ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh : EMI KURNIAWATI B 100 110 188
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA / RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013
Disusun oleh: Emi Kurniawati B100110188 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen Kurs, Inflasi, BI Rate, dan JUB terhadap Harga Saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menemukan variabel manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Harga Saham. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji Asumsi Klasik & Uji Regresi Linear Berganda, sedangkan untuk pengujian hipotesisnya menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji satistik t dan uji statistik F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji t variabel Inflasi dan BI Rate berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Perbankan. Sedangkan variabel Nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel BI Rate merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap Harga Saham.
Kata kunci : Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah, Inflasi, BI rate, Jumlah Uang Beredar, Harga Saham.
A. Pendahuluan Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pasar modal suatu Negara adalah kondisi makro ekonomi dan stabilitas politik suatu Negara tersebut misalnya kurs valuta asing (valas), cadangan devisa, inflasi, tingkat suku bunga deposito, produk domestik bruto, jumlah uang yang beredar. Lingkungan makroekonomi adalah lingkungan yang mempengaruhi kinerja operasional bagi sebuah perusahaan. Penentu kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia, karena kurs valas sangat mempengaruhi jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan besar biaya yang akan diperoleh dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar modal. Kenaikan harga faktor produksi juga akan meningkatkan biaya modal perusahaan, sehingga pengaruh dari kenaikan laju inflasi yang tidak diantisipasi tersebut akan
menurunkan harga saham (Lestari, 2005).
Terkendalinya laju inflasi akan mempengaruhi tingkat suku bunga yang akan mengalami penurunan. Jumlah uang beredar dari tahun 2006 – 2010 mengalami peningkatan dengan presentase pertumbuhan yang berfluktuasi (Dani Ernawati, 2014). Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai perubahan harga saham di BEI. Maka peneliti mengambil judul “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel nilai tukar (kurs) dolar Amerika berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013? 2. Apakah variabel inflasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013? 3. Apakah variabel BI rate berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013? 4. Apakah variabel jumlah uang beredar (M2) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013? 5. Manakah variabel independen yang paling dominan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013? C. Tujuan Penelitian Bertolak pada latar belakang permasalahan diatas maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel nilai tukar (kurs) dolar Amerika terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel BI rate terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.
5. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. D. Landasan Teori Menurut Suad Husnan (2003:3), pengertian pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. 1. Harga Saham Darmaji dan Hendi M. Fakhrudin (2001:5) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka. Harga Saham menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa yang akan datang. Menurut Purnomo, dkk (2013, 23) faktor – faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Faktor Mikroekonomi (kinerja perusahaan, kinerja industry di mana perusahaan tersebut bergerak, perubahan manajemen perusahaan, produktivitas karyawan, harga bahan baku, ketersediaan bahan baku, prospek penjualan, dan lain-lain). b. Faktor makroekonomi (tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, kondisi ekonomi dunia). c. Faktor nonekonomi (seperti kondisi sosial-politik dan faktor lainnya). 2. Nilai Tukar (Kurs) Kurs (exchange rate) adalah jumlah mata uang tertentu yang dapat ditukar terhadap suatu unit mata uang lain (jose rizal joesoef, 2008). Menurut Kuncoro (2001: 26-31), ada beberapa sistem kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:
a. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate) b. Sistem kurs tertambat (pegged exchange rate). c. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). d. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). e. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). 3. Inflasi Menurut Muana Nanga 2005, inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Menurut muana nanga 2005, inflasi terjadi di dalam perekonomian memiliki beberapa dampak atau akibat sebagai berikut: a. Pertama inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, dan inilah yang disebut efek redistribusi dari inflasi. b. Kedua inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi ekonomi. c. Ketiga inflasi juga dapat menyebabkan perubahan-perubahan di dalam output dan kesempatan kerja dengan cara yang lebih langsung yaitu dengan memotivasi perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan. d. Keempat inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil bagi keputusan ekonomi. 4. BI Rate Pengertian dari BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (website Bank Indonesia). BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
5. Jumlah Uang Beredar Menurut Ana Ocktaviana (2007: 27), jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. Menurut P. Eko Prasetyo (2011) Ukuran yang paling umum digunakan dalam mempelajari jenis uang beredar dampaknya terhadap perekonomian hampir di sebagian besar Negara di dunia ini termasuk di Indonesia adalah jenis M1 dan M2. E. Kerangka Pemikiran Nilai Tukar (X1) Inflasi (X2)
Harga Saham (Y)
BI Rate (X3) Jumlah Uang Beredar (X4) Sumber : Konsep Penelitian Yang Akan Diolah Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan variabel independen nilai tukar (kurs) sebagai (X1), inflasi sebagai (X2), BI rate (X3), dan jumlah uang beredar sebagai (X4) berpengaruh terhadap harga saham (Y) sebagai variabel dependennya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013. F. Penelitian Terdahulu Penelitian Dani Ernawati tahun 2014 tentang pengaruh nilai tukar (kurs) dolar Amerika/ Rupiah, inflasi, tingkat suku bunga SBI dan jumlah uang beredar terhadap IHSG di BEI periode 2006 – 2010. Hasil penelitian
menunjukan terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara nilai tukar terhadap IHSG, ada pengaruh positif dan signifikan antara inflasi terhadap IHSG, ada pengaruh negatif dan signifikan antara tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG, ada pengaruh positif dan signifikan antara jumlah uang beredar terhadap IHSG, ada pengaruh secara bersama – sama dan signifikan antara nilai tukar (kurs), inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar terhadap IHSG, dan ada pengaruh dominan antara nilai tukar (kurs) terhadap IHSG. Hasil penelitian lain dari Arseptin Ari Nugraeni (2009) tentang analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan tingkat suku bunga terhadap harga saham perbankan periode 2005 – 2007 menyatakan ada pengaruh inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga terhadap harga saham perbankan secara bersama-sama, variabel nilai tukar mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham perbankan, inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perbankan, nilai tukar (kurs) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perbankan, dan variabel tingkat suku bunga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perbankan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dikumpulkan dan dinyatakan
dalam
bentuk
angka-angka.
Dalam
penelitian
ini
menggunakan lima variabel yaitu nilai tukar, nilai inflasi, tingkat suku bunga (BI rate) dan jumlah uang beredar sebagai variabel independen dan perubahan harga saham sebagai variabel dependen. 2. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data harga saham perbulan di pasar saham regular, data inflasi, data nilai tukar, data jumlah uang yang beredar dan data
tingkat suku bunga BI yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), hasil dari Jakarta Stock Exchange (JSX), situs internet dan sumber-sumber lain yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini
metode
yang
digunakan
dalam
pegumpulam data adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan
mengcopy data-data tertulis
masalah
penelitian
baik
dari
yang
berhubungan
dengan
sumber dokumen/buku-buku, koran,
majalah, internet dan lain lain mengenai BI Rate, jumlah uang beredar (JUB), inflasi, kurs rupiah dan harga saham perbulan pasar reguler pada periode tahun 2013 yang tergolong sektor bank devisa di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Desain Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergabung dalam sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2013. Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, sampel perusahaan dipilih berdasarkan kriteria–kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 33 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek dan dengan kriteria terdapat 15 perusahaan yang memenuhi syarat dalam penelitian dengan kurun waktu satu tahun yang data diambil setiap bulannya. Dengan demikian sampel telah mampu mewakili populasi dengan n>30. 5. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. a. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan regresi. Model uji asumsi klasik digunakan meliputi uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. b. Pengujian Goodness of Fit 1) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(harga
saham)
yang
disebabkan
oleh
variabel
independen (kurs, inflasi, BI rate, dan JUB). 2) Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh kurs, inflasi, BI rate, dan JUB terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia secara individual. 3) Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh kurs, inflasi, BI rate, dan JUB terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia secara simultan. H. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Jumlah data dalam penelitian ini yaitu 42, sedangkan nilai ratarata dari HS 3310,3569 dengan standar deviasi 1804,09022. Nilai rata-rata kurs sebesar 10434,88 dengan standar deviasi 950,882. Tingkat inflasi ditunjukan dengan nilai rata-ratanya 0,071733 dengan standar deviasi 0,0154171. Sedangkan pada variabel bi rate menunjukan nilai rata-rata 0,066369 dengan standar deviasi 0,0077735. kemudian untuk variabel yang terakhir yaitu JUB atau jumlah uang beredar menunjukan nilai ratarata JUB 3495403,81 dengan standar deviasi 150955,996. 2. Hasil Analisis a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Tabel 1 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Α p-value Keterangan Kolmogorov0,05 1,028 Berdistribusi normal Smirnov Z Asymp. Sig. (20,05 0,241 Berdistribusi normal tailed) Sumber : data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Dari hasil perhitungan Kolmogrof-Smirnov dapat disimpulkan bahwa nilai p-value untuk semua variabel lebih besar dari 0,05 (α) yaitu dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk variabel harga saham atau variabel Y sebesar 1,028 dengan nilai Asymp. Sig (2 tailed) 0,241 > 0,05 yang berarti data tersebut sudah memenuhi syarat berdistribusi normal. 2) Uji Multikolinearitas Tabel 2 Uji Multikolonieritas Metode Spearman’s rho Variabel KURS INFLASI BI_RATE JUB ABS_RES
Abs_res -0,004 -0,044 -0,207 -0,285 1,000
Sumber : data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Tabel diatas menunjukan bahwa nilai abs_res atau hasil dari rhitung pada masing-masing variabel kurs, inflasi, bi_rate, dan jumlah uang beredar kurang dari 0,800 (< 0,800), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi problem multikolonieritas. 3) Uji Autokorelasi
Tabel 3 Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a
Test Value
-35,35994
Cases < Test Value
21
Cases >= Test Value
21
Total Cases
42
Number of Runs
17
Z
-1,406
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,160
a. Median
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Tabel Runs Test menunjukan nilai Asymp. Sig yaitu 0,160 > 0,005 atau lebih dari tingkat signifikansi ini berarti dalam model regresi pada penelitian ini tidak terdapat masalah keraguan dalam Autokorelasi. 4) Uji Heterokedastisitas Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas Model Summary
Model
R
R Square
1
0,073
a
0,005
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
-0,020
7,44180E5
a. Predictors: (Constant), pre_kua
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Dari hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 18.00 menunjukan hasil dari nilai R2 yaitu 0,005 dengan jumlah datanya adalah 42. Maka metode LM = R2 x n (0,005 x 42 = 2,1), jadi nilai LM lebih kecil dari 9,488 (2,1 < 9,488). Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi pada penelitian ini standar eror (e) tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. b. Uji Regresi Linear Berganda
Hasil Hipotesis a
Coefficients Model
Standardized Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
Std. Error
BI_rate JUB
Beta
t
Sig.
4,442
0,000
23960,449
5394,529
0,109
0,183
0,058
0,596
0,555
46335,264
19940,040
0,396
2,324
0,026
-263077,609
57157,268
-1,134
-4,603
0,000
-0,002
0,002
-0,183
-0,893
0,377
Kurs Inflasi
Coefficients
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Berdasarkan hasil dari uji linier berganda pada tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : HS = 23960,449 + 0,109 X1 + 46335,264 X2 – 263077,609 X3 – 0,002 X4+e c. Uji Goodness of Fit 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel Uji R2 Model Summaryb Model
R
1
0,918a
R Square 0,843
Adjusted R Square 0,826
Std. Error of the Estimate 752,68493
a. Predictors: (Constant), JUB, kurs, inflasi, BI_rate b. Dependent Variable: HS
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00 Pada tabel 4.8 dapat dilihat hasil dari uji R2 menunjukan nilai R2 sebesar 0,843 (0 < 0,843 < 1). Dengan demikian dapat dinyatakan 84,3% harga saham dijelaskan oleh variabel kurs, inflasi, BI rate, dan JUB sedangkan sisanya 15,7% (100% - 84,3% = 15,7%) dijelaskan oleh faktor yang lain. 2) Uji Statistik t Dari hasil uji t ditunjukan dengan melihat nilai t dan sig, hasilnya akan di interpretasikan sebagai berikut :
Dalam variabel kurs hasil regresi nilai thitung sebesar 0,596 bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,555 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya yaitu variabel inflasi menunjukan hasil nilai thitung sebesar 2,324 bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 jadi Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Variabel ketiga yaitu variabel BI rate memberikan hasil nilai thitung sebesar -4,603 bernilai negatif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel BI rate berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Yang terakhir yaitu variabel JUB atau jumlah uang beredar menunjukan hasil regresi nilai thitung sebesar -0,893 bernilai negatif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,377 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 jadi Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya variabel JUB tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3) Uji Statistik F Dari hasil analisis uji F menunjukan nilai Fhitung sebesar 49.636 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitasnya 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi harga saham. Artinya variabel kurs, inflasi, BI rate, dan JUB secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. I. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan maka hasil dari penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada pengaruh antara variabel kurs atau nilai tukar dengan variabel harga saham. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 0,596 dengan tingkat probabilitas 0,555 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,555 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa “nilai tukar kurs dolar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” tidak terbukti kebenarannya. 2. Variabel inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel harga saham. Dapat dilihat dari hasil analisis regresi nilai thitung sebesar 2,324 bernilai positif dan tingkat probabilitas 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,026 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan “inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” terbukti kebenarannya. 3. Ada pengaruh negatif signifikan antar variabel BI rate dengan variabel harga saham. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil nilai thitung sebesar 4,603 bernilai negatif dengan tingkat probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,000 > 0,05). Sehingga hipotesis “BI rate berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
harga
saham”
terbukti
kebenarannya. 4. Tidak ada pengaruh antara variabel jumlah uang beredar dengan variabel harga saham. Hasil analisis regresi menunjukan nilai thitung sebesar -0,893 dengan tingkat probabilitas 0,377 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,377 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa “jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” tidak terbukti kebenarannya. Dari hasil analisis uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap variabel harga saham adalah BI rate dengan thitung sebesar -4,603. J. Daftar Pustaka Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/Default.aspx. Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id/.
Darmadji, Tjiptono dan M. Fakhruddin Hendy, 2001, Pasar Modal Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat. Ernawati, Dani, 2014, Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (Us$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 – 2010, Skripsi, Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ghozali, Imam, 2009, Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17, Semarang, Universitas Diponegoro. Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga, Yogyakarta, AMP YKPN. Joesoef, Jose Rizal, 2008, Pasar Uang & Pasar Valuta Asing, Jakarta, Salemba Empat. Lab Manajemen, 2013, Modul Komputer Statistik, Surakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nanga, Muana, 2005, Makro Ekonomi Teori, Masalah, & Kebijakan, Edisi Kedua, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada. Nugraeni, Arseptin Ari. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perbankan Periode 2005 – 2007. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pasar Modal Indonesia, 1997, Jakarta Stock Exchange, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan. Prasetyo, P. Eko, 2011, Fundamental Makro Ekonomi, Yogyakarta, Beta Offset. Purnomo, R. Serfianto, Cita Yustisia Serfiyani, dan Iswi Hariyani, 2013, Pasar Uang & Pasar Valas, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.