Dosen Favorit Bisa Jadi Magnet Pertemuan Alumni UNAIR NEWS – Universitas Airlangga memiliki alumni yang tersebar di berbagai penjuru wilayah, baik di Indonesia maupun luar negeri. Meski belum ada jumlah resmi tentang alumni sejak awal tahun lulus, kini UNAIR berusaha merangkul kembali ratusan ribu alumninya di berbagai daerah. Buktinya, sejak trimester akhir 2015 sampai pertengahan tahun 2016 saja, ada banyak kegiatan kumpul alumni yang dilaksanakan di berbagai daerah, seperti Kendari, Jakarta, dan Bogor. Salah satu alumnus UNAIR di Jakarta, Mochammad Taufik Hidayat mengatakan, pertemuan alumni merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan alumni yang tersebar di berbagai daerah. Baginya, kegiatan itu penting diselenggarakan demi memunculkan kembali rasa bangga dan memiliki terhadap almamater. “Penting untuk ditingkatkan rasa pride dan sense of belongingnya. Karena ketika masuk ke Jakarta, jaringan alumni itulah yang bermain,” tutur Taufik yang kini bekerja sebagai pejabat pengelola konten di Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. Menurut Taufik, ada banyak cara untuk merekatkan ikatan alumni UNAIR. Mereka bisa didekati dengan beragam cara berdasarkan tahun lulus. Apabila alumni tersebut lulus sebelum dekade 1990an, pertemuan-pertemuan alumni di berbagai wilayah merupakan cara tepat. Karena mereka belum begitu melek dengan teknologi. Lagipula, pertemuan alumni yang lama sudah lulus, bisa bernostalgia tentang masa-masa manis selama kuliah dulu. Taufik juga menyarankan agar menggunakan dosen-dosen favorit pada masa itu untuk menjadi magnet bagi para lulusan. “Pas kuliah kan pasti ada dosen-dosen favorit tuh. Ajak aja para dosen favorit itu untuk mengundang alumni,” tutur Taufik ketika ditemui di kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu (17/8).
Bagi alumni dengan tahun lulus setelah dekade 1990an, bisa jadi mereka sudah akrab dengan teknologi terkini seperti media sosial. Menurut Taufik, tak ada salahnya, UNAIR mendekati alumni dengan membentuk forum-forum, baik melalui grup WhatsApp, Facebook, dan media sosial yang lainnya. Para lulusan bisa diundang dalam satu grup berdasarkan program studi, fakultas, maupun tahun lulus. Menambahkan keterangan Taufik, Jojo Raharjo, alumni UNAIR yang kini menjadi staf Deputi IV Kepresidenan RI, mengatakan, akan lebih baik apabila jejaring alumni bisa diperkuat sampai tingkat program studi. Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan
Alumni UNAIR Ignasius Jonan Beri Motivasi Mahasiswa Baru UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak mengukuhkan 6.726 mahasiswa baru jenjang S-1 dan vokasi pada Kamis (18/8). Pengukuhan mahasiswa baru tersebut dihadiri Ignasius Jonan, alumni UNAIR angkatan tahun 1982. Jonan, sapaan akrabnya, memberi kuliah tamu untuk memotivasi para mahasiswa baru. “Hari ini sama seperti ketika saya dikukuhkan menjadi mahasiswa baru UNAIR, 34 tahun yang lalu, pada tanggal yang sama di tahun 1982,” ujarnya diikuti tepuk tangan mahasisawa. Menteri Perhubungan Indonesia tahun 2014-2016 ini memberikan motivasi agar mahasiswa baru nantinya pandai memanfaatkan waktu selama menjadi bahasiswa. Pada kesempatan ini, Jonan
membagi tips kepada mahasiswa baru yang nantinya akan menjalani perkuliahan. “Jangan belajar yang tidak perlu. Harus fokus pada program studi yang dipilih. Dan, jangan kebanyakan pacaran,” kata Jonan dan disusul gelak tawa mahasiswa. “Selalu gunakan moralitas dimanapun kalian berada. Kuliah jangan hanya mengejar gelar, karena keilmuan menjadi sangat penting ketika lulus nanti. Output kuliah tidak hanya fokus pada kekayaan, tapi mengabdi pada masyarakat dan bangsa,” ujar alumni Akuntansi UNAIR ini. Jonan terlihat antusias dengan pemberian kuliah tamu kali ini. Ia memberi kesempatan pada mahasiswa baru untuk mengajukan pertanyaan untuknya. Baginya, ketika menduduki jabatan penting sebagai menteri maupun Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2009-2014, ada tiga tantangan terbesar yang ia hadapi. Pertama kordinasi dengan masyarakat, kedua menerapkan tujuan yang sama dengan masyarakat, dan ketiga masalah moralitas. “Tantangan menerapkan satu pekerjaan dan satu tujuan yang terbaik untuk bangsa. Bukan tujuan yang sesuai keinginan pribadi atau kelompok, tapi tujuan untuk masyarakat,” ujarnya. Jonan mengatakan, infrastruktur adalah elemen penting dalam pembangunan bangsa. Namun katanya, yang lebih penting lagi adalah pembangunan sumber daya manusia Indonesia. “Kalau SDM kurang terbangun, pembangunan bangsa kurang cepat dan tidak akan sesuai dengan harapan,” tegasnya. Jonan mengatakan, tantangan masyarakat saat ini adalah membangun Indonesia yang lebih baik, bermadani dan berkeadilan. “Kita tidak boleh berhenti mencintai Indonesia dan UNAIR,” ucapnya. Pada kesempatan wawancara, Jonan mengatakan agar lulusan UNAIR lebih bisa ‘promosi’ agar bisa berkiprah secara nasional. “Kompetisi yang kita miliki cukup, lulusan kita baik-baik.
Hanya perlu ambil aksi lebih saja,” pungkasnya. (*) Penulis: Binti Quryatul M Editor: Nuri Hermawan
Rektor: Alumni Adalah Wajah Almamater di Masyarakat UNAIR NEWS – “Wajah almamater di masyarakat ditentukan peranan alumni.” Begitulah pernyataan Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., saat memberikan paparan di hadapan alumni yang hadir dalam acara “Temu Alumni UNAIR” yang dihelat disela-sela kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Bertempat di Hotel Padjajaran, Bogor, pada Selasa (9/8), Prof. Nasih mengharapkan keterlibatan alumni untuk memberikan kontribusi kepada UNAIR. “Dengan acara ini, kami panggil putra-putri alumni UNAIR untuk bersama-sama membangun almamater agar ke depan menjadi kampus yang semakin baik,” jelasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR tersebut juga menegaskan, opini tentang UNAIR di masyarakat dipengaruhi oleh peran serta alumni. Dalam dunia kerja misalnya, Nasih menjelaskan bahwa alumni yang memiliki jabatan strategis diharapkan bisa memberikan informasi kepada para calon lulusan mengenai informasi pekerjaan. “Jika ada alumni kita yang kerja dengan posisi strategis dan kita tahu, kan tidak sulit untuk menjalin relasi,” imbunya. Di akhir perbincangan, Prof. Nasih menekankan pentingnya
melakukan langkah terbaik dalam membangun almamater. Peran serta alumni yang bekerja di bidang apapun senantiasa ditunggu untuk terus berkontribusi dalam membangun UNAIR. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S.
Temu Alumni di Bogor Tak Sekadar jadi Ajang Silaturahmi UNAIR NEWS – Kegiatan “Temu Alumni Universitas Airlangga” disela kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) sudah menjadi tradisi tiap tahun. Kali ini, temu alumni diselenggarakan di Bogor, kota tempat diselenggarakannya PIMNAS ke-29. Selain sebagai ajang silaturahmi, temu alumni juga menjadi ajang penguatan ikatan alumni di daerah tersebut. Temu alumni kali ini membahas rancangan Ikatan Alumni UNAIR (IKA-UA) di Bogor. Acara temu alumni digelar di Padjadjaran Suites Hotel, Bogor, Selasa malam (9/8) dan dihadiri ratusan alumni dari daerah Jabodetabek. Drs. Mas Haryono selaku alumni senior menjelaskan, mulanya pembentukan alumni di Bogor dirasa tidak mungkin. Pasalnya, selain di wilayah yang dekat dengan kampus yang secara pemeringkatan nasional hampir sama dengan UNAIR, Bogor juga bukan basis alumni UNAIR. “Awalnya masih ragu mau bentuk IKA-UA Bogor. Tapi karena alumni banyak yang kerja di sini, dalam waktu dekat semoga bisa terwujud,” jelas alumni UNAIR angkatan 1964 tersebut.
Selain menggagas terbentuknya IKA-UA di Bogor, Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., memperkenalkan beberapa wakil rektor, direktur, dekan, dan pejabat tinggi di lingkungan UNAIR kepada para hadirin. Dalam paparannya, Prof Nasih menghimbau kepada semua alumni yang hadir untuk senantiasa memperkuat komunikasi dan jaringan diberbagai wilayah. “Saya harap komunikasi di antara kita bisa terus terjalin. Ini penting agar IKA-UA di wilayah-wilayah bisa aktif kembali serta memberi kontribusi pada masyarakat,” papar Nasih. Prof. Nasih juga menjelaskan, IKA-UA yang ada di Jabodetabek ke depan akan lebih dioptimalkan perannya. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut memiliki harapan agar semua alumni senantiasa mendapat peran dan posisi yang baik di masyarakat. “Teruntuk semua alumni, kami selalu berdoa semoga mendapat peran terbaik, dan dengan itu bisa terus memberikan sumbangsih kepada almamater kita, UNAIR,” pungkasnya. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor
: Binti Q. Masruroh
Rektor Himbau Alumni Support Kontingen UNAIR di PIMNAS UNAIR NEWS – Kesempatan temu alumni yang dilaksanakan disela Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 di Institut Pertanian Bogor (IPB) kali ini, menjadi momentum yang sangat baik bagi alumni dan kontingen dari UNAIR. Pasalnya, ajang tersebut bisa menjadi wadah bagi para alumni untuk memberikan
dukungan dan motivasi kepada kontingen UNAIR yang tengah berlaga. “Mari kita dukung penuh adik-adik kita yang kini sedang berlaga (di PIMNAS,red) kali ini,” seru Prof. Nasih dihadapan para alumni yang hadir pada acara Temu Alumni UNAIR, Selasa (9/8). Rektor UNAIR ke-13 tersebut menambahkan, dengan hadirnya para senior di tengah-tengah kontingen bisa memberikan motivasi tersendiri. “Semoga dengan melihat seniornya hadir di laga ini bisa menumbuhkan motivasi pada mereka. Dan mereka tau ternyata banyak alumni UNAIR yang sudah berhasil,” papar Prof. Nasih. Dalam Temu Alumni yang dihelat di Hotel Padjajaran tersebut, beberapa kontingen UNAIR juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya di hadapan para alumni. Prof. Nasih menjelaskan bahwa peran serta dan inovasi mahasiswa UNAIR semakin hari semakin baik, karya yang dihasilkan pun diharapkan dapat diaplikasikan ke masyarakat juga dengan peranan alumni. “Kalau kita lihat karya adik-adik kita sebenarnya tidak kalah dengan kampus lain, ini hanya ditentukan dua faktor, yakni garis tangan dan campur tangan. Dan tentunya butuh campur tangan dari kita semua, para alumni,” canda Prof. Nasih yang diikuti gelak tawa para hadirin. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila
Temu Alumni Ilmu Komunikasi UNAIR, Dukung Publikasi Almamater UNAIR NEWS – Bertempat di Hotel Royal Kuningan Jakarta, Universitas Airlangga melalui Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) menggelar temu alumni, Minggu (31/7). Dalam acara tersebut, Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA, berkesempatan untuk bertemu dengan alumni Ilmu Komunikasi UNAIR yang telah sukses dalam merambah dunia profesi. Setidaknya ada tiga alumni yang memiliki reputasi di profesi masing-masing yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut. Diantaranya, Direktur Media Online Arah.com Agung Rulianto, Jojo Raharjo dari CNN TV Indonesia, dan Mohammad Taufik dari Badan Informasi Publik. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Nasih berharap bahwa peran alumni yang berperan dalam media bisa membantu meningkatkan publikasi mengenai UNAIR ke kancah publik yang lebih luas. “Saya berharap alumni komunikasi UNAIR ini bisa membantu gencarkan informasi terkait UNAIR ke khalayak luas,” paparnya. Menanggapi pernyataan Prof. Nasih, Jojo Raharjo mengatakan bahwa sudah seharusnya UNAIR sebagai kampus yang besar ini sejajar dengan kampus dunia lainnya. Pasalnya, dengan puluhan ribu mahasiswa dan alumni yang sudah dimiliki UNAIR dapat meningkatkan peringkat universitas di kancah dunia. “Kita sudah memiliki ratusan ribu alumni, ini sangat berpotensi untuk membesarkan nama UNAIR,” tegas Jojo. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR, Drs. Suko Widodo, M.Si., merespon baik harapan Rektor dan tanggapan alumni. Pakar komunikasi politik tersebut
berkomitmen akan terus berupaya untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan pemberitaan UNAIR. “Tentu humas UNAIR akan terus membangun jaringan kerja sama kepada awak media yang lebih luas, bukan saja dengan rekan media di Jakarta atau Surabaya saja. Ya tujuannya agar publikasi UNAIR kian mendunia,” tandas Suko.(*) Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila
Alumni Kompak Dukung UNAIR Menuju 500 Kampus Dunia UNAIR NEWS – Dalam rangka mendukung UNAIR menuju 500 besar World Class University (WCU), salah satu upaya yang gencar dilakukan yakni dengan mengelola database reputasi alumni. Hal tersebut yang kemudian mendorong UNAIR melalui Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK), mengadakan acara temu alumni di Hotel Royal Kuningan, Jakarta pada Minggu, (31/7). Acara yang dihadiri kurang lebih 80 alumni tersebut merupakan kali kedua setelah acara temu alumni periode I yang diadakan pada Bulan Juni lalu. Alumni yang hadir di acara temu alumni periode II ini merupakan alumni dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Farmasi (FF) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Turut hadir dalam pertemuan tersebut Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., dan Wakil Rektor IV, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., serta Dekan beserta Wakil Dekan dari FF dan FKM UNAIR.
Sedangkan beberapa alumni yang hadir, diantaranya Imam Fathorrahman selaku Dirut PT. Kimia Farma, Nur Cholis Imam selaku Dirut PT. Mushroom Factory ,Titi Sari Renowati selaku Kepala Dinas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kemkes RI yang datang langsung dari Merauke, serta beberapa alumni lainnya dari bidang kesehatan. “Periode satu lalu kita undang alumni dari bidang sosial, psikologi sama ilmu budaya. Untuk yang periode kedua kemaren (31/7, red) kita fokus kebidang kesehatan,” ujar Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S., Ketua PPKK UNAIR. Terkait pendataan alumni, Elly mengungkapkan, masih banyak kendala dalam mengidentifikasi alumni yang bereputasi. Pasalnya, sampai saat ini, pihaknya belum memiliki database yang lengkap terkait alumni dari angkatan pertama UNAIR. “Dulu masih dalam buku induk, jadi perlu diketik ulang, itupun alamatnya bisa jadi sudah berganti, begitu juga dengan nomor telepon alumni. Jadi untuk mendata ulang alumni yang jumlahnya mencapai ratusan ribu itu butuh effort yang luar biasa,” ujar Elly. Selain terkendala database, kesulitan dalam menelusuri keberadaan alumni sampai saat ini juga terkendala dengan jaringan. Untuk menghimpun dan memberdayakan alumni yang bereputasi, Elly mengungkapkan, pihaknya butuh informasi terformat dan terregristasi terkait keberadaan alumni. “Untuk itu kita ini masih mengais, yaitu dengan adanya Wakil Rektor yang menangani soal alumni, yang kedua yaitu dengan adanya WCU dimana employ reputation ini juga menentukan peringkat universitas, nah dari situ kita baru bergerak cepat,” imbuhnya. Dari pertemuan alumni periode II tersebut, Elly berharap, dapat mempererat barisan alumni dengan almamater UNAIR. Selain itu, keberadaan alumni juga dapat mendukung pengembangan UNAIR yang didapat dari aspirasi para alumni.
“Tindak lanjutnya yang akan datang ini, mungkin dari temanteman alumni yang berada di Litbangkes (Penelitian dan Pengembangan Bidang Kesehatan, red) dan dari Kementrian Kesehatan itu mau kesini untuk mensosialisasikan programprogram mereka,” imbuhnya mengakhiri. (*) Penulis: Dilan Salsabila Editor: Nuri Hermawan
Alumni UNAIR di Berikan Kuliah Kardiovaskular
Inggris Umum
UNAIR NEWS – Internasionalisasi pendidikan di Universitas Airlangga terus diupayakan. Upaya yang kini sedang gencargencarnya dilakukan adalah visiting profesor dan pengembangan jejaring alumni di luar negeri. Salah satu alumnus UNAIR yang kini berkiprah di luar negeri adalah Dr. Delvac Oceandy. Delvac adalah lulusan Fakultas Kedokteran UNAIR tahun 1996 yang kini menjadi pengajar senior di Universitas Manchester (UoM), Inggris. Delvac merupakan profesor yang akan memberikan kuliah tamu di UNAIR tentang kardiovaskuler pada Kamis (11/8). Selain sebagai profesor, Delvac merupakan supervisor yang berwenang mengenai penerimaan calon mahasiswa pascasarjana di UoM. “Kuliah tamu Delvac ini penting karena akan dijadikan satu kegiatan di mana orang bisa melihat, contohnya untuk membangun terus relasi yang baik dengan universitas asal seperti apa. Yang kedua, Kehadiran Delvac di UNAIR diharapkan untuk bisa mendorong lebih banyak kerjasama antara UNAIR dengan
Universitas Manchester (UoM),” ujar Margaretha Rehulina, Deputi International Office and Partnership UNAIR, ketika ditanya tentang kuliah tamu oleh Delvac nanti. Selain kedatangan Delvac, UNAIR juga akan mengundang para pengajar di lingkungan UNAIR bidang kardiovaskular dan teknobiomedik yang memiliki minat untuk melanjutkan studi ke Eropa. Begitu juga sebaliknya. UNAIR juga akan mengundang para pengajar UNAIR yang merupakan lulusan berbagai universitas di Eropa. “Dalam kuliah umum nanti peserta memiliki kesempatan untuk berdiskusi bersama Delvac dalam mengembangkan proposal risetnya. Dan tentu saja, kuliah umum ini nanti juga sebagai ajang peserta untuk bertemu lulusan-lulusan Eropa, berjejaring, dan mengembangkan kerjasama satu sama lain,” tambah Margaretha. Wakil Rektor III UNAIR Prof. Amin yang membidangi kerjasama riset mengatakan, akan ada beasiswa yang dialokasikan untuk dosen yang akan melanjutkan studi ke luar negeri. Pemberian beasiswa ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas keilmuan dosen agar memiliki jumlah publikasi riset yang lebih banyak. “UNAIR akan menyediakan beasiswa bagi para dosen untuk kuliah di luar negeri. Tiap fakultas rata-rata lima dosen,” ujar Prof. Amin. Forum dosen lulusan Eropa Pada Selasa (2/8) akan diselenggarakan forum dosen lulusan Eropa di UNAIR. UNAIR akan memanfaatkan forum ini untuk memperkuat peran alumni, khususnya dosen UNAIR yang menjadi alumni perguruan tinggi di Eropa. “Forum ini untuk memperkuat peran dari dosen-dosen UNAIR alumni universitas asing untuk menjadi motor penelitian dan publikasi yang juga mendukung UNAIR. Dosen-dosen alumni ini bisa nanti bikin riset, bekerjasama dengan mantan
supervisornya, atau terus membangun kerjasama, baik riset maupun pengabdian masyarakat, sehingga bisa menghasilkan publikasi yang levelnya internasional,” ujar Margaretha. Margaretha melanjutkan, tujuan lain dari forum ini untuk memetakan diaspora UNAIR yang ada di luar negeri, lulusan UNAIR yang tinggal di luar negeri, bekerja di sana, dan menjabat peran strategis di negara-negara tersebut. Sebelumnya, forum seperti ini sudah pernah dilakukan, yaitu pertemuan antara alumni universitas di Australia. Besar harapan, seluruh sivitas akademika UNAIR yang pernah studi di luar negeri, utamanya dosen, dapat terlibat dalam forum ini. “Forum alumni nanti akan dibagi-bagi, dikelompokkan berdasarkan negara atau lokasi studi negara asing. Misalnya, yang yang sudah terjadi adalah forum alumni Australia. Dosen dan sivitas akademika UNAIR lulusan Australia berkumpul ke forum ini. Itu nanti mereka mencari siapa saja lulusan UNAIR yang bekerja di Australia,” lanjutnya. Ke depan, UNAIR yang digawangi IOP akan mengembangkan forum alumni yang berkuliah di negara-negara lain guna mengembangkan kolaborasi demi meningkatkan pendidikan di UNAIR. (*)
kualitas
internasionalisasi
Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.
Resign dari GM, Alumni UNAIR Kembangkan Bisnis Kopi Luwak
Cikole UNAIR NEWS – Lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga pada tahun 1988, Sugeng Pujiono kini lebih dikenal sebagai pengusaha “Kopi Luwak Cikole”. Pria berusia 53 tahun lalu tersebut, resign dari jabatannya sebagi General Manager PT. Sanbe Farma dan PT. Caprifarmindo Labs di tahun 2013 demi fokus dalam usaha kopi luwak yang ia rintis sejak tahun 2012. Usaha Sugeng boleh dikata tidak berjalan mulus. Awalnya, ia memulai usaha tersebut dengan budidaya 10 ekor luwak. Untuk bisa mendapatkan biji kopi luwak berkualitas, Sugeng melakukan banyak eksperimen dengan mengatur pola makanan juga pola hidup luwak yang dibudidayakannya. Menurut Sugeng, hal tersebut mempengaruhi metabolisme dalam tubuh luwak dalam menghasilkan biji kopi luwak yang berkualitas. Dalam menjalankan bisnisnya, tidak jarang Sugeng menjumpai banyak penolakan terhadap produk kopi luwak miliknya. Terutama, harga kopi luwak yang memang melambung tinggi. Namun dengan terus memperbaiki kualitas kopi luwak miliknya, Sugeng mulai meraih banyak kepercayaan dari penikmat kopi. “Masih jarangnya studi mengenai hewan luwak, membuat saya tertantang untuk terus mempelajari hewan asli Indonesia tersebut. Di samping itu, sedikitnya produsen kopi luwak dan penikmat kopi luwak di Indonesia membuat saya termotivasi mengembangkan usaha ini,” ujar usai mengisi Seminar di FKH Unair pada Kamis (14/7). Kerja keras yang diawali Sugeng dengan 10 ekor luwak tersebut, kini berkembang dengan jumlah sekitar 250 ekor luwak. Di atas lahan di kampung Babakan, Desa Cikole, Lembang Bandung, Sugeng kini memiliki pusat penangkaran dan rumah produksi kopi luwak yang satu-satunya diakui oleh pemerintah Indonesia. Di Desa Cikole tersebut, disamping menjual produk kopi luwak, pengunjung bisa menikmati secara langsung suasana pegunungan
disana. Selain itu, ada pula breeding farm luwak yang bisa menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Adanya paket tour and destination semakin memanjakan pengunjung yang justru banyak berdatangan dari mancanegara. Tercatat, lebih dari 55 negara yang pernah datang ke kedai, workshop, dan penangkaran luwak milik Sugeng. “Kendala yang bermunculan seperti keluarnya protes keras tentang tuduhan eksploitasi terhadap luwak,” ujar Sugeng. Sugeng dengan tegas menolak tuduhan tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa usahanya tidak menyiksa luwak. Sugeng memperhatikan pola makanan dan menjaga pola hidup luwak-luwak miliknya. Namun seiring berjalannya waktu, protes itupun terbantahkan. Keputusan Sugeng untuk resign dari posisi general manager dan mengelola kopi luwak adalah langkah besar yang dibuatnya untuk menantang dirinya sendiri dalam berpikir berbeda dan berani mengambil resiko. “Dunia entrepreneurship yang saya geluti saat ini membuat saya menjadi pribadi yang memiliki nilai berbeda. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan saya menghadapi tantangan dalam memperoleh peluang dan menerima resiko,” kata Sugeng. Tidak puas dengan bisnis kopi luwak, Sugeng kini merambah dunia kuliner dengan membangun sebuah kafe dan resto bernama “Kangen Lembur Cikole” yang masih satu lokasi dengan pusat penangkaran luwak miliknya. “Saya berharap seluruh civitas akademika UNAIR memiliki jiwa entrepreneurship. Karena hal ini akan membuat mereka berani untuk menjadi seseorang yang berbeda, dan terbiasa menciptakan peluang dan berpikir inovatif. Yang terpenting adalah jangan hanya menunggu peluang, jadilah orang yang menciptakan peluang,” kata Sugeng. Selain itu, Sugeng juga mengembangkan bisnis dalam bidang
produk kesehatan hewan, yakni PT. ISSU Medika Veterindo yang dimulainya sejak tahun 2013. Menurutnya, PT.ISSU tidak hanya sekedar rumah produksi melainkan sebagai sarana edukasi. Hingga saat ini, tidak sedikit para akademisi yang datang untuk melihat proses produksi di PT.ISSU. (*) Penulis : Okky Putri Editor : Binti Q. Masruroh
Kapolres Jember Inisiasi Program Ramadan Sebulan Penuh UNAIR NEWS – Alumnus S2 Kajian Ilmu Kepolisian UNAIR AKBP M. Sabilul Alif SH SIK MSi tak pernah miskin inovasi. Dalam Ramadan kali ini, misalnya. Kapolres Jember tersebut menginisiasi sejumlah program yang langsung menyentuh masyarakat. Selain kegiatan bagi-bagi takjil dan makan sahur gratis sebulan penuh di beberapa lokasi Kabupaten Jember, mantan Kasatlantas Polrestabes Surabaya ini mencetuskan gagasan menarik lain. Secara umum, program Polres Jember yang dimaksud antara lain, Jember Taat (Jember Tertib, Aman dan Terkendali), Hidangan Kurma (Himbauan dan peringatan di kala menjelang berbuka puasa), Sajadah dan Tasbih (Selalu menjaga aset di saat ibadah dan tertib aturan saat berangkat ibadah), Opor Sahur (Operasi dan patroli polisi saat sahur) dan program Silaturahmi (Sinergitas dalam rangka cipta situasi rasa aman dan humanis menjelang idul fitri). “Kami melaksanakan semua itu sebagai bentuk jaminan bahwa lapar dan dahaga tidak akan menyurutkan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Bahkan, kami
justru makin bersemangat,” ujar dia saat diwawancara Selasa pagi (23/6). Selama ini, Polres Jember memang berupaya memangkas jarak antara Polisi dan Masyarakat. Maka itu, program pelayanan yang diterapkan sifatnya aplikatif. Semua masyarakat diajak untuk berperan aktif memberi masukan dan menjadi mitra Polri. Di waktu yang sama, Polisi berusaha sekuat tenaga berbaur dengan warga. Tatkala baru didapuk menjadi orang nomor satu di Polres Jember, Sabilul langsung melakukan terobosan yang dilandasi spirit “Semanggi”. Yakni, Siap Semangat Siang Malam Sampai Pagi. Dia mencanangkan program bertajuk Jember Suwar-Suwir. Yang merupakan singkatan dari Suasana Warga Aman, Religius, Bersahabat, Berwawasan Intelektual, dan Kreatif. Pelaksanaannya secara rinci dilakukan melalui Nawa Karyatama (9 Program Kerja Utama). Yakni melalui program Prol Tape (Polisi Patroli Tiap Pagi dan Sore), Pos Khidmat (Polisi Ceramah Kamtibmas Selesai Sholat Jumat), Pos Wedang Cor (Polisi Warga dan Candon (Cangkrukan) Dan Koordinasi), dan Pos Sagita (Polisi Masyarakat).
Setiap
Saat Sinergi dan Kemitraan dengan
Selain itu, Pos Papuma (Polisi Peduli Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa, Pos Jagung (Polisi Pedull Pekerja dan Pengangguran), Pos Perwira (Polisi Peduli Pariwisata dan Dunia Kreatif), Pos Purna (Polisi Peduli Perempuan dan Anak), serta Jempol (Jember Police Online). Dari nama-nama tersebut, sudah terkesan kedekatannya dengan Jember. Karena memang, Polres Jember selalu ingin mengangkat aspek kearifan lokal. “Polres Jember juga selalu bergandengan tangan dengan TNI, Pemda, Tokoh Masyarakat, dan eksponen lainnya,” ungkap mantan Kapolres Bondowoso ini. (*) Penulis: Rio F. Rachman