HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 12–24 BULAN DI POSYANDU TLOGOWATU KEMALANG KLATEN Anna Uswatun Q.S 1), Annisa Wulandari 2)
Abstrak : Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak dari lima wilayah DKI Jakarta ditemukan anak yang mengalami kelainan tumbuh kembang. Kelainan yang paling banyak yaitu pertumbuhan yang terlambat diantaranya yaitu mikrosefalus. Sekitar 16% dari anak usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat. Karenanya perlu kecepatan menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses penyembuhannya (Depkes RI, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar kepala dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten. Metode penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, subyek pada penelitian ini adalah anak yang berusia 12-24 bulan. Analisis data statistik menggunakan uji chi-square. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yaitu melakukan pengukuran lingkar kepala pada anak dan dengan lembar format pengkajian DDST II. Hasil penelitian ini sebagian besar menunjukkan bahwa responden dengan lingkar kepala normal dan memiliki perkembangan normal sebanyak 34 anak (69,4%) dari 49 responden. Hasil uji statistik menunjukkan p = 0,024 (p < 0,05), yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkar kepala dan perkembangan anak. Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungannya antara lingkar kepala dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten. Saran untuk ibu atau orang tua diharapkan dalam mengasuh anak dengan pola asuh yang lebih baik dan lebih bijak atau lebih mensuport dalam mengaktualisasi dirinya agar tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya.
Kata Kunci
: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak
38
I.
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 37-44
PENDAHULUAN
tumbuh kembang balita di Indonesia
Masa balita adalah masa emas
perlu mendapat perhatian serius yaitu
age)
(golden
rentang
mendapat gizi yang baik, stimulasi
perkembangan seorang individu. Pada
yang memadai serta terjangkau oleh
masa ini, anak mengalami tumbuh
pelayanan
kembang yang luar biasa baik dari segi
termasuk deteksi dan intervensi dini
motorik,
penyimpangan
emosi,
dalam
kesehatan
berkualitas
kognitif
maupun
(Harlimsyah,
2007).
Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor
perkembangan
lingkungan yang dapat mengganggu
pengendalian gerakan tubuh melalui
tumbuh kembang anak juga perlu
kegiatan yang terkoordinasi antara
dieliminasi (Depkes RI, 2010).
psikososial Motorik
merupakan
susunan saraf, otot, dan serabut saraf
tumbuh
Berdasarkan
hasil
kembang.
pelayanan
spinal. Sekitar 16% dari anak usia di
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
bawah lima tahun (balita) Indonesia
Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada
mengalami gangguan perkembangan
500 anak dari lima wilayah DKI
saraf dan otak mulai ringan sampai
Jakarta, ditemukan 57 anak (11,9%)
berat.
kecepatan
mengalami kelainan tumbuh kembang.
menegakkan diagnosis dan melakukan
Kelainan yang paling banyak yaitu
terapi untuk proses penyembuhannya
delayed
(Depkes RI, 2006).
yang terlambat) 22 anak, kemudian 14
Karenanya
Setiap
dua
perlu
dari
1.000
bayi
anak
development
mengalami
(pertumbuhan
global
delayed
mengalami gangguan perkembangan
development, 10 anak gizi kurang, 7
motorik dan 3 bayi hingga 6 bayi dari
anak microcephali, dan 7 anak yang
1.000 bayi juga mengalami gangguan
tidak mengalami kenaikan berat badan
pendengaran serta satu dari 100 anak
dalam beberapa bulan terakhir (Depkes
mempunyai kecerdasan kurang dan
RI, 2010).
kelambatan bicara (Hardiono, 2006).
Sekitar 90% anak sudah bisa
Mengingat jumlah balita di Indonesia
berjalan dari usia 14,9 bulan. Namun
sangat besar yaitu sekitar 10% dari
pada umumnya usia anak berjalan
seluruh populasi, maka sebagai calon
sekitar 16–20 bulan, kendati demikian,
generasi
bila usia 18 bulan si kecil belum juga
penerus
bangsa,
kualitas
Anna Uswatun, Annisa Wulandari, Hubungan Lingkar Kepala…
bisa
berjalan,
orang
tua
perlu
mewaspadainya (Soelaiman, 2008).
SDIDKT
pengukuran
tinggi
dilakukan
badan,
dalam
penelitian
sebagai
berikut :
Dr. Fatni menambahkan, dalam pelayanan
kriteria
39
1. Anak sehat 2. Anak
lingkar
kepala, deteksi dini penyimpangan,
yang
tidak
menolak
dilakukan tes 3. Tidak ada paksaan
stimulasi dan deteksi perkembangan.
Teknik sampling dalam penelitian ini
pertumbuhan
gizi
sampling yaitu didasarkan pada suatu
buruk,
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
dan
microcephali.
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
deteksi
perkembangan
normal,
meliputi,
kurang
makrocephali Sedangkan
status
sampai
yaitu
dengan
purposive
Deteksi dini penyimpangan terhadap
sifat-sifat
cara
populasi
yang
sudah
meliputi keterlambatan perkembangan,
diketahui sebelumnya. Analisis data
gangguan daya lihat dan daya dengar
yang digunakan adalah univariat dan
(Depkes RI, 2010).
bivariat dengan uji Chi Square (x2).
II. METODE PENELITIAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
merupakan
a. Analisis Univariat
penelitian survey analitik, metode penelitian ini adalah observasional. Dengan sectional.
pendekatan
waktu
cross
Populasi penelitian ini
1. Lingkar Kepala Tabel
Responden
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Lingkar
Kepala
adalah semua balita yang berada di Desa Tlogowatu Kemalang Klaten
1.
No.
Lingkar Kepala
Jumlah Presentase (N)
(%)
yang besarnya 292 anak. Sampel
1.
Normal
37
75,5
dalam penelitian ini adalah semua
2.
Mikrosefalus
5
10,2
anak yang berusia 12–24 bulan yang
3.
Makrosefalus
7
14,3
TOTAL
49
100
berada di Desa Tlogowatu Kemalang Klaten sebanyak 49 anak. Untuk
Sumber : Data Primer di Posyandu
mendapatkan sampel yang hampir
Tlogowatu Kemalang Klaten
memiliki kesamaan ciri, maka diambil
40
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 37-44
2. Perkembangan anak Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Anak No.
Perkembangan Anak
Jumlah (N)
Presentase (%)
1.
Abnormal
3
6,1
2.
Questionable
2
4,1
3.
Untestable
2
4,1
4.
Normal
42
85,7
49
100
TOTAL
Sumber : Data Primer di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten Bulan Mei 2011
b. Analisis Bivariat Tabel 3. Hubungan Lingkar Kepala dengan Perkembangan Anak Perkembangan Anak Lingkar Kepala
Normal
Untestable Questable Abnormal
N
%
N
%
N
%
N
%
Normal
34
69,4
2
4,08
0
0
1
2,04
Mikro
3
6,12
0
0
1
2,04
1
2,04
Makro
4
8,16
0
0
2
4,08
1
2,04
TOTAL
41
Sumber :
2
3
X2
p
14,513
0,024
3
Data Primer di Posyandu Tlogowatu Kemalang Klaten Bulan Mei 2011
Berdasarkan
tabel
3
dapat
diketahui bahwa responden dengan lingkar kepala normal dan memiliki perkembangan
< 0,05). Hasil
penelitian
menunjukkan
mempunyai
bahwa sebagian besar lingkar kepala
jumlah paling besar yaitu 34 anak
adalah normal sebanyak 37 anak
(69,4%). Hasil penelitian yang terdapat
(75,5%) dan yang paling sedikit adalah
pada tabel 4.5 menunjukkan ada
mikrosefalus sebanyak 5 anak (10,2%).
hubungan
yang
normal
dengan derajat signifikan p = 0,024 (p
bermakna
antara
lingkar kepala dan perkembangan anak 2
dengan analisis statistik X = 14,513
Pada
perkembangan
anak
diketahui hasil bahwa sebagian besar perkembangan anak adalah normal
Anna Uswatun, Annisa Wulandari, Hubungan Lingkar Kepala…
41
yaitu sebanyak 42 anak (85,7%),
otak dengan tingkat perkembangan
sedangkan yang paling sedikit ialah
anak.
questionable dan untestable memiliki
Erikson
dalam
buku
Muscari
jumlah yang sama yaitu masing-
(2005), mengemukakan bahwa dalam
masing 2 anak atau sebanyak 4,1%.
perkembangannya
Hubungan antara lingkar kepala
untuk
penelitian
kepribadian
diketahui
bahwa
selalu
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan
dan perkembangan anak dari hasil dapat
anak
mencapai
kematangan
anak
perkembangan
responden lingkar kepala normal dan
psikososial anak. Pada anak usia 1-3
memiliki
tahun
perkembangan
normal
(todler)
terjadi
tahap
mempunyai jumlah yang paling besar
kemandirian, rasa malu, dan ragu. Pada
yaitu 34 anak (69,4%). Hasil penelitian
tahap ini anak sudah mulai mencoba
menyebutkan bahwa lingkar kepala
mandiri
mempunyai
seperti motorik, sosial dan bahasa.
hubungan
dengan
dalam
tumbuh
kembang
perkembangan anak. Analisis data
Imam (2001) berpendapat bahwa
menunjukkan bahwa lingkar kepala
beberapa faktor yang mempengaruhi
berhubungan dengan perkembangan
lingkar kepala adalah status gizi, jenis
anak dan hubungan itu secara statistik
kelamin, usia dan riwayat penyakit.
signifikan p = 0,024 (p < 0,05).
Lingkar kepala yang diatas maupun di
Menurut Siswono (2008), bahwa lingkar
kepala
seorang
anak
bawah normal cenderung terjadi pada anak yang dipengaruhi oleh status
mencerminkan besarnya volume otak
gizinya.
yang ada di dalamnya. Lingkar kepala
lingkar
tersebut berkembang seiring dengan
perkembangan yang normal cenderung
bertambahnya
Apabila
dalam pemberian gizi yang baik. Maka
lingkar kepala anak dalam usia tertentu
ukuran kepala tepatnya peningkatan
kurang
volume
dari
usia
normal
anak.
kemungkinan
volume otaknya kurang dari cukup. Berbagai
penelitian
menunjukkan
adanya kaitan antara besar kecilnya
Anak
yang
kepala
otak
mempunyai
normal
menunjang
dan
dalam
perkembangan dan kecerdasan anak. Siswono (2008) pemberian gizi yang
baik
dan
benar
seperti
mengkonsumsi makanan yang kaya
42
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 37-44
protein, asam folat, mineral, dan nutrisi
Hasil
penelitian
oleh
sejak awal kehamilan hingga usia 5
(2008)
tahun maka ukuran kepala tepatnya
Universitas Sebelas Maret Surakarta
peningkatan
volume
menunjang
Fakultas
Ariesta
Kedokteran
otak
sangat
menganalisa perbedaan status gizi dan
perkembangan
dan
perkembangan anak. Status gizi sangat
kecerdasan pada anak.
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
Pendapat Siswono (2008) lingkar
anak serta dalam proses perkembangan
kepala bayi baru lahir kurang 30 cm
anak tersebut. Hal serupa juga terdapat
atau
lebih
kemungkinan penyakit
besar
dari
cm
pada penelitian Pramusinta (2002)
besar
ada gangguan
bahwa status kesehatan serta stimulasi
yakni
hidrosefalus.
mikrosefalus
Kondisi
perkembangan
37
atau
perkembangan anak yang diberikan
ini
pada setiap orang tua usia remaja
seperti
otaknya
akan
sangat
berpengaruh
terhadap
terganggu, jika perkembangan otak
perkembangan anak khususnya pada
tidak sempurna dengan sendirinya
motorik kasar.
kemampuan
masing-masing
bagian
Pada
penelitian lingkar
menunjukkan
otak juga tidak sempurna, ini akan
bahwa
berpengaruh pada kemampuan motorik
perkembangan
anak
sangat
pada anak dan kemampuan lainnya.
dipengaruhi
beberapa
faktor
oleh
kepala
dan
Hal ini serupa dengan penelitian
diantaranya jenis kelamin, usia, status
yang dilakukan oleh Nurul (2010)
gizi dan riwayat penyakit. Lingkar
STIKES
Klaten
kepala yang berada diatas maupun
bahwa pola asuh ibu mempunyai
dibawah normal dan perkembangan
hubungan
yang
Muhammadiyah
dengan
perkembangan
normal
abnormal
motorik kasar anak. Analisis data
memang
menunjukan bahwa pola asuh ibu
beberapa
berhubungan dengan perkembangan
penelitian ini menunjukkan bahwa
motorik kasar anak dan hubungan itu
lingkar kepala mempunyai hubungan
secara statistik signifikan p = 0,000 (p
dengan perkembangan anak.
< 0,05).
sangat
maupun
faktor
berpengaruh
dari
tersebut.
Hasil
Anna Uswatun, Annisa Wulandari, Hubungan Lingkar Kepala…
IV. SIMPULAN DAN SARAN Hasil
penelitian
menunjukkan
hubungan antara lingkar kepala dengan perkembangan anak dan hubungan itu secara statistik signifikan
p =
0,024 (p <0,05). Diharapkan orang tua memberikan gizi yang
baik agar
pertumbuhan otak berjalan normal sehingga besar lingkar kepala tumbuh sesuai ukuran, bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk melakukan penyuluhan pada orang tua mengenai pengaruh besar lingkar kepala dengan perkembangan anak, serta melakukan screening balitaa, agar anak yang mengalami lingkar kepala abnormal dan
anak
yang
mengalami
43
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Asdi Mahasatya 2010. Ariesta. Perbedaan Status Gizi dan Perkembangan Anak Balita yang Dibesarkan di Panti Asuhan dengan yang Dibesarkan di Lingkungan Keluarganya di Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. FK. UMS Surakarta. 2008. Atikah. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta. Muha Medika. 2009. Depkes RI. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang. 2005. ________. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. 2010.
keterlambatan.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
DAFTAR PUSTAKA
Engel, Joyce. Pengkajian Pediatrik. Jakarta. EGG. 2008.
Anonim. Balita di Indonesia Alami Gangguan Perkembangan. 2006 [Diakses tanggal 22 Februari 2011] didapat dari : http://www.Depkes.com ______. Perkembangan Anak. 2010 [Diakses tanggal 8 Februari 2010] Didapat dari : http://www.Depkes RI.com. Arief,M. Pengantar Metodologi Penelitian untuk llmu Kesehatan. Surakarta . CSGF. 2004.
Hassan, Husein. llmu Kesehatan Anak. FK. Ul. Jakarta. 2007. Hidayat, A.A. Pengantar llmu Keperawatan Anak I, edisi pertama. Jakarta. Salemba Medika. 2005. Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang rentang Kehidupan, edisi IV. Alih Bahasa: Istiwidayati. Jakarta. Erlangga. 1999
44
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 37-44
______, E.B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi V. Alih Bahasa: Istiwidayati. Jakarta: Erlangga. Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit edisi 2. Jakarta. ECG 1548. 2005. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 2010. Nurul. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan pada Anak Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinom Klaten, Stikes Muhammadiyah Klaten. 2010. Pramusinta. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Usia Remaja tentang Stimulasi Perkembangan dengan Mo'vrik Anak Usia di bawah 2 Tahun. FK. UGM. Yogyakarta. 2002. Prayitno, I. Membangun Potensi Anak, Seri Peiididikan Anak 4. Jakarta. Pustaka Tarbiatuna. 2003. Satoto. Pertumbuhan dan Perkembangan Pengamatan Anak Umur 0-18 Bulan di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa Tengah. UNDIP. Disertasi. Semarang. 1990.
Shelov Steven. Panduan Lengkap Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta. Arcan 2004. Soetjiningih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC. 1995. Sudigdo. Membina Tumbuh Kembang Bayi dan Balita. Jakarta. IDAI. 2007. Sulaiman, Heni. Panduan Tumbuh Kembang Anak Lima Tahun Pertama Luar Biasa. Yogyakarta. Gramedia. 2008. Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung. CV ALVABETA. 2007. _______. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung. Alfabeta. 2009. Supariasa. Penilaiar, Status Jakarta. EGC. 2002.
Gizi.
Wong, D.L. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik, Alih Bahasa: Monica Ester edisi 4. Jakarta. EGC Buku Kedokteran. 2004. Yusuf, S. Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya. 2004.