DAFTAR ISI
04 05 06 07 08 11 14 16 18 19 Halaman sengaja dikosongkan
Pencapaian 2014 Pertumbuhan 2009 - 2014 Profil Bank Antardaerah Struktur Organisasi Kegiatan 2014 Visi - Misi Sambutan Presiden Komisaris Sambutan Presiden Direktur Profil Dewan Komisaris Profil Dewan Direksi
21 39
Laporan Manajemen Sasaran, Strategi & Kebijakan Manajemen
52 57 75 93 99 101
Satuan Kerja Audit Intern Manajemen Risiko
Tata Kelola Perusahaan Produk dan Layanan Jaringan Kantor Lampiran - lampiran
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 5
4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Pencapaian 2014
Pertumbuhan 2009 - 2014
13,30 %
77,95 %
Rasio Kecukupan Modal Minimum
Loan to Deposit Ratio (LDR)
0,86 %
0,35 %
Imbal Hasil Aset
Rasio Kredit Bermasalah
7,71 %
92,79 %
Hasil Ekuitas
patan Operasional
Capital Adequacy Ratio (CAR) /
Return On Asset (ROA)/ Rasio
Return Of Equity / Rasio Imbal
5,35 %
Net Interest Margin (NIM)/ Pendapatan Bunga Bersih
PERTUMBUHAN ASET
PERTUMBUHAN DPK
Non Performing Loan (NPL) /
PERTUMBUHAN KREDIT
BOPO (Biaya Operasional Penda-
PERTUMBUHAN LABA SEBELUM PAJAK
6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 7
Pencapaian 2014
Profil Perusahaan Pada awalnya, nama PT. Bank Antardaerah adalah PT. Bank Republik yang didirikan di Surabaya berdasarkan akte notaris Anwar Mahayudin, SH nomor 17 tanggal 5 Maret 1958 yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui surat keputusan nomor J.A5/113/7 tanggal 23 November 1958 dan telah diumumkan dalam lembaran tambahan nomor 643. Perubahan nama dari PT. Bank Republik menjadi Bank Antardaerah disahkan berdasarkan akte perubahan no. 41 tanggal 11 Juli 1958 yang dibuat dihadapan Meester Liem Hie Thaij dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Oktober 1960 nomor 83, tambahan nomor 643/1960.
Perseroan Terbatas, sebagaimana termuat dalam Akta tanggal 5 Januari 2009, Nomor 03, yang dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya. Setelah lebih dari 50 tahun melayani Nasabah, pada akhir tahun 2009 dilakukan penambahan modal disetor dan ditempatkan sebesar Rp. 5.000.000.000,- sehingga total Pada tanggal 16 Oktober 1992, modal disetor menjadi Rp 100.250.000.000,berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia termuat dalam Akta peryataan keputusan no. 25/74/KEP/DIR secara resmi status rapat nomor 36 tanggal 21 Desember 2009. Bank Antardaerah meningkat menjadi Bank Perubahan dimaksud telah dilaporkan Devisa. kepada Bank Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Menyusul perubahan anggaran Anggaran Dasar PT. Bank Antardaerah dasar mengenai peningkatan modal dasar yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan perseroan dari Rp. 120.000.000.000,- menjadi Hak Asasi Manuasia Republik Indonesia Rp 200.000.000.000,- dan penyesuaian Direktorat Jenderal Administrasi Hukum anggaran dasar menurut ketentuan Undang- Umum tertanggal 25 Januari 2010, Nomor Undang Republik Indonesia No. 1 tahun AHU-AH.01.10-01966. Sehingga, Bank 1995 tentang Perseroan Terbatas, termuat Antardaerah dapat dipastikan telah memenuhi dalam akta tanggal 25 Januari 2002, No. 37, ketentuan permodalan yang telah diatur dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/15/ Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya, dan PBI/2005 sebagaimana diubah oleh PBI telah mendapat pengesahan dari Menteri No. 9/16/PBI/2007 perihal Jumlah Modal Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Inti Minimum Bank Umum. Surat Keputusan No. C-3259 HT.01.04. TH.2002 tanggal 27 Pebruari 2002, serta Sampai dengan akhir tahun 2014 telah diumumkan dalam Berita Negara Bank Antardaerah telah mempunyai 30 Republik Indonesia, tertanggal 18 Juli 2003 jaringan kantor yang terdiri dari 8 kantor nomor 57 tambahan nomor 5632 / 2003. cabang, 17 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas yang tersebar di Jawa, Bali Selanjutnya Anggaran dasar diubah dan Lombok. seluruhnya dan disesuaikan dengan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 9
8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kegiatan 2014 Literasi Edukasi memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat di sektor jasa keuangan, layanan dan produk bank
Pencapaian 2014 Pelatihan Service Excellence
Yang diselenggarakan di Kantor Pusat Operasional untuk karyawan yang berposisi sebagai front office
Pasar Keuangan
Adalah salah satu kegiatan untuk mendukung business process Bank Antardaerah
Dilaksanakan oleh Kantor Cabang Malang
Dilaksanakan oleh Kantor Capem Tanjung Anom
Sosialisasi EWS (Early Warning System)
Yang diselenggarakan di Kantor Pusat Operasional
Kegiatan Bedah Buku Dilaksanakan oleh Kantor Cabang Pucang Anom
Dilaksanakan oleh Kantor Capem HR. Muhammad
Adalah salah satu program pelatihan yang dilaksanakan untuk semua Kepala Bagian di Bank Antardaerah
Rapat Pimpinan
Yang merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh para pejabat eksekutif Bank Antardaerah
Dilaksanakan oleh Kantor Cabang Denpasar
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 1
Visi Menjadikan Bank Antardaerah sebagai bank yang sehat, solid, dapat dipercaya serta lebih mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Misi Mengoptimalkan peranan Bank Antardaerah sebagai lembaga intermediasi dan memfokuskan diri sebagai retail banking dengan memberikan layanan terbaik kepada nasabah serta memaksimalkan keuntungan perusahaan untuk kepentingan seluruh karyawan dan pemegang saham.
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 3
1 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Struktur Kepemilikan
Susunan Dewan Komisaris
Untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia no. 71/15/PBI/2005 mengenai ketentuan permodalan, secara bertahap telah dilakukan penambahan setoran modal, yakni pada tahun 2006 sebesar Rp 5 milyar, tahun 2007 sebesar Rp 12 milyar, pada tahun 2008 sebesar Rp 5 milyar dan pada tahun 2009 ada penambahan setoran modal sebesar Rp 5 milyar. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2009 jumlah modal disetor sebesar Rp 100.250.000.000,-. Adapun komposisi kepemilikan saham PT. Bank Antardaerah saat ini sebagai berikut :
Dewan Komisaris Presiden Komisaris
Ahadiat Wargana
Komisaris
Yudo Sutanto
Komisaris Independen
Edy Prayitno
Komisaris Independen
Imbang Setiamihardja
RINCIAN KEPEMILIKAN SAHAM (Modal Disetor dalam jutaan Rupiah)
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Modal Disetor
Persentase
Ahadiat Wargana
501.250
50.1250,0
50,00
Indrawati
160.506
16.050,6
16,01
Yudo Sutanto
130.119
13.011,9
12,98
Hendra Setiawan
119.062
11.906,2
11,88
Djasmajuni Njono
91.563
9.156,3
9,13
1.002.500
100.250,00
100,00
TOTAL
Susunan Dewan Direksi Direksi Presiden Direktur
Bujung R. Hanani
Direktur
Tang Amir
Direktur
Rachmat Otojo
Direktur
Argo Budi Tjahjono
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 5
1 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Sambutan Presiden Komisaris Tahun 2014 diharapkan merupakan tahun pemulihan dan stabilisasi ekonomi dari dampak berbagai krisis global terutama akibat fenomena kebangkrutan krisis Eropa di Yunani pada tahun 2012. Optimisme hal tersebut akan terwujud ditandai dengan pertumbuhan ekonomi pada semester I-tahun 2014 mencapai 5,3 persen, terutama didorong oleh perbaikan pendapatan dan belanja negara, serta penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 yang berjalan dengan lancar. Namun optimisme yang diharapkan belum bisa sepenuhnya terwujud, Dewan Komisaris menyadari bahwa perjalanan kegiatan bisnis di tahun 2014 diwarnai beragam tantangan yang tidak mudah, tidak hanya dari sisi eksternal tetapi juga internal. Dari sisi eksternal, pelemahan tersebut terutama dipengaruhi oleh goncangan pasar keuangan global akibat rencana Bank Sentral AS untuk mengurangi stimulus fiskal (tapering off). Sementara, dari sisi domestik, pelemahan rupiah antara lain disebabkan adanya defisit transaksi berjalan serta ketidakseimbangan di pasar valuta asing (valas) domestik akibat tingginya permintaan valas di tengah terbatasnya pasokan. Beberapa di antara indikator dimaksud, yaitu suku bunga acuan BI rate yang naik 25 basis poin, dari 7,50% menjadi 7,75%. Kemudian inflasi yang masih tinggi, yaitu 8,36% (year on year) dan komsumsi rumah tangga yang ikut mengalami kontraksi, dari 5,28% pada tahun 2013 menjadi 5,14% di tahun 2014. Dari sisi internal, pada bulan Desember 2014 berdasarkan informasi dari OJK dan dilanjutkan ke pemeriksaaan diketahui bahwa portofolio Surat Berharga yang dibeli dengan transaksi Reverse Repo dari perusahaan sekuritas atas nama Bank Antardaerah yang disimpan di KSEI tidak ada dan telah dikeluarkan oleh pihak lain, namun kejadian tersebut telah diselesaikan (bail out) oleh para pemegang saham, sehingga perseroan tidak menderita kerugian. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya, Bank ANDA (Bank Antardaerah) dalam kondisi yang sulit secara umum mampu menunjukan kinerja yang cukup baik pada periode tahun 2014. Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada Direksi dan seluruh karyawan, mengingat beberapa indikator kinerja yang sudah ditargetkan masih bisa tercapai, walaupun tantangan yang dihadapi tidak mudah. Di antaranya bisa dilihat pada kinerja pertumbuhan total aset per 31 Desember 2014 meningkat dibanding tahun 2013 yaitu menjadi Rp1,89 triliun, sementara itu laba bersih mencapai Rp 11,4 miliar. Indikator keuangan tahun 2014 menunjukkan hasil yang positif. Pinjaman meningkat menjadi sebesar Rp 1,21 triliun, Dana Pihak Ketiga meningkat menjadi sebesar Rp 1,54 triliun. Kinerja positif juga dicatat dalam rasio keuangan utama Bank seperti CAR yang mencapai 13,30%, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 77,95% dan NPL gross sebesar 0,53%, dari sisi rentabiliatas yaitu ROA 1,86%, ROE 7,71% dan Rasio NIM sebesar 5,35% meskipun muncul tren yang kompetitif bagi suku bunga pinjaman dan dana di sektor perbankan. Bank Antardaerah semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu bank kecil menengah terkemuka di Indonesia melalui keberhasilan pelaksanaan sejumlah inisiatif strategis yaitu antara lain Implementasi Internet Banking yang dimulai pada tahun 2012.
Bank telah melakukan peluncuran layanan baru dan produk inovatif seperti aplikasi program SMS Banking, Inisiatif ini menunjukkan pendekatan yang dinamis dari Bank Antardaerah untuk selalu melakukan inovasi dan fokus dalam menyediakan layanan yang profesional, berkualitas tinggi dan solusi yang menjawab kebutuhan keuangan nasabah. Selama tahun 2014 secara terus menerus menerapkan praktek Good Corporate Governance (‘GCG’) di semua unit dan kerangka kerja Manajemen Risiko yang kuat demi memenuhi standar praktek terbaik di industri perbankan. Praktek-praktek GCG di tingkat Dewan Komisaris dan Komite-Komite (Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko) menjunjung tinggi transparansi perusahaan. Selama tahun 2014, tidak ada perubahan dalam komposisi Dewan Komisaris dan Direksi. Dalam hal Manajemen Risiko, Bank Antardaerah menerapkan tata kelola risiko pada tahun 2014 sebagai bagian dari struktur tata kelola perusahaan, dan akan terus meningkatkan pelaksanaan sistem dan budaya manajemen risiko serta untuk memenuhi persyaratan Basel II, Basel III maupun praktek-praktek manajemen risiko internasional yang terbaik lainnya. Sebagai bagian dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, kami senantiasa melakukan penilaian kinerja di jajaran perangkat Dewan Komisaris sebagai perbaikan dan upaya peningkatan kinerjanya. Penilaian tersebut dilakukan baik terhadap rekomendasi yang diajukan maupun terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil evaluasi dimaksud, Dewan Komisaris menilai seluruh perangkat yang meliputi Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi telah menjalankan tugas dengan baik. Masing-masing komite telah memberikan masukan dan rekomendasi yang berkualitas dengan penjelasan latar belakang permasalahan dan argumentasi yang relevan untuk setiap permasalahan yang dibahas. Untuk menjaga kesinambungan kinerja yang baik, Dewan Komisaris mengamanatkan kepada seluruh anggota komite di bawah Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kompetensi serta konsisten dalam pelaksanaan tugas dengan dedikasi dan integritas yang tinggi, mengingat tantangan di tahun 2015 akan semakin besar, terutama mengingat organisasi bisnisnya yang semakin kompetitip. Hubungan yang terjalin baik dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, intansi terkait serta stakeholder lainnya merupakan hal yang penting. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang telah berikan kepada Bank Antardaerah. Dukungan tersebut akan mempertahankan keberhasilan dan pertumbuhan Bank Antardaerah di masa yang akan datang. Surabaya, 21 April 2015
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 7
1 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Sambutan Presiden Direktur
Penjelasan Kinerja yang lebih detail akan dijelaskan pada Bab laporan Manajemen dan Bab pada masing masing divisi. Memasuki periode 2014 tetap dibayangi isu isu ekonomi global ( isu The Fed akan menaikkan bertahap suku bunga s/d 2,5% ) begitu juga dengan situasi politik dalam negeri yang memanas. Dengan situasi diatas maka Bank Indonesia mempertahankan BI Rate diangka 7,5%, per Desember 2014 meningkat menjadi 7,75% dan perekonomian Indonesia mengalami perlambatan. Dampaknya adalah meningkatnya tingkat persaingan, khususnya persaingan suku bunga dana pihak ketiga. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi manajemen.
Dengan mencermati kondisi perekonomian dan faktor risiko, manajemen bank lebih memperhatikan ketersediaan likuiditas dan mengorbankan Margin yang diperoleh untuk menjaga agar NPL tetap terjaga. Disamping hal tersebut diatas, pada awal bulan Desember 2014 berdasarkan informasi dari OJK dan dilanjutkan ke pemeriksaan diketahui bahwa portofolio surat berharga (surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dan Outright ) atas nama Bank Antardaerah yang tersimpan di KSEI tidak ada dan telah dikeluarkan oleh pihak lain.
Hasil kinerja ini merupakan hasil dari kerja sama semua pihak (shareholder & stakeholder) dan manajemen bank yang tetap focus kepada Visi Misi bank serta memiliki komitmen yang kuat untuk tetap membangun dan mempertahankan reputasinya sebagai bank yang sehat dan terpercaya. Memasuki tahun 2015, Isu isu ekonomi global terus berlanjut sampai saat ini dan pelemahan perekonomian Indonesia juga terus dan cenderung berlanjut (diprediksi pertumbuhan ekonomi di TW 1 akan dibawah sasaran) dan diinternal PT. Bank Antardaerah terus melakukan pembenahan dan penyesuaian kebijakan didalam mengantisipasi dampak isu isu tersebut, antara lain dengan tetap menjaga likuiditas. Manajemen Bank percaya, dengan dukungan penuh dari shareholder maupun stakeholder akan menumbuhkan optimisme, sehingga tantangan tersebut diharapkan dapat dilalui. Atas nama Direksi, saya menyampaikan penghargaan setinggi tingginya kepada para pemegang saham yang telah merealisasikan komitmennya dalam penyelesaian outstanding surat berharga, begitu juga pada staf & karyawan karena tanpa mereka kami tak akan mungkin meraih kinerja di tahun 21014. Saya juga menyampaikan penghargaan kepada para nasabah kami yang setia, yang telah mempercayai PT. Bank Antardaerah dan mendorong untuk senantiasa berupaya meningkatkan kinerja dan menjadi lebih baik.
Oleh karenanya berdasarkan risalah rapat antara Kantor Regional 3 OJK dengan Para Pemegang Saham dan Pengurus PT. Bank Antardaerah tanggal 19 Desember 2014, disepakati para pemegang saham akan menyelesaikan saldo / outstanding surat berharga tersebut dan penyelesaiannya telah dilakukan oleh para pemegang saham pada tanggal 23 Desember 2014 dan pada tanggal 29 Desember 2014, sehingga PT. Bank Antardaerah tidak ada kerugian atas kejadian tersebut dan telah dikeluarkannya hasil pemeriksaan Laporan Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik Gani Sigiro & Handayani (a member of Grant Thornton International Ltd) dengan opini Laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, terhadap posisi keuangan PT. Bank Antardaerah tanggal 31 Desember 2014.
Terima kasih kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan & koordinasi yang baik, khususnya para pemegang saham atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan sungguh tak ternilai dalam upaya menuju bank berkinerja baik. Saya juga berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia atas bimbingan, arahan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga Bank Anda tetap menjadi bank yang bertumbuh dan sehat.
Laporan Keuangan / Kinerja keuangan Bank Anda pada tahun 2014 mencatatkan Total Aktiva sebesar Rp. 1,88 Triliun atau meningkat 4,45% dibanding dengan tahun 2013.
Semoga Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dan rahmat Nya kepada kita semua untuk menyongsong hari depan yang lebih baik.
Sesuai dengan kebijakan yang diambil yaitu menurunkan margin yang diperoleh untuk menjaga tingkat risiko kredit maka Laba yang diperoleh sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 15,267 M atau turun 31,78% dibanding dengan tahun 2013, hal ini juga berdampak pada ROA dan ROE yang turun menjadi 0,86% dan 7,71%, sedangkan risiko kredit dapat dipertahankan yang tercermin pada NPL gross diposisi 0,35% dan tidak adanya Aktiva Dalam Penguasaan Bank / AYDA.
Surabaya, 18 April 2015
Yang terakhir saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas dukungan, kerja sama dan team work yang kuat kepada rekan rekan Direksi yang dengan bahu – membahu menjaga dan terus meningkatkan kinerja Bank Antardaerah.
Buyung R Hanani Presiden Direktur
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 9
1 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Profil Dewan Komisaris
Profil Dewan Direksi
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
Lahir di Bandung, Jawa Barat. Memulai karir di Bank ANDA dengan menjadi Komisaris sejak tahun 1990. Berbekal pengalaman bisnis dan hbungan baik dengan berbagai kalangan merupakan kunci penting dalam memberikan acuan yang positif dalam langkah perkembangan Bank ANDA.
Yudo Sutanto Komisaris
Lahir di Malang, Jawa Timur. Memulai karir sebagai Direktur Bank ANDA sejak tahun 1982. Kemudian pada tahun 1990 sebagai Presiden Direktur, tahun 1999 sebagai Ketua Dewan Audit Bank ANDA. Mulai Maret 1999 menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris.
Tang Amir
Direktur Bisnis
Bujung R. Hanani
Argo Budi T.
Presiden Direktur
Direktur Kepatuhan
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikannya di jurusan Ekonomi Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Karir terakhir dijalani bersama Royal Bank pada tahun 2004, saat beliau dipercaya untuk menduduki jabatan Direktur hingga akhirnya menjabat Presiden Direktur. Dengan melihat pencapaiannya, maka Bank ANDA tidak ragu untuk mempercayakan posisi Presiden Direktur
Lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada tahun 1960. Menyelesaikan S-1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang. Beliau memperoleh gelar Magister Akuntansi dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya pada tahun 2008. Beliau juga aktif mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di bidang perbankan, audit keuangan, dan juga manajemen risiko. Sejak Mei 2009 dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Operasional di Bank ANDA. Kemudian beliau diangkat menjadi Direksi Kepatuhan sejak tahun 2011.
Rachmat Otojo
Direktur Operasional
Imbang Setiamihardja Komisaris
Lahir di Kuningan tahun 1950. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum, Univesitas Indonesia pada tahun 1977. Karir di dunia perbankan dirintisnya sejak tahun 1979, saat bergabung dengan Bank Indonesia. Berbagai posisi pernah dijabatnya, Puncak karirnya sebagai Pemimpin Bank Indonesia Wilayah Kediri. Beliau bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris Bank ANDA mulai September 2007.
Edy Prayitno Komisaris
Lahir di Cilacap tahun 1960. Merintis karir di dunia perbankan saat bergabung bersama Bank Majapahit Jaya tahun 1980. Selanjutnya mengembangkan karirnya bersama Prima Master Bank hingga tahun 2012 dengan menjabat berbagai posisi penting. Pendalaman terhadap ilmu perbankan ditempuhnya dengan berkarir di STIE Perbanas Surabaya sejak tahun 2005. Beliau bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris Bank ANDA mulai Januari 2013.
Lahir di Rantau Prapat, Sumatra Utara. Karirnya diawali sebagai Kabid. Keuangan di PT. Sumber Sejahtera Indonusa, Medan. Selanjutnya menekuni dunia perbankan di Bank SBU pada tahun 1989 hingga menduduki posisi Pemimpin Cabang. Berbekal pengalaman dalam bisnis perbankan, pada tahun 1999 bergabung dengan Bank ANDA sebagai Pemimpin Kantor Cabang Mataram, hingga diangkat menjadi Direktur Operasional sejak Juni 2005. Kemudian, terhitung sejak tahun 2010 beliau diangkat menjadi Direksi Marketing.
Lahir di Surabaya, Jawa Timur. Memulai karirnya di Bank International Indonesia mulai 1986 hingga 1995 sebagai Senior Manager. Di tahun 1996, beliau bergabung dengan Bank Putra Surya Perkasa sebagai Pemimpin Cabang di Kantor Cabang Utama Surabaya dan selanjutnya menjabat sebagai Kordinator Wilayah Jawa Timur. Tahun 1999, beliau bergabung dengan Bank IndoMonex sebagai Pemimpin Cabang Surabaya, dan kemudian dipercaya menjabat sebagai Direktur Operasional periode 2001 - 2005 dan sebagai Direktur Marketing hingga tahun 2007. Pada tahun 2007 dipercaya sebagai Komisaris Independen di Bank Prima Master Dan sejak Nopember 2011 bergabung bersama di BANK ANDA sebagai Direktur.
2 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Profil Pejabat Eksekutif Robert Adrianto
Kepala Divisi Operasional
Lahir 24 September 1969 di Surakarta, Jawa Tengah. Tahun 2002 beliau menjalani karir pertama kali menjadi seorang bankir sebagai karyawan pelaksana IT di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya. Kemudian beliau juga menjabat sebagai Kepala Bagian IT dan Kepala Urusan IT pada tahun 2002 dan 2006, selain memiliki basic dibidang IT dan aktif dalam kegiatan pelatihan maupun seminar perbankan yang diadakan oleh perusahaan maupun diluar perusahaan, beliau juga terbilang sangat memahami sistem operasional dengan baik, sehingga pada tahun 2010 beliau kembali mendapat kepercayaan menduduki Kepala Divisi Operasional di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah.
Endang Yuniati
Kepala Divisi Treasury
Lahir di Mojokerto, Jawa Timur 04 Juni 1968, Lulus pendidikan S1 di Unika Widya Mandala Surabaya tahun 1992, Berkarir di Bank Antardaerah sejak tahun 1992. Sebagai Karyawan Pelaksana Teller Valuta Asing dan tahun 2007 menjabat sebagai Kepala Urusan Treasury dimana sebelumnya juga sempat menjadi Karyawan Pelaksana di Bagian Export - Import. Aktif di berbagai macam kegiatan pelatihan dan seminar telah membuat pengalaman serta karir beliau terus menanjak, sejak tahun 2013 beliau dipercaya sebagai Kepala Divisi Treasury di Bank Antardaerah.
Jos Tjahjono
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis
Lahir 11 April 1965 di Malang, Jawa Timur. Menyelesaikan program study S1 di Universitas Surabaya tahun 1989 dan S2 di Stie Perbanas tahun 2009. Berkarir didunia perbankan dimulai sejak tahun 1990 hingga 1995 di bank International Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem. Berbekal pengalaman di Bank International Indonesia selama lima tahun kemudian beliau mengembangkan karirnya bersama Bank Antardaerah sebagai Pemimpin Cabang Malang, Pucang Anom dan Semarang. Saat ini beliau dipercaya sebagai Kepala Divisi Pengembangan Bisnis di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya.
Fauzi
Kepala Divisi SDM & Umum
lahir di Medan 24 Oktober 1958. Mengawali karir sebagai Dept. Head Int Banking di Bank Niaga Medan dan Ujung Pandang antara tahun 1989 hingga 1990, selanjutnya beliau menjabat sebagai Div Head Int. Banking di Bank Niaga Surabaya ditahun 1993. Beliau bergabung dengan Bank Antardaerah sejak tahun 1998 sebagai Kepala Urusan Exim di Kantor Pusat Bank Antardaerah Surabaya, jabatan terakhir beliau sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi adalah Pimpinan Kantor Cabang Bongkaran
Johnny Theodore Kepala Divisi Bisnis
Lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1965. Menginjakkan karir sebagai seorang bankir dimulai sejak tahun 1995 di Bank Antardaerah sebagai Wakil Pimpinan (Wapim) Marketing Cabang Malang. Beliau diberikan banyak kepercayaan menangani bidang marketing & kredit sehingga beliau dikenal memiliki segudang pengalaman dibidang marketing dan kredit. Sehingga pada tahun 2010 beliau dipercaya menjadi Kepala Divisi Bisnis di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah.
Andik Yulianto
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
Lahir di Surabaya tahun 1981. Memulai karir sebagai pengajar di Universitas Airlangga Surabaya di tahun 2004 yang juga tempat beliau menyelesaikan program pendidikan S1 nya. Beliau mulai terjun di dunia perbankan di tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 di Bank Halim Indonesia dengan posisi terakhir sebagai SKMR. Beliau bergabung dengan Bank Antardaerah sejak tahun 2009 sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko. Berbagai kegiatan pelatihan dan seminar di bidang Manajemen Risiko dan Perbankan yang diikuti semakin memperkaya pengalaman beliau dalam bidang Manajemen Risiko Perbankan. Sehingga mulai tahun 2013 beliau dipercaya sebagai Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya. Disamping itu beliau juga aktif dalam kegiatan pelatihan / seminar dunia perbankan yang diadakan didalam maupun luar kota.
Richard Hermanto
Kepala Satuan Kerja Audit Intern
Lahir di Jakarta Tgl. 16 Januari 1977. Beliau mengawali karir di Bank Royal Indonesia dengan posisi terkahir sebagai Kepala Divisi Operasional pada tahun 2011. Sebelum pada akhirnya beliau bergabung dengan Bank Antardaerah pada tahun 2012 dengan jabatan sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Intern.
Laporan Manajemen
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 2 3
2 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Laporan Manajemen Dunia usaha mengalami berbagai tantangan baru di tahun 2014, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan industri perbankan di Indonesia cenderung melambat dengan pertumbuhan di sektor kredit secara rata-rata hanya bertumbuh sebesar 12% turun secara drastis dibandingkan tahun 2013 yang mampu bertumbuh sebesar 22%. Kondisi tersebut terjadi akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,78% di 2013 turun menjadi sebesar 5,02% di 2014. Ditengah ketidakpastian mengenai 5,78%. Kondisi ini dipengaruhi oleh kecenderunrencana kenaikan suku bunga The Fed men- gan dunia usaha untuk menunda investasi menungjadi momok bagi negara-negara berkem- gu hasil Pemilihan Umum Presiden tahun 2014 bang. Kenaikan suku bunga ini dikhawat- sehingga mempengaruhi kondisi dunia usaha yang irkan akan memacu pelarian modal dari berdampak pada melemahnya permintaan akan negara-negara berkembang atau risiko pem- kredit bank serta adanya kebijakan suku bunga balikan modal asing (capital reversal). Isu acuan tinggi dari Bank Indonesia untuk meredam suku bunga The Fed telah membuat dolar tingkat inflasi telah berimbas pada kenaikan biaya melonjak dan sejumlah mata uang, terma- dana pihak ketiga seiring makin ketatnya kompesuk rupiah terdepreasiasi tajam dan ber- tisi perbankan untuk memperkuat likuiditasnya. bagai faktor yang berkontribusi terhadap Kondisi likuiditas yang makin ketat, menyebabkan meningkatnya persaingan untuk pelemahan ekonomi, termasuk me- Proses penyesuaian ekonomi 2014 masih merebut sumber dana dan melemahnya harga- berlangsung ke arah yang lebih sehat dan ningkatnya tingkat bunga dana di harga komoditas disertai dengan stabilitas makro ekonomi pasar. Ketatnya kondisi likuiditas juga turut dipengaruhi oleh meyang tetap terjaga. serta lemahnya ningkatnya penerbitan surat utang kinerja ekonomi pemerintah yang menjadi andil global sehingga berdampak pada penurunan pendapatan ekspor Indonesia dan terdepre- untuk menarik likuiditas dari sistem perbankan sesiasinya Rupiah akibat penguatan mata uang cara nasional. Hal ini menyebabkan meningkatnya Dolar Amerika Serikat terhadap berbagai cost of funds yang tidak bisa sepenuhnya dibarengi mata uang diseluruh mata uang dunia nega- dengan peningkatan suku bunga kredit, hal ini mera juga mempengaruhi defisit transaksi ber- nyebabkan menurunnya rasio Net Interest Margin jalan. Berbagai tekanan terhadap mata uang Bank. Perbankan Indonesia secara nasional juga mengharuskan Bank Indonesia menyelaras- mengalami kompresi margin, yang tercermin pada kan kebijakan moneter dan makroprudensial NIM yang menurun menjadi 4,2% di akhir tahun, dengan menaikan BI rate pada level 7,50% dibandingkan dengan NIM sebesar 4,9% pada akhmenjadi 7,75% berikut kebijakan GWM- ir tahun 2013. Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya BI rate dan ketatnya likuiditas. LDR, LTV serta supervisory action. Peran serta Bank Indonesia dan Otoritas Tingkat inflasi di akhir tahun 2014 Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan langkah mencapai 8,36% atau turun sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebe- langkah antisipatif yang terus mengedepankan prusar 8,38%. Namun pertumbuhan ekonomi dential banking untuk memperkuat industri perIndonesia pada tahun 2014 hanya mampu bankan. Proses penyesuaian ekonomi 2014 masih tumbuh sebesar 5,02% turun dibandingkan berlangsung ke arah yang lebih sehat dan disertai tahun sebelumnya yang mampu mencapai dengan stabilitas makro ekonomi yang tetap terjaga.
Rasio Keuangan Dalam kondisi perekonomian yang penuh tantangan, Bank Antardaerah mampu melalui tahun 2014 dengan hasil yang positif. Bank Antardaerah mampu merealisasikan strategi bisnisnya sesuai dengan Rencana Bisnis Bank. Pertumbuhan yang cukup signifikan terjadi pada neraca keuangan Bank, walaupun peningkatan ini tidak seiring dengan peningkatan Laba Tahun Berjalan karena terjadinya kenaikan suku bunga dana dan persaingan suku bunga pinjaman yang diberikan serta kebijakan tingkat likuiditas yang harus dipelihara oleh Bank. Dari sisi Pinjaman yang Diberikan Bank Antardaerah mampu tumbuh sebesar 2,10% di atas Rencana Bisnis Bank yang sebesar 1.176.599 juta. Pada akhir 2014, Pinjaman yang diberikan telah mencapai Rp. 1.201.451 juta atau lebih besar 24.852 juta dari yang direncanakan. Pencapaian dari Pinjaman yang Diberikan tersebut cukup berarti mengingat kondisi investasi tahun 2014 yang cenderung menurun. Pencapaian dari sisi total aset sebesar Rp. 1.880.295 juta pada akhir 2014, juga menunjukkan pertumbuhan di atas Rencana Bisnis Bank yang sebesar Rp. 1.815.020 juta. Jumlah realisasi pencapaian aset ini lebih tinggi sebesar 65.275 juta, atau 3,60% dari yang direncanakan. Sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan Rencana Bisnis Bank, yaitu sebesar Rp. 1.639.824 juta pada akhir 2014 atau lebih tinggi Rp. 71.026 juta (4,53%) dari jumlah Rp. 1.568.798 juta yang direncanakan. Dana murah dari produk tabungan dan giro (CASA) menyumbang komposisi sebesar 32,16% dari total Dana Pihak Ketiga sedangkan sisanya sebesar 67,84% berasal dari produk deposito. Kontribusi pertumbuhan Deposito yang cukup besar dari pertumbuhan total Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu strategi Bank untuk menjaga tingkat likuiditasnya dalam ketatnya persaingan memperoleh sumber dana selama tahun 2014. Tidak dapat dipungkiri bahwa strategi tersebut menimbulkan dampak yang signifikan pada kenaikan biaya dana seiring dengan meningkatnya suku bunga dana karena kebijakan suku bunga acuan tinggi dari Bank Indonesia. Hal ini tercermin dari perubahan beberapa rasio kinerja keuangan, antara lain meningkatnya rasio BoPo dari 87,45% di tahun 2013 menjadi 92,82% di akhir 2014. Penurunan yang terjadi pada Net Interest Margin dari 6,18% menjadi 5,35% juga merupakan tengara adanya kenaikan biaya dana yang tidak seimbang dengan kenaikan pendapatan kredit. Kondisi tersebut diatas pada akhirnya berimbas pada menurunnya tingkat perolehan Laba Tahun Berjalan. Hal tersebut tampak pada menurunnya rasio-rasio rentabilitas yaitu ROA dari 1,42% di tahun 2013 menjadi 0,86% dan ROE dari 12,75% menjadi 7,71% di akhir 2014. Usaha-usaha untuk mengantisipasi menurunnya margin bunga pun telah ditempuh oleh Bank Antardaerah dengan meningkatkan penyaluran Pinjaman yang Diberikan yang tercermin dalam meningkatnya Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 71,30% di tahun 2103 menjadi 77,95% di akhir 2014. Disamping itu beberapa capaian positif selama tahun 2014 dapat dilihat dari meningkatnya Rasio Kecukupan Modal Minimum dari 13,10% di tahun 2013 menjadi 13,30% di akhir 2014. Rasio tersebut juga lebih besar dari Rencana Bisnis Bank yang sebesar 12,94%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya modal Bank karena Laba yang diperolehnya, di sisi lain juga karena usaha penempatan aset Bank pada portofolio-portofolio yang lebih rendah risikonya. Kenaikan tersebut menunjukkan perbaikan kemampuan modal bank dalam meng-cover aset-aset berisikonya.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 2 5
2 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Tabel Rasio Keuangan
RASIO - RASIO
DESEMBER 2013
Tabel Pertumbuhan Neraca Periode 2013 - 2014
DESEMBER 2014
I. Rasio Kinerja 1. KPMM
13,10 %
13,30 %
2. Aset produktif & non produktif bermasalah terhadap total aset produktif & aset non produktif
0,17 %
0,26 %
3. Aset produktif bermasalah thdp total aset produktif
0,17 %
0,26 %
4. CKPN aset keuangan terhdp aset produktif
0,62 %
0,64 %
5. NPL gross
0,24 %
0,35 %
6. NPL net
0,21 %
0,29 %
7. Return on Asset (ROA)
1,42 %
0,86 %
8. Return on Equity (ROE)
12,75 %
7,71 %
6,18 %
5,35 %
10. Biaya Operasional thd Pendapatan Operasional
87,45 %
92,82 %
11. Loan to Deposit Ratio (LDR)
71,30 %
77,95 %
9. Net Interest Margin
II. Kepatuhan (Compliance) 1.a. Persentase Pelanggaran BMPK a.1. Pihak terkait
-
-
a.2. Pihak tidak terkait
-
-
b.1. Pihak terkait
-
-
b.2. Pihak tidak terkait
-
-
2. G W M utama Rupiah
8,44 %
8,82 %
3. Posisi Devisa Netto
0,95 %
0,81 %
1.b. Persentase Pelampauan BMPK
31-Des-12 AKTIVA Pinjaman Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank Lain Efek - efek Obligasi Pemerintah TOTAL AKT PROD. Kas & Giro BI Aktiva Tetap ( Netto ) Harta Eks Jaminan Aktiva Lain-lain TOTAL AKTIVA PASIVA Giro Tabungan Deposito TOTAL DANA PIHAK III TSL & KLBI Pasiva lain-lain Modal Disetor Keuntungan / Kerugian Komprehensif Selisih penilaian kembali aset tetap Saldo R/L s/d Tahun lalu R/L Tahun Berjalan TOTAL PASIVA
PERTUMBUHAN NERACA
NERACA (ter-Audit)
URAIAN
31-Des-13
TAHUN 2013 31-Des-14
NOMINAL
% 15,71% -19,12% 77,11% -47,56% 79,33% 37,13%
TAHUN 2014 NOMINAL 120.043 (777) (15.499) 161.174 (151.003) (43.856)
%
934.602 (11.657) 24.495 146.799 128.209 65.774
1.081.408 (9.428) 43.382 76.988 241.799 78.311
1.201.451 (10.205) 27.883 238.162 78.910 46.340
146.806 2.229 18.887 (69.811) 101.704 24.422
11,10% 8,24% -35,73% 209,35% 65,68% 48,62%
1.288.222
1.512.460
1.582.541
224.237
17,41%
70.082
4,63%
127.569 91.271 22.694
170.253 90.818 26.538
182.823 89.558 25.373
42.684 (453) 3.846
33,46% -0,50% 16,95%
12.570 (1.260) (1.167)
7,38% -1,39% 0,00% -4,40%
1.529.756
1.800.069
1.880.295
270.314
17,67%
80.225
4,46%
250.783 326.024 740.689
277.913 316.078 976.426
199.093 328.233 1.112.498
27.130 (9.946) 235.737
10,82% -3,05% 31,83%
(78.820) 12.155 136.072
-28,36% 3,85% 13,94%
1.317.496
1.570.417
1.639.824
252.921
19,20%
69.407
4,42%
4 19.415 100.250 86 62.115 19.044 11.346
24.337 100.250 (3.142) 61.179 30.390 16.638
22.910 100.250 (3.146) 60.376 48.768 11.313
(4) 4.922 (4.163) (936) 12.282 5.292
-100,00% 25,35% 0,00% -4840,70% 0,00% 64,49% 46,64%
(1.427) 931 (803) 17.442 (5.325)
-5,86% 0,00% -22,84% -1,31% 55,68% -32,01%
1.529.756
1.800.069
1.880.295
270.314
17,67%
80.225
4,46%
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 2 7
2 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Tabel Rasio Keuangan
Kinerja Pendanaan
Tabel Pertumbuhan Pos - pos Laba Rugi Periode 2013 - 2014 KETERANGAN
PERTUMBUHAN
POS - POS LABA RUGI 31-Des-12
31-Des-13
2013
31-Des-14
NOMINAL
2014 % TASE
NOMINAL
% TASE
Pendapatan Operasional Pendapatan Bunga Pendapatan Provisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban bunga
135.210 8.819 144.029 (67.958)
160.453 9.475 169.928 (77.859)
193.987 9.576 203.563 (110.032)
25.243 656 25.899 (7.286)
18,67% 7,44% 17,98% 10,72%
33.534 101 33.635 (34.788)
Pendapatan Bunga Bersih
76.071
92.069
93.531
18.613
24,47%
(1.153)
-1,22%
4.978
4.537
5.374
(441)
-8,86%
837
18,45%
81.049
96.606
98.905
0,00%
(316)
-0,32%
Beban Operasional Lain Beban Pencadangan Kerugian Beban Tenaga Kerja Beban Umum dan Administrasi
(37.185) (28.932)
(42.383) (32.332)
(45.631) (38.277)
(5.198) (6.015)
13,98% 20,79%
(3.248) (3.330)
0,00% 7,66% 9,53%
Jumlah Beban Operasional
(66.117)
(74.715)
(83.908)
(11.213)
16,96%
(6.578)
8,51%
14.932
21.891
14.997
6.959
46,60%
(6.894)
-31,49%
1.125 (792)
1.600 (1.110)
928 (658)
269 (112)
23,91% 14,14%
(466) 246
-33,43% -27,21%
Laba sebelum pajak
15.265
22.381
15.267
7.116
46,62%
(7.114)
-31,79%
Pajak penghasilan
(3.919)
(5.743)
(3.954)
(1.824)
46,54%
1.789
-31,15%
Laba setelah pajak
11.346
16.638
11.313
5.292
46,64%
(5.325)
-32,01%
Pendapatan Operasional Lain Jumlah Pendapatan Operasional
Laba/rugi ops Pendptn/(Beban) non Ops Lain Pend non ops Beban non ops
20,90% 1,07% 19,79% 46,23%
Kondisi periode tahun 2014 tingkat persaingan suku bunga dana masih berlangsung ketat dibandingkan tahun 2013 hal ini disebabkan karena masih adanya kekuatiran akan dampak resiko global aliran dana asing yang keluar walaupun ada harapan akan pemulihan ekonomi dunia membaik tetapi perkembangannya tidak merata dan lambat. Perekonomian AS, yang menjadi motor pemulihan ekonomi global terus mendorong apresiasi dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan meningkatkan resiko pembalikan modal asing dari emerging market termasuk Indonesia. Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas tersebut berpengaruh terhadap struktur ekspor Indonesia sehingga menekan transaksi berjalan yang menyebabkan terdepreasiasi mata uang rupiah. Sedangkan pada sisi domestik pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2014 masih melambat meskipun akan mulai kembali membaik di triwulan I 2015. Melambatnya perekonomian didorong oleh konsumsi pemerintah yang sejalan dengan program penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak inflasi terutama didorong dampak kenaikan harga BBM bersubsidi dan inflasi volatile food juga meningkat didorong kenaikan harga makanan yang tinggi pasca pemilihan presiden ditahun 2014. Menghadapi situasi perekonomian tahun 2014 tersebut, kinerja pendanaan Bank ANDA masih mengalami pertumbuhan pada periode 2014 dengan total dana pihak ketiga meningkat Rp. 69.407 Jt atau 4,42 % menjadi Rp. 1.639.824 juta.
Peningkatan tersebut diperoleh dari peningkatan deposito sebesar Rp. 136.072 Jt atau meningkat 13,93% (dibandingkan tahun 2013), sehingga total dana pihak ketiga periode 2014 naik menjadi 4.42% (Periode 2013 sebesar 38,16%). Komposisi dana Tabungan dan Giro dibandingkan dengan Deposito pada tahun 2014 adalah sebesar 32 : 68 dan tetap berusaha dipertahankan oleh manajemen ditahun mendatang. Peningkatan Deposito tersebut ditunjang dengan diluncurkannya produk- produk deposito secara berkesinambungan antara lain produk Bung Depo (kombinasi Tabungan dan Deposito), dan progam Deposito Reward. Program untuk meningkatkan produk tabungan terutama tabungan yang mempunyai pengendapan besar juga dilakukan di tabungan prestise untuk mengantisipasi keluarnya dana tabungan karena persaingan dengan bank bank yang memberikan hadiah langsung al. Gadget dan barang berharga lainnya.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 2 9
2 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kinerja Perkreditan Kinerja perkreditan di tahun 2014 dapat terlihat dari pertumbuhan kredit per Desember 2014 sebesar Rp. 1,201 milyar atau tumbuh 11,10%, pertumbuhan kredit ini menghasilkan pendapatan bunga kredit sebesar Rp. 24,83 milyar atau meningkat 18,29% dibandingkan dengan tahun 2013. Seiring dengan pertumbuhan kredit yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, manajemen menyadari bahwa pinjaman yang diberikan tidak bisa lepas dari risiko kredit yang ada yaitu adanya kredit yang bermasalah / Non Performing Loan. Untuk mengantisipasi hal tersebut manajemen tetap menjalankan prinsip kehati-hatian serta pengawasan / monitoring yang ketat terhadap pinjaman yang diberikan kepada debitur maupun calon debitur. Pinjaman diberikan kepada debitur / calon debitur yang memiliki past performance yang baik, prospek usaha yang baik, jaminan yang marketable, serta memperhatikan aspek hukum dalam pelaksanaannya. Dengan strategi tersebut di atas, NPL yang dimiliki setiap tahunnya relatif kecil jika dibandingkan dengan standard NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. NPL (gross) per Desember 2014 sebesar Rp. 4,210 milyar atau sebesar 0,35%, dengan perincian Kredit yang diberikan Kurang Lancar sebesar Rp. 29 juta, kredit yang diberikan Diragukan sebesar Rp. 1,457 milyar, dan kredit yang diberikan Macet sebesar Rp. 2,724 milyar. Berdasarkan kategori debitur, penyaluran pinjaman kepada sektor UMKM tetap menjadi fokus dalam melakukan penyaluran kredit, hingga akhir tahun 2014 komposisi kredit pada sektor UMKM mencapai 62,88% dari total pinjaman yang ada.
Penyaluran kredit menurut golongan debitur selama ini sebagian besar tersalurkan pada kredit perorangan yang mencapai persentase 81,98% dari total kredit yang diberikan. Sisanya sebesar 17,95% disalurkan kepada Badan Usaha Milik Swasta.
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit yang diberikan terbesar pada sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran yang mencapai 37,21%, kemudian kredit pada sektor industri pengolahan sebesar 16,76%, sektor konstruksi sebesar 11,04%, sedangkan sisanya 34,99% tersebar pada sektor-sektor lainnya. Adapun rincian komposisi kredit menurut sektor ekonomi, jenis penggunaan, dan lokasi usahanya per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 3 1
3 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kinerja Treasury Divisi Treasury merupakan unit kerja yang fungsi utamanya adalah mengatur likuiditas Bank yaitu menjaga posisi Giro Wajib Minimum (GWM) dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing dan mengatur Posisi Devisa Netto (PDN) serta bertanggung jawab mengelola kelebihan dana / idle fund dalam Secondary Reserve untuk memperoleh pendapatan yang optimal dengan tetap berpegang pada prinsip kehatihatian (prudent) Dana kelolaan Treasury di tahun 2014 rata-rata sebesar +/- 23,4% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang telah terhimpun dan ditempatkan pada Giro & Surat Berharga Bank Indonesia, pada Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, pada Obligasi BUMN dan BUMD yang mempunyai ratting minimum (A-), serta ditempatkan pada Reverse Repo underlying obligasi BUMN / BUMD.
menjaga keseimbangan antara sumber dana dan penggunaan dana valuta asing secara hati-hati (prudent) dan tidak spekulatif. Pada awal bulan Desember 2014, berdasarkan informasi dari OJK dan dilanjutkan ke pemeriksaan diketahui bahwa portofolio Surat Berharga (Surat Berharga yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali dan Outright) atas nama Bank Antardaerah yang tersimpan di KSEI tidak ada dan telah dikeluarkan oleh pihak lain. Oleh karenanya berdasarkan risalah rapat antara Kantor Regional 3 OJK dengan para Pemegang Saham dan Pengurus PT. Bank Antardaerah tanggal 19 Desember 2014, disepakati bahwa para pemegang saham akan menyelesaikan saldo / outstanding surat berharga tersebut dan penyelesaiannya telah dilakukan oleh para pemegang saham pada tanggal 23 Desember 2014 dan 29 Desember 2014, sehingga PT. Bank Antardaerah tidak mengalami kerugian atas kejadian tersebut. Saldo kelolaan Treasury pada pos neraca Obligasi Pemerintah adalah penempatan dana pada Reverse Repo underlying SUN dan penempatan dana di Obligasi Pemerintah FR yang dicatat pada available for sale dengan kustodi Bank Indonesia / BI-SSSS Pada tahun-tahun mendatang Divisi Treasury akan lebih meningkatkan penerapan Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern yang lebih baik.
Pendapatan yang diperoleh Treasury periode 2014 meningkat 31,78% dari pendapatan tahun 2013 yaitu meningkat dari Rp.25,8 milyar menjadi sebesar Rp.34 milyar atau berkontribusi 17,25% dari total pendapatan bunga. Sepanjang tahun 2014 Posisi Devisa Netto Bank Antardaerah rata-rata sebesar 0,92% dari modal, secara umum kondisi seperti ini menunjukkan bahwa Bank Antardaerah mampu
Kinerja Teknologi Informasi Seiring dengan rencana arsitektur teknologi informasi bank, manajemen akan mengoptimalkan teknologi informasi yaitu memfokuskan pembenahan dan pengamanan dalam penggunaan layanan teknologi informasi, hal ini dilakukan mengingat perkembangan perbankan ke depan tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan adanya tuntutan para nasabah di dalam hal keamanan, kemudahan, kenyamanan, dan fleksibel di dalam melakukan transaksi perbankan. Pada tahun 2014, penambahan fitur-fitur penting sudah di implementasikan di ATM, EDC
(electronic data capture) dan internet banking, fitur-fitur tersebut bekerja sama dengan beberapa vendor, pada tahun tersebut, Bank Anda juga mengembangkan Business Intelligence yang merupakan salah satu bentuk implementasi yang mampu menjawab kebutuhan dari organisasi/ perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis masalah-masalah yang dihadapinya serta dalam pengambilan keputusan. Dari sisi keamanan dalam bertransaksi Bank Anda juga masih dalam taraf pengembangan kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification).
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 3 3
3 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kinerja Electronic Banking System
Sementara itu Jumlah transaksi yang dilakukan melalui mesin EDC sepanjang tahun 2014 juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berhasil membukukan total transakai
Electronic Banking System (EBS) merupakan salah satu entitas perbankan yang dimiliki oleh PT.Bank Antardaerah yang dibentuk pada tahun 2010, sampai saat ini EBS telah memiliki beberapa produk perbankan diantaranya ATM, EDC, Internet Banking dan SMS Banking.
31.839 transaksi, selain memberikan layanan kemudahan dalam bertransaksi non bank, penambahan beberapa fitur baru pada mesin EDC juga turut mendorong tingkat transaksi. Sedangkan sejauh ini transaksi yang dapat dilakukan antara lain pembelian dan pembayaran baik Pulsa, PLN, Tiket KAI & Airlines, Asuransi, Telkom, PDAM hingga TV berlangganan.
Jumlah mesin ATM yang dimiliki oleh Bank Antardaerah hingga kini telah berjumlah 16 unit setelah pada tahun 2014 terjadi penambahan 1 unit mesin ATM di Melinda-Bandung. Lokasi mesin ATM tersebar di beberapa kota yang memiliki kantor cabang Bank Antardaerah diantaranya Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar dan Mataram.
Selain itu, secara umum produk Internet Banking selama kurun waktu 2014 juga terus mengalami peningkatan transaksi yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya semenjak pertama kali produk ini diluncurkan tepatnya pada 21 Oktober 2012, jumlah nasabah yang memiliki fasilitas Internet Banking sampai bulan Desember 2014 sebanyak 1009,
Mengenai pertumbuhan jumlah kartu ATM yang telah diproduksi sampai dengan Desember 2014 adalah sebanyak 21.071 atau mengalami pertumbuhan sebesar 3.553 buah kartu dari tahun sebelumnya yang mencapai 17.518 kartu ATM . JENIS TRANSAKSI
Sedangkan untuk produk SMS Banking, total nasabah pemilik fasilitas ini adalah sebanyak 497.
ISSUER
ACQUIRER
ON US
INFO SALDO
80.909
5.337
5.509
TARIK TUNAI
168.445
16.809
41.000
TRANSFER MASUK
32.830
-
-
TRANSFER KELUAR
63.653
-
-
TRANSAKSI DEBIT
7.703
-
-
TRANSAKSI VOID
26
-
-
PEMINDAHBUKUAN
-
-
8.654
GANTI PIN
-
-
4.334
Kinerja Export - Import Perkembangan transaksi ekspor, impor, remittance, pembayaran pajak impor, penerbitan SKBDN maupun penerimaan SKBDN di Bank ANDA dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut : Transaksi Ekspor Impor Realisasi transaksi ekspor pada tahun 2012 transaksi eksport adalah sebesar US$ 1.747.550,56, tahun 2013 transaksi menunjukkan tren peningkatan menjadi US$ 1.812.239,28, dan tahun 2014 transaksi ekspor menunjukkan peningkatan 83% menjadi US$ 3,316,631.99. Sedangkan untuk transaksi impor dengan L/C tahun 2012 adalah sebesar US$ 18.986.758,43 , tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 7.512.856,71, dan tahun 2014 juga mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 3,980,700.70 dan EUR 52,200.00 hal ini terjadi dikarenakan adanya penundaan / penurunan transaksi impor oleh importer. Untuk transaksi ekspor yang mengalami peningkatan cukup signifikan ini diharapkan tahun 2015 bisa terus dipertahankan, sedangkan transaksi impor, meskipun sedikit mengalami penurunan di tahun 2014, diharapkan pada tahun 2015 mendatang sektor import bisa meningkat secara signifikan baik dari segi item maupun jumlahnya, begitu juga dengan transaksi ekspor. Remittance Adapun perkembangan transaksi remittance ini terdiri dari beberapa mata uang antara lain US$, HK$, JPY, SG$, EUR, dan CNY, dalam tiga tahun terakhir ini transaksi remittance adalah sebagai berikut : Tahun 2012 inward remittance sebesar US$ 15.345.172,45 dan outward remittance sebesar US$ 39.004.996,64, tahun 2013 inward remittance sebesar US$ 16.216.615,19, SG$ 27.157,83 dan EUR 65.128,50, sedangkan outward remittance US$ 20.476.558,09 , SG$ 4.281.646,40, HKD 20.760.107,45, JPY 103.935.420,00 EUR 2.527.168,11 , sedangkan tahun 2014 inward remittance mengalami peningkatan menjadi sebesar US$ 23,686,340.71 SG$ 213,992.00 HK$ 944,738.00 EUR 129,807.10 sedangkan outward remittance US$ 21,088,527.92 SG$ 3,540,804.37 HK$ 12,665,763.72 JPY 67,489,230.00 dan EUR 2,008,842.25, jadi secara keseluruhan transaksi inward maupun outward remittance mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2014, baik itemsnya maupun amountnya, dan diharapkan tahun 2015 transaksi inwards remittance dan out wards remittance akan semakin meningkat baik items maupun amountnya. Pembayaran pajak impor Dalam kurun waktu tiga tahun, proses transaksi pembayaran pajak impor mulai berkembang dengan baik dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : Tahun 2012 sejumlah 1.118 items, tahun 2013 sebanyak 1.190 item dan tahun 2014 sedikit menurun menjadi sebanyak 1.001 item. Diharapkan tahun 2015 itemnya terus meningkat sehingga fee based income dari sektor ini juga meningkat
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 3 5
3 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kinerja Export - Import SKBDN Tahun 2012 penerimaan SKBDN sebesar Rp 8.229.510.811,- di tahun 2013 penerbitan SKBDN sebesar Rp 1.392.260.476,- sedangkan penerimaan SKBDN sebesar Rp 6.289.918.699,- dan US$ 1,318,250,-. Sedangkan tahun 2014 penerbitan SKBDN sebesar Rp 107.359.200,- dan penerimaan SKBDN sebesar Rp 7.797.183.000,-. Transaksi SKBDN diharapkan tahun 2015 bisa lebih meningkat lagi. Fee Based Income fee based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN masih seperti tahun 2013 yaitu di kisaran antara Rp. 600 jutaan pertahun, oleh karena itu perhatian di sektor ini akan terus dimaksimalkan sehingga diharapkan nilai fee based income ini akan terus meningkat ditahun-tahun berikutnya.
Kinerja Sumber Daya Manusia Pengelolaan sumber daya manusia pada tahun 2014 dititikberatkan pada pengembangan kapabilitas sejalan dengan visi misi perusahaan serta peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kompetensi yang memadai sesuai kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu pada tahun 2014 Bank melakukan suatu inisiasi strategis pengelolaan sumber daya manusia yang difokuskan pada kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia selama tahun 2014 adalah sebagai berikut : Profil Pegawai Jumlah pegawai Bank Antardaerah per 31 Desember 2014 sebanyak 445 orang. Adapun penyebaran dan profil pegawai sebagai berikut :
3 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Kinerja Sumber Daya Manusia
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 3 7
Pelatihan Refreshment Leadership Training untuk me refresh kembali para leader Bank Antardaerah
Pelatihan Service Excellence Training yang dilakukan untuk peningkatan pelayanan prima Bank Antardaerah
Kegiatan Bedah Buku Training yang dilakukan untuk Kepala Bagian Bank Antardaerah yang dilaksanakan di semua Kantor Cabang
Pelatihan SKN - BI Training yang dilakukan di Kantor Pusat Bank Antardaerah dan Kantor Cabang Bank Antardaerah
Skill Enhancement Training yang dilakukan untuk peningkatan skill / kemampuan karyawan Bank Antardaerah
Pelatihan Motivasi Training yang dilakukan untuk memotivasi kembali semangat karyawan Bank Antardaerah
Strategi, Sasaran & Kebijakan Manajemen
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 4 1
4 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Perekonomian Target Pasar Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 tercatat 5,01% , cenderung melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 sebesar 5,12%. Untuk tiga triwulan pertama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,11%. Realisasi pertumbuhan PDB ini sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 akan cenderung berada dalam batas bawah kisaran 5,1%-5,5%. Konsumsi swasta tercatat masih tum- keuangan Indonesia telah mencapai 14,6 miliar buh cukup tinggi yaitu 5,44% pada triwulan III dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, cadan2014, meskipun lebih rendah dari triwulan II gan devisa Indonesia pada akhir September 2014 2014 sehubungan dengan pengeluaran pasca pe- menjadi 111,2 miliar dolar AS, setara 6,5 bulan milu. Kinerja investasi juga masih tumbuh cukup impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran baik yaitu tercatat 4,02% pada triwulan III 2014, utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas meskipun melambat dari triwulan sebelumnya di- standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan dorong oleh terkontraksinya investasi nonbangu- impor. nan terutama investasi alat angkut dan alat berat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di Di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh menin- triwulan III 2014 tersebut masih sejalan dengan gkat didorong oleh penyerapan belanja barang langkah pengelolaan stabilitas makroekonomi yang lebih kuat. Secara keseluruhan permintaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama domestik masih menjadi penopang pertumbuhan Pemerintah selama ini, terutama untuk mengenekonomi. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor cen- dalikan / mengarahkan inflasi pada sasaran infladerung membaik, meskipun mengalami kontrak- si yang ditetapkan dan defisit transaksi berjalan. si, sejalan dengan terselesaikannya permasalahan Bank Indonesia akan terus memonitor dampak ekspor barang tambang dan mulai meningkatnya dari naiknya harga BBM bersubsidi (pada tgl ekspor manufaktur. Sejalan dengan itu, pertum- 18 Nov 2014), khususnya peningkatan inflasi buhan impor masih mengalami kontraksi sebagai yang diprediksi oleh Pemerintah / Menkeu akan respon atas moderasi permintaan domestik yang meningkat 2% - 2,7% dari base line (okt-2014) masih berlanjut. 4,83%, sehingga perkiraan tingkat inflasi pada Neraca perdagangan sampai dengan Sep- tahun 2014 adalah 6,5% - 7,5%, dampak ini matember 2014 mengalami perbaikan dan Regulator sih berlanjut pada periode tahun 2015 pada trimemandang perkembangan neraca perdagangan wulan I. ini akan berkontribusi positif dalam mendukung Mempertimbangkan kondisi perekonoperbaikan kinerja transaksi berjalan triwulan III mian pada akhir triwulan III 2014 maka sesuai 2014 dan keseluruhan 2014. Bank Indonesia dengan sasaran, strategi dan kebijakan manajememperkirakan perbaikan kinerja neraca perda- men adalah mempertahankan kinerja atau pergangan ke depan akan didukung oleh pening- tumbuhan usaha dengan tetap melanjutkan kekatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan bijakan transformasi yang telah dijalankan sejak ekonomi global, meskipun defisit neraca migas periode 2010 dengan memperhatikan kondisi indiperkirakan masih berlanjut. Bank Indonesia ternal Bank serta tantangan dari eksternal. akan terus mencermati risiko global dan domes- Dengan mengoptimalkan apa yang telah tik yang dapat mempengaruhi prospek defisit ada dan telah dicapai oleh Bank di bidang SDM, transaksi berjalan dan ketahanan eksternal. Teknologi dan Produk Layanan. Pertumbuhan us Secara akumulatif hingga September aha berpegang asas hati-hati, pertumbuhan kredit 2014, aliran masuk portofolio asing kepasar disesuaikan dengan hasil optimalisasi keuntun-
gan, disamping itu juga menjaga likuiditas tetap mendapatkan perhatian. Pertumbuhan usaha secara kualitas tetap diperhatikan secara konsisten memperbaiki, meningkatkan proses, mempertahankan level resiko / manajemen resiko serta memperkuat tata kelola perusahaan yang baik. Dalam melakukan strategi (rencana kedepan) yang akan ditempuh manajemen adalah meneruskan langkah strategis periode 2014 yaitu : • Penumpukan laba (tanpa pembagian deviden ke shareholder) yang diperoleh dengan men goptimalkan pertumbuhan laba organik. • Selain hal tersebut diatas, Langkah strategis untuk mendapatkan investor / strategic part ner terus dilakukan, langkah ini diambil untuk mempertahankan Bank ANDA tetap beroperasi sebagai Bank Devisa. Pandangan Perekonomian tahun 2015 Meskipun berada di tengah ketidakpastian ekonomi global dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi di 2015 diproyeksikan akan berada pada kisaran 5,2-5,5%. Kinerja beberapa sektor industri tertentu diperkirakan masih akan mengalami tekanan sebagaimana halnya di 2014. Namun secara keseluruhan, kondisi politik dan ekonomi di 2015 dapat diharapkan menjadi lebih stabil dan memberikan lingkungan yang kondusif bagi investasi bisnis seiring dengan meningkatnya kepercayaan pasar dan dunia usaha terhadap arah kebijakan ekonomi dari pemerintahan diharapkan pasar akan merespon secara positif terhadap berbagai kebijakan pemerintah untuk memperbaiki kemudahan melakukan usaha, reformasi pajak dengan meningkatkan rasio pajak terhadap PDB, menurunkan subsidi Bahan Bakar Minyak untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Perkembangan ini memberi peluang bagi peningkatan kinerja perbankan yang dapat mengharapkan dukungan positif berkelanjutan dari regulator.
Bank Antardaerah memandang 2015 sebagai tahun peluang di sektor-sektor yang didorong oleh investasi, konsumsi domestik dan produk-produk komoditas tertentu. Beberapa sektor industri memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan di tahun 2015, antara lain sektor energi, kelautan, pertanian, logistik dan transportasi serta industri makanan dan minuman. Investasi diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 40% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun. peluang dan keputusan investasi tersebut bergantung pada perubahan kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, namun moderasi permintaan domestik diperkirakan berlanjut sementara kinerja ekspor akan membaik sejalan berlanjutnya perbaikan ekonomi global sehingga mendorong perbaikan struktur ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5.2-5.5%.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 4 3
4 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Perekonomian Target Pasar
Sasaran Manajemen
Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia, kesiapan infrastruktur bisnis serta persaingan di industri perbankan, Bank telah menargetkan beberapa hal sebagai berikut: • Pertumbuhan kredit ditargetkan sejalan dengan target tingkat rasio permodalan yang ada serta diimbangi dengan pertumbuhan penghimpunan dana dan dibarengi dengan kualitas aset yang sehat. Pertumbuhan tetap difokuskan pada segmen-segmen yang merupakan target pasar Bank pada segmentasi bisnis Retail. • Berupaya meningkatkan dan menjaga komposisi dana murah dan mengkombinasikannya dengan pertumbuhan deposito untuk mempertahankan kondisi likuiditas yang kuat dan stabil. Pencapaian target LDR secara rata-rata pada posisi 82% yang bertujuan untuk tetap mempertahankan rasio likuiditas pada tingkat yang sehat serta menjaga peningkatan jumlah kredit dan pendanaan pada level yang optimal. • Berusaha untuk selalu meningkatkan efisiensi melalui upaya-upaya pengelolaan neraca, efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas. Menjaga kesinambungan pengelolaan operasional yang efisien dan cost to income ratio untuk mempertahankan tingkat biaya operasional yang wajar.
Sasaran dan strategi yang telah ditetapkan manajemen pada tahun 2013 telah dapat dicapai sesuai dengan penjelasan penjelasan pada bab sebelumnya. Manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai untuk periode 2014 adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mempertahankan adanya pertumbuhan usaha Peningkatan nasabah dan jumlah kredit yang difokuskan retail Meningkatkan likuiditas dengan meningkatkan pengumpulan dana pihak ketiga Optimalisasi kinerja teknologi informasi Mempertahankan pendapatan fee based income melalui produk exim ataupun remmitance. Peningkatan kinerja dan produktifitas pegawai melalui pelatihan dan pendidikan. Mempertahankan tingkat kredit bermasalah (NPL) Peningkatan internal control dengan lebih mengefektifkan fungsi pengawasan pada unitunit terkait. Mempertahankan profil risiko dan meningkatkan Good Corporate Governance
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 4 5
4 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Bidang Pendanaan & Pengembangan Bisnis
Bidang Perkreditan
Bank ANDA dalam pendanaan Tahun 2014 menjaga keseimbangan likuiditas dengan meningkatkan pendanaan yang berkesinambungan dengan memaksimalkan produk – produk Bank ANDA yaitu menyempurnakan fitur biller yang telah dimiliki bank melalui delivery channel seperti ATM, Internet Banking, EDC dengan menjalin kerjasama menambah biller finnet.
Strategi di bidang pertumbuhan perkreditan akan tetap dipertahankan pada sektor ekonomi berisiko rendah dan tetap fokus pada sektor ekonomi perdagangan yang telah dipahami bank dimana sektor ekonomi perdagangan memiliki persentase terbesar dalam penyaluran kredit yaitu sebesar 37%. Sektor usaha retail / UMKM juga akan tetap menjadi fokus dari penyaluran kredit sesuai dengan misi Bank Antardaerah dan sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Untuk memperkuat likuiditas dengan menjaga LDR di kisaran 75% serta mengupayakan mempertahankan Dana Pihak Ketiga dengan melanjutkan program tabungan Bank ANDA Berhadiah dan program insentif reward terhadap karyawan yang berprestasi. Melakukan Program Edukasi Literasi Keuangan Dalam Rangka Meningkatkan Literasi Keuangan Kepada Konsumen dan / atau Masyarakat, Bank ANDA melakukan serangkaian kegiatan edukasi tersebut ke Sekolahsekolah dari tingkat SD, SMP, SMA maupun Masyarakat. Membangun brand image dan sosialisi ke nasabah maupun masyarakat dengan melakukan Gathering melalui acara Penarikan Undian Tabungan ANDA yang dilakukan bergilir dikantor Cabang Bank ANDA.
Strategi untuk mempertahankan pertumbuhan dan pencapaian di bidang perkreditan, upaya optimalisasi pemakaian kredit akan lebih ditingkatkan khususnya pemakaian fasilitas kredit modal kerja. Selain itu, ekspansi penyaluran kredit baru akan lebih diarahkan pada fasilitas rekening koran dan fasilitas angsuran. Untuk mengantisipasi risiko kredit yang dapat terjadi di tahun 2015 dan untuk mempertahankan NPL agar tetap rendah, prinsip kehati-hatian akan tetap dijalankan dengan memperketat proses kredit terhadap kredit baru dan kredit yang telah berjalan. Proses kredit akan lebih memperhatikan kualitas maupun kemampuan debitur / calon debitur dan pengawasan (monitoring) terhadap kredit yang telah berjalan dengan early warning system dimana kredit yang mengalami tunggakan sedini mungkin segera dihubungi oleh account officer untuk memastikan perkembangan usaha debitur. Peningkatan kualitas pemroses kredit akan terus dilakukan dengan mengadakan pelatihanpelatihan khusus, sehingga dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan kualitas dari kredit yang diproses akan semakin baik dan dapat meminimalisasi risiko kredit yang mungkin akan timbul.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 4 7
4 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Bidang Treasury
Bidang Operasional
Strategi Divisi Treasury didalam melakukan tugasnya mengelola Likuiditas Bank dilakukan secara hati hati / prudent dengan menjaga LDR di kisaran 78%.
Didalam upaya untuk mendukung pencapaian sasaran Bank maka kontinuitas didalam pengendalian biaya yang efektif, pelayanan operasional perbankan yang konsisten serta memadai serta efektifitas pengendalian resiko diberbagai sektor akan tetap berlanjut. Bank Antardaerah akan terus melanjutkan kontinuitas efisiensi proses dan produktivitas, kualitas sumber daya manusia, serta keamanan TI dan data/informasi. Bank akan terus berupaya meningkatkan efisiensi melalui upaya-upaya pengelolaan neraca, efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas. Menjaga kesinambungan pengelolaan operasional yang efisien dan cost to income ratio untuk mempertahankan tingkat biaya operasional yang wajar.Pelaksanaan proyek Strategis TI akan tetap berlanjut dengan penyelesaian ataupun implementasi beberapa inisiatif yang sudah memasuki tahap final. Manajemen Bank mempunyai pandangan bahwa penyempurnaan sistem operasional merupakan salah aspek yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dari waktu ke waktu. Dengan demikian. seluruh produk dan layanan perbankan yang diberikan untuk nasabah dapat terselenggara dengan baik serta kepuasan dan kepercayaan nasabah dapat terus terjaga. Sistem operasional ini juga harus selalu disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasabah. kemajuan teknologi dan tingkat risiko yang semakin hari semakin meningkat. Karenanya. Bank Antardaerah mempunyai komitmen untuk memastikan terselenggaranya sebuah sistem operasional yang aman. handal dan efisien.
Pengaturan likuiditas Bank lebih diprioritaskan pada instrument yang ber-risiko rendah dan likuid, yaitu pada instrumen-instrumen yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Indonesia. Penyaluran kredit selalu diimbangi dengan penambahan DPK yang memadai, sehingga kondisi likuiditas Bank ANDA secara keseluruhan dapat terjaga dengan baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi luar biasa.
Strategi & pengembangan di tahun 2014 Didalam menghadapi ketatnya persaingan perbankan untuk meningkatkan daya kompetisi bank sejalan dengan strategi didalam meningkatan efisiensi operasional perbankan dan efektivitas pelayanan nasabah, Bank Antardaerah mengambil inisiatif didalam perencanaan optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur dari resource yang telah ada kedalam format simplikasi proses, sentralisasi back office, restruktur organisasi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan dibidang operasional tahun 2014 : • Melanjutkan pengembangan dashboard management melalui business intelligence tools sehingga menghasilkan pemantauan kinerja keuangan secara efektif. • Melakukan implementasi proyek-proyek utama yang berkaitan dengan perubahan regulasi pemerintah seperti MPN pajak online, pengembangan RTGS Gen II, pengembangan kartu ATM berbasiskan chip NSICCS dan pengembangan laporan LBU terbaru.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 4 9
4 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Bidang Export - Import
Bidang Teknologi Informasi & Jaringan
Pertumbuhan fee-based income yang berasal dari meningkatnya jumlah transaksi ekspor, impor, remittance, pembayaran pajak impor, penerbitan SKBDN maupun penerimaan SKBDN dalam kurun tiga tahun terakhir adalah hasil usaha dan perhatian dari manajemen yang menyadari pentingnya mengelola sektor ini sebagai pendukung laba organik perusahaan.
Perkembangan teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat salah satu kemajuannya adalah pengambilan keputusan untuk kegiatan bisnis, serta memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi dan manajemen pada suatu organisasi/perusahaan. Bank ANDA akan mengembangkan Business Intelligence yang merupakan salah satu bentuk implementasi yang mampu menjawab kebutuhan dari organisasi/perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis masalah-masalah yang dihadapinya serta dalam pengambilan keputusan.
Beberapa tahun yang lalu fee-based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN memang kurang mendapatkan perhatian. Akan tetapi setelah dilakukan pengembangan produk-produk devisa dan penerapan strategi bisnis yang tepat, pendapatan dari sektor ini cukup menjanjikan yaitu berkisar antara 600-700 juta per tahun di tahun 2013 dan 2014. Pengelolaan yang lebih baik di sektor ini diharapkan dapat terus meningkatkan fee-based income di tahun-tahun mendatang. Dan perlu dicatat bahwa fee based income ini adalah pendapatan riil, karena merupakan provisi dan komisi dari jasa transaksi ekspor-impor, remmitance, dan SKBDN sehingga tidak memerlukan modal untuk mendapatkannya. Oleh karena itu ke depan pendapatan dari sektor ini harus diusahakan agar selalu meningkat setiap tahunnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha peningkatan pendapatan di sektor ini adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan sosialisasi kepada nasabah maupun calon nasabah importir untuk memperkenalkan system pembayaran pajak yang baru dengan menggu nakan MPN-G2 yang saat ini sudah hampir selesai penggarapannya 2. Berlakunya MPN-G2 ini kami harapkan bisa men dongkrak transaksi pembayaran pajak 3. Bersama marketing melakukan kunjungan ke beberapa nasabah maupun calon nasabah dalam rangka untuk maintain maupun untuk mencari nasabah baru 4. Memonitor dan membantu cabang yang membutuhkan bantuan advisor untuk transaksi ekspor impor dan remittance
Disamping itu sistem keamanan dalam bertransaksi juga menjadi perhatian utama agar nasabah makin percaya diri dan merasa aman dalam menggunakan layanan dari Bank Anda. Dalam hal ini Bank Anda akan melakukan pilot implementasi kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification). Demikian juga dalam hal sistem Pembayaran, sesuai dengan PBI dan SE dari Bank Indonesia, Bank akan mengimplementasikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Next Generation (SKNBI NG) dan Real Time Gross Settlement Generation II (RTGS Gen 2) yang merupakan pembaruan dari versi sebelumnya antara lain bisa menyediakan layanan semakin beragam, lebih cepat dalam setelmen dan menyediakan informasi yang lebih akurat.
5 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Bidang Sumber Daya Manusia Bank Antardaerah terus melakukan transformasi di bidang sumber daya manusia melalui peningkatan kompetensi dan pengembangan strategi serta kebijakan yang mendukung hal tersebut. Di tahun 2014 pengelolaan sumber daya manusia di fokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendorong peningkatan kinerja Bank Antardaerah dari waktu ke waktu. Disadari bahwa untuk mewujudkan Visi dan Misi Bank Antardaerah tidak cukup hanya dengan memperkuat aspek finansial saja tetapi juga dari aspek non-finansial melalui pengelolaan kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki. Strategi pengelolaan sumber daya manusia dilaksanakan dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian, penerapan manajemen risiko dan GCG serta selaras dengan Visi dan Misi Bank Antardaerah. Strategi di bidang sumber daya manusia telah diselaraskan dengan strategi bisnis Bank Antardaerah, yang difokuskan pada seluruh aspek pengelolaan sumber daya manusia. Tahapan dalam siklus karyawan ( employee lifecycle ) dimulai dari pengembangan organisasi, pemenuhan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan hubungan kepegawaian, pengelolaan kinerja dan sistem imbalan sampai dengan pengelolaan talent dan suksesi. Pada setiap tahapan dalam siklus karyawan dimaksud dibangun 2 (dua) hal untuk meyakini penerapan yang berkesinambungan yaitu : 1. Membangun budaya dan kepemimpinan yang menunjang transformasi, termasuk perubahan mindset dan perilaku serta peningkatan peran leaders dalam proses pengelolaan sumber daya manusia (culture & leadership) 2. Membangun strategi dan taktik penerapanm termasuk kebijakan, proses, kemampuan pega wai dan teknologi pendukung Di dalam tahapan siklus karyawan diatas, terdapat juga beberapa fungsi-fungsi utama yang termasuk juga dalam tahapan dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pengembangan organisasi yang efisien, efektif dan bersaing b. Pemenuhan sumber daya manusia yang handal baik yang bersumber dari internal maupun eksternal c. Pengembangan & pembelajaran sumber daya manusia untuk mendukung kebutuhan bisnis d. Membangun engagement dan hubungan industrial yang harmonis e. Pengelolaan kinerja yang prima dan sistem imbalan yang kompetitif f. Penyediaan leadership pipeline dan pengelolaan suksesi
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 5 1
Pengembangan Organisasi dan Karir Dalam rangka mendukung transformasi bisnis Bank Antardaerah, maka diperlukan organisasi yang efisien, efektif dan mampu bersaing. Untuk itu, pengembangan organisasi difokuskan kepada organization review dengan melakukan kajian terhadap produktivitas dan efektifitas struktur organisasi serta menyiapkan job grading. Kesempatan Bekerja, Berkembang dan Maju Bersama Perkembangan bisnis yang cepat perlu didukung dengan strategi pemenuhan pegawai yang tepat dan akurat dengan mengacu pada prinsip “right people with potential right fit”. Kebijakan pemenuhan pegawai selalu disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dari waktu ke waktu. Kebutuhan pegawai tersebar di kantor-kantor di seluruh Indonesia dan untuk membuka peluang kepada putra-putri daerah terbaik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk bekerja di Bank Antradaerah, perekrutan dilakukan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia melalui kerjasama dengan pusat karir (career centre) dalam rangka campus hiring. Selain itu, upaya pencarian kandidat pegawai juga dilakukan menggunakan media e-recruitment melalui kerjasama beberapa provider job seeker. Strategi pemenuhan pegawai di Bank Antardaerah dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : 1. Internal Resources yakni melalui program pengembangan internal pegawai, melalui beberapa kegiatan peningkatan kompetensi pegawai berupa training 2. External Resources yakni melalui jalur fresh graduate dan experience hire baik untuk level pegawai pimpinan maupun pelaksana. Pemenuhan pegawai melaui external resources terse but dilakukan dengan memperhatikan hal-hal dan kondisi khusus baik yang menyangkut kelangkaan resources pegawai dimaksud di daerah-daerah tertentu. Jenis pekerjaan maupun expertise-nya sebagai berikut : a. Pemenuhan Kandidat Pimpinan di daerah tertentu Dengan mempertimbangkan keterbatasan kandidat pegawai untuk level dimaksud di dae rah-daerah tertentu, maka pada tahun 2014 Bank Antardaerah juga mempertimbangkan un tuk merekrut kandidat dari pihak eksternal b. Pemenuhan pegawai yang memiliki expertise / skill tertentu Untuk mendukung pertumbuhan dan pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan, maka Bank Antardaerah telah melakukan kerjasama dengan beberapa job seeker dan juga perguru an tinggi untuk membantu proses rekrutmen kandidat pegawai yang expert di bidang ter tentu, seperti : information technology, export – import, dll Pengelolaan Tenaga Alih Daya Pemenuhan kebutuhan pegawai khususnya untuk jenis pekerjaan yang sifatnya penunjang melalui penggunaan tenaga alih daya dari waktu ke waktu selalu dilakukan review secara berkala agar selaras dan comply dengan peraturan regulator.
Satuan Kerja Audit Intern
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 5 5
5 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Audit Intern Informasi Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan dan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Berelasi) dan Large Exposure Pelaksanaan Fungsi Audit Intern dan Ekstern Pemeriksaan intern SKAI pada tahun 2014 dilaksanakan terhadap kantor cabang dan unit kerja pada kantor pusat. Pelaksanaan audit dan pemantauan juga dijalankan oleh Resident Auditor (RA) yang ditempatkan di kantor cabang. Dalam hal tanggung jawab dan kewenangan, SKAI bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit, serta memiliki kewenangan sesuai Internal Audit Charter (Piagam Audit Internal).
Untuk tahun 2014, transaksi pada Bank yang mengandung unsur benturan kepentingan telah dilaporkan dan dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Gani Mulyadi & Handayani, jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi, yaitu sebesar Rp 4,841 miliar; per posisi 31 Desember 2014, atau sebesar 0,26% dari total aset Bank. Penyediaan dana kepada pihak berelasi ini telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Di tahun 2014 telah dilakukan audit oleh pihak eksternal (KAP Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan) terhadap pelaksanaan fungsi SKAI sesuai dengan PBI No. 1/6/PBI/1999 berdasarkan SPFAIB (Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank). Bersamaan dengan pemeriksaan tersebut, telah diperbaharui Internal Audit Charter pada bulan Juni 2014, dimana pembaharuan terhadap pia-
Sedangkan penyediaan dana large exposure adalah sejumlah Rp 17,9 miliar (1,51%) dari outstanding kredit posisi 31 Desember 2014, yaitu sebesar Rp 1.191 miliar atau sebesar 0,95% dari total aset Bank. Large exposure dimaksud berdasarkan kebijakan Bank yaitu debitur yang memiliki pinjaman ≥Rp 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah). Penyediaan dana large exposure telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.
gam dimaksud semakin memperkuat dan mempertegas kedudukan, kewenangan dan fungsi SKAI sebagai salah satu unsur pengawasan intern Bank.
Jumlah Penyimpangan Internal
Perencanaan dan realisasi pemeriksaan serta cakupan audit internal meliputi seluruh aspek serta unsur kegiatan Bank, walaupun terdapat perubahan pelaksanaan pemeriksaan dari rencana audit yang telah disusun, namun tetap dilakukan secara efektif dan efisien dimana hasil pemeriksaan ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian yang berkelanjutan. Pelaksanaan fungsi pengawasan serta pemantauan disinergiskan bersama Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Kepatuhan melalui tools 3D Early Warning System (EWS) yang telah disempurnakan sesuai kondisi, kebutuhan dan kompleksitas Bank. Dengan adanya penyempurnaan terhadap tools dimaksud, maka efektivitas pemantauan khususnya terhadap kewajiban penyampaian laporan terhadap pihak eksternal dapat diupayakan semakin meminimalisir potensi keterlambatan penyampaian. Dalam rangka peningkatan kompetensi, maka personil SKAI dan Resident Auditor dibekali pelatihan mengenai H.E.L.P, Credit & Operational Audit Aspect, Risk Based Bank Rating (RBBR), How to do. Beberapa personil telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko dan memiliki sertifikat internal auditor pada level yang telah ditetapkan dan hal ini akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga semakin meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill) internal auditor. Fungsi audit ekstern dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Gani Mulyadi & Handayani (Grant Thornton), yang telah melakukan pemeriksaan terhadap Bank atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2014, dimana pelaksanaan pemeriksaan telah dilakukan secara efektif dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia telah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
Berkaitan dengan penyimpangan internal (internal fraud), berdasarkan pemantauan SKAI terhadap pelaksanaan kebijakan anti fraud, selama kurun waktu tahun 2014, tidak terdapat penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan, baik yang dampak penyimpangannya kurang ataupun melebihi dari Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah). Permasalahan Hukum Selama periode tahun 2014, Bank menghadapi permasalahan hukum, yaitu 4 (empat) kasus hukum, dimana 2 (dua) kasus telah terselesaikan, sedangkan lainnya masih berjalan. Upaya penyelesaian kasus hukum yang masih berjalan tetap dilakukan sampai dengan saat ini.
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 5 9
5 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko I. Pengungkapan Permodalan 1) Pengungkapan kualitatif, pengungkapan ini memuat informasi mengenai: a) Struktur permodalan
Bank Antardaerah termasuk dalam kri teria Bank yang tidak diwajibkan me nyediakan modal untuk Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam Per aturan Bank Indonesia No. 15/12/ PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Sehingga Struktur permodalan Bank Antardaerah pada posisi 31 Desember 2014 terdiri dari Modal Inti (Tier 1) dan Modal Pelengkap (Tier 2). Sebagian besar (79,49%) komponen Modal Inti Bank didominasi oleh Modal disetor dan si sanya berasal dari penumpukan laba. Komponen Modal Bank tidak ada yang bersumber dari Modal Inovatif. Sedangkan komponen Model Peleng kap bersumber dari pembentukan cadangan umum PPA atas aset produk tif yang wajib dibentuk sehingga hasil revaluasi aset tetap. b) Kecukupan permodalan
Pendekatan yang digunakan Bank dalam menilai kecukupan modal untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan datang adalah menggunakan pendekatan penilaian kecukupan modal secara internal atau yang lebih dikenal dengan istilah ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process). Pendekatan dalam menilai kecukupan modal dengan ICAAP dilakukan Bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27
Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko serta Pedoman ICAAP yang disetujui oleh Direksi. Berdasarkan proses ICAAP yang dilakukan oleh Bank pada posisi 31 Desember 2014, dapat diketahui KPMM sesuai Profil Risiko adalah 10% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Dengan Rasio KPMM Bank Antardaerah pada posisi 31 Desember 2014 sebesar 13,27% maka dalam hal ini Bank Antardaerah telah memenuhi persyaratan Rasio KPMM sesuai Profil Risiko. Sehingga dengan total Modal Bank per posisi 31 Desember 2014 sebesar Rp. 188.922 juta dan Modal Minimum sesuai Profil Risiko yang wajib dipenuhi adalah sebesar Rp. 142.345 juta (masih lebih kecil dari modal Bank). Dapat disimpulkan bahwa Bank Antardaerah masih memiliki ekses modal sebesar Rp. 46.577 juta. 2) Pengungkapan kuantitatif mengenai struk tur permodalan Bank
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 1.a.
II.
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko 1) Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum mencakup informasi mengenai:
a) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif Dewan Komis aris dan Direksi tercemin dari tanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris dan Direksi telah me mahami Risiko-Risiko yang diha dapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan secara
aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank baik melalui mekanisme rapat maupun dalam bentuk reko mendasi/evaluasi penerapan manajemen risiko. Disamping itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organ isasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk mendukung penerapan Manaje men Risiko secara efektif. Pelak sanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi juga ter cermin dari : (1) Wewenang dan tang gung jawab Dewan Komisaris sebagaimana dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko (2) Wewenang dan tanggung jawab Direksi sebagaima na dijelaskan pada Pedo man Umum Manajemen Risiko (3) Direksi telah menetapkan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang jabatan yang terkait den gan penerapan Manaje men Risiko (4) Direksi telah menetapkan struktur organisasi dalam rangka penerapan Mana jemen Risiko yang efek tif b) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan
prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis, kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, dan tingkat Risiko yang akan diambil serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko secara umum dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko, sedangkan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan untuk masingmasing risiko terdapat pada Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan Standard Operating Procedure (SOP) pada masing-masing satuan kerja operasional/bisnis. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur didasarkan pada strategi Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. c) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pen gendalian risiko serta Sistem In formasi Manajemen Risiko Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank yang dilakukan dalam rangka menganalisa sumber terhadap kemungkinan timbulnya risiko beserta dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai dengan karakteristik maupun kompleksitas kegiatan usaha. Dalam pemantauan terhadap hasil pengukuran Risiko, Bank menetapkan satuan kerja secara independen (SKMR) dari satuan kerja yang melakukan transaksi untuk
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 6 1
6 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko memantau tingkat serta menganalisa tren arah risiko. Selain itu, efektivitas penerapan Manajemen Risiko didukung oleh pengendalian Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan maupun pengendalian Risiko, Bank menggunakan sistem informasi manajemen risiko yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. d) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Proses penerapan Manajemen Risiko dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang mema dai. Penerapan sistem pengen dalian intern secara efektif mem bantu Pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan mana jerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan per aturan perundang-undangan yang berlaku, mengurangi Risiko ter jadinya kerugian dan penyimpan gan atau pelanggaran aspek keha ti-hatian. Penerapan sistem pen gendalian intern Bank yang efektif dan memadai menjadi tanggung jawab dari seluruh sat uan kerja operasional dan satuan kerja pendukung khususnya oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dengan cara melakukan pemer iksaan/audit berbasis risiko (Risk Based Audit). Disamping itu, mengenai keperluan Sistem Pen gendalian Intern yang independen dari Risk Taking Unit, Bank telah
menempatkan Resident Auditor sebagai pelaksana harian fungsi pemeriksaan di Kantor Cabang. Selama kurun waktu 2014, SKAI telah melakukan fungsi audit intern terhadap kantor cabang Bank, khususnya pemeriksaan aktivitas perkreditan, kaitannya dalam pemenuhan covenant kredit pemeriksaan aktivitas dilakukan sesuai dengan core business Bank dan juga pemeriksaan aktivitas umum yaitu persediaan (ATK), barang cetakan, dan lain sebagainya). Terkait Pemeriksaan terhadap aktivitas perkreditan, covenant kredit menjadi salah satu titik fokus utama dikarenakan pemenuhan tersebut merupakan salah satu antisipasi risiko kredit yang dapat terjadi pada Bank atas eksposure kredit yang telah diberikan kepada para nasabah/debitur, aktivitas dimaksud masih menjadi penyumbang terbesar sumber pendapatan Bank, oleh karena itu pengelolaan dan pengawasannya perlu dilakukan secara disiplin, berkesinambungan dan dimonitor dengan baik. Sedangkan pemeriksaan terhadap aktivitas umum dilaksanakan untuk memastikan bahwa antara pencatatan dan fisik persediaan telah sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pemeriksaan SKAI juga dilakukan pada unit Teknologi Informasi kantor pusat, guna memastikan fungsi dan kegiatan operasional pada unit dimaksud telah berjalan sesuai kebijakan dan prosedur internal. Untuk aktivitas harian, SKAI dan Resident Auditor tetap melakukan pemantauan secara offsite melalui sistem internal dan sewaktu-waktu melaksanakan kunjungan onsite (on the spot) baik secara surprise maupun dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh alur kerja di setiap bagian telah berjalan sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing dengan baik dan mematuhi prosedur/ketentuan yang berlaku. apabila pemeriksaan intern SKAI mengalami perubahan dari rencana kerja yang telah disusun, maka cakupan audit intern tetap meliputi seluruh aspek kegiatan Bank, sehingga
pelaksanaannya masih bisa berjalan efektif dan selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditindaklan- (i) unit Bisnis, berfungsi juti dengan perbaikan-perbaikan hingga pada melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyelesaian yang berkesinambungan. penyediaan dana; III) Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank (ii) unit Manajemen Kredit, melakukan penan secara khusus, yang terdiri dari: ganan kredit bermasalah; a) Risiko Kredit, (iii) unit Kepatuhan dan Non Performing Loan (NPL) masih rela Manajemen Risiko, ber tif kecil jika dibandingkan dengan rata fungsi dalam hal menilai rata industri yang mencapai ±2,00%, di dan memantau Risiko mana pada akhir tahun 2014 NPL Bank Kredit. tercatat sebesar 0,35%. Prestasi yang Disamping itu, juga dicapai ini tidak terlepas dari penerapan dibentuk Komite Kredit dan pelaksanaan Manajemen Risiko yang bertanggung jawab Kredit yang ekstra ketat serta hati – hati khususnya untuk memu sejak dari permohonan, proses kredit, tuskan pemberian kredit evaluasi oleh Komite Kredit (sesuai dalam jumlah tertentu ses KMK), pencairan kredit hingga peman uai kebijakan Bank. tauan setelah proses pencairan kredit den gan menggunakan Call Report sampai 2. strategi manajemen risiko kredit dengan kredit lunas. untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang sig (1) Pengungkapan umum, yang ter nifikan diri dari: Strategi Manajemen Risiko (a) Pengungkapan kualitatif, untuk Risiko Kredit mencak yang mencakup antara up strategi bagi seluruh aktivitas lain: yang memiliki eksposur Risiko Kredit yang signifikan. Strategi i. informasi mengenai tersebut memuat secara jelas arah penerapan manajemen penyediaan dana antara lain ber risiko untuk risiko kredit, dasarkan jenis kredit, lapangan termasuk: usaha, wilayah geografis, mata uang, jangka waktu dan sasaran 1. organisasi manaje pasar. Strategi Manajemen Risiko men risiko kredit untuk Risiko Kredit sejalan den Dalam rangka penerapan gan tujuan Bank untuk menjaga Manajemen Risiko un kualitas kredit, laba, dan pertum tuk Risiko Kredit, ter buhan usaha. Untuk mengantisi dapat beberapa unit terkait pasi terjadinya kredit bermasalah sebagai berikut : maka pinjaman diberikan kepada
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 6 3
6 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko
debitur atau calon debitur yang memiliki past performance baik, usaha yang memiliki prospek jaminan yang marketable serta selalu mengedepankan aspek hu kum didalam pelaksanaannya.
3. kebijakan pengelolaan risiko kon sentrasi Kredit Dalam mengelola risiko konsen trasi kredit, Bank telah menetap kan target batasan Risiko konsen trasi dalam rencana tahunan Bank, khususnya dalam kebijakan manajemen risiko kredit yang di evaluasi secara berkala sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun. Jika dalam hal eksposur kredit di sek tor dominan sudah melebihi ba tasan konsentrasi kredit yang ditetapkan, maka Penyaluran kredit pada Sektor ekonomi dom inan harus dilakukan dengan san gat selektif. 4.
mekanisme pengukuran dan Pen gendalian Risiko Kredit
Sistem pengukuran Risiko Kredit yang digunakan Bank mempertimbangkan karakteristik setiap jenis transaksi yang terekspos Risiko Kredit, kondisi keuangan debitur/pihak lawan transaksi serta persyaratan dalam perjanjian kredit seperti tingkat bunga, jangka waktu kredit dikaitkan dengan perubahan potensial yang terjadi di pasar, aspek jaminan, agunan, dan/atau garansi serta potensi terjadinya gagal bayar, baik berdasarkan hasil penilaian pendekatan standar maupun hasil penilaian pendekatan secara intern dengan menggunakan proses analisa kredit Pengendalian Risiko Kredit dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain mitigasi Risiko, pengelolaan posisi dan Risiko
portofolio secara aktif, penetapan target batasan Risiko konsentrasi dalam rencana tahunan Bank dan penetapan tingkat kewenangan dalam proses persetujuan penyediaan dana. Dalam hal ini, Cabang diberikan Kuasa Memutus Kredit ( KMK ) sesuai dengan kapabilitas dan keahlian didalam melakukan pengambilan keputusan penyaluran kredit. Bagi Cabang yang dipandang belum memenuhi kriteria dan kemampuan yang digariskan, manajemen tidak akan memberikan wewenang sampai kondisi tersebut dapat dipenuhi oleh cabang. Apabila wewenang tersebut terlampaui, maka harus diajukan ke Komite Kredit Kantor Pusat. Wewenang Komite Kredit Kantor Pusat pun masih terbagi – bagi sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Direksi. Dengan penyaringan yang berlapis tersebut, maka hasil yang dicapai benar – benar dapat memenuhi harapan seluruh stakeholder mulai dari nasabah /deposan, karyawan hingga pemegang saham Bank. Proses pemberian kredit secara prudent ini akan dipertahankan dan ditingkatkan pada tahun 2015, agar kondisi kredit tetap baik dan meningkat. Untuk mencapai semuanya itu, maka manajemen berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan para pejabat pemutus kredit (Komite Kredit), Staff Analisa Kredit, dan Account Officer sebagai ujung tombak Bank dengan mengikutsertakan dalam berbagai pelatihan baik yang diselenggarakan internal Bank dengan mengundang pihak – pihak yang ahli atau kompeten dibidangnya, disamping itu terus menjalin kerjasama yang baik dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko agar hasil yang dicapai akan menjadi lebih baik ditahun - tahun mendatang. ii. definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/impairment iii.
penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) indi vidual dan kolektif, serta metode statistik
yang digunakan dalam perhitungan CKPN
(b)
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Individual dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow, Kredit yang telah mengalami penurunan nilai dicatat berdasarkan jumlah yang didiskonto (discounted value) dan bukan berdasarkan nilai buku. Jumlah yang didiskonto (discounted value) diperoleh dengan mengestimasi arus kas masa datang (mencakup pembayaran pokok dan bunga) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari kredit. Sedangkan Evaluasi penurunan nilai terhadap kelompok kredit secara Kolektif dilakukan berdasarkan estimasi arus kas kontraktual masa datang dan tingkat kerugian historis (historical loss rate atau historical net charge-off rate) dari kelompok kredit. Berdasarkan data kerugian historis dari suatu kelompok kredit setelah memperhitungkan tingkat pengembalian (recovery rate), Bank melakukan estimasi arus kas masa datang dan tingkat kerugian kelompok kredit pada saat ini. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Kolektif dilakukan dengan Metode Statistik (Statistical Model Analysis). Metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN adalah Probability of Default, yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis. Migration Analysis menggunakan internal loan grading system (rating system) dan bukan berdasarkan pengalaman kerugian sebagaimana halnya pendekatan Historical Loss Rate. Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa tingkat migrasi outstanding kredit dari grade tertinggi (kolektibilitas 1/lancar) ke grade terendah (kolektibilitas 5/macet).
i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.1.a ii. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.2.a
Pengungkapan kuantitatif, yang mencakup antara lain:
iii. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Eko nomi Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.3.a iv. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.4.a v. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Sektor Ekonomi Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.5.a vi. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penu runan Nilai Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.6.a (2)
Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
(a)
Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
i. informasi mengenai kebi jakan penggunaan pering kat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit Kebijakan penggunaan peringkat dalam perhitun gan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit menga
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 6 5
6 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko cu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 15 / PBI/2012 Tentang Pe nilaian Kualitas Aset Bank Umum dan Surat Eda ran Bank Indonesia No mor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang. Menu rut Risiko Untuk Risiko Kredit dengan Menggu nakan Pendekatan Stan dar serta Surat Edaran Bank Indonesia No.13/31/ DPNP tanggal 22 Desem ber 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Per ingkat Yang Diakui Bank Indonesia. Sehingga Per ingkat yang digunakan oleh Bank adalah per ingkat terkini yang dike luarkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia ses uai ketentuan Bank Indo nesia yang mengatur men genai lembaga pemering kat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia. Dalam satu kelompok usaha, peringkat suatu perusahaan tidak dapat di gunakan untuk menetap kan bobot risiko dari peru sahaan lain dalam kelom pok tersebut. ii. kategori portofolio yang menggunakan peringkat Kategori portofolio yang
diwajibkan bank untuk menggunakan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) risiko kredit sampai dengan saat ini masih terbatas pada portofolio Surat Berharga. Penetapan bobot risiko atas portofolio Surat Ber harga didasarkan pada peringkat dari surat ber harga dimaksud (issue rat ing). Dalam hal surat ber harga tidak memiliki per ingkat maka penetapan bobot risiko didasarkan pada bobot risiko dari portofolio Surat Berharga tanpa peringkat (Unrated). iii. lembaga pemeringkat yang digunakan Bank hanya menggunakan lembaga pemeringkat dan peringkat terkini yang diakui Bank Indonesia sebagaimana dipublikasi kan melalui website Bank Indonesia pada www. bi.go.id berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemer ingkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia. Sehingga Lembaga pemeringkat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: a. Fitch Ratings b. Moody’s Investor Ser vice
c. Standard and Poor’s d. PT. Fitch Ratings Indo nesia e. PT. ICRA Indonesia f. PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
ma
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan dan Kebi jaksanaan Perkreditan yang dimiliki Bank, Jenis Agunan Utama yang diterima oleh Bank, antara iv. pengungkapan risiko kredit pihak lawan (coun lain: 1. Deposito/tabun terparty credit risk), ter masuk jenis instrumen gan dan sertifikat deposito mitigasi yang lazim diteri yang diterbitkan oleh ma/diserahkan oleh Bank Bank Antardaerah 2. Emas yang disim pan pada Bank Antardae rah 3. Tanah dan Bangunan ha (b) Pengungkapan kuantitatif, yang mencakup: rus memenuhi persyaratan i. Pengungkapan Tagihan yang ditetapkan oleh Bank Bersih Berdasarkan Kat Antardaerah egori Portofolio dan Skala 4. Kendaraan, harus Peringkat memenuhi persyaratan yang Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.1.a ditetapkan oleh Bank Antardaerah 5. Kapal, harus memenuhi ii. Pengungkapan Risiko persyaratan yang ditetapkan oleh Kredit Pihak Lawan Bank Antardaerah (Counterparty Credit Risk) Sedangkan Jenis agunan utama Bank tidak memiliki ekpo yang diperhitungkan Bank dalam sur Risiko kredit akibat Teknik MRK - Agunan pada kegagalan pihak lawan, Pendekatan Standar adalah seb khususnya yang timbul agai berikut: Deposito/tabungan dan dari transaksi derivative. 1. Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.b.1 sertifikat deposito yang diterbit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.c.1 kan oleh Bank Antardaerah 2. Emas yang disimpan pada (3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit Bank Antardaerah dengan menggunakan Pendekatan Stan dar, yang terdiri dari: ii. kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan (a) Pengungkapan kualitatif, yang mengelola agunan mencakup: Bank menggunakan nilai i. informasi mengenai ke agunan sebesar nilai tak bijakan Bank untuk jenis sasi yang dilaksanakan agunan utama yang diteri dengan memperhitungkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 6 7
6 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko ”margin of safety”. mar gin of safety diperlukan oleh Bank dalam melak sanakan penjualan/likui dasi dari Agunan yang diberikan dengan mem pertimbangkan beberapa faktor tertentu. Penilaian agunan dilaku kan berdasarkan permin taan Account Officer yang telah mendapatkan per setujuan dari Pimpinan Cabang atau Pejabat yang ditunjuk oleh Direksi. Se tiap penilaian objek agu nan harus dilihat secara fisik. Penilaian kembali terhadap nilai wajar atau nilai pasar agunan (retak sasi agunan) wajib dilaku kan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Agunan berupa fixed as set wajib diasuransi kan pada perusahaan asur ansi dengan Banker’s Clause Bank Antardaerah selambat-lambatnya pada hari perjanjian kredit di tandatangani. iii. pihak-pihak utama pem beri jaminan/garansi dan kelayakan kredit (credit worthiness) dari pihak pihak tersebut Penerbit jaminan/garansi yang diakui dalam perhi tungan teknik mitigasi risiko kredit secara umum adalah bank koresponden
yang memenuhi per syaratan sebagai prime bank ataupun berstatus Badan Usaha Milik Nega ra. Penggunaan garansi sebagai salah satu bentuk teknik mitigasi risiko ma sih terbatas pada transaksi Trade Finance. iv. informasi tingkat konsen trasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit. Pengungkapan tingkat konsentrasi yang ditim bulkan setelah memperhi tungkan dampak dan teknik mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a dan Tabel 4.2.a. (b) Pengungkapan kuantitatif, yang mencakup: i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhi tungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.1.a ii. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Miti gasi Risiko Kredit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.2.a (4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi asset. (5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.1 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.2 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.3
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.4 Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi asset. Bank tidak memiliki ekposur di Unit Usaha Syariah. Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.7 b)
Risiko Pasar, Mengingat Bank tidak memiliki eksposur pada Trading Book, maka sumber Risiko Pasar hanya berasal dari transaksi pada Banking Book, khususnya Interest Rate in Banking Book (IRRBB) dan Posisi De visa Neto (PDN). Pada tahun 2014, PDN Bank Antardaerah rata-rata sebesar 3,38% dari modal.
(1) Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar, yang antara lain terdiri atas: (a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: i. informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko pasar, termasuk: 1. organisasi manajemen risiko pasar Penetapan struktur or ganisasi, perangkat dan kelengkapan unit/fung si yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar disesuaikan dengan kara kteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Dalam rangka melengka pi Komite Manajemen Risiko khususnya terkait pengelolaan Risiko Pasar, Bank membentuk Komite Manajemen Aset dan Ke wajiban atau Assets and
Liabilities Management Committee (ALCO). 2. pengelolaan portofolio trading book dan banking book serta metodologi valuasi yang digunakan Bank tidak mempunyai eksposur yang tergolong dalam trading book, na mun demikian untuk pen gelolaan portofolio dalam banking book dikelola oleh Divisi Treasury di Kantor Pusat. Metodologi valuasi yang digunakan untuk portofolio banking book dilakukan sesuai dengan ketentuan PAPI (revisi 2008), yakni dengan menggu nakan nilai wajar (fair value) yang diperlakukan sesuai dengan kat egorinya. 3. mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pe mantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecu kupan modal, baik pada banking book maupun trading book Bank tidak mempunyai ekspo sur yang tergolong dalam trading book, namun demikian me kanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik dilakukan oleh satuan kerja yang indepen den (SKMR) dari satuan kerja yang mengelola risiko pasar pada banking book dengan menggu nakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR). Sedangkan un tuk menghitung kecukupan mod al minimum untuk risiko pasar di lakukan sesuai dengan Pedoman Internal Capital Adequacy As sessment Process (ICAAP) yang mengacu pada Surat Edaran Bank
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 6 9
6 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 ten tang Kewajiban Penyediaan Mod al Minimum sesuai Profil Risiko. ii. cakupan portofolio (trading dan banking book) yang diperhitungkan dalam Kewa jiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desem ber 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank ti dak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar. iii. (b)
ber 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank ti dak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar.
(2)
Perhitungan risiko pasar dengan menggu nakan Modal Internal Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desem\ ber 2013 tentang Kewajiban Penyedi aan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar dengan menggunakan Mod el Internal.
c) Risiko Operasional, yang mencakup: (1) Pengungkapan kualitatif, yang langkah-langkah dan rencana dalam antara lain mencakup informasi menge mengantisipasi risiko pasar atas transak nai penerapan manajemen risiko untuk si mata uang asing baik karena peruba risiko operasional, termasuk: han kurs maupun fluktuasi suku bunga, (a) organisasi manajemen risiko op termasuk penjelasan mengenai semua erasional penyediaan dana dan ikatan tanpa pro Dalam organisasi manajemen teksi atau lindung nilai, serta utang yang risiko operasional, Manajemen suku bunganya berfluktuasi atau yang ti unit bisnis atau unit pendukung dak ditentukan terlebih dahulu. merupakan risk owner yang ber tanggung jawab terhadap proses Dalam mengantisipasi risiko pasar atas Manajemen Risiko untuk Risiko transaksi mata uang asing karena peruba Operasional sehari-hari serta mel han kurs dilakukan dengan menjaga agar aporkan permasalahan dan Risiko net open position (NOP) berada pada Operasional secara spesifik dalam posisi square. Sedangkan untuk men unitnya sesuai jenjang pelaporan gantisipasi risiko pasar akibat perubahan yang berlaku. suku bunga, maka repricing suku bunga Untuk memfasilitasi proses juga selalu dilakukan secara bersamaan Manajemen Risiko untuk Risiko pada dua sisi, Aset dan Kewajiban me Operasional dalam unit bisnis lalui mekanisme ALCO meeting. atau unit pendukung dan memas tikan konsistensi penerapan ke Pengungkapan kuantitatif yang paling bijakan Manajemen Risiko untuk kurang mencakup pengungkapan risiko Risiko Operasional, ditunjuk pasar menggunakan metode standar dedicated operational risk officer yang memiliki jalur pelaporan Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia ganda yaitu secara langsung ke No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desem pada pimpinan unit bisnis atau
ditasnya secara hati-hati dengan menjaga LDR di kisaran 78%, pe nyaluran kredit selalu diimbangi dengan penambahan DPK yang memadai, sehingga kondisi likui ditas Bank ANDA secara keselu ruhan dapat terjaga dengan baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi luar biasa. Divisi Treasury yang bertugas dalam mengelola Likuiditas, mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang ber risiko rendah dan sesuai dengan kebijakan serta limit yang ditetap kan, disamping itu Bank Antar daerah akan lebih mengaktifkan Interbank Call Money, Interbank repo IDR dan akses dana pinja man / dana talangan dari peme gang saham. Sebagai antisipasi timbulnya Risiko Likuiditas, maka Unit Kerja Management Risiko melakukan pengukuran stress test dan Contigency Funding Plan yang menunjukkan langkah langkah yang akan dilakukan dalam menghadapi situasi dan kondisi terburuk (kesulitan likui ditas) (1) Pengungkapan kualitatif, yang antara lain mencakup informasi mengenai penera pan manajemen risiko untuk risiko likui ditas, termasuk: (a) organisasi manajemen risiko li kuiditas Dalam organisasi manajemen risiko likuiditas, Bank telah mem d) Risiko Likuiditas, yang mencak bentuk Divisi Treasury yang ber up: tanggung jawab untuk melakukan Risiko Likuiditas adalah risiko pengelolaan likuiditas Bank. dimana suatu bank tidak dapat Selain menjaga dan mempertah memenuhi kewajiban kepada na ankan Primary Reserves, Divisi sabah maupun counterparty disaat Treasury juga menjaga dan mem jatuh tempo. pertahankan Secondary Reserves Bank ANDA mengelola likui pendukung serta kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko. (b) mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan men gukur risiko operasional Metode yang digunakan Bank untuk melakukan identifikasi maupun pengukuran Risiko Op erasional adalah Key Risk Indi cators (KRI) serta metodologi kuantitatif dan metodologi kuali tatif sesuai dengan mekanisme Risk Based Bank Rating (RBBR). Disamping itu, sumber informa si Risiko Operasional juga diam bil dari hasil temuan Audit Inter nal dan Eksternal yang terkait dengan Risiko Operasional untuk melakukan identifikasi dan pen gukuran Risiko Operasional. (c) mekanisme untuk memitigasi risiko operasional Dalam penerapan pengendalian Risiko Operasional, Bank mengembangkan program untuk memitigasi Risiko Operasional, antara lain pengamanan proses teknologi informasi, asuransi, dan alih daya pada sebagian kegiatan operasional Bank. Disamping itu Bank juga telah mempunyai Busssiness Continuity Plan (BCP) untuk memitigasi risiko opera sional dalam hal terjadi disaster. (2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko operasional Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 8.1.a
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 7 1
7 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko untuk memastikan likuiditas be rada pada level yang aman serta bertugas mengalokasikan penem patan dana pada instrument yang ber-risiko rendah dan sesuai den gan kebijakan serta limit yang ditetapkan. disamping itu Bank Anda akan lebih mengaktifkan in terbank call money, interbank Repo IDR dan akses dana pinja man / dana talangan dari peme gang saham untuk likuiditas. (b) indikator peringatan dini perma salahan likuiditas Penetapan indikator peringatan dini untuk Risiko Likuiditas digu nakan sebagai alat identifikasi permasalahan dan penentuan mitigasi Risiko Likuiditas. Indi kator peringatan dini dimaksud meliputi indikator internal dan indikator eksternal. Indikator internal antara lain meliputi kual itas aset yang memburuk, pening katan konsentrasi pada beberapa aset dan sumber pendanaan ter tentu, peningkatan currency mis matches, pengulangan terjadinya pelampauan limit, peningkatan biaya dana secara keseluruhan, dan/atau posisi arus kas yang se makin buruk sebagai akibat ma turity mismatch yang besar teru tama pada skala waktu jangka pendek. Indikator eksternal antara lain meliputi informasi publik yang negatif terhadap Bank, penurunan fasilitas credit line yang diberikan oleh Bank kore sponden, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan/atau keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka
panjang. (c) mekanisme pengukuran dan pen gendalian risiko likuiditas Metode pengukuran Risiko Li kuiditas dan stress testing Risiko Likuiditas disesuaikan dengan strategi pengelolaan dana Bank sehingga dapat menggambar kan dengan baik profil Risiko Likuiditas Bank. Dalam melaku kan pengukuran Risiko Likuidi tas, Bank menggunakan alat pen gukuran yang dapat mengkuanti fikasi Risiko Likuiditas secara te pat waktu dan komprehensif. Alat pengukuran juga digunakan un tuk mengukur eksposur Risiko in heren, antara lain komposisi aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif, konsentrasi aset dan kewajiban, serta kerentanan pada kebutuhan pendanaan. Alat pengukuran dimaksud meliputi rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress test ing. Pengendalian Risiko Likuiditas dilakukan melalui strategi pen danaan, pengelolaan posisi li kuiditas dan Risiko Likuiditas harian, pengelolaan aset likuid yang berkualitas tinggi, dan ren cana pendanaan darurat (Conti gency Funding Plan). (2) Pengungkapan kuantitatif mengenai risiko likuiditas, yang paling kurang men cakup: (a) Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.1.a (b) Pengungkapan Profil Maturitas Valas Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.2.a e)
Risiko Hukum, yang berisi pengungka
pan kualitatif mengenai penerapan mana jemen risiko untuk risiko hukum yang an tara lain mencakup: (1) organisasi manajemen risiko hu kum Dalam organisasi manajemen risiko hukum, Bank memiliki satuan kerja/fungsi independen dalam menilai dan memantau se cara kontinyu. implementasi Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum. Hal ini dilakukan oleh satuan kerja/fungsi yang mem bawahi bidang hukum (Biro Hukum) dan bekerjasama dengan satuan kerja Manajemen Risiko. Biro hukum juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengevaluasi strategi, ke bijakan, dan prosedur Manaje men Risiko untuk Risiko Hu kum serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Keterlibatan satuan ker ja/fungsi yang membawahi bi dang hukum juga sangat penting dalam setiap aktivitas bisnis Bank yang terekspos Risiko Hukum ter masuk diantaranya dalam hal Bank akan mengeluarkan aktivi tas dan produk baru. Satuan ker ja/fungsi yang membawahi bi dang hukum dan Satuan Kerja Manajemen Risiko bekerjasama dalam menilai dampak perubahan ketentuan atau peraturan tertentu terhadap eksposur Risiko Hukum. (2) mekanisme pengendalian risiko hukum Dalam mengendalikan risiko hu kum, Satuan kerja/fungsi yang membawahi bidang hukum melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanji an antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara
melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses en forceability guna mengecek vali ditas hak dalam kontrak dan per janjian tersebut. f) Risiko Stratejik, yang berisi pen gungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko un tuk risiko stratejik yang antara lain mencakup: (1) organisasi manajemen risiko stratejik Dalam organisasi manajemen risiko stratejik, Seluruh unit bis nis dan unit pendukung bertang gung jawab membantu Direksi menyusun perencanaan stratejik, dan mengimplementasikan strate gi secara efektif. Direksi me mimpin program perubahan yang diperlukan dalam rangka imple mentasi strategi yang telah ditetap kan. Unit bisnis dan unit pendu kung bertanggung jawab memas tikan bahwa praktek Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik dan pengendalian di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka Mana jemen Risiko untuk Risiko Strate jik secara keseluruhan. Selain itu, Satuan Kerja Manajemen Risiko juga bertanggung jawab dalam proses Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik khususnya pada aspek pemantauan dan evaluasi perkembangan implementasi ren cana stratejik, serta memberikan masukan mengenai peluang dan pilihan yang tersedia untuk pengembangan dan perbaikan strategi secara berkelanjutan. (2) kebijakan yang memungkinkan Bank untuk dapat mengidentifi kasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 7 3
7 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko maupun internal (3)
Untuk mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun in ternal, Dokumen Corporate Plan yang disusun 5 (lima) tahun seka li, sedangkan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) direview setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada. Namun, apabila terjadi perubahan lingkungan yang sig nifikan kebijakan dimaksud dapat direview dalam waktu yang lebih pendek. Hasil review tersebut se lanjutnya digunakan oleh Bank sebagai salah satu bahan pertim bangan dalam merespon peruba han lingkungan bisnis. mekanisme untuk mengukur ke majuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan Dalam mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan, mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetap kan dilakukan dengan memband ingkan target dengan realisasi bis nis Bank dalam periode bulanan, triwulanan, semester dan tahunan.
g) Risiko Kepatuhan, yang berisi pengungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan yang antara lain mencakup: (1) organisasi manajemen risiko kepatuhan Dalam organisasi manajemen risiko kepatuhan, Bank telah membentuk Satuan Kerja
(2) (3)
Kepatuhan (SKK) yang indepen den dari satuan kerja bisnis/op erasional dan memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Per aturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Janu ari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. strategi manajemen risiko dan efektivitas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memas tikan penyusunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan stan dar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/atau peraturan pe rundangundangan yang berlaku Untuk memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko un tuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka memastikan penyu sunan kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/atau peraturan perundangun dangan yang berlaku, secara peri odik Satuan Kerja Kepatuhan melakukan review dan/atau mer ekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ke tentuan, sistem, maupun prose dur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank In donesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku. mekanisme pemantauan dan pen gendalian risiko kepatuhan Satuan/Unit Kerja yang melak sanakan fungsi Manajemen Risiko untuk Risiko Kepatuhan memantau dan melaporkan Risiko Kepatuhan yang terjadi kepada Direksi Bank baik sewaktu-waktu pada saat terjadinya Risiko Kepatuhan maupun secara berka
la dan memastikan bahwa Bank memiliki tingkat kepatuhan yang memadai terhadap peraturan pe rundang-undangan yang berlaku. Untuk mengendalikan Risiko Kepatuhan, terutama terkait den gan ketepatan pelaporan kepada pihak eksternal, termasuk pelapo ran kepada Bank Indonesia ser ta pemantauan terhadap ketepa tan pemenuhan komitmen Bank Indonesia, Bank telah mempun yai Program Early Warning Sys tem (EWS) yang dapat memberi kan peringatan kepada user apa bila tanggal pelaporan sudah mendekati jatuh tempo.
(2) kebijakan dan mekanisme dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendal ikan risiko reputasi Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasa bah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi, Bank mengembangkan me kanisme yang handal dalam melakukan tindakan pengendal ian Risiko Reputasi yang efektif. Secara umum, pengendalian Risiko Reputasi dilakukan me lalui 2 (dua) hal : (a) Pencegahan terjadinya kejadian yang menimbulkan Risiko Repu tasi, yang secara umum dilakukan melalui serangkaian aktivitas tanggung jawab sosial perusa haan (Corporate Social Respon sibility), yang merupakan serang kaian aktivitas yang dilakukan Bank untuk pemberdayaan ma syarakat dalam bentuk kegiatan ekonomi/sosial yang diharapkan dapat membangun reputasi posi tif dari pemangku kepentingan terhadap Bank serta komunikasi/ edukasi secara rutin kepada pe mangku kepentingan dalam rang ka membentuk reputasi positif dari pemangku kepentingan. (b) Pemulihan reputasi Bank setelah terjadi kejadian yang menimbul kan Risiko Reputasi, yaitu se gala respons Bank untuk memu lihkan reputasi dan mencegah ter jadinya pemburukan reputasi Bank.
h) Risiko Reputasi, yang berisi pen gungkapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko un tuk risiko reputasi yang antara lain mencakup: (1) organisasi manajemen risiko rep utasi, termasuk pelaksanaan manajemen risiko untuk risiko reputasi oleh unit-unit terkait (Corporate Secretary, Humas, dan unit bisnis terkait) Dalam organisasi manajemen risiko reputasi, Seluruh pega wai termasuk manajemen unit bisnis dan aktivitas pendukung menjadi bagian dari struktur pelaksana Manajemen Risiko un tuk Risiko Reputasi, mengingat reputasi merupakan hasil dari se luruh aktivitas bisnis Bank. Peran Manajemen Unit Bisnis adalah mengidentifikasi Risiko Repu tasi yang terjadi pada bisnis atau aktivitas unit tersebut dan se bagai front liner dalam memban gun dan mencegah Risiko Reputasi, khususnya terkait (3) pengelolaan risiko reputasi pada saat kri hubungan dengan nasabah. sis
7 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Dalam mengelola risiko reputasi pada saat krisis, menggunakan protokol khu sus untuk pengelolaan reputasi pada saat krisis sehingga dapat dengan cepat mengantisipasi peningkatan Risiko Reputasi di saat krisis dengan melak sanakan kebijakan komunikasi yang te pat dalam rangka menghadapi berita/pub likasi yang bersifat negatif atau mence gah informasi yang cenderung kontra produktif, antara lain dengan cara mener apkan strategi penggunaan media yang efektif untuk menghadapi berita negatif.
Tata Kelola Perusahaan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 7 7
7 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Tata Kelola Perusahaan I.
(empat) orang dengan 50% (lima puluh persen) dari anggota De wan Komisaris adalah Komisaris Independen dengan komposisi sebagai berikut :
Dewan Komisaris (Tahun 2014)
Semua anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia dan telah memenuhi persyaratan dan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen ang gota Komisaris secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan sa ham, dan/atau hubungan keluarga, baik dengan anggota De wan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pen gendali atau hubungan dengan Bank telah dipenuhi sebagaima na dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/ PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
b)
Jumlah anggota Direksi pada tahun 2014 adalah berjumlah 4 (empat) orang dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut :
Direksi (Tahun 2014)
Semua anggota Direksi berdomisili di Indonesia yang telah memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubun gan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali Bank seb agaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan den gan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum telah dipenuhi oleh anggota Direk si.
Pendahuluan
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, Bank telah berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan peraturan diatas maka Bank menyusun Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para Stakeholder dan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini, dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Bagian pertama membahas mengenai Tranparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance dan bagian kedua membahas mengenai Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance pada periode penilaian 31 Desember 2014. Disamping itu, dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG, Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance pada periode penilaian 31 Desember 2014 juga ditambahkan Action plan dan pelaksanaannya berikut waktu penyelesaian dan kendala/hambatan penyelesaiannya. II.
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance akan mengungkap seluruh aspek pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan (3) Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum disusun dengan sistematika / penyajian sebagai berikut : 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. i. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris dan Direksi a) Jumlah anggota Dewan Komisaris pada tahun 2014 adalah 4
ii.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
a)
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 7 9
7 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
tingkatan atau jenjang organisasi dan melaksanakan pengawasan ter hadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu serta telah memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris dapat dipastikan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank dan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Dewan Komisaris juga telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal dan hasil pengawasan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Laporan Eval uasi Kinerja. Dewan Komisaris juga telah membentuk Komite-komite yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara lengkap, antara lain : 1. Komite Audit 2. Komite Pemantau Risiko 3. Komite Remunerasi dan Nominasi
Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja ter masuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat serta telah menye diakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal.
b)
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang ber laku serta tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Dalam rang ka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi juga telah membentuk, antara lain :
1. 2. 3. 4.
Direksi juga telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain melalui Laporan hasil tindak lanjut mau pun komitmen (exit meeting). Dalam menjalankan tugasnya Direksi ti dak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa profesional se bagai konsultan dan Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diim plementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata ter tib kerja yang berlaku.
Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui me kanisme rapat Direksi. Frekwensi rapat Direksi selama Tahun 2014 telah diselenggarakan sekurang-kurangnya sebanyak 11 (sebelas) kali dengan rincian sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Komite Manajemen Risiko (KMR) Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
Berdasarkan data Notulen Rapat Direksi selama Tahun 2014 maka dapat dik etahui bahwa pengambilan keputusan pada Rapat Direksi diambil berdasar kan musyawarah mufakat. Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku.
Rekomendasi Dewan Komisaris
iii.
2.
Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi dan/atau nasihat kepada Di reksi, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan pors inya dan ketentuan Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Risalah rapat kerja maupun dalam Laporan Hasil Evaluasi/Pengawasan oleh De wan Komisaris.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite.
i.
Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Dewan Komisaris telah membentuk Komite-komite secara lengkap yang terdiri dari :
1. 2. 3.
Komite Audit Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Audit (Tahun 2014)
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 8 1
8 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Komite Pemantau Risiko (Tahun 2014)
Komite Remunerasi dan Nominasi (Tahun 2014)
Masing-masing Komite yang dibentuk diketuai oleh Komisaris Independen. Semua anggota Komite yang ada dapat dipastikan telah memenuhi Kriteria Independen secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank. Struktur anggota Komite serta syarat keahlian yang harus dimiliki oleh masing-masing anggota Komite dapat dipastikan telah memenuhi persyaratan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. ii.
Tugas dan tanggung jawab Komite
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dilakukan melalui Rapat Komite Pemantau Risiko.
Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat dan telah dituangkan dalam risalah rapat serta didokumentasikan dengan baik.
Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan Remunerasi dan Nominasi dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain : 1. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan 2. Prestasi dan kemampuan kerja individual 3. Kewajaran dengan peer group 4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank
iv.
3.
Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
i.
iii.
Hasil rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi dituangkan dalam risalah rapat komite.
Frekuensi Rapat Komite
Rapat kerja Komite telah diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan Bank sebanyak 17 (tujuh belas) kali dalam periode satu tahun yang dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen dan/atau Pejabat Eksekutif Bank.
Program kerja Komite dan realisasinya
Komite memiliki Program Kerja yang efektif beserta evaluasi realisasinya sebagaimana telah dituangkan dalam Laporan Evaluasi Kinerja Tahunan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris.
Fungsi Kepatuhan
Dalam penerapan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan telah menetapkan langkahlangkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan serta memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau lembaga otoritas yang berwenang sebagaimana dituangkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan. Bank juga telah menunjuk Direktur Kepatuhan yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah membentuk
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 8 3
8 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Satuan Kerja Kepatuhan yang dapat dipastikan Independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur seluruh Satuan Kerja dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, di seluruh jenjang organisasi dengan cara menguji Sistem dan Prosedur tersebut sebelum diimplementasikan.
ii.
Fungsi Audit Intern
Dalam penerapan Fungsi Audit Intern, Direksi dapat dipastikan telah menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan cakupannya dan selalu berupaya untuk menindaklanjuti temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Laporan pelaksanaan hasil audit intern Bank juga disampaikan secara berkala kepada Direksi dan Komisaris. Pelaksanaan fungsi audit intern ini juga diwujudkan secara konkret dengan telah dibentuknya SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) dengan Sumber Daya Manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank dan dapat bekerja secara independen terhadap Satuan Kerja Operasional sehingga dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya yang meliputi Pemeriksaan, Pelaporan, dan Pemantauan perkembangan tindaklanjut perbaikan yang dilakukan auditee. Semua pekerjaan yang dilakukan SKAI telah didukung oleh pedoman kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil Audit Intern yang dilaksanakan pada Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat temuan yang secara signifikan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Temuan yang ada lebih banyak bersifat administratif dan temuan hasil audit intern telah ditindaklanjuti. Untuk mengoptimalkan agar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank dapat berjalan secara efektif dan mempertimbangkan faktor Risiko, SKAI melakukan pengkinian terhadap Internal Audit Charter pada tahun 2014.
iii.
Fungsi Audit Ekstern
Untuk Penerapan Audit Ekstern, Bank telah menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton – Gani Sigiro & Handayani yang terdaftar di Bank Indonesia. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) telah memenuhi aspek-aspek yang telah dipersyaratkan dan telah memperoleh persetujuan RUPS serta telah mempertimbangkan Rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank dengan tepat waktu dan mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. Menurut pendapat Auditor Independen, Laporan Keuangan Bank telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Bank Antardaerah tanggal 31 Desember 2014, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 4.
Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.
Dalam menerapkan Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 perihal Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, maka Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional baik secara struktural maupun operasional (Risk Taking Unit) sebagai sarana untuk mendukung kelancaran dalam Penerapan Manajemen Risiko pada Bank. Direksi juga telah menyusun Pedoman Umum Manajemen Risiko yang telah dievaluasi dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah memiliki kebijakan dan prosedur dalam penetapan limit risiko yang secara periodik dikaji oleh Direksi dan dievaluasi oleh Dewan Komisaris. Untuk meningkatkan kualitas Penerapan Manajemen dan Sistem Pengendalian Risiko pada setiap lini bisnis dan kantor cabang, maka Bank telah menyusun Pedoman Manajemen Risiko untuk setiap lini bisnis dan kantor cabang yang telah dikinikan dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah melakukan proses
manajemen risiko mulai dari identifikasi risiko sampai dengan pemantauan dan pelaporan Profil Risiko kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk menunjang proses manajemen risiko yang handal, Bank telah berupaya untuk menjaga kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara memberikan pelatihan baik intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal serta mengikutkan Pengurus dan Pejabat Bank dalam Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah memiliki Sistem Informasi Profil Risiko untuk menghasilkan Profil Risiko sebagai sarana untuk memantau eksposur risiko yang cukup akurat dan tepat waktu yang terdiri dari 2 (dua) jenis Laporan, antara lain :
1. 2.
Laporan Profil Risiko Triwulanan Laporan Profil Risiko Bulanan
5.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure).
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui jumlah total dana yang disediakan oleh Bank baik kepada Pihak Terkait maupun Penyediaan Dana Besar. Dalam memberikan Penyediaan Dana baik pada Pihak Terkait maupun Debitur Inti dapat dipastikan bahwa limit penyediaan dana kepada masing-masing Individu maupun group tersebut tidak ada yang melanggar/melampaui batas/limit penyediaan dana sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK). Dalam hal ini Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Bank telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) yang terakhir dikinikan sesuai dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku serta disesuaikan kompleksitas usaha Bank pada tahun 2014. Bank dalam pelaksanaan penyediaan dana kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar juga berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK) dan telah memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang undangan yang berlaku. Hal ini dapat terbukti dari laporan secara berkala kepada Bank Indonesia dan/atau Otoritas berwenang perihal dimaksud dapat menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan penyediaan dana baik pada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait selama periode Laporan Tahun 2014. 6.
Rencana strategis Bank, baik Rencana Jangka Pendek (Business Plan) maupun Ren cana Jangka Panjang (Corporate Plan).
i.
Rencana Korporasi (Corporate Plan)
Bank telah memiliki Rencana Strategis yang telah disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Korporasi (Corporate Plan) secara periodik disusun oleh Direksi dan mendapat persetujuan oleh Komisaris. Rencana Korporasi (Corporate Plan) yang terkini disusun pada tahun 2011 untuk perencanaan jangka panjang dalam periode 7 (tujuh) tahun mendatang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018. Inti perencanaan jangka panjang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018 Bank Antar-
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 8 5
8 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
daerah (Bank ANDA) adalah menjadi Bank yang mempunyai kontribusi besar pada Stakeholder dengan landasan SDM yang berkualitas dan pemanfaatan Teknologi Informasi pada Produk dan Jasa Bank secara tepat. Direksi juga telah melaksanakan dan mengkomunikasikan Rencana Korporasi (Corporate Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. Dalam menyusun Rencana Korporasi (Corporate Plan), Bank telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat.
ii.
Rencana Bisnis (Business Plan)
Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis (Business Plan) yang telah disusun secara periodik yang sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Bisnis Bank (Business Plan) telah disusun secara realistis, komprehensif, terukur (achieable), serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan cukup responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Direksi juga selalu mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke jenjang organisasi pada Bank dan berupaya untuk melaksanakan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) secara efektif. Dalam menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan), Bank selalu Berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank Umum. Penyusunan Rencana Bisnis Bank business plan) periode 2015-2017 yang disusun pada tahun 2014 juga telah memperhatikan Faktor Risiko dengan mempertimbangkan Kebijakan Risiko dalam melaksanakan Rencana Bisnis Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) secara periodik. 7.
Informasi lain yang terkait dengan GCG Bank.
Bank selalu berusaha untuk menerapkan pinsip-prinsip Good Corporate Governance sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Sehingga dari hasil penilaian sendiri (Self Assessment) selama periode 2014 tidak ditemukan intervensi pemilik, perselisihan internal, atau permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank.
b)
Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank terhadap Daftar Pihak Terkait Bank (termasuk didalamnya adalah Pemegang Saham Pengendali) posisi Desember tahun 2014 dapat dipastikan bahwa diantara masing-masing Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank tidak saling mempunyai hubungan keuangan maupun hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/ PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Sehingga hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Bank dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. c)
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank yang belum di ungkap dalam laporan lainnya.
Bank telah menerapkan transparansi kondisi keuangan kepada stakeholders dan pihak terkait lainnya dengan menyampaikan laporan publikasi, laporan keuangan audited dan laporan terkait lainnya sesuai dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank secara tepat waktu. Selain itu Bank juga telah memiliki homepage yang dapat diakses oleh publik untuk mengetahui produk, jasa dan informasi lainnya tentang Bank. Bank juga telah melaksanakan transparansi informasi mengenai produk Bank dengan cara mencetak beberapa brosur untuk informasi produk Bank secara singkat dan jelas dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Bank juga telah mengungkapkan kondisi keuangan dan non keuangan Bank yang belum diungkap dalam laporan lainnya pada Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. 8.
saksi reverse repo dengan PT. Andalan Artha Advisindo Sekuritas yang sekarang berubah menjadi PT. Inti Kapital Sekuritas. Namun demikian, permasalahan dimaksud telah diselesaikan oleh Pemegang Saham sehingga tidak mengakibatkan kerugian pada Bank.
Pada akhir Triwulan IV 2014 Bank mengalami permasalahan yang signifikan terkait tran-
Tabel Paket/kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain serta Pengelompokkan dalam kisaran Tingkat Penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Remunerasi dalam satu tahun diatas disajikan oleh Bank dalam nilai sebagaimana yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memenuhi salah satu aspek transparansi yang harus diungkap kepada publik dalam rangka melaksanakan ketentuan Good Corporate Governance.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 8 7
8 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
d)
Shares Option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif.
g)
Jumlah penyimpangan internal (internal fraud).
Sampai dengan akhir tahun 2014, baik Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank masih belum memutuskan adanya opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank. e)
Rasio gaji tertinggi dan terendah.
Untuk memenuhi salah satu aspek Transparansi dalam melaksanakan Good Corporate Governance sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berikut ini akan diungkapkan mengenai rasio Gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan dalam table di bawah ini :
Gaji yang diperbandingkan dalam Rasio Gaji di atas adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai per bulan, dengan ketentuan bahwa Pegawai yang dimaksud adalah Pegawai Tetap Bank sampai batas Pelaksana. f)
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Bank dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa selama periode Laporan tahun 2014 jumlah penyimpangan internal (internal fraud) yang terjadi pada Bank adalah nihil atau dapat diartikan bahwa penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan tidak pernah terjadi dalam periode tahun 2014. Prestasi ini dapat diraih karena Bank selalu berusaha untuk memberikan kesejahteraan yang cukup kepada seluruh tingkatan karyawan dan selalu menjaga kualitasnya melalui pelatihan, baik secara intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Disamping hal tersebut, Kebijakan, Sistem dan Prosedur serta penetapan limit sampai dengan Sistem Pengendalian Intern diupayakan untuk selalu dievaluasi secara periodik untuk menghindari timbulnya potensi fraud. Strategi Anti Fraud juga mulai diterapkan mulai tahun 2012 yang disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan usaha, potensi, jenis, dan risiko Fraud yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. h)
Permasalahan hukum.
Frekwensi Rapat Dewan Komisaris.
Frekwensi Rapat Dewan Komisaris selama Tahun 2014 telah diselenggarakan sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun. 3 (tiga) dari 4 (empat) kali Rapat Dewan Komisaris yang diselenggarakan telah dihadiri secara fisik oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Bank sebagaimana dapat dilihat pada Tabel diatas, Jumlah total permasalahan hukum yang dihadapi oleh Bank selama periode laporan tahun 2014 adalah 4 (empat) kasus perdata yang terdiri dari 2 (dua) kasus perdata yang telah selesai (telah mendapatkan keputusan tetap dari Pengadilan) dan 2 (dua) kasus perdata yang sedang dalam proses penyelesaian. 2 (dua) kasus perdata yang sedang dalam proses penyelesaian sebenarnya terdiri dari 1 (satu) kasus perdata dimana Bank menjadi turut tergugat pada kasus Nasabah dan 1 (satu) kasus perdata dalam bentuk gugatan yang diajukan oleh pihak lain kepada Bank.
Meskipun hanya diselenggarakan selama 4 (empat) kali dalam setahun, namun Rapat tersebut berlangsung secara efektif dan telah sesuai dengan kebutuhan Bank dalam melakukan evaluasi/penetapan kebijakan strategis dan evaluasi realisasi rencana bisnis Bank. Berdasarkan Notulen Rapat Dewan Komisaris selama Tahun 2014 maka dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan pada Rapat Dewan Komisaris selalu diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Hasil rapat Dewan Komisaris juga telah dituangkan dalam Notulen Rapat dan didokumentasikan dengan baik. Dokumen hasil Rapat Dewan Komisaris juga selalu dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 8 9
8 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
i)
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
III.
Penutup
Demikian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Antardaerah Tahun 2014 untuk periode penilaian 31 Desember 2014 disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, yang telah mengungkapkan Aspek Tranparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2014. Sehingga dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertangungjawaban dan kewajaran Bank.
Berdasarkan hasil evaluasi Bank, pada tahun 2014 terdapat 5 (lima) jenis transaksi yang berpotensi mengandung benturan kepentingan. Dalam hal ini, transaksi yang berpotensi terjadi benturan kepentingan dimaksud telah diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sehingga keputusan yang diambil dapat dipastikan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan Bank dan telah diadministrasikan dan terdokumentasi dengan baik sesuai dengan ketentuan Good Corporate Governance. Disamping itu, sebagai bentuk rencana tindak yang merupakan penyempurnaan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance maka semua keputusan yang berpotensi benturan kepentingan berupa pemberian fasilitas kredit dan pemberian suku bunga deposito di atas counter rate (bunga wajar) kepada pihak terkait juga sudah diungkap sebagaimana dalam tabel diatas. j)
Buy back shares dan buy back obligasi Bank.
Mengingat Bank tidak menerbitkan Shares Option maka Buy back shares dan buy back obligasi Bank secara otomatis juga tidak ada. k)
Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik selama periode pelaporan.
Sebagai wujud kepedulian Bank terhadap lingkungan sekitar dan dalam rangka menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), terakhir pada tahun 2013 Bank telah melakukan aktivitas kegiatan sosial terutama bagi masyarakat umum yang kurang mampu di sekitar wilayah kantor Bank melalui acara pembagian daging hewan kurban yang bertepatan dengan peringatan hari Idul Adha 1434 H. Sedangkan untuk tahun 2014 Bank belum memanfaatkan dana Program CSR yang tersedia. Namun untuk periode selanjutnya Bank akan berusaha untuk mengoptimalkan dana CSR untuk Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada.
9 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 9 3
9 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
PRODUK PENDANAAN TABUNGAN ANDA PRESTISE Produk Tabungan yang menawarkan suku bunga Progresif sesuai dengan Saldo ratarata yang ditempatkan. GIRO ANDA Produk Giro untuk mendukung kegiatan bisnis nasabah Perorangan maupun Badan Hukum dengan fitur AutoSave. DEPOSITO ANDA Produk Simpanan berjangka yang dapat digunakan sebagai sarana berinvestasi dengan Suku Bunga Fleksibel.
PRODUK ELEKTRONIK BANKING ATM ANDA
PRODUK PINJAMAN KREDIT MODAL KERJA
Merupakan Saluran Distribusi e-chanel yang dapat diakses di hampir 50.000 mesin ATM yang berlogo Prima menjadikan ANDA lebih flexible di dalam kebutuhan transaksi ATM ANDA. INTERNET BANKING
Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan modal usaha dengan pola pengembalian pokok pinjaman yang fleksibel.
Untuk mendekatkan diri dan melayani lebih baik, kini bank ANDA hadir dengan produk perbankan elektronik internet banking. Sebuah layanan transaksi berbasis teknologi informasi terkini yang tidak mengenal batasan waktu dan tempat.
KREDTI INVESTASI
SMS BANKING
Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai Investasi dengan pola pembayaran Angsuran Misal : Pembelian ruko atau Rumah.
SMS Banking Bank ANDA adalah layanan perbankan elektronik dari Bank Antardaerah untuk mengakses informasi rekening nasabah dan melakukan transaksi dengan menggunakan handphone.
KREDIT KONSUMER Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai beberapa keperluan konsumtif dengan pola pembayaran angsuran.
EDC ANDA Menawarkan kerjasama dalam bentuk pembukaan outlet yang melayani berbagai macam transaksi, seperti pembayaran Listrik, pembayaran telepon, pembayaran pulsa pascabayar, dan prabayar secara online.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 9 5
9 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
IMPORT dengan LETTER of CREDIT Bank ANDA bertindak sebagai Issuing bank yaitu bank yang menerbitkan L/ C atas permintaan nasabah / importir untuk menjamin pemasukkan barang dari luar negeri ke Indonesia. SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C : Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C, misalnya 30, 45, 60, 90, 120, 180 hari dari tanggal shipment barang. Kredit Impor ALC ( advance under L/C ) Pinjaman yang diberikan khusus kepada importir untuk melunasi pembayaran L/C ke luar negeri negeri pada saat dokumen datang. Trust Receipt ( Pinjaman atas dasar kepercayaan) Trust receipt (T/R) adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA untuk melunasi pembayaran L/C Sight yang dibuka atas nama applicant untuk pembelian barang impor. 105 STANDBY LETTER OF CREDIT Jaminan yang diterbitkan oleh Bank ANDA yang bertindak sebagai issuing bank dalam rangka untuk menjamin beneficiary apabila applicant gagal memenuhi kewajibannya sesuai yang tercantum dalam underlying contract yang telah disepakati bersama . BANK GARANSI Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh Bank ANDA kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin ( nasabahnya) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji. - Bank Garansi untuk Tender (Bid Bond/Tender Bond) - Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond) - Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Perfor mance Bond) - Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond) - Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee) - Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk
DOCUMENTARY COLLECTION Eksportir menyerahkan pengiriman dan penagihan dokumen ekspor kepada Bank ANDA untuk selanjutnya dikirimkan dan ditagihkan kepada importir melalui banknya importir, dan dalam hal ini bank tidak terlibat untuk menjamin pembayaran. - Documents Against Payment Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir sudah membayar. - Document Against Acceptance Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir sudah melakukan akspetasi drafts Inward Collection Services Bank ANDA bertindak sebagai collecting atau presenting bank yang menerima instruksi dari remitting bank untuk menagih dan menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau melakukan akseptasi drafts. Outward Collection Services Bank ANDA bertindak sebagai remitting bank yang mengirimkan dokumen dan meng-instruksikan collecting bank untuk menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau meng-akseptasi drafts. EKSPOR dengan Letter of Credit Bank Anda bertindak sebagai negotiating bank dan menerima L/C dari issuing bank untuk kepentingan nasabah / eksportir sebagai jaminan atas pengiriman barang ke luar negeri. Jenis L/C yang bisa dilakukan negosiasi di Bank ANDA SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C PRE SHIPMENT FINANCING Kredit Ekspor Fasilitas Kredit Ekspor adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA berdasarkan kebutuhan eksportir dalam rangka untuk mempersiapkan barang yang akan di ekspor. POST SHIPMENT FINANCING: NWE ( Negosiasi Wesel Ekspor) Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA dengan cara melakukan pengambilalihan wesel unjuk ( Sight drafts) / tagihan ekspor dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan hasilnya adalah untuk melunasi NWE nya. Diskonto Wesel Ekspor Berjangka Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank ANDA dengan cara melakukan pengambil alihan wesel berjangka (usance drafts) / tagihan ekspor berjangka dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran dan untuk melunasi diskonto NWE nya.
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 9 7
9 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
REMMITANCE Adalah fasilitas pengiriman uang dalam valuta asing ke negara mana pun di seluruh dunia secara cepat dan aman. Transfer Valuta Asing Bank Antardaerah bisa mengirimkan / mentransfer uang nasabah secara elektronik ke seluruh penjuru dunia. Melayani Transfer Berbagai Jenis Valuta Asing Transfer dapat dilakukan untuk berbagai mata uang antara lain : US Dollar, EURO, Singapore Dollar, Yen, Hongkong Dollar, China Yuan, dll. Kurs jual / beli cukup bersaing Sebagai bank devisa yang sudah cukup lama , Bank ANDA dapat memberikan kurs valuta asing yang cukup kompetitif. Jaringan cukup luas Seluruh cabang Bank ANDA siap melayani transfer valas ke seluruh penjuru dunia , hubungi Bank ANDA cabang terdekat. Didukung Teknologi Canggih Menggunakan fasilitas melalui SWIFT, transfer valas dapat dilaksanakan secara elektronik dengan cepat dan aman. Dan saat ini Bank Anda bisa menjalankan transaksi Kliring Lokal dalam mata uang US$ yaitu melalui program USD Direct Settlement yang bekerja sama dengan BCA dan Bank Mandiri. Adapaun kelebihan program ini adalah cepat , aman dan murah, artinya : - Beneficiary bisa menerima uang pada hari yang sama - Biaya murah CLEAN COLLECTION / INKASO Customer yang mempunyai tagihan berupa surat berharga seperti TC, wesel / drafts, check yang tertariknya adalah bank di luar negeri, apabila minta kepada Bank ANDA untuk melakukan penagihan dengan menyerahkan surat surat berharga tersebut kepada Bank ANDA untuk ditagihkan. Dalam hal ini Bank ANDA bertindak sebagai remitting bank, melakukan penagihan dengan cara mengirimkan surat surat berharga tersebut kepada bank tertarik di luar negeri untuk mendapatkan pembayaran, dan dalam transaksi ini Bank ANDA tidak menjamin pembayaran (tetapi pembayaran tergantung bank tertarik di luar negeri). Jenis mata uang yang bisa di inkaso • US Dollar • Singapore Dollar • Hongkong Dollar JASA PEMBAYARAN PAJAK IMPOR Dalam kurun waktu empat tahun ini transaksi pembayaran pajak impor juga berkembang dengan baik , dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : tahun 2009 bagian ekspor impor memproses transaksi sebanyak 829 items, dan 905 items di tahun 2010, dan 1074 items tahun 2011 serta sejumlah 1.118 items di tahun 2012. Diperkirakan tahun 2013 dan tahun tahun mendatang akan semakin meningkat SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri atau lokal L/C adalah suatu jaminan yang diberikan oleh Bank ANDA kepada nasabahnya (applicant) dalam rangka untuk membiayai pembelian barang atau bisa untuk membiayai pembelian bahan baku dalam rangka kegiatan ekspor barang.
Jaringan Kantor SURABAYA & SIDOARJO Kantor Cabang : • Jl. Bongkaran No. 28-30, Telp. (031) 3540909 (Hunting) Fax. (031) 3542030 • Jl. Pucang Anom Timur No. 19, Telp. (031) 50253325025335 Fax. (031) 5025334 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Tanjung Anom I No. 17, Telp. (031) 5468090-94-95, Fax. (031) 5341954 • Jl. Pasar Kembang No. 35, Telp. (031) 532601582-86, Fax. (031) 5326014 • Komplek Pertokoan Surya Inti C1-C2, Jl. HR. Muhammad, Telp. (031) 7345683, Fax. (031) 7345685 • Komplek Pertokoan Rungkut Megah D2-D3, Jl. Raya Rungkut No. 5, Telp. (031) 8709277- 526, Fax. (031) 8709277 • Jl. A. Yani No. 40 D, Telp. (031) 8924415-17, Fax. (031) 8921561
BANDUNG Kantor Cabang : • Jl. Braga No. 104 - Bandung, Telp. (022) 4239677 (Hunting), Fax. (022) 4239650 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Lengkong Kecil No. 45, Telp. (022) 4224545 (Hunting), Fax. (022) 4221325 • Ruko ITC Kosambi A6-A7, Jl. Baranangsiang No. 8, Telp. (022) 4215858 (Hunting), Fax. (022) 4215757 Kantor Kas : • Melinda Hospital, Jl. Padjajaran No. 46 - Bandung, Telp / Fax. 022-4266482
MALANG & LAWANG Kantor cabang : • Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 16, Telp. (0341) 327891 (Hunting), Fax. (0341) 328130 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Ahmad Yani No. 20 J Blimbing, Telp. (0341) 471081-82 Fax. (0341) 471081 • Jl. M.H. Thamrin No. 19 C Lawang, Telp. (0341) 426715-16 Fax. (0341) 426715 Kantor Kas : • Pert. Malang Plaza Lt. 1B/142-143, Jl. K.H. Agus Salim 26-28, Telp. (0341) 327092
DENPASAR, KLUNGKUNG, TABANAN Kantor Cabang : • Jl. Thamrin No. 43, Telp. (0361) 427611 (Hunting), Fax. (0361) 426659 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Nakula No. 14 Semarapura (Klungkung), Telp. (0366) 21330, Fax. (0366) 21330 • Jl. Gajah Mada No. 84 Tabanan, Telp. (0361) 814817811574
JAKARTA Kantor Cabang : • Jl. Hayam Wuruk No. 106 B-C, Jakarta, Telp. (021) 2601333 (Hunting), Fax. (021) 2601314 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Raya Barat Boulevard LC 6 Kav.65 Kelapa Gading, Telp. (021) 4533677-78, Fax. (021) 4524592 • Ruko Merdeka, Jl. Merdeka No. 21 Tangerang, Telp. (021) 5524398-5581484, Fax. (021) 5581078 Kantor Kas : • Jl. Siliwangi no 8, Ruko Ogie Plaza, Pamulang Blok C no. 9, Tangerang - Telp. (021) 7493740
SEMARANG Kantor Cabang : • Jl. Depok 26 C-D, Telp. (024) 3554676-79, Fax. (024) 3517481 Kantor Kas : • Sultan Agung no. 63 Kav. 2, Telp. (024) 8502161, Fax. (024) 8506542
MATARAM, PRAYA, BERTAIS, AMPENAN Kantor Cabang : • Jl. Pejanggik No. 109 Cakranegara, Telp. (0370) 621666 (Hunting), Fax. (0370) 622110 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. AA. Gde Ngurah Rai No. 7 Cakranegara, Telp. (0370) 632514-634685 • Pertokoan Baru Pasar Induk Bertais Blok A No. 12, Telp. (0370) 671272-671242-672272 • Jl. Yos Sudarso No. 60 Ampenan, Telp. (0370) 624855624666-624660 • Jl. Airlangga (Kompleks Airlangga Square B 1), Telp. (0370) 649159-161 Kantor Kas : • Jl. Panglima Sudirman No. 87 Praya Mataram, Telp. (0370) 654592-654597- 654638
Lampiran Pengungkapan Sesuai S.E. Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP 2012 & Laporan Auditor Independent Periode Tahun 2014
Halaman sengaja dikosongkan
1 0 0 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 0 1
1 0 2 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 0 3
1 0 4 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 0 5
1 0 6 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 0 7
1 0 8 | P T. B A N K A N T A R D A E R A H
P T. B A N K A N T A R D A E R A H | 1 0 9
PT Bank Antardaerah Laporan Keuangan Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut beserta Laporan Auditor Independen/ Financial Statements As of December 31, 2014 and For the Year Then Ended with Independent Auditor’s Report
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Daftar Isi
PT BANK ANTARDAERAH FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2014 AND FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT
Halaman/ Page
Table of Contents
Directors’ Statement Letter
Surat Pernyataan Direksi
Independent Auditor’s Report
Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan .....................................
1-2
.……………………. Statement of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif .........................
3
..................... Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas ..................................
4
.............................. Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas ..................................................
5
........................................ Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ...........................
6-66
............................Notes to the Financial Statements
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2014 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2014
2013
ASET
ASSETS
Kas
2c,2e,4,29
39.923.780
49.727.853
Cash
2c,2e,2j 5,29
142.899.626
120.525.245
Demand deposits with Bank Indonesia
2c,2e,2j 2n,6,29
27.882.754
43.381.698
Demand deposits with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
2c,2e,2k 2n,7,29
238.161.966
76.987.705
Placements with Bank Indonesia and other banks
Efek-efek
2e,2l,2n 8,29
78.909.438
241.798.942
Securities
2c,2e,2l,2n 9,29
46.340.592
78.310.695
Government bonds
4.841.054 1.186.405.359
5.165.416 1.066.815.250
Loans net of allowance for impairment losses of Rp 10,204,843 as of December 31, 2014 and Rp 9,427,688 as of December 31, 2013 Related parties Third parties
6.000
6.000
Investment in shares
89.558.031
90.818.682
Fixed assets net of accumulated depreciation of Rp 40,168,562 as of December 31, 2014 and Rp 37,339,764 as of December 31, 2013
2w,18c
2.012.671
1.977.544
Deferred tax assets
2e,2p,13
23.353.407
24.554.789
Other assets
1.880.294.678
1.800.069.819
TOTAL ASSETS
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
Obligasi pemerintah Kredit yang diberikan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 10.204.843 pada 31 Desember 2014 dan Rp 9.427.688 pada 31 Desember 2013 Pihak berelasi Pihak ketiga Investasi dalam saham Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 40.168.562 pada 31 Desember 2014 dan Rp 37.339.764 pada 31 Desember 2013 Aset pajak tangguhan Aset lain-lain JUMLAH ASET
2c,2d,2e,2m 2n,10,28,29
2e,11,29 2o,12
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
1
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2014 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2014
2013
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan nasabah:
LIABILITIES 2c,2f,2q,14,29
9.424.331
11.100.433
2c,2d,2f,2r 15,28,29
Obligation due immediately Deposits from customers:
Giro Pihak berelasi Pihak ketiga
6.671.085 189.842.542
4.246.760 268.653.757
Demand deposits Related parties Third parties
Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga
7.132.778 306.016.078
10.735.538 297.021.407
Saving deposits Related parties Third parties
13.870.505 1.017.687.979
17.121.764 918.851.887
Time deposits Related parties Third parties
2f,2s,16,29
98.603.289
53.785.364
Deposits from other banks
2w,18a
1.569.282
2.144.669
Taxes payable
2f,2t,17,19,29
11.916.286
11.091.877
Other liabilities
1.662.734.155
1.594.753.456
TOTAL LIABILITIES
Deposito berjangka Pihak berelasi Pihak ketiga Simpanan dari bank lain Utang pajak Liabilitas lain-lain JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih Surplus revaluasi aset tetap Laba ditahan JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
EQUITY 20
2o,12
100.250.000
(3.145.879) 60.375.565 60.080.837
100.250.000
(4.077.353) 61.178.225 47.965.491
Capital stock Unrealized losses on changes in fair value of available for sale financial assets - net Surplus on revaluation of fixed assets Retained earnings
217.560.523
205.316.363
TOTAL EQUITY
1.880.294.678
1.800.069.819
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
2
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME For The Year Ended December 31, 2014 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
2014
2013
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan dan beban bunga Pendapatan bunga Beban bunga
OPERATING INCOME AND EXPENSES 2u,21 2u,21,31
Interest income and expense Interest income Interest expense
193.987.463 (113.156.875)
160.453.298 (77.858.581)
80.830.588
82.594.717
9.576.215
9.474.690
Fees and commissions earned
90.406.803
92.069.407
Interest income - net
463.200 3.293.109 1.617.608
294.286 2.140.032 2.102.611
Other operating income: Net income from other financial instruments at fair value through profit or loss Other operating income Other income
5.373.917
4.536.929
Total other operating income
(45.631.189) (3.474.535) (4.406.053) (27.271.667)
(42.382.733) (3.277.958) (4.312.478) (24.742.129)
Other operating expenses: Salaries and allowances expenses Lease expenses Depreciation and amortization expenses Other expenses
(80.783.444)
(74.715.298)
Total other operating expenses
14.997.276
21.891.038
NET OPERATING INCOME
269.909
490.644
Non-operating income - net
15.267.185
22.381.682
INCOME BEFORE TAX BENEFIT (EXPENSE)
(3.989.626) 35.127
(5.939.407) 196.122
Tax benefit (expense): Current Deferred
Beban pajak - bersih
(3.954.499)
(5.743.285)
Tax expense - net
LABA TAHUN BERJALAN
11.312.686
16.638.397
Pendapatan provisi dan komisi
2v,22
Pendapatan bunga - bersih Pendapatan operasional lainnya: Pendapatan bersih dari instrumen keuangan lain pada nilai wajar melalui laba rugi Pendapatan operasi lain Pendapatan lain-lain
23
Jumlah pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya: Beban gaji dan tunjangan Beban sewa Beban penyusutan dan amortisasi Beban lain-lain
25 26 26 26
Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL BERSIH Pendapatan non-operasional - net
27
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK Manfaat (beban) pajak: Kini Tangguhan
2w,18b
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
INCOME FOR THE YEAR OTHER COMPREHENSIVE INCOME AFTER TAX
931.474 12.244.160
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
(4.163.723)
Unrealized gains (losses) on changes in fair value of available for sale financial assets - net
12.474.674
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok Surplus tersedia untuk (realisasi) dijual - bersih/ revaluasi Unrealized aset tetap/ gains (losses) Surplus on available for (realization) on sale of financial revaluation of assets - net fixed assets
Modal saham/ Capital stock
Saldo per 31 Desember 2012
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY For The Year Ended December 31, 2014 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
100.250.000
86.370
Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih
-
Perubahan surplus revaluasi aset tetap
-
-
Laba bersih tahun berjalan
-
-
62.114.663
(4.163.723)
-
Laba ditahan/ Retained earnings
30.390.656
-
Jumlah/ Amount
192.841.689
(4.163.723)
Balance as of December 31, 2012 Unrealized losses on changes in fair value of available for sale financial assets – net
936.438
-
Mutation of surplus on revaluation of fixed assets
-
16.638.397
16.638.397
Net income for the year
(936.438)
Saldo per 31 Desember 2013
100.250.000
(4.077.353)
61.178.225
47.965.491
205.316.363
Balance as of December 31, 2013
Saldo per 31 Desember 2013
100.250.000
(4.077.353)
61.178.225
47.965.491
205.316.363
Balance as of December 31, 2013
Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual - bersih
-
931.474
-
-
931.474
Unrealized gain on changes in fair value of available for sale financial assets – net
Perubahan surplus revaluasi aset tetap
-
-
(802.660)
802.660
-
Mutation of surplus on revaluation of fixed assets
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
11.312.686
11.312.686
Net income for the year
60.375.565
60.080.837
217.560.523
Balance as of December 31, 2014
Saldo per 31 Desember 2014
100.250.000
(3.145.879)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
4
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH LAPORAN PERUBAHAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga, provisi dan komisi Pembayaran bunga Pendapatan operasional lainnya Beban operasional yang dibayar Pendapatan non-operasional Pembayaran beban non-operasional Pembayaran pajak Arus kas sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi: Kredit yang diberikan Aset lain-lain
2013
283.345.856 (190.091.863) 5.373.917 (76.236.882) 734.200
223.576.420 (131.597.632) 4.536.929 (69.618.331) 1.331.697
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Interest, fees and commissions received Interest paid Other operating income received Operating expenses paid Non-operating income
(989.824) (4.510.682)
(1.104.434) (6.730.300)
Non-operating expenses paid Tax payment
17.624.722
20.394.349
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
Cash flows before changes in operating assets and liabilities
(146.811.203) (2.216.899)
Decrease (increase) in operating assets: Loans Other assets
24.589.854 44.817.925 (54.332) (2.573.325) 683.900
230.344.192 22.576.073 (3.828) 581.017 2.228.251 779.554
Increase (decrease) in operating liabilities: Deposits from customers Deposits from other banks Borrowing Taxes payable Obligation due immediately Other liabilities
(34.925.586)
127.871.506
Net cash flows provided by (used in) operating activities
(119.265.747) (748.583)
Kenaikan (penurunan) dalam liabilitas operasi: Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Utang pajak Liabilitas segera Liabilitas lain-lain
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap Penjualan aset tetap Penurunan (kenaikan) efek-efek
PT BANK ANTARDAERAH STATEMENT OF CASH FLOWS For The Year Ended December 31, 2014 (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
(3.469.914) 850.044 195.791.081
(3.954.964) 358.595 (130.290.928)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of fixed assets Sale of fixed assets Decrease (increase) of securities
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
193.171.211
(133.887.297)
Net cash flows provided by (used in) investing activities
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
158.245.625
(6.015.791)
Net increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
290.622.501
296.638.292
Cash and cash equivalents at beginning of year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
448.868.126
290.622.501
Cash and cash equivalents at end of year
4 5 6
39.923.780 142.899.626 27.882.754
49.727.853 120.525.245 43.381.698
7
238.161.966
76.987.705
Cash and cash equivalents consists of: Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
448.868.126
290.622.501
Total cash and cash equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Jumlah kas dan setara kas
12 12
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
The accompanying notes are an integral part of these financial statements
5
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM a.
1.
Pendirian Bank dan informasi umum
GENERAL a.
The establishment of the Bank and general
PT Bank Antardaerah ("Bank"), berdomisili di Surabaya, didirikan pada tanggal 17 Maret 1958 berdasarkan akta notaris Anwar Mahayudin, SH, No. 30. Akta pendirian ini disahkan oleh Kementerian Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 17 tanggal 5 Maret 1958 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. J.A.5/113/7 tanggal 23 Nopember 1958.
PT Bank Antardaerah (the "Bank"), domiciled in Surabaya, was established on March 17, 1958 based on Notarial Deed No. 30 of Anwar Mahayudin, SH. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. 17 dated March 5, 1958 and was published in supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia No. J.A.5/113/7 dated November 23, 1958.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 23 Nopember 1958. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi secara komersial. Bank memperoleh ijin usaha sebagai bank komersial yang diberikan oleh Kementerian Keuangan No. J.A.5/113/7 pada tanggal 23 Nopember 1958. Bank juga memperoleh ijin kegiatan usaha sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 25/74/KEP/DIR pada tanggal 16 Oktober 1992. Bank melakukan usaha di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
The Bank started its commercial operations on November 23, 1958. In accordance with article 3 of the Bank's Article of Association, the Bank operates as a commercial bank. The Bank obtained the license as a commercial bank under the Decision Letter of Minister of Finance No. J.A.5/113/7 dated November 23, 1958. The Bank also obtained a license to engage in foreign exchange activities based on the Decision Letter of the Monetary Council of Bank Indonesia No. 25/74/KEP/DIR dated October 16, 1992. The Bank is engaged in banking activities and other financial services in accordance with the regulations prevailing in Indonesia.
Anggaran dasar Bank telah diubah beberapa kali, dengan perubahan terakhir, berdasarkan Akta Notaris Imam Sudjono Hermanto, SH, No. 36 tanggal 21 Desember 2009, notaris di Surabaya, sehubungan dengan perubahan modal Bank dasar, ditempatkan dan disetor penuh. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-01966 tanggal 25 Januari 2010.
The Bank's articles of association have been amended several times, with the latest amendment, based on Notarial Deed No. 36 of Imam Sudjono Hermanto, SH, notary in Surabaya, dated December 21, 2009, in connection with the changes of the Bank's authorized, issued and fully paid-up capital. The deed has been approved by Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia based on the letter No. AHUAH.01.10-01966 dated January 25, 2010.
Kantor pusat Bank berlokasi Jl. Bongkaran No. 28-30 Surabaya. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank memiliki kantor cabang dan perwakilan sebagai berikut:
The Bank's Jl. Bongkaran December 31, branches and follows:
2014 Kantor pusat Cabang Cabang pembantu Kantor kas
head office is located at No. 28-30 Surabaya. As of 2014 and 2013, the Bank has representative offices are as
2013 1 8 17 5
1 8 17 5
Head office Branches Supporting branches Cash offices
The branches, supporting branches and cash offices are located in various major business center throughout Java, Lombok and Bali.
Cabang, cabang pembantu dan kantor kas berlokasi di berbagai pusat bisnis di Pulau Jawa, Lombok dan Bali.
6
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) b.
1.
Dewan komisaris dan direksi
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Pemasaran Direktur Kepatuhan Direktur Operasional
c.
*) **)
GENERAL (continued) b.
Boards of commissioners and directors
2014
2013
Ahadiat Wargana Yudo Sutanto Edy Prayitno Imbang Setiamihardja
Ahadiat Wargana Yudo Sutanto Edy Prayitno *) Imbang Setiamihardja
Bujung R. Hanani Tang Amir Argo Budi Tjahjono Rachmat Otojo
Bujung R. Hanani Tang Amir Argo Budi Tjahjono Rachmat Otojo
Komite audit
c.
Ketua Anggota Anggota
2.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
Boards of Commissioners President Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner Boards of Directors President Director Marketing Director Compliance Director Operational Director
Audit committee
2014
2013
Imbang Setiamihardja Anggraeni Agus Subyantara
Imbang Setiamihardja **) Anggraeni Agus Subyantara
Chairman Member Member
Telah efektif sejak tanggal 23 Januari 2013 melalui Surat Bank Indonesia tanggal 2 Januari 2013 No. 15/2/GBI/DPIP/Rahasia/ Has become effective since January 23, 2013 by Bank Indonesia’s letter dated January 2, 2013 No. 15/2/GBI/DPIP/Rahasia. Telah efektif sejak tanggal 23 Januari 2013 melalui Surat Keputusan Direksi PT Bank Antardaerah No. 55/01/Kep.Dir/2013/ Has become effective since January 23, 2013 by Director’s decision letter of PT Bank Antardaerah No. 55/01/Kep.Dir/2013.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
The significant accounting policies adopted in preparing the financial statements are set out below:
a.
a.
Pernyataan pengukuran keuangan
kepatuhan dan dasar dan penyusunan laporan
Statements of compliance and basis of measurement and preparation of financial statements
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) Ikatan Akuntan Indonesia termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008.
The financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“IFAS”), which comprise the Statements and Interpretations issued by the Financial Accounting Standards Board (“DSAK”) of the Institute of Indonesia Chartered Accountants which include the Accounting Guidelines for Indonesian Banking Industry (“PAPI”) 2008.
Dasar penyusunan laporan keuangan Bank, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp) yang merupakan mata uang fungsional Bank. Laporan keuangan Bank disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The financial statements, except for the statement of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah (IDR) which is the functional currency of the Bank. The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the basis described in related accounting policies of those accounts.
7
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) a.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Pernyataan kepatuhan dan dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
The statement of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities. Cash and cash equivalents consist of cash, demand deposits with Bank Indonesia and other banks, placements with Bank Indonesia and other banks and Certificates of Bank Indonesia (SBI) with maturities of three months or less from the date of placements and not pledged nor restricted.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. b.
Perubahan kebijakan pengungkapan
akuntansi
dan
b.
Changes in disclosures
accounting
policies
and
The accounting policies adopted in preparing the financial statements have been consistently applied, except for the adoption of several amended FASs which has been revised as disclosed in this Notes to the Financial Statements (Note 37).
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan telah diterapkan secara konsisten, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi seperti yang diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan ini (Catatan 37). c.
Statements of compliance and basis of measurement and preparation of financial statements (continued)
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c.
Foreign balances
currency
transactions
and
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
The financial statements are presented in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At statement of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to Rupiah by Reuters middle rates as of 16.00 hours Western Indonesian Time.
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
The resulting gains or losses are credited or charged to current year of statement of comprehensive income.
Kurs tengah Reuters pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 pukul 16.00 WIB adalah sebagai berikut (dalam nilai penuh):
The prevailing Reuter’s middle rates as of December 31, 2014 and 2013 at 16.00 hours Western Indonesian Time are as follows (full amount):
2014 1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Singapura 1 Euro 1 Dolar Hongkong 1 Yen 1 Ren Min Bie China
2013
12.385,00 9.376,19 15.053,35 1.596,98 103,56 1.995,62
8
12.170,00 9.622,08 16.759,31 1.569,54 115,75 2.010,27
United States Dollars 1/Rp Singapore Dollars 1/Rp Euro 1/Rp Hongkong Dollars 1/Rp Yen 1/Rp China Ren Min Bie 1/Rp
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) d.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Transactions with related parties
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”:
The Bank entered into transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures” as:
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
a. A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person: i. Has control or joint control over the reporting entity;
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a); vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
b. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:
ii. Has significant influence over the reporting entity; or iii. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
i.
The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow is related to the others);
ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member); iii. Both entities are joint ventures of the same third party; iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity; v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity; vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a); vii. A person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
9
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) d.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Aset keuangan i.
with
related
parties
The nature of transactions and balances of accounts with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e.
Transactions (continued)
e.
Financial assets i.
Aset keuangan (selain sukuk)
Financial assets (other than sukuk)
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
The Bank applied SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This SFAS requires the disclosures of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.
PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This SFAS provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
10
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tambahan atas pengukuran nilai wajar dan risiko likuiditas. Pengukuran nilai wajar terkait pos yang dicatat pada nilai wajar disajikan berdasarkan sumber input dengan menggunakan tiga tingkatan hirarki nilai wajar untuk setiap kelas instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar. Sebagai tambahan, PSAK ini mewajibkan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir untuk pengukuran nilai wajar tingkat 3, demikian pula pengungkapan transfer antar tingkatan dalam hirarki nilai wajar. PSAK ini juga menjelaskan lebih lanjut persyaratan pengungkapan risiko likuiditas transaksi derivatif dan aset yang digunakan untuk pengelolaan likuiditas. Pengungkapan pengukuran nilai wajar diungkapkan pada Catatan 29. Pengungkapan risiko likuiditas tidak terpengaruh secara signifikan oleh PSAK ini dan diungkapkan pada Catatan 32.
SFAS No. 60 requires additional disclosures about fair value measurement and liquidity risk. Fair value measurements related to items recorded at fair value are to be disclosed by source of inputs using the three level fair value hierarchy, by class, for all financial instruments recognized at fair value. In addition, a reconciliation between the beginning and ending balance for level 3 fair value measurements is now required, as well as significant transfers between levels in the fair value hierarchy. The SFAS also clarifies the requirements for liquidity risk disclosures with respect to the derivative transactions and assets used for liquidity management. The fair value measurement disclosures are presented in Note 29. The liquidity risk disclosures are not significantly impacted by the amended SFAS and are presented in Note 32.
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial assets within the scope of the SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investments and available for sale financial assets. Financial assets are recognized initially at fair value, and in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, plus directly attributable transaction costs.
Aset keuangan sebagai berikut:
The Bank’s financial assets are classified as follows:
Bank
diklasifikasikan
Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
11
Held to maturity Available for sale Loans and receivables
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
Dimiliki hingga jatuh tempo
Held to maturity
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan.
Financial assets are classified as held to maturity investment only if these investments have fixed or determined payments and their maturity date has been determined and the Bank has the positive intention and ability to hold such financial assets to maturity. Held to maturity investments are initially measured at fair value plus transaction costs which are attributable directly to the acquisition of the financial assets.
Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
After initial recognition, held to maturity investments are measured at amortized cost, using effective interest rate method less any impairment losses.
Tersedia untuk dijual
Available for sale
Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang, diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan dicatat pada nilai wajar.
Financial assets that are not classified as held to maturity, measured at fair value through profit or loss, or loans and receivables, are classified as available for sale. Available for sale financial assets are initially measured at fair value plus any directly attributable transaction costs. Subsequently, available for sale financial assets are measured and recorded at fair value.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter, yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi komprehensif.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognized in equity with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method and foreign exchange gains and losses in monetary assets, which are recognized in statement of comprehensive income. When the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously recognized in equity, is reclassified to statement of comprehensive income.
12
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penurunan nilai. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok ini disajikan sebagai pendapatan keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif.
These financial assets are initially recognized at fair value plus transaction costs and subsequently carried at amortized cost using the effective interest rate method less any impairment losses. Interest income from this financial assets classification is presented as financial income in the statement of comprehensive income.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loans and receivables and recognized in the statement of comprehensive income.
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial instrument and of allocating interest income and interest expense over the relevant period.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all commissions and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount from financial assets on initial recognition.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) i.
ii.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) i.
Aset keuangan (selain sukuk) (lanjutan)
Financial assets (continued)
(other than
sukuk)
Metode suku bunga efektif (lanjutan)
Effective interest method (continued)
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received which are integral parts of the effective interest rate. Transaction costs include incremental cost which is directly attributable to the acquisition or issuance of financial assets or liabilities.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar.
The Bank derecognizes a financial asset if and only if the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when it transfers the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Bank neither transfers nor retains substantially all the risks and rewards of ownership and continues to control the transferred asset, the Bank recognizes its retained interest in the asset and an associated liability for amounts it may have to pay.
Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
If the Bank retains substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Bank continues to recognize the financial asset and also recognizes a collateralized borrowing for the proceeds received. ii.
Investasi pada sukuk
Investment in sukuk
Bank menerapkan PSAK No. 110, Akuntansi Sukuk. PSAK 110 ini mengatur mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah. Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif.
The Bank has applied SFAS No. 110, Accounting for Sukuk. SFAS 110 establishes the recognition, measurement, presentation and disclosures of sukuk ijarah and sukuk mudharabah transactions. Implementation of this SFAS is applied prospectively.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognition and measurement
Sebelum pengakuan awal, Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan tujuan investasi Bank. Klasifikasi investasi sukuk adalah biaya perolehan.
Before the initial recognition, the Bank determines the classification of investment in sukuk based on the purpose of Bank’s investment. The classification in sukuk investment is acquisition cost.
14
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset keuangan (lanjutan) ii.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial assets (continued) ii.
Investasi pada sukuk (lanjutan)
Investment in sukuk (continued)
Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)
Recognition (continued)
Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
If the investment is held within a business entity that aims to acquire assets of contractual cash and there is a contractual requirement to determine the specific date of principal payments and/or the result.
Pada saat pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan yang sudah termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi sukuk ini diukur pada nilai perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk.
At the initial measurement, the investment is recorded at acquisition cost which already includes the transaction cost. After the initial recognition, the sukuk investment is measured on amortized cost. The difference between acquisition cost and nominal value is amortized using straight line method during the period of the sukuk instrument.
Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Bank mengakui rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
If there is an indication of impairment, then the Bank will measure the recoverable amount. If the recoverable amount is less than recorded amount, then the Bank will recognize the impairment losses. Recoverable amount represents the amount which will be recovered from the principal repayment regardless of its present value.
Penyajian
Presentation
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laporan laba rugi komprehensif.
Investment income and amortization expense are presented in net amount in the statement of comprehensive income.
Reklasifikasi
Reclassification
Bank tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali perubahan tujuan model usaha. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang ditentukan oleh Bank. Arus kas kontraktual yang dimaksud adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk mudharabah atau arus kas imbalan (consideration/ujrah) dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika arus kas aktual berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka Bank menelaah kembali konsistensi tujuan investasinya.
The Bank cannot change investment classification, unless there is a change in the business model’s purpose. Business model that is intended to gain contractual cash flow is based on the investment purpose set by the Bank. The underlying contractual cash flow is cash flow from revenue sharing and principal of sukuk mudharabah or benefit cash flow (consideration/ujrah) from sukuk ijarah. After initial recognition, if the actual cash flow differs from the investment purpose initially set by the Bank, then the Bank reconsiders the consequences of the revised investment purpose.
15
and
measurement
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) f.
g.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Financial liabilities and equity instruments
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Liabilitias keuangan Bank diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
The Bank’s financial liabilities are classified as financial liabilities measured at amortized costs.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rate method.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Bank setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Equity instruments are any contract that evidences a residual interest in the assets of the Bank after deducting all of its liabilities. Equity instruments issued by the Bank are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Bank telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Bank derecognizes financial liabilities, when and only when, the Bank’s liabilities are discharged, cancelled or expired.
Nilai wajar instrumen keuangan
g.
Fair value of financial instruments
Bank melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang selanjutnya diukur sebesar nilai wajar berdasarkan hirarki berikut:
The Bank measures the fair value of the financial instruments which are carried at fair value based on the following hierarchy:
1. Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk liabilitas keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan). Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya.
1. Quoted market price in an active market for similar instruments. For financial assets owned, the fair value uses the bid price. For financial liabilities held, the fair value uses the ask price. If the financial instrument has no quoted price in an active market, then valuation techniques are used in determining the fair value.
2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari data pasar yang diobservasi.
2. Valuation techniques by observable inputs. Included in this category are instrument assessed using: the quoted market prices in an active market for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets considered to be less active; or valuation techniques in which all significant inputs are obtained directly or indirectly from observed market data.
16
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) g.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Nilai wajar instrumen keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Reklasifikasi aset keuangan
h.
Saling hapus instrumen keuangan
i.
instruments
Reclassification of financial assets
Off setting financial instrument Financial assets and liabilities are offset and the net amount is reported in the financial statements if and only if, the Bank:
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan jika dan hanya jika, Bank:
financial
The Bank is not allowed to perform reclassification of financial assets from or to a group of financial assets measured at fair value through profit or loss and loans and receivables. The Bank is only permitted to reclassify financial assets from available for sale to held to maturity (or vice versa). For financial assets held to maturity, if the reclassification is greater than insignificant amount, then the remaining held to maturity investments must be reclassified as available for sale (tainting rule). If there is reclassification from held to maturity to available for sale, the financial assets will be measured at fair value and the difference between fair value and carrying amount should be recorded in equity.
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, jika reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas. i.
of
3. Valuation techniques using unobservable inputs. Included in this category are all instruments in which the inputs to valuation techniques used are not by observable data and the use of unobservable inputs has a significant impact on the assessment of the instrument. Included in this category are instruments which are valued at quoted price for similar instruments where adjustments or significant unobservable assumptions are necessary to describe the differences between existing instruments.
3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi secara signifikan diperlukan untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada. h.
Fair value (continued)
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
17
has a legally enforceable right to offset the recognized amount; and
has an intention to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) j.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Demand deposits with Bank Indonesia are stated at amortized costs using the effective interest rate method. Demand deposits with other banks are stated at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Giro pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e). k.
l.
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
k.
Placements with Bank Indonesia and other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada bank lain atau lembaga keuangan lainnya dalam bentuk Fine Tune Kontraksi (FTK), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), deposito berjangka, dan lain-lain.
Placements with Bank Indonesia and other banks are investments of the bank’s funds with other banks or other financial institutions in the form of Fine Tune Kontraksi (FTK), Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI), time deposits, and others.
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
Placements with Bank Indonesia are stated at amortized costs using effective interest rate method. Placements with other banks are stated at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Efek-efek dan obligasi pemerintah
l.
Securities and government bonds
Efek-efek dan obligasi pemerintah pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan efek-efek dan obligasi pemerintah, dan selanjutnya pengukuran dilakukan berdasarkan klasifikasi efek-efek dan obligasi pemerintah ke dalam kelompok aset keuangan tertentu dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
At initial recognition, securities and government bonds are measured at fair value plus transaction costs, which are directly attributable to the acquisition of securities and government bonds, and subsequent measurement is done by classification of securities and government bonds into groups of certain financial assets net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar harga jual kembali efek-efek yang disepakati dikurangi selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan metode suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali.
Securities purchased under resale agreements are presented as loans and receivables and stated at the agreed resale price less the difference between the purchase price and the agreed resale price. The difference between the purchase price and the agreed resale price is amortized using the effective interest method as interest income over the year commencing from the acquisition date to the resale date.
18
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
m. Kredit yang diberikan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Loans
Kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 2e).
Loans are recognized at amortized costs using effective interest rate method net of allowance for impairment losses (Note 2e).
Untuk kredit yang direstrukturisasi, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
For restructured loans, loss which occurs from loan restructuring relating to the modification of terms is recognized if the present value of future cash receipts specified in terms of new loans, including receipts designated as interest or principal, is less than the value of loans recorded prior to restructuring.
Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit diantaranya adalah deposito berjangka, tanah dan bangunan, logam mulia, kendaraan bermotor, piutang, mesin dan persediaan barang.
Collateral is held to mitigate credit risk and risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Typically, the Bank uses time deposits, land and buildings, gold, vehicles, account receivables, machines and inventories.
Umumnya, agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (‘secondary source of credit repayment’) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur.
Generally, collateral is required for all credits extended as a secondary source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers.
Kredit dihapusbukukan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Bank.
Loans are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Bank.
Kriteria penghapusbukuan kredit debitur adalah sebagai berikut:
kepada
The criteria for loan write-off to debtors are as follows:
a. Kredit yang memiliki kualitas macet; b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset sebesar 100% dari pokok kredit; c. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off); d. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil; e. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar.
a. “Loss” loans category; b. Loan facility has been provided with 100% provision from the loan principal; c. The write-offs are performed for all loan obligations, the loan obligations shall not be written-off partially; d. Collection and recovery efforts have been performed, but the results are unsuccessful; e. The debtors’ business has no prospect or performance is bad or they do not have the ability to repay the loan.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is an objective evidence that financial assets not carried at fair value throught profit or loss are impaired. Financial assets are impaired where there is an objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Bukti objektif penurunan sebagai berikut:
The objective evidence of impairment could include:
nilai
termasuk
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan; atau penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya.
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; or it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or financial re-organization; or significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
The estimated period between an occurring loss and its identification is determined by management for each identified portfolio.
Pertama kali, Bank menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially, the Bank assesses whether there is any objective evidence of impairment for financial asset whose balance is individually significant. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset. The insignificant impaired financial asset is included in group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik untuk aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
If the Bank states that there is no objective evidence of impairment for financial asset as individual, both for significant and insignificant amount, hence the account of financial asset will be included in a group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.
20
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Akun yang penurunan nilainya telah dinilai secara individual, dan penurunan nilainya diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Accounts that are individually assessed for impairment, and for which an impairment loss is or continues to be recognized, are not included in a collective assessment of impairment.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara individual, jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi menggunakan cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika kredit yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
For the purpose of an evaluation of individual impairment, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows that is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut:
In evaluating impairment of loans, the Bank establishes loan portfolio into 3 categories, as follows:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan. b. kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. c. kredit yang direstrukturisasi.
a. loans that individually have a significant value and if there is an impairment will be materially affected to financial statement.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Bank establishes the loans that must be evaluated for impairment individually, if one of these criteria below is fulfilled:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti objektif penurunan nilai; atau b. kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
a. loans that individually have a significant value and have an objective evidence of the impairment; or b. restructured loans that individually have a significant value.
b. loans that individually have an insignificant value. c. restructured loans.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) n.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Penurunan nilai aset keuangan dan aset non-keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Impairment of financial assets and nonfinancial assets (continued)
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
The Bank establishes the loans that must be evaluated for impairment collectively, if one of these criteria below is fulfilled:
a. kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti objektif penurunan nilai; atau b. kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau c. kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan.
a. loans that individually have a significant value but do not have an objective evidence of the impairment; or b. loans that individually have any insignificant value; or c. restructured loans that individually have an insignificant value.
Bank menerapkan statistical model analysis method dengan menggunakan data historis kerugian kredit secara tahunan dan mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif:
The Bank applied statistical model analysis method using historical loan loss data annually and taking into account the following in determining the allowance for collective impairment loan loss:
• •
• •
Data historis probability of default, Pertimbangan pengalaman manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang didasarkan pada pengalaman historis.
Historical trend of the probability of default, Management’s experienced judgement as to whether the current economic and credit conditions are such that the actual level of incurred losses is likely to be greater or less than that suggested by historical experience.
Saldo aset produktif dihapusbukukan pada saat manajemen Bank berpendapat bahwa aset produktif tersebut tidak dapat tertagih. Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Pinjaman yang diberikan tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
The outstanding balances of earning assets are written-off when the Bank’s management believes that the earning assets are uncollectible. When a loan is uncollectible, it is written-off against the respective allowance for impairment loss. Such loans are written-off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined.
Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Recoveries from loans previously written-off in the current period are credited to the allowance for impairment losses.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable).
The Bank determines allowance for impairment losses on commitments and contingencies with credit risk by the difference between the amortized amount (carrying amount) and the present value of any expected payment (when a payment under the guarantee has become probable).
22
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) o.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset tetap
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets
Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini mengatur akuntansi tanah dan mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan.
The Bank adopted SFAS No. 16 (Revised 2011), “Fixed Assets”. The revised SFAS No. 16 prescribes accounting for land and therefore, revoked SFAS No. 47, “Accounting the Land”. The adoption of the revised SFAS has no impact on the financial statements.
Sejak tahun 2012, tanah dan bangunan disajikan sebesar nilai wajar, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penilai independen eksternal, dikurangi penyusutan untuk bangunan. Penilaian atas aset tersebut dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa nilai wajar aset yang direvaluasi tidak berbeda secara material dengan jumlah tercatatnya. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi dieliminasi terhadap nilai tercatat bruto aset dan nilai netonya disajikan kembali sebesar sejumlah revaluasi aset. Sedangkan aset tetap berupa perlengkapan dan kendaraan bermotor dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Since 2012, land and buildings are carried at fair value, based on valuations performed by external independent appraiser, less any accumulated depreciation and impairment losses for buildings. Valuations are performed with sufficient regularity to ensure that the fair value of a revalued asset does not differ materially from its carrying amount. Any accumulated depreciation at the date of revaluation is eliminated against the gross carrying amount of the asset, and the net amount is restated to the revalued amount of the asset. While fixed assets such as equipments and vehicles stated at cost less accumulated depreciation.
Setiap surplus revaluasi dikreditkan ke akun surplus revaluasi di bagian ekuitas dari laporan posisi keuangan kecuali kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Penurunan nilai akibat revaluasi diakui dalam laporan laba rugi kecuali penurunan nilai akibat revaluasi tersebut mengurangi jumlah selisih revaluasi yang ada untuk aset yang sama yang diakui di akun surplus revaluasi dalam ekuitas.
Any revaluation surplus is credited to the revaluation surplus account in the equity section of the statement of financial position, except to the extent that it reverses a revaluation decrease of the same assets previously recognized in the statement of income, in which case such portion of the increase is recognized in the statement of income. A revaluation deficit is recognized in the statement of income, except to the extent that it offsets an existing surplus on the same assets recognized in the revaluation surplus in equity.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
If the recognition criteria are met, the acquisition cost will include the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in the statement of comprehensive income as incurred.
Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Sebagian surplus revaluasi tersebut dapat dipindahkan sejalan dengan penggunaan aset oleh entitas.
The surplus on revaluation of fixed assets in equity may be transferred to retained earnings when the asset is disposed of. Surplus on revaluation may be transferred partially, as the asset is used by the entity.
23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) o.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
Dalam hal ini, surplus revaluasi yang dipindahkan ke saldo laba adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan awalnya. Pemindahan surplus revaluasi ke saldo laba tidak dilakukan melalui laba rugi.
In this case, surplus on revaluation that may be transferred to retained earnings are equal to the difference between depreciation based on the revalued carrying amount of the asset and depreciation based on its original cost. Any transfer is made directly from surplus on revaluation to retained earnings and not through profit or loss.
Penyusutan dihitung dari bulan pada saat aset tersebut digunakan, berdasarkan metode saldo menurun ganda untuk perlengkapan dan kendaraan dan metode garis lurus untuk bangunan selama taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on double declining balance method for equipments and vehicles and straight line method for buildings over the estimated useful life as follows:
Masa manfaat/ Useful life Tahun/Years Bangunan Perlengkapan Kendaraan bermotor
20 4 - 20 4-8
Buildings Equipments Vehicles
Untuk semua aset tetap, Bank menetapkan nilai residu “nil” untuk perhitungan penyusutan.
For all fixed assets, the Bank has determined residual values to be “nil” for the calculation of depreciation.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif; sedangkan renovasi dan penambahan yang jumlahnya signifikan dan memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba atau ruginya disajikan sebagai pendapatan atau beban nonoperasional dalam laporan laba rugi komprehensif.
Repair and maintenance expenses are charged to the statement of comprehensive income; while renovation and betterments, which are significant and prolong the useful life of assets, are capitalized to the respective fixed assets. The carrying amount and the related accumulated depreciation of fixed assets which are not utilized anymore or sold, are removed from the related group of assets, and the gains or losses are recognized as non-operating income or expense in the statement of comprehensive income.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direviu setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lifes, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate for on a prospective basis.
Bank menerapkan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
The Bank adopted IFAS No. 25, “Land Rights”. IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Building Usage Rights (“HGB”) incurred when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under “Fixed Assets” account and not amortized. The legal cost incurred to extend or renew the land rights are recognized and amortized over the shorter of the rights’ legal life or land’s economic life.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) o.
p.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Aset tetap (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statement of comprehensive income in the year the asset is derecognized.
Biaya dibayar dimuka
p.
Liabilitas segera
q.
Simpanan nasabah
r.
Deposits from customers At initial recognition, deposits from customers are measured at fair value net of transaction costs which are attributable directly, and are measured subsequently at amortized costs using the effective interest rate method (Note 2f).
Pada saat pengakuan awal, simpanan nasabah diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2f). s.
Obligation due immediately Obligation due immediately is recorded in the event of its occurrence or due to a direct order from the shareholder, both public and other bank. Obligation due immediately are stated at amortized cost (Note 2f).
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (Catatan 2f). r.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight line method.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. q.
Fixed assets (continued)
Simpanan dari bank lain
s.
Deposits from other banks
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.
Deposits from other banks consist of the liability to other banks, both domestic and overseas, in the form of demand deposits, saving deposits and time deposits.
Pada saat pengakuan awal, simpanan dari bank lain diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2f).
At initial recognition, deposits from other banks are measured at fair value net of transaction costs which are attributable directly, and are measured subsequently at amortized costs using the effective interest rate method (Note 2f).
25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) t.
u.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Liabilitas imbalan pasca-kerja
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) t.
Post-employment benefits obligation
Menurut PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”.
According to SFAS No. 24 (Revised 2010), the cost of providing employee benefits based on the Law is determined using the “Projected Unit Credit” valuation method.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Kelebihan yang timbul diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria diakui dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the present value of defined benefit obligation at that date. The excess is determined as actuarial gains or losses which is recognized using the straight line method over the expected average remaining working lives of the employees.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif.
When the post-employment benefits change, the portion of increase or decrease in benefits relating to past service by employees is charged or credited to the statement of income on a straight line basis over the average service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in the statement of comprehensive income.
Bank menghitung liabilitas imbalan pascakerja untuk karyawan sesuai dengan UndangUndang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen.
The Bank calculates defined post-employment benefits obligation to its employees in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2010) “Employee Benefits”. The calculation is performed by an independent actuary.
Pengakuan pendapatan dan beban bunga
u.
Interest income and expenses recognition
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Interest income and expenses are recognized on an accrual basis using the effective interest rate method (Note 2e).
Bunga dari liabilitas keuangan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif.
Interest on financial liabilities is recognized as an expense in the statement of comprehensive income.
Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan meliputi:
Interest income and expenses recognized in the financial statements includes:
Bunga atas aset dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif.
Interest on financial assets and liabilities measured at amortized costs using the effective interest rate method.
Bunga atas aset keuangan untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Interest on available for sale investment securities computed using the effective interest rate method.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan) v.
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
Pengakuan pendapatan dan beban provisi dan komisi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) v.
Recognition of income and expenses on fees dan commissions
Provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.
Significant fees and commissions which are directly related to lending activities or period of time are treated as deferred income and systematically amortized over the period of the related loan commitments using the effective interest rate method.
Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi.
For loans that are repaid before the due date, fees balance and/or suspended commission are recognized when the loan is repaid.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, ataupun tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Fees and commissions which are not related to lending activities and period of time, or not material according to the bank are recognized as income or expenses at the time the transactions are made.
w. Pajak penghasilan
w. Income tax
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.
The Bank applied SFAS No. 46 (Revised 2010), which prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
The revised SFAS also prescribes an entity to present the underpayment/overpayment of income tax including its interest/penalty, if any, on the statement of comprehensive income during the period.
Beban pajak kini untuk tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara dasar pelaporan komersial dan pajak atas aset dan liabilitas dan akumulasi rugi fiskal.
Current tax expense is determined based on the estimated taxable income for the year. Deferred taxes are recognized to reflect the tax effects of the temporary differences between financial and tax reporting bases of assets and liabilities and accumulated tax losses carry forwards.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statements carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases.
27
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
YANG
2.
w. Pajak penghasilan (lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) w. Income tax (continued)
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted as of the statement of financial position date. Deferred tax is charged or credited in the statement of comprehensive income, unless the deferred tax is charged or credited directly to equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the statement of financial position, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan banding, pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recognized when a tax assessment letter is received, or if appealed against, when the results of the appeal are determined.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
3.
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumption are made in the preparation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus, dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain, termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with SFAS are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are by past experience and other factors, including expectations with regard to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are by management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumption.
Pengungkapan ini melengkapi pengungkapan pada manajemen risiko keuangan (Catatan 32).
This disclosure supplements the commentary on financial risk management (Note 32).
28
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.
3.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
Key sources of estimation uncertainty a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Kondisi spesifik counterparty yang mengalami penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individual belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factor such as credit quality and type of product.
Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. a.2. Post-employment benefits obligation
a.2. Imbalan pasca-kerja karyawan Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuaria berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atau asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.
The present value of the employee benefits obligation depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefits obligations.
29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.
3.
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
Key sources of estimation uncertainty (continued) a.2. Post-employment (continued)
a.2. Imbalan pasca-kerja karyawan (lanjutan)
benefits
obligation
The assumptions used in determining the net cost or income for pensions include the discount rate. The Bank determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Bank considers the interest rates of government bonds that have terms to maturity approximating the terms of the service periods of employees.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Bank menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan present value atas arus kas masa depan yang diestimasi digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Bank mempertimbangkan tingkat suku bunga atas obligasi pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
a.3. Deferred tax assets and liabilities
a.3. Aset dan liabilitas pajak tangguhan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas pada laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak jika besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal akan memadai untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang diakui. Estimasi manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang diakui berdasarkan kemungkinan waktu terealisasinya dan jumlah laba kena pajak pada masa mendatang serta strategi perencanaan pajak masa depan.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for all temporary differences between the financial statements’ carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective taxes basis to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.
Aset pajak tangguhan diungkapkan pada Catatan 18.
The deferred tax assets are disclosed in Note 18. a.4. Impairment of non-financial assets
a.4. Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment review is performed when certain impairment indicators present. Determining the fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continuing use and ultimate disposition of such assets.
Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut.
30
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a.
3.
Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)
USE OF CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS (continued) a.
a.4. Impairment (continued)
a.4. Penurunan nilai aset non-keuangan (lanjutan)
of
non-financial
assets
Perubahan signifikan dalam asumsiasumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Bank.
Any significant changes in the assumptions used in determining the fair value may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material impact on results of Bank’s operations.
Nilai tercatat aset non-keuangan berupa aset tetap dan aset lain-lain (agunan yang diambil alih) diungkapkan pada Catatan 12 dan 13.
The carrying value of these assets in the form of fixed assets and other assets (foreclosed assets) are disclosed in Notes 12 and 13, respectively. a.5. Revaluation on fixed assets
a.5. Revaluasi aset tetap
The Bank’s fixed assets revaluation depends on its selection of certain assumptions used by the independent appraiser in calculating such amounts. Those assumptions include, among others, value, price, market price, reproduction cost, and the best and the highest used. The Bank believes that its assumptions are reasonable and appropriate and significant differences in the Bank’s assumptions may materially affect the valuation of its fixed asset. Further details are disclosed in Note 12.
Revaluasi aset tetap Bank bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh penilai independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain: nilai, harga, nilai pasar, biaya reproduksi, dan penggunaan terbaik dan tertinggi. Bank berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Bank dapat mempengaruhi secara material nilai aset tetap yang direvaluasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12. b.
Key sources of estimation uncertainty (continued)
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank
b.
Critical accounting judgements in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi penting yang dibuat dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgements made in applying the Bank's accounting policies include:
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan ruang atas aset dan liabilitas keuangan, pada saat awal pengakuan, untuk diklasifikasikan ditentukan ke dalam kategori berbeda dalam kondisi tertentu.
The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated at inception into different accounting categories in certain circumstances.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”, Bank telah menetapkan bahwa Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memilki aset keuangan tersebut hingga tanggal jatuh tempo seperti yang dipersyaratkan (Catatan 2e).
In classifying financial assets as “held to maturity”, the Bank have determined that Bank has the positive intention and ability to hold the financial assets until their maturity date as required (Note 2e).
31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS
4.
This account consists of the following:
Akun ini terdiri dari sebagai berikut: 2014
2013
Rupiah Mata uang asing
38.907.838 1.015.942
49.062.032 665.821
Rupiah Foreign currency
Jumlah
39.923.780
49.727.853
Total
As of December 31, 2014 and 2013, the Rupiah balance includes cash in ATMs amounting to Rp 1,065,700 and Rp 864,200, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, saldo dalam mata uang Rupiah tersebut sudah termasuk uang pada mesin ATM masing-masing sebesar Rp 1.065.700 dan Rp 864.200.
5.
CASH
GIRO PADA BANK INDONESIA
5. 2014
DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA 2013
Rupiah Mata uang asing
135.793.113 7.106.513
114.637.399 5.887.846
Rupiah Foreign currency
Jumlah
142.899.626
120.525.245
Total
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing.
On December 24, 2013, Bank Indonesia issued regulation (PBI) No. 15/15/PBI/2013 regarding the Minimum Reserve Requirement (GWM) at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies.
Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah.
In accordance with such regulation, the Minimum Reserve Requirement consist of Primary GWM, Secondary GWM and Loan to Deposit Ratio (LDR) Minimum Reserve Requirement. Primary GWM in Rupiah is 8% of Third Party Funds (TPF) in Rupiah and Secondary GWM in Rupiah is 4% of TPF in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 16,93% dan 12,88% untuk mata uang Rupiah serta sebesar dan 10,04% dan 9,26% untuk mata uang asing.
As of December 31, 2014 and 2013, The Minimum Reserve Requirement (GWM) of the Bank were 16.93% and 12.88% for Rupiah currency, and 10.04% and 9.26% for foreign currency, respectively.
GWM Bank dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar 16,93% dan 12,88% terdiri dari GWM Utama sebesar 8,82% dan 8,44% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada BI dan GWM Sekunder sebesar 8,11% dan 4,44% dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan Obligasi Pemerintah.
GWM of the Bank in Rupiah as of December 31, 2014 and 2013 was 16.93% and 12.88%, which consists of Primary GWM of 8.82% and 8.44% through Rupiah demand deposits with BI and Secondary GWM of 8.11% and 4.44% through Certificates of Bank Indonesia (SBI), Certificates Deposit of Bank Indonesia (SDBI) and Government Bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has complied with the Bank Indonesia’s regulation regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks.
32
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN a.
6.
Berdasarkan mata uang
a. 2014
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk
2013 5.324.412 3.782.507 1.124.131
504.420 137.292
624.599 131.752
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPR Karyajatnika Sadaya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk
14.766.517
10.987.401
Total Rupiah
5.691.621 5.166.945 1.551.523 456.872 177.518 57.034 14.724
23.322.072 5.024.456 352.113 249.988 349.023 2.527.872 568.773
Foreign currencies: Standard Chartered Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank ICBC Indonesia UniCredit Bank AG PT Bank OCBC NISP Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ
Jumlah Mata uang asing
13.116.237
32.394.297
Total Foreign currencies
Jumlah
27.882.754
43.381.698
Total
Mata uang asing: Standard Chartered Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank ICBC Indonesia UniCredit Bank AG PT Bank OCBC NISP Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ
7.
Berdasarkan kolektibilitas
b.
By collectibility
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) yang berlaku, semua giro pada bank lain pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing Bank Indonesia (BI) regulation, all demand deposits with other banks as of December 31, 2014 and 2013 were classified as current.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat giro pada bank lain yang mengalami penurunan nilai.
As of December 31, 2014 and 2013, there were no impairment losses in demand deposits with other banks.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses on demand deposits with other banks to be provided as of December 31, 2014 and 2013.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a.
By currencies
7.907.137 4.753.000 1.464.668
Jumlah Rupiah
b.
DEMAND DEPOSITS WITH OTHER BANKS
7.
Berdasarkan jenis dan mata uang
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS a.
2014
By type and currency
2013
Rupiah: Bank Indonesia FTK/FASBI Dikurangi: diskonto
238.200.000 (38.034)
77.000.000 (12.295)
Jumlah Rupiah
238.161.966
76.987.705
Total Rupiah
-
-
Less: Allowance for impairment losses
238.161.966
76.987.705
Total - net
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
33
Rupiah: Bank Indonesia FTK/FASBI Less: discount
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) b.
7.
Berdasarkan kolektibilitas
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued) b.
The changes in the allowance for impairment losses on placement of time deposit with De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover) are as follows:
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan deposito pada De Indonesische Overzeese Bank N.V. (Indover) adalah sebagai berikut: 2014 Saldo awal tahun Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai Penerimaan kembali (penghapusbukuan) pada tahun berjalan Selisih kurs
2013 -
2.225.092
(777.155)
-
777.155 -
Saldo akhir tahun
Beginning balance of the year Reversal of allowance for impairment losses Recovery (written off) during the year Exchange rate differences
(2.229.594) 4.502
-
-
Ending balance of the year
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses on placements with Bank Indonesia and other banks to be provided as of December 31, 2014 and 2013.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. 8.
By collectibility
EFEK-EFEK
8.
SECURITIES
2014
2013
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang b. Dimiliki hingga jatuh tempo c. Tersedia untuk dijual
78.909.438 -
171.882.000 67.031.602 2.885.340
a. Loans and receivables b. Held to maturity c. Available for sale
Jumlah
78.909.438
241.798.942
Total
a.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
a.
Loans and receivables
2013
Jenis efek Rupiah: Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
24/12/2013
23/01/2014
20.579.236
(709.236)
19.870.000
18/12/2013
16/01/2014
15.386.155
(446.155)
14.940.000
11/12/2013
10/01/2014
10.158.127
(178.127)
9.980.000
12/12/2013
15/01/2014
10.322.272
(342.272)
9.980.000
12/12/2013
15/01/2014
10.153.413
(193.413)
9.960.000
24/12/2013
24/01/2014
10.073.023
(118.023)
9.955.000
11/12/2013 19/12/2013
10/01/2014 20/01/2014
10.306.140 10.148.424
(386.140) (283.424)
9.920.000 9.865.000
27/12/2013
27/01/2014
10.185.501
(330.501)
9.855.000
13/12/2013
13/01/2014
9.711.175
(261.175)
9.450.000
34
Types of securities Rupiah: Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) a.
8.
SECURITIES (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
a.
Loans and receivables (continued)
2013
Jenis efek
Tanggal dimulai/ Starting date
Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl XII Bank BTN Th 2006
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga belum diamortisasi/ Unamortized interest income
Types of securities
2.932.500
Obl Bank Sulselbar I Th 2011 Seri B Obl XII Bank BTN Th 2006 Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl VI Bank Jabar Banten Th 2009 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl III Bank Lampung Th 2012 Obl III Bank Pembangunan Daerah Sumut Th 2011 Obl XII Bank BTN Th 2006
171.882.000
Total
20/12/2013
21/01/2014
8.134.130
(170.130)
7.964.000
06/12/2013
07/01/2014
8.082.189
(298.189)
7.784.000
02/12/2013
06/01/2014
6.129.651
(174.651)
5.955.000
27/12/2013
28/01/2014
5.052.374
(64.874)
4.987.500
27/12/2013 17/12/2013
28/01/2014 17/01/2014
5.160.903 5.113.058
(185.903) (138.058)
4.975.000 4.975.000
23/12/2013
24/01/2014
5.073.463
(148.463)
4.925.000
30/12/2013
29/01/2014
5.092.875
(167.875)
4.925.000
18/12/2013
17/01/2014
4.835.475
(135.475)
4.700.000
25/11/2013
02/01/2014
4.087.162
(103.162)
3.984.000
29/11/2013
02/01/2014
3.038.113
(105.613)
Jumlah
These pertain to securities purchased under resale agreements.
Hal ini berhubungan dengan efek yang dibeli dengan janji dijual kembali. b.
Nilai tercatat/ Carrying value
Dimiliki hingga jatuh tempo
b.
Sertifikat Bank Indonesia
Held to maturity Certificates of Bank Indonesia
2014
2013
Sertifikat Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi Sertifikat deposito Bank Indonesia Bunga yang belum diamortisasi
19.616.000 (276.892) 60.000.000
45.000.000 (341.540) 5.000.000
(829.119)
(45.081)
Jumlah
78.509.989
Certificates of Bank Indonesia Unamortized interest Certificates Deposit of Bank Indonesia Unamortized interest
49.613.379
Obligasi Korporasi
Total
Corporate Bonds 2014 Peringkat/ Ratings
Mata uang asing: Negosiasi Wesel Ekspor (NWE) Jumlah
Jumlah/Total
Tanggal mulai/ Starting date
Bunga/Interest
Jatuh tempo/ Maturity date Foreign currency:
-
111.749
-
111.749
10/09/2014
20/02/2015
Export bill negotiation Total
35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) b.
8.
Dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan)
SECURITIES (continued) b.
Obligasi Korporasi (lanjutan)
Held to maturity Corporate Bonds (continued)
2013 Peringkat/ Ratings Rupiah: MTN I Wijaya Karya Beton Th 2013 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Negosiasi Wesel Ekspor (NWE)
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
Jatuh tempo/ Maturity date
idA+
7.000.000
9,50%
15/11/2013
15/11/2015
idA+ idA+ -
5.000.000 5.000.000 130.523
9,90% 8,90% -
16/06/2011 05/07/2013 27/12/2013
17/06/2016 05/07/2018 03/01/2014
Jumlah
Rupiah: MTN I Wijaya Karya Beton Th 2013 Obl VI Bank DKI Th 2011 Seri B Obl I PTPN X Th 2013 Export bill negotiation
17.130.523
Total
Obligasi Jasa Marga JORR
Jasa Marga JORR Bonds 2014
Penerbit
Peringkat/ Ratings
Jumlah/Total
PT Jasa Marga (Persero)
-
115.080
PT Jasa Marga (Persero)
-
86.310
PT Jasa Marga (Persero)
-
86.310
Jumlah
Seri/Series
Kupon/Coupon
Jorr II Th 2005 Tranche C Jorr II Th 2005 Tranche B Jorr II Th 2005 Tranche A
5 Th I Fixed 13,5 berikutnya 15,5 5 Th I Fixed 12,5 berikutnya 15,25 5 Th I Fixed 11,5 berikutnya 15,25
Jatuh tempo/ Maturity date
Publisher
05/01/2021
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2018
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2016
PT Jasa Marga (Persero)
287.700
Total
2013 Penerbit
Peringkat/ Ratings
Jumlah/Total
PT Jasa Marga (Persero)
-
115.080
PT Jasa Marga (Persero)
-
86.310
PT Jasa Marga (Persero)
-
86.310
Jumlah
Seri/Series
Kupon/Coupon
Jorr II Th 2005 Tranche C Jorr II Th 2005 Tranche B Jorr II Th 2005 Tranche A
5 Th I Fixed 13,5 berikutnya 15,5 5 Th I Fixed 12,5 berikutnya 15,25 5 Th I Fixed 11,5 berikutnya 15,25
Publisher
05/01/2021
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2018
PT Jasa Marga (Persero)
05/01/2016
PT Jasa Marga (Persero)
287.700
Total
Bonds rating classified by Pefindo.
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Pefindo. c.
Jatuh tempo/ Maturity date
Tersedia untuk dijual
c.
Obligasi Korporasi
Available for sale Corporate Bonds
2013
Jenis efek Rupiah: Obl Bkljt I Danareksa Thp I Th 2012 Seri A Jumlah
Peringkat/ Ratings
idA
Jumlah/Total
Bunga/Interest
2.885.340
8,20%
Tanggal mulai/ Starting date
09/01/2013
Jatuh tempo/ Maturity date
09/01/2016
Type of security Rupiah: Obl Bkljt I Danareksa Thp I Th 2012 Seri A
2.885.340
Total
Bonds rating classified by Pefindo.
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Pefindo.
36
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
EFEK-EFEK (lanjutan) d.
e.
8.
Berdasarkan kolektibilitas
SECURITIES (continued) d.
Berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, seluruh efek-efek pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing BI regulation, all securities as of December 31, 2014 and 2013 were classified as current.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai efekefek yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses in securities to be provided as of December 31, 2014 and 2013.
Berdasarkan jatuh tempo
e.
By maturity date Loans and receivables will be settled within no more than 12 months after the date of the statement of financial position.
Pinjaman yang diberikan dan piutang akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.
9.
By collectibility
OBLIGASI PEMERINTAH
9.
GOVERNMENT BONDS
2014
2013
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang b. Dimiliki hingga jatuh tempo c. Tersedia untuk dijual
34.940.400 11.400.192
37.727.000 15.000.000 25.583.695
a. Loans and receivables b. Held to maturity c. Available for sale
Jumlah
46.340.592
78.310.695
Total
a.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
a.
Loans and receivables
2014
Jenis efek Rupiah: Repurchase Agreement SUN FR0070 Repurchase Agreement SUN FR0070 Repurchase Agreement SUN FR0052
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga/ Interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
Types of securities
17/12/2014
14/01/2015
14.545.616
(390.416)
14.155.200
19/12/2014
16/01/2015
9.847.407
(265.607)
9.581.800
22/12/2014
19/01/2015
11.625.560
(422.160)
11.203.400
Rupiah: Repurchase Agreement SUN FR0070 Repurchase Agreement SUN FR0070 Repurchase Agreement SUN FR0052
34.940.400
Total
Jumlah
2013
Jenis efek Mata uang asing: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
Tanggal dimulai/ Starting date
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga/ Interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
04/11/2013
04/02/2014
12.364.382
(194.382)
12.170.000
20/12/2013
20/01/2014
12.232.878
(62.878)
12.170.000
12/12/2013
14/01/2014
3.671.081
(20.081)
3.651.000
19/12/2013
17/01/2014
2.445.764
(11.764)
2.434.000
18/12/2013
18/03/2014
2.472.031
(38.031)
2.434.000
12/12/2013
14/01/2014
1.223.694
(6.694)
1.217.000
37
Types of securities Foreign currency: Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) a.
9.
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
GOVERNMENT BONDS (continued) a.
Loans and receivables (continued)
2013
Jenis efek
Tanggal dimulai/ Starting date
Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
Tanggal jatuh tempo/ Due date
Nilai penjualan kembali/ Resale value
Pendapatan bunga/ Interest income
Nilai tercatat/ Carrying value
18/12/2013
17/01/2014
1.223.085
(6.085)
1.217.000
03/12/2013
06/01/2014
1.223.896
(6.896)
1.217.000
09/12/2013
09/01/2014
1.223.288
(6.288)
1.217.000
Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047 Repurchase Agreement SUN FR0047
37.727.000
Total
Jumlah
These pertain to securities purchased under resale agreements.
Hal ini berhubungan dengan efek yang dibeli dengan janji dijual kembali. b.
Types of securities
Dimiliki hingga jatuh tempo
b.
Held to maturity
2013
Obligasi pemerintah
Peringkat/ Ratings
Rupiah: Sukuk ijarah SR-003
Baa3
Jumlah
c.
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,15%
23/02/2011
15.000.000
Jatuh tempo/ Maturity date
23/02/2014
Government bonds Rupiah: Sukuk ijarah SR-003
15.000.000
Total
Tersedia untuk dijual
c.
Available for sale
2014
Obligasi pemerintah Rupiah: FR 0065 FR 0062 FR 0062
Peringkat/ Ratings
Baa3 Baa3 Baa3
Jumlah
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
6,63% 6,38% 6,38%
31/05/2013 23/02/2012 23/02/2012
4.193.140 3.803.675 3.403.377
Jatuh tempo/ Maturity date
Government bonds Rupiah: FR 0065 FR 0062 FR 0062
15/05/2033 15/04/2042 15/04/2042
11.400.192
Total
2013
Obligasi pemerintah Rupiah: ORI 010 FR 0065 FR 0062 FR 0062 Jumlah
Peringkat/ Ratings
Baa3 Baa3 Baa3 Baa3
Jumlah/Total
Bunga/Interest
Tanggal mulai/ Starting date
8,50% 6,63% 6,38% 6,38%
15/11/2013 31/05/2013 23/02/2012 23/02/2012
14.962.650 3.904.755 3.544.416 3.171.874
Jatuh tempo/ Maturity date
Government bonds
15/10/2016 15/05/2033 15/04/2042 15/04/2042
25.583.695
Rupiah: ORI 010 FR 0065 FR 0062 FR 0062 Total
Bonds rating classified by Moodys.
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Moodys.
38
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) d.
e.
9.
Berdasarkan kolektibilitas
GOVERNMENT BONDS (continued) d.
By collectability
Berdasarkan ketentuan BI yang berlaku, seluruh obligasi pemerintah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 diklasifikasikan lancar.
By the prevailing BI regulation, all government bonds as of December 31, 2014 and 2013 were classified as current.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai obligasi pemerintah yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses in government bonds to be provided as of December 31, 2014 and 2013.
Berdasarkan jatuh tempo
e.
By maturity date Loans and receivables will be settled within no more than 12 months after the date of the statement of financial position.
Pinjaman yang diberikan dan piutang akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.
10. KREDIT YANG DIBERIKAN a.
10. LOANS
Berdasarkan sektor ekonomi
a.
By economic sectors
2014
Lancar/ Current Rupiah: Pertanian 18.942.474 Pertambangan 9.689.477 Industri pengolahan 194.291.294 Listrik, gas dan air 10.847.771 Konstruksi 130.921.117 Perdagangan besar dan eceran 444.456.224 Penyediaan akomodasi dan makan minum 50.274.072 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 107.879.862 Perantara keuangan 4.652.331 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 57.125.637 Jasa pendidikan 2.589.240 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.196.129 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 64.927.495 Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya 77.545.896 1.175.339.019 Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
(9.233.509) 1.166.105.510
Dalam perhatian khusus/ Special mentions
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah/ Total
6.724.022 6.081.601 1.541.719
-
598.001 -
350.600 142.860
18.942.474 16.413.499 201.321.496 10.847.771 132.605.696
372.518
-
858.896
1.375.000
447.062.638
Rupiah: Agriculture Mining Manufacturing Electricity, gas and water Construction
184.740
-
-
-
50.458.812
2.419.242 -
-
-
-
110.299.104 4.652.331
3.768.833 -
-
-
-
60.894.470 2.589.240
-
-
-
-
1.196.129
386.177
-
-
-
65.313.672
Trading Provision of accommodation, food and beverage Transportation, warehouse and communication Financial intermediaries Real estate, leasing and business services Education services Health services and social activities Social services, sociocultural entertainment and others personal
423.085
28.800
-
856.143
78.853.924
Households and undefined activities
21.901.937
28.800
1.456.897
2.724.603
1.201.451.256
(194.118) 21.707.819
(9.678) 19.122
39
(156.318) 1.300.579
(611.220) 2.113.383
(10.204.843) 1.191.246.413
Allowance for impairment losses Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) a.
10. LOANS (continued)
Berdasarkan sektor ekonomi (lanjutan)
a.
By economic sectors (continued)
2013
Lancar/ Current Rupiah: Pertanian 13.329.266 Pertambangan 19.778.140 Industri pengolahan 181.129.163 Listrik, gas dan air 9.786.313 Konstruksi 113.406.430 Perdagangan besar dan eceran 405.493.813 Penyediaan akomodasi dan makan minum 43.455.296 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 89.531.251 Perantara keuangan 4.568.750 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 52.859.140 Jasa pendidikan 2.820.244 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1.948.857 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 60.077.486 Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya 76.981.238 1.075.165.387 Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
b.
(9.029.583) 1.066.135.804
Dalam perhatian khusus/ Special mentions
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Rupiah: Agriculture Mining Manufacturing Electricity, gas and water Construction
-
-
312.487 157.735
13.329.266 19.778.140 181.441.650 9.786.313 113.703.421
1.067.091
-
-
1.375.000
407.935.904
1.154.989
-
-
-
44.610.285
-
-
-
-
89.531.251 4.568.750
841.854
-
-
-
52.859.140 3.662.098
-
-
-
-
1.948.857
-
-
-
-
60.077.486
Trading Provision of accommodation, food and beverage Transportation, warehouse and communication Financial intermediaries Real estate, leasing and business services Education services Health services and social activities Social services, sociocultural entertainment and others personal
495.437
184.794
-
514.324
78.175.793
Households and undefined activities
3.698.627
184.794
-
2.359.546
1.081.408.354
(30.063)
-
154.731
-
(104.419) 3.594.208
b. 2014
Jawa Timur Nusa Tenggara Barat Bali Jawa Barat Jakarta Jawa Tengah Banten Nusa Tenggara Timur Riau Jambi Kalimantan Timur Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(263.623) 2.095.923
(9.427.688) 1.071.980.666
Allowance for impairment losses Total
By geographic regions
2013
478.058.070 270.097.230 148.222.441 99.304.242 80.629.167 75.622.041 25.137.691 15.696.892 4.988.026 3.695.456 -
394.923.772 231.534.683 145.070.301 93.848.262 83.575.921 81.595.736 25.374.762 17.723.284 6.239.543 1.522.090
East Java West Nusa Tenggara Bali West Java Jakarta Central Java Banten East Nusa Tenggara Riau Jambi East Borneo
1.201.451.256
1.081.408.354
Total
(10.204.843) 1.191.246.413
(9.427.688) 1.071.980.666
Less: Allowance for impairment losses Total - net
Other significant information direct with loans are as follows:
Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: c.
Jumlah/ Total
139.256
Berdasarkan wilayah geografis
Jumlah - bersih
Macet/ Loss
Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk kredit kepada pihak berelasi (Catatan 28) pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing sebesar 11,29% dan 7,86%, sedangkan tingkat bunga rata-rata per tahun untuk pihak ketiga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, masing-masing sebesar 14,40% dan 13,93%.
c.
40
The average annual interest rate for related parties (Note 28) as of December 31, 2014 and 2013 are 11.29% and 7.86%, respectively, while average interest rate annually for third parties as of December 31, 2014 and 2013 are 14.40% and 13.93%, respectively.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
10. LOANS (continued)
d.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lainnya.
d.
Loans are generally have collateral by powers of attorney to mortgage or sell, time deposits or by other guarantees.
e.
Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi
e.
Summary of non-performing loans by economic sectors As of December 31, 2014 and 2013, detail of non-performing loans according to economic sectors are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2014 Perdagangan besar dan eceran Rumah tangga dan kegiatan yang belum jelas batasannya Industri pengolahan Konstruksi Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
2013
2.233.896
1.375.000
884.943 948.601 142.860
699.118 312.487 157.735
4.210.300
2.544.340
(777.216) 3.433.084
Less: Allowance for impairment losses
2.250.654
Total
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kredit yang tergolong sebagai kredit bermasalah masing-masing sebesar Rp 3.433.084 dan Rp 2.250.654. Kenaikan kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan dari tanggal 31 Desember 2013 ke tanggal 31 Desember 2014 sebesar 0,11%.
As of December 31, 2014 and 2013, loans classified as non-performing loans amounted to Rp 3,433,084 and Rp 2,250,654, respectively. The increase in non-performing loans to total loans from December 31, 2013 to December 31, 2014 was 0.11%.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rasio Non-Performing Loans (NPL) adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2014 and 2013, Non-Performing Loans (NPL) ratio are as follows:
2014 NPL Kotor NPL Bersih
f.
(293.686)
Trading Households and undefined activities Manufacturing Construction
Batas Maksimum (BMPK)
2013
0,35% 0,29%
Pemberian
Kredit
0,24% 0,21%
f.
Gross NPL Net NPL
Legal Lending Limit (LLL)
Kepatuhan Bank terhadap peraturan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank telah mematuhi peraturan BMPK untuk pihak berelasi dan pihak ketiga.
In compliance with the Bank Indonesia regulation on Legal Lending Limit (LLL), as stipulated in the Bank Indonesia Regulation No. 8/13/PBI/2006 dated October 5, 2006. As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has complied with LLL for related parties and third parties.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank tidak melanggar atau melampaui BMPK yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
As of December 31, 2014 and 2013, the Bank did not breach or exceed it LLL which establish by Bank Indonesia.
41
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) g.
10. LOANS (continued)
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
g.
2014 Saldo awal tahun Pembentukan dalam tahun berjalan Selisih kurs Saldo akhir tahun
The changes of allowance for impairment losses are as follows:
2013
9.427.688 777.155 -
9.432.190 (4.502)
Beginning balance of the year Provision during the year Exchange rate differences
10.204.843
9.427.688
Ending balance of the year
The management believes that the amount of allowance for impairment losses is adequate to cover the potential losses arising from bad loans.
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang telah dibentuk telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
11. INVESTASI DALAM SAHAM
11. INVESTMENT IN SHARES 2014
2013
PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia
6.000
6.000
PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia
Jumlah
6.000
6.000
Total
Bank memiliki penyertaan dalam bentuk saham pada PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang modal ventura dengan pemilikan sebesar 0,09%.
The Bank has investment in form of shares in PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia, company engaged in the field of venture capital with ownership of 0.09%.
Manajemen Bank berkeyakinan bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai investasi dalam saham yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
The Bank’s management believes that there was no allowance for impairment losses on investment in shares to be provided as of December 31, 2014 and 2013.
12. ASET TETAP
12. FIXED ASSETS 2014 Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan: Tanah Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Akumulasi penyusutan: Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Pegurangan/ Deductions
Saldo akhir/ Ending balance
59.684.002 37.916.782 23.913.061 6.644.601
87.457 1.255.982 2.126.475
(5.130) (1.896.637)
59.684.002 38.004.239 25.163.913 6.874.439
128.158.446
3.469.914
(1.901.767)
129.726.593
12.795.643 20.180.980 4.363.141
1.333.025 1.963.735 1.109.293
(5.130) (1.572.125)
14.128.668 22.139.585 3.900.309
37.339.764
4.406.053
(1.577.255)
40.168.562
Nilai buku bersih
89.558.031
42
Costs: Land Buildings Office equipments Vehicles
Accumulated depreciation: Buildings Office equipments Vehicles
Net book value
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET TETAP (lanjutan)
12. FIXED ASSETS (continued) 2013 Saldo awal/ Beginning balance
Harga perolehan: Tanah Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Akumulasi penyusutan: Bangunan Perlengkapan kantor Kendaraan bermotor
Penambahan/ Additions
Pegurangan/ Deductions
Saldo akhir/ Ending balance
59.684.002 35.877.543 24.794.239 6.354.701
2.039.239 1.210.125 705.600
(2.091.303) (415.700)
59.684.002 37.916.782 23.913.061 6.644.601
126.710.485
3.954.964
(2.507.003)
128.158.446
11.516.539 19.942.348 3.980.188
1.279.104 2.324.283 709.091
(2.085.651) (326.138)
12.795.643 20.180.980 4.363.141
35.439.075
4.312.478
(2.411.789)
37.339.764
Nilai buku bersih
90.818.682
Costs: Land Buildings Office equipments Vehicles
Accumulated depreciation: Buildings Office equipments Vehicles
Net book value
Penyusutan aset tetap yang dibebankan pada beban umum dan administrasi masing-masing sebesar Rp 4.406.053 dan Rp 4.312.478 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 26).
Depreciation of fixed assets charged to general and administrative expenses amounted to Rp 4,406,053 and Rp 4,312,478 for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively (Note 26).
Aset tetap kecuali tanah dan perlengkapan kantor, diasuransikan terhadap seluruh risiko properti, jaminan kerugian total (TLO) dan seluruh risiko kendaraan bermotor kepada PT Asuransi Wahana Tata, PT ACE Jaya Proteksi, PT Jasa Raharja Putera dan PT Asuransi Sinarmas untuk tahun 2014, dan PT Asuransi Wahana Tata dan PT Asuransi Jaya Proteksi untuk tahun 2013.
Fixed assets except for land and office equipments, are insured against property all risk, total loss only (TLO) and vehicle all risk to PT Asuransi Wahana Tata, PT ACE Jaya Proteksi, PT Jasa Raharja Putera and PT Asuransi Sinarmas for the year 2014, and PT Asuransi Wahana Tata and PT Asuransi Jaya Proteksi for the year 2013.
Perusahaan asuransi tersebut bukan merupakan pihak yang berelasi dengan Bank. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan terjadi kerugian.
Those insurance companies are not a related parties of the Bank. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover posibble losses.
Penjualan aset tetap selama tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp 850.044 dan Rp 358.595, dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp 324.511 dan Rp 89.946, serta menghasilkan keuntungan penjualan masingmasing sebesar Rp 525.532 dan Rp 268.649 yang dicatat pada akun Beban Non-Operasional.
Sale of fixed assets for the years ended 2014 and 2013 are Rp 850,044 and Rp 358,595, book value each are Rp 324,511 and Rp 89,946, also resulted gain on sale of fixed assets each are Rp 525,532 and Rp 268,649 and recorded at Non-Operating Expenses.
Berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Pajak (DJP) No. KEP-1932/WPJ.11/2012 tanggal 29 Nopember 2012, Bank telah mendapat persetujuan kantor pajak atas hasil penilaian kembali aset tetap berupa tanah dan bangunan per tanggal 19 Nopember 2012 (berdasarkan penilaian oleh penilai independen Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toha, Okky, Heru dan rekan serta KJPP Hari Utomo dan rekan) yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 79/PMK.03/2008 tanggal 23 Mei 2008.
By the Decision Letter of Directorate General Of Tax (DGT) No. KEP-1932/WPJ.11/2012 dated November 29, 2012, the Bank obtained the tax office approval to revaluate its land and buildings as of November 19, 2012, (based on appraisal done by independent appraiser KJPP Toha, Okky, Heru dan rekan and KJPP Hari Utomo dan rekan) based on the Regulation of The Ministry of Finance No. 79/PMK.03/2008 dated May 23, 2008.
43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET TETAP (lanjutan)
12. FIXED ASSETS (continued) The details of surplus on revaluation of fixed assets were as follows:
Rincian surplus revaluasi aset tetap adalah sebagai berikut: Penilaian kembali pada tanggal 19 Nopember 2012: Nilai wajar - tanah Nilai wajar - bangunan
59.684.002 24.522.430
Revaluation on November 19, 2012: Fair value - land Fair value - buildings
Jumlah nilai wajar - tanah dan bangunan
84.206.432
Total fair value - land and buildings
8.504.617 6.685.523
Net book value - land Net book value - buildings
Jumlah nilai buku - tanah dan bangunan
15.190.140
Total net book value - land and buildings
Surplus revaluasi aset tetap Pajak penghasilan final atas surplus revaluasi aset tetap
69.016.292 6.901.629
Surplus on revaluation of fixed assets Final income tax on surplus on revaluation of fixed assets
62.114.663
Revaluation increment in fixed assets as recorded under Equity
Nilai buku - tanah Nilai buku - bangunan
Selisih penilaian kembali aset tetap yang dicatat sebagai bagian dari Ekuitas
If land and buildings were stated on the historical cost basis, the amounts would be as follows:.
Jika tanah dan bangunan dicatat sebesar harga perolehan, jumlahnya adalah sebagai berikut: 2014
2013
Harga perolehan: Tanah Bangunan
8.504.617 20.167.332
8.504.617 20.079.875
Cost: Land Buildings
Total harga perolehan:
28.671.949
28.584.492
Total cost:
Akumulasi penyusutan: Bangunan
(13.155.064)
(12.430.180)
15.516.885
16.154.312
Nilai buku bersih
Accumulated depreciation: Buildings Net book amount
By individual reviewed of fixed asset at the end of the year, management believes that there is no indication for impairment in the value of fixed assets.
Berdasarkan penelaahan aset tetap secara individual pada akhir tahun, manajemen Bank berpendapat bahwa tidak ada indikasi penurunan nilai aset tetap yang dimiliki oleh Bank. 13. ASET LAIN-LAIN
13. OTHER ASSETS 2014
2013
Piutang bunga Biaya dibayar dimuka Uang muka Uang jaminan Tagihan lainnya Lain-lain
10.614.521 4.430.495 5.189.640 2.000.000 750.578 368.173
12.564.486 4.747.405 4.314.942 2.000.000 610.828 317.128
Interest receivable Prepaid expenses Advances Security deposits Other receivables Others
Jumlah
23.353.407
24.554.789
Total
Prepaid expenses mainly comprise prepaid rents, prepaid insurance, prepaid renovations and others.
Biaya dibayar dimuka terutama terdiri dari sewa yang dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, renovasi dibayar dimuka dan lainnya.
44
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
14. LIABILITAS SEGERA
14. OBLIGATION DUE IMMEDIATELY 2014
2013
Rupiah: Bunga yang masih harus dibayar Titipan transfer, kliring dan inkaso Lainnya
5.744.023 3.417.415 24.736
4.820.797 2.474.998 13.670
Rupiah: Accrued interest expense Transfer, clearing and inkaso deposit Others
Jumlah Rupiah
9.186.174
7.309.465
Total Rupiah
Mata uang asing: Bunga yang masih harus dibayar Titipan transfer, kliring dan inkaso Lainnya
48.675 12.341 177.141
74.678 3.716.290 -
Foreign currencies: Accrued interest expense Transfer, clearing and inkaso deposit Others
Jumlah mata uang asing
238.157
3.790.968
Total foreign currencies
9.424.331
11.100.433
Total
Jumlah
15. SIMPANAN NASABAH a.
15. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
Berdasarkan jenis dan mata uang
a. 2014
2013
Rupiah: Giro Tabungan Deposito berjangka
193.281.998 313.148.856 1.003.091.327
241.689.500 307.756.945 884.978.012
Rupiah: Demand deposits Saving deposits Time deposits
Jumlah Rupiah
1.509.522.181
1.434.424.457
Total Rupiah
Mata uang asing: Giro Deposito berjangka
3.231.629 28.467.157
31.211.017 50.995.639
Foreign currency: Demand deposits Time deposits
Jumlah mata uang asing
31.698.786
82.206.656
Total foreign currency
1.541.220.967
1.516.631.113
Total
Jumlah
b.
By type and currency
Berdasarkan jatuh tempo
b. 2014
By maturity date
2013
Rupiah: Giro Kurang dari 1 bulan
193.281.998
241.689.500
Rupiah: Demand deposits Less than 1 month
Tabungan Kurang dari 1 bulan
313.148.856
307.756.945
Saving deposits Less than 1 month
Deposito berjangka Kurang dari 1 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
553.418.006 401.214.826 45.678.995 2.779.500
14.000.000 593.377.732 241.560.185 18.174.595 17.865.500
Time Deposits Less than 1 month 1 month 3 months 6 months 12 months
1.003.091.327
884.978.012
Total time deposits
1.509.522.181
1.434.424.457
Jumlah deposito berjangka Jumlah Rupiah
45
Total Rupiah
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
15. SIMPANAN NASABAH (lanjutan) b.
15. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo (lanjutan)
b. 2014
Mata uang asing: Giro Kurang dari 1 bulan Deposito berjangka 1 bulan 3 bulan 12 bulan Jumlah deposito berjangka Jumlah mata uang asing Jumlah
c.
2013
3.231.629
31.211.017
27.772.998 539.347 154.812
48.492.272 2.351.242 152.125
Foreign currency: Demand deposits Less than 1 month Time deposits 1 month 3 months 12 months
28.467.157
50.995.639
Total time deposits
31.698.786
82.206.656
Total foreign currency
1.541.220.967
1.516.631.113
Total
Berdasarkan pihak dan mata uang
c. 2014
By parties and currency
2013
Giro Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga
6.609.771 186.672.227
4.076.871 237.612.629
Mata uang asing: Pihak berelasi Pihak ketiga
61.314 3.170.315
169.889 31.041.128
Tabungan Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga Deposito berjangka Rupiah: Pihak berelasi Pihak ketiga Mata uang asing: Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Demand deposits Rupiah: Related parties Third parties Foreign currency: Related parties Third parties
10.735.538 297.021.407
Saving deposits Rupiah: Related parties Third parties
13.870.505 989.220.822
16.993.428 867.984.584
Time deposits Rupiah: Related parties Third parties
28.467.157
128.336 50.867.303
1.541.220.967
1.516.631.113
7.132.778 306.016.078
Foreign currency: Related parties Third parties Total
Information on related parties transactions are disclosed in Note 28.
Informasi mengenai transaksi dengan pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 28.
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN a.
By maturity date (continued)
16. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Berdasarkan jenis dan mata uang
a.
By type and currency
2014
2013
Rupiah: Giro Tabungan Deposito berjangka
2.579.060 15.084.321 80.939.908
5.012.262 8.321.065 40.452.037
Rupiah: Demand deposits Saving deposits Time deposits
Jumlah
98.603.289
53.785.364
Total
46
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
16. SIMPANAN DARI BANK LAIN (lanjutan) b.
16. DEPOSITS FROM OTHER BANKS (continued)
Berdasarkan jatuh tempo
b. 2014
2013
Rupiah: Giro Kurang dari 1 bulan
2.579.060
5.012.262
Rupiah: Demand deposits Less than 1 month
Tabungan Kurang dari 1 bulan
15.084.321
8.321.065
Saving deposits Less than 1 month
Deposito berjangka 1 bulan 3 bulan
69.439.908 11.500.000
39.452.037 1.000.000
Time deposits 1 month 3 months
Jumlah deposito berjangka
80.939.908
40.452.037
Total time deposits
Jumlah
98.603.289
53.785.364
Total
17. LIABILITAS LAIN-LAIN
17. OTHER LIABILITIES 2014
Liabilitas imbalan pasca-kerja (Catatan 19) Provisi Lain-lain Jumlah
2013
8.050.687 524.070 3.341.529
7.910.178 524.241 2.657.458
Post-employment benefits obligation (Note 19) Provision Others
11.916.286
11.091.877
Total
18. PAJAK PENGHASILAN a.
18. INCOME TAX
Utang pajak
a. 2014
Pajak penghasilan badan Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Pajak penghasilan pasal 29 Utang pajak lainnya: PPh pasal 4 ayat 2 PPh pasal 21 PPh pasal 23 PPh 25 pembebanan bulan Desember 2014 dan 2013 Pajak lainnya Jumlah utang pajak
b.
By maturity date
Taxes payable
2013
3.989.626
5.939.407
(3.823.006)
(5.638.874)
Corporate income tax Less: Prepaid taxes
166.620
300.533
837.785 375.889 5.459
632.537 610.839 30.356
182.953 576
570.095 309
Other taxes payable: Income tax article 4, paragraph 2 Income tax article 21 Income tax article 23 Imposition of income tax 25 in December 2014 and 2013 Other taxes
1.569.282
2.144.669
Total taxes payable
Beban pajak penghasilan
b. 2014
Income tax article 29
Income tax expense
2013
Kini Tangguhan
(3.989.626) 35.127
(5.939.407) 196.122
Current Deferred
Jumlah
(3.954.499)
(5.743.285)
Total
47
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) b.
18. INCOME TAX (continued)
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
b.
The reconciliation between the Bank's income tax expense and the Bank's profit before income tax, multiplied by the prevailing tax rate (25%) was as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan laba Bank sebelum pajak penghasilan, dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku (25%) adalah sebagai berikut: 2014
2013
Laba sebelum pajak penghasilan Beban yang tidak bisa dikreditkan Penyesuaian lain (Catatan 19)
15.267.185 550.812 140.509
22.381.682 591.458 784.489
Income before tax Non-deductible expenses Other adjustment (Note 19)
Laba kena pajak
15.958.506
23.757.629
Taxable income
3.989.626
5.939.407
Estimate corporate income tax
Taksiran pajak penghasilan badan
c.
Income tax expense (continued)
Pajak tangguhan
c.
Deferred tax The items that give rise to significant portions of the deferred tax assets as of December 31, 2014 and 2013 were as follows:
Unsur-unsur yang merupakan bagian signifikan dari aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 2014
Saldo per 1 Januari/ Balance at January 1
Diakui dalam laba rugi/ Recognized in profit or loss
Saldo per 31 Desember/ Balance at December 31
Liabilitas imbalan pasca-kerja
1.977.544
35.127
2.012.671
Post-employment benefits obligation
Aset pajak tangguhan
1.977.544
35.127
2.012.671
Deferred tax assets
2013
Saldo per 1 Januari/ Balance at January 1
Diakui dalam laba rugi/ Recognized in profit or loss
Saldo per 31 Desember/ Balance at December 31
Liabilitas imbalan pasca-kerja
1.781.422
196.122
1.977.544
Post-employment benefits obligation
Aset pajak tangguhan
1.781.422
196.122
1.977.544
Deferred tax assets
19. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
19. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION The Bank has a defined contribution pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by PT Bank Antardaerah. The contribution for pension plan is computed based on employees' basic salary. As of December 31, 2014 and 2013, the employees’ contributions are 31.47% and 38.32%, respectively, of the employees' basic salaries.
Bank telah menentukan kontribusi program pensiun mencakup karyawan tetap, dikelola oleh PT Bank Antardaerah. Kontribusi untuk program pensiun dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kontribusi karyawan masing-masing adalah 31,47% dan 38,32% dari gaji pokok karyawan.
48
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. LIABILITAS (lanjutan)
IMBALAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PASCA-KERJA
19. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION (continued)
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 yang berkaitan dengan peraturan tenaga kerja, Bank diwajibkan untuk menyediakan liabilitas imbalan pasca-kerja untuk karyawan ketika kepegawaian mereka dihentikan atau ketika mereka pensiun. Imbalan ini terutama didasarkan pada masa kerja dan kompensasi karyawan pada saat penghentian atau pensiun.
In accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 13/2003 relating to labor regulations, the Bank is required to provide postemployment benefits obligation to its employees when their employment is terminated or when they retired. These benefits are primarily based on years of service and the employees' compensation at termination or retirement.
Oleh karena itu, selain rencana pensiun, Bank mencatat liabilitas tambahan, yang mewakili sebagian besar manfaat yang diamanatkan oleh UU No. 13/2003.
Therefore, in addition to the pension program, the Bank recorded an additional liability, which represented a portion of benefits required by Law No. 13/2003.
Liabilitas jangka panjang dan liabilitas imbalan pasca-kerja terdiri dari pembayaran pelayanan, pembayaran pesangon, pesangon pemutusan kontrak dan kompensasi lainnya yang dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Radya Aktuaria dengan menggunakan metode projectedunit-credit.
Long-term liabilities and post-employment benefits obligation consists of service payments, severance payments, termination benefits and other compensation which was calculated by an independent actuary PT Padma Radya Aktuaria using the projected-unit-credit method.
Perhitungan aktuaria atas cadangan imbalan pasti pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan oleh PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen, dengan laporan aktuaria tertanggal 1 Oktober 2014 dan 24 Oktober 2013.
The post-employment benefit liability as of December 31, 2014 and 2013 were calculated by PT Padma Radya Aktuaria, an independent actuary, with the actuarial report dated October 1, 2014 and October 24, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, liabilitas imbalan pasca-kerja sebesar Rp 8.050.687 dan Rp 7.910.178 yang telah diakui dalam kebijakan akuntansi Bank lebih tinggi daripada kewajiban bersih yang dihitung oleh aktuaris independen, namun selisih tersebut tidak dianggap material dan oleh karena itu, selisih tersebut tidak dilakukan penyesuaian.
The post-employment benefits obligation as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 8,050,687 and Rp 7,910,178 that have been recognized under the Bank’s accounting policy are higher than net liabilitiy calculated by independent actuary, however the differences are not considered to be material and therefore, the differences were not adjusted.
Mutasi liabilitas di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The changes in the liabilities recognized in the statement of financial position are as follows:
2014 Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat kepada karyawan Saldo akhir tahun
2013
7.910.178 3.425.000
7.125.689 4.214.620
Beginning balance of the year Amount charged to expense
(3.284.491)
(3.430.131)
Benefits payment to employee
8.050.687
7.910.178
The principal assumptions used in the valuation of the post-employment benefits liability are as follows:
Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut: Tingkat kenaikan gaji
:
Tingkat diskonto
:
Tingkat mortalita
:
Ending balance of the year
4% per tahun/4% per annum in 2014 4% per tahun/4% per annum in 2013 8% per tahun/8% per annum in 2014 8% per tahun/8% per annum in 2013 100% TM III tahun 2014/100% MR III in 2014 100% TM III tahun 2014/100% MR III in 2013
49
:
Salary increases
:
Discount rate
:
Mortality rate
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. LIABILITAS (lanjutan)
IMBALAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
PASCA-KERJA
19. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION (continued)
Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut (lanjutan) :
The principal assumptions used in the valuation of the post-employment benefits liability are as follows (continued) :
Tingkat cacat
:
Tingkat pengunduran diri :
Proporsi pengambilan pensiun dini Proporsi pengambilan pensiun normal
:
5% dari tingkat mortalita tahun 2014/5% from mortality rate in 2014 5% dari tingkat mortalita tahun 2013/5% from mortality rate in 2013 10% per tahun sampai usia 41, kemudian menurun linear menjadi 0% per tahun di usia 60/ 10% per annum up to 41 years old, then decrease linearly to 0% per annum at the age 60 years old per annum in 2014 10% per tahun sampai usia 41, kemudian menurun linear menjadi 0% per tahun di usia 60/ 10% per annum up to 41 years old, then decrease linearly to 0% per annum at the age 60 years old per annum in 2013 N/A
:
N/A
20. MODAL SAHAM
:
Disability rate
:
Resignation rate
:
Proportion of early retirement withdrawal Proportion of normal retirement withdrawal
:
20. CAPITAL STOCK The composition of the Bank’s stockholders as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:
Susunan kepemilikan saham Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Nilai nominal/ Nominal value
Pemegang saham Ahadiat Wargana Indrawati Yudo Sutanto Hendra Setiawan Djasmajuni Jumlah
Shareholders 501.250 160.506 130.119 119.062 91.563
50,00% 16,01% 12,98% 11,88% 9,13%
50.125.000 16.050.600 13.011.900 11.906.200 9.156.300
Ahadiat Wargana Indrawati Yudo Sutanto Hendra Setiawan Djasmajuni
1.002.500
100%
100.250.000
Total
21. PENDAPATAN BUNGA BERSIH
21. NET INTEREST INCOME 2014
2013
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan Efek-efek Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain
160.561.315 26.412.728 6.675.567 337.853
135.726.059 21.773.072 2.607.487 346.680
Interest income Loans Securities Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks
Jumlah pendapatan bunga
193.987.463
160.453.298
Total interest income
(103.457.167)
(72.067.023)
(3.124.535) (6.571.206) (3.967)
(2.614.070) (3.143.921) (33.567)
Interest expense Deposits from customers Premium deposits insurance program Deposits from other banks Debt securities issued
(113.156.875)
(77.858.581)
Total interest expense
80.830.588
82.594.717
Interest income - net
Beban bunga Simpanan nasabah Premi program penjaminan simpanan Simpanan dari bank lain Surat utang yang diterbitkan Jumlah beban bunga Pendapatan bunga - bersih
50
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI
22. FEES AND COMMISSIONS EARNED 2014
2013
Pendapatan provisi dan komisi Kredit yang diberikan Lainnya
7.429.426 2.146.789
7.324.059 2.150.631
Fees and commissions earned Loans Others
Jumlah pendapatan provisi dan komisi
9.576.215
9.474.690
Total fees and commissions earned
23. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
23. OTHER OPERATING INCOME 2014
2013
Pendapatan bersih dari instrumen keuangan lain pada nilai wajar melalui laba rugi Pendapatan operasi lain Pendapatan lain-lain
463.200 3.293.109 1.617.608
294.286 2.140.032 2.102.611
Net income from other financial instruments at fair value through profit or loss Other operating income Other income
Jumlah
5.373.917
4.536.929
Total
24. PEMBENTUKAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN ASET NON-KEUANGAN
24. PROVISION (REVERSAL) OF ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS AND NON-FINANCIAL ASSETS
2014 Kredit yang diberikan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Komitmen dan kontinjensi Giro pada bank lain Aset lain-lain - agunan yang diambil alih dan aset tidak produktif Tagihan akseptasi Investasi dalam saham
2013
777.155
(4.502)
(777.155) -
4.502 -
Cadangan kerugian penurunan nilai - bersih
-
-
Loans Placements with Bank Indonesia and other banks Securities Commitments and contingencies Demand deposits with other banks Other assets - foreclosed assets and non-earning assets Acceptance receivables Investment in shares
-
-
Allowance for impairment losses - net
25. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
25. SALARIES AND ALLOWANCES EXPENSES 2014
2013
Gaji dan upah Tunjangan karyawan Imbalan pasca-kerja Lain-lain
39.289.749 2.734.390 3.425.000 182.050
34.648.558 3.379.675 4.214.620 139.880
Salaries and wages Employee allowances Post-employment benefits Others
Jumlah
45.631.189
42.382.733
Total
51
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2014
Beban penyusutan dan amortisasi Beban sewa
2013
4.406.053 3.474.535
4.312.478 3.277.958
Depreciation and amortization expenses Lease expenses
Beban lain-lain: Beban operasional lainnya Beban komunikasi data Beban pemeliharaan aset tetap Beban iklan dan promosi Beban asuransi Beban pendidikan dan pelatihan Beban pajak Beban lainnya
10.832.493 3.849.238 2.236.497 1.876.590 734.533 621.242 382.702 6.738.372
7.883.522 3.793.802 1.950.135 2.812.884 609.512 1.254.326 361.227 6.076.721
Other expenses: Other operating expenses Data and communication expenses Fixed assets maintenance expenses Advertising and promotions expenses Insurance expenses Education and training expenses Tax expenses Other expenses
Jumlah beban lain-lain
27.271.667
24.742.129
Total other expenses
Jumlah
35.152.255
32.332.565
Total
27. PENDAPATAN NON-OPERASIONAL BERSIH
27. NET NON-OPERATING INCOME
2014 Pendapatan non-operasional Pendapatan selisih kurs Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 12) Pendapatan denda Lainnya
2013
402.104
1.124.518
525.532 298.226 33.871
268.649 194.378 12.801
Non-operating income Foreign exchange gain Gain on sale of fixed assets (Note 12) Penalties income Others
1.259.733
1.600.346
Total non-operating income
Beban non-operasional Sumbangan Beban aktivitas karyawan Denda-denda Lainnya
550.812 395.825 1.430 41.757
591.458 463.692 21.596 32.956
Non-operating expenses Donation Employee’s activities expenses Penalties Others
Jumlah beban non-operasional
989.824
1.109.702
Total non-operating expenses
Pendapatan non-operasional – bersih
269.909
490.644
Total non-operating income - net
Jumlah pendapatan non-operasional
28. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES These transactions related with lending and funding in normal conditions and substantially required normal regulations just like other third parties. Significant transactions with related parties are as follows:
Transaksi-transaksi ini terutama berhubungan dengan pinjam-meminjam dana dalam kegiatan normal usaha dan secara substansial telah dilakukan dengan persyaratan normal seperti yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Transaksi-transaksi signifikan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
52
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. TRANSAKSI (lanjutan)
DENGAN
PIHAK
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
BERELASI
28. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
2014 Aset Kredit yang diberikan - bersih (Catatan 10): PT Tri Jaya Abadi Sentausa Keluarga direksi dan karyawan kunci
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah aset yang terkait dengan pihak berelasi Persentase dari jumlah aset
2013
225.408 4.634.531
141.175 5.026.782
4.859.939
5.167.957
(18.885)
(2.541)
Assets Loans - net (Note 10): PT Tri Jaya Abadi Sentausa Directors family and key personnel
Less: Allowance for impairment losses
4.841.054
5.165.416
Total assets with related parties
0,26%
0,29%
Percentage of total assets
Liabilitas Simpanan nasabah (Catatan 15): Giro Tabungan Deposito berjangka
6.671.085 7.132.778 13.870.505
4.246.760 10.735.538 17.121.764
Liabilities Deposits from customers (Note 15): Demand deposits Saving deposits Time deposits
Jumlah liabilitas yang terkait dengan pihak berelasi
27.674.368
32.104.062
Total liabilities with related parties
1,66%
2,01%
Percentage of total liabilities
Persentase dari jumlah liabilitas
The nature and type of transactions with related parties are as follows:
Rincian sifat dan jenis transaksi dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut: Pihak hubungan berelasi/ Related parties
Sifat hubungan berelasi/ The nature of relation
Transaksi/Transaction
Perseorangan/Individual
Komisaris/Commissioners Direksi/Directors Karyawan/Employee Pejabat Eksekutif/Executive Staff
Kredit/Loans Simpanan/Deposits Beban bunga/Interest expense Pendapatan bunga/Interest income
Perusahaan/Companies
Afiliasi/Affiliate
Kredit/Loans Simpanan/Deposits Beban bunga/Interest expense Pendapatan bunga/Interest income
Key management personnel consists of members of the Board of Commisioners and Board of Directors, and key executives who have direct responsibility to the Board of Directors or have significant influence over policies and/or operational activities of the Bank.
Personil manajemen kunci mencakup anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pejabat eksekutif yaitu pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi atau memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dan/atau aktivitas operasional Bank.
29. ASET KEUANGAN KEUANGAN
DAN
LIABILITAS
29. FINANCIAL LIABILITIES
ASSETS
AND
FINANCIAL
The table below sets out the carrying values and fair values of financial assets and liabilities as of December 31, 2014 and 2013, in the statement of financial position:
Tabel dibawah ini adalah nilai tercatat dan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:
53
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. ASET KEUANGAN KEUANGAN (lanjutan)
DAN
LIABILITAS
29. FINANCIAL ASSETS LIABILITIES (continued)
2014
2013
Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Obligasi pemerintah yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Pendapatan bunga yang masih akan diterima Setoran jaminan Tersedia untuk dijual Efek-efek Obligasi pemerintah Investasi dalam saham Dimiliki hingga jatuh tempo Efek-efek Obligasi pemerintah Jumlah aset keuangan
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
AND
FINANCIAL
Nilai wajar/ Fair value Financial assets Loans and receivables Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreement Government bonds purchased under resale agreement Loans
39.923.780
39.923.780
49.727.853
49.727.853
142.899.626 27.882.754
142.899.626 27.882.754
120.525.245 43.381.698
120.525.245 43.381.698
238.161.966
238.161.966
76.987.705
76.987.705
-
-
171.882.000
171.882.000
34.940.400 1.191.246.413
34.940.400 1.191.246.413
37.727.000 1.071.980.666
41.028.113 1.071.980.666
10.614.521 2.000.000
10.614.521 2.000.000
12.564.486 2.000.000
12.564.486 2.000.000
11.400.192 6.000
12.212.972 6.000
2.885.340 25.583.695 6.000
2.885.340 26.944.625 6.000
78.909.438 -
78.909.438 -
67.031.602 15.000.000
67.031.602 15.042.015
Accrued interest incomes Security deposits Available for sale Securities Government bonds Investment in shares Held to maturity Securities Government bonds
1.777.985.090
1.778.797.870
1.697.283.290
1.701.987.348
Total financial assets
Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan diamortisasi Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain
9.424.331 1.541.220.967 98.603.289
9.424.331 1.541.220.967 98.603.289
11.100.433 1.516.631.113 53.785.364
11.100.433 1.516.631.113 53.785.364
Financial liabilities Financial liabilities of amortization cost Obligations due immediately Deposits from customers Deposits from other banks
Jumlah liabilitas keuangan
1.649.248.587
1.649.248.587
1.581.516.910
1.581.516.910
Total financial liabilities
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan di atas diukur dengan dasar sebagai berikut:
The fair values of the above financial assets and liabilities are determined based on the following:
Aset keuangan
Financial assets.
Nilai wajar aset keuangan lancar (umumnya kurang dari satu tahun) dan memiliki tingkat suku bunga pasar seperti giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, pinjaman yang diberikan, efek-efek, obligasi pemerintah dan aset lainnya adalah sebesar nilai tercatat karena nilai tercatat tersebut telah mendekati estimasi nilai wajarnya.
The fair values of financial assets that are shortterm in nature (generally less than one year) and carry market interest rates such as demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, loans, securities, government bonds and other assets represent their carrying amounts as these approximates their fair values.
Nilai wajar efek-efek tersedia untuk dijual ditentukan berdasarkan harga kuotasi (hirarki level 1).
The fair values of available for sale are determined based on quoted market price (hierarchy level 1).
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Nilai wajar liabilitas keuangan lancar (biasanya kurang dari satu tahun) seperti simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank lain, bunga yang masih harus dibayar dan biaya yang masih harus dibayar adalah sebesar nilai tercatat karena nilai tercatat tersebut telah mendekati estimasi nilai wajarnya.
The fair values of financial liabilities that are shortterm in nature (generally less than one year) such as deposits with customers and other banks, accrued interest expense and accrued expenses represent their carrying amounts as these approximates their estimated fair values.
Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh tempo adalah sebesar jumlah terutang ketika utang tersebut harus segera dibayar pada saat ditagih.
The estimated fair value of deposits with no stated maturity is equal to the amount owed when the debt must be paid at the time billed.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
30. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
30. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES As of December 31, 2014 and 2013, the Bank's commitments and contingencies were as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, komitmen dan kontinjensi Bank adalah sebagai berikut: 2014
2013
KOMITMEN Liabilitas komitmen Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan Rupiah Mata uang asing Letters of credit beredar yang tidak dapat dibatalkan Liabilitas komitmen - bersih
COMMITMENTS
(300.453.854) (581.426)
(344.164.467) (1.815.764)
(4.987.408)
(443.712)
Commitment liabilities Unused loan facilities to debtors Rupiah Foreign currency Outstanding irrevocable letters of credit
(306.022.688)
(346.423.943)
Commitment liabilities - net
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Piutang kontinjensi Pendapatan bunga yang akan diterima Lainnya
623.389 18.879.537
214.207 19.754.470
Contingent receivables Interest receivables Others
Jumlah piutang kontinjensi
19.502.926
19.968.677
Total contingent receivables
Liabilitas kontinjensi Bank garansi yang diterbitkan
(46.490.429)
(44.186.166)
Jumlah liabilitas kontinjensi
(46.490.429)
(44.186.166)
Total contingent liabilities
Liabilitas kontinjensi - bersih
(26.987.503)
(24.217.489)
Contingent liabilities - net
Lainnya: Rupiah: Penghapusan aset produktif Mata uang asing: Aset produktif lain yang dihapus
Contingent liabilities Bank guarantee issued
437.672
437.672
Others: Rupiah: Written off on earning assets
2.042.771
2.809.794
Foreign currency: Written off on other earning asset
31. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
31. GOVERNMENT GUARANTEE OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS
ON
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2008, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Based on Law No. 24 dated September 22, 2004, effective on September 22, 2005, which was amended by the Government Regulation No. 3 dated October 13, 2008, the Indonesia Deposit Insurance Agency (LPS) was formed to guarantee certain liabilities of commercial banks under the applicable guarantee program, which the amount of guarantee can be amended if the situation is comply with the valid particular criterias.
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, LPS menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain.
Based on “Lembaga Penjamin Simpanan” Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding Deposit Insurance Program, stated that since September 22, 2005, LPS will guarantee bank deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposits, saving deposits and/or other forms of deposits, including deposits from other banks.
55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. JAMINAN LIABILITAS (lanjutan)
PEMERINTAH PEMBAYARAN
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
TERHADAP BANK UMUM
31. GOVERNMENT OBLIGATIONS (continued)
OF
GUARANTEE COMMERCIAL
ON BANKS
Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000.000 (nilai penuh) diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000.000 (nilai penuh).
As of October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia approved Government Regulation No. 66 year 2008 regarding the amount of guarantee on deposits guaranteed by LPS. By the such regulation, the guaranteed customer's deposit amount in a bank which previously according to Law No. 24 year 2004 amounted to maximum Rp 100,000,000 (full amount) was amended to maximum of Rp 2,000,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan Surat Edaran LPS No. 5 Tahun 2014 tanggal 12 September 2014, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 7,75% untuk simpanan dalam Rupiah dan 1,50% untuk simpanan dalam mata uang asing periode 15 September 2014 sampai dengan 14 Januari 2015.
As of December 31, 2014, based on LPS’s Circular Letter No. 5 Year 2014 dated September 12, 2014, deposits from customer are only covered if the rate of interest is equal to or below 7.75% for deposits denominated in Rupiah and 1.50% for deposits denominated in foreign currencies for September 15, 2014 until January 14, 2015 period.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
As of December 31, 2014 and 2013, the Bank was a participant of that guarantee program.
Beban premi program penjaminan simpanan yang dibayar selama tahun 2014 dan 2013 masingmasing sebesar Rp 3.124.535 dan Rp 2.614.070 (Catatan 21).
The premium deposits insurance program expense paid as of 2014 and 2013 are Rp 3,124,535 and Rp 2,614,070, respectively (Note 21).
32. MANAJEMEN RISIKO
32. RISK MANAGEMENT
Dalam mengelola risiko, Bank dituntut untuk menerapkan manajemen risiko sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen risiko yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Basel Committee on Banking Supervision khususnya konsep New Basel Capital Accord (Basel II).
In managing risk, the Bank is required to apply risk management in accordance with the principles of risk management that have been set according to Bank Indonesia Regulation on the Application of Risk Management for Commercial Banks and the documents produced by the Basel Committee on Banking Supervision, particularly the concept of the New Basel Capital Accord (Basel II).
Penerapan manajemen risiko di Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003, sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Implementation of risk management in the Bank refers to the Bank Indonesia Regulation No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003, which was amended by Bank Indonesia Regulation No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009 and Circular Letter of Bank Indonesia No. 5/21/DPNP dated September 29, 2003, which was amended by Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011 on the Application of Risk Management for Commercial Banks.
56
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
32. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah potensi timbulnya kerugian akibat dari ketidakmampuan Bank dalam membayar penarikan oleh nasabah, mendanai pertumbuhan aset dan memenuhi kewajiban sesuai kontrak melalui akses tak terbatas untuk pendanaan pada tingkat suku bunga pasar yang layak pada umumnya. Risiko likuiditas juga timbul dari situasi dimana Bank tidak dapat mencairkan atau menjual aset karena pasar tidak bisa memperdagangkan aset tersebut.
Liquidity risk is the potential for loss resulting from the Bank's inability to accomodate withdrawals, fund asset growth and otherwise meet contractual obligations through generally unconstrained access to funding at reasonable market rates. Liqudity risk also arises from situations in which the Bank cannot unload its financial assets because nobody in the market wants to trade that asset.
Risiko ini melekat pada aktivitas perkreditan, khususnya pada kemampuan bank dalam memenuhi komitmen kredit, aktivitas treasury, aktivitas pendanaan dan instrumen utang. Likuiditas Bank mempunyai peran yang sangat penting karena apabila Bank gagal dalam mengelola likuiditasnya, maka kepercayaan masyarakat akan turun. Atas dasar tersebut diperlukan strategi khusus untuk menghindari kegagalan penyediaan likuiditas tersebut, misalnya dengan penanaman dana dalam efekefek seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
The risk close to lending activities, especially to the ability of Bank to fulfill the credit commitment, treasury activity, funding activity and the loan instrument. Bank liquidity has important function because if the Bank failed to manage the liquidity, the society trust will decrease. As of that basis, the Bank needed the special strategy to avoid the failure of supplying that liquidity, such as funding investment into securities likes "Sertifikat Bank Indonesia" (SBI)/Certificates of Bank Indonesia.
2014 Kas dan setara kas Pinjaman yang diberikan dan piutang Efek-efek dan obligasi pemerintah Simpanan nasabah Rasio aset lancar terhadap simpanan nasabah
2013
448.868.126 34.940.400 90.309.630
290.622.501 209.609.000 110.500.637
574.118.156 1.541.220.967
610.732.138 1.516.631.113
37%
40%
Cash and cash equivalents Loans and receivables Securities and government bonds Deposits from customers Ratio of net liquid assets to deposits from customers
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko yang disebabkan oleh kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam memenuhi kewajibannya terhadap Bank. Risiko kredit dapat timbul dari aktivitas fungsional Bank yaitu perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi.
Credit risk is a risk caused by inability of counterparty in fulfilling its obligation to the Bank. Credit risk can arise from various functional activities of the Bank such as credit (finance of fund), treasury and investment.
Dalam rangka penilaian profil risiko kredit, Bank telah menetapkan indikator-indikator penilaian sebagai dasar pengukuran risiko.
In order to the appraisal of credit risk profile, Bank had established the indicators of appraisals as a basis of measuring risk.
Bank telah membuat kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman dalam pemberian kredit yang dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB), dan untuk melengkapi pedoman tersebut diantaranya juga telah dikeluarkan Surat Edaran dan Surat Keputusan Direksi untuk memberikan petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci. Dalam pedoman tersebut telah dituangkan tentang kriteria pemberian kredit yang sehat, termasuk mekanisme pemberian kredit mulai dari
Bank has made policy and written procedure as a guidance in giving loans which is stated in Manual Implementation of Bank’s Loan Policy (Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan Bank/PPKPB), and to supplement the manual, the Bank also issued Circular Letter and Board of Director’s Decision Letters to provide detailed guideline of implementation. The manual has stated about the criteria of loan offered, including loan offering mechanism starting from the requesting, analytical process, approval, up to
57
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
32. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
permohonan, proses analisa, persetujuan, sampai dengan pelunasan, termasuk proses restrukturisasi kredit bermasalah. Dengan beberapa ketentuan tersebut, diharapkan risiko yang timbul akibat kegagalan pemberian kredit dapat diminimalisir.
settlement, including the process of restructuring the non-performing loan. With the regulations, the risk arising from non-performing loan is expected to be minimized.
Eksposur risiko kredit maksimum tanpa memperhitungkan agunan atau tagihan kredit lainnya yang tercatat dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The maximum exposure to credit risk before collateral or other credit enhancements relating to statement of financial items are as follows:
2014
2013
Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan dan piutang Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Bank garansi yang diterbitkan
27.882.754
43.381.698
238.161.966 34.940.400 90.309.630 1.191.246.413 6.000 46.490.429
76.987.705 209.609.000 110.500.637 1.071.980.666 6.000 44.186.166
Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Loans and receivables Securities and government bonds Loans Investment in shares Bank guarantees issued
Jumlah
1.629.037.592
1.556.651.872
Total
Risiko pasar
Market risk
Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian bagi Bank karena adanya perubahan yang tidak menguntungkan dalam tingkat bunga dan nilai tukar valas di pasar uang dimana Bank beroperasi. Risiko pasar adalah melekat pada hampir seluruh kegiatan dan/atau aktivitas Bank baik di banking book maupun trading book.
Market risk is the potential losses for the Bank, resulting from adverse changes in interest rate and foreign exchange rates in the financial market where the Bank operates. Market risk is inherent in most of the Bank’s operating positions and/or activities, both in the banking book and trading book.
Adapun risiko pasar yang dihadapi Bank hanya meliputi risiko yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar.
The market risk which is faced by the Bank only includes risk which is caused by the changes in interest rate and foreign exchange rate. 2014
Mata Uang
Aset/Assets
Liabilitas/ Liabilities
Posisi devisa Neto/ Net open position
Currencies
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Yen Euro Dolar Hongkong Ren Min Bie China
33.167.119 59.520 14.724 177.518 47.244 6.566
31.889.023 53.733 -
1.278.096 59.520 14.724 123.785 47.244 6.566
United States Dollars Singapore Dollars Yen Euro Hongkong Dollars China Ren Min Bie
Jumlah
33.472.691
31.942.756
1.529.935
Total
188.799.404
188.799.404
-
Total capital
Jumlah modal NOP ratio
0.81%
58
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
32. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
32. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued) 2013
Mata Uang
Aset/Assets
Posisi devisa Neto/ Net open position
Liabilitas/ Liabilities
Currencies
Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Yen Euro Dolar Hongkong Ren Min Bie China
84.136.434 2.534.464 570.081 349.023 64.907 6.566
83.051.469 2.405.519 546.919 2.505 -
1.084.965 128.945 23.162 346.518 64.907 6.566
United States Dollars Singapore Dollars Yen Euro Hongkong Dollars China Ren Min Bie
Jumlah
87.661.475
86.006.412
1.655.063
Total
173.825.206
173.825.206
-
Total capital
Jumlah modal NOP ratio
0,95%
Risiko operasional
Operational risk
Risiko operasional adalah potensi timbulnya kerugian sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang melibatkan manusia, proses, sistem dan kejadian-kejadian di luar Bank.
Operational risk is the potential for losses resulting from the events involving people, processes, systems and external events.
Seluruh aktivitas Bank senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya empat permasalahan tersebut di atas, sehingga dengan sendirinya potensi terjadinya risiko operasional memiliki kesempatan lebih tinggi dibanding dengan risiko-risiko yang lain.
All of the Bank activities are constantly faced with the possibility of the occurrence of the four problems mentioned above, hence the potency of operational risks have higher chance of occuring than other risks.
Bank telah memiliki Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Operasional dan Bank telah melakukan identifikasi risiko operasional pada semua aktivitas fungsional, seperti aktivitas treasury dan investasi, aktivitas pembiayaan perdagangan, aktivitas pendanaan dan instrumen utang.
Bank has Manual Application of Operational Risk Management and the Bank had identified the operational risk for all of functional activities, such as treasury and investment activity, trade funding activity funding and loan instruments activity.
Risiko lainnya
Other risks
Selain melakukan pengolaan terhadap 4 (empat) jenis risiko tersebut, Bank juga melakukan pengelolaan terhadap risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
In addition in managing the 4 (four) risks, the Bank also has to manage the law risk, reputation risk, strategic risk and compliance risk which is performed by Risk Management Unit.
Sertifikasi manajemen risiko
Certification of risk management
Selain itu dalam rangka meningkatkan kualifikasi Sumber Daya Manusia dalam penerapan manajemen risiko, Komisaris, seluruh Direksi dan pejabat eksekutif Bank telah mengikuti sertifikasi manajemen risiko yang diselenggarakan oleh lembaga independen di luar Bank Indonesia yaitu Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP).
Besides in order to increase the Human Resource qualification to implement the risk management, Commissioners, all of Directors and executive official of the Bank have participated the risk management certification, which is held by independent institution besides Bank Indonesia, which is called “The Institute of Risk Management Certification (Badan Sertifikasi Manajemen Risiko/BSMR)” and “The Institute of Banking Professional Certification (Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan/LSPP). 59
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
33. KONSENTRASI BERDASARKAN REKANAN
33. CONCENTRATION BY COUNTERPARTIES 2014
Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Perusahaan/ Corporate Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberikan dan piutang Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Liabilitas komitmen dan kontinjensi - bersih Jumlah %
Bank/ Banks
Eceran/ Retail
Jumlah/ Total Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
-
142.899.626
27.882.754
-
170.782.380
-
238.161.966
-
-
238.161.966
-
34.940.400
-
-
34.940.400
399.449 6.000
89.910.181 -
-
1.191.246.413 -
90.309.630 1.191.246.413 6.000
-
-
-
405.449
505.912.173
27.882.754
858.236.222
1.392.436.598
Total
0%
36%
2%
62%
100%
%
(333.010.191)
(333.010.191)
Loans and receivables Securities and government bonds Loans Investment in shares Commitment and contingent liabilities - net
2013 Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Perusahaan/ Corporate Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pinjaman yang diberkan dan piutang Efek-efek dan obligasi pemerintah Kredit yang diberikan Investasi dalam saham Liabilitas komitmen dan kontinjensi - bersih Jumlah %
Bank/ Banks
Eceran/ Retail
Jumlah/ Total
-
120.525.245
43.381.698
-
163.906.943
-
76.987.705
-
-
76.987.705
14.840.000
37.727.000
157.042.000
-
209.609.000
15.303.563 6.000
90.197.074 -
5.000.000 -
1.071.980.666 -
110.500.637 1.071.980.666 6.000
-
-
-
325.437.024
205.423.698
701.339.234
1.262.349.519
Total
2%
26%
16%
56%
100%
%
DAN
34. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
ASET
(370.641.432)
Loans and receivables Securities and government bonds Loans Investment in shares Commitment and contingent liabilities - net
30.149.563
34. ANALISIS JATUH TEMPO LIABILITAS KEUANGAN
(370.641.432)
Demand deposits with Bank Indonesia and other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
2014 Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kas/Cash Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank lain/ Demand deposits with other banks Penempatan pada BI & bank lain/ Placements with BI & other banks Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
Jumlah/ Total
-
39.923.780
-
-
-
-
39.923.780
-
142.899.626
-
-
-
-
142.899.626
-
27.882.754
-
-
-
-
27.882.754
-
238.161.966
-
-
-
-
238.161.966
-
34.940.400
-
-
-
-
34.940.400
60
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. ANALISIS JATUH TEMPO ASET LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
34. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) 2014
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others Efek-efek dan obligasi pemerintah/ Securities and government bonds Kredit yang diberikan/ Loans CKPN - Kredit yang diberikan Allowance for impairment losses Loans Investasi dalam saham/ Investment in shares Aset lain-lain/ Other assets Pendapatan bunga yang masih harus diterima/ Accrued interest Incomes Setoran jaminan/ Security deposits Jumlah Aset/ Total Assets
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
Jumlah/ Total
-
25.056.206
24.304.172
29.261.360
86.310
11.601.582
90.309.630
-
65.405.930
130.921.368
630.610.695
51.584.448
322.928.815
1.201.451.256
(10.204.843 )
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6.000
6.000
10.614.521
-
-
-
-
-
10.614.521
2.000.000
-
-
-
-
-
2.000.000
2.409.678
574.270.662
155.225.540
659.872.055
51.670.758
334.536.397
1.777.985.090
-
89.103.289
9.500.000
-
-
-
98.603.289
-
1.203.063.695
302.461.680
35.695.592
-
-
1.541.220.967
-
-
9.424.331
-
-
-
9.424.331
-
1.292.166.984
321.386.011
35.695.592
-
-
1.649.248.587
LIABILITAS/ LIABILITIES Simpanan dari bank lain/ Deposits from other banks Simpanan nasabah/ Deposits from customers Liabilitas segera/ Obligation due immediately Jumlah Liabilitas/ Total Liabilities
(10.204.843 )
2013 Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others ASET/ASSETS Kas/Cash Giro pada Bank Indonesia/ Demand deposits with Bank Indonesia Giro pada bank lain/ Demand deposits with other banks Penempatan pada BI & bank lain/ Placements with BI & other banks Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Efek-efek dan obligasi pemerintah/ Securities and government bonds Kredit yang diberikan/ Loans CKPN - Kredit yang diberikan Allowance for impairment losses Loans
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
Jumlah/ Total
-
49.727.853
-
-
-
-
49.727.853
-
120.525.245
-
-
-
-
120.525.245
-
43.381.698
-
-
-
-
43.381.698
-
76.987.705
-
-
-
-
76.987.705
-
195.005.000
14.604.000
-
-
-
209.609.000
-
10.120.065
44.769.031
9.854.806
7.000.000
38.756.735
110.500.637
-
60.080.891
123.639.488
565.026.555
48.586.893
284.074.527
1.081.408.354
-
-
-
-
-
(9.427.688 )
61
(9.427.688 )
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. ANALISIS JATUH TEMPO ASET LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
DAN
34. MATURITY GAP ANALYSIS OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) 2013
Kurang dari/ Less than 1 bulan/month
Lain-lain/ Others Investasi dalam saham/ Investment in shares Aset lain-lain/ Other assets Pendapatan bunga yang masih harus diterima/ Accrued interest Incomes Setoran jaminan/ Security deposits Jumlah Aset/ Total Assets
1-3 bulan/months
> 3-12 bulan/months
> 1-2 tahun/years
>2 tahun/years
-
Jumlah/ Total
6.000
6.000
12.564.486
-
-
-
-
-
12.564.486
2.000.000
-
-
-
-
-
2.000.000
5.136.798
555.828.457
183.012.519
574.881.361
55.586.893
322.837.262
1.697.283.290
-
53.785.364
-
-
-
-
53.785.364
-
1.316.446.689
175.137.383
25.047.041
-
-
1.516.631.113
-
-
11.100.433
-
-
-
11.100.433
-
1.370.232.053
186.237.816
25.047.041
-
-
1.581.516.910
LIABILITAS/ LIABILITIES Simpanan dari bank lain/ Deposits from other banks Simpanan nasabah/ Deposits from customers Liabilitas segera/ Obligation due immediately Jumlah Liabilitas/ Total Liabilities
35. PERATURAN MODAL
35. REGULATORY CAPITAL
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti ("Tier I") dan Modal Pelengkap ("Tier II").
The Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio ofthe Bank’s capital over its Risk-Weighted Assets (RWA). Based on Bank Indonesia regulations, the total capital for credit risk consists of core capital (Tier I) and supplementary capital (Tier II).
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sesuai dengan peraturan Bank Indonesi adalah sebagai berikut:
The Capital Adequacy Ratio (CAR) calculations for the Bank only as of December 31, 2014 and 2013 in accordance with the prevailing Bank Indonesia Regulations are as follows:
2014 Tingkat 1 Modal Modal saham Saldo laba Aset pajak tangguhan Laba tahun berjalan Dikurangi: Aset takberwujud Selisih kurang antara penyisihan penghapusan aset dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
2013
100.250.000 48.768.151 (2.012.671) 5.656.343
100.250.000 31.327.094 (1.977.544) 8.319.199
(264.932)
(654.326)
(2.359.000)
(2.926.685)
150.037.891
62
134.337.738
Tier 1 Capital Capital stock Retained earnings Deferred tax assets Income for the year Less: Intangible assets Differences between allowance for losses and impairment losses of financial assets
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERATURAN MODAL (lanjutan)
Tingkat 2 Modal Cadangan umum atas aset produktif Revaluasi aset tetap Jumlah regulasi modal Risiko rata-rata tertimbang Risiko kredit Risiko operasional Jumlah risiko rata-rata tertimbang Rasio kelengkapan modal Rasio modal yang dibutuhkan
35. REGULATORY CAPITAL (continued) 2014
2013
11.592.509 27.169.004
11.957.267 27.530.201
Tier 2 Capital General reserves on earning assets Revaluation of fixed assets
188.799.404
173.825.206
Total regulatory capital
1.419.807.074 89% 11%
1.326.994.116 89% 11%
Risk weighted assets Credit risk Operational risk
100%
100%
Total risk weighted assets
13,30% 8%
13,10% 8%
Capital adequacy ratio Required capital adequacy ratio
Sehubungan dengan kepatuhan terhadap Bank Indonesia, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” sebagai panduan untuk menghitung minimum Penyisihan Penurunan Aktiva Produktif (PPAP) yang dipergunakan sebagai komponen perhitungan KPMM serta pinjaman yang diberikan yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Related to compliance with Bank Indonesia, the Bank establishes Bank Indonesia Regulation No. 14/15/PBI/2012 dated October 24, 2012 regarding “Assessment of Asset Quality of Commercial Bank” as a guide to calculate minimum allowance for impairment of productive assets are used as components of the calculation of CAR and loans that should be established in accordance to the provision of Bank Indonesia.
Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Earning assets consist of demand deposits in Bank Indonesia and other banks, placement in Bank Indonesia and other banks, securities, government bonds and commitment and contingencies that have credit risk.
PPAP yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Allowance for impairment of productive assets to be provided according to the Bank Indonesia regulation are as follows:
a)
1% dari aset produktif yang digolongkan Lancar, di luar penempatan pada Bank Indonesia, obligasi pemerintah, instrumen utang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai;
a)
1% from earning assets that classified as Current, outside the placement in Bank Indonesia, government bonds, other debt instruments that issued by Government of Republic of Indonesia and earning asset that guaranteed as cash collateral;
b)
5% dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;
b)
5% from earning assets that classified as Special Mention net of collateral;
c)
15% dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan;
c)
15% from earning assets that classified as Substandard net of collateral;
d)
50% dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan
d)
50% from earning assets that classified as Doubtful net of collateral;
e)
100% dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.
e)
100% from earning assets that classified as Loss net of collateral.
Criteria for evaluation of collateral that can be minimized in the establishment of allowance for impairment of productive assets in accordance with Bank Indonesia Regulation.
Kriteria penilaian nilai agunan yang dapat dikurangkan dalam pembentukan PPAP sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
63
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
36. INFORMASI LAINNYA
36. OTHER INFORMATIONS
Berdasarkan Risalah Rapat Antara Kantor Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (KR3-OJK) dengan Para Pemegang Saham dan Pengurus PT Bank Antardaerah Nomor RR-13/KR.31/2014, tanggal 19 Desember 2014, dengan agenda rapat pembahasan mengenai Penyelesaian Permasalahan Transaksi Surat-Surat Berharga PT Bank Antardaerah dengan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (PT AAA Sekuritas). Para Pemegang Saham sepakat untuk menyelesaikan saldo surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dalam mata uang IDR dan USD serta Surat Berharga Outright Bank Antardaerah terkait transaksi dengan PT AAA Sekuritas.
Based on the Minutes of Meeting Between Regional Office 3 Financial Services Authority (KR3-OJK) to the Shareholders and Board of PT Bank Antardaerah No. RR-13/KR.31/2014, dated December 19, 2014, with the meeting agenda a discussion of Settlement of Securities Transactions Issues between PT Bank Antardaerah with PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (PT AAA Sekuritas). The Shareholders have agreed to settle the outstanding of securities purchased under resale agreements in IDR and USD currency, and Outright Securities related transactions with PT AAA Securities.
Berdasarkan Berita Acara tertanggal 23 Desember 2014 mengenai Penyelesaian Saldo Surat Berharga PT Bank Antardaerah, bahwa telah dilaksanakan penyelesaian (partial) surat berharga dengan total sebesar Rp 125.186.387.906 (nilai penuh) dan USD 1.256.245 (nilai penuh) oleh pemegang saham PT Bank Antardaerah sesuai dengan bagiannya.
Based on the Minutes of Meeting dated December 23, 2014 regarding the Settlement of Outstanding Securities PT Bank Antardaerah, that has implemented the settlement (partial) of securities with a total of Rp 125,186,387,906 (full amount) and USD 1,256,245 (full amount) by the shareholders of PT Bank Antardaerah in accordance with its shares.
Berdasarkan Berita Acara tertanggal 29 Desember 2014 mengenai Penyelesaian Saldo Surat Berharga PT Bank Antardaerah, bahwa telah dilaksanakan penyelesaian Surat Berharga sebesar Rp 13.689.172.050 (nilai penuh) oleh pemegang saham PT Bank Antardaerah sesuai dengan bagiannya.
Based on the Minutes of Meeting dated December 29, 2014 regarding the Settlement of Outstanding Securities PT Bank Antardaerah, that has implemented the settlement of Securities amounted to Rp 13,689,172,050 (full amount) by the shareholders of PT Bank Antardaerah in accordance with its share.
Dengan telah dilaksanakan penyelesaian saldo Surat Berharga tersebut diatas, yaitu pada tanggal 23 dan 29 Desember 2014, maka seluruh saldo Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali dan Outright yang berkaitan dengan PT AAA Sekuritas dengan total sebesar Rp 138.875.559.956 (nilai penuh) dan USD 1.256.245 (nilai penuh) telah diselesaikan oleh para pemegang saham sesuai dengan persentase kepemilikan saham.
With the settlement of outstanding Securities held mentioned above, dated on December 23 and 29, 2014, all outstanding of securities purchased under resale agreements and Outright Securities related to PT AAA Securities with a total of Rp 138,875,559,956 (full amount) and USD 1,256,245 (full amount) has been resolved by the shareholders in accordance with the percentage of ownership.
37. STANDAR AKUNTANSI BARU
37. NEW ACCOUNTING STANDARDS For 2014, Financial Accounting Standard Board of Institute of Indonesia Chartered Accountants (DSAK – IAI) has set SFAS and Interpretation of SFAS (IFAS) and Revocation of SFAS as follows:
Untuk tahun 2014, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK – IAI) telah menetapkan PSAK dan Interpretasi Standar Akuntasi Keuangan (ISAK) dan Pencabutan PSAK (PPSAK) sebagai berikut:
ISAK 27 “Pengalihan aset dari pelanggan”; ISAK 28 “Pengalihan liabilitas keuangan dengan instrumen ekuitas”; ISAK 29 “Biaya pengupasan lapisan tanah dalam tahap produksi pada tambang terbuka”; PPSAK 12 “Pencabutan PSAK 33 mengenai Aktivitas Penghapusan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”; dan PSAK 102 (Revisi 2013) “Akuntansi Murabahah”.
64
IFAS 27 “Transfer assets from customer”; IFAS 28 “Extinguising financial liabilities with equity instrument”; IFAS 29 “Stripping cost in the production phase of surface mine”, The Revocation of SFAS 12 “The revocation of SFAS 33 of the Activity of Stripping and Environmental Management in General Mining”; and SFAS 102 (Revised 2013) “Murabahah Accounting”.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
37. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
37. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)
PSAK dan ISAK tersebut di atas berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 dan tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Bank dan tidak memiliki dampak terhadap jumlah yang dilaporkan periode berjalan atau tahun sebelumnya.
SFAS and IFAS above are effective since January 1, 2014 and did not result any changes to the Bank’s accounting policies and had no effect on the amounts reported for current period or prior year.
Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi keuangan baru dan yang disesuaikan yang barubaru ini telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014:
The following summarizes the new and revised Statements of Financial Accounting Standards that were recently issued by Indonesian Financial Accounting Standard Board that are considered relevant to the financial reporting of the Bank but not yet effective for 2014 financial statements:
Efektif berlaku 1 Januari 2015:
Effective on or after January 1, 2015:
pada
atau
setelah
tanggal
a.
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1. PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
a.
SFAS No. 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements”, adopted from IAS 1. This SFAS changes the grouping of items presented in other comprehensive income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.
b.
PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.
b.
SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”, adopted from IAS 19. This SFAS, among others, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.
c.
PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”, yang diadopsi dari IAS 12. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
c.
SFAS No. 46 (Revised 2014), “Income Taxes”, adopted from IAS 12. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.
d.
PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”, yang diadopsi dari IAS 36. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.
e.
PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.
d.
e.
65
SFAS No. 48 (Revised 2014), “Impairment of Assets”, adopted from IAS 36. This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cashgenerating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period. SFAS No. 50 (Revised 2014), “Financial Instruments: Presentation”, adopted from IAS 32. This SFAS provides deeper about criteria on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criteria to settle on a net basis.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BANK ANTARDAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BANK ANTARDAERAH NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and For The Year then Ended (Expressed in thousand of Rupiah, unless otherwise stated)
37. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
37. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)
f.
PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal setelah pengakuan awal.
f.
SFAS No. 55 (Revised 2014), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, adopted from IAS 39. This SFAS, among others, provides additional regulation of hedging instrument criteria which cannot be considered expired or has been discontinued, and regulation to record financial instruments at the measurement date and after initial recognition.
g.
PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.
g.
SFAS No. 60 (Revised 2014), “Financial Instruments: Disclosures”, adopted from IFRS 7. This SFAS, among others, provides additional regulation on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on transfers of financial instruments.
h.
PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13. PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
h. SFAS No. 68, “Fair Value Measurement”, adopted from IFRS 13. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.
Penerapan dini sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan.
Early adoption prior to January 1, 2015 is not permitted.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan yang disesuaikan tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan.
As at the authorization date of these financial statements, the Bank is still evaluating the potential impact of these new and revised standards on the financial statements.
38. TANGGUNG JAWAB LAPORAN KEUANGAN
MANAJEMEN
ATAS
38. MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY ON THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen Bank pada tanggal 5 Maret 2015.
The management of Bank’s responsible for the preparation and presentation of these financial statements which were completed and authorized for issue as approved by the management of Bank on March 5, 2015.
66
Head Office Jl. Bongkaran 28 - 30 Surabaya Telp : 031 - 3540909 www.bank-antardaerah.com