12 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
ANALISIS KEBUTUHAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
Oleh Sri Sukarni Dosen pada Universitas Nusa Tenggara Barat
Abstract: English is one of the subjects recorded in UNTB curriculum and as a compulsory subject to be learned by non English department students. In choosing teaching material, need analysis is conducted because need analysis is the process to collect information about students’ needs based on necessities, lacks and wants. This study aimed to analyze needs of English for UNTB students. The result of the need analysis will be useful in English for Specific Purposes (ESP) since ESP characteristics are designed to meet specified needs of the learners and related in content that is in its theme and topics to particular disciplines, occupations and activities. Method of the study is survey and instrument of the study is questionnaires. Based on research finding showed students’ needs 1). linguistics component is integrated with language skills; 2). learning is more emphasized on language skills and 3). teaching material is related to students’ field interest and preparation to work or professional lives of the students. Keywords: need analysis, English for Specific Purposes, teaching material PENDAHULUAN Perkembangan dan persaingan yang semakin cepat menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia global. Disamping menghasilkan lulusan yang cerdas, perguruan tinggi juga dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan masyarakat/ dunia kerja. Agar para lulusan mampu bersaing untuk memasuki dunia kerja, maka inovasi kurikulum dan materi ajar yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia kerja perlu dikembangkan. Disamping itu juga kompetensi komunikasi perlu dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat dunia terutama komunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis. Status pengajaran bahasa Inggris dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu sebagai bahasa pertama, kedua dan asing (Dubin dan Olshtain, 1986). Sebagai bahasa pertama, bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Sebagai bahasa kedua bahasa Inggris dipergunakan sebagai alat pembelajaran di sekolah dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Sebagai bahasa asing bahasa Inggris digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diselenggarakan sebagai bahasa asing yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi. Pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar telah dimulai sejak pertengahan tahun 1994. Dalam pelaksanaannya di Sekolah Dasar, pengajaran bahasa Inggris diselenggarakan _____________________________________________ Volume 10, No. 1, Januari 2016
sebagai muatan lokal yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memahami keterangan lisan dan tertulis serta ungkapan sederhana. Di sekolah lanjutan dan perguruan tinggi bahasa Inggris sudah diberi status sebagai bahasa asing pertama yang wajib diajarkan. Di perguruan tinggi bahasa Inggris merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh mahasiswa non program studi bahasa Inggris. Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat berkomunikasi, membaca dan memahami literature dalam bahasa Inggris. Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum pada non program studi bahasa Inggris, arah pembelajaran bahasa Inggris untuk non program studi bahasa Inggris berbeda dengan bahasa Inggris pada program studi bahasa Inggris. Di Universitas Nusa Tenggara Barat bahasa Inggris diajarkan dengan jumlah beban 2 sks dan ditempuh pada semester gasal atau genap tergantung pada kurikulum pada tiap-tiap fakultas. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pembelajaran bahasa Inggris ditujukan untuk kepentingan mahasiswa selama kuliah ataukah untuk kepentingan lulusan di dunia kerja? Pertanyaan ini berkaitan dengan materi ajar bahasa Inggris yang diajarkan; apakah reading text yang disajikan sama untuk semua mahasiswa padahal mahasiswa belajar pada program studi yang berbeda. Misalnya apakah mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat mempelajari topik reading text bahasa Inggris yang sama dengan program studi Seni Rupa? Tentu jawabannya http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 berbeda karena topik dan istilah yang digunakan pada disiplin ilmu tiap program studi berbeda. Untuk menjawab pertanyaan ini maka pembelajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa non program studi bahasa Inggris perlu dianalisis sehingga ditemukan bahasa Inggris seperti apa yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mahasiswa. English for Specific Purposes (ESP) adalah bahasa Inggris untuk tujuan khusus. ESP bertujuan agar pembelajar mampu menguasai bahasa Inggris pada bidang yang mereka pelajari dan biasa dikenal sebagai mata kuliah Bahasa Inggris bagi mahasiswa non program studi bahasa Inggris. Sysoyev (2000) mengatakan…..when taking into account information about the students, goals , and objectives, teachers need to determine which aspect of ESP learning will be included, emphasized, integrated and used as a core of the course to address students’ need and expectation. Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa ESP didesain untuk menyiapkan pembelajar bahasa Inggris yang digunakan dalam disiplin ilmu dan pekerjaan tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Misalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Seni; mereka harus memahami bahasa Inggris yang berhubungan dengan Ilmu Seni, atau jika mereka mahasiswa Fakultas Ilmu Kehutanan maka mereka harus memahami bahasa Inggris untuk diterapkan pada Ilmu Kehutanan. Gambaran ini menyatakan bahwa materi ajar ESP membantu pemahaman pembelajar terhadap bahasa Inggris sesuai disiplin ilmu pembelajar dan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja. Why does the learner need to learn a foreign language? Pertanyaan yang diajukan oleh Hutchinson dan Waters (1987) tersebut mengawali munculnya English for Specific Purposes (ESP). Jawaban atas pertanyaan ini akan berkisar pada siapa para pembelajar tersebut dan kebutuhan bahasa apa yang mereka perlukan. Jawaban ini akan berpengaruh juga pada materi ajar ESP. Selanjutnya Hutchinson dan Waters mengatakan bahwa ESP merupakan pendekatan pengajaran bahasa Inggris dimana materi dan metodenya mengarah pada pertanyaan mengapa pembelajar ingin belajar bahasa Inggris. Robinson (1991) memberikan kriteria ESP yaitu pertama ESP berorientasi pada tujuan. Artinya peserta didik belajar bahasa Inggris semata-mata karena kebutuhannya, baik untuk kebutuhan akademik maupun untuk kebutuhan dunia kerja. Yang kedua adalah ESP berdasarkan need analysis yang bertujuan untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Inggris. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Hutchinson (1987) yang mengatakan bahwa
Media Bina Ilmiah 13 kesesuaian antara kebutuhan mahasiswa terhadap bahasa Inggris dengan materi ajar dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Hal ini berimplikasi pada materi ajar ESP sebagaimana dikatakan oleh Thomas A Upton (2012) yang mengatakan materials for ESP reflect the specific language needs that are being addresses and have much in comment with general ESL/EFL materials, but there are important distinction as well. Selanjutnya Zhuoin Sun (2010) menekankan bahwa dalam pengembangan materi ESP…..teaching materials did attract students interest in language learning. Dari pendapat tersebut tersimpul suatu makna bahwa materi ESP dimulai dari identifikasi kebutuhan yang mengarah pada kebutuhan pembelajar, dan program pembelajaran. Setelah dipahami bahwa ESP berawal dari pertanyaan Why does the learner need to learn a foreign language? Demikian pula untuk mencapai keuntungan ganda pada pembelajaran ESP maka terlebih dahulu perlu dianalisis kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat. Menururt Nunan (1988:75) analisis kebutuhan adalah proses untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajar. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu harus diketahui perbedaan antara target needs dan learning needs. Hutchinson and Waters (1987: 5456) mengklasifikasikan needs ke dalam target needs (apa yang peserta didik perlukan untuk dapat berkomunikasi pada target situasi) dan learning needs ( apa yang peserta didik perlukan untuk belajar). Selanjutnya target needs dibagi lagi menjadi: a. Necessities: aspek bahasa apakah yang diperlukan peserta didik agar dapat berfungsi secara efektif sesuai sasaran. b. Lacks: Apa yang belum dikuasai peserta didik. c. Wants: apa yang ingin dipelajarai oleh peserta didik Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apa kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat? METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei karena tujuan penelitian ini ingin mengetahui kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa UNTB. Stephen & William (1982:128) mengatakan bahwa surveys are the most used technique in education, they are means of
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 1, Januari 2016
14 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
gathering information to assess needs and set goals. Selanjutnya Floyd (1996) menyatakan “the main way of collecting information is by asking people questions; their answer constitute the data to be analyzed. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat berjumlah 83 orang dan menjadi sample penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Alasan pemilihan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data karena informasi yang dibutuhkan dapat dikontrol melalui pertanyaan penelitian. Materi dalam kuesioner mengacu pada Hutchinson and Waters (1987) yang mengarah kepada target needs dan learning needs. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dalam bentuk jumlah dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a.
Hasil Penelitian
1.
Profil Pembelajar Pada bagian ini profil pembelajar menjelaskan tentang usia dan lamanya pembelajar belajar bahasa Inggris. Tabel 1. Usia Pembelajar usia 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36 – 40 tahun
jumlah 45 27 8 3
% 54,21 32,53 9,63 3,61
Tabel 2. Lamanya Pembelajar Belajar Bahasa Inggris tahun 5 6 7 8
jumlah 21 12 22 28
% 25,30 14,45 26,50 33,73
2.
Sikap Pembelajar terhadap bahasa Inggris Untuk mengukur sikap pembelajar terhadap bahasa Inggris, penulis mengukur melalui pertanyaan tentang penting tidaknya bahasa Inggris bagi para pembelajar dan ketepatan waktu mengumpulkan tugas. Tabel 3. Bahasa Inggris penting untuk dipelajari Kategori Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
jumlah 55 20 5 3
% 66,26 24,09 6,02 3,61
_____________________________________________ Volume 10, No. 1, Januari 2016
Tabel 4. Ketepatan waktu mengumpulkan tugas Kategori Tepat waktu Tidak tepat waktu
jumlah 70 13
% 84,33 15,66
3.
Minat Pembelajar terhadap keterampilan Bahasa Inggris, materi ajar dan gaya belajar Pada bagian ini penulis mendeskripsikan minat pembelajar terhadap empat keterampilan bahasa yaitu listening, speaking, reading dan writing. Tabel 5. Minat untuk mendengarkan lagu, berita, film dalam bahasa Inggris Jawaban Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
jumlah 5 47 11 20
% 6,02 56,62 13,25 24,09
Tabel 6. Minat untuk membaca buku, surat kabar, majalah, jurnal dalam bahasa Inggris Jawaban Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
jumlah 12 21 28 22
% 14,45 25,30 33,73 26,30
Tabel 7. Minat untuk berbicara dalam bahasa Inggris dengan keluarga di rumah, teman, dosen, wisatawan asing Jawaban Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
jumlah 0 32 40 11
% 0 38,55 48,19 13,25
Tabel 8. Minat untuk menulis paragraf sederhana, surat, cerita dalam bahasa Inggris Jawaban Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah
jumlah 6 23 12 42
% 7,22 27,71 14,45 50,60
Tabel 9. Materi ajar pengetahuan kebahasaan terintegrasi dengan keterampilan bahasa Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
jumlah 45 31 5 2
http://www.lpsdimataram.com
% 54,21 37,34 6,02 2,40
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah 15
Tabel 10. Dosen menggunakan metode ceramah Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Tabel 11. Pembelajar pembelajaran Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
jumlah 3 8 25 47 lebih
% 3,61 9,63 30,12 56,62 aktif
jumlah 50 23 5 5
Tabel 12. Tugas Mandiri/ dipresentasikan Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
dalam % 60,24 27,71 6,02 6,02
Kelompok
jumlah 42 28 8 5
dan
% 50,60 33,73 9,63 6,02
Tabel 13. Keterampilan bahasa yang mana yang paling saudara suka Keterampilan bahasa Listening Speaking Reading Writing
jumlah 10 60 10 3
Tabel 14. Topik materi dalam keterampilan bahasa Topik Kegiatan sehari-hari Sesuai dengan disiplin ilmu Ipteks Yang berhubungan dengan pekerjaan
% 12,04 72,28 12,04 3,61 pembelajaran
jumlah 7 31 10 35
% 8,43 37,34 12,04 42,16
mengatakan bahasa Inggris penting dan 70 orang (84,33%) mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini berdampak pada minat/motivasi belajar bahasa Inggris. Minat pembelajar terhadap bahasa Inggris dilihat dari aktivitas pembelajar pada keterampilan bahasa, ketertarikan pada materi ajar dan gaya belajar. Pada keterampilan listening frekwensi pembelajar untuk mendengarkan lagu, cerita, berita, film dalam bahasa Inggris menunjukkan frekwensi kadang-kadang merupakan pilihan jawaban yang paling banyak dipilih oleh 47 orang (56,62%). Minat untuk berbicara dalam bahasa Inggris menunjukkan 40 orang (48,19%) jarang; 32 orang (38,55) kadang-kadang. Untuk melatih keterampilan berbicara ada 42 mahasiswa (50,60%) mengatakan sangat setuju tugas mandiri/kelompok dipresentasikan dalam bentuk seminar agar tercipta tanya-jawab dalam bahasa Inggris. Dari keempat keterampilan bahasa, keterampilan berbicara sangat diminati oleh mahasiswa sebesar 72,28% atau 60 orang. Pada aktivitas reading minat untuk membaca buku, surat kabar, majalah, jurnal menunjukkan 28 orang (33,73%) jarang membaca. Minat untuk menulis paragraf sederhana, surat, cerita dalam bahasa Inggris menunjukkan 42 orang (50,60%) tidak pernah. Untuk topik bacaan, sebanyak 31 orang (37,34%) memilih topik yang berkisar pada disiplin ilmu dan 35 orang (42,16%) memilih topik yang berkisar pada pekerjaan. Sebanyak 45 mahasiswa (54,21%) memilih sangat setuju apabila pengetahuan kebahasaan terintegrasi dengan keterampilan bahasa. Dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas, sebanyak 47 mahasiswa ( 56,62%) tidak setuju dosen menggunakan metode ceramah, tetapi 50 orang mahasiswa (60,24%) sangat setuju apabila pembelajar diberi prioritas untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. PENUTUP a.
b.
Pembahasan
Data tentang usia pembelajar pengalaman belajar bahasa Inggris menunjukkan bahwa usia 21-25 yang paling banyak yaitu 45 orang (54,21%) dan diketahui 28 orang (33,73%) memiliki pengalaman belajar bahasa Inggris selama 8 tahun. Dengan lama belajar selama 8 tahun diasumsikan bahwa pembelajar telah memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris dan menguasai bahasa Inggris umum sehingga mudah untuk mempelajari bahasa Inggris dengan tujuan khusus (English for Specific Purposes). Data tentang sikap pembelajar terhadap bahasa Inggris menunjukkan 55 orang (66,26%)
Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa tenggara Barat agar para pembelajar dapat menerapkan bahasa Inggris sebagai disiplin ilmu yang dipelajari dan diterapkan di dunia kerja. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa UNTB adalah: 1. Pengajaran materi pengetahuan kebahasaan menyatu dengan keterampilan bahasa 2. Pengajaran bahasa lebih difokuskan pada keterampilan bahasa 3. Topik bahan ajar dipilih sesuai dengan disiplin ilmu dan kebutuhan di masyarakat
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 10, No. 1, Januari 2016
16 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dan menunjang keterampilan bahasa. b.
Saran Temuan penelitian tentang analisis kebutuhan bahasa Inggris mahasiswa Universitas Nusa Tenggara Barat berimplikasi pada pengembangan materi ajar bahasa Inggris. Oleh karena itu perlu ditinjau kembali silabus dan materi ajar bahasa Inggris yang telah diterapkan selama ini. DAFTAR PUSTAKA Floyd J. Fowler, Jr.,1996. Survey Research Methods-Second Edition. Sage Publication, Inc. Newbury Park, California
Dubin, Fraida and Elite Olshtain, 1986. Course Design: Developing Programs and Materials For Language Learning. Cambridge: Cambridge University Press Hutchinson, Tom. and Alan. Waters. 1987. English for Specific Purposes: A LearningCentered Approach. Cambridge: University Press
Robinson, P.C. 1991. ESP Today: A Practitioner’s Guide. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc Stephen Isaac and William B Michael., 1982. Handbook In Research And EvaluationSecond Edition. Edits Publisher: San Diego, California Sun,
Zhuomin. 2010. Language Teaching Materials and Learner Motivation. Journal of Language Teaching and Research, Vol 1 No 6 pp. 889-892
Sysoyev, Pavel V.2000. Developing for an English for Specific Purposes Course Using a Learner Centered Approach: A Russian Experience. Available at http://iteslj.org/Techniques/SysoyevESP.html. Diakses pada 9 April 2015 Upton, Thomas A. 2012. Current Issues in ESP Materials. Taiwan International ESP Journal, Volume 4 Number 1,2-14
Nunan, David. 1988. Syllabus Design. New York: Oxford University Press
_____________________________________________ Volume 10, No. 1, Januari 2016
http://www.lpsdimataram.com