Surabaya, 30 Juni 2011 Ruang Sidang Lantai 3 Teknik Geomatika ITS
ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN PETA PENDAFTARAN TANAH (Studi Kasus : Desa Babalan Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)
Oleh : Pandu Sandy Utomo 3507100010
Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc
Latar Belakang •
Peraturan Menteri Negeri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 (PMNA/KBPN 3/1997) pasal 142 ayat 1.
• Metode pembuatan peta pendaftaran tanah. • Keunggulan citra satelit ALOS-PRISM.
Rumusan Masalah •
Bagaimanakah pengolahan citra satelit ALOS-PRISM sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Peta Pendaftaran Tanah?
• Apakah citra satelit ALOS-PRISM memenuhi standar ketelitian planimetrik sesuai ketentuan BPN? •
Berapakah skala peta pendaftaran tanah yang dapat dihasilkan dari pengolahan citra satelit ALOS-PRISM?
Batasan Permasalahan •
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah: – Wilayah studi adalah Desa Babalan Kabupaten Pati Jawa Tengah. – Data acuan adalah Peta Dasar Pendaftaran Tanah Desa Babalan Kabupaten Pati skala 1 : 1.000, no lembar peta 49.2.02.078.09.8, tahun 1999. – Objek dalam penelitian ini difokuskan pada 7 sampel bidangan sawah. – Hasil penelitian adalah analisis perbandingan luasan bidang tanah pada overlay citra satelit ALOS-PRISM dengan Peta Dasar Pendaftaran Tanah.
Alat dan Data Penelitian •
Data Primer (Data Utama) : Citra ALOS-PRISM resolusi spasial 2,5 meter, wilayah Kabupaten Pati, tanggal 16 Juli 2008. Peta Dasar Pendaftaran Tanah Desa Babalan terbitan Kantor Pertanahan Kabupaten Pati skala 1 : 1.000, tahun 1999.
•
Data Sekunder (Data Pendukung) : Peta Rupa Bumi Indonesia Kabupaten Pati terbitan BAKOSURTANAL skala 1 : 25.000, tahun 2001. Data titik-titik kontrol orde 3 wilayah Kabupaten Pati.
Lokasi Penelitian •
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babalan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang secara geografis terletak pada 6°44'56,80" LS dan 111°02'06,96" BT. Adapun batas-batas administrasi daerah tersebut adalah sebagai berikut : – Utara :Desa Banjarsari dan Sungai Juwana – Selatan :Desa Tanjang dan Plumbungan – Timur :Desa Koripandriyo – Barat :Desa Tanjang
Diagram Alir Penelitian Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Kesimpulan
Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Pengukuran Lapangan
Citra ALOS-PRISM Resolusi 2,5 meter
Titik Orde 3 Kecamatan Gabus dan sekitarnya
Peta Pendaftaran Tanah Ds. Babalan Kab. Pati
Pemotongan Citra
Koreksi Geometrik tidak
RMSe <1 pixel ya
Citra Terkoreksi
Digitasi Bidang Tanah
Digitasi Bidang Tanah
Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Penghitungan Luasan Bidang Sawah
Penghitungan Luasan Bidang Sawah
Luasan Bidang Tanah pada Citra
Luasan Bidang Sawah pada Peta Pendaftaran Tanah
Analisis Jarak dan Luasan Bidang Sawah
Kesimpulan
Analisis Hasil Kerangka Titik Kontrol Tanah dan Nilai Kekuatan Jaring Analisis Ketelitian Posisi Titik Analisis Perbandingan Jarak
Analisis Perbandingan Luasan
Kerangka Titik Kontrol Tanah dan Nilai Kekuatan Jaring •
Kerangka Titik Kontrol Tanah
Besar SoF
= trace {(inv (AT * A))} U = 0,466
Suatu kerangka kontrol dianggap kuat apabila nilainya mendekati 0 (nol). (Abidin, 2000)
Analisis Ketelitian Posisi Titik
meter
Total RMSe adalah sebesar 0.507255 meter. RMSe terbesar pada nomor 8 sebesar 0,8340 meter. RMSe terkecil pada nomor 5 sebesar 0,1305.
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
No. Titik
RMSe
dx dy
1
2
3
4
5
6
7
Nomor Titik Kontrol Tanah
8
9
Kode Tugu Orde 3
RMS
x
y
(m)
(m)
(m)
1
1111103
0.7953
0.7800
0.1553
2
1111102
0.4407
0.4320
0.0870
3
1111110
0.2714
0.0291
0.02699
4
1111132
0.3938
0.2996
0.2556
5
1111131
0.1305
0.1305
0.0016
6
1111125
0.2532
0.1266
0.2193
7
1111108
0.4870
0.4594
0.1614
8
1111109
0.8340
0.1927
0.8114
9
1111124
0.4965
0.3557
0.3464
Analisis Perbandingan Jarak Tabel XX. Grafik Jarak pada Pengukuran Lapangan, Peta Pendaftaran Tanah, dan Citra Satelit ALOS-PRISM
Analisis Perbandingan Jarak No. Pengukuran
T hitung
Keterangan
1
1,361
Ditolak
2
1,153
Diterima
3
1,159
Diterima
4
0,862
Diterima
5
1,305
Ditolak
6
1,291
Diterima
7
1,157
Diterima
8
1,139
Diterima
9
1,220
Diterima
10
1,00
Diterima
11
1,298
Diterima
12
1,474
Ditolak
13
1,358
Diterima
14
1,048
Diterima
15
0,751
Diterima
16
1,028
Diterima
17
0,884
Diterima
18
1,229
Diterima
19
1.193
Ditolak
20
1,300
Diterima
21
0,936
Diterima
22
0,538
Diterima
23
1,028
Diterima
•
Kesimpulan : Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi perbedaan jarak antara peta pendaftaran tanah dengan citra satelit ALOS-PRISM.
RMSe Jarak •
Ketelitian planimetri sebesar 0,3 mm pada peta. Sehingga untuk skala peta 1 : 1.000 maka ketelitian jarak citra maksimal 0,3 m, skala peta 1 : 2.500 ketelitian jarak maksimal citra sebesar 0,75 m, dan skala peta 1 : 10.000 ketelitian jarak maksimal citra sebesar 3 m. Sedangkan dari penelitian ini didapatkan RMSe jarak sebesar 0.820962295 m, sehingga Citra ALOS-PRISM tidak memenuhi ketelitian jarak untuk skala 1 : 1.000 , namun memenuhi ketelitian jarak untuk skala 1 : 2.500 dan 1 : 10.000.
Analisis Perbandingan Luasan Luasan (m2)
m2
No
Nomor Bidang Sawah
Sampel Bidang Tanah Peta Pendaftaran Tanah
Citra ALOSPRISM
Selisih Luasan (m2)
Selisih Luasan dalam Persentase (%)
1
1
384.2
374.61
9.59
2.50
2
2
417.12
378.32
38.8
9.30
3
3
434.147
440.23
6.08
1.40
4
4
470.915
455.86
15.06
3.20
5
5
482.571
449.02
33.55
27.67
6
6
490.382
446.88
43.50
8.87
7
7
1020.214
971.48
48.73
4.77
1.Kesimpulan : H0 ditolak sehingga dapat dismpulkan bahwa terjadi perbedaan luas bidang sawah pada peta pendaftaran tanah dan pada citra satelit ALOS-PRIS
Uji t Berpasangan terhadap Perbedaan Luasan Sampel Bidang Tanah
t-hitung
Diterima/Ditolak
1
4.452580362
Ditolak
2
3.568460527
Ditolak
3
4.594823142
Ditolak
4
4.361532115
Ditolak
5
3.873654919
Ditolak
6
3.624429217
Ditolak
7
4.156295305
Ditolak
•
Kesimpulan : H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan luas bidang sawah pada peta pendaftaran tanah dan pada citra satelit ALOS-PRISM.
Analisis Ketelitian berdasarkan Standar BPN Ketelitian Titik Sekutu Toleransi Luas Bidang Tanah
Ketelitian Titik Sekutu •
Standardisasi BPN yang dikeluarkan Bagian Proyek Administrasi Pertanahan Tahun 2003 mensyaratkan bahwa ketelitian (RMS) dari koordinat titik sekutu harus lebih kecil dari 0,1 mm pada peta.
•
Jika skala peta dasar pendaftaran tanah yang digunakan untuk daerah perkotaan 1 : 1.000, maka ketelitiannya harus lebih kecil dari 0,10 m. Untuk daerah pedesaan dengan skala 1 : 2,500 harus memiliki ketelitian lebih kecil dari 0,25 m. Untuk daerah perkebunan dengan skala 1 : 10.000 harus memiliki ketelitian lebih kecil dari 1 m.
•
Hasil RMSe dari penelitian ini adalah sebesar 0,507255 m, sehingga Citra ALOSPRISM memungkinkan untuk skala peta 1 : 10.000.
Toleransi Luas Bidang Tanah Luasan (m2)
Sampel Bidang Tanah
Peta Pendaftaran Tanah
Citra ALOS-PRISM
1
384.2
374.61
2
417.12
378.32
3
434.147
440.23
4
470.915
455.86
5
482.571
449.02
6
490.382
446.88
7
1020.214
971.48
•
Selisih Luasan (m2)
Toleransi 0.5L
Hasil
9.59
9.80051
Memenuhi
38.8
10.21176
6.083
10.4181
15.055
10.85029
33.551
10.98375
43.502
11.07229
48.734
15.97039
Tidak Memenuhi Tidak
Tidak Tidak Tidak
Mengacu pada toleransi perbedaan luasan yang ditetapkan BPN sebesar 0,5L , maka hanya dua sampel yang memenuhi toleransi, yaitu sampel bidang nomor 1 dan 3.
Kesimpulan •
Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan berdasarkan proses analisis yang telah dilakukan, yaitu : – Nilai kekuatan jaring titik kontrol tanah adalah 0,466. Total RMSe adalah 0,507 meter. Nilai RMSe jarak berkisar antara 0,58 m sampai 2,93 m. Persentase perbedaan luasan antara 1,4% sampai 27.7%. –
Interpretasi batas bidang sawah pada Citra ALOS-PRISM relatif sulit, sehingga berpengaruh terhadap identifikasi batas bidang sawah dan perbedaan luasan yang cukup besar apabila dibandingkan dengan Peta Pendaftaran Tanah.
–
Berdasarkan syarat ketelitian planimetri, citra satelit ALOS-PRISM tidak memenuhi ketelitian jarak untuk skala 1 : 1.000, namun memenuhi ketelitian jarak untuk skala 1 : 2.500 dan 1 : 10.000. Berdasarkan uji t sampel berpasangan terhadap jarak dan luas, terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga citra tersebut tidak layak digunakan untuk pembuatan peta pendaftaran tanah skala 1 : 1.000. Berdasarkan ketelitian titik sekutu pada standar BPN, citra satelit ALOSPRISM memenuhi ketentuan untuk skala peta 1 : 10.000. Berdasarkan toleransi perbedaan luasan yang ditetapkan oleh BPN, hanya bidang nomor 1 dan 3 yang memenuhi toleransi.
–
Citra satelit ALOS-PRISM dapat digunakan di dalam kegiatan updating Peta Pendaftaran Tanah skala 1 : 10.000 dengan pengkajian lebih lanjut untuk skala tersebut.
Saran •
Beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : – Apabila BPN ingin membuat Peta Pendaftaran Tanah dengan skala 1 : 10.000, citra ALOS-PRISM dapat menjadi salah satu alternatif penggunaan citra satelit dikarenakan harganya yang relatif murah (bila dibandingkan harga citra satelit resolusi tinggi lainnya) dan citra tersebut dapat memenuhi persyaratan teknis yang ada. –
Koreksi geometrik dilakukan dengan metode orthorektifikasi yaitu dengan mempertimbangkan faktor ketinggian agar diperoleh ketelitian yang lebih baik.
–
Pengolahan Citra ALOS-PRISM menggunakan metode pan-sharpened untuk mempermudah interpretasi citra.
Daftar Pustaka •
•
• •
• •
•
Ayunita, Putri. 2009. Kajian Pembuatan Peta Dasar Pendaftaran dengan Citra Satelit Quickbird (Studi Kasus Kantor Pertanahan Jember). Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika. BPN. 1998. PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA. Jawa Timur : Koperasi Pegawai Badan Pertanahan Nasional “Bumi Bhakti”. BPN. 2009. Norma, Standar, Pedoman, dan Mekanisme Survei dan Pemetaan Tematik Pertanahan. ”Bumi Bhakti” Firmany, Nabil. 2006 .Studi tentang Pemanfaatan Citra Satelit IKONOS dalam Pembuatan Peta Pendaftaran Tanah .(Studi Kasus : Kelurahan Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang).Surabaya : Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika. Lillesand, T.M., dan Kiefer, R.W. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation. New York: John Wiley&Son, Inc,. Martin, Seelye. 2004. An Introduction to Ocean Remote Sensing. Washington : Cambridge University Press. Muryamto,R. 1994. Hitungan Proyeksi Peta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Daftar Pustaka •
• •
• • •
• • • •
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Purwadhi, S.H. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grasindo. Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. _________, 2010
.Dikunjungi pada tanggal 18 Agustus 2010, pukul20.10 BBWI. _________, 2010 Dikunjungi pada tanggal 2 Oktober 2010, pukul 11.10 BBWI. _________, 2010 . Dikunjungi pada tanggal 2 Oktober 2010, pukul 11.35 BBWI. _________,2011
Surabaya, 7 Juni 2011 Ruang Sidang Lantai 3 Teknik Geomatika ITS
TERIMAKASIH