Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Juni 2016 : 29–36
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KABUPATEN TABALONG (The Development Strategy Onion Cultivation in Tabalong) Purna Kusumayana 1) dan Ronna Vaty Redhanie 2) 1)
2)
Dosen Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai (STIPER) Amuntai Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai (STIPER) Amuntai e-mail :
[email protected]
Abstract The state of onion cultivation in the village is good enough, This village is economically advantageous to be developed and cultivated. From the results of calculations using SWOT analysis, then the values obtained from the analysis ofinternal factors (IFAS) by 2.80, then and for the value of the analysis of external factors (EFAS) by 2.76, meaning commodity onion has acomparative advantage the result is not only meet the needs of the region concerned but can be exported out of the territory Tabalong. The development strategy onion cultivation in Tabalong is aggressive strategy with more focus on SO strategy (Strength-Opportunities), by using force to take advantage of existing opportunities. Strategies (Strength-Opportunities): Develop and improve the image onion farming, develop agro-onion, optimizing groups for integrated pest management, improving the competence of the Human Resource, optimizing the coordination of relevant agencies, expanding markets for the products of onion. Keywords : onion cultivation, SWOT analysis, internal and external factors
Abstrak Keadaan budidaya bawang merah di Kabupaten Tabalong cukup baik, secara ekonomis menguntungkan untuk dikembangkan dan diusahakan. Dari hasil perhitungan dengan mengunakan analisa SWOT, maka diperoleh nilai dari analisis internal faktor (IFAS) sebesar 2,80, maka dan untuk nilai dari analisis eksternal faktor (EFAS) sebesar 2,76, maka komoditas bawang merah tersebut memiliki keunggulan komparatif yang hasilnya tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan daerah yang bersangkutan tetapi dapat diekspor ke luar wilayah Kabupaten Tabalong. Strategi pengembangan budidaya bawang merah di Kabupaten Tabalong adalah strategi agresif dengan lebih focus kepada strategi SO (strenght-Opportunities), yaitu dengan mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang sudah ada. Strategi (Strenght-Opportunities): mengembangkan dan meningkatkan citra usahatani bawang merah, mengembangkan agroindustri bawang merah, mengoptimalkan kelompok untuk pengendalian hama terpadu, peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, optimalisasi koordinasi instasi terkait, memperluas pasar bagi produk bawang merah. Kata kunci : bawang merah, analisis SWOT, faktor eksternal internal
Tanaman bawang merah di Indonesia
PENDAHULUAN Komoditas hortikultura yang terdiri dari
telah lama diusahakan oleh petani sebagai
buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan
usahatani
tanaman
sebagian besar atau seluruh hasil produksinya
obat
mempunyai
potensi
untuk
yang
untuk
bersifat
komersial,
memenuhi
yang
dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Salah
ditujukan
satu jenis tanaman hortikultura tersebut adalah
Namun
bawang merah (Allium ascolonium L) yang
Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura,
tergolong tanaman semusim dan termasuk
produksi bawang merah di Indonesia menurut
sayuran rempah (Ditjen Tanaman Pangan dan
propinsi mengalami fluktuasi yang sangat
Hortikultura, 1997).
signifikan.
berdasarkan
hasil
permintaan. pemantauan
29
Purna Kusumayana dan Ronna Vaty Redhanie, Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Bawang Merah…
Kabupaten Tabalong merupakan salah
terpenting
harus
mempunyai
struktur
satu daerah penghasil bawang merah di provinsi
bergumpal dan keadaan air tanahnya tidak
Kalimantan Selatan sejak tahun 2014, daerah
menggenang (stagnasi), oleh karena itu pada
tersebut mempunyai prospek cukup baik untuk
daerah lahan yang sering tergenang atau daerah
pengembangan
lahan
komoditi
bawang
merah.
yang
becek
harus
dibuat
saluran
Berikut perkembangan luas panen dan produksi
pembuangan air (drainase) yang baik. Derajat
bawang
keasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5.
merah
di
Kabupaten
Tabalong
berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan
Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan
Kabupaten Tabalong pada tahun 2014 luas
tanaman bawang merah antara 25-32° C dengan
panen sebesar 5 Ha dengan produksi 40 ton dan
iklim kering. Tanaman bawang merah lebih
pada tahun 2015 luas panen sebesar 5 Ha
menghendaki daerah yang terbuka dengan
dengan produksi 40 ton.
penyinaran ± 70%. Apabila terlindung umbinya
Peningkatan luas panen dan produksi
kecil.
selama dua tahun penanaman menunjukkan
Konsep Agribisnis
tanaman bawang merah masih terus dapat
Agribisnis dibagi menjadi tiga sektor
dikembangkan dilihat dari konsumsi bawang
ekonomis, yaitu meliputi seluruh sektor bahan
merah di kabupaten yang cukup tinggi dan
masukan usahatani (input), produksi (farm), dan
pasokan
yang
bawang
merah
yang
masih
memasak
bahan
masukan
didatangkan dari luar daerah sementara lahan
usahatani/pemroresan, penyebaran, penjualan
tanam masih tersedia cukup.
baik borongan dan eceran oleh produsen ke
Berdasarkan
latar
belakang tersebut
konsumen akhir (output) (Downey, 1998).
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Menurut
Badan
Agribisnis
(1995),
adalah 1) faktor internal dan eksternal apa
agribisnis adalah salah satu kesatuan sistem
dalam usaha pengembangan bawang merah di
yang terdiri dari beberapa subsistem yang
Kabupaten Tabalong?, dan 2) bagaimana
saling terkait erat, yaitu : Subsistem pengadaan
strategi pengembangan usaha bawang merah di
sarana
Kabupaten Tabalong.
Subsistem
produksi, pasca
Subsistem panen
dan
usahatani, pengolahan,
Subsistem pemasaran, Subsistem jasa dan TINJAUAN PUSTAKA
penunjang.
Syarat Tumbuh Tanaman bawang merah biasanya lebih
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
bisa tumbuh pada tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung bahan-bahan berjenis
Analisa SWOT Analisis
SWOT
adalah
metode
organik seperti tanah lempung berdebu atau
perencanaan strategis yang digunakan untuk
lempung berpasir. Jenis tanah tersebut yang
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
30
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Juni 2016 : 29–36
(weaknesses), peluang (opportunities), dan
wawancara dengan petani. Sedangkan data
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau
sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait
suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah
serta melalui pustaka dari berbagai media yang
yang membentuk akronim SWOT (strengths,
berhubungan dengan penelitian.
weaknesses, opportunities, threats).
Metode Pengumpulan Data
Menurut rangkuti (2006), matriks SWOT menggambarkan
secara
jelas
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
Pemilihan
responden
bagaimana
deskriptif
kualitatif.
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
bertujuan
untuk
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan
eksternal
dan
dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini
terhadap pengembangan
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
merah. Berikut ini daftar responden yang
strategi, yaitu S-O (Srenghts-Opportunities),
diambil.
W-O (Weaknesses-Threans), S-T (Strenghts-
Tabel 2. Responden Penelitian
mengetahui
internal
faktor-faktor
yang
berpengaruh
budidaya bawang
Threats) dan W-T (Weaknesses-Threats). Selanjutnya dengan pendekatan matriks faktor strategi eksternal (External Factor Analysis Summary = EFAS) dan matriks faktor strategi internal (Internal Factor Analysis Summary = IFAS) dapat diperoleh berbagai alternatif strategi. Strategi EFAS adalah strategi yang
digunakan
untuk
merumuskan
No
Responden
Jumlah
1.
Petani
10 orang
2.
PPL
1 orang
3.
Dinas Pertanian
2 orang
4.
Kepala Desa
1 orang
Total
14 orang
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2015
dan
mengkaji faktor kekuatan dan kelemahan yang ada.
Analisis Data Proses penyusunan perumusan strategi melalui tiga tahap pengambilan keputusan.
METODOLOGI
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tabalong. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2015 sampai dengan selesai yaitu mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data
sampai
dengan
tahapan
penyusunan
laporan.
Pengumpulan data dilakukan terhadap : a. Faktor internal, terdiri dari kekuatan dan kelemahan b. Faktor eksternal, terdiri dari peluang dan ancaman. c. Penyusunan dan perhitungan.matriks faktor
Jenis dan Sumber Data
strategi
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
internal
(IFAS)
dan
eksternal
(EFAS)
terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer
diperoleh
langsung
melalui
31
Purna Kusumayana dan Ronna Vaty Redhanie, Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Bawang Merah…
Tabel 3. Model IFAS
dengan skala mulai dari skala 1, 2 ,3 dengan
Faktor-faktor Strategi Bobot Internal KEKUATAN : 1…………… 2…………… 3…………… KELEMAHAN : 1…………… 2…………… 3…………… Total
Rating
Bobot x Rating
keterangan tiap skala sebagai berikut : 1 = jika
indikator
horizontal
kurang
penting dari pada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal Pemberian bobot setiap faktor dengan
Sumber : Rangkuti, 2006
skala mulai dari 0, 0 (tidak penting) sampai 1,
Tabel 4. Model EFAS
0 (paling penting). Pemberian bobot ini
Faktor-faktor Strategi Eksternal PELUANG : 1…………… 2…………… 3…………… ANCAMAN : 1…………… 2…………… 3…………… Total
Bobot
Bobot Rating x Rating
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi usaha. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan 1, 0. b. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai
dari
1,2,3,4
berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi pengembangan
bawang
merah
yang
bersangkutan. Menurut umar (2010), skala
Sumber : Rangkuti, 2006
Berdasarkan tabel 3 dan 4, tahap yang
rating untuk matrik IFAS (kekuatan dan
dilakukan dalam menentukan faktor strateginya
kelemahan) adalah :
adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi
1 = kelemahan utama/kondisi buruk
kekuatan,
2 = kelemahan kecil/kondisi biasa saja
kelemahan
serta
peluang
dan
ancaman dalam kolom 1, lalu di beri bobot pada
3 = kelemahan kecil/kondisi baik
kolom 3. Secara matematis penentuan bobot
4 = kekuatan besar/kondisi sangat baik
dapat dilakukan dengan mengunakan rumus
c. Kaitan bobot pada 2 kolom rating dengan rating pada kolam 3, untuk memperoleh
sebagai berikut :
faktor
Rating x total bobot Bobot =
pembobotan
dalam
kolom
4.
Hasilnya berupa faktor skor pembobotan
Total Rating
untuk masing-masing faktor yang nilainya Cara Perhitungan IFAS a. Tentukan
32
faktor-faktor
yang
bervariasi mulai dari 1 (terendah) sampai menjadi
dengan 4 (tertinggi) dengan nilai rata-rata
kekuatan serta kelemahan dalam kolom 1.
2,5.
Beri bobot masing-masing faktor tersebut
pembobotan
Artinya
semakin
tinggi
mengenditifikasikan
skor usaha
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Juni 2016 : 29–36
pengembangan bawang merah merespon
HASIL DAN PEMBAHASAN
kekuatan dan kelemahan atau peluang dan ancaman dengan baik.
Hasil analisa SWOT usaha budidaya
d. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4),
tanaman bawang merah Kabupaten Tabalong
untuk memperoleh total skor pembobotan
diketahui sebagai berikut :
bagi yang bersangkutan, total skor berkisar
1. Kekuatan
:
pengalaman
antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika
penggunaan
total
tenaga kerja, usia petanimasih produktif,
skor
(3,0-4,0)
berarti
kondisi
pengembangan bawang merah tinggi/kuat
benih
berusahatani,
unggul,
tersedianya
peningkatan pendapatan.
(2,0-2,99) berarti kondisi internal rata-
2. Kelemahan : penggunaan teknologi masih
rata/sedang dan (1,0-1,99) berarti kondisi
sederhana, tingkat pendidikan petani rendah,
internal rendah/lemah.
modal
kurang,
sistem
pemasaran,
kepengurusan kelompok belum optimal.
Matrik SWOT Berdasarkan analisis lingkungan internal
3. Peluang : permintaan pasar tinggi, lahan
dan eksternal yang telah dilakukan dibangun
tersedia luas,intensitas penyuluhan oleh PPL
pula sebuah matriks SWOT yang bertujuan
yang kontinu, meningkatnya pengetahuan
untuk mengembangkan empat alternatif strategi
masyarakat, dukungan kebijakan pemerintah
yang
dan kelembagaan.
berdasarkan
peluang
dan
kekuatan,
ancaman
bagi
kelemahan, perusahaan.
4. Ancaman : serangan hama dan penyakit,
Keempat alternatif strategi tersebut antara lain
akses
transportasi,
analisa
kepentingan
adalah strategi SO (Strenght – Oppurtunity),
kelompok, kelangkaan pupuk, fluktuasi
strategi WO (Weakness – Oppurtunity), strategi
harga bawang merah.
ST (Strenght – Threat), strategi WT (Weakness – Threat). Matriks SWOT yang dibangun dalam rangka
formulasi
strategi
ini
Penyusunan IFAS dan EFAS
bersifat
Setelah faktor strategi internal dan
melengkapi (complementary) terhadap analisis
eksternal diidentifikasi, selanjutnya dilakukan
matriks I-E yang telah dilakukan sebelumnya.
pembobotan dan rating.
Tabel 5. Matrik SWOT I E
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
STRATEGI SO OPPORTUNITIES (O) THREATHS (T)
Ciptakan strategi menggunakan kekuatan memanfaatkan peluang
STRATEGI WO yang untuk
Ciptakan strategi yang memanimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
yang untuk
Ciptakan strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman
STRATEGI ST Ciptakan strategi menggunakan kekuatan mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Sumber : Rangkuti, 2006
33
Purna Kusumayana dan Ronna Vaty Redhanie, Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Bawang Merah…
Tabel 6. Model IFAS Faktor-faktor Strategi Internal KEKUATAN : 1. Pengalaman 2. Benih unggul 3. Tenaga kerja 4. Usia produktif 5. Pendapatan KELEMAHAN : 1. Teknologi sederhana 2. Tingkat pendidikan 3. Modal 4. Pemasaran 5. Kepengurusan TOTAL
Bobot
Rating
Bobot x Rating
0,10 0,15 0,14 0,08 0,14
3 4 4 3 4
0,30 0,60 0,56 0,24 0,56
0,09 0,08 0,10 0,06 0,06 1
1 1 2 1 2
0,09 0,08 0,20 0,06 0,12 2,80
Bobot
Rating
Bobot x Rating
0,18 0,12 0,03 0,08 0,15
3 4 3 4 4
0,54 0,48 0,09 0,32 0,60
0,07 0,05 0,14 0,15 0,03 1
1 1 2 2 1
0,07 0,05 0,28 0,30 0,03 2,76
Sumber : Rangkuti, 2006
Tabel 7. Model EFAS Faktor-faktor Strategi Eksternal PELUANG : 1. Pasar 2. Lahan 3. Penyuluh 4. Pengetahuan 5. Kebijakan ANCAMAN : 1. Hama & Penyakit 2. Transportasi 3. Analisa kepentingan 4. Kelangkaan pupuk 5. Fluktuasi harga TOTAL Sumber : Rangkuti, 2006
Penentuan Posisi SWOT dan Penentuan Alternatif Strategi Posisi sesuai diagram SWOT diambil
Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran
pengembangan
usaha
budidaya
kedepannya, yaitu dengan mengunakan seluruh
dari total nilai matriks IFAS dan EFAS yaitu
kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2,80 dan 2,76 yang menunjukkan bahwa usaha
Beberapa alternatif strategi yaitu :
budidaya bawang merah terletak pada kuadran I
- Mengembangkan dan meningkatkan citra
(SO-STRATEGI) yang artinya usaha budidaya
usahatani
bawang merahsangat menguntungkan, karena
sumberdaya
punya kekuatan dan peluang yang lebih besar
pengembangan budidaya.
dibandingkan ancamannya. 34
dengan
kelemahan
dan
bawang
merah
dengan
yang
terkait
dalam
Jurnal Daun, Vol. 3 No. 1, Juni 2016 : 29–36
- Mengembangkan merah
termasuk
agroindustri
bawang
SIMPULAN DAN SARAN
peningkatan
kapasitas
Simpulan
produksi, upaya ini akan menstabilkan harga
1. Analisis faktor internal (IFAS) diperoleh
bawang merah, terutama jika ada kerjasama
2,80 dan nilai dari analisis faktor internal
petani dengan pengusaha.
(EFAS)
- Mengoptimalkan pengendalian
kelompok hama
terpadu
bawang
2,76.
Hasil
tersebut
untuk
menunjukkan bahwa komoditas bawang
dalam
merah usaha budidaya bawang merah cukup menjanjikan untuk dikembangkan dengan
pengembangan bawang merah. - Meningkatkan
sebesar
pembinaan
agroindustri
mempotensikan keunggulan dan peluang
terutama
peningkatan
yang ada.
merah
teknologi sehingga pengolahannya menjadi
2. Strategi pengembangan budidaya bawang
lebih modern dan kapasitas produksi yang
merah
optimal dan menghasilkan produk yang
strategi agresif dengan lebih fokus kepada
kualitasnya dan menjadi produk khas daerah
strategi SO (Strenght-Opportunities), yaitu
seperti daerah Kandangan seperti halnya
dengan
dodol.
memanfaatkan peluang yang sudah ada.
- Peningkatan
kompetensi
Sumber
Daya
di
Kabupaten Tabalong adalah
mengunakan
Strategi
yang
kekuatan
untuk
dimaksud
adalah
Manusia
melalui
pelatihan-pelatihan
mengembangkan dan meningkatkan citra
mengenai
prospek
kedepanya
usahatani bawang merah, mengembangkan
agar
pengembangan budidaya bawang merah
agroindustri
lebih meningkat.
mengoptimalkan
- Optimalisasi koordinasi instansi terkait,
bawang
merah,
kelompok
untuk
pengendalian hama terpadu, peningkatan
mengoptimalisasi
kompetensi
sumber
hubungan baik dengan instansi-instasi yang
optimalisasi
koordinasi
ada
terkait dan memperluas pasar bagi produk
yaitu
dengan
sehingga
budidaya
cara
prospek
bawang
merah
pengembangan dapat
lebih
manusia,
dengan
instasi
bawang merah Saran
meningkat. - Memperluas pasar bagi produk bawang
daya
1. Petani pengusaha budidaya bawang merah
merah sehingga dapat di pasarkan ke luar
hendaknya
lebih
memperhatikan
faktor
wilayah Kabupaten Tabalong dengan tingkat
kekuatan dan peluang yang ada sehingga
harga dan volume yang optimal.
pendapatannya bisa lebih optimal. 2. Perlu dukungan penuh dari pemerintah untuk
pengembangan
bawang
merah,
mengingat prospek bawang kedepannya sangat baik.
35
Purna Kusumayana dan Ronna Vaty Redhanie, Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Bawang Merah…
DAFTAR PUSTAKA Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2015. Laporan Tahunan. Disperta. Tabalong. Downey, W. David, Erickson, Steven P., 1989. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga, Jakarta. Firdaus, Muhammad, 2008.Manajemen Agribisnis.B umi Aksara, Jakarta Hernanto,F., 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Ikhsan Nur, 2004. Tantangan dan Strategi Pengembangan Agribisnis. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi Palu. Kuncoro, M., 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Penerbit Erlangga, Jakarta. Rangkuti, F., 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia, Jakarta. Renville, S., 1997. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Rukmana, R., 1994. Budidaya Tanaman Bawang Merah. Kanisius, Yogyakarta. Setyobudi, W., 2010.http : //inspirewhy.com/Teknik-ModerasiFocus-Group-Discussion-fgd.Diakses tanggal 29 Maret 2010. Siagian, P. , 2007. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta. Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
36