Modeel Pembelajaran n Kooperatif Tipe T TGT pada Tema Pemanaasan Global
PENERAPA AN PEMBEL LAJARAN IPA I TERPAD DU MENGG GUNAKAN MODEL M PEM MBELAJAR RAN KOOPE ERATIF TIP PE TEAMS GAMES G TUR RNAMENTS (TGT) PADA A TEMA PE EMANASAN N GLOBA AL TERHAD DAP HASIL BELAJAR SISWA S KEL LAS VII SMP P Reva Rensila R Iashaa1), Sri Mulyaaningsih2), da an Siti Nurul Hidayati3) 1)
Mahasiswi M Proogram Studi Peendidikan Sainss, FMIPA UNE ESA, e-mail: reeva.iasha@gm mail.com. D Dosen Program m Studi Pendiddikan Fisika, FM MIPA UNESA A, e-mail:
[email protected]. 3) Doosen Program Studi Pendidik kan Sains, FMIIPA UNESA, e-mail: e
[email protected]. 2)
A Abstrak Penelitiian ini bertujuaan untuk mend deskripsikan keeterlaksanaan pembelajaran, p a aktivitas siswa,, hasil belajar dan resp pons siswa padda IPA terpadu u tema pemanaasan global. Pennelitian ini mennggunakan ranncangan “One Shot Caase Study” dan n analisis dilakuukan secara desskriptif kualitaif kuantitatif. Sasaran S penelitiian ini adalah siswa kelas k VII A SM MP Negeri 3 Kokop Bangkkalan tahun ajaaran 2012-20133. Rata-rata keeterlaksanaan pembelajaran yang diilakukan oleh guru adalah 33,42 dengan beerkatagori sanggat baik. Sebannyak 81,47% siswa tu untas secara koognitif. Hasil belajar b siswa asspek afektif mempunyai rata--rata 81,21 denngan katagori sangat baik. b Hasil bellajar psikomottor dalam mem mbaca skala stoopwatch dan teermometer adaalah 20 siswa berkatagori baik dan 7 siswa berkaatagori sangat baik. Respons siswa terhadaap pembelajaraan yang telah dilakukkan adalah sebesar 84, 22% siswa menjaw wab positif. Sim mpulan dari ppenelitian ini adalah a bahwa penerappan pembelajaaran IPA terppadu tema peemanasan global menggunaakan model pembelajaran p kooperaatif tipe TGT memberikan hasil h belajar ppositif bagi sisswa, yaitu sebbesar 81,47%. Saran dalam penelitiian selanjutnya adalah perlu pengelolahan p w waktu, kelas dann materi dengann baik. Kata Kunci: K IPA terp padu, TGT, pem manasan global, hasil belajar. A Abstract f studdy, student actiivities, student learning resullt and student This ressearch aims too describe the feasibility responsses on an integrrated science of o theme globall warming. This study uses thhe design of "O One Shot Case Study" and qualitativee quantitative descriptive d analysis. Objectivves of this studyy were students of class VII A Statee Junior high School S 3 Koko op Bangkalan 2012-2013 2 school year. The average of feaasibility study conductted by the teacchers was 3,42 with a very weell categorized. A total of 81.47% of studen nts completed cognitiv vely. The averrage of affectivve aspects of sstudent learningg outcomes haave a 81,21 wiith very good categoryy. Psychomotoor learning ou utcomes in reaading stopwatcch and thermoometer scale iss 20 students categorized as good and a 7 students categorized c as very good. Stuudent’s responnse in learning that has been nded positivelyy. Conclusions from this ressearch is the application a of done iss 84,22% of sttudents respon integratted science teaaching using cooperative c leaarning model type t TGT onn theme of gloobal warming providees a positive leearning result for f students is 81,47%. Adviices for next reesearch are maanaging time, class, an nd materiil welll. Keywords: integratedd science, TGT, global warmiing, learning reesults
PENDAHULU P UAN Fakultas F Mateematika dan Ilmu I Pengetahhuan Alam ddi Universitas U Neegeri Surabaya telah mendiirikan Program m Studi (Prodi) Pendidikan P Saains. Prodi terssebut bertujuann menghasilkan m lulusan yangg memiliki koompetensi dann pengetahuan p a akademik tenttang sains yanng terintegrasi khususnya k dalam d bidangg kependidikkan, sehinggaa mahasiswa m Pro ogram Studi Pendidikan P Saiins diharapkann dapat d menggaabungkan kom mponen Ilmuu Pengetahuann Alam A (IPA) teerutama memaadukan dan meengintegrasikann mata m pelajarann fisika, biollogi dan kimiia yang dapaat diajarkan d secaara terpadu dan d menyeluruuh dalam satuu bidang b studi, yaitu y IPA terpaadu. Hal tersebut sesuai dengan d Kurikkulum Tingkaat Satuan Pendiddikan (KTSP) yang telah diiterapkan padaa
Sekolah Menengah M Perttama (SMP) baahwa mata pelajaran IPA dap pat dipadukan untuk memb berikan pengallaman pada peserta didik bbaik secara individual maaupun k aktif unttuk mencari, menggali, dan kelompok menemukkan konsep serrta prinsip IPA A secara menyeeluruh. Selain ittu, peserta didik d juga terlatih untuk dapat menemukkan sendiri bberbagai konseep yang dipeelajari, bermaknaa, otentik dan aaktif (Puskur, 2007). 2 Berd dasarkan hasil pengamatan, di beberapa seekolah misalnya SMP Negerii 3 Kokop, mata m pelajarann IPA disana masih m belum teerpadu. Hal inii disebabkan bbahwa pada saatt pembelajarann IPA, materi dan konsepnya masih terpisah-p pisah, misalnyya minggu peertama mempeelajari fisika, minggu m kedua m mempelajari biologi, b dan minggu m ketiga mempelajari m kkimia. Hal inni sedikit beertolak
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 89-94
dan atm mosfer. Siswaa diharapkan akan mem mbahas perpindah han kalor dari Matahari ke Bumi B dan penngaruh aktivitas di lithosfer terrhadap atmosfeer Bumi yang dilihat d dari segi fisika. Dari seegi biologi, sisswa akan mem mbahas keterkaitaan ekosistem m dan perann manusia dalam mengatassi pemasan gglobal. Sedanggkan untuk kimia, k siswa akaan mempelajarri atom, molek kul pada gas rumah r kaca yan ng mengakibaatkan pemanassan global. Saasaran penelitiann adalah siswaa kelas VII A dan dilakukann pada semester genap sehinggga pemberian materi m yang terrdapat di semeester ganjil kelas VII diharapkan dapat menguatkkan memori sisswa terhadap konsep k dan memiliki keterkaitaan dan keterppaduan dengann tema pemaanasan global, sedangkan pemberian materi m kelass IX memberikkan pengetahuuan awal terhaddap siswa. Dalaam penyampaiian tema pem manasan global perlu didukung g dengan peenggunaan meenggunakan model m pembelajaran menarikk. Hal ini diharapkan dapat mkan konsep sehingga pembelajaran IPA menanam Terpadu menjadi berm makna. Teams Games Turnaaments (TGT) merupakan m salaah satu tipe model m pembelajaran kooperatiif. Model peembelajaran in ni memberi unsur kegembirraan kepada siswa kareena mengguunakan permainaan akademik. Siswa dapat menikmati proses p pembelajaran dengan situasi yang meenyenangkan, selain itu siswaa juga termottivasi untuk belajar b dengann giat sehingga akan mem mpengaruhi tiingkat konsenntrasi, kecepatan n menyerap m materi pelajaraan, dan kemattangan pemaham man terhadap seejumlah materri pelajaran sehhingga hasil belajar mencapaai maksimal. Permainan dalam d bentuk tu urnamen akadeemik yang dilakksanakan padaa akhir pokok baahasan, membberikan peluang g bagi setiap siswa untuk meelakukan yang terbaik bagi kelompoknya, k h ini hal juga men nuntut keaktifann dan partisipaasi siswa pada proses p pembelajaran. Siswa dari kelomppok yang beerbeda menempaati meja-meja turnamen. Setiiap meja terdirri dari tiga oranng siswa berkkemampuan saama. Siswa, dimeja d tersebut, diharuskan meenjawaab kartu u soal tentang materi m m yang tellah diberikan sebelumnya, kemudian mereka menghitu ung skor turnnamen. Dengaan demikian, akan terjadi suatu s kompetiisi atau pertarungan akaddemik, sehingga setiap siswa mba-lomba berlom untuk mempero oleh hasil belajar yang optimaal (Nur, 2011). Penelitian ini bertuujuan untuk mendeskripsikann hasil belajar siswa kelas V VII SMP padaa pembelajarann IPA terpadu menggunakan model pembbelajaran koopperatif ams Games Turnamens (TGT) ( pada tema tipe Tea pemanasaan global, yangg dapat dijabarrkan sebagai beerikut: (1) Menndeskripsikan keterlaksanan pembelajarann IPA terpadu menggunakann model pembbelajaran koopperatif tipe Team ms Games Turrnaments (TGT T) tema pemaanasan global. (22) Mendeskrippsikan hasil belajar siswa setelah diterapkaan pembelajarran IPA terppadu mengguunakan
belakang b denggan Kurikulum m Tingkat Satuuan Pendidikann (KTSP) ( yang g telah berlak ku pada tahuun 2006 yangg menyatakan m b bahwa mata peelajaran IPA di SMP haruss terintegrasi t darri beberapa dissiplin ilmu. Berdasark kan angket pra p penelitian n siswa yangg disebar d secaraa acak kepadaa 52 siswa SMP S Negeri 3 Kokop, K Banggkalan menyattakan bahwa 21,2 % darri mereka m masih h kesulitan keetika belajar IPA sehinggaa ketuntasan k hassil belajar yanng diinginkan tidak tercapaii. Hal H ini dikarenakan siswa kurang pahaam akan suatuu materi m karena pemberian maateri terlalu cepat. Selain ituu, didukung d pennggunaan mettode pembelajjaran ceramahh untuk u Kompetensi Dasar (KD D) yang berhubbungan dengann teori t maupun praktikum. p Cerramah yang serring digunakann sehingga sisw wa tidak aktif dalam pem mbelajaran dann kegiatan k pembbelajaranpun terkesan membo osankan. Perlu addanya pembellajaran IPA terpadu yangg menarik m dan memiliki m kesaan bermakna sehingga s dapaat mencapai m ketuuntasan hasil belajar b siswa. Hal ini dapaat ditunjang d denngan pembelaajaran IPA terpadu yangg dikemas d dengan menggunak kan tema atauu topik tentangg suatu wacana yang dibahass dari berbagaai aspek dalam m bidang b kajian IPA yang mudah dipaham mi oleh pesertaa didik. d Dalam pembelajaran p IP PA terpadu, beeberapa konsepp yang y relevan untuk dijadikaan tema tidak perlu dibahass berulang b kali dalam bidangg kajian yang sama, dengann demikian d pengggunaan waktu u lebih efisien dan d pencapaiann tujuan t pembellajaran juga diiharapkan akan n lebih efektiff. Tema T pada IPA terpadu dibuuat dari keterp paduan disiplinn ilmu i yang mem miliki keterkaittan. Tema yaang akan diaangkat oleh peneliti p adalahh pemanasan p gloobal, yang meenggunakan keeterpaduan tipee webbed. w Tema ini dimulaii dengan mennentukan temaa terlebih t dahulu kemudian dikembangkan d sub-sub temaa setelah itu dikeembangkan pu ula aktivitas bellajar yang akann dilakukan d sisw wa (Mitarlis dan Mulyaningsih, 2009)). Pemanasan P gllobal merupak kan sebuah feenomena alam m yang y sedang terjadi t saat inni. Hal ini did dukung dengann semakin pan nasnya udaraa di Kecam matan Kokopp, Bangkalan B seehingga terjaddi penguapann sungai dann sumber air hin ngga menjadi kering. Adanyya penggunaann kendaraan k berm motor, terdapaat pabrik tahu, dan d pembuatann pupuk p organikk dari kotoran ternak t dibuat oleh o para petanni disana d meruppakan beberappa faktor daari pemanasann global. g Dalam teema pemanasan n global, Standdar Kurikulum m (SK) ( dan Kom mpetensi Dasar (KD) yang sessuai ada empatt. Diantaranya D adalah a SK 3 dan KD 3.4 di kelas VIII semester ganjiil tentang kalorr, SK 2 dan KD K 2.4 di kelass VII V semester ganjil g tentang atom a dan moleekul, SK 7 dann KD K 7.4 di kelas k VII sem mester genap tentang perann manusia m dalam m mengatasi keerusakan lingkuungan, dan SK K 5 dan KD 5.5 di d kelas IX sem mester genap teentang lithosferr 90
Modeel Pembelajaran n Kooperatif Tipe T TGT pada Tema Pemanaasan Global
model m pembeelajaran koop peratif tipe Teams T Gamess Turnaments (TGT) temaa pemanasan global. (3)) Mendeskripsik M kan respons siswa setelaah mengikutti IPA terpad pembelajaran p du mengguunakan model pembelajaran p kooperatif tipee Teams Gamees Turnamentss (TGT) ( tema peemanasan global.
tema pem manasan globaal, maka dapaat diuraikan sebagai berikut. Nilaai yang diberikkan oleh keduaa pengamat diisetiap aspek tidak terlalu ssignifikan, haal ini menanndakan pendapat kedua pengam mat hampir sam ma. Hasil skorr ratarata tiap aspek pembellajaran yang dinilai d oleh 2 orang pengamatt disajikan dalaam Gambar 1.
METODE M Jenis J penelitiian yang diilakukan adallah penelitiann deskriptif d kuualitatif kuan ntitatif dengaan tipe pre-experiments e yaang menggunaakan desain “O One-Shot Casee Study” S yaituu rancangan yang memb berikan suatuu penerapan p IPA I terpaduu menggunnakan model pembelajaran p kooperatif tipee Teams Gamees Turnamentss (TGT) ( tema pemanasan p gllobal yang haanya diberikann pada p satu kelass saja tanpa adanya kelas konntrol. Populasi dalam penelitiian ini adalah siswa s kelas VIII di d SMP Negerri 3 Kokop Banngkalan Tahunn Ajaran 2012 2013. 2 Sampel penelitian ini hanya satu kellas, yaitu kelass VII V A yang terrdiri dari 13 sisswa dan 14 sisw wi. Pengambbilan data peneelitian dilaksannakan di SMP P Negeri N 3 Koko op, Bangkalann. Penelitian inni dilaksanakann pada p oktober 2012 2 sampai deengan April 20113. Teknik pengumpulan p data yang akkan digunakann dalam d penelitiaan ini meliputii: (1) Teknik observasi o untukk mendeskripsik m kan keterlaksaanaan pembeelajaran yangg dilakukan d olehh peneliti dan untuk u mengamaati afektif siswaa dalam d kegiaatan pembelajaran, sertaa mengamatti psikomotor p siiswa. Observaasi ini dilaku ukan oleh duaa pengamat, p yaiitu Zainal Ab bidin, S.Pd, M.Pd, M dan Sitti Mutiatun, M S.Pd d. (2) Teknik tees evaluasi untuuk memperolehh data d tentang haasil belajar sisw wa kognitif. Tees ini dilakukann setelah kegiataan pembelajaraaan selesai. Teknik T tes jugaa digunakan d unttuk menilai psiikomotor siswa. Tes tersebuut menilai m keterrampilan sisw wa dalam membaca m skalaa stopwatch dann termometer yang dilakukaan di luar jam m kegiatan k belajaar mengajar. (3) ( Teknik anggket digunakann untuk u mendap patkan data beerupa tanggapaan, minat, dann sikap siswa setelah s kegiatan pembelajarran dilakukann. Siswa memilihh jawaban sesu uai dengan apaa yang merekaa rasakan r selamaa pembelajarann berlangsung. Teknik analisis a data yang digunakann meliputi: (1)) analisis a keterlaksanaan pem mbelajaran, (2)) analisis hasil belajar b siswa yang terdiri atas hasil beelajar kognitiff, afektif a dan psikkomotor, dan (3) analisis resppons siswa. HASIL H DAN PEMBAHASA P AN Berdasarkan B h hasil penelitiaan yang dipeeroleh melaluui pengamatan p keeterlaksanaan keegiatan pembelajaran, aktivitass siswa, tes haasil belajar, dan d respons siswa s terhadapp pembelajaran p dengan menerrapkan IPA terpadu dengann menggunakan m model m Teams Games G Turnameens (TGT) padaa
Gambarr 1. Rata-rata Asspek Ketiga Perttemuan Pembelaajaran dasarkan gaambar di atas, a pada tahap Berd pendahulluan di ketiga pertemuan p telaah terlaksana dengan d mempero oleh skor rata--rata 3,67 deng gan katagori sangat s baik. Haal ini dikarennakan guru melakukan m keggiatan pendahulluan sesuai sinntaks dan mam mpu membuat siswa tertarik teerhadap pembeelajaran. Pada kegiatan intti, rata-rata yaang diperoleh pada ketiga peertemuan 3,65 dengan berkaatagori sangat baik. Hal ini menandakan m g guru mampu mengorganisas m si dan membimbbing siswa m melakukan kegiatan pembelaajaran, seperti meminta m siswaa mencari ide pokok pada bahan ajar, berrdiskusi sesam ma kelompokk, dan melakkukan turnamen n. Hal ini sesuuai dengan perrnyataan Nur (2011) ( bahwa model m pembelajaran kooperatiif tipe Teams Games G Turnamennts (TGT) addalah teknik pembelajaran yang terdiri daari tiga kompoonen utama yaaitu presentasi, kerja tim, dan n turnamen aakademik. Preesentasi meruupakan kegiatan siswa untuk m memperoleh infformasi. Pada model m pembelajaran kooperatiif tipe TGT yaang telah diteraapkan, siswa memperoleh m innformasi darii bahan ajarr dan penemuann konsep darii LKS. Kerja tim berupa diskusi d kelompok k yang dilakuukan siswa unntuk menyelessaikan tugas yanng diberikan. Sedangkan, turnamen t akaddemik berupa peermainan dimaainkan pada meeja-meja yang berisi tiga sisw wa, tiap-tiap siswa mewakilii tim yang berrbeda. Dengan adanya a turnam men pada tahap p kegiatan ini, dapat membuatt siswa meraasa senang daan berlomba-llomba memberikkan yang terbaaik untuk kelom mpoknya. Pada aspek pengellolaan waktu mendapatkann skor rata-rata 2,83. Hal inni disebabkan guru kurangg bisa memperk kirakan dan meengatur waktu dengan baik, karena k pada peertemuan perttama selain terdapat turnnamen akademik k, juga terdaapat kegiatann praktikum yang
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 89-94
ternyata t cuku up membutuh hkan waktu lama. Selainn mengerjakan m praktikum sesuai s LKS, siswa jugaa menjawab m perttanyaan pada LKS L tersebut. Sehingga padaa pertemuan p perrtama telah meenghabiskan waktu w sebanyakk 92 9 menit. Un ntuk pertemuaan kedua dan ketiga sudahh mampu m mengaatur waktu sesuuai dengan sinttaks pada RPP, karena k guru belajar b dari pengalaman p paada pertemuann pertama. p Tetappi, guru masihh perlu melakuukan perbaikann lagi l dalam mengelola m wakktu pada pem mbelajaran IPA A terpadu t agar peengelolaan wakktu dapat sesuaai dengan yangg direncanakan, d sehingga pem mbelajaran dapaat lebih efektiff dan d efisien yan ng sesuai denggan tujuan pem mbelajaran IPA A terpadu t yaitu meningkatkaan efisiensi dan d efektivitass pembelajaran p ( (Puskur, 2006)). Hasil bellajar siswa meeliputi kognitiif, afektif, dann psikomotor. p S Siswa dikatakkan tuntas dalam d kognitiff apabila a siswa mampu m mempeeroleh nilai tess evaluasi ≥ 70. Sebanyak 22 siswa dinyataakan tuntas, daan sebanyak 5 siswa tidak tuuntas, atau seb banyak 81,48% % siswa tuntass dan d siswa yangg tidak tuntas sebanyak s 18,522%, persentasee tersebut t dapat dilihat melaluii Gambar 2.
18,52%
Nilaai afektif sisw wa diperoleh daari hasil pengaamatan selama peembelajaran padda ketiga pertem muan dan sesuai rubrik afektif, yaaitu karakter, ppeduli lingkungan, dan keteram mpilan sosial. Daata nilai pengam matan afektif siiswa disajikan dalam Gambar 3. 3
Jumlah Siswa
2 20
1 10
Cukup Baik
5
Sangat Baik 0 1
2
3
Perteemuan Ke ‐ Gambar 3. Grrafik Batang Affektif Siswa Hasiil afektif siswaa yaitu aspek afektif a karakterr yang dinilai adaalah jujur, bertan anggungjawab, tepat t waktu. Sellain itu siswa ju uga dinilai tentang t pedulli lingkungan, dan keterampiilan sosial beruppa berpendapat dan d bekerja sam ma. Pad da Gambar 3 ddapat dilihat bah ahwa pada perteemuan pertama, sebanyak 15 siswa mendappatkan nilai ddengan katagori sangat s baik dann 11 siswa terkkatagori baik, serta s 1 siswa terkkategori cukup.. Siswa yang mendapatkan m kaategori cukup disebabkan d sisw wa tersebut kurang k jujur dalam menjawab b kartu soal paada turnamen, yaitu y sempat melihat m kunci jaw waban yang dijagga oleh temann nya. Selain itu, kurang k tanggung jawab dan teppat waktu dalam m mengerjakann tugas menjaga kebersihhan ketika melaakukan yang dibeerikan, kurang m percobaan n sesuai LKS, dan tidak berp pendapat sama sekali selama peembelajaran berllangsung. Mennurut depdiknaas (2006), keaaktifan siswa dalam d pembelajaran baik seecara fisik, mental, intelektual maupun emosional gunna tercapainyaa hasil belajarr yang d memppertimbangkan hasrat, minatt, dan optimal dengan kemampuuan siswa seehingga termootivasi untuk terus menerus belajar. Sehinngga pada perrtemuan kedua dan ketiga, su udah tidak ada lagi siswa berrkategori cukupp. Hal ini dikarrenkan pada peertemuan keduua, sebanyak 188 siswa mendapattkan nilai dengaan katagori san ngat baik dan 9 siswa terkatagorri baik. Sedangkkan pada pertem muan ketiga, sebbanyak 19 siswa mendapatkan m niilai dengan kataggori sangat baikk dan 8 siswa terkkatagori baik. Pada penelitian ini guru meenerapkan pennilaian autentik dengan d tidak hhanya menilai kognitif dan afektif a siswa tetaapi juga membberikan penilaiaan pada psikom motor. Nilai psik komotor siswaa diperoleh daari pengamatann yang dinilai di luar kegiatan pembelajaran. p D nilai pengaamatan Data psikomottor siswa disajikkan dalam padaa Gambar 5 berikkut.
0 Sisw wa Tunttas 81 1,48%
1 15
Sisw wa Tidak Tunttas
ngkaran Ketun ntasan Siswa Gambaar 2. Grafik Lin Siswa yaang tuntas dikkarenakan tema IPA terpaduu yang y digunakaan dalam pem mbelajaran yaiitu pemanasann global g sangat menarik, m karen na merupakan fenomena f alam m yang y sedang terjadi saat ini. i Selain ituu, penggunaann model m pembeelajaran koop peraif tipe Teams T Gamess Turnamens (T TGT) mampuu membuat suasana kelass menjadi m menyeenangkan. Hal ini sesuai denngan Depdiknass (2006), ( keaktifan siswa dalaam pembelajarran baik secaraa fisik, f mental,, intelektual, maupun em mosional gunaa hasil belajarr yang opttimal dengann tercapainya t mempertimban m ngkan hasrat, minat, m dan kem mampuan siswaa sehingga mereeka termotivasi untuk terus menerus m belajar Selain ituu, melalui resppon siswa, sebaanyak 25,93 % siswa mengatak kan merasa kessulitan ketika mengerjakan m soaal evaluasi, e sebab b model soal tees evaluasi sep perti yang telahh diberikan d merup pakan hal yang baru bagi selurruh siswa VII A A. Hal H ini terlihat ketika guru meengawasi merekka mengerjakann soal, beberapaa siswa seringg bertanya tenntang petunjukk pemilihan p jawaaban. Hal ini menandakan bahwa b beberapaa siswa masih meerasa kebingung gan menjawab so oal evaluasi. 92
Modeel Pembelajaran n Kooperatif Tipe T TGT pada Tema Pemanaasan Global
Gamb bar 4. Grafik Batang B Psikomootor Siswa Berdasarkkan Gambat 4, mengenai m data nilai n pengamatann psikomotor, p a aspek psikom motor yang dinilai d adalahh keterampilan k siswa membbaca skala stopwatch dann membaca m sk kala termomeeter. Sebanyak 7 siswaa berkategori b saangat baik, dann 20 siswa diinyatakan baikk dalam d melakkukan kedua aspek terseebut. Hal inni dikarenakan d sebagian s sisw wa telah mam mpu mengukurr waktu w dengann menggunakaan stopwatch dan d mengukurr suhu mengg gunakan term mometer sehhingga dalam m penilaian, p merreka mampu melakukannya m a dengan baikk. Hal H ini sesuai dengan d penelitiaan Chung (2010), bahwa guruu dapat d memberrikan penilaiaan autentik, sehingga siswaa dapat d meningkkatkan pemah haman merekaa tentang ilmuu pengetahuan p menghubungkan m nnya kedalam pengalaman. Respons siswa terhadap p pembelajarann IPA terpaduu dengan d menggunakan mod del pembelajarran kooperatiff tipe t Teams Gaames Turnameens tema pem manasan globall. Data D disajikan pada p Gambar.6 berikut. b
TGT mem mbuat siswa bberlomba-lombba memberikann yang terbaik unntuk kelompokknya (Nur, 2011). Selu uruh siswa dii kelas VIIA menyatakan tema pembelajaran tentang ppemanasan gloobal sangat meenarik, karena teema yang diguunakan merupaakan fenomenaa yang terjadi paada saat ini, dimana bumi sedang menggalami kenaikan suhu akibat effek rumah kacaa. Sebanyak 25,933% siswa merasa kessulitan mengerjaakan soal evalluasi karena 100% 1 siswa merasa m baru terhaadap model soaal pada tes evaalausi. Karena sejauh s ini, siswa hanya mengetahui soal seperti soal pilihan p ganda daan soal uraiann saja. Hal inni dapat dilihaat dari ketuntasaan klasikal yangg hanya 81,48% %. UP PENUTU Simpulan n Berdasarkkan data yang telah diperoleeh selama peneelitian dan pemb bahasan dapatt disimpulkan sebagai berikuut. (1) Keterlakssanaan pembellajaran yang dilakukan d olehh guru pada pem mbelajaran IPA A Terpadu menggunakan m m model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaamens (TGT) teema pemanasaan global pada ketiga perteemuan memiliki rata-rata 3,422 dengan kataggori sangat baiik. (2) Hasil bellajar siswa menncakup ranah kognitif, k afekttif dan psikomottor. Pada rannah kognitif sebanyak sebanyak 81,48% siswa s tuntas. Hasil belajar siswa aspek aafektif mempuny yai rata-rata 81,21 dengan katagori k sangatt baik. Hasil belajar b psikom motor dalam m membaca skala stopwatchh dan termom meter adalah 20 0 siswa berkaatagori baik dan 7 siswa berkkatagori sangatt baik. (3) Reespons siswa terrhadap peneraapan IPA Terp rpadu mengguunakan model pembelajaran p kooperatif tiipe Teams Games G Turnamenns (TGT) temaa pemanasan global g menunjuukkan respon yaang positif. Haal ini ditunjukkkan dengan 844,22% siswa meenjawab positiff. Saran
Gambar G 5. Perrsentase Jawaban an Angket Respoons Siswa Berdasark kan Gambar 5 tentang hasil respons siswaa, sebanyak 96,330% siswa meenjawab bahwa IPA terpaduu sangat menariik setelah diteerapkan. Hal ini i disebabkann IPA I terpadu yang y telah diaajarkan dapat meningkatkann minat m dan mottivasi siswa. Sebanyakk 93,59% sisw wa menyatakann bahwa model pembelajaran p kooperatif tipe Teams Gam mes Turnamenss (TGT) ( sangatt menyenangkkan kaarena selain belajarr mereka m juga turut dalam permainan akkademik yangg dengan d situasi yang menyenangkan. Modeel pembelajarann
Berdasarkkan simpulan di atas dan kondisi peneelitian selama di d lapangan, m maka diberi sarran sebagai beerikut. (1) Guruu harus mampuu membimbingg dan mengarrahkan siswa unntuk aktif dalaam pembelajarran. (2) Guru harus bisa menngolah waktu jjika pada satu pertemuan terrdapat kegiatan praktikum daan turnamen. (3) Agar turnnamen berjalan lancar l maka atturan turnamen n dijelaskan teerlebih dahulu. (4) ( Guru haruus dapat menggelola kelas, karena k pada saaat turnamen berlangsung kaarakteristik inddividu siswa akaan tampak sehhingga menyeb babkan kondisi kelas ramai. (55) Kartu turnam men harus ditaata dengan rappi agar tidak ad da kecurangann pada saat siswa melakkukan turnamen n. (6) Segera mungkin seteelah usai turnnamen menghitu ung skor tim ddan siapkan piagam p penghaargaan untuk memotivasi m sisw wa. (7) Penem mpatan siswa pada
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 89-94
Prihastutii, Tinus. 20122. Pengaruh Model M Pembelaajaran TGT Dengan Menggunakan M Physics Sqquares Terhaadap Hasil Beelajar Siswa Pada P Materi Pokok P Bunyii Kelas VIII SMP S Negeri 6 Surabaya. Skripsi S tidak diterbitkan. Suurabaya: Fakulltas Matematikka dan Ilmu Pengetahuan P A Alam.
turnamen t berrikutnya haruss dilakukan setelah s selesaai untuk u disiapkaan ke turnamenn berikutnya. . DAFTAR D PUS STAKA Anonim. 20066. Model Peengembangan Silabus Mataa A Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarann Jakaarta: Pusat Kurikulum m IPA Terrpadu. (http://www w.puskur.net).
Ratumanaa, Tanwey Gerson. 20004. Belajar dan Pemb belajaran. Suraabaya: Unesa University U Press Riduwan,, M.B.A. 20111. Skala Penngukuran Varriabelvariabbel Penelitian. Bandung: Alffabeta.
Anonim. 2007. Model Peembelajaran Terpadu IPA. A Jakarta: Puuskur.
Sugiyono o. 2012. Metode M Peneelitian Pendiidikan Pendeekatan Kuanttitaif, Kualitatif, dan R & D. Banduung: Alfabeta.
Ahmadi, Anass. dkk. 2011. Menulis Ilmia A ah: Buku Ajarr MPK Baha asa Indonesia. Surabaya: Un nesa Universityy Press. Arikunto, Suuharsimi. 201 A 10. Dasar-daasar Pendidikann. Jakarta: Bum mi Aksara.
Sukmadin nata, Nana Syyaodih. 2009. Metode Peneelitian Pendiidikan. Bandunng: Remaja Rosdakarya.
Evaluasi
Tilaar, Martha. M 2011. P PIONEERS IN N GREEN SCIE ENCE. Jakartta: Dian Rakyaat
Biantoro, Diddik. 2012. Peengaruh Peneerapan Modeel B Pembelajarran Kooperattif Tipe TGT Menggunakann Permaninaan Kartu Ilm muan Terhada ap Ketuntasann Hasil Belaj ajar Fisika Siswa Kelas XI SMK S Negeri 1 Nganjuk. Skripsi S tidak diterbitkan. Suraabaya: Fakultass Matematika dan Ilmu Penngetahuan Alam m.
Trianto. 2012. Model Pembelajarann Terpadu Koonsep, Strateegi,dan Impleementasinya dalam Kurikkulum Tingkkat Satuan Peendidikan (KTS TSP). Jakarta: Bumi Aksarra.
Bungin, Burh B han. 2007. Peenelitian Kuallitatif. Jakartaa: Kencana Jaakarta
Wardhana, Wisnu Arrya. 2010. Dampak D Pemanasan Globaal. Yogyakartaa: Andi.
Chung, Hui-M C Min. 2010. Peeer Sharing Facilitates F thee Effect of Innquiry-based Projects P on Scieence Learningg. The Journaal Of Higher Education E Biollogy 72: 24-29. United Stattes: University y of California Press. P
Wonoraharjo, Surjani. 2010. Dasar-dasar D Sains Menciptakan Masyyarakat Sada ar Sains. Jaakarta: Indek ks.
Forgaty, Robin F n. 1991. How w to Integrate the Curriculaa. Palatine: IR RI/Skylight Pubblishing, Inc Glenco. 2008. Science Leveel Blue National Goegraphicc G Society. Coolumbus: The McGraw M Hill Companie. C IIbrahim, Musliimin. dkk. 200 05. Pembelajarran Kooperatiff. Surabaya: Unesa U Universsity Press. Sri. 2011. Pannduan Ringkass IIsmono, dan Mulyaningsih, M Penulisan Skripsi Prodi Pendidikan Sa ains. Surabayaa: Prodi Penddidikan Sains. Mitarlis dan Mulyaningsih, M M S 2009. Pem Sri. mbelajaran IPA A Terpadu. Surabaya: S Unessa University Press. P Nur, Muham N mmad dan Wikandari, Prima. P 2008. Pengajarann Berpusat keppada Siswa daan Pendekatann Konstruktivvis dalam Peengajaran. Suurabaya: Pusaat Sains Dan Matematika Seekolah Unesa. Nur, Muhamaad. 2011. Moddel Pembelajarran Kooperatif N if Dilengkapii Contoh Perrangkat RPP Keterampilann Berpikir daan Pendidikann Karakter. Suurabaya: Pusaat Sains Dan Matematika Seekolah Unesa.
94