah dalam penulisan namanya.(A3) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (A4) (Peneliti menjelaskan contoh diagonal ruang kemudian meminta subjek mencari yang lain) - Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal.(A5) (Peneliti menunjukan satu contoh bidang diagonal, kemudian meminta subjek mencari yang lain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157 SOAL 2 Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus. (Peneliti mengecek pemahaman subjek dengan menentukan alasnya kemudian meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi tutup, lalu subjek menunjukan tutupnya dengan benar).
SOAL 3 - Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan mengaku lupa rumusnya.(A6) - Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan kubus dan mengaku tidak tahu rumusnya. (A7) (Peneliti menjelaskan cara menentukan volume dan luas permukaan kubus dengan bantuan benda menyerupai kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya menghafalkan rumusnya saja. )
SOAL 4 - Subjek dapat menghitung luas permukaan kubus dengan bantuan alat peraga yang menyerupai kubus, sehingga dapat membayangkan bahwa kubus memiliki 6 sisi yang kongruen. - Subjek mengetahui rumus mencari volume namun subjek tampak kurang memahami luas persegi, sehingga untuk menentukan panjang rusuk perlu diarahkan. (A8) (Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari rusuk dengan menguraikan luas sisi alas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
SOAL 5 - Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok, namun tidak menyebutkan dengan lengkap. - Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang diagonal.(A9) (Peneliti menjelaskan seperti halnya dalam kubus, unsurbalok memiliki unsur-unsur yang sama dengan kubus, kemudian meminta subjek melengkapi jawaban dengan menyebutkan semua unsur-unsurnya)
SOAL 6 - Subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume balok yang ditulis dan subjek mengaku lupa. (A10) (Peneliti menjelaskan kembali dasar rumus volume yaitu luas x tinggi, kemudian menuntun subjek untuk mencari luas alas kemudian tingginya, sehingga diperoleh rumus p x l x t)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
SOAL 7 - Ketika ditanya bagaimana langkah awal mengerjakan soal nomor 7, subjek diam. (Peneliti memancing pemikiran subjek bahwa untuk mencari volume tersebut harus mengetahui panjang, lebar, dan tingginya, kemudian subjek sadar bahwa tingginya belum diketahui) - Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok untuk mencari tinggi balok. - Subjek subjek mengaku lupa rumus luas persegi panjang. (A11) - Ketika ditanya apa yang dituliskan, subjek mengaku lupa rumus volume dan luas permukaan. (A12)
SOAL 8 - Subjek dapat memahami cara menghitung volume balok, namun tampaknya subjek kesulitan untuk memahami cara mencari volume air tersebut. - Subjek tampak ragu dalam menghitung bilangan berbentuk pecahan. (A13)
SOAL 9 Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
SOAL 10 - Subjek tidak mengetahui cara penyelesaian soal tersebut. (Kemudian peneliti memberikan petunjuk menggunakan rumus pythagoras) - Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok dan lupa tentang rumus pythagoras. (A14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161 ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK B)
SOAL 1 - Subjek dapat menunjukkan titik sudut kubus. - Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam kubus baik tegak maupun mendatar, namun tidak dituliskan di lembar jawaban (kemungkinannya adalah malas menulis). - Subjek tidak dapat menunjukkan sisi kubus (ketika ditanya mengaku lupa, kemudian peneliti memberikan contohnya) setelah mengetahui, subjek dapat langsung menyebutkan semuanya.(B1) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, (subjek mengatakan kurang tau, kemudian peneliti memberikan contohnya) setelah ditunjukkan, subjek langsung mengetahui jumlahnya.(B2) (Peneliti meminta subjek melengakapi dan menuliskan semua unsur-unsur tersebut) - Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang.(B3) (peneliti memberikan salah satu contoh diagonal ruang, kemudian meminta subjek mencari yang lainnya) - Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal, (ketika ditanya mengaku pernah belajar, namun lupa. Peneliti memberikan salah satu contohnya dan meminta subjek mencari yang lainnya).(B4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162 SOAL 2 Subjek dapat membuat jaring-jaring kubus. (Peneliti mengecek pemahaman subjek dengan menentukan sisi alasnya kemudian meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi tutup. Subjek dapat menunjukan tutupnya) SOAL 3 Ketika ditanya bagaimana penyelesaiannya, subjek mengaku tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan karena mengaku tidak hafal rumusnya.(B5) (Peneliti menjelaskan bagaimana mencari luas permukaan dan volume dengan benda menyerupai kubus dan meminta subjek untuk memahami bagaimana menghitung volume dan luas permukaan tidak hanya dengan menghafal rumusnya saja.)
SOAL 4 - Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang berbentuk persegi.(B6) (Ketika subjek ditanya bagaimana penyelesaiannya, subjek mengaku sama seperti diatas, subjek lupa rumusnya) - Ketika menghitung volume kubus dengan menggunakan luas alas x tinggi, subjek tidak mengetahui bahwa tinggi kubus sama dengan rusuk kubus. (Kemungkinan subjek kurang konsentrasi) (B7). (Peneliti meminta subjek memahami maksud soal dan mengarahkan subjek untuk menentukan luas permukaan dan volume kubus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
SOAL 5 Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan semua unsurunsur balok namun dapat menunjukkan dalam gambar.(B8) (Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok seperti halnya dalam kubus, kemudian meminta subjek untuk melengkapi semua unsur-unsur pada balok)
SOAL 6 Awalnya subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume balok yang ditulis, subjek mengaku lupa. (Setelah dijelaskan bagaimana menghitung volume kubus pada soal sebelumnya, subjek dapat menghitung volume balok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164 SOAL 7 - Setelah mengetahui cara menghitung volume kubus, subjek dapat menghitung volume balok, tetapi tidak ditulis dengan jelas. - Untuk soal no.7, subjek perlu dituntun untuk menemukan tinggi balok, menggunakan luas salah satu sisi balok yang sudah diketahui. - Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42, 8x6 = 46). (B9)
SOAL 8 - Subjek salah dalam menghitung volume balok (salah rumusnya) dan salah dalam menghitung 2/3 dari volume balok tersebut. (B10) (Peneliti mengingatkan kembali rumus volume balok, dan mengarahkan bagaimana mencari volume air)
SOAL 9 - Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9. (Peneliti menjelaskan bahwa kubus dan balok sama-sama dibatasi oleh sisi-sisi yang berbentuk persegi panjang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165 SOAL 10 - Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok (Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat kedudukan garis dan membayangkan garis tersebut sebagai sisi miring segitiga kemudian mengarahkan mencari panjang garis diagonal tersebut dengan rumus pythagoras). Subjek mengaku lupa tentang rumus pythagoras. (B11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166 ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK C)
SOAL 1 - Subjek dapat menyebutkan semua rusuk kubus. - Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak dapat menyebutkan semuanya dengan lengkap. - Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai (misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC).(C1) - Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi namun, tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan diagonal sisi pada kubus. - Subjek tidak mengetahui diagonal ruang (kemungkinan subjek lupa) sehingga cukup lama dalam mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus.(C2) (Peneliti memberikan salah satu contoh dari diagonal ruang, kemudian meminta subjek menentukan yang lainnya) (Subjek terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar, ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara tes ini dan ingin cepat-cepat segera menyelesaikan) - Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal, subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal adalah bidang.(C3). (Peneliti menunjukkan contoh bidang diagonal, kemudian subjek diminta mencari yang lainnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167 SOAL 2 - Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan benar, namun ketika diminta mencari tutup kubus dengan diketahui alasnya subjek kebingungan. Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus dengan bantuan media menyerupai kubus. - Subjek tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring kubus lain. Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika diminta mencari bentuk lain. (C4) (Hal ini menunjukkan tidak ada motivasi belajar)
SOAL 3 - Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar, namun salah dalam menuliskan satuan volume. - Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus.(C5) - Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan kubus dengan diketahui rusuk salah satu sisinya.(C6) (Peneliti menjelaskan bagaimana menghitung luas permukaan kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya menghafalkan rumusnya saja)
SOAL 4 Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas permukaan kubus dengan diketahui luas salah satu sisinya. (C7) dan subjek bingung ketika menghitung volume kubus dengan diketahui luas sisi alasnya. (Subjek lupa rumus luas persegi, untuk menentukan rusuknya). (C8) (Peneliti mengarahkan subjek kembali memahami luas permukaan dan volume kubus seperti yang sudah dijelaskan di no.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168 SOAL 5 - Subjek dapat menunjukkan sisi balok namun ketika menyebutkan sisi dari sebuah balok masih kurang teliti.(C9) - Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi dan diagonal ruang namun masih tidak tahu jumlahnya. - Subjek masih kebingungan untuk menyebutkan bidang diagonal balok. (C10) (Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok sama seperti halnya unsur-unsur kubus yang telah dijelaskan sebelumnya)
SOAL 6 Subjek pada awalnya tidak dapat menghitung volume balok. (Peneliti menjelaskan cara menghitung volume pada balok dengan luas alas x tinggi sehingga diperoleh rumus p x l x t, kemudian meminta subjek untuk mengerjakan kembali soal tersebut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169 SOAL 7 - Untuk no.7, subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang sehingga tidak dapat mencari tinggi balok.(C10) (Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari tinggi balok dengan mengurai luas salah satu sisi balok berbentuk persegi panjang)
SOAL 8 - Pada awalnya subjek tidak dapat menghitung volume balok. (Peneliti meminta subjek kembali mengingat bagaimana mencari volume balok seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kemudian meminta menghitungnya) - Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15.(C11)
SOAL 9 Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170 SOAL 8 Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok. (Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat garis diagonal ruang tersebut sebagai garis miring dari sebuah segitiga, kemudian mengarahkan subjek untuk mencari panjang diagonal ruang dengan rumus pythagoras), subjek mengaku lupa tentang rumus pythagoras. (C12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171 Lampiran 16 PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK A)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174 PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177 PEKERJAAN TES AKHIR (SUBJEK C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180 Lampiran 17
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES (GURU MATEMATIKA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES (DOSEN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182 Lampiran 18 SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183 Lampiran 19 FOTO-FOTO
Siswa kelas VIII B sedang mengerjakan soal ujicoba.
Siswa kelas VIII A sedang mengerjakan soal tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Subjek A, B, dan C sedang mengerjakan soal tes diagnostik.
Kegiatan wawancara diagnostik dan bimbingan terhadap subjek A.
Kegiatan wawancara diagnostik dan bimbingan terhadap subjek B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Kegiatan wawancara diagnostik dan bimbingan terhadap subjek C.
Kegiatan mereview materi dan pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Subjek A sedang mencoba mengerjakan soal di papan tulis.
Subjek B sedang mencoba mengerjakan soal di papan tulis.
Subjek C sedang mencoba mengerjakan soal di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187 Lampiran 20 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN