Cincin lenja (sepasang) yang pertama ini dilengkapi juga dengan tanduk yang fungsinya tempat cincin lenja pertama duduk pada sepasang cincin lenja yang kedua. Fungsi kedua pasang cincin lenja tersebut adalah agar seluruh ketel pedoman tinggal tetap tenang meskipun kapal menggoleng atau mengangguk). Untuk itu masing-masing pasangan cincin lenja tersebut berkedudukan tegak lurus satu sama lain dalam suatu bidang datar, dan dilengkapi dengan pegas-pegas.
Syarat-syarat ketel pedoman yang baik 1. Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnit Untuk hal tersebut ketel pedoman harus dikeluarkan dari rumah pedoman kemudian ketel pedoman ditempatkan di bagian suatu pedoman kecil, lalu ketel diputar. Bila pada saat melakukan pekerjaan tersebut jarum dan pedoman kecil diam saja / tidak bergerak, maka berarti bahwa ketel pedoman kita tidak mengandung magnit. 2. Pada saat kapal dalam keadaan diam, maka Cutup kaca bening (di bagian atas) harus dalam keadaan datar. Hal ini dapat diselidiki dengan menggunakan unting-unting. 3. Dalam setiap keadaan atau posisi ketel pedoman tidak boleh menyentuh bagian-bagian pedoman lain. Agar setiap saat dapat mengayun dengan bebas. 4. Semat atau pasak pedoman harus benar-benar terpasang vertikal di tengah-tengah ketel pedoman (harus titik potong garis hubung cincincincin lenja) 5. Tuas atau paku pada kaca bening (penutup ketel bagian atas ) untuk menempatkan pesawat baring harus tepat di titik piringan / mawar pedoman C tapi di atas ujung semat). 6. Garis layar tepat pada bidang lunas tinggi kapal.
Memeriksa ketepatan pengecetan garis layar a. Pada pedoman yang diletakkan tepat pada bidang lunas tinggi. - Didirikan sebuah tonggak (kayu), tepat di bidang lunas linggi di depan pedoman pada jarak yang cukup, misalnya di ujung haluan. - Baringlah tonggak tersebut dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar. - Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat. b. Pada pedoman yang diletakkan tidak ke bidang lunas lunas linggi. - Tentukan jarak melintang pedoman ke bidang lunas lunas tinggi - Didirikanlah sebuah tonggak (kayu) pada suatu jarak yang cukup jauh di depan pedoman, pada jarak melintang yang sama dengan jarak melintang pedoman dari bidang lunas tinggi. - Baringlah tonggal tersebut, dan pada saat yang sama lihatlah penunjukkan skala derajat oleh garis layar. - Bila kedua penunjukkan adalah sama berarti garis layar telah tepat.
Cincin Lenja Sesuai dengan fungsinya di kapal, maka suatu pedoman di kapal harus selalu dalam posisi mendatar. Oleh karena pengaruh angin dan ombak, maka kapal dapat dikatakan tidak pernah akan dig. Akibatnya bila pedoman diletakkan secara biasa saja di kapal maka pedoman akan ikut miring pada saat kapal menggoleng dan mengangguk. Hal demikian harus dicegah karena hal tersebut jelas akan mempengaruhi ketepatan pembacaan haluan maupun baringan. Agar pedoman di kapal dapat tetap pada posisi mendatar pada saat kapal mengangguk maupun zn menggoleng, maka pada ketel pedoman dipasang dui pasang cincin lenja Pasangan cincin lenja pertama terpasang pada ketel pedoman dan pada sebuah rangka yang mengelilingi ketel pedoman.
Dudukan cincin lenja pertama ini terpasang pada ketel pedoman dan tanduknya pada rangka cincin, dan cincin lenja ini terpasang di kin dan kanan ketel pedoman tepat dalam arah melintang biding lunar linggi kapal.
Dengan demikian pada saat kapal mengangguk ketel pedoman dapat tetap unggal diam /iiiendatar. (tetapi apabila kapal menggoleng ketel pedoman masih ikut menggoleng). Pasangan cincin lenja yang kedua pada rangka cincin dan rumah pedoman, dimuka dan (di belakang pedoman tepat sejajar dengan biding lunas linggi kapal. Dudukan cincing lenjanya terpasang pada pedoman dan tanduknya pada rangka cincinnya. Dengan demikian, pada saat kapal menggoleng ke kanan dan ke kiri, pedoman dapat tepat tinggal diam / mendatar. Pemasangan
seperti
tersebut
di
atas
dirancang
untuk
dapat
membebaskan garis layar dari pengaruh tegangan poros dari cincin lenja.
a. Angin layar b. Tanduk c. Cincin khardanus
Rumah Pedoman Adalah rangka tertutup diming semua bahan dari sebuah pedoman ditempatkan, biasanya rumah pedoman ini terbuat dari kayo. ditempatkan secara tetap di anjungan di depan roda kemudi, di atas anjungan di deck kompas dan mungkin juga di kanan kin anjungan atau buritan kapal sebagai tempat pedoman darurat. Bentuk rumah pedoman ini biasanya bulat bersegi — segi setinggi ± 2 meter.
Bagian-bagian yang termasuk rumah pedoman adalah : 1. Tutup rumah pedoman Tutup rumah pedoman terletak di bagian atas , dan berfungsi sebagai penutup pedoman sehingga terlindung dari hujan maupun pangs matahari. Tutup ini terbuat dari kuningan sehingga tutup pedoman ini terdapat sebuah jendela kaca, sehingga tanpa membuka seluruh tutup sudah dapat dibaca skala derajat haluan kapal (terutama pada saat hujan). 2. Tandung-tanduk dari pasangan cincin lenja yang membujur kapal di tempatkan pada rumah pedoman. Untuk menahan ketel pedoman, maka pada rumah terpasang beberapa pegas / per. 3. Bola penimbal. Pada rumah pedoman bagian luar agak di bawah dan tutup rumah pedoman, pada sisi kanan dan kiri ditempatkan 2 buah bola besi yang cukup besar. Fungsi kedua bola tersebut adalah untuk, menimbal / menetralkan pengaruh magnit sekitar pedoman. 4. Batang-batang besi penimbal Batang – batang besi ini juga berfungsi untuk menimbal atau menetralkan pengaruh-pengaruh magnit lain sekitar kapal. Batangbatang ini dibuat dan besi lungs, dan ditempatkan di bagian belakang dalam rumah pedoman tempatnya berupa lobang-lobang panjang yang membujur dan melintang.
5. Bola lampu penerangan. Bola ini berfungsi memberikan penerangan pada pedoman (malam hari) terpasang di bagian dalam rumah pedoman. Untuk perbaikannya dapat dilakukan melalui sebuah pintu kecil di bagi belakang rumah pedoman.
Umumnya setiap sekali setahun dilakukan penimbangan ulang terhadap pedoman kapal. Apabila ada keragu-raguan mengenai kebaikan dan pedoman tersebut maka perlu pedoman dibawa ke bengkel khususnya di darat untuk perbaikan. Di atas kapal harus selalu diingat untuk tidak menempatkan benda-benda yang bermagnit atau alas-alai listrik di dekat pedoman. Karena pengaruh mangnit dari benda-benda tersebut akan memberikan pengaruh-pengaruh yang tetap pada pedoman sehingga penunjukkannya menyimpang. Tetapi hal tersebut tidak dapat dihindari pada saat kapal berada di atas dock atau perbaikan demikian pedoman-pedoman di kapal dimbal ulang. jika di atas kapal terdapat cadangan dari piringan pedoman. Semat pedoman maka perwira kapal harus memperhatikan dan menjaga agar benda-benda tersebut disimpan dengan semestinya. Semat pedoman harus disimpan dalam tabungnya (khusus) dengan ujung runcingnya ke atas tertekan pada gabus penutup. Bila terpaksa mengganti semat ke kapal, maka semat barn harus terpasang dengan baik dan sama tinggi dengan semat yang lama. Piringan pedoman cadangan harus disimpan di dalam kotaknya di tempat yang cukup jauh dari benda yang memiliki magnit. pada saat akan memindahkan ketel pedoman harus dicegah / piringan pedoman masih terpasang pada semat. Karena hal tersebut dapat merusak semat.
Beberapa istilah : Deviasi
: Penyimpangan penunjukkan Utara – Selatan piringan pedoman terhadap arah Utara – Selatan magnit bumi Bubut penyimpangan ke kanan dari
arah Utara – Selatan magnit bumi diberi tanda ( + / positip) dan yang kiri sebaliknya, bertanda negatif (-). Variasi
: Penyimpangan arah Utara Selatan magnit bumi dan arah Utara-Selatan sejati (derajat di peta) sudut penyimpangan ke kanan dari arah Utara –Selatan sejati diberi tanda positip (+) dan yang ke kiri sebaliknya bertanda negatip (-)
Agoone
: garis di peta yang menghubungkan tempat – tempat yang memiliki perubahan variasi yang sama.
Assalogone
: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang dimiliki perubahan variasi yang sama.
Isagone
: Garis di peta yang menghubungkan tempat –tempat yang memiliki variasi sama bukan nol derajat.
Akline
: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki sudutinklasi nol derajat.
Pedoman Zat Cair Pedoman ini lebih dikenal dengan sebut dengan sebutan pedoman bash, karena pedoman ini menggunakan zat cair di dalam ketel pedoman. Piringan pedoman berada di dalam zat cair tersebut. Untuk itu ketel pedoman dibuat kedap air dan konstruksinya lebih kuat, dari pada ketel pedoman kering. Fungsi cairan di dalam ketel pedoman adalah agar dapat lebih balk meredam getaran-getaran dari kapal sehingga piringan dapat lebih tenang. Dengan demikian, mengurangi kemungkinan kerusakan semat pedoman ini (basah) sangat sesuai digunakan terutama di kapal-kapal kecil, sekocisekoci dan sebagainya, dimana getaran dan olengan Berta anggukan lebih Bering. Cairan di dalam ketel pedoman tersebut terdiri dan campuran 75% air sulingan dan 25% alkohol. Dengan demikian, pedoman jenis ini dapat juga
digunakan di daerah-daerah pelayaran musim dingin (cairan tidak membeku). Tetapi jumlah cairan pelayaran musim dingin, (Cairan tidak membeku). Tetapi jumlah cairan alkohol tidak dapat terlalu banyak karena akan melarutkan lapisan cat pada bagian dalam ketel pedoman, (dapat diatasi dengan penggunaan cat khusus).
Keterangan : a. Tutup ketel bagian atas dari kaca tembus pandang b. Pengapung ditempatkan dibawah piringan pedoman c. Piringan pedoman d. Jarum-jarum magnit e. Tromol pemuaian, cairan f. Sumbat pengisian cairan g. Semat pedoman h. Alas penyangga semat
i.
Alas (penutup) bagian bawah bergelombang
j.
Garis layar
k. Tanduk ketel pedoman
Keterangan gambar : (pedoman basah model lain) a. Tutup ketel bagian atas dari kaca tembus pandang b. Pengapung c. Piringan pedoman d. Jarum magnit e. Tromol pemuaian cairan f. Tromol pemuaian cairan g. Semat pedoman h. Alas ketel kedudukan penyangga semat i.
Pemberat timah hitam
j.
Induk ketel pedoman
Pada bagian tutup alas diberikan sebuah pemberat. Gunanya menambah ketenangan ketel pedoman. Karena selama pelayaran kapal pasti akan mengalami perubahanperubahan suhu yang cukup besar, maka cairan, di dalam ketel pedoman akan dapat ikut berubah suhunya. Dengan demikian cairan tersebut sekali waktu pasti akan memuai. Untuk mencegah tekanan cairan di dalam ketel pedoman bertambah maka ketel pedoman diperlengkapi dengan sebuah tromol pemuaian untuk menampung kelebihan cairan akibat pemuaian tersebut. Disamping trend pemuaian tersebut bagian bawah ketel juga dibuat bergelombang untuk membantu mengatasi / menerima pemuaian tersebut. Dengan demikian tidak akan terjadi perubahan letak dari dudukan semat
Prinsip kerjanya Piringan pedoman dilekatkan di atas pengapung ; di bawah pengapung
digantungkan
batang-batang
magnit.
keseluruhannya
diletakkan dalam cairan, sehingga bila berada dalam medan magnit bum], piringan dapat •erputar (dengan bebas). Bila kapal diam maka piringan pedoman juga diam dengan skala 360°/ Utara penunjuk ke kutub bum]. Tepat dalam arah bidang lungs linggi pada bagian dalam ketel pedoman ditempatkan garis layar. Skala derajat piringan pedoman yang berimpit / bersatu dengan garis layar adalah menunjukkan arah haluan kapal. Misalkan, bila skala 090° berimpit dengan garis layar berarti haluan kapal adalah 090o.
Fungsi dari setiap bagian pedoman basah adalah 1. Sumbat Apabila air ketel pedoman berkurang (dapat dilihat dengan adanya gelembung udar ad] dalam ketel), maka harus ditambahkan air sulingan camper alkohol. Ketel ditahan pada posisi miring dengan sumbat ditempatkan di bagian atas, kemudian sumbat dibuka. Melalui lubang air sulingan diisikan dan kemudian sumbat dapat ditutup kembali. 2. Pengapung Piringan bertambah berat dengan / oleh adanya jarum-jarum yang cukup berat. ini akan mengakibatkan tekanan lebih besar pada ujung runcing semat dan sungkup piringan pedoman bagian bawah. Untuk mengatasi hal tersebut dipasang sebuah pengapung di bawah piringan tromol. 3. Tromol Karena terjadinya perubahan suhu naik turun, maka akan terjadi penyusutan / pemuaian cairan dalam ketel. Pedoman dengan adanya bentuk tromol yang tertutup alas bergebang, yang dapat berfungsi sebagai pegas maka naiknya tekanan akibat pemuaian cairan dapat
diatasi demikian akibat dari penyusutan cairan ketel sehingga tidak akan terjadi gelembung-gelembung di dalam ketel. 4. Jembatan dari bahan Kuningan Karena tromol yang memiliki gays pegas, maka apabila dudukan semat langsung ditempatkan di atas penutup alas akan terjadi penunjukkan arah yang salah, karena semat dan piringan pedoman ikut turun naik dengan perubahan tromol. Hal ini diatasi dengan memasang sebuah jembatan dan bahan kuningan. 5. Pemberat Berfungsi untuk lebih menstabilkan ketel pedoman Pemberat ini umumnya dibuat dari limbah hitam. 6. Piringan pedoman Besarnya piringan pedoman (garis tengah piringan), tidak boleh terlampau besar agar terdapat jarak yang cukup antara tepi pinggiran dan ketel.
Pada saat ketel berputar, cairan di dalam ketel akan ikut berputar. Gaya putar terbesar akan terdapat pada cairan di dekat dinding ketel. Bila tepi piringan pedoman akan berputar, penunjukkan pedoman akan banyak menyimpang / salah.
Beberapa catatan dan hat yang perlu diperhatikan. Secara keselunihan pedoman basah lebih balk dari pada pedoman kering karena memiliki momen yang besar, lebih tenang karena memiliki kelengkapan peredam getaran dan goncangan yang lebih banyak.
Meskipun ada juga kerugiannya, yaitu pedoman basah lebih sukar diperbaiki dan ditimbal. Selanjutnya hat-hat yang perlu diketahui / diperhatikan dalam penggunaan pedoman di kapal adalah : 1. Salah kolimasi akan timbul bilamana garis Utara-Selatan pada piringan pedoman tidak jatuh sama pada poros magnetis pedoman.
2. Pedoman tolak (standart compass) harus di tempat sedekat mungkin dengan bidang tunas linggi. dan jauh dart masa besi yang besar dan best tunas seperti tiang kapal, cerobong-cerobong peranginan lain balok geladak Berta dinding-dinding lebar. 3. Pedoman buritan harus juga ditimbal bersamaan dengan pedomanpedoman lain.
SOAL DAN PERTANYAAN 1. Jelaskan jenis-jenis pedoman menurut penempatan di kapal dan menurut konstruksinya 2. Buatlah skema sebuah ketel pedoman basah berikut bagian-bagiannya 3. Sebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki sebuah ketel pedoman dan piringan pedoman 4. Jelaskan syarat-syarat penempatan pedoman magnit di kapal. 5. Pedoman sekoci adalah pedoman magnit jenis 6. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada pedoman magnit dan sebutkan penyebabnya ? 7. Jelaskan mengapa pedoman magnit basah lebih balk dari pada mangle kering 8. Jelaskan cara memeriksa kepekaan piringan pedoman 9. Jelaskan cara menambah cairan pedoman dan jenis cairan yang digunakan 10. Jelaskan persyaratkan agar piringan pedoman itu baik ?