Vol. 01 No. 01,2008 ISSN: 1979-228X EDITORIAL
<
✓ Peranan Ilmu Fisiologi Pada Era Post Genom (Irawan
*
Yusuf)
<
s
ARTIKEL ASLI y ” Status Gizi Masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat, Propinsi
>
< Z
Maluku (Veni Hadju dan A. Razak Thaha) S Beberapa Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Lebih pada Balita (Usia 24-59 Bulan)
z
S
di Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar Tahun 2005 (Yusriani, St. Fatimah, Citrakesumasa ri) S Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Densitas Jentik
X
Aedes aegypti di Kelurahan Banta-Bantaeng
W *
Kecamatan Rappocini Kota Makassar Tahun 2005 (Irfartsyah. BP, Muh. Hasbi Karim, Jum Furtati
Ul
Muhadi) ■ S Pemeriksaan Mycobacterium leprae Particle Aglutination Test untuk Mendeteksi Imunoglobulin M terhadap Phenolic Glycolipid-I (PGL-I) pada Penderita Lepra (Yadi)
KAJIAN PUSTAKA S
Kedoketran di zaman Nabi Muhammad SAW (Muh. Khidri Alwy dan Nu'man)
Diterbitkan oleh: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar
15e s t i s i c l a . : Cti o Ie n es t e r anc
ARI 'I KI. L AS! I
'ani FKM UMI
Aiv Suniur, M.i.i!i-,
______________________________________________________________
Analisis Pengaruh Tingkat Pencemaran Pestisida Pada A ir Sumur di Desa Pucak Kabupaten Maros ehatan Keluarga Penelitian dan n permasalahan-
Muh am m ad Ik h tiar *, H asanuddin Ishak?*, Muh am m ad Ha syim Dj a f f a r **
*Bagian Kesehatan Lingkungan, FKM UMI *'Bagian Kesehatan Lingkungan, FKM UNHAS
or.id,
Seminar Jakarta (online)
>alam
ikses 02/ 2005)
Anemia di DIY (
Desember 2003. 1 di Kota Bogor, Tie Indonesian ion and Family Departemen Gizi Daya Keluarga
Amstrong, 1999.
mil, Penerbit Bina a Perkumpulan \sia), Jakarta
A bstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui Residu pestisida dalam air sumur, (2) mengetahui pengaruh konstruksi sumur terhadap tingkat pencemaran pestisida pada air sumur yang digunakan oleh masyarakat, (3) mengetahui pengaruh aktifitas petani pasca penyemprotan terhadap tingkat pencemaran pestisida pada air sumur yang digunakan oleh masyarakat dan (4) Untuk mengetahui kadar cholinesterase darah masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Kab. Maros dengan pemeriksaan sampel air dilakukan di Laboratotium Pengujian Pestisida Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Maros dan pemeriksaan cholinesterase dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Maros. Metode yang digunakan Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linear sederhana. Hasil Penelitian menunjulckan bahwa dari 30 sumur, sekitar 25 sumur dimana ditemukan ada residu pestisida dalam air sumur, hanya 5 sumur yang tidak ditemukan residu pestisida. Untuk variabel konstruksi sumur, terdapat 17 sumur yang tidak memiliki lantai dan 13 sumur yang memiliki lantai. Demikian pula untuk konstruksi bibir sumur, terdapat 13 sumur memiliki bibir sumur dan 17 sumur yang tidak memiliki bibir sumur. Begitu juga dengan dinding sumur, terdapat 17 sumur yang tidak memiliki dinding sumur dan 13 sumur yang memiliki dinding sumur. Semua sumur dijadikan sebagai pusat aktifitas pasca penyemprotan. Sedangkan pada pemeriksaan kadar cholinesterase ditemukan bahwa ada 12 orang dengan kadar normal, 11 orang dengan kadar ringan dan 7 orang dengan kadar sedang.
Key W ords; Residu pestisida, konstruksi sumur, kadar cholinesterase darah r. Devi H. Ronardy ian M. B. WHC t dan Pengawasan Penerbit Widya Latar belakang LIPI, memiliki 6 % dari persediaan air dunia Air merupakan sumber kehidupan. atau sekitar 21 % dari persediaan air di Asia Namun demikian, saat ini masalah air di Pasifik. Namun demikian kelangkaan dan Indonesia merupakan permasalahan yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan kronik dan pelik. Wilayah Indonesia menurut layak konsumsi menjadi permasalahan yang
Jurnal M adani FKM UMI
Vol. I, No. 1 tahun 2008
mulai muncul dibanyak tempat dan semakin mendesak dari tahun ke tahun. Bahan dan Metode Desain dan Variabel Penelitian. Penelitian ini bersifat observational analitik dengan menggunakan rancangan dan desain cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui kadar residu pestisida dalam air sumur, pengaruh konstmksi sumur terhadap residu pestisida pada air sumur, pengaruh aktifitas pasca penyemprotan terhadap residu pestisida pada air sumur dan pengaruh residu pada air sumur terhadap aktifitas cholinesterase darah masyarakat di desa Pucak Kabupaten Maros. Lokasi Penelitian. Lokasi penelitian ini adalah di dusun Batulotong desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur yang ada di dusun Batulotong Desa Pucak yang berjumlah 72 buah, dan masyarakat yang terpilih sebagai sampel. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini dibagi atas: a. Sumur yang berjumlah 30 buah sumur dengan kriteria sampling adalah : 1) Terletak didekat lahan dengan jarak minimal 3 meter 2) Digunakan untuk kebutuhan seharihari b. Pemeriksaan cholinesterase dilakukan terhadap 30 orang responden dengan kriteria sampling adalah anggota keluarga dari 30 sumur yang terpilih sebagai sampel yang tidak melakukan aktifitas penyemprotan.
Tahapan Pemeriksaan Sampel Penelitian. 1. Cara Pengambilan Sampel Air Sumur Setelah menentukan 30 buah sumur yang akan dijadikan sebagai sampel, maka persiapan pengambilan sampel mulai di lakukan. Botol sampel steril ukuran 250 ml yang telah disiapkan dari laboratorium dibuka bungkusnya, lalu botol dipegang dibagian bawah yang masih ada kertas bungkusnya sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol. Tutup botol dibuka dan diletakkan ditempat yang kering dan menghadap keatas. Setelah itu, tali botol dibuka dengan pinset, diupayakan botol tidak tersentuh tangan. Setelah itu botol diturunkan pelan-pelan, jangan sampai botol menyentuh dinding sumur. Botol masuk ke dalam air sumur gali dengan minimal pengambilan sampel air yaitu pada permukaan dan dasar sumur. Waktu pengambilan sampel antara jam 09.00 - 11.00 Setelah terisi penuh air, botol diangkat ke atas dan sebagian air dalam botol dibuang sampai sampel air menjadi 2/3 bagian volume botol (lebih besar dari 100 ml). Kemudian mulut botol diplumbir kemudian segera ditutup dan diikat secara rapat. Pada pembungkus botol disertakan label kode sampel lalu kemudian sampel dibawa menuju laboratorium untuk pemeriksaan. 2. Cara Pemeriksaan Residu Pestisida Pertama-tama sampel yang telah diambil, dicampurkan untuk masing-masing sumur dimana terdiri atas sampel air sumur untuk permukaan dan sampel air sumur untuk dasar sumur. Kemudian digunakan 300 ml contoh air, kemudian dimasukkan dalam corong pisah 500 ml. Setelah itu tambahkan 100 ml diklormetan, lalu dikocok
44
lani FKM UMI
>1Penelitian. Sumur 50 buah sumur sampel, maka ipel mulai diukuran 250 ml i laboratorium Dotol dipegang ;ih ada kertas ;an tidak berip botol dibuka ing kering dan itu, tali botol ipayakan botol telah itu botol an sampai botol Botol masuk ke sngan minimal yaitu pada sumur. Waktu am 09.00-11.00 uh air, botol igian air dalam :1 air menjadi 2/3 i besar dari 100 >otol diplumbir Ian diikat secara botol disertakan ?mudian sampel itorium untuk estisida pel yang telah Ok masing-masing sampel air sumur impel air sumur udian digunakan dian dimasukkan ml. Setelah itu tetan, lalu dikocok
VoL *’ N o-
Jurnal M adani FKM UMI
1 t a h u n 2008
dengan kuat selama kurang lebih 1 menit. Setelah itu biarkan Iapisan terpisah satu sama lain dan keluarkan Iapisan diklormetan yang ada pada bagian bawah melalui corong yang dilapisi kertas saring yang telah dimumikan dengan petroleum eter. Kemudian tampung dalam labu bulat. Ulangi perlakuan tersebut diatas dengan menambahkan 100 ml diklormetan dan kumpulkan ke dalam labu bulat. Bilas kertas saring dengan 50 ml diklormetan dan tampung bilasan tersebut ke dalam labu bulat. Uapkan dengan Rotary Evaporator sampai 1 ml. Setelah itu Impitkan sampai 5 ml dengan n-heksan. Injek 1 ul kedalam alat kromatographi gas dengan detektor ECP. Cara ini dilakukan untuk seluruh sampel air yang telah diambil. 3. Cara Pemeriksaan Aktifitas Cholinesterase Darah Pertama-tama masukkan darah orang normal sebanyak 0,01 cc ke dalam 1 cc aquades pada tabung pertama, kemudian kocok dan masukkan kedalam cuvet dan ditempatkan disebelah kiri komparator sebagai blanko darah. Setelah itu ukur suhu udara dengan melihat tabel berapa waktu reaksi yang diperlukan (time in - time out). Kemudian menyiapkan 30 orang sebagai responden sesuai kriteria yang telah ditentukan untuk pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan satu per satu. Untuk pengambilan darah dilakukan dengan blood lancet pada ujung jari dan disedot dengan pipet darah. Kemudian darah 0,01 cc dimasukkan dalam tabung yang telah berisi 0,5 cc BTB. Tambahkan 0,5 cc acetylcholin perchlorat, pada saat penambahan reagent tersebut perlu dicatat waktunya sebagai time in yang merupakan waktu awal perhitungan reaksi.
45
Lalu pembacaan dilakukan pada komparator setelah mencapai waktu time out. Wama pada komparator dicocokkan dengan wama kontrol. Disk diputar sampai mendapat wama yang sama dan angka tertera pada komparator disk yang menunjukkan aktifitas cholinesterase.
Pengumpulan Data Data Primer yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan sampel air sumur, sampel darah (cholinesterase) dan hasil observasi. Sedangkari data sekunder yaitu data tentang jumlah sumur dan keadaan sumur diperoleh dari instansi Dinas Kesehatan Kab. Maros, data tentang jumlah petani dan kelompok tani di desa Pucak dan lnformasi tentang penyuluhan pertanian yang telah dilakukan diperoleh dari Dinas Perkebunan Kab. Maros, data tentang jumlah sumur yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat diperoleh dari Puskesmas Pucak, data tentang kebiasaan masyarakat, kondisi geografi wilayah diperoleh dari Bapak Kepala Desa Pucak dan data-data lainnya yang bersumber dari penelusuran literatur dan jurnal serta artikel yang bersumber dari internet. Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for Windows versi 12.00. Untuk penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frequensi dan tabel analisis variabel yang diteliti. Sedangkan analisa data yang dilakukan dengan regresi linear sederhana
Jurnal Madani FKM UMI
Vol. I, No. 1 tahun 2008
orang sampel, ditemukan 12 orang (40,0%) yang aktifitas cholinesterasenya normal, 11 orang (36,7%) berada pada kategori sedang dan 7 orang (23,3%) berada pada kategori sedang. Sementara tidak ditemukan sampel yang kadar cholinesterasenya berada pada kategori berat.
Hasil Penelitian
1. Konstruksi Sumur Hasil tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 sumur yang diobservasi, terdapat 13 (43,3 %) sumur yang memiliki lantai dan 17 (56,7 %) sumur yang tidak memiliki lantai. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata sumur yang diteliti tidak memiliki lantai. Hasil tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 sumur yang diobservasi, terdapat 13 (43,3%) sumur yang memiliki bibir sumur dan 17 (56,7%) sumur yang tidak memiliki bibir sumur. Ini memperlihatkan bahwa ratarata sumur yang diteliti tidak memiliki bibir sumur. Hasil tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 sumur yang diobservasi, terdapat 13 (43,3%) sumur yang memiliki dinding sumur dan 17 (56,7%) sumur yang tidak memiliki dinding sumur. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata sumur yang diteliti tidak memiliki dinding bibir sumur.
Pem bahasan
a. Residu Pestisida Pada Air Sumur Pestisida merupakan bahan berbahaya baik secara alami maupun sintetis yang mempunyai daya bunuh terhadap hama sasaran maupun terhadap suatu kehidupan. Pestisida mempunyai sifat tertentu baik yang mudah terurai maupun yang stabil dalam alam. Karena sifatnya ini, maka pestisida tergolong dalam kelompok sumber racun yang distributif atau tersebar. Ini disebabkan karena pestisida (pada beberapa jenis) itu tidak mudah terurai, persistensi dan reaktifitasnya terhadap lingkungan cukup tinggi. Disamping itu, biokonsentrasi, bioakumulasi dan biomagnifikasi pada rantai makanan telah menjadikan pestisida sebagai zat kimia yang memili ki toksisitas yang sangat tinggi ( C.Lu: 1995) Ketika suatu zat kimia masuk ke lingkungan, maka zat tersebut akan segera terdistribusi kedalam kompartemen ling kungan sampai terjadi kesetimbangan antar kompartemen. Konsep ini juga berlaku pada pestisida. Ketika pestisida memasuki medium lingkungan air maka segera akan menjadi residu (larut atau tidak) kemudian akan berinteraksi dengan seluruh unsur yang ada pada medium tersebut serta akan melalui fase-fase tertentu (Soemirat: 1993). Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan residu pestisida pada 25 sumur
2. Aktifitas Pasca Penyemprotan Hasil tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap aktifitas para petani pasca penyemprotan berupa pencucian alat-alat aplikasi dan membersihkan diri, ditemukan bahwa seluruh sumur yang berjumlah 30 sumur digunakan sebagai tempat pencucian alat-alat aplikasi dan tempat membersihkan diri setelah melakukan aktifitas. Hasil ini menunjukkan bahwa karena letaknya yang berada disekitar lahan, maka sumur tersebut menjadi pusat aktifitas pasca penyemprotan. 3. Aktifitas Cholinesterase Hasil tabel 5 menunjukkan bahwa dari pemeriksaan cholinesterase terhadap 30
de su se] m< di1 be zai M< fal res bal me jun (Rc
b .l
san hid mai keb mai sect dal< hidi bah kes< peir keh]
lant, meti sum dari kedc men sum kont dida
46
■
dam FKM UMI \ orang (40,0%) nya normal, 11 categori sedang i pada kategori ;mukan sampeJ a berada pada
Sumur kan bahan laupun sintetis nuh terhadap irhadap suatu npunyai sifat erurai maupun ■na sifatnya ini, ilam kelompok if atau tersebar. estisida (pada mudah terurai, »nya terhadap Disamping itu, ii dan biomag i telah menjadilia yang memiligi ( C.Lu : 1995) mia masuk ke out akan segera ipartemen lingdmbangan antar ga berlaku pada ida memasuki ika segera akan idak) kemudian seluruh unsur sebut serta akan temirat: 1993). yang dilakukan pada 25 sumur
Vol. I, No. 1 tahun 2008
Jurnal Madani FKM UMI
dengan angka yang bervariasi. Dan hanya 5 sumur yang tidak ditemukan residu pestisida seperti terlihat pada tabel 4. Hasil ini menunjukkan bahwa, pada sumur yang ditemukan residu, adanya nilai yang bervariasi dapat disebabkan oleh daya larut zat tersebut serta volatilisasi yang terjadi. Meskipun kelarutan dan volatilisasi bukan faktor utama terjadinya perbedaan nilai residu tersebut, tetapi dapat diasumsikan bahwa nilai residu yang tersisa pada suatu medium lingkungan sangat bergantung pada jumlah residu yang mampu diuraikan (Robinson : 1973 dalam Koestoer : 1995).
b. Konstruksi Sumur Salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup manusia adalah air. Dalam kehidupan manusia, air diperlukan untuk seluruh kebutuhan hidup. Tingkat ketergantungan manusia terhadap air sangat tinggi karena secara filosofis, air adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Manusia tak bisa hidup tanpa air. Arsyad (2003) mengatakan bahwa kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan kebutuhan tertentu bagi kehidupan manusia. Konstruksi sumur yang terdiri atas lantai sumur dengan ketentuan minimal 1 meter dari sumur dan tidak retak, bibir sumur dengan ketinggian minimal 1 meter dari lantai sumur dan dinding sumur dengan kedalaman minimal 3 meter, sesungguhnya merupakan "barrier" dari air yang ada pada sumur tersebut terhadap kemungkinan kontaminasi tanah (dan yang terkandung didalamnya), aliran air dari permukaan
47
sebagai hasil dari proses yang terjadi disumur atau aliran air yang terbawa oleh hujan. Penelitian yang dilakukan oleh Hamdani (2003) yang mencoba melihat hubungan antara konstruksi sumur dengan keberadaan bakteri E. coli di wilayah Aceh Utara, menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara konstruksi sumur dengan keberadaan bakteri E. coli. Sumur yang memiliki konstruksi yang baik, memiliki kandungan E. coli sangat rendah dibanding sumur yang tidak memiliki konstruksi yang baik. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2004) yang meneliti kandungan pestisida pada air sumur di wilayah Jawa, menemukan bahwa ada keterkaitan yang sangat kuat antara residu pestisida pada air sumur dengan konstruksi sumur meskipun Daniel tidak melakukan penelitian tentang hubungan antara konstruksi dengan residu pestisida pada air sumur. Tetapi dari penelitian ini, Danial mengasumsikan hubungan itu sebagai suatu hubungan yang sangat kuat.
c. Aktifitas Pasca Penyemprotan Kontaminasi pestisida terhadap sumber air seperti sumur, dapat terjadi justru oleh petani yang tidak memiliki pengetahuan tentang kemungkinan tersebut. Salah satu port d 'entry dari pencemaran residu pestisida pada air sumur adalah pencucian alat-alat penyemprot yang dilakukan disumur. Hal tersebut dapat terjadi melalui mekanisme pengaliran residu pestisida oleh air yang digunakan untuk mencuci tabung penyemprot dan alat-alat lainnya ke dalam sumur. Apalagi jika sumur
Jurnal M adani FKM UMI
Vol. I, No. 1 tahun 2008
Umur, jenis kelamin, dose - respon, turut menjadi penentu sejauh mana keterpaparan seseorang terhadap pestisida. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2000) terhadap hubungan umur dan jenis kelamin terhadap kadar cholinesterase darah masyarakat transmigrasi di daerah Lampung, menemukan bahwa, kadar cholinesterase pada anak kecil dan diatas umur 70 tahun, sangat cepat mengalami penurunan (kembali ke normal) dibandingkan dengan umur yang lainnya. Nilai yang ditemukan adalah pada pemeriksaan awal, untuk anak kecil dan usia diatas 70 tahun, ditemukan kadar cholinesterase pada kategori ringan atau 62,5% dan hanya berselang 6 - 7 hari, kadar tersebut kembali normal atau berkisar 87,5% jika dibandingkan dengan umur antara 18 tahun sampai 50 tahun, kadar cholinesterase kembali normal (pada kondisi yang sama) setelah 14 hari. Kemudian, perempuan ratarata memiliki kadar cholineterase yang tinggi dibandingkan laki-laki. Ini mungkm terkait dengan kadar lemak dalam tubuh.
tersebut tidak didukung oleh konstruksi sumur yang memenuhi syarat. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 30 sumur yang diobservasi, ditemukan bahwa seluruh sumur telah dijadikan sebagai pusat aktifitas pasca penyemprotan. Aktifitas tersebut berupa pencucian alat-alat aplikasi/penyemprotan dan membersihkan diri.
d. A ktifitas Cholinesterase Darah Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 30 orang responden, ditemukan 12 orang (40,0%) memiliki kadar aktifitas cholinesterase normal atau berada pada nilai antara 75 % - 100 %, 11 orang (36,7%) berada dalam kadar aktifitas cholinesterase ringan atau berada pada nilai antara 50 % - 75 %, dan 7 orang (23,3%) berada dalam kadar aktifitas cholineseterase sedang atau berada pada nilai antara 25 % - 50 %. Ini menunjukkan bahwa dari kadar residu pestisida yang ditemukan dalam air sumur, telah memberi kemungkinan untuk menjadi sebab terjadinya keterpaparan terhadap mereka yang memanfaatkan air tersebut. Asumsi ini juga didukung oleh hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa ada kebermaknaan antara kandungan residu pestisida pada sumur yang digunakan oleh masyarakat dengan kadar cholinesterase darah masyarakat. Kontaminasi kemungkinan terjadi melalui interaksi antara responden dan residu pestisida melalui pemanfataan air sumur untuk berbagai keperluan. Meski demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memberi keyakinan akan kemungkinan tersebut.
Kesim pulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di dusun Batulotong desa Pucak Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil penelitian menemukan adanya residu pestisida dalam air sumur sebanyak 25 sumur (83,33 %) dengan kadar residu antara 0,011 mg/1 - 0,073 mg/1 dan terdapat 5 sumur (16,67%) yang sama sekali tidak ditemukan residu. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat volatilisasi dan kelarutan dari
48
P
y
2. C si k(
y< K 5
y<
(2 ye
st«
an pe
3. D; ke dij ak ate da 4. Da ch< (4C (36 (23 sta anl res
Paftai
Dania Jawa http:// 004. d:
Frank, Organ kedua
r
la a ir ar at g se n, ali ur ah HI [ar au >% 18 lse
Vol. I, No. 1 tahun 2008
Jurnal Madani FKM UMI
pestisida tersebut serta konstruksi sumur yan8 tidak memenuhi syarat. 2. Dari 30 sumur yang diteLiti, ditemukan 17 sumur (56,7%) yang tidak memiliki konstruksi sumur dan 13 sumur (43,3%) y^S memiliki konstruksi sumur. Kemudian dari 13 sumur tersebut, terdapat 5 sumur (16,7%) yang memiliki konstruksi yanS memenuhi syarat dan 8 sumur (26,6%) yang memiliki konstruksi sumur y ^ g tidak memenuhi syarat. Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh linear antara konstruksi sumur dengan residu pestisida pada air sumur. 3. Dari 30 sumur yang menjadi sampel, keseluruhan sumur atau 100 % telah dijadikan sebagai tempat melakukan aktifitas pasca penyemprotan yang terdiri atas pencucian alat-alat penyemprotan dan pembersihan diri.
la) 4‘ Dari 30 responden yang diperiksa aktifitas ta_ cholinesterasenya, ditemukan 12 orang ng (40,0%) dalam kategori normal, 11 orang cin (36,7%) dalam kategori ringan dan 7 orang (23,2%) dalam kategori sedang. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh antara kadar cholinesterase darah dengan ng residu pestisida pada air sumur. :ak os, lya jyij. ;an )73 ing
Paftar Pustaka
Koestoer, 1995, Kimia Dan Ekotoksikologi Pencemaran, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta. Robbins dan Kumar. 1985, Buku Ajar Patologi, Alih Bahasa Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Rahayu, Sri. 2005, SPSS versi 12.00, Penerbit Alfa beta, Bandung. Sistem Informasi Lingkungan, 2003, Pencemaran Air Oleh Pestisida, Jurnal,BPLHD,(online),(http://bplhd.jakarta. go.id/dalcem.air.asp? Cek=6, diakses tanggal 5 Maret 2005). Soemirat, J. 2003, Toksikologi Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Sudarmo, S, 1991, Cara Pestisida Membunuh Jasad Renik, edisi lanjutan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sulistiono, Lilik, 2004, Dilema Penggunaan Pestisida Dalam Sistem Pertanian Tanaman Hortikultura Di Indonesia, Artikel Pribadi, Institut Pertanian Bogor Preogram Pascasarjana (S3), Bogor. Tarumingkeng, R. C, 2001, Pestisida dan Penggunaannya, Makalah disajikan dalam Seminar tentang Pestisida, Anggota Komisi Pestisida RI, Jakarta 20 Juli.
# Danial, 2004, Kualitas Air Tanah Dan Sungai Di Jawa Mengkhawatirkan, Artikel, (online) http://www.tempointeraktif.eom/hg/jakarta/2 004. diakses tanggal 16 Mei 2005.
iu. [eh ^ran^' Lu. 1995, Toksikologi Dasar ; Asas, ari Or8an Sasaran dan Penilaian Resiko, edisi kedua, penerjemah Edi Nugroho, IU Press
49
Jurnal M adani FKM UMI
Vol. I, No. 1 tahun 2008 Lampiran
Tabel 1. Distribusi Konstruksi Lantai Sumur di Desa Pucak Kab. Maros Persentase Jumlah Sumur Lantai Sumur (% ) 43,3 13 Memiliki Lantai Sumur 56,7 17 Tidak Memiliki Lantai Sumur too
30
Jumlah S um ber: Data Primer
Tabel 2. Distribusi Konstruksi Bibir Sumur di Desa Pucak Kab. Maros Persentase (% )
Bibir Sumur
Jumlah Sumur
Memiliki Bibir Sumur Tidak Memiliki Bibir Sumur
13 17
43,3 56,7
Jumlah
30
100
Sum ber: Data Primer Tabel 3 Distribusi Konstruksi Dinding Sumur di Desa Pucak Kab. Maras, Dinding Sumur
Jumlah Sumur
Memiliki Dinding Sumur Tidak Memiliki Dinding Sumur
13 17
Persentase (% ) 43,3 56,7
Jumlah
30
100
S um ber: Data Primer
A
77 lai ap Di mt 43
Br sai otl are
Ke Tabel 4. Distribusi Aktifitas Pasca Penyemprotan di Desa Pucak,
Aktifitas
Jumlah
Persentase
Mencuci alat-alat aplikasi
30
100
Membersihkan diri
30
100
Sum ber: Data Primer Tabel 5 Mstribusi Kadar Aktifitas Cholinesterase Darah Masyarakat di Desa Pucak Kab. Maros, Juni Tahun : Persentase Jumlah Aktifitas cholinesterase (% ) 12 Normal 40,0 11 Ringan 36,7 Sedang 7 23,3 30 100 Jumlah S um ber: Data Primer 50
Pendal Penyal adalah dan di aegypti. mendai
jelas, ]
disertai bintik (Ecyhmt kadang