Dokumentasi dan Karakterisasi Penggunaan Antimikroba Pada Ternak di Sektor Peternakan dan Prauji Material Komunikasi dan Advokasi Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies Bogor, 17 Januari 2017
Peningkatan yang dramatis konsumsi antibiotik di dunia
Sumber: Van Boeckel et al. 2015 (adapted)
Presentase perubahan konsumsi antibiotik per kapita menurut negara (2000-2010).
OSRO/RAS/502/USA “Adressing Antimicrobial Usage in Asia‟s Livestock Production Industry” • Okt 2016 s/d Feb 2017 • Pegumpulan data: – Kajian literatur – Wawancara – Pertemuan dengan pemangku kepentingan
Title: “Document and characterize antimicrobial use in livestock use in livestock sector and pre-test communication and advocacy materials”
Informasi dan Data yang diperlukan • Luas lahan dan penggunaan lahan; • Populasi manusia dan kepadatan penduduk; • Populasi hewan menurut spesies dan sistem produksi, status kesehatan hewan setiap sistem tersebut; • Pengawasan veteriner terhadap preskripsi /resep dan aplikasi antimikroba; • Penggunaan tahunan antimikroba berdasarkan penggolongan spesies dan sistem produksi; • Sistem pangan dengan fokus kepada input pakan terhadap sektor peternakan dan juga pemotongan, pengolahan dan distribusi produk pangan asal hewan; • Pemetaan dan penjelasan tentang manufaktur dan distribusi antimikroba dan titik pengambilan keputusan dalam penggunaan antimikroba di sektor peternakan • Pra-uji material-material komunikasi AMR
Legislasi berkaitan dengan AMR Kementerian Pertanian: 1) PP No. 78 Tentang Obat Hewan 2) Kepmentan No. 806/Kpts/TN.260/12/94 Tentang Klasifikasi Obat Hewan 3) Kepmentan No. 695/Kpts/TN.260/8/96 Tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran dan Pengujian Mutu Obat Hewan 4) Kepmentan No. 466/Kpts/TN.260/V/99 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan Yang Baik 5) Permentan No. 62/Permentan/OT./140/12/2006 Tentang Pengawasan dan Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan Bahan Patogen dan/atau Obat Hewan Golongan Sediaan Biologik 6) Permentan No. 74/Permentan/OT.140/12/2007 Tentang Pengawasn Obat Hewan 7) Permentan No. 18/Permentan/OT.140/4/2009 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Obat Hewan
Legislasi berkaitan dengan AMR Kementerian Kesehatan: 1. Peraturan Menkes No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas 2. Peraturan Menkes No. 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik 3. Peraturan Menkes No. 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit Kementerian KKP: 1. Peraturan Men, KKP No. PER.04/MEN/2012 Tentang Obat Ikan 2. Peraturan Men. KKP No. 14/PERMEN-KP/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Men, KKP No. PER.04/MEN/2012 Tentang Obat Ikan 3. Kep. Men. KKP No. KEP.20/MEN/2003 Tentang Klasifikasi Obat Ikan 4. Kep. Men. KKP No. 52/KEPMEN-KP/2014 Tentang Klasifikasi Obat Ikan
Data Industri Farmasi Obat Hewan 1. Daftar perusahaan farmasi obat hewan (nasional, internasional) 2. Standar manufaktur AM (ISO, EU, USA dll) yang diperlukan (produk domestik, produk impor) 3. Penjualan dan distribusi AM (siapa yang terlibat, dan standar yang diperlukan) 4. Pemasaran dan harga AM: a. Siapa yang menentukan harga – e.g. harga tetap atau dinegosiasikan di berbagai tingkatan rantai suplai AM b. Apakah ada monitoring pemerintah terhadap harga e.g. statistik nasional c. Apakah produk-produk AM bermerek atau generik d. Dapatkan ilustrasi harga pada berbagai titik di rantai suplai AM e. Apa yang menjadi tingkat pemisahan/integrasi dengan suplai AM untuk penggunaan manusia?
Data Perusahaan Pakan Ternak 1. Daftar perusahaan pakan ternak, importir dan distributor (nasional, internasional) 2. Untuk masing-masing perusahaan – Kuantitas yang diproduksi/diimpor
– Jaringan distribusi – Standar manufaktur dan distribusi e.g. standar ISO, standar nasional, standar yang diadopsi dari organisasi internasional, standar swasta
Informasi Monitoring Antimikroba a. Penjualan atau penggunaan, dan jika demikian pada titik mana (e.g. perusahaan farmasi, grosir/wholesaler, preskripsi/ penjualan, farmasi, pengunaan di peternakan)
b. Jenis AM c. Kuantitas e.g. berat atau IU AM d. Kelompok spesies dan jika mungkin menurut sistem produksi e. Metoda pemberian: suntikan, air, pakan
f. Bagaimana penggunaan di sektor peternakan berkaitan dengan penggunaan pada populasi manusia
Informasi Surveilans Antimikroba a. Siapa yang mengambil sampel dan bagaimana b. Di tahapan produksi mana sampel-sampel diambil (e.g. peternakan, abattoir, eceran/retail) c. Siapa yang melakukan pekerjaan lab dan berapa biaya per sampel d. Siapa yang membayar
e. Apa tingkatan AMR yang terdeteksi di seluruh sistem produksi dan bagaimana hal tersebut bervariasi menurut waktu f. Bagaimana AMR yang dilaporkan di sektor peternakan berkaitan dengan tingkat AMR pada populasi manusia
Kerangka konsepsional aliran antimikroba di sistem pangan asal hewan
• Pakan • Air • Suntikan
Indikasi yang terjawab dalam pemetaan aliran antimikroba 1. Gejala dan agen penyakit paling umum yang dihubungkan dengan penggunaan antimikroba 2. Titik paling umum dari kehidupan hewan pangan dimana antimikroba diaplikasikan 3. Spesies dan sistem produksi paling penting dalam penggunaan antimikroba 4. Sumber kontaminasi AMR paling penting pada hewan dan pangan asal hewan 5. Orang dan organisasi yang kritikal dalam manajemen antimikroba 6. Bagian dari populasi manusia mana yang memiliki risiko AMR terbesar yang muncul dari pangan asal hewan
Contoh Database Antimikroba Antibiotik
Kelas
Use for List OIE Negara Lain Indonesia human? Monensin Ionophores Tidak VHIA Withdraw dari EU Registered sebagai AGP, tapi terotorisasi sebagai poultry coccidiostat Avilamycin Orthosomysins Tidak VIA Withdraw dari EU; tidak dilisensi di AS Carbadox Quinoxalines Tidak VIA Withdraw karena Registered toksisitas pekerja di EU dan Kanada; tersedia di AS dan Mexico Bacitracin Polypeptides Ya VHIA Withdraw dari EU 1999, tersedia di AS, digunakan di Jepang Colistin CyclopolyYa VHIA Digunakan di Jepang peptides
Proporsi Negara Anggota OIE yang melarang penggunaan agen antimikrobial sebagai „growth promoters‟
„Growth promoters‟ yang disebutkan oleh Negara Anggota OIE Tiga grup agen mikrobial yang paling sering disebutkan oleh Negara Anggota OIE adalah: 1. Polypeptides (misal: bacitracine) 2. Bambermycins (misal: flavophospholipol) 3. Macrolides (misal: Tylosin)
Apa yang kita butuhkan ke depan? • Standar-standar internasional (untuk harmonisasi protokol dan metodologi) untuk memonitor AMR dan penggunaan antimikroba • Data surveilans mengenai AMR dan penggunaan antimikrobial untuk mendukung analisa risiko AMR • Kapasitas teknis (untuk surveilans AMR dan monitoring penggunaan antimikrobial dan analisa risiko AMR) • Penelitian terpadu mengenai efektivitas kebijakan untuk mencapai reduksi risiko AMR • R&D Obat Hewan baru • Legislasi mengenai akses terhadap Obat Hewan berkualitas dan penggunaan terbatas