L A M P I R A N
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara dengan narasumber G2
Wawancara dengan narasumber G4
Wawancara dengan narasumber G3
Wawancara dengan narasumber G1
Wawancara dengan narasumber S2
Wawancara dengan narasumber S3
Wawancara dengan narasumber S3
Observasi Kelas dengan G3
Observasi Kelas dengan G2
Observasi Kelas dengan G1
Data Koleksi
Wawancara dengan G1
P G1 P G1 P G1 P G1
P G1 P G1
P G1 P
G1
P G1
P
: Ibu bekerja di sekolah ini sejak tahun berapa? : Tahun 2009, September. : Pertama kali masuk sekolah pernahkah ada sosialisasi berkaitan dengan KTSP? : Belum pernah : Dari sekolah sendiri pernah ada info berkaitan dengan KTSP. : Iya dulu saya pernah Tanya, dan G4 memberikan info tersebut. : Untuk kurikulum sebelum KTSP, ibu pernah tau kan? : Belum, karena saya jadi guru itu sebenarnya bukan bidang saya, karena saya lulusannya bukan berasal dari FKIP, Jadi guru itu bukan impian saya. Jadi begini, awalnya itu ada lowongan pkerjaan, tapi lama-lama ya udah. Suka jalani aja. Makanya awal saya belajar KTSP itu dan lain-lainnya itu saya belajar otodidak disini, setelah saya jadi guru baru mengerti, oh seperti ini ternyata kurikulumnya. : Sebelumnya, ibu pernahkah diberikan mengenai panduan KTSP atau mungkin buku berkaitan dengan KTSP bu? : Dulu pernah dipinjami buku, jadi itu kumpulan dari silabus-silabus KTSP seperti itu. : Kalau yang anda tahu sendiri, KTSP itu sebenarnya kurikulum yang bagaimana bu? : Dalam KTSP, kalau untuk detailnya tidak begitu mengerti, cuman saya selama ini mengajar sesuai yang saya bisa, saya tahu, dan saya bandingkan dengan guru-guru lain juga. Kalau saya prinsipnya apakah anak-anak bisa menerima dan mereka bisa enjoy menerimanya tanpa tekanan, ya udah itu yang saya lakukan, cuman ya itu tadi saya tidak begitu ngeh ya KTSP itu seperti apa sih. Ya jujur saya dan guru yang lainpun “bukan matematika” kami juga tidak mengerti KTSP itu seperti apa. : Dalam pembelajarannya sendiri, KTSP itu seperti apa? : Kalau disini RPP, dituntutnya satu tahun sekali harus jadi, jadi memang proses pembelajarannya berjalan dulu baru proses pembuatan RPP nya. : kalau untuk silabus, pernahkan ibu diajak sekolah untuk membuatnya, karena pada dasarnya KTSP itu kan memberikan kebebasan kepada gurunya untuk berkreativitas? : Kalau untuk membuatnya mungkin tidak, cuman waktu itu pernah sih antara saya dan G2, G3 berunding untuk silabusnya itu seperti apa? Cuman untuk berunding secara formal gitu belum pernah. : Ibu bisa jelaskan komponen-komponen dari silabusnya? : Untuk komponennya, ya saya lebih menguasai untuk kelas 1, karena kelas 2 G3 dan kelas 3 di pegang G3. Dalam tahun ini saja saya diberikan 1 kelas, karena saya masih memegang kelas fisika dan kimia. Dan disinipun juga belum ada guru khusus yang mengampu mata pelajaran kimia, fisika. : Silabus yang dibuat itu, tiap guru diminta untuk membuat sendiri, mengacu BSNP, atau bagaimana?
G1
P G1 P G1
P G1
P G1
P G1
P G1 P G1
: Mengacu yang ada, kalau saya kemarin dari awal mengajar disini, silabusnya sudah diberikan oleh G4 begini katanya “bu silabusnya seperti ini, dan materi untuk mengajar itu seperti ini”, dan yang saya lihat selama ini juga seperti itu, toh kalaupun saya cari dan download di internet ternyata juga sama kan. : Kalau G4 itu sendiri, silabusnya dari mana bu? : Sepertinya BSNP. : Ketika ibu mengajar, ibu sering menggunakan metode apa? : Paling sering ke ceramah, sering tugas kelompok, jadi mereka saya berikan masalah untuk nanti didiskusikan di kelompok, karena dengan begitu saya sih mikir begini “ dalam 1 kelompok itu mereka bisa saling melengkapi, yang tidak mengerti bisa diajarin yang mengerti. Karena hanya dengan penjelasan gurupun, terkadang siswa kurang mengerti, tapi justru dengan teman sebayanya mereka jauh lebih mengerti. : Untuk metode-metode lain ibu pernah mencoba? : Belum pernah. Kalau saya sih liat kondisi dan waktu kelas juga sih, kebetulan kok saya dapatnya kelas 1.1 yang seperti itu. Dibuat dengan metode-metode lainnya pun, saya juga harus mikir 2x. bisa atau tidak. Kan karakter anaknya yang seperti itu semua, jadi mereka itu lebih cenderung dituntun. Dulu saya juga pernah membaca bukunya G3 tentang metode belajar gitu. Ya kemudian saya pelajari itu. : Bagaimana ibu mengatasi siswa yang aktif? : Kalau saya begini, kalau mereka tidak focus, saya lempar pertanyaan, karena kan dengan begitu mereka jadi mau gak mau harus memperhatikan, karena kalau gak bisa langsung saya kejar terus, kalau yang pendiam biasanya saya mendekatinya dengan latihan soal. : Untuk siswanya sendiri bu, pernahkan ada siswa yang cuek bila dikasih tahu? : Oh untuk yang seperti itu, pasti diakhir pembelajaran dia tidak bisa mengerjakan, cuman sebenarnya karena tidak memperhatikan dari awal jadi tidak bisa mengerjakan. Kalau mau ditanggapi terus, dan terlalu fokus pada satu anak ini pasti kacau, saya mikirnya dari pada saya mengorbankan siswa yang lainnya, lebih baik satu siswa ini saya diamkan dari pada hanya fokus dengan satu siswa saja nanti dampaknya satu kelas yang kena. : Apakah menurut ibu pembelajaran yang sudah ibu lakukan, mampu untuk memfasilitasi perbedaan individu? : yah bagaimana ya, memang ceramah tidak efektif. : Oh iya bu, kalau untuk penilaiannya sendiri itu bagaimana bu? : Penilaian, kalau untuk satu bab gitu biasanya tugas, ulangan, selain itu saya juga menilai kepribadian siswa, misalnya di rata-rata dari nilai tugas, nilai ulangannya mungkin cuman dapat 6, sedangkan anak B yang kepribadiannya lebih jelek justru dapat nilai 7. Maka saya tidak akan segan-segan untuk menaikan anak yang nilainya 6 jadi 7. Sehingga kepribadian anak itu memang berpengaruh.
P G1
P G1
P G1 P G1 P G1
P G1 P
G1 P
P G1 P G1
: Kepribadian itu, maksudnya yang seperti apa bu? : Lebih ke keaktifan lah, kalo anak ini aktif di kelas, memperhatikan di kelas, sikapnya baik, karenakan sekarang karakter siswa itu kan dapat niai plus, jadi saya masukan dalam nilai akhirnya. : Kalo prosentase dari penilaian nya itu bagaimana? : Kalo yang sering saya pakai itu, tugas dan ulangan saya berikan 60%, sedangkan TAS hanya 40%, kenapa karena saya melihat ulangan harian itukan saya menunggu tes itu sendiri, jadi saya tahu oh anak ini memang tidak bisa, kalau yang itu bisa. Cuman kalau untuk TAS itu kan tergantung juga dari pengawasnya. Kan ada pengawas yang cuek, “nyonto karepmu, ora karepmu” seperti itu, jadi saya lebih suka nilai ulangan harian itu yang nilai bobotnya lebih tinggi, karena saya tahu, oh anak ini memang mampu sebenarnya, dan yang ini tidak : Jadi nilai untuk tugas itu berapa persennya dari ulangan? : Oh kalau nilai tugas itukan saya rata-rata dengan ulangan harian. : Kalau untuk materi ulangannya ibu ambil nya per sub bab, atau bagaimana? : Itu per sub bab saja. : Untuk ulangan hariannya, misalkan ada siswa yang tidak tuntas, bagaimanakah dengan remidinya? : Remidi yang saya berikan biasanya dengan soal yang lebih mudah , tapi bobot nilai maksimalnya tidak seratus begitu, kalau waktu nilai ulangan harian yang pertamakan nilai maksimalkan pasti seratus, cuman nanti untuk remidinya nilai maksimalnya adalah 80 yang saya pakai, jadi bobotnya berbeda. : Untuk KKM matematikanya itu berapa sih bu? : 70. : Kalau seandainya nilai remidinya juga tidak tuntas ya diremidi terus sampai tuntas, karena kalau tidak seperti itu anak-anak jadi berpikir “oh kalau tidak tuntas, remidinya cuman sekali saja”. : Untuk pretest ibu pernah menggunakan? : Belum pernah, karena basic saya bukan guru, jadi saya juga kurang menguasai materi SMP itu apa to, kan seperti itu. Sebenarnya dulu saya juga pernah ngelesi anak SMP, dan ternyata setelah dilihat, oh materinya hampir sama, berartikan materi di SMK ini cuman pendalaman di SMP. Berarti seandainya ada pretest harusnya bisa , cuman dari dulu belum bisa sampai memberikan pretestnya. Nah saya baru mengerti setelah saya ngelesin ini, oh ternyata materinya sama, jadi harusnya memang bisa. : Kalau untuk post test adakah juga? Dan kalau ada bagaimanakah soal-soal yang diambil? : Soalnya hampir sama dengan untuk tes, kalau seandainya tidak tuntas juga baru diambil yang lebih mudah soalnya. : Untuk media pembelajarannya, yang digunakan sekolah itu seperti apa? : Buku paket, LCD, biasanya sih saya menyediakan sendiri.
P G1
P G1 P G1
P G1
P G1 P G1 P G1
P G1
P G1 P G1
: Mungkin maksudnya modul ya bu?ibu pernah membuat sendiri, atau mungkin handout? : Pernah, cuman kalau saya lihat sepertinya kurang efektif. Karena kadang siswa mikirnya, oh sudah ada hand out jadi tidak perlu mencatat, kadang seperti itu, makanya untuk kelas-kelas khusus mungkin ada, cuman untuk kelas 1.1 ini tidak, karena mereka diberikan pun menurut saya tidak akan efektif. : Tapi ibu pernah memanfaatkan media LCD untuk pembelajarannya? Itu dalam materi apa? : Fungsi. : Responnya ke siswa itu bagaimana? : Karenakan untuk fungsi saya memanfaatkannya grafik, dan saya pakainya maple. Kalau maple kan begitu masuk fungsi muncul, nah mereka kan mungkni takjub, karena ada program yang begitu dimasukan fungsinya grafik langsung keluar, padahalkan kalau mereka mengerjakan itu harus menghitung dulu koordinat x, y ya seperti itu. : Sumber belajar yang ibu buat itu biasanya berupa hand out atau bagaimana? : Di sekolah tidak meminjamkan buku, mungkin karena bukunya terbatas, jadi sekolah tidak meminjamkan, dan lagi untuk ke siswanya sendiri tanggung jawabnya itu masih kurang. Jadi sekolah hanya meminjamkan buku bagi yang mau pinjam saja. Makanya kelemahannya kan yang males-males gak pinjem buku. : Kalo untuk sumber belajar berupa internet, pernahkah memanfaatkan bu? : Kalau untuk matematika belum pernah. : Kalau referensi yang ibu manfaatkan selain dari sekolah itu apa? : referensinya, saya menggunakan buku SMA itu iya, internet. : Kendala yang ibu hadapi ketika melaksanakan pembelajaran berdasarkan KTSP? : Kalau dalam sekolah ini biasanya terbatas pada fasilitasnya, sehingga jika ingin mengadakan media sendiri, terbentur pada biaya. apalagi aku guru tidak tetap jadi kalau mau mengadakan sendiri berat juga. : Kendala dalam menyusun Silabus dan RPP? : Karena saya bukan dari pendidikan, sebenarnya isinya RPP itu apa saja, kemudian dalam menyusun silabus itu bagaimana, memang terus terang kesulitan, karena tidak dapat bekal dari kuliah ya itu saya cuman paling kalo gak Tanya G3, G2 download, kalo gak saya Tanya dulu dengan guru dari SMK lain itu bagaimana. : Tapi selama ini dalam menyusun silabus bagaimana bu? : Biasanya mengacu pada tahun kemarin. : Kendala ibu dalam mengaktifkan siswa di kelas? : Karakter siswa dalam kelas itu kan masing-masing, kalau saya pegangnya sih akuntansi jadi lebih enak. Karena tahun ini kelas akuntansi, yang kelas 3.
P G1 P G1
P G1
P G1
P G1 P
P G1
P G1
P
Mereka lebih teratur. Kalau dulu kelas 1 itu agak susah, karena dari siswanya kurang dalam minat belajarnya. Kalau saya lebih banyak latihan soal. : Kendala ibu dalam melakukan penilaian berdasarkan KTSP? : Penilaian untuk tugas itu, Range nilai nya sangat berbeda jauh. Yang pintar sedikit, begitu yang kurang pintar langsung turun jauh. : KKM nya itu apakah beda dengan yang lain? : Minimalkan 7 matematika, Cuma kalau saya , kalau seandainya dalam 1 kelas itu bisa 7 lebih ya saya kasih 7 lebih, cuman kan kadang kalau misalkan KKM 7 tapi yang tuntas cuman 3 orang yang lain nggak, nah kan gmana gt. Nah apalagi kelas-kelas khusus kalo di sini kayak kelas multimedia, pemasaran. jarang sekali kalau ada tugas mereka mengerjakannya dengan sungguh-sungguh yang penting dapat nilai, nah kalau nilai tugas dapat 2, 3, yang pusing kan pada akhirnya justru gurunya. : Cara mengatasinya? : Biasanya ada remidi, kalau saya tidak mau sekali remidi kamu langsung tuntas, tidak. Tapi saya melihat dulu nilai-nilainya, oh ya kamu yang gak tuntas ada beberapa, ya saya suruh remidi berkali-kali sampai nilai nya tuntas. Kalau sampai ada anak yang harus remidi sampai 5 kali, ya sudah saya remidi sampai 5 kali. : Untuk waktunya dilaksanakan kapan bu? : Biasanya sih setelah TAS, itu ada waktu sekitar seminggu untuk remidiasi. Mungkin ada guru yang meremidiasi dilihat hanya dari nilai tes, kalau saya tak jadikan sekalian nilai akhirnya, nanti begitu yang nilainya di bawah KKM, baru itu yang saya remidiasi, karena kan terkadang ada siswa yang menyepelekan, “ah remidi mung sekali tok, langsung tuntas ig, besok aku meh remidi wae lah” : Ibu pernah meremidiasi dengan cara lain? : Lisan pernah, kalau waktunya sudah mepet, kan gak mungkin tertulis. : Kalau media saya jarang juga pakai power point, karena pakai papan tulis saja mereka sudah mudeng, yang saya menulisnya dengan step by step. jadi jarang sekali saya untuk matematika menggunakan media LCD, kalau untuk fisika mungkin sering. Paling matematika itu, kalau cuman gambar grafik. : Dalam membuat RPP, sesuai atau tidak dengan proses pembelajarannya. : Kadang kan prediksi waktunya yang tidak pas, seringnya kan kendalanya disitu, jadi kita sudah target ini selesai, tapi kan kenyataan dilapangannya berbeda, sering kali meleset. : Apa yang ibu ketahui mengenai silabus? : Fungsi logaritma, di silabus itu kan Kalau untuk matematika, untuk beberapa jurusan itu kan tidak penting, misalnya saja untuk jurusan pemasaran, yaitu untuk fungsi trigonometri tidak begitu saya tekankan, jadi mereka hanya sekedar mengerti saja. Kalau di multimedia memang harus karena di multimedia dipakai terus. : Untuk modul ibu pernah inisiatif untuk membuat.
G1
P G1
P G1
: Kalau dulu waktu awal-awal saya pernah mencatat di buku untuk matematika, pernah beberapa bab materi saya buat seperti ringkasannya, cuman belum bisa menyelesaikan, karena semenjak say di pasrahi kimia fisika itu hal yang berat karena saya harus mikir fisika, matematika kimia. : Pegang berapa kelas untuk fisika dan kimia? : Semua tingkatan saya pegang, dari kelas 1 sampai kelas 3 hanya untuk kelas multimedia saja. Karena fisika kimia itu cuman ada di jurusan multimedia. Makanya kan jam matematika saya berkurang. Sebenarnya saya pengen protes, cuman kan emang udah gak ada guru nya yang lain. Jadi kan terbagibagi, dan saya melakukan tugas semaksimal mungkin yang bisa saya manfaatkan. : Sumber belajar bagaimana? : Kalau sumber belajar kurang, saya lebih seringnya browsing, karena kalau memanfaatkan buku kan keanekaragaman untuk soalnya itu kan terbatas, jadi saya lebih sering memanfaatkan untuk browsing-browsing. Karena saya juga tidak suka mereka hanya suruh ngadep buku, terus saya jlaskan, itu gak efektif, karena mereka juga kurang memahami, jadi mereka lebih suka saya menjelaskan kemudian mencatat. Fungsi buku hanya saya manfaatkan untuk tugas. Ambil buku untuk kerjakan tugas.
Wawancara Dengan G2
P G2 P G2 P G2
P G2
P G2 P G2
P G2
P G2
P
: Disekolah ini KTSP diterapkan sejak tahun berapa? : Sejak tahun 2009. : Ibu kerja disini sejak tahun? : Tahun 2000, : Waktu pertamakali diterapkan KTSP pernah ada sosialisasi dari sekolah berkaitan dengan KTSP? : Ada, KTSP itu istilah nya kan membuat kurikulum sendiri, tetapi masih mengacu kurikulum yang nasional. Karena matematika itu kan masih dipakai di ujian nasional, jadi intinya disitu, misalnya saja penerapannya seperti ini materi bilangan real di dalam kurikulum diberikan di kelas 2, tetapi kita tahu seharusnya bilangan real itu di semester 1 kelas 1, nah kita letakan di situ. Jadi, antara sekolah satu dengan sekolah lain berbeda.misalnya untuk matriks, yang administrasi perkantoran di semester 2 kelas 1, tetapi untuk yang multimedia tidak, karena di multimedia matriks diajarkan di semester 1 kelas 2. Menyesuaikan dengan urutan silabusnya. Jadi misalkan begini materi matematika untuk administrasi perkantoran ada 8 bab, nah yang 8 bab itu kelas 1 apa, kelas 2 apa, kelas 3 apa itu menyesuaikan kita sendiri. Jadi di sekolah lain kalau kita MGMP “oh ini seharusnya di kelas 2 tapi di tempat kami di kelas 1, oh ya tidak masalah” yang terpenting semua materi yang 8 bab itu kita ajarkan dari kelas 1 sampai kelas 3. : Bagaimana karakteristik KTSP? : Kalau saya melihatnya itu disesuaikan dengan kemampuan dari siswa, jadi misalnya pendalaman atau kemampuan anak ke materi itu seberapa dengan alokasi materi yang berbeda-beda. : Pernahkah ada review dari sekolah berkaitan evaluasi pembelajaran dengan KTSP? : Evaluasi biasanya tidak secara global, tetapi secara personal. : Ketika ibu mengajar, apakah yang harus dipersiapkan? : RPP itu jelas, absensi siswa, agenda mengajar, modul atau buku paket, kalau misalnya waktu kita mengajar membutuhkan media atau atau alat peraga itu sendiri. : Ibu sebelumnya pernahkah diajak untuk membuat silabus? : Kalau saya belum pernah, tetapi pada saat MGMP antar guru-guru seSalatiga kita bicarakan di situ, ada teman yang ikut seminar di semarang kemudian dia share kan ke guru-guru salatiga agar mempunyai suatu kesepakatan yang sama. : Jadi untuk silabusnya itu berdasarkan musyawarah bersama? : kalau dulu iya, tapi kalau untuk 2 tahun ini tidak, kami membuat sendirisendiri. entah kita download, entah kita menyesuaikan, jadi kita buat silabus itu berdasarkan kebutuhan pada saat kita sudah KTSP tadi. Jadi ya kita sesuaikan dengan itu, maka dari itu kan saya dengan yang lain itu berbedabeda karena itu sudah tugas kita masing-masing. : Kalau dulu ibu saya juga pernah di beritahu dari G3 bahwa silabus yang
G2
P G2
P G2 P G2 P G2
P G2
P
P G2
dipakai itu berasal dari pusat, kalau ibu bagaimana itu? : Sebelum saya membuat silabus yang KTSP, yang tahun ini kan harus berkarakter, kalau yang dulu kan kita ikut dari BSNP, sudah ada buku dari sekolah, nah kita mengacu dari situ. Kadang juga melalui pertemuan MGMP itu kita saling share, misalkan kalau ada yang punya silabus yang berkarakter, kita copy, dan kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. : Bagaimana penilaian yang selama ini ibu lakukan? : Kalau saya menilai berdasrkan tugas, ulangan harian, tes, juga memungkinkan untuk memberikan nilai tambahan untuk siswa yang nilainya masih kurang dari batas tuntas, bila mereka aktif di kelas, menurut saya itu bisa menjadi nilai plus nya. : Bagaimana cara anda untuk menggerakan siswa agar aktif? : Kita carikan soal yang lebih sulit, kita lihat karakter siswa, karena kan karakter siswa kan macam-macam. : Bagaimana bentuk dukungan sekolah dalam menyediakan media pembelajaran untuk menunjang PBM? : media hanya LCD dengan laptop saja. : Menurut anda, sudah tercukupi, atau mungkin perlu ditambah lagi? : Kalau menurut saya belum, karenakan selama ini yang diinginkan hanya visualisasi nya saja, tapi untuk menyerap ilmunya kan belum. Tapi kalau hanya visualisasinya saja, kadang kan bentuknya hanya tulisan-tulisan saja kalau matematika. Padahal kalau matematika ada bentuk yang seperti geometri yang nyata bentuknya, kalau tidak nyata kan susah mau membayangkan diagonal ruangnya yang seperti apa susah, kalau geometri datar kan mudah, seperti halnya parabola, itukan susah kalau hanya berbentuk gambar saja. Siswa kan membayangkannya sulit. : Apakah anda menggunakan media pembelajaran untuk menunjang PBM? : Kebetulan saya tidak mengajar di kelas 2, saya mengajar di kelas 1 anakanak saya suruh buat, dibagi per kelompok-kelompok, mereka kan di SD, SMP sudah dapat, di SMK ini kan mereka tinggal mengulang. Anak-anak diminta membuat kubus, kemudian presentasi di depan kelas. : Apakah sumber belajar yang digunakan selain guru? : Karena buku di perpustakaan kan banyak, jadi saya memanfaatkan itu. Selain itu juga agar anak itu mau mengunjungi perpustakaan. LKS selama ini memang saya menggunakan tetapi setelah saya melihat urut-urutannya kok tidak sama, kan anak rugi. LKS yang dibuat diluar tidak sesuai dengan uruturutan dari materi yang akan kita ajarkan, misalnya saja materi kelas 1 dimasukan di kelas 2, yang kelas 2 malah dimasukan di kelas 1. Nah kalau begitu kan saya bingung. Nah biasanya setelah itu sya cek dulu, kalau sesuai ya saya beli, jika tidak ya saya tidak beli. Karena ada banyak buku di perpustakaan yang belum dimanfaatkan juga. : Apakah sumber belajar yang disediakan sekolah dirasa sudah cukup? : Kalau sumber belajarnya saya rasa cukup, kalau saya ingin menambah
P G2
P G2
P G2
P G2
P G2
P G2
materi saya pakai referensi lain, referensi-referensi yang lama yang kurikulum 94, kalau itu masih relevan saya masih menggunakan, karena juga sumber belajar yang sekarang ini isinya singkat-singkat saja, bagusan malah sumber belajar yang dulu, penjelasannya lengkap, sedangkan yang sekarang kan banyak dikurang-kurangi. Sumber belajarnya itu biasanya saya dapatkan dari bantuan balai pustaka. : apakah anda memberikan tugas kepada siswa untuk mencari sumber lain melalui internet? : Kalau matematika belum pernah, karena tugas yang saya berikan masih berhubungan dengan penguasaan materi. Belum ada manfaatnya yang internet, melalui sumber belajar yang kita punya saja anak-anak bisa melihat dari situ. : Kendala yang anda hadapi dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan KTSP? : Karakter siswa, saya yang masih kesulitan itu, anak yang pintar, mereka bisa saya berikan materinya, tapi anak yang kurang pintar itu kita masih kesulitan. Dengan materi yang sama, tapi latar belakang yang lain, tingkat untuk memberikan pemahaman kepada siswa dengan materi yang sama dan waktu yang sudah ditentukan itu yang sulit. Jadi anak yang ini kok naik, tapi mereka ternyata tidak bisa memahami materi tersebut. Latar belakang siswa untuk mereka memahami suatu materi dengan waktu yang sama itu yang susah. : Bagaimana usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut? : Pengayaan, remidi misalnya, remidi tapi dengan tingkat kesulitan yang lebih mudah. Nah itu semua untuk membuka wawasan mereka bahwa matematika itu sebenarnya bukan momok, kalau mereka sudah senang, tentu bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, karena kalau sudah tidak suka dengan gurunya, mau ikut pelajarannya kan pasti sangat terpaksa. : Kendala yang anda hadapi dalam menyusun RPP dan silabus? : Silabus itu waktu nya sudah ditentukan dari sana, misalnya 36 jam. Padahal waktu kita tidak sampai 36 jam. Nah menyesuaikannya itu, kita kan 1 kali pertemuannya 2 x 45 menit, dan memadatkan materi itu yang kesulitan, setelah materi ini saya harus bagaimana. Saya berpikir begini, yang sering keluar di ujian nasional itu yang saya tekankan, sedangkan yang tidak sesuai dengan ujian nasional, kadang tidak begitu saya tekankan. Sedangkan, kendala dalam membuat RPP itu sebenarnya permasalahannya ada di pelaksanaannya yang tidak bisa pas waktunya. : Bagaimana usaha anda untuk mengatasi hal tersebut. : Kita kan sudah punya pedoman, pertama kali sudah membuat silabus dan RPP itu, tahun berikutnya kita bisa menambahkan atau mengurangi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang kita lakukan. : Apakah anda mengalami kendala dalam melakukan penilaian siswa? : Kalau separuh siswa nilainya bagus, bagaimana kita memberikan remidiasi untuk siswa yang tidak tuntas, kapan waktunya, padahal materi harus
P G2
P G2
P G2
P G2
diberikan terus. Kalau untuk menilai sendiri saya tidak kesulitan, haya menilai saat kita meremidiasi siswa, itu menilainya kapan gitu, kadang kita selipkan mereka remidi, padahal yang lainnya sedang belajar. Nanti takutnya tertinggal. Akhirnya cara saya dengan memberikan waktu yang hanya 10 menit dengan soal yang hanya 2 atau 3 tapi mencakup semua materi tesnya. : Kendala dalam menggunakan media pembelajaran? : Efisiensi waktunya, kalau menggunakan LCD waktunya itu, padahal waktunya kan terus berjalan, misalnya kalau kita menjelaskan dan memberikan soal itu kan waktunya cepat. Kalau itu kan kita harus mempersiapkan dulu, membawa LCD nya, masangnya. kendalanya disitu, makanya saya jarang menggunakannya. Karenakan kita materinya banyak, anak-anak butuh pengertian juga, yang penting itu latihan bukan materi. Memberikan konsep dari pada itu, tetapi kalau hanya hafalan pasti cepat hilang, kalau menanamkan konsep pastikan dia akan ingat sampai kuliah mungkin. : Bagaimanakah kendala anda dalam menggerakan siswa yang kurang aktif? : Anak yang kurang aktif biasanya saya panggil, kita masuk dulu ke dalam psikologis dirinya, latar belakangnya apa, tetapi kan kalau saya harus mengulas satu per satu, padahal kan banyak siswa yang sudah tidak aktif seperti itu dan dia sudah tidak mau tahu tentang matematika, saya mendekati siswanya, bahkan terkadang saya ajak bicara, sebenarnya kamu kenapa, nah baru anak itu datang ke saya, dan cerita tentang latar belakangnya. Nah gitu baru kita masuk ke psikologis anak. : Kalau menghadapi anak yang acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika itu bagaimana? Cara mengatasi hal itu? : Tentu saja ada anak yang seperti itu, yang dasar nya saja ia tidak bisa, kalau kita balik ke belakang, tentu saja lama buat mengajarinya lagi. Nah sekarang begini saja materi yang kita punya dulu saat ini, kamu butuh apa, misalnya untuk materi sistem persamaan linear, berarti dia harus tahu dulu konsepkonsep dasarnya, masih kurang memahami apa saja, jadi kita mengerti, jadi harus tetap mendekatinya, kalau kita acuh tak acuh itu ya sudah kita bakal memberikan nilai dengan berat hati, kalau misalkan dia mulai aktif ada perubahan, kita kalau mau memberikan nilai 7 kan biarpun berhati-hati pasti dengan “legowo” juga. Tapi kalau anak itu sudah acuh tak acuh, buat tugas saja tidak mau, tetap saja kita yang harus aktif, sebenarnya kan guru hanya sebagai fasilitator, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan semua tugas itu. Jadi kan tidak hanya membimbing, mendidik dan juga harus bisa mengarahkan, tetap saja psikologisnya dan melihat karakter siswa itu. : Komponen yang penting dalam silabus? : Berkarakter, yang paling penting adalah indikatornya, materi apa yang akan kita berikan pada anak, tujuannya apa. Silabusnya tetap buat sendiri, hanya yang berbeda pada indikatornya, tatap muka, yang sama hanya SK, KD nya saja.
Wawancara dengan G3
P G3
P G3
P G3 P G3
P G3
P G3
P G3
P G3 P
: Apa yang anda ketahui tentang KTSP? : KTSP itu kan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, artinya segala sesuatu diserahkan ke sekolah masing-masing, yah ibaratnya seperti otonomi sekolah. Jadi guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum tersebut asalkan masih sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari pemerintah. : Menurut ibu, adakah karakteristik tertentu dalam KTSP yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya, yakni KBK? : Ya itu kan, kalau KTSP itu otonomi sekolah, seperti kebebasan sekolah mau dibawa kemana kurikulum tersebut, harus sesuai dengan potensi daerah itu sendiri, sedangkan KBK semua-semuanya masih dikendalikan oleh pusat, misalnya silabus, itu kan dulu dari pusat. Kalau sekarang SK dan KD dari silabus memang dari pusat tapi kita bebas untuk mengembangkan indikatornya. : Apakah yang anda persiapkan sebelum melaksanakan pembelajaran? : Persiapannya tentu saja RPP, Tapi RPP itu sudah dibuat dahulu sebelum proses pembelajaran. : Apakah ibu ikut berperan dalam membuat silabus? : Silabus itukan dibuat secara kolektif, jadi bersama-sama dengan guru yang lain, kadang juga kami sering melihat silabus dari teman kami yang beda sekolah dalam pertemuan MGMP itu. : Apakah yang ibu pahami setiap komponen di dalam silabus? : Komponen ya, kan di silabus itu ada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator-indikator, jadi sebenarnya silabus itu penjabaran dari KD, mau dibawa kemana pembelajaran itu. :Bagaimana sekolah menyediakan media pembelajaran yang menunjang PBM? : Yang sering digunakan adalah LKS, yakni lembar kegiatan siswa. Media pembelajaran yang disediakan sekolah itu hanya bangun ruang, selebihnya itu tergantung dari gurunya yang membuat bukan sekolahnya yang menyediakan, dan mungkin untuk pembelajaran setingkat SMK itukan tahap berpikirnya sudah abstrak, jadi kan media pembelajarannya sudah tidak berbentuk kebendaan. : Menurut anda, apakah media pembelajarannya tersebut sudah mencukupi atau perlu ditambah? : Mestinya perlu di tambah, alasannya karena yang tersedia sekarang sangat sedikit, kemudian karena banyaknya media pembelajaran yang dipakai bisa menarik siswa, ya sementara ini yang kita jalankan belum menggunakan media pembelajarannya. : Sumber belajar apakah yang digunakan dalam pembelajaran selain guru? : Sejauh ini sumber belajar pasti berupa buku, entah itu buku dari perpustakaan ataukah itu buku pegangan saya sendiri. : Selain itu ibu pernah memanfaatkan sumber lain?
G3 P G3 P G3 P G3
P G3
P G3
P G3
p G3
P G3
P G3
: paling internet untuk mengambil soal, : Ibu sebelumnya pernah menyuruh siswa untuk mencari sumber lain berupa internet? : Pernah terpikirkan, tapi belum pernah dilaksanakan. : Kenapa bu tidak mencoba untuk hal tersebut? : Yang pertama saya belum menguasai betul untuk memberikan materi apa yang pas untuk tugas internet. : Kendala yang anda hadapi ketika melaksanakan pembelajaran berdasarkan KTSP? : Ketika proses pembelajaran, tiap-tiap kelas pasti ada, misalkan saja daya tangkap anak terhadap materi di tiap-tiap kelas berbeda-beda, hal ini mungkin bisa saja akibatnya karena kurangnya media tersebut, jadi siswa yang belum bisa berpikir secara abstrak, akan susah untuk menerima pembelajaran nya. : Untuk mengatasinya? : Karena untuk SMK kan pembelajaran matematikanya kan lebih ke terapan ya, bukan ke konsep, jadi mengatasi masalah anak yang kurang memahami konsep ya mungkin lebih ke banyak latihan soal, karena mereka penerapan, yang kita gunakan kan matematika terapan. : Kendala dalam menggerakan siswa agar aktif? : Sejauh ini, untuk siswa yang sangat aktif dan sering bertanya itu malah tidak pernah ya, secara umum kalau ditanya malah diam, hanya yang menjawab satu dua yang mudeng, tingkatan mereka yang pintar atau cerdas tidak sampai bertanya. : Kendala dalam menyusun silabus dan RPP? : Kalau silabuskan sudah disusun bersama-sama, pada tahun 2006 itu kan sudah kita buat bersama-sama. Jadi kita tinggal menerapkan, kalau RPP yang kita buat itu membuatnya per kelas dan per jurusan, menurut silabus yang sudah kita susun. : Berarti silabusnya itu disusun bersama-sama, tapi kmarin saya dengar dari G2 katanya acunnya dari BSNP? : Kalau silabus itukan ibaratnya, harus diresmikan, jadi silabus yang kita pakai di SMK ya ini. Acuannya bener dari BSNP, karena kita menyusunya bersamasama, jadi kan pasti sama, karena silabus itu harus dilaporkan di tingkat propinsi juga. : Kendala dalam melakukan penilaian berdasarkan KTSP? : Untuk pembelajaran matematika, aspeknya kan lebih ke kognitif, jadi untuk psikomotorik dan afektif hanya pendukung saja, titik beratnya lebih ke kognitifnya. : Kendalanya ketika melakukan penilaian itu bagaimana bu? : Ya itu kalau misalnya ada anak yang di dalam pembelajaran ada anak yang tidak mengerjakan dan males-malesan, ya paling kita semangatin aja “ayo mengerjakan”.
P G3
P G3 P G3
P G3
: Dalam memberikan standar penilaian itu bagaimana? : Jadi guru dalam memberikan penilaian sendiri-sendiri, dan mempunyai kewenangan untuk memberikan model penilaian nya seperti ini, kemudian di beritahukan siswa. : Ketika ibu selesai melakukan proses pembelajaran, pernahkah kepala sekolah menilai proses pembelajaran yang ibu lakukan? : Selama ini sih belum pernah, dan sejauh ini saya belum pernah mengetahui tentang supervisi. : Pernahkah ada rapat tentang evaluasi kinerja guru? : Untuk evaluasi kinerja guru itu dilakukan minimal seminggu sekali, jadi setiap sabtu itu kan ada penutupan, itu ada evaluasi proses penilaian, dan untuk jangka menengahnya itu setiap akhir semester dan awal semester, ka nada rapat untuk mengawali dan mengakhiri semester. : Dari kepala sekolah itu ada? jadi biasanya membahas apa saja? : Iya ada, segala macam dibahas, bisa proses belajar mengajar,ketertiban siswa, yah yang bisa diomongkan siswa waktu itu.
Wawancara dengan G4
P G4
P G4
P G4 P G4 P G4
P G4
: KTSP mulai diterapkan kapan ya pak? : 3 tahun yang lalu, jadi awal 3 tahun yang lalu adalah KTSP yang spectrum 2008. Sebelumnya KTSP saja, kemudian untuk selanjutnya tahun 2008 adalah KTSP yang spectrum. : Itu perbedaannya? : Untuk yang spectrum, mata pelajarannya lebih di sesuaikan dengan kebutuhan masa, jadi waktu KTSP sebelumnya kan. Kita baru pertama kali menerima KTSP sehingga kita banyak mengadop dari pusat. Jadi meskipun sudah masing-masing sekolah disuruh menyusun kurikulum sendiri, kita masih acuannya ke pusat tapi setelah spectrum itu kita lebih ke sekolah, jadi mengacu melihat kondisi sekolah dan kebutuhan lulusan sekolah. : Jadi untuk KTSP yang sekarang itu adalah KTSP spectrum 2008. : Iya KTSP Spektrum 2008. 3 tahun yang lalu. : Sebelum KTSP ini? : Kurikulum Berbasis Kompetensi : Bagaimanakah sosoialisasi dari pemerintah ke sekolah berkaitan dengan KTSP? : Memang sebelum pelaksanaan KTSP, kepala sekolah khususnya itu ada sosialisasi di tingkat propinsi untuk pemberlakuan KTSP, mungkin untuk KTSP yang 2008 spektrum ini juga ada sosialisasi ke kepala sekolah, waktu itu pak Kepala sekolah yang melaksanakannya di solo, kemudian setelah itu mengundang tim pengolah kurikulum waktu itu pak W di hotel asia solo. Jadi memang ada sosialisasi sebelumnya. : Kalau untuk sosialisasi di sekolah bagaimana? : Kepala sekolah memberikan sosialisasi tentang pemberlakuannya dan kedepannya itu bagaimana pelaksanaannya, jadi memang sebelum pelaksanaannya kita memang ada waktu khusus dari kepala sekolah untuk menyampaikan himbauan dari pemerintah khususnya pemberlakuan ktsp. Kemudian setelah itu tindakannya masing-masing ketua jurusan yang berperan juga dalam menyusun KTSP, dan saya sebagai fasilitator dari kepala sekolah kita bersama-sama menyusun KTSP sebagai kurikulum. Sosialisasi itu diadakan dalam satu pertemuan kemudian kita juga punya panduan berupa cd kalau tidak berupa hard copy. Kemudian dari masing-masing ketua jurusan punya masing-masing panduan, dan dengan masing-masing timnya tiap jurusan tersebut untuk mulai menyusun kurikulum. Untuk SMK, KTSP ini tidak bisa hanya disusun oeh guru saja, tapi kita juga harus melibatkan DUDI yaitu dunia usaha dan dunia industry, jadi kita sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya kalau jurusan administrasi perkantoran, jadi kita melibatkan dari kantor mana, misalnya kantor pos, kantor pemerintahan, atau kantor mana itu kalau merekrut pegawai itu criteria nya untuk administrasi itu harus yang bagaimana, misalnya harus bisa menerima telepon, jadi kita memunculkan mata pelajaran atau kompetensi menggunakan telepon.
P G4
P G4
P G4
P G4
P G4
P
: Bagaimana pengertian dari KTSP? : KTSP itu kan kurikulum tingkat satuan pendidikan, tidak bisa bunyinya hannya KTSP saja, tapi KTSP SMK Kristen Salatiga, ada juga KTSP SMK PGRI 2. meskipun kita sama-sama SMK, tapi kurikulum kita berbeda, Karena KTSP itu disesuaikan dengan kebutuhan sekolah misalnya sarana prasarananya. : Kalau perbedaannya KTSP dengan KBK itu sendiri bagaimana pak? : Kalau KBK kita semuanya mengacu ke pusat, artinya semua sekolahan sama, misalnya kelas 1 mata pelajaran yang ditampilkan itu semua sekolahan sama sama, tapi kalau KTSP ini mungkin berbeda. Mungkin di kelas 1, pelajaran disekolah ini dengan di SMK PGRI berbeda. : Kalau untuk persiapan sekolah untuk melaksanakan KTSP. : Kita harus menyesuaikan dengan masa kini, kalau dulu mungkin untuk tata persuratan kita masih menggunakan tata persuratan yang kuno, yang baku dari teks buku. Tapi sekarang kita bisa melihat kantor-kantor kalau membuat surat tidak ada bentuk bakunya, sekarang boleh bervariasi, berarti kita menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Untuk sekolah kita harus menambah fasilitasnya, misalkan kayak kemarin untuk anak-anak sekretaris, mereka kan mengetik manual, nah sekarang kan tidak hanya mengetik manual tapi mengetik elektrik menggunakan computer tapi juga memanfaatkan surat seperti electronic mail, atau email. Makanya kita juga harus belajar, gurunya ini harus di upgrade juga masalah-masalah yang akut seperti hal ini mungkin, guru juga harus belajar computer, internet dan lain sebagainya. : Bagaimanakah hubungan antar sesama komponen sekolah. : KTSP yang sekarang ini banyak mata pelajaran yang bersinggungan, terutama mata pelajaran yang produktif ya, untuk yang jurusan-jurusan ini bersinggungan. Artinya satu mata pelajaran ini selesai, disambung dengan mata pelajaran yang lainnya yang ada kaitannya dengan sebelumnya. jadi misalnya komunikasi, komunikasi itu ada yang lisan dan tertulis, ini dasar komunikasi. Nanti disemester berikutnya ada komunikasi dengan telepon,kan masih ada kaitannya. atau komunikasi dengan surat. Jadi antar guru harus ada jalinan kerjasama, karena mata pelajarannya saling berkaitan. : Anatara guru matematika, bagaimanakah penyusunan dari silabus tersebut? : Kalau untuk Matematika, matematika agak khusus. Untuk mata pelajaran yang seperti matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa inggris, mereka punya yang namanya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) se salatiga, jadi setiap beberapa bulan mereka berkumpul untuk menyatukan materi, sehingga untuk mata pelajaran yang untuk ujian nasional ini, mereka memang sudah ada kesepakatan dengan MGMP se Salatiga. Di sekolah kita ada 3 guru matematika itu sudah kita klasifikasi untuk G2 memang fokusnya ke bisnis management, kemudian untuk G1 dan G3 fokusnya yang teknik industry. : Bagaimana kualifikasi guru yang di rekrut?
G4
P G4
P G4
P G4
P G4
P G4
P
: Guru yang benar-benar lulusannya dari pendidikan matematika yaitu ada 2 yaitu G1 dan G3, akan tetapi G1 itu lulusannya adalah matematika sains, bukan berasal dari FKIP atau pendidikan, yang benar-benar lulusannya itu berasal dari matematika pendidikan itu cuman G3, untuk G2 itu malah menyimpang sekali yaitu dari lulusan pertanian. Tapi memang pada saat perekrutan itu, focus kita memang ke guru matematika yang khusus pendidikan, cuman karena pelamarnya spesifikasi yang kita cari tidak ada yang memenuhi criteria itu, G1 kita panggil meskipun tidak tahu pedagogic mengajar kita bekali dengan informasi-informasi yang berkaitan. : Untuk G2, bagaimana bapak memberikan pembekalan? : Pembekalannya saya berikan secara personal, dari saya mungkin dari segi penampilan, untuk strategi pembelajarannya G1 belajar dari teman-teman seniornya, bisa melalui pengamatan teman-teman guru yang lain. : Jam mengajar matematika G1 beda dengan yang lain, pertimbangannya apa pak? : Pertimbangannya karena saat ini kita belum punya guru khusus tentang fisika dan kimia, kebetulan G1 dari sains dan tau banyak tentang fisika kimia, sehingga G1 kita bebani untuk mengajar fisika dan kimia, karena kita belum mempunyai. : Bagaimanakah sumber belajar di sekolah ini? : Diperpustakaan ada referensi matematika, selain itu setiap awal tahun begini biasanya ada sales yang menawarkan buku, kemudian kita sodorkan pada semua guru, siapa tahu dari penerbit itu ada buku baru yang ada kaitannya dengan mata pelajaran. Ya sekolah memang ada dana khusus untuk sumber belajar, dari referensi selain buku teks juga bisa. Selain itu guru-guru juga harus aktif sendiri, cari buku-buku diluar, atau mungkin dari internet, atau mungkin dari MGMP bisa juga bertukar sumber belajar dari sana. : Bagaimana persiapan dengan sarana dan prasarana? : Untuk laboratorium, kan kita ada ketua-ketua lab nanti ada yang bertanggung jawab mengurus lab ini, misalkan saja G2 sebagai ketua lab mengetik, memanggil tukang servis untuk menyervis mesin ketik. Sehingga ketika liburan selesai mesin ketik sudah siap di gunakan. Selain itu kita punya banyak lab, misalkan saja lab yang diatas ruang guru, itu lab multimedia yang dilengkapi dengan interet, kalau yang dibelakang itu lab khusus untuk pembelajaran computer yang tidak ada kaitannya dengan internet, jadi mereka memanfaatkan excel,word, acses itu dibelakang, jadi kita punya 3 lab. : Kalau untuk LCD itu sendiri bagaimana pak? : LCD memang kita punya 12 yang tidak kita taruh secara permanen di ruangan kelas, karena takut resiko hilang, jadi kalau ingin menggunakannya kita harus bawa sendiri. : Bagaimana media pemblajaran yang di manfaatkan sekolah?
G4
P G4
P G4
P G4
P G4
P
: Masing-masing guru ada yang kreatif, mereka cari media yang ada dimanfaatkan. Jadi misalnya untuk yang perpajakan, kan ada form-form pajak,nah mereka ke kantor pajak minta form-formnya. Misalkan saya kan mengajar perjanjian bisnis, saya minta brosur-brosur di bandara, mengenai perhotelan saya minta katalok-katalok yang berkaitan. : Berarti G4 sebagai waka kurikulum juga mengajar? : Saya mengajar 6 mata pelajaran, dan masih juga mengajar. Tidak begitu kualan karena saya juga dibantu dengan ketua-ketua jursan. Sehingga saya lebih enak karena kurikulum lebih ke ketua-ketua jurusan, saya hanya mengkoordinir ketua jurusan saja, saya yang megatur jam mengajarnya, siap yang mengajar. : Bagaimana pelaksanaan evalusi dari hasil pembelajaran yang dilakukan guru? : Kepala sekolah yang melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilkukan guru, namanya supervisi. Jadi kepala sekolah secara tiba-tiba memberikan penilaian ketika guru melakukan proses pembelajaran, kemudian mengamati proses pembelajaran, mereka akan dibuatkan SSP yakni standar penilaian, kemudian dari sana akan muncul saran-saran dari beliau. Jadi misalnya medianya kurang, cara penyampainya masih kurang. Kemudian, sebenarnya ketua-ketua program juga melakukan supervisi kepada anak buahnya. Misalnya bu G5 ketua program pemasaran, melakukan supervisi ke guru-guru pemasaran. : Bagaimana pembaharuan buku yang dilakukan? : Setiap awal tahun, kita menerima penawaran dari penerbit buku-buku tersebut, selain itu untuk matematika paling hanya menambah LKS. Kesulitannya, anak-anak kita dari sudut ekonomi menengah ke bawah, sehingga untuk membeli buku-buku teks yang tebal kita kesulitan untuk membeli, memang yang paling ringan itu membeli LKS, LKS pun itu kadangkadang guru juga mengeluh karena ketika sales bukunya datang anak-anak belum membayar. Tapi sebenarnya diperpus itukan bukunya kan banyak, nah kalau guru-guru yang peduli dengan anak seharusnya mereka menganjurkan untuk meminjam buku di perpus. Seperti saya misalnya, steronografi itu kan bukunya banyak, saya yang inisiatif pinjam, karena kalau anak-anak yang disuruh pasti yang pinjam hanya 5 anak atau kurang. Maka dari itu saya pinjam 35 buku dari perpus dan saya suruh mereka untuk bawa pulang, jadi memang harus begitu. : Buku yang ada di perpustakaan, untuk mata pelajaran bapak, buku memang dipinjamkan dalam jangka waktu berapa? : Kalo yang mata pelajaran saya pinjamkan 1 tahun, karena jumlah siswa dengan buku nya seimbang, jadi bisa di pinjamkan. Kalo untuk matematika karenakan semua siswa pakai, jadi jika semua dipinjami itu kan tidak imbang antara jumlah siswa dengan bukunya. : Tidak melakukan pembaharuan buku?
G4
P G4
P G4
P G4 P G4
P G4
P G4
: Untuk buku kan kita punya anggaran setiap tahun dari yayasan, nah itu untuk membeli buku tersebut tidak cukup, kecuali kalau mendapat bantuan dari pemerintah cuman bantuan dari pemerintah itu, buku yang kita butuhkan itu malah tidak ada. Dulu soalnya pernah, buku yang diberikan malah tidak cocok. : Lab yang ada di SMK ini apa saja? : Lab mengetik, multimedia, komputer, bahasa, cash register (mesin bisnis) untuk anak penjualan yang koperasi itu, Bank mini, kemudian ada 1 lagi lab yang akan kita buat, dan sekarang persiapannya kita baru membeli alatalatnya. : Bagaimana peran orang tua dan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan? : Kalau orang tua secaralangsung sih tidak, tapi melalui perwakilan komite. Komite disini bukan perwakilan orang tua siswa tapi lebih ke yayasan, karena komite banyak kaitannya dengan pembiyayaan, sementara kita ini di yayasan, sehingga sebagai perwakilan komite itu yayasan. Perwakilan guru itu juga ada, cuman yayasan yang paling banyak perannya. : Perwakilan guru yang dipilih untuk komite sekolah itu seperti apa? : Kalau ssat ini, yang dipilih guru-guru senior yang mampu menjalankan tugas-tugas dari sekolah. : Bagaimana bentuk dukungan untuk sekolah dan anaknya seperti apa? : Kalau bantuan secara langsung itu dana, misalnya SPP, uang pangkal, pembangunan, kemudian untuk masukan-masukan yang bukan berupa materi, biasanya mereka memberikan masukan-masukan dan itu kita tampung ketika mereka datang ke sekolah untuk mengambil rapot. Ketika mengambil rapot itukan antara wali siswa dan orang tua terjadi komunikasi, nah dari situ kita bisa mendapat masukan. Nah dari situ kan ada rapat pleno lagi kan,mungkin dari wali kelas-wali kelas itu ada yang mendapatkan informasi dari orang tua siswa, atau mungkin masukan yang dapat membangun sekolah. Kalau tidak, setiap akan ujian nasional itu kan, orang tua dari murid kelas 3 kita panggil, kemudian kita berikan sosialisasi, nah dari situkan kita dapat masukan dari orang tua siswa. Masukan dan kritik berasal dari itu. : Bagaimana bentuk kerjasama sekolah dengan orang tua, dan masyarakat? : Kalau dari orang tua yah seperti tadi, orang tua menitipkan anaknya ke kita, kita bertanggung jawab ketika memberikan rapot dan seterusnya, tapi dengan masyarakat, khususnya dalam dunia industry dan usaha, kita menjalin kerjasama dalam bentuk MOU, dan dengan pemerintah kota, instansi-instansi swasta dimana kerjasama itu kita wujud nyatakan dalam bentuk kerjasamanya itu magang atau praktek kerja industry atau prakerin. : Pernahkan sekolah mendatangkan orang tua untuk menjadi narasumber dalam kegiatan sekolah? : Dalam kegiatan belajar mengajar belum pernah, tetapi kita pernah
P G4
P G4
P G4
mengundang masyarakat khususnya dalam hal ini dunia industry dan usaha ketika mengadakan ujian praktek siswa. Sesudah prakerin yaitu kelas 3, kita dalam memberikan penilaian juga melibatkan external verifier, jadi seperti pemberi nilai. Selain itu kita mengundang DUDI yang kita libatkan sebagai narasumber dari luar, tapi bukan masyarakat, melainkan instansi. Yang kita jadwalkan dalam MOS ini kita mengundang dari dinas kesehatan kota sosialisasi HIV dan akibat pernikahan dini seperti itu, kemudian kita juga libatkan militer, kita libatkan dalam arena kedisiplinan siswa, nasionalisme, dan baris berbaris. Jadi kita mengundang nya saat momen-momen seperti itu. Selain itu juga ada dari kewirausahaan, kita mengundang narasumber dari perusahaan, mereka mengajarkan kepada siswa untuk melaksanakan direct selling menjual langsung ke masyarakat untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan. : Bagaimana cara sekolah mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan KTSP, seperti apa? : Pada saat MOS merupakan kesempatan kita untuk mensosialisasikan kurikulum, jadi setiap ketua program diberikan jadwal waktu untuk memaparkan kurikulum setiap program, siswa yang kelas 1 ini kan belum mempunyai gambaran ingin masuk jurusan mana, nah pada saat MOS ini kesempatan kaproli untuk menjelaskan kurikulum yang ada di setiap masingmasing jurusan, sehingga ketika nanti anak-anak disuruh memilih jurusan, anak-anak suda memiliki gambaran. : Bagaimana evaluasi mengenai pelaksanaan KTSP? : Evaluasi dari kita, berhasil atau tidaknya kurikulum itu, setelah kelas 3 lulus. Apakah mereka itu sudah relevan dengan pekerjaan mereka sekarang, kalau tidak di lihat dari minat studi lanjut setelah mereka lulus dari sini. setiap tahun ita mengevaluasi, misalnya ternyata di kelas 1 materi x berlanjut dikelas 2, sehingga perlu penambahan materi di kelas 1. Sehingga berkesinambungan, kalau tidak mungkin, “oh materi x ini harusnya di kelas 1 dulu, karena kalau dikelas 2 harus ada materi yang dasarnya harus diambil waktu kelas 1”, tapi kalau selama ini tidak ada permasalahan, berarti ya kurikulumnya tetap seperti itu. : Bagaimana bentuk pelayanan individual sekolah kepada siswa? : Biasanya kita membuka untuk pembimbingan secara langsung itu ya melalui bimbingan konseling itu buka dari senin sampai sabtu, dari pagi sampai siang. BK itu kan stanby disana. Cuman kadang-kadang memang jarang dari siswa minatnya kurang untuk masuk ke BK, kecuali siswa memang punya masalah berat baru masuk ke BK. selain itu bimbingan yang lainnya melalui wali kelas, sebenarnya dari wali kelas itu siswa dapat nasehat, pendapat, masukan dari sana ketika siswa mengalami kesulitan belajar, atau untuk bersosialisai dengan temannya. Masing-masing guru sebenarnya juga bisa, karena seorang guru itu kan tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga mendidik, dari situ sebenarnya tugas guru juga dapat berperan. Selain itu juga ada pelayanan
P G4
P G4
P G4 P G4
P G4
rohani, setiap hari jumat ada kegiatan ibadah. Ada juga guru yang mengunjungi rumah siswanya, dan memberikan pelaanan serta menginformasikan tentang anaknya kepada orang tuanya. : Kendala yang dihadapi sekolah untuk mempersiapkan KTSP? : Kendala hampir tidak ada, cuman masalah sarana prasarana, yak arena kita sekolah swasta yang mandiri dan bantuan dari pemerintahnya pun juga tidak mau, sehingga mau tidak mau pelaksanaan KTSP di sekolah kita ini sesuai dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini. Kita menyusun kurikulumnya ini sesuai dengan apa yang ada di sekolah ini. Seperti misalnya di pemasaran, kalau kita mau idealis melaksanakan KTSP, mungkin kita tidak hanya sekedar belajar mesin cash register, tapi juga praktek. Karena kan kita masih pake manual mesinnya. : Siswa nya apa tidak mengalami kendala ketika prakerin? : Memang selama ini kita bilang ke DUDI nya, bahwa anak-anak kita terbatas dalam masalah ininya, sehingga dari sana tidak akan memberikan tugas dengan mesin tersebut. : Adakah rencana untuk menambahkan mesin tersebut? : Kita mengharapkan bantuan dari pemerintah, kalau tidak dari yayasan, karena mesinnya mahal sekali mbak sekitar 3 juta an. : Bagaimana kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan tenaga pengajar untuk proses pelaksanaan KTSP? : Persiapan gurunya, ketika kita merekrut pegawai sesuai dengan penjaminan mutu, nah cuman ketika mereka sudah terjun di KBM nya mereka kreatif atau tidak dalam mengemabangkan kurikulumnya, mengajarnya, medianya. : Kendala dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat? : Kalau selama ini orang tua sih welcome saja, mereka selalu bekerjasama dengan kita. Kalau dengan DUDI kadang ada kantor yang tidak sembarang orang terlibat disana, misalnya Bank. Tapi untuk toko, supermarket, kantorkantor pemerintah hampir semuanya mereka bersedia.
Wawancara dengan S1
P S1 P S1 P S1 P S1 P S1 P S1 P S1 P S1
P S1 P S1
P S1
P S1
: Dulu waktu pertama kali masuk sekolah, perah adakah sosialisasi tentang kurikulum? : Belum pernah mbak. : Dulu guru yang mengajar pertama kali mengajar itu siapa? Pernahkah diberitahu tentang penilaiannya? : G1, dulu diberitahukan penilaiannya itu dari tugas-tugas, ulangan harian, catatan, juga tes. : kalau G3 sendiri dulu seperti apa? : Kalau G3 dari nilai quiz, nilai ulangan harian, tes, dan nilai tugas. Sering sekali memberikan tugas. : Kalau G2 gimana? : Kalau G2, tiap diberikan satu materi, nanti dikasih tugas buat materi ulangan di salin di buku tugas, seandainya belum selesai tugasnya dibawa pulang. : Berarti di buat tugas, untuk materi ulangan? : Iya, pokoknya tiap materi habis, itu dibuat ulangan. : Kalau sebelum mengajar, G2 pernah kah memberikan tujuan pembelajaran? : Jarang, paling masuk langsung mengajar, kalau jam pertama biasanya di absen dulu. : Penyampaian materinya S1 lebih suka dengan guru yang mana? : G2, G1, terus G3. G2 itu biarpun mengajarnya cepat tapi ngajarnya kalau ada yang belum mengerti diajarkan lagi. Orangnya sabar. : Perbedanya dengan G1 apa? : G1 sabar, teliti satu-satu, tapi nyamannya sama g2. Tapi G1 itu cara mengajarnya rumit, panjang banget. Kalau G3 ngajarnya cepet, tapi kalau ada satu siswa yang belum mengerti justru bilang begini “wah kamu tak jelasinnya terakhir aja, kelamaan”. : Kalau guru disini, biasanya ngajarnya pakai metode apa? Ada yang agak unik? Misanya pakai LCD, dibikin permainan atau Quiz. : Yang permainan itu G3 pernah mencoba, G2 belum pernah, tapi semua guru memang pernah mengajar dengan dibuat kelompok-kelompok belajar gitu. : Menurut S1 menarik tidak pembelajarannya? : Kalau pakai ceramah itu memang bosen ya mbak ya, kalau di buat kelompok-kelompok diskusi sama temen-temen kan gak malu mau Tanya ini itu, gak spaneng, enak bisa sambil bercanda. Dijelaskan sedetail-detailnya. : Berarti selama ini merasa pembelajaran yang ceramah ini bagaimana? : Bosen banget, kalau matematika itu jarang ceramah mbak, seringnya itu di kasih contoh, dijelasin, begitu mbak. Kalau yang sering ceramah itu ada G5. Di dengerin gak didengerin tetap ceramah terus. : diantara ketiga guru itu yang sering memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat yang mana? : paling sering itu G2, tapi kalau G3 itu tanggapannya pasti “hah, kamu nanti aja, lainnya aja dulu” gak cuman aku mbak yang di gitu in, paling yang suka ditanggapi itu yang pintar-pintar itu lo. Tapi kadang yang pintar aja jarang gak
P S1 P S1 P S1
P S1
P S1
P S1 P S1
P S1
P S1
P S1
dianggep gitu kok mbak, sampai mereka itu jengkel, bilang gini “ wes nek di tanyain lagi gak usah di jawab, tidur aja” mesti gitu itu lo mbak. : Tapi kalau sama G2 sering bertanya-tanya? : Iya sering, enak banget kok cara ngajarnya, cuman kalau lagi marah, ya segalak-galaknya gitu. Tapi orangnya asik. : Pernah tidak guru memberikan pretest? : oh pernah, G3 dulu, sampai tanggapan anak-anak “lho ini apa bu?, kenapa gak sekalian ujian aja”. : Kalau tes harian, pasti ada remidi? : tidak pasti mbak, tergantung gurunya mbak. Tapi, kalau G1 ngasih remidinya rutin mbak. Soalnya kalau remidinya itu buat katrol nilai, pasti di kejar-kejar terus, waktu dulu aku aja pernah, kan kurang 1 tugas kan mbak, dikejar terus sampai rapotku dikosongin gitu mbak. : Guru pernah menggunakan media pembelajaran waktu mengajar? : Ada mbak, tapi tidak lengkap, misalnya aja busur, penggaris, papan berkotak yang buat gambar itu lo, kalau misalnya bawa alat peraga geometri itu bisa diambil di kantor. Fasilitas di dalam kelas itu kurang spidol, harus membawa sendiri gitu bu. : Kalau untuk media LCD berarti belum pernah ada yang memanfaatkan ya? : sudah pernah kok, G1 dulu pernah mencoba beberapa kali gitu mbak. Tapi kalau G2 belum pernah. Oiya mbak, kalau pakai LCD itu rasanya kayak ada yang kurang gitu, tidak lengkap gitu, tapi kalau G1 di LCD tidak lengkap, di white board tetap menulis gitu mbak. : jauh menarik yang mana? : menarik dua-duanya, tetap pakai LCD tapi, jika ada yang kurang ditulis lagi tambahannya. : Bagaimana media yang disediakan sekolah? : cukup mbak, sekarang gini mbak, kadang ada temen yang tidak dapat komputer karena fasilitas komputernya kurang. Sampai ada siswa yang bilang seperti ini “wah percumah mbayar mahal-mahal, gak dapet komputer, pulang aja yo”, pasti gitu mbak, tapi ya reaksi gurunya biasa aja giu.hehehe….. : Sumber belajarnya biasanya apa? : Pakai catatan dari guru, guru matematika sini gak pernah pake LKS juga, tapi aku kadang-kadang juga pernah pinjem dari teman tapi beda sekolah gitu mbak. : Bagaimana pemanfaatan perpustakaan di sekolah? : aku pernah pinjam buku di perpustakaan, tapi tidak pernah dibawa pulang. Tapi di perpus itu buku-bukunya apalagi matematikanya sedikit banget. Makanya kadang kalau kita dikasih tugas sama guru buat mencari di buku perpustakaan, nanti kadang materinya gak nyambung gitu mbak. : Pernahkah dulu mencari sumber belajar dari internet? : Pernah, itu G1. Kalau cari sumber belajar dari internet itu pernah dulu G1. Tapi untuk G2 sekarang anak-anak disuruh membuat buku pintar, itu tugas
P S1
P S1
P S1
P S1 P S1
P S1
P S1 P S1
P S1
juga untuk meringkas materi dari kelas 1 sampai 3. : Bagaimana bentuk dukungan orang tua untuk mendukung prestasi? : Bukannya gimana ya mbak ya, tapi orang tua itu tidak begitu mengerti, kita kan sudah SMK, jadi orang tua lebih percaya penuh ma kita, dukungannya dalam bentuk doa dan materi. Belajarpun jadinya inisiatif kita sendiri. : Pernahkah orang tua dijadikan nara sumber oleh sekolah? : Pernah, kalau ada rapat berkaitan dengan rapot, berkaitan tes, berkaitan dengan tes kejuruan, kalau ada apa-apa berkaitan kejuruan gitu orang tua juga dipanggil. : Selama ini ketika belajar, bisa dijelaskan kendala apa aja yang ditemui? : Males mbak, kayak nggak ada kemauan gitu, kayaknya dominannya itu. Kalo jujur ya mbak aku tu anaknya lemah dalam berhitung, dulu pernah tes IQ, lemah banget di bidang berhitung, jadinya mbak aku kurang minat di berhitung, jadinya itu aku kayak kurang minat di matematika, kimia, fisika. Aku tu kalo misalnya pengen memperhati in gitu, ternyata aku bisa mbak. Kadang tu dalam hati bangga, seneng gitu, sampai temen-temen bilang gini “kok pinter men to, temenku ada yang bilang gitu mbak”, ternyata kalau perhatiin bisa sih mbak. : Mungkin ada lagi? : Apa mungkin aku tersugesti sama tes IQ itu ya mbak, dulu tes di Terra. : Bagaimana mengatasi kendala itu? : Misalnya cari hiburan apa dulu biar gak males, misalnya lagi males ama matematika, ya ke kantin dulu, minum apa makan dl biar seger lagi gitu lo mbak. : Kalau di rumah gimana ngilangin malesnya? : ya makan dulu mungkin, hehe…. Selain itu matematika itu rumit rumusnya, buat ngapalin itu, kadang-kadang gak semua aku hapalin, tapi cari yang mudah dulu, nanti kalo gak aku inget-inget dulu gitu, jadi aku nulis sama persis mbak. : Kalo kendala kamu dalam mencari sumber belajar itu apa? : Kurang ada kemauan, susah sekali mbak. : Adakah bentuk pelayanan secara individual di sekolah, bisa jabarkan? : Paling kalau ada curhat berkaitan tugas pernah ya critanya ke G2, tapi anakanak jera karena dl crita ke G2 malah G2 bilang ke guru lainnya, nah kita malah disindir sama wali kelas. Sejak itu kita malas crita ke guru. Padahal kita cuman berpendapat saja mbak, malah jatuhnya begitu. Orang G2 itu malah bilang gini kok bu “ya gak papa, kalian itu berpendapat kayak gini gak papa, kalau memang tugasnya kebanyakan” : Jadi kendala yang saat ini dihadapi seperti itu ya? : Banyak tugas-tugas multimedia yang diberikan, jadinya kita nglupain tugastugas kecil. Nah kita kan mikirnya kalau tugas multimedianya banyak dan gak dikerjain itu kalau gak tuntas kan, jadi gak naik. Sekarang aja tugasnya juga banyak banget.
Wawancara dengan S2
P S2 P
S2 P
S2 P
S2 P S2 P S2 P S2 P S2
P S2 P S2 P S2 P S2 P S2
: Kamu tau tidak, kurikulum di sekolah itu pakainya apa? : Maksudnya? : Tidak tahu ya, mungkin dari sekolah tidak pernah ada sosialisasi tentang kurikulum yang diacu sekolah itu apa gitu ya. Kalau kelas pertama itu kamu diajar sama guru matematika siapa? : G1 : Kelas 2 nya G3 ya, baru kelas 3 nya G2. Tapi dulu waktu pembelajaran pernah tidak diberi tahu tentang bagaimana system penilaian dari cara mengajar mereka? : Pernah sih mbak, dulu waktu sama G1. Tapi agak lupa juga ya. Dulu sih nilai tugas harus aktif, selain itu nilai ulangan. : Tapi dulu pernah tidak dikasih tahu tntang rincian nilainya berapa persen gitu, misal nilai tugas prosentasenya segini, ulangan segini? Kan dulu waktu aku ngajar ppl pernah aku kasih rentetan penilaian, misalnya tugas berapa persen, harian berapa persen, pernah kan? : Lupa kok. : Kalau yang sekarang itu bagaimana? cara mengajarnya G2, mulai masuk kemarin cara ngajarnya bagaimana? : Langsung ngejar materi, kemarin itu kalau ada materi dari kelas 2 yang belum selesai di ajarkan, sama G2 diajarkan ulang gitu. : berarti untuk prosentase penilaiannya tidak dikasi tahu berarti? : tidak mbak. Tapi untuk tujuan pembelajarannya pernah disampaikan. : Tapi kalau ketiga guru matematika, kamu lebih suka yang mana? : G2 bu, bisa diajak bercanda, cepat mengertinya. : Kalau misalnya guru itu menggunakan metode pembelajaran yang seperti apa? : Ya dulu ceramah, latihan soal, kasih soal. Kalau G3 cara ngajarnya terlalu cepat, terlalu banyak tugas, kalau ada tugas yang tidak mengerti, tetap lanjut aja, ganti materi gitu. : Berarti paling enak siapa? : ya G2 itu, kalau ada tugas pasti dibahas, kalau ada yang tidak mengerjakan langsung disuruh keluar gitu. : Tapi untuk G2 itu sepertinya tegas sekali ya? : iya, tapi enak kok. : berarti guru-guru disini jarang pake metode pembelajaran selain ceramah ya? : iya bu, paling dulu pernah, kalau bisa menjawab soal dapat hadiah uang. Nah kalo begitu yang maju yang pintar. : pernah gak dulu waktu guru mengajar, ngasih kesempatan buat kalian berpendapat? : pernah sih, dulu aku juga pernah yo mbak. : Kalu dulu sebelum memulai pelajaran pernah tidak dikasih pretest? : kan biasanya memang kayak gitu, janjian dulu, bsk tes.
P S2 P S2 P S2 P S2 P S2 P S2
P S2 P S2 P S2 P S2 P
S2 P S2 P S2 P S2 P S2 P S2
: bukan tes sih, tapi secara dadakan gitu? : pernah kok, ya waktu kasih hadiah uang itu to mbak. : Dulu seandainya nilai kamu kurang, atau tidak tuntas, pernah tidak diberikan soal untuk meremidi nilai mu? : iya dulu semuanya pernah, yang paling sering malah G2, soalnya yang diambil berkaitan dengan materi, kalau G2 itu pasti diajari semua. : Kalau untuk media pembelajarannya biasanya pakai media apa? : Dulu pernah, waktu G3, yang pake peraga kubus itu lo. : Kalau pembelajaran matematika pernah memanfaatkan TIK? : Pernah mbak, dulu waktu statistika menghitung mean, median gitu. : Bagaimana menurut kamu media nya sudah cukup atau bagaimana? : ya cukup mbak.la uangnya aja yang belum cukup. : Tapi untuk pembelajaran yang selama ini menurut kamu gimana? : kurang memuaskan, karena gurunya kalo ngajar terlalu maksa. Harus bisa siswanya, tapi kalau mereka gak bisa ya malah ditinggal gitu mbak. Cara mengajarnya seperti itu. : Kalau untuk sumber belajarnya bagaimana? : Dulu pernah dapat diperpus. Dipinjamkan tapi ya dikembalikan lagi. : pernah tidak mendapat tugas berkaitan dengan internet? : dulu pernah mbak, dari G3, waktu kelas 2 mau ujian itu lo mbak. Kan remidinya kayak gitu semuanya, yang remidi banyak sih. : Dulu orang tua memberikan dukungan ke prestasi bagaimana? : ya nyuruh-nyuruh buat belajar gitu mbak. Dulu waktu SMA kelas satu pernah les matematika, bahasa inggris. : terus kok kamu berenti les itu kenapa? : Males aja. : ya berarti semuanya memang tergantung dari diri kita sendiri ya? Dulu pernah tidak sekolah memanggil orang tua untuk kegiatan yang berkaitan dengan sekolah. : Pernah sih, kalau mbolos, nakal gitu, udah sih. Dulu juga pernah mau dikeluarin juga, gara-gara kelas satu sering membolos gitu mbak. : Gara-gara apa itu dulu? : dulu ya gitu mbak, males kok, kita ps an itu. : Loh, bareng-bareng membolosnya? : iya mbak rame-rame kok mbak. : Dulu waktu pengambilan rapot, orang tua sering dapat masukan-masukan gitu tidak? : Ya iya mbak, wali kelas gitu bicara ma orang tua. : Dulu ketika belajar gitu, kamu pernah mengalami kendala dalam belajar entah disekolah atau dirumah? : Kalau disekolah itu kan karena guru nya, males mbak, galak gurunya. : Cara mengatasi kendalanya itu bagaimana? : Ya kalau gurunya neranginnya terlalu cepat, udah ketinggalan gitu
P S2 P S2 P S2
materinya. ya udah gambar aja. Dulu juga udah pernah les ama kamu mbak, karena pengen bisa. : Selama ini usaha buat cari sumber belajar gimana? :Ya kan mencatat sendiri gitu mbak. Dapat dari guru. : Kalau mengenai pelayanan individual di sekolah bagaimana? : Wah itu belum pernah. : Kalau G1 itu gak suka nya kenapa? : Orangnya terlalu serius, kalau diajak bercanda susah banget orangnya. Kalau G2 enak orangnya asik. Seringnya gitu sama G1 gak pernah di anggep. Cuman gara-gara waktu dulu kelas 1 aku sering tidur di kelas.
Wawancara dengan S3
P S3 P S3 P S3 P S3
P S3 P S3 P S3 P S3
P S3
P S3
P S3 P
: Dulu waktu masuk pertama kali sekolah, yang pertama kali mengajar matematikanya siapa? : G1 mbak. : Oh berarti sama ya kayak S1 sama S2 ya? : Iya. : Kamu pernah tau tentang kurikulum sekolah ini? : Kalau denger gitu ya pernah, cuman maksud dari itu kurang tau juga. : Pada waktu awal pembelajaran, coba kamu jabarin waktu ketiga guru matematika itu mengajar pernah diberitahu tentang standar penilaiannya? : Pertama sih kalau G1 dikasih materinya dulu, terus dikasih penilaiannya nanti 60% ke harian, 40% ke UTS. Tapi kalau G3 langsung kasih materi dan latihan soal, jadi tidak dikasi tahu materinya apa aja yang akan dipelajari, tibatiba nanti langsung ada tes gitu. Kalau G2 prinsipnya hampir sama dengan G1. Materi dulu baru dikasih materinya apa aja nanti, dan juga di kasih tau 40% nya di UTS, dan 60% nya di harian. : Kalau tentang tujuan pembelajarannya pernah diberikan sama guru matematikanya? : Kalau gurunya sendiri sih belum pernah ada mbak, tapi kalau menurut saya yah tujuannya biar kita tidak bodoh matematika. : Ya biasanya guru pernah memberikan kok, kayak dulu kan pernah. : Mungkin pernah mbak, tapi akunya aja yang kurang memperhatiinnya. : Kalau G1 awal pertama kali pembelajarannya gimana? : Yah dikasi tahu jabaran materi yang akan dipelajari apa aja gitu. : Kalau menurut kamu, dari penyampaian pembelajarannya yang disampaikan ketiga guru itu gimana? : Kalau menurut saya, G1 pertama kali masuk memberikan pelajaran, kalau materi baru kita ya ingat-ingat sedikit, belum begitu bisa, tapi lama kelamaan ngikutin pasti bisa, kalau G3 juga begitu, tapi menurutku G3 agak kecepetan. Kalau G2 pertama kali enak santai, bisa ngikutin, tapi akhir-akhirnya juga kecepetan juga. : Soalnya mungkin kalau G2 mengejar materi, soalnya kan kalian bentar lagi ujian. Kalau menurut kamu, ketiga guru itu lebih nyaman ke siapa? : G1, kalau G2 itu orangnya juga asik, cuman gak sukanya kalau udah ada yang nakal sedikit, ngomongnya bikin sakit hati, kalau gak juga kecepetan, kalau di kasi pendapat sama temen-temen gitu, ngomongnya jadi agak ngeyel gimana gitu. Ya kalau gak ada yang ngerjain tugas ngomongnya langsung kayak gitu. : Kalau G1 enaknya bagaimana? : Seandainya kalau ada yang tidak bisa itu, gak cuman disuruh perhatiin aja gitu mbak, tapi juga diajarin dari satu-satu acaranya, tapi kalau G3 tidak, mudeng gak mudeng itu urusanmu. : Selama ini guru mengajarkan matematika itu bagaimana? : Pasti ditulis, kasih ceramah, latihan soal. : Tapi pernah gak dari ketiga guru itu pake diskusi ?
S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3
P S3 P S3 P S3 P S3 P
: Pernah dulu, G3. : kalau menurut kamu, gimana itu pembelajarannya? : Kalau pas materinya enak ya enak, tapi kalau materinya tidak bisa itu ya kesulitan gitu. : Kenapa kesulitannya? : Ya mungkin karena belum bisa memahami. : Pernah ada yang mengajarkan dengan games atau permainan? : Belum pernah mbak. : Kalau ketika diskusi terjadi, yang kamu dapatkan dari sana apa? : Seru, rame, selain kalau kita sudah paham, kita nanti bisa bantu teman yang tidak bisa. : Tapi kalau kamu seneng ya? : Iya mbak. : Diantara metode-metode pembelajaran yang pernah dipakai guru, kamu lebih suka yang mana? : Lebih suka diskusi nya. : Kenapa? : Karena bisa sambil bercanda gitu, kalau ceramah cuman duduk di tempat, dengerin, kayaknya gak ada suasana baru gitu. : Selama ini guru-guru pernah memberikan kesempatan buat kamu mengeluarkan pendapat? : Pernah sih, berpendapat soal cara ngajarnya dia, jangan terlalu cepat gitu. : Terus tanggapannya gimana? : Ya senyum, bilang ya . . . ya . . . ya . . . : Adakah mungkin guru yang tidak mau terima ketika diberikan pendapat? : Ada, hehehe. . . . G3. : Kalau dengan guru yang lain itu gimana? : Ya tidak ada sih, cuman G3 itu agak sensi dengan saya gitu. Mungkin karena saya tu anaknya agak usil gitu kalau di kelas, jail, nakal, tapi kan di balik itu semua, aku kan juga berusaha untuk ada yang dibanggain. : Pernah tidak sebelum pembelajaran diberikan pretest? : Kayaknya belum perah, tapi kalau G3 pernah sih, dan pada komentar begitu mbak. : Kalau nilai tidak tuntas, guru matematika memberikan remidi? : Iya remidi, biasanya satu kelas remidi bareng-bareng, kalau tidak ya setengah-setengah remidinya. : Itu remidinya, rutin tiap kali kalau ada nilai ulangan yang tidak tuntas atau bagaimana? : Tidak juga, ya kadang ada yang di remidi, kadang juga tidak. : tergantung apa itu biasanya, tidak pernah tanya alasan gurunya? : Tidak tau mbak, terima aja. : Ketika melakukan pembelajaran, guru biasanya memanfaatkan media pembelajaran apa?
S3
P S3 P S3 P S3 P S3
P S3
P S3 P S3 P S3
P S3 P S3 P S3 P S3 P
: Kayaknya jarang mbak, paling kayak penggaris buat papan tulisnya itu, perlengkapan kayak busur, jangka yang di kelas saja sekarang juga sudah pada hilang. : kalau pemanfaatan LCD bagaimana? : Kalau matematika kayaknya belum pernah mbak. : Guru pernah memanfaatkan pembelajaran dengan TIK mungkin? : Belum pernah juga mbak. : Menurut anda, media yang disediakan sekolah sekarang ini sudah dirasa cukup atau perlu ditambah lagi? : Ya kalau mau di tambah lagi sih bagus-bagus aja, pengennya juga ada media lain, soalnya masih kurang medianya. : Kalau menurut kamu, enaknya itu pakai LCD atau manual begitu kalau ngajar? : Enaknya pakai LCD, soalnya mungkin ada contoh gambarnya, ada sedikit kata-katanya, rumusnya, kalau cuman diomongin lewat mulut kan kita belum menangkap banyak. : Apakah sumber belajar lain selain guru, misalkan buku pegangan? : Mungkin saya tu orangnya bisa di bilang agak pinter, maksudnya lumayan lah tapi kalau untuk belajar, saya jarang belajar. Ya kalau pulang dari sekolah, ganti baju, malam nya nata buku buat besok gitu.cuman kalau tes ya bukabuka buku sedikit. : Tapi selama ini pernah ikut bimbingan belajar? : Pernah, di seruni. Dulu waktu kelas satu. : Sekarang kok gak di lanjutin lagi, kenapa? : Faktor biaya mbak. Dulu tu lesnya sama guru SMP. : Berarti kalau pinjam-pinjam buku paket di perpustakaan gimana? : Selama SMA ini tidak, sumbernya paling cuman dari guru. Tapi dulu pernah kok sama G3 disuruh untuk pinjam buku, dari buku itu suruh baca dan mencatat gitu. : Enak nya sumber belajar langsung dari guru atau dari buku? : Enak dari guru, soalnya kadang buku di perpustakaan itu malah beda dengan apa yang disampaikan guru. : Kalau sumber belajar berupa LKS, pernah diminta untuk membeli atau bagaimana? : kalau dulu belum, tapi kalau sekarang sama G2 suruh beli LKS. : Apakah guru pernah mengatakan untuk mencari sumber belajar melalui internet? : kalau matematika belum pernah ada mbak. : Selama ini, bagaimana bentuk dukungan orang tua yang diberikan untuk meningkatkan prestasi? : Sekolah di biayain kan, dibelikan computer, terus apa ya, kalau ada tugas, minta uang orang tua ya dikasih. : kalau kemarin aku denger dari S1, guru kalau memberikan tugas banyak
S3
P S3 P S3 P S3 P S3
P S3
banget ya, mulai dari biayanya, cara ngatasi nya gimana? : Kalau aku sih mbak gak tak pikir sepaneng, tak pikir nyantai aja. Soalnya tugasnya itu sudah aku kerjakan dulu, jadi gak banyak. Yah pertamanya itu kalau ada tugas aku kerjain dulu, nanti kalau ada halangan apa-apa baru tanya sama teman, dan paling ya kerja kelompok gitu, biasanya belajar kelompoknya kalo gak dirumahku ya di tempat teman. : Apakah sekolah pernah melakukan kegiatan yang melibatkan orang tua misalnya sebagai nara sumber? : Belum pernah, tapi biasanya buat acara pengambilan rapot, rapat buat study tour, biaya SPP naik. : Apakah pernah mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran? : Paling slama ini males, kalau badannya lagi gak enak, pusing, yah jadi gak konsen gitu mbak, selain itu biaya paling menjelang tes itu. : Cara mengatasi nya gimana kalau udah malas gitu? : Yah menenangkan diri, ngilangin stress, pusing gitu jalan-jalan sama teman. : Kalau kendalanya dalam mencari sumber belajar? : Kalau cari di internet itu, kalau pas tidak punya uang, tidak ada bensin juga, mau cari gitu kan susah, apalagi kalau dikejar waktu, selain itu mungkin kurang pengalaman kalau materi SMA itu masih terkait dengan materi SMP. : Apakah pernah ada pelayanan individual yang diberikan guru sekolah? : Pernah ada sih di guru BK, tapi guru BK nya kurang aktif.
DATA REDUKSI 1. Narasumber G1 Narasumber G1 merupakan guru matematika yang baru masuk di SMK Kristen Salatiga pada tahun 2009. G1 merupakan guru tidak tetap di sekolah tersebut, namun sudah diberikan kepercayaan untuk mengampu mata pelajaran matematika. G1 adalah guru yang lulusannya bukan berasal dari pendidikan matematika, melainkan berasal dari sains murni, oleh karena itu beliau tidak hanya diberi kesempatan untuk mengajar mata pelajaran matematika melainkan juga diberikan kesempatan untuk mengampu mata pelajaran fisika dan kimia. Narasumber G1 tidak begitu memahami tentang KTSP, karena awalnya sekolah tidak pernah mengadakan sosialisasi bersama guru-guru. G1 justru mengerti KTSP setelah Waka Kurikulum menegaskan tentang kurikulum tersebut, setelah itu G1 belajar secara otodidak mengenai hal tersebut dari guru-guru, dan berinisiatif untuk meminjam buku ataupun mencari sumber lain yang berkaitan dengan KTSP. Pengetahuan yang G1 dapat tersebut dijadikan bekal dalam mengajar dan mengetahui tentang kurikulum saat ini. RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dipersiapkan G1 sebelum mengajar, selain itu silabus yang sudah ada dibuat berdasarkan hasil rundingan dari ketiga guru matematika yang tetap mengacu pada BSNP. Awalnya G1 mengalami kesulitan dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan silabus, karena latar belakang pendidikan yang bukan berasal dari pendidikan matematika, akan tetapi G1 mendapatkan proses pembelajaran dari guru-guru yang lain dan mencari informasi terkait KTSP melalui sumber buku yang dipinjam dari guru lain. Narasumber G1 melakukan kegitan belajar mengajar dengan membandingkan dengan pengajaran yang diakukan oleh guru lain, prinsipnya adalah agar anak-anak bisa menerima dan bisa menikmati ketika pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran yang sering dimanfaatkan G1 adalah ceramah variatif atau ekspositori, serta diskusi kelompok. Penilaian yang dilakukan G1 berdasarkan nilai tugas, ulangan, serta G1 tidak segan-segan memberkan nilai tambahan untuk siswa yang mempunyai nilai kurang akan tetapi kaktifan dalam kelasnya lebih baik. G1 jarang melakukan pretest, namun G1 melakukan posttest juga memberikan remidiasi bagi siswa yang belum tuntas dalam mengerjakan tugas, maupun tes akhir semester. Media pembelajaran berupa LCD yang memanfaatkan software maple pernah dimanfaatkan G1 untuk memudahkan dalam mengajar matematika, melalui media tersebut siswa merasa tertarik dan kagum dengan apa yang
ditampilkan G1, selain itu G1 juga memanfaatkan sumber belajar dari perpustakaan, buku SMA, serta tidak menutup kemungkinan juga memanfaatkan media internet untuk mencari sumber belajar bagi siswa. Kendala yang selama ini dihadapi oleh G1 adalah berkaitan dengan waktu pembelajaran. Waktu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkadang sering tidak sesuai dengan RPP yang dibuat. Ketidaktepatan waktu tersebut, kemudian dijadikan perbaikan dalam menyusun RPP selanjutnya. Fasilitas dalam sekolah juga menjadi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran, karena terbatasnya fasilitas sehingga kadang kala G1 merasa kesulitan dalam melakukan pembelajaran. 2. Narasumber G2 Narasumber G2 merupakan guru matematika yang masuk di SMK Kristen Salatiga sejak tahun 2000. G2 merupakan guru tetap di sekolah tersebut. G2 adalah guru yang lulusannya bukan berasal dari pendidikan matematika, melainkan berasal dari pertanian, namun G2 telah diberi kepercayaan oleh sekolah untuk mengajar mata pelajaran matematika. Sosialisasi yang pernah didapatkan G2 berkaitan KTSP adalah sosialisasi secara personal, dalam artian sosialisasi tidak dilakukan secara global, melainkan melalui guru ke guru. G2 mengemukakan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena guru diberikan kesempatan untuk menyusun silabus sendiri, menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah. RPP, mempersiapkan absensi, agenda mengajar, serta buku paket merupakan hal yang dipersiapkan G2 sebelum mengajar, selain itu silabus yang sudah ada, dibuat dengan mengacu pada BSNP. Silabus merupakan acuan dalam mengadakan kegiatan belajar mengajar, menurut G2 hal yang paling penting dalam silabus adalah indikator pembelajarannya. Silabus yang selama ini telah dibuat G2 juga memanfaatkan adanya forum musyawarah guru yakni MGMP matematika, melalui hal tersebut G2 banyak mendapatkan manfaat, mulai dari silabus yang disusun berdasarkan karakter siswa, bertukar pendapat, hingga sumber belajar yang digunakan, serta manfaat lainnya. Metode pembelajaran yang pernah digunakan G2 adalah ceramah variatif atau ekspositori, serta diskusi kelompok. G2 sering menemui siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, hal yang dilakukan adalah dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut untuk melihat karakternya. Penilaian yang dilakukan G2 berdasarkan nilai tugas, ulangan, serta G2 tidak segan-segan memberkan nilai tambahan untuk siswa yang mempunyai nilai kurang akan tetapi kaktifan dalam kelasnya lebih baik. G2 belum pernah melakukan pretest, namun G2 melakukan
posttest juga memberikan remidiasi bagi siswa yang belum tuntas dalam mengerjakan tugas, maupun tes akhir semester. Media pembelajaran berupa LCD yang belum pernah dimanfaatkan G2, akan tetapi alat peraga yang memanfaatkan siswa pernah dilakukan, yakni G2 meminta siswa untuk membuat jaring-jaring bangun ruang. G2 mengemukakan bahwa melalui media tersebut siswa merasa tertarik mudah untuk memahami materi tersebut. G1 juga memanfaatkan sumber belajar dari perpustakaan, buku SMA, serta LKS-LKS kurikulum sebelumnya yang masih sesuai dengan materi ajar. Kendala yang selama ini dihadapi oleh G1 adalah berkaitan dengan karakter siswa dan waktu pembelajaran, G2 merasa untuk memahami karakter dari 1 kelas tidaklah mudah, karena ada beragam karakter, terkadang tingkat kepintaran siswa itu berbeda-beda, ketika siswa yang satu memahami materi, ada satu siswa yang masih belum dapat memahami materi dengan baik, sehingga mengakibatkan nilai tidak tuntas. Biasanya G2 mengatasi hal tersebut dengan memberikan remidiasi pada siswa, serta memberikan waktu setelah istirahat ataupun ketika diluar kelas untuk siswa bertanya berkaitan dengan materi yang belum dipahami. Kendala lain yang dihadapi G2 adalah Waktu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terkadang sering tidak sesuai dengan RPP yang dibuat. Ketidaktepatan waktu tersebut, kemudian dijadikan perbaikan dalam menyusun RPP selanjutnya. Fasilitas dalam sekolah juga menjadi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran, karena terbatasnya fasilitas sehingga kadang kala G2 merasa kesulitan dalam melakukan pembelajaran. 3. Narasumber G3 Narasumber G3 adalah guru tetap yang sudah mengajar matematika di SMK Kristen, berbeda dengan narasumber yang lain G3 merupakan lulusan S1 pendidikan matematika. Berlatar belakang dari pendidikannya G3 lebih memahami mengenai perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Sosialisasi yang pernah didapatkan G3 berkaitan KTSP adalah sosialisasi secara personal, dalam artian sosialisasi tidak dilakukan secara global, melainkan melalui guru ke guru. G3 juga mengemukakan hal yang sama dengan G2 yakni KTSP merupakan kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena guru diberikan kesempatan untuk menyusun silabus sendiri, menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Ketika melaksanakan pembelajaran G3 mempersiapkan RPP terlebih dahulu, yang mana RPP tersebut dibuat sebelum proses pelaksanaan pembelajaran, selain itu silabus yang sudah ada, dibuat dengan mengacu BSNP. Silabus merupakan
acuan dalam mengadakan kegiatan belajar mengajar, menurut G3 silabus terdiri dari beberapa komponen yakni Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, serta indikator-indikator. Media yang sering dimanfaatkan oleh G3 adalah LKS yakni Lembar Kegiatan Siswa, yang dibuat sendiri oleh G3. Selain itu G3 juga mengungkapkan bahwa media yang disediakan sekolah sangat terbatas, karena selebihnya media itu yang membuat berdasarkan inisiatif guru sendiri. Sumber belajar yang telah dimanfaatkan G3 sampai saat ini adalah buku yang bisa berasal dari perpustakaan, atau juga buku yang dicari sendiri oleh G3. Internet juga menjadi pendukung di dalam sumber belajar, karena G3 sering memanfaatkan internet untuk mencari soal-soal. Daya tangkap pada siswa yang berbeda-beda menjadi kendala G3, menurut G3 hal tersebut terjadi karena kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga anak kerap kali tidak memahami konsep yang diberikan oleh guru. G3 mengatasi kendala tersebut dengan banyak memberikan latihan soal, sehingga siswa dapat memahami soal. Penilaian yang dilakukan G3 berdasarkan kognitif, afektif, dan psikomotorik, akan tetapi G3 lebih menekankan pada aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotik hanya dijadikan pendukung dalam penilaian. 4. Narasumber G4 Narasumber G4 merupakan wakil kepala kurikulum di SMK Kristen Salatiga. dalam wawancara G4 mengemukakan bahwa KTSP sudah dilaksanakan oleh sekolah sejak tahun 2008, namun saat ini kurikulum yang sedang digunakan adalah kurikulum spectrum. Kurikulum spectrum ini merupakan kurikulum yang mengacu pada pusat namun juga melihat dari kondisi sekolah dan kebutuhan dari lulusan sekolah. Selama ini sosialisasi dalam kurikulum tersebut di lakukan oleh pemerintah di tingkat propinsi, jadi kepala sekolah yang menghadiri sosialisasi tersebut, untuk kemudian di sosialisasikan lagi dalam lingkup sekolah. Sosialisasi yang dilakukan di sekolah dilanjutkan dengan meminta ketua jurusan untuk berperan dalam menyusun KTSP. G3 berperan sebagai fasilitator dalam sosialisasi tersebut. Masing-masing ketua jurusan yang menyusun kurikulum harus juga memperhatikan adanya DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) serta memperhatika adanya kebutuhan masyarakat. G3 juga mengungkapkan bahwa sekolah melakukan berbagai usaha dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan KTSP tersebut, salah satunya dengan menambah fasilitas dalam sekolah, meningkatkan kualitas guru dengan menghimbau guru untuk belajar meningkatkan
kemampuannya dalam komputer, internet, dan lain sebagainya. Selain itu G3 juga memberikan pembekalan kepada guru-guru berkaitan dengan penampilan, strategi pembelajaran, dan melakukan penilaian berdasarkan pendapat guru-guru yang lain. Hubungan yang terjadi antara sesama guru adalah guru kerap kali saling berkomunikasi dengan guru lainnya untuk materi yang mempunyai hubungan dan saling terkait. G3 mengemukakan bahwa di dalam menyusun silabus guru matematika sering berkomunikasi dengan forum musyawarah guru atau MGMP. Sumber belajar di SMK Kristen dikatakan oleh G3 sering dilakukan pembaharuan, baik melalui dana sendiri maupun bantuan pemerintah. Media yang selama ini di sediakan sekolah baru sekedar LCD, akan tetapi LCD yang ada di sekolah tidak dipasang di kelas, hal tersebut dengan alasan resiko hilang apabila diletakan dalam kelas. Media pembelajaran yang lain adalah berasal dari guru, tiap guru harus mempunyai inisiatif untuk menggunakan media pembelajaran. Evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika selama ini dilakukan oleh kepala sekolah, biasanya kepala sekolah melakukan penilaian secara mendadak ketika salah seorang guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bentuk dukungan yang selama ini dilakukan orang tua untuk anaknya adalah dari segi dana, misalnya saja SPP, uang pangkal, pembangunan, selain itu orang tua siswa sering memberikan masukan-masukan kepada sekolah ketika pengambilan rapot siswa, dari sana terjadi kounikasi antara guru dan orang tua siswa. Bentuk kerjasama yang selama ini terjalin antara masyarakat dengan sekolah adalah berkaitan dengan dunia industry dan usaha, dengan melakukan prakerin, aau kerja praktek siswa. Hal tersebut diujudkan dalam bentu MOU. Sekolah di dalam melakukan penilaian ke siswa juga melibatkan masyarakat, yakni ketika prakerin berjalan, selain itu tak jarang kita mengundang Dunia Usaha dan Dunia Industri sebagai narasumber dari luar, misalnya saja ketika MOS, kita memanggil instansi dari luar untuk memberikan pengarahan kepada mahasiswa baru. Sosialisasi kurikulum kepada siswa selama ini juga sudah dilakukan dengan pembekalan yang dilakukan guru ketika MOS berjalan. Evaluasi dari pelaksanaan KTSP tersebut baru dapat dilihat hasilnya setelah kelas 3 lulus dari sekolah, sekolah melihatnya dari minat studi lanjut dari alumni-alumni tersebut, apakah sudah sesuai dengan jurusan yang dipilih ataukah tidak. Kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran selama ini adalah berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
masih terbatas dan untuk melengkapinya butuh dana yang tidak sedikit, tenaga pendidiknya juga menjadi kendala dalam melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran. 5. Narasumber S1 S1 tidak mengetahui KTSP, S1 merasa belum pernah ada sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah, justru S1 mengerti KTSP hanya dari cover buku yang ada di sekolah. S1 merupakan siswa kelas 3 SMK Kristen Salatiga, selama 3 tahun sekolah di SMK Kristen Salatiga S1 telah diajar oleh semua guru matematika yang ada di SMK Kristen Salatiga, berdasarkan hal tersebut S1 dapat memaparkan bagaimana cara mengajar ketiga guru tersebut selama Proses Kegiatan Mengajar berlangsung. S1 mengatakan dalam proses penilaian G1, G2, serta G3 terlebih dahulu memberitahukan bahwa penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai tugas, ulangan harian, catatan, juga tes. Sebelum proses pembelajaran dimulai G2 terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Penyampaian materi yang disampaikan guru selama ini dapat diterima dengan baik oleh S1, S1 merasa diantara ketiga guru tersebut G2 merupakan guru yang dianggap paling mudah menyampaikan materi. S1 mengemukakan meskipun G2 mengajar dengan cepat tetapi G2 sangat sabar kepada siswa bila ada yang belum memahami materi, G2 dengan sabar dapat mengulang dan mengajari materi pada siswa yang belum paham. Metode pembelajaran yang selama ini dipakai bervariasi, S1 mengemukakan bahwa di dalam mengajar G3 pernah menggunakan metode pembelajaran yang menggunakan permainan, selain itu ketiga guru tersebut biasanya sering memanfaatkan diskusi kelompok. S1 merasa dengan diskusi kelompok pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak tegang, mudah berkomunikasi dengan teman,dibandingkan dengan ceramah yang begitu membosankan. Guru kerap kali memberikan kesempatan S1 untuk berpendapat, meskipun terkadang S1 merasa bahwa guru jarang memperhatikan pendapat siswa yang kurang pintar. Pretest dan posttest pernah diberikan oleh guru sebelumnya, bila siswa tidak tuntas dalam nilai posttest guru biasanya memberikan remidi. Media yang ada disekolah bermacam-macam, misalkan penggaris, busur, alat peraga, namun siswa sering merasa spidol menjadi masalah, karena sekolah tidak menyediakan. Media yang dimanfaatkan guru biasanya berupa LCD, namun tidak semua guru pernah memanfaatkannya. S1 merasa penyajian dalam pembelajaran lebih menarik dengan pemanfaatan LCD dibandingkan dengan tidak memanfaatkan LCD. Media yang ada di sekolah dirasa cukup oleh S1, meskipun
kadang siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan computer, karena media computer yang ada di sekolah jumlah nya tidak banyak. Sumber belajar yang dimanfaatkan S1 biasanya hanya dari apa yang disampaikan guru, tak jarang pula S1 meminjam dari catatan teman yang berbeda sekolahnya. S1 pernah memanfaatkan buku yang ada diperpustakaan, akan tetapi hanya untuk mengerjakan tugas dari guru, S1 merasa buku yang ada di perpustakaan kurang lengkap, kadang tak jarang ada buku yang tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Orang tua memberikan kepercayaan pada siswa, sehingga selama ini bentuk dukungan yang didapat siswa biasanya dalam hal material, materi, sehingga inisiatif siswa untuk belajar bersal dari hal itu. Orang tua pernah dijadikan narasumber oleh sekolah ketika pengambilan rapot, berkaitan tes, ataupun ketika tes kejurusan. Kendala yang dihadapi S1 dalam belajar selama ini adalah menghilangkan malas, kurangnya kemauan dalam belajar, untuk mengatasi hal tersebut S1 menghadapinya dengan mencari hiburan diluar. Matematika sering menjadi kendala, apalagi siswa merasa kemampuannya di bidang eksak sangatlah kurang. Kendala lainnya adalah tugas-tugas yang dirasa S1 terlalu banyak, sehingga membuat S1 cukup kualahan. Pelayanan individual yang ada di sekolah yakni Bimbinga Konseling yang terletak di lantai 3, namun pemanfaatannya masih kurang, karena S1 merasa teman-teman bahkan dirinya tidak pernah memanfaatkan BK. S1 merasa tidak nyaman untuk bercerita masalahnya dengan guru ataupun BK. 6. Narasumber S2 Narasumber S2 juga tidak mengerti berkaitan dengan kurikulum yang saat ini digunakan sekolah, karena memang sebelumnya sekolah tidak pernah mengadakan sosialisasi berkaitan dengan hal itu. S2 merupakan siswa kelas 3 SMK Kristen Salatiga, selama 3 tahun sekolah di SMK Kristen Salatiga S2 juga telah diajar oleh semua guru matematika yang ada di SMK Kristen Salatiga. S2 mengatakan dalam proses penilaian G1, G2, serta G3 terlebih dahulu memberitahukan bahwa penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai tugas, ulangan harian, catatan, tes, serta keaktifan. Sebelum proses pembelajaran dimulai G2 terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Penyampaian materi yang disampaikan guru selama ini dapat diterima dengan baik oleh S2, S2 merasa diantara ketiga guru tersebut G2 merupakan guru yang dianggap paling mudah menyampaikan materi. S2 mengemukakan meskipun G2
mengajar dengan cepat tetapi G2 sangat sabar kepada siswa bila ada yang belum memahami materi, G2 dengan sabar dapat mengulang dan mengajari materi pada siswa yang belum paham. G2 selalu memberkan tugas, dan membahasnya bersama-sama, hal itu yang membuat S2 merasa senang, dibandingkan dengan guru lain, tentulah berbeda karena G2, G3 tidak semua membahas tugas yang mereka berikan. Metode pembelajaran yang selama ini dipakai bervariasi, S2 mengemukakan bahwa di dalam mengajar guru pernah memancing siswa untuk aktif melalui pertanyaan dan hadiah yang diberikan, hal itu tentu saja menarik banyak perhatian. Guru kerap kali memberikan kesempatan S2 untuk berpendapat, meskipun terkadang S2 merasa bahwa guru jarang memperhatikan pendapat siswa yang kurang pintar. Pretest dan posttest pernah diberikan oleh guru sebelumnya, bila siswa tidak tuntas dalam nilai posttest guru biasanya memberikan remidi. Media yang sering dimanfaatkan oleh guru adalah alat peraga bangun ruang, selain itu guru pernah memanfaatkan penggunaan TIK dalam pengajaran, yakni ketika materi statistika. S2 merasa media yang saat ini tersedia di sekolah masihlah kurang, dan perlu ditambah, namun terbentur oleh kondisi keuangan. Sumber belajar yang dimanfaatkan S2 biasanya hanya dari apa yang disampaikan guru. S2 pernah memanfaatkan buku yang ada diperpustakaan, akan tetapi hanya untuk mengerjakan tugas dari guru, S2 merasa buku yang ada di perpustakaan kurang lengkap, kadang tak jarang ada buku yang tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Sumber lain yang dimanfaatkan S2 adalah sumber yang berasal dari internet, ketika mendapatkan tugas dari G3. Orang tua memberikan dukungan pada siswa dengan memberikan fasilitas les, akan tetapi S2 tidak memanfaatkannya dengan maksimal, karena ketika naik ke kelas 2 dan 3, S2 justru berhenti les dengan alas an malas. Kendala yang dihadapi S2 dalam belajar selama ini adalah menghilangkan malas, kurangnya kemauan dalam belajar, S2 berbeda dengan S1 karena S2 merupakan siswa yang sering bermasalah dalam kelas karena membolos, tidur di kelas, akan tetapi S2 sebelumnya pernah berusaha untuk mengadakan belajar kelompok bersama teman-temannya. 7. Narasumber S3 Sama dengan teman-teman yang lain, S3 juga tidak mengetahui tentang kurikulum yang saat ini sedang berlaku di sekolah. S3 pernah mendengar tentang kurikulum KTSP, akan tetahui tidak begitu mengerti maksud dari KTSP tersebut. S3
merasa belum pernah ada sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah. S3 adalah siswa yang mempunyai prestasi tertinggi dalam kelas, dibandingkan dengan S1 dan S2. S3 merupakan siswa yang telah diajar oleh semua guru matematika yang ada di SMK Kristen Salatiga, berdasarkan hal tersebut S3 dapat memaparkan bagaimana cara mengajar ketiga guru tersebut selama Proses Kegiatan Mengajar berlangsung. S3 mengatakan dalam proses penilaian G1, G2, serta G3 terlebih dahulu memberitahukan bahwa penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai tugas, ulangan harian, catatan, juga tes. Sebelum proses pembelajaran dimulai G2 terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran. Penyampaian materi yang disampaikan guru selama ini dapat diterima dengan baik oleh S3, S3 merasa diantara ketiga guru tersebut G1 merupakan guru yang dianggap paling mudah menyampaikan materi. S3 mengemukakan G1 sangat sabar kepada siswa bila ada yang belum memahami materi, G1 dengan sabar dapat mengulang dan mengajari materi pada siswa yang belum paham. Metode pembelajaran yang selama ini dipakai bervariasi, S3 mengemukakan bahwa di dalam mengajar guru pernah memancing siswa untuk aktif melalui pertanyaan dan hadiah yang diberikan, hal itu tentu saja menarik banyak perhatian. Ketiga guru tersebut biasanya sering memanfaatkan diskusi kelompok. S3 merasa dengan diskusi kelompok pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak tegang, mudah berkomunikasi dengan teman, dibandingkan dengan ceramah yang begitu membosankan. Guru juga memberikan remidi pada siswa ketika siswa tidak tuntas dalam nilai posttest. Media yang ada disekolah bermacam-macam, misalkan penggaris, busur, alat peraga, namun siswa S3 mengatakan bahwa fasilitas tersebut sudah banyak yang hilang, sehingga tidak dapat bermanfaat dalam pembelajaran. Media yang dimanfaatkan guru biasanya berupa LCD, namun tidak semua guru pernah memanfaatkannya. S3 merasa penyajian dalam pembelajaran lebih menarik dengan pemanfaatan LCD dibandingkan dengan tidak memanfaatkan LCD. Media yang ada di sekolah dirasa cukup oleh S3, dan perlu di tambah fasilitasnya. Sumber belajar yang dimanfaatkan S3 biasanya hanya dari apa yang disampaikan guru, berbeda dengan S1 yang pernah memanfaatkan perpustakaan atau meminjam catatan dari teman lain, S3 tidak pernah melakukan hal tersebut, sumber belajar yang digunakan saat ini hanya berasal dari guru. Orang tua memberikan kepercayaan pada siswa, sehingga selama ini bentuk dukungan yang didapat siswa biasanya dalam hal material, materi, sehingga inisiatif siswa untuk belajar bersal dari hal itu. Orang tua juga pernah memberikan fasilitas berupa les, akan tetapi tidak berlanjut sampai sekarang dikarenakan faktor
financial. Orang tua pernah dijadikan narasumber oleh sekolah ketika pengambilan rapot, berkaitan tes, ataupun ketika tes kejurusan. Kendala yang dihadapi S3 dalam belajar selama ini adalah menghilangkan malas, kurangnya kemauan dalam belajar, untuk mengatasi hal tersebut S3 menghadapinya dengan mencari hiburan diluar. Kendala lainnya yang dihadapi adalah ketika mencari tugas dari sekolah dengan fasilitas internet, S3 terbatas pada keuangan, serta waktu yang singkat untuk mengumpulkan tugas tersebut. Pelayanan individual yang ada di sekolah yakni Bimbinga Konseling yang terletak di lantai 3, namun pemanfaatannya masih kurang, karena S1 merasa teman-teman bahkan dirinya tidak pernah memanfaatkan BK.