Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
Pekalongan - Bertepatan dengan tanggal 09 Juni 2017 hari Jumat, pukul 17.00 WIB salah satu dosen IAIN Pekalongan yaitu Muhandis Azzuhri, Lc, MA sekaligus Kajur Komunikasi dan Penyiaran Islam di kampus tersebut berangkat ke negara Makau untuk melaksanakan tugas sebagai Dai Ambassador dengan sponsor dari Dompet Dhuafa selama bulan Ramadhan 1438 H.
Beliau bertugas menjadi Dai/Ustadz di negara Makau setelah menjalani seleksi Dai Ambassador yang begitu ketat dari sekitar 245 pendaftar kemudian diseleksi menjadi 19 Dai untuk ditempatkan di seluruh dunia di beberapa negara, diantaranya Amerika Serikat, New Zealand, Australia, Perancis, Jepang, Suriname, Korea Selatan, Pilipina, Myanmar, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Timor Leste, Hongkong, Makau, Italia, Yunani, Taiwan, dan Republik Rakyat China.
1/6
Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
Tugas beliau sebagai Dai Ambassador ini mulai dari 1 Ramadhan – 29 Ramadhan 1438 H untuk memberikan tausiyah dan konsultasi keagamaan buat para Buruh Migran Indonesia dan para Muallaf dari berbagai negara di negara Makau, kemudian pada tanggal 1 Syawal 1438 ditugaskan untuk khutbah shalat Idul Fitri di wilayah Yuen Long Hongkong.
IAIN Pekalongan dengan Tri Dharma Perguruan tingginya yang menekankan aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian dibawah pimpinan Rektor Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag dan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) dibawah pimpinan bapak Dekan Dr. H. Imam Hanafi, M.Ag telah bekerjasama dengan lembaga Dompet Dhuafa dalam lingkup pendidikan, pembelajaran, peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang Dakwah Pemberdayaan berupa penyelenggaraan Seminar, Workshop, dan Training Dakwah serta penempatan dan pelaksanaan Dakwah Pemberdayaan mahasiswa I AIN Pekalongan khususnya mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) dalam program-program Dompet Dhuafa seperti Dai Samudera, Dai Nusantara, Dai Perkantoran, dan Dai Ambassador.
Kesepakatan ini dikemas dalam bentuk MOU yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Dr. Imam Hanafi, M.Ag (FUAD IAIN Pekalongan) dan M. Imam Baihaqi, ST (Direktur Dompet Dhuafa Jawa Tengah) pada tanggal 14 Mei 2017 di Auditorium IAIN Pekalongan di sela-sela acara seminar nasional tentang Dakwah Pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam dan Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pekalongan.
Adapun Dompet Dhuafa merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf). Dana ZISWAF ini dikelola secara profesional menjadi sebuah zakat produktif diantaranya dikelola untuk mendelegasikan beberapa Dai dalam program Dai Ambassador ke berbagai negara untuk kepentingan dakwah.
Inspirasi kelahiran Dompet berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya terutama
2/6
Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
oleh jurnalis koran Republika pada bulan April 1993 di stadion Kridosono Yogyakarta. Turut hadir dalam acara itu adalah Pemimpin Umum/Pemred Republika kala itu yaitu Parni Hadi, Dai Sejuta Umat (alm) Zainuddin MZ dan Raja Dangdut H. Rhoma Irama dan awak pemasaran Republika. Setelah peristiwa di Stadion Kridosono itulah maka pada tanggal 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk “Dompet Dhuafa” pun dibuka. Pada tanggal 2 Juli 1993 itulah ditandai sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika.
Pengalaman Dakwah di Makau
Makau adalah sebuah negara yang sekarang masuk wilayah Republik Rakyat China, negara ini dikembalikan oleh Portugal kepada Republik Rakyat China pada tanggal 20 Desember 1999 dengan status menjadi daerah administratif Khusus Republik Rakyat China dan menjadi wilayah otonomi tinggi di bawah prinsip “Satu Negara, Dua sistem” seperti halnya Hong Kong. Daerah Macau sebelumnya bekas desa nelayan dan pos niaga yang sekarang menjadi Las Vegas Asia. Daerah ini terletak di tepi barat Sungai Pearl Delta di Selatan Provinsi Guangdong Cina berseberangan dengan kota daratan Zhuhai dan terletak sekitar 60 km di sebelah timur Hongkong. Karena pernah dijajah oleh Portugis, maka arsitektur kota, seni, agama, tradisi, makanan dan masyarakat mencerminkan integrasi budaya China, Barat dan Portugal.
Makau termasuk negara yang membebaskan visa ataupun bisa mendapat “Visa on Arrival” (mendapat visa di bandara atau pelabuhan setempat) bagi pemegang paspor indonesia. Warga Negara Indonesia dapat mengunjungi Macau selama 30 hari tanpa visa, namun visa tidak diperlukan untuk mereka yang akan bekerja, belajar, menjalani latihan atau tinggal menetap. Bagi anda yang mau ke Makau bisa lewat penerbangan langsung Direct Fligh Jakarta-Makau atau via Hongkong. Kemudian dari Hongkong naik ferry Turbo Jet menuju Makau .
Nama-nama jalan di Makau biasanya dimulai dengan nama Travessa, Avenida, Estrada dan Rua. Rua adalah jalan lebih kecil yang biasanya satu arah dan Travessa adalah lorong yang hanya bisa dilalui motor, pejalan kaki, sepeda atau becak Makau. Memang selama di Makau anda harus menghafal setiap lorong-lorong kota, maka Makau juga dikatakan sebagai kota seribu satu lorong.
Portugis menjajah Makau dengan menjadikan ikon daerah ini dengan ikon Kasino dan kota Judi
3/6
Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
dunia, seperti halnya Las Vegas di USA dan Genting Highland di Malaysia. Hotel-hotel di Makau memang dibangun dengan kombinasi tempat penginapan dan tempat perjudian. Sebut saja misalnya, Hotel Casino Grand Lisboa, Galaxy Macau, Venetian Macau, The Parisian, Casino Golden Dragon, Legend Palace Hotel, dan Noco Hotel. Penulis jadi teringat film James Bond berjudul “Casino Royale” disutradarai oleh Martin Campbell sebuah film ke-21 dari serial film James Bond yang dibintangi oleh Daniel Craig yang disadur dari novel Casino Royale karya Ian Fleming. Dalam Film ini Bond menyusup ke dalam perjudian Texas Hold’em Poker dengan obligasi taruhan yang sangat besar dalam turnamen Poker yang dijalankan oleh sekelompok teroris internasional Le Chiffe. Film khas James Bond dibumbui intrik-intrik spionase dan perkelahian yang seru.
Masuk ke arena perjudian di Makau sangat bebas, boleh hanya lihat-lihat saja tapi jangan harap di tempat judi mengambil foto dan berselfie, pernah penulis mengambil foto dan mem-video-kan aktifitas judi ini dengan cara sembunyi-sembunyi tetapi kemudian diketahui oleh security dan diminta untuk dihapus, dengan sedikit diplomasi penulis menyampaikan bahwa penulis hanya membalas SMS dan menerima telepon dari teman dan bukan mengambil foto akhirnya security tempat Casino memakluminya, kalau sampai ketahuan mengambil foto dan memvideokan aktifitas judi disini maka HP akan disita.
Namun siapa duga, di balik kemegahan dan gemerlapnya judi di Macau ternyata ada cahaya Islam yang bersinar cukup terang yaitu keberadaan Majlis-majlis Ta’lim yang bertebaran di daerah ini, sepertinya halnya MATIM (Majlis Ta’lim Indonesia Macau) salah satu organisasi BMI (Buruh Migran Indonesia) yang bergerak dalam bidang dakwah. Majlis taklim ini sering mengadakan kajian mingguan setiap malam jumat dengan pembacaan QS Yasin, Tahlilan, shalawatan dan kajian keislaman dengan para pekerja di Makau dan para muallaf dari berbagai negara dengan narasumber yaitu para Dai dari Indonesia. Menurut penuturan Mba Indah Ponco Setiawati salah satu Pengurus MATIM dan Volunteer Dompet Dhuafa wilayah Makau. Kegiatan MATIM ini sangat aktif disamping mengadakan pengajian mingguan dan pembinaan muallaf bekerjasama dengan organisasi Islamic Union di Hongkong. Kegiatan ini dilaksanakan di Maca u Mosque and Muslim Cemetry Ramal Dos Maros , setiap hari minggu.
Ramal Dos Maros merupakan kawasan satu-satunya masjid dan pemakaman muslim di negara Macau. Masyarakat muslim di Makau mayoritas adalah masyarakat diaspora bukan penduduk asli setempat. Teringat tulisannya Engseng Ho dalam bukunya The Graves of Tarim Genealogy and Mobility across the Indian Ocean, beliau menyatakan bahwa bagi masyarakat diaspora, pertanyaan ”dimana kamu dilahirkan”? tidak menjadi penting, tapi pertanyaan “di mana kamu meninggal dan dikuburkan kelak?” menjadi sangat penting. Mereka lebih menekankan pada petualangan hidup dan mati tidak jadi soal, bagi para imigran
4/6
Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
tempat meninggal menjadi sangat penting karena kuburannya itu akan menjadi bukti sejauhmana mereka mengarungi lautan, menjelajahi daratan, menerobos hutan lebat dan membuka pemukiman sehingga makam itu bukan menjadi titik akhir tapi menjadi titik awal bagi etnis mereka.
Makam adalah penanda kehadiran seseorang, yang boleh jadi membawa garis etnis di berbagai wilayah. Hubungan antara anak dengan bapak atau dengan ibunya, anggaplah jika si ayah atau si ibu itu tidak berada dalam satu wilayah yang sama dengan si anak, akan dibangun pada keberadaan makam si ayah atau makam si ibu. Makam itu menjadi sangat penting bagi si anak untuk menjaga sekaligus menegaskan identitas diri si anak. Dengan mengetahui keberadaan makam di kawasan masjid Ramal Dos Maros akan mengetahui kapan Islam mulai masuk di kawasan Makau. Tertulis disana makam tertua adalah 1615 M dengan tulisan “La Ilaha Illallah ” diduga makam ini ada seiring dengan masuknya kolonialis Potugis di negara 1001 kasino ini.
Arsitektur masjid masih sangat sederhana bak mushala di Indonesia tetapi bangunan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah otonomi khusus Macau kepada Umat Islam di Makau yang mayoritas adalah masyarakat diaspora dari Indonesia, Pakistan, India, Nepal, Banglades, Filipina, Senegal dan Pantai Gading. Walaupun penghasilan utama negara ini dari hasil judi tetapi pemerintah Makau memperhatikan kehidupan sosial keagamaan khususnya bagi komunitas muslim yang minoritas, hampir tidak ada diskriminasi antar pemeluk agama dan rasa toleransi yang begitu tinggi.
Selama Penulis berada di Makau pada bulan Ramadhan 1438 H kemarin sungguh sangat merasakan denyut kehidupan keagamaan seperti halnya di Indonesia, pernah penulis diminta untuk mengisi Pondok Ramadhan (PONRAM) setiap hari minggu berkolaborasi dengan Ustad Saifullah dari LDNU PBNU Pusat bertempat di Masjid Ramal Dos Maros ini. Pondok Ramadhan-nya ini dihadiri ratusan Jamaah yang semuanya adalah kaum hawa yang bekerja di Macau dari berbagai negara.
Selama bulan Ramadhan di kota judi ini, penulis dijadwalkan setiap malam untuk mengisi tausiyah Ramadhan, shalat Isya, Tarawih dan witir berjamaah kemudian disusul dengan tanya jawab agama di beberapa shelter (tempat penampungan pekerja) di Makau ini, sebut saja misalnya Shelter Matim, Shelter mba Yuli, Shelter Al-Irsyad, Shelter Halimah (Himpunan Aktifis Muslimah Makau), Shelter Arlan, Shelter Widya dan Shelter Boni. Di sela-sela kesibukan pekerja perempuan di siang hari ini, malamnya mereka menyempatkan diri beribadah Qiyamu Ramadhan , sehingga pelaksanaan shalat tarawih disini dimulai pukul 23.00 malam karena menunggu
5/6
Dosen IAIN Pekalongan Berdakwah di Negara 1001 Kasino Tuesday, 04 July 2017 16:15
mereka pulang kerja dari rumah majikan dan kerja di hotel-hotel dan kasino. Rata-rata mereka pulang kerja pukul 22.00 malam dan berangkat kerja setiap paginya pukul 09.00 pagi. Bekerja di Makau rata-rata 12 jam sehari. Ada yang menjadi pembantu rumah tangga, ada yang menjadi waitress atau pramusaji di berbagai hotel dan kasino yang tersebar di negara Makau ini, tetapi malamnya mereka mengaji Alquran, ikut dalam kajian keagamaan yang diadakan setiap malam dan setiap minggu. Semoga sinar Islam semakin terang di negara 1001 kasino Makau ini.
6/6