Jurnal Penddidikan Sains e-Pensa. Volum me 01 Nomor 03 0 Tahun 20133, 130-139
PENER RAPAN STR RATEGI MIN ND MAPPIN NG DALAM PEMBELAJJARAN IPA TERPADU PA ADA MATER RI TEKANA AN DARAH DI SMPN 2 SOKO Ratna Lesstari 1), Ermaan 2), dan Hasan Subekti 3) 1)
Mahasiswa Program Studi Penddidikan Sains, FMIPA UNES SA, e-mail: Annan_les33@yah hoo.com 2) Dosen Proggram Studi Pen ndidikan Sains FMIPA UNES SA, e-mail:
[email protected] 3) D Dosen Program m Studi Pendidikan Sains FM MIPA UNESA, e-mail:
[email protected]. A Abstrak
Penelitiian ini bertujuaan untuk menddeskripsikan keeterlaksanaan pembelajaran p ddengan meneraapkan strategi belajar mind mappingg, pemahaman konsep k siswa, dan respons siiswa. Jenis pennelitian ini adallah penelitian pre ekssperimen dengaan rancangan penelitian p one shot case stud dy. Objek pennelitian adalah kelas VIII-C berjumllah 32 siswa pada p tahun ajaaran 2012-20133. Data pada penelitian p ini adalah data keeterlaksanaan pembelajaran, data haasil belajar minnd mapping, haasil belajar kogn nitif, hasil belaajar psikomotorr, hasil belajar afektif dan respons siswa. s Analisiss dilakukan seecara deskripttif. Berdasarkaan analisis daata diperoleh persentaase rata-rata hasil h pengamatan pembelajarran pada pertem muan I, II, dann III yaitu sebesar 81,05%. Hal inii menunjukkan n bahwa modeel pembelajaraan langsung dengan meneraapkan strategi belajar mind mappinng pada materii tekanan daraah terlaksana sangat s baik. Hasil belajar miind mapping siswa s dengan nilai raata-rata 77,35% %. Hal ini did dukung dengann hasil belajarr kognitif rataa-rata sebesar 77,7 dengan ketuntaasan klasikal mencapai m 90,66% yang berkkategori sangaat baik. Hasil belajar psikoomotor siswa mencappai persentase sebesar 87,9% % yang berkateegori baik dan hasil belajar aafektif mencap pai persentase sebesarr 82,1% dengaan kategori baiik. Respons siiswa setelah mengikuti m pem mbelajaran langgsung dengan meneraapkan strategi mind m mapping pada materi teekanan darah berkategori b sanngat kuat dengaan persentase rata-rataa siswa yang merespons m posiitif sebesar 90,99%. Kata kunci : strategi mind mappingg, tekanan daraah, hasil belajaar, dan responss siswa. A Abstract t describe th he implementaation of mind d mapping leaarning strategy y, conceptual This reesearch aims to compreehension of stu udents, and ressponse of studdents. Type off this research is pre experim ment research with onne shoot case study s design. Object O of the rresearch is 32 students of V VIII-C in schoo ol year 20122013. Data D in this research is data of o learning impplementation, result study of m mind mappingg, result study of cogn nitive, result stuudy of psychom motor, result study of affectiive and response of the studeents. Analysis is condducted descripttively. Based on o data analyssis, mean perccentage score of learning obbservation on session I, II, and III iss 81.05%. Thiss indicates thatt direct learnin ng model by im mplementing mind m mapping g strategy on subject of bloood pressure hhas been impleemented well. The result sttudy of mind learning mappinng with mean value v of 77.35% %. This is connfirmed by resuult study of coognitive with mean m value of 77.7 with w classical completenesss achieves 90.6% with very good category. Th he result of students’psychomotorr study that reeach percentagge of 87.9% categorized c as good and ressult study of affectiv ve that reach 822.1% categorizzed as good. Response of students after parrticipating in diirect learning by implementing minnd mapping sttrategy on subjject of blood pressure have very strong category c with mean percentage of thhe students who o positively ressponse is 90.9% %. Keywords: mind map pping strategy, blood pressurre, result study,, and responsee of the studentts.
PENDAHULU P UAN Pendidikan P daalam kehidupan n masyarakat sangat s pentingg untuk u meningk katkan kualitass sumber daya manusia yangg unggul u dalam berbagai bidanng terutama daalam teknologii dan d Ilmu pen ngetahuan Alaam. Menurut Permendiknass nomor n 22 tahun t 2006 tentang Stanndar Isi dann nomor 23 taahun 2006 tenntang Standarr Permendiknas P Kompetensi K Lulusan L berisi kompetensi minimal m yangg harus h dikuasai siswa. Kom mpetensi tersebbut merupakann hasil h belajar siiswa dalam tiaap mata pelajarran dinyatakann lulus l atau beelum lulus dengan batas kelulusan k 75% % 130
menguassai bahan ajar. Siswa yang tiidak lulus menngikuti program remedial, daan siswa yanng lulus menngikuti program pengayaan attau mengikuti pembelajarann pada kemampuuan dasar berrikutnya tetapii hasil belajar yang diharapkkan belum mencapai ketuntaasan belajar karena k masih banyak b masalaah yang haruus dipertimbanngkan. Masalah ketuntasan dalam belajar merupakan m maasalah serius bagi b siswa yaang mengalam mi kesulitan dalam belajar. Setiap sisw wa harus mampu m mengguasai kompetennsi-kompetenssi dasar seccara tuntas yaitu sekurang g-kurangnya haarus mencapai skor minimal 75. 7
Strategi Minnd Mapping daalam Pembelajaran IPA Terpadu
Berdasaarkan wawanccara guru bahw wa batas skorr minimal m yang dikatakan tun ntas di SMPN 2 Soko adalahh 70 7 dan 100% % siswa menyaatakan bahwa nilai ulangann harian h siswa pada p mata pelajaran fisika masih rendahh mata pelajaraan lain. Hal inni dikarenakann dibandingkan d siswa kurang memahami koonsep. Menuruut Mitarlis dann Mulyaningsih M (2009: 9), pemahaman konsep IPA A seringkali meemerlukan ketiga disiplin ilmu (fisika,, kimia, k biologi)) untuk saling menunjang. Oleh O karena ituu diperlukan d pem mbelajaran yan ng bisa memaddukan konsep-konsep k terseebut dalam kemasan IP PA Terpadu.. Pembelajaran P terpadu akann memberikann pengalamann yang y bermak kna bagi pesserta didik, karena k dalam m pembelajaran p terpadu peseerta didik akaan memahamii konsep–konsep k p yang dipelajari melaluii pengalamann langsung l dan n menghubunngkannya denngan konsep-konsep k lain yang y sudah dip pahami yang sesuai dengann kebutuhan k peserta didik (M Mitarlis dan Mulyaningsih,, 2009: 2 11). Peembelajaran IP PA Terpadu dapat d berhasill bergantung b paada pemahaman n konsep, tinggkat kreativitass guru g dan kemaampuan siswa yang y mendukuung. Berdasaarkan data hasil pra peneelitian berupaa angket a dan waawancara guru maupun siswaa pada tanggall 13 Oktober 20012 yang penelliti ambil dari 32 3 siswa kelass VIII-C V SMPN 2 Soko menyaatakan bahwa 71,88 7 % siswaa kesulitan k padaa materi tekan nan darah mannusia, 90,63% % siswa belum mengerti m konssep tekanan darah d manusia,, 59,38 % siswaa tidak tahu apaa itu tensimeterr, 100 % siswaa tidak t mengetaahui nilai tekaanan sistol dann diastol yangg ditunjukkan d pada p tensimetter, 62,5 % siswa merasaa terganggu t dalaam berkonsenttrasi saat pelaajaran di kelass karena k suasan na kelas yang gaduh dan raamai, 78,13 % siswa kesulitann dalam pelajaaran fisika kareena sulit dalam m memahami m ko onsepnya dan kesulitan dalaam penerapann rumus, r 78,133 % siswa menyatakan guru jarangg mendemonstra m asikan penggun naan alat sepeerti tensimeterr karena k keterssediaan alat yang kurang memadai dii laboratorium l d banyak alaat yang rusak sehingga guruu dan jarang j mendeemonstrasikan alat, dan 933,75 % siswaa menginginkan m pembelajarann IPA yang menggunakann peta p konsep dan gambar, pembelajaran yang efektiff tanpa t adanya suasana kelaas yang ramaai, jelas, dann menggunakan m video. Hasil wawancara w denngan guru IPA A menyatakan m siiswa kesulitan dalam pemahhaman konsep,, catatan c siswa masih sederhaana dan belum m terorganisasii dengan d baik dan d siswa kurrang dapat meenghubungkann informasi i barru dengan penngalaman mereka. Hal inii disebabkan d karena siswa kurang mengguasai materi,, kurang k berkon nsentrasi dalam m pembelajaraan, dan mudahh lupa. l Oleh karrena itu, skripssi ini akan mem mbahas materii tekanan t darahh manusia yaang menuntut siswa untukk berpikir b kreaatif, lebih fookus pada pelajaran p dann memahami m kon nsep tekanan darah d manusia.
Sttrategi mind m mapping belum m pernah diterrapkan di SMP PN 2 Soko, padahal strateegi mind maapping mempunnyai banyak kelebihan, k sepperti: mengakktifkan seluruh otak o siswa, meemperbaiki inggatan, meningkkatkan konsentrasi siswa dann memungkinkkan siswa berrfokus pada pok kok bahasan, m membantu mennunjukkan hubuungan antara bagian-bagian b informasi yan ng saling terrpisah, memberii gambaran yang jelas, memungkkinkan mengelom mpokkan dan mem mbantu konsep membandingkannya seerta mengalih hkan informasii dari ingatan jangka pendek ke ingataan jangka paanjang (Menuru ut Michael Micchalko dalam Buzan, 2012: 6-7). Buzan (22012: 4) menngemukakan baahwa mind maapping adalah cara c mencatat yang kreatif, efektif, dan secara s harfiah akan a memetakaan pikiran sisw wa. Mind mapp lebih merangsaang secara visual daripada metode pencatatan tradisionnal, yang cennderung linearr dan satu warna w (Buzan, 2012: 2 9). D Dalam satu sem mester biasanyaa guru dituntut untuk menyelessaikan materii yang terdaapat pada SK K-KD sedangkaan waktu tidaak mencukupii. Oleh karenna itu, pembelajjaran harus dirrencanakan den ngan baik dann tidak memakann waktu banyyak. Hal ini dapat diatasi dengan d menginteegrasikan duaa disiplin ilm mu yang konsepnya saling tumpang t tindih dan mem mungkinkan konsep k dibahas secara menddalam. Hal ini sesuai dengan d mbahas kelebihann tipe shared yang memunngkinkan mem konsep lebih l mendalaam. Topik ataau materi darri dua disiplin ilmu dipilihh yang sekirranya kaya untuk diintegraasikan dengann mengidentifiikasi konsep dasar, keteramp pilan, dan sikkap yang salinng tumpang tindih. t Pada kurrikulum SMP terdapat mateeri tekanan padda zat cair dann peredaran darah d manusiaa. Materi pereedaran darah dap pat diintegrasikkan dengan maateri tekanan zaat cair sehinggaa membentuk materi tekaanan darah. K Kedua materi teersebut terdappat konsep yaang saling tum mpang tindih dan d terdapat banyak koonsep yang dapat diintegraasikan. M Materi tekanann darah dikem mas secara teerpadu yang mengajarkan m teentang sistem m peredaran darah manusia yang dikaitkaan dengan tekkanan pada zaat cair s membbentuk keterkaaitan materi tekanan (darah) sehingga darah manusia. m Konssep-konsep terrsebut dihubunngkan secara shared karenna konsep-kon nsep tersebut saling terhubunng dan terkait satu sama laain dan dua konsep k tersebut saling tumpanng tindih sehinngga dibentuk suatu keterhubungan dan kketerkaitan duua konsep terrsebut. m materi tekanan darahh karena pemahhaman Alasan memilih konsep siswa s pada matteri tekanan daarah rendah teruutama pada maateri tekanan ppada zat cair, nilai n ulangan hharian siswa reendah. Karaktteristik materii cocok diterrapkan menggun nakan strategii belajar mind mapping karena k sebagiann besar maateri tekanann darah maanusia
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 2 130-139
Peenelitian sebeelumnya telaah dilakukan oleh Wicaksono (2011: 1112), menyimp pulkan bahwa hasil belajar siswa s setelah menerapkan pembelajarann IPA strategi mind mappinng materi ekkosistem menncapai ketuntasaan klasikal sebbesar 100%. Penelitian P lainn oleh Anjarwatti (2009: 131) menyimpulkaan bahwa peneerapan strategi mind m mapping kombinasi flash card pada materi m pokok siistem koloid terhadap t ketunntasan hasil belajar b siswa seecara klasikall pada putaraan pertama seebesar 78,57% kemudian padda putaran ked dua sebesar 933,33% dan putaaran terakhir sebesar 81,225%. Bagi peeneliti, penelitiann ini mempunnyai tingkat persentase p kem majuan belajar siswa s yang cuukup tinggi. Hal ini menunjuukkan bahwa mind m mapping m mempunyai peeranan penting untuk memperbbaiki pemaham man konsep siiswa sehinggaa hasil belajar siiswa akan lebihh baik. Berdasarkan uraaian masalah yang y dihadapi siswa kelas VIII-C V SMPN N 2 Soko, peneliti p berm maksud melakukan penelitian yyang berjudul “Penerapan Sttrategi Mind Maapping dalam Pembelajaran IPA Terpaduu pada Materi tekanan t darahh Manusia dii SMPN 2 Soko”. S Peneliti berharap pennelitian ini dapat d mempeerbaiki konsentrasi dan pemahhaman konsepp siswa pada materi m tekanan darah d sehinggaa hasil belajar siswa s dapat baiik.
mengajarkan m tentang peng getahuan dekllaratif sepertii materi m peredarran darah man nusia, khususnnya penjelasann mengenai m keelainan tekannan darah, faktor yangg mempengaruhi m i tekanan darahh yang memunngkinkan siswaa dapat d berpikiir radial (meemancar) yan ng melibatkann penggunaan p otak kiri dan kanan. k Disini, siswa dituntutt untuk u berpikirr kreatif dan menguasahi m koonsep tekanann darah d manusiia. Siswa tiddak hanya beelajar konsepp peredaran p daraah saja tetapi mengaitkan deengan tekanann darah d yang terjadi saat jantung berkkontraksi dann berelaksasi b seerta penyakit yang ditimbbulkan akibatt tekanan t darah yang tidak norrmal. Materi tekanan darah h cocok dengan n karakteristikk mind m mappingg yang melibbatkan cara berpikir b siswaa kesegala k arah h, mendorongg pemikiran sinergis, dann membuat m hubuungan asosiasi konsep satu dengan d konsepp lain, l yang bila kita lihat denggan seksama teerdapat banyakk konsep k yang dapat d dihubun ngkan dan dik kaitkan dengann materi m tekanann darah. Siswa kelas VIII-C SMPN S 2 Sokoo tidak t berkonseentrasi pada saaat pelajaran, suulit memahamii konsep k pada pelajaran p fisikaa dan sulit menngingat rumuss sehingga m membuat siiswa kesulitan dalam m menghubungka m an beberapa koonsep. Oleh kaarena itu mindd mapping m berffungsi untuk memperbaiki ingatan dann konsentrasi k siiswa, membanntu menunjukk kan hubungann antara a bagian– –bagian konseep yang saling g terpisah dann membantu m mengelompookkan konnsep sertaa membandingka m annya. Mind map m juga mem mbantu menuliss esai-esai e yang berstruktur baik dan terfokkus. Guru jugaa perlu p menjelaaskan langkahh-langkah dallam membuatt mind m mappingg untuk menngubah catatann siswa yangg masih m sederhan na, kurang teroorganisasi dan linear menjadii catatan c yang effektif dan kreaatif. Materi tekanan darah d manussia diajarkann menggunakan m model pembbelajaran lang gsung karenaa materi m tekanan n darah belum m sepenuhnya dikenal siswa.. Hal H ini terjadii karena materri tekanan daraah berasal darii materi m tekanann zat cair yanng dipadukan secara sharedd dengan d materi peredaran darrah sehingga peerlu dijelaskann secara tahap p demi tah hap menggun nakan modell pembelajaran p langsung. Alasan lainnnnya, dalam m permasalahan p C yang dihadappi oleh siswa kelas VIII-C SMPN 2 Soko menyataakan bahwa guru jarangg mendemonstra m asikan cara menggunakan m alat, padahall demonstrasi d teersebut sangat penting untukk mengajarkann keterampilan k prosedural p selaain mengajarkaan pengetahuann deklaratif. d Ketterampilan prosedural dapat diajarkan d padaa fase f model pembelajaran p langsung yanng merupakann salah satu ciri dari model pem mbelajaran lan ngsung. Dalam m skripsi ini, model pembbelajaran lanngsung hanyaa digunakan d sebagai s meddia pembelaajaran untukk menjelaskan m taahapan proseduural membuat mind mappingg langkah l demi langkah l sesuaii bimbingan daari guru.
METOD DE Jenis peenelitian ini adalah Pre Ekksperimental Design D yang menerapkan m s strategi mind d mapping dalam d pembelajjaran IPA terppadu pada maateri tekanan darah. d Penelitiaan dilaksanakaan pada bulan Mei 2013. Subjek S penelitiann ini adalah kelas VIII-C SM MPN 2 Soko Tuban T tahun ajaaran 2012/20133 berjumlah 322 siswa. Rancangan peenelitian mengggunakan “Onee Shot Case Stu udy” yang dapaat digambarkann sebagai berikkut : X →O Keteranggan : X : Perlakuan yang diberikan dengan menerrapkan straategi mind mapp pping untuk siswa kelas VIII--C. O : Hassil Observasi berupa nilai hasil belajar siswa seteelah mengikutti pembelajaraan dengan sttrategi min nd mapping. (Suugiyono, 2010: 110). Teknik pengum mpulan data yanng digunakan ada 3 cara, yaiitu: (1) metodee observasi unntuk mengumppulkan data pen ngamatan ketterlaksanaan pembelajaran, p data observasi kemampuann siswa memb buat mind mappping, data obseervasi ranah pssikomotor, dann afektif; (2) metode m tes diguunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa; s dan (3) metode angk ket digunakan untuk memperooleh data tenntang tanggap pan siswa terrhadap pembelajjaran dengan sstrategi mind mapping m yangg telah diterapkaan. 132
Strategi Minnd Mapping daalam Pembelajaran IPA Terpadu
Teknik Analisis Dataa dilakukan seccara deskriptif.. Perolehan P ratta-rata skor dari jumlah seluruh skorr pelaksanaan p n dikonversikkan kedalam m pembelajaran persentase p deengan kriteriaa penilaian keterlaksanaan k n pembelajaran p sebagai berikuut: 0% – 20% % (Tidak baik),, 21% 2 – 40% (Kurang baik), 41% – 60% (Cukup baik),, 61% 6 – 80% (B Baik), 81%-100 0% (Sangat baiik). (Riduw wan, 2011: 15).. Analisis kinerja siswaa meliputi ranah psikomotorr dan d afektif. Ranah psiikomotor sisswa meliputii keterampilan k siswa s dalam menggunakan m a praktikum alat m dan d merangkaai alat percobaan sederhan na sedangkann ranah r afektif siswa s adalah keterampilan k b bersikap siswaa dalam d proses belajar b mengajjar. Nilai rata-rrata tiap ranahh dapat d dihitung dengan rumuss sebagai berikuut: Ranah R Psikom motor Nilai =
∑ skor yang diiperoleh siswa x 100 % ∑ skor maaksimum
Ranah R Afektiff Nilai =
∑ skor yang dipperoleh siswa x 100 % ∑ skor maaksimum
Kemudian K diinnterpretasikan sebagai s skor assesmen kinerjaa sebagai beriku ut: 0% - 54% (sangat ( kurangg), 55% - 64% % (kurang), ( 65% % - 79% (cukupp), 80% - 89% % (baik), 90% 100% (sangat baik). b (Puurwanto, 2008)) Analisis pemahaman konsep siswaa dapat dilihatt dari d kemampuan siswa memb buat mind mappping dan hasill tes t evaluasi akhir. a Kemamppuan siswa daalam membuatt mind m mapping g dinilai berdassarkan beberapa aspek, yaitu:: (1) ( keluasan atau a kecakupann ide topik dan n subtopik; (2)) sistematika aluur berpikir; (33) komunikasi;; (4) kejelasann gambar, g simbool, dan istilah h; dan (5) penj njelasan secaraa rinci. r Analisiis kemampuaan mind map apping secaraa individu i diperooleh dengan peerhitungan: Nilai sisswa =
skor yang diperoleh sisw wa x 100 skor maksimum
Hasil belajar b siswaa diperoleh dari d hasil tess evaluasi e akhirr. Analisis haasil belajar siswa dihitungg dengan d mengggunakan ketunttasan individu diperoleh darii nilai n siswa denngan perhitungan : Nilai sisswa =
Ketunttasan klasikal (% %) =
∑ siswa yaang tuntas x 1000 % ∑ sisswa
Hasil bellajar siswa dikkatakan tuntas secara klasikaal jika daya seraap mencapai ≥ 75% dari skorr total sesuai dengan d standar ketuntasan k klassikal yang ada di d sekolah. A Analisis angkett respons sisw wa digunakan untuk mengetahhui respons atau tanggap pan siswa setelah mengikuuti pembelajaraan dengan straategi mind maapping Data an ngket siswa dianalisis denngan mengguunakan persentasse rumus sebaggai berikut : P=
F x 100 % N
Keteranggan : P = perseentase jawabann responden F = jumlah siswa yang menjawab N = jumllah responden Kemudiaan diinterpertaasikan dengan keterangan beerikut: 0% - 20% % (sangat kuraang), 21% - 400% (kurang), 441% 60% (cuukup), 61% - 880% (baik), 81% 8 - 100% (ssangat baik). ( (Riduwan, 2010: 15) HASIL DAN D PEMBA AHASAN Pengamaatan keterlakksanaan pemb belajaran lanngsung dilakukann oleh 4 orangg pengamat, yaiitu 3 mahasisw wa dan satu gu uru IPA. Peengamat mem mberikan pennilaian keterlakssanaan pembellajaran dengann memberikann nilai pada renntang 1 samppai 5 sesuai skala s likert dengan d kriteria sangat s baik skkor 5, baik skoor 4, sedang skkor 3, buruk skkor 2, dan kriteeria buruk sekaali skor 1. Pennilaian yang dibberikan oleh em mpat pengamaat tersebut kem mudian dirata-ratta, selanjutnnya skor yang dipeeroleh diinterpretasikan dalam m bentuk persenn pada rentangg skala % dengan kriteeria tidak baik;; 21% - 40% kriteria k 0% - 20% kurang; 41% - 60% kriteria cukuup baik; 61% %-80% b dan 81%-100% kriteria sangat baik. Berikut B kriteria baik Gambar 1. Pengamattan keterlaksaanaan pembelajaran langsung g tiap pertemuaan. 833,00% 822,00% 811,00% 800,00% 799,00%
Pertemuan 1 P P Pertemuan 2 P Pertemuan 3
∑ skor perolehan x 100 ∑ skor maksimum
Kriteriaa Ketuntasan n Minimal (KKM) ( mataa pelajaran p IPA di SMPN 2 So oko, seorang siiswa dikatakann tuntas t jika meendapat nilai ≥ 70, sesuai deengan standartt ketuntasan k min nimal yang adaa disekolah.
Gaambar 1. Hasill pengamatan keterlaksanaan k peembelajaran deengan strategi mind m mapping
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 2 130-139
Berdasaarkan Gambaar 1. Persenttase tertinggii terdapat t padaa pertemuan ketiga k karena siswa sudahh terampil t dalam m membuat minnd mapping daan siswa sangatt antusias a dalam m pembelajarran dengan strategi mindd mapping. m Haal ini diduku ung oleh peersentase saatt pertemuan p keetiga yaitu taahap klarifikassi tujuan dann memotivasi m siswa s (fase 1) mencapaai 85% dann pengelolaan p waktu w sebesar 90%. Pada taahap persiapan pertemuan I, II, I dan III rata-rata r berkategoori baik dan tidak mengallami kenaikann persentase. p P Persentase paling rendah terjadi padaa pertemuan p keedua sebesar 75% karenaa guru haruss mempersiapka m an alat dan bah han percobaan dalam jumlahh yang y lebih ban nyak daripada pertemuan p I daan III. Keterlaaksanaan pembbelajaran langgsung fase 1 (Klarifikasi ( t tujuan dan memotivasi siswa) padaa pertemuan p I, II, I dan III menngalami kenaik kan persentasee dengan d skor rata-rata 78,30%; 78,33%; 85,00%. Hall tersebut t menuunjukkan bahw wa guru dalam m memotivasii siswa dan men nyampaikan tujjuan pembelajaaran terlaksanaa baik b karena guru g memberiikan motivasii yang sangatt menarik m bagi siswa khusuusnya pada pertemuan p IIII (tayangan ( viddeo) siswa sangat antussias. Hal inii ditunjukkan d oleh o keinginan n siswa untuk bertanya dann rasa r ingin taahu siswa yaang besar terrhadap materii pelajaran. p Hal ini sejalan deengan pendapaat Uno (2007:: 23) 2 bahwa inddikator motivassi belajar melip puti hasrat dann keinginan k unttuk berhasil, adanya doronngan dari dirii sendiri atau orang o lain dan n kebutuhan dalam d belajar,, adanya a harappan dan cita--cita masa depan, d adanyaa penghargaan p dalam belajaar, adanya kegiatan k yangg menarik m dalam m pembelajaraan dan adanyya lingkungann yang y kondusiff sehingga sisw wa dapat belajarr dengan baik. Guru memotivasi siswa berttujuan untukk membangkitka m an minat siswaa dan rasa ing gin tahu siswaa tentang t materii tekanan darahh sehingga sisswa akan lebihh bersemangat b ketika menngikuti pelaajaran. Guruu memotivasi m siiswa dengan meminta m sisw wa menghitungg jumlah j denyu ut nadi sebelu um dan sesudaah melakukann aktivitas a kem mudian menunnjukkan tenssimeter untukk mengukur m tekkanan darahnnya (peretemu uan 1), guruu memotivasi m sisswa dengan menunjukkan m allat peraga dann bagaimana b m merangkainya (pertemuan n 2), guruu memotivasi m sisswa dengan menayangkan viideo hipertensii (pertemuan ( 3). Siswa yang termotivasi daan mempunyaii kemauan k untuuk belajar seesuatu akan menggunakann proses p kognitiif yang lebih tinggi dalam m mempelajarii materi m tersebu ut daripada siswa yang taanpa motivasi,, sehingga sisw wa yang termootivasi dapat menyerap m dann mengendapkan m n materi itu dengan d lebih baik (Garner,, Alexander, A Giillingham, Ku ulikowich, dan n Brown,1991;; Grahamdan G G Golan, 1991 dalam Nur, 2008: 3-4).. Berdasarkan B p pernyataan Nuur tersebut dap pat dinyatakann
bahwa motivasi m siswaa untuk belajaar akan berdaampak pada hasil belajar siswaa. M Menurut Nur (2008: 48-52), caara yang tepat untuk menggug gah motivasi siswa adalaah membangkkitkan minat. Guru membaangkitkan minat dimulai dari membukka pelajaran deengan memberrikan contoh-ccontoh yang mengkaitkan m m materi tekannan darah dengan d kehidupaan sehari-hari. Kedua, meempertahankann rasa ingin tahhu siswa. Gurru berusaha membangkitkan m n rasa ingin tahhu siswa dengann mendemonsttrasikan penggunaan tensimeteer dengan bbenar pada pertemuan p I, guru mendemonstrasikan caara merangkaii dan mengguunakan alat peraaga sederhanaa pada pertem muan II, dan guru memperttunjukkan videeo hipertensi pada pertemuan III n rasa ingin tahu untuk mempertahankan m t siswa. K Ketiga, menggun nakan berbagaai macam moddel presentasi yang menarik. Keempat, meembantu siswaa menetapkan tujuan t mereka sendiri. s D Disini, guru sudah men nyampaikan tujuan t pembelajjaran secara singkat dan menuliskan ttujuan pembelajjaran pada pappan tulis. Hal inni sesuai pernyyataan Nur (20 011: 35) bahw wa guru yan ng baik menggawali pelajarann dengan meenjelaskan tuujuan pembelajaran dengan singkat s dan sehharusnya dituliis di papan tuliis atau diketik kemudian k dibaagikan kepada siswa. Pengellolaan pembelajjaran yang baiik oleh guru akan a mempenggaruhi hasil beelajar siswa. Hal ini dapaat dibuktikan pada ketuntasaan nilai hasil belajar siswa seebesar 90,6%. K Keterlaksanaan pembelajarann langsung fase fa 2 (Mempreesentasikan peengetahuan ataau mendemonstrasikan keteerampilan) padda pertemuan I, II dan III sudah terlaksan na baik dengann skor rata-rataa 74,00%; 777,00%; 76,25% (tidak ( mengalaami peningkataan persentase).. Pada fase 2 pertemuan I persentaase keterlakssanaan pembelajjaran langsungg terlaksana palling rendah di antara pertemuaan II dan III.. Hal tersebutt dikarenakan guru dalam mendemonstrasi m ikan tensimeteer harus benar--benar secara beertahap dan siiswa yang dudduk paling bellakang kurang begitu b jelas dalaam melihat kennaikan dan turuunnya air raksaa yang menunj njukkan nilai tekanan t darah sistol dan diasttol. Selain itu siswa masih perlu dibimbingg guru ketika beberapa sisswa meniru apa yang telah didemonnstrasikan diddepan kelas karena sem makin atau keeterampilan yang komplekks infomasi didemonnstrasikan, sem makin sulit puula mendemonstrasikan denggan tepat di kkelas (Nur, 20011: 39). Selaiin itu, siswa buutuh kecermataan dalam menaangkap keteram mpilan yang disaampaikan olehh guru. M Menurut Nur (2011: 38 8) bahwa untuk mendemonstrasikan seecara efektif sebuah s konsepp atau keteramp pilan tertentu diperlukan d gurru yang menguuasahi tuntas atau a pemaham man mendalam m tentang konsep k tersebut sebelum menngadakan demonstrasi dan ssecara 134
Strategi Minnd Mapping daalam Pembelajaran IPA Terpadu
seksama berlaatih tentang seluruh aspekk demonstrasii tersebut t sebeluum benar-benaar berdiri di keelas. Jadi, guruu juga j perlu mendemonstraasikan keteraampilan mindd mapping m secarra bertahap sebbelum siswa dapat d membuatt mind m mappingg sendiri. Keterlaaksanaan pembbelajaran langgsung fase 3 (Memberi ( latihhan terbimbing g) pada pertem muan I, II, dann III I sudah terlaaksana sangat baik dengan skor rata-rataa 82,14 %; 85,000 %; 82,50 %. % Hal tersebutt menunjukkann bahwa b guru dalam d menjelaaskan materi tekanan t darahh sudah baik dann sepenuhnya guru memusaatkan perhatiann dalam d membiimbing siswa yang kesulitaan melakukann kegiatan k dalam m LKS dan sisswa yang kesulitan membuatt mind m mappingg. Hal ini terb bukti pada fasse 3 saat guruu membimbing m siswa yang kesulitan k menj njawab diskusii mencapai m perrsentase sebesar 95% pad da pertemuann pertama, p 90% % pada pertem muan kedua dan d 85% padaa pertemuan p ketiiga. Pada fase f 4 yaitu mengecek m pem mahaman dann memberi m umppan balik. Keterlaksanaan pembelajarann langsung l padaa fase 4 perteemuan I, II, dan d III sudahh terlaksana t baik k dengan skor rata-rata 75,000 %; 77,50 %;; 75,00 7 % (tidak k mengalami peningkatan p peersentase). Hall tersebut t karenna siswa mem merlukan waktuu yang cukupp lama l untuk berpikir b ketikaa guru berusaaha mengecekk pemahaman p siswa dengann memberikaan pertanyaann kepada k beberaapa siswa yang g telah ditunjuuk secara acak.. Selain itu, gu uru mengecek pemahaman siswa melaluii presentasi p seccara kelompook, dan guru u memberikann umpan u balik (membahas haasil diskusi LKS L dan mindd mapping m melaalui tanya jawaab). Disini guruu memberikann umpan u balik segera. Mennurut Nur (2008: 55-57)) pemberian p ballikan harus jellas, spesifik daan sering agarr siswa selaluu termotivassi untuk belajar dann mempertahank m kan upaya terbaaik mereka. Pada fase f 5 (Mem mberi latihan lanjutan dann transfer) t selam ma pertemuan I dan II sudah terlaksana t baikk dengan d skor sama masing--masing perteemuan sebesarr 75,00 7 %. Paada pertemuaan III terjadii peningkatann persentase p sebbesar 81,67 % (kategori sanngat baik). Hall ini i terjadi kareena siswa dibeeri pelatihan lanjutan secaraa mandiri. m Disinni guru memberrikan kesempaatan dan waktuu yang y cukup pada siswa untuk meneraapkan sendirii keterampilan-k k keterampilan yang baru diperolehnyaa seperti latihan membuat minnd mapping seendiri sehinggaa siswa dapat fokus f dan meemaksimalkann perhatiannyaa pada p mind mapping m sajaa. Latihan laanjutan dapatt diberikan d di rumah dengan mem minta siswaa menggarisbaw m wahi dan meran ngkum ide-idee penting padaa materi m tersebuut untuk persiaapan materi paada pertemuann selanjutnya dan d evaluasi akhir. Selan njutnya, Guruu berupaya b untuuk memeriksa hasil h pekerjaann siswa. Selainn itu, i siswa suudah aktif bersama-sama dengan guruu
menyimppulkan pembeelajaran dan siswa s tidak merasa m sungkan lagi (pertemuuan 3). Menurrut Nur (20111: 50) harusnya tidakk memberikan n pekerjaan rumah r guru seh secara assal-asalan dan seharusnya laatihan mandiri dapat dipandanng sebagai sebuuah latihan lannjutan bukan seebagai pengajaran lanjutan. Peengelolaan waaktu terlaksana dengan sangaat baik pada perrtemuan I dan II dengan perssentase sebesarr 85% dan perrtemuan III terlaksana saangat baik dengan d persentasse sebesar 90% %. Begitupun dengan d suasanaa kelas pada perrtemuan I dan II terlaksana sangat s baik dengan d persentasse masing-massing sebesar 81 1,00 % dan 82,,00 %, sedangkaan pada perteemuan III mengalami m pennuruan persentasse menjadi 799,00 % (kateggori baik). Hal H ini terjadi karena k siswa dituntut untuuk membuat mind mappingg secara mandiiri pada semuaa materi yang sudah diajarkan n dan guru haarus memberik kan perhatian pada mereka satu s persatu sehhingga beberap pa siswa yang bbelum mengertii konsep pada pokok bahasaan tertentu berrtanya pada tem mannya cenderuung ramai. Hall ini perlu dipikkirkan oleh gurru agar suasanna kelas tetap kondusif. Meenurut Nur (2011: 58) bahw wa kepeduliann pengelolaan kelas tertentu meliputi peengorganisasiaan tatanan kelas, memperttahankan keceepatan mengajjar dan momeentum yang sesuai, s mem mpertahankan keterlibatan dan partisipasi, serta pennanganan perrilaku siswa yang menyimppang secara teppat dan tepat. Seecara keseluuruhan keterrlaksanaan model m pembelajjaran langsunng menggunaakan strategi mind mappingg pada mateeri tekanan darah mempeeroleh persentasse 81,05%, sehingga dapaat dikatakan bbahwa keteramp pilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan m sttrategi mind mapping m pada materi m tekanan darah di kelass VIII-C terlak ksana dengan sangat s baik. Peemahaman konnsep siswa dillihat dari nilai mind mappingg dan nilai evalluasi terakhir. Hasil H mind maapping siswa seecara individu ditunjukkan d paada Gambar 2.
Gam mbar 2. Hasil Belajar Mind Mapping M Siswaa Keterrangan: 1. Keluasan/ K kecakkupan ide topikk dan sub topikk 2. Siistematika alurr berfikir
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 2 130-139
perhatian n pada pokok bbahasan (menuurut Michalko dalam d Buzan, 2012: 2 6-7). Saalah satu kelebbihan tipe sharred itu sendiri aadalah memunggkinkan siswa mempelajaari konsep lebih mendalam m dengan mennggabungkan disiplin d ilmu serupa s yang saling tumpang tindih. Hal ini didukungg dari wa satu topik dengan d pernyataan Fogarty (19991: 48) bahw topik laiin yang berassal dari dua disiplin d ilmu saling terkait dan d saling beriintegrasi dengan mengidentiifikasi konsep dasar, d keteram mpilan, dan siikap yang tum mpang tindih. Hal H ini sesuai ddengan mind mapping m yang dapat membanttu siswa memaahami konsep lebih l mendalam m dan dapat menunjukkan m hubungan anntara bagian-bbagian informassi yang saling tterpisah. K Ketuntasan hasiil belajar siswaa tersebut tidakk lepas dari adannya model pem mbelajaran langgsung mengguunakan strategi belajar mind mapping. Hall tersebut diduukung dari hasiil keterlaksanaaan pembelajarran langsung selama tiga kali pertemuan yaang sudah terllaksana sangatt baik dengan persentase keseluruhan sebesar 81,05%. Pernyataaan tersebut diidukung oleh Windura (20008: 6) bahwa sttrategi belajar mind mappingg sangat mem mbantu proses keegiatan belajar mengajar itu sendiri. s Faaktor lain yaang mendukun ng ketuntasan hasil belajar kognitif k siswa adalah a hasil beelajar mind maapping siswa yang y mencapaai rata-rata persentase seebesar 77,35%. Hasil belajar mind mappingg siswa yangg baik cenderunng berdampak baik pada haasil belajar koognitif siswa daan sebaliknya. Disini, sisw wa dilatih mem mbuat catatan mind mappinng untuk mem mbantu memaahami konsep dan d lebih muddah mengigat konsep k pada materi m tekanan darah. Hal inni sesuai denggan kelebihan mind mappingg yang dinyatakkan oleh Windu ura (2008: 5) bbahwa informassi dalam mind mapping beruupa kata kuncii yang bersifat bebas b dan flekksibel sehinggaa kemampuan dalam d menghub bungkan dann mengorgannisasikan bebberapa konsep dapat berkeembang secaara terus-mennerus, memperkkuat daya ingaat siswa dalam m memahami konsep k dalam peelajaran. Faaktor lainnya adalah adanyaa motivasi darii guru melalui demonstrasi aalat dan tayaangan video karena k mbuat siswa san ngat antusias, fokus motivasi tersebut mem pada materi pelajarann, dan kegiaatan yang meenarik membuatt siswa merasa senang padaa saat pembelajaran berlangsuung serta addanya piagam m penghargaann dan hadiah membuat m merekka merasa dihaargai atas usahhanya. Hal ini dapat d dilihat daari hasil respons siswa yang ppositif, yaitu 900,63% siswa termotivasi untuk u belajarr IPA Terpadu lebih giat llagi. Menurutt Uno (2007: 23) motivasi belajar dapat timbul dari haasrat atau keinnginan untuk beerhasil, dorongaan kebutuhan belajar, b dan haarapan yang merupakan m fakktor intrinsik sedangkan faktor
3. Komunnikasi 4. Kejelassan gambar/sim mbol dan istilahh 5. Penjelaasan secara rincci Pada Gambar G 2. men nunjukkan bahhwa persentasee tertinggi t kem mampuan siswaa membuat mind m mappingg terdapat t pada aspek a 1 (keluasan atau kecakkupan ide topikk dan d subtopik)) sebesar 87,5 5%. Hal ini sesuai s dengann pernyataan p Bu uzan (2012: 184) bahwa minnd map sangatt membantu m meelihat gambar keseluruhan argumen dann menilai m secaraa objektif apaakah argumenn dan strukturr essay e yang dib buat siswa masu uk akal. Persenttase terendah pada aspek 5 (penjelasann secara rinci) sebesar s 64%. Hal H ini menunnjukkan bahwaa mind m mappingg yang dibuat siswa s sebagiann besar konsepp belum b dijelaskkan secara rincci. Skor rata-ratta keseluruhann aspek a mencappai 77,35% dengan kategori baik. Berikutt Gambar G 3. hasil belajar kognnitif siswa Hasil Belajjar Kognitif 9,4 %
90,6 %
Tu untas Tid dak Tuntas
Gambar 3.. Diagram hasil ketuntasan beelajar siswa Pada Gambar G 3. Mennunjukkan bahw wa siswa yangg tuntas t pada materi m tekanan darah manusiaa sebanyak 299 siswa setelah h dilaksanak kan proses pembelajarann menggunakan m strategi mind mapping seddangkan siswaa yang y tidak tun ntas sebanyak 3 siswa. Ketunntasan klasikall hasil h belajar kognitif k sebesar 90,6 % deengan rata-rataa nilai n 77,7. Ketuntaasan hasil bellajar tersebut terjadi karenaa sebagian besarr siswa sudah menguasahi konsep k tekanann darah d manusiaa. Hal ini sesuaai dengan pern nyataan Gagne,, Briggs, B dan Wagner W (dalam m Ibrahim, 20012: 9) bahwaa penguasaan p k konsep memuungkinkan sesseorang dapatt berbuat b sesuattu, tanpa meng guasai konsep tertentu siswaa tidak t dapat beerbuat banyak dan sebaliknyya penguasaann konsep k dengan n baik, luas, daan mendalam memungkinkan m n siswa dapat menerapkann penguasaaannya dalam m kehidupan k sehhari-hari. Hall ini sesuai dengan mindd mapping m yang membantu memperbaikii pemahamann konsep, k menunnjukkan hubunngan antara bag gian informasii yang y saling terrpisah menjadii konsep yang saling s terpadu,, utuh, u dan terkkait konsep sattu dengan konnsep yang lain,, memungkinkan m n siswa men ngelompokkan konsep, dann membandingka m annya serta membantu memusatkann
136
Strategi Minnd Mapping daalam Pembelajaran IPA Terpadu
ekstrinsik e sepperti adanya penghargaan n, lingkungann belajar b yang koondusif dan keegiatan belajar yang menarik. Siswa yang belum tuntas sebannyak 3 orangg dengan d nilai masing-masing m g 55, 60, dan 60. Beberapaa siswa yang belum tuntaas disebabkaan kurangnyaa pemahaman p k konsep siswa terhadap pookok bahasann tertentu, t hal inni dapat dilihat dari adanya em mpat indikatorr soal yang bellum tuntas masing-masing m sebesar 72%,, 54%, 72%, dan 50%. Indikkator soal dikkatakan tuntass apabila a persenntase ketuntasan indikator meencapai ≥75%.. Faktor F lainnyya yaitu mateeri tekanan darah d manusiaa disajikan d secarra terpadu. Hall ini merupakann sesuatu yangg baru b bagi sisw wa. Faktor lainnnya adalah beentuk soal IPA A terpadu t dengann tingkat kesu ulitan soal yang g cukup tinggii meliputi m ranah h C2 (pemaham man), C3 (penerrapan), dan C44 (analisis). ( pengaruhi oleh faktor internall Hasil belajar juga dip dan d faktor ek ksternal. Faktor internal sep perti kesehatann tubuh t saat meengerjakan tes,, minat dan kemauan k untukk belajar. b Hal in ni terlihat darii minat siswa untuk belajarr membuat m mindd mapping san ngat besar sed dangkan faktorr eksternal e (meetode mengajaar guru, matteri pelajaran,, hubungan h guruu dengan sisw wa maupun huubungan siswaa dengan d siswa)) berasal darii lingkungan sekolah yangg mempengaruhi m i perilaku, prooses, dan hasill belajar siswaa (Syah, ( 2007: 144). wa yang hasil belajar mindd Terdapaat tujuh sisw mapping m mereeka belum tuntaas karena sisw wa kurang rincii dalam d menjelaaskan konsep yang terdapaat dalam mindd mapping m mereeka dan ada beeberapa konsepp tertentu yangg masih m salah. Hal H ini dapat dillihat dari nilai mind mappingg beberapa b sisw wa yang tidak tuntas t dan dappat dilihat darii skor terendah pada aspek 5 (penjelasan secara rinci).. Siswa kurang dapat menjelaaskannya secarra rinci karenaa kurang k adanyaa keterhubungaan antara konseep satu dengann konsep k lain. Padahal keteerhubungan in ni yang akann memperlihatka m an sebuah penjjelasan secara detail d dan kataa penghubung p akan a sangat berperan b dalam m menemukann keterkaitan k idde-ide atau an ntar konsep. Pernyataan P inii didukung d olehh Ibrahim (2012: 7) bahwa ko onsep menjadii bermakna b han nya jika konnsep memilikki relasi atauu hubungan h denngan konsep lain. l Hal ini berkaitan eratt dengan d strattegi belajar mind maapping yangg menghubungka m an suatu konnsep dengan konsep lainn sehingga sisw wa dapat lebihh mudah mem mahami konsepp yang y akan berd dampak pada hasil h belajar koognitifnya. Pemahaaman konsep siswa akan mempengaruhi m i hasil h belajar mind mappinng dan hasil belajar mindd mapping m akann berdampak pada p hasil beelajar kognitif.. Hasil H penelitiaan menunjukkaan bahwa hasiil belajar mindd mapping m sisswa yang nilainya n baikk cenderungg menghasilkan m nilai kogniitif yang baik pula dann sebaliknya haasil belajar mind m mappingg siswa yangg
rendah, hasil h belajar koognitifnya cenderung rendahh juga. Faktor laainnya karena siswa membuttuhkan waktu untuk mentranssformasikan pengetahuan p mereka m dan setiap siswa membutuhkan m w waktu yang berbeda-beda, ketika k siswa menulis dalam bbuku catatan mereka, guru harus memberiikan beberapa kesempatan bagi mereka untuk merekam m dalam pikkiran ke bukku catatan seebagai perkembangan ide-idee mereka. Hall ini sesuai dengan d onstruktivis yaaitu pengetahu uan dibangun oleh teori ko manusia itu sendirii sedikit deemi sedikit agar pembelajjaran lebih berm makna. Seecara keseluruuhan siswa suddah dapat mem mbuat mind maapping secara mandiri. Hal ini terbukti dengan d kemampuuan siswa mem mbuat mind mapping m cukupp baik dengan rata-rata r persenntase mencapaii 77,35%. A Aktivitas siswaa diamati mellalui 2 ranah yaitu ranah pssikomotor dann ranah afekttif. Pengamataan ini dinilai berdasarkan b lem mbar observassi ranah psikomotor dan ranah h afektif. Paada ranah psikkomotor dinilaai pada pertem muan I dan perrtemuan II ooleh 4 orang g pengamat. Hasil pengamaatan ranah psikkomotor dapat dilihat d pada Gaambar 4 berikutt.
Hasil Belajjar Ranah Psikomotor 90,60%
89,800%
90,00%
90,60%
88,00%
85,90% %
85,,20% 85,20%
86,00% 84,00% 82,00% 80,00% K1
K K2
K3
K4 4
K5
K6
Asspek Psikomo otor Gam mbar 4. Hasil B Belajar Psikomootor Keteranggan: K1: Caraa mengenakan manset. K2: Carra menggunakkan stetoskopp dan menem mukan dennyut nadi K3: Caraa membaca nilaai tekanan sistool dan diastol. K4: Caraa menggunakann stopwatch (L LKS 1). K5: Caraa menggunakann stopwatch (L LKS 2). K6: Caraa merangkai alaat peraga sederrhana. D Dari gambar 4 menunjukk kan rata-rata siswa terampil dalam mengguunakan alat perrcobaan pada LKS L 1 KS 2. Keteram mpilan menguukur tekanan darah dan LK menggun nakan tensimetter, terdapat tig ga aspek yang dinilai d yaitu carra mengenakann manset rata-rrata persentasee nilai siswa seebesar 90,60% %, pada aspek cara mengguunakan stetoskopp dan menemukan denyut nadi dengan d persentasse sebesar 885,20%, dan pada aspek cara
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 2 130-139
psikomottor merupaakan manifestasi waw wasan pengetah huan (kognitif) dan kesadarann serta sikap mental m siswa (affektif). D uraian diattas, dapat disim Dari mpulkan bahwaa guru harus berrupaya mengem mbangkan ranaah kognitif sisw wanya jika inggin memberikan dampak positif p pada ranah psikomottor dan afektiff siswa. Paada ranah afekktif dinilai padaa pertemuan I, II dan III olehh 4 orang pengamat. Adapun A data hasil pengamaatan aspek afekktif dapat dilihat pada Gam mbar 5 berikut.
membaca m tekaanan sistol dan n diastol deng gan persentasee sama yaitu 85,20%. Pada keeterampilan caara menggunakkan stopwatchh sebesar 89,80 0% saat perttemuan I sed dangkan padaa pertemuan p II cara mengguunakan stopw watch rata-rataa persentase p men ngalami peninggkatan menjaddi 90,60%. Hall ini i terlihat pada p siswa yang y semula kurang dapatt menggunakan m tombol reset pada p stopwatch h di pertemuann I kemudian pada p pertemuaan II siswa suudah terampill menggunakan m tombol riset pada stopwattch sedangkann pada p aspek meerangkai alat seederhana rata-rrata persentasee nilai n siswa adaalah 85,90%. Secara umum, rata-raata hasil belajar psikomotorr siswa pada gambar g 4 term masuk dalam kategori baikk dengan d persenntase sebesar 87,9%. Dari seluruh aspekk yang y dinilai, asspek K2 dan K3 K yang paling rendah karenaa sebagian siswaa masih kesulitan menemukaan denyut nadii terutama t denyu ut nadi yang leemah sulit terdeeteksi. Rata-raata skor perseentase semua keterampilann psikomotor p sisswa berkategori baik. Hal inni dikarenakann siswa sangat antusias memperhatikan m guru dalam m mendemonstra m asikan alat-alatt ukur yang akkan digunakann saat praktikum m dan siswa terlibat secaraa aktif dalam m melakukan m prraktikum di dalam kelas dan adanyaa komunikasi k t teman sebayaa bila teman n yang lainn mengalami m kessulitan. Hasil belajar b psikomo otor juga tidakk terlepas darii model m pembbelajaran lang gsung yang mengajarkann keterampilan k p prosedural seccara bertahap. Hal ini sesuaii dengan d perny yataan (Nur, 2011: 56) bahwa efekk pengajaran p m model pembbelajaran lan ngsung dapatt meningkatkan m penuntasan keterampilan k sederhana s dann kompleks k serrta pengetahuuan deklaratiff yang dapatt didefinisikan d secara jelas dan d diajarkan secara tahapp demi d tahap. Persenttase aspek psikkomotor yangg paling tinggii adalah a cara mengenakan maanset dan cara menggunakann stopwatch paada pertemuan n kedua sebesar 90,6% % sedangkan psiikomotor yangg paling rendaah yaitu padaa aspek a cara menggunakan m stetoskop dann menemukann denyut d nadi seerta cara membbaca nilai tekaanan sistol dann diastol d dengann persentase seebesar 85,2%, hal ini terjadii karena k sebagiian siswa massih kesulitan terutama saatt menentukan m n nilai tekanan sistol dan diastol butuhh ketelitian k dan kepekaan dalaam mendengarr bunyi denyutt pada p stetoskopp. Hasil penelitian ini i menunjuukkan bahwaa kecakapan k psiikomotor sebagian besar sisswa cenderungg berpengaruh b pada p kecakapaan kognitif. Menurut M Syahh (2007, ( 53-54) bahwa keberhhasilan pengem mbangan ranahh kognitif k akan berdampak b positif terhadap perkembangan p n ranah r psikomootor. Kecakapaan psikomotor tidak terlepass dari d kecakapaan kognitif daan afektif. Jad di, kecakapann
Hasil Belajar (%)
Hasil Belaajar Ranah Afektif 100 80 60 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek Gambar 5. Haasil Belajar Affektif Siswa
Keteranngan: 1. Jujuur 2. Teliti 3. Berrkreasi 4. Berrtanggung jawaab 5. Teppat waktu
6. Bertanyya 7. Menjaddi pendengar baaik 8. Menyam mpaikan pendaapat 9. Bekerjaa sama
Peersentase rata-rata ranah affektif paling tinggi adalah pada p aspek berrtanggung jaw wab sebesar 955,63% dan juju ur sebesar 93,83%. Hal ini disebabkan karena k sebagiann besar siswa selalu tepat waktu w masuk kelas, tugas tepat waktu, tidak perrnah absen, mengumpulkan m w bertangggung jawab terrhadap kebersiihan alat prakktikum dan jaranng mencontek pekerjaan tem man lain. Faktoor lain karena pengelolaan ppembelajaran yang menduukung, termasukk dalam kategoori sangat baik. Peersentase rata--rata ranah affektif paling rrendah adalah pada p aspek beertanya sebesaar 61,17%. Hal H ini dikarenakkan siswa lebbih suka bertannya secara inddividu kepada guru g daripada ddidengarkan teeman-temannyaa. Hal ini karenna sebagian beesar siswa cenderung individdualis. Mereka akan a mengerjakkan tugas deng gan lebih baik ketika k secara in ndividu, meskippun mereka su udah baik dalaam hal berkelom mpok dan bekerrja sama dengaan temannya. Hal H ini disebabkkan karena sisw wa secara indivvidu berupaya untuk mencapaai nilai yang leebih baik dibanndingkan temann lain. Hal ini dibuktikan denngan hasil bellajar mind maapping siswa seccara individu leebih baik darippada berkelomppok. Berdasarkan annalisis responns siswa terrhadap pembelajjaran dengan menerapkan m strrategi mind maapping pada maateri tekanan darah menunjukkkan respons positif p pada keg giatan pembelaj ajaran di kelas. Hal ini ditunjuukkan 138
Strategi Minnd Mapping daalam Pembelajaran IPA Terpadu
dengan d 100% siswa menyattakan kegiatan n pembelajarann yang y mereka ikuti menarik dan d menyenang gkan, 90,63 % siswa termotivvasi untuk belaajar IPA Terpaadu, dan 100% % siswa lebih beersemangat dallam mengikutii pembelajarann di d kelas. Hal inni ditunjukkan ketika siswa sangat s antusiass dan d fokus mem mperhatikan motivasi m yang diberikan d olehh guru g terutam ma ketika guru menddemonstrasikann penggunaan p tensimeter t daan menunjukkkan tayangann video. v Faktor lain adalah siswa s mempun nyai kemauann untuk u belajar. Hal ini terlihhat dari upayaa siswa dalam m kelompoknya k untuk u terus meencoba melakuukan percobaann dalam d LKS sam mpai berhasil melakukannya m dengan benar.. Gejala-gejala G tersebut men nunjukkan baahwa responss siswa positif teerhadap pembeelajaran. Pada Pembelajaran langsung, 87,5% siswaa telah mampuu membuat catatan mindd menyatakan m mapping m senddiri dan 81,25% % siswa menyyatakan bahwaa mind m mappin ng memudahkkan siswa dalam d belajar.. Sebanyak 90,6 63% siswa menyatakan m bahhwa tes yangg diberikan d kepaada siswa sesuuai dengan matteri yang telahh disampaikan d saat pelajaran. Hal ini menunnjukkan bahwaa rata-rata r siswaa yang merasaa mudah dalam m mengerjakann mind m mappingg cenderung merespons m posittif. Pernyataann ini i didukung oleh o rata-rata persentase p kem mampuan siswaa membuat m mind d mapping seecara keseluruuhan mencapaii 77,35%. 7 PENUTUP P Simpulan p pem mbelajaran lan ngsung dengann 1. Kegiatan pengelolaan menerapkaan strategi mind mapping pada materii tekanan daarah terlaksanaa dengan sanggat baik yangg mencapai skor rata-ratta keseluruhaan persentasee sebesar 81,05%. 2. 2 Pemahamaan konsep siswa s cukup baik dalam m membuat mind m mappingg yang didukuung oleh hasill belajar sisw wa mencapai skor rata-rataa 77,7 dengann ketuntasan klasikal sebesar 90,6%. 3. 3 Siswa kelaas VIII-C SM MPN 2 Soko o memberikann respons yaang positif denngan kriteria respons r sangatt kuat terhaadap penerapaan strategi mind m mappingg dalam pem mbelajaran IP PA Terpadu pada materii tekanan darrah manusia. Saran Berdasarkan B hasil h penelitian yang diperoleeh peneliti, adaa beberapa b sarann sebagai berik kut: 1. Diharapkann pada peneliitian selanjutn nya sebaiknyaa mind mappping dilatihkann secara terus menerus agarr siswa teraampil dalam membuat mind m mappingg sehingga leebih mudah meemahami konseep pada materii pelajaran.
2. Disarrankan untuk materi-materi lain yang banyak b pengeetahuan deklaaratifnya sebaiiknya mengguunakan strateegi belajar minnd mapping seehingga siswa lebih mudaah memahami kkonsep pada materi m pelajaran. R PUSTAKA DAFTAR Anjarwatti, Sri. 2009. P Penerapan Straategi Mind Maapping Hasil Kom mbinasi Flash Card untuk Meningkatkan M Bellajar Siswa padda Materi Pokkok Sistem Kolloid di Kellas XI-IPA SM MA Muhammaadiyah 4 Suraabaya. Skrripsi yang tidak dipublikkasikan. Suraabaya: UN NESA. Buzan, Tony. T 2012. Buuku Pintar Minnd Map. Jakartta: PT Graamedia Pustakaa Utama. Fogarty, Robin. 1991. How To Integgrate The Currricula. A Skyliight. Uniited States Of America: Ibrahim, Muslimin. 2012. Seri Pem mbelajaran Innovatif Konnsep, Miskonseepsi dan Caraa Pembelajaraannya. Surrabaya: Unesa U University Press. Mitarlis dan Mulyaninggsih, Sri. 2009 9. Pembelajaraan IPA Terp rpadu. Surabayya: Unesa Univversity Press. Nur, Mo ohamad. 20111. Model Penngajaran Langgsung. Surrabaya: Pusat Sains dan Matematika M Seekolah Uneesa. Nur, Mohamad. M 20008. Pemotivaasian Siswa untuk Bellajar. Surabayya: Pusat Sain ns dan Matem matika Sek kolah Unesa. Purwanto o, Ngalim. 20008. Prinsip-p prinsip dan Teknik T Evaaluasi Pengaj ajaran. Bandu ung: PT Remaja R Rossdakarya. Riduwan n. 2010. Skalaa Pengukuran Variabel- variabel Pennelitian. Banduung: ALFABET TA. Riduwan n. 2011. Skalaa Pengukuran Variabel- variabel Pennelitian. Banduung: ALFABET TA. Sugiyono o. 2010. Metode M Peneelitian Pendiidikan (Peendekatan Kuaantitatif, Kualiitatif, dan R & D). Banndung: Alfabetta. Syah, Muhibbin. M 20077. Psikologi Belajar. B Jakartta: PT RajaGrafindo Persada. Uno,
22007. Teori Motivasi dan Hamzah. Penngukurannya: analisis di bidang b pendiddikan. Jakkarta: Bumi Akksara.
Wicaksono, Roni B. 20011. Penerapann Pembelajaraan IPA denngan Strategi Mind Mappiing (Peta Pikkiran) Terrhadap Hasil Belajar Sisswa pada Materi M Ekoosistem Kelas V VII SMP Negerri 3 Madiun. Skripsi S yanng tidak dipubliikasikan. Surabbaya: UNESA.. Winduraa, Sutanto. 2008. 2 Mind Map M for Business Effe fectiveness. Jakkarta: Gramediaa.