BAB I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada dasarnya teknologi wireless bluetooth diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan yang sederhana, yakni untuk menggantikan peranan kabel pada suatu perangkat dengan menggunakan frekuensi gelombang radio. Teknologi ini memiliki biaya yang cukup murah, penggunaan daya yang rendah, dan adanya global radio system yang dapat diimplementasikan pada suatu perangkat mobile. Berkembangnya
teknologi
wireless
untuk
menunjang
mobilitas
dalam
berkomunikasi dapat membentuk suatu jaringan temporary yang dikenal dengan ad-hoc. Seiring berkembangnya komunikasi radio yang dapat terhubung, teknologi bluetooth sebagai suatu komunikasi wireless dikembangkan dalam membentuk suatu jaringan adhoc, yakni dengan membuat suatu interkoneksi antara perangkat pada suatu jaringan kecil dengan lingkungannya. Setiap perangkat bluetooth dapat saling terhubung satu sama lain sehingga membentuk suatu piconet yang dianalogikan sebagai suatu Personal Area Network (PAN). Pada suatu areal single piconet perangkat bluetooth dapat memiliki banyak anggota sebanyak delapan unit, yang terdiri atas satu node master dan tujuh node slave. Jaringan piconet ini dapat melakukan perluasan jaringan dengan membentuk suatu koneksi antar piconet sehingga terbentuk jaringan ad-hoc yang disebut scatternet. Pernyataan ini dapat diilustrasikan pada gambar 1.1 dan gambar 1.2.
Gambar 1.1 Single piconet pada jaringan bluetooth
BAB I Pendahuluan
2
Gambar 1.2 Scatternet dengan adanya koneksi antar piconet
Namun pada spesifikasi bluetooth belum terdapat protokol yang spesifik dalam formasi pembentukan scatternet. Agar menghasilkan suatu bluetooth scatternet yang memiliki kinerja baik diperlukan adanya suatu protokol formasi jaringan yang efektif. Hal ini tentu saja menjadi faktor yang dominan dalam melakukan perluasan jaringan dengan menggunakan teknologi wireless berbasis bluetooth agar aplikasinya dapat dilakukan didalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai perangkat nirkabel dan juga sebagai perangkat yang dapat saling berkoneksi dengan perangkat lainnya. Telah banyak ilmuwan melakukan riset dan membuat suatu protokol formasi scatternet ini, diantaranya yaitu bluenet dan bluetrees. Kedua protokol ini menghasilkan suatu bentuk topologi jaringan scatternet yang dihasilkan berbeda-beda.
1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami konsep dasar komunikasi wireless berbasis bluetooth. 2. Memahami cara kerja pembentukan suatu jaringan yang lebih luas pada bluetooth scatternet. 3. Memahami scatternet formation protocol antara formasi bluenet dan formasi bluetrees dalam menghasilkan suatu topologi scatternet yang berbeda-beda. 4. Menganalisis performansi dari kedua formasi dari topologi yang dihasilkan yang pada akhirnya akan mendeskripsikan suatu formasi scatternet yang lebih efektif.
BAB I Pendahuluan
3
1.3 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana suatu jaringan wireless berbasis bluetooth dapat membentuk jaringan yang lebih luas? 2. Bagaimana algoritma pembentukan scatternet dari kedua topologi formasi scatternet yang akan dibandingkan? 3. Parameter-parameter apa yang perlu diketahui pada pembentukan jaringan scatternet ? 4. Bagaimana perbandingan kinerja antara kedua formasi scatternet tersebut agar menghasilkan suatu formasi scatternet yang efektif?
1.4 Batasan Masalah Agar analisis yang dilakukan dalam tugas akhir ini lebih spesifik dan terarah maka ruang lingkup pembahasan akan dibatasi seperti berikut : 1. Analisis dilakukan terhadap wireless ad-hoc network yang berbasis bluetooth. 2. Tidak menganalisis kinerja node terhadap algoritma scheduling yang digunakan. 3. Tidak mempertimbangkan adanya interferensi. 4. Tidak mempertimbangkan besar daya yang digunakan dalam keseluruhan bentuk koneksi. 5. Tidak mempertimbangkan protocol routing yang akan digunakan dalam hal forward data. 6. Analisis perbandingan performansi antara bluenet dan bluetrees dilakukan terhadap parameter-parameter sebagai berikut: 1) Maximum Traffic Flow Didefinisikan sebagai aliran kapasitas maksimum yang dapat dimuat melalui perbedaan scatternet yang dihasilkan. 2) Average Shortest Path Yaitu jarak terpendek antar tiap pasangan node yang memungkinkan dalam jaringan scatternet.
BAB I Pendahuluan
4
1.5 Metodelogi Penelitian Metodelogi penilitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi: 1. Mempelajari konsep dasar komunikasi bluetooth dan aplikasinya dalam suatu ad-hoc network serta pengumpulan data-data penunjang diperoleh dari hasil simulasi yang dilakukan dan dari data-data yang diperoleh dari paper pada daftar pustaka. 2. Mempelajari konsep dari topologi formasi scatternet bluenet dan formasi scatternet bluetrees. 3. Mempelajari algoritma dan pemodelan dalam hal pembuatan simulasi untuk menentukan performansi dari masing-masing protokol formasi yang akan dibandingkan yakni bluenet dan bluetrees.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II Dasar Teori Bahasan mengenai dasar teknologi bluetooth dan aplikasinya yang dapat membuat suatu jaringan menjadi lebih luas yang disebut dengan scatternet, serta pembahasan tentang topologi formasi bluenet dan formasi bluetrees sebagai formasi pembentukan scatternet pada bluetooth yang akan dibandingkan dalam simulasi.
BAB III Model dan Simulasi Berisikan tentang desain sistem algoritma scatternet dan memodelkannya dalam bentuk simulasi.
BAB I Pendahuluan
5
BAB IV Analisis Hasil Simulasi Berisikan tentang analisis perbandingan performansi dari scatternet formation protocol antara formasi bluenet dan formasi bluetrees terhadap perbedaan nilai parameter yang dihasilkan.
BAB V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dimuat kesimpulan akhir dari analisis yang telah dilakukan pada bab IV, dan saran yang berkaitan dengan masalah yang dibahas untuk penelitian yang lebih lanjut.
