SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DENGAN TEKNIK GEODESIGN DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KECAMATAN BEKASI TIMUR Dr. Lintang Yuniar B., MSc *), Novitasari Kuswidyandari **) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informatika Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424, Indonesia Email:
[email protected] *) Dosen Sistem Informasi Universitas Gunadarma **) Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI Perencanaan Sistem Informasi Geografis Tata Ruang Kecamatan Bekasi Timur ini dibuat dengan menggunakan software ArcView 3.3. Perancangan ini bertujuan untuk memberikan informasi berupa data spasial yang terintegrasi dengan data non spasial yang mampu menampilkan informasi mengenai tata ruang sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna dalam pencarian informasi berdasarkan letak geografisnya. Rancangan sistem dengan melakukan penelitian dan pengumpulan data ke pihak Kecamatan Bekasi Timur dan juga studi pustaka memberikan ketersediaan data yang cukup, sehingga pengolahan data tersebut dapat menjadi informasi untuk pengguna dalam bentuk peta digital dan basis data. Aplikasi Sistem Informasi Geografis ini merupakan aplikasi berbasis desktop yang mampu menampilkan peta dan informasi, mengelola data, pembuatan laporan dan tampilan layout. Dengan demikian, Sistem Informasi Geografis Tata Ruang Kecamatan Bekasi Timur ini dapat digunakan oleh pihak Kecamatan Bekasi Timur dan juga pengguna lainnya di dalam pencarian informasi dan juga pendataan ulang sehingga dapat membantu memecahkan masalah dalam pemeliharaan data-data yang berada di ruang lingkup Kecamatan Bekasi Timur.
Kata Kunci : SIG, Arcview, Teknik GeoDesign, Perencanaan Tata Ruang.
1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada. Pemanfaatan ruang yang dimiliki baik oleh pemerintah daerah maupun hak milik pribadi untuk peruntukan lahan diperlukan pertimbangan yang sebaik-baiknya dari berbagai segi, terutama dari segi tata ruang, karena peruntukan lahan akan mempengaruhi tata ruang yang ada. Peruntukan lahan yang ada memiliki informasi yang berhubungan dengan data spasial dan non spasial, seperti nama, alamat, letak (lokasi atau batas-batas) atau informasi lainnya yang berkaitan dengan peruntukan lahan tersebut. Tidak hanya peruntukan lahan yang memiliki informasi, misalnya alamat, luas, dan sebagainya. Informasiinformasi ini pastinya dibutuhkan oleh berbagai pihak, seperti pelaku bisnis, masyarakat umum, ataupun pemerintah. Pemerintah misalnya, membutuhkan informasi peruntukan lahan untuk pembuatan jalan sebagai jalur untuk mengurangi kemacetan, atau pelaku bisnis yang ingin membangun perumahan, tetapi dengan tidak merubah peruntukan lahan yang ada. Pihak pemerintah tidak hanya membutuhkan informasi, tetapi juga harus bisa memberikan informasi, begitu pula dengan pihak pemerintah Kecamatan Bekasi Timur. Untuk lebih mempermudah dan mempercepat dalam pencarian dan pemberian informasi mengenai peruntukan lahan yang ada atau untuk mempercepat dalam pengambilan keputusan dalam pemberian ijin untuk mendirikan bangunan dalam menciptakan tata ruang yang lebih baik, pemerintah Kecamatan Bekasi Timur memerlukan suatu gambaran baik berupa peta maupun
berupa data-data yang tersimpan dalam suatu basis data. Aplikasi yang mampu mengatasi masalah ini yaitu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Teknologi SIG tidak hanya sebatas sistem komputer untuk menggambar peta dan semata-mata menyimpan peta sebagai sebuah gambar atau tampilan suatu area geografis, tetapi menyimpan data yang dapat digunakan untuk menggambar atau menampilkan suatu informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SIG Definisi SIG (kemungkinan besar) masih berkembang, bertambah, dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Lebih dari itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang belum terlalu lama dikembangkan, digunakan oleh berbagai bidang atau disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Sehubungan dengan hal ini, sebagai ilustrasi, berikut adalah beberapa definisi SIG yang telah beredar di berbagai sumber pustaka: Menurut Aronoff (1989), SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer (CBIS) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena di mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam
menangani data yang berefernsi geografis: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, dan (d) keluaran. Menurut Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. Menurut ESRI (1990), SIG adalah kumpulan yang terorganisasi dari perangkat keras computer, 2.2 Tehnik Geodesign GeoDesign adalah seperangkat teknik dan teknologi yang memungkinkan untuk membangun perencanaan dan lingkungan alam dalam suatu proses yang terintegrasi, termasuk konseptualisasi proyek, analisis, spesifikasi desain, partisipasi dan kolaborasi stakeholder, pembuatan desain, simulasi, dan evaluasi (antara tahapan lainnya). Menurut Michael Flaxman, GeoDesign adalah desain dan perencanaan metode yang erat pasangannya dalam pembuatan proposal desain dengan simulasi dampak yang diinformasikan oleh konteks geografis. Teknologi GeoDesign sistem informasi geografis meluas sehingga selain untuk menganalisis lingkungan yang ada dan geodatanya, pengguna juga dapat mensintesis lingkungan baru dan memodifikasi geodata. Menurut Dr.Carl Steinitz dalam menyusun kerangka kerja konseptual agar GIS dapat
perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis. Meskipun demikian, definisi SIG secara umum adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan untuk men-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa dan menampilkan data yang secara spasial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi bumi. diintegrasikan dengan desain dan perencanaan maka harus mengikuti langkah-langkah metodologinya, yaitu: 1. Inventarisasi dan pengukuran geografi. 2. Geografis analisis (lansekap pemodelan proses). 3. Kesesuaian dan analisis kemampuan (membuat peta interpretif). 4. Merancang rencana alternatif (menggunakan sketsa untuk meletakkan rencana / skenario untuk masa depan). 5. Evaluasi dampak yang dihasilkan dari desain alternatif. 6. Pengambilan keputusan mengenai rencana terbaik.
3. PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Diagram Alur Informasi
Data
Pada gambar 2 menjelaskan mengenai apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna (petugas tata ruang) terhadap aplikasi yang telah dibuat. Dalam hal ini pengguna dapat melakukan pengeditan atau hanya melihat datadata yang terdapat di dalam aplikasi SIG tata ruang, dan tentu saja sebelum melakukan pengeditan atau melihat data pengguna harus memasukkan password yang telah dimasukkan.
dan
1. Diagram Use Case I. Pembuatan Sistem System
Melakukan Analisis
Menerima Hasil Analisis
Programmer
Geografer
Membuat Desain Sistem
Implementasi Sistem
Gambar 1 Diagram Use case Pembuatan Sistem Diagram yang terdapat pada gambar 1 terdiri dari 2 Aktor dan 4 Use Case. Pertama kali yang dilakukan adalah pengumpulan data dengan cara melakukan analisis kebutuhan (datang ke lapangan dan ke dinas yang terkait) , hal ini dilakukan oleh seorang geographer kemudian mengirimkan hasil analisis tersebut kepada programmer, kemudian programmer membuatkan desain sistem hingga pengimplementasian sistemnya. II.
Aplikasi dibuat
yang
telah
Melihat data tata ruang
<
>
Login Aplikasi SIG tata ruang Petugas Tata Ruang
<>
Mengedit data tata ruang
Gambar 2 Diagram Use case Aplikasi yang telah dibuat
2.
Diagram Activity
Diagram Activity menggambarkan berbagai alur aktivitas secara umum dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram Activity tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem. Diagram Activity yang terdapat pada gambar 3 menjelaskan tentang alur dari penyampaian sistem kerja dinas tata ruang. Diagram Activity tersebut terbagi atas lima partision yang menunjukkan tugas masing-masing yaitu Petugas Tata Usaha, Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang, Kepala Seksi Pemanfaatan Tata Guna Lahan, Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang, dan Kepala Seksi Pengendalian Tata Ruang. Alur
ini dimulai dari Petugas Tata Usaha yang mengirimkan data Tata Ruang, setelah data diberikan akan dikelola oleh Kepala Bidang Perencanaan Penataan Ruang yang digunakan untuk memanfaatkan tata guna lahan, merencanakan tata ruang, dan mengendalikan tata ruang. Selanjutnya Kepala Seksi Pemanfaatan Tata Ruang akan menganalisis geografis dan menganalisis kemampuan dan kesesuaian dari lahan yang ada. Kepala Seksi Perencanaan Tata Ruang akan merancang rencana alternative yang kemudian akan dilanjutkan untuk membuat evaluasi dari rencana alternatif sebelumnya. Kepala Seksi Pengendalian Tata Ruang akan mengambil keputusan terbaik dari rencana alternatif dan melakukan pengendalian terhadap jumlah pembangunan yang terjadi. Petugas Tata Usaha
Ka.Bid Perencanaan
Ka.Sie Pemanfaatan Tata Guna Lahan
Ka.Sie Perencanaan Tata Ruang
Ka.Sie Pengendalian Tata Ruang
Mengelola Data Tata Ruang
Mengirimkan Data Tata Ruang
Menerima Data Tata Ruang
Memanfaatkan Tata Guna Lahan
Melakukan Analisis Geografis
Merencanakan Tata Ruang
Analisis Kesesuaian & Kemampuan Lahan
Merancang Rencana Alternatif
Mengendalikan Tata Ruang Mengevaluasi Desain Rencana Alternatif
Mengambil Keputusan dari Rencana Terbaik
Melakukan Pengendalian Jumlah Pembangunan
Gambar 3 Diagram Activity Dinas Tata Ruang 3.2
Struktur Navigasi
Struktur navigasi yang digunakan adalah struktur navigasi hirarki (bercabang). Struktur navigasi SIG untuk aplikasi yang akan dibuat disajikan oleh Gambar 4.
Gambar 4 Struktur Navigasi
4. HASIL DAN UJI COBA Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan Arc View yang merupakan salah satu perangkat lunak desktop SIG dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Sistem Research Institute, Inc) pada tahun 1991. Dengan Arc View, pengguna memiliki kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis. Kemampuan aplikasi ini adalah untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tata ruang Kecamatan Bekasi Timur serta fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di dalamnya. Tampilan dari program aplikasi SIG ini antara lain sebagai berikut, dimulai dengan banner pembuka aplikasi pada gambar 5.
Apabila menginginkan link melihat gambar atau foto keadaan suatu lokasi yang terdapat di Bekasi Timur maka pengguna dapat memilih atau klik pada icon fasilitas yang fotonya ingin ditampilkan, sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 9. Gambar 5 Banner Pembuka Aplikasi ini juga dilengkapi dengan password agar tidak dapat dilakukan modifikasi oleh orang yang tidak berwenang, terlihat pada gambar 6.
Gambar 9 Tampilan Hotlink
Gambar 6 Tampilan Kotak Dialog Password Di dalam aplikasi ini juga terdapat tampilan 3D, sehingga peta tata ruang yang telah dimasukkan ke dalam aplikasi ini dapat dilihat dalam bentuk 3 Dimensi, seperti yang tergambar pada gambar 7 dan 8.
Untuk melihat komposisi dari kepadatan penduduk di Kecamatan Bekasi Timur misalnya juga dapat terlihat dari menu Layout Peta dengan Submenu Grafik Kependudukan. Hal tersebut diperlihatkan pada gambar 10 berikut ini:
Gambar 10 Grafik Kependudukan Gambar 7 Tampilan Peta Tata Ruang 5. PENUTUP Kesimpulan
Gambar 8 Tampilan 3D Tata Ruang
Dari hasil uji coba program yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Dari segi tampilan program, aplikasi ini sudah cukup menarik, mudah dipahami, tombolnya jelas dan tidak menyulitkan.
2.
3.
Dari segi penggunaan program, aplikasi ini merupakan aplikasi yang mudah digunakan, serta dapat memberikan wawasan tentang keruangan di Kecamatan Bekasi Timur. Dari segi isi program, aplikasi ini mempunyai lokasi pemetaan yang sesuai kebutuhan, penggunaan tombol sudah sesuai dengan fungsinya, dan informasi yang dihasilkan cukup akurat.
Saran Berikut adalah saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan sistem informasi geografis ini: 1. Dalam aplikasi ini perlu ditambahkan fasilitas menu lain, seperti fasilitas-fasilitas yang terdapat di Kecamatan Bekasi Timur. 2. Pada aplikasi diperlukan perbaikan tampilan, agar terlihat lebih menarik. 3. Diperlukan penambahan informasi, agar informasi yang ditampilkan dapat lebih jelas. 6.
[5].
Anonim, Panduan Aplikatif AutoCAD 2009 untuk Desain & Perencanaan Tata Kota, CV Andi Offset, Yogyakarta 2009.
[6].
Artikel Mengenai Penerepan Teknik Geodesain, http://kumahauing.wordp ress.com/2010/05/24/geo -design/
[7].
Eddy Prahasta, Ir., MT., Sistem Informasi Geografis : KonsepKonsep Dasar, Edisi Revisi, Informatika, Bandung, 2002.
[8].
Eddy Prahasta, Ir., MT., Sistem Informasi Geografi: Tutorial ArcView, CV Informasi, Bandung, Oktober 2002.
[9].
Eko Budiyanto, M.Si., Avenue untuk Pengembangan Sistem Informasi Geografis, CV Andi Offset, Yogyakarta 2007.
[10]
Eko Budiyanto, M.Si, Sistem Informasi Geografis dengan Arcview GIS, CV Andi Offset, Yogyakarta 2007.
DAFTAR PUSTAKA [1].
Anonim, Kota Bekasi, http://kotabekasi.go.id
[2].
Anonim, Konsep GeoDesign, http:// www.events.esri.com
[3]
Anonim, Merancang GeoDesign, http:// www.esri.com
[4].
Anonim, Merancang Alternatif Futures, http:// www.esri.com