1. BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan akan pemberitaan dan informasi. Oleh karena itu, dibutuhkanlah suatu saluran komunikasi yang dapat memberikan informasi, mendidik, sekaligus memberikan hiburan bagi masyarakat. Media massa merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas (KBBI Daring, 2015). Menurut Assegaf (1978), media massa terdiri dari beberapa jenis, yaitu media cetak yang meliputi surat kabar, majalah dan tabloid, media elektronik yang meliputi radio dan televisi, dan media online yaitu media massa berbasis internet. Seiring dengan perkembangan zaman, media massa pun ikut berkembang. Bila dulu umumnya pemberitaan dan informasi sebagian besar diperoleh dari media cetak dan media elektronik, saat ini semakin banyak orang yang memilih untuk mengakses berita dan informasi melalui gadget elektronik seperti laptop, notebook, dan smartphone. Media massa yang dulunya berbasis pada media cetak dan elektronik mulai merambah media massa berbasis internet. Hasil survei yang dilakukan oleh APJII pada tahun 2014, terdapat 3 alasan utama orang Indonesia menggunakan internet. Ketiga alasan tersebut adalah untuk mengakses sarana sosial/ komunikasi 72%, sebagai sumber informasi harian 65%, dan untuk mengikuti perkembangan jaman 51%. Ketiga alasan utama ini kemudian dipraktikkan 1
melalui 4 kegiatan utama, yaitu menggunakan jejaring sosial 87%, mencari informasi 69%, instant messaging 60% dan mencari berita terbaru 60% (Profil Pengguna Internet Indonesia, 2014: 30). Meskipun secara umum terjadi pergeseran preferensi pembaca dari media cetak ke media online, namun berdasarkan pada temuan survei yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia pada tahun 2014, konsumsi media cetak masih menunjukkan persentase yang cukup tinggi. Secara keseluruhan, konsumsi media secara nasional menunjukkan bahwa televisi masih menjadi media utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia 95%, disusul oleh internet 33%, radio 20%, surat kabar 12%, tabloid 6% dan majalah 5%. Namun, ternyata terdapat perbedaan yang sangat menarik antara pola konsumsi media di berbagai kota di Jawa bila dibandingkan dengan kotakota di luar Jawa. Konsumsi media televisi lebih tinggi di luar Jawa 97%, disusul oleh radio 37%, internet 32%, koran 26%, bioskop 11%, tabloid 9% dan majalah 5% (Nielsen: Konsumsi Media Lebih Tinggi di Luar Jawa, 2014). Hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia ini menunjukkan bahwa media cetak yang menyasar pembaca di daerah memiliki pangsa pasar yang lebih kuat ketimbang media cetak yang menyasar pangsa pasar nasional. Hasil temuan dari survei ini pun sejalan dengan apa yang terjadi di Provinsi Bengkulu, di mana surat kabar masih menjadi media utama yang dikonsumsi oleh pembaca untuk mendapatkan informasi. Berdasarkan hasil wawancara observasi awal dengan Bapak Suherdi Marabillie, Pemimpin
2
Redaksi Harian Bengkulu Ekspress, jumlah pembaca surat kabar di Bengkulu masih banyak bahkan terus berkembang. Berdasarkan penuturan dari Bapak Suherdi Marabillie, selaku pihak yang berwenang dalam menangani Harian Bengkulu Ekspress, oplah dari Harian Bengkulu Ekspress mencapai 35.000 eksemplar per hari yang didistribusikan ke 10 kabupaten di Bengkulu. Temuan serupa juga didapat dari hasil wawancara dengan observasi awal dengan Bapak Zacky Antony, Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Bengkulu, yang memberikan keterangan bahwa jumlah oplah Harian Rakyat Bengkulu mencapai 15.000 eksemplar per hari untuk Kota Bengkulu saja, dan lebih kurang 2.000 eksemplar per hari di tiap-tiap kabupaten lainnya yang ada di Bengkulu. Meski memiliki pasar yang besar dan mapan pada unit bisnis media cetaknya, namun pimpinan dari Bengkulu Ekspress Media Group (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BE Media Group) ternyata tidak lantas berhenti di satu bisnis saja. BE Media Group memiliki 7 unit bisnis di bawah naungannya sebagai perusahaan induk, yaitu: 1. Harian Bengkulu Ekspress (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan Harian BE). 2. Bengkulu Ekspress TV (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BETV). 3. Bengkulu Ekspress Online (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BE Online).
3
4. Bengkulu Ekspress Tour & Travel (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BE Tour & Travel). 5. Bengkulu Ekspress Billboard & Advertising (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BE Billboard & Advertising). 6. Bengkulu Ekspress Event Organizer (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan BE EO). 7. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bengkulu Ekspress (selanjutnya dalam penelitian ini akan disebut dengan LP2K BE) (Profil Bengkulu Ekspress Media Group, 2014). Melakukan diversifikasi ke berbagai bisnis seperti yang dilakukan oleh BE Media Group tentu saja bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh suatu perusahaan. Menurut Markides (1997: 93), keputusan untuk melakukan diversifikasi bisa menjadi sebuah keputusan dengan taruhan yang besar dan hasil yang tidak dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan pada umumnya perusahaan menghadapi keputusan dalam atmosfir yang tidak kondusif untuk melakukan pertimbangan yang bijaksana. Selain itu, masih sangat sedikit kebijakan konvensional yang dapat memandu para manajer untuk mempertimbangkan langkah apa yang seharusnya mereka ambil, yang bisa jadi meningkatkan nilai bagi para pemegang saham, atau justru sebaliknya, langkah tersebut malah merusak nilai bagi para pemegang saham. Oleh karena itu, sebelum melakukan keputusan diversifikasi, ketimbang memikirkan apa yang dilakukan oleh perusahaannya, manajer harus mempertimbangkan terlebih dulu hal apa yang dapat dilakukan
4
dengan lebih baik oleh perusahaannya, bila dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya (Markides, 1997: 94). Menerapkan strategi diversifikasi memang memberikan beberapa kelebihan bagi perusahaan, misalnya risiko bisnis yang tersebar di sejumlah unit bisnis yang dimilikinya bisa membuat risiko bagi perusahaan secara keseluruhan menjadi lebih kecil. Namun, pengelolaan 7 unit bisnis di bawah satu perusahaan induk seperti yang dilakukan BE Media Group tentu saja bukanlah hal yang mudah. Diperlukan perencanaan dan eksekusi strategi yang tepat agar ketujuh unit bisnis ini dapat berjalan seperti yang diharapkan serta mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan secara keseluruhan. Dari isu inilah peneliti kemudian akan mengevaluasi apakah strategi diversifikasi yang dilakukan oleh BE Media Group sudah tepat dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memperoleh keunggulan korporat. 1.2
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah melakukan evaluasi apakah strategi diversifikasi yang diterapkan oleh BE Media Group sudah dapat memberikan nilai tambah dan mampu mengarahkan perusahaan untuk memperoleh keunggulan korporat atau belum.
1.3
Pertanyaan Penelitian Beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
1. Apakah strategi diversifikasi yang dilakukan oleh BE Media Group memberikan nilai tambah bagi perusahaan secara keseluruhan? 2. Apakah strategi diversifikasi yang dilakukan oleh BE Media Group sudah mampu mengarahkan perusahaan untuk memperoleh keunggulan korporat? 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kontribusi dari tiap-tiap unit bisnis yang berada di bawah naungan BE Media Group terhadap nilai tambah bagi perusahaan secara keseluruhan. 2. Mengevaluasi strategi diversifikasi yang dilakukan oleh BE Media Group dan pengaruh strategi divesifikasi tersebut terhadap keunggulan korporat.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Pihak manajemen perusahaan BE Media Group. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan ketika melakukan evaluasi mengenai strategi diversifikasi yang diterapkan pada perusahaan. 2. Para akademisi yang memiliki ketertarikan di bidang manajemen strategi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengembangan dan implementasi strategi perusahaan,
6
khususnya yang berkaitan dengan strategi diversifikasi dan menjadi bahan acuan atau referensi untuk penelitian – penelitian di masa yang akan datang. 1.6
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada objek Bengkulu Ekspress Media Group (BE Media Group) beserta seluruh unit bisnis yang berada di bawah naungan perusahaan yaitu: Harian Bengkulu Ekspress (Harian BE), Bengkulu Ekspress TV (BETV), Bengkulu Ekspress Online (BE Online), Bengkulu Ekspress Tour & Travel (BE Tour & Travel), Bengkulu Ekspress Billboard & Advertising (BE Billboard & Advertising), Bengkulu Ekspress Event Organizer (BE EO), dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bengkulu Ekspress (LP2K BE). Penelitian ini juga terbatas pada pembahasan mengenai evaluasi diversfikasi yang dilakukan oleh BE Media Group dengan cara melihat apakah strategi diversifikasi tersebut mampu memberikan nilai tambah kepada BE Media Group secara keseluruhan dan apakah strategi diversifikasi ini sudah mampu mengarahkan BE Media Group dalam mencapai keunggulan korporat.
1.7
Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas lima bab, yaitu: a. Bab I Pendahuluan
7
Menceritakan
fenomena
yang terjadi
pada
penerapan
strategi
diversifikasi yang dilakukan oleh BE Media Group yang pada awalnya berangkat dari industri media massa, fenomena ini kemudian menimbulkan pertanyaan penelitian atau faktor yang melatar belakangi adanya penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. b. Bab II Landasan Teori Mendeskripsikan dan menjelaskan teori yang digunakan sebagai dasar dari dilakukannya penelitian. c. Bab III Metode Penelitian Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Bab ini mendeskripsikan desain penelitian, alat analisis yang digunakan, sumber dan metode pengumpulan data, metode analisis data dan deskripsi objek penelitian. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menjelaskan hasil penelitian yang telah dianalisis guna mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. e. Bab V Simpulan, Keterbatasan dan Saran Terdiri dari simpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan saran yang direkomendasikan untuk bidang dan perusahaan yang diteliti.
8